Anda di halaman 1dari 4

BAB SPIRIT POWER OF BAITULLOH

Spirit Power Of Baitulloh adalah suatu kekuatan halus (ghaib) yang tersembunyi
dari pada Baitulloh (Rumah ALLOH) atau Kekuatan Rahasia dari pada Arsy. Apa Baitulloh itu
? adalah suatu tempat yang menjadi persinggahan dari pada ALLOH TA’ALA, bukan berarti
ALLOH itu membutuhkan tempat, sekali lagi kami tegaskan bahwa ALLOH TA’ALA itu tidak
membutuhkan tempat atau sesuatu, karena ALLOH TA’ALA memiliki sifat Qiyamuhu
Binafsihi yaitu berdiam pada Zatnya sendiri atau berdiri sendiri dan tidak membutuhkan
sesuatu dari ciptaan-Nya, sehingga muhal atau tidak mungkin kalau ALLOH TA’ALA butuh
tempat karena ALLOH lah yang menciptakan Tempat.
Kalau berbicara Baitulloh maka akal kita tidak akan bisa lepas dengan tempat yang
namanya Ka’bah yang ada Kota Mekkah yaitu tempat peninggalan Nabi Ibrahim, karena
Ka’bah sendiri itu adalah kiblat dari kaum muslim sedunia. Kiblat itu adalah arah yaitu arah
dari pada gerakan tubuh kita untuk mengerjakan sholat dan kebetulan wilayah negara kita
itu ada di timur dari pada Ka’bah sehingga saat kita mengerjakan sholat mengarah ke arah
barat (kulon) lurus dengan Ka’bah, begitu juga dengan negara lain yang berada di Barat,
Selatan ataupun utara semuanya berkiblat pada ka’bah. Jadi secara Syariat (tersurat) kiblat
dari pada sholat itu adalah Ka’bah. Karena Ka’bah sendiri itu diyakini oleh kaum muslim
sedunia adalah Baitulloh yaitu Rumah ALLOH.
Begitu juga dengan kaum haqiqat yang menyakini, selain sholat dengan gerakan
anggota tubuh secara Syariat, juga melakukan sholat dengan hati, tidak dengan
keterpaksaan tapi dengan keikhlasan yang berkiblat pada Baitulloh.
Baitulloh itu diyakini oleh kaum haqiqat (tersurat) berada di dalam Qolbu setiap
hambanya, karena ALLOH bersinggasana (Arsy) di dalamnya. Dimana seorang hamba yang
awalnya hatinya gelap akan mendapatkan penyinaran/pencerahan/cahaya/Nur Iman dari
pada Qolbu (Baitulloh) sehingga menjadi terang. Sehingga si hamba bisa melihat, merasakan
dan menerima signal signal perubahan yang ada didalam dirinya yaitu dari gelap ke terang,
buruk ke baik dan salah menjadi benar. Tetapi untuk menjadi seorang hamba itu tidak
mudah, karena sebelum menjadi seorang hamba dia harus menjadi sang murid terlebih
dahulu, artinya harus berguru pada guru yang Arjan lagi kamil yang sanadnya sudah sampai
Nabi Muhammad SAW.
Untuk menjadikan Qolbu menjadi Baitulloh, Qolbu setiap hamba harus bersih dan
suci dari pada selain ALLOH, sehingga Qolbu tidak ditempati oleh selain ALLOH, yang ada
hanya ALLOH semata, maka Tiada Tuhan Selain ALLOH dan bersinggasanalah ALLOH di
dalamnya dengan Kehendak (Irodat) dan Kuasa (Qudrot) nya terhadap diri hambanya.
Maka kita beserta ALLOH, dengan pancaran-Nya, hati si hamba sudah berilmu maka
dengan ilmu tersebut si hamba mampu untuk melihat dan merasakan kehendak dan
kekuasaan dari pada ALLOH dengan Ilmunya, sehingga akal dan hatinya bisa membedakan
baik dan buruk atau benar dan salah yang berakhir dengan Sifat Akhlaqul Karimah dari pada
ucapan dan perbuatan. Dan tersingkaplah hijab antara Hati dan Qolbu dan tidak ada lagi
dinding pemisah antara keduanya yang mana si hati hambanya akan bisa membedakan
mana baik dan mana buruk. Begitu juga dengan akalnya akan bisa membedakan benar dan
salah, sedangkan jiwanya mampu mengendalikan nafsunya.
Untuk menjadikan hati si hamba bisa menerima cahaya dari ALLOH yang sudah
bersinggasana (Arsy) di qolbu yang sudah menjadi Baitulloh, maka diperlukan spiritual
spiritual dari pada jiwa si hamba untuk lebih mengetahui dan mengenal ALLOH yang tidak
keluar dari koridor empat jalan yaitu, Syariat, Thoriqot, Haqiqat dan Ma’rifat yaitu dengan
berguru pada mursyid yang Arjan lagi Kamil yang keilmuanya bersanad sampai Rosululloh
SAW.
Jadi kesimpulannya dengan Kekuatan Rahasia dari pada Baitulloh, si hamba mampu
mengerjakan sholat dengan hati yang khusu’ karena sudah mendapatkan dan menerima
pancaran dari pada Nur Zat-Nya ALLOH AZZA WAJALLA yang sudah bersinggasana di dalam
qolbu hambanya, dan dengan sholatnya yang sudah benar benar ikhlas karena ALLOH,
sihamba mampu menghindarkan dirinya dari pada perbuatan keji dan mungkar maka secara
haqiqat sihamba sudah melakukan sholat di dalam Baitulloh (Rumah ALLOH).

 
       
  
      
  
   
  
   
  
    
 
    
  

 
   
   
    
      
  
    
     
 
      
 
 
   
 

Artinya : bacalah apa yang telah diwahyukan kepadamu, Yaitu Al kitab (Al Quran) dan
dirikanlah shalat. Sesungguhnya shalat itu mencegah dari (perbuatan-
perbuatan) keji dan mungkar. dan Sesungguhnya mengingat Allah (shalat)
adalah lebih besar (keutamaannya dari ibadat-ibadat yang lain). dan Allah
mengetahui apa yang kamu kerjakan. (Surat Al Ankabut ayat 45).

   
    
  
      
   
 
     
 
  
  
 
 
 
        

 
 
    
    
Artinya : Jika mereka berpaling (dari keimanan), Maka Katakanlah: "Cukuplah Allah
bagiku; tidak ada Tuhan selain Dia. hanya kepada-Nya aku bertawakkal dan Dia
adalah Tuhan yang memiliki 'Arsy yang agung". (Surat At Taubah ayat 129)
Dengan kata lain setiap hamba yang masih belum bisa berangkat ke kota Mekkah
untuk menunaikan Rukun Islam yang kelima secara syariat karena terbentur dengan
masalah materi, maka dengan sifat Ar Rohman dan Ar RohimNya, ALLOH masih memberikan
jalan yang lain yaitu dengan jalan yang tersebut diatas. Tapi seyogyanya bagi mereka
mereka yang mau berangkat ke kota Mekkah, harus mempersiapkan diri bukan hanya
materi yang didapat dari pekerjaan yang halal, tetapi harus dengan hati yang suci yaitu hati
yang paling dalam karena ALLOH semata bukan karena lainnya. Sehingga seharusnya pada
saat melaksanakan syarat dan rukunnya haji atau Umroh disana di permudah oleh ALLOH
dan sepulangnya kembali kenegeri asal menjadikan si hamba menjadi Haji yang Mabrur
yaitu Suci dari perbuatan keji dan mungkar dan selalu istiqomah dan konsisten dalam
ucapan dan perbuatan dengan baik dan benar, yang semuanya itu tidak lain dan tidak bukan
hanya karena ALLOH AZZA WA JALLA yang memberikan hidayah-Nya dan Rosululoh akan
memberikan syafaatnya. Aamiin. Dan manakalah si hamba setelah pulang ke negeri asalnya
masih melakukan ucapan dan perbuatan yang keji dan mungkar maka perlu dipertanyakan
Hajinya dan Umrohnya.

          

            

     


Artinya : Allah telah menjadikan Ka'bah, rumah suci itu sebagai pusat (peribadatan dan
urusan dunia) bagi manusia, dan (demikian pula) bulan Haram, had-ya, qalaid.
(Allah menjadikan yang) demikian itu agar kamu tahu, bahwa Sesungguhnya
Allah mengetahui apa yang ada di langit dan apa yang ada di bumi dan bahwa
Sesungguhnya Allah Maha mengetahui segala sesuatu. (Surat Al Maidah Ayat 97)

          

Artinya : Sesungguhnya rumah yang mula-mula dibangun untuk (tempat beribadat)


manusia, ialah Baitullah yang di Bakkah (Mekah) yang diberkahi dan menjadi
petunjuk bagi semua manusia. (Surat Ali Imron Ayat 96).

         

  


Artinya : Hai orang-orang yang beriman. apabila kamu memerangi pasukan (musuh),
Maka berteguh hatilah kamu dan sebutlah (nama) Allah sebanyak-banyaknya
(dengan memperbanyak zikir dan doa) agar kamu beruntung. (Surat Al Anfaal
ayat 35).

Hai orang orang yang sudah pernah ke kota suci secara syariat, janganlah engkau berbangga
hati, sombong, riya’ dan takabur akan hal itu. Jika engkau lalai setelah kembali kenegeri asal
dan masih melakukan perbuatan keji dan mungkar maka neraka dunia dan akhirat akan
selalu menantimu. Maka engkau akan jauh dari Hidayah-Nya dan Syafaat Baginda Rosululloh
SAW.

Surabaya, 18 September 2018


Sang Murid Yang Buta, Bisu dan Tuli
Murid dari Tu Bagus Hasan Al-Bantani (TBH)

Anda mungkin juga menyukai