Anda di halaman 1dari 8

MAKALAH BAYI TABUNG DALAM ISLAM

KELOMPOK 6

DISUSUN OLEH:
1. ERIKA SEFTIANI
2. ZURAIDAH TAMBAK

POLITEKNIK KESEHATAN MEDAN


2022/2023
BAYI TABUNG MENURUT PANDANGAN AGAMA ISLAM

KATA PENGANTAR
Puji syukur kita panjatkan kehadirat Allah swt, karena atas limpahan rahmatnya sehingga
penulisan makalah ini dapat terselesaikan.
Makalah ini berjudul “BAYI TABUNG MENURUT PANDANGAN ISLAM”. Dengan tujuan penulisan
sebagai sumber bacaan yang dapat digunakan untuk memperdalam pemahaman dari materi ini.
Selain itu, penulisan makalah ini tak terlepas pula dari tugas mata kuliah Pendidikan Agama
Islam.
Namun penulis cukup menyadari bahwa makalah ini jauh dari kata sempurna. Oleh karena itu
penulis sangat mengharapkan kritik dan saran pembaca yang bersifat membangun.
Meskipun demikian, penulis berharap semoga makalah ini dapat bermanfaat bagi penulis dan
pembaca.


Medan, 21 Agustus 2022




































DAFTAR ISI
Kata pengantar.......................................................................................
Daftar isi.......................................................................................
BAB I PENDAHULUAN.......................................................................................
1.1 Latar belakang.......................................................................................
1.2 Rumusan masalah.......................................................................................
1.3 Tujuan penulisan.......................................................................................
1.4 Manfaat penulisan.......................................................................................
BAB II PEMBAHASAN.......................................................................................
2.1 Pengertian bayi tabung.......................................................................................
2.2 Proses bayi tabung.......................................................................................
2.3 Hukum serta dalil bayi tabung.......................................................................................
2.4 Perbedaan pendapat para ulama.......................................................................................
2.5 Mutharat dan maslahah teknik bayi tabung.......................................................................................
2.5.1 Murharat.......................................................................................
2.5.2 Maslahah.......................................................................................
2.6 Status anak bayi tabung menurut islam.......................................................................................
BAB PENUTUP
3.1 Kesimpulan.......................................................................................
3.2 Saran........................................................................































BAB 1
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Pada dasarnya pembuahan yang alami terjadi dalam rahim melalui cara yg alami pula
(hubungan seksual), sesuai dengan fitrah yang telah ditetapkan Allah untuk manusia. Setiap
pasutri pasti mendambakan hadirnya seorang atau beberapa orang anak sebagai buah hati dari
perkawinan mereka. Akan tetapi pembuahan alami ini terkadang sulit terwujud, misalnya karena
rusaknya atau tertutpnya saluran indung telur yang membawa sel telur ke rahim, atau karena sel
sperma suami lemah sehingga tidak mampu menjangkau rahim istri
Dengan kemajuan yang pesat di bidang tehnologi. Diantara produk tehnologi mutakhir
adalah dibidang biologi. Salah satunya yaitu bayi tabung untuk mengatasi pwrmasalahan yang
telah diuraikan diatas. Sebagai akibat dari kemajuan ilmu pengetahuan modern dan teknologi
kedokteran dan biologi canggih, maka teknologi bayi tabung juga maju dengan pesat, sehingga
kalau teknologi bayi tabung ini ditangani oleh orang” kurang beriman dan bertaqwa,
dikhawatirkan dapat merusak peradaban umat manusia, bisa merusak nilai-nilai agama, moral,
budaya bangsa.

1.2 Rumusan Masalah
Masalah utama dalam penulisan ini adalah tinjauan hukum islam mengenai bayi tabung.
Permasalahan ini dirinci dalam perumusan masalah sebagai berikut:
• Apa yang dimaksud dengan bayi tabung?
• Bagaimana proses bayi tabung?
• Bagaimana hukum dan dalil mengenai bayi tabung?
• Bagaimana status anak bayi tabung menurut hukum islam?
1.3 Tujuan Penulisan
Tujuan secara umum dan diadakannya penulisan makalah ini yaitu untuk mengetahui informasi
tentang perkambangan teknologi bayi tabung dan kesesuaian dengan hukum agama islam.
1.4 Manfaat Penulisan
Adapun manfaat yg dapat kita peroleh dari penulisan makalah ini yaitu kita dapat mempelajari
hal-hal yg ada di dunia medis yg dilarang oleg hukum-hukum islam.






BAB 2
PEMBAHASAN
2.1 PENGERTIAN BAYI TABUNG
Bayi tabung atau pembuahan invitro adalah sebuah teknik pembuahan yg sel telur(ovum) dibuahi
diluar tubuh wanita Ini merupakan salah satu metode untuk mengatasi masalah kesuburan ketika
metode lainnya tidak berhasil, dalam istilah kerennya in vitro vertilization (IVF). In fitro adalah
bahasa laitin yg berarti dalam gelas atau tabung gelas dan vertilization yg artinya pembuahan.
Dalam proses bayi tabung atau IVF sel telur yg sidah matang diambil dari indung telur. Secara
teknis, dokter mengambil sel telur dari indung telur dengan alat yg disebut “laparoscop” yang
ditemukan dr Patrick C. Steptoe dari Inggris. Lalu dibuahi dengan sperma di dalam sebuah medium
cairan. Setelah berhasil, embrio kecil yg terjadi dimasukkan ke dalam rahim dengan harapan dapat
berkembang menjadi bayi.
Proses yg berlangsung di laboratorium ini dilaksanakan sampai menghasilkan suatu embrio yg
akan ditempatkan pada rahim ibu. Embrio ini juga dapat disimpan dalam bentuk beku dan dapat
digunakan kelak jika dibutuhkan. Bayi tabung merupakan pilihan untuk memperoleh keturunan bagi
ibu-ibu yg memiliki gangguan pada saluran tubanya. Jika terdapat gangguan pada saluran tuba, maka
proses ini tidak akan berlangsung sebagaimana mestinya.
Bayi tabung pertama yg lahir ke dunia adalah Louise Joy Brown pada tahun 1978 di Inggris.


2.2 Proses bayi tabung
Proses bayi tabung adalah proses dimana sel telur wanita dan sel sperma pria diambil untuk
menjalani proses pembuahan. Proses pembuahan sperma dengan ovum dipertemukan di luar
kandungan pada satu tabung yang dirancang secara khusus. Setelah terjadi pembuahan lalu menjadi
zygot kemudian dimasukkan ke dalam rahim sampai dilahirkan. Berikut adalah proses bayi tabung
(IVF) yang dijelaskam dengan gambar agar suami istri semakin yakin apakah pilihan yg mereka ambil
tepat atau tidak:
1. Perjuangan sperma menembus sel telur
Untuk mendapatkan kehamilan, satu sel sperma harus bersainh dengan sel sperma yg lain.
Sel sperma yg berhasil untuk menerobos sel telur merupakan sel sperma dengan kualitas
terbaik saat itu. Jadi merupakan perjuangan yg besar ya bagi sperma menembus sel telur.
2. Perkembangan sel telur
Selama masa subur wanita akan melepaskan satu atau dua sel telur. Sel telur tersebut akan
berjalan melewati saluran telur dan kemudian bertemu dengan sel sperma pada kehamilam
yg normal.
3. Injeksi
Dalam IVF, dokter akan mengumpulkan sel telur sebanyak-banyaknya. Dokter kemudian
akan memilih sel telur terbaik dengan melakukan seleksi. Pada proses ini pasien disuntikkan
hormon untuk menambah jumlah produksi sel telur. Perangsangan berlangsung 5-6 minggu
sampai sel telur dianggap cukup matang dan siap dibuahi.
4. Pelepasan sel telur
Setelah hormon penambah jumlah produksi sel telur bekerja maka sel telur siap untuk
dikumpulkan. Dokter bedah menggunakan laparoskop untuk memindahkan sel-sel telur
tersebut untuk digunakan pada proses bayi tabung (IVF) berikutnya.
5. Sperma beku
Sebelumnya suami akan menitipkan sperma kepada laboratorium dan kemudian dibekukan
untuk menanti saat ovulasi. Sperma yg dibekukan disimpan dalam nitrogen cair yang
dicairkan secara hati-hati oleh para tenaga medis.
6. Menciptakan embrio
Pada sel sperma dan sel telur yang terbukti sehat, akan sangat mudah bagi dokter untuk
menyatukan keduanya dalam sebuah piring lab. Namun bila sperma tidak sehat sehingga
tidak dapat membuahi sel telur, maka akan dilakukan ICSI.
7. Embrio berumur 2 hari
Setelah sel telur dipertemukan dengan sel sperma, akan dihasilkan sel telur yang telah
dibuahi (embrio). Embrio ini akan membelah seiring dengan waktu. Embrio memiliki 4 sel,
yang diharapkan mencapai stage perkembangan yang benar.
8. Pemindahan embrio
Dokter kemudian memilih 3 embrio terbaik untuk di transfer yang diinjeksikan ke sistem
reproduksi si pasien.
9. Implanted fetus
Setelah embrio memiliki 4-8 sel, embrio akan dipindahkan kedalam rahim wanita dan
kemudian menempel pada rahim. Selanjutnya embrio tumbuh dan berkembang seperti
layaknya kehamilan biasa sehingga kehadiran bakal janin dapat dideteksi melalui USG.

2.3 Hukum serta dalil tentang bayi tabung
Bayi tabung adalah proses pembuahan sperma dengan ovum dipertemukan diluar kandungan
pada satu tabung yang dirancang khusus. Setelah terjadi pembuahan lalu menjadi zigot kemudian
dimasukkan kedalam rahim sampai dilahirkan. Jadi proses tanpa melalui jima’.
Tidak boleh karena proses pengambilan mani tersebut berkonsekuensi minimal sang dokter akan
melihat aurat wanita lain. Dan melihat aurat wanita lain hukumnya adalah haram menurut
pandangan syariat sehingga tidak boleh dilakukan kecuali dalam keadaan darurat. Sementara tidak
terbayangkan sama sekali jika keadaan darurat mengharuskan seorang lelaki memindahkan mani ke
istri dengan cara yang haram ini bahkan terkadang berkonsekuensi sang dokter melihat aurat suami
wanita tersebut dan ini pun tidak boleh.



2.4 Perbedaan pendapat para ulama
• Majelis Ulama Indonesia (MUI)
1.Bayi tabung dengan sperma dan ovum dari pasangan suami istri yang sah hukumnya
mubah (boleh), sebab ini termasuk ikhtiar yang berdasarkan kaidah-kaidah agama. Asal
keadaan suami istri yang bersangkutan bener-bener memerlukan cara inseminasi buatan
untuk memperoleh anak.
2.Bayi tabung dari sperma yang dibekukan dari suami yang telah meninggal dunia hukumnya
haram berdasarkan kaidah Sadd az-zari’ah. Sebab hal ini akan menimbulkan masalah yang
rumit baik kaitannya dengan penentuan nasab maupun dalam hal kewarisan.
3.Bayi tabung yang sperma dan ovumnya tak berasal dari pasangan suami istri yang sah
maka hukumnya haram.
• Nahdlatul Ulama (NU)
1.Apabila mani yang ditabung atau dimasukkan ke dalam rahim wanita tersebut ternyata
bukan mani suami istri yang sah, maka bayi tabung hukumnya haram.
2.Apabila mani yang ditabung tersebut milik suami istri, tetapi cara mengeluarkannya tidak
muhtaram maka hukumnya haram. Mani muhtaram adalah mani yang keuar atau
dikeluarkan dengan cara yang tidak dilarang oleh syara’.
3.Apabila mani yang ditabung itu mani suami istri yang sah dan cara mengeluarkannya
termasuk muhtaram, serta dimasukkan kedalam rahim istri sendiri, maka hukum bayi tabung
menjadi mubah.
• Ulama Saudi Arabia
Menurut salah satu putusan fatwa ulama saudi arabia, disebutkan bahwa alim ulama di
lembaga riset pembahasan ilmiah, fatwa, dakwah dan bimbingan islam di kerajaan Saudi
Arabia telah mengeluarkan fatwa pelarangan praktek bayi tabung. Karena praktek tersebut
akan menyebabkan terbukanya aurat, tersentuhnya kemaluan, dan terjamahnya rahim.
Sebagaimana Allah berfirman dalam kitab-Nya: “Dia menjadikan mandul siapa yang Dia
kehendaki”.
• Ulama di Malaysia
a. Bayi tabung uji dari benih suami istri yang dicantumkan secara “terhirmat” adalah sah di
sisi Islam.
b. Bayi yang dilahirkan melalui tabung uji itu boleh menjadi wali dan berhak menerima
harta pesaka dari keuarga yang berhak.
c. Benih suami istri dikeluarkan dengan cara yang tidak bertentangan dengan cara islam
maka ianya dikira sebagai cara terhormat.

2.5. Mutharat dan masalah teknik bayi tabung
Sebagaimana kita ketahui bahwa inseminasi buatan pada manusia dengan donor sperma atau
ovum lebih banyak mendatangkan mudharat daripada maslahah. Maslahah yang dibawa inseminasi
buatan ialah membantu suami istri yang mandul, baik keduanya maupun salah satunya, untuk
mendapatkan keturunan atau yang mengalami gangguan normal.
2.5.1 Mutharat
1. Ovarium Hyperstimulation Syndrom (OHSS), merupakan komplikasi dari peoses stimulasi
perkembangan telur dimana banyak folikel yang dihasilkan sehingga terjadi akumulasi cairan
diperut. Cairan bisa sampai ke rongga dada dan yang paling parah harus masuk rumah sakit karena
cairan harus dikeluarkan dengan membuat lubang dibagian perut. Kalau tidak dikeluarkan bisa
mengganggu fungsi tubuh yang lain.
2. Kehamilan kembar, bukan merupakan rahasia lagi kalau proses bayi tabung bisa
menghasilkan lebih dari satu bayi. Kelihatannya enak punya anak kembar, tapi katanya risiko
melahirkannya lebih tinggi dari kalau hanya satu bayi.
3. Keguguran. Ini juga bisa terjadi pada kehamilan normal. Tingkat keguguran kehamilan bayi
tabung sekitar 20%.
4. Kehamilan diluar kandungan atau kehamilan ektopik, kemungkinan terjadi sekitar 5%.
5. Risiko pendarahan pada saat oengambilan sel telur sangat jarang terjadi. Karena prosedurnya
menggunakan jarum khusus yang dimasukkan kedalam rahim, risiko pendarahan bisa terjadi yang
tentunya membutuhkan perawatan lebih lanjut.
6. Percampuran nasab, padahal islam sangat menjaga kesucian/kehormatan kelamin, dan juga
kemurnian nasab, karena nasab itu ada kaitannya dengan kemahraman dan kewarisan.
7. Bertentangan dengan sunnatullah atau hukum alam.
8. Inseminasi pada hakikatnya sama dengan prostitusi karena terjadinya percampuran sperma
pria dengan ovum wanita tanpa perkawinan yang sah.
9. Kehadiran anak hasil inseminasi bisa menjadi sumber konflik dalam rumah tangga. Anak hasil
inseminasi lebih banyak unsur negatifnya daripada anak adopsi.
10. Bayi tabung lahir tanpa melalui proses kasih sayang yang alami, terutama bagi bayi tabung
lewat ibu titipan yang menyerahkan bayinya kepada pasangan suami istri yang punya benihnya
sesuai dengan kontrak, tidak terjalin hubungan keibuan secara alami.
11. Munculnya persewaan rahim dan permasalahnnya.
12. Bertentangan dengan kodrat dan fitrah manusia sebagai makhluk Tuhan.
13. Kemajuan teknologi telah memperbudak manusia.
14. Memerlukan biaya yang besar sehingga hanya dapat dijangkau oleh kalangan tertentu.
2.5.2 Maslahah
1. Memberi harapan kepada suami istri yang lambat punya anak atau mandul.
2. Memberikan harapan bagi kesejahteraan umat manusia.
3. Menghindari penyakit (seperti penyakit menurun/genetis, sehingga untuk kedepan akan
terlahir manusia yang sehat dan bebas dari penyakit keturunan.
4. Menuntut manusia untuk menciptakan sesuatu yang baru.


2.6 Status Anak Bayi Tabung Menurut Islam
Status anak hasil inseminasi dengan donor sperma atau ovum menurut hukum islam adalah
tidak sah dan statusnya sama dengan anak hasil prostitusi. UU Perkawinan pasal 42 No.1/1974:
“anak yang sah adalah anak yang dilahirkan dalam atau sebagai akibat perkawinan yang sah”. Maka
memberikan pengertian bahwa bayi tabung dengan bantuan donor dapat dipandang sah karena ia
terlahir dari perkawinan yang sah. Tetapi inseminasi buatan dengan sperma atau ovum donor tidak
diizinkan karena tidak sesuai dengan pancasila, UUD 1945 pasal 29 ayat 1.





BAB III
PENUTUP

3.1 Kesimpulan
Dari pernyataan diatas dapat disimpulkan bahwa:
1. Inseminasi buatan dengan sel sperma dan ovum dari suami istri sendiri dan tidak ditransfer
embrionya kedalam rahim wanita lain (ibu titipan) diperbolehkan oleh islam, jika keadaan
kondisi suami istri yang bersangkutan benar-benar memerlukan. Dan status anak hasil
inseminasi macam ini sah menurut islam.
2. Inseminasi buatan dengan sperma dan ovum donor diharamkan oleh islam. Hukumnya sama
dengan zina dan anak yang lahir dari hasil inseminasi macam ini sama dengan anak yang lahir
diluar perkawinan yang sah.


3.2 Saran
Kami sadar tidak ada manusia yang sempurna, kesempurnaan hanya milik Allah swt, dan kami
sadar makalah masih jauh dari kata sempurna. Maka dari itu kami meminta kritik dan sarannya yang
membangun, agar kedepannya kami bisa lebih baik dalam membuat makalah. Dan semoga makalah
ini bermanfaat bagi kita semua.

Anda mungkin juga menyukai