Anda di halaman 1dari 4

TUTON SESI 1 PENDIDIKAN AGAMA ISLAM

Bacalah pernyataan di bawan ini lalu diskusikan dengan teman saudara

1. Keimanan merupakan derivasi dari kata “Iman”. Untuk memahami pengertian


Iman secara utuh dan mendalam, kita perlu merujuk pada Al-Qur’an dan
hadits sebagai sumber primer ajaran Islam. Penelaahan ini dapat dilakukan
dengan cara mengumpulkan ayat ayat yang mengandung kata “iman” atau
kata lain yang terbentuk dari kata “Iman”,
seperti; “Aamana”, “Yu’minu” atau “Mukmin”. Ayat-ayat yang berbicara
tentang pengertian iman dalam Al-Qur’an antara lain: Q.S. Al-Baqarah (2):
165, QS. Al-A’raf(7): 179. Terdapat juga ayat yang berbicara tentang nilai
yang dapat mempengaruhi keimanan seseorang, baik memilih keimanan
pada jalan yang benar, maupun saat memilih keimanan yang menyimpang ;
QS. An-Nisa(4): 51, QS. Al-Ankabut(29): 51, QS. Al-Baqarah(2): 4, dan QS.
Al-Baqarah(2): 285.

Coba saudara urai dan jelaskan; a). Pengertian Iman, dan b). Apakah saja
rukun dari keimanan itu?

2. Pengertian iman tidak hanya dibatasi pada qalbu (keyakinan hati), akan tetapi


juga meliputi ikrar dengan ucapan, dan perilaku. Qalbu (hati) merupakan entitas
metafisika yang eksistensinya hanya Allah yang dapat mengetahui. Namun
demikian, keimanan yang baik akan memancarkan perilaku yang menjadi ciri
keimana seorang mukmin, sehingga dapat diidentifikasi secara dhahir, antara
lain; Tawakal, Mawas diri dan bersikap ilmiah, Optimis dalam menghadapi masa
depan, Konsisten dan menepati janji, dan Tidak sombong.

Jelaskan secara detail, ciri-ciri keimanan tersebut diatas, dilengkapi dengan


ayat-ayat al-Qur’an yang sesuai.

3.  Secara biologis, manusia diklasifikasikan sebagai Homo sapiens (Bahasa


Latin yang berarti "manusia yang tahu"), dan mencari tahu. Pencarian manusia
dalam menemukan kebenaran kemudian melahirkan istilah philosophia
(memahami sesuatu yang tidak diketahui dari hal yang sudah diketahui). Maka
manusia berfilsafat untuk mencari kebenaran, walaupun kadang kebenaran
yang ditemukan oleh manusia memiliki relatifitas (perbedaan atau bahkan
pertentangan cara pandang) kebenaran, hal ini terjadi karena adanya pengaruh
situasi, kondisi yang berbeda dan terus berubah. Demikian juga dengan sejarah
filsafat pencarian manusia dalam memandang kebenaran hakikat ketuhanan.

 Coba saudara jelaskan pemikiran manusia tentang ketuhanan yang antara


lain; a). Animisme/Dinamisme, Politeisme dan Henoteisme, dan b).
Monoteisme, yang terbagi pada; Deisme, Panteisme dan Eklektisme.
1. Pengertian iman dan rukun dari keimanan

Iman merupakan salah satu dari rukun agama,.

‫ماَل‬
َ ‫ِن ِباهلل َو‬ُ ‫ ااْل ِ ْيمَانُ اَنْ ُتْؤ م‬: ‫ل‬َ ‫قا‬ َ ‫ماااْل ِ ْيمَانُ ؟‬
َ :‫ل‬ َ ‫ل‬
َ ‫فقَا‬ ُ ‫فَأتَا ُه َر‬
ٌ ‫ج‬ َ ‫اس‬
ِ ‫ل كَانَ النبي ص م َبا ِرزًا يَ ْومًا لِل َّن‬ َ ‫ه َر ْي َر َة‬
َ ‫قا‬ ُ ‫ث اَبِى‬
ُ ‫د ْي‬
ِ ‫ح‬
َ
‫ث‬
ِ ‫ع‬ َ ‫ه َوتُْؤ م‬
ْ َ‫ِن بِالب‬ ِ ِ‫سل‬
ُ ‫ه َوبِ ُر‬
ِ ‫قاِئ‬ َ ‫ه َوبِل‬ َ ‫ِئ‬
ِ ِ‫كت‬

Artinya : Hadits Abu Hurairah ra. Dimana ia berkata : “pada suatu hari Nabi SAW. Berada
di tengah-tengah para sahabat, lalu ada seseorang datang kepada beliau lantas
bertanya : “Apakah iman itu?”. Beliau menjawab : “Iman adalah kamu percaya kepada
Allah dan malaikatNya, percaya dengan adanya pertemuan denganNya, dan dengan
adanya rasul-rasulNya, dan kamu percaya dengan adanya hari kebangkitan (setelah
mati)”.
(HR Bukhari; Muslim ).

Dalam hadits di atas, Rasulullah Saw mengemukakan Rukun Iman (Arkanul Iman), yakni percaya
kepada Allah SWT, para malaikat, kitab-kitab, para rasul, hari kiamat, dan takdir.
Kata iman berasal dari bahasa Arab, yaitu amana-yu'minu yang artinya percaya atau menerima.
Menurut istilah, iman adalah membenarkan dengan hati, mengucapkan dengan lisan, dan memperbuat
dengan anggota badan (beramal). Tashdiqun bil qolbi ikrarun bil lisan wa 'amalun bil arkan.

Iman Menurut Islam yaitu kepercayaan seorang manusia kepada seluruh ajaran yang dibawa oleh
rosul.

berdasarkan dari tafsiran tersebut Rukun (Struktur) Iman mencakup tiga aspek yaitu :
kalbu, lisan dan perbuatan.
Seorang yang beriman ia mempercayai adanya allah maka ia akan menjalankan
perintah allah, dan menjauhkan larangan – larangan allah. Mempercayai ada nya rasul-
rasul allah maka ia akan mengikuti ajaran yang disampaikan.

Ciri ciri keimanan

1. Tawakal
Tawakal yaitu senantiasa hanya mengabdi (hidup) menurut apa yang
diperintahkan oleh allah. Orang-orang yang bertawakal ketika di bacakan ayat-
ayat allah (Al-quran) kalbunya terangsang untuk melaksanakannya seperti
dinyatakan dalam QS. Al-Anfaal
‫ت َعلَي ِْه ْم ٰا ٰي ُت ٗه َزا َد ْت ُه ْم ِا ْي َما ًنا َّو َع ٰلى َرب ِِّه ْم َي َت َو َّكلُ ْو َن‬ ْ َ‫ۙ ِا َّن َما ْالمُْؤ ِم ُن ْو َن الَّ ِذي َْن ا َِذا ُذك َِر هّٰللا ُ َو ِجل‬
ْ ‫ت قُلُ ْو ُب ُه ْم َو ِا َذا ُتلِ َي‬

Sesungguhnya orang-orang yang beriman adalah mereka yang apabila disebut nama
Allah gemetar hatinya, dan apabila dibacakan ayat-ayat-Nya kepada mereka, bertambah
(kuat) imannya dan hanya kepada Tuhan mereka bertawakal, (QS. Al-Anfal: 2)
2. Mawas Diri dan bersikap ilmiah
yang dimaksud mawasdiri adalah tidak terpengaruh oleh berbagai kasus dari mana pun
datang nya, baik dari kalangan jin dan manusia, bahkan mungkin juga datang dari dirinya
sendiri. QS. An-Naas (114): 1-3.
ِ َّ‫اس ْال َخن‬
 ‫اس‬ Aِ ‫ْال َوس َْو‬ ِ َّ‫)ِإلَ ِه الن‬٢( ‫اس‬
ِّ‫) ِم ْن َشر‬٣( ‫اس‬ ِ َّ‫ك الن‬ ِ َّ‫َأعُو ُذ بِ َربِّ الن‬
ِ ِ‫) َمل‬١( ‫اس‬
Artinya: 1.kaktanlah: “Aku berlindung kepada Tuhan (yang memelihara dan menguasai)
manusia.2.Raja manusia.3.Sembahan manusia
3. Optimis dalam menghadapi masa depan
Al-quran memberikan petunjuk kepada umat manusia untuk selalu bersikap optimis karena
hakikatnnya tantangan merupakan pelajaran bagi setiap manusia. Jika seseorang telah merasa
melaksanakan sesuatu dengan penuh perhitungan , tidaklah perlu memikirkan bagaimana
hasilnya nanti, karena hasil merupakan suatu akibat dari perbuatan.
hal ini dinyatakan dalam surat yusuf (12) :

‫ م ْن يُّوْ سُفَ واَخ ْيه واَل ت َ۟ا ْيـَٔسُوْ ا م ْن َّروْ ح هّٰللا ۗانَّهٗ اَل ي ۟ا ْيـَٔسُ م ْن َّروْ هّٰللا‬A‫ٰيبني ْاذهَبُوْ ا فَتَح َّسسُوْ ا‬
ِ‫ح ِ اِاَّل ْالقَوْ ُم ْال ٰكف‬ ِ ِ َ ِِ ِ ِ َ ِ ِ َ ِ َ َّ ِ َ
َ‫رُوْ ن‬
Artinya: Wahai anak-anakku! Pergilah kamu, carilah (berita) tentang Yusuf dan saudaranya dan
jangan kamu berputus asa dari rahmat Allah. Sesungguhnya yang berputus asa dari rahmat
Allah, hanyalah orang-orang yang kafir
4. Konsisten dan Menepat janji
Seorang mukmin senantiasa menepati janji, dengan allah, sesama manusia, dan dengan
ekologinya (Lingkungannya).
Q.s Al-Maidah(5):1
َّ ‫ت لَ ُك ْم بَ ِه ْي َمةُ ااْل َ ْن َع ِام اِاَّل َما يُ ْت ٰلى َعلَ ْي ُك ْم َغي َْر ُم ِحلِّى ال‬
‫ص ْي ِد َواَ ْنتُ ْم ُح ُر ۗ ٌم اِ َّن‬ ْ َّ‫ٰيٓاَيُّهَا الَّ ِذ ْينَ ٰا َمنُ ْٓوا اَوْ فُوْ ا بِ ْال ُعقُوْ ۗ ِد اُ ِحل‬
‫هّٰللا َ يَحْ ُك ُم َما ي ُِر ْي ُد‬
Artinya: Wahai orang-orang yang beriman! Penuhilah janji-janji. Hewan ternak dihalalkan
bagimu, kecuali yang akan disebutkan kepadamu, dengan tidak menghalalkan berburu ketika
kamu sedang berihram (haji atau umrah). Sesungguhnya Allah menetapkan hukum sesuai
dengan yang Dia kehendaki.
5. Tidak sombong
Al-quran surat lukman (31) ayat 18 menyatakan larangan sikap sombong :
‫ض َم َرح ًۗا اِ َّن هّٰللا َ اَل َّل ا ٍل‬
ِ ْ‫اس اَل ااْل َر‬
ِ َّ‫اَل لِلن‬
Dan janganlah kamu wajah wajah dari manusia (karena sombong) dan janganlah berjalan di bumi
dengan angkuh. Sungguh, Allah tidak menyukai orang-orang yang sombong dan membanggakan diri.

Pemikiran Manusia Tentang Tuhan


1. Anisme/Dinamisme, Politeisme, dan Henoteisme.
1. Anisme/Dinamisme
Masyarakat penganut animisme berkayakinan, bahwa suatu benda mempunyai roh (sebangsa
mahkluk ghaib) di dalamnya. Bagi mereka benda-benda yang beranggap berjasa terhadap
kehiduppannya itulah yang dianggap sebagai Tuhan.
2. Politeisme
Politeisme yaitu kepercayaan terhadap para dewa dan dewi. Masyarakat yang menganut
pemahaman politeisme beranggapan bahwa terlalu banyak Tuhan yang harus disembah jika
setiap benda yang mempunyai kelainan dengan benda sejenisnya dianggap Tuhan, maka
mereka menggelompokan benda-benda atau hewan sejenis menjadi satu kelompok yang
dikoordinasikan oleh satu koordinatornya. Koordinator itulah yang disebut dengan dewa dan
dewi.
3. Henoteisme
Menurut masyarakat yang menganut pemahaman ini jumlah Tuhan setiap bangsa hanya ada
satu. Setiap bangsa memiliki Tuhan yang berbeda dengan bangsa lainnya.

2. Monoteisme
a) Deisme
Peranan Tuhan hanya sebagai pencipta alam, bukan pengatur alam. Tuhan hanya diakui
kehebatannya, diagungkan kebesarannya, disanjung dan dipuja, namun ajarannya tidak
berperan dalam kehidupan
b) Panteisme
paham ini berpendapat bahwa sebagai pencipta alam, Tuhan ada bersama alam
(Immanent). Dimana ada alam, disitu ada Tuhan.
c) Elektisme
Elektisme yaitu pahaman gabungan, yang menggabungkan pemahaman deisme dan
panteisme. Yaitu memerankan manusia sebagai perencana, dan Tuhan sebagai penentu.

(Sumber Referensi : Terjemah Hadist Arbain karangan Imam An-Nawawi dan Bahan Ajar
MKDU4221 )

Anda mungkin juga menyukai