Anda di halaman 1dari 3

Sayrhil Quran “ Keberagaman Dalam Perspektif Alquran”

Bismillahirrohmannirrohim....
Assalamualaikum wr.wb
Dewan Hakim yang Arif dan Bijaksana, Hadirin calon penghuni syurga.
Indonesia merupakan negara kesatuan yang penuh dengan keberagaman, terdiri dari
keberagaman budaya, suku dan agama. Disatu sisi hadirin, keberagaman ini
menjadikan indonesia negeri yang unik dan menarik. Sementara di sisi lain
keberagaman ini kalau tidak dijaga dan dikelola dengan baik bisa menjadi sumber
potensi konflik. Baik konflik antar etnis, suku maupun agama, yang pada gilirannya
dapat meruntuhkan falsafah negara Bhineka Tunggal Ika. Berbeda-beda tapi tetap satu.
Bahkan hadirin, adanya keberagaman ini bisa menjadi target dan sasaran dari pihak-
pihak yang tidak menginginkan Indonesia menjadi negara yang kuat, hebat dan
bermartabat, dengan memicu sumber-sumber konflik terutama konflik antar agama,
yang sangat berbahaya bagi tegaknya pilar persatuan dan kesatuan bangsa.
Kita umat islam Indonesia hadirin, sebagai penduduk mayoritas di negeri ini harus
mengerti dan memahami konsep keberagaman dalam perspektif islam, sehingga kita
menjadi garda terdepan dalam mempertahankan persatuan dan kesatuan bangsa. Dari
uraian yang telah kami sampaikan tadi, maka tergugah hati kami bertiga untuk
menyampaikan sebuah syarahann yang berjudul “Keberagaman dalam perspektif
alquran, upaya menjaga semangat persatuan dan kesatuan bangsa“. Dengan landasan
firman Allah dalam al quran surah al hujurat ayat 13:
‫ارفُ ْوا ۚ اِنَّ اَ ْك َر َم ُك ْم عِ ْن َد هّٰللا ِ اَ ْت ٰقى ُك ْم ۗاِنَّ هّٰللا َ َعلِ ْي ٌم َخ ِب ْي ٌر‬
َ ‫ٕى َل لِ َت َع‬Hِِٕ ‫اَ ُّي َها ال َّناسُ ِا َّنا َخلَ ْق ٰن ُك ْم مِّنْ َذ َك ٍر وَّ ا ُ ْن ٰثى َو َج َع ْل ٰن ُك ْم ُشع ُْوبًا وَّ َق َب ۤا‬
Artinya : Wahai manusia! Sungguh, Kami telah menciptakan kamu dari seorang laki-
laki dan seorang perempuan, kemudian Kami jadikan kamu berbangsa-bangsa dan
bersuku-suku agar kamu saling mengenal. Sesungguhnya yang paling mulia di antara
kamu di sisi Allah ialah orang yang paling bertakwa. Sungguh, Allah Maha Mengetahui,
Mahateliti.
Dewan hakim, hadirin yang kami muliakan.
As Syaikh Prof. Dr. Wahbah Az Zuhaili dalam kitab tafsirnya Al-Munir jilid 13 halaman
581 menukilkan dua riwayat terkait sebab nuzul ayat tadi, pertama riwayat dari Ibnu Abi
Hatim dari Abi Mulaikah, bahwa pada hari fathu Makkah Bilal ra naik ke dalam Ka’bah
lalu mengumandangkan adzan. Sebagian para sahabat memprotes seraya berkata
kenapa budak hitam ini mengumandangkan adzan di dalam kakbah ? Lalu turunlah
ayat yang telah dibacakan tadi. Kemudian Rasulullah memanggil mereka dan
memperingatkan mereka dengan tegas untuk tidak sekali-kali berbangga dengan
keturunan mereka dan merendahkan orang orang fakir. Kedua, riwayat dari Abu Bakar
Ibnu Abi Daud bahwa ayat tadi turun berkenaaan dengan Abu Hindun tatkala
Rasulullah menyuruh bani ayadhah untuk menikahkan seorang putri mereka dengan
abu hindun yang merupakan tukang bekam dan bekas budak mereka. Lalu mereka
berkata Wahai rasulullah kami nikahkan putri kami dengan bekas budak kami, lalu
turunlah ayat yang dimaksud.
Hadirin……
Prof. Dr. Muhammad Quraish shihab dalam tafsirnya al misbah volume 12 halaman 616
juga menukilkan dua riwayat berkait sebab nuzul ayat tadi, selanjutnya beliau berkata
apapun sebab nuzulnya ayat tersebut menegaskan tentang kesatuan asal usul
manusia tidak wajar seorang berbangga dan merasa lebih tinggi dari orang lain, tidak
hanya antar agama, suku , bangsa serta warna kulit, akan tetapi juga termasuk jenis
kelamin mereka.
Hadirin Rahimakumullah…..
Sikap bangga dengan keturunannya, bangga dengan sukunya, bangga dengan status
sosialnya serta bangga dengan warna kulitnya merupakan bentuk sikap jahiliyah yang
telah dihapus oleh islam sejak lebih 1400 tahun yang silam. Sebagaimana yang
ditegaskan oleh rasulullah dalam sebuah hadist riwayat al imam at Tirmizi dari Abdullah
Ibnu Umar ra.
َ ‫َيا أَ ُّي َها ال َّناسُ إِنَّ هَّللا َ َق ْد أَ ْذ َه‬
ُ ‫ب َع ْن ُك ْم ُع ِّب َّي َة ْال َجا ِهلِ َّي ِة َو َت َع‬
‫اظ َم َها ِبآ َبا ِئ َها‬
Wahai sekalian manusia, sengguhnya Allah telah menghilangkan dari kalian keburukan
jahiliyah. Yaitu sikap bangga dengan keturunannya.
Dalam sebuah hadist riwayat Imam At Thabrani pada waktu haji wada’ Rasulullah Saw
berkhutbah di Mina:
‫ أَالَ الَ َفضْ َل ل َِع َر ِبيٍّ َعلَى‬٬ ‫ َواِنَّ اَ َبا ُك ْم َوا ِح ٌد‬٬ ‫َيااَ ُّي َها ال َّناسُ إِنَّ َر َّب ُك ْم َوا ِح ٌد‬
٠٠٠‫ َوالَ ألَسْ َو َد َعلَى أَحْ َم َرإِالَّ ِبال َّت ْق َوى‬٬‫ َوالَ لِ َع َجمِيٍّ َعلَى َع َر ِبيٍّ َوالَألَحْ َم َر َعلَى أَسْ َو َد‬٬ ٍّ‫َع َجمِي‬
"Wahai sekalian manusia, ketahuilah sesungguhnya Tuhan kalian satu. Dan asal-usul
nenek moyang kalian satu. Dan ketahuilah, tidak ada keutamaan orang Arab atas non-
Arab, dan begitu sebaliknya, tidak ada keutamaan orang berkulit hitam atas berkulit
putih, dan begitu sebaliknya, kecuali dengan takwaan."(H.R. Al- Baihaqi).
Hadirin.....
Siapa kita? Indonesia, siapa kita? Indonesia, siapa kita? Indonesia Camkoha. Sebuah
senandung mengingatkan kita “memang manis si gula gula begitu juga negri kita
banyak suku dan budaya dari Aceh sampai Papua, ragam umat agamanya yang
bersatu di indonesia indonesia negri tercinta kita semua wajib menjaga kita semua
wajib menjaga”. Timbul pertanyaan hadirin, bagaimana dalam pandangan islam terkait
dengan keberagaman seperti yang terjadi di negeri kita tercinta ini, surah al
Mumtahanah ayat 8 merupakan landasan untuk jawaban yang dimaksud dan akan
dilantunkan oleh qoriah kami berikut ini.
‫ط ْٓوا ِالَي ِْه ۗ ْم اِنَّ هّٰللا َ ُيحِبُّ ْال ُم ْقسِ طِ ي َْن‬
ُ ِ‫ْن َولَ ْم ي ُْخرج ُْو ُك ْم مِّنْ ِد َيار ُك ْم اَنْ َتبَرُّ ْو ُه ْم َو ُت ْقس‬
ِ ِ
‫هّٰللا‬
ِ ‫ا َي ْن ٰهى ُك ُم ُ َع ِن الَّ ِذي َْن لَ ْم ُي َقا ِتلُ ْو ُك ْم فِى ال ِّدي‬
Artinya : Allah tidak melarang kamu berbuat baik dan berlaku adil terhadap orang-
orang yang tidak memerangimu dalam urusan agama dan tidak mengusir kamu dari
kampung halamanmu. Sesungguhnya Allah mencintai orang-orang yang berlaku adil.
Dewan Hakim, hadirin yang kami muliakan
Seyyid Qutub juga berkomentar ketika menafsirkan ayat tadi sebagaimana yang
dinukilkan oleh Prof. Dr. Muhammad Quraysh Shihab dalam tafsirnya al Misbah
volume 13 halaman 399 mengatakan bahwa islam adalah agama damai dan aqidah
cinta ia satu sistem yang bertujuan menaungi seluruh alam yang naungannya berupa
kedamaian dan cinta. Seluruh manusia dihimpun dibawah panji ilahi dalam kedudukan
sebagai saudara-saudara yang saling kenal mengenal. Islam sama sekali tidak
berminat untuk melakukan permusuhan dan tidak pula berusaha melakukannya. Surah
al Mumtahana ayat 8 tadi menjelaskan sikap seorang muslim terhadap pemeluk agama
lain dalam hubungan sosial kemasyarakatan .
Dari uraian yang telah kami sampaikan tadi hadirin, dapat kita ambil kesimpulan bahwa
pertama, keberagaman agama ,suku, bahasa, bangsa serta warna kulit merupakan
sunnatullah dalam penciptaannya. Tidak boleh menjadi alat untuk berbangga diri dan
merendahkan pihak lain. Kedua, keberagaman agama harus disikapi dengan sikap
saling toleransi dan menghargai. Ketiga, kita umat islam Indonesia sebagai penduduk
mayoritas di negeri ini harus menjadi garda terdepan dalam mengimplementasikan
konsep islam terkait dengan keberagaman. Dan yang keempat, kepada non muslim
yang tinggal di negeri tercinta ini untuk selalu menjunjung tinggi sikap toleransi dan
menghargai dalam mewujudkan persatuan dan kesatuan bangsa.

Demikianlah syarahan yang dapat kami sampaikan, lebih dan kurangnnya mohon
dimaafkan
Kuat rumah karna sendi
Rusak sendi rumah binasa
Kuat bangsa karna budi
Rusak budi bangsa binasa
Wallahumuafig ilaaqwamithariq
Wassalamualikum wr.wb

Anda mungkin juga menyukai