Anda di halaman 1dari 3

‫ َو َأْش َهُد َأْن‬، ‫ َو َع َلى ٰا ِلِه َو َص ْح ِبِه َو َتاِبِع ْيِه َع َلى َم ِّر الَّز َم اِن‬، ‫ َو الَّص اَل ُة َو الَّساَل

ُم َع َلى ُمَحَّمٍد َس ِّيِد َو َلِد َع ْدَناَن‬، ‫اْلَحْم ُد ِهّٰلِل اْلَم ِلِك الَّد َّياِن‬
‫ َو َأْش َهُد َأَّن َس ِّيَدَنا ُمَحَّم ًدا َع ْبُد ُه َو َر ُسْو ُلُه اَّلِذ ْي‬، ‫اَّل ِإٰل َه ِإاَّل ُهللا َو ْح َد ُه اَل َش ِرْيَك َلُه اْلُم َنـَّز ُه َع ِن اْلِج ْس ِم َّيِة َو اْلِج َهِة َو الَّز َم اِن َو اْلَم َك اِن‬
‫ َو َاِّذ ْن ِفى الَّناِس‬: ‫ اْلَقاِئِل ِفي ِكَتاِبِه اْلُقْر ٰا ِن‬، ‫ َفإِّني ُأْو ِص ْيُك ْم َو َنْفِس ي ِبَتْقَو ى ِهللا الَم َّناِن‬، ‫ ِعَباَد الَّرْح ٰم ِن‬،‫َك اَن ُخ ُلُقُه اْلُقْر آَن َأَّم ا َبْعُد‬
)٢٧ :‫ِباْلَح ِّج َيْأُتْو َك ِر َج ااًل َّوَع ٰل ى ُك ِّل َض اِم ٍر َّيْأِتْيَن ِم ْن ُك ِّل َفٍّج َع ِم ْيٍۙق (الحج‬
Ma’asyiral Muslimin rahimakumullah,
Takwa adalah sebaik-baik bekal untuk meraih kebahagiaan abadi di akhirat. Oleh
karena itu, khatib mengawali khutbah yang singkat ini dengan wasiat takwa. Marilah kita
semua selalu meningkatkan ketakwaan kita kepada Allah subhanahu wata’ala dengan
melaksanakan semua kewajiban dan meninggalkan segenap larangan.
Kaum muslimin rahimakumullah,
Allah subhanahu wata’ala telah mengabulkan doa Nabi Ibrahim ‘alaihissalam dan
menjadikan Ka’bah sebagai tujuan dan dambaan hati jutaan umat Islam. Kaum muslimin, tua-
muda, fakir-kaya, pejabat-rakyat jelata, Arab-China dan apa pun suku dan negaranya
berbondong-bondong dari berbagai penjuru dunia pergi menuju ke Baitullah tiap tahun untuk
melaksanakan ibadah haji. Perbedaan bangsa, ras, suku, bahasa dan warna kulit tidak
menghalangi mereka untuk bersatu melaksanakan ibadah yang sama, di tempat yang sama
dan dengan tujuan yang sama, yaitu sama-sama memenuhi panggilan Allah dengan niat
mendapatkan ridha-Nya semata. Allah ta’ala berfirman:
‫َيا َأُّيَها الَّناُس ِإَّنا َخ َلْقَناُك ْم ِم ْن َذ َك ٍر َو ُأْنَثى َو َجَع ْلَناُك ْم ُش ُعوًبا َو َقَباِئَل ِلَتَع اَر ُفوا ِإَّن َأْك َر َم ُك ْم ِع ْنَد ِهَّللا َأْتَقاُك ْم ِإَّن َهَّللا َع ِليٌم َخ ِبيٌر‬
)١٣ :‫(الحجرات‬
Maknanya: “Wahai manusia, sesungguhnya Kami menciptakan kamu dari seorang laki-laki
dan seorang perempuan dan menjadikan kamu berbangsa-bangsa dan bersuku-suku supaya
kamu saling mengenal. Sesungguhnya orang yang paling mulia menurut Allah ialah orang
yang paling taqwa di antara kamu. Sesungguhnya Allah Maha mengetahui segala yang
tampak dan tersembunyi dari perbuatanmu” (QS al-Hujurat: 13).
Ma’asyiral Muslimin rahimakumullah,
Jika direnungkan dengan seksama dan mendalam, berbagai rangkaian manasik haji
memiliki makna dan pelajaran yang dapat kita ambil hikmahnya. Haji adalah momen
pertemuan tahunan yang begitu besar, yang jutaan kaum muslimin berkumpul di sana.
Mereka bersatu dalam kalimat
(‫)اَل ِإٰل َه ِإاَّل ُهللا ُمَحَّم ٌد َر ُسْو ُل ِهللا‬, berdoa kepada Tuhan dan pencipta mereka serta saling mengenal
dan mengeratkan hubungan antar mereka. Di sana, di tanah suci, mereka saling memahami
dan tolong menolong dalam kebaikan agar mereka semakin kuat melawan godaan Iblis dan
bala tentaranya.
Di sanalah tampak dengan jelas makna dan nilai persaudaraan dan kesetaraan di
antara kaum muslimin. Para jamaah haji seluruhnya melepas pakaian masing-masing dan
menggantinya dengan pakaian ihram. Mereka menyerukan kalimat talbiyah:
‫َلَّبْيَك الّٰل ُهَّم َلَّبْيَك َلَّبْيَك اَل َش ِرْيَك َلَك َلَّبْيَك ِإَّن اْلَحْم َد َو الِّنْع َم َة َلَك َو اْلُم ْلَك اَل َش ِرْيَك َلَك‬
dalam keadaan menanggalkan semua pakaian dan perhiasan dunia yang fana’. Hanya pakaian
Ihram yang mereka kenakan. Tua-muda, miskin-kaya, Arab-non Arab, semuanya sama
menurut Allah. Mereka tidak saling mengungguli kecuali dengan takwa sebagaimana
ditegaskan oleh Baginda Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam:
)‫اَل َفْض َل ِلَعَر ِبٍّي َع َلى َأْع َجِمٍّي ِإاَّل ِبالَّتْقَو ى (رواه أبو نعيم ِفى الحلية‬
Maknanya: “Tidak ada kemuliaan bagi orang Arab melebihi non Arab kecuali dengan
takwa” (HR Abu Nu’aym dalam Hilyah al-Auliya’)
Ma’asyiral Muslimin rahimakumullah,
Haji adalah latihan sekaligus praktik dari kesabaran, menanggung berbagai kesulitan
dan menghadapi berbagai masalah dalam kehidupan untuk memperoleh derajat yang tinggi
dan meraih surga yang telah disediakan untuk orang-orang yang bertakwa. Haji adalah pintu
yang luas untuk melakukan kebaikan dan ketaatan serta meraih derajat takwa yang
merupakan sebaik-baik bekal menuju kehidupan akhirat.
Saudara-saudaraku seiman,
Ketika jutaan jamaah haji menyerukan kalimat talbiyah dengan mengucapkan ( ‫)َلَّبْيَك الّٰل ُهَّم َلَّبْيَك‬,
maka momen dan seruan ini mengingatkan kita akan dahsyatnya peristiwa hari kiamat pada
saat manusia dikumpulkan di padang mahsyar. Ketika malaikat Israfil ‘alaihis salam meniup
sangkakala maka terbelahlah kuburan-kuburan dan orang-orang keluar darinya secara
berbondong-bondong.
Sedangkan sa’i antara Shafa dan Marwah mengingatkan kita akan kedatangan
Sayyidina Ibrahim ‘alaihis salam ke Makkah al-Mukarramah, tempat turunnya wahyu, yang
Allah jadikan aman dan tenteram. Sa’i antara Shafa dan Marwah merupakan perjalanan
menapak tilas kembali apa yang dilakukan Sayyidah Hajar. Di Makkah, tempat yang tidak
ada air dan tanamannya, Hajar bersama Isma’il yang masih bayi ditinggal oleh Nabiyyullah
Ibrahim ’alaihis salam. Hajar pun bertawakkal secara penuh kepada Allah sembari beriktiar
dengan berlari-lari kecil antara Bukit Shafa dan Bukit Marwah mencari air saat Ismail
menangis dan butuh air. Hingga pada akhirnya Allah hilangkan kesulitannya dan Allah
berikan jalan keluar dari masalahnya. Allah keluarkan untuknya air Zamzam yang nikmat dan
penuh berkah. Allah ta’ala berfirman:
)٣-٢ :‫ َو َيْر ُز ْقُه ِم ْن َح ْيُث اَل َيْح َتِس ُب َو َم ْن َيَتَو َّك ْل َع َلى ِهَّللا َفُهَو َح ْسُبُه (سورة الطالق‬،‫َو َم ْن َيَّتِق َهَّللا َيْج َع ْل َلُه َم ْخ َر ًجا‬
Maknanya: “Barang siapa bertakwa kepada Allah niscaya Dia akan mengadakan baginya
jalan keluar dan memberinya rizki dari arah yang tiada disangka-sangkanya Dan barang siapa
bertawakal kepada Allah, niscaya Allah akan mencukupinya.” (QS ath-Thalaq: 2-3)
Ma’asyiral Muslimin rahimakumullah,
Sedangkan Wuquf di Padang ‘Arafah, maka di dalamnya terdapat hikmah yang besar
dan kenangan yang agung. Di sana kita melihat lautan manusia. Kita mendengar lantunan
suara mereka yang keras, berdoa kepada Allah yang Mahakuasa, dalam keadaan
merendahkan diri, tunduk, berharap rahmat-Nya dan takut terhadap siksa-Nya.
Kaum muslimi rahimakumullah,
Adapun melempar jamrah, maka ibadah ini juga mengandung hikmah yang agung
bagi kita. Ketika melempar jamrah, jamaah haji akan mengingat dan mengenang bagaimana
Iblis menampakkan diri kepada Nabi Ibrahim ’alaihis salam untuk menggodanya setiap kali
berada di masing-masing jamrah. Sayyidina Ibrahim ‘alaihis salam pun menghinakan Iblis
dengan melemparnya dengan batu kerikil sebagaimana diperintahkan oleh Allah ta’ala. Maka
kita, segenap umat Muhammad shallallahu ‘alaihi wasallam diperintah untuk melempar
jamrah dalam rangka menghidupkan sunnah Ibrahim ‘alaihis salam.
Jamaah shalat Jumat yang berbahagia,
Sedangkan thawaf adalah bentuk konsistensi dalam ketaatan kepada Allah. Seakan
orang yang berthawaf mengatakan: “Wahai Tuhanku, ke manapun kami berkeliling dan di
manapun kami berada, kami tetap istiqamah taat kepada-Mu.” Thawaf juga merupakan
pengagungan terhadap rumah atau bangunan Ka’bah yang dimuliakan oleh Allah. Allah
ta’ala memerintahkan kita untuk mengagungkannya. Baitullah adalah simbol yang
menyatukan hati kaum muslimin dalam beribadah kepada Allah. Oleh karenanya, kaum
muslimin berthawaf mengelilingi Ka’bah bukan untuk beribadah kepada Ka’bah, melainkan
karena melaksanakan perintah Allah.
Allah memerintahkan agar kita berthawaf mengelilinginya, mengagungkannya dan
Allah menjadikannya simbol untuk menyatukan hati kaum muslimin di sekelilingnya dalam
beribadah kepada Allah yang Maha hidup dan mengatur segenap hamba-Nya. Sebagaimana
kita bahwa Allah tidaklah bertempat tinggal di Ka’bah. Kita wajib meyakini bahwa Allah
ta’ala ada, tanpa bersifat dengan sifat-sifat makhluk, tidak membutuhkan tempat dan tidak
menyerupai sesuatu pun di antara makhluk-Nya.
Allah tidak tinggal di Ka’bah, tidak bertempat di langit dan tidak menempati seluruh
tempat. Akidah seorang muslim tidak lain adalah bahwa Allah yang menciptakan semua
makhluk tidaklah menyerupai semua makhluk, tidak menyerupai langit dan bumi, tidak
menyerupai manusia dan tidak menyerupai sesuatu pun. Allah bukanlah benda (jism), Allah
bukan cahaya. Allah tidak memiliki gambar, rupa dan bentuk serta sifat makhluk, apa pun
itu. Apapun yang terlintas di benak kita, maka Allah tidak menyerupainya. Inilah akidah yang
diyakini dan diajarkan oleh Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam, para sahabat dan umat
Islam dari masa ke masa di berbagai belahan dunia.
Ma’asyiral Muslimin rahimakumullah,
Demikian khutbah singkat pada siang hari yang penuh keberkahan ini. Semoga
menjadi ilmu yang bermanfaat dan dapat kita amalkan bersama.

‫ ِإَّنُه ُهَو اْلَغ ُفْو ُر الَّر ِح ْيُم‬،‫ َفاْسَتْغ ِفُرْو ُه‬، ‫َأُقْو ُل َقْو ِلْي ٰهَذ ا َو َأْسَتْغ ِفُر َهللا ِلْي َو َلُك ْم‬
Khutbah II
‫ َأْش َهُد َأْن اَّل ِإلَه ِإاَّل ُهللا َو ْح َد ُه اَل‬.‫ َو َع َلى آِلِه َو َأْص َح اِبِه َأْهِل اْلَو َفا‬،‫ َو ُأَص ِّلْي َو ُأَس ِّلُم َع َلى َس ِّيِد َنا ُمَحَّمٍد اْلُم ْص َطَفى‬،‫َاْلَحْم ُد ِهلل َو َكَفى‬
‫ ُأْو ِص ْيُك ْم َو َنْفِس ْي ِبَتْقَو ى ِهللا اْلَعِلِّي اْلَعِظ ْيِم‬، ‫ َفَيا َأُّيَها اْلُم ْس ِلُم ْو َن‬،‫ َو َأْش َهُد َأَّن َس ِّيَدَنا ُمَحَّم ًدا َع ْبُد ُه َو َر ُسْو ُلُه َأَّم ا َبْعُد‬،‫َش ِر ْيَك َلُه‬
‫ َيا‬، ‫ ِإَّن َهللا َو َم اَل ِئَك َتُه ُيَص ُّلوَن َع َلى الَّنِبِّي‬: ‫ َأَم َر ُك ْم ِبالَّص اَل ِة َو الَّس اَل ِم َع َلى َنِبِّيِه اْلَك ِرْيِم َفَقاَل‬، ‫َو اْعَلُم ْو ا َأَّن َهللا َأَم َر ُك ْم ِبَأْم ٍر َع ِظ ْيٍم‬
‫ّٰل‬
‫ َال ُهَّم َص ِّل َع َلى َس ِّيِد َنا ُمَحَّمٍد َو َع َلى آِل َس ِّيِد َنا ُمَحَّمٍد َك َم ا َص َّلْيَت َع َلى َس ِّيِد َنا ِإْبَر اِهْيَم‬،‫َأُّيَها اَّلِذ يَن آَم ُنوا َص ُّلوا َع َلْيِه َو َس ِّلُم وا َتْس ِليًم ا‬
‫َو َع َلى آِل َس ِّيِد َنا ِإْبَر اِهْيَم َو َباِرْك َع َلى َس ِّيِد َنا ُمَحَّمٍد َو َع َلى آِل َس ِّيِد َنا ُمَحَّمٍد َك َم ا َباَر ْك َت َع َلى َس ِّيِد َنا ِإْبَر اِهْيَم َو َع َلى آِل َس ِّيِد َنا‬
‫ اللهم‬،‫ َالّٰل ُهَّم اْغ ِفْر ِلْلُم ْس ِلِم ْيَن َو اْلُم ْس ِلَم اِت واْلُم ْؤ ِمِنْيَن َو اْلُم ْؤ ِم َناِت اَأْلْح َياِء ِم ْنُهْم َو اَأْلْم َو اِت‬. ‫ ِفْي اْلَع اَلِم ْيَن ِإَّنَك َحِم ْيٌد َمِج ْيٌد‬، ‫ِإْبَر اِهْيَم‬
‫ ِم ْن‬، ‫ َم ا َظَهَر ِم ْنَها َو َم ا َبَطَن‬، ‫اْدَفْع َع َّنا اْلَباَل َء َو اْلَغاَل َء َو اْلَو َباَء َو اْلَفْح َش اَء َو اْلُم ْنَك َر َو اْلَبْغ َي َو الُّسُيْو َف اْلُم ْخ َتِلَفَة َو الَّشَداِئَد َو اْلِمَح َن‬
‫ إَّن َهللا َيْأُم ُر ِباْلَع ْد ِل َو اإْل ْح َس اِن َو ِإْيَتاِء ِذ ي‬،‫ ِإَّنَك َع َلى ُك ِّل َش ْي ٍء َقِد ْيٌر ِعَباَد ِهللا‬،‫َبَلِد َنا َهَذ ا َخ اَّص ًة َوِم ْن ُبْلَداِن اْلُم ْس ِلِم ْيَن َعاَّم ًة‬
‫ َفاذُك ُروا َهللا اْلَعِظ ْيَم َيْذ ُك ْر ُك ْم َو َلِذ ْك ُر ِهللا َأْك َبُر‬. ‫ َيِع ُظُك ْم َلَع َّلُك ْم َتَذَّك ُرْو َن‬، ‫اْلُقْر َبى وَيْنَهى َع ِن الَفْح َش اِء َو اْلُم ْنَك ِر َو الَبْغ ِي‬

Anda mungkin juga menyukai