صبِ ُحوا َعلَى َما فَعَلْت ُ ْم ِ ُ يَا أَي ُّ َها الَّذِي َن آ َم نُوا ِإ ْن َجا َءكُ ْم فَا ِس ٌق ِبنَبَإٍ فَتَبَيَّن ُوا أ َ ْن ت
ْ ُ صيب ُوا ق َ ْو ًما بِ َج َهال َ ٍة فَت
ينَ ن َاد ِِم
“Wahai orang-orang yang beriman, jika datang kepadamu orang fasik membawa suatu
berita, maka periksalah dengan teliti, agar kamu tidak menimpakan suatu musibah kepada
suatu kaum tanpa mengetahui keadaannya yang menyebabkan kamu menyesal atas
perbuatanmu itu.” (QS. Al-Hujuraat [49]: 6).
Sejatinya setiap orang memang berhak menyuarakan pandanganya, namun seringkali orang
lupa bahwa kebebasan dalam berpendapat juga mempunyai batasan, terlebih ketika
terdapat sebagian dari orang-orang maupun kelompok yang mencoba meracuni pikiran
masyarakat dengan berbagai pikiran ujaran kebencian, provokasi dan propaganda yang ingin
mengganti ideologi Pancasila.
Kelompok ini, sangat gencar menyuarakan bahwa Ideologi Pancasila tidak sejalan dengan
Islam, bahkan kelompok ini menyebarkan narasi bahwa Pancasila dibangun hanya
berdasarkan hasil pemikirannya sendiri sebagai manusia tanpa melandaskan pada nash-nash
Al-Quran dan Hadist bahkan sampai-sampai mengatakan yang tidak mengikuti kelompok
mereka telah keluar dari Islam karena Pancasila merupakan Thogut. Narasi inilah yang
dikembangkan oleh sekelompok orang yang ingin negara Indonesia hancur, sekelompok orang
yang selalu mengatasnamakan agama sebagai pembelaannya dan pembenarnya.
Sidang jumat yang dirahmati Allah
Pancasila sejatinya dibangun oleh para alim ulama, salah satunya adalah Hadratus Syekh KH.
Hasyim As’ari, beliau sebelum menerima Pancasila memohon petunjuk dari Allah dengan
melakukan berbagai tirakat sehingga kemudian benar-benar yakin bahwa Pancasila sejalan
dengan Islam. Pancasila merupakan ideologi bangsa Indonesia yang dibangun berlandaskan
Ketuhanan yang Maha Esa, maka sejatinya tidak perlu diragukan lagi, Pancasila telah
senafas dengan sila pertama Ketuhanan Yang Maha Esa yang bersumber dari Al-Quran pada
surah Al-Ihlas :
﴾٤﴿ ٌ﴾ َول َ ْم يَكُ ن لَّه ُ كُف ُ ًوا أ َ َح د٣﴿ ْ﴾ ل َ ْم ي َ ِل ْد َول َ ْم ي ُولَد٢﴿ ُ ص َمد َّ ﴾١﴿ ٌ َّللا أ َ َحد
َّ َّللا ُ ال ُ َّ ق ُ ْل هُ َو
Artinya : “(1) Katakanlah: “Dia-lah Allah, yang Maha Esa. (2) Allah adalah Tuhan yang
bergantung kepada-Nya segala sesuatu. (3) Dia tiada beranak dan tidak pula diperanakkan,
(4) dan tidak ada seorangpun yang setara dengan Dia.” (QS Al Ikhlas 112:1-4)
Sila pertama termaktub dalam berbagai hukum Islam yang terimplementasikan dalam UU
Pernikahan, pembagian waris, berhaji dan lainya sehingga narasi yang dikembangkan oleh
sekelompok orang yang ingin mengganti Ideologi bangsa pastilah orang yang menginginkan
perpecahan.
Selanjutnya pada sila kedua Kemanusiaan yang adil dan beradab. alinea ini sejalan dengan
surah An-nisa ayat 135 :
َلِل َو لَ ْو َعل َى أَنْف ُسِ كُ ْم أ َ ِو الْ َو ا ِلدَي ِْن َو األقْ َر ِبي َن ِإ ْن يَكُ ْن
ِ َّ ِ ين ِبالْ ِق ْس ِط شُ َه َدا َء
َ يَا أ َيُّ َها ال َّ ِذ ي َن آ َمن ُوا كُون ُوا ق َ َّو ِام
َّ ض وا ف َ ِإ َّن
َّللا َ كَا َن ِب َم ا ُ اَلِل ُ أ َ ْو لَى ِب ِه َما فَال ت َتَّ ِبع ُوا الْ َه َوى أ َ ْن تَعْ ِد لُوا َو ِإ ْن تَلْ ُو وا أَ ْو ت ُ ْع ِر ً غَنِي ًّا أ َ ْو ف َ ِق
َّ َ يرا ف
١٣١ ( يرا ً )ت َ ْع َم لُو َن َخ ِب
Artinya : “Wahai orang-orang yang beriman! Jadilah kamu penegak keadilan, menjadi saksi
karena Allah walaupun terhadap dirimu sendiri atau terhadap ibu bapak dan kaum
kerabatmu. Jika dia (yang terdakwa) kaya ataupun miskin, maka Allah lebih tahu
kemaslahatan (kebaikannya). Maka janganlah kamu mengikuti hawa nafsu karena ingin
menyimpang dari kebenaran. Dan jika kamu memutar balikkan (kata -kata) atau enggan
menjadi saksi, maka ketahuilah Allah Mahateliti terhadap segala apa yang kamu
kerjakan .Q.S. Annisa (4:135)
Nabi Muhammad Saw sebagai pembawa wahyu merupakan seorang rasul yang hadir untuk
membawa keadilan yang setara bagi semua mahluk dimuka bumi, maka kemudian Islam
merupakan rahmatan lil’alamin bagi semua alam. demikian juga di Indonesia semua berada
pada posisi yang setara meskipun kita semua tahu bahwa Indonesia terdiri dari ratusan
suku, bahasa dan budaya. Maka, disinilah letak keistimewaan Pancasila yang telah mampu
menjadi perekat umat karena memang sejalan dengan nilai-nilai Islam.
Sidang jumat yang dirahmati Allah
Sila ketiga Persatuan Indonesia termaktub dalam surah Al-Hujurat ayat 13 yang berbunyi :
هلل ِم َن ِ أعُو ذُ بِا: َو أدْ َخ لَن َا و ِإي َّاكم فِ ي ُز ْم َر ِة ِعبَا ِد ِه ال ُم ؤْ ِمنِي َْن،اآلمنِين ِ َجعَلَنا هللا ُ َوإي َّاكم ِم َن الف َائِ ِزين
َّللا َ َوقُول ُوا ق َ ْو ًًل سَ دِ يد ًا
َّ يَا أَي ُّ َها ال َّ ِذ ي َن آ َمن ُوا اتَّقُوا:الر ِحي ْم
َّ مان
ِ الر ْح َّ هللا ِ بِ ْس ِم،الر ِجي ْم ِ الشَّ ي
َّ ْطان
إنِّه ُ ت َعا َلَى َج ِّواد ٌ ك َِريْ ٌم.ت و ِذ ْك ِر ال َح ِك ي ِْم ِ ك هللا ُ ِل ْي َولك ْم ِفي الق ُ ْر
ِ َونَف َعَنِ ْي َوإِي ِّاكُ ْم بِاآليا،آن ال عَ ِظي ِْم َ با َ َر
ف َر ِحيْ ٌم ٌ ك َب ٌّر َرؤ ُْو ٌ َم ِل
Khutbah II
Innalhamda lillah nahmaduhuu wanastainuhu wanastqfiruhu wanauzu billahi minsururi
anfusinaa wamin sayyiati a’malinaa. Man yahdillahu falaa mudillalah wa man yudlil fala
haadialah. Ashadu Allah ilaaha illallah wahdahu laa sarikalahu wa ashadu anna muhammadan
abduhu warasuluhu, sallallahu alaihi wa sallama tasliman. Amma ba’du.
Innallaha wa malaa ikatahu yusalluuna alannabi, yaa ayyuhallasina amanu sallu alaihi
wasallamu taslima. Allahumma salli alaa muhammadin wa ala ali muhammadin, kamasallaita
alaa ibrahiima wala ali ibrahiima, innaka hamiidun majid. Allahumagfir lil muslimiinallasiina
wal muslimat, al ahyaai minhum wal amwaat. Rabbanag firlana wali ihwaninallazina sabaquuna
bil imaan wala taj’ al pii kulubina gillal lillasiina aamanu rabbana innaka rauupurrahim.
Allahummaf tah baynanaa wabayna qauminna bil haqqi wa anta hairul faatihin. Allahumma
inna nas aluka ilman naa fiaan wa rizqan tayyiban wa amalan mutaqabbala. Rabbana aatina
fiddunnya hasanatan wafill aahirati hasanatan waqina azaabannar. Wa sallallahu ala
nabiyyina muhammadin wa ala alihi wasohbihi waman tabiahum bii ihsani ilaa yaumiddin.
Ibadallah innallaha ya’murukum bill adli wal ihsan waitaa izil qurbaa wa yanha anil fahsaai
walmunkar walbagyi yaizukum laa allakum tazakkarun. Faskurullahal aziim yaskurukum
waskuruh alaa niamihi yazidkum walaa zikrullahi akbar. Akimissalah.