Khasan
Kelompok 4
Fitria Khoirunnisa (2206016010)
Aprilia Rosadilah (2206016013)
Iska Triastitik (2206016015)
Sumber:
1. Islam, Iman Dan Ihsan Dalam Kitab Matan Arba‘In An-Nawawi: Studi Materi
Pembelajaran Pendidikan Islam dalam Perspektif Hadis Nabi SAW (Nur Hadi).
2. Islam Agamaku (Dr. H. Burhanuddin TR., M.Pd.)
1. Pengertian Iman
Kata iman berasal dari bahasa Arab yaitu “ ” اﻣﻦyang artinya aman, damai,
tentram. Dalam pengertian lain adalah kepercayaan atau keyakinan. Sedangkan kata
iman itu sendiri mempunyai arti membenarkan atau mempercayai. Muhammad
Nawawi Al-Jawawi berkata, Iman adalah mereka yang percaya dengan segenap hati
mereka. Pengertian Iman adalah membenarkan dengan hati, diikrarkan dengan lisan
dan dilakukan dengan perbuatan. Pembahasan pokok aqidah Islam berkisar pada
aqidah yang terumuskan dalam rukun Iman, yaitu:
1) Iman kepada Allah
2) Iman kepada Malaikat-Nya
3) Iman kepada kitab-kitab-Nya
4) Iman kepada Rasul-rasul-Nya
5) Iman kepada hari akhir
6) Iman kepada Takdir Allah
2. Pengertian Islam
Kata Islam berasal dari Bahasa Arab adalah bentuk masdar dari kata - اﺳﻠﻢ – ﯾﺴﻠﻢ
اﺳﻼﻣﺎyang artinya taat, tunduk, patuh, berserah diri kepada Allah. Sedangkan jika
dilihat dari asal katanya maka Islam berasal dari kata assalmu, aslama, istaslama,
saliim, dan salaam. Pengertian lengkapnya sebagai berikut:
- Assalmu artinya damai, perdamaian. Islam adalah agama yang damai dan setiap
muslim hendaknya menjaga perdamaian.
- Aslama artinya taat, berserah diri. Seorang muslim hendaknya berserah diri pada
Allah dan mengikuti ajaran Islam dengan taat.
- Istaslama artinya berserah diri.
- Saliim artinya bersih dan suci. Ini merupakan gambaran dari hati seorang muslim
yang bersih, suci, jauh dari sifat syirik atau menyekutukan Allah.
- Salaam artinya selamat, keselamatan. Islam adalah agama yang penuh keselamatan.
Jika seorang muslim menjalankan ajaran Islam dengan baik, maka Allah akan
senantiasa menyelamatkannya baik di dunia maupun akhirat.
Pengertian Islam menurut istilah yaitu, sikap penyerahan diri (kepasrahan,
ketundukan, kepatuhan) seorang hamba kepada Tuhannya dengan senantiasa
melaksanakan perintahNya dan menjauhi laranganNya, demi mencapai kedamaian
dan keselamatan hidup, di dunia maupun di akhirat. Islam sebagai agama, maka tidak
dapat terlepas dari adanya unsur-unsur pembentuknya yaitu berupa rukun Islam,
yaitu:
1) Membaca dua kalimat Syahadat
2) Mendirikan shalat lima waktu
3) Menunaikan zakat
4) Puasa Ramadhan
5) Haji ke Baitullah jika mampu
3. Pengertian Ihsan
Kata ihsan berasal dari Bahasa Arab dari kata kerja (fi`il) yaitu : ﻓﻌﻞ
اﻟﺤﺴﻦ:artinya( اﺣﺴﻦ – ﯾﺤﺴﻦ – اﺣﺴﺎ نPerbuatan baik). Para ulama menggolongkan Ihsan
menjadi 4 bagian yaitu:
1) Ihsan kepada Allah
2) Ihsan kepada diri sendiri
3) Ihsan kepada sesama manusia
4) Ihsan bagi sesama makhluk
Dari penjelasan di atas, dapat disimpulkan bahwa Ihsan memiliki satu rukun
yaitu engkau beribadah kepada Allah swt seakan-akan engkau melihat-Nya, jika
engkau tidak melihat-Nya, maka sesungguhnya Dia melihatmu. Hal ini berdasarkan
hadits yang diriwayatkan dari Umar bin alKhaththab Radhiyallahu ‘anhu dalam kisah
jawaban Nabi saw kepada Jibri ketika ia bertanya tentang ihsan, maka Nabi
shallallahu 'alaihi wa sallam menjawab: ك َ َ أَ ْن ﺗَ ْﻌﺒُ َﺪ ﷲَ َﻛﺄَن
َ ك ﺗَ َﺮاهُ ﻓَﺈِ ْن ﻟَ ْﻢ ﺗَ ُﻜ ْﻦ ﺗَ َﺮاهُ ﻓَﺈِن َهُ ﯾَ َﺮا
“Engkau beribadah kepada Allah seolaholah engkau melihat-Nya, maka bila engkau
tidak melihat-Nya, sesungguhnya Allah melihatmu.”
Adapun dalil keenam dasar iman di atas ini ialah sabda Nabi kita Muhammad
saw yang diriwayatkan oleh sahabat Umar ra. sebagai yang terkutip oleh Imam
Nawawi di dalam kitab arbain, ketika Gusti Nabi Muhammad saw diminta
menerangkan apakah iman itu? lantas beliau bersabda وﻣﻼﺋﻜﺘﮫ وﻛﺘﺒﮫ ورﺳﻠﮫGأن ﺗﺆﻣﻦ ﺑﺎ
واﻟﯿﻮم اﻷﺧﺮ وﺗﺆﻣﻦ ﺑﺎﻟﻘﺪر ﺧﯿﺮه وﺷﺮه
Artinya: Berimanlah kamu kepada Allah dan malaikat-Nya dan kitab-kitab-Nya dan
utusan-utusan-Nya dan hari Qiamat dan imanlah kamu pada kepastian Allah dalam
baiknya dan buruknya.
2. Islam
Allah kepada rasul sekaligus nabinya yang terakhir pula. Disini, eksistensi
islam sebagai agama yang paling benar telah tak diragukan lagi adanya. Banyak
kaum orientalis yang berusaha menyerang islam, dengan mempelajari islam itu
sendiri, dengan tujuan mencari celah untuk meruntuhkan islam melalui kekurangan-
kekurangan yang ada dalam islam, tapi apa yang terjadi, banyak diantara mereka
yang malah berbalik kiblat kemudian masuk islam tanpa ragu. Karena islam
merupakan agama yang sempurna, sekaligus sebagai penyempurna dari agama-agama
masawi yang terdahulu. Allah berfiman :
QS. Ali 'Imran Ayat 19
ِﷲّٰ ﺖِ ﺐ اِ ﱠﻻ ِﻣ ۢ ْﻦ ﺑَ ْﻌ ِﺪ َﻣﺎ َﺟ ۤﺎ َءھُ ُﻢ ْاﻟ ِﻌ ْﻠ ُﻢ ﺑَ ْﻐﯿ ًۢﺎ ﺑَ ْﯿﻨَﮭُ ْﻢ ۗ َو َﻣ ْﻦ ﯾﱠ ْﻜﻔُﺮْ ﺑِ ٰﺎ ٰﯾ
َ اﺧﺘَﻠَﻒَ اﻟﱠ ِﺬ ْﯾﻦَ اُوْ ﺗُﻮا ْاﻟ ِﻜ ٰﺘ ّ ٰ اِ ﱠن اﻟ ﱢﺪ ْﯾﻦَ ِﻋ ْﻨ َﺪ
ِ ْ ِﷲ
ْ اﻻﺳ َْﻼ ُم ۗ َو َﻣﺎ
ِ ﷲَ َﺳ ِﺮ ْﯾ ُﻊ ْاﻟ ِﺤ َﺴﺎ
ب ّ ٰ ﻓَﺎِ ﱠن
Artinya: Sesungguhnya agama di sisi Allah ialah Islam. Tidaklah berselisih orang-
orang yang telah diberi Kitab kecuali setelah mereka memperoleh ilmu, karena
kedengkian di antara mereka. Barangsiapa ingkar terhadap ayat-ayat Allah, maka
sungguh, Allah sangat cepat perhitungan-Nya.
Karakter Islam pada asalnya sudah mencakup keseluruhan karakter yang ada,
karena Islam mencakup segala hal dan segala kebaikan. Sebagaimana Firman-Nya :
ِ ْ ﯿﺖ ﻟَ ُﻜ ُﻢ
اﻹﺳ َْﻼ َم ِدﯾﻨًﺎ ُ ﺿِ ﺖ َﻋﻠَ ْﯿ ُﻜ ْﻢ ﻧِ ْﻌ َﻤﺘِﻲ َو َر ُ ْاﻟﯿَﻮْ َم أَ ْﻛ َﻤ ْﻠ
ُ ﺖ ﻟَ ُﻜ ْﻢ ِدﯾﻨَ ُﻜ ْﻢ َوأَ ْﺗ َﻤ ْﻤ
“… Pada hari ini telah Aku sempurnakan untukmu agamamu, dan telah Aku
cukupkan kepadamu nikmat-Ku, dan telah Aku ridhai Islam sebagai agama bagimu
…” [Al-Maa-idah: 3]
3. Ihsan
Dalil tentang ihsan
QS. Al-Baqarah Ayat 83
Artinya: Dan (ingatlah) ketika Kami mengambil janji dari Bani Israil, “Janganlah
kamu menyembah selain Allah, dan berbuat-baiklah kepada kedua orang tua, kerabat,
anak-anak yatim, dan orang-orang miskin. Dan bertuturkatalah yang baik kepada
manusia, laksanakanlah salat dan tunaikanlah zakat.” Tetapi kemudian kamu
berpaling (mengingkari), kecuali sebagian kecil dari kamu, dan kamu (masih
menjadi) pembangkang.
perantara antara Allah dengan rasul-rasul-Nya, yang membawa wahyu kepada rasul-
rasul-Nya.
3). Iman kepada kitab-kitab Allah
Keyakinan kepada kitab-kitab suci merupakan rukun iman ketiga. Kitab-kitab
suci itu memuat wahyu Allah. Beriman kepada kitab-kitab Allah ialah beritikad
bahwa Allah ada menurunkan beberapa kitab kepada Rasulnya, baik yang
berhubungan itikad maupun yang berhubungan dengan muamalat dan syasah, untuk
menjadi pedoman hidup manusia. Baik untuk akhirat, maupun untuk dunia, baik
secara induvidu maupun masyarakat.
4). Iman kepada Nabi dan Rasul
Yakin pada para Nabi dan rasul merupakan rukun iman keempat. Perbedaan
antara Nabi dan Rasul terletak pada tugas utama. Para nabi menerima tuntunan
berupa wahyu, akan tetapi tidak mempunyai kewajiban untuk menyampaikan wahyu
itu kepada umat manusia. Rasul adalah utusan Allah yang berkewajiban
menyampaikan wahyu yang diterima kepada umat manusia.
5). Iman kepada hari Akhir
Rukun iman yang kelima adalah keyakinan kepada hari akhir. Keyakinan ini
sangat penting dalam rangkaian kesatuan rukun iman lainnya, sebab tanpa
mempercayai hari akhirat sama halnya dengan orang yang tidak mempercayai agama
Islam, itu merupakan hari yang tidak diragukan lagi.
Hari akhirat ialah hari pembalasan yang pada hari itu Allah menghitung (hisab)
amal perbuatan setiap orang yang sudahdibebani tanggung jawab dan memberikan
putusan ganjaran sesuai dengan hasil perbuatan selama di dunia.
6). Iman kepada Qada dan Qadar
Dalam menciptakan sesuatu, Allah selalu berbuat menurut Sunnahnya, yaitu
hukum sebab akibat. Sunnahnya ini adalah tetap tidak berubah-ubah, kecuali dalam
hal-hal khusus yang sangat jarang terjadi. Sunnah Allah ini mencakup dalam
ciptaannya, baik yang jasmani maupun yang bersifat rohani.
Makna qada dan qadar ialah aturan umum berlakunya hukum sebab akibat, yang
ditetapkan olehnya sendiri. Definisi segala ketentuan, undang-undang, peraturan dan
hukum yang ditetapkan secara pasti oleh Allah SWT, untuk segala yang ada.
2. Islam
Sebagaimana Rasulullah saw juga telah merincikan 5 rukun yang menjadi
pondasi Islam.
a. Diawali dengan mengucapkan dua kalimat syahadat dengan maksud bahwa tidak
ada yang berhak disembah kecuali Allah saja, Dia-lah Ilah yang haqq, sedangkanilah
selain- Nya adalah bathil. Kemudian dilanjutkan dengan kesaksian bahwasanya
Muhammad itu adalah Rasulullah (utusan Allah), dengan membenarkan semua apa
yang diberitakannya, dan mentaati semua perintahnya serta menjauhi semua yang
dilarang dan dicegahnya. Pengamalan dari dua kalimat syahadat tentunya berkaitan
dengan amalan dan ibadah yang dilakukan seorang hamba.
c. Kewajiban mengeluarkan zakat bagi yang sudah mencapai batas nishab zakat
danhaulnya.
d. Kewajiban berpuasa
e. Menunaikan ibadah haji wajib bagi yang mampu.Menjadi kewajiban bagi setiap
muslim yang mampu melaksanakannya, baik mampu dalam halmateri ataupun fisik.
3. Ihsan
Ihsan terbagi menjadi dua macam:
A. Ihsan di dalam beribadah kepada Sang Pencipta (Al-Khaliq)
Ihsan di dalam beribadah kepada Al-khaliq memiliki dua tingkatan:
Kamu beribadah kepada Allah seakan-akan kamu melihat-Nya, ini adalah ibadah dari
seseorang yang mengharapkan rahmat dan ampunan-Nya. Nama lain dari perbuatan
ini disebut Maqam al-Musyahadah ()ﻣﻘﺎم اﻟﻤﺸﺎھﺪة.[3] Dan keadaan ini merupakan
tingkatan ihsan yang paling tinggi, karena dia berangkat dari sikap membutuhkan,
harapan dan kerinduan. Dia menuju dan berupaya mendekatkan diri kepada-Nya.
Sikap seperti ini membuat hatinya terang-benderang dengan cahaya iman dan
merefleksikan pengetahuan hati menjadi ilmu pengetahuan, sehingga yang abstrak
menjadi nyata.[3]
Jika kamu tidak mampu beribadah seakan-akan kamu melihat-Nya, maka
sesungguhnya Dia melihatmu, dan ini ibadah dari seseorang yang lari dari adzab dan
siksanya. Dan hal ini lebih rendah tingkatannya daripada tingkatan yang pertama,
karena sikap ihsannya didorong dari rasa diawasi, takut akan hukuman. Sehingga,
dari sini, ulama salaf berpendapat bahwa, "Barangsiaa yang beramal atas dasar
melihat Allah Subhanahu wa Ta'ala, maka dia seorang yang arif, sedang siapapun
yang bermal karena merasa diawasi Allah Subhanahu wa Ta'ala, maka dia seorang
yang ikhlas (mukhlis)."[3]
Maka suatu ibadah dibangun atas dua hal ini, puncak kecintaan dan kerendahan,
maka pelakunya akan menjadi orang yang ikhlas kepada Allah. Dengan ibadah yang
seperti itu seseorang tidak akan bermaksud supaya di lihat orang (riya'), di dengar
orang (sum'ah) maupun menginginkan pujian dari orang atas ibadahnya tersebut.
Tidak peduli ibadahnya itu tampak oleh orang maupun tidak diketahui orang, sama
saja kualitas kebagusan ibadahnya. Muhsinin (seseorang yang berbuat ihsan) akan
selalu membaguskan ibadahnya disetiap keadaan.
1. Iman
1). Dengan keimanan yang sempurna, maka jiwa seorang mukmin akan menjadi kuat
dan kokoh. Sehinggan meninggalkan kesan yang baik dan mulia.
2). Iman yang sempurna juga akan mengarahkan seseorang memiliki wawasan
keislaman yang luas dan pandangan jauh ke depan dalam usaha menegakkan
kebenaran dan meningkatkan keluhuran budi pekerti.
3). Memiliki kemerdekaan jiwa, keberaniaan, dan senantiasa menjalin komunikasi
yang baik dengan Allah Swt.
2. Islam
1). Memiliki tujuan hidup yang jelas dan berada pada jalan yang benar
2). Islam memiliki ajaran moral yang baik, memerintahkan umatnya untuk memiliki
moralitas dengan standar hak kewajiban yang dimiliki setiap manusia. Dapatkan apa
yang menjadi hak kita, dan lakukan apa yang menjadi kewajiban kita. Dengan begitu
moralitas kita akan terjaga.
3). Islam mengajarkan kita untuk hidup dalam kesederhanaan, tidak berlebihan dan
memakan harta orang lain. Dengan begitu dampak hidup yang baik akan kita
dapatkan. Kesederhanaan dengan dilandasi ibadah tulus kepada Allah akan membuat
hati kita menjadi tenteram.
3. Ihsan
1) Sebagai pendorong
Ihsan terhadap Allah SWT ialah mendorong manusia dalam menghargai hidupnya,
juga beribadah dan beramal saleh.
2) Sebagai penyalur
Ihsan terhadap Allah SWT yakni berkembangnya kemampuan serta apa pun yang
dimiliki manusia di dalam dirinya dalam kehidupan sehari-hari. Menyadari
pengawasan dari Allah SWT sehingga tidak melupakan tuntunan agama Islam.
3) Sebagai pengendalian
Ihsan, ada dalam diri manusia dan mampu mengendalikan itikad serta perilaku buruk
manusia yang dilarang dalam Islam.
4) Sebagai penyesuaian
Manusia adalah makhluk istimewa yang Allah SWT ciptakan. Atas rahmat yang
dilimpahkan-Nya, manusia wajib menyadari dirinya sebagai makhluk tak berdaya di
hadapan Allah SWT. Sebab, tidak ada kekuatan lain yang melebihi Allah SWT,
pencipta alam dan seisinya.