Daftar Isi
Pelajaran 1....................................................................................................................................1
Keutamaan Ramadhan (I) ................................................................................................................................1
Pelajaran 2 ..................................................................................................................................4
Keutamaan Bulan Ramadhan (II) ...............................................................................................................4
Pelajaran 3 ..................................................................................................................................7
Hikmah di Balik Puasa Ramadhan ............................................................................................................7
Pelajaran 4 ................................................................................................................................10
Hikmah di Balik Puasa Ramadhan ..........................................................................................................10
Pelajaran 5 ................................................................................................................................14
Amalan Bulan Ramadhan .............................................................................................................................14
Pelajaran 6 ................................................................................................................................17
Salafush-Shalih di Bulan Ramadhan .......................................................................................................17
Pelajaran 7 ................................................................................................................................19
Yang Membatalkan Pahala Puasa (I).......................................................................................................19
Pelajaran 7 ................................................................................................................................22
Yang Membatalkan Pahala Puasa (II).....................................................................................................22
Pelajaran 9................................................................................................................................25
Sunnah-Sunnah Sebelum Ifthar/Buka Puasa....................................................................................25
Pelajaran 10 ..............................................................................................................................28
Ibadah Penuh Pahala Bagi Wanita Haid di Bulan Ramadhan ................................................28
Pelajaran 11 ...............................................................................................................................32
Cara Agar Mendapat Lailatul Qadar dan Dalilnya...........................................................................32
Referensi ...................................................................................................................................38
PELAJARAN 1
KE UTAMA A N RA MA D H A N ( I )
Bulan Ramadhan adalah bulan yang mulia. Bulan ini dipilih sebagai bulan
untuk berpuasa dan pada bulan ini pula Al Qur’an diturunkan. Sebagaimana
Allah Ta’ala ber rman,
ات ِم َن ا ْل ُهدَى َوا ْل ُف ْرق َِان َف َم ْن ِ شَ ْه ُر َر َم َض َان الَّ ِذي أُ ْنزِلَ فِي ِه ا ْل ُق ْرآَ ُن ُهدًى لِلنَّا
ٍ س َو َب ِّي َن
”Apabila Ramadhan tiba, pintu surga dibuka, pintu neraka ditutup, dan setan
pun dibelenggu”
Hal ini berbeda dengan bulan-bulan lainnya. Di bulan Ramadhan, orang akan
lebih sibuk melakukan kebaikan daripada melakukan hal maksiat. Inilah sebab
mereka dapat memasuki surga dan pintunya. Sedangkan tertutupnya pintu
neraka dan terbelenggunya setan, inilah yang mengakibatkan seseorang
mudah menjauhi maksiat ketika itu.
Pada bulan Ramadhan terdapat suatu malam yang lebih baik dari seribu bulan
yaitu lailatul qadar (malam kemuliaan). Pada malam inilah –yaitu 10 hari terakhir
di bulan Ramadhan- saat diturunkannya Al Qur’anul Karim.
Allah Ta’ala ber rman,
( َل ْي َل ُة ا ْل َق ْد ِر َخ ْي ٌر ِم ْن أَ ْل ِف٢) ( َو َما أَ ْد َراكَ َما َل ْي َل ُة ا ْل َق ْد ِر١) إِنَّا أَ ْن َز ْل َنا ُه فِي َل ْي َل ِة ا ْل َق ْد ِر
(٣) شَ ْه ٍر
”Sesungguhnya Kami telah menurunkannya (Al Quran) pada lailatul qadar
(malam kemuliaan). Dan tahukah kamu apakah malam kemuliaan itu?
Malam kemuliaan itu lebih baik dari seribu bulan.” (QS. Al Qadr: 1-3)
َو إِ َّن لِ ُك ِّل ُم ْس ِل ٍم َد ْع َو ًة َي ْد ُع ْو بِ َها, إِ َّن لِلّ ِه فِى ُك ِّل َي ْو ٍم ِع ْتقَا َء ِم َن النَّا ِر فِى شَ ْه ِر َر َم َض َان
َف َي ْس َت ِج ْي ُب َل ُه
”Sesungguhnya Allah membebaskan beberapa orang dari api neraka pada
setiap hari di bulan Ramadhan,dan setiap muslim apabila dia memanjatkan
do’a maka pasti dikabulkan.”
PELAJARAN 2
K EUTAMA AN BU L AN R AMADH A N ( I I )
Rasulullah bersabda:
Jibril memberi peringatan juga kepada kita: Wahai rasulullah, barang siapa yang
menemui bulan Ramadhan kemudian tidak mendapatkan ampunan, didoakan
jibril semoga dijauhkan dari Allah (lalu diamini oleh Rasulullah).
6. Orang yang Gemar Berpuasa Akan Masuk dari Salah Satu Pintu Surga
ون َي ْو َم ا ْل ِق َيا َم ِة َلا َيد ُْخ ُل ِم ْن ُه أَ َح ٌد َّ إِ َّن فِي ا ْل َجنَّ ِة َبا ًبا ُيقَالُ َل ُه ال َّريَّا ُن َيد ُْخ ُل ِم ْن ُه
َ الصائِ ُم
ون َلا َيد ُْخ ُل ِم ْن ُه أَ َح ٌد َغ ْي ُر ُه ْم َف ِٕاذَا َد َخ ُلوا أُ ْغ ِل َق َف َل ْم َ الصائِ ُم
َ ون َف َيقُو ُم َّ َغ ْي ُر ُه ْم ُيقَالُ أَ ْي َن
(َيد ُْخ ْل ِم ْن ُه أَ َح ٌد )رواه البخاري
"Sesungguhnya di surga ada pintu yang dinamakan Ar-Rayyan. Orang-orang
yang berpuasa di hari kiamat masuk dari pintu itu. Tidak dibolehkan seorang
pun memasukinya selain meraka. Lalu dikatakan, ‘Dimana orang-orang yang
berpuasa?' Mereka pun bangkit, tidak ada seorang pun yang masuk kecuali
dari mereka. Ketika mereka telah masuk, (pintunya) ditutup dan tidak seorang
pun masuk lagi." (HR. Bukhari)
َ))قَال: قَالَ َر ُس ْولُ الله ِ َصلَّى الل ُه َع َل ْي ِه َو َسلَّ َم: َُع ْن أَبِ ْي ُه َر ْي َر َة َر ِض َي الل ُه َع ْن ُه َي ُق ْول
fi
Di antara etika dan tata cara berpuasa adalah jangan memperbanyak tidur di
waktu siang, dan tidak banyak berbuka di waktu malam, sehingga menemukan
rasa lapar dan haus maka menjadi bersih jiwanya dan lemah keinginan
nafsunya, maka mendapatkan cahaya kalbunya, dan itu adalah rahasia dan
maksud dari puasa (ada pepatah: kalo banyak makan banyak nafsunya, siapa
yang banyak nafsunya banyak dosanya), dan hendaknya orang yang berpuasa
menjauhi dari hal-hal bermewah-mewah dan menuruti nafsu, sebagaimana
keterangan sudah disebutkan, maka harus ada riadoh untuk menjauhinya agar
ada dampak dalam menyinari hatinya, dan tidak memperbanyak sibuk-sibuk
urusan dunia di bulan Ramadhan.
Mengosongkan waktu dari urusan dunia karena ibadah kepada Allah SWT, dan
mengingat Allah semampu mungkin, kecuali melakukan kesibukan dunia untuk
memenuhi kewajiban dan haknya, atau untuk memenuhi hak dan kewajiban
keluarganya, yang demikian itu karena bulan Ramadhan lebih utama daripada
bulan lainnya seperti hari Jum’at yang lebih utama daripada hari lainnya,
Ramadhan adalah pemimpin bulan lainnya, bagi orang mukmin hendaknya
menjadikan hari Jum’at dan bulan Ramadhan untuk urusan akhiratnya
sama dengan 70 amalan fardhu di bulan lainnya. Inilah keuntungan yang besar
dan jangan sampai membiarkannya lewat begitu saja.
PELAJARAN 3
HI KMAH D I BA L IK PUA SA R A MA DH A N
Kita sudah mengetahui bersama bahwa puasa Ramadhan itu diwajibkan bagi
setiap muslim, yang baligh, berakal, dalam kondisi sehat, bermukim, serta suci
dari haidh dan nifas. Inilah hikmah ibadah puasa yang jarang kita rasakan dan
kita pahami. Semoga kita dimudahkan untuk meraihnya. Amin Yaa Mujibas Saa-
ilin.
Lalu apa hikmah di balik melakukan ibadah puasa ini? Hikmahnya begitu
banyak. Sebagian dari kalam ulama mengenai hikmah tersebut, diantaranya
adalah :
Allah Ta’ala ber rman,
Ayat ini menunjukkan bahwa di antara hikmah puasa adalah agar seorang
hamba dapat menggapai derajat takwa dan puasa adalah sebab meraih derajat
yang mulia ini. Hal ini dikarenakan dalam puasa, seseorang akan melaksanakan
fi
Pertama, orang yang berpuasa akan meninggalkan setiap yang Allah larang
ketika itu yaitu dia meninggalkan makan, minum, berjima’ dengan istri dan
sebagainya yang sebenarnya hati sangat condong dan ingin melakukannya. Ini
semua dilakukan dalam rangka taqorrub atau mendekatkan diri pada Allah dan
meraih pahala dari-Nya. Inilah bentuk takwa.
Pertama, dapat mengendalikan jiwa. Rasa kenyang karena banyak makan dan
minum, kepuasan ketika berhubungan dengan istri, itu semua biasanya akan
fi
membuat seseorang lupa diri, kufur terhadap nikmat, dan menjadi lalai.
Sehingga dengan berpuasa, jiwa pun akan lebih dikendalikan.
Kedua, hati akan menjadi sibuk memikirkan hal-hal baik dan sibuk mengingat
Allah. Apabila seseorang terlalu tersibukkan dengan kesenangan duniawi dan
terbuai dengan makanan yang dia lahap, hati pun akan menjadi lalai dari
memikirkan hal-hal yang baik dan lalai dari mengingat Allah. Oleh karena itu,
apabila hati tidak tersibukkan dengan kesenangan duniawi, juga tidak
disibukkan dengan makan dan minum ketika berpuasa, hati pun akan
bercahaya, akan semakin lembut, hati pun tidak mengeras dan akan semakin
mudah untuk tafakkur (merenung) serta berdzikir pada Allah.
Ketiga, dengan menahan diri dari berbagai kesenangan duniawi, orang yang
berkecukupan akan semakin tahu bahwa dirinya telah diberikan nikmat begitu
banyak dibanding orang-orang fakir, miskin dan yatim piatu yang sering
merasakan rasa lapar. Dalam rangka mensyukuri nikmat ini, orang-orang kaya
pun gemar berbagi dengan mereka yang tidak mampu.
إِ َّن الشَّ ْي َط َان َي ْجرِى ِمنِ ا ْبنِ آ َد َم َم ْج َرى ال َّد ِم
“Sesungguhnya setan mengalir dalam diri manusia pada tempat mengalirnya
darah.”
SA NLAT O NLINE A H B AB U ZZ AH R O TA SAW UF
PELAJARAN 4
HI KMAH D I BA L IK PUA SA R A MA DH A N
Di bulan Ramadhan tentu saja setiap muslim harus menjauhi berbagai macam
maksiat agar puasanya tidak sia-sia, juga agar tidak mendapatkan lapar dan
dahaga saja. Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda,
Puasa menjadi sia-sia seperti ini disebabkan bulan Ramadhan masih diisi pula
dengan berbagai maksiat. Padahal dalam berpuasa seharusnya setiap orang
berusaha menjaga lisannya dari rasani orang lain (baca: ghibah), dari berbagai
perkaataan maksiat, dari perkataan dusta, perbuatan maksiat dan hal-hal yang
sia-sia.
َف ِٕا ْن َسابَّ َك أَ َح ٌد، الص َيا ُم ِم َن اللَّ ْغ ِو َوال َّرف َِث
ِّ إِنَّ َما، الص َيا ُم ِم َن الأَ ْكلِ َوالشَّ َر ِب
ِّ سَ َل ْي
إِنِّي َصائِ ٌم، إِنِّي َصائِ ٌم: أَ ْو َج ُه َل َع َل ْي َك َف ْل َت ُق ْل
“Puasa bukanlah hanya menahan makan dan minum saja. Akan tetapi, puasa
adalah dengan menahan diri dari perkataan lagwu dan rofats. Apabila ada
seseorang yang mencelamu atau berbuat usil padamu, katakanlah padanya,
“Aku sedang puasa, aku sedang puasa.”
L a g w u a d a l a h p e r k a t a a n s i a - s i a d a n s e m i s a l n y a y a n g t i d a k
berfaedah.Sedangkan rofats adalah istilah untuk setiap hal yang diinginkan laki-
laki pada wanita atau dapat pula bermakna kata-kata kotor.
Perhatikanlah pula petuah yang sangat bagus dari Ibnu Rajab Al Hambali
berikut, “Ketahuilah bahwa amalan taqorub (mendekatkan diri) pada
Allah Ta’ala dengan meninggalkan berbagai syahwat (yang sebenarnya boleh
dilakukan ketika tidak berpuasa seperti makan atau berhubungan badan
dengan istri, -pen) tidak akan sempurna hingga seseorang mendekatkan diri
pada Allah dengan meninggalkan perkara yang Dia larang yaitu dusta,
perbuatan zholim, permusuhan di antara manusia dalam masalah darah, harta
dan kehormatan.”
Oleh karena itu, ketika keluar bulan Ramadhan seharusnya setiap insan menjadi
lebih baik dibanding dengan bulan sebelumnya karena dia sudah ditempa di
madrasah Ramadhan untuk meninggalkan berbagai macam maksiat. Orang
yang dulu malas-malasan shalat 5 waktu, seharusnya menjadi sadar dan rutin
mengerjakannya di luar bulan Ramadhan. Juga dalam masalah shalat Jama’ah
bagi kaum pria, hendaklah pula dapat dirutinkan dilakukan di masjid
sebagaimana rajin dilakukan ketika bulan Ramadhan. Begitu pula dalam bulan
Ramadhan banyak wanita muslimah yang berusaha menggunakan jilbab yang
menutup diri dengan sempurna, maka di luar bulan Ramadhan seharusnya hal
ini tetap dijaga.
Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda,
َو إِ َّن أَ َح َّب ا ْل َع َملِ إِ َلى اللَّ ِه أَ ْد َو ُم ُه َو إِ ْن َق َّل
“(Ketahuilah bahwa) amalan yang paling dicintai oleh Allah adalah amalan
yang kontinu (ajeg) walaupun sedikit.”
Ibadah dan amalan ketaatan bukanlah ibarat bunga yang mekar pada waktu
tertentu saja. Jadi, ibadah shalat 5 waktu, shalat jama’ah, shalat malam, gemar
bersedekah dan berbusana muslimah, bukanlah jadi ibadah musiman. Namun
sudah seharusnya di luar bulan Ramadhan juga tetap dijaga. Para ulama
seringkali mengatakan, “Sejelek-jelek kaum adalah yang mengenal Allah (rajin
ibadah, -pen) hanya pada bulan Ramadhan saja.” Semoga Allah memudahkan
kita agar istiqomah dalam melakukan ketaatan kepada-Nya dan menjadikan
kita lebih baik setelah keluar dari bulan Ramadhan ini. Amin Yaa Mujibas Saa-ilin.
Inilah beberapa hikmah syar’i yang luar biasa di balik puasa Ramadhan. Oleh
karena itu, para salaf sangatlah merindukan bertemu dengan bulan Ramadhan
agar memperoleh hikmah-hikmah yang ada di dalamnya.
Adapun hikmah puasa yang biasa sering dibicarakan sebagian kalangan bahwa
puasa dapat menyehatkan badan (seperti dapat menurunkan bobot tubuh,
mengurangi resiko stroke, menurunkan tekanan darah, dan mengurangi resiko
diabetes.maka itu semua adalah hikmah ikutan saja,dan bukan hikmah utama.
Sehingga hendaklah seseorang meniatkan puasanya untuk mendapatkan
hikmah syar’i terlebih dahulu dan janganlah dia berpuasa hanya untuk
mengharapkan nikmat sehat semata. Karena jika niat puasanya hanya untuk
mencapai kenikmatan dan kemaslahan duniawi, maka pahala melimpah di sisi
Allah akan sirna walaupun dia akan mendapatkan nikmat dunia atau nikmat
sehat yang dia cari-cari.
Sehingga yang benar, puasa harus dilakukan dengan niat ikhlas untuk
mengharap wajah Allah. Sedangkan nikmat kesehatan, itu hanyalah hikmah
ikutan saja dari melakukan puasa, dan bukan tujuan utama yang dicari-cari. Jika
seseorang berniat ikhlas dalam puasanya, niscaya nikmat dunia akan datang
dengan sendirinya tanpa dia cari-cari. Ingatlah selalu nasehat Nabi shallallahu
‘alaihi wa sallam,
َم ْن كَا َن ِت الآ ِخ َر ُة َه َّم ُه َج َع َل اللَّ ُه ِغ َنا ُه فِى َق ْل ِب ِه َو َج َم َع َل ُه شَ ْم َل ُه َوأَ َت ْت ُه ال ُّد ْن َيا َو ِه َى
َر ِاغ َم ٌة َو َم ْن كَا َن ِت ال ُّد ْن َيا َه َّم ُه َج َع َل اللَّ ُه َف ْق َر ُه َب ْي َن َع ْي َن ْي ِه َو َف َّرقَ َع َل ْي ِه شَ ْم َل َه َو َل ْم َيأْتِ ِه
ِم َن ال ُّد ْن َيا إِلا َّ َما قُ ِّد َر َل ُه
“Barangsiapa yang niatnya adalah untuk menggapai akhirat, maka Allah
akan memberikan kecukupan dalam hatinya, Dia akan menyatukan
keinginannya yang tercerai berai, dunia pun akan dia peroleh dan tunduk hina
padanya. Barangsiapa yang niatnya adalah untuk menggapai dunia, maka
Allah akan menjadikan dia tidak pernah merasa cukup, akan mencerai
beraikan keinginannya, dunia pun tidak dia peroleh kecuali yang telah
ditetapkan baginya.”
Perlu diketahui bahwa hadits semacam ini adalah hadits yang lemah (hadits
dho’if) menurut ulama pakar hadits,tetapi selagi tidak bertentangan dengan
syariat maka bisa kita amalkan untuk fadhoilil a’mal(amalan sehari-hari).
PELAJARAN 5
AM AL A N BU L A N R A MA DHA N
2. Memperbanyak Sedekah
I b n u A b b a s r a d h i a l l a h u ’ a n h u m a b e r c e r i t a t e n t a n g k e d e r m a w a n
Rasulullah shallallahu’alaihi wasallam di bulan Ramadhan,
وكان أجود ما يكون في رمضان، كان رسول الله صلى الله عليه وسلم أجود الناس
فالرسول، وكان يلقاه في كل ليلة من رمضان ف ُيدارسه القرآن، حين يلقاه جبريل
Abu Suwar Al ‘adi menceritakan, “Orang-orang dari Bani ‘Adi biasa sholat di
masjid ini. Mereka tidak pernah berbuka sendirian. Bila ada orang yang bisa
diajak berbuka di rumah, mereka baru makan. Bila tidak ada, maka mereka
keluarkan hidangan makanan ke masjid, hingga para jamaahpun berbuka
bersamanya.”
Terlebih dalam ibadah sedekah, terkandung ibadah lain yang besar pahalanya.
Diantaranya memupuk rasa kasih sayang sesama muslim, dimana amalan ini
adalah sebab masuk surga. Seperti dikabarkan oleh Rasulullah shallallahu alaihi
wa sallam,
Dan memberi makan buka untuk orang yang puasa, juga amalan yang tak
ringan pahalanya. Nabi shallallahu alaih wasallam bersabda,
PELAJARAN 6
S AL AF US H-SH AL I H D I B UL AN R A MA DH AN
Imam Sya ’i
Imam asy-Sya ’i adalah teladan dalam kesungguhan dan kih. Beliau juga
adalah panutan dalam keimanan, ketakwaan, wara’, dan ibadah. Ar-Rabi berkata,
“Sya ’i membagi malam menjadi tiga bagian: sepertiga pertama untuk menulis,
sepertiga kedua untuk shalat, dan sepertiga sisanya untuk tidur”.
Yang menakjubkan dan rasa-rasanya sulit dijangkau dengan akal kita karena
kekurangan yang ada pada kita, Imam asy-Sya ’i mengkhatamkan Alquran
sebanyak 60 kali di bulan Ramadhan. Beliau membacanya saat shalat dan di luar
shalat.
Dari sini kita dapat memahami alangkah berkahnya waktu Ramadhan Imam
asy-Sya ’i. Beliau memanfaatkan waktu-waktu tersebut sehingga bisa
mengkhatamkan Alquran dua kali dalam sehari.
Abdullah bin Umar radhiallahu ‘anhu selalu berbuka bersama anak-anak yatim
dan orang-orang miskin. Penghasilannya tidak ia nikmati sendiri, ia senantiasa
membagikannya kepada orang miskin dan yang membutuhkan. Ayyub bin Wa-
il ar-Rasibi pernah melihat Abdullah bin Umar mendapatkan uang sebanyak
4.000 dirham dan kain. Di hari berikutnya Ayyub melihatnya berada di pasar
membeli sebuah hewan untuk dikendarai. Ayyub pun menemui keluarga
Abdullah bin Umar dan bertanya tentang apa yang dilakukan oleh Abdullah bin
Umar radhiallahu ‘anhu. Keluarganya mengabarkan bahwa Abdullah bin Umar
tidak tidur sejak kemarin membagi-bagikan apa yang ada padanya hingga ia
fi
fi
fi
fi
fi
fi
fi
pulang dengan tangan kosong. Ketika kami bertanya kepada beliau, beliau
mejawab, “Semuanya sudah aku kasihkan kepada orang-orang fakir”.
Qatadah as-Sadusi
salah satu wali di tarim.. yang dimakamin di zanbal. beliau setiap baca al-quran,
lisannya selalu terasa manis seperti madu. Akhirnya, tiap Ramadhan beliau tidak
pernah baca alquran karena takut batal karena merasakan manisnya dari
kenikmatan yang di dapatkan ketika membaca al-quran.
Habib Muhammad Alhaddar (Abah dari Hubabah Nur, istri dari Habib Umar
bin Ha dh)
Beliau ketika masuk bulan Ramadhan, hanya di atas sajadah saja, tidak repot
untuk mengurusi orang lain atau hal lain. Sehingga kalau di kasih makan beliau
terima , kalau tidak maka beliau terus beribadah.
rasanya beliau ingin menambah lagi waktu untuk ibadah. Padahal waktu 24jam
semua di habiskan untuk ibadah.
PELAJARAN 7
Banyak orang yang mampu menahan diri darai lapar, dahaga, dan dorongan
syahwat. Namun, mereka seringkali luput dari hal-hal kecil yang ternyata
menghilangi pahala puasa. “Jadi, jagalah dirimu dengan baik. Puasa itu tidak
sekadar menahan makan, minum, dan berhubungan seksual. Puasa itu
melibatkan sik, pikiran, dan hati.
Dalam hadis riwayat Imam Nasa’i dan Ibnu Majah, Rasulullah SAW bersabda, ada
orang yang hanya mendapat rasa lapar dan haus. Hal ini disebabkan orang
tersebut tetap melakukan perbuatan maksiat yang bahkan disadari merusk
pahala puasa.
الكذب والغيبة والنميمة و اليمين الغموس والنظر: خمسة اشياء تحبط الصوم
الحديث- .بشهوة
Meski demikian, puasa orang tersebut tetap sah sebagai penggugur kewajiban.
Puasa Ramadan merupakan ibadah wajib bagi setiap muslim. “Puasanya tetap
sah sebagai penggugur kewajiban. Tapi tidak mendapatkan apa pun kecuali
lapar dan haus,”
Lantas, bagaimana caranya agar puasa Ramadan yang dilakukan tidak sia-sia
dan mengantarkan pada derajat ketakwaan? Pertama, selalu perbarui niat.
Semua amal bergantung pada niatnya. Jangan lupa untuk terus belajar agar
lebih mengerti hakikat berpuasa. Selanjutnya menjaga diri dari perbuatan yang
merusak pahala puasa serta menyemarakkan Ramadan dengan amal saleh
sesuai tuntunan Nabi Muhammad SAW, seperti berzikir dan membaca Alquran.
1. Berbohong
Bohong adalah mengatakan sesuatu yang tidak sesuai dengan keadaan yang
sebenarnya. Untuk menghindarinya cukup kita berpegang pada hadits Nabi
SAW, ketika seseorang berdusta, maka para malaikat akan menjauhinya sejauh 1
mil (1,609 kilometer) dikarenakan bau busuk yang ada pada pendusta tersebut.
Sebaiknya tetap berpegang teguh pada kejujuran, meskipun didalamnya
terdapat banyak bahaya, akan tetapi hakikatnya itulah keselamatan.
Ada pula yang berbohong untuk menghindari bahaya, seperti ketika ada
seseorang yang dikejar akan dibunuh, kemudian orang itu disembunyikan dan
mengatakan tidak tahu atau mengatakan sudah pergi. Berbohong jenis ini
hukumnya malah wajib.
Maknanya dari hadist ini kita harus menjaga mulut dr maksiat2 mulut gunakan
untuk berkata jujur jangan berbohong baik itu disaat serius ataupun bergurau
dan jangan membiasakan berbohong ketika bergurau karena hal itu akan
menggiringmu kepada berbohong ketika sdg serius. Sesungguhnya berbohong
adalah dosa besar dan kamu dikenal sebagai pembohong. Jatuhlah harga
dirimu dan hilanglah kepercayaan orang trhadap dirimu.
2. Menggunjing/ Ghibah
fi
Dari pada menggunjing saudara mu, lihatlah dirimu sendiri Tanyakanlah pada
hati yang paling dalam bukankah engkau punya aib yang zhahir dan yang
batin?!!bukankah kita selalu berbuat dosa diam-diam atau dengan terang2an?!!
Jika kau tutup aib saudaramu maka Allah akan tutup aib mu dan sebaliknya jika
kau buka, meyebarkan aib saudaramu maka allah akan membeberkan aib-aib
mu itu.
PELAJARAN 7
3. Mengadu Domba
Rasulullah SAW bersabda, tidak akan masuk surga orang yang suka namimah
Mengadu orang dengan motivasi apa pun, baik hanya iseng, hobby, apalagi
dengan tujuan mencari keuntungan atau membuat kekisruhan, semuanya
dilarang dalam agama Islam. Sebab pihak-pihak yang diadu pasti akan
mengalami kerugian, baik materi atau moral.
fi
fi
fi
4. Bersumpah Palsu
Pasti dengan sengaja akan menguntungkan suatu pihak dan merugikan pihak
yang lain. Dan pasti pula akan menghilangkan kebenaran berganti dengan
kezholiman. Perbuatan ini sungguh sangat dilaknat oleh Allah dan Rosul-Nya.
ون بِ َع ْه ِد اللَّ ِه َوأَ ْي َمانِ ِه ْم َث َم ًنا َق ِلي ًلا أُو َل ٰ ِئ َك َلا َخ َلاقَ َل ُه ْم فِي ا ْلآ ِخ َر ِة َو َلا
َ إِ َّن الَّ ِذ َين َيشْ َت ُر
اب أَلِي ٌم
ٌ ُي َكلِّ ُم ُه ُم اللَّ ُه َو َلا َي ْن ُظ ُر إِ َل ْي ِه ْم َي ْو َم ا ْل ِق َيا َم ِة َو َلا ُي َزكِّي ِه ْم َو َل ُه ْم َع َذ
"Sesungguhnya orang-orang yang menukar janji (nya dengan) Allah dan
sumpah-sumpah mereka dengan harga yang sedikit, mereka itu tidak
mendapat bagian (pahala) di akhirat, dan Allah tidak akan berkata-kata
dengan mereka dan tidak akan melihat kepada mereka pada hari kiamat dan
tidak (pula) akan mensucikan mereka. Bagi mereka azab yang pedih." (QS. Ali
Imran ayat 77)
Yang dimaaksud dengan syahwat di sini adalah: ada dorongan dari hati untuk
memandangnya atau meneruskan pandangan yang mulanya tidak disengaja.
Lima perbuatan dosa yang tersebut dalam Al-Hadits di atas semuanya adalah
perbuatan haram.
fi
Ada istilah dari mata turun ke hati, maka hendaklah setiap orang menghijab
dirinya dengan selalu menundukkan pandangannya.
وج ُه ْم ۚ َ ٰذلِ َك أَ ْزك َٰى َل ُه ْم ۗ إِ َّن اللَّ َه َخ ِبي ٌر
َ قُ ْل لِ ْل ُم ْؤ ِم ِن َين َي ُغ ُّضوا ِم ْن أَ ْب َصا ِر ِه ْم َو َي ْح َف ُظوا فُ ُر
َ بِ َما َي ْص َن ُع
ون
Katakanlah kepada orang laki-laki yang beriman: "Hendaklah mereka
menahan pandanganya, dan memelihara kemaluannya; yang demikian itu
adalah lebih suci bagi mereka, sesungguhnya Allah Maha Mengetahui apa
yang mereka perbuat".
fi
PELAJARAN 9
Merupakan sunnah Rasul yang mulia untuk menyegerakan berbuka saat sudah
memasuki waktu maghrib.
fi
أَ َح َّب ِع َبا ِدى إِ َل َّى أَ ْع َج ُل ُه ْم فِ ْط َرا:قَالَ الل ُه َع َّز َو َج َّل.
“Allah ‘Azza wa Jalla ber rman, “Hamba yang paling Aku cintai adalah yang
paling cepat berbuka.” (HR. At-Tirmidzi)
2. Berbuka dengan Ruthab
Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam adalah suri tauladan yang paripurna. Beliau
berbuka sebelum menunaikan ibadah sholat maghrib. Namun tetap tidak
ketinggalan shalat jamaah maghrib.
Dari Abdullah bin ‘Amr al-‘Ash berkata bahwa Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa
sallam bersabda,
“Sesungguhnya bagi orang berpuasa, pada waktu berbuka tersedia do’a yang
makbul, diantaranya dengan membaca:
اَللَّ ُه َّم إِنِّى أَ ْسأَلُ َك بِ َر ْح َم ِت َك الَّ ِتى َو ِس َع ْت ُك َّل شَ ْي ٍء أَ ْن َت ْغ ِف َر لِ ْي
fi
“Ya Allah, aku memohon ampun kepada-Mu dengan rahmat-Mu yang meliputi
segala sesuatu.” (HR. Ibnu Majah)
َذ َه َب ال َّظ َمأُ َوا ْب َتلَّ ِت ا ْل ُع ُر ْوقُ َو َث َب َت ا ْلأَ ْج ُر إِ ْن شَ ا َء الل ُه
“Telah pergi rasa haus dan menjadi basah semua urat, dan pahala telah tetap,
insyaa Allah.” (HR. Abu Dawud dan An-Nasa’i)
Saat sebelum berbuka sebagian dari kita sudah banyak berencana untuk beli ini,
makan ini, hingga semua tak tersentuh karena kapasitas perut yang tak
memadai.
Hal ini bukanlah cerminan pribadi yang baik. Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa
sallam bersabda;
SA NLAT O NLINE A H B AB U ZZ AH R O TA SAW UF
PELAJARAN 10
Setiap bulan, seorang wanita tentunya akan memasuki masa menstruasi yang
membuatnya tidak bisa melakukan ibadah-ibadah penting. Namun, wanita
tetap bisa mendekatkan diri kepada Allah dengan melakukan amalan saat haid
di bulan Ramadhan. Amalan saat haid di bulan Ramadhan tentunya harus
sesuai sunnah dan anjuran yang sudah ditetapkan Allah SWT.
Selama bulan Ramadhan tentunya pintu keberkahan terbuka lebar. Setiap orang
berlomba-lomba agar bisa menambah amalan dan mendekatkan diri kepada
Allah.
Namun, kamu tidak perlu merasa sedih. Sebab ada sejumlah amalan penuh
pahala bagi wanita haid di bulan Ramadhan.Amalan wanita haid di bulan
Ramadhan ini memiliki nilai pahala yang sama ketika mengerjakan sholat di
waktu suci.
Pendapat bahwa amalan wanita haid di bulan Ramadhan sama nilainya dengan
sholat di waktu suci bisa dilihat pada hadis berikut:
Dalam hadis riwayat Bukhari, Rasulullah Muhammad SAW bersabda, " Jika
seorang ahli ibadah jatuh sakit atau safar, ia tetap diberi pahala ibadah
sebagaimana ketika ia sehat atau sebagaimana ketika ia tidak dalam safar."
Hal ini tentu saja merupakan kabar gembira bagi wanita haid di bulan
Ramadhan. Karena amalan dan ibadah mereka tetap diperhitungkan.
Lantas, amalan penuh pahala apa saja bagi wanita haid di bulan Ramadhan?
1. Berdzikir
Amalan saat haid di bulan Ramadan yang bisa dilakukan wanita yang pertama
adalah berdzikir. Selama dalam keadaan haid, wanita diperbolehkan berdzikir
dan tetap menyebut Asma Allah SWT. Dzikir merupakan amal ibadah yang
dianjurkan siapapun dan kapan pun. Jenis-jenis dzikir pun ada banyak, wanita
yang sedang haid bisa mengucapkan berbagai kalimah thayyibah seperti tasbih,
tahmid, takbir, tahlil dan lainnya. Dzikir juga bisa dilakukan untuk memohon
pengampunan pada Allah dengan beristighfar dan bertobat.
2. Berdoa
Selama dalam keadaan haid, wanita tetap diperbolehkan berdoa. Amalan saat
haid di bulan Ramadan satu ini tentunya bisa dilakukan siapa saja dan kapan
pun. Berdoa adalah bentuk ikhtiar dan cara manusia untuk mendekatkan diri
kepada Allah. Wanita yang sedang dalam keadaan haid tetap bisa memohon,
meminta, dan mendekatkan diri kepada Allah.
Bahkan ada satu malam yang begitu istimewa yang kita kenal sebagai malam
lailatul qadar. Meski wanita haid tidak bisa melakukan i’tikaf di masjid, mereka
bisa berdoa untuk mendekatkan diri dan memohon ampunan kepada Allah
SWT.
Sayyidah Aisyah pernah bertanya kepada Rasulullah SAW, " Wahai Rasul,
andaikan aku bertemu lailatul qadar, doa apa yang bagus dibaca? Rasul
menjawab:
Wanita yang sedang dalam keadaan junub diperbolehkan membaca doa apa
saja karena tidak masuk dalam larangan saat haid. Saat haid wanita masih bisa
mengamalkan doa harian seperti al-Matsurat / khulasoh madad nabawi, yang
merupakan kumpulan doa harian yang diamalkan Rasulullah.
Dengan tetap mendengar lantunan ayat suci, hati wanita haid akan selalu dekat
dengan Allah. Ini sesuai dengan hadis riwayat Ibnu Majah. Dari Aisyah Ra ia
berkata, "Rasulullah SAW meletakkan kepalanya di pangkuanku saat aku sedang
haid, dan ia membaca Alquran."
Dengan tetap mendengar Alquran, hati wanita haid akan selalu terpaut pada
kalam-kalam Allah. Mereka senantiasa mendapat rahmat. Ini sesuai dengan
rman Allah SWT yang artinya:
4. Bersolawat
Amalan saat haid di bulan Ramadan yang bisa dilakukan wanita adalah
bersolawat. Solawat adalah bukti cinta manusia kepada Allagh SWT dan
Rasulullah SAW. Solawat adalah sebab turunnya rahmat, pengampunan, dan
pahala yang berlipat ganda dari Allah SWT. Solawat tidak dilarang saat haid dan
bisa dilakuakan kapanpun.
5. Bersedekah
Bersedekat merupakan amalan saat haid di bulan Ramadan yang bisa dilakukan
wanita ketika dalam keadaan haid. Bersedekah merupakan amalan yang mudah
namun pahalanya cukup besar. Memperbanyak sedekah bisa dengan berbagai
cara. Mulai dari memberi santunan kepada fakir miskin, anak yatim hingga
hanya menebar senyuman kebaikan. Dalam hal bersedekah, Rasulullah SAW
juga menyerukan dalam sebuah hadis yang diriwayatkan oleh Imam Muslim.
6. Mendengarkan Tausiyah
Amalan saat haid di bulan Ramadan selanjutnya yang bisa diamalkan wanita
adalah mendengarkan tausiyah. Melalui televise, radio, atau media sosial wanita
sudah bisa mendengarkan tausiyah. Dengan mendengarkan tausiyah dapat
mendekatkan diri kita kepada Allah SWT.
7. Menuntut Ilmu
Menuntut ilmu merupakan amalan saat haid di bulan Ramadhan yang bisa
dilakukan. Menutut ilmu merupakan amalan penuh pahala bagi wanita saat
haid. Aktivitas menuntut ilmu tidak dibatasi dengan kondisi, usia, dan waktu.
Belajar dan mencari ilmu dalam konteks ini bisa berlaku untuk seluruh disiplin
ilmu pengetahuan, baik keagamaan maupun pengetahuan umum. Yang lebih
utama yaitu ilmu yang mendekatkan diri kepada Allah SWT.
Imam Muslim mencatat hadis tentang keutamaan orang yang sedang mencari
ilmu, "Barangsiapa menempuh suatu jalan untuk menuntut ilmu, niscaya Allah
SWT menunjukkan jalan menuju surga baginya." (HR. Muslim)
Selama masa menstruasi, wanita tetap bisa melakukan amalan saat haid di
bulan Ramadan. Wanita bisa menyampaikan atau berdakwah walaupun hanya
satu ayat. Selama haid di bulan Ramadan, seorang wanita bisa mengajar atau
membagi ilmu kepada orang lain untuk mendapatkan keberkahan. Saling
berbagi ilmu kebaikan tentunya dapat memberikan manfaat untuk orang lain.
9. Bersilaturrahmi
Amalan saat haid di bulan Ramadhan selanjutnya yang bisa dilakukan wanita
adalah bersilaturrahmi. Bersilaturrahmi merupakan amalan mudah yang bisa
dilakukan wanita ketika dalam keadaan haid. Bersilaturahmi dengan saudara,
teman, dan kerabat bisa menambah pahala dan membuka pintu rezeki sesama
umat. Bersilaturahmi bisa dilakukan dengan mengunjungi kerabat, bertemu
teman, atau melakukan kegiatan sosial.
Walaupun sedang dalam keadaan haid, wanita tetap bisa menambah amalan
saat haid di bulan Ramadan. Salah satu amalan yang bisa dilakukan adalah
menyiapkan menu berbuka untuk orang yang sedang berpuasa. Menyiapkan
hidangan berbuka puasa atau memberi makan orang berpuasa menjadi salah
satu amalan penuh pahala bagi wanita haid di bulan Ramadhan. Nilainya
bahkan setara dengan orang berpuasa.
Hal itu terungkap dalam hadis yang diriwayatkan oleh At-Tirmidzi sebagai
berikut,
Dari Zaid bin Khalid Al Juhani berkata, Rasulullah SAW bersabda: "Barangsiapa
yang memberi makan orang yang berbuka puasa, dia mendapatkan pahala
seperti orang yang berpuasa tanpa mengurangi pahala orang yang berpuasa
sedikitpun." (HR. At-Tirmidzi)
PELAJARAN 11
Seperti mana yang disampaikan oleh malaikat Jibril. Siapa yang mendapatkan
bulan suci Ramadhan , akan tetapi dia tidak mendapatkan ampunan dari Allah
maka dia akan semakin jauh dari ampunan Allah SWT.
Bulan yang disana begitu banyak Allah SWT karuniakan berbagai hadiah-hadiah
dari ampunan, rahmat , ijabah doa, berlipatnya amal kebaikan.Dan tetntu saja
bonus terbesar yang ada pada bulan suci Ramadhan adalah lailatul qodar.
َل ۡي َل ُة ٱ ۡلق َۡد ِر َخ ۡي ۬ ٌر ِّم ۡن أَ ۡل ِف (٢) َو َمآ أَ ۡد َرٮ َٰك َما َل ۡي َل ُة ٱ ۡلق َۡد ِر (١) إِنَّآ أَن َزۡل َنـٰ ُه فِى َل ۡي َل ِة ٱ ۡلق َۡد ِر
س َلـٰ ٌم ِه َى َحتَّ ٰى (٤)
َ وح فِي َہا بِ ِٕا ۡذ ِن َربِّ ِہم ِّمن ُك ِّل أَ ۡم ۬ ٍر
ُ َت َن َّزلُ ٱ ۡل َم َلـٰٓ ٕٮِ َك ُة َوٱل ُّر (٣) شَ ۡہ ۬ ٍر
(٥) َم ۡط َل ِع ٱ ۡلف َۡج ِر
QS. Al-Qadar 1-5
Artinya:
Malam lailatul qadr adalah malam yang lebih baik dari malam seribu bulan
Turun para malaikat-malaikat dan juga malaikat Jibril pada malam tersebut
Sebagaimana selama ini kita sudah berpuasa dari makanan dan minuman,
maka puasa kita tidak hanya sekedar memuasakan perut dan farji saja. Akan
tetapi memuasakan seluruh anggota tubuhnya dari perbuatan-perbuatan dosa.
Bahkan para ulama mengatakan disaat kita sedang berpuasa, Kita tidak
diperkenankan untuk memandang pasangan halal kita dengan syahwat.
Dan yang terutamanya adalah memuasakan mulut kita dari berkata sesuatu
yang tidak diperkenankan untuk mengatakannya, atau memuasakan mulut kita
dari mengatakan sesuatu yang diharamkan oleh Allah.
َوالنَّ ْظ ُر, َوا ْل َي ِم ْي ُن ا ْل َكا ِذ َب ُة، َوا ْل ِغ ْي َب ُة, َوالنَّ ِم ْي َم ُة، ا ْل َكـ ِذ ُب: الصائِ َم
َّ س ُي ْف ِـط ْر َن
ٌ َخ ْم
بِ َش ْه َو ٍة
5 perkara membuat batal puasa kita:
Nah, kalau kita perhatikan dari 5 hal tersebut, 4 diantaranya adalah yang
bersumber dari mulut kita, Sementara yang 1 bersumber dari mata kita.
Maka kita puasakan betul-betul lisan kita. Kemudian kita puasakan pula tangan
dari mengambil sesuatu yang bukan hak kita.
Kita harus puasakan anggota tubuh kita dari hal-hal yang tidak diperkenankan
oleh Allah SWT. Seperti puasakan juga perut kita dari makan berlebihan disaat
kita berbuka puasa ataupun disaat malamnya tiba.
Dan pastikan bahwa jangan ada makanan-makanan haram yang sampai masuk
ke dalam perut kita untuk kita berbuka ataupun untuk kita bersahur.
Sebab apabila berpuasa dari makanan yang halal namun puasanya kamu
berbuka dengan sesuatu yang haram, maka puasamu hanya akan ditolak oleh
Allah SWT .
Cara untuk mendapatkan lailatul qodar yang kedua adalah dengan tidak
meninggalkan sholat isya berjamaah dan sholat shubuh berjamaah selama
bulan suci Ramadhan.
Di luar Ramadhan saja sholat isya berjamaah itu berfadhillah seperti bangun
setengah malam dan sholat shubuh berjamaah seperti bangun keseluruhan
malam dengan mengerjakan ibadah kepada Allah SWT.
َم ْن َصلَّى ا ْل ِع َشا َء فِي َج َما َع ٍة َف َكأَنَّ َما قَا َم نِ ْص َف اللَّ ْيلِ َو َم ْن َصلَّى الفجر فِي َج َما َع ٍة
َف َكأَنَّ َما قَا َم اللَّ ْي َل ُكلَّ ُه
Artinya: Siapa yang mengerjakan sholat isya berjamaah dia seperti berdiri
setengah malam untuk beribadah,Dan siapa yang mengerjakan sholat
shubuh berjamaah seperti menghidupkan sepanjang malamnya dengan
ibadah kepada Allah.
Maka di bulan suci Ramadhan, amal ibadah berlipat-lipat ,Dan apabila kamu
selalu melaksanakan sholat isya dan solat shubuh berjamaah selama bulan
Ramadhan, adalah jaminan agar kamu mendapatkan lailatul qodar.
Semoga kita semuanya layak mendapatkan lailatul qodar. Dan semoga lailatul
qodr tahun ini kita tidak terhalang darinya.
REFERENSI