Anda di halaman 1dari 5

Jadilah Muslim yang bersaudara

KHUTBAH PERTAMA
‫ َو َم ْن‬،‫ َم ْن َيْهِدِه ُهللا َفاَل ُمِض َّل َلُه‬،‫ َو َنُعوُذ ِباِهلل ِم ْن ُش ُروِر َأْنُفِس َنا َوِم ْن َس ِّيَئاِت َأْع َم اِلَنا‬،‫إَّن الـَحْم َد ِهّلِل َنـْح َم ُد ُه َو َنْسَتِع ْيُنُه َو َنْسَتْغ ِفُر ُه‬
‫ َو َأْش َهُد َأن َّال ِإَلَه ِإَّال هللا َو ْح َد ُه اَل َش ِر ْيَك َلُه َو َأْش َهُد َأَّن ُم ـَحَّم دًا َع ْبُد ُه َو َر ُسوُلُه‬،‫ُيْض ِلْل َفاَل َهاِدَي َلُه‬..
.‫اللهم صِّل َع َلى ُمَحَّمٍد َو َع َلى آِلِه َو َأْص َح اِبِه َو َم ْن َتِبَع ُهْم ِبِإْح َس اٍن ِإَلى َيْو ِم الِّدْين‬
‫َيا َأُّيَها اَّلِذ يَن آَم ُنوا اَّتُقوا َهَّللا َح َّق ُتَقاِتِه َو اَل َتُم وُتَّن ِإاَّل َو َأْنُتْم ُم ْس ِلُم وَن‬
‫َيا َأُّيَها الَّناُس اَّتُقوا َر َّبُك ُم اَّلِذ ي َخ َلَقُك ْم ِم ْن َنْفٍس َو اِحَدٍة َو َخ َلَق ِم ْنَها َز ْو َجَها َو َبَّث ِم ْنُهَم ا ِر َج ااًل َك ِثيًرا َو ِنَس اًء َو اَّتُقوا َهَّللا اَّلِذ ي َتَس اَء ُلوَن‬
‫ِبِه َو اَأْلْر َح اَم ِإَّن َهَّللا َك اَن َع َلْيُك ْم َرِقيًبا‬
‫َيا َأُّيَها اَّلِذ يَن آَم ُنوا اَّتُقوا َهَّللا َو ُقوُلوا َقْو اًل َسِد يًدا ُيْص ِلْح َلُك ْم َأْع َم اَلُك ْم َو َيْغ ِفْر َلُك ْم ُذ ُنوَبُك ْم َو َم ْن ُيِط ِع َهَّللا َو َر ُسوَلُه َفَقْد َفاَز َفْو ًز ا َع ِظ يًم ا‬
‫ َو َخْيَر الَهْد ِي َهْد ُي ُمَحَّمٍد َص َّلى هللا َع َلْيِه َو َس َّلَم َو َشَّر اُألُم وِر ُم ْح َد َثاُتَها َو ُك َّل ُم ْح َد َثٍةِ ِبْد َع ٌة‬،‫َأَّم ا َبْعُد َفِإَّن َأْص َدَق اْلَحِد يِث ِكَتاُب َهللا‬
‫َو ُك َّل ِبْد َعٍة َض َالَلٌة َو ُك َّل َض َالَلٍة ِفي الَّنار‬

Jamaah Jumat yang dirahmati Allah …

Jamaah Jumat yang dimuliakan oleh Allah…

Sebuah khutbah yang menggetarkan jiwa, yang disampaikan oleh Rasulullah shallallahu ‘alaihi
wasallam 1445 tahun yang lalu, beliau bersabda,

‫َيا َأُّيَها الَّناُس ِإَّن ِد َم اَء ُك ْم َو َأْم َو اَلُك ْم َع َلْيُك ْم َح َر اٌم ِإَلى َأْن َتْلَقْو ا َر َّبُك ْم َكُحْر َم ِة َيْو ِم ُك ْم َهَذ ا ِفي َبَلِد ُك ْم َهَذ ا ِفي َشْهِرُك ْم َهَذ ا‬

Artinya: "Wahai manusia, sesungguhnya darah-darah kalian haram untuk ditumpahkan dan
harta-harta kalian haram untuk diambil dengan tanpa hak, sampai kalian menghadap Rabb
kalian, sebagaimana keharaman (kemuliaan) hari ini, di tempat yang mulia ini, dan di bulan yang
agung ini.” (HR. Bukhari).

Jamaah Jumat yang dimuliakan oleh Allah…

Khutbah ini disabdakan oleh Nabi yang tercinta pada momen haji Wada' digelar, lebih
spesifiknya ketika wukuf di Arafah sedang dilaksanakan, di bulan yang haram (mulia); bulan
Zulhijjah, pada saat tersebut adalah momentum berkumpulnya lautan kaum muslimin di tanah
Arafah, dari berbagai suku bangsa Arab, dari aneka strata sosial di tengah masyarakat, dari
berbagai tingkatan keshalihan dan ketakwaan, dari aneka ragam logat bahasa, dan dari banyak
corak adat dan kebiasaan, substansi dari hadis ini adalah; sesungguhnya kaum muslimin
bersaudara!!, diharamkan untuk saling menyakiti dan menzalimi, baik pada hartanya ataupun
pada jasadnya.

Sesungguhnya aroma ajakan untuk merajut ukhuwah di tengah perbedaan dan perselisihan
tercium sangat kental pada masa kenabian, dan peringatan dari bahaya fanatisme terhadap
golongan, madzhab, suku dan bangsa secara gigih digalakkan, Rasulullah shallahu a'laihi wa
sallam bersabda,
‫ َدُعوَها َفِإَّنَها ُم ْنِتَنٌة‬...‫َم ا َباُل َد ْع َو ى اْلَج اِهِلَّيِة‬
Artinya:"Kenapa masih ada seruan jahilyah?.. tinggalkan seruan itu, sesunguhnya seruan itu
berbau busuk". (Muttafaqun 'Alaih).

Ucapan ini beliau sabdakan ketika terjadi konfrontasi antara Muhajirin dan Anshar, yang
berakibat pada dikumandangkannya seruan-seruan jahiliyah yang muaranya adalah permusuhan
dan perpecahan, yang berpotensi untuk menghidupkan fanatisme kepada kelompok masing-
masing. Jika persatuan dan ukhwah pada saat keadaan stabil dan damai adalah sebuah tuntutan,
maka merajut dan memeliharanya ketika keadaan krisis dan perang lebih dituntut lagi,
sesungguhnya latarbelakang (asbabul wurud) dari hadis tersebut adalah dalam sebuah
momentum jihad.

Jamaah Jumat yang dimuliakan oleh Allah…

Ukhuwah Islamiyah akan mudah dirajut jika dilandasi dengan persamaan akidah dan manhaj,
dan ini adalah harapan kita bersama, dan hal yang idealnya kita praktekkan karena telah
dicontohkan oleh Rasulullah dan generasi utama dari umat ini. Namun jika kita melihat dalam
realita kita pada saat ini, yang mana perbedaan manhaj sangat runcing, perselisihan dalam akidah
sangat tajam, lalu apakah ukhuwah dan persatuan umat tidak bisa digalakkan?.

Sejatinya perselisihan dan perbedaan bukan halangan bagi kaum muslimin untuk tetap merawat
persaudaraan, tentunya bukan untuk menutup mata dari kemungkaran dan maksiat yang terjadi,
namun justru ukhuwah itu merupakan sarana untuk memperbaiki kesalahan dan kemungkaran
dengan cara yang bijak, bukankah orang yang saling bersaudara bisa saling berkumpul dan
berkunjung?, Nah, dari kunjungan dan perkumpulan inilah diskusi dan nasehat bisa digalakkan.

Jamaah Jumat yang dirahmati oleh Allah …

Di dalam Islam sendiri ikatan persaudaraan dikenal dengan berbagai komplek, seperti
persaudaraan antar keturunan (ukhuwah nasabiyah), persaudaraan sesama manusia (ukhuwah
basyariyah), persaudaraan setanah air (ukhuwah wathaniyah), dan persaudaraan seagama
(ukhuwah Islamiyah).

Hal ini sebagaimana di dalam firman-Nya Qur’an surat al-Hujurat ayat 10:
Sesungguhnya Allah berfirman:
‫ َو اَّتُقوا ِهللا َلَع َّلُك ْم ُتْر َحُم وَن‬، ‫ِإَّنَم ا اْلُم ْؤ ِم ُنوَن ِإْخ َو ٌة َفَأْص ِلُحوا َبْيَن َأَخ َو ْيُك ْم‬

Artinya: Orang-orang beriman itu sesungguhnya bersaudara. Sebab itu damaikanlah (perbaikilah
hubungan) antara kedua saudaramu dan takutlah terhadap Allah, supaya kamu mendapat rahmat.
(QS. al-Hujurat: 10).
Ayat ini secara gamblang memaparkan bahwa orang beriman adalah bersaudara, sebagai
peringatan dan nasehat bagi yang sedang bertikai, berselisih, bahkan yang sedang berperang,
bahwa sesungguhnya mereka adalah bersaudara, bahkan uniknya ayat ini datang setelah firman
Allah:
‫َو ِإن َطآِئَفَتاِن ِم َن اْلُم ْؤ ِمِنيَن اْقَتَتُلوْا َفَأْص ِلُحوْا َبْيَنُهَم ا‬
Artinya: "Dan jika ada dua golongan dari kaum muslimin yang berperang, maka damaikanlah
antara keduanya" (QS. Al-Hujurat ayat 9).

Rasulullah saw sendiri melarang umatnya dengan mendiamkan sesama saudaranya selama 3 hari
berturut-turut. Apalagi sampai bermusuhan dan pertumpahan darah. Naudzubillah min dzalik.
Jika kita meniru suri tauladan Rasulullah saw, maka kita akan lebih banyak bersaudara kepada
siapapun dari pada bermusuhan. Rasul saw mengajarkan mempersaudarakan kaum Ansor dan
Muhajirin. Mempersatukan berbagai kabilah di Arab, ras dan suku bangsa di dunia.

Maka, kita semua umat Islam, perlunya menekankan satu titik temu di antara berbagai perbedaan
yang ada, mulai dari bangsa, suku, agama, hingga bahasanya, karena kita adalah manusia,
ciptaan Allah swt. Sudah sepatutnya kita saling bersinergi, menjaga, menghormati, dan
memuliakan satu sama lain agar dapat menjalani hidup dengan penuh damai, harmonis dan
tentram. Hal ini dipertegas dengan sebuah hadits yang diriwayatkan Imam Ahmad berikut.

Rasulullah saw ketika haji wada’ bersabda: ‘Maukah kalian kuberitahu pengertian mukmin?
Mukmin adalah orang yang memastikan dirinya memberi rasa aman untuk jiwa dan harta orang
lain, sedangkan muslim ialah orang yang memastikan ucapan dan tindakannya tidak menyakiti
orang lain. Sementara mujahid adalah orang yang bersungguh-sungguh dalam ketaatan kepada
Allah swt., sedangkan orang yang berhijrah (muhajir) ialah orang yang meninggalkan kesalahan
dan dosa.

Ada beberapa faedah yang bisa kita petik dari ayat tersebut :

Pertama: Bahwasanya permusuhan, pertikaian, dan peperangan antara sesama kaum muslimin
merupakan hal yang menafikan (menolak,mengingkari) ukhuwah islamiyah, maka harus
didamaikan dan diakhiri.

Kedua: Perbedaan pendapat dan perselisihan antara kaum muslimin meskipun sangat dahsyat,
sehingga mengakibatkan meletusnya peperangan antara kaum muslimin, bukanlah halangan bagi
mereka untuk berukhuwah dan berdamai. Maka adakah perbedaan pendapat dan perselisihan
yang lebih hebat dan dahsyat dari perselisihan dan perbedaan pendapat yang dapat menjadikan
kaum muslimin berperang dan menghalalkan darah kelompok yang lain? Tentu jawabannya:
tidak ada. Jika dalam perselisihan jenis ini, kaum muslimin masih diingatkan tentang ukhuwah
oleh Allah azza wa jalla, maka perselisihan dan perbedaan pendapat yang lebih ringan min
bab al-aula (lebih utama lagi).

Syaikh Abdurrahman As-Sa'di mengatakan: Diantara faedah tersebut: bahwa peperangan yang
terjadi diantara kaum mukminin dapat menafikan ukhuwah, oleh karena itu; hal ini merupakan
salah satu dosa besar. Dan bahwa iman dan ukhuwah imaniyah tidak lenyap meskipun terjadi
peperangan, sebagaimana dosa besar –selain dosa syirik- juga bukan penghalang bagi tegaknya
ukhuwah, dan ini merupakan madzhab ahlus sunnah wal jama’ah. Dan wajib bagi kita untuk
mengadakan ishlah (mendamaikan) kaum muslimin yang bertikai dengan adil". (Taisir karimir
Rahman, hal: 800).

Jamaah Jumat yang dimuliakan oleh Allah…


Sebagaimana perbedaan pendapat dan perselisihan bukan penghalang untuk merajut benang
ukhuwah, dan bukan batu sandungan bagi bangunan persatuan kaum muslimin, maka demikian
pula dengan dosa-dosa yang kaum muslimin terjatuh ke dalamnya, alangkah indahnya firman
Allah:
‫َفَم ْن ُع ِفَي َلُه ِم ْن َأِخ يِه َش ْي ٌء َفاِّتَباٌع ِباْلَم ْعُروِف َو َأَداٌء ِإَلْيِه ِبِإْح َس اٍن‬
Artinya: “Dan bagi siapa yang mendapatkan pemaafan dari saudaranya (yang seiman), maka
hendaknya (yang memaafkan) mengikuti dengan cara yang baik, dan hendaknya (yang diberi
maaf) membayar diyat kepada yang memberi maaf”. (QS. Al-Baqarah ayat 178).
Ayat ini masuk dalam rentetan ayat tentang qishas (hukuman bagi yang membunuh), hal yang
unik dari ayat ini adalah penyebutkan kata (‫)أخيه‬, seakan memberikan penjelasan bahwa sebuah
maksiat, atau bahkan dosa besar, bukanlah dinding penghalang bagi kita untuk menguatkan tali
ukhuwah dan melenyapkan permusuhan.

Semoga Allah memperbaiki keadaan kaum muslimin dan menyatukan hati-hati kita semua diatas
jalan kebenaran...

، ‫ ُقْلُت َم ا َسِم ْع ُتْم َو َأْسَتْغ ِفُر َهللا ِلي َو َلُك ْم‬،‫َباَر َك ُهللا ِلي َو َلُك ْم ِفي الِكَتاِب َو الُّس َّنِة َو َنَفَعِني َو ِإَياُك ْم ِبَم ا ِفيِهَم ا ِم َن الِع ْلِم َو اْلِح ْك َم ِة‬
. ‫ِإَّنُه ُهَو الَغ ُفْو ُر الَّر ِح ْيُم‬

KHUTBAH KEDUA

‫ َو َأْش َهُد َأَّن ُمَحَّم َد ًا َع ْبُد ُه‬، ‫ َو َأْش َهُد َأْن ْاَل ِإَلَه ِإْاَّل ُهللا َتْع ِظ ْيَم ًا ِلَش ْأِنِه‬، ‫ َو اْلُّشْك ُر َلُه َع َلْى َتْو ِفْيِقِه َو اْمِتَنْاِنِه‬، ‫اْلَحْم ُد ِهلل َع َلْى ِإْح َس ْاِنِه‬
‫َو َر ُسْو ُلُه اْلَّد ْاِع ْي ِإَلْى ِرْض َو ْاِنِه َص َّلى ُهللا َع ِلْيِه َو َع َلْى آِلِه َو َأْص َح ْاِبِه َو ِإخَو اِنِه‬

.‫ َو َح اِفُظْو ا َعلَى الَّطاَع ِة َو ُحُضْو ِر اْلُج ْمَعِة َو اْلَج َم اَع ِة‬، ‫َفَيا َاُّيَها الَّناُس ِاَّتُقوا اَهللا َتَع الَى َو َذ ُروا اْلَفَو اِح َش َم اَظَهَر َو َم ا َبَطْن‬

Jamaah Jumat yang berbahagia…

Pengkhutbah mengajak diri pribadi khususnya dan para jama’ah umumnya. Jangan lupakan
saudara-saudara kita di Palestina, Dimana kita merasakan penderitaan yang mereka alami, rudal
dan bom yang pada hari ini belum berhenti menghujani mereka. Jika benar kita adalah saudara
seiman mereka maka mestinya kita seperti yang digambarkan oleh Nabi SAW, bahwa kita ini
satu tubuh, ketika bagian tubuh kaum muslimin disana merasakan sakit, maka bagian tubuh
kaum muslimin disini mestinya juga ikut merasakan sakit. Karena kita satu tubuh umat yang
tidak terpisah. Dimana sampai saat ini sudah lebih dari ribuan korban yang meninggal. Kita
berdoa, Semoga Allah jadikan mereka para syuhada, yang sakit segera disembuhkan dan yang
terlantar dan menderita kekurangan sandang dan pangan diberikan bantuan oleh Allah Azza wa
Jalla.

Di saat negara-negara Islam tak berdaya menolong mereka, maka kita memohon kepada yang
Maha Kuat, Allah SWT, untuk menolong saudara-sauadara kita disana, menguatkan para
mujahidin yang berjuang, meneguhkan mereka, Ya Qawiyyu ya Aziz..Semoga Allah segera
‫‪menurunkan pertolongan-Nya, memenangkan kaum muslimin dan membersihkan Yahudi Zionis‬‬
‫‪dari Palestina, Amiin ya Rabbal ‘Alamin.‬‬

‫ِاَّن َهللا َو َم َالِئَك َتُه ُيَص ُّلْو َن َعلَى الَّنِبْى َيَا ُّيَها اَّلِذ ْيَن آَم ُنْو ا َص ُّلْو ا َع َلْيِه َو َس ِّلُم ْو ا َتْس ِلْيًم ا‬
‫الَّلُهَّم َص ِّل َع َلى ُمَحَّمٍد َو َع َلى آِل ُمَحَّمٍد َك َم ا َص َّلْيَت َع َلى آِل ِإْبَر اِهيَم ِإَّنَك َحِم يٌد َمِج يٌد‬
‫الَّلُهَّم َباِرْك َع َلى ُمَحَّمٍد َو َع َلى آِل ُمَحَّمٍد َك َم ا َباَر ْك َت َع َلى آِل ِإْبَر اِهيَم ِإَّنَك َحِم يٌد َمِج يٌد‬

‫ِم ْنُهْم َو ْاَألْم َو اِت‪َ،‬يا َسِم ْيٌع َقِرْيٌب ُمِج ْيُب الّد َع َو اِت‪.‬‬ ‫ِلْلُم ْس ِلِم ْيَن َو اْلُم ْس ِلَم اِت‪َ ،‬و اْلُم ْؤ ِمِنْيَن َو اْلُم ْؤ ِم َناِت ْاَألْح َياِء‬ ‫َالَّلُهَّم اْغ ِفْر‬
‫َأْع َداَء َك َأعَداَء الِّدْيَن َيا َع ِزيٌز َيا َقَّهاٌر َيا َر َّب الَع اَلِم يَن‬ ‫اِإْل ْس اَل َم َو الُم ْس ِلِم ْيَن وَأْهِلِك اْلَكَفَر َة َو الُم ْش ِرِكيَن َو َد ِّم ْر‬ ‫الَّلُهَّم َأِع َّز‬

‫َالَّلُهَّم اْنُصْر ِإْخ َو اَنَنا الُم سَتْض َعِفْيَن ِفي َغ َّز ة‪َ ،‬الَّلُهَّم اْنُصْر ِإْخ َو اَنَنا اْلُمَج اِهِد ْيَن ِفي ِفِلْس ِط ْيَن‬
‫َالَّلُهَّم َأِّيْد ُهْم ِبَتْأِيْيِد َك‪َ ،‬و اْح َفْظُهْم ِبِح ْفِظ َك‪َ ،‬يا َقِو ُّي َيا َع ِزيٌز‬

‫َر َّبَنا َظَلْم َنا َأْنُفَس َنا َو ِإْن َلْم َتْغ ِفْر َلَنا َو َتْر َحْم َنا َلَنُك وَنَّن ِم َن اْلَخاِس ِريَن‬
‫َر َّبَنا اَل ُتِز ْغ ُقُلوَبَنا َبْع َد ِإْذ َهَدْيَتَنا َو َهْب َلَنا ِم ْن َلُد ْنَك َر ْح َم ًة ِإَّنَك َأْنَت اْلَو َّهاُب‬

‫َر َّبَنا َتَقَّبل ِم َّنا َو ِقَياَم َنا َو َس اِئَر َأعَم اِلَنا َو ُتْب َع َلْيَنا إَّنَك َأْنَت الَّتَّواُب الَّر ِح ْيُم‬

‫َر َّبَنا اْغ ِفْر َلَنا َو ِإِل ْخ َو اِنَنا اَّلِذ يَن َسَبُقوَنا ِباِإْل يَم اِن َو اَل َتْج َع ْل ِفي ُقُلوِبَنا ِغ اًّل ِلَّلِذ يَن آَم ُنوا َر َّبَنا ِإَّنَك َرُء وٌف َرِح يٌم‬

‫َر َّبَنا آِتَنا ِفي الُّد ْنَيا َح َس َنًة َو ِفي اآْل ِخ َرِة َح َس َنًة َو ِقَنا َع َذ اَب الَّناِر‬
‫ُسْبَح اَن َر ِّبَك َر ِّب اْلِع َّز ِة َع َّم ا َيِص ُفوَن َو َس اَل ٌم َع َلى اْلُم ْر َسِليَن َو اْلَحْم ُد ِهَّلِل َر ِّب اْلَع اَلِم يَن‬

‫‪ِ:‬ع بـَـاَد ِهللا‬

‫ِإَّن ٱَهَّلل َيْأُم ُر ِبٱْلَع ْد ِل َو ٱِإْل ْح َٰس ِن َو ِإيَتٓاِئ ِذ ى ٱْلُقْر َبٰى َو َيْنَهٰى َع ِن ٱْلَفْح َش ٓاِء َو ٱْلُم نَك ِر َو ٱْلَبْغ ِى ۚ َيِع ُظُك ْم َلَع َّلُك ْم َتَذَّك ُروَن‬

‫‪Fadzkuruulloohal’adziim‬‬ ‫‪yadzkurkum‬‬ ‫‪wasykuruuhu‬‬ ‫‪’ala‬‬ ‫‪ni’matihi‬‬ ‫‪yazidkum‬‬


‫‪waladzikrullohiakbar.‬‬

Anda mungkin juga menyukai