Dosen Pengampu :
Disusun oleh :
NIM 2411419005
Tahun 2019/2020
Soal :
1. Musuh-musuh (pembenci) Islam berpandangan buruk, terhadap Islam, misal
menyebutnya teroris, intoleran, suka perang, suka jihad dan stigma negative lainnya.
Pertanyaan:
a. Setujukah saudara dengan pernyataan tersebut ? jika tidak setuju, diperlukan
menjawab b, c dan d, jika setuju cukup melanjutkan soal b pada nomor soal ini.
b. Jika setuju maupun tidak setuju, kemukakan alasan logis, rasional, kontekstual
(berdasarkan fakta empiris) dan tekstual (berdasarkan teks ayat-ayat al-Quran dan
Hadits).
c. Bila dikaitkan dengan 3 materi ajar pokok yakni, aqidah, syariah dan akhlak, apa inti
atau muara akhir ajaran Islam itu ? jelaskan !
d. Keimanan dan ketaqwaan seseorang islam disebut sempurna jika dijalani selaras
antara yang di hati, di lisan dan di perbuatan. Jelaskan pernyataan tersebut.!
e. Apa makna keselamatan dan indikatornya seseorang muslim dikatakan selamat
dalam menjalani kehidupan ini. Jelaskan !
2. Islam memandang bahwa semua manusia hakikatnya sudah muslim, karena ia saat
berumur 4 bulan di alam kandungan telah berikrar atau bersyahadat. Jelaskan proses
persaksian antara anak Adam dan sang kholik (Allah SWT)?, dukunglah penjelasan
saudara dengan dalil baik ayat al-Qur’an maupun Haditsnya.
3. Jawablah pertanyaan berikut :
a. Jelaskan tujuan/tugas pokok dan fungsi penciptaan manusia di muka bumi !
Tunjukkan dalil al-Qur’an !
b. Apa yang dimaksud aqidah ? jelaskan pula mengapa peranan aqidah sangat penting
dan menentukan posisi kesalehan manusia dalam beribadah !
4. Dalam ajaran Islam manusia hakikatnya diciptakan Allah SWT dari satu jenis yang
sama,, bersuku-suku, berbangsa-bangsa satu dengan lainnya tidak ada perbedaannya
Allah SWT menilai yang paling mulia di antara kamu sekalian adalah yang paling
taqwa. Jelaskan dasar ayat al-Qur’an yang mendasari hal tersebut. !
5. Agama Islam mengatur hubungan antara: manusia dengan kholik/Tuhannya,(hablu
minalloh) - makhluk dengan alam raya,(hablu minal alam) - manusia dengan sesama
manusia,(hablu minannas) - manusia dengan yang bangsa ghoib.
Jelaskan, lengkapi dengan gambar diagram garis tersebut, lengkapi dengan contoh-
contoh pada tiap-tiap hubungan tersebut. !
Jawaban :
1. Musuh atau pembenci Islam akan selalu memandang buruk apa saja yang islam lakukan
bahkan menyebarkan fitnah yang tidak diketahui kebenarannya
a. Saya setuju akan pandangan buruk pembenci Islam kepada umat muslim karena
bahwasanya dampak dari kebenciian yaitu ketidak sukaan akan segala sesuatu yang
dilakukan dan diperbuat entah itu hal baik akan tetap dipandang buruk karena dari
jiwanya sendiripun sudah menanamkan kebencian dan tidak akan memandang baik
umat islam kecuali atas izin Allah memberikan hidayah padanya.
b. Ketika umat Islam di Christcurch, Selandia Baru melakukan sholat Jumat, tiba-tiba
segerombolan orang secara membabi buta melepaskan tembakan kepada para
jamaah yang sedang melaksanakan sholat Jumat di masjid An-Nuur.
Peristiwa itu memantik kemarahan seluruh dunia, kecaman demi kecaman mengalir
atas insiden tersebut. Insiden tersebut menjadi headline di media online baik dalam
maupun luar negeri. Dari sini kita akan mengupas sedikit tabiat kebencian orang
kafir terhadap umat Islam.
Allah SWT di dalam Al-Quran telah sangat jelas dan gambling menjelaskan tabiat
orang kafir.
َو اَل َيَزاُلوَن ُيَقاِتُلوَنُك ْم َح َّتٰى َيُر ُّد وُك ْم َع ْن ِد يِنُك ْم ِإِن اْسَتَطاُع واۚ َو َم ْن َيْر َتِد ْد ِم ْنُك ْم َع ْن
ِد يِنِه َفَيُم ْت َو ُهَو َك اِفٌر َفُأوَٰل ِئَك َح ِبَطْت َأْع َم اُلُهْم ِفي الُّد ْنَيا َو اآْل ِخَر ِةۖ َو ُأوَٰل ِئَك َأْص َح اُب
َالَّناِر ۖ ُهْم ِفيَها َخ اِلُد ون
َو َلْن َتْر َض ٰى َع ْنَك اْلَيُهوُد َو اَل الَّنَص اَر ٰى َح َّتٰى َتَّتِبَع ِم َّلَتُهْم
Artinya, “Orang-orang Yahudi dan Nasrani tidak akan senang kepada kamu hingga
kamu mengikuti agama mereka.” (QS Al-Baqoroh : 120)
Di dalam ayat ini sangat jelas bahwa orang kafir akan berupaya terus menerus dan
lintas generasi untuk menjerumuskan umat Islam kepada kekafiran, berbagai cara
akan mereka lakukan. Dan ayat ini berlaku umum di setiap masanya.
Di masa Rasulullah SAW kita bisa lihat bagaimana kekufuran bersatu padu
memusuhi dan memerangi dakwah Nabi Muhammad. Ketika di kota Mekkah, orang-
orang musyrik yang memusuhi Islam, setelah pindah ke kota Madinah bertambah
lagi kelompok yang memusuhi Islam, kaum musyrik Arab dan Yahudi Madinah.
Dan mereka semua bersatu padu memerangi Rasulullah pada perang Ahzab (Sekutu)
atau yang lebih dikenal dengan perang Khondaq. Kabilah-kabilah musyrikin Quraiys
bersatu mengepung kota Madinah, sedangkan kaum Yahudi mencoba membantu
mereka secara diam-diam.
Dan pada tahun 8 Hijriah utusan Rasul ke tanah Romawi yang bernama Harits bin
Umair dibunuh oleh pasukan Raja Bushra, seorang raja Romawi. Yang hal ini
memantik perang pertama kali melawan Romawi yaitu perang Mu’tah.
Itulah tabiat kekafiran yang disebutkan di dalam Al-Quran dan dialami langsung
oleh Rasulullah SAW sebagai pembawa risalah terakhir. Sedangkan di abad modern
kita juga mnyaksikan potret-potret dari permusuhan tersebut.
Kita bisa mulai ketika Rusia menginvasi Afganistan, Genosida terhadap muslim
Bosnia, pembantaian muslim Ambon dan Poso, invasi Amerika dan sekutunya ke
Afganistan dengan dalih perang terhadap terorisme, invasi Amerika dan sekutu ke
Irak, pembantaian terhadap etnis mulim Rohingnya, Dikriminasi yang luar biasa
terhadap muslim Uighur dan bersatunya kekuatan internasional dalam memerangi
Suriah dan lain.lain.
Sekian banyak tragedi di atas memiliki satu kesamaan, yaitu umat Islam yang
menjadi objek permusuhan kekufuran. Sejalan dengan firman Allah SWT :
2. Sebelum setiap manusia lahir ke dunia. Allah telah mengambil kesaksian dari setiap jiwa
atau ruh manusia.
َو ِإ ْذ َأ َخ َذ َر ُّبَك ِم ْن َبِن ي آَد َم ِم ْن ُظ ُهو ِر ِهْم ُذ ِّر َّيَت ُه ْم َو َأ ْش َه َد ُهْم َع َل ٰى َأ ْنُفِس ِه ْم َأ َل ْس ُت
ِب َر ِّب ُك ْم ۖ َق ا ُل وا َب َل ٰى ۛ َش ِه ْد َناۛ َأ ْن َت ُقو ُلوا َي ْو َم ا ْل ِقَي ا َم ِة ِإ َّنا ُكَّنا َع ْن َٰه َذ ا َغ ا ِفِل يَن
Dari ubay bin Ka’ab ia mengatakan, “Mereka (ruh tersebut) dikumpulkan, lalu dijadikan
berpasang-pasangan, baru kemudian mereka dibentuk. Setelah itu mereka pun diajak
berbicara, lalu diambil dari mereka janji dan kesaksian, “Bukankah Aku Tuhanmu?”,
mereka menjawab “Benar”. Sesungguhnya AKU akan mempersaksikan langit tujuh
tingkat dan bumi tujuh tingkat untuk menjadi saksi terhadap kalian, serta menjadikan
nenek moyang kalian Adam sebagai saksi, agar kalian tidak mengatakan pada hari
kiamat kelak, “Kami tidak pernah berjanji mengenai hal itu”.
Ketahuilah bahwasanya tiada Tuhan selain Aku semata, tidak ada Rabb selain diriKU,
dan janganlah sekali-kali kalian mempersekutukanKU. Sesungguhnya Aku akan
mengutus kepada kalian para RasulKU yang akan mengingatkan kalian perjanjianKU itu.
Selain itu Aku juga akan menurunkan kitab-kitabKU”. Maka merekapun berkata, “Kami
bersaksi bahwa Engkau adalah Tuhan kami, tidak ada Tuhan bagi kami selain hanya
Engkau semata”. Dengan demikian mereka telah mengakui hal tersebut. Kemudian
Adam diangkat dihadapan mereka dan ia (Adam) pun melihat kepada mereka, lalu ia
melihat orang yang kaya dan orang yang miskin, ada yang bagus dan ada juga yang
sebaliknya. Lalu Adam berkata, “Ya Tuhanku, seandainya Engkau menyamakan di
antara hamba-hambaMU itu”. Allah menjawab, “Sesungguhnya Aku sangat suka untuk
Aku disyukuri”. Dan Adam melihat para nabi di antara mereka seperti pelita yang
memancarkan cahaya pada mereka”. (HR. Ahmad)
َو َم ا َلُك ْم اَل ُتْؤ ِم ُن وَن ِب ال َّلِه ۙ َو الَّر ُسوُل َي ْد ُع و ُك ْم ِل ُتْؤ ِم ُنوا ِب َر ِّب ُك ْم َو َقْد َأ َخ َذ ِم ي َث ا َق ُك ْم ِإ ْن
ُكْنُت ْم ُم ْؤ ِم ِن يَن
Artinya : “Dan mengapa kamu tidak beriman kepada Allah padahal Rasul menyeru
kamu supaya kamu beriman kepada Tuhanmu. Dan sesungguhnya Dia (Allah) telah
mengambil perjanjianmu, jika kamu adalah orang-orang yang beriman”. (QS. Al
Hadiid, 57 : 8)
Karena itu kenyataan yang harus dihadapi oleh setiap manusia adalah; sesungguhnya
tidak ada satu jiwa pun yang lahir ke dunia ini, kecuali Allah telah mengambil perjanjian
dan kesaksian mereka ketika di alam ruh bahwa, Allah adalah Rabb mereka, dan Allah
melakukan hal ini agar mengujinya dalam kehidupan dunia agar pada hari akhirat nanti
tidak ada satupun manusia yang akan mengingkari tentang keEsaan Allah, atau agar
tidak ada alasan manusia untuk mengatakan bahwa mereka mengikuti agama dari bapak
dan nenek moyang mereka, sehingga mereka hidup di dunia dengan menyekutukan
Allah.
َم ْن ُيْف ِس ُد ِف ي َه ا َو ِإ ْذ َق ا َل َر ُّبَك ِل ْل َم اَل ِئ َك ِة ِإ ِّن ي َج ا ِع ٌل ِف ي ا َأْل ْر ِض َخ ِل ي َف ًة ۖ َق ا ُل وا َأ َتْج َع ُل
َتْع َل ُم وَن َم ا اَل ِف ي َه ا َو َي ْس ِف ُك الِّد َم ا َء َو َنْح ُن ُنَس ِّبُح ِب َح ْم ِد َك َو ُنَق ِّد ُس َل َك ۖ َق ا َل ِإ ِّن ي َأ ْع َل ُم
Artinya : “Ingatlah ketika Tuhanmu berfirman kepada para Malaikat: “Sesungguhnya
Aku hendak menjadikan seorang khalifah di muka bumi.” Mereka berkata: “Mengapa
Engkau hendak menjadikan (khalifah) di bumi itu orang yang akan membuat kerusakan
padanya dan menumpahkan darah, padahal kami senantiasa bertasbih dengan memuji
Engkau dan mensucikan Engkau?” Tuhan berfirman: “Sesungguhnya Aku mengetahui
apa yang tidak kamu ketahui.” (QS : Al Baqarah : 30)
Bentuk pengabdian manusia kepada Allah salah satunya adalah menjalankan misi
hidupnya sebagaimana yang telah Allah berikan untuk menjadi Khalifah fil Ard.
Khalifah artinya adalah pemimpin. Tugas pemimpin adalah mengelola dan memperbaiki
agar hal yang diatur dan dipimpinnya menjadi baik. Pemimpin atau Khalifah bukan arti
sebagai status yang menjalankannya hanya orang-orang tertentu.
َت ْن َس َن ِص ي َب َك ِم َن ال ُّد ْن َي اۖ َو َأ ْح ِس ْن َك َم ا َأ ْح َس َن َو اْبَت ِغ ِف ي َم ا آَت اَك ال َّلُه ال َّد ا َر ا آْل ِخ َر َةۖ َو اَل
ِإ َّن ال َّلَه اَل ُي ِح ُّب ا ْل ُم ْف ِس ِد يَن ۖ ال َّلُه ِإ َل ْي َك ۖ َو اَل َتْب ِغ ا ْل َف َس اَد ِف ي ا َأْل ْر ِض
Artinya : Dan carilah pada apa yang telah dianugerahkan Allah kepadamu
(kebahagiaan) negeri akhirat, dan janganlah kamu melupakan bahagianmu dari
(kenikmatan) duniawi dan berbuat baiklah (kepada orang lain) sebagaimana Allah
telah berbuat baik, kepadamu, dan janganlah kamu berbuat kerusakan di (muka)
bumi. Sesungguhnya Allah tidak menyukai orang-orang yang berbuat kerusakan (QS.
Al-Qasas : 77)
Sebagaimana ayat diatas maka manusia sebagai khalifah dilarang untuk berbuat
kerusakan, kejahatan yang mampu merusak keadilan dan kemakmuran di muka bumi,
termasuk menjaga pergaulan dalam islam yang sudah diatur untuk umat islam. Jika
kerusakan tetap dilakukan oleh manusia maka yang merugi adalah manusia itu sendiri.
Tentunya manusia yang menggunakan akal dan taat kepada Allah akan sadar untuk
tidak berbuat kerusakan di semua aspek kehidupannya. Apa yang Allah berikan sudah
banyak dan tidak ada kurang satu apapun.
b. Kata “‘aqidah” diambil dari kata dasar “al-‘aqdu” yaitu ar-rabth(ikatan). Aqidah
Islam bermaksud keimanan dan keyakinan yang teguh dengan Rububiyyah Allah
ta’ala, Uluhiyyah-Nya, Asma’u wa sifah-Nya, Qada’ dan Qadar, hari Kiamat, segala
berkaitan perkara ghaib, pokok-pokok agama dan apa yang disepakati oleh salafus
salih dengan ketundukkan yang bulat kepada Allah ta’ala dari segi perintah-Nya,
hukum-Nya, ketaatan kepada-Nya serta meneladani Rasulullah sallallahu ‘alaihi
wasallam.
Dasar aqidah akhlak adalah ajaran Islam itu sendiri yang merupakan sumber-sumber
hukum dalam Islam yaitu Al Qur’an dan Al Hadits. Al Qur’an dan Al Hadits adalah
pedoman hidup dalam Islam yang menjelaskan kriteria atau ukuran baik buruknya
suatu perbuatan manusia. Dasar aqidah akhlak yang pertama dan utama adalah Al
Qur’an dan. Ketika ditanya tentang aqidah akhlak Nabi Muhammad SAW, Siti
Aisyah berkata.” Dasar aqidah akhlak Nabi Muhammad SAW adalah Al Qur’an.”
Islam mengajarkan agar umatnya melakukan perbuatan baik dan menjauhi perbuatan
buruk. Ukuran baik dan buruk tersebut dikatakan dalam Al Qur’an. Karena Al
Qur’an merupakan firman Allah, maka kebenarannya harus diyakini oleh setiap
muslim.
َي ا َأ ْه َل ا ْل ِك َتا ِب َقْد َج ا َء ُك ْم َر ُسو ُل َنا ُي َب ِّي ُن َلُك ْم َك ِث يًر ا ِم َّم ا ُكْنُتْم ُتْخ ُفوَن ِم َن ا ْل ِك َتا ِب
َو َي ْع ُفو َع ْن َك ِث ي ٍر ۚ َقْد َج ا َء ُك ْم ِم َن ال َّلِه ُنوٌر َو ِك َتاٌب ُم ِب ي ٌن
Artinya : “Sesungguhnya telah datang kepadamu rasul kami, menjelaskan kepadamu
banyak dari isi Al-Kitab yang kamu sembunyikan dan banyak pula yang
dibiarkannya. Sesungguhnya telah datang kepadamu cahayadari Allah dan kitab
yang menerangkan.” (QS. Al Maidah : 15)
4. Dalam al- Qur’an manusia juga disebut dengan al- nas. Kata al nas dalam Alquran
cenderung mengacu pada hakikat manusia dalam hubungannya dengan manusia lain atau
dalam masyarakat. Manusia sebagaimana disebutkan dalam ilmu pengetahuan, adalah
makhluk sosial yang tidak dapat hidup tanpa keberadaan manusia lainnya
(baca keutamaan menyambung tali silaturahmi). Sebagaimana yang dijelaskan dalam
firman Allah SWT berikut
َي ا َأ ُّي َه ا ال َّناُس ا َّتُقوا َر َّبُك ُم ا َّلِذ ي َخ َلَق ُك ْم ِم ْن َن ْف ٍس َو ا ِح َد ٍة َو َخ َل َق ِم ْن َه ا َز ْو َج َه ا َو َب َّث
ِم ْن ُه َم ا ِر َج ا اًل َك ِث يًر ا َو ِنَس ا ًء ۚ َو ا َّتُق وا ال َّلَه ا َّلِذ ي َت َس ا َء ُل وَن ِب ِه َو ا َأْل ْر َح ا َم ۚ ِإ َّن ال َّلَه َك اَن
َع َل ْي ُك ْم َر ِق يًبا
5. Hablum minallah menurut bahasa berarti hubungan dengan Allah. Namun dalam
pengertian syariah makna hablum minallah sebagaimana yang dijelaskan di dalam tafsir
At-Thabari, Al-Baghawi, dan tafsir Ibnu Katsir adalah “Perjanjian dari Allah,
maksudnya adalah masuk Islam atau beriman dengan Islam sebagai jaminan
keselamatan bagi mereka di dunia dan di akhirat”.
Namun apakah cukup hanya dengan hablum minallah saja, sedangkan di sisi yang lain
kita mengabaikan hablum minannas? Tentu tidak cukup, mengingat kita adalah makhluk
sosial yang tidak bisa hidup tanpa bantuan orang lain. Di dalam Al-Quran juga banyak
ayat-ayat yang menyebutkan tentang perintah mengerjakan sesuatu yang berkaitan
dengan hablum minannallah namun diiringi juga dengan hablum minannas
َو اْع ُبُد وْا َهَّللا َو َال ُتْش ِر ُك وْا ِبِه َشْيًئا َو ِباْلَو اِلَد ْيِن ِإْح َس اًنا َو ِبِذ ي اْلُقْر َبى َو اْلَيَتاَم ى َو اْلَم َس اِكيِن َو اْلَج اِر
ِذ ي اْلُقْر َبى َو اْلَج اِر اْلُج ُنِب َو الَّصاِحِب ِبالَج نِب َو اْبِن الَّس ِبيِل َو َم ا َم َلَك ْت َأْيَم اُنُك ْم ِإَّن َهَّللا َال ُيِح ُّب
َم ن َك اَن ُم ْخ َتاًال َفُخ وًرا