Anda di halaman 1dari 4

PANCASILA SEBAGAI ANUGERAH PEREKAT BANGSA

Alhamdulillah, alhamdulillahillazi hadaana subulassalam, wa afhamanaa bisariiati


nabiyyilakram, ashadu allah ilaaha illallah wahdahu laa sarikalahu, zuljalaali wal ikrom. Wa
ashadu anna sayyidinaa wa nabiyyinaa muhammadan abduhu warasulu, Allahumma solli wa
sallim wabaarik alaa sayyidina muhammadin wa ala alihi wa ashobihi wattabiina bi ihsani ilaa
yaumiddin, amma ba’du. Fayaa ayyuhal ihwana, au zuykum wa nafsi bitakwallah wataa atihi la
allakum tuflihuun. Qalallahu ta ala fil qur’anil qarim, auzu billahi minasyaitonirrojim,
bismillahirrahmanirrahim. Yaa ayyuhallazina aamanuttaqullah waquulu qaulan sadida, yuslih
lakum a’malakum wa yagfir lakum zunubakum waman yuutiillah w arasuuluhu faqad faza
fauzan aziima wa qala taala yaa ayyuhallazina aamanuttaqullah haqqa tukatihi walatamutunna
illa wa antum muslimun.

Sidang jumat yang dirahmati Allah


Marilah bersama-sama kita memanjatkan puja dan puji syukur kehadirat Allah SWT yang
telah memberikan kita nikmat kesehatan, nikmat kesempatan serta nikmat kesanggupan
untuk menjalankan ibadah sholat jumat dan marilah bersama-sama kita terus meningkatkan
keimanan dan ketakwaan hanya kepada Allah Azza Wajalla semata. Sholawat serta salam
kita curahkan kepada baginda nabi Muhammad Saw yang telah membawa kita dari zaman
jahiliyah menuju zaman yang penuh dengan rahmat yaitu Addinul Islam.
Sidang jumat yang dirahmati Allah
Pada tanggal 1 Juni kemarin kita sebagai bangsa Indonesia memperingati hari lahirnya
Pancasila sebagai ideologi bangsa yang telah mempersatukan dan merekatkan kita meskipun
berbeda-beda namun tetap satu dalam naungan Negara Kesatuan Republik Indonesia
(NKRI). Karunia ini wajib kita syukuri dan dijaga dari berbagai potensi perpecahan yang
akan mengancam, baik ancaman dari dalam maupun dari luar. Terutama dalam era
keterbukaan seperti sekarang, di mana semua orang dapat menyuarakan pendapatnya baik
secara langsung maupun menggunakan media sosial. Anehnya banyak sekali orang yang
kebablasan sehingga tidak mempunyai etika dalam menggunakan media sosial, maka
pantaslah Allah SWT melarang manusia untuk menyebarkan kabar berita yang tidak dapat
dipertanggungjawabkan kebenaranya, Allah SWT berfirman :

‫صبِ ُحوا َعلَى َما فَعَلْت ُ ْم‬ ِ ُ ‫يَا أَي ُّ َها الَّذِي َن آ َم نُوا ِإ ْن َجا َءكُ ْم فَا ِس ٌق ِبنَبَإٍ فَتَبَيَّن ُوا أ َ ْن ت‬
ْ ُ ‫صيب ُوا ق َ ْو ًما بِ َج َهال َ ٍة فَت‬
‫ين‬َ ‫ن َاد ِِم‬
“Wahai orang-orang yang beriman, jika datang kepadamu orang fasik membawa suatu
berita, maka periksalah dengan teliti, agar kamu tidak menimpakan suatu musibah kepada
suatu kaum tanpa mengetahui keadaannya yang menyebabkan kamu menyesal atas
perbuatanmu itu.” (QS. Al-Hujuraat [49]: 6).
Sejatinya setiap orang memang berhak menyuarakan pandanganya, namun seringkali orang
lupa bahwa kebebasan dalam berpendapat juga mempunyai batasan, terlebih ketika
terdapat sebagian dari orang-orang maupun kelompok yang mencoba meracuni pikiran
masyarakat dengan berbagai pikiran ujaran kebencian, provokasi dan propaganda yang ingin
mengganti ideologi Pancasila.
Kelompok ini, sangat gencar menyuarakan bahwa Ideologi Pancasila tidak sejalan dengan
Islam, bahkan kelompok ini menyebarkan narasi bahwa Pancasila dibangun hanya
berdasarkan hasil pemikirannya sendiri sebagai manusia tanpa melandaskan pada nash-nash
Al-Quran dan Hadist bahkan sampai-sampai mengatakan yang tidak mengikuti kelompok
mereka telah keluar dari Islam karena Pancasila merupakan Thogut. Narasi inilah yang
dikembangkan oleh sekelompok orang yang ingin negara Indonesia hancur, sekelompok orang
yang selalu mengatasnamakan agama sebagai pembelaannya dan pembenarnya.
Sidang jumat yang dirahmati Allah
Pancasila sejatinya dibangun oleh para alim ulama, salah satunya adalah Hadratus Syekh KH.
Hasyim As’ari, beliau sebelum menerima Pancasila memohon petunjuk dari Allah dengan
melakukan berbagai tirakat sehingga kemudian benar-benar yakin bahwa Pancasila sejalan
dengan Islam. Pancasila merupakan ideologi bangsa Indonesia yang dibangun berlandaskan
Ketuhanan yang Maha Esa, maka sejatinya tidak perlu diragukan lagi, Pancasila telah
senafas dengan sila pertama Ketuhanan Yang Maha Esa yang bersumber dari Al-Quran pada
surah Al-Ihlas :

﴾٤﴿ ٌ‫﴾ َول َ ْم يَكُ ن لَّه ُ كُف ُ ًوا أ َ َح د‬٣﴿ ْ‫﴾ ل َ ْم ي َ ِل ْد َول َ ْم ي ُولَد‬٢﴿ ُ ‫ص َمد‬ َّ ﴾١﴿ ٌ ‫َّللا أ َ َحد‬
َّ ‫َّللا ُ ال‬ ُ َّ ‫ق ُ ْل هُ َو‬
Artinya : “(1) Katakanlah: “Dia-lah Allah, yang Maha Esa. (2) Allah adalah Tuhan yang
bergantung kepada-Nya segala sesuatu. (3) Dia tiada beranak dan tidak pula diperanakkan,
(4) dan tidak ada seorangpun yang setara dengan Dia.” (QS Al Ikhlas 112:1-4)
Sila pertama termaktub dalam berbagai hukum Islam yang terimplementasikan dalam UU
Pernikahan, pembagian waris, berhaji dan lainya sehingga narasi yang dikembangkan oleh
sekelompok orang yang ingin mengganti Ideologi bangsa pastilah orang yang menginginkan
perpecahan.
Selanjutnya pada sila kedua Kemanusiaan yang adil dan beradab. alinea ini sejalan dengan
surah An-nisa ayat 135 :

‫َلِل َو لَ ْو َعل َى أَنْف ُسِ كُ ْم أ َ ِو الْ َو ا ِلدَي ِْن َو األقْ َر ِبي َن ِإ ْن يَكُ ْن‬
ِ َّ ِ ‫ين ِبالْ ِق ْس ِط شُ َه َدا َء‬
َ ‫يَا أ َيُّ َها ال َّ ِذ ي َن آ َمن ُوا كُون ُوا ق َ َّو ِام‬
َّ ‫ض وا ف َ ِإ َّن‬
‫َّللا َ كَا َن ِب َم ا‬ ُ ‫اَلِل ُ أ َ ْو لَى ِب ِه َما فَال ت َتَّ ِبع ُوا الْ َه َوى أ َ ْن تَعْ ِد لُوا َو ِإ ْن تَلْ ُو وا أَ ْو ت ُ ْع ِر‬ ً ‫غَنِي ًّا أ َ ْو ف َ ِق‬
َّ َ ‫يرا ف‬
١٣١ ( ‫يرا‬ ً ‫)ت َ ْع َم لُو َن َخ ِب‬
Artinya : “Wahai orang-orang yang beriman! Jadilah kamu penegak keadilan, menjadi saksi
karena Allah walaupun terhadap dirimu sendiri atau terhadap ibu bapak dan kaum
kerabatmu. Jika dia (yang terdakwa) kaya ataupun miskin, maka Allah lebih tahu
kemaslahatan (kebaikannya). Maka janganlah kamu mengikuti hawa nafsu karena ingin
menyimpang dari kebenaran. Dan jika kamu memutar balikkan (kata -kata) atau enggan
menjadi saksi, maka ketahuilah Allah Mahateliti terhadap segala apa yang kamu
kerjakan .Q.S. Annisa (4:135)
Nabi Muhammad Saw sebagai pembawa wahyu merupakan seorang rasul yang hadir untuk
membawa keadilan yang setara bagi semua mahluk dimuka bumi, maka kemudian Islam
merupakan rahmatan lil’alamin bagi semua alam. demikian juga di Indonesia semua berada
pada posisi yang setara meskipun kita semua tahu bahwa Indonesia terdiri dari ratusan
suku, bahasa dan budaya. Maka, disinilah letak keistimewaan Pancasila yang telah mampu
menjadi perekat umat karena memang sejalan dengan nilai-nilai Islam.
Sidang jumat yang dirahmati Allah
Sila ketiga Persatuan Indonesia termaktub dalam surah Al-Hujurat ayat 13 yang berbunyi :

ِ َّ َ ‫ارفُوا ۚ ِإ َّن أَ ْك َر َم ُك ْم ِعنْد‬


‫َّللا‬ َ َ ‫اس ِإنَّا َخلَقْن َاكُ ْم ِم ْن ذ َك ٍَر َوأُنْ ثَ ٰى َو َج َعلْن َاكُ ْم شُ ُعوب ًا َوقَبَا ِئ َل ِلتَع‬
ُ َّ ‫يَا أَي ُّ َه ا الن‬
‫ير‬ َ َّ ‫أَتْق َاكُ ْم ۚ ِإ َّن‬
ٌ ِ‫َّللا عَ ِليمٌ َخب‬
Artinya : “Hai manusia, sesungguhnya Kami menciptakan kamu dari seorang laki-laki dan
seorang perempuan dan menjadikan kamu berbangsa-bangsa dan bersuku-suku supaya kamu
saling kenal-mengenal. Sesungguhnya orang yang paling mulia diantara kamu disisi Allah ialah
orang yang paling takwa diantara kamu. Sesungguhnya Allah Maha Mengetahui lagi Maha
Mengenal.” (Q.S. Al-Hujurat : 13)
Indonesia yang diberkahi dengan ratusan suku, budaya dan bahasa tentu saja harus diramut
dengan sebaik-baiknya maka meskipun berbeda-beda namun Allah memerintahkan kita untuk
saling mengenal agar tidak terjadi perpecahan dan tidak saling merasa paling tinggi antara
satu suku dengan suku lainnya karena yang membedakan dihadapan Allah adalah ketakwa an
dihadapan Allah SWT. Maka oleh karena itulah kita harus memperkuat ukuwah Islamiyah,
ukuwah Wathoniyah dan ukuwah basyariyah.
Sila yang keempat “Kerakyatan yang dipimpin oleh Hikmat Kebijaksanaan Dalam
Permusyawaratan/Perwakilan”sesuai dengan surah Asy-Syura ayat 38 :

َ ُ‫ص َالة َ َوأ َ ْم ُرهُ ْم ش‬


‫ور ٰى بَيْ نَ ُه ْم َو ِم َّم ا َرزَ قْن َاهُ ْم يُنْ ِفقُو َن‬ َّ ‫َوال َّ ِذ ي َن ا ْست َ َجا بُوا ِل َر ِ ِّب ِه ْم َوأَقَا ُم وا ال‬
Artinya : “Dan (bagi) orang-orang yang menerima (mematuhi) seruan Tuhannya dan
mendirikan shalat, sedang urusan mereka (diputuskan) dengan musyawarat antara mereka;
dan mereka menafkahkan sebagian dari rezeki yang Kami berikan kepada mereka. (Q.S. As-
Syura : 38)
dan Sila yang kelima adalah “Keadilan Sosial Bagi Seluruh Indonesia”. sesuai dengan surah
An-Nahl 90 :

‫اء َوالْ ُمنْ ك َِر َوا ْلب َ ْغي ِ ۚ ي َ ِعظُكُ ْم‬


ِ َ‫ان َو ِإيت َِاء ذِ ي الْق ُ ْرب َ ٰى َو يَنْ َه ٰى َع ِن الْف َْحش‬ ِ ْ ‫َّللاَ ي َأْ ُم ُر بِا ْلعَد ِْل َو‬
ِ َ‫اْل ْحس‬ َّ ‫ِإ َّن‬
‫ون‬َ ‫لَع َلَّكُ ْم تَذَكَّ ُر‬
Artinya : “Sesungguhnya Allah menyuruh (kamu) berlaku adil dan berbuat kebajikan,
memberi kepada kaum kerabat, dan Allah melarang dari perbuatan keji, kemungkaran dan
permusuhan. Dia memberi pengajaran kepadamu agar kamu dapat mengambil
pelajaran.” (Q.S. An Nahl 90)
Demikianlah uraian singkat dalam khutbah ini, bahwa kita harus bersyukur hidup di
Indonesia yang penuh dengan kedamaian, perdamaian yang telah terwujud jangan sampai
kemudian dipecah belah dengan masuknya paham-paham yang ingin mengganti ideologi
Pancasila karena Pancasila sejalan dengan Islam dan merupaka cerminan islam rahmatan
lil’alamin.
Sidang jumat yang dirahmati Allah
Semoga kita semua termasuk orang-orang yang memiliki umur yang diberkati Allah subhanu
wata’la. sehingga kita dapat memanfaatkan umur kita dengan sebaik -baiknya dan dapat
menjalankan tuntunan Nabi Muhammad saw yang setiap harinya memohon ampun dan
perlndungan Allah SWT.

‫هلل ِم َن‬ ِ ‫ أعُو ذُ بِا‬: ‫ َو أدْ َخ لَن َا و ِإي َّاكم فِ ي ُز ْم َر ِة ِعبَا ِد ِه ال ُم ؤْ ِمنِي َْن‬،‫اآلمنِين‬ ِ ‫َجعَلَنا هللا ُ َوإي َّاكم ِم َن الف َائِ ِزين‬
‫َّللا َ َوقُول ُوا ق َ ْو ًًل سَ دِ يد ًا‬
َّ ‫ يَا أَي ُّ َها ال َّ ِذ ي َن آ َمن ُوا اتَّقُوا‬:‫الر ِحي ْم‬
َّ ‫مان‬
ِ ‫الر ْح‬ َّ ‫هللا‬ ِ ‫ بِ ْس ِم‬،‫الر ِجي ْم‬ ِ ‫الشَّ ي‬
َّ ‫ْطان‬
‫ إنِّه ُ ت َعا َلَى َج ِّواد ٌ ك َِريْ ٌم‬.‫ت و ِذ ْك ِر ال َح ِك ي ِْم‬ ِ ‫ك هللا ُ ِل ْي َولك ْم ِفي الق ُ ْر‬
ِ ‫ َونَف َعَنِ ْي َوإِي ِّاكُ ْم بِاآليا‬،‫آن ال عَ ِظي ِْم‬ َ ‫با َ َر‬
‫ف َر ِحيْ ٌم‬ ٌ ‫ك َب ٌّر َرؤ ُْو‬ ٌ ‫َم ِل‬
Khutbah II
Innalhamda lillah nahmaduhuu wanastainuhu wanastqfiruhu wanauzu billahi minsururi
anfusinaa wamin sayyiati a’malinaa. Man yahdillahu falaa mudillalah wa man yudlil fala
haadialah. Ashadu Allah ilaaha illallah wahdahu laa sarikalahu wa ashadu anna muhammadan
abduhu warasuluhu, sallallahu alaihi wa sallama tasliman. Amma ba’du.

Innallaha wa malaa ikatahu yusalluuna alannabi, yaa ayyuhallasina amanu sallu alaihi
wasallamu taslima. Allahumma salli alaa muhammadin wa ala ali muhammadin, kamasallaita
alaa ibrahiima wala ali ibrahiima, innaka hamiidun majid. Allahumagfir lil muslimiinallasiina
wal muslimat, al ahyaai minhum wal amwaat. Rabbanag firlana wali ihwaninallazina sabaquuna
bil imaan wala taj’ al pii kulubina gillal lillasiina aamanu rabbana innaka rauupurrahim.
Allahummaf tah baynanaa wabayna qauminna bil haqqi wa anta hairul faatihin. Allahumma
inna nas aluka ilman naa fiaan wa rizqan tayyiban wa amalan mutaqabbala. Rabbana aatina
fiddunnya hasanatan wafill aahirati hasanatan waqina azaabannar. Wa sallallahu ala
nabiyyina muhammadin wa ala alihi wasohbihi waman tabiahum bii ihsani ilaa yaumiddin.

Ibadallah innallaha ya’murukum bill adli wal ihsan waitaa izil qurbaa wa yanha anil fahsaai
walmunkar walbagyi yaizukum laa allakum tazakkarun. Faskurullahal aziim yaskurukum
waskuruh alaa niamihi yazidkum walaa zikrullahi akbar. Akimissalah.

Anda mungkin juga menyukai