Anda di halaman 1dari 22

MAKALAH AI FOR EDUCATION

“BAGAIMANA AI BISA MENDUKUNG PEMBELAJARAN ADMINISTRASI


DALAM PENDIDIKAN”

Diajukan Untuk Memenuhi Salah Satu Tugas Kelompok

Mata kuliah AI For Education

Dosen Pengampu : Fadli Emsa Zamani, S.T., M.Kom

Anggota Kelompok :

Sem. IV/ MPI D Kelompok VI

Nadira Nurpadillah 1212010114

Nida Salmanita 1212010125

Nurul Jannah 1212010130

Ridwan Ramadi 1212010141

Risa Raihan 1212010144

JURUSAN MANAJEMEN PENDIDIKAN ISLAM

FAKULTAS TARBIYAH DAN KEGURUAN

UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SUNAN GUNUNG DJATI BANDUNG

2023

1
KATA PENGANTAR

Alhamdulillahirabbil’alamin, segala puji dan syukur penyusun panjatkan


kehadirat Allah SWT karena berkat limpahan dan karunia-Nya penyusun dapat
menyelesaikan makalah yang berjudul “Bagaimana AI bisa mendukung Proses
Pembelajaran.” Semoga sholawat beserta salam tetap tercurah limpahkan kepada baginda
tercinta kita yakni Nabi Muhammad Saw yang kita nanti nantikan syafa’atnya di akhirat
kelak.

Penyusun tentu menyadari bahwa makalah ini masih jauh dari kata sempurna serta
masih banyak kekurangan di dalamnya. Untuk itu penyusun mengharapkan kritik dan
saran dari para pembaca sehingga nantinya makalah ini bisa menjadi lebih baik lagi.
Kemudian apabila terdapat banyak kesalahan pada makalah ini penyusun mohon maaf
yang sebesar besarnya.

Penyusun juga mengucapkan terima kasih yang sebesar-besarnya besarnya


kepada rekan-rekan sekalian yang telah ikut berkontribusi dalam proses pembuatan
makalah ini, terutama kepada Dosen mata kuliah AI For Education yaitu Bapak Fadli
Emsa Zamani, S.T., M.Kom yang telah membimbing dalam penulisan makalah ini.
Demikian penyusun ucapkan terima kasih semoga makalah ini bisa bermanfaat bagi kita
semua.

Bandung, Juni 2023

Tim Penyusun

i
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR ................................................................................................................... i


DAFTAR ISI ............................................................................................................................... ii
BAB I ...........................................................................................................................................1
PENDAHULUAN .......................................................................................................................1
A. LATAR BELAKANG ......................................................................................................1
B. RUMUSAN MASALAH .................................................................................................1
BAB II..........................................................................................................................................3
PEMBAHASAN ..........................................................................................................................3
A. Bekerja Lebih Cerdas, Bukan Lebih Keras .......................................................................3
B. Mengotomatisasi tugas untuk membebaskan waktu pendidik ..........................................4
C. Aspek manusia dari pembelajaran sosiokultural yang membuat perbedaan .....................5
D. Penggalian data ................................................................................................................7
E. Penilaian ...........................................................................................................................7
F. Kesuksesan didukung oleh augmentasi dari AI, pembelajaran mesin, dan interaksi
manusia ....................................................................................................................................8
G. Menyusun peta jalan untuk lebih pintar, bukan lebih sulit ................................................9
H. Magang di era digital ......................................................................................................10
I. AI Untuk Augmentasi dalam Mendukung Pendidik ....................................................... 11
J. Apa Yang Dapat Ditambahkan Guru ke Augmentasi AI .................................................12
K. Pentingnya Guru: Sektor Yang Tidak Dapat Digantikan Oleh Augmentasi AI ...............13
L. Mengembangkan Chatbots .............................................................................................15
M. Bagaimana Pendidik di Seluruh Dunia Mempertimbangkan Peran Mereka Dalam
Pendidikan AI.........................................................................................................................16
BAB III ......................................................................................................................................17
PENUTUP .................................................................................................................................17
A. Kesimpulan..............................................................................................................................17
DAFTAR PUSTAKA...................................................................................................................18

ii
BAB I

PENDAHULUAN

A. LATAR BELAKANG

Kecerdasan buatan, atau AI adalah proses pemodelan pemikiran manusia dan


merancang mesin untuk berperilaku seperti manusia, atau istilah lain disebut tugas
kognitif, atau bagaimana mesin dapat belajar secara otomatis dari data dan informasi
yang diprogram. Kecerdasan buatan juga bisa diartikan bagian dari komputasi yang
membuat mesin (komputer) bekerja seperti manusia.
Penggunaan kecerdasan buatan secara sadar atau tidak sadar diimplementasikan
dalam kehidupan kita sehari-hari. Banyak program telah menerapkan kecerdasan
buatan sebagai keuntungan dari program ini. Contoh aplikasi berbasis AI yang umum
digunakan antara lain streaming video/musik, mesin pencari, fungsi selfie
smartphone, GPS, video game, media sosial. Juga dalam aplikasi streaming
video/musik, disadari atau tidak, saat menggunakan streaming video/musik, akan
muncul daftar video/musik yang akan kita lihat nanti.
Peran IT juga sering dimanfaatkan untuk menunjang pembelajaran baik di sekolah
maupun belajar mandiri. Ke depan, kecerdasan buatan akan lebih banyak diterapkan
dalam kegiatan pendidikan. Kecerdasan buatan dapat digunakan untuk menyajikan
materi pembelajaran, memberikan penilaian dan memberikan saran pembelajaran.
Berikut adalah contoh penerapan kecerdasan buatan untuk mendukung pembelajaran.

B. RUMUSAN MASALAH

1. Bagaimana Bekerja lebih cerdas, bukan lebih keras?


2. Bagaimana mengotomatisasi tugas untuk membebaskan waktu pendidik?
3. Bagaimana aspek manusia dari pembelajaran sosiokultural yang membuat
perbedaan?
4. Bagaimana penggalian data?
5. Apa itu Penilaian?
6. Bagaimana kesuksesan didukung oleh argumentasi dari AI, pembelajaran
mesin, dan interaksi manusia?
7. Bagaimana menyusun peta jalan untuk lebih pintar, bukan lebih sulit?

1
8. Bagaimana magang di era digital?
9. Apa itu AI untuk augmentasi dalam mendukung pendidik?
10. Apa yang dapat ditambahkan guru ke augmentasi AI?
11. Bagaimana pendidikan jasmani sebagai contoh augmentasi AI?
12. Bagaimana cara mengembangkan chatbots?
13. Bagaimana pendidik di seluruh dunia mempertimbangkan peran mereka
dalam pendidikan AI?

2
BAB II

PEMBAHASAN

A. Bekerja Lebih Cerdas, Bukan Lebih Keras

Konsep "bekerja lebih cerdas, bukan lebih keras" ini dapat diimplementasikan
dalam pendidikan dengan bantuan kecerdasan buatan (Artificial Intelligence, AI)
untuk mendukung pembelajaran dan administrasi. Ada beberapa cara di mana AI ini
dapat memberikan dukungan dalam hal ini:
1. Pembelajaran Adaptif
Kemampuan analisis data dengan bantuan AI dapat membantu
menciptakan lingkungan pembelajaran yang adaptif dengan memanfaatkanya.
Dengan memantau dan menganalisis data belajarsiswa, AI dapat mengidentifikasi
kebutuhan dan preferensi individu. Dengan informasi ini, AI dapat menyusun
program pembelajaran yang disesuaikan dengan tingkat kemampuan dan gaya
belajar masing-masing siswa, memungkinkan mereka untuk belajar dengan lebih
efektif.
2. Tutor Virtual
AI dapat berperan sebagai tutor virtual yang tersedia secara online untuk
membantu siswa dengan pertanyaan dan tantangan yang dihadapi saat belajar.
Tutor virtual ini dapat menyediakan penjelasan dan petunjuk yang personal
kepada siswa, memberikan umpan balik langsung, dan memberikan bimbingan
tambahan. Dengan adanya tutor virtual, siswa dapat mengakses bantuan
pembelajaran kapansaja dan di mana saja.
3. EvaluasiOtomatis
Keuntungan utama dari penggunaan AI dalam proses penilaian adalah
efisiensi waktu. AI dapat mendukung proses penilaian denganmemberikan
evaluasiotomatis pada tugas dan pekerjaan siswa. Guru dapat menghemat waktu
yang sebelumnya digunakan untuk mengoreksi tugas secara manual, sehingga
mereka dapat fokus pada kegiatan pengajaran lainnya. Selain itu, siswa juga
mendapatkan umpan balik lebih cepat, yang memungkinkan mereka untuk
memperbaiki pemahaman mereka segera setelah tugas diselesaikan.

3
4. Analisis Data dan Prediksi:
AI dapat mengolah data siswa dan informasi sekolah lainnya untuk
menghasilkan wawasan yang berharga. AI dapatmengidentifikasipola dan
trendalam data belajarsiswa, mengenali kelemahan yang spesifik, dan
memprediksi hasil belajar di masa depan. Informasi ini dapatmembantu guru
dalam menyusun strategi pengajaran yang lebih efektif dan mengarahkan upaya
pembelajaran ke area yang membutuhkan perhatian lebih.

B. Mengotomatisasi tugas untuk membebaskan waktu pendidik

Mengotomatisasi tugas dalam pendidikan bertujuan untuk membebaskan waktu


pendidik dari tugas-tugas yang dapat dilakukan secara otomatis. Dengan demikian,
pendidik dapat mengalokasikan lebih banyak waktu dan sumber daya untuk interaksi
langsung dengan siswa, memberikan bimbingan, mendukung pembelajaran, dan
mengembangkan strategi pengajaran yang lebih efektif.
Dalam konteks ini, beberapa contoh pengotomatisan tugas yang dapat membantu
membebaskan waktu pendidik adalah sebagai berikut.
1. Penilaian Otomatis
Menggunakan teknologi kecerdasanbuatan (AI), tugas-tugas penilaian
seperti mengoreksi tugas tulis atau tes pilihan ganda dapat diotomatisasi. Sistem
AI dapat memeriksa dan menilai jawaban siswa secara otomatis, memberikan
umpan balik instan, dan menghasilkan hasil penilaian. Ini mengurangi beban kerja
pendidik dalam mengevaluasi tugas secara manual, sehingga mereka dapat
menghabiskan waktu lebih banyak untuk memberikan umpan balik kualitatif dan
mendukung perkembangan siswa.
2. Administrasi dan Penjadwalan
Tugas-tugas administratif seperti mengelola kehadiran siswa, mengatur
jadwal pertemuan, atau mengirimkan pengingat dapat diotomatisasi.
Sistemotomatis dapat mengumpulkan dan memproses data kehadiran siswa,
mengirimkan pengingat jadwal secara otomatis, atau mengatur pertemuan dengan
siswa dan orang tua. Dengan mengotomatisasi tugas-tugas administratif ini,
pendidik dapat menghemat waktu dan energi yang sebelumnya digunakan untuk

4
tugas-tugas rutin, sehingga mereka dapat lebih fokus pada kegiatan pengajaran
dan pembimbingan.
3. Sistem Manajemen Belajar
Penggunaan platform manajemen belajar (Learning Management System,
LMS) yang dilengkapi dengan fitur otomatisasi dapat membantu dalam
mengelola tugas-tugas sehari-hari. Misalnya, LMS dapat mengirimkan tugas
secara otomatis kepada siswa, memberikan pengingat tenggat waktu, atau
melacak kemajuan siswa. Dengan demikian, pendidik dapat mengurangi waktu
yang diperlukan untuk tugas administratif seperti menyusun dan
mendistribusikan tugas, sehingga dapat lebih fokus pada aspek pengajaran yang
lebih penting.
Mengotomatisasi tugas-tugas ini membantu membebaskan waktu
pendidik dari pekerjaan rutin dan repetitif, sehingga mereka dapat menghabiskan
lebih banyak waktu dan energi dalam interaksi langsung dengan siswa. Dalam
interaksi tersebut, pendidik dapat memberikan bimbingan yang lebih personal,
merespons kebutuhan individual siswa, dan mengembangkan pendekatan
pembelajaran yang lebih efektif. Dengan demikian, pengotomatisan tugas dapat
membantu pendidik untuk bekerja lebih cerdas dan memaksimalkan dampak
mereka dalam proses pembelajaran siswa.

C. Aspek manusia dari pembelajaran sosiokultural yang membuat perbedaan

Pendekatan pembelajaran sosiokultural mengakui bahwa manusia adalah


makhluk sosial yang belajar melalui interaksi dengan lingkungan sosial mereka.
Dalam konteks pembelajaran, aspek manusia dari pendekatan ini menyoroti
pentingnya memahami dan menghargai perbedaan individu dalam pengalaman dan
latar belakang sosial mereka. Aspek manusia ini juga mencakup kesadaran akan
pengaruh budaya, norma, nilai, dan identitas dalam proses pembelajaran.
Dalam hal ini, kecerdasan buatan (Artificial Intelligence/AI) memiliki potensi
untuk mendukung pembelajaran dan administrasi dalam pendidikan dengan
mempertimbangkan aspek manusia dari pendekatan sosiokultural. Berikut adalah
beberapa cara di mana AI dapat memberikan dukungan:
1. Personalisasi pembelajaran

5
Dalam rangka menyediakan pengalaman pembelajaran yang
dipersonalisasi, AI dapat menggunakan data individu tentang preferensi,
kemajuan, dan kebutuhan belajar siswa untuk memberikan materi pembelajaran
yang sesuai dengan karakteristik dan gaya belajar masing-masing siswa.
Dalam proses ini, AI dapat menggunakan algoritma pemrosesan bahasa
alami dan teknik analisis data untuk mengumpulkan informasi tentang preferensi
belajar siswa, seperti topik yang diminati, tingkat kesulitan yang nyaman, dan
metode pembelajaran yang lebih efektif bagi mereka. Dengan mempelajari data
ini, AI dapat menyusun rekomendasi materi pembelajaran yang relevan dan sesuai
dengan kebutuhan individu siswa.
2. Pengenalan dan dukungan multi budaya:
AI dapat membantu mendukung keberagaman budaya dalam pendidikan
dengan mengenali dan mempertimbangkan perbedaan budaya, bahasa, dan latar
belakang siswa. Ini dapat dilakukan melalui penerapan teknologi pemrosesan
bahasa alami (Natural Language Processing/NLP) untuk memahami kebutuhan
komunikasi siswa dalam berbagai bahasa dan mendukung mereka secara
individual.
AI dapat membantu mendukung keberagaman budaya dalam pendidikan
dengan mengenali dan mempertimbangkan perbedaan budaya, bahasa, dan latar
belakang siswa. Ini dapat dilakukan melalui penerapan teknologi pemrosesan
bahasa alami (Natural Language Processing/NLP) untuk memahami kebutuhan
komunikasi siswa dalam berbagai bahasa dan mendukung mereka secara
individual.
3. Pembangunan kesadaran budaya
Pemanfaatan AI dalam pendidikan dapat dilakukan melalui beberapa cara,
seperti menyediakan akses ke konten multibudaya, memberikan rekomendasi
personalisasi konten pembelajaran, menghadirkan pengalaman virtual atau
simulasi interaktif, dan mendorong kolaborasi dan diskusi antara siswa dari latar
belakang budaya yang berbeda. Dengan demikian, AI dapat membantu
memperluas pemahaman siswa tentang keberagaman budaya, menggali perspektif
baru, dan mengembangkan sikap menghargai perbedaan.
4. Penilaian dan umpan balik adaptif

6
Keuntungan menggunakan AI dalam proses penilaian dan umpan balik
adalah kemampuannya untuk memberikan informasi secara cepat dan konsisten
kepada siswa. AI dapat mengevaluasi jawaban siswa dengan cepat dalam tugas
pilihan ganda atau menganalisis dan menafsirkan jawaban dalam format tertulis.
Hal ini memungkinkan siswa mendapatkan umpan balik secara real-time atau
dalam waktu singkat setelah menyelesaikan tugas, sehingga mereka dapat
memahami di mana mereka berdiri dalam pemahaman dan kemampuan mereka.
AI dapat mendukung proses penilaian dan umpan balik dalam pembelajaran
dengan memberikan informasi yang relevan dan tepat waktu kepada siswa.

D. Penggalian data

Penggalian data (data mining) adalah proses penemuan pola, hubungan, dan
informasi yang bermanfaat dari kumpulan data yang besar. Dalam konteks
pendidikan, penggalian data dapat digunakan untuk mendukung pembelajaran dan
administrasi dengan menggunakan kecerdasan buatan (Artificial Intelligence/AI).
Berikut adalah beberapa contoh bagaimana AI dapat mendukung pendidikan melalui
penggalian data:

E. Penilaian

Penilaian merupakan proses untuk menilai atau mengevaluasi suatu objek atau
subjek berdasarkan kriteria atau standar yang telah ditentukan. Dalam konteks
pendidikan, penilaian sering digunakan untuk mengukur tingkat pemahaman dan
pencapaian siswa dalam suatu mata pelajaran. Penilaian juga dapat dilakukan dalam
berbagai bidang, seperti penilaian kinerja, penilaian kesehatan, penilaian lingkungan,
dan lain sebagainya.
Penilaian dalam konteks pendidikan diatur oleh kurikulum yang dikeluarkan oleh
Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi. Salah satu bentuk
penilaian yang umum digunakan di sekolah adalah penilaian berbasis kriteria
(criterion-referenced assessment), di mana siswa dinilai berdasarkan pencapaian
mereka terhadap kriteria atau standar yang telah ditetapkan.
Berikut dikemukakan penjelasan penilaian pada masing masing cara penilaian:
1. Penilaian tertulis

7
Penilaian tertulis biasanya diadakan untuk waktu yang terbatas dan dalam
kondisi tertentu. Dari berbagai alat penilaian tertulis, alat penilaian jawaban
benar-salah, isian singkat, dan menjodohkan merupakan alat yang hanya menilai
kemampuan berpikir rendah, yaitu kemampuan mengingat (pengetahuan).
2. Penilaian Kinerja
Pada kurikulum tercantum banyak hasil belajar yang
menggambarkan proses, kegiatan, atau unjuk kerja. Untuk menilai hasil belajar
tersebut, dubutuhkan pengamatan terhadap siswa ketika melakukannya.
Penilaian kinerja adalah penilaian berdasarkan hasil pengamatan penilai
terhadap aktivitas siswa sebagaimana yang terjadi.
3. Penilaian Produk
Penilaian hasil kerja atau produk merupakan penilaian kepadasiswa
dalam mengontrol proses dan memanfaatkan/ menggunakan bahanuntuk
menghasilkan sesuatu, kerja praktik yang dikerjakan siswa.

F. Kesuksesan didukung oleh augmentasi dari AI, pembelajaran mesin, dan


interaksi manusia

Kesuksesan dalam berbagai bidang saat ini sering didukung oleh kombinasi antara
augmentasi dari kecerdasan buatan (AI), pembelajaran mesin, dan interaksi manusia.
Keterlibatan teknologi AI dan pembelajaran mesin membantu meningkatkan efisiensi,
akurasi,dan skala dalam berbagai proses bisnis dan kehidupan sehari-hari. Namun,
interaksi manusia tetap penting dalam memahami konteks, nilai-nilai, dan tujuan
akhir yang ingin dicapai.
Perkembangan dan penerapan AI serta pembelajaran mesin menjadi fokus
perhatian dalam berbagai sektor, termasuk pendidikan, industri, kesehatan, dan
pemerintahan. Contohnya, di sektor pendidikan, AI dan pembelajaran mesin dapat
digunakan untuk meningkatkan pengalaman belajar siswa melalui personalisasi
pembelajaran, rekomendasi materi, dan umpan balik adaptif. Hal ini dapat dilihat
dalam penggunaan aplikasi pembelajaran daring yang menggunakan teknologi AI
untuk mengidentifikasi kebutuhan belajar siswa.
Selain itu, dalam industri dan bisnis, penggunaan AI dan pembelajaran mesin
membantu meningkatkan efisiensi operasional, analisis data yang lebih akurat, serta
pengambilan keputusan yang lebih baik. Misalnya, dalam sektor keuangan, teknologi

8
AI dapat digunakan untuk mendeteksi penipuan, menganalisis risiko, dan
memberikan rekomendasi investasi. Namun interaksi manusia tetap krusial dalam
pengambilan keputusan yang kompleks, memahami konteks sosial, serta menjaga
aspek etika dan nilai-nilai dalam penggunaan teknologi AI. Pemahaman manusia
tentang tujuan akhir, kebutuhan pengguna, dan dampak sosial penting untuk
memastikan bahwa penggunaan teknologi AI dan pembelajaran mesin berjalan
dengan baik dan sesuai dengan kebutuhan masyarakat.

G. Menyusun peta jalan untuk lebih pintar, bukan lebih sulit

Menyusun peta jalan untuk menjadi lebih pintar, bukan lebih sulit, upaya untuk
menyusun peta jalan yang lebih pintar telah menjadi fokus dalam berbagai sektor,
termasuk pemerintahan, teknologi informasi, dan industri. Pemerintah Indonesia,
misalnya, telah menerapkan konsep "Smart City" (kota pintar) di beberapa kota besar,
seperti Jakarta dan Bandung, dengan tujuan meningkatkan efisiensi pelayanan publik,
keamanan, dan kualitas hidup masyarakat melalui pemanfaatan teknologi.
Penerapan teknologi seperti Internet of Things (IoT), big data, dan kecerdasan
buatan (AI) telah dimanfaatkan dalam pengembangan peta jalan yang lebih pintar.
Contohnya, sistem transportasi cerdas menggunakan teknologi AI dan IoT untuk
mengoptimalkan pengaturan lalu lintas, mencari rute tercepat, dan memprediksi
kepadatan jalan. Selain itu, penggunaan big data dalam pengembangan peta jalan
dapat membantu menganalisis pola perjalanan, preferensi pengguna, dan informasi
kepadatan lalu lintas untuk memberikan rekomendasi yang lebih cerdas.
Menyusun peta jalan yang lebih pintar juga melibatkan pemikiran strategis dan
inovasi dalam menghadapi perubahan yang terjadi di lingkungan. Perusahaan dan
organisasi harus proaktif dalam mengidentifikasi tren dan peluang yang muncul serta
mengantisipasi tantangan yang mungkin terjadi. Dalam menyusun peta jalan yang
lebih pintar, diperlukan pemikiran jangka panjang yang melibatkan perencanaan yang
matang, evaluasi terus-menerus, dan fleksibilitas untuk beradaptasi dengan
perubahan. Adopsi pendekatan yang adaptif dan berbasis risiko dapat membantu
mengurangi ketidakefektifan dan menghindari kendala yang mungkin muncul di
tengah perjalanan.
Pendekatan pintar dalam penyusunan peta jalan juga melibatkan kerjasama lintas
sektor dan partisipasi masyarakat. Melalui pengumpulan data dan umpan balik dari

9
pengguna jalan, baik melalui aplikasi peta atau sistem pelaporan online, informasi
yang lebih akurat dan real-time dapat dikumpulkan untuk memperbaiki peta jalan dan
memberikan pengalaman berkendara yang lebih baik bagi pengguna.

H. Magang di era digital

Magang di era digital mengacu pada pengalaman magang yang dilakukan dalam
lingkungan kerja yang didukung oleh teknologi digital dan internet. Era digital telah
mengubah cara kerja di berbagai industri, dan magang pun tidak terkecuali. Magang di
era digital dapat memberikan kesempatan untuk mempelajari dan terlibat dalam berbagai
aspek teknologi, komunikasi online, dan kerja tim virtual.

Manfaat magang di era digital adalah akses yang lebih besar terhadap berbagai
jenis industri. Melalui platform online dan jaringan digital, pelajar dan fresh graduate
dapat mencari kesempatan magang di perusahaan-perusahaan besar maupun startup yang
bergerak di bidang teknologi, e-commerce, fintech, dan lainnya. Magang di perusahaan-
perusahaan ini memungkinkan mereka untuk terlibat dalam proyek-proyek yang relevan
dengan teknologi terkini dan mengembangkan keterampilan yang sangat dibutuhkan di
pasar kerja saat ini.

Magang di era digital juga memperluas pembelajaran dan kolaborasi. Dalam


lingkungan kerja digital, magang dapat dilakukan secara remote, dengan menggunakan
alat komunikasi online dan kolaborasi virtual. Hal ini memungkinkan magang untuk
bekerja sama dengan tim dari berbagai wilayah geografis dan memperoleh pemahaman
yang lebih mendalam tentang cara bekerja secara efektif dalam lingkungan virtual. Selain
itu, magang di era digital juga dapat memberikan akses ke berbagai sumber belajar online,
seperti kursus daring, webinar, dan konten edukatif lainnya, yang membantu dalam
mengembangkan pengetahuan dan keterampilan yang relevan.

Magang di era digital juga mendukung pengembangan ekosistem startup dan


inovasi di Indonesia. Dalam beberapa tahun terakhir, Indonesia telah menjadi salah satu
pusat startup yang berkembang pesat di Asia Tenggara. Dengan magang di perusahaan-
perusahaan startup, pelajar dan fresh graduate dapat memperoleh wawasan tentang
budaya kerja yang inovatif, mempelajari proses pengembangan produk dan layanan baru,
dan terlibat dalam upaya memecahkan masalah dengan pendekatan yang kreatif. Magang

10
di era digital juga dapat membantu mereka membangun jaringan kontak yang berharga
dan menciptakan peluang untuk karier yang lebih baik di dunia startup.

I. AI Untuk Augmentasi dalam Mendukung Pendidik

Secara sadar atau tidak kita sering kali menerapkan kecerdasan buatan dalam
kehidupan sehari-hari. Saat ini aplikasi-aplikasi yang ada banyak yang menerapkan
kecerdasan buatan sebagai kelebihan dari aplikasi tersebut. Aplikasi berbasis kecerdasan
buatan yang sering kita gunakan seperti streaming video dan musik, mesin pencarian
(search engine), fitur selfie pada smartphone, sistem lokasi (GPS), permainan video, dan
media sosial menggunakan kecerdasan buatan didalamnya.

Sama hal nya dalam dunia pendidikan, kecerdasan buatan digunakan sebagai
pendukung dan peningkat mutu dalam pembelajaran oleh tenaga pendidik. AI digunakan
untuk menyajikan materi pembelajaran, melakukan asesmen, dll. Adapun beberapa
contoh penerapan AI untuk augmentasi dalam mendukung pendidik, antara lain:

1. Mentor Virtual
Pada hal ini AI berperan sebagai pemberi umpan balik dari kegiatan
belajar siswa, memberikan materi yang direkomendasikan untuk dipelajari
kembali dan meberikan latihan-latihan soal bagi para siswa. Salah satu contoh
dari mentor virtual ini yaitu blackboard, merupakan sebuah aplikasi yang
seringkali digunakan oleh perguruan tinggi di dunia seperti di amerika dan eropa.
Aplikasi ini banyak digunakan oleh para dosen sebagai alat untuk menyampaikan
catatan, pemberian tugas, tes atau kuis yang nantinya mahasiswa dapat
mengajukan pertanyaan dan mengumpulkan tugas yang telah mereka kerjakan.
Aplikasi ini juga dapat mengenali alasan mengapa siswa tidak paham terhadap
materi yang diajarkan yang kemudian aplikasi ini memberikan solusi-solusi
sebagai cara untuk menangani masalah tersebut.
2. Voice Assistant
Kecerdasan buatan yang diterapkan oleh voice assistant mirip dengan
kecerdasan buatan yang diterapkan oleh mentor virtual, hanya saja yang
membedakannya vaice assistant ini lebih menggunakan fungsi suara sebagai alat
untuk berinteraksi dan berkomunikasi. Voice assistant juga menjadi salah satu
teknologi AI yang banyak digunakan dan dimanfaatkan dalam pembelajaran.

11
Beberapa platform Edutech saat ini juga sudah banyak menggunakan voice
assistant sebagai alat bantu murid dalam menemukan materi dengan lebih cepat
dan praktis. Contoh dari voice assistant ini antara lain: Google Assistant (Google),
Siri (Apple), Cortana i (Microsoft), dll.
3. Automatic Assessment
Automatic assesment saat ini digunakan pengajar sebagai alat bantu untuk
keperluan assesment dan pengoreksian soal otomatis secara online. Aplikasi
seperti ini menjadikan pengajar lebih mudah dalam mempersiapkan dan
mengadakan ulangan maupun kuis. Proses kerja sistem AI ini akan bekerja secara
otomatis sesuai dengan perintah yang sudah diprogram, guru atau pengajar tidak
perlu lagi membuat soal dan mengkoreksi soal secara manual. Automatic
assesment bahkan akan merekomendasikan yang perlu siswa pelajari kembali
sesuaai dengan hasil penilaian yang sudah diperoleh. Contoh dari automatic
assesment ini adalah platform kejarcita, platform ini menyediakan fitur
pembuatan kuis atau ulangan dan mengkoreksinya secara otomatis. Dengan
platform ini pengajar hanya harus memilih jenis mata pelajaran, jenjang, jumlah
soal, tingkat kesulitan, dan beberapa pilihan lainnya. Setelah itu guru dapat
membagikan link kuis tersebut kepada para murid untuk langsung dikerjakan
secara daring.

J. Apa Yang Dapat Ditambahkan Guru ke Augmentasi AI

AI dalam dunia pendidikan memiliki banyak sekali manfaat yang dapat membatu
peningkatan kualitas pendidikan. Akan tetapi dalam hal ini guru atau pengajar tetap
memiliki peran penting guna peningkatan pemanfaatan AI. Adapun peran-peran penting
yang dapat ditambahkan ke augmentasi AI antara lain:

1. Sebagai fasilitator dan pengarah pembelajaran


Dalam pemanfaatan AI dalam memberikan materi pembelajaran, guru
juga tetap memiliki peran penting sebagai fasilitator dan pengarah peserta didik
dalam proses pembelajaran. Guru dapat mengarahkan dan membantu siswa jika
siswa sulit dalam memahami materi, memberikan informasi tambahan dan
mengembangkan keterampilan siswa.
2. Memantau proses pembelajaran siswa

12
Walaupun teknologi AI dapat membantu dalam memberikan
pembelajaran, tetapi peran guru dalam memantau proses pembelajaran siswa
menjadi penting. Guru tetap berperan dalam memastikan bahwa pembelajaran
sesuai dengan kondisi dan keadaan siswa.
3. Membantu siswa mengembangkan keterampilan sosial dan emosional
Pada era AI seperti saat ini, keterampilan sosial dan emosional sangat
penting. Dalam hal ini guru berperan untuk membantu siswa dalam
mengembangakan keterampilan sosial dan emosional yang diperlukan siswa
untuk sukses dalam kehidupannya. Guru juga dapat membantu siswa dalam
belajar berkomunikasi dan mengelola emosi mereka.
4. Sebagai motivator
Pada proses pembelajaran guru tetap menjadi sosok yang dapat
memberikan motivasi, inspirasi dan dukungan bagi siswa dalam proses
pembelajaran meskipun teknologi AI dijadikan alat untuk membantu dalam
memberikan pembelajaran.
5. Mengajarkan etika dan nilai-nilai manusia
Semakin maraknya pemanfaatan teknologi AI maka etika dan nilai-nilai
manusia menjadi semakin penting. Dalam hal ini guru dapat membatu siswa
dalam memberikan pemahaman bagaimana dampak dari penggunaan teknologi
AI pada masyarakat dan memastikan bahwa siswa tetap mengimplementasikan
nilai-nilai kemanusiaan seperti: rasa empati, toleransi dan keadilan.

Oleh karena itu, meskipun teknologi AI dapat membantu proses pembelajaran tetapi
peran guru bagi siswa masih sangat penting di era kecerdasan buatan seperti saat ini.

K. Pentingnya Guru: Sektor Yang Tidak Dapat Digantikan Oleh Augmentasi AI

Seiring berkembangnya zaman, perkembangan teknologi semakin pesat. Salah satu


bentuk pesatnya perkembangan teknologi ini adalah adanya kecerdasan buatan atau yang
kita kenal dengan Artificial Intelligence (AI). Meski AI bisa membantu dan menggantikan
beberapa kegiatan, tetapi peran guru dalam pendidikan jasmani tidak dapat digantikan
sepenuhnya oleh AI. Augmentasi intelligence merupakan salah satu konsep penerapan AI
yang berfokus kepada peran dan fungsi dari sebuah teknologi.

13
Guru memiliki peranan yang sangat krusial dalam membimbing, memotivasi, serta
mengembangkan siswa secara menyeluruh dalam aspek fisik, emosional, dan sosial
sehingga perannya tidak dapat digantikan oleh AI. Selain itu ada beberapa alasan lain
terkait pentingnya peran guru dalam pendidikan jasmani yang tidak bisa digantikan
meski adanya augmentasi AI, antara lain:

A. Hubungan manusiawi: Guru berperan penting dalam membangun hubungan yang


kuat antara siswa dan guru. Melalui hubungan ini, memungkinkan guru untuk
memahami kebutuhan, minat, dan potensi unik dari setiap siswanya. Dalam
konteks pendidikan jasmani, interaksi tatap muka dan bimbingan langsung dengan
guru memiliki peranan yang sangat krusial dalam mengembangkan keterampilan
fisik, memperbaiki teknik, dan memberikan umpan balik langsung.

B. Pemahaman kontekstual: Guru memiliki pemahaman yang mendalam tentang


lingkungan sekolah dan komunitas lokal. Dengan demikian mereka
bisa mengaitkan pembelajaran fisik dengan budaya olahraga, dan nilai-nilai
sosial yang sesuai dengan kehidupan sehari-hari siswa. Selain itu, guru juga dapat
mengidentifikasi berbagai potensi dan kesempatan dalam lingkungan fisik
sekolah untuk mendukung pengembangan fisik siswa.

C. Adaptasi pembelajaran: Dengan ragamnya perbedaan keunikan dan kemampuan


siswa, guru mampu beradaptasi dengan baik terhadap kebutuhan dan perbedaan
tiap siswa. Guru dapat memperhatikan kemajuan siswa secara langsung,
mengidentifikasi tantangan yang dihadapi siswa d, dan menyusun strategi yang
sesuai untuk mengatasi kesulitan atau tantangan yang tepat bagi siswa. Selain itu,
guru juga mampu memberikan umpan balik langsung, memperhatikan respon
emosional siswa, dan memberikan dukungan yang diperlukan untuk mengatasi
hambatan.

D. Pendidikan karakter: Guru memiliki peran penting dalam pembentukan karakter


siswa dan mengembangkan nilai-nilai seperti kejujuran, kerjasama,
kepemimpinan, dan disiplin diri. Hal-hal tersebut bisa dikembangan melalui
pengajaran dan contoh nyata dari guru itu sendiri, seperti membantu siswa
memahami pentingnya etika olahraga, fair play, dan sikap positif dalam kegiatan

14
fisik. Ini adalah aspek yang tidak dapat digantikan sepenuhnya oleh augmentasi
AI.

E. Motivasi dan semangat: Guru memiliki kemampuan untuk memotivasi dan


menginspirasi siswa dalam berpartisipasi secara aktif dalam kegiatan fisik.
Mereka dapat mengidentifikasi minat khusus siswa, menemukan cara untuk
membangkitkan semangat dan keinginan siswa untuk berolahraga, serta
membantu siswa dalam mengatasi hambatan yang mungkin muncul dalam
perjalanan mereka.

Meskipun augmentasi AI dapat memberikan bantuan dalam pengembangan fisik


dan pembelajaran jasmani, penting untuk diingat bahwa interaksi manusiawi dan
kehadiran guru tak kalah penting dalam pendidikan jasmani. Guru memainkan peran tak
tergantikan dalam memberikan aspek-aspek yang telah disebutkan sebelumnya.

L. Mengembangkan Chatbots

Chatbot merupakan salah satu program dalam kecerdasan buatan yang dirancang
agar dapat berkomunikasi langsung dengan pengguna dengan cepat. Pada dasarnya
chatbot ini memiliki 2 komponen utama yaitu: chat yang diartikan sebagai pembicara dan
bot yang merupakan sebuah program yangg memiliki sejumlah data. Konsep dari chatbot
ini jika diberikan masukan akan memberikan jawaban. Chatbot dapat menjawab sebuah
pertanyaan dengan membacaa tulisan yang diketik oleh pengguna melalui keyboard.

Pada dunia pendidikan, chatbot ini dapat digunakan dan dikembangkan sebagai
pembelajaran virtual, artinya siswa dapat mengakses materi secara fleksibel (dimana saja
dan kapan saja). Penggunaan chatbot dapat membantu dengan cepat dalam memberikan
bahan ajar yang sesuai dengan apa yang dibutuhkan oleh siswa karena kemampuannya
yang dapat membalas chat secara otomatis. Selain itu chatbot ini dapat dihubungkan
dengan berbagai macam aplikasi seperti: Facebook Messenger, WhatsApp, LINE,
Telegram dan berbagai platform yang lebih efektif menjangkau pengguna. Contoh
pengimplementasiannya yaitu aplikasi Cerdasbot yang digunakan di SDN 17 Kota
Bengkulu.

15
M. Bagaimana Pendidik di Seluruh Dunia Mempertimbangkan Peran Mereka
Dalam Pendidikan AI

Pendidik di seluruh dunia menyadari pentingnya peran mereka dalam pendidikan


kecerdasan buatan (AI) dan mereka telah mengambil beberapa langkah untuk
mempertimbangkan hal ini. Meskipun AI dapat melakukan tugas-tugas tertentu secara
otomatis, tetapi pendidika juga menyadari bahwa kekuatan manusia dalam kreativitas dan
inovasi tidak akan pernah dapat terganti. Oleh karena itu, para pendidik mendorong siswa
untuk mengebangkan keterampilan kreatif dan berpikir out-of-the-box yang dapat
digunakan dalam pembangunan AI. Selain itu, pendidik di seluruh dunia berperan dalam
mengajarkan siswa terkait dengan etika dan kebijakan dalam penggunaan AI.

Dalam pendidikan AI, para pendidik melibatkan kolaborasi dan pengajaran lintas
disiplin karena mereka menyadari bahwa AI melibatkan berbagai bidang seperti
komputer, matematika, statisktik dan ailmu sosial. Maka dari itu, mereka bekerja sama
dengan para guru dari berbagai bidang untuk mengembangkan kurikulum yang holistik.

Dalam pendidikan AI juga para pendidik berperan dalam mempersiapkan siswa


untuk menghadapi masa depan yang didominasi oleh AI. Para pendidik berusaha untuk
mengembangkan minat literasi para siswa, mendorong kreativitas dana inovasi,
membahas isu-isu etis dan kebijakan terkait AI, juga mempersiapkan siswa dengan
keterampilan yang relevan untuk berinteraksi dengan AI secara cerdas dan bertanggung
jawab. Pendekatan yang diambil oleh pendidik daapt beragam sesuai pada konteks lokal,
kebijakan pendidikan dan sumber daya yang tersedia. Akan tetapi, secara umum pendidik
di seluruh dunia berusaha untuk menciptakan lingkungan belajar yang inklusif,
kolaboratif, dan inovatif yang mempersiapkan siswa untuk menghadapi tantangan dan
peluang yang ditawarkan oleh AI.

16
BAB III

PENUTUP

A. Kesimpulan

Perkembangan dan penerapan AI serta pembelajaran mesin menjadi fokus


perhatian dalam berbagai sektor, termasuk pendidikan, industri, kesehatan, dan
pemerintahan. Contohnya, di sektor pendidikan, AI dan pembelajaran mesin dapat
digunakan untuk meningkatkan pengalaman belajar siswa melalui personalisasi
pembelajaran, rekomendasi materi, dan umpan balik adaptif. Hal ini dapat dilihat
dalam penggunaan aplikasi pembelajaran daring yang menggunakan teknologi AI
untuk mengidentifikasi kebutuhan belajar siswa.
Dalam pendidikan AI, para pendidik melibatkan kolaborasi dan pengajaran lintas
disiplin karena mereka menyadari bahwa AI melibatkan berbagai bidang seperti
komputer, matematika, statisktik dan ailmu sosial. Maka dari itu, mereka bekerja
sama dengan para guru dari berbagai bidang untuk mengembangkan kurikulum yang
holistik.
Dalam pendidikan AI juga para pendidik berperan dalam mempersiapkan siswa
untuk menghadapi masa depan yang didominasi oleh AI. Para pendidik berusaha
untuk mengembangkan minat literasi para siswa, mendorong kreativitas dana inovasi,
membahas isu-isu etis dan kebijakan terkait AI, juga mempersiapkan siswa dengan
keterampilan yang relevan untuk berinteraksi dengan AI secara cerdas dan
bertanggung jawab. Pendekatan yang diambil oleh pendidik dapat beragam sesuai
pada konteks lokal, kebijakan pendidikan dan sumber daya yang tersedia. Akan tetapi,
secara umum pendidik di seluruh dunia berusaha untuk menciptakan lingkungan
belajar yang inklusif, kolaboratif, dan inovatif yang mempersiapkan siswa untuk
menghadapi tantangan dan peluang yang ditawarkan oleh AI.

17
DAFTAR PUSTAKA

Afrita, J. 2023. Peran Artificial Intelligence dalam Meningkatkan Efisiensi dan Efektifitas
Sistem Pendidikan. Jurnal penelitian dan pengabdian Masyarakat. 2(12): 2181-3187.
Paige puntillo, (2023). AI Dalam Pendidikan Pedagogi. Bagaimana Ai Digunakan Dalam
Pendidikan.
Aisyah, S. 2018. Perlunya Pelayanan Bimbingan Konseling Di Sekolah. Jurnal Education
Of Development. 4(1)
Purwowidodo, agus., dan Muhammad zaini. (2022). Teori dan Praktik Model
Pembelajaran Berdiferensiasi.
Alimudin dkk. (2023) Teknologi dalam pendidikan. Jurnal on education. 5(4). 11777-
11790.
Depdiknas. 2004. Penilaian Kelas. Jakarta: Depdiknas.
Hamzah, A. (2018). Penilaian Autentik dalam Pendidikan. Jakarta: PT Rajagrafindo
Persada.
Kusumadewi, S., & Hidayat, R. (2019). Artificial Intelligence for Social Good in
Indonesia. Procedia Computer Science, 157, 75-84.
Kementerian Komunikasi dan Informatika. (2018). Rencana Aksi Nasional Smart City
Indonesia.
Khairunisa, S., & Rahim, N. (2020). Enhancing the Digital Talent Pipeline: Challenges
and Opportunities for Internship Program in Indonesia. Journal of Science and
Technology Policy Management, 11(1), 58-73.
Anggraini, Y. (2022). Persepsi Guru Terhadap Penggunaan Chatbot Sebagai Media
Pembelajaran Bahasa Inggris. Amal Insani Fondation, 187.

Manfaat Chatbot sebagai Media Pembelajaran, Inovasi Baru Dunia Pendidikan. (2022,
September 13). Retrieved from GuruBelajar.ID: https://gurubelajar.id/manfaat-
chatbot-sebagai-media-pembelajaran-inovasi-baru-dunia-pendidikan/

Parina, R., Wijaya, A., & Apridiansyah, Y. (2022). Aplikasi Chatbot Sebagai Media
Pembelajaran Interaktif SD N 17 Kota Bengkulu Berbasis Android. Jurnal Media
Infotama, 126.

18
Usman. (2023, Maret 3). Peranan Guru di Era AI. Retrieved from Kompasiana:
https://www.kompasiana.com/usmanbtz/63feca6208a8b50f64354972/peranan-
guru-di-era-ai

Yasin, M. (2021, Juni 1). Artificial Intelligence (AI) Untuk Mendukung Pembelajaran.
Retrieved from komnasdikkediri: https://komnasdikkediri.or.id/artificial-
intelligence-ai-untuk-mendukung-pembelajaran/

19

Anda mungkin juga menyukai