Anda di halaman 1dari 4

Berbeda itu indah, seindah langit yang tertata

Berbeda itu manis, semanis madu bunga di syurga


Berbeda itu jaya, sejaya dunia selaras angkasa
Perbedaan bak pertemuan, tatkala salam berbalas salam.
Dan sambutlah salam kami
‫السالم عليكم ورحمة هللا وبر كا ته‬
‫الحمد هلل رب الع المين والص الة والس الم على اش رف األنبي اء والمرس لين س يدنا‬
}‫محمد وعلى آله وصحبه أجمعين {أما بعد‬
Yth. Dewan hakim yang arif nan bijaksana, bertintakan kejujuran, berbukukan
keadilan, bermahkotakan kasih sayang. Dan teman-teman pemuda harapan bangsa yang kami
banggakan.

Negara Kesatuan RI merupakan Negara yang subur makmur, Negara yang tingkat
keragamannya tidak diragukan lagi, terdiri dari beberapa Suku, Bangsa, dan Bahasa, yaitu
17.504 pulau, dengan 1211 bahasa daerah, 300 etnik, dan 1340 suku Bangsa yang berbeda-
beda. Sejak tahun 2000 terdapat Agama resmi yang di akui di Indonesia, yaitu Agama Islam,
Kristen Katolik, Kristen Protestan, Hindu, Budha, dan Konghucu, sejak tahun 2012 terus
terjadi pemekaran daerah, sehingga sampai saat ini, Negara kita memiliki 34 Provinsi, dan di
tahun 2019 nanti akan diselenggarakan pesta rakyat, yaitu ada 16 partai politik yang masuk
ke daerah kita khususnya Kalimantan Selatan. Yang bersaing merebut hati rakyat agar
simpatik, dengan berbagai cara dan teknik, mungkin ada cara yang baik-baik, tapi ada juga
yang menggunakan cara trik and trik. Bahkan tidak mustahil dengan cara-cara picik dan licik,
tak peduli yang penting rakyat tertarik, terutama dari kalangan wong cilik.
Lalu bagaimanakah mengantisipasi supaya hal ini tidak terjadi, oleh sebab itu pada
kesempatan ini, kami akan mencoba menjawab, dan memberikan suatu gambaran tentang
NKRI, sekaligus menyampaikan sebuah Syarahan dengan judul ” MERAWAT
KEBERAGAMAN DAN KESATUAN NKRI.” Dengan Landasan Firman Allah Q.S Al-
Hujurat Ayat 13.
‫َٰٓيَأُّيَها ٱلَّناُس ِإَّنا َخ َلۡق َٰن ُك م ِّم ن َذ َك ٖر َو ُأنَثٰى َو َجَع ۡل َٰن ُك ۡم ُش ُع وٗب ا َو َقَبٓاِئَل ِلَتَع اَر ُفٓو ْۚا ِإَّن َأۡك َر َم ُك ۡم ِع نَد ٱِهَّلل َأۡت َقٰى ُك ۚۡم ِإَّن‬
‫ر‬ٞ‫ٱَهَّلل َع ِليٌم َخ ِبي‬
‫ُأ‬
‫ فال تفاض ل بينكم في‬،‫ و م واح دة هي ح واء‬،‫ي ا أيه ا الن اس إَّن ا خلقن اكم من أب واح د ه و آدم‬
‫ إن أكرمكم عند هللا أش دكم اتق اًء‬،‫ وجعلناكم بالتناسل شعوًبا وقبائل متعددة؛ ليعرف بعضكم بعًض ا‬،‫النسب‬
)١٣( .‫ خبير بهم‬،‫ إن هللا عليم بالمتقين‬.‫له‬

Artinya ; “ Wahai manusia, Sesungguhnya Kami menciptakan kamu dari seorang laki-laki
dan seorang perempuan dan menjadikan kamu berbangsa-bangsa dan bersuku-suku agar
kamu saling kenal-mengenal. Sesungguhnya orang yang paling mulia disisi Allah ialah
orang yang paling taqwa diantara kamu. Sesungguhnya Allah Maha mengetahui lagi Maha
Mengenal.”(QS. Al-Hujurat ; 13)

Hadirin yang kami hormati.


Dalam kajian ilmu balaghah, Firman Allah tadi merupakan kalam khabar,
dengan esensi sebuah informasi Ilahi, bahwa Allah secara Fitrah sudah menciptakan manusia
dengan beraneka ragam, hal tersebut sejalan dan sejalin dengan pemahaman kontekstualisasi
ayat, sebagaimana disampaikan oleh Syekh Az-Zuhri yang bersumber dari Ibnu Mundzir,
Ibnu Abi Haki, dan Baihaki, yang dinukil dalam kitab Addala’il, bahwa secara tekstual, ayat
tersebut diturunkan sebagai teguran kepada Bani Baidah.
Ketika Rasulullah memerintahkan Bani Baidah untuk memohon ampunan kepada
mereka, yakni dengan menikahkan putri-putri mereka kepada budak-budak mereka, yang
bernama Abi Hin, dengan sinis mereka berkata” pantaskah putri-putri kami dinikahkan
dengan budak-budak kami, pada saat itulah Allah menurunkan ayat ini, bahwa diciptakan
manusia berbeda suku dan Bangsa, terdiri dari laki-laki dan perempuan, dengan tujuan, Lita
aa Rafu, ai khalaknakum kadzalika ya’rifa ba’dukum ba’da.

Hadirin Rahimakumullah
Demikianlah penafsiran syekh Khalid Abdurrahman Al-Aq dalam Shaffatul bayan
lima’anil qur’an halaman 516, dan juga dijelaskan dalam tafsir Jalalain, Halaman 687
meskipun ayat ini secara tekstual ditujukan kepada Bani Baidah, namun secara kontekstual
merupakan landasan etis sosiologis untuk merajut kebersamaan ditengah-tengah
keanekaragaman, termasuk dalam konteks merawat keutuhan NKRI.
Karena memang hadirin, berawal diskriminasi, pasti saling menutup diri, tidak saling
menjalin komunikasi, gampang saling mencurigai, sehingga sangat mudah terprovokasi,
bahkan tidak mustahil melakukan tindakan-tindakan anarki. ( Takbir….Allahu Akbar )
Oleh sebab itu, dalam rangka merawat keutuhan NKRI, ditengah-tengah keragaman
yang sangat tinggi, kami menghimbau kepada saudara-saudaraku , untuk menjauhi sikap
diskriminasi, kita harus saling membuka diri, saling menjalin komunikasi, saling sinergi dan
saling melengkapi, agar tidak ada dusta diantara kita, betul Hadirin..?
Realita berbicara, hanya gara-gara berbeda bendera, berbeda organisasi, berbeda
partai politik, rakyat kita gampang saling mencaci maki, gara-gara beda suku bangsa, etnis,
kita mudah terprovokasi, gara-gara beda pilihan kita jadi saling bermusuhan, bahkan hanya
gara-gara beda pemahaman dalam mendukung satu golongan kita saling tendang, bantai, dan
bahkan saling bunuh membunuh satu sama lainnya. Na udzubillah, Tsumma Na udzhubillah.

Hadirin Rahimakumullah
Bukankah Rasul pernah bersabda dengan tegas mengingatkan, “ laisa minna man da’
a ila asubiyah, wa laisa minna man qotala ala asabiyah, wa laisa minna ma maata ala asa
biyah, bukan termasuk umatku orang yang menyeru kepada panatisme golongan, dan bukan
termasuk ummatku, orang yang berperang karena panatisme golongan, dan bukan termasuk
ummatku orang yang mati karena panatisme golongannya. (H.R Abu Daud.)
Dalam hal ini marilah kita renungkan Firman Allah Q.S Ali Imran 103
‫يٗع ا اَل َتَفَّر ُقوْۚا‬
‫َو ٱۡذ ُك ُروْا ِنۡع َم َت ٱِهَّلل َع َلۡي ُك ۡم ِإۡذ ُك نُتۡم َأۡع َدٓاٗء َفَأَّلَف َبۡي َن ُقُل وِبُك ۡم َفَأۡص َبۡح ُتم‬ ‫َو ٱۡع َتِص ُم وْا ِبَح ۡب ِل ٱِهَّلل َج ِم َو‬
‫ٱلَّناِر َفَأنَقَذُك م ِّم ۡن َهۗا َك َٰذ ِلَك ُيَبِّيُن ٱُهَّلل َلُك ۡم َء اَٰي ِتِهۦ َلَع َّلُك ۡم َتۡه َتُد وَن‬ ‫ِبِنۡع َم ِتِهٓۦ ِإۡخ َٰو ٗن ا َو ُك نُتۡم َع َلٰى َش َفا ُح ۡف َر ٖة ِّم َن‬
‫ إذ كنتم‬:‫ واذكروا نعمة جليلة أنعم هللا به ا عليكم‬.‫ وال تفعلوا ما يؤدي إلى فرقتكم‬،‫وتمَّسكوا جميًع ا بكتاب ربكم وهدي نبيكم‬
،‫ وألقى في قل وبكم محب ة بعض كم لبعض‬،‫ فجمع هللا قلوبكم على محبته ومحبة رس وله‬،‫ قبل اإلسالم أعداء‬-‫أيها المؤمنون‬-
‫ وكم ا بَّين هللا لكم‬.‫ فه داكم هللا باإلس الم ونَّج اكم من الن ار‬،‫ وكنتم على حافة ن ار جهنم‬،‫ إخوانا متحابين‬-‫بفضله‬- ‫فأصبحتم‬
)١٠٣( .‫ فال تضلوا عنها‬،‫ وتسلكوها‬،‫معالم اإليمان الصحيح فكذلك يبِّين لكم كل ما فيه صالحكم؛ لتهتدوا إلى سبيل الرشاد‬
Artinya :” Dan berpeganglah kamu semuanya kepada tali (agama) Allah, dan janganlah
kamu bercerai berai, dan ingatlah akan nikmat Allah kepadamu ketika kamu dahulu (masa
Jahiliyah) bermusuh-musuhan, maka Allah mempersatukan hatimu, lalu menjadilah kamu
karena nikmat Allah, orang-orang yang bersaudara; dan kamu telah berada di tepi jurang
neraka, lalu Allah menyelamatkan kamu dari padanya. Demikianlah Allah menerangkan
ayat-ayat-Nya kepadamu, agar kamu mendapat petunjuk.(QS. Al-Imran ; 103)

Hadirin, Secara semantik, ayat ini di awali dengan shigatul Amar, yang bermakna
perintah, sedangkan kaidah Ushul Fiqih menyatakan, Al-Ashlu fil Amri lil wujub, asal suatu
perintah adalah kewajiban, dengan demikian, wajib bagi saya, kalian, dan kita semua, untuk
terus selalu memupuk kesatuan, membina kebersamaan, dan merajut harmoni demi keutuhan
NKRI.
Inilah esensi instruksi ilahiah yang terangkai indah pada
kalimat, wa’tasimu bihablillahi jami’au wala tafarraqu, ai amarahum bil jamaah wanaha
hum anit tafaruq. Allah memerintahkan kepada kita semua untuk bersatu padu dan jangan
berseteru. demikianlah penjelasan Imam Ibnu Katsir dalam tafsir Al-Qur’an, lalu
bagaimanakah relevensinya dengan kehidupan bangsa kita? Alhamdulillah hadirin, Walaupun
Indonesia memiliki keragaman Adat Istiadat, Suku,Bangsa, Bahasa, bahkan Agama. Tapi
Bhineka Tunggal Ika, walaupun berbeda-beda tetap satu juwa.
Namun yang lebih membahagiakan saat ini, komitmen pemerintah oleh para alim
ulama, dengan visi dan misi yang sama, menjaga pancasila, Bhineka Tunggal Ika, NKRI dan
UUD 1945, terus membahana ditengah-tengah maju pembangunan bangsa, sehingga kami
para pelajar dan seluruh pemuda dan pemudi Indonesia semakin yakin dan percaya, serta
berani menyatakan diri secara terbuka bagi kami NKRI harga mati.
Bukankah ditengah-tengah pesta demokrasi masih sering terjadi tindakan-tindakan
tidak terpuji, bukankah masih ada oknum-oknum pemberi uang, hingga rakyat-rakyat mau
berjuang bahkan rela berperang, padahal hanya membela kepentingan seseorang. Jika benar
fenomena ini ada berarti keutuhan NKRI belum aman secara nyata. Betul hadirin?
Oleh sebab itu, dalam rangka merawat keutuhan NKRI, kami menghimbau kepada
saudara-saudara seiman dan seaqidah, kita perkokoh Ukhuwah Diniah, Insaniah, dan
Wataniah. Demi NKRI tetap lestari sehingga Indonesia tetap jaya di Buana.
Jika sikap seperti ini kita aplikasikan, maka keragaman bukan sebuah ancaman,
melainkan sebagai perekat persatuan dan kesatuan dalam mengaplikasikan kebaikan, yang
akan mendapat balasan dari Allah, berupa ampunan dan pahala yang besar. Sebagaimana
Firman Allah dalam Q.S Al-Maidah ayat 9.
‫م‬ٞ‫ة َو َأۡج ٌر َع ِظ ي‬ٞ ‫َو َعَد ٱُهَّلل ٱَّلِذ يَن َء اَم ُنوْا َو َع ِم ُلوْا ٱلَّٰص ِلَٰح ِت َلُهم َّم ۡغ ِفَر‬

Artinya : “ Allah telah menjanjikan kepada orang-orang yang beriman dan beramal
sholeh, bahwa untuk mereka ampunan dan pahala yang besar “(QS. Al-Maidah ;9)

Hadirin. Dengan berakhirnya lantunan kalam ilahi tadi, uraian tadi dapat disimpulkan,
bahwa perbedaan dan keragaman merupakan fitrah sekaligus Rahmat dari Allah bagi Negara
kita, atas keragaman itu, kita nikmati, kita Syukuri, dan kita jalani dengan sedikit membuka
diri, saling menjalin komunikasi dan silaturrahmi, itulah salah satu bukti kita merawat NKRI
sepenuh hati. Semoga Allah tetap memberkati, Aamiin ya Rabbal Aalamiin.
Walaupun banyak Pemuda, Hanya satu yang dihati, Walaupun kita berbeda, NKRI
Harga mati. Kiranya hanya ini yang dapat kami sampaikan, kesalahan dan kekhilafannya
mohon di maafkan.

Akhirul kalam wa billahi taufiq wal hidayah war-Ridha wal Inayah.


Wassalamu’alaikum Warahmatullahi Wabarakatuh.

Anda mungkin juga menyukai