Anda di halaman 1dari 13

Jawaban Soal UTS

Mata Kuliah Umum Pendidikan Agama Islam (PAI)


Dosen Pengampu : Dr. Ali Sunarso, M.Pd

Oleh :
Nama : Nurdin Prayogo
NIM : 2111418046
Jurusan : Bahasa & Sastra Indonesia
Prodi : Sastra Indonesia

FAKULTAS BAHASA DAN SENI


UNIVERSITAS NEGERI SEMARANG
2019
Jawaban soal nomor 1 (a, b dan e)
1.a Tidak setuju
1.b Sudah jelas dikatakan bahwasanya Islam adalah agama perdamaian, agama rahmatan
lilalamin yang dibawa oleh Rasulullah saw. Sebagai ajaran kebenaran, islam mengajak
manusia dengan cara-cara yang diridhai Oleh Allah swt seperti yang sudah disebut dalam
Qs. Al-Taubah 128. Dari sekian banyak dakwah Rasulullah dalam syariatnya, bahkan
ajaran yang paling asasi (dasar) adalah menegakkan keadilan dan kebenaran, mencegah
berbuat kedzaliman, memerintahkan menyebarkan rahmat (kedamaian), dan melarang
pembunuhan dan pertumpahan darah. Seperti disebutkan dalam Qs. al-Anbiya’: 107. Nabi
Muhammad mengajak kepada kearifan dan toleransi bukan kekerasan, Nabi Muhammad
SAW melarang kita untuk membunuh sesama yang tanpa dibenarkan oleh syariat, bahkan
Allah melarang dalam kitab suciNya: wala taq tulun nafsallati illa bil haq.

Akhir-akhir ini berkembang pemahaman yang salah terhadap Islam, sehingga diberi label
Islam pundamentan itu adalah teroris. Aksi Terorisme sendiri bertujuan untuk
membangkitkan perasaan teror terhadap sekelompok masyarakat. aksi terorisme tidak
tunduk pada tatacara peperangan seperti waktu yang selalu tiba-tiba dan target korban jiwa
yang seringkali merupakan warga sipil Terorisme seringkali ditudingkan kepada umat
Islam terutama golongan Wahabi/Salafi. Disisi lain fakta yang terjadi di lapangan adalah
Sebagian orang mengira bahwa tudingan itu hanya sekedar propaganda barat untuk
menjatuhkan harga diri kaum muslimin di mata dunia internasional. Sehingga mereka
senantiasa menuduh barat sebagai dalang di balik munculnya fenomena radikal semacam
itu. Sebagian lagi sebaliknya, mengira bahwa terorisme dengan melakukan pengeboman di
tempat-tempat umum- merupakan bagian dari jihad fi sabilillah dan tergolong amal salih
yang paling utama. Sehingga mereka beranggapan bahwa pelaku bom bunuh diri adalah
sosok mujahid dan mati syahid.

Terorisme bukanlah ajaran Islam, dan bahkan Islam tidak mengajarkan kekerasan, perang
yang dilakukan oleh Islam adalah didahului dengan ajakan, dan tidak akan menyerang
kecuali Islam terlebih dahulu diserang oleh umat lain. jadi kesimpulannya adalah
perspektif yang salah dari musuh-musuh islam adalah yang dalang utama semakin
menguatnya tudingan bahwa islam adalah agama intoleren dan agama teroris ditambah lagi
ada beberapa orang yang mengatasnamakan islam yang melakukan aksi terorisme dengan
menyuarakan bahwasanya jihad fi sabililah dalam islam adalah membabi buta dan
meluluhlantahakan orang orang yang beragama selain islam atau yang berbeda keyakinan
dengan islam, tampaknya aksi orang yang tidak bertanggung jawab seperti itu semakin
memperkeruh suasana dan memperburuk citra islam dimata musuh-musuhnya.

Ada sebuah ayat Al-Qur’an yang menjadi penutup dari jawaban saya terdapat pada Q.S
Ali Imran ayat 19 dibawah ini
َ ْ ‫َّ ِّ َ ْ َ ه‬
‫اَّلل ِاْل ْسَلم‬
ِ ‫إ ِِن الدين ِعند‬
Yang artinya “Sesungguhnya agama (yang diridhai) disisi Allah hanyalah Islam”

Islam adalah satu satunya agama yang di ridloi Allah, maka dari itu mustahil islam adalah agama
teroris, islam juga merupakan agama perdamaian mustahil juga islam bersifat intoleran

1.e Konsep keselamatan dalam islam adalah bagi mereka yang dapat meraih surganya Allah pada
hari akhir nanti karena pada hakikatnya manusia berasal dari surga dan akan kembali kesurga.
Akan tetapi syarat untuk mendapat surganya Allah yaitu dengan mengimani Allah SWT sebagai
tuhan dan Muhammad saw sebagai Rasul Allah atau Utusan Allah. Ajaran islam juga
mengharuskan umatnya mengikuti perintah-perintah yang telah diperintahkan Allah SWT dan
Nabi Muhammad saw. Secara singkat, konsep keselamatan islam ada 2 hal yaitu:
a. Rukun Iman
 Iman kepada Allah
 Iman kepada Malaikat
 Iman kepada Kitab-kitab Allah
 Iman kepada para rasul Allah
 Iman kepada hari kiamat (hari akhir)
 Iman kepada Qada’ dan Qadar

b. Rukun Islam
 Dua Kalimat Syahadat (syahadatain)
 Shalat 5 Waktu
 Melaksanakan Zakat
 Berpuasa di bulan Ramadhan
 Naik Haji bila mampu

Menurut ajaran islam, dengan menaati kedua hal tersebut maka akan menuntun manusia ke jalan
yang benar atau akan menjadikan manusia selamat. Sedangkan nanti jika tiba pada hari kiamat,
manusia akan mempertanggungjawabkan perbuatanya. Akan ada yang langsung ke neraka atau ke
surga, tapi ada juga yang harus melewati ujian. Dimana jika gagal melaksanakan ujian, manusia
akan terjun masuk kedalam neraka sementara waktu sampai hukumannya setimpal dengan
perbuatan jahatnya sebelum dipersilahkan masuk ke surga.

Jawaban soal nomor 2

2. Pada dasarnya ketika seorang manusia diciptakan oleh Allah dia sudah beragama islam
sbagaimana sabda Nabi Shallallahu’alaihi Wasallam:

ِِ ‫َص َرا ِنه‬ ْ ‫علَى ْال ِف‬


ِّ ِ ‫ فَأ َ َب َواهُ يُ َه ِّ ِودَا ِن ِه أ َ ْو يُن‬، ‫ط َر ِة‬ َ ُ‫ُك ُّل َم ْولُو ٍد يُولَد‬
“Setiap manusia yang lahir, mereka lahir dalam keadaan fitrah. Orang tuanya lah yang
menjadikannya Yahudi atau Nasrani ”(HR. Bukhari-Muslim)

Allah Ta’ala berfirman:

‫اس‬ِ ‫ِّين ْالقَيِِّ ُم َولَ ِك هن أ َ ْكث َ َر النه‬


ُ ‫َّللاِ ذَلِكَ ال ِد‬
‫ق ه‬ ِ ‫علَ ْي َها ََل ت َ ْبدِي َل ِلخ َْل‬ َ َ‫َّللاِ الهتِي ف‬
َ ‫ط َر النه‬
َ ‫اس‬ ْ ِ‫ِّين َحنِيفًا ف‬
‫ط َرتَ ه‬ ِ ‫أَِ قِ ْم َوجْ َهكَ ِلل ِد‬
َ‫ََل َي ْعلَ ُمون‬
“Maka hadapkanlah wajahmu dengan lurus kepada agama (Allah); (tetaplah atas) fitrah Allah yang
telah menciptakan manusia menurut fitrah itu. Tidak ada perubahan pada fitrah Allah. (Itulah)
agama yang lurus; tetapi kebanyakan manusia tidak mengetahui ”(QS. Ar Ruum: 30)

Proses penciptaan manusia di dalam rahim dijelaskan dalam Alquran surat al-Mu'minun ayat 12-
14. ''Dan, sesungguhnya Kami telah menciptakan manusia dari suatu saripati (berasal) dari tanah.
Kemudian, Kami jadikan saripati itu air mani (yang disimpan) dalam tempat yang kokoh (rahim).
Kemudian, air mani itu Kami jadikan segumpal darah. Lalu, segumpal darah itu kami jadikan
segumpal daging dan segumpal daging itu Kami jadikan tulang belulang. Lalu, tulang belulang itu
Kami bungkus daging. Kemudian, Kami jadikan dia makhluk yang (berbentuk) lain ...."

Dari ayat tersebut dapat disimpulkan adanya enam fase terbentuknya janin dalam rahim. Tahap
pertama penciptaan janin disebut Sulalah dimulai dari saripati mani. Allah menjelaskan bahwa
manusia diciptakan “ dari saripati air yang hina (air mani)”. Manusia bukan diciptakan dari seluruh
mani yang keluar dari suami – istri, tapi hanya dari bagian yang sangat halus. Itulah yang dimaksud
dengan “ Sulalah”

Selanjutnya adalah proses persaksian antara anak Adam dan sang kholik (Allah SWT) dimulai
sebelum setiap manusia lahir ke dunia. Allah telah mengambil kesaksian dari setiap jiwa atau ruh
manusia. Kita akan memulai dari ayat, “Bukankah telah datang atas manusia satu waktu dari masa,
sedang dia ketika itu belum merupakan sesuatu yang dapat disebut?” (QS. Al Insaan, 76 : 1)

Dan bagaimana proses penciptaan yang digambarkan dalam ayat, “Dan (ingatlah), ketika Tuhanmu
mengeluarkan keturunan anak-anak Adam dari sulbi mereka dan Allah mengambil kesaksian
terhadap jiwa mereka (seraya berfirman) “Bukankah Aku ini Tuhanmu?” mereka menjawab,
“Betul (Engkau Tuhan kami), kami menjad isaksi”. (Kami lakukan yang demikian itu) agar pada
hari kiamat kamu tidak mengatakan, “Sesungguhnya kami (Bani Adam) adalah orang-orang yang
lengah terhadap ini (keEsaan Tuhan)”. (QS. Al A’raaf, 7 : 172)

Berkaitan dengan ayat ini, Rasulullah SAW bersabda dalam sebuah hadits, “Ketika Allah
menciptakan Adam, DIA mengusap punggungnya, maka dari punggung itu setiap ruh yang
menyerupai biji atom berjatuhan, yang DIA (Allah) adalah penciptanya sejak itu sampai hari
kiamat kelak”. (HR. Imam Tirmidzi)
Dari ubay bin Ka’ab ia mengatakan, “Mereka (ruh tersebut) dikumpulkan, lalu dijadikan
berpasang-pasangan, baru kemudian mereka dibentuk. Setelah itu mereka pun diajak berbicara,
lalu diambil dari mereka janji dan kesaksian, “Bukankah Aku Tuhanmu?”, mereka menjawab
“Benar”. Sesungguhnya AKU akan mempersaksikan langit tujuh tingkat dan bumi tujuh tingkat
untuk menjadi saksi terhadap kalian, serta menjadikan nenek moyang kalian Adam sebagai saksi,
agar kalian tidak mengatakan pada hari kiamat kelak, “Kami tidak pernah berjanji mengenai hal
itu”.

Ketahuilah bahwasanya tiada Tuhan selain Aku semata, tidak ada Rabb selain diriKU, dan
janganlah sekali-kali kalian mempersekutukanKU. Sesungguhnya Aku akan mengutus kepada
kalian para RasulKU yang akan mengingatkan kalian perjanjianKU itu. Selain itu Aku juga akan
menurunkan kitab-kitabKU”. Maka merekapun berkata, “Kami bersaksi bahwa Engkau adalah
Tuhan kami, tidak ada Tuhan bagi kami selain hanya Engkau semata”.

Dengan demikian mereka telah mengakui hal tersebut. Kemudian Adam diangkat dihadapan
mereka dan ia (Adam) pun melihat kepada mereka, lalu ia melihat orang yang kaya dan orang yang
miskin, ada yang bagus dan ada juga yang sebaliknya. Lalu Adam berkata, “Ya Tuhanku,
seandainya Engkau menyamakan di antara hamba-hambaMU itu”. Allah menjawab,
“Sesungguhnya Aku sangat suka untuk Aku disyukuri”. Dan Adam melihat para nabi di antara
mereka seperti pelita yang memancarkan cahaya pada mereka”. (HR. Ahmad)

Inilah peristiwa yang terjadi di Alam ruh, dimana setiap jiwa dari kita manusia telah diambil
kesaksian dan melakukan perjanjian dengan Allah SWT, dengan Nabi Adam dan penduduk langit
sebagai saksi. Secara fitrah kita memang lupa akan perjanjian itu, karena itu Allah mengingatkan
sesuai dengan hadits di atas ; “Sesungguhnya Aku (Allah) akan mengutus kepada kalian para
RasulKU yang akan mengingatkan kalian perjanjian KU itu..”

Dan dinyatakan juga dalam Alquran sebagaimana ayat, “Dan mengapa kamu tidak beriman kepada
Allah padahal Rasul menyeru kamu supaya kamu beriman kepada Tuhanmu. Dan sesungguhnya
Dia (Allah) telah mengambil perjanjianmu, jika kamu adalah orang-orang yang beriman”. (QS. Al
Hadiid, 57 : 8)

Karena itu kenyataan yang harus dihadapi oleh setiap manusia adalah; sesungguhnya tidak ada
satu jiwa pun yang lahir ke dunia ini, kecuali Allah telah mengambil perjanjian dan kesaksian
mereka ketika di alam ruh bahwa, Allah adalah Rabb mereka, dan Allah melakukan hal ini agar
mengujinya dalam kehidupan dunia agar pada hari akhirat nanti tidak ada satupun manusia yang
akan mengingkari tentang keEsaan Allah, atau agar tidak ada alasan manusia untuk mengatakan
bahwa mereka mengikuti agama dari bapak dan nenek moyang mereka, sehingga mereka hidup di
dunia dengan menyekutukan Allah.”

Itulah secara garis besar yang dapat saya paparkan dari apa yang terjadi di Alam ruh, yaitu sebelum
kita ditiupkan ke Alam Rahim yang kemudian lahir di dunia, yang disebut alam dunia.
Jawaban soal nomor 3 (a dan b)

3.a Tujuan utama penciptaan manusia adalah agar manusia itu menyembah kepada Allah artinya
sebagai hamba Allah agar menuruti apa saja yang diperintahkan oleh Allah swt.

Sedangkan fungsi dari penciptaan manusia ini secara global saya akan menyebutkan tiga
kalsifikasi, yaitu:

1) Manusia sebagai Khalifah Allah di muka bumi


Khalifah disini maksudnya menjadi penguasa/ pemimpin untuk mengatur dan mengendalikan
segala isinya. Sebagai pedoman hidup manusia dalam melaksanakan tugas itu, Allah
menurunkan agama-Nya.

Tugas manusia sebagai khalifah Allah di muka bumi ini dapat dipahami dari firman Allah dalam
Q.S Al-Baqarah : 30,
َ ِّ ْ ََ ُ َ ً َ َ َ ْ ّ ٌ َ ِّّ َ َ َ ْ َ ُّ َ َ َ ْ َ
‫ض خ ِليفة ۖ قالوا أت ْج َعل ِف َيها َم ْن يف ِسد ِف َيها َو َي ْس ِفك الد َم َاء َون ْحن‬
ِ ‫ر‬ْ ‫اْل‬ ‫وِإذ قال ربك ِللمَل ِئك ِة ِإ ين ج ِاعل ِ يف‬
َ َ ْ َ َ َ َ ْ َ ِّّ َ َ َ َ ِّ َ َ َ ْ َ
‫ن َس ِّبح ِبحم ِدك ونقدس لك ۖ قال ِإ ين أعلم ما َل تعلمون‬
Terjemah Arti : Ingatlah ketika Tuhanmu berfirman kepada para Malaikat: "Sesungguhnya Aku
hendak menjadikan seorang khalifah di muka bumi". Mereka berkata: "Mengapa Engkau hendak
menjadikan (khalifah) di bumi itu orang yang akan membuat kerusakan padanya dan
menumpahkan darah, padahal kami senantiasa bertasbih dengan memuji Engkau dan mensucikan
Engkau?" Tuhan berfirman: "Sesungguhnya Aku mengetahui apa yang tidak kamu ketahui".

Apa yang dimaksud dengan khalifah? Kata khalifah berasal dari kata “khalf” (menggantikan,
mengganti), atau kata “khalaf” (orang yang datang kemudian) sebagai lawan dari kata “salaf”
(orang yang terdahulu). Sedangkan arti kata khilafah adalah menggantikan yang lain, adakalanya
karena tidak adanya (tidak hadirnya) orang yang diganti, dan adakalanya karena memuliakan
(memberi penghargaan) atau mengangkat kedudukan orang yang dijadikan pengganti.

Pengertian terakhir inilah yang dimaksud dengan “Allahmengangkat manusia khalifah di muka
bumi”, sebagaimana firman-Nya dalam Q.S Fathir ayat 39, Q.S Al an’am ayat 165. Manusia adalah
makhluk yang termulia di antara mahluk- makhluk yang lain (Q.S Al Isra : 70) dan ia dijadikan
oleh Allah SWT dalam sebaik- baik bentuk/ kejadian, baik fisik maupun psihisnya (Q.S At Tin :
5), serta dilengkapi dengan berbagai alat potensial dan potensi- potensi dasar (fitrah) yang dapat
dikembangkan dan diaktualisasikan seoptimal mungkin melalui proses pendidikan. Karena itulah
maka sudah selayaknya manusia menyandang tugas sebagai khalifah Allah di muka bumi.

Tugas manusia sebagai khalifah Allah di muka bumi antara lain menyangkut tugas mewujudkan
kemakmuran di muka bumi (Q.S Hud : 61 ), serta mewujudkan keselamatan dan kebahgiaan hidup
di muka bumi (Q.S al-maidah : 16), dengan cara beriamn dan beramal shaleh (Q.S Al-ra’ad : 29),
bekerjasama dalam menegakkan kebenaran dan bekerjasama dalam menegakkan kesabaran (Q.S
Al-Ashr : 1-3). Karena itu tugas kekhalifahan merupakan tugas suci dan amanah dari Allah sejak
manusia pertama hingga manusia akhir zaman yang akan datang, dan merupakan perwujudan dari
pelaksanaan pengabdian kepadaNya (’abdullah).

2) Manusia sebagai Warosatul Anbiya’

Kehadiran Nabi Muhammad saw. di muka bumi ini mengemban misi sebagai ‘Rahmatal lil
‘Alamiin’ yakni suatu misi yang membawa dan mengajak manusia dan seluruh alam untuk tunduk
dan taat pada syari’at-syari’at dan hukum-hukum Allah swt. gunakesejahteraan perdamaian, dan
keselamatan dunia akhirat.

Misi tersebut berpijak pada trilogy hubungan manusia, yaitu:

 Hubungan manusia dengan Tuhan, karena manusia sebagai makhluk ciptaan-Nya.


 Hubungan manusia dengan masyarakat, karena manusia sebagai anggota masyarakat.
 Hubungan manusia dengan alam sekitarnya, karena manusia selaku pengelola, pengatur,
serta pemanfaatan kegunaan alam.

3) Manusia sebagai ‘Abd (Pengabdi Allah)

Fungsi ini mengacu pada tugas-tugas individual manusia sebagai hamba Allah swt. Tugas ini
diwujudkan dalam bentuk pengabdian ritual kepada Allah swt. dengan penuh keikhlasan. Secara
luas konsep ‘abd ini meliputi seluruh aktivitas manusia dalam kehidupannya. Semua yang
dilakukan oleh manusia dalam kehidupannya dapat dinilai sebagai ibadah jika semua yang
dilakukan (perbuatan manusia) tersebut semata-mata hanya untuk mencari ridha Allah swt.

3.b

 Pengertian Aqidah Secara Bahasa (Etimologi)

Kata "‘Aqidah" diambil dari kata dasar "al-‘aqdu" yaitu ar-rabth (ikatan), al-Ibraamal-ihkam
(pengesahan), (penguatan), at-tawatstsuq (menjadi kokoh, kuat), asy-syaddu biquwwah
(pengikatan dengan kuat), at-tamaasuk(pengokohan) dan al-itsbaatu (penetapan). Di antaranya
juga mempunyai arti al-yaqiin (keyakinan) dan al-jazmu (penetapan).

"Al-‘Aqdu" (ikatan) lawan kata dari al-hallu(penguraian, pelepasan). Dan kata tersebut diambil
dari kata kerja: " ‘Aqadahu" "Ya'qiduhu" (mengikatnya), " ‘Aqdan" (ikatan sumpah), dan "
‘Uqdatun Nikah" (ikatan menikah). Allah Ta'ala berfirman, "Allah tidak menghukum kamu
disebabkan sumpah-sumpahmu yang tidak dimaksud (untuk bersumpah), tetapi dia menghukum
kamu disebabkan sumpah-sumpah yang kamu sengaja ..." (Al-Maa-idah : 89).

Aqidah artinya ketetapan yang tidak ada keraguan pada orang yang mengambil keputusan. Sedang
pengertian aqidah dalam agama maksudnya adalah berkaitan dengan keyakinan bukan perbuatan.
Seperti aqidah dengan adanya Allah dan diutusnya pada Rasul. Bentuk jamak dari aqidah adalah
aqa-id. (Lihat kamus bahasa: Lisaanul ‘Arab, al-Qaamuusul Muhiith dan al-Mu'jamul Wasiith:
(bab: ‘Aqada).

Jadi kesimpulannya, apa yang telah menjadi ketetapan hati seorang secara pasti adalah aqidah;
baik itu benar ataupun salah.

 Pengertian Aqidah Secara Istilah (Terminologi)

Yaitu perkara yang wajib dibenarkan oleh hati dan jiwa menjadi tenteram karenanya, sehingga
menjadi suatu kenyataan yang teguh dan kokoh, yang tidka tercampuri oleh keraguan dan
kebimbangan.

Dengan kata lain, keimanan yang pasti tidak terkandung suatu keraguan apapun pada orang yang
menyakininya. Dan harus sesuai dengan kenyataannya; yang tidak menerima keraguan atau
prasangka. Jika hal tersebut tidak sampai pada singkat keyakinan yang kokoh, maka tidak
dinamakan aqidah. Dinamakan aqidah, karena orang itu mengikat hatinya diatas hal tersebut.

Alasan mengapa peranan aqidah sangat penting dan menentukan posisi kesalehan manusia dalam
beribadah menurut saya adalah bahwasanya terkandung dalam makna aqidah itu sendiri yang
artinya ikatan yang kokoh. Aqidah erat kaitannya dengan hati, hati erat kaitannya dengan
keyakinan dan kemantapan jiwa, hati yang kokoh dalam beribadah dengan niat semata-mata ingin
mencari ridlo Allah SWT dan bertaqwa kepada Allah SWT saya rasa sangat penting. Apabila tidak
ada kemantapan hati dalam ibadah kita kepada Allah, ibadah yang kita lakukan seakan-akan hanya
lewat saja, hanya sebatas menunaikan diri dari kewajiban untuk Allah SWT, sebagai contoh ketika
kita mengucap syahadatain dimulut akan tetapi dari hati kita tidak meyakini secara kuat maka
syahadatain kita hanya dimulut saja tidak dari hati, contoh selanjutnya adalah kemantapan hati
bahwasanya hari kiamat itu benar adanya, maka dari itu kita sebagai orang muslim harus
mempersiapkan bekal menuju hari kiamat tersebut dengan beribadah kepada Allah SWT dan
beramal soleh. Ibarat sebuah rumah maka bisa saya Analogikan aqidah adalah pondasinya.

Jawaban soal nomor 4

4. dalam Islam tidak dikenal adanya diskriminasi suku dan ras, masing-masing orang dapat menjadi
yang paling mulia disisi Allah, selama ia mampu meningkatkan iman dan takwa. Allah berfirman
dalam QS. Al hujurat ayat 13
َّ ُ َ ْ َ ‫َّ َ ْ َ َ ُ ْ ْ َ ه‬ َ َ َ َ َ ً ُ َْ َ َ َ َُْ َ َ ْ ُ َ ْ َ َ َّ َّ َ ُّ َ َ
‫اَّلل أتقاك ْم ِإن‬
ِ ‫يِا أيها الناس ِإنا خلقناك ْم ِمن ذك ٍر وأن َث وج َعلناك ْم شعوبا وق َب ِائل ِلت َعارفوا ِإن أ كرمكم ِعند‬
َ ٌ َ َ‫ه‬
‫يم خ ِ يث‬ ‫اَّلل ع ِل‬

“Hai manusia, sesungguhnya Kami menciptakan kamu dari seorang laki-laki dan seorang
perempuan dan menjadikan kamu berbangsa-bangsa dan bersuku-suku supaya kamu saling kenal-
mengenal. Sesungguhnya orang yang paling mulia di antara kamu di sisi Allah ialah orang yang
paling taqwa di antara kamu. Sesungguhnya Allah Maha Mengetahui lagi Maha Mengenal. ”(QS.
Al Hujurat: 13)

Alasan kenapa manusia yang paling mulia disisi Allah SWT adalah yang bertaqwa adalah karena
orang orang yang bertaqwa takut kepada Allah berdasarkan kesadaran dengan mengerjakan segala
perintah-Nya dan tidak melanggar dengan menjauhi segala larangan-Nya serta takut terjerumus
dalam perbuatan dosa. Orang yang bertaqwa sadar bahwa Allah maha melihat, oleh karena itu
meskipun dia sedang sendiri orang yang taqwa tidak akan melanggar hal apapun yag dilarang oleh
Allah SWT karena sadar dia senatiasa terpantau aktivitasnya oleh Allah SWT. Kata Taqwa sendiri
terulang dalam Al-Qur’an sebanyak 259 kali dengan segala derivasinya—mengandung makna yang
cukup beragam, di antaranya: memelihara, menghindari, menjauhi, menutupi, dan
menyembunyikan.

Jawaban soal nomor 5

5.

Allah

Manusia

Alam Bangsa
Raya Gaib
Makhluk
Lain

 Hubungan manusia dengan Sang Khaliq yaitu Allah, karena manusia sebagai
makhluk ciptaan-Nya.
 Hubungan manusia dengan makhluk lain, karena manusia sebagai salah satu
makhluk yang diciptakan Allah SWT terutama hubunga antar sesama manusia
 Hubungan manusia dengan alam sekitarnya, karena manusia selaku pengelola,
pengatur, serta pemanfaatan kegunaan alam.
 Hubungan manusia dengan bangsa gaib, karena manusia harus percaya bahwa
didunia ini juga ada alam gaib

Hubungan manusia dengan Allah (Hablum Minallah)

Hubungan antara Sang Pencipta dan yang diciptakan adalah suatu hubungan yang tidak mungkin
dipisahkan. Manusia sebagai mahluq yang diciptakan Allah SWT, mustahil bisa berlepas diri dari
keterikatannya denganNYA. Bagaimanapun tidak percayanya manusia dengan Allah, suka atau
tidak suka, sadar atau tidak sadar manusia akan mengikuti sunatullah yang berlaku di alam
semesta ini.

Oleh kerana itu seorang mukmin harus memahami bagaimana hubungan yang seharusnya dibina
dengan Allah SWT, sebagai Rabb-nya dan Ilah-nya. Hal yang penting didalam membina
hubungan itu, manusia harus lebih dahulu mengenal betul siapa Allah. Bukan untuk mengenali
zatNYA, tetapi mengenali landasan dasar-NYA (masdarul ´ulmu)/ilmu-ilmu Allah. (QS 35:28,
49:18). Dengan memahami bagaimana luasnya kekuasan dan Ilmu Allah, akan timbul rasa kagum
dan takut kepada Allah SWT sekaligus menyadari betapa kecil dan hina dirinya. Pemahaman itu
akan berlanjut dengan kembalinya ia pada hakikat penciptaannya dan mengikuti landasan hidup
yang telah digariskan oleh Allah SWT (QS 96:5). Ia menyadari ketergantungannya kepada Allah
dan merasakan keindahan iman kepada Allah.

Hubungan manusia dengan makhluk lain (Hablum Minannaas)


Agama islam tidak berhenti pada batas mempopulerkan prinsip perdamaian, namun lebih jauh dari
pada dijadikannya perdamaian sebagai dasar bagi hubungan antar sesama manusia, antar bangsa-
bangsa dan antar negara-negara. Tentang hubungan antar sesama muslim, berfirmanlah Allah:

“Orang-orang beriman itu Sesungguhnya bersaudara.” (Al-Hujuraat 10). Bersabda Rasulullah


saw:

‫مثل المؤمنين فى توادِّهم وتراحمهم وتعاطفهم كمثل الجسد إذااشتكى منه عضو تداعى له سائر الجسد بالح ِّمى والسِّهر‬.

“Perumpamaan para mukminin dalam berkasih sayang, saling cinta-menyinta dan beramah-tamah
adalah seumpama satu badan yang apabila salah satu anggotanya terkena penyakit, maka seluruh
tubuh turut merasa dengan menderita demak dan melek”.

Demikianlah hubungan sesama orang Islam yang didasarkan atas persaudaraan, rasa simpati dan
kasih sayang, sedang hubungan orang-orang Islam dengan umat-umat lain adalah hubungan
perkenalan, tolong-menolong dan keadilan, saling membantu apabila ada manusia lain yang
mengalami kesulitan.

Hubungan manusia dengan alam (Hablum Minalalam)


Prinsip dasar hubungan manusia dengan alam atau makhluk lain di sekitarnya pada dasarnya ada
dua: pertama, kewajiban menggali dan mengelola alam dengan segala kekayaannya; dan kedua,
manusia sebagai pengelola alam tidak diperkenankan merusak lingkungan, karena pada kahirnya
hal itu akan merusak kehidupan umat manusia itu sendiri. Mengenai prinsip yang pertama, Allah
berfirman dalam Al-Quran surat Hud ayat 61: Artinya: “Dia (Allah) telah menciptakan kamu dari
bumi (tanah) dan memerintahkan kalian memakmurkannya (mengurusnya)”. Adapun mengenai
prinsip yang kedua, yaitu agar manusia jangan merusak alam, dinyatakan oleh Allah melalui
berbagai ayat dalam Al-Quran, di antaranya dalam surat Al-A’raf ayat 56: Artinya: “Janganlah
kamu berbuat kerusakan di muka bumi sesudah (Allah) memperbaikinya”. Dengan demikian,
dapat dipahami dengan jelas bahwa kesadaran melestarikan lingkungan, sebagaimana yang
dikampanyekan oleh orang-orang sekarang ini, dasar-dasarnya telah digariskan oleh Islam sejak
lima belas abad yang lalu. Hanya saja, karena keterbelakangan, kemiskinan, dan kebodohannya
sendiri, umat Islam seringkali kurang memahami arti dari ayat-ayat dari Al-Quran. Oleh karena
itu, salah satu tugas utama Islam adalah menghapus keterbelakangan, kemiskinan, dan kebodohan
dari kehidupan umat.

Hubungan manusia dengan alam gaib


Memang tentang alam ghaib itu seperti tidak masuk akal, atau boleh dikatakan keberadaan alam
ghaib sesuatu yang tidak nyata. Pasalnya menurut pandangan mata secara langsung, alam ghaib
itu tidak terlihat, dan memang tidak nyata adanya. Hal inilah sebagian banyak orang yang
beranggapan, bahwa alam ghaib itu hanya fiktif belaka, dan sesuatu yang tidak bisa ditangkap oleh
nalar dan akal sehat.
Namun akan tetapi, ternyata benar adanya alam ghaib itu ada. Sebagai manusia yang memiliki
keyakinan dalam agama yang dianutnya. Bahwa Allah itu menciptakan segala sesuatu adalah
Nyata, dan tidak pernah sesuatu yang diciptakan-Nya tersembunyi atau disembunyikan. Semua
selalu diperlihatkan kepada kita. Lihat saja keadaan Alam jagat raya ini, dari yang tidak terlihat
bisa terlihat, karena Allah menciptakan manusia juga dengan keadaan yang sempurna, yaitu
manusia diberikan akal, pikiran serta kecerdasan. Dengan modal itulah manusia diberikan
kebebasan untuk mencari dan mengungkap segala rahasia Allah yang benar adanya Nyata.

SEKIAN
SOAL UJIAN TENGAH SEMSTER GENAP 2018/2019
Matakuliah : Pendidikan Agama Islam (PAI)
Hari/Tanggal/waktu : Selasa, 1 Mei 2019, 09.00, 13.00 dan 15.00
Dosen Pengampu : Dr. Ali Sunarso, M.Pd
Petunjuk Soal :
1. Jenis soal essay open books take home
2. Awali dengan basmallah.
3. Disediakan 5 butir soal saudara diberi kebebasan untuk memilih mana yang didulukan tanpa harus urut nomor
butir soalnya yang dikerjakan
4. Setiap butir soal berbobot score 20 bila mampu menjawab dengan sempurna, yang didasari dalil-dali al-
Quran atau Hadits dan rasionalisasi paparan yang logis tekstual dan kontekstual.
5. Jawaban soal UTS diketik dengan Time New Roman font 12, di atas kertas HVS, dijilid, cover berlogo
unnes, ditulis judul Jawaban Soal UTS, dosen pengampu, nama mahasiswa NIM, jurusan, Fakultas
Universitas, dan tahun akademik.
6. Jawaban dikumpulkan ketua kelas saat perkuliahan minggu depan.
7. Soal UTS harap disertakan pada halaman terakhir.

Soal :
1. Musuh-musuh Islam berpandangan buruk, terhadap Islam, misal menyebutnya teroris,
intoleran, suka perang, suka jihad dan stigma negative lainnya.
Pertanyaan:
a. Setujukah saudara dengan pernyataan tersebut ? jika setuju, diperlukan menjawab b, c
dan d, jika tidak setuju cukup melanjutkan soal b pada nomor soal ini.
b. Jika setuju maupun tidak setuju, kemukakan alasan logis, rasional, kontekstual
(berdasarkan fakta empiris) dan tekstual (berdasarkan teks ayat-ayat al-Quran dan
Hadits).
c. Bila dikaitkan dengan 3 materi ajar pokok yakni, aqidah, syariah dan akhlak, apa inti
atau muara akhir ajaran Islam itu ? jelaskan !
d. Keimanan dan ketaqwaan seseorang islam disebut sempurna jika dijalani selaras antara
yang di hati, di lisan dan di perbuatan. Jelaskan pernyataan tersebut.!
e. Apa makna keselamatan dan indikatornya seseorang muslim dikatakan selamat dalam
menjalani kehidupan ini. Jelaskan !

2. Islam memandang bahwa semua manusia hakikatnya sudah muslim, karena ia saat berumur
4 bulan di alam kandungan telah berikrar atau bersyahadat. Jelaskan proses persaksian
antara anak Adam dan sang kholik (Allah SWT)?, dukunglah penjelasan saudara dengan
dalil baik ayat al-Qur’an maupun Haditsnya.

3. a. Jelaskan tujuan/tugas pokok dan fungsi penciptaan manusia di muka bumi ! Tunjukkan dalil al-
Qur’an !
b. Apa yang dimaksud aqidah ? jelaskan pula mengapa peranan aqidah san gat penting dan
menentukan posisi kesalehan manusia dalam beribadah !
4. Dalam ajaran Islam manusia hakikatnya diciptakan Allah SWT dari satu jenis yang sama,,
bersuku-suku, berbangsa-bangsa satu dengan lainnya tidak ada perbedaannya Allah SWT menilai
yang paling mulia di antara kamu sekalian adalah yang paling taqwa. Jelaskan dasar ayat al-Qur’an
yang mendasari hal tersebut. !

5. Agama Islam mengatur hubungan antara: a. makhluk dengan kholik, b. makhluk dengan alam raya,
c. makhluk dengan sesame makhluk, d. makhluk dengan yang bangsa ghoib. Jelaskan, lengkapi
dengan gambar diagram garis tersebut, lengkapi dengan contoh-contoh pada tiap-tiap hubungan
tersebut. !

-------------------------------Selamat Mengerjakan------------------------------------------------------------

Anda mungkin juga menyukai