Anda di halaman 1dari 2

‫السالم عليكم ورحمة هللا وبركاته‬

‫ َأْش َهُد َأْن اَل‬،‫ِباْلَو اِج َباِت ِفْي ِعَباَد ِتِه َو َتْق َو اْه‬ ‫ َو َنُقْو َم‬،‫َاْلَحْم ُد ِهلل اَّلِذ ْي َأَم َر نَا َأْن ُنْص ِلَح َم ِع ْيَش َتَنا ِلَنْيِل الِّر َض ا َو الَّس َع اَد ِة‬
‫ َالَّلُهَّم َص ِّل َو َس ِّلْم َع َلى َأْش َرِف‬.‫َنِبَّي َبْع َد ُه‬ ‫ َم ْن اَل‬,‫ َو َأْش َهُد َأَّن ُمَحَّم ًدا َع ْبُد ُه َو َر ُسْو ُلُه‬،‫ِإَلَه ِإَّال ُهللا َو ْح َد ُه َال َش ِر ْيَك َلُه‬
‫ َأّم ا َبْعُد‬، ‫اَأْلْنِبَياِء َو اْلُم ْر َسِلْيَن َو َع َلى آِلِه َو َص ْح ِبِه َأْج َم ِع ْيَن‬

Yang terhormat Ketua Majlis A’la MDI


Yang terhormat para kader MDI seluruh tanah air
Yang terhormat para dewan juri beserta jajaran panitia,
Pertama dan paling utama marilah kita memuji dan bersyukur kepada Tuhan semseta Alam
Allah Azza wajalla, atas kehendaknya, alhamdulillah kita bisa bersilaturahim melalui ajang
lomba pidato dalam rangka memperingati Harlah MDI yang ke-44, semoga Allah meridhoi
apapun yang kita perbuat.
Shalawat seiring salam, selamanya tercurah limpahkan kepada baginda alam, nabi besar
Muhammad Saw. Sahabatnya, tabiinnya dan semoga kita kelak bersamanya di syurganya
Allah SWT.

Hadirin yang saya ta’dzimi.


Indonesia merupakan negara besar, negara yang sangat komplek, negara majemuk yang
terdiri dari berbagai pulau, adat istiadat, bahasa, suku dan lain sebagainya. Dan keberagaman
ini telah Allah Anugrahkan kepada kita dimana Bangsa yang besar dapat bersatu dalam
naungan NKRI, sehingga banyak pihak luar yang iri melihat kebersatuan bangsa kita, bahkan
politik adu domba yang sangat keji dilakuka demi memecah belah bangsa yang kita cintai.
Akan tetapi kita adalah generasi yang hebat generasi yang memiliki semangat persatuan,
sebab kita tahu, bahwa Persatuan adalah kekuatan, dan persatuan adalah perintah dalam
agama kita, sebagaimana Firman Allah dalam surat Ali Imron ayat 103
‫َو اْعَتِصُم ْو ا ِبَح ْبِل ِهّٰللا َجِم ْيًعا َّو اَل َتَفَّر ُق ْو اۖ َو اْذ ُك ُرْو ا ِنْع َم َت ِهّٰللا َع َلْيُك ْم ِاْذ ُكْنُتْم َاْع َد ۤا ًء َف َاَّلَف َبْيَن ُقُل ْو ِبُك ْم َفَاْص َبْح ُتْم ِبِنْع َم ِت ٖٓه ِاْخ َو اًن ۚا‬
‫َو ُكْنُتْم َع ٰل ى َشَفا ُح ْفَر ٍة ِّم َن الَّناِر َفَاْنَقَذُك ْم ِّم ْنَهاۗ َك ٰذ ِلَك ُيَبِّيُن ُهّٰللا َلُك ْم ٰا ٰي ِتٖه َلَع َّلُك ْم َتْهَتُد ْو َن‬
Dan berpegangteguhlah kamu semuanya pada tali (agama) Allah, dan janganlah kamu
bercerai berai, dan ingatlah nikmat Allah kepadamu ketika kamu dahulu (masa jahiliah)
bermusuhan, lalu Allah mempersatukan hatimu, sehingga dengan karunia-Nya kamu menjadi
bersaudara, sedangkan (ketika itu) kamu berada di tepi jurang neraka, lalu Allah
menyelamatkan kamu dari sana. Demikianlah, Allah menerangkan ayat-ayat-Nya kepadamu
agar kamu mendapat petunjuk.

Hadirin yang saya hormati,


Sebagai generasi milenial, kita memiliki peran penting untuk berkontribusi besar dalam
merawat kebangsaan ini, sebab bangsa ini dipertaruhkan kepada generasi milenial. Jangan
menjadi generasi yang dituliskan dalam alquran surat Annisa ayat 9:
‫ َفْلَيَّتُقوا َهللا َو ْلَيُقوُلوا َقْو اًل َسِد يًدا‬، ‫َو ْلَيْخ َش اَّلِذ يَن َلْو َتَر ُك وا ِم ْن َخ ْلِفِه ْم ُذ ِّرَّيًة ِضَع اًفا َخ اُفوا َع َلْيِهْم‬
Artinya, “Hendaklah takut orang-orang yang andaikan meninggalkan keturunan yang lemah
di belakang (kematian) mereka maka mereka mengkhawatirkannya; maka hendaklah mereka
juga takut kepada Allah (dalam urusan anak yatim orang lain), dan hendaklah mereka berkata
dengan perkataan yang benar (kepada orang lain yang sedang akan meninggal)

Dalam ayat diatas, sebagian ulama tafsir memberika 3 kategori yang harus ditakuti pada
generasi milenial.
1. Lemah Spiritual
2. Lemah Intelektual
3. Lemah Emosional
Kecerdasan Spiritual adalah pondasi bagi kehidupan manusia, akan tetapi harus diimbangi
juga dengan Kecerdasan Intelektual, dimana wawasan akan membuka kebuntuan dalam
beragama dan bernegara, sehingga kita terhindar dari ambisi mabuk agama. Selain spiritual
dan intelektual, kita juga sebagai generasi milenial harus memiliki kecerdasan Emosional,
tingkat kepekaan dan kepedulian kita terhadap kondisi negara saat ini. Kita harus sama-sama
merawatnya dengan bijak, katakan iya jika itu benar dan katakan tidak jika itu salah, mau
berkoalisi ataupun beroposisi, kita tetap harus bijaksana, orang bijak itu biasa tapi bijaksana
itu luar biasa. Dengan demikian kita harus balance diantara ketiga kecerdasan tadi, agar kita
tidak termasuk generasi yang lemah.

Hadirin yang dirahmati Allah SWT,


Konstitusi kita sudah sejalan dengan ajaran Islam, dan konstitusi kita tidak melarang umat
beragama menjalankan sari’atnya masing-masing, tidak perlu mengubah konstitusi untuk
beragama yang benar, tapi beragamalah yang benar untuk menjalankan konstitusi.

Sedikit kita flashback pada masa sebelum kemerdekaan, dimana para cendikiawan dan elit
negara membentuk ormas untuk menghimpun berbagai ide dan gagasan demi terwujudnya
suatu negara yang merdeka, sehingga dari ormas itulah lahir para tokoh yang hebat, tapi lihat
sekarang, mereka berormas hanya untuk mencari kursi mentri bukan membangun negeri.
Oleh karena itu, dari ormas manapun kita, mari luruskan ide dan gagasan kita demi NKRI
yang kita cintai ini, ormas-ormas islam harus meregenerasi kepemimpinan, berikan panggung
kepada para generasi milenial, biarkan mereka berekpresi biarkan mereka berkontastasi,
yang tua sesekali sadar diri, jangan terus menerus menutup generasi yang berpotensi untuk
mengabdi pada negeri.

Hadirin yang Allah mulyakan,


Pada akhinya sampai pada sebuah kesimpulan, dimana kita sebagai generasi milenial harus
ikut bertanggungjawab terhadap bangsa yang besar ini, sebagai generasi yang berada di era
industry 4.0 ini kita harus memiliki kecerdasan spiritual, intelektual dan emosional agar
negara ini tidak jatuh pada tangan-tangan penjahat. Semoga Majlis Dakwah Islamiyyah
melahirkan bibit bibit yang hebat, melahirkan generasi yang akan melanjtkan estapeta
kepemimpinan untuk mengurus negara, sehingga ke depan negara ini menjadi negara yang
baldatun toyyibatun warobbun ghofur. Akhrir kata dari saya ‫وهللا الموفق إلى أقوم الطريق‬
.‫والسالم عليكم ورحمة هللا وبركاته‬

Anda mungkin juga menyukai