Ketahanan nasional adalah kekuatan sebuah bangsa karena memiliki Sumber Daya
Manusia yang beridentitas atau berkarakter tertentu. Di era globalisasi, ketahanan nasional
terancam, karena tergerus dengan nilai-nilai liberalisme. Ya, kerapuhan dan malapetaka tengah
mengancam keluarga Indonesia. Kasus kekerasan dalam rumah tangga menggunung.
Ketidakharmonisan rumah tangga sudah menjadi berita sehari-hari dan bahkan perceraian
seringkali tak bisa dihindarkan.
Masa depan generasi muda, saat ini dirusak secara sistemik. Mereka diserang dari berbagai
dimensi. Bahkan Benteng terakhirpun yang sering kita sebut keluarga tidak mampu melawan
derasnya arus serangan. Seperti narkoba, geng motor, LGBT dan pergaulan bebas, apalagi
sedang marak-maraknya istilah “Kids Zaman Now” yang semakin menyimpang dalam
kegiatannya. Anak-anaklah yang menjadi korban utama.
Ibarat tubuh manusia, dikatakan kokoh bila dia bisa berdiri tegak di atas dua kakinya. Tulang
punggungnya kuat sehingga bisa menopang seluruh tubuhnya. Begitu pun dengan suatu bangsa,
bisa dikatakan kokoh bila bisa berdiri di atas dua kaki sendiri. Ini bisa dilihat pada profil
pemudanya sebagai tulang punggung negara.
Dari data yang kita dapat dari Badan Narkotika Nasional pada tahun 2014, bahwa sekitar 4,7 juta
penduduk Indonesia ditengarai pecandu narkoba. Sebagian besar berasal dari keluarga broken
home, di mana orang tuanya bercerai atau bermasalah dalam keluarga. Angka perceraian pun
meningkat dari tahun ke tahun.
Ini adalah potret kegagalan sebuah keluarga dalam membangun eksistensi dan ketahanan
dirinya. Dan, kegagalan sebuah keluarga yang diikuti oleh kegagalan keluarga-keluarga lainnya,
bisa menjadi bom waktu yang mengancam ketahanan nasional negara kita.
Bayangkan, bila lebih dari 25% keluarga di negara ini merupakan broken homekeluarga. Berapa
banyak anak-anak yang terkena dampak negatifnya.
Kalau saja saat ini ketahanan nasional bangsa kita belum kokoh, apa jadinya masa depan bangsa
di tangan pemuda-pemuda yang bermasalah.
Ketahanan keluarga juga merupakan hal penting dalam menjaga kehidupan rumah tangga Islami
dari virus-virus kejahiliahan dan westernisasi. Dimana virus-virus ini dapat mengancam
eksistensi nilai-nilai Islam dalam tatanan kehidupan berkeluarga dan bermasyarakat.
Dalam islam keluarga merupakan tumpuan yang utama dan pertama dalam mempersiapkan
generasi penerus peradaban. Setiap individu yang berkeluarga pasti mendambakan keluarga yang
sakinah. Lalu apakah yang dimaksud dengan keluarga sakinah itu??
Hadirin ada yang tau nggak???
Keluarga sakinah adalah keluarga yang mampu memberikan ketenangan, ketentraman dan
kesejukan yang dilandasi oleh iman dan taqwa, serta dapat menjalankan syariat Islam dengan
sebaik-baiknya. Setiap keluarga muslim berkewajiban memperkuat ketahanan keluarganya
masing-masing.
“Wahai orang-orang yang beriman ! peliharalah dirimu dan keluargamu dari api neraka yang
bahan bakarnya adalah manusia dan batu; penjaganya malaikat-malaikat yang kasar dan keras,
yang tidak durhaka kepada Allah terhadap apa yang Dia perintahkan kepada mereka dan selalu
mengerjakan apa yang diperintahkan“
Ketahanan keluarga dapat dicapai bila mampu memenuhi lima aspek, sebagai berikut:
1. Kemandirian Nilai
Yaitu khususnya nilai-nilai islami mampu membentengi anggota keluarga dari perilaku yang
tidak baik.
2. Kemandirian Ekonomi
Sandang,pangan, dan papan adalah hal mendasar yang harus dipenuhi dalam keluarga.
3. Kesalehan Sosial
Kesalehan Sosial menunjuk pada perilaku orang-orang yang sangat peduli dengan nilai-nilai
islami, yang bersifat sosial. Bersikap santun pada orang lain, suka menolong, dan perhatian
terhadap masalah-masalah ummat. Sehingga terciptalah hablum minallah dan hablum minannas
Bila kelima aspek tersebut dapat dipenuhi, maka ketahanan keluarga akan tercapai.sebagai akhir
dari sarahan kami dapat disumpulkan bahwa Ketahanan keluarga yang baik akan memberikan
pengaruh yang positif dalam kehidupan masyarakat. Nilai-nilai islami yang menjadi pondasi
ketahanan keluarga akan mampu menangkal nilai-nilai liberal yang tidak sesuai dengan jati diri
bangsa. Jati diri bangsa Indonesia tidak akan luntur akibat gempuran modernisasi. Ideologi islam
dan pancasila mampu berjalan beriringan dan bekerjasama untuk memperkuat ketahanan
nasional.
Sebelum kami menutup syarahan kami, kami ingin menyelipkan sebuah pantun:
Jalan-jalan kesupayang
Memetik bunga lalu dirangkai
Bangunlah keluarga beragama lagi penyayang
Maka ketahanan nasional akan tercapai
………………
Wabillahi taufik walhidayah
Wassalamu’alaikum warahmatullahi wabarakatuh