Anda di halaman 1dari 185

Manusia sejak dilahirkan hingga meninggal duina akan melalui sebuah perjalanan yang

panjang. Manusia akan melalui 7 tahap alam kehidupan sejak kelahirannya sebelum akhirnya
mendapat kemenangan berkesempatan bertemu dengan Allah di surga atau terpuruk dilembah
neraka.

Setiap tahap ditempuh dalam waktu yang berbeda-beda, mulai dari hitungan beberapa bulan
hingga ribuan tahun. Apa saja ketujuh alam kehidupan manusia yang akan di alami? Simak
penjelasannya.

1.Alam ruh

Hidup manusia dimulai dari alam ruh, waktu dimana Allah mengumpulkan semua ruh manusia
yang akan diturunkan kebumi. Kejadian ini dikisahkan dalam Al-Quran Surat Al-A’raf ayat 173:

“Dan (ingatlah), ketika Tuhanmu mengeluarkan keturunan anak-anak Adam dari sulbi mereka
dan Allah mengambil kesaksian terhadap jiwa mereka (seraya berfirman): “Bukankah Aku ini
Tuhanmu?” Mereka menjawab: “Betul (Engkau Tuhan kami), kami menjadi saksi”. (Kami
lakukan yang demikian itu) agar di hari kiamat kamu tidak mengatakan: “Sesungguhnya kami
(bani Adam) adalah orang-orang yang lengah terhadap ini (keesaan Tuhan)”

2.Alam Rahim

Setelah ruh membuat kesaksian tentang Allah maka setelah itu satu persatu ruh akan
dihembuskan kedalam rahim seorang ibu, sebagaimana dinyatakan dalam Al-Quran Surat Sajdah
ayat 9:

“Kemudian dibentukNya (janin dalam rahim) dan ditiupkan ke dalamnya sebagian dari ruhNya.”

Setelah itu mulailah manusia memasuki tahap alam kedua dari perjalanan hidupnya. Selama
kurang lebih 9 bulan manusia menetap dalam rahim ibu dan kemudian lahir ke dunia menjadi
seorang bayi.

3.Alam dunia

Setelah lahir ke dunia manusia mulai memasuki tahap ketiga dari hidupnya. Manusia hidup di
dunia dengan keberagaman umur, ada yang hidup hanya beberapa saat, ada juga yang hidup
puluhan tahun bahkan ada juga yang lebih dari 100 tahun.

4.Alam Kubur

Kematian seseorang adalah pemutus hubungan manusia dengan kehidupan dunia. Selama dalam
kubur, hanya akan ada amal baik atau buruk yang akan setia menemani hingga di alam kubur.
Kebaikan diyakini akan membawa kebahagian dan ketentraman dialam kubur. Sebaliknya
perbuatan buruk diyakini akan membawa kesengsaraan dialam kubur.
Alam kubur atau yang sering disebut alam barzakh ini adalah masa penantian akan datangnya
alam kebangkitan. Alam kubur akan penuh kesengsaraan bagi kaum pendosa namun penuh
kebahagiaan bagi orang beriman. Alam ini berakhir saat hari kiamat tiba.

5.Hari Kiamat

Peristiwa kiamat atau hari kebangkitan dimulai dengan tiupan sangkakala oleh malaikat Isrofil
yang diikuti hancurnya seluruh kehidupan di jagat raya. Lalu tiupan sangkakala yang kedua
semua mahluk yang pertama hidup sampai hari kiamat, akan dibangkitkan dan dikumpulkan di
padang mahsyar, seperti yang Allah firmankan dalam Al-Quran surat Az-Zumar ayat 68:

“Dan ditiuplah sangkakala, maka matilah siapa yang di langit dan di bumi kecuali siapa yang
dikehendaki Allah. Kemudian ditiup sangkakala itu sekali lagi, maka tiba-tiba mereka berdiri
menunggu (putusannya masing-masing).”

6.Hari Penghisaban (perhitungan amal)

Hari hisab adalah dimana setiap orang diadili, ditimbang prbuatan baik dan buruknya dan tidak
ada satupun yang luput dari pemeriksaan. Orang yang semasa hidupnya selalu berbuat baik akan
menerima raport kehidupannya dengan tangan sebelah kanan. Sedangkan orang yang selalu
buruk maka ia akan menerima kitab raport dari arah belakang, sembari mengeluh dan berkeluh
kesah. Susana tersebut dilukiskan dalam Al-Quran Surat Al-Insyiqaq ayat 7-12.

7.Hari Pembalasan

Setelah setiap manusia menerima raport, manusia akan diperintahkan menempuh perjalanan
menuju tempat yang kekal abadi, yang sudah disiapkan untuk sejak dahulu kala. Orang raport
hijau dengan mudah dapat melalui lembah neraka. Mereka orang-orang baik ini akan sampai di
surga abadi dengan penuh kegembiraan disambut oleh penduduk surga dengan pesta
meriah,hidup kekal selamanya disana. Sebalikya, orang-orang dengan raport merah akan terjatuh
dan terpuruk dilembah neraka dan disiksa dengan siksaan yang amat pedih.

Cara hidup manusia di dunia akan menentukan kehidupan selanjutnya di alam lain. perbuatan
kebaikan akan memudahkan hidup di alam kubur dan di hari pembalasan kelak. Begitu juga
sebaliknya, keburukan akan membawanya pada kesengsaraan di alam kubur dan di alam akhirat
98 HADIS SOHIH BERKAITAN AKHIR ZAMAN

Selain dari buku yang disusun oleh Al Fadhil Ustaz Abu Ali al Banjari an Nadwi (Ahmad Fahmi
Zamzam) ditambah beberapa hadits yang terdapat dalam kitab as-Sunnah, alhamdullilah saya
mengumpulkan 98 tentang kondisi akhir zaman dari para perawi hadits shahih, diantara hadist-
hadits ini masih sebahagian kecil, bahkan mungkin masih banyak tentang hadits-hadits nubuat
akhir zaman ini. Maafkan apabila saya tidak dapat menemukan yang lainnya, karena
keterbatasan wawasan dan waktu saya. Adapun intisari dalam perkataan Rasulullah SAW dalam
as-Sunnah (hadits-hadits ini) sebagian besar telah tercermin dari situasi dan kondisi saat ini,
wallahu alam bishowab.

Adapun perkataan Rasulullah SAW berdasarkan beberapa hadits riwayat, kondisi di akhir zaman
diantara yaitu :
1. Takwa dan perpaduan asas keselamatan di akhir zaman

Dari Abi Nijih ‘Irbadh bin Sariyah r.a. ‘Rasullullah saw telah menasihati kami dengan satu
nasehat yang menggetarkan hati kami dan menitik air mata kami ketika mendengarnya, lalu kami
berkata, ‘Ya Rasulullah! Seolah-olah ini adalah nasihat yang terakhir, maka berilah pesan kepada
kami.’ Lalu baginda pun bersabda, ‘Aku berwasiat akan kamu supaya sentiasa bertakwa kepada
Allah swt. dan mendengar serta taat (kepada pemimpin) sekalipun yang memimpin kamu itu
hanya seorang hamba. Sesungguhnya sesiapa yang panjang umurnya diantara kamu pasti ia akan
melihat banyak perselisihan. Maka hendaklah kamu berpegang teguh dengan sunnahku dan
sunnah para khulafa ar Rasyidin al Mahdiyin (khalifah-khalifah yang mengetahui kebenaran dan
mendapat petunjuk ke jalan yang benar) dan gigitlah sunnah-sunnah itu dengan gigi geraham dan
jauhilah perkara-perkara yang baru (bid’ah) yang diada-adakan, kerana sesungguhnya tiap-tiap
bid’ah itu adalah sesat.’ (HR. Abu Daud dan Tirmizi)

2. Mengapa dunia Islam menjadi sasaran pemusnahan?


Dari Ummul Mu’minin, Zainab binti Jahsy (isteri Rasulullah saw) ‘(Pada suatu hari) Rasulullah
saww. masuk ke dalam rumahnya dalam keadaan cemas sambil bersabda, La ilaha illallah,
celaka (binasa) bagi bangsa Arab dari kejahatan (malapetaka) yang sudah hampir menimpa
mereka. Pada hari ini telah terbuka dinding Ya’juj dan Ma’juj seperti ini’, dan Baginda
mempertemukan ujung jari dan ujung jari yang sebelahnya (jari telunjuk) yang dengan itu
mengisyaratkan seperti bulatan. Saya (Zainab binti Jahsy) lalu bertanya: ‘Ya Rasulullah! Apakah
kami akan binasa sedangkan di kalangan kami masih ada orang-orang yang shaleh?’ Lalu Nabi
saww. bersabda: ‘Ya, jikalau kejahatan sudah terlalu banyak’. (HR. Bukhari dan Muslim)

3. Seluruh dunia datang mengerumuni dunia Islam

Dari Tsauban r.a. Rasulullah saw. bersabda; ‘Hampir tiba suatu masa di mana bangsa-bangsa dan
seluruh dunia akan datang mengerumuni kamu bagaikan orang-orang yang hendak makan
mengerumuni talam hidangan mereka.’ Maka salah seorang sahabat bertanya, ’Apakah karena
jumlah kami sedikit pada masa itu?’ Nabi saw. menjawab, ‘Bahkan kamu pada hari itu banyak
sekali, tetapi kamu umpama buih di waktu banjir, dan Allah akan mencabut rasa takut terhadap
kamu dari hati musuh-musuh kamu, dan Allah akan mencampakkan ke dalam hati kamu
penyakit wahan. Seorang sahabat bertanya, ‘Apakah wahan itu hai Rasulullah?’ Nabi saww.
nenjawab, ‘Cinta pada dunia dan takut pada mati.’ (HR. Abu Daud)

4. Ilmu agama akan berangsur-angsur hilang

Dari Abdullah bin Amr bin ‘Ash r.a. Rasulullah saw. bersabda, ‘Bahwasanya Allah swt. tidak
mencabut (menghilangkan) ilmu dengan sekaligus dari (dada) manusia, tetapi Allah swt.
menghilangkan ilmu itu dengan mematikan alim ulama. Maka apabila sudah ditiadakan alim
ulama, orang ramai akan memilih orang-orang yang jahil sebagai pemimpin mereka. Maka
apabila pemimpin yang jahil itu ditanya, mereka akan berfatwa tanpa ilmu pengetahuan. Mereka
sesat dan menyesatkan orang lain.’ (HR. Muslim)

5. Umat Islam mengikuti langkah-langkah Yahudi dan Nasrani

Dari Abu Sa’id Al-Khudri r.a. Bahawasanya Rasulullah saw. bersabda, ‘Kamu akan mengikuti
jejak langkah umat-umat sebelum kamu, sejengkal demi sejengkal, sehasta demi sehasta,
sehingga jikalau mereka masuk ke lubang biawak pun kamu akan mengikuti mereka.’ Sahabat
bertanya, ‘Ya Rasulullah! Apakah Yahudi dan Nasrani yang kau maksudkan?’ Nabi saww.
menjawab, ‘Siapa lagi kalau bukan mereka’. (HR. Muslim)

6. Golongan anti hadits atau anti as Sunnah

Dari Miqdam bin Ma’dikariba r.a. Rasulullah saw. bersabda, ‘Hampir tiba suatu masa di mana
seorang lelaki yang sedang duduk bersandar di atas katilnya, lalu disampaikan orang kepadanya
sebuah hadis daripada hadisku maka ia berkata, ‘Pegangan kami dan kamu hanyalah kitabullah
(al-Quran) saja. Apa yang di halalkan oleh al-Quran kami halalkan. Dan apa yang ia haramkan
kami haramkan’. Kemudian Nabi saw. melanjutkan sabdanya, ‘Padahal apa yang diharamkan
oleh Rasulullah saw. samalah hukumnya dengan apa yang diharamkan oleh Allah swt.’ (HR.
Abu Daud)
7. Golongan yang senantiasa menang

Dari Mughirah bin Syu’ bah r.a. Rasulullah saw. bersabda, ‘Sentiasa di kalangan kamu ada
golongan yang berjaya (dalam perjuangan mereka), sehingga sampailah suatu saat yang
dikehendaki oleh Allah swt. Mereka sentiasa berjaya.’ (HR. Bukhari)

8. Penyakit umat-umat dahulu

Dari Abu Hurairah r.a. Rasulullah saw. bersabda, ‘Umat ku akan ditimpa penyakit-penyakit yang
pernah menimpa umat-umat dahulu’. Sahabat bertanya, ‘Apakah penyakit-penyakit umat-umat
terdahulu itu?’ Nabi saww. menjawab, ‘penyakit-penyakit itu ialah : (1). hura-hura / senda gurau
(2). bermewah-mewah (3). menimbun harta sebanyak mungkin, (4). tipu menipu dalam merebut
harta benda dunia, (5) saling memarahi, (6) hasut menghasut sehingga jadi zalim menzalimi.’
(HR. Hakim)

9. Islam Kembali Asing

Dari Abu Hurairah r.a. Bersabda Rasulullah saw, ‘Islam tersebar dalam keadaan asing. Dan ia
akan kembali asing. Maka beruntunglah orang-orang yang asing.’ (HR. Muslim)

10. Bahaya Kemewahan

Dari Ali bin Abi Thalib r.a. Rasulullah saw. berada di dalam masjid. Tiba-tiba datang Mus’ab
bin Umair r.a. dan tiada di atas badannya kecuali hanya sehelai selendang yang membalut
dengan kulit. Tatkala Rasulullah saww. melihat kepadanya baginda menangis dan meneteskan
air mata karena mengenangkan kemewahan Mus’ab ketika berada di Mekkah dahulu (karena
sangat dimanjakan oleh ibunya) dan karena memandang nasib Mus’ab sekarang (ketika berada di
Madinah sebagai seorang Muhajirin yang terpaksa meninggalkan segala harta benda dan
kekayaan di Mekkah). Kemudian Nabi Muhammad saww. bersabda, ‘Bagaimanakah keadaan
kamu pada suatu saat nanti, pergi di waktu pagi dengan satu pakaian, dan pergi di waktu petang
dengan pakaian yang lain pula. Dan bila diangkatkan satu hidangan diletakan pula satu hidangan
yang lain. Dan kamu menutupi (menghias) rumah kamu sepertimana kamu memasang kelambu
Ka’bah?’. Maka jawab sahabat, ‘Wahai Rasulullah, tentunya di waktu itu kami lebih baik
daripada di hari ini. Kami akan beribadat saja dan tidak usah mencari rezeki.’ Lalu Nabi saww.
bersabda, ‘Tidak! Keadaan kamu di hari ini adalah lebih baik daripada keadaan kamu di hari itu’.
(HR. Tirmizi)

11. Umat Islam memusnahkan orang-orang Yahudi

Dari Abu Hurairah r.a. Rasulullah saw. bersabda, ‘Tidaklah akan terjadi kiamat, sehingga kaum
Muslimin memerangi kaum Yahudi sehingga kaum Yahudi itu bersembunyi di balik batu dan
pohon kayu, lalu batu dan pohon kayu itu berkata, (Hai orang Islam, inilah orang Yahudi ada
dibelakang saya. Kemarilah! Dan bunuhlah ia!’, kecuali pohon gharqad (semacam pohon pinus
yang berduri), kerana sesungguhnya pohon itu adalah dari pohon Yahudi (oleh sebab itulah ia
melindunginya)’. (HR. Bukhari dan Muslim)
12. Sifat Amanah akan hilang sedikit demi sedikit

Dari Huzaifah bin Al-Yaman r.a. Rasulullah saw. pernah memberitahu kami dua buah hadis
(mengenai dua kejadian yang akan berlaku). Yang pertama sudah saya lihat sedang yang kedua
saya menanti-nantikannya. Rasulullah saw. memberitahu bahwasanya amanat itu turun ke dalam
lubuk hati orang-orang tertentu. Kemudian turunlah al Quran. Maka orang-orang itu lalu
mengetahuinya melalui panduan al Quran dan mengetahuinya melalui panduan as-Sunnah.
Selanjutnya Rasulullah saw, menceritakan kepada kami tentang hilangnya amanah, lalu beliau
bersabda, ‘Seseorang itu tidur sekali tidur, lalu diambillah amanah itu dari dalam hatinya,
kemudian tertinggallah bekasnya seperti bekas yang ringan saja. Kemudian ia tertidur pula, lalu
diambillah amanah itu dari dalam hatinya, maka tinggallah bekasnya seperti lepuh di tangan
(mengelembung di tangan dari bekas bekerja berat seperti menggunakan kapak atau cangkul).
Jadi seperti bara api yang kau gilingkan dengan kakimu, kemudian mengelembunglah ia dan
engkau melihat ia meninggi, padahal tidak ada apa-apa.’ Ketika Rasulullah saww. menceritakan
hadits ini beliau mengambil sebiji batu kecil (batu kerikil) lalu menggilingkannya dengan
kakinya.

‘Kemudian pagi hari (jadilah) ramai ramai berjual beli, maka hampir tak seorangpun yang suka
menunaikan amanah, hingga terucap perkataan bahwa di kalangan Bani Fulan (di kampung
tertentu) itu ada seorang yang sangat baik memegang amanah, sangat terpercaya dan ramai orang
mengatakan, ‘Alangkah tekunnya dalam bekerja, alangkah indahnya pekerjaannya dan alangkah
cerdik pula otaknya.’ Padahal di dalam hatinya sudah tiada lagi keimanan sekali pun hanya
seberat timbangan biji sawi.’

‘Maka sesungguhnya telah tiba masanya saya pun tidak memperdulikan manakah di antara kamu
semua yang saya hendak bermubaya’ah (berjual beli). Jikalau ia seorang Islam, maka
agamanyalah yang akan mengembalikan kepadaku (maksudnya agamanyalah yang dapat
menahannya dari khianat).

Dan jikalau ia seorang Nasrani atau Yahudi, maka pihak yang bertugaslah yang akan
menggembalikannya kepadaku (maksudnya jika dia seorang Nasrani atau Yahudi maka orang
yang memegang kekuasaan/pemerintahlah yang dapat menbantu aku untuk mendapatkan semua
hak-hakku daripadanya). Ada pun pada hari ini maka saya tidak pernah berjual beli dengan kamu
semua kecuali dengan Fulan dan Fulan (orang-orang tertentu saja).’ (HR. Bukhari dan Muslim)

13. Orang yang baik berkurang sedang yang jahat bertambah banyak

Dari Aisyah r.a. Rasulullah saw. bersabda, ‘Tidak akan tiba hari kiamat sehingga anak menjadi
sumber kemarahan (bagi ibu bapanya) dan hujan akan menjadi panas (hujan akan berkurang dan
cuaca akan menjadi panas) dan akan bertambah banyak orang tercela dan akan berkurang orang
yang baik dan anak-anak menjadi berani melawan orang-orang tua dan orang yang jahat berani
melawan orang-orang baik.’ (HR. Thabrani)

14. Dimanakah awal kebinasaan seseorang


Dari Abu Hurairah r.a. Rasulullah saw. bersabda, ‘Akan datang suatu masa dimana orang yang
beriman tidak akan dapat menyelamatkan imannya, kecuali bila ia lari membawanya dari suatu
puncak bukit ke puncak bukit yang lain dan dari suatu lubang kepada lubang yang lain. Maka
apabila zaman itu telah terjadi, segala pencarian (pendapatan kehidupan) tidak dapat dicapai
kecuali dengan perkara yang menyebabkan kemurkaan Allah swt. Maka apabila ini telah terjadi,
kebinasaan seseorang adalah berawal dari memenuhi kehendak isterinya dan anak-anaknya.
Kalau ia tidak mempunyai isteri dan anak, maka kebinasaannya adalah berawal dari memenuhi
kehendak kedua orang tuanya. Dan jikalau orang tuanya sudah tiada lagi, maka kebinasaannya
berawal dari memenuhi kehendak kaum kerabatnya (adik beradiknya sendiri) atau dari
memenuhi kehendak jirannya.’. Sahabat bertanya, ‘Wahai Rasulullah saww., apakah maksud
perkataan engkau itu?’ (kebinasaan seseorang karena isterinya, atau anaknya, atau orang tuanya,
atau keluarganya, atau jirannya) Nabi saww. menjawab, ‘Mereka akan mencelanya dan
mengaibkannya dengan kesempitan kehidupannya. Maka dari itu ia terpaksa melayani kehendak
mereka dengan menceburkan dirinya dijurang-jurang kebinasaan yang akan menghancurkan
dirinya.’(HR. Baihaqi)

15. Dua golongan yang akan menjadi penghuni neraka

Dari Abu Hurairah r.a. Rasulullah saw. bersabda, ‘Ada dua golongan yang akan menjadi
penghuni neraka yang belum lagi aku melihat mereka. Pertama, golongan (penguasa) yang
mempunyai cemeti-cemeti bagaikan ekor lembu yang digunakan untuk memukul orang. Kedua,
perempuan yang berpakaian tetapi bertelanjang, berlenggang lenggok waktu berjalan,
mengayun-ayunkan bahu. Kepala mereka (sanggul di atas kepala mereka) bagaikan punuk unta
yang senget. Kedua-dua golongan ini tidak akan masuk surga dan tidak akan dapat mencium bau
wanginya. Sesungguhnya bau wangi surga itu sudah tercium dari perjalanan yang sangat jauh
darinya.’. (HR. Muslim)

16. Zaman dimana orang tak perduli darimana mendapatkan harta

Dari Abu Hurairah r.a. Bersabda Rasulullah saw, ‘Akan datang suatu zaman seseorang tidak
memperdulikan dari mana ia mendapatkan harta, apakah dari sumber yang halal atau pun
haram.’(HR. Muslim)

17. Harta riba’ dijumpai di mana-mana

Dari Abu Hurairah r.a. Rasulullah saw. bersabda, ‘Akan tiba suatu zaman, tidak ada seorang juga
pun kecuali ia terlibat dalam memakan harta riba. Kalau ia tidak memakan secara langsung, ia
akan terkena juga debu-debunya.’ (HR. Ibnu Majah)

18. Orang meminum khamar dan menamakannya bukan khamar

Dari Abu Malik Al-Asy’ari r.a Rasulullah saw. bersabda, ‘Sesungguhnya ada sebahagian dari
umatku yang akan meminum khamar dan mereka menamanya dengan nama yang lain (mereka
meminum) sambil dialunkan dengan bunyi muzik dan suara artis-artis. Allah swt. akan
menenggelamkan mereka ke dalam bumi (dengan gempa) dan Allah swt. akan merobah mereka
menjadi kera atau babi.’ (HR. Ibnu Majah)
19. Perempuan lebih banyak daripada laki-laki

Dari Anas r.a. “Akan aku ceritakan kepada kamu sebuah hadits yang tidak ada orang lain yang
akan menceritakannya setelah aku. Aku mendengar Rasulullah saw. bersabda, ‘Di antara tanda
kiamat ialah sedikit ilmu, banyak kejahilan, berlaku banyak perzinaan, ramai kaum perempuan
dan sedikit kaum lelaki, sehingga nantinya seorang lelaki akan mengurus lima puluh orang
perempuan.” (HR. Bukhari dan Muslim)

20. Hamba menjadi tuan dan berlomba-lomba mendirikan bangunan pencakar langit

Dari Umar bin al-Khattab r.a. (dalam sebuah hadis yang panjang), kemudian Jibril bertanya
kepada Rasulullah saw., ‘Maka khabarkan kepada ku tentang hari qiamat?’. Lalu Nabi saw.
menjawab, ‘Orang yang ditanya tiada lebih mengetahui daripada orang yang bertanya.’ Maka
Jibrail lalu berkata, ‘Kalau begitu cuba khabarkan kepada ku tanda-tandanya.’ maka Nabi saww.
menjawab, ‘Bahwa hamba akan melahirkan tuannya dan engkau melihat orang berjalan tanpa
kasut dan orang yang bertelanjang lagi miskin yang hanya mengembala kambing itu berlumba-
lumba untuk membuat bangunan. (HR. Muslim)

21. Ahli ibadah yang jahil dan ulama yang fasik

Dari Anas r.a. Bersabda Rasulullah saww., ‘Akan ada di akhir zaman ahli ibadat yang jahil dan
ulama yang fasik’. (HR. Ibnu Ady)

22: Orang yang berpegang dengan agamanya seperti memegang bara api

Dari Anas r.a. Rasulullah saw. bersabda, ’Akan datang kepada umat ku suatu zaman di mana
orang yang berpegang kepada agamanya laksana menggenggam bara api.’
(HR. Tirmizi)

23. Golongan ruwaibidhah

Dari Abu Hurairah r.a. Rasulullah saw. bersabda. ‘Akan datang kepada manusia tahun-tahun
yang tandus (kemarau panjang). Dan pada waktu itu orang yang berdusta dikatakan benar dan
orang yang benar dikatakan berdusta. Orang khianat akan disuruh memegang amanah dan orang
yang amanah dikatakan pengkhianat. Dan yang berpeluang bercakap hanyalah golongan
Ruwaibidhah’. Sahabat bertanya, ‘Apakah Ruwaibidhah itu hai Rasulullah?’ Nabi saw.
menjawab, ‘Orang yang kerdil (pen. penghasut) dan sebenarnya hina dan tidak mengerti urusan
orang banyak.’ (HR. Ibnu Majah)

24. Peperangan demi peperangan

Dari Abu Hurairah r.a., Rasulullah saw. bersabda, ‘Hari kiamat tidak akan terjadi sehingga
melimpah ruah harta benda dan timbul fitnah (ujian kepada keimanan) dan banyak berlaku ‘al-
Harj’’. Sahabat bertanya, ‘Apakah al-Hajr itu hai Rasulallah?’ Nabi saw. menjawab, ‘Peperangan
demi peperangan demi peperangan’. (HR. Ibnu Majah)
25. Waktu akan menjadi singkat

Dari Anas bin Malik r.a. Rasulullah saw. bersabda, ‘Tidak akan terjadi kiamat sehingga waktu
menjadi singkat maka setahun dirasakan seperti sebulan dan sebulan dirasakan seperti seminggu
dan seminggu dirasakan seperti sehari dan sehari dirasakan seperti satu jam dan satu jam
dirasakan seperti satu petikan ap’. (HR. Tirmizi)

26. Munculnya galian-galian (tambang) di bumi

Dari Ibnu Omar r.a. berkata: ‘Pada suatu masa dibawa ke hadapan Rasulullah saw. sepotong
emas. Dan emas itu adalah emas zakat yang pertama sekali dikutip. Emas itu telah dibawa oleh
Bani Sulaim dari tempat tambang (galian) mereka. Maka sahabat berkata: “Hai Rasulullah! Emas
ini adalah hasil dari galian kita’. Lalu Nabi saw. menjawab, ‘Nanti kamu akan dapati banyak
galian-galian (tambang), dan yang akan menguruskannya adalah orang-orang yang jahat.’ (HR.
Baihaqi)

27. Tanah Arab yang tandus menjadi lembah yang subur

Dari Abu Hurairah r.a. Bersabda Rasulullah saw, ‘Tak akan terjadi kiamat hingga Tanah Arab
(yang tandus itu) menjadi lembah yang subur dan dialiri sungai-sungai’. (HR. Muslim). (ket:
sekarang tanah Arab yang tandus mulai menghijau oleh pepohonan yang setiap hari disiram,
disediakan satu keran air untuk satu pohon)

28. Ujian dahsyat terhadap iman

Dari Abu Hurairah r.a. Rasulullah saw. bersabda, ‘Bersegeralah kamu beramal sebelum
menemui fitnah (ujian berat terhadap iman) seumpama malam yang sangat gelap. Seseorang
yang masih beriman di waktu pagi, kemudian pada waktu petang dia sudah menjadi kafir, atau
(Syak Perawi Hadits) seseorang yang masih beriman di waktu petang, kemudian pada esok
harinya, dia sudah menjadi kafir. Ia telah menjual agamanya dengan sedikit dari harta benda
dunia.’ (HR. Muslim)

29. Kelebihan ibadat di saat huru hara

Dari Ma’qil bin Yasar ra. Rasulullah saw bersabda, ‘Beribadat di saat-saat huru hara (dunia
kacau bilau) adalah seperti berhijrah kepadaku.’ (HR. Muslim)

30. Peperangan di kawasan sungai Furat (Euphrates-Irak) karena merebut kekayaan

Dari Abu Hurairah r.a. Rasulullah saw. bersabda, ‘Tidak terjadi hari kiamat sehingga Sungai
Furat (Sungai Euphrates yaitu sebuah sungai yang ada di lrak) menjadi surut airnya sehingga
nampak sebuah gunung emas. Ramai orang yang berperang untuk merebutkannya. Maka
terbunuh sembilan puluh sembilan dari seratus orang yang berperang. Dan masing-masing yang
terlibat berkata, ‘Mudah-mudahan akulah yang selamat itu.’ Di dalam riwayat lain disebutkan,
‘Sudah dekat suatu masa dimana sungai Furat akan menjadi surut airnya lalu nampak
perbendaharaan emas, maka barangsiapa yang hadir di situ janganlah ia mengambil sesuatupun
daripada harta itu.’ (HR. Bukhari dan Muslim)

31. Ketiadaan imam untuk shalat berjamaah

Dari Salamah binti al-Hurr r.a. Rasulullah saw. bersabda, ‘Akan datang suatu zaman, orang
ramai berdiri tegak beberapa masa. Mereka tidak segera mulai shalat berjamaah karena tidak
mendapatkan orang yang dapat menjadi imam.’ (HR. Ibnu Majah)

32. Ulama tidak dipedulikan

Dari Sahl bin Saad as-Saaidi r.a. Rasulullah saw. bersabda, ‘Ya Allah! Jangan kau temukan aku
dan mudah-mudahan kamu (sahabat) tidak bertemu dengan suatu masa di mana para ulama
sudah tidak diikuti lagi, dan orang yang penyantun sudah tidak disegani lagi. Hati mereka seperti
hati orang Ajam (pada fasiknya), lidah mereka seperti lidah orang Arab (pada fasihnya).’ (HR.
Ahmad)

33. Islam tinggal nama saja

Dari Ali bin Abi Thalib r.a. Rasulullah saw. bersabda, ‘Sudah hampir sampai suatu masa di mana
tidak tinggal lagi daripada Islam ini kecuali hanya namanya, dan tidak tinggal daripada Al-Quran
itu kecuali hanya tulisannya. Masjid-masjid mereka terbangun indah, tetapi ia kosong daripada
hidayah. Ulama mereka adalah sejahat-jahat makhluk yang ada di bawah kolong (naungan)
langit. Dari mereka berawal fitnah, dan kepada mereka fitnah ini akan kembali.’ (HR. Baihaqi)

34. Al-Qur’an akan hilang dan ilmu akan diangkat

Dari Huzaifah bin al-Yaman r.a. Rasulullah saw. bersabda, ‘Islam akan luntur (lusuh) seperti
lusuhnya corak (warna-warni) pakaian (bila ia telah lama dipakai), sehingga (sampai suatu masa
nanti) orang sudah tidak mengerti apa yang dimaksudkan dengan puasa, dan apa yang
dimaksudkan dengan shalat dan apa yang dimaksudkan dengan nusuk (ibadat) dan apa yang
dimaksudkan dengan sedekah. Dan al-Quran akan dihilangkan kesemuanya pada satu malam
sahaja, maka (pada esok harinya) tidak tinggal dipermukaan bumi daripadanya walau pun hanya
satu ayat. Maka yang tinggal hanya beberapa kelompok daripada manusia, diantaranya orang-
orang tua, laki-laki dan perempuan. Mereka hanya mampu berkata, ‘Kami sempat menemui
nenek moyang kami memperkatakan kalimat “La ilaha illallah”, lalu kami pun mengatakannya
juga’. Maka berkata Shilah (perawi hadis dari Huzaifah), ‘Apa yang dapat dilakukan oleh La
ilaha illallah (apa gunanya La ilaha illallah) terhadap mereka, sedangkan mereka sudah tidak
memahami apa yang dimaksudkan dengan shalat, puasa, nusuk, dan sedekah?’ Maka Huzaifah
memalingkan muka darinya (Shilah yang bertanya). Kemudian Shilah mengulangi pertanyaan itu
tiga kali. Maka Huzaifah memalingkan mukanya pada setiap kali pertanyaan Shilah itu.
Kemudian Shilah bertanya lagi sehingga akhirnya Huzaifah menjawab, ‘Kalimat itu dapat
menyelamatkan mereka daripada api neraka’ (Huzaifah mengatakan jawapan itu tiga kali). (HR.
Ibnu Majah)

35. Lima belas maksiat yang akan menurunkan bencana


Dari Ali bin Abi Thalib r.a. Rasulullah saw. bersabda, ‘Apabila umat ku telah membuat
limabelas perkara, maka bala pasti akan turun kepada mereka yaitu:

1. Apabila harta negara hanya beredar pada orang-orang tertentu.


2. Apabila amanah dijadikan suatu sumber keuntungan.
3. Zakat dijadikan hutang.
4. Suami memperturutkan kehendak isteri.
5. Anak durhaka terhadap ibunya,
6. sedangkan ia berbaik-baik dengan kawannya.
7. Ia suka menjauhkan diri daripada ayahnya.
8. Suara sudah ditinggikan di dalam masjid.
9. Yang menjadi ketua satu kaum adalah orang yang terhina di antara mereka.
10. Seseorang dimuliakan karena ditakuti kejahatannya.
11. Khamar (arak) sudah diminum di merata tempat.
12. Kain sutera banyak dipakai (oleh kaum lelaki).
13. Para artis-artis disanjung-sanjung.
14. Musik banyak dimainkan.
15. Generasi akhir umat ini melaknat (menyalahkan) generasi pertama (sahabat). Maka pada
ketika itu hendaklah mereka menanti angin merah atau gempa bumi atau pun mereka akan
dirobah menjadi makhluk lain.’ (HR. Tirmizi)

36. Lima maksiat yang disegerakan balasannya

Dari Ibnu Omar r.a. Rasulullah saw. bersabda, ‘Wahai kaum Muhajirin, lima perkara kalau kamu
telah mengerjakannya, maka tiada kebaikan lagi bagi kamu. Dan aku berlindung dengan Allah
swt., semoga kamu tidak menemui masa itu. Perkara-perkara itu ialah :

1. Tiada terlihat (nampak) perzinaan pada suatu kaum sehingga mereka berani berterus terang
melakukannya, kecuali mereka akan ditimpa penyakit Tha’un yang cepat merebak di kalangan
mereka dan mereka akan ditimpa penyakit-penyakit yang belum pernah menimpa umat-umat
yang telah lalu.
2. Dan tiada mereka mengurangkan jumlah dan timbangan, kecuali mereka akan diberi bencana
dengan kemarau dan susah mencari rezeki dan kezaliman di kalangan pepimpin mereka.
3. Dan jika mereka menahan zakat harta benda akan ditahan untuk mereka air hujan dari langit.
Jikalau tak ada binatang (yang juga hidup diatas permukaan bumi ini) tentunya mereka tidak
akan diberi hujan oleh Allah swt.
4. Dan jika mereka mungkir akan janji Allah dan Rasulnya maka Allah akan menguasakan ke
atas mereka musuh mereka, maka musuh itu merampas sebahagian daripada apa yang ada di
tangan mereka.
5. Dan bila para pemimpin mereka tidak melaksanakan hukum Allah yang terkandung dalam al-
Quran dan tidak mau menjadikannya sebagai pilihan, maka (di saat ini) Allah akan menjadikan
peperangan di kalangan mereka sendiri,’ (HR. Ibnu Majah)

37. Kapan akan terjadi kehancuran?


Dari Abu Hurairah r.a. Pada suatu masa ketika Nabi saw. sedang berada dalam suatu majlis dan
sedang bercakap-cakap dengan orang yang hadir, tiba-tiba datang seorang A’rabi (Arab Badwi)
dan terus bertanya kepada Rasulullah saw, ‘Bilakah akan terjadi hari kiamat?’. Maka Nabi saw.
pun meneruskan percakapannya. Maka sebahagian yang hadir berkata, ‘Beliau (Nabi) mendengar
apa yang ditanyakan, tetapi pertanyaan itu tidak disukainya’. Sementara yang lain pula berkata,
‘Bahkan beliau tidak mendengar pertanyaan itu.’ Sehingga apabila Nabi saww. selesai dari
percakapannya beliau bersabda, ‘Di mana orang yang bertanya tentang hari kiamat tadi?’ Lalu
Arab Badwi itu menyahut, ‘Ya! Saya hai Rasulullah.’ Maka Nabi saww. bersabda, ‘Apabila
amanah telah disia-siakan maka tunggulah hari kiamat.’ Arab Badwi ini bertanya pula, ‘Apa
yang dimaksudkan dengan mensia-siakan amanah itu?’ Nabi saww. menjawab, ‘Apabila urusan
diserahkan kepada yang bukan ahlinya maka tunggulah kedatangan hari kiamat.’ (HR. Bukhari)

38. Bermegah-megah dengan mesjid

Dari Anas bin Malik r.a. Rasulullah saw. bersabda, ‘Tidak terjadi hari kiamat sehingga umat ku
bermegah-megah (dengan bangunan) masjid.’ (HR. Abu Daud)

39. Menggadaikan agama karena dunia

Dari Abu Hurairah ra. Rasulullah saw. bersabda, ‘Akan timbul di akhir zaman orang-orang yang
mencari keuntungan dunia dengan menjual agama. Mereka menunjukkan kepada orang lain
pakaian yang dibuat daripada kulit kambing (berpura-pura zuhud dari dunia) untuk mendapat
simpati orang ramai, dan percakapan mereka lebih manis daripada gula. Padahal hati mereka
adalah hati serigala (mempunyai tujuan-tujuan yang jahat). Allah swt. berfirman kepada mereka,
‘Apakah kamu tertipu dengan kelembutanKu?, Ataukah kamu terlampau berani berbohong
kepadaKu?. Demi kebesaranKu, Aku bersumpah akan menurunkan suatu fitnah yang akan
terjadi di kalangan mereka sendiri, sehingga orang yang alim (cendikiawan) pun akan menjadi
bingung (dengan sebab fitnah itu).’(HR. Tirmizi)

40. Golongan yang selamat

Dari ‘Auf bin Malik r.a. Rasulullah saw. bersabda, ‘Umat Yahudi terpecah-belah menjadi 71
golongan, maka hanya satu golongan saja yang masuk surga dan yang 70 lagi akan masuk
neraka. Umat Nasrani telah berpecah-belah menjadi 72 golongan, maka 71 golongan masuk
neraka dan hanya satu golongan saja yang masuk surga. Demi Tuhan yang diriku didalam
kekuasaannya, umatku akan terpecah belah menjadi 73 golongan, hanya satu golongan sahaja
yang masuk surga dan 72 lagi akan masuk neraka. Sahabat bertanya, mana yang selamat?’ Nabi
saww. menjawab, ‘Mereka adalah jamaah’. (HR. Ibnu Majah)

41. Umat Rasulullah SAW menjadi 73 golongan

Dari Abu Hurairah r.a.. Ia berkata bahwasanya Rasulullah saw. telah bersabda, ‘ Kaum Yahudi
telah terpecah menjadi tujuh puluh satu (71) golongan atau tujuh puluh dua (72) golongan, kaum
Nasrani telah terpecah menjadi tujuh puluh satu (71) atau tujuh puluh dua (72) golongan, dan
umatku akan terpecah menjadi tujuh puluh tiga (73) golongan.”
42. Datangnya zaman tak berhati nurani

Dari Hudzdaifah r.a. Ia berkata bahawasanya Rasulullah saw. bersabda, ‘Kelak akan kalian
temukan suatu zaman, dimana pada zaman tersebut tiada sesuatu-pun yang lebih sulit dari pada
tiga perkara, yaitu uang dirham yang halal, atau saudara yang setia, atau sunnah yang
diamalkan.” (HR. Thabrani).

43. Datangnya zaman tak berhati nurani

Dari Abu Hurairah r.a. Nabi Muhammad saw. bersabda, ‘Akan datang kepada manusia suatu
zaman, di zaman tersebut seseorang tidak memperdulikan lagi harta yang di perolehnya, apakah
dari hasil yang halal ataukah dari hasil yang haram.” (HR. Bukhari).

44. Mandat di tangan orang yang bukan ahlinya, dan banyaknya orang yang menyia-nyiakan
amanat

Dari Abu Hurairah r.a. Ia berkata, ‘Ketika Rasulullah saw. sedang menyampaikan ceramahnya di
hadapan suatu kaum pada salah satu majelis, datanglah seseorang dari perkampungan arab.
Orang itu berkata, ‘Kapankah kiamat itu?’ Rasullullah saaw. terus bersabda, lalu sebagian kaum
berkata, ‘Beliau mendengar apa yang dikatakan olehnya, namun beliau benci terhadap apa yang
dikatakan itu.’ Dan sebagian dari mereka berkata, ‘Namun beliau tidak mendengarnya.’ Setelah
beliau selesai berbicara, maka beliau bersabda, ‘Di manakah gerangan yang orang yang bertanya
tentang kiamat ?’ Seseorang menyahut, ‘Saya, ya Rasulullah.’ Beliau bersabda, ’Apabila amanat
itu di sia-siakan, maka nantikanlah kiamat.’ Si penanya bertanya kembali, ‘Bagaimana menyia-
nyiakan amanat itu?’ Beliau bersabda, ‘Apabila perkara (urusan) diserahkan kepada selain
ahlinya, maka nantikanlah kiamat.’ (HR. Bukhari)

45. Tampaknya kehancuran (hari kiamat)

Dari Anas bin Malik r.a. Ia berkata bahwasanya Rasulullah saw bersabda,’ Sesungguhnya,
sebagian dari tanda-tanda kiamat adalah terangakatnya (hilangnya) ilmu, tetapnya kebodohan,
diminumnya khamar, tampaknya perzinaan, banyaknya wanita, dan sedikitnya laki-laki sampai
lima puluh wanita berbanding satu laki-laki.” (HR. Bukhari).

46. Tanda-tanda kehancuran suatu agama

Dari Ibnu Abbas r.a. Ia berkata bahwasanya Rasulullah saw. bersabda,’Bencana agama ada tiga.
Yaitu ahli fiqh yang durhaka, imam yang zhalim, dan mujtahid yang bodoh (tidak mengerti
masalah agama).” (HR. Dailami).

47. Zaman yang penuh fitnah

“Kelak akan terjadi banyak fitnah. Pada zaman tersebut, banyak yang duduk lebih baik dari pada
orang yang berdiri, dan orang yang berdiri lebih baik dari pada orang yang berjalan, serta orang
yang berjalan lebih baik dari pada orang yang berlari.” (HR. Bukhari dan Muslim).
48. Datangnya masa yang penuh dengan penguasa zalim

Dari Abi Salalah r.a. Ia berkata bahwasanya Rasulullah saw. bersabda, ‘Kelak akan ada para
imam yang menguasai rezeki kalian. Mereka bebicara kepada kalian tetapi berdusta, Mereka
bekerja tetapi mencaci maki pekerjaan itu. Mereka selalu merasa tidak puas sebelum kalian
menganggap baik perbuatan buruk mereka dan membenarkan kedustaan mereka. Maka,
berikanlah kepada mereka perkara yang haq selagi mereka rela dengan perkara yang haq itu.
Siapa saja yang terbunuh demi mempertahankan perkara yang haq, maka ia mati syahid.” (HR.
Thabrani).

49. Munculnya kekacauan dan maraknya pembunuhan

Dari Abu Hurairah r.a. Ia berkata bahwa Rasulullah saw. bersabda,‘Kiamat itu tidak terjadi
sampai ilmu dicabut, banyak hura-hura, waktu terasa berdekatan (terasa pendek), munculnya
fitnah-fitnah, banyaknya kekacauan yaitu pembunuhan, sehingga banyaknya harta benda
padamu, maka harta benda tersebut menjadi berlimpah ruah.’ (HR. Bukhari).

50. Persaingan ekonomi (bisnis) yang dahsyat

‘Sesungguhnya, diantara (tanda-tanda) menjelang (datangnya) kiamat adalah ucapan salam


hormat kepada orang tertentu, gila bisnis, memutuskan hubungan kekeluargaan, persaksian
palsu, penyembunyian persaksian yang hak, dan terangkatnya pena (tulisan).’

51. Penghormatan hanya untuk orang dikenal

‘Sesungguhnya, diantara tanda-tanda kiamat adalah apabila salam penghormatan itu hanya
(diucapkan) kepada sahabat atau orang yang dikenalnya.’ Dalam riwayat yang lain, ‘Ucapan
salam seorang lelaki kepada lelaki (lain) tidak dijawab salamnya, kecuali kepada orang yang
sudah dikenal atau sahabat.’

52. Banyaknya orang-orang yang benci Islam, kemudian mendapatkan hidayah-Nya

‘Kalian akan menjumpai manusia bagaikan benda-benda logam, yaitu orang-orang yang terpilih
di zaman jahiliah, terpilih juga di zaman Islam (apabila mereka masuk Islam). Dan, kalian akan
menjumpai sebaik-baik manusia, yaitu orang yang paling benci terhadap Islam (sebelum mereka
masuk Islam), setelah masuk islam. Dan, kalian akan menjumpai seburuk-buruk manusia kelak
di hari kiamat di sisi Allah, yaitu orang-orang bermuka dua, dan kepada golongan yang lainnya
dengan muka yang lain.’ (HR. Bukhari dan Muslim).

53. Kaum muslim meremehkan masjid

‘Sesungguhnya, termasuk tanda-tanda kiamat ketika seorang lelaki melewati (masuk) masjid,
namun tidak melaksanakan shalat dua rakaat didalamnya.’ (HR. Ibnu Khuzaimah).

54. Agama tak lebih bernilai dibandingkan harta


Dari Ibnu Umar r.a. Ia berkata bahwasanya Rasulullah saww. bersabda, ‘Sepeninggalku, umatku
benar-benar akan diselimuti oleh banyak fitnah yang seakan-akan (seperti) gelapnya malam (dari
saking banyaknya). Di zaman itu, seseorang dalam keadaan mukmin di pagi hari, kemudian di
sore harinya menjadi kafir. Banyak kaum yang menjual agamanya dengan harta duniawi yang
sedikit.’ (HR. Hakim).

55. Perang yang tak terhindarkan

Dari Sa’ad bin Abi Waqqash r.a. Ia berkata bahwasanya Nabi saww. bersabda, ‘Aku meminta
tiga perkara kepada Tuhan, tapi dia memberiku hanya dua perkara dan yang satu perkara lagi
tidak dikabulkan. Aku meminta kepada Tuhanku hendaknya Dia tidak membinasakan umatku
dengan paceklik, maka dia memenuhi permintaanku itu. Aku meminta kepada-Nya untuk tidak
membinasakan umatku dengan tenggelam (banjir), maka dia memenuhi permintaanku. Aku
meminta kepada-Nya hendaknya dia tidak menjadikan peperangan diantara sesama mereka,
namun dia menolak permintaanku itu.’ (HR. Bukhari dan Muslim).

56. Orang menjadi terlena ketika dekat dengan penguasa dan memiliki banyak harta (lupa diri)

Dari Ubaid bin Umair r.a. Ia berkata bahwasanya Nabi saww. bersabda, ‘Tidaklah seseorang
semakin dekat kepada penguasa melainkan ia semakin jauh dari Allah swt., dan tidak sekali-kali
ia makin bertambah pengikutnya melainkan semakin bertambah pula setannya, serta tidak sekali-
kali ia semakin bertambah hartanya melainkan bertambah ketat pula perhitungan (hisab) nya.’
(HR. Ahmad).

57. Munculnya manusia yang menyerupai dajjal

‘Sesungguhnya, Dajjal akan keluar dan ia membawa air dan api. Adapun yang dilihat manusia
sebagai air, sebenarnya adalah api yang dapat membakar. Sedangkan yang dilihat manusia
sebagai api, sebenarnya adalah air tawar yang sejuk. Karena itu, barang siapa diantara kalian
sempat bertemu dengannya, maka hendaklah ia memilih yang terlihat sebagai api, sebab
sesungguhnya itu adalah air sejuk yang tawar lagi baik.’ (HR. Bukhari).

58. Munculnya orang mukmin yang tidak lebih mulia dari hewan

Dari Anas r.a. Ia berkata bahwa Rasulullah saww. bersabda, ‘Kelak akan datang suatu zaman
atas manusia, disaat itu ada orang mukmin lebih hina dari pada kambingnya.’ (HR. Ibnu Asakir).

59. Pernyataan Rasulullah saw. mengenai umatnya

‘Sebaik-baiknya manusia adalah generasiku (para sahabat radhiyallahu’anhu), kemudian orang-


orang sesudah mereka (para tabiin), lalu orang-orang sesudah mereka lagi (tabiit tabiin). Setelah
itu, datanglah kaum-kaum yang kesaksian seseorang diantara mereka mendahului sumpahnya,
dan sumpahnya mendahului kesaksiannya.’ (HR. Syaikhan).

60. Tiada waktu tanpa dosa


‘Kelak di akhir zaman akan terdapat pasukan-pasukan, mereka di waktu pagi-pagi hari benar
telah berada dalam kemurkaan Allah dan di sore hari dalam kemurkaan Allah pula. Karena itu,
hati-hatilah, janganlah engkau menjadi teman dekat mereka.” (HR. Thabrani).

61. Kedatangan ulama buruk

Dari Anas r.a. Bahwasanya Rasulullah saw bersabda, ‘Celakalah umatku disebabkan ulama yang
buruk.’ (HR. Al-Hakim).

62. Lenyapnya pengetahuan agama dan pengamalannya

‘Celakalah orang-orang yang tidak memiliki pengetahuan tentang agama, dan celaka pulalah
orang yang mengetahui tetapi tidak mengamalkannya.’ (HR. Abu Nu’aim).

63. Kelebihan dapat menentramkan hidup seseorang

Dari Imran r.a. Ia berkata bahwasanya Nabi saw. bersabda, ‘Setiap manusia dimudahkan
menurut bakatnya masing-masing.’ (HR. Bukhari dan Muslim).

64. Suatu masa yang dipenuhi oleh orang-orang yang sibuk dengan urusan orang lain

Dari Abu Hurairah r.a. Nabi saw. bersabda, ‘Seseorang di antara kalian melihat kotoran yang
terdapat pada mata saudaranya, tetapi ia lupa akan kotoran yang terdapat pada matanya sendiri.”
(HR. Abu Nu’aim).

65. Perbuatan suatu kaum yang tidak sesuai dengan perkataanya

Dari Abu Said al-Khudry dan Anas bin Malik r.a. Rasulullah saw. bersabda, ‘Akan terjadi di
tengah umatku perselisihan dan perpecahan; yaitu kaum yang mereka itu indah dalam berbicara
dan buruk dalam beramal. Mereka membaca al-Qur’an, tidak melewati kerongkongannya,
mereka keluar dari Islam seperti keluarnya panah dari busurnya, tidak lagi kembali ke tempat
semula. Mereka adalah sejahat-jahat makhluk. Berbahagialah siapa yang memerangi mereka atau
yang diperangi. Kaum tersebut menyeru pada kitab Allah swt., padahal mereka sama sekali
bukan bagian darinya. Barang siapa yang memerangi mereka, maka Allah swt. berhak
menolongnya memerangi (kaum tersebut). Para sahabat bertanya, ‘Saww, apa tanda-tanda
mereka?’ Rasulullah saww. menjawab, ‘Kepalanya botak.’ (HR. Abu Dawud dan Ahmad).

66. Datangnya suatu kaum yang mengada-ngada dalam urusan agama (bid’ah)

Dari Abu Hurairah r.a. Ia berkata bahwasanya Rasulullah saw. bersabda: ‘Akan muncul di akhir
umat ini, manusia-manusia yang menyampaikan pada kalian sesuatu yang kalian serta bapak-
bapak kalian belum pernah mendengarnya (sesuatu yang baru dalam perkara Islam). karena itu,
berhati-hati dan hindarilah mereka.’ (HR. Bukhari dan Muslim).

67. Munculnya manusia yang lebih cinta dunia dan panjang angan-angan
Dari Abu Hurairah r.a. Ia berkata bahwasanya Rasulullah saw. bersabda, ‘Hati orang tua
senantiasa muda dalam dua perkara : cinta dunia dan panjang angan-angan.’ (HR. Bukhari).

68. Datangnya kaum yang lebih jahat dari kaum sebelumnya

Dari Anas bin Malik r.a. Ia berkata bahwasanya Rasulullah saw. bersabda,‘Tidaklah datang suatu
zaman pada kalian, kecuali orang-orang pada zaman tersebut lebih jahat dari orang-orang yang
ada pada zaman sebelum kalian’

89. Hilangnya rasa malu kepada Allah swt.

Dari Abdullah bin Mas’ud r.a. Ia berkata bahwa Rasulullah saw. bersabda, ‘Malulah kalian
dengan sebenar-benar malu.’ Kami berkata, ’Ya Rasulullah, kami punya malu. Alhamdulillah.’
Rasulullah sawb. bersabda, “Bukan itu, akan tetapi malu kepada Allah swt. dengan sebenar-
benarnya malu. Yaitu kamu pelihara kepalamu dan apa yang menjadi isinya; kamu pelihara
perutmu dan apa yang di dalamnya; ingatlah olehmu kematian dan kemusnahan; dan barang
siapa yang menginginkan akhirat, maka ia tinggalkan perhiasan dunia. dan, barang siapa yang
melakukan itu, maka ia sungguh telah malu kepada Allah swt. dengan sebenar-benarnya malu.’
(HR. Tirmidzi).

90. Dunia tidak akan terlepas dari ujian dan cobaan

Dari Abi ‘Abdi Robb r.a. Rasulullah saw. bersabda, ‘Tidak tersisa dari dunia ini kecuali cobaan
dan ujian.’ (HR.Ibnu Hibban).

91. Dua perkara yang ditakuti banyak orang

Dari Mahmud bin Labid r.a. Ia berkata bahwasanya Nabi Muhammad saww. telah bersabda,
‘Dua perkara yang sangat dibenci manusia: kematian, padahal ia lebih baik bagi mukmin dari
pada ujian, dan sedikitnya harta, padahal ia menyebabkan sedikit hisab.’ (HR. Ahmad).

92. Tanda-tanda munculnya kesemrawutan umat

Dari Hudzaifah bin al-Yaman r.a. berkata, ‘Orang-orang bertanya kepada Rasulullah saww.
tentang kebaikan, sedangkan aku bertanya tentang kejahatan, karena takut hal itu menimpaku.’
Maka aku katakan, ‘Wahai Rasulullah saww. sesungguhnya dulu kita berada dalam kejahiliahan
(kebodohan) dan kejahatan. Lalu, Allah swt. mendatangkan pada kami kebaikan kebaikan
(Islam) ini, maka apakah setelah kebaikan ini akan datang kejahatan?’ Beliau menjawab, ‘Ya.’
Aku bertanya lagi, ‘Apakah setelah kejahatan itu akan muncul lagi kebaikan?’ Beliau menjawab,
‘Ya, tetapi di dalamnya terdapat noda.’ Aku bertanya lagi, ‘Noda apakah itu?’ Beliau menjawab,
‘Yaitu suatu kaum yang berpedoman bukan dengan pedomanku. Kamu tahu dari mereka dan
kamu ingkari.’ Aku bertanya lagi, ‘Lalu, apakah setelah kebaikan itu akan muncul lagi
kejahatan?’ Beliau menjawab, ‘Ya, yaitu para da’i (penyeru) kepada pintu-pintu jahannam.
maka, barang siapa yang memenuhi panggilan mereka, niscaya mereka akan dicampak-kan ke
dalam neraka jahannam itu.’ Aku bertanya lagi, ‘Wahai Rasulullah saww, gambarkanlah kepada
kami tentang mereka.’ Lalu, beliau menjawab, ‘Mereka adalah dari kalangan kita. Berkata
dengan bahasa kita.’ Aku bertanya, ‘Apa yang engkau perintahkan padaku jika hal itu
menimpaku?’ Beliau menjawab, ‘Berpegang teguhlah dengan jamaah muslimin, dan imam
mereka (kelompok yang berpegang teguh dengan al-Haq).’ Aku bertanya, ‘Jika mereka tidak
punya jama’ah dan tidak punya imam?’ Beliau menjawab, ‘Maka tinggalkan semua golongan itu,
walaupun kamu harus menggigit akar pohon sampai kamu mati, sedangkan kamu berada dalam
keadaan demikian.’ (HR. Bukhari).

93. Bila akhirat menjadi tujuan utama, urusan dunia pun menyertainya

‘Dan, barang siapa menjadikan akhirat keinginan (utamanya), niscaya Allah kumpulkan baginya
urusan hidupnya dan dijadikan kekayaan didalam hatinya dan didatangkan kepadanya dunia
bagaimanapun keadaanya (dengan tunduk).’(HR. Ibnu Majah).

94. Berlomba-lomba meninggikan bangunan

Dari Abu Hurairah r.a. ‘Tidak akan datang hari kiamat….hingga manusia berlomba-lomba
meninggikan bangunan’ (HR. Bukhari)

95. Munculnya Imam Mahdi

Dari Abdullah bin Mas’ud r.a. Rasulullah saw. bersabda, ‘Dunia tidak akan hilang (kiamat)
sehingga bangsa Arab akan dikuasai oleh seorang lelaki dari keluargaku (ahlul baitku-
keturunanku) yang namanya sama dengan namaku.’ (HR. Tirmizi) (pen: Imam Mahdi namanya
sama dengan nabi Muhammad, Muhammad al-Mahdi)

98. Sepuluh tanda-tanda kiamat yang besar

Dari Huzaifah bin Asid Al-Ghifari ra. Datang kepada kami Rasulullah saw. dan kami pada waktu
itu sedang berbincang-bincang. Lalu beliau bersabda: ‘Apa yang kamu perbincangkan?’ Kami
menjawab, ‘Kami sedang berbincang tentang hari kiamat.’ Lalu Nabi saww. bersabda, ‘Tidak
akan terjadi hari qiamat sehingga kamu melihat sebelumnya sepuluh macam tanda-tandanya.’
Kemudian beliau menyebutkannya, ‘Asap, Dajjal, binatang melata, terbit matahari dari tempat
tenggelamnya, turunnya Isa bin Maryam a.s., Ya’juj dan Ma’juj, tiga kali gempa bumi, sekali di
timur, sekali di barat dan yang ketiga di Semenanjung Arab, yang paling akhir adalah api yang
keluar dari arah negeri Yaman yang akan menghalau manusia menuju Padang Mahsyar mereka.’
(HR. Muslim)

Keterangan :

Sepuluh tanda-tanda qiamat yang disebutkan Rasulullah Shallallahu ‘Alaihi wa Sallam dalam
Hadits ini adalah tanda-tanda qiamat yang besar yang akan terjadi ketika hampir tibanya hari
qiamat. Sepuluh tanda itu ialah :

1. Dukhan (asap) yang akan keluar dan mengakibatkan penyakit seperti selesma di kalangan
orang-orang yang beriman dan akan mematikan orang kafir.
2. Dajjal yang akan membawa fitnah besar yang akan menguji keimanan, sehingga banyak orang
yang akan tertipu dengan seruannya.

3. Binatang besar yang keluar dekat gunung Shafa di Makkah yang akan berbicara, manusia
sudah tidak mau lagi beriman kepada Allah Subhanahu wa Ta’ala.

4. Matahari akan terbit dari tempat tenggelamnya (barat). Maka waktu itu Allah Subhanahu wa
Ta’ala tidak lagi menerima iman orang kafir dan tidak menerima taubat dari orang yang berdosa.

5. Turunnya Nabi Isa Alaihissalam ke permukaan bumi ini.


Beliau akan mendukung pemerintahan Imam Mahdi yang sedang berkuasa pada waktu itu dan
beliau akan mematahkan segala salib yang dibuat oleh orang-orang Nashrani dan beliau juga
yang akan membunuh Dajjal.

6. Keluarnya bangsa Yajuj dan Ma’juj yang akan membuat kerusakan di permukaan bumi ini,
yaitu apabila mereka berhasil menghancurkan dinding yang dibuat dari besi bercampur tembaga
yang telah didirikan oleh Zul Qarnain bersama pengikut-pengikutnya pada zaman dahulu.

7. Gempa bumi di Timur.

8. Gempa bumi di Barat.

9. Gempa bumi di Semenanjung Arab.

10. Api besar yang akan menghalau manusia menuju ke Padang Mahsyar. Api itu akan bermula
dari arah negeri Yaman.

Menurut pendapat Imam Ibnu Hajar al-Asqalani di dalam kitab Fathul Bari beliau mengatakan:

“Apa yang dapat dirajihkan (pendapat yang terpilih) dari kumpulan Hadits-Hadits Rasulullah
Shallallahu ‘Alaihi wa Sallam keluarnya Dajjal adalah yang mendahului segala tanda-tanda besar
yang mengakibatkan perubahan besar yang berlaku di permukaan bumi ini. Keadaan itu akan
diakhiri dengan kematian Nabi Isa Alaihissalam (setelah beliau turun dari langit). Kemudian
terbitnya matahari dari tempat tenggelamnya adalah permulaan tanda-tanda qiamat yang besar
yang akan merusakkan sistem alam cakrawala, kejadian ini akan diakhiri dengan terjadinya
peristiwa qiamat yang dahsyat itu. Barangkali keluarnya binatang yang disebutkan itu adalah
terjadi di hari yang matahari pada waktu itu terbit dari tempat tenggelamnya.”

Pesan buat kita :

Setelah kita membaca hadits-hadits Rasulullah Shallallahu ‘Alaihi wa Sallam yg


menggambarkan kepada kita peristiwa-peristiwa akhir zaman, dapatlah kita mengambil beberapa
kesimpulan, yaitu:

1. Hendaklah kita senantiasa bermuhasabah (membuat perhitungan diri) dan membuat penelitian
terhadap diri kita masing-masing untuk meningkatkan amalan yang sudah ada dan menjauhkan
segala perkara-perkara yang tidak baik. Kita hendaklah menjauhkan diri dari golongan sesat
yang sifat-sifatnya telah diterangkan oleh Rasulullah Shallallahu ‘Alaihi wa Sallam di dalam
hadits-hadits yang telah kita sebutkan.

2. Hendaklah kita berpegang teguh kepada aqidah Ahlus Sunnah wal Jamaah, aqidah yang telah
menjadi pegangan para sahabat, tabi’in dan para ulama, baik salaf maupun khalaf yang datang
silih berganti dari zaman ke zaman karena golongan ini saja yang akan selamat dan akan
memasuki sorga. Golongan yang lain dari mereka akan menjadi penghuni Neraka.

3. Hendaklah kita berusaha mencari ilmu pengetahuan agama, terutama ilmu-ilmu yang di
istilahkan oleh para ulama’ sebagai “Ilmu Fardhu ‘Ain” kemudian disusul dengan “Ilmu Fardhu
Kifayah”. Setiap hari, kita sediakan waktu khusus untuk belajar ilmu syariat, terutama dari ulama
shaleh yang mewarisi tugas para Anbiya Alaihimussalam. Cari dan tuntutlah ilmu sebelum
diangkat (dihilangkan) oleh Allah Subhanahu wa Ta’ala dari permukaan bumi.

4. Hendaklah kita berusaha membersihkan hati dari sifat-sifat kotor dan senantiasa bermujahadah
untuk menghilangkan sifat-sifat tercela seperti “hubbud Dunia” (cinta kepada dunia) dan “takut
mati” yang menjadi sebab segala kelemahan kaum Muslimin dan sebab kemenangan musuh
terhadap kita. Untuk tujuan ini kita hendaklah mempelajari dan mendalami Ilmu Akhlak (Ilmu
Tasauf) serta menghayatinya di dalam kehidupan kita.

5. Hendaklah kita berhati-hati di dalam mencari nafkah kehidupan supaya kita terhindar dari
sumber-sumber yang tidak diridhai Allah Subhanahu wa Ta’ala. Hendaklah kita menjauhkan diri
dari harta-harta yang haram dan jangan melakukan kezaliman apapun terhadap hak milik orang
lain karena tubuh yang tumbuh dari makanan yang haram pasti akan dibakar api neraka.

6. Hendaklah kita memperhatikan masalah pendidikan keluarga, anak isteri dan famili kita. Dan
hendaklah kita memberikan waktu untuk mentarbiyah (mendidik) mereka dan berusaha supaya
mereka dapat mengikuti ajaran yang telah diberikan Rasulullah Shallallahu ‘Alaihi wa Sallam.
Jika kita tidak berbuat demikian, besar kemungkinan kita akan menjadi binasa dan terjerumus ke
dalam jurang kemaksiatan, yaitu apabila kita terpaksa memperturutkan kemauan mereka yang
tidak jarang berlawanan dengan kehendak agama.

7. Hendaklah kita memberikan waktu yang cukup setiap hari untuk membaca Al-Qur’anul
Karim. Bacalah Al-Qur’an sebelum diangkat dari permukaan bumi. Hendaklah kita membacanya
dengan baik, serta berusaha memahami kandungannya. Ia adalah teman kita di malam yang
sunyi dan wirid yang dibaca ketika manusia sedang sibuk dengan berbagai urusan di waktu sore
dan di waktu mereka nyenyak tidur di tengah malam.

8. Hendaklah kita memberikan sebagian dari rezeki yang dikaruniakan Allah Subhanahu wa
Ta’ala kepada kita untuk diberikan kepada keluarga kita yang memerlukannya dan orang lain
yang kurang berkemampuan, karena sedekah itu adalah sebagian dari bekal kita menjalani negeri
akhirat yang sangat jauh dan sulit itu. Semoga apa yang kita korbankan itu akan menjadi
hitungan dalam suratan kebaikan di akhirat kelak.
9. Hendaklah kita memahami Islam ini dengan bentuknya yang “Syumul” yang melengkapi
seluruh aspek kehidupan. Dengan itu kita hendaklah mengikuti dan melaksanakan ajaran Islam
di dalam semua lapangan kehidupan. Islam ketika berada di masjid, Islam ketika berada di
tengah masyarakat, Islam ketika benegara dan Islam di dalam semua lapangan kehidupan.

10. Yang terakhir, hendaklah kita·hidup untuk agama yang kita cintai ini. Kita menjadikan Islam
sebagai pilihan dan berjuang untuk menyiarkannya. Kita hendaklah memberi pengorbanan
sewajarnya untuk Islam di samping berusaha·dengan gigih memperjuangkan nya. Kita hendaklah
juga berhati-hati terhadap apa yang direncanakan oleh musuh-musuh Islam, apakah dari
golongan Yahudi atau pun dari golongan Nashrani dan dari golongan yang lain-lain. Dengan itu
kita akan dapat memelihara diri dari perangkap yang mereka pasang untuk menghancurkan umat
Islam. Inilah sepuluh intisari yang dapat saya tuliskan di sini yang merupakan sebagian dari
mutiara-mutiara yang terkandung di dalam hadits-hadits yang telah kita sebutkan. Mudah-
mudahan kita mendapat keberkatan darinya dan semoga Allah Subhanahu wa Ta’ala senantiasa
melimpahkan kepada kita, rahmat-Nya dan ampunan-Nya bagi segala dosa dan kesalahan.

Ya allah…semoga kita semua dimudahkan dalam mencari Kebun HIKMAH yaitu arti IKHLAS,
arti SABAR, arti MENCINTAI, arti MEMAAFKAN, arti TAWAKAL dan arti ADA DAN
TIADA KECUALI ILLAH dalam mencari redha Illahi pemilik napas panjang kami ketika kita
pulang, bukankah tak ada yang abadi dibumi ini, bahagia tak abadi, deritapun tak abadi dan
mudahkan ketika “s a k a r a t u l-m a u t” menjemput.

Nota:

‫قال النبى صلى هللا عليه وسلم‬

24: ‫ تحذيب أطراف الحديث ص‬- ‫ رواه الديلمى‬- ‫إذا ترك العبد الدعاء للوالدين فإنه ينقطع الرزق‬

Apabila seseorang meninggalkan doa kepada kedua ibu bapanya, terputuslah darinya rezeki.

*****************
Kata-Kata Hikmah :

Aku ingin melihat Allah SWT tetapi , keupayaan aku tidak mampu, namun aku mampu melihat
keagungan Ciptaan dan Kejadian Allah SWT.
Aku rindu mendengar kata-kata Allah SWT tetapi aku dapat mendengar kata-kataNya dalam Al-
Quran Al-Karim.
Aku ingin bersahabat dengan Allah SWT, maka aku hanya mampu bersahabat dengan Rasulullah
SAW dan juga Hadis-Hadis yang Baginda wariskan pada ulamak-ulamak.

******************
UJIAN ADALAH TARBIAH DARI ALLAH AZZAWAJAL

******************
‫ من أراد أن يعلم منزلته عند هللا فلينظر كيف منزلة هللا من قلبه فإن هللا عزوجل ينزل العبد‬: ‫سله َم‬ ‫صلهى ه‬
َ ‫َّللاُ َعلَ ْي ِه َو‬ ُ ‫قَا َل َر‬
‫سو ُل ه‬
َ ِ‫َّللا‬
‫ حيث أنزله العبد من نفسه‬,
m/s: 57 Tazkiyah Nufus:
"
Sesiapa yang hendak mengetahui kedudukannya di sisi Allah SWT, maka lihatlah kedudukan
Allah SWT di dalam hatinya. Sesungguhnya Allah SWT meletakkan kedudukan hambanya di
sisiNya sebagaimana hamba meletakkaNya di dalam dirinya."

Tazkiyah Nufus
Rasulullah s.a.w bersabda :
"Sesiapa yang berjalan untuk solat fardhu maka pahalanya seperti orang yang mengerjakan haji
dan jika ia berjalan untuk solat sunat maka pahalanya seperti orang yg mengerjakan umrah
sunat" H.R.Attabrani

******

A. Teks Hadits yang Dikaji

‫اط السَّا َع ِة أ َ ْن‬


ِ ‫سلَّ َم يَقُو ُل ِم ْن أ َ ْش َر‬ َّ ‫صلَّى‬
َ ‫ّللاُ َعلَ ْي ِه َو‬ َّ ‫سو َل‬
َ ِ‫ّللا‬ ُ ‫س ِم ْعتُ َر‬ َ ‫َع ْن أَن َِس ب ِْن َمالِكٍ قَا َل ََل ُ َح ِدثَنَّ ُك ْم َحدِيثًا ََل يُ َح ِدثُ ُك ْم أ َ َحد ٌ بَ ْعدِي‬
ِ ‫سا ُء َويَ ِق َّل ا ِلر َجا ُل َحتَّى يَ ُكونَ ِل َخ ْمسِينَ ا ْم َرأَة ً ْالقَ ِي ُم ا ْل َو‬
ُ ‫احد‬ َ ِ‫الزنَا َوت ُ ْش َرب ال َخ ْم ُر َوت َ ْكث ُ َر الن‬
ِ ‫ظ َه َر‬ ْ َ‫ظ َه َر ْال َج ْه ُل َوي‬ ْ َ‫يَ ِق َّل ْال ِع ْل ُم َوي‬

Anas bin Malik yang menyatakan: Saya akan sampaikan hadits yang mungkin tidak ada yang
menyampaikannya seorang pun sepeninggalku. Saya mendengar Rasul SAW bersabda: di antara
tanda akhir jaman; sedikitnya ilmu, munculnya kebodohan, merajalela perzinahan, merebaknya
khamr, banyaknya kaum wanita sedikitnya pria, sehingga satu pria berbanding lima puluh
wanita. Hr. al-Bukhari.[1]

B. Syarah al-Hadits

1. ‫ َع ْن أَن َِس ب ِْن َما ِلك‬hadits ini diriwayatkan dari Aanas bin Malik.

Anas bin Malik urutan ke tiga dari sahabat yang banyak meriwayatkan hadist, Ia meriwayatkan
sebanyak 2.286 hadits. beliau adalah (Khadam) pelayan Rasulullah yang terpercaya, ketika ia
berusia 10 tahun, ibunya Ummu sulaiman membawanya kepada Rasulullah Shallallahu alaihi
wassalam untuk berkhidmat. Ayahnya bernama Malik bin an-Nadlr. Anas bin Malik tidak
berperang dalam perang Badar yang akbar, karena usianya masih sangat muda. Tetapi ia banyak
mengikuti peperangan lainnya sesudah itu. Pada hari hari terakhir masa kehidupannya, Anas
pindah ke Basrah, yang menjadikan satu satunya sahabat Nabi disana. Ia wafat pada tahun 93 H
dalam usia melampaui seratus tahun

2. ‫سله َم يَقُو ُل‬ ‫ص هلى ه‬


َ ‫َّللاُ َعلَ ْي ِه َو‬ َ ‫ َقا َل ََل ُ َح ِدث َ هن ُك ْم َحدِيثًا ََل يُ َح ِدث ُ ُك ْم أ َ َحد ٌ بَ ْعدِي‬Anas bin Malik yang
ُ ‫س ِم ْعتُ َر‬
‫سو َل ه‬
َ ِ‫َّللا‬
menyatakan: Saya akan sampaikan hadits yang mungkin tidak ada yang menyampaikannya
seorang pun sepeninggalku. Saya mendengar Rasul SAW bersabda
Perkataan ‫ َلحدثنكم‬berfungsi sebagai jawab sumpah yang tidak disebutkan. Aslinya ialah ‫وهللا‬
‫ َلحدثنكم‬yang berarti “Demi Allah aku akan kabarkan kepadamu“. Ada yang meriwayatkan
bahwa Anas pada saat itu bertanya kepada para shahabatnya: Apakah tidak perlu aku sampaikan
hadits yang sangat penting? Shahabatnya menjawab: Ya. Kemudian Anas me-nandaskan ‫َلحدثنكم‬.
Kalimat ‫ َليحدثكم احد بعدي‬dalam riwayat Mulim tidak dicantumkan maf’ulnya. Sedangkan dalam
riwayat Ibnu Majah berbunyi ‫ َليحدثكم به احد بعدي‬dan berdasar jalur Hisyam, kalimatnya berbunyi
‫ َليحدثكم به غيري‬yang berati tidak ada yang menyampaikan hadits ini sealin aku. Menurut riwayat
Abu Awanah, Anas itu mengatakan ‫ َليحدثكم احد سمعه من رسول هللا صلى هللا عليه وسلم بعدي‬artinya:
Tidak seorang pun yang mengabarkan hadits ini orang yang langsung mendengar dari
Rasulullah setelah aku. Diketahui bahwa setelah Anas memang benar-benar tidak ada shahabat
Rasul SAW yang menyampai-kan hadits ini di daerahnya, al-Bashrah. Pada saat itu shahabat
Rasulullah yang tinggal di Bashrah tinggal Anas Bin Malik. Dengan demikian perkataan ‫َليحدثكم‬
‫ به بعدي‬ini dapat berfungsi khusus kepada orang Bashrah khususnya, karena beliaulah shahabat
yang terakhir menyampaikan hadits. Dapat pula berfungsi umum, karena hadits ini disampaikan
oleh Anas di kala usianya hampir berakhir. Perkataan ‫ سمعت‬merupakan penjelas dari perkataan
serbelumnya, yang menunjukkan bahwa beliau itu langsung mendengar dari Rasulul SAW.

3. ‫ع ِة‬ ِ ‫ِم ْن أ َ ْش َر‬


َ ‫اط السها‬

Perkataan ‫م ْن‬pada
ِ hadits ini berfungsi ‫ ت َ ْب ِعيض‬yang berarti “sebagian” atau “di antara”.
ِ ‫ أَ ْش َر‬mengandung arti syarat terjadinya saat kehancuran, yang difahami oleh
Sedangkan ‫اط السها َع ِة‬
ulama sebagai tanda bakal terjadinya kiamat, atau tanda-tanda akhir zaman. Dengan demikian
tanda akhir zaman bukan hanya yang diungkapkan pada hadits ini belaka, masih banyak yang
lainnya. Adapun yang diungkapkan dalam hadits ini hanya sebagaiannya.

4. ‫ظ َه َر ْال َج ْه ُل‬
ْ َ‫أ َ ْن يَ ِق هل ْال ِع ْل ُم َوي‬

Mansur Ali Nashif,[2] mengomentari hadits ini dengan menyatakan bahwa di antara tanda akhir
zaman adalah hilangnya ilmu disebabkan kaum ulama banyak yang wafat, dan tidak ada yang
menggantikannya hingga kebodohan semakin merajalela yang berakibat manusia banyak yang
sesat. Abdurrahman Al-Banna,[3] berpendapat isyarat hadits adalah merajalelanya kebodohan di
kalangan umat, sehingga yang punya ilmu tidak nampak keilmuannya. Boleh jadi orang yang
tidak berilmu malah meraih kekuasaan, karena dipilih masyarakat. Sabda Rasul: ‫ ان ي ِقل العلم‬dalam
riwayat Muslim berbunyi: ‫ ان يرفع العلم‬sebagaimana riwayat Sa’id bin Abi Syaibah dan Hammam
sebagaimana dikutip dalam kitabul-Hudud, kitabul-Asyribah dan kitabun-Nikah riwayat Bukhari.
Perkataan ‫ ان يقل‬yang berarti menjadi sedikit, ada kemungkinan menunjukkan di permulaan akhir
zaman, yang kemudian lama kelamaan menjadi hilang ilmu itu sebagaimana ditandaskan ‫ان يرفع‬.
Namun sebenarnya perkataan ‫ ان يقل العلم‬juga bisa saja mem-punyai makna hilang ilmu.

Tanda yang pertama kehadiran akhir zaman ialah diangkatnya ilmu dan semakin nampaknya
kebodohan, sebagaimana dalam sabdanya: ‫ظ َه َر ْال َج ْه ُل‬
ْ ‫ أ َ ْن َي ِق هل ْال ِع ْل ُم َو َي‬atau dalam redaksi lain berbunyi:
‫ يرفع العلم يظهر الجهل‬Perkatan ‫ يرفع العلم‬ilmu diangkat bisa berarti hakiki bisa juga berarti majazi.
Makna secara hakiki ialah Allah SWT mencabut ilmu dari dunia ini, hingga yang ada hanyalah
orang bodoh.
‫ض ا ْل ِع ْل َم ا ْنتِزَ اعًا‬ َّ ‫سلَّ َم يَقُو ُل ِإ َّن‬
ُ ‫ّللاَ ََل يَ ْق ِب‬ َ ‫ّللاُ َعلَ ْي ِه َو‬َّ ‫صلَّى‬ َ ِ‫ّللا‬ ُ ‫س ِم ْعتُ َر‬
َّ ‫سو َل‬ َ : ‫ّللاُ َع ْنهُ قَا َل‬
َّ ‫ي‬ َ ‫ض‬ ِ ‫اص َر‬ ِ ‫ّللاِ ب ِْن َع ْم ِرو ب ِْن ْال َع‬
َّ ‫عن َع ْب ِد‬
ْ‫سئِلُوا فَأ َ ْفت َ ْوا بِغَي ِْر ِعل ٍم‬ َ ً
ُ ‫سا ُج َّهاَل ف‬ ً ‫اس ُر ُءو‬ َّ َ َّ ْ َ َ َّ
ُ ‫اء َحتى إِذا ل ْم يَت ُر ْك َعا ِل ًما ات َخذ الن‬ َ ْ
ِ ‫ْض العُل َم‬ َ ْ ْ
ِ ‫ض ال ِعل َم بِقب‬ ْ ْ َ
ُ ِ‫اس َول ِكن يَقب‬ َّ
ِ ‫عهُ ِمنَ الن‬ ُ ‫يَ ْنت َِز‬
* ‫ضلُّوا‬َ َ‫ضلُّوا َوأ‬ َ َ‫ف‬

“Sesungguhnya Allah SWT tidak mencabut ilmu langsung dari manusia yang berilmu (menjadi
bodoh). Namun Ia mencabut ilmu dari dunia dengan meninggalnya ulama. Andaikata ulama
sudah tidak tersisa, maka kaum juhala (orang bodoh) diangkat masyarakat jadi pemimpinnya.
Jika masyarakat minta fatwa, maka juhala itu memberikan jawaban tanpa ilmu, yang akhirnya
mereka tersesat dan menyesatkan”. H.R. Mutafaq Alaih.[4]

Menurut hadits ini, pada suatu saat Allah SWT mencabut ilmu dengan mewafatkan kaum ulama.
Ulama merupakan lambang kemajuan ilmu. Tanpa ulama ilmu akan pudar. Jika ulama telah tiada
maka orang bodohlah yang menjadi pemimpin yang memfatwakan dengan kebodohan.
Akhirnya, manusia banyak yang sesat. Yang benar disingkirkan dan salah dipelihara. Yang benar
dianggap salah, yang salah dianggap benar. Mungkin saja, pada waktu itu banyak orang pintar,
orang cerdas di bidang pengatahun, seni dan teknologi, tapi bodoh di bidang aqidah dan
keimanan. Mungkin pula ada orang yang memiliki pengetahuan tentang al-Qur’an dan sunnah,
tapi tidak memiliki keberanian untuk menerangkannya, karena merasa takut kehilangan pengaruh
atau jabatan. Orang yang demikian tidak tergolong ulama, walau pun berilmu. Ulama adalah
orang yang berilmu dan pandai mengamalkannya serta tidak merasa takut oleh siapa pun selain
oleh Allah SWT. Firman-Nya:

‫ِإنه َما َي ْخشَى هللا ِم ْن ِع َبا ِد ِه ْالعُلَ َماؤُ ا ِإ هن هللا َع ِزي ٌْز َغفُ ْو ٌر‬

Sesungguhnya yang takut kepada Allah di antara hamba-hamba-Nya hanyalah ulama.


Sesungguhnya Allah Maha Perkasa lagi Maha Pengampun. Qs.35:28

Berdasar ayat ini, yang takut kepada Allah itu adalah ulama. Oleh karena itu ulama hanya takut
oleh Allah dan tidak takut oleh yang lainnya. Jika ada orang yang takut oleh selain Allah, maka
tidak termasuk golongan ulama, walau pun berilmu. Tidak semua orang berilmu itu masuk
kategori ulama, tapi setiap ulama pasti berilmu. Orang yang berilmu dan hanya takut oleh Allah,
itulah ulama. Tampaknya bisa dibedakan antara ilmuwan dengan ulama. Siapa pun yang berilmu
bisa disebut ilmuwan, tapi belum tentu masuk ke kategori ulama yang diridlai Allah SWT.

Dengan demikian diangkatnya ilmu dan munculnya kebodohan sebagai tanda akhir zaman itu,
mungkin saja dalam kenyataannya masih banyak ilmuwan. Namun ilmuwan itu tidak bertindak
sebagai ulama, sehingga yang nampak dipermukaan adalah kebodohan. Tampaknya jika hal ini
terjadi, ulama dianggap sudah wafat, walau ilmuwan banyak yang hidup. Kalau sudah demikian,
maka kebenaran semakin tersembunyi kebathilan semakin nampak. Orang yang berbuat salah
bisa bebas dari hukuman, orang yang benar bisa dihukum, karena hakim yang berkuasa tidak
menjalankan dan tidak menegakkan kebenaran.

‫ار‬ ِ ‫ف ْال َح َّق فَلَ ْم َي ْق‬


َ ‫ض ِب ِه َو َج‬ َ ‫ضى ِب ِه فَ ُه َو ِفى ال َجنَّ ِة َو َر ُج ٌل َع َر‬ َ َ‫ف ْال َح َّق فَق‬ َ ‫احد ٌ ِفي ال َجنَّ ِة َر ُج ٌل َع َر‬ِ ‫ار َو َو‬ ِ ‫ ِإثْن‬:ٌ‫ضاة ُ ثَالَثَة‬
ِ َّ‫َان ِفي الن‬ َ ُ‫ا َ ْلق‬
ِ َّ‫اس َعلَى َج ْه ٍل فَ ُه َو فِي الن‬
‫ار‬ ِ َّ‫ضى ِللن‬ ْ
َ َ‫ف ال َح َّق فَق‬ ِ ‫ار َو َر ُج ٌل لَ ْم يَ ْع ِر‬ ْ
ِ َّ‫فِى ال ُح ْك ِم فَ ُه َو فِ ْي الن‬
Hakim itu terbagi kepada tiga golongan, dua golongan masuk neraka dan hanya satu yang
masuk surga; seseorang mengetahui kebenaran kemudian menegakkan kebenaran tersebut,
maka dia masuk surga. Seseorang tahu akan kebenaran tapi tidak mau menghukum dengan
kebenaran itu bahkan dia berbuat jahat dalam meng-hukum, maka ia masuk neraka. Seorang
lagi tidak mengetahui kebenaran, kemudian menghukum manusia atas dasar kebodohan, maka
ia juga masuk neraka. Hr. Empat ahli hadits[5] dan dianggap shahih oleh al-Hakim.[6]

Hadits ini menandaskan bahwa dari tiga hakim hanya satu yang akan masuk surga yaitu yang
tahu betul tentang kebenaran dan menghukum dengan kebenaran tersebut. Sementara yang
lainnya menjadi ahli neraka, karena tidak menjalankan hukumnya berdasar kebenaran. Sungguh
sedikit jumlah orang yang berilmu dan mengamalkan ilmunya itu. Orang yang tidak menegakkan
kebenaran, walau dia berilmu adalah termasuk bodoh. Dengan demikian ‫ يظهر الجهل‬atau
munculnya kebodohan yang menjadi tanda akhir zaman itu bisa jadi kebodohan orang pinter.
Maksudnya banyak orang pinter, tapi bodoh dalam beramal.

Saat ini diakui bahwa ilmu pengetahuan dan teknologi itu semakin berkembang, tapi ternyata
masih banyak kema’siatan dan kemunkaran yang merajalela. Ahli hukum, sarjana hukum, juga
semakin bertambah jumlahnya, tapi banyak orang yang melanggar hukum, tidak mendapat
hukuman.

5. ‫الزنَا‬ ْ ‫َو َي‬


ِ ‫ظ َه َر‬

Tanda akhir zaman berikutnya ialah apabila perzinahan telah nampak dan merajalela,
sebagaimana diungkapkan dalam hadits ‫ ويظهر الزنا‬. Merajalelanya perzinahan disebabkan
berbagai faktor. Faktor yang paling dominan, tentu saja karena kurangnya kesadaran masyarakat
atas bahaya perzinahan, baik dari kesehatan maupun dari segi keimanan. Orang yang beriman
dan tetap dalam keimanannya tidak akan berzina. Indikasi keterlibatan remaja-remaja dalam
perilaku se*s bebas semakin terlihat. Setidaknya remaja yang sedang dimabuk kasmaran,
minimalnya mereka melakukan tindakan yang mengarah pada proses awal sebelum terjadi
penetrasi yang tidak layak mereka lakukan. Jangankan di usia remaja, anak yang baru menginjak
Sekolah Dasar saja sudah mengerti apa itu berpacaran, bahkan banyak dari anak SD tersebut
yang sudah belajar untuk memadu kasih, ya biarpun dalam istilahnya cinta monyet, tapi nantinya
juga akan menjurus pada yang tidak diharapkan, sungguh tragis. Adegan berciuman merupakan
bumbu dari berpacaran, kata mereka “berpacaran tanpa berciuman / cipokan akan terasa hambar
dan tidak mempunyai makna tersendiri”. Berawal dari adegan berciuman, pada umumnya para
remaja tidak bisa mengontrol diri karena mereka pada merasakan rangsangan yang sangat kuat
dari berciuman, saling raba-meraba dan akhirnya terjadi penetrasi. Siapa yang rugi? Pasti
kerugian akan diderita oleh sang wanita. Sungguh mengkhawatirkan pergaulan remaja di
Indonesia saat ini. Indikasi keterlibatan mereka dalam perilaku seks bebas semakin terlihat.
Minimal, mereka melakukan tindakan yang mengarah pada proses awal sebelum terjadi penetrasi
yang sangat tidak diharapkan.
Dikutip oleh Tempo dari Maria Ulfah Anshor, Ketua Komisi Perlindungan Anak Indonesia
(KPAI), mulainya berbagai adegan yang mengarah pada urusan seksual ini tidak lepas dari
aktivitas pacaran dini. Banyak remaja Indonesia sudah melakukan pacaran kala usia mereka 12
tahun. Usia ini adalah usia rata-rata remaja saat ini dalam melakukan pacaran. Menurut survey
kesehatan reproduksi yang dilakukan BKKBN, usia tersebut jauh berbeda dengan penelitian
yang dilakukan 10 tahun lalu. Anak kelas enam SD saat ini, sudah tidak segan lagi memadu
kasih.
Gawatnya lagi, perilaku tidak senonoh dilakukan para remaja yang berpacaran ini kala mereka
bertemu. Sekitar 92 persen remaja yang berpacaran, saling berpegangan tangan. Ada 82 persen
yang saling berciuman. Dan, 63 persen remaja yang berpacaran, tidak malu untuk saling meraba
(petting) bagian tubuh kekasih mereka yang seharusnya tabu untuk dilakukan. Ada perbedaan
gaya pacaran remaja sekarang dengan dulu. Remaja saat ini lebih permisif untuk melakukan apa
pun demi “cinta”. Semua aktivitas itu yang akhirnya memengaruhi niat untuk melakukan seks
lebih jauh. Menurut Maria, seks bebas ini membuat angka penderita HIV/AIDS di kalangan
remaja meningkat tajam. Ada peningkatan 700 persen dari jumlah antara tahun 2004 hingga
2010, dari awalnya 154 kasus menjadi 1.119 kasus. Diperkirakan, penyebab utama remaja
mengenal pornografi adalah dari teve, internet, dan kebebasan berlebihan yang diberikan pada
anak di lingkungan keluarga.[7] Pergaulan seks bebas di kalangan remaja Indonesia saat ini
memang sangatlah memprihatinkan. Berdasarkan beberapa data, di antaranya dari Komisi
Perlindungan Anak Indonesia (KPAI) menyatakan sebanyak 32 persen remaja usia 14 hingga 18
tahun di kota-kota besar di Indonesia (Jakarta, Surabaya, dan Bandung) pernah berhubungan
seks. Hasil survei lain juga menyatakan, satu dari empat remaja Indonesia melakukan hubungan
seksual pranikah dan membuktikan 62,7 persen remaja kehilangan perawan saat masih duduk di
bangku SMP, dan bahkan 21,2 persen di antaranya berbuat ekstrim, yakni pernah melakukan
aborsi. Aborsi dilakukan sebagai jalan keluar dari akibat dari perilaku seks bebas. Bahkan
penelitian LSM Sahabat Anak dan Remaja Indonesia (Sahara) Bandung antara tahun 2000-2002,
remaja yang melakukan seks pra nikah, 72,9% hamil, dan 91,5% di antaranya mengaku telah
melakukan aborsi lebih dari satu kali. Data ini didukung beberapa hasil penelitian bahwa terdapat
98% mahasiswi Yogyakarta yang melakukan seks pra nikah mengaku pernah melakukan aborsi.
Secara kumulatif, aborsi di Indonesia diperkirakan mencapai 2,3 juta kasus per tahun. Setengah
dari jumlah itu dilakukan oleh wanita yang belum menikah, sekitar 10-30% adalah para remaja.
Artinya, ada 230 ribu sampai 575 ribu remaja putri yang diperkirakan melakukan aborsi setiap
tahunnya. Sumber lain juga menyebutkankan, tiap hari 100 remaja melakukan aborsi dan jumlah
kehamilan yang tidak diinginkan (KTD) pada remaja meningkat antara 150.000 hingga 200.000
kasus setiap tahun.Selain itu survei yang dilakukan BKKBN pada akhir 2008 menyatakan, 63
persen remaja di beberapa kota besar di Indonesia melakukan seks pranikah. Dan, para pelaku
seks dini itu menyakini, berhubungan seksual satu kali tidak menyebabkan kehamilan.Sumber
lain juga menyebutkan tidak kurang dari 900 ribu remaja yang pernah aborsi akibat seks bebas
(Jawa Pos, 28-5-2001). Dan di Jawa Timur, remaja yang melakukan aborsi tercatat 60% dari
total kasus (Jawa Pos, 9-4-2005).[8] Perkumpulan Keluarga Berencana Indonesia (PKBI)
Jawa Barat mencatat 57% remaja Kota Bandung telah melakukan hubungan seksual di
luar nikah.[9] Pusat Pelayanan Terpadu Pemberdayaan Perempuan dan Anak (P2TP2A) Jawa
Barat mendapatkan temuan, 28 persen pekerja seks anak/remaja di Bandung Raya adalah pelajar
aktif atau masih bersekolah. Hal ini diungkapkan Wakil Ketua P2TP2A Provinsi Jawa Barat
Yeni Huriyani, yang ditemui pada acara Seminar Nasional & Call Paper Psikologi Unisba 2013
di Aula Unisba, Jalan Taman Sari, Rabu (4/9/2013) kemarin.Yeni mengatakan, para remaja yang
terjerumus perilaku negatif ini masih bersekolah seperti pelajar pada umumnya. Menurut Yeni,
pihak sekolah, bahkan orangtua mereka, mungkin tidak tahu aktivitas anak mereka di luar.
Ironisnya, perilaku mereka dipicu antara lain oleh gaya hidup.”Ada pergeseran dalam
lingkungan. Gaya hidup jadi berubah. Hanya karena ingin bisa nongkrong di kafe elite, jajan di
kafe elite, mereka seperti itu (jadi pekerja seks). Bahkan, ada yang ingin handphone bagus, lalu
janjian di luar sekolah,” katanya.[10]

6. ‫ َوت ُ ْش َرب الخ َْم ُر‬merajalalelanya yang klecanduan khamr

khamr atau minuman keras, narkotik, dan sebangsanya serta perzinahan merajalela. Saat ini telah
nampak sehingga kedua perbuatan jahat ini mendapat legitimasi dan legalitas. Imam
Nawawi,[11] berpendapat bahwa yang dimaksud khamr diminum sebagai tanda akhir zaman
ialah merajalelanya para peminum sehingga berani secara terang-terangan. Tanda yang kedua
tibanya akhir zaman ialah apabila khamr telah menjadi minuman masyarakat, sebagaimana
ditegaskan dalam sabdanya. ‫ يشرب الخمر‬Dalam riwayat Bukhari dan Muslim diterangkan bahwa
Umar Bin Khathab pernah berkhuthbah dan menagaskan:‫ والخ َْمر َماخَا َم َر العَ ْقل‬Khamr ialah segala
sesuatu yang mengakibatkankan tertutupnya fungsi aqal fikiran.[12] Dengan demikian istilah
khamr itu mencakup segala minuman, obat-obatan baik yang dimakan atau disunti-kan, atau
dalam bentuk apapun yang bila digunakan mengakibatkan tidak berfungsinya akal, alias me-
mabukkan. Istilah yang digunakan sekarang adalah NAZA (Narkotik, Alkohol dan Zat Adiktif
lainnya). Istilah khamr merupakan kata jadian dari sifat bukan dari nama benda. Oleh karena itu
al-Qur’an maupun hadits tidak menyebutkan nama benda atau zatnya, melainkan sifatnya.
Dinamakan khamr, yang dalam bahasa aslinya berarti menutup, karena zat tersebut dapat
menutupi fungsi akal atau mempengaruhi-nya sehingga mengurangi kemampuan berfikir.[13]
Dengan demikian, ecstasy, heroin, narkotik, minuman keras, bius, dan zat adikitif lainnya
termasuk khamr. Abd Allah bin Baz dan Ulama Saudi lainnya di abad XX berpendapat bahwa
rokok termasuk khamr.

Diterangkannya, dari banyaknya kasus narkoba itu. Pecandu narkoba jenis sabu-sabu masih
mendominasi, disusul dengan ekstasi. “Untuk 2012 ini ada peningkatan pemakai narkoba di
Surabaya. Terbukti pengungkapan kasusnya meningkat hingga 50 % dan rata-rata mereka
memakai untuk bersenang-senang di tempat hiburan malam,” tambah Iskandar. Sementara itu
dari banyaknya tersangka, Iskandar mengatakan banyak pengguna yang masih berusia belia.
Yakni usia antara 15 – 19 tahun sebanyak 2 orang. Usia 20 – 24 tahun ada 11 orang dan usia 25 –
64 sebanyak 39 orang.[14]

ِ ‫الر َجا ُل َحتهى يَ ُكونَ ِلخ َْمسِينَ ا ْم َرأَةً ْالقَ ِي ُم ا ْل َو‬


7. ُ‫احد‬ َ ِ‫َوت َ ْكث ُ َر الن‬
ِ ‫سا ُء َويَ ِق هل‬

Semakin sedikitnya kaum pria, karena banyak terjadi peperangan, dan kaum wanita semakin
banyak jumlahnya hingga satu pria berbanding lima puluh wanita. Sabda Rasul SAW: ‫وتكثر النساء‬
ada kemungkinan disebabkan terjadinya banyak kekacauan yang menimbulkan peperangan
hingga kaum pria banyak yang terbunuh, karena mereka ahli perang beda lagi dengan wanita.
Namun pendapat ini perlu dipertimbangkan keabsahannya. Hadits Abi Musa dalam bab Zakat
diterangkan bahwa jumlah kaum wanita itu akan lebih banyak. Tidak diterangkan apa sebabnya,
melainkan hanya kepastian di akhir zaman. Mungkin saja pada satu saat Allah SWT
menakdirkan seperti itu, sehingga yang lahir ke dunia ini lebih banyak wanita dibanding pria.
Banyak kaum wanita juga ada kaitannya dengan semakin merajalelanya kebodoan dan
menurunnya ilmu pengetahuan. Sedangkan yang dimaksud dengan sabda Rasul ‫ لخمسين‬bisa
bermakna hakiki jumlahnya secara kuantitas demikian, bisa juga bermakna majazi. Dalam hadits
Abi Musa diterangkan bahwa nanti akan kau lihat seorang pria diikuti oleh empat puluh wanita.
Sabda Rasul SAW : ‫ القيم‬berarti orang yang betanggung jawab urusan wanita. Kita ketahui
bahwa kaum pria itu merupakan pemimpin bagi kaum wanita. Tanda akhir zaman berikutnya
adalah apabila jumlah wanita semakin banyak dan kaum pria semakin sedikit, sebagimana
diungkap dalam hadits:

َ ‫الر َجا ُل َحتَّى َي ُكونَ ِلل َخ ْم ِسيْنَ ا ْم َرأَة ً القَيِ ُم‬


ُ ‫الو ِحد‬ َ ِ‫َوت َ ْكث ُ َرالن‬
ِ ‫سا ُء َويَ ِق َّل‬

(Semakin banyak kaum wanita dan semakin sedikit kaum pria, sehingga bagi lima puluh wanita
hanya satu yang menaji pemimpin).

Apakah yang dimaksud dengan banyaknya wanita sebagaimana diungkap dalam hadits itu
bermakna hakiki ataukah majazi, tentu diperlukan analisis khusus. Namun baik secara hakiki,
maupun majazi, saat ini telah terjadi. Menurut perhitungan statistik, telah jelas. Allah SWT
mungkin berkehandak demikian, kaum ibu sekarang ini lebih banyak melahirkan bayi wanita
dibanding pria. Apalagi di negeri yang berkecamuk peperangan; akan semakin mencolok
perbedaan jumlah pria dengan wanita itu. Namun bila yang dimaksud hadits tersebut adalah
jumlah wanita lebih banyak di banding pria secara kuantitas, nampaknya saat ini belum terjadi.
Dari data sensus penduduk dunia, jumlah laki-laki adalah sebesar 3.532.503.174 orang atau
sebesar 50.3%, sedangkan jumlah penduduk dunia wanita sebesar 3.485.040.790 atau sebesar
49.7% dari total penduduk 7.017.543.964. Tahun 2013 statistik.[15]

Data statisktik di atas mengisyaratkan bahwa ditinju dari perbandingan penduduk, dunia
maupun se Indonesia, belum menunjukkan akhir zaman. Namun kepastian bakal
sedikitnya jumlah pria di banding wanita di akhir zaman telah diakui secara ilmiyah.
VIVAnews – Proses evolusi kromosom Y, kromosom penentu jenis kelamin laki-laki, dianggap
tidak stabil. Peneliti genetika Universitas LaTrobe Australia, Profesor Jenny Graves
mengungkapkan, dalam waktu lima juta tahun ke depan, dampak evolusi kromosom itu bisa jadi
mengakibatkan punahnya jenis kelamin pria. Jenny mendasarkan pada perhitungan penyusutan
kromosom Y. Sekitar 166 juta tahun yang lalu, kromosom Y mempunyai 1.669 gen. Namun, hari
ini jumlahnya menyusut menjadi 45 gen saja. Artinya, per satu juta tahun, gen kromosom Y
hilang 9,8 gen. “Dengan perhitungan tersebut, kromosom Y akan punah dalam 4,6 juta tahun
yang akan datang, dan pria bisa punah,” jelas Profesor Jenny dalam presentasi seminar “Genom
Aneh pada Hewan, Jenis Kelamin dan Masa Depan Pria” di Kedubes Australia, Kuningan,
Jakarta, Rabu 21 Agustus 2013. Dia menyebutkan, penyebab merosotnya gen yakni mutasi,
pembatalan, dan penyisipan sel secara terus menerus dalam testis. Menurutnya tempat testis
berkembang menjadi lingkungan yang kurang baik bagi kromosom Y. Dalam evolusi itu, gen
potensial laki-laki yang dibawa oleh kromosom Y, banyak yang disalin ke kromosom X.
Akibatnya, jenis kelamin laki-laki bisa menyusut di masa depan.
Ia juga berspekulasi, bila nantinya manusia tidak punah, maka gen dan kromosom penentu jenis
kelamin baru akan berevolusi. “Ini proses yang alamiah. Mungkin nantinya akan mengarah pada
evolusi spesies hominid baru,” katanya.[16]

Ada kemungkinan pula, makna ‫سا ُء‬ َ ِ‫ َوتَ ْكث ُ َرالن‬banyak wanita itu secara majazi yang menunjukkan
kualitasnya, bila eksistensi kaum wanita lebih nampak di banding kaum pria. ‫ِلل َخ ْم ِسيْنَ ا ْم َرأَة ً القَيِ ُم‬
ُ‫الو ِحد‬
َ juga bisa berarti dari lima puluh manusia hanya satu yang memiliki kejantanan? Hanya
Allah dan Rasul-Nya yang mengetahui ta’wilnya. Namun yang jelas, saat ini banyak sekali kaum
pria yang tidak jantan. Banyak pula pria yang berpenampilan wanita. Banyak sekali pemimpin
yang hanya berusaha untuk disenangi atasannya. Banyak sekali orang yang tidak berani
mengemukakan pendiriannya di hadapan atasan. Orang yang demikian, tampaknya lebih tepat
dinamakan laki-laki tidak jantan, walau jenis kelaminnya pria. Dengan kata lain di akhir jaman,
banyak manusia yang kelaminnya jantan, tapi sikapnya betina. Kalau ketidakjantanan semacam
ini dimiliki oleh kaum cendikiawan, lebih berbahaya lagi, sebab mereka akan memberi fatwa
yang disesuaikan dengan kondisi dan situasi, walau bertentangan dengan akidahnya.

C. Beberapa Ibrah

1. Tanda-tanda akhir zaman cukup banyak yang diungkapkan dalam berbagai hadits, tapi empat
tanda akhir zaman yang diungkapkan dalam hadits ini merupakan sebagiannya. Ungkapan Rasul
SAW tersebut tentu saja merupakan kepastian yang tidak perlu diragukan. Dengan mengetahui
tanda akhir zaman tersebut bukan hanya sebagai pengetahuan, tapi sebagai peringatan. Setiap
muslim mesti mewaspadai sutau yang bakal terjadi, jangan sampai tertimpa dampak negatifnya.

2. Memperhatikan data yang ada berdasar hasil penelitian ilmiyah, jelaslah bahwa tanda akhir
zaman itu sudah nampak seperti (1) munculnya kebodohan di permukaan, sedangkan kecerdasan
semakin meredam. (2) merajalelanya perzinahan, ternyata bukan hanya di kalangan dewasa, tapi
juga di kalangan remaja bahkan anak-anak; (3) merajalelanya mabuk-mabukan, baik khamr
berupa minuman keras maupunj narkoba, bahkan sampai ke penjara dan aparat keamanan yang
terkena; (4) semakin sedikitnya kepemimpinan pria, atau eksistensinya di permukaan baik dunia
social, politik mapun perekonomian.

3. Jumlah manusia yang berjenis kelamin pria, saat ini memang masih lebih banyak di banding
kaum wanita. Artinya bila ditinjau dari jumlah atau kuantitas, belum menunjukkan akhir zaman.
Namun semakin lama semakin menipis, karena pengaruh kromosom. Walau secara jenis kelamin
pria masih banyak jumlahnya, tapi eksistensinya semakin menurun. Sama halnya jumlah
ilmuwan semakin bertambah, tapi yang berkuasa di permukaan banyak yang bukan ahlinya.
Tanda akhir zaman tidak bisa dihindari bakal terjadi, yang perlu diwaspadai adalah dampak
negatifnya. Oleh karena itu setiap umat Islam mesti berusaha saling mengingatkan sesamanya,
jangan sampai menjadi korban akhir zaman.

Hadits Pertama

‫إن كَانَ ِم ْن أَ ْه ِل ال َجنَّ ِة فَ ِم ْن أَ ْه ِل‬


ْ ِ ‫علَ ْي ِه َم ْقعَ ُدهُ بال َغدَا ِة وا ْلعَشِي‬ َ ‫ض‬ َ ‫ إِنَّ أ َ َح َد ُك ْم إِذَا َماتَ ع ُِر‬: ‫سلَّ َم‬
َ ‫علَ ْي ِه َو‬
َ ُ‫صلَّى هللا‬ ُ ‫قَا َل َر‬
َ ِ‫س ْو ُل هللا‬
َ‫ هذا َم ْق َعدُكَ َحتَّى َي ْب َعثَكَ هللاُ َي ْو َم ال ِق َيامة‬: ‫ فَيُ َقا ُل‬، ‫وإن كَانَ ِم ْن أ َ ْه ِل النَّ ِار َف ِم ْن أ َ ْه ِل النَّ ِار‬
ْ ، ‫ال َجنَّ ِة‬

( ‫)صحيح البخاري‬

Sabda Rasulullah SAW: “Sungguh jika diantara kalian telah wafat, diperlihatkan padanya
tempatnya kelak setiap pagi dan sore, jika ia penduduk surga maka diperlihatkan bahwa ia
penduduk surga, jika ia penduduk neraka maka diperlihatkan bahwa ia penduduk neraka,
dan dikatakan padanya: inilah tempatmu. Demikian hingga kau dibangkitkan Allah di hari
kiamat” (Shahih Bukhari)

Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam bersabda bahwa barangsiapa yang telah wafat maka ia
akan melihat tempatnya kelak yang akan ia tempati, setiap pagi dan sore diperlihatkan
kepadanya, maka apabila ia akan menempati sorga maka ia akan melihat surga, namun apabila ia
akan menempati neraka maka ia akan melihat neraka di setiap pagi dan sore, dan jika hal itu
yang terjadi maka itu merupakan siksaan yang cukup tanpa ada siksaan kubur, begitupula jika ia
diperlihatkan surga di setiap pagi dan sore maka hal itu merupakan kenikmatan yang luhur
sebelum menempatinya. Maka fahami dan renungkanlah bahwa hal itu pasti akan datang kepada
kita, dan sungguh beruntung bagi mereka yang setiap pagi dan sorenya melihat surga yang akan
menjadi tempatnya kelak, maka hari-harinya semakin dekat dengan hari perjumpaannya dengan
Allah subhanahu wata’ala. Al Imam Ibn Hajar Al Asqalani dalam Fathul Bari bisyarh Shahih Al
Bukhari menjelaskan bahwa hadits ini mengandung makna yang sangat dalam dan memiliki
banyak makna, yang diantaranya adalah bahwa:

kehidupan setelah kehidupan telah jelas adanya dan dibuktikan dengan hadits ini, hadits
ini membuktikan bahwa ruh itu tetap hidup di alam kubur, karena yang wafat hanyalah
jasad. Hadits di atas menyebutkan bahwa akan diperlihatkan tempat seseorang kelak di
akhirat dan hal itu membutuhkan kehidupan, karena jika ruh telah meninggal maka apa
yang diperlihatkan tidak akan terlihat olehnya, maka ruh orang yang telah meninggal
akan tetap hidup sehingga ruh itu melihat apa yang diperlihatkan kepadanya kelak saat ia
dibangkitkan oleh Allah subhanahu wata’ala.

Maka keluhuran dan kemuliaan hadits ini mengingatkan kita, bahwa jika berada dalam
kemuliaan atau dalam kehinaan, di dalam kenikmatan atau dalam musibah, dan jika hadits ini
selalu kita ingat dan kita renungi, sebagaimana kita ketahui bahwa semua ucapan rasulullah
shallallahu ‘alaihi wasallam adalah mutiara-mutiara indah, dan jika kita berpegang teguh satu
dari mutiara-mutiar indah tersebut, berpegang dengan satu hadits ini, sungguh hal ini akan
menjadi obat di saat kita dalam keadaan sedih dan juga tidak akan membuat kita tertipu di saat
kita dalam kenikmatan dan akan membuat kita selalu bersyukur dengan berpegang pada hadits
ini, mengapa? karena kelak setelah kita wafat kita akan memiliki tempat keabadian, dimana di
saat berada di alam kubur Allah subhanahu wata’ala memperlihatkan kepada ruh kita di setiap
pagi dan sore tempat yang akan kita tempati kelak, surga atau neraka. Maka sungguh sangat
beruntung bagi orang-orang yang beriman, dan beruntunglah kita yang hadir di majelis ini karena
berada dalam tumpahan rahmat Allah subhanahu wata’ala.

Beruntunglah mereka yang meninggal dalam keadaan husnul khatimah, dan sangat beruntung
pula mereka yang memiliki keturunan yang shalih dan shalihah. Sebagaimana diriwayatkan
dalam Shahih Al Bukhari bahwa sayyidina Abdullah bin Abbas RA menjelaskan dimana ketika
datang seorang lelaki kepada Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam dan bertanya :

“wahai Rasulullah, ibuku telah wafat apakah akan bermanfaat baginya jika aku bersedekah
atas nama ibuku ?”, maka Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam menjawab :

“iya betul, hal itu bermanfaat bagi ibumu yang telah wafat”. Maka bersedekah atau melakukan
amal ibadah lainnya seperti bacaan Al qur’an atau yang lainnya yang dihadiahkan untuk yang
telah wafat, hal itu bermanfaat untuknya sebagaimana yang disabdakan oleh Rasulullah
shallallahu ‘alaihi wasallam. Dan hal ini menunjukkan suatu kemuliaan bahwa tidak terputus
kebaikan sebab kematian jika mempunyai kerabat, teman, atau keturunan yang shalih dan
shalihah yang mendoakannya.

Diriwayatkan di dalam Adab Al Mufrad oleh Al Imam Al Bukhari dalam Shahihnya bahwa Abu
Hurairah RA berkata bahwa ketika salah seorang yang telah wafat dimuliakan oleh Allah
subhanahu wata’ala, derajatnya diangkat oleh Allah setelah ia wafat, kemudian ruhnya bertanya
kepada Allah subhanahu wata’ala : “Wahai Allah, bagaimana aku bisa termuliakan sedangkan
aku telah wafat?”, padahal setelah wafat ia tidak bisa berbuat apa-apa, maka dikatakan kepada
ruh tersebut : “ anakmu telah memohonkan pengampunan kepada Allah atas dosa-dosamu”,
maka Allah menaikkan derajatnya di alam kuburnya, dan terlebih lagi kelak di akhiratnya.

Dan Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam bersabda diriwayatkan dalam Shahih Ibn Hibban
dan lainnya :

َ ‫يهنَّ َدع َْوةُ ا ْل َوا ِل ِد‬


‫ع َلى َو َل ِد ِه َو َدعْو‬ ِ ‫ستَجَابَاتٌ ََل شَكَّ ِف‬ ُ ‫سافِ ِر ََث َ ََل‬
ٍ ‫ث َدع ََوا‬
ْ ‫ت ُم‬ ِ ُ‫ةُ ا ْل َم ْظل‬
َ ‫وم َو َدع َْوةُ ا ْل ُم‬

“Tiga doa yang mustajab yang tidak diragukan lagi yaitu doa orang tua terhadap anaknya,
doa orang yang terdzhalimi, dan doa orang yang bepergian”

Tiga doa yang pasti dikabulkan oleh Allah subhanahu wata’ala tanpa ada keraguan, yaitu adalah
doa orang tua terhadap anaknya, kedua doa orang yang terzhalimi, maka berhati-hati terhadap
orang yang dizhalimi karena jika ia berdoa kepada Allah subhanahu wata’ala maka sungguh
doanya akan dijawab oleh Allah, ketiga adalah doa orang yang dalam perjalanan, selama
perjalanannya bukan dalam maksiat maka doanya pasti dikabulkan oleh Allah subhanahu
wata’ala. Hadits ini menjelaskan bahwa yang dimaksud adalah doa seorang ayah kepada
anaknya, namun bagaimana dengan doa seorang ibu kepada anaknya?, maka tanpa keraguan
bahwa terlebih lagi doa seorang ibu akan dikabulkan oleh Allah subhanahu wata’ala, maka
selama seseorang mempunyai orang tua yang masih hidup selalulah memohon doa kepada
keduanya.

Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam bersabda diriwayatkan oleh Al Imam Al Bukhari dalam
kitab Adab Al Mufrad :

ُ ‫َم ْن بر َوا ِل َد ْي ِه‬


‫ َزا َد هللاُ ع ََّز َو َج َّل فِ ْي ع ُْم ِر ِه‬،ُ‫ط ْوبَى لَه‬

“Barangsiapa yang berbakti kepada kedua orang tuanya keberuntungan baginya, Allah
menambahkan usianya”

Dalam makna yang lain bahwa baginya kelak kemuliaan di surga, dan Allah menambahkan usia
untunknya. Bagaimana usia bisa bertambah, bukankan usia itu telah ditentukan oleh Allah
subhanahu wata’ala?, hal ini yang perlu kita fahami, banyak muncul pertanyaan mengenai
“takdir”, yang sebagian diantara kita terkadang merasa bingung akan hal tersebut. Memang
takdir tidak bisa berubah karena telah ditentukan oleh Allah subhanahu wata’ala, namun Allah
juga telah menentukan sejak manusia belum lahir bahwa si fulan jika ia berbuat hal ini maka
usianya sekian, rizkinya sekian, dan wafat dalam keadaan seperti ini, dan jika ia berbuat hal ini,
maka usianya sekian dan rizkinya sekian, dan wafat dalam keadaan seperti ini, dan juga jika ia
berbakti kepada orang tuanya maka usianya demikian, dan jika ia tidak berbakti kepada kedua
orang tuanya maka usianya sekian, maka hal itu telah ditentukan oleh Allah dan tidak akan bisa
dirubah lagi. Namun jika kita memilih jalan yang terbaik, maka tentunya masa depan kita akan
berubah ke arah yang lebih baik. Mereka yang selalu mengarah kepada jalan kebaikan maka
Allah subhanahu wata’ala akan memberikan takdir yang lebih baik daripada takdir yang ia
hadapi saat itu, maka selalulah berniat dengan niat yang ikhlas untuk membenahi keadaan agar
menjadi lebih baik dan semakin baik, maka takdir kita di hari esok akan semakin baik dan
semakin indah.

Hadits Kedua

َّ‫سانِ ِه أَ ْو يَ ْر َح ُم َوإِن‬ َ ‫ِب بِ َهذَا َوأَش‬


َ ‫َار إِ َلى ِل‬ ِ ‫ب بِ َد ْمعِ ا ْلعَي ِْن َو ََل ِب ُح ْز ِن ا ْل َق ْل‬
ُ ‫ب َولَ ِك ْن يُعَذ‬ َّ َّ‫ إِن‬: ‫سلَّ َم‬
ُ ‫َّللاَ ََل يُعَ ِذ‬ َ ‫علَ ْي ِه َو‬
َ ُ‫َّللا‬
َّ ‫قال رسول‬
‫علَيْه‬ َ
َ ‫َاء أ ْه ِل ِه‬
ِ ‫ب بِبُك‬ َّ
ُ ‫ا ْل َميِتَ يُعَذ‬

(‫)صحيح البخاري‬

“Sabda Rasulullah SAW: “Sungguh Allah SWT tidak menyiksa/murka dengan linangan
airmata, tidak pula dengan kesedihan hati, namun Allah bisa murka atau bisa mengasihani
sebab ini: seraya menunjuk lidah beliau SAW, dan sungguh mayyit disiksa sebab raungan
keluarganya atas kematiannya” (Shahih Bukhari)

Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam bersabda bahwa jika seorang hamba dicintai oleh Allah
subhanahu wata’ala, maka Allah berfirman kepada Jibril AS dalam hadits qudsi riwayat Shahih
Bukhari:
‫ب فُ ََل ًنا‬ َّ َّ‫اء َفيَقُو ُل ِإن‬
ُّ ‫َّللاَ يُ ِح‬ َّ ‫ب فُ ََلنًا فَأ َ ِحبَّهُ فَيُ ِحبُّهُ ِجب ِْري ُل ث ُ َّم يُ َنادِي فِي ال‬
ِ ‫س َم‬ ُّ ‫ع ْبدًا َدعَا ِجب ِْري َل فَقَا َل ِإنِي أ ُ ِح‬ َّ ‫َّللاَ ِإذَا أَح‬
َ ‫َب‬ َّ َّ‫ِإن‬
َ ْ َ ْ
ِ ‫ض ُع لهُ القبُو ُل فِي ال ْر‬
‫ض‬ َ ُ
َ ‫اء ث َّم يُو‬ َ َ َ
َّ ‫فأ ِح ُّبوهُ فيُ ِحبُّهُ أ ْه ُل ال‬
ِ ‫س َم‬ َ

“ Sesungguhnya Allah Subhanahu wata’ala jika mencintai seorang hamba, maka Dia
memanggil malaikat Jibril dan berkata : “ Wahai Jibril, aku mencintai orang ini maka
cintailah dia!” Maka Jibrilpun mencintainya, lalu Jibril mengumumkannya kepada seluruh
penduduk langit dan berkata: “ Wahai penduduk langit, sesungguhnya Allah mencintai
orang ini, maka cintai pulalah dia oleh kalian semua, maka seluruh penduduk langit pun
mencintainya. Kemudian orang itu pun dicintai oleh segenap makhluk Allah di muka bumi
ini .”

Maka semua manusia sebelum mereka wafat, nama-nama mereka telah diserukan di kerajaan
alam semesta dan telah dikenang sebagai hamba yang dicintai Allah subhanahu wata’ala atau
hamba yang dimurkai-Nya. Namun bisa jadi dengan kehendak Allah Yang Maha Luhur dan
Maha Suci, seorang hamba bisa dirubah keputusan hidupnya dari kehinaan untuk mencapai
kemuliaan, dan hal itu tidaklah mustahil bagi Allah subhanahu wata’ala, karena alam semesta ini
adalah milik Allah subhanahu wata’ala. Allah subhanahu wata’ala mampu membolak-balikkan
kerajaan langit dan bumi ini dengan kehendak-Nya, untuk mencintai hamb-hambaNya si fulan
atau membenci si fulan.

Selanjutnya hadits Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam yang kita baca tadi, bahwa seseorang
yang menangisi orang yang telah wafat maka jenazah orang yang wafat itu tidak akan disiksa
oleh Allah subhanahu wata’ala, sebagian muslimin memahami bahwa menangisi orang yang
telah meninggal maka si mayyit akan disiksa, tidak demikian halnya bahkan sayyidina Abu Bakr
As Shiddiq menangis di depan jenazah sayyidina Muhammad shallallahu ‘alaihi wasallam,
begitu juga Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam dulu menangis di hadapan seorang bayi yang
telah wafat, begitu juga Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam mengalirkan air mata ketika
putrinya wafat. Maka Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam bersabda dan menjelaskan bahwa
Allah tidak akan menyiksa seorang yang telah meninggal karena tangisan orang-orang yang
ditinggalnya dan tidak juga Allah menyiksa atas kesedihan hati orang yang ditinggalnya , karena
sepantasnya seseorang bersedih jika ditinggal oleh kekasihnya, namun Allah subhanahu wata’ala
bisa murka terh

adap jenazah sebab ucapan mereka yang ditinggalkan atau mengasihinya . Para imam ahlu
hadits, diantaranya Al Imam Ibn Hajar Al Asqalni di dalam Fathul Bari bisyarh Shahih Al
Bukhari menjelaskan makna hadits ini adalah yang dimaksud bahwa lisan (ucapan) yang bisa
menjadikan jenazah disiksa adalah orang-orang yang melakukan niyahah (berteriak/meronta-
ronta) seakan tidak menerima takdi Allah subhanahu wata’ala, dan si mayyit semasa hidupnya
tidak mengajarkan kepada keluarganya bahwa menyesali takdir Allah adalah hal yang tercela,
maka Allah tampakkan kehinaan kepadanya dengan tangisan keluarganya atas meninggalnya,
maka dalam hal seperti ini jika semakin para keluarga dan kerabatnya menangis maka ia akan
semakin terhimpit dan tersiksa, karena ia tidak mengajarkan kepada mereka untuk menerima dan
bersabar atas takdir yang diberikan Allah kepada mereka. Maka dalam hadits tersebut tersimpan
satu kata dan menjadi dalil yang jelas bahwa Allah bisa menyayangi jenazah sebab ucapan atau
doa seseorang. Sebagian pendapat mengatakan bahwa orang yang telah meninggal maka
amalnya terputus dan tidak lagi bisa sampai kepadanya amal apapun, akan tetapi orang yang
masih hidup dapat menolong orang yang telah meninggal dengan doanya, hadits tadi merupakan
salah satu dalil akan hal ini, dimana seorang jenazah bisa disiksa atau disayangi oleh Allah sebab
lisan/ucapan orang yang hidup, jika orang yang masih hidup mendoakannya maka hal itu akan
bisa merubah keadaannya di dalam kubur. Adapun yang dimaksud ucapan orang yang masih
hidup akan menjadi musibah bagi jenazah di alam kuburnya adalah niyahah, seperti berkata
dengan berteriak sambil menangis : “jika si fulan tidak melakukan hal itu maka ia tidak akan
meninggal”, dan lainnya dari ucapan-ucapan yang menunjukkan penyesalan atas kematian
seseorang, hal itulah yang menjadikan si mayyit tersiksa di kuburnya. Namun sebagian ulama’
berpendapat bahwa selama si mayyit di masa hidupnya ia mengajarkan kepada keluarganya
untuk tabah dan sabar atas takdir Allah subhanahu wata’ala, maka ia tidak akan mendapatkan
kesulitan tersebut di kuburnya, namun yang akan mendapatkan kesulitan adalah keluarganya
yang masih hidup.

Sejak alam manusia masih berada di alam ruh sudah mengikat janji setia tentang tauhidullah QS.
7 : 172

Dan (ingatlah), ketika Tuhanmu mengeluarkan keturunan anak-anak Adam dari sulbi mereka
dan Allah mengambil kesaksian terhadap jiwa mereka (seraya berfirman): “Bukankah Aku ini
Tuhanmu?” Mereka menjawab: “Betul (Engkau Tuban kami), kami menjadi saksi”. (Kami
lakukan yang demikian itu) agar di hari kiamat kamu tidak mengata-kan: “Sesungguhnya kami
(bani Adam) adalah orang-orang yang lengah terhadap ini (keesaan Tuhan)”,

Bagi kaum muslimin harus bersyukur dan gembira, setelah ikrar ruh dimasukkan ke rahim ibu-
ibu muslimah, secara implisit ruh itu dimasukkan ke dalam rahim ibu-ibu muslimah dengan
sengaja agar selamat dunia akhirat, mau tidak ? Ada yang mau dan menerima menjadi muslim
beriman, ada yang menolak, menjadi muslim fasik (munafik). Padahal pada akhir ayat tersebut
disebutkan “Jangan sampai di hari qiamat kamu mengatakan kami lalai akan janji tersebut”.
Padahal Allah telah mengatur merealisasikan janji tersebut pada setiap shalat dalam baca’an Al
Fatihah.

“segala puji bagi Allah, Tuhan semesta alam. Maha Pemurah lagi Maha Penyayang, yang
menguasai di hari Pembalasan.” Ini adalah ikrar Tauhid.

Kemudian membaca “Dan hanya kepada Engkaulah Kami menyembah dan hanya kepada
engkaulah kami meminta pertolongan” Ini adalah ikrar kepatuhan di dalamnya mengandung
janji, tidak akan menyembah dan minta tolong kepada siapapun, kecuali hanya kepada Allah
saja. Setelah itu minta bimbingan kepada Allah agar istiqomah dan beriman

“Tunjukilah Kami jalan yang lurus”


Langsung Allah jawab agar harapannya terwujud dengan menunjuk Qs. 6 : 153

dan bahwa (yang Kami perintahkan ini) adalah jalanKu yang lurus, maka ikutilah dia, dan
janganlah kamu mengikuti jalan-jalan (yang lain)521, karena jalan-jalan itu mencerai beraikan
kamu dari jalanNya. Yang demikian itu diperintahkan Allah agar kamu bertakwa.

PerintahNya; hanya mengikuti apa yang ada dalam Al Qur’an, kalau ada ayat yang bersifat
umum, bisa mengikuti apa yang terdapat dalam hadits Nabi Saw. Dalam ayat ini cukup jelas
tidak boleh mengikuti masalah syariah dari produksi manusia, maka akan terjadi pecah belah
antara sesama muslim.

Maka selanjutnya yang diminta ‫ط ا هل ِذيْنَ أَ ْن َع ْمتَ َعلَ ْي ِه ْم‬


َ ‫ص َرا‬.
ِ “(yaitu) jalan orang-orang yang telah
Engkau beri nikmat kepada mereka“ Yaitu jalan yang sukses yang membawa iman dan taqwa
yang engkau telah berikan ni’mat kepada mereka.

Qs. 4 : 69 :

Dan barangsiapa yang menta’ati Allah dan Rasul(Nya), mereka itu akan bersama-sama dengan
orang-orang yang dianugerahi ni’mat oleh Allah, yaitu : Nabi-nabi, para shiddiiqiin314, orang-
orang yang mati syahid, dan orang-orang saleh. Dan mereka itulah teman yang sebaik-baiknya.

Kemudian yang diminta jangan dimurkai (seperti penganut Yahudi).“ bukan (jalan) mereka yang
dimurkai” Benar-benar kami takut akan murka dan la’nat Allah, seperti yang telah ditimpakan
kepada kaum Yahudi. Qs. 5 : 60:
Katakanlah: “Apakah akan aku beritakan kepadamu tentang orang-orang yang lebih buruk
pembalasannya dari (orang-orang fasik) itu disisi Allah, yaitu orang-orang yang dikutuki dan
dimurkai Allah, di antara mereka (ada) yang dijadikan kera dan babi424 dan (orang yang)
menyembah thaghut ?”. Mereka itu lebih buruk tempatnya dan lebih tersesat dari jalan yang
lurus.

Juga di dalam beribadah kami mohon tidak tersesat seperti penganut Nashoro “dan bukan (pula
jalan) mereka yang sesat”

Sekian banyak umat tersesat di kala beribadah karena beranggapan yang dilakukannya adalah
baik dan benar, padahal bukan dari Allah dan Rasul, maka di akhirat timbul penyesalan, diduga
dia akan masuk syurga, bahkan sebaliknya neraka,

maka dia menjerit-jerit minta dikembalikan ke dunia akan beramal shalih sesuai perintah Allah
dan Rasul. Qs. 35 : 37

Dan mereka berteriak di dalam neraka itu : “Ya Tuhan kami, keluarkanlah kami niscaya kami
akan mengerjakan amal yang saleh berlainan dengan yang telah kami kerjakan”. Dan apakah
Kami tidak memanjangkan umurmu dalam masa yang cukup untuk berfikir bagi orang yang mau
berfikir, dan (apakah tidak) datang kepada kamu pemberi peringatan ? maka rasakanlah (azab
Kami) dan tidak ada bagi orang-orang yang zalim seorang penolongpun.
Setelah itu semua kembali ikrar penyaksian seperti di alam ruh di kala duduk bertasyahud,
karena sudah di alam dunia kesaksiannya selain kepada Allah Swt juga kepada Rasul, karena
Rasul yang akan menjelaskan firman-firman Allah kepada umat manusia. ‫أَ ْش َهد ُ ا َ ْن َلَاِلَهَ اَِله هللاُ َوأ َ ْش َهد ُ ا َ هن‬
ُ‫س ْولُه‬
ُ ‫“ ُم َح همدًا َع ْبدُهُ َو َر‬Aku bersaksi tiada Tuhan selain Allah dan aku bersaksi bahwa Muhammad
hamba dan RasulNya.”

Tasyahud pada tahiyat ada sebutan abduhu


(hamba-Nya) agar tidak terjadi pengkultusan
pada Nabi, hawatir seperti orang Nasrani
Nabi Isa dikultuskan menjadi Tuhan. Dalam
Islam pengkultusan hanya kepada Allah saja
tidak ada yang lain-Nya, kepada Nabi hanya
shalawat saja.
Bagaimana Al-Quran Berbicara Tentang
Proses Penciptaan Manusia
(Ilmu Kandungan)?
May19 by sepdhani

Al-Quran, kitab suci yang sangat sempurna, telah


memuat bagaimana Allah Subhanahu wa Ta’ala menjelaskan tentang proses penciptaan manusia
dengan begitu jelas, sejak dari bentuk nuthfah sampai menjadi manusia sempurna. Demikian
agung dan besar kekuasaan Allah, dan ilmu pengetahuan modern telah membuktikan kebenaran
Al-Quran yang diturunkan 15 abad yang lalu tersebut.
Inilah beberapa ayat Al-Quran yang membahas tentang proses penciptaan manusia:

1. Surah An-Nahl ayat 4

ْ ُ‫سانَ ِم ْن ن‬
ِ ‫طفَة فَإِذَا ه َُو خ‬
ٌ ِ‫َصي ٌم ُمب‬
‫ين‬ َ ‫َخلَقَ اإل ْن‬

“Dia telah menciptakan manusia dari mani, tiba-tiba ia menjadi pembantah yang nyata.”

Pada ayat ini dijelaskan bahwa Allah menciptakan manusia dari nuthfah yang terkenal dalam
dunia kedokteran dengan istilah spermatozoon yang terdapat pada dirinya dan ovum yang
terdapat pada wanita.

2. Surah Al-Hajj ayat 5

‫اَلر َح ِام َما نَشَا ُء إِلَى أَ َجل‬


ْ ‫ضغَة ُم َخلهقَة َو َغي ِْر ُم َخلهقَة ِلنُبَيِنَ لَ ُك ْم َونُ ِق ُّر فِي‬ ْ ‫طفَة ث ُ هم ِم ْن َعلَقَة ث ُ هم ِم ْن ُم‬ ْ ُ‫فَإِنها َخلَ ْقنَا ُك ْم ِم ْن ت ُ َراب ث ُ هم ِم ْن ن‬
َ ‫شده ُك ْم َو ِم ْن ُك ْم َم ْن يُت ََوفهى َو ِم ْن ُك ْم َم ْن ي َُردُّ ِإلَى أ َ ْرذَ ِل ْالعُ ُم ِر ِل َكيْال يَ ْعلَ َم ِم ْن بَ ْع ِد ِع ْلم‬
‫ش ْيئًا‬ ُ َ ‫س ًّمى ث ُ هم نُ ْخ ِر ُج ُك ْم ِط ْفال ث ُ هم ِلتَ ْبلُغُوا أ‬
َ ‫ُم‬

“……Sesungguhnya Kami telah menjadikan kamu dari tanah, kemudian dari setetes mani,
kemudian dari segumpal darah, kemudian dari segumpal daging yang sempurna kejadiannya
dan yang tidak sempurna, agar Kami jelaskan kepada kamu dan Kami tetapkan dalam rahim,
apa yang Kami kehendaki sampai waktu yang sudah ditentukan, kemudian Kami keluarkan kamu
sebagai bayi, kemudian (dengan berangsur-angsur) kamu sampailah kepada kedewasaan, dan di
antara kamu ada yang diwafatkan dan (adapula) di antara kamu yang dipanjangkan umurnya
sampai pikun, supaya dia tidak mengetahui lagi sesuatupun yang dahulunya telah
diketahuinya….”

Pada ayat ini Allah s.w.t menerangkan proses kejadian manusia di dalam rahim ibunya dan
kehidupan manusia setelah ia lahir sampai mati sebagai berikut:

1. Allah telah menciptakan manusia pertama, yaitu Adam a.s, adalah dari tanah. Kemudian dari
Adam diciptakan istrinya Hawa, dari kedua jenis ini berkembang biak manusia dalam proses
yang banyak. Dan dapat pula berarti bahwa manusia diciptakan Allah berasal dari sel mani, yaitu
perkawinan sperma laki-laki dengan ovum di dalam rahim wanita. Kedua sel itu berasal dari
darah, darah berasal dari makanan yang dimakan manusia. Makanan manusia ada yang berasal
dari tumbuh-tumbuhan dan ada yang berasal dari binatang ternak atau hewan-hewan yang lain.
Semuanya itu berasal dari tanah sekalipun telah melalui beberapa proses. Karena itu tidaklah
salah jika dikatakan bahwa manusia itu berasal dari tanah.
2. Dalam ayat ini disebutkan bahwa manusia itu berasal dari “nuthfah”. Yang dimaksud dengan
“nuthfah” ialah setetes mani. Setetes mani laki-laki itu mengandung beribu-ribu sperma yang
tidak dapat dilihat dengan mata, tanpa menggunakan alat pembesar. Salah satu dari sperma ini
bertemu dengan ovum dalam rahim wanita dengan perantaraan persetubuhan yang dilakukan
oleh kedua jenis manusia itu. Pertemuan sperma dan ovum ini merupakan perkawinan yang
sebenarnya, dan pada waktu itulah terjadi proses pertama dari kejadian manusia yang serupa
terjadi pula pada binatang.
3. Sperma dan ovum yang telah menjadi satu itu bergantung pada dinding rahim si ibu dan setelah
beberapa lama berubah menjadi segumpal darah.
4. Dari segumpal darah berubah menjadi segumpal daging.
5. Kemudian ada yang menjadi segumpal daging yang sempurna, tidak ada cacad dan kekurangan
pada permulaan kejadiannya, dan ada pula yang menjadi segumpal daging yang tidak sempurna,
terdapat cacat dan kekurangan. Berdasarkan kejadian sempurna dan tidak sempurna inilah
menimbulkan perbedaan bentuk kejadian bentuk manusia, perbedaan tinggi dan pendeknya
manusia dan sebagainya. Proses kejadian “nuthfah” menjadi “’alaqah” adalah empat puluh hari,
dari “’alaqah” menjadi “mudghah” (segumpal daging) juga empat puluh hari. Kemudian setelah
lewat empat puluh hari sesudah ini, Allah s.w.t meniupkan ruh, menetapkan rezeki, amal,
bahagia dan sengsara, menetapkan ajal dan sebagainya, sebagaimana tersebut dalam hadits:
“Sesungguhnya awal kejadian seseorang kamu (yaitu sperma dan ovum) berkumpul dalam perut
ibunya selama 40 malam, kemudian menjadi segumpal darah selama itu (pula) lalu menjadi
segumpal daging selama itu (pula) kemudian Allah mengutus malaikat, setelah Allah meniupkan
ruh ke dalamnya. maka malaikat itu diperintahkan-Nya menulis empat kalimat, lalu malaikat itu
menuliskan rezekinya, ajalnya. amalnya, bahagia atau sengsara. (H.R. Bukhari dan Muslim)

6. Kemudian jika telah sampai waktunya, maka lahirlah bayi yang masih kecil itu dari dalam rahim
ibunya. Masa kandungan yang sempurna ialah sembilan bulan, tetapi jika Allah menghendaki
masa kandungan itu dapat berkurang menjadi enam bulan atau lebih dan ada pula yang lebih
dari sembilan bulan. Pada permulaan masa lahir itu manusia dalam keadaan lemah, baik jasmani
maupun rohaninya, lalu Allah menganugerahkan kekuatan kepadanya sedikit demi sedikit,
bertambah lama bertambah besar, hingga sampai masa kanak-kanak, kemudian sampai masa
dewasa. Pada masa manusia sempurna jasmani dan rohaninya, badannya sedang kuat,
pikirannya sedang berkembang, kemampuannya untuk mencapai sesuatu yang diingininya
sedang ada pula. Kemudian manusia menjadi tua, bertambah lama bertambah lemah, seakan-
akan kembali lagi kepada masa kanak-kanak dan menjadi pikun, akhirnya iapun meninggalkan
dunia yang fana ini; ada di antara manusia yang meninggal sebelum mencapai umur dewasa,
ada pula yang meninggal di waktu dewasa dan ada yang diberi Allah umur yang lanjut, sampai
tua bangka. Proses perkembangan manusia sejak lahir, menjadi dewasa dan menjadi tua ini
dilukiskan dalam firman Allah s.w.t.:

َ ‫َّللاُ اله ِذي َخلَقَ ُك ْم ِم ْن‬


َ ‫ض ْعف ث ُ هم َجعَ َل ِم ْن بَ ْع ِد‬
‫ض ْعف قُ هوةً ث‬ ‫ض ْعفًا َو َش ْيبَةً يَ ْخلُ ُق َما يَشَاء ُُ ه‬ ُ ‫َوه َُو ْالعَ ِلي ُم ْالقَد‬
َ ‫ِير ُُ هم َجعَ َل ِم ْن بَ ْع ِد قُ هوة‬

“Allah, Dialah yang menciptakan kamu dari keadaan lemah, kemudian Dia menjadikan (kamu)
sesudah keadaan lemah itu, menjadi kuat, kemudian Dia menjadikan (kamu) sesudah kuat itu
lemah (kembali) dan beruban. Dia menciptakan apa yang dikehendaki-Nya dan Dialah yang
Maha Mengetahui lagi Maha Kuasa. (Q.S. Ar Rum: 54)

3. Surah Al-Mu’minun ayat 14

َ ْ‫َّللاُ أَح‬
ُ‫سن‬ َ َ‫ام لَحْ ًما ث ُ هم أ َ ْنشَأْنَاهُ خ َْلقًا آخ ََر فَتَب‬
‫اركَ ه‬ َ ‫ظ‬َ ‫س ْونَا ْال ِع‬ ْ ‫ضغَةً فَ َخلَ ْقنَا ْال ُم‬
َ ‫ضغَةَ ِع‬
َ ‫ظا ًما فَ َك‬ ْ ‫طفَةَ َعلَقَةً فَ َخلَ ْقنَا ْالعَلَقَةَ ُم‬
ْ ُّ‫ث ُ هم َخلَ ْقنَا الن‬
َ‫ْالخَا ِلقِين‬

“Kemudian air mani itu Kami jadikan segumpal darah, lalu segumpal darah itu Kami jadikan
segumpal daging, dan segumpal daging itu Kami jadikan tulang belulang, lalu tulang belulang
itu Kami bungkus dengan daging. kemudian Kami jadikan dia makhluk yang (berbentuk) lain.
Maka Maha sucilah Allah, Pencipta yang paling baik.”
Pada ayat ini Allah s.w.t menjelaskan bahwa air mani itu Dia kembangkan dalam beberapa
minggu sehingga menjadi segumpal darah. Dari darah dijadikan segumpal daging, dan segumpal
daging itu ada bagian dalamnya yang Allah jadikan tulang belulang, dan ada bagian lain unsur
daging yang dijadikan daging. Kemudian tulang belulang itu Allah bungkus dengan daging,
laksana pakaian penutup tubuh, kemudian Allah jadikan makhluk yang (berbentuk) lain. Setelah
ditiupkan ruh kedalamnya, maka jadilah manusia yang sempurna, dapat berbicara, melihat,
mendengar, berpikir yang tadinya hanya merupakan benda mati saja. Maka Maha Suci Allah,
Pencipta Yang Paling Baik.

4. Surah Az-Zumar ayat 6:

‫ون أ ُ هم َهاتِ ُك ْم خ َْلقًا ِم ْن َب ْع ِد‬


ِ ‫ط‬ُ ُ‫احدَة ث ُ هم َج َع َل ِم ْن َها زَ ْو َج َها َوأ َ ْنزَ َل لَ ُك ْم ِمنَ اَل ْن َع ِام ثَ َمانِيَةَ أَ ْز َواج يَ ْخلُقُ ُك ْم فِي ب‬
ِ ‫َخلَقَ ُك ْم ِم ْن نَ ْفس َو‬
ُ
َ‫ص َرفون‬ ُ ‫ه‬ َ َ َ ْ ْ َ
ْ ‫َّللاُ َر ُّبك ْم لهُ ال ُملكُ َل إِلهَ إَِل ه َُو فأنى ت‬ ُ ‫ظلُ َمات ثَالث ذ ِلك ُم ه‬
ُ َ ُ ‫خ َْلق فِي‬

“Dia menciptakan kamu dari seorang diri kemudian Dia jadikan daripadanya isterinya dan Dia
menurunkan untuk kamu delapan ekor yang berpasangan dari binatang ternak. Dia menjadikan
kamu dalam perut ibumu kejadian demi kejadian dalam tiga kegelapan, yang (berbuat) demikian
itu adalah Allah, Tuhan kamu, Tuhan yang mempunyai kerajaan. tidak ada Tuhan selain dia,
maka bagaimana kamu dapat dipalingkan?”

Pada ayat ini Allah s.w.t menjelaskan bahwa Dia menciptakan manusia pada mulanya seorang
saja. Allah menciptakan manusia yang beraneka ragam warna dan bahasanya dari diri Adam.
Kemudian Allah menciptakan pasangannya Hawa. Kemudian Allah menjelaskan bahwa Dia pula
yang menciptakan delapan ekor binatang ternak yang berpasang-pasangan. Kambing sepasang,
biri-biri sepasang, unta sepasang dan sapi sepasang.
Sesudah itu Allah menjelaskan lebih jauh tentang kejadian manusia selanjutnya. Manusia
diciptakan dengan melalui proses kejadian demi kejadian. Proses kejadiannya yang pertama ialah
sebagai nutfah, sesudah itu ditempuhnya proses demi proses sebagaimana darah kental kemudian
sebagai janin. Pada saat sempurna menjadi janin itulah Allah menciptakan ruh di dalamnya
sehingga menjadilah makhluk hidup. Tanda-tanda kehidupannya dapat diketahui dari detak
jantungnya dengan menempelkan telinga ke perut sang ibu.

Di samping itu Allah s.w.t menjelaskan bahwa ketika bayi berada dalam kandungan ia berada
dalam tiga kegelapan, yaitu: 1) kegelapan rahim, 2) kegelapan plasenta (ari-ari), 3)

5. Surah Al-Ghafir ayat 67

ُ َ ‫طفَة ث ُ هم ِم ْن َعلَقَة ث ُ هم ي ُْخ ِر ُج ُك ْم ِط ْفال ث ُ هم ِلت َ ْبلُغُوا أ‬


ُ ‫شده ُك ْم ث ُ هم ِلتَ ُكونُوا‬
‫شيُو ًخا َو ِم ْن ُك ْم َم ْن يُت ََوفهى ِم ْن‬ ْ ُ‫ه َُو الهذِي َخلَقَ ُك ْم ِم ْن ت ُ َراب ث ُ هم ِم ْن ن‬
َ‫س ًّمى َولَ َع هل ُك ْم تَ ْع ِقلُون‬
َ ‫قَ ْب ُل َو ِلت َ ْبلُغُوا أ َ َجال ُم‬

“Dialah yang menciptakan kamu dari tanah kemudian dari setetes mani, sesudah itu dari
segumpal darah, kemudian dilahirkannya kamu sebagai seorang anak, kemudian (kamu
dibiarkan hidup) supaya kamu sampai kepada masa (dewasa), kemudian (dibiarkan kamu hidup
lagi) sampai tua, di antara kamu ada yang diwafatkan sebelum itu. (kami perbuat demikian)
supaya kamu sampai kepada ajal yang ditentukan dan supaya kamu memahami(nya).”

Pada ayat ini Allah menjelaskan, bahwa Dia telah menjadikan manusia dari tanah, kemudian
menjadi setetes mani, dari setetes mani menjadi sesuatu yang melekat, dan segumpal darah
menjadi segumpal daging, kemudian dilahirkan ke dunia dalam bentuk manusia.
Para ahli tafsir menerangkan bahwa yang dimaksudkan dengan Allah s.w.t menjadikan manusia
dari tanah, maksudnya ialah Allah s.w.t menjadikan manusia dari saripati yang berasal dari
tanah. Seorang bapak dan seorang ibu memakan makanan yang berasal dari tanah, dari binatang
ternak dan dari tumbuh-tumbuhan. Binatang ternak memakan tumbuh-tumbuhan dan
berkembang dengan menggunakan zat-zat yang berasal dari tanah. Sebagaimana makanan yang
dimakan ibu atau bapak itu menjadi mani. Telur mani ibu bertemu dengan mani bapak dalam
rahim ibu, sehingga menjadi segumpal darah dan seterusnya. Sebagian ahli tafsir yang lain
berpendapat bahwa yang dimaksud dengan “Allah menciptakan manusia dari tanah, ialah bapak
manusia Adam diciptakan Allah s.w.t dari tanah.

Kemudian Allah s.w.t menerangkan bahwa manusia yang diciptakan-Nya dari tanah itu
mengalami hidup dalam tiga masa, yaitu:

1. Masa kanak-kanak.

2. Masa dewasa.

3. Masa tua.

Di antara manusia ada yang diwafatkan-Nya pada masa kanak-kanak, ada pula pada masa
dewasa dan ada yang diwafatkan setelah berusia lanjut. Ketentuan kapan seorang manusia
meninggal itu berada di tangan Allah semata.

Allah SWT menciptakan manusia sudah dilengkapi dengan Petunjuk-Nya,


sehingga manusia tidak perlu repot-repot mencari atau menyusun Hukum
dalam menjalani hidupnya, bahkan tinggal meneliti dan mempelajari
Petunjuk Allah untuk dilaksanakan dalam kehidupan sehari-hari. Bahkan
Hukum Allah itu menerangkan hal-hal yang berlaku sampai nanti kehidupan
di Akhirat.

Dalam era globalisasi dan informasi sudah saatnya bagi umat Islam untuk
berpikir kritis dan dinamis demi kemajuan Islam. Hal yang perlu dipahami
bahwa sesungguhnya Al Qur'an bukan hanya menerangkan ibadah saja,
tetapi lebih jauh dia juga menerangkan hal-hal yang berkaitan dengan ilmu
tingkat tinggi yang justru lebih lengkap dan sempurna. Akan tetapi selama
ini yang dipelajari para ilmuwan Muslim baru sebatas hal yang berkaitan
dengan ibadah, dikiranya Al Qur'an tidak mampu menerangkan hal-hal
berkaitan dengan segala yang ada di semesta. Padahal kalau Al Qur'an
dipahami dengan sungguh-sungguh maka akan muncul Sarjana-sarjana Al
Qur'an dari berbagai disiplin ilmu yang berkualitas tinggi dan handal.
Dengan begitu Ilmu Pengetahuan akan maju pesat sejalan dengan tingkat
kemampuan dalam pemahaman Al Qur'an oleh para pemeluk Islam atau
para Ilmuwan itu sendiri.

Misalnya tentang adanya masyarakat manusia di Planet lain di luar Bumi ini,
orang-orang barat begitu serius mengadakan penelitian dengan biaya yang
sangat mahal dan mereka yakin bahwa diluar Bumi ini pasti ada kehidupan
atau ada makhluk hidup. Padahal sebenarnya jauh-jauh sebelumnya Al
Qur'an telah memberikan informasi yang menunjukkan bahwa di Planet
selain Bumi ini juga telah berkembang masyarakat manusia seperti halnya di
Bumi ini. Sementara para ilmuwan muslim hanya bertindak selaku penonton
dan menunggu hasil penelitian orang Barat.

Sebenarnya sejak 15 abad yang lalu Al Qur'an telah menerangkan berbagai


persoalan yang ada di jagad raya ini, cuma masalahnya sistem pendidikan
yang selama ini diajarkan hanyalah berupa hafalan-hafalan sehingga pada
umumnya anak didik kita banyak yang tidak bisa memahami tentang
sesuatu. Seringkali orang dipaksa untuk percaya begitu saja secara taklid
buta walaupun kadang-kadang keterangan yang disampaikan tidak sejalan
dengan pemikiran secara wajar. Ironisnya para Sarjana kitapun masih
banyak yang kurang kritis dan teliti, bahkan mereka juga mengikuti
pemahaman ratusan atau bahkan ribuan tahun yang lalu, sehingga posisi
kita sering selalu ketinggalan, terutama dalam hal Ilmu Pengetahuan dan
Teknologi.

Itulah fenomena yang terjadi dalam masyarakat kita, terutama masyarakat


Islam sendiri karena kurangnya informasi tentang Al Qur'an, tetapi anehnya
kalau diberi tahu tentang Al Qur'an juga belum tentu mau menerima atau
paling tidak merupakan bahan kajian, tetapi itulah faktanya. Sementara bagi
orang-orang yang memang benar-benar beriman kepada penjelasan Allah
yang disampaikan oleh Nabi tentu menanyakan kepada Nabi. Akan tetapi
karena sekarang Nabi sudah tiada, maka kita harus menanyakan kepada
yang mengutus Nabi yaitu Allah dimana Allah telah menjelaskan semua itu
melalui Wahyu dalam Al Qur'an.

Lalu, benarkah ada kehidupan manusia di


planet lain?
Ada tiga hal yang perlu diperhatikan :

1. Pengertian tentang Dunia.


Selama ini orang menganggap seolah-olah yang dimaksud dunia ini
hanyalah “BUMI” ini saja, padahal dunia itu begitu luasnya, sedangkan Bumi
ini hanyalah merupakan debu yang sangat kecil jika dibandingkan dengan
dunia. Dunia adalah semesta raya ini dan bukannya hanya Bumi saja,
karena itu kalau kita sering mendengar bahwa dunia ini nantinya akan
dihancurkan pada hari kehancuran total dengan istilah “Yaumus Sa’ah”,
maka yang dihancurkan bukan hanya Bumi ini, tetapi seluruh jagad raya
yang ada di semesta ini. Semesta raya ini terdiri dari milyaran Bintang,
setiap Bintang di angkasa merupakan satu solar sistem (Tata Surya). Oleh
karena itu hendaklah kita merubah cara berpikir dalam memahami suatu
persoalan sehingga pengertian itu bisa diterima oleh pikiran secara wajar
dan sejalan dengan ilmu pengetahuan.

2. Pengertian tentang Sama'/Samawat


Memang benar bahwa berdasarkan arti bahasa bahwa Samawat adalah
bentuk jamak dari Sama’ yang pada umumnya diartikan “langit” atau
“angkasa”. Namun sejalan dengan perkembangan Ilmu Pengetahuan dan
Teknologi, maka sama’ belum tentu selalu berarti langit. Sedangkan yang
dimaksud langit adalah awang-awang kosong begitu luasnya. Tiap-tiap
planet memiliki langit, sedangkan planet-planet itu tak terhitung jumlahnya
di semesta raya ini. Di dalam wilayah Tata Surya kita saja ada 10 planet dan
baru 9 yang diketemukan dan masingmasingnya memiliki langit.

3. Pengertian tentang Dabbah


Kalau diperhatikan dengan teliti bahwa sesungguhnya dabbah itu bukan
hanya binatang melata, tetapi termasuk di dalamnya binatang yang berkaki
bahkan termasuk juga manusia. Untuk mendapatkan pengertian dabbah
yang sebenarnya, perlu dihubungkan beberapa ayat dalam Al Qur'an yang
mengandung dabbah, maka dia akan saling menerangkan tentang
pengertian dabbah itu sendiri secara jelas. Kalau pemahaman tentang
sesuatu hanya dengan satu ayat terpisah, maka pengertiannya tidak bisa
utuh, karena jarang Al Qur'an menerangkan sesuatu hanya dengan satu
ayat yang berdiri sendiri, tetapi harus dihubungkan dengan ayat lain yang
berhubungan.

Memang ada juga ayat yang sudah jelas tanpa penjelasan misalnya ayat-
ayat muhkamat, namun biasanya hal-hal yang berkaitan dengan ilmu
pengetahuan atau ayat mutasabihat harus merangkaikan beberapa ayat
yang saling menerangkan. Sebagai bahan kajian tentang dabbah maka
perhatikan petunjuk Allah berikut:

Surat As-Syuuro (42) ayat 29 oleh Departemen Agama Pelita III/81-


82:
Dalam Ayat tersebut yang diterjemahkan makhluk-makhluk yang melata
adalah Ayat aslinya berbunyi dabbah. Sementara yang lainnya diartikan
binatang melata.

Perhatikan Terjemahan pada Ayat yang sama yaitu:


Prof. H. Mahmud Yunus, penerbit PT. Al MaArif Bandung:
Diantara ayat-ayat (tanda-tanda) Allah, ialah kejadian langit dan Bumi dan
apa-apa yang bertebaran pada keduanya diantara binatang-binatang (apa-
apa yang melata di muka Bumi). DIA maha kuasa menghimpunkan mereka
bila dikehendaki-Nya.

Jadi, istilah dabbah diartikan binatang melata. Tapi perlu diketahui


bahwa kalau binatang melata bisa hidup di Samawat itu, maka
manusiapun seharusnya juga bisa hidup.

Berdasarkan pengkajian sebaiknya Ayat tersebut berarti:


Dan dari Ayat-ayatNya ialah penciptaan Samawat (planet-planet) dan Bumi,
serta yang DIA kembang biakkan pada keduanya (Samawat dan Bumi) dari
dabbah (makhluk berjiwa) dan DIA atas pengumpulan ketika DIA kehendaki
adalah menentukan.

Kalau orang mau memperhatikan dengan teliti, maka sesungguhnya


dabbah itu bukan hanya binatang melata saja, tetapi termasuk
binatang lain yang tidak melata yaitu yang berkaki termasuk di
dalamnya adalah manusia. Oleh karena itu yang ditebarkan atau
dikembangkanbiakkan di Samawat (planet-planet) dan di Bumi ini terdiri
makhluk yang berjiwa termasuk di dalamnya manusia itu sendiri. Dengan
demikian maka jelas bahwa di planet-planet itu pun telah berkembang
masyarakat manusia seperti halnya yang ada di Bumi ini. Berikut ini Ayat
yang menjelaskan tentang pengertian dabbah.

Surat An-Nuur (24) ayat 45. Artinya :


Surat Al-Anfal (8) ayat 22 :

Surat Al-Anfal (8) ayat 55 :

Kalau kita perhatikan surat An-Nuur (24) ayat 45, cukup jelas dan tegas
bahwa diantara dabbah itu ada yang berjalan atas perutnya (ular, buaya,
cecak, kadal dan lain-lain), dan diantara dabbah itu juga ada yang berjalan
atas dua kaki (ayam, bebek, MANUSIA dan lain-lain) dan ada pula yang
berjalan dengan empat kaki (kerbau, sapi, kambing, unta dan lain-lain).

Jadi jelaslah bahwa yang dimaksud dengan dabbah bukanlah hanya


binatang melata, tetapi termasuk manusia dan binatang berkaki
lainnya.
Pada Surat Al-Anfal (8) ayat 22 dan 55, menyatakan bahwa sejahat-jahat
dabbah menurut pandangan Allah adalah orang-orang pekak, kafir, tidak
berpikir dan tidak beriman. Jelas yang dimaksud disini adalah manusia,
bukan binatang melata, karena memang semua binatang melata tidak bisa
berpikir apalagi beriman. Inilah yang dimaksud dengan pemahaman tentang
suatu istilah dalam ayat Al Qur'an. Kalau dalam memahami istilah dalam
ayat kurang tepat apalagi kalau salah, maka arti dan kedengarannya pun
janggal, tidak ratio, tidak bisa dimengerti oleh semua orang, akibatnya
sasaran yang dimaksudkan pun tidak tepat.

Jelaslah kiranya bahwa yang dimaksud dabbah adalah makhluk


berjiwa (makhluk bernyawa) termasuk MANUSIA. Dengan begitu
didapatkan kunci dan petunjuk yang diperoleh dari pengertian beberapa ayat
yang saling menjelaskan bahwa di planet lain selain Bumi ini
juga bermasyarakat manusia dan juga berkembang biak berbagai binatang
termasuk juga binatang melata tadi.

Meskipun hingga saat ini dengan ilmu pengetahuan yang ada belum
diketahui dengan pasti tentang keberadaan kehidupan di planet lain, namun
penjelasan dari ayat-ayat al-Qur'an diatas sangat logis dan bisa diterima.
Dan menurut saya, sebagai seseorang yang tertarik dengan masalah UFO
dan Alien, pembahasan mengenai Dabbah diatas menjadi titik terang bahwa
fenomena Alien adalah benar-benar nyata.

Suatu saat kami menemukan dari salah satu blog perkataan semacam ini:
“Bila kandungan isi hadits itu berhubungan dengan masalah ‘aqidah, misalnya tentang siksa
kubur, maka kita tidak boleh menyakini adanya siksa kubur tersebut dengan keyakinan 100%.
Sebab, derajat kebenaran yang dikandung oleh hadits ahad tidak sampai 100%.”

Inilah di antara aqidah menyimpang yang dimiliki sebuah kelompok yang terkenal selalu
menggembar gemborkan khilafah. Mereka tidak meyakini adanya siksa kubur. Mereka beralasan
bahwa riwayat mengenai siksa kubur hanya berasal dari hadits Ahad, sedangkan hadits Ahad
hanya bersifat zhon (sangkaan semata). Padahal aqidah harus dibangun di atas dalil qoth’i dan
harus berasal dari riwayat mutawatir. Itulah keyakinan mereka.

Sekarang yang kami pertanyakan, “Apakah betul riwayat mengenai siksa kubur tidak mutawatir
dan hanya berasal dari hadits Ahad?” Juga yang kami tanyakan, “Apakah pembicaraan mengenai
siksa kubur juga tidak ada dalam Al Qur’an?”

Pada tulisan singkat kali ini, kami akan membuktikan bahwa pembicaraan mengenai siksa kubur
sebenarnya disebutkan pula dalam Al Qur’an. Sehingga dengan sangat pasti kita dapat katakan
bahwa pembicaraan mengenai siksa kubur adalah mutawatir karena riwayat Al Qur’an adalah
mutawatir dan bukan Ahad.

Ayat Pertama: Siksaan bagi Fir’aun dan Pengikutnya di Alam Kubur

Allah Ta’ala berfirman,

َ ‫عةُ أَد ِْخلُوا آ َ َل فِ ْر‬


َ‫ع ْون‬ ‫ع ِشيًّا َويَ ْو َم تَقُو ُم ال ه‬
َ ‫سا‬ َ ‫غد ًُّوا َو‬ُ ‫علَ ْي َها‬ ِ ‫سو ُء ْال َعذَا‬
ُ ‫( النه‬45) ‫ب‬
َ َ‫ار يُ ْع َرضُون‬ َ ‫َو َحاقَ بِآ َ ِل فِ ْر‬
ُ َ‫ع ْون‬
ِ ‫شده ْال َعذَا‬
‫ب‬ َ َ ‫( أ‬46)
“Dan Fir’aun beserta kaumnya dikepung oleh azab yang amat buruk. Kepada mereka
dinampakkan neraka pada pagi dan petang , dan pada hari terjadinya Kiamat. (Dikatakan
kepada malaikat): “Masukkanlah Fir’aun dan kaumnya ke dalam azab yang sangat keras“.”
(QS. Al Mu’min: 45-46)

Mari kita perhatikan penjelasan para pakar tafsir mengenai potongan ayat ini:

‫ع ِشيًّا‬ ُ ‫علَ ْي َها‬


َ ‫غد ًُّوا َو‬ ُ ‫النه‬
َ َ‫ار يُ ْع َرضُون‬
“Kepada mereka dinampakkan neraka pada pagi dan petang.”

Al Qurtubhi –rahimahullah- mengatakan,

“Sebagian ulama berdalil dengan ayat ini tentang adanya adzab kubur. … Pendapat inilah yang
dipilih oleh Mujahid, ‘Ikrimah, Maqotil, Muhammad bin Ka’ab. Mereka semua mengatakan
bahwa ayat ini menunjukkan adanya siksa kubur di dunia.” (Al Jaami’ Li Ahkamil Qur’an,
15/319)

Asy Syaukani –rahimahullah- mengatakan,


“Yang dimaksud dengan potongan dalam ayat tersebut adalah siksaan di alam barzakh (alam
kubur). ” (Fathul Qodir, 4/705)

Fakhruddin Ar Rozi Asy Syafi’i –rahimahullah- mengatakan,

“Para ulama Syafi’iyyah berdalil dengan ayat ini tentang adanya adzab kubur. Mereka
mengatakan bahwa ayat ini menunjukkan bahwa siksa neraka yang dihadapkan kepada mereka
pagi dan siang (artinya sepanjang waktu) bukanlah pada hari kiamat nanti. Karena pada lanjutan
ayat dikatakan, “dan pada hari terjadinya Kiamat. (Dikatakan kepada malaikat): “Masukkanlah
Fir’aun dan kaumnya ke dalam azab yang sangat keras” [Berarti siksa neraka yang
dinampakkan pada mereka adalah di alam kubur]. Tidak bisa juga kita katakan bahwa yang
dimaksudkan adalah siksa di dunia. Karena dalam ayat tersebut dikatakan bahwa neraka
dinampakkan pada mereka pagi dan siang, sedangkan siksa ini tidak mungkin terjadi pada
mereka ketika di dunia. Jadi yang tepat adalah dinampakkannya neraka pagi dan siang di sini
adalah setelah kematian (bukan di dunia) dan sebelum datangnya hari kiamat. Oleh karena itu,
ayat ini menunjukkan adanya siksa kubur bagi Fir’aun dan pengikutnya. Begitu pula siksa kubur
ini akan diperoleh bagi yang lainnya sebagaimana mereka.” (Mafaatihul Ghoib, 27/64)
Ibnu Katsir –rahimahullah- mengatakan,
“Ayat ini adalah pokok aqidah terbesar yang menjadi dalil bagi Ahlus Sunnah wal Jama’ah
mengenai adanya adzab (siksa) kubur yaitu firman Allah Ta’ala,

‫ع ِشيًّا‬ ُ ‫علَ ْي َها‬


َ ‫غد ًُّوا َو‬ ُ ‫النه‬
َ َ‫ار يُ ْع َرضُون‬
“Kepada mereka dinampakkan neraka pada pagi dan petang.” (Tafsir Al Qur’an Al ‘Azhim,
7/146)

Ibnul Qoyyim –rahimahullah- menafsirkan ayat di atas,


“Kepada mereka dinampakkan neraka pada pagi dan petang”, ini adalah siksaan di alam
barzakh (di alam kubur). Sedangkan ayat (yang artinya), “dan pada hari terjadinya Kiamat”
adalah ketika kiamat kubro (kiamat besar). (At Tafsir Al Qoyyim, hal. 358)

Ayat Lain yang Membicarakan Siksa Kubur

Allah Ta’ala berfirman,

‫ش ُرهُ يَ ْو َم ْال ِقيَا َم ِة أ َ ْع َمى‬ َ ً ‫شة‬


ُ ْ‫ضنكا ً َونَح‬ َ ‫عن ِذ ْك ِري فَإ ِ هن لَهُ َم ِعي‬ َ ‫َو َم ْن أَع َْر‬
َ ‫ض‬
“Dan barangsiapa berpaling dari peringatan-Ku, maka sesungguhnya baginya penghidupan
yang sempit, dan Kami akan menghimpunkannya pada hari kiamat dalam keadaan buta“. (QS.
Thahaa: 124)

Ibnul Qoyyim –rahimahullah- mengatakan, “Bukan hanya satu orang salaf namun lebih dari itu,
mereka berdalil dengan ayat ini tentang adanya siksa kubur.” (At Tafsir Al Qoyyim, hal. 358)

Begitu pula Ibnul Qoyyim –rahimahullah- menyebutkan ayat-ayat lain yang menunjukkan
adanya siksa kubur.

Kita dapat melihat pula dalam surat Al An’am, Allah Ta’ala berfirman,

َ َ‫س ُك ُم ْاليَ ْو َم تُجْ زَ ْون‬


َ َ‫عذ‬
‫اب‬ َ ُ‫طواْ أ َ ْيدِي ِه ْم أ َ ْخ ِر ُجواْ أَنف‬ُ ‫ت َو ْال َمآلئِ َكةُ بَا ِس‬ِ ‫ت ْال َم ْو‬ ‫َولَ ْو ت ََرى إِ ِذ ه‬
َ ‫الظا ِل ُمونَ فِي‬
ِ ‫غ َم َرا‬
َ‫ع ْن آيَاتِ ِه ت َ ْست َ ْكبِ ُرون‬
َ ‫ق َو ُكنت ُ ْم‬ ِ ‫غي َْر ْال َح‬
َ ِ‫علَى َّللا‬ ِ ‫ْال ُه‬
َ َ‫ون بِ َما ُكنت ُ ْم تَقُولُون‬
“Alangkah dahsyatnya sekiranya kamu melihat di waktu orang-orang yang zalim berada dalam
tekanan sakratul maut, sedang para malaikat memukul dengan tangannya, (sambil berkata):
“Keluarkanlah nyawamu” Di hari ini kamu dibalas dengan siksa yang sangat menghinakan,
karena kamu selalu mengatakan terhadap Allah (perkataan) yang tidak benar dan (karena)
kamu selalu menyombongkan diri terhadap ayat-ayatNya.” (QS. Al An’am: 93)

Adapun perkataan malaikat (yang artinya), “Di hari ini kamu dibalas dengan siksa yang sangat
menghinakan”. Siksa yang sangat menghinakan di sini adalah siksa di alam barzakh (alam
kubur) karena alam kubur adalah alam pertama setelah kematian. (At Tafsir Al Qoyyim, hal. 358)
Begitu juga yang serupa dengan surat Al An’am tadi adalah firman Allah Ta’ala,
‫ُُولَ ْو ت ََرى إِ ْذ يَت ََوفهى الهذِينَ َكفَ ُروا ْال َم َالئِ َكةُ يَض ِْربُونَ ُو ُجوهَه‬
َ ‫ق‬ ِ ‫اب ْال َح ِري‬ َ َ‫ْم َوأ َ ْدب‬
َ ‫ار ُه ْم َوذُوقُوا‬
َ َ‫عذ‬
“Kalau kamu melihat ketika para malaikat mencabut jiwa orang-orang yang kafir seraya
memukul muka dan belakang mereka (dan berkata) : “Rasakanlah olehmu siksa neraka yang
membakar”, (tentulah kamu akan merasa ngeri).” (QS. Al Anfal: 50)

Siksa yang dirasakan yang disebutkan dalam ayat ini adalah di alam barzakh karena alam
barzakh adalah alam pertama setelah kematian. (At Tafsir Al Qoyyim, hal. 358)

Begitu pula Ibnu Abil ‘Izz –rahimahullah- ketika menjelaskan perkataan Ath Thohawi mengenai
aqidah Ahlus Sunnah wal Jama’ah yang meyakini adanya siksa kubur, selain membawakan surat
Al Mu’min sebagai dalil adanya siksa kubur, beliau –rahimahullah- juga membawakan firman
Allah Ta’ala,

َ ‫ش ْيئًا َو ََل ُه ْم يُ ْن‬


‫( َوإِ هن‬46) َ‫ص ُرون‬ َ ‫ع ْن ُه ْم َك ْيدُ ُه ْم‬ َ ‫( يَ ْو َم ََل يُ ْغنِي‬45) َ‫صعَقُون‬ ْ ُ‫فَذَ ْر ُه ْم َحتهى ي َُالقُوا يَ ْو َم ُه ُم الهذِي فِي ِه ي‬
َ‫عذَابًا دُونَ ذَلِكَ َولَ ِك هن أ َ ْكث َ َر ُه ْم ََل يَ ْعلَ ُمون‬ َ َ‫( ِللهذِين‬47)
َ ‫ظلَ ُموا‬
“Maka biarkanlah mereka hingga mereka menemui hari (yang dijanjikan kepada) mereka yang
pada hari itu mereka dibinasakan, (yaitu) hari ketika tidak berguna bagi mereka sedikitpun tipu
daya mereka dan mereka tidak ditolong. Dan sesungguhnya untuk orang-orang yang zalim
ada azab selain daripada itu. Tetapi kebanyakan mereka tidak mengetahui.” (QS. Ath Thur: 45-
47)

Setelah membawakan ayat ini, Ibnu Abil ‘Izz mengatakan, “Ayat ini bisa bermakna siksa bagi
mereka dengan dibunuh atau siksaan lainnya di dunia. Ayat ini juga bisa bermakna siksa bagi
mereka di alam barzakh (alam kubur). Inilah pendapat yang lebih tepat. Karena kebanyakan dari
mereka mati, namun tidak disiksa di dunia. Atau ayat ini bisa bermakna siksa secara umum.”
(Syarh Al ‘Aqidah Ath Thohawiyah, 2/604-605)

Begitu juga dapat kita lihat dalam kitab Shahih (yaitu Shahih Muslim), terdapat hadits dari Al
Baroo’ bin ‘Aazib –radhiyallahu ‘anhu-. Beliau membicarakan mengenai firman Allah Ta’ala,

‫ت فِي ْال َح َياةِ الدُّ ْني‬


ِ ‫َّللاُ الهذِينَ آ َ َمنُوا ِب ْالقَ ْو ِل الثها ِب‬
‫ا َوفِي ْاْلَ ِخ َرةِ َُيُث َ ِبتُ ه‬

“Allah meneguhkan (iman) orang-orang yang beriman dengan ucapan yang teguh itu dalam
kehidupan di dunia dan di akhirat; dan Allah menyesatkan orang-orang yang zalim dan
memperbuat apa yang Dia kehendaki.” (QS. Ibrahim: 27)

Al Baroo’ bin ‘Aazib mengatakan,

‫ب ْالقَب ِْر‬
ِ ‫عذَا‬ ْ َ‫نَزَ ل‬.
َ ‫ت فِى‬
“Ayat ini turun untuk menjelaskan adanya siksa kubur.” (HR. Muslim)
Bahkan Ibnul Qoyyim –rahimahullah-, ulama yang sudah diketahui keilmuannya mengatakan
bahwa hadits yang menjelaskan mengenai siksa kubur adalah hadits yang sampai derajat
mutawatir. (Lihat At Tafsir Al Qoyyim, 359)

Inilah Kekeliruan Mereka

Inilah di antara kekeliruan dan penyimpangan kelompok yang selalu menggembar gemborkan
khilafah dalam setiap orasi mereka (dengan isyarat seperti ini mudah-mudahan kita tahu
kelompok tersebut). Mereka menolak adanya siksa kubur karena beralasan bahwa riwayat yang
menerangkan aqidah semacam ini adalah hadits ahad. Sedangkan hadits ahad tidak boleh
dijadikan rujukan dalam masalah aqidah karena aqidah harus 100 % qoth’i, tidak boleh ada zhon
(sangkaan) sedikit pun.

Sekarang kami tanyakan kepada mereka, “Bukankah Al Qur’an adalah mutawatir?! Lalu di
mana kalian meletakkkan ayat-ayat Al Qur’an yang menjelaskan mengenai siksa kubur [?]
Padahal pakar tafsir telah menjelaskan bahwa yang dimaksudkan dengan ayat-ayat yang kami
sebutkan di atas adalah mengenai siksa kubur.”

Lalu bagaimana dengan do’a berlindung dari adzab kubur yang dibaca ketika tasyahud akhir.
Dari Abu Hurairah, Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda,

‫ب ْالقَب ِْر َو ِم ْن ِفتْنَ ِة ْال َمحْ َيا‬


ِ ‫عذَا‬
َ ‫ب َج َهنه َم َو ِم ْن‬ِ ‫عذَا‬ ‫اْلخ ِر فَ ْل َيت َ َع هو ْذ ِب ه‬
َ ‫اَّللِ ِم ْن أ َ ْر َبع ِم ْن‬ َ ‫غ أ َ َحدُ ُك ْم ِمنَ الت ه‬
ِ ‫ش ُّه ِد‬ َ ‫ِإذَا فَ َر‬
‫ت َو ِم ْن ش َِر ْال َمسِيحِ الده هجا ِل‬ ِ ‫َو ْال َم َما‬
“Jika salah seorang di antara kalian selesai tasyahud akhir (sebelum salam), mintalah
perlindungan pada Allah dari empat hal: [1] siksa neraka jahannam, [2] siksa kubur, [3]
penyimpangan ketika hidup dan mati, [4] kejelekan Al Masih Ad Dajjal.” (HR. Muslim). Do’a
yang diajarkan oleh Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam adalah,

‫ت َوش َِر ْال َمسِيحِ الده هجا ِل‬


ِ ‫ار َوفِتْنَ ِة ا ْل َمحْ َيا َو ْال َم َما‬ َ ‫ب ْالقَب ِْر َو‬
ِ ‫عذَا‬
ِ ‫ب النه‬ ُ َ ‫الله ُه هم ِإنِى أ‬
َ ‫عوذُ ِبكَ ِم ْن‬
ِ ‫عذَا‬
“Allahumma inni a’udzu bika min ‘adzabil qobri, wa ‘adzabin naar, wa fitnatil mahyaa wal
mamaat, wa syarri fitnatil masihid dajjal [Ya Allah, aku meminta perlindungan kepada-Mu dari
siksa kubur, siksa neraka, penyimpangan ketika hidup dan mati, dan kejelekan Al Masih Ad
Dajjal].” (HR. Muslim)

Kalau memang mereka mengamalkan do’a ini, bagaimana mungkin berbeda antara perkataan
dan keyakinan[?] Sungguh sangat tidak masuk akal. Sesuatu boleh diamalkan namun tidak boleh
diyakini[!] Ini mustahil.

Semoga Allah memberikan taufik dan hidayah kepada saudara-saudara kami ini. Maksud tulisan
ini bukanlah menjelak-jelekkan mereka. Namun maksud kami adalah agar mereka yang telah
berpaham keliru ini sadar dan merujuk pada kebenaran. Itu saja yang kami inginkan dari lubuk
hati kami yang paling dalam.
Semoga tulisan ini bermanfaat bagi kaum muslimin. Semoga Allah selalu memberikan ilmu yang
bermanfaat, rizki yang thoyib, dan menjadikan amalan kita diterima di sisi-Nya. Innahu sami’un
qoriibum mujibud da’awaat. Alhamdulillahilladzi bi ni’matihi tatimmush sholihaat, wa
shallallahu ‘ala nabiyyina Muhammad wa ‘ala alihi wa shohbihi wa sallam.

Rujukan:

1. Al Jaami’ Li Ahkamil Qur’an, Al Qurtubhi, Darul ‘Alim Al Kutub, Riyadh Al Mamlakah Al


‘Arobiyah As Su’udiyah
2. At Tafsir Al Qoyyim, Ibnu Qoyyim Al Jauziyah, Darul Kutub Al ‘Ilmiyyah
3. Fathul Qodir, Asy Syaukani, Asy Syaukani
4. Mafatihul Ghoib, Fakhruddin Ar Rozi Asy Syafi’i, Darul Kutub Al ‘Ilmiyyah, Beirut
5. Syarh Al ‘Aqidah Ath Thohawiyah, Ibnu Abil ‘Izz Ad Dimasyqi, Tahqiq: Syu’aib Al Arnauth,
Muassasah Ar Risalah
6.Tafsir Al Qur’an Al ‘Azhim, Abul Fida’ Isma’il bin ‘Umar bin Katsir Al Qurosyi Ad Dimasyqi,
Dar Thoyyibah lin Nasyr wat Tawzi’

Catatan:

Dalam ilmu hadits, para ulama telah membagi hadits berdasarkan banyaknya jalan yang sampai
kepada kita menjadi dua macam yaitu hadits mutawatir dan hadits ahad.

Mutawatir secara bahasa berarti berturut-turut (tatabu’). Secara istilah, hadits mutawatir adalah
hadits yang diriwayatkan dari jalan yang sangat banyak sehingga mustahil untuk bersepakat
dalam kedustaan karena mengingat banyak jumlahnya dan kesholihannya serta perbedaan tempat
tinggal.

Ada empat syarat disebut hadits mutawatir :


1. Diriwayatkan dari banyak jalan. Ada yang mengatakan sepuluh dan ada juga yang mengatakan
lebih dari empat.
2. Jumlah yang banyak ini terdapat dalam setiap thobaqot (tingkatan) sanad.
3. Mustahil bersepakat untuk berdusta dilihat dari ‘adat (kebiasaan).
4. Menyandarkan khobar (berita) dengan perkara indrawi seperti dengan kata ‘sami’na’ (kami
mendengar), dll.

Ahad secara bahasa berarti satu (al wahid). Secara istilah, hadits ahad adalah hadits yang tidak
memenuhi syarat mutawatir.

Hadits ahad ada tiga macam yaitu hadits masyhur, aziz, dan ghorib.

Pertama, hadits masyhur yaitu hadits yang diriwayatkan oleh tiga orang atau lebih namun belum
mencapai derajat mutawatir.

Kedua, hadits aziz adalah hadits yang diriwayatkan oleh dua orang, walaupun berada dalam satu
thobaqoh (tingkatan)
Ketiga, hadits ghorib adalah hadits yang diriwayatkan oleh satu orang rowi. (Lihat Taisir
Mustholahul Hadits, hal. 19-20; Muntahal Amaniy, hal. 82; Min Athyabil Minnah, hal. 8-9)

AHWALUL QIYAMAH (DAHSYATNYA HARI KIAMAT)

Oleh: Ustadz Achmad Rofi’i, Lc.

‫بسم هللا الرحمن الرحيم‬

‫السالم عليكم ورحمة هللا وبركاته‬

Muslimin dan muslimat yang dirahmati Allõh ‫سبحانه وتعالى‬,

Beberapa pertemuan yang lalu, telah kita bahas tentang tanda-tanda akan terjadinya Hari Kiamat,
dan kali ini kita masih dalam bahasan yang merupakan runtutan dari “Beriman Kepada Hari
Kiamat”, adalah kita sampai kepada Bab “Ahwalul Qiyamah” (Dahsyatnya Hari Kiamat).

Berbagai peristiwa yang sangat mengerikan akan dialami oleh orang-orang jahat ketika terjadi
Hari Kiamat. Seperti dijelaskan sebelum ini bahwa yang akan mengalami Hari Kiamat itu
hanyalah orang-orang jahat saja.

Dalam Hadits Riwayat Al Imãm Muslim no: 5066, dari Shohabat ‘Abdullõh bin ‘Amr bin Al
Ash ‫رضي هللا عنه‬, bahwa beliau berkata,

ِ ‫ش َر ِار ا ْل َخ ْل‬
‫ق ُه ْم‬ َ ‫ساعَةُ إِاله‬
ِ ‫علَى‬ ‫ الَ تَقُو ُم ال ه‬: ‫اص َقَا َل‬
ِ َ‫ع ْم ِرو ب ِْن ا ْلع‬
َ ُ‫َّللاِ ْبن‬
‫ع ْب ُد ه‬
َ ‫عن‬

Artinya:
“Kiamat tidak akan terjadi, kecuali pada orang-orang yang paling jahat.”

Karena orang-orang yang beriman akan ditiup angin yang berbau misk (minyak wangi kesturi)
dan semua orang yang ada iman di dadanya akan mati seketika. Seolah-olah mereka satu nyawa.
Hal ini telah kita bahas dalam kajian yang lalu, yakni dalam Hadits Riwayat Al Imãm Muslim
no: 327, dari Shohabat Abu Hurairoh ‫رضي هللا عنه‬, beliau berkata bahwa Rosũlullõh ‫صلى هللا عليه‬
‫ وسلم‬bersabda,

– ‫يز ِمثْقَا ُل ذَ هر ٍة‬ َ ‫ع ْلقَ َمةَ ِمثْقَا ُل َحبه ٍة َو َقا َل‬


ِ ‫ع ْب ُد ا ْلعَ ِز‬ َ ‫ع أَ َحدًا ِفى َق ْلبِ ِه – قَا َل أَبُو‬ ِ ‫ث ِري ًحا ِمنَ ا ْليَ َم ِن أ َ ْليَنَ ِمنَ ا ْلح َِر‬
ُ ‫ير فَالَ تَ َد‬ ُ َ‫َّللاَ يَ ْبع‬
‫إِنه ه‬
َ ‫ان ِإاله قَ َب‬
ُ‫ضتْه‬ ٍ َ ‫ِم ْن ِإ‬
‫م‬ ‫ي‬

Artinya:
“Sesungguhnya Allõh akan mengutus angin dari arah Yaman yang lebih halus dari pada
sutra, sehingga tidak ada seorang pun yang didalam hatinya terdapat iman seberat zarroh
(atom) kecuali akan direnggut nyawanya.”

Demikianlah kekuasaan Allõh ‫ سبحانه وتعالى‬yang Maha Hebat, mudah-mudahan kita tidak
mengalami berbagai fenomena tersebut.

“Ahwal” artinya “Dahsyat”, yaitu perkara-perkara yang sangat mengerikan ketika Hari Kiamat
terjadi. Bahasan ini merupakan bahasan transisi antara Alam Dunia dan Alam Akhirat.

Bahasan Alam Dunia sudah kita akhiri dengan kajian tentang Bab Tanda-Tanda Hari Kiamat.
Dan Bahasan Alam Akhirat akan kita mulai dengan Bab “Yaumul Ba’tsi” (Hari
Kebangkitan). Yaumul Ba’tsi itu akan tiba setelah terjadinya Kiamat dimana seluruh alam
semesta beserta isi-isinya hancur berantakan, rusak dan tidak lagi bernyawa. Allõh ‫سبحانه وتعالى‬
bangkitkan manusia dan itu lah merupakan awal dari Hari Akhirat.

Sedangkan “Ahwalul Qiyamah” sebenarnya ada di ujung Alam Dunia dan di awal Hari
Akhirat.

Agar lebih jelas, kita renungkan terlebih dahulu apa yang disabdakan oleh Rosũlullõh ‫صلى هللا عليه‬
‫ وسلم‬dalam dua Hadits berikut ini :

Pertama, Hadits yang diriwayatkan oleh Al Imãm Muslim no: 2947 dari salah seorang Shohabat
bernama Abu Hurairoh ‫رضي هللا عنه‬, bahwa Rosũlullõh ‫ صلى هللا عليه وسلم‬bersabda:

‫ع الش ْهم ِس ِم ْن َم ْغ ِر ِبهَا أ َ ِو ال ُّد َخانَ أ َ ِو ال هد هجا َل أ َ ِو الدها هبةَ أ َ ْو َخاصهةَ أَ َح ِد ُك ْم أ َ ْو أَ ْم َر ا ْل َعا هم ِة‬ ِ ‫َباد ُِروا ِباأل َ ْع َما ِل‬
َ ‫ستًّا ُطلُو‬

Artinya:
“Bersegeralah beramal amalan yang shõlih, sebelum datang yang enam, yaitu terbitnya
matahari dari sebelah barat, munculnya asap, muncul Dajjal, muncul Ad Dãbbah atau
perkara khusus dari salah seorang dari kalian atau perkara umum.”

Perkara-perkara yang dimakudkan dalam Hadits tersebut akan menjadi penghalang bagi
seseorang untuk diterima amalannya. Karena seperti dibahas sebelum ini bahwa Matahari Terbit
dari sebelah Barat itu merupakan pertanda bahwa tidak ada lagi amalan yang bermanfaat
bagi manusia. Sudah tertutup taubat bagi manusia atau sudah tertutup bagi mereka itu untuk
kembali ke jalan yang benar.

Sudah tertutup ! Allõh ‫ سبحانه وتعالى‬dan Rosũl-Nya ‫ عليه وسلم صلى هللا‬sudah memberikan aba-aba
bahwa manusia punya masa-taubat, masa-perbaikan, dan itu adalah selama manusia hidup di
dunia dan apabila nyawa mereka belum sampai ke kerongkongan dan apabila Matahari belum
Terbit di sebelah Barat.

Jika dua tanda itu sudah dialami, maka tidak ada gunanya perbaikan (taubat) yang dilakukan oleh
manusia. Kalau masa-masa perbaikan sudah ditutup oleh Allõh ‫سبحانه وتعالى‬, berarti tidak lagi
manusia punya peluang untuk beruntung setelah itu. Na’ũdzu billãhi min dzãlik.

Alhamdulillah, saat ini kita masih dalam keadaan sehat wal ‘afiyat. Sebelum Hari Kiamat tiba,
marilah setiap kita berlomba untuk menjalankan kebajikan sesuai dengan apa yang disyari’atkan
oleh Allõh ‫ سبحانه وتعالى‬dan apa yang dijelaskan oleh Rosũlullõh ‫صلى هللا عليه وسلم‬.

Kedua,

Hadits yang diriwayatkan oleh Al Imãm At Turmudzy no: 2306, menurut Syaikh Nashiruddin Al
Albãny Hadits ini dho’ĩf, dimana Rosũlullõh ‫ صلى هللا عليه وسلم‬bersabda:

‫بادروا باألعمال سبعا هل تنظرون إال فقرا منسيا أو غنى مطغيا أو مرضا مفسدا أو هرما مفندا أو موتا مجهزا أو الدجال فشر‬
‫غائب ينتظر أو الساعة فالساعة أدهى وأمر‬

Artinya:
“Apakah kalian menunggu-nunggu sampai kalian menjadi orang miskin dan miskin itu
menjadikan kalian lupa, ataukah kalian tunda-tunda beramal sampai kalian menjadi kaya
dan kaya itu akan menutup hati kalian sehingga kalian menjadi melampaui batas, ataukah
sakit yang merusak, ataukah pikun atau mati atau Dajjal sejahat-jahat yang ditunggu, atau
Hari Kiamat dimana Hari Kiamat itu adalah sangat dahsyat dan mengerikan.”

Hadits diatas adalah dho’ĩf menurut Syaikh Nashiruddin Al Albãny ‫رحمه هللا‬, namun demikian
diriwayatkan pula oleh Abu Ya’la Al Mũshiliy ‫ رحمه هللا‬dalam Musnad-nya no: 6542 dimana
pen-tahqiq-nya Syaikh Husain Salim Asãd mengatakan bahwa Sanad Hadits ini terdiri dari para
perowi yang tsĩqoh. Juga Al Imãm Hakim dalam Al Mustadrok no: 7906 dimana beliau ‫رحمه هللا‬
mengatakan bahwa Hadits ini Shohĩh, memenuhi Syarat Al Imãm Al Bukhõry dan Al Imãm
Muslim ‫رحمهما هللا‬, hanya saja mereka tidak mengeluarkannya. Dan Al Imãm Adz Dzahaby
mengomentarinya dengan mengatakan, “Jika Ma’mar mendengar dari Al Maqbury maka Hadits
ini Shohĩh, memenuhi syarat Al Bukhõry dan Muslim.”

Oleh karena itu Hadits diatas tersebut bisa dijadikan sebagai suatu bahan renungan buat diri kita,
yakni bahwa Allõh ‫ سبحانه وتعالى‬bisa menguji seseorang dengan kemiskinan, sehingga ia pun lalu
menjadi tidak sabar. Ia pun menjadi “ngoyo” (bekerja terus menerus untuk kepentingan
duniawinya), lalu setiap hari ia menjadi lupa, karena kemiskinan itu membawanya terseret
kepada berbagai perkara.
Atau Allõh ‫ سبحانه وتعالى‬menguji seseorang dengan menjadi orang yang kaya, lalu kekayaannya
menjadikan ia melampaui batas. Karena banyak uang (harta) lalu ia belanjakan hartanya itu
dengan ma’shiyat.

Atau Allõh ‫ سبحانه وتعالى‬menguji seseorang dengan sakit yang merusak. Penyakit di zaman
sekarang adalah mengerikan, misalnya kanker, dan sebagainya, yang semuanya itu adalah bagian
dari yang diisyaratkan oleh Rosũlullõh ‫صلى هللا عليه وسلم‬, yaitu penyakit yang merusak. Sebelum
semuanya itu datang, mengapa kita tangguh-tangguhkan untuk beramal shõlih?

Berikutnya adalah Allõh ‫ سبحانه وتعالى‬menguji seseorang dengan kepikunan. Orang menjadi
pikun. Orang tersebut tidak lagi tahu kapan waktu sholat, sudah tidak mengenal lagi orang-orang
disekitarnya misalnya cucunya, dan sebagainya. Apakah kita akan menunggu sampai pikun
terlebih dahulu barulah kita ini hendak beramal ? Padahal bila sudah pikun maka seseorang tidak
bisa lagi meningkatkan prestasi ibadahnya kepada Allõh ‫سبحانه وتعالى‬.

Disamping itu, ada pula kematian yang mengintai kita setiap saat. Mau atau tidak mau, sadar
atau tidak sadar, suka atau tidak suka maka kematian itu adalah selalu mengintai setiap diri-diri
kita. Kita tidak tahu, umur kita ini sampai berapa, dan di bumi manakah kita akan mati.
Bukankah Allõh ‫ سبحانه وتعالى‬dan Rosũl-Nya ‫ عليه وسلم صلى هللا‬memberikan aba-aba tentang hal
tersebut kepada kita? Apakah kita masih juga lalai? Ataukah seseorang itu terus-menerus lalai
dan menunda untuk beramal shõlih hingga menunggu munculnya Dajjal, atau Ad Dãbbah,
ataukah menunggu hingga terjadinya Hari Kiamat terlebih dahulu? Padahal Kiamat itu sangat
pedih dan sangat dahsyat?

Contoh tentang kedahsyatan Hari Kiamat misalnya dalam Al Qur’an Surat At Takwĩr (81) ayat
1 – 11:

ُ ‫﴾ َوإِذَا ا ْل ُو ُح‬٤﴿ ْ‫َار ع ُِطلَت‬


﴾٥﴿ ْ‫وش ُحش َِرت‬ ُ ‫﴾ َوإِذَا ا ْل ِعش‬٣﴿ ْ‫س ِي َرت‬
ُ ‫﴾ َوإِذَا ا ْل ِجبَا ُل‬٢﴿ ْ‫﴾ َوإِذَا النُّ ُجو ُم ان َكد ََرت‬١﴿ ْ‫س ك ُِو َرت‬ ‫إِذَا ال ه‬
ُ ‫ش ْم‬
﴾١٠﴿ ْ‫ف نُش َِرت‬
ُ ‫ص ُح‬ ٍ ‫﴾ ِبأَي ِ ذَن‬٨﴿ ْ‫سئِلَت‬
ُّ ‫﴾ َوإِذَا ال‬٩﴿ ْ‫ب قُ ِتلَت‬ ُ ُ‫﴾ َوإِذَا ا ْل َم ْوؤُو َدة‬٧﴿ ْ‫وس ُز ِو َجت‬ ُ ُ‫﴾ َوإِذَا النُّف‬٦﴿ ْ‫س ِج َرت‬ ُ ‫َوإِذَا ا ْل ِبح‬
ُ ‫َار‬
﴾١١﴿ ْ‫شطت‬ َ ِ ‫س َماء ُك‬‫َوإِذَا ال ه‬

Artinya:

(1) Apabila matahari digulung,

(2) dan apabila bintang-bintang berjatuhan,

(3) dan apabila gunung-gunung dihancurkan,

(4) dan apabila unta-unta yang bunting ditinggalkan (tidak diperdulikan),

(5) dan apabila binatang-binatang liar dikumpulkan,

(6) dan apabila lautan dipanaskan,

(7) dan apabila ruh-ruh dipertemukan (dengan tubuh),


(8) apabila bayi-bayi perempuan yang dikubur hidup-hidup ditanya,

(9) karena dosa apakah dia dibunuh,

(10) dan apabila catatan-catatan (amal perbuatan manusia) dibuka,

(11) dan apabila langit dilenyapkan.

Dari Ayat 1 QS. At Takwĩr : “Apabila matahari sudah digulung”


Maksudnya: Matahari sudah tidak lagi beredar. Semua peredaran matahari dan planet-planet
sudah dihentikan oleh Allõh ‫سبحانه وتعالى‬. Jika sekarang peredaran matahari serta bintang-bintang
dalam alam semesta ini masih teratur dan berada pada garis edarnya masing-masing, namun
kalau saja peredarannya tersebut oleh Allõh ‫ سبحانه وتعالى‬dihentikan dan benda-benda angkasa itu
berbenturan, maka akan hancurlah semuanya.

Sedangkan dari Ayat 2 QS. At Takwĩr: “Dan apabila bintang-bintang berjatuhan”


Maksudnya: Apabila bintang-bintang di alam semesta yang jumlahnya milyaran itu, yang
menurut para ahli, besarnya masing-masing bintang itu adalah sama dengan besarnya matahari,
lalu mereka akan berjatuhan. Semua runtuh serta tidak berada pada garis edarnya lagi, maka
berarti habislah riwayat alam semesta ini. Dan Kiamat itu tidak terjadi pada bumi saja, melainkan
juga pada semua tata-surya, dimana benda-benda angkasa-luar akan hancur, dan semuanya
menjadi berjatuhan.

Lalu dari Ayat 3 QS. At Takwĩr: “Dan apabila gunung-gunung dihancurkan”


Maksudnya: Hendaknya kita membayangkan bahwa apabila satu gunung saja yang bila meletus
akibatnya demikian dahsyat, maka bagaimana pula dengan apabila seluruh gunung-gunung itu
oleh Allõh ‫ سبحانه وتعالى‬dibuat beterbangan dan hancur. Tentu luar biasa dahsyatnya.

Lalu dari Ayat 4 QS. At Takwĩr: “Dan apabila unta-unta yang bunting ditinggalkan (tidak
dipedulikan).”
Maksudnya: Binatang ternak yang biasanya sehari-harinya itu dijaga dan dipelihara, tetapi ketika
Hari Kiamat itu tiba maka tidak ada satupun orang yang akan peduli pada binatang ternak
peliharaannya, karena masing-masing orang akan sangat sibuk di kala itu untuk menyelamatkan
diri.

Lalu pada Ayat 7 QS. At Takwĩr: “Dan apabila ruh-ruh dipertemukan (dengan tubuh)”
Maksudnya: Apabila seseorang itu pelacur, maka ia pun akan dikumpulkan bersama sesama
pelacur. Apabila seseorang itu senang makan riba maka ia pun akan dikumpulkan dengan para
ahli riba. Dan apabila seseorang itu suka berbuat dzolim dan membunuh orang lain, maka ia pun
akan dikumpulkan beserta orang-orang dzolim dan para pembunuh.

Mudah-mudahan kita dikumpulkan dengan para orang-orang shõlih. Karena kita ingin menjadi
orang yang shõlih, maka hendaknya kita perbanyak berdo’a dan memohon kepada Allõh ‫سبحانه‬
‫ وتعالى‬agar kelak di Hari Kiamat kita dapat dikelompokkkan beserta dengan orang-orang yang
shõlih.
Bila kita renungkan, maka ayat-ayat terebut menjelaskan betapa dahsyatnya Hari Kiamat nanti.

Dalam Surat-Surat yang lain di dalam Al Qur’an, misalnya Surat Al Zalzalah (99) ayat 1 – 6,
juga digambarkan betapa dahsyatnya Hari Kiamat tersebut. Perhatikanlah firman Allõh ‫سبحانه‬
‫ وتعالى‬dalam QS. Al Zalzalah (99) ayat 1 – 6 tersebut:

َ‫﴾ ِبأَنه َربهك‬٤﴿ ‫ار َها‬


َ َ‫ِث أَ ْخب‬
ُ ‫﴾ يَ ْو َمئِ ٍذ تُحَد‬٣﴿ ‫سانُ َما لَهَا‬ ِ ْ ‫﴾ َوقَا َل‬٢﴿ ‫ض أَثْقَالَهَا‬
َ ‫الن‬ ُ ‫ت ْاأل َ ْر‬ ِ ‫﴾ َوأ َ ْخ َر َج‬١﴿ ‫ض ِز ْل َزالَهَا‬
ُ ‫ت ْاأل َ ْر‬
ِ َ‫إِذَا ُز ْل ِزل‬
َ ْ َ ً َ ْ
﴾٦﴿ ‫اس أشتاتا ِليُ َر ْوا أع َمال ُه ْم‬ َ ‫ه‬ ْ َ‫﴾ يَ ْو َمئِذ ي‬٥﴿ ‫أَ ْوحَى لَهَا‬
ُ ‫صد ُُر الن‬ ٍ

Artinya:

(1) Apabila bumi digoncangkan dengan goncangannya (yang dahsyat),

(2) dan bumi telah mengeluarkan beban-beban berat (yang dikandung)-nya,

(3) dan manusia bertanya: “Mengapa bumi (jadi begini)?”,

(4) pada hari itu bumi menceritakan beritanya,

(5) karena sesungguhnya Robb-mu telah memerintahkan (yang sedemikian itu) kepadanya.

(6) Pada hari itu manusia ke luar dari kuburnya dalam keadaan yang bermacam-macam,
supaya diperlihatkan kepada mereka (balasan) pekerjaan mereka.

Semua itu adalah Kekuasaan Allõh ‫ سبحانه وتعالى‬sebagai peringatan bagi kita semua, maka :
“Wahai orang-orang yang punya hati, wahai orang-orang yang punya akal, sadarlah.
Hendaknya kita semua kembali sadar bahwa Allõh ‫ سبحانه وتعالى‬lah Yang Maha Perkasa.”
Dan ayat-ayat tersebut juga merupakan peringatan bagi manusia apakah manusia akan tetap
dalam keadaan sombong, angkuh dan congkak melawan Allõh ‫ سبحانه وتعالى‬ataukah tidak.

ِ ُ‫ )النَّاق‬sebagaimana dalam QS Al Mudatstsir (74)


Hari Kiamat dikenal dengan “An Naqũr” (‫ور‬
ayat 8 – 10 berikut ini:

﴾١٠﴿ ‫ِير‬ َ َ‫ع َلى ا ْلكَافِ ِرين‬


ٍ ‫غي ُْر يَس‬ َ ﴾٩﴿ ‫ير‬
ٌ ‫س‬ َ ‫﴾ فَذَ ِلكَ يَ ْو َمئِ ٍذ يَ ْو ٌم‬٨﴿ ‫ور‬
ِ ‫ع‬ ِ ُ‫فَ ِإذَا نُ ِق َر فِي ال هناق‬

Artinya:

(8) Apabila ditiup sangkakala,

(9) maka waktu itu adalah waktu (datangnya) hari yang sulit,

(10) bagi orang-orang kafir, lagi tidak mudah.

ْ ‫ )ا ْل َح‬sebagaimana dalam QS
Hari Kiamat juga dikenal dengan sebutan “Al Hasroh” (‫س َر ِة‬
Maryam (19) ayat 39 berikut ini:
َ ‫س َر ِة ِإ ْذ قُ ِض َي ْاأل َ ْم ُر َو ُه ْم فِي‬
َ‫غ ْفلَ ٍة َو ُه ْم َال يُؤْ ِمنُون‬ ْ ‫َوأَنذ ِْر ُه ْم يَ ْو َم ا ْل َح‬

Artinya:

“Dan berilah mereka peringatan tentang hari penyesalan, (yaitu) ketika segala perkara telah
diputus. Dan mereka dalam kelalaian dan mereka tidak (pula) beriman.”

Hari Kiamat juga disebut dengan “As Sã’ah” (َ‫ساعَة‬


َّ ‫ )ال‬sebagaimana dalam QS Al Hijr (15) ayat
85 :

‫ص ْف َح ا ْلج َِمي َل‬ ْ ‫عةَ آلتِيَةٌ فَا‬


‫صفَحِ ال ه‬ ‫َق َوإِنه ال ه‬
َ ‫سا‬ َ ‫ت َواألَ ْر‬
ِ ‫ض َو َما بَ ْينَ ُه َما إِاله بِا ْلح‬ ِ ‫اوا‬ ‫َو َما َخلَ ْق َنا ال ه‬
َ ‫س َم‬

Artinya:

“Dan tidaklah Kami ciptakan langit dan bumi dan apa yang ada di antara keduanya, melainkan
dengan benar. Dan sesungguhnya saat (kiamat) itu pasti akan datang, maka maafkanlah
(mereka) dengan cara yang baik.”

Hari Kiamat juga dikenal dengan nama “At Taghõbun” (‫ )التَّغَابُ ِن‬sebagaimana dalam QS At
Taghõbun (64) ayat 9 :

ٍ ‫س ِيئَاتِ ِه َويُد ِْخ ْلهُ َجنها‬


‫ت تَجْ ِري ِمن تَحْ تِهَا‬ َ ُ‫ع ْنه‬ ‫يَ ْو َم يَجْ َمعُ ُك ْم ِليَ ْو ِم ا ْل َج ْم ِع ذَ ِلكَ يَ ْو ُم التهغَابُ ِن َو َمن يُؤْ ِمن ِب ه‬
َ ‫اَّللِ َويَ ْع َم ْل صَا ِلحا ً يُك َِف ْر‬
‫َار َخا ِل ِدينَ فِيهَا أ َ َبدا ً ذَ ِلكَ ا ْل َف ْو ُز ا ْلعَ ِظي ُم‬
ُ ‫ْاأل َ ْنه‬

Artinya:

“(Ingatlah) hari (yang di waktu itu) Allõh mengumpulkan kamu pada hari pengumpulan
(untuk dihisab), itulah hari (waktu itu) ditampakkan kesalahan-kesalahan. Dan barangsiapa
yang beriman kepada Allõh dan mengerjakan amal shõlih, niscaya Allõh akan menghapus
kesalahan-kesalahannya dan memasukkannya ke dalam surga yang mengalir di bawahnya
sungai-sungai, mereka kekal di dalamnya selama-lamanya. Itulah keberuntungan yang besar.”

ِ ‫ )ا ْليَ ْو ِم‬sebagaimana dalam QS At Taubah (9)


Hari Kiamat juga disebut “Al Yaumul Akhir” (‫اآلخ ِر‬
ayat 18 :

َ‫سى أ ُ ْولَـئِكَ أَن يَكُونُواْ ِمن‬


َ َ‫ش إِاله َّللاَ فَع‬
َ ‫الز َكاةَ َولَ ْم َي ْخ‬ ‫اآلخ ِر َوأَقَا َم ال ه‬
‫صالَةَ َوآت َى ه‬ ِ ‫اج َد َّللاِ َم ْن آ َمنَ بِاَّللِ َوا ْليَ ْو ِم‬
ِ ‫س‬َ ‫إِنه َما يَ ْع ُم ُر َم‬
َ‫ا ْل ُم ْهت َ ِدين‬

Artinya:

“Hanyalah yang memakmurkan mesjid-mesjid Allõh ialah orang-orang yang beriman kepada
Allõh dan hari kemudian, serta tetap mendirikan shalat, menunaikan zakat dan tidak takut
(kepada siapapun) selain kepada Allõh, maka merekalah orang-orang yang diharapkan
termasuk golongan orang-orang yang mendapat petunjuk.”
Hari Kiamat juga disebut dengan “Yaum At Tanad (‫ )يَ ْو َم التَّنَا ِد‬sebagaimana dalam QS Ghofir /
Al Mu’min (40) ayat 32:

‫علَ ْي ُك ْم يَ ْو َم الت ه َنا ِد‬ ُ ‫َويَا قَ ْو ِم إِنِي أ َ َخ‬


َ ‫اف‬

Artinya:

“Hai kaumku, sesungguhnya aku khawatir terhadapmu akan siksaan hari panggil-memanggil.”

Hari Kiamat juga disebut “Al Hãqqoh” (ُ‫ )ا ْلحَاقَّة‬sebagaimana dalam QS Al Hãqqoh (69) ayat 1 –
2:

﴾٢﴿ ُ‫﴾ َما ا ْلحَاقهة‬١﴿ ُ‫ا ْلحَاقهة‬

Artinya:

(1) Hari kiamat,

(2) apakah hari kiamat itu?

Yang paling sering Hari Kiamat juga disebut dengan “Al Qiyamah” (‫ )ا ْل ِقيَا َم ِة‬sebagaimana dalam
QS An Nisã’ (4) ayat 87:

ً ‫ق ِمنَ َّللاِ َحدِيثا‬ ْ َ ‫ْب فِي ِه َو َم ْن أ‬


ُ ‫ص َد‬ َ ‫َّللاُ ال إِلَـهَ إِاله ه َُو لَيَجْ َمعَنه ُك ْم إِلَى َي ْو ِم ا ْل ِقيَا َم ِة الَ َري‬

Artinya:

“Allõh, tidak ada Tuhan (yang berhak disembah) selain Dia. Sesungguhnya Dia akan
mengumpulkan kamu di hari kiamat, yang tidak ada keraguan terjadinya. Dan siapakah orang
yang lebih benar perkataan-(nya) daripada Allõh.”

Dan masih banyak lagi nama-nama lain untuk penyebutan Hari Kiamat di dalam Al Qur’an
maupun Hadits, hingga mencapai tidak kurang dari 20 nama.

Hari Kiamat yang mempunyai nama-nama sebanyak tersebut diatas, semuanya bermakna:
dahsyat, mengerikan. Bermakna: tidak ada hari setelah hari itu, karena hari-dunia sudah
digulung dan ditukar dengan hari-hari yang lain. Dan in syã Allõh hal ini akan kita bahas
dalam bahasan tentang Hari Kebangkitan.

Dalam Surat Al Hajj (22) ayat 1 – 2, Allõh ‫ سبحانه وتعالى‬menjelaskan kepada kita bahwa dunia
akan menjadi rusak dan penghuninya akan menjadi mati, sebagaimana firman-Nya berikut ini:

ِ ‫ض ُع ُك ُّل ذَا‬
‫ت َح ْم ٍل‬ َ ‫ع هما أ َ ْر‬
َ َ‫ضعَتْ َوت‬ َ ‫﴾ يَ ْو َم ت َ َر ْونَهَا تَ ْذ َه ُل ُك ُّل ُم ْر ِضعَ ٍة‬١﴿ ‫ع ِة ش َْي ٌء ع َِظي ٌم‬
َ ‫سا‬‫اس اتهقُوا َربه ُك ْم إِنه َز ْل َز َلةَ ال ه‬
ُ ‫يَا أَيُّهَا ال هن‬
﴾٢﴿ ‫شدِي ٌد‬ َ ِ‫َّللا‬ َ َ‫عذ‬
‫اب ه‬ َ ‫َارى َولَ ِكنه‬َ ‫سك‬ ُ ‫َارى َو َما هُم ِب‬ َ ‫سك‬ ُ ‫اس‬ َ ‫َح ْملَهَا َوت َ َرى ال هن‬

Artinya:
(1) Hai manusia, bertakwalah kepada Robb-mu; sesungguhnya kegoncangan hari kiamat itu
adalah suatu kejadian yang sangat besar (dahsyat).

(2) (Ingatlah) pada hari (ketika) kamu melihat kegoncangan itu, lalailah semua wanita yang
menyusui anaknya dari anak yang disusuinya dan gugurlah kandungan segala wanita yang
hamil, dan kamu lihat manusia dalam keadaan mabuk, padahal sebenarnya mereka tidak
mabuk, akan tetapi azab Allõh itu sangat keras.

Dalam sebuah atsar, riwayat dari Shohabat ‘Ubay bin Ka’ab ‫رضي هللا عنه‬, beliau mengatakan
bahwa:

‫ إذ وقعت الجبال على وجه‬، ‫ فبينما هم كذلك‬، ‫ بينما الناس في أسواقهم إذ ذهب ضوء الشمس‬: ‫ست آيات قبل يوم القيامة‬
، ‫ والطير‬، ‫ فاختلطت الدواب‬، ‫ والنس إلى الجن‬، ‫ ففزعت الجن إلى النس‬، ‫ واختلطت‬، ‫ واضطربت‬، ‫ فتحركت‬، ‫األرض‬
‫ وإذا العشار عطلت‬، » ‫ « انطلقت‬: ‫ قال‬، ) 5:‫ وإذا الوحوش حشرت (التكوير‬، » ‫ فماجوا بعضهم في بعض‬، ‫والوحوش‬
‫ انطلقوا إلى‬، ‫ نحن نأتيكم بالخبر‬: ‫) « قالت الجن لإلنس‬6:‫ وإذا البحار سجرت (التكوير‬، » ‫ « أهملها أهلها‬: ‫) قال‬4:‫(التكوير‬
‫ وإلى‬، ‫ « فبينما هم كذلك إذ تصدعت األرض صدعة واحدة إلى األرض السابعة السفلى‬: ‫ قال‬، » ‫البحر فإذا هو نار تأجج‬
‫ فبينما هم كذلك إذ جاءتهم ريح فأماتتهم‬، ‫السماء السابعة العليا‬

Artinya:

“Enam petaka menjelang terjadinya Kiamat: Ketika orang-orang asyik berjual-beli di pasar-
pasar mereka, tiba-tiba lenyaplah sinar matahari. Ketika mereka demikian, gunung pun
tertumpah bergoncang dan bercampur sehingga kalang kabutlah jin pada manusia dan
manusia pada jin. Hewan pun bercampur baur. Burung, binatang buas satu sama lain
memasuki yang lain.

“Dan apabila binatang buas dikumpulkan (QS. At Takwiir (81) ayat 5)”.

Beliau (‘Ubay bin Ka’ab ‫ )رضي هللا عنه‬berkata, “Bertolak dari tempat masing-masing.”

“dan apabila unta-unta yang bunting ditinggalkan (tidak diperdulikan), (QS. At Takwĩr (81)
ayat 4).”

Beliau (‘Ubay bin Ka’ab ‫ )رضي هللا عنه‬berkata, “Diabaikan oleh pemiliknya,”

“Dan apabila lautan dipanaskan (QS At Takwĩr (81) ayat 6).”

Jin berkata, “Kami akan beritakan kepada kalian.” sehingga mereka (manusia) pergi ke laut,
tetapi ternyata api telah menyambut.”

Beliau (‘Ubay bin Ka’ab ‫ )رضي هللا عنه‬berkata, “Ketika mereka dalam keadaan demikian, bumi
pun menghentakkan kedalam lapisan bumi yang ketujuh dibawah dan melontarkan isinya ke
langit yang ketujuh diatas. Dan pada saat demikian, Allõh ‫ سبحانه وتعالى‬kirimkan kepada mereka
angin yang mematikan mereka.”

(Lihat Kitab “Al AHwaal” karya Imaam Ibnu Abi Ad Dun-ya ‫رحمه هللا‬, halaman 23)
Dengan demikian maka dapatlah diambil kesimpulan sebagai berikut:

“Akan ada enam tanda menjelang terjadinya Kiamat, yaitu :

1. Ketika orang-orang asyik berjual-beli di pasar-pasar mereka.

(– Perhatikanlah bukankah di zaman sekarang semakin banyak bertebaran pasar dan mall-mall,
yang semuanya merupakan tanda-tanda dekatnya Hari Kiamat; sementara itu dalam satu
lingkungan banyak didirikan masjid, bangunannya banyak dan megah tetapi isinya tidak ada –)

2. Matahari padam tidak lagi ada sinarnya, dunia menjadi gelap.

3. Gunung menumpahkan isinya ke atas permukaan bumi.

4. Jin akan merasa takut dan datang kepada manusia, dan manusia akan datang kepada jin
untuk minta tolong atas dahsyatnya Kiamat.

5. Binatang, burung dan binatang buas berlarian satu sama lain saling bertabrakan.

(– Manusia pada saat itu sudah tidak memikirkan binatang ternaknya ataupun pertaniannya,
karena masing-masing telah sibuk memikirkan dirinya sendiri –)

6. Lautan tumpah ke darat dan jin mengatakan agar manusia pergi ke lautan, tetapi ternyata
di lautan sudah menjadi api.

(–Ketika itu sudah terjadi satu demi satu,kemudian akan melayanglah bumi dan akhirnya amblas
ke bawah lapisan ke tujuh dan ada yang naik ke langit ke tujuh. Dan ketika itu, datang lah angin
yang menjadikan mereka semua mati –)

Itulah yang dijelaskan oleh salah seorang Shohabat, yang mana ia menerima berita tersebut dari
Rosũlullõh ‫صلى هللا عليه وسلم‬, karena tidak mungkin ada ta’wĩl (interpretasi) dalam perkara-perkara
ghoib seperti hari Kiamat. Maka dari atsar tersebut, dapatlah kita bayangkan alangkah
dahsyatnya hari Kiamat nanti itu.

Dalam Hadits riwayat Al Imãm Ibnu Abi Ad Dunya, dari Shohabat ‘Uqbah bin Amir ‫رضي هللا عنه‬,
dari Rosũlullõh ‫ صلى هللا عليه وسلم‬dimana beliau ‫ صلى هللا عليه وسلم‬bersabda:

: ‫ فينادي مناد‬: ‫ قال‬، ‫ فما تزال ترتفع حتى تمأل السماء‬، ‫تطلع قبل الساعة عليكم سحابة سوداء مثل الترس من قبل المغرب‬
‫ وإن الرجل ليلوط حوضه‬، ‫ إن الرجلين لينشران الثوب فما يطويانه‬، ‫ فوالذي نفسي بيده‬، ‫ إن أمر هللا قد أتى‬، ‫يا أيها الناس‬
» ‫ والرجل ليحلب لقحته فما يشرب منها شيئا‬، ‫فما يشرب‬

Artinya:

“Sebelum terjadi hari Kiamat akan muncul kepada kalian awan hitam muncul dari sebelah
Barat, naik membumbung ke atas sampai awan itu menutupi langit, lalu ada yang menyeru:
“Wahai manusia, janji Allõh tentang Hari Kiamat sudah datang. Maka demi Yang jiwaku
‫‪ditangan-Nya, sesungguhnya ada dua orang laki-laki yang melemparkan bajunya sampai‬‬
‫‪mereka tidak sempat lagi untuk melipatnya. Seseorang memelihara danau yang airnya untuk‬‬
‫‪ia minum, tetapi ia tidak sempat meminumnya. Seseorang memerah susu sapinya, tetapi ia‬‬
‫”‪tidak bisa meminumnya.‬‬

‫)‪, halaman 25‬رحمه هللا ‪(Lihat Kitab “Al AHwãl” karya Al Imãm Ibnu Abi Ad Dun-ya‬‬

‫‪Dalam Hadits Riwayat Al Imãm At Turmudzy no: 2430, di-shohĩhkan oleh Syaikh Nashiruddin‬‬
‫‪, beliau berkata:‬رضي هللا عنه ‪Al Albãny, dari Shohabat ‘Abdullõh bin ‘Amr bin Al ‘Ash‬‬

‫جاء أعرابي إلى النبي صلى هللا عليه و سلم فقال ما الصور ؟ قال قرن ينفخ فيه‬

‫‪Artinya:‬‬

‫”?‪“Wahai Rosũlullõh, apakah yang dimaksud sangkakala itu‬‬


‫‪ menjawab : “Sangkakala itu terompet yang berbentuk seperti tanduk‬صلى هللا عليه وسلم ‪Beliau‬‬
‫”‪yang ditiup.‬‬

‫‪, beliau berkata:‬رضي هللا عنه ‪Juga dalam salah satu atsar, dari Abu Hurairoh‬‬

‫عن أبي هريرة قال ‪ :‬بينا طائفة من أصحاب رسول هللا صلى هللا عليه وسلم عنده ‪ ،‬إذ قال رسول هللا ‪ « :‬إن هللا لما فرغ من‬
‫خلق السماوات واألرض خلق الصور فأعطاه إسرافيل ‪ ،‬فهو واضعه على فيه ‪ ،‬شاخص ببصره ينتظر متى يؤمر » ‪ ،‬قال أبو‬
‫هريرة ‪ :‬قلت ‪ :‬يا رسول هللا ‪ ،‬وما الصور ؟ قال ‪ « :‬هو قرن » ‪ ،‬قلت ‪ :‬وكيف هو ؟ قال ‪ « :‬عظيم » ‪ ،‬قال ‪ « :‬والذي نفسي‬
‫بيده ‪ ،‬إن عظم دارة فيه لعرض السماء واألرض ‪ ،‬ينفخ فيه ثالث نفخات ‪ ،‬فالنفخة األولى للفزع ‪ ،‬والنفخة الثانية نفخة‬
‫الصعق ‪ ،‬والنفخة الثالثة نفخة القيام لرب العالمين ‪ ،‬يأمر هللا إسرافيل بالنفخة األولى ‪ ،‬فيقول ‪ :‬انفخ نفخة الفزع ‪ ،‬فينفخ‬
‫نفخة الفزع ‪ ،‬فيفزع أهل السماوات واألرض إال من شاء هللا فيأمره فيمدها ويطيلها ‪ ،‬وال يفتر ‪ ،‬وهي التي يقول هللا عز وجل‬
‫‪ :‬وما ينظر هؤالء إال صيحة واحدة ما لها من فواق وتسير الجبال فتكون كالسحاب ‪ ،‬ثم تكون سرابا ‪ ،‬فترجف األرض‬
‫بأهلها ‪ ،‬وهي التي يقول هللا ‪ :‬يوم ترجف الراجفة تتبعها الرادفة فتكون األرض كالسفينة الموبقة تضربها األمواج في البحر‬
‫‪ ،‬تكفأ بأهلها كالقنديل المعلق بالعرش ‪ ،‬فترجف األرض فتهيم الناس على وجهها ‪ ،‬وتذهل المراضع ‪ ،‬وتضع الحوامل ‪،‬‬
‫ويشيب الولدان ‪ ،‬وتطير الشياطين هاربة فتلقاها المالئكة ‪ ،‬تضرب وجوهها فترجع ‪ ،‬ويولى الناس مدبرين ‪ ،‬فينادي المنادي‬
‫‪ ،‬وهي التي يقول هللا ‪ :‬يوم التناد يوم تولون مدبرين ما لكم من هللا من عاصم ‪ ،‬فبينما هم على ذلك من الحال إذ نظروا إلى‬
‫األرض قد تصدعت من قطر إلى قطر ‪ ،‬فرأوا أمرا عظيما ‪ ،‬فأخذهم لذلك من الكرب ما هللا به عليم ‪ ،‬فينظرون إلى السماء ‪،‬‬
‫فإذا هي كالمهل ‪ ،‬خسف شمسها وقمرها ‪ ،‬وانتثرت نجومها ‪ ،‬ثم كشطت عنهم » ‪ ،‬قال رسول هللا صلى هللا عليه وسلم ‪« :‬‬
‫األموات ال يعلمون بشيء من ذلك » قال أبو هريرة ‪ :‬فقلت ‪ :‬يا رسول هللا ‪ ،‬من استثنى هللا حين يقول ‪ :‬ففزع من في‬
‫السموات ومن في األرض إال من شاء هللا ؟ قال ‪ « :‬أولئك الشهداء ‪ ،‬هم أحياء عند ربهم يرزقون ‪ ،‬وقاهم هللا شر ذلك اليوم‬
‫‪ ،‬وأمنهم من عقابه ‪ ،‬وإنما يصل الفزع إلى األحياء ‪ ،‬وهو عذاب هللا يبعثه على شرار خلقه ‪ ،‬ثم يقول لسرافيل ‪ :‬انفخ نفخة‬
‫الصعق ‪ ،‬فينفخ نفخة الصعق ‪ ،‬فيصعق أهل السماء واألرض إال من شاء هللا » قال أبو هريرة ‪ :‬قلت ‪ :‬يا رسول هللا ‪ ،‬فمن‬
‫استثنى هللا حين نفخ في الصور ‪ ،‬فصعق من في السموات ومن في األرض إال من شاء هللا ؟ قال ‪ « :‬جبريل وميكائيل وحملة‬
‫العرش ‪ ،‬وملك الموت ‪ ،‬حتى إذا خمدوا جاء ملك الموت إلى الجبار فقال ‪ :‬يا رب ‪ :‬قد مات أهل األرض وأهل السماء ‪ ،‬فيقول‬
‫هللا وهو أعلم ‪ :‬من بقي ؟ فيقول ‪ :‬بقيت أنت يا رب ‪ ،‬الحي الذي ال يموت ‪ ،‬وبقي جبريل وميكائيل وحملة العرش ‪ ،‬وبقيت أنا‬
‫‪ ،‬فيقول هللا عز وجل ‪ :‬فليمت حملة العرش ‪ ،‬فيموتون ‪ ،‬ويأمر هللا العرش فيقبض الصور ‪ ،‬ثم يجيء ملك الموت إلى الجبار‬
‫فيقول ‪ :‬يا رب ‪ ،‬قد مات حملة العرش ‪ ،‬فيقول هللا وهو أعلم ‪ :‬من بقي ؟ ‪ ،‬فيقول ‪ :‬بقيت أنت يا رب ‪ ،‬الحي الذي ال تموت ‪،‬‬
‫وبقي جبريل وميكائيل ‪ ،‬وبقيت أنا ‪ ،‬فيقول هللا ‪ :‬فليمت جبريل وميكائيل ‪ ،‬فيموتان ‪ ،‬وينطق هللا العرش فيقول ‪ :‬يا رب ‪،‬‬
‫تميت جبريل وميكائيل ؟ فيقول هللا له ‪ :‬اسكت ‪ ،‬فإني كتبت الموت على من تحت عرشي ‪ ،‬ثم يجيء ملك الموت إلى الجبار‬
‫فيقول ‪ :‬يا رب ‪ ،‬مات جبريل وميكائيل ‪ ،‬فيقول هللا وهو أعلم ‪ :‬فمن بقي ؟ فيقول ‪ :‬بقيت أنت الحي الذي ال تموت ‪ ،‬وبقيت أنا‬
‫‪ ،‬فيقول هللا ‪ :‬أنت خلق من خلقي ‪ ،‬خلقتك لما قد ترى ‪ ،‬مت ثم ال تحيا ‪ ،‬قال ‪ :‬فإذا لم يبق إال هللا جل ثناؤه الواحد األحد‬
، ‫ أنا الجبار‬: ‫ ثم قال‬، ‫ ثم تلقفهما‬، ‫ ثم دحاها‬، ‫ طوى السماوات واألرض كطي السجل للكتاب‬، ‫ كان آخرا كما كان أوال‬، ‫الصمد‬
‫ فال‬، ‫ أال من كان لي شريكا فليأت‬: ‫ يقول ذلك ثم ينادي‬، ‫ هلل الواحد القهار‬: ‫ لمن الملك اليوم ؟ ثم يرد على نفسه‬: ‫ثم ينادي‬
‫ قال ذلك ثالثا‬، ‫يأتيه أحد‬

Artinya:

“Ketika beberapa Shohabat berada dekat Rosũlullõh ‫صلى هللا عليه وسلم‬, beliau ‫صلى هللا عليه وسلم‬
bersabda:

“Sesungguhnya Allõh seusai menciptakan langit dan bumi, Allõh ciptakan sangkakala dan
diberikan kepada malaikat bernama Isrofil, lalu malaikat Isrofil memegang sangkakala itu dan
meletakkan pada mulutnya. Matanya membelalak melihat ke depan menunggu perintah kapan
saatnya sangkakala itu ditiup.”

Abu Hurairoh ‫ رضي هللا عنه‬berkata, “Aku berkata, “Ya Rosũlullõh, apa yang dimaksud dengan
Ats Tsũr?”
Beliau ‫ صلى هللا عليه وسلم‬menjawab, “Dia adalah tanduk.”
Aku (Abu Hurairoh ‫ )رضي هللا عنه‬bertanya lagi, “Seperti apakah itu?”
Beliau ‫ صلى هللا عليه وسلم‬menjawab, “Besar. Demi Yang jiwaku ditangan-Nya, sesungguhnya
besarnya sangkakala adalah seluas langit dan bumi. Akan ditiup 3 kali. Tiupan pertama
terjadi kepanikan. Tiupan kedua terjadi kemusnahan. Tiupan ketiga berdiri menghadap Robb
Penguasa semesta alam (Allõh ‫)سبحانه وتعالى‬.”
“Allõh ‫ سبحانه وتعالى‬menyuruh Isrofil pada tiupan pertama dan berfirman, “Tiuplah dengan tiupan
yang menyebabkan kepanikan dan kekalang-kabutan.”
Lalu (– sangkakala – pent.) ditiuplah, maka panik dan kalang kabutlah penghuni langit dan
bumi, kecuali yang Allõh ‫ سسسسسس سسسسسس‬kehendaki untuk diperintahkan agar
memanjang usianya. Dan inilah sebagaimana apa yang difirmankan Allõh ‫( سبحانه وتعالى‬QS.
Shõd (38) ayat 15), “Tidaklah yang mereka tunggu melainkan hanya satu teriakan saja yang
tidak ada baginya saat berselang.”
“Dan gunung-gunung berterbangan bagaikan awan, kemudian menjadi hancur berantakan dan
bumi pun memporak-porandakan penghuninya.” Dan itu adalah sebagaimana firman Allõh ‫سبحانه‬
‫( وتعالى‬QS. An Nãziyat (79) ayat 6-7), “(6) (Sesungguhnya kamu akan dibangkitkan) pada
hari ketika tiupan pertama menggoncangkan alam, (7) tiupan pertama itu diiringi oleh tiupan
kedua.”
“Pada hari terjadinya Hari Kiamat yang diikuti oleh goncangan berikutnya, sehingga bumi
bagaikan perahu yang tertumpah dihempas badai di laut, memecahkan penghuninya
bagaikan lampu yang tergantung di arsy. Bumi bergoncang sehingga manusia tersungkur
diatas wajahnya, bayi-bayi ketakutan, orang-orang hamil keguguran, anak-anak beruban,
syaithoon lari berterbangan dihardik malaikat, dipukul wajahnya lalu kembali. Manusia lari
tunggang langgang. Penyeru pun menyeru.” Sebagaimana firman Allõh ‫( سبحانه وتعالى‬QS.
Ghofĩr (40) ayat 33), “(yaitu) hari (ketika) kamu (lari) berpaling ke belakang, tidak ada bagimu
seorangpun yang menyelamatkan kamu dari (azab) Allõh, dan siapa yang disesatkan Allõh,
niscaya tidak ada baginya seorangpun yang akan memberi petunjuk.”
“Ketika mereka dalam keadaan demikian, mereka melihat ke bumi, ternyata telah berantakan
lalu mereka melihat perkara yang sangat besar, mereka menjadi ketakutan dan akhirnya
musnah. Lalu mereka melihat ke langit, ternyata bagaikan logam yang meleleh. Langit
runtuh, matahari, bulan dan lain-lainnya hancur berantakan.”
Rosũlullõh ‫صلى هللا عليه وسلم‬bersabda, “Orang yang sudah mati, tidak mengetahui hal itu sama
sekali.”
Abu Hurairoh ‫ رضي هللا عنه‬berkata, “Ya Rosũlullõh, siapakah orang-orang yang dikecualikan
oleh Allõh ‫ سبحانه وتعالى‬ketika berfirman, “Dan (ingatlah) hari (ketika) ditiup sangkakala, maka
terkejutlah segala yang di langit dan segala yang di bumi, kecuali siapa yang dikehendaki
Allõh. Dan semua mereka datang menghadap-Nya dengan merendahkan diri. (QS An Naml
(27) ayat 87).”
Rosũlullõh ‫ صلى هللا عليه وسلم‬bersabda, “Mereka adalah syuhada. Mereka adalah hidup disisi
Allõh, diberi rizqy. Allõh lindungi mereka dari kejahatan hari ini, dan Allõh beri mereka rasa
aman dari siksa-Nya. Kepanikan itu hanya Allõh sampaikan pada orang yang masih hidup,
yaitu adzab Allõh yang Allõh akan bangkitkan pada orang-orang yang merupakan sejahat-jahat
makhluk.”
Kemudian Allõh ‫ سبحانه وتعالى‬berfirman pada Isrofil, “Tiuplah dengan tiupan yang mematikan.”
Sehingga matilah penghuni langit dan bumi, kecuali yang Allõh ‫ سبحانه وتعالى‬kehendaki.
Abu Hurairoh ‫ رضي هللا عنه‬berkata, “Aku bertanya, “Ya Rosũlullõh siapa yang dikecualikan oleh
Allõh ‫ سبحانه وتعالى‬ketika sangkakala ditiup, sehingga menjadi musnahlah yang di langit dan yang
di bumi kecuali yang Allõh ‫ سبحانه وتعالى‬kehendaki?”
Rosũlullõh ‫ صلى هللا عليه وسلم‬bersabda, “Jibril, Mikail, Malaikat Pembawa ‘Arsy dan Malakul
Maut (Pencabut Nyawa).”
Sehingga apabila mereka semua sudah mati, Malakul Maut datang pada Allõh ‫ سبحانه وتعالى‬dan
berkata, “Ya Allõh, penghuni bumi sudah mati, juga penghuni langit.”
Maka Allõh ‫ سبحانه وتعالى‬berfirman dan Allõh ‫ سبحانه وتعالى‬Maha Mengetahui, “Siapa yang
tersisa?”
Maka Malakul Maut berkata, “Engkau ya Allõh Yang Maha Hidup, Yang tidak pernah akan
mati. Juga masih hidup Jibril, Mikail dan Malaikat Pembawa ‘Arsy dan aku.”
Maka Allõh ‫ سبحانه وتعالى‬berfirman, “Matilah Pembawa ‘Arsy.”
Maka matilah mereka.
Allõh ‫ سبحانه وتعالى‬memerintahkan ‘Arsy untuk memegang sangkakala, kemudian Malakul Maut
datang kepada Allõh ‫ سبحانه وتعالى‬dan berkata, “Ya Allõh, telah mati Pembawa ‘Arsy.”
Maka berfirmanlah Allõh ‫ سبحانه وتعالى‬Yang Maha Mengetahui, “Siapakah yang tersisa?”
Malakul Maut berkata, “Aku, ya Allõh Yang Maha Hidup dan tidak akan mati. Juga Jibril dan
Mikail, juga aku.”
Maka Allõh ‫ سبحانه وتعالى‬berfirman, “Matilah Jibril dan Mikail.”
Maka matilah keduanya.
Lalu ‘Arsy berkata, “Ya Allõh, telah Engkau matikan Jibril dan Mikail.”
Kemudian Allõh ‫ سبحانه وتعالى‬berfirman, “Diamlah, sesungguhnya Aku telah memerintahkan
untuk mati siapa saja yang berada dibawah ‘Arsy.”
Kemudian datanglah Malakul Maut kepada Allõh ‫ سبحانه وتعالى‬dan berkata, “Ya Allõh, Jibril dan
Mikail sudah mati.”
Dan Allõh ‫ سبحانه وتعالى‬berfirman dan Allõh ‫ سبحانه وتعالى‬lebih Maha Mengetahui, “Maka siapakah
yang tersisa?”
Malakul Maut berkata, “Engkau yang tersisa, wahai Yang Maha Hidup dan aku.”
Maka Allõh ‫ سبحانه وتعالى‬berfirman, “Kamu adalah makhluk dari makhluk yang Ku-ciptakan. Ku-
ciptakan kamu untuk mati seperti yang kamu lihat, kemudian tidak lagi hidup.”
Berkata Abu Hurairoh ‫رضي هللا عنه‬, “Maka apabila tidak ada yang tersisa kecuali Allõh ‫سبحانه‬
‫ وتعالى‬Yang Esa (Tunggal), tempat bergantung, maka Akhir adalah sebagaimana Awal,
dilipatlah langit dan bumi seperti dilipatnya halaman Kitab, kemudian membiarkannya,
kemudian menggulungnya dan berfirman, “Aku Yang Maha Perkasa, punya siapa Kerajaan
pada hari ini ?”
Kemudian membalas terhadap Diri-Nya sendiri, “Kepunyaan Allõh ‫ سبحانه وتعالى‬Yang Esa
(Tunggal), Yang tak terkalahkan.”
Allõh ‫ سبحانه وتعالى‬menyatakan itu dan menyeru, “Siapa yang menyekutukan Aku, maka
datangkanlah.”
Dan tidak ada satu pun yang mampu. Dikatakannya yang demikian itu tiga kali.”

Seluruh kisah ini diriwayatkan oleh Al Imãm Ibnu Abid Dun-ya ‫ رحمه هللا‬dalam Kitab “Al
AHwãLl” (Dahsyatnya Hari Kiamat), halaman 54. Itulah gambaran tentang dahsyatnya Hari
Kiamat.

Sebagai tambahan adalah apa yang dikatakan oleh para ‘Ulama Ahlus Sunnah :

Misalnya Muhmmad bin Ka’ab Al Qurdzi ‫ رحمه هللا‬mengatakan :

‫ فيصرخ عند ذلك صرخة لو‬: ‫ قال‬، ‫ يا ملك الموت مت موتا ال تحيا بعده أبدا‬: ‫ يقال له‬، ‫بلغني أن آخر من يموت ملك الموت‬
‫ لمن الملك اليوم هلل الواحد القهار‬: ‫ ثم يقول هللا عز وجل‬، ‫ ثم يموت‬، ‫سمعها أهل السماوات وأهل األرض لماتوا فزعا‬

Artinya:

“Sampai padaku bahwa yang terakhir mati adalah Malaikat Pencabut Nyawa. Dikatakan
kepada malaikat itu: “Matilah kamu, yang tidak ada kehidupan setelahnya.” Kemudian ia
(Malaikat) itu pun menjerit yang kalaulah (suaranya) terdengar oleh penghuni langit dan bumi
maka mereka akan menjadi mati; kemudian dia (Malaikat) itu pun akan mati.

Kemudian Allõh ‫ سبحانه وتعالى‬berfirman: “Milik siapakah kerajaan pada hari ini? Milik Allõh
‫ سبحانه وتعالى‬Yang Esa lagi Maha Perkasa (QS. Ghofĩr (40) ayat 16)”

Lihat Kitab “Al AHwãl” karya Al Imãm Ibnu Abi Ad Dun-ya ‫رحمه هللا‬, halaman 60)

Anas bin Mãlik ‫ رضي هللا عنه‬berkata, bahwa Rosũlullõh ‫ صلى هللا عليه وسلم‬bersabda:

: ‫ من هؤالء ؟ قيل‬: ‫ فقيل‬، ‫ فازدحموا على باب الجنة‬، ‫إذا وقف العباد جاء قوم واضعي سيوفهم على رقابهم تقطر دماؤهم‬
‫الشهداء كانوا أحياء مرزوقين‬

Artinya:
“Jika suatu kaum berdiri dihadapan Allõh, maka akan ada suatu kaum yang meletakkan pedang
diatas pundak mereka bercucuran darah, mereka berdesak-desakan memasuki pintu surga.”
“Siapakah mereka yang hendak memasuki surga itu?”
Maka dikatakan: “Para Syuhada. Mereka hidup dan diberi rizqy oleh Allõh ‫سبحانه وتعالى‬.”
(Lihat Kitab “Al AHwãl” karya Al Imãm Ibnu Abi Ad Dun-ya ‫رحمه هللا‬, halaman 61)

Muslimin dan muslimat yang dirahmati Allõh ‫سبحانه وتعالى‬,


Bumi yang kita injak sekarang ini, apakah kelak akan menjadi hamparan ketika kita
dibangkitkan?

Diriwayatkan oleh Shohabat Abu Hurairoh ‫رضي هللا عنه‬, bahwa Rosũlullõh ‫صلى هللا عليه وسلم‬
bersabda:

، ‫ ال ترى فيها عوجا‬، )‫ الجلد المدبوغ‬: ‫ ويمدها مد األديم العكاظي (األديم‬، ‫ ويسطحها‬، ‫ فيبسطها‬، ‫تبدل األرض غير األرض‬
‫ من كان‬، ‫ فإذا هم في هذه األرض المتبدلة في مثل مواضع األخرى‬، ‫ أثار) هللا الخلق زجرة واحدة‬: ‫ ثم يزجر (زجر‬، ‫وال أمتا‬
‫ ومن كان على ظهرها كان على ظهرها‬، ‫في بطنها كان في بطنها‬

Artinya:
“Allõh akan tukar dengan bumi yang lain (– selain dari bumi yang sekarang ada ini –).
Dihamparkan, diratakan dan dipanjangkan seolah kulit yang disamak, tidak terlihat lekak-
lekuknya dimana manusia bisa bersembunyi. Kemudian Allõh goncangkan sekali lagi,
barangsiapa yang semula dibawah, digoncang ke atas lalu kembali ke bawah lagi; dan
barangsiapa yang semula diatas digoncang ke bawah lalu kembali ke atas lagi”.
(Lihat Kitab “Al AHwãl” karya Al Imãm Ibnu Abi Ad Dun-ya ‫رحمه هللا‬, halaman 63)

Shohabat Ali bin Abi Tholib ‫ رضي هللا عنه‬berkata:

‫تبدل األرض من فضة والسماء من ذهب‬

Artinya:
“Bumi yang kita injak sekarang ini akan diubah oleh Allõh ‫سبحانه وتعالى‬. Pada hari Kiamat
adalah buminya berasal dari perak dan langitnya adalah emas”
(Lihat Tafsir Al Baghowy tentang Tafsir QS. Ibrohĩm (14) ayat 14, juga Kitab “Al AHwãl”
karya Al Imãm Ibnu Abi Ad Dun-ya ‫رحمه هللا‬, halaman 65)

Demikian terjemahan sekilas dari Kitab “Al Ahwãl”, tentang dahsyatnya hari Kiamat. Bahwa
tidak ada lagi ampun bagi orang yang berma’shiyat, tidak ada lagi perlawanan ataupun
kesombongan, karena pada saat itu sia-sia saja. Semuanya takluk dan tunduk pada Kekuasaan
Allõh ‫سبحانه وتعالى‬. Jangankan manusia yang lemah ini, semua alam semesta akan hancur-lebur.

Ibroh (pelajaran)-nya dari kedahsyatan Kiamat ini adalah : “Bersegeralah kita untuk beramal
dengan amalan yang shõlih, yang benar, dan yang banyak. Jangan dihitung-hitung amalannya,
karena sebanyak apapun amal kita, tidak akan bisa “membeli” surga Allõh ‫سبحانه وتعالى‬. Amalan-
amalan itu hanya sekedar merupakan sebab saja.”
Rosũlullõh ‫ صلى هللا عليه وسلم‬pun juga menjelaskan demikian, bahwa: Hanya Allõh ‫سبحانه وتعالى‬
yang menjamin, dan memberikan kelebihan kepada Rosũlullõh ‫ صلى هللا عليه وسلم‬dengan kasih
sayang-Nya dan keutamaan Allõh ‫ سبحانه وتعالى‬kepada beliau ‫صلى هللا عليه وسلم‬.

Hal ini adalah sebagaimana dalam Hadits Riwayat Al Imãm Muslim no: 2816, dari Shohabat
Abu Hurairoh ‫رضي هللا عنه‬, bahwa Rosũlullõh ‫ صلى هللا عليه وسلم‬bersabda:
‫َّللاِ َوالَ أ َ ْنتَ قَا َل َوالَ أَنَا ِإاله أَ ْن يَتَغَ هم َدنِ َى ه‬
ُ‫َّللاُ ِب َرحْ َم ٍة ِم ْنه‬ ُ ‫قَالُوا يَا َر‬.‫س ِددُوا َوا ْعلَ ُموا أَنههُ لَ ْن يَ ْن ُج َو أ َ َح ٌد ِم ْن ُك ْم ِبعَ َم ِل ِه‬
‫سو َل ه‬ َ ‫قَ ِاربُوا َو‬
ْ َ‫َوف‬
‫ض ٍل‬

Artinya:
“Bergegaslah (untuk beramal) dan istiqomahlah. Ketahuilah oleh kalian bahwa tidak
seorangpun dari kalian akan selamat disebabkan (semata-mata) karena amalannya”
Para Shohabat bertanya, “Ya Rosũlullõh, demikan pula engkau?”
Rosũlullõh ‫ صلى هللا عليه وسلم‬menjawab, “Demikian pula aku, kecuali Allõh ‫ سبحانه وتعالى‬memberi
padaku jaminan kasih sayang dan keutamaan.”

Sedangkan kita ini adalah manusia biasa, yang tidak punya jaminan.
Maka bagi kita adalah sangat rugi, apabila kita sudah diberi kesempatan dan peluang untuk
beramal shõlih tetapi tidak mau mengambil ibroh, maka jangan-jangan hati kita tertutup.
Na’ũdzu billãhi min dzãlik.

Demikianlah informasi tentang dahsyatnya hari Kiamat. Semoga bermanfaat bagi kita semua.

TANYA JAWAB

Pertanyaan:

Apakah Hari Kiamat merupakan bentuk murka Allõh ‫ سبحانه وتعالى‬kepada manusia, ataukah itu
merupakan bentuk kasih sayang-Nya kepada manusia ?

Jawaban:

Allõh ‫ سبحانه وتعالى‬berfirman dalam Al Qur’an, bahwa Allõh ‫ سبحانه وتعالى‬itu tidak boleh
dipertanyakan mengapa Allõh ‫ سبحانه وتعالى‬berbuat begini dan begitu. Mengapa Allõh ‫سبحانه وتعالى‬
menciptakan manusia, mengapa Allõh ‫ سبحانه وتعالى‬menciptakan dunia dan sebagainya. Adalah
tidak beradab apabila makhluk bertanya demikian kepada Allõh ‫سبحانه وتعالى‬.

Justru kita ini yang akan ditanya oleh Allõh ‫سبحانه وتعالى‬: Umurmu dikemanakan, kepemudaanmu
yang perkasa itu untuk apa, hartamu yang Allõh ‫ سبحانه وتعالى‬beri itu untuk apa saja. Darimanakah
harta tersebut dan dikeluarkan untuk apa, dan apakakah amalan dari ilmu yang telah kita
dapatkan (kita ketahui), dan sebagainya.

Maka justru yang perlu dipersiapkan adalah bahwa kita harus lulus dari pertanyaan Allõh ‫سبحانه‬
‫ وتعالى‬atas semua amanah yang Allõh ‫ سبحانه وتعالى‬berikan dan bekalkan kepada kita.

Adapun jawaban pertanyaan mengapa Allõh ‫ سبحانه وتعالى‬menjadikan hari Kiamat dan seterusnya,
apakah itu merupakan rahmat ataukah adzab, maka di dalam Al Qur’an Allõh ‫سبحانه وتعالى‬
berfirman dalam Surat Al Mulk (67) ayat 2 :
ُ ُ‫يز ا ْلغَف‬
‫ور‬ ُ ‫ع َمالً َوه َُو ا ْلعَ ِز‬ َ ْ‫ق ا ْل َم ْوتَ َوا ْل َحيَاةَ ِليَ ْبلُ َو ُك ْم أَيُّ ُك ْم أَح‬
َ ُ‫سن‬ َ َ‫الهذِي َخل‬

Artinya:

“Yang menjadikan mati dan hidup, supaya Dia menguji kamu, siapa di antara kamu yang
lebih baik amalnya. Dan Dia Maha Perkasa lagi Maha Pengampun.”

Bahwa semua itu diciptakan sebagai ujian bagi kita manusia, apakah kita tergolong orang yang
bersyukurkah, atau tergolong orang yang kufur kepada Allõh ‫سبحانه وتعالى‬. Apakah kita termasuk
orang yang meng-hamba kepada Allõh ‫سبحانه وتعالى‬, ataukah kita termasuk orang yang
membangkang terhadap Syari’at Allõh ‫سبحانه وتعالى‬.

Semua itu adalah karena hendaknya kita sadar atas tujuan penciptaan diri kita sebagai manusia
adalah sebagaimana firman Allõh ‫ سبحانه وتعالى‬dalam QS. Adz Dzãriyaat (51) ayat 56 :

ِ ‫نس ِإ هال ِليَ ْعبُد‬


‫ُون‬ ِ ْ ‫َو َما َخلَ ْقتُ ا ْل ِجنه َو‬
َ ‫ال‬

Artinya:

“Dan Aku tidak menciptakan jin dan manusia melainkan supaya mereka menyembah (men-
tauhidkan)-Ku.”

Karena Tauhid-lah, maka semua yang ada ini Allõh ‫ سبحانه وتعالى‬ciptakan, termasuk Hari Kiamat
nanti.

Pertanyaan:

Kami menangkap dari keterangan diatas bahwa Kiamat itu hanya untuk manusia. Sedangkan
makhluk Allõh ‫ سبحانه وتعالى‬selain manusia juga ada jin, syaithõn dan malaikat yang jumlahnya
bermilyar-milyar. Apakah makhluk selain manusia akan mengalami Kiamat juga ?

Jawaban :

Diatas sudah dijelaskan yakni dari Hadits Shohabat ‘Ubay bin Ka’ab ‫رضي هللا عنه‬, diterangkan
bahwa semua makhluk Allõh ‫ سبحانه وتعالى‬ketika Hari Kiamat seperti jin akan meminta
pertolongan kepada manusia dan manusia pun meminta kepada jin pertolongan. Berarti baik
manusia maupun jin, semua akan terkena Kiamat.

Juga dalam Hadits yang diriwayatkan oleh Abu Hurairoh ‫رضي هللا عنه‬, seperti disampaikan diatas,
bahwa yang tersisa setelah hari Kiamat, tinggal empat malaikat, yaitu Jibril, Mikail, Malaikat
pemikul Arsy dan Malaikat Pencabut Nyawa. Tetapi akhirnya mereka pun juga akan dimatikan
oleh Allõh ‫ سبحانه وتعالى‬dan kemudian alam semesta ini akan digulung.
Lalu pada ahkirnya, Allõh ‫ سبحانه وتعالى‬bertanya kepada semua makhluk: “Siapakah sebenarnya
yang punya Kerajaan ini?”. Tidak ada yang menjawab.
Bahkan dalam akhir riwayat disebutkan, bahwa Allõh ‫ سبحانه وتعالى‬berfirman: “Siapa yang punya
sekutu, datangkanlah sekutumu itu kepada-Ku”.
Maka Kiamat itu terjadi bagi semua makhluk, termasuk jin, syaithõn dan para malaikat akan
hancur, dan tunduk kepada Kekuasaan Allõh ‫سبحانه وتعالى‬.
Allõhu Akbar !

Pertanyaan:

Pada hari Kiamat semua makhluk akan dihancurkan oleh Allõh ‫سبحانه وتعالى‬. Lalu surga dan
neraka itu termasuk makhluk atau bukan?

Jawaban:

Ahlus Sunnah wal Jamã’ah mengatakan bahwa Surga dan Neraka adalah makhluk. Dan itu
sudah Allõh ‫ سبحانه وتعالى‬ciptakan. Selanjutnya terserah kepada Allõh ‫ سبحانه وتعالى‬untuk menjadi
tempat bagi siapa yang beriman dan siapa yang kãfir.

Pertanyaan :

Dalil tentang Hari Kiamat akan terjadi pada hari Jum’at, mohon penjelasannya.

Jawaban:

Benar. Bahwa Alam semesta ini diciptakan pada Hari Jum’at dan akan Allõh ‫سبحانه وتعالى‬
gulung (Kiamat) kelak pada hari Jum’at, sebagaimana diriwayatkan dalam Hadits Al Imãm
Abu Dãwud no: 1047, dari Shohabat Abu Hurairoh ‫رضي هللا عنه‬, bahwa Rosũlullõh ‫صلى هللا عليه‬
‫ وسلم‬bersabda:

‫ َو َما‬، ُ‫ساعَة‬ ‫ َوفِي ِه تَقُو ُم ال ه‬، َ‫ َوفِي ِه َمات‬، ‫ع َل ْي ِه‬ َ ‫ب‬َ ‫ َوفِي ِه تِي‬، ‫ َوفِي ِه أ ُ ْه ِب َط‬، ‫ق آ َد ُم‬ َ ‫ فِي ِه ُخ ِل‬، ‫س يَ ْو ُم ا ْل ُج ُم َع ِة‬ ُ ‫ش ْم‬ ‫َخي ُْر يَ ْو ٍم َط َل َعتْ فِي ِه ال ه‬
ٌ‫ساعَة‬ َ ‫ َوفِي ِه‬، ‫س‬ َ ‫الن‬ ْ ْ
ِ ‫ إِاله ال ِجنه َو‬، ‫ع ِة‬ ‫شفقا ِمنَ ال ه‬
َ ‫سا‬ ً َ َ ‫س‬ ُ ‫ش ْم‬ ُ ْ
‫صبِ ُح َحتهى تَطل َع ال ه‬ ْ ٌ
ْ ُ ‫ ِم ْن ِحينَ ت‬، ‫ِم ْن دَابه ٍة إِاله َو ِه َي ُمسِي َخة يَ ْو َم ال ُج ُمعَ ِة‬
‫ بَ ْل فِي ك ُِل‬: ُ‫ فَقُ ْلت‬، ‫سنَ ٍة يَ ْو ٌم‬ َ ‫ ذَ ِلكَ فِي ك ُِل‬: ‫ب‬ ٌ ‫ قَا َل َك ْع‬، ‫ ِإاله أ َ ْع َطاهُ ِإيها َها‬، ً‫َّللاَ حَاجَة‬‫سأ َ ُل ه‬ ْ َ‫س ِل ٌم َوه َُو يُص َِلي ي‬ ْ ‫ع ْب ٌد ُم‬َ ‫الَ يُصَا ِدفُهَا‬
َ
، ‫سال ٍم‬ َ َ‫ع ْب َد هللاِ ْبن‬ َ ُ َ َ َ
َ ُ‫ ث هم لقِيت‬: ‫ قا َل أبُو ه َُري َْرة‬. ‫صدَقَ النبِ ُّي صلى هللا عليه وسلم‬ ‫ه‬ َ َ َ
َ : ‫ فقا َل‬، ‫ب الت ه ْو َراة‬ َ َ َ
ٌ ‫ فق َرأ َك ْع‬: ‫ قَا َل‬، ‫ُج ُمعَ ٍة‬
‫ فَ َقا َل‬، ‫ فَأ َ ْخ ِب ْرنِي ِبهَا‬: ُ‫ فَقُ ْلتُ لَه‬: َ‫ قَا َل أَبُو ه َُر ْي َرة‬، ‫ع ٍة ِه َي‬ َ ‫سا‬ َ
َ ‫ع ِل ْمتُ أَيهة‬ َ ‫ قَ ْد‬: ‫سالَ ٍم‬ َ ُ‫ع ْب ُد هللاِ ْبن‬ َ ‫ فَ َقا َل‬، ‫ب‬ ٍ ‫فَ َح هدثْتُهُ ِب َمجْ ِلسِي َمع َك ْع‬
‫سو ُل هللاِ صلى‬ َ َ ْ ْ
ُ ‫ َوق ْد قا َل َر‬، ‫ع ٍة ِمن يَ ْو ِم ال ُج ُمعَ ِة‬ َ ‫سا‬ َ ‫آخ ُر‬
ِ ‫ْف ِه َي‬ ْ ُ َ ْ
َ ‫ َكي‬: ُ‫ فقلت‬، ‫ع ٍة ِمن يَ ْو ِم ال ُج ُمعَ ِة‬ ْ َ ‫سا‬ َ ‫آخ ُر‬ِ ‫ ِه َي‬: ‫سالَ ٍم‬ َ ُ‫ع ْب ُد هللاِ ْبن‬َ
ِ‫سو ُل هللا‬ َ
ُ ‫ ألَ ْم يَقُ ْل َر‬: ‫سالَ ٍم‬
َ ُ‫ع ْب ُد هللاِ ْبن‬ َ
َ ‫ فقَا َل‬، ‫ساعَة الَ يُص َِلي فِيهَا‬ ُ ‫ َوتِ ْلكَ ال ه‬، ‫س ِل ٌم َوه َُو يُص َِلي‬ ْ ‫ع ْب ٌد ُم‬ ُ
َ ‫ الَ يُصَا ِدفهَا‬: ‫هللا عليه وسلم‬
َ‫ ه َُو ذَاك‬: ‫ قَا َل‬، ‫ َب َلى‬: ُ‫ َفقُ ْلت‬: ‫ َقا َل‬، ‫ص ِل َي‬ َ ‫صالَ ٍة َحتهى ُي‬ َ ‫صالَةَ فَ ُه َو ِفي‬ ‫سا َي ْنت َ ِظ ُر ال ه‬
ً ‫س َمجْ ِل‬ َ َ‫ َم ْن جَ ل‬: ‫صلى هللا عليه وسلم‬

Artinya:

“Sebaik-baik hari dimana matahari terbit adalah Hari Jum’at. Pada hari itu, Adam ‫عليه السالم‬
diciptakan. Pada hari itu dia (Adam ‫ )عليه السالم‬diturunkan ke bumi. Pada hari itu dia (Adam
‫ )عليه السالم‬diampuni dari dosa-dosanya. Pada hari itu dia (Adam ‫ )عليه السالم‬meninggal dunia.
Dan pada hari itu, Hari Kiamat akan terjadi. Tidak ada satu pun makhluk melata diatas muka
bumi, kecuali Allõh ‫ سسسسسس سسسسسس‬akan musnahkan, sejak fajar terbit hingga matahari
terbit kecuali jin dan manusia. Pada hari itu, terdapat satu saat, jika seorang hamba Muslim
tepat sholat, memohon pada Allõh ‫ سبحانه وتعالى‬kebutuhannya, kecuali Allõh ‫ سبحانه وتعالى‬akan
mengabulkannya.”
Ka’ab ‫ رضي هللا عنه‬berkata, “Apakah hal itu terjadi setiap tahun satu hari?”
Aku (Abu Hurairoh ‫ )رضي هللا عنه‬menjawab, “Bahkan di setiap Jum’at.”
Beliau (Abu Hurairoh ‫ )رضي هللا عنه‬berkata, “Maka Ka’ab ‫ رضي هللا عنه‬membaca Taurat dan
berkata, “Benarlah Nabi ‫صلى هللا عليه وسلم‬.”
Abu Hurairoh ‫ رضي هللا عنه‬berkata, “Kemudian aku berjumpa dengan ‘Abdullõh bin Salam ‫رضي‬
‫هللا عنه‬, maka aku ceritakan apa yang terjadi di majelisku dengan Ka’ab ‫رضي هللا عنه‬.”
Maka berkata ‘Abdullõh bin Salam ‫رضي هللا عنه‬, “Sungguh aku telah tahu, kapan saat itu.”
Abu Hurairoh ‫ رضي هللا عنه‬berkata, “Beritakanlah padaku.”
Maka menjawablah ‘Abdullõh bin Salam ‫رضي هللا عنه‬, “Dia adalah di saat-saat akhir dari hari
Jum’at.”
Abu Hurairoh ‫ رضي هللا عنه‬berkata, “Bagaimana dia itu di akhir saat dari Hari Jum’at, sedangkan
Rosũlullõh ‫ صلى هللا عليه وسلم‬bersabda, “Tidaklah seorang hamba menepatinya dengan sholat
pada saat itu.”
Maka berkatalah ‘Abdullõh bin Salam ‫رضي هللا عنه‬, “Tidakkah Rosũlullõh ‫صلى هللا عليه وسلم‬
bersabda, “Barangsiapa duduk di suatu majelis, menunggu sholat maka dia berada dalam
sholat sehingga dia pun sholat?”
Abu Hurairoh ‫ رضي هللا عنه‬berkata, “Benar.”
Maka ‘Abdullõh bin Salam ‫ رضي هللا عنه‬berkata, “Itulah !”

Oleh karena itu Hari Jum’at sering disebut Sayyidul Ayyam (Tuan dari segala hari).

Jum’at berasal dari kata: Jamã’ah (‫– )جماعة‬Yajma’u (‫ – )يجمع‬Jam’an (‫)جمعا‬, yang artinya adalah
“Kumpulan”.
Disebut “Jum’at”, karena “Pada hari itu, kaum muslimin berkumpul di masjid untuk
melaksanakan sholat Jum’at”.

Dari sisi derajatnya, hari Jum’at adalah hari yang paling utama (afdhol), dan itu mencakup
semua perkara-perkara yang diamalkan oleh manusia, dari mulai Maghrib hari Kamis
sampai hari Jum’at Maghribnya lagi (24 jam). Amal-amalan termasuk afdhol bila dilakukan
oleh manusia pada hari Jum’at. Maka disebut sebagai Sayyidul Ayyam (Penghulu segala hari).

Pada hari Jum’at itu juga Allõh ‫ سبحانه وتعالى‬ciptakan Nabi Adam, dan pada hari Jum’at pula
Allõh ‫ سبحانه وتعالى‬gulung alam semesta ini. Dan benar bahwa hari Kiamat akan terjadi pada
hari Jum’at.

Hari Jum’at juga merupakan waktu yang mustajab untuk berdo’a. Terutama Jum’at ba’da
sholat ‘Ashar, berdo’a pada saat tersebut akan sangat maqbul, sampai tibanya waktu
Maghrib. Tetapi sayang keutamaan waktu-waktu yang seperti itu, jarang dipergunakan oleh
manusia untuk berdo’a dan bermunajat kepada Allõh ‫سبحانه وتعالى‬.

Sebagai catatan:
Karakter dari ‘Aqĩdah adalah Tauqifiyah, terpaku pada Wahyu. Sehingga bila kita terbiasa
berpikir dengan logika atau akal, maka akan kurang berkembang iman kita. Tetapi disitulah
letak ujiannya. Apakah kita beriman kepada Allõh ‫ سبحانه وتعالى‬ataukah tidak, baik terhadap
perkara-perkara yang bisa diterima oleh akal manusia maupun terhadap sesuatu yang ghoib atau
tidak masuk akal manusia. Allõh ‫ سبحانه وتعالى‬akan menguji kita terhadap hal tersebut.

Karena Allõh ‫ سبحانه وتعالى‬berfirman dalam QS. Al Ahdzãb (33) ayat 36 :

َ ‫سولَهُ فَ َق ْد‬
ً‫ض هل ض ََالال‬ ُ ‫َّللاَ َو َر‬
‫ص ه‬ ِ ‫سولُهُ أَ ْمرا ً أَن َيكُونَ لَ ُه ُم ا ْل ِخيَ َرةُ ِم ْن أ َ ْم ِر ِه ْم َو َمن يَ ْع‬ ‫َو َما كَانَ ِل ُمؤْ ِم ٍن َو َال ُمؤْ ِمنَ ٍة إِذَا قَضَى ه‬
ُ ‫َّللاُ َو َر‬
ً ‫ُّم ِبينا‬

Artinya:

“Dan tidaklah patut bagi laki-laki yang mu’min dan tidak (pula) bagi perempuan yang
mu’min, apabila Allõh dan Rosũl-Nya telah menetapkan suatu ketetapan, akan ada bagi
mereka pilihan (yang lain) tentang urusan mereka. Dan barangsiapa mendurhakai Allõh dan
Rosũl-Nya maka sungguhlah dia telah sesat, sesat yang nyata.”

Artinya, bila Allõh ‫ سبحانه وتعالى‬sudah menetapkan sesuatu, maka bagi kita orang yang beriman
tidak ada pilihan lain, kecuali kita beriman kepada Allõh ‫ سبحانه وتعالى‬dan semua yang berasal
dari Allõh ‫سبحانه وتعالى‬.

Alhamdulillah, kiranya cukup sekian dulu bahasan kita kali ini, mudah-mudahan bermanfaat.
Kita akhiri dengan Do’a Kafaratul Majlis :

َ‫س ْب َحانَكَ اللَّ ُه َّم َو ِب َح ْمدِكَ أ َ ْش َهدُ أ َ ْن َلَ ِإلَهَ ِإَلَّ أ َ ْنتَ أَ ْستَ ْغ ِف ُركَ َوأ َتُوبُ ِإلَيْك‬
ُ

‫والسالم عليكم ورحمة هللا وبركاته‬

َ‫ص َنا ًما فَنَ َظ ُّل لَهَا عَا ِك ِفين‬ ْ َ ‫(قَالُوا نَ ْعبُ ُد أ‬٧٠) َ‫( إِ ْذ قَا َل لبِي ِه َوقَ ْو ِم ِه َما ت َ ْعبُ ُدون‬٦٩) ‫علَي ِْه ْم نَ َبأ َ إِب َْرا ِهي َم‬َ ‫َواتْ ُل‬
َ‫( َقالُوا بَ ْل َو َج ْد َنا آبَا َء َنا َكذَ ِلك‬٧٣) َ‫( أ َ ْو يَ ْنفَعُونَ ُك ْم أ َ ْو يَض ُُّرون‬٧٢) َ‫عون‬ ُ ‫س َمعُونَ ُك ْم ِإ ْذ تَ ْد‬
ْ ‫ي‬
َ ‫ل‬
ْ َ
‫ه‬ ‫ل‬
َ ‫ا‬ َ
‫ق‬ (٧١)
‫ب‬َّ ‫عد ٌُّو ِلي إَِل َر‬ َّ َ ْ َ ْ َ َ َ َ
َ ‫( ف ِإن ُه ْم‬٧٦) َ‫(أنت ُ ْم َوآبَا ُؤ ُك ُم الق َد ُمون‬٧٥) َ‫( قا َل أف َرأ ْيت ُ ْم َما ُكنت ُ ْم ت َ ْعبُ ُدون‬٧٤) َ‫يَ ْفعَلُون‬
ْ
‫ين‬ِ ‫ش ِف‬ ْ ‫ضتُ فَ ُه َو َي‬ ْ ‫(و ِإذَا َم ِر‬ َ ٧٩) ‫ين‬ ِ ‫س ِق‬ْ َ‫( َوالَّذِي ه َُو يُ ْط ِع ُمنِي َوي‬٧٨) ‫ِين‬ ِ ‫(الَّذِي َخ َلقَنِي فَ ُه َو َي ْهد‬٧٧) َ‫ا ْلعَالَ ِمين‬
‫ب َه ْب ِلي ُح ْك ًما‬ ِ ‫( َر‬٨٢) ‫ين‬ َ ْ َ ْ َ َّ
ِ ‫(والذِي أط َم ُع أ ْن يَغ ِف َر ِلي خ ِطيئَتِي يَ ْو َم ال ِد‬ َ ٨١) ‫ين‬ ِ ِ‫( َوالَّذِي يُ ِميتُنِي ث ُ َّم يُحْ ي‬٨٠)
(٨٣) َ‫َوأَ ْل ِح ْقنِي ِبالصَّا ِل ِحين‬

Artinya :

69. Dan bacakanlah kepada mereka kisah Ibrohim.


70. Ketika dia (Ibrohim) berkata kepada ayahnya dan kaumnya, “Apakah yang
kamu sembah?”
71. Mereka menjawab, “Kami menyembah berhala-berhala dan kami senantiasa
tekun menyembahnya.”
72. Dia (Ibrohim) berkata, “Apakah mereka (berhala-berhala itu) mendengarmu
ketika kamu berdoa (kepadanya)?,
73. Atau (dapatkah) mereka memberi manfaat atau mencelakakan kamu?”
74. Mereka menjawab, “Tidak, tetapi kami dapati nenek moyang kami berbuat
begitu.”
75. Dia (Ibrohim) berkata, “Apakah kamu memperhatikan apa yang kamu
sembah,
76. kamu dan nenek moyang kamu yang terdahulu?
77. Sesungguhnya mereka (apa yang kamu sembah) itu musuhku, lain halnya
Tuhan seluruh alam,
78. (yaitu Tuhan) Yang telah menciptakan aku, maka Dia yang memberi petunjuk
kepadaku,
79. dan Yang memberi makan dan minum kepadaku;
80. dan apabila aku sakit, Dialah yang menyembuhkan aku,
81. dan yang akan mematikan aku, kemudian akan menghidupkan aku (kembali),
82. Dan yang sangat kuinginkan akan mengampuni kesalahanku pada hari
kiamat”
83. (Ibrohim berdoa), “Ya Tuhanku, berikanlah kepadaku ilmu dan masukkanlah
aku ke dalam golongan orang-orang yang saleh.” ~ (QS. Asy Syu’aro (26) : 69-
83)

RENUNGAN :

Allõh Subhãnahu wa Ta’ãlā memerintahkan kita untuk membaca, bahkan


membacakan sebagian dari kisah perjalanan dakwah Nabi Ibrohim
‘Alaihissalam…

“Bacakanlah olehmu kepada mereka berita tentang Ibrohim…”

Sebagai seorang dai…


Sebagai seorang pembaharu…
Sebagai seorang yang berilmu…
Sebagai seorang yang mengetahui kebenaran…
>Sebagai seorang yang TERPANGGIL UNTUK MEMPERBAIKI UMMAT
yang dinilai berada diatas kesesatan…
Sebagai seorang yang merasa PUNYA TANGGUNG JAWAB MENGATASI
KERUSAKAN yang bisa saja mengundang murka Allõh Subhãnahu Wa Ta’ãlã…

Maka ….
Sebelum kemurkaan itu Allòh timpakan pada mereka…
Ibrohim ‘Alaihissalam adalah manusia yang Allõh pilih untuk berada di tengah-
tengah mereka dan MELAKUKAN PERBAIKAN….

Dengan hikmah dan bijaksana…


Ibrohim ‘Alaihissalam lalu memulai upaya dakwah dan ishlah…
Dengan ber-DIALOG TENTANG KONSEP KEAGAMAAN DAN
KEYAKINAN mereka di dalam hidup…
Tentang peribadatan yang mereka persembahkan kepada Tuhan mereka selama
ini….
Juga tentang hakekat yang menjadikan mereka berharap kebaikan dan terhindar
dari segala keburukan…
Wahai kaum…
Berikanlah penjelasan kepadaku…
Definisikan dengan benar tentang “Siapa sesungguhnya Tuhan kalian yang kalian
selalu berhamba kepadanya“…

Berhala-berhala yang kalian sembah itu apakah mereka mendengar jika kalian
mengadu kepada mereka, pada saat kalian meminta dan mengajukan kebutuhan
kalian ?…

Apakah benda-benda yang kalian anggap Tuhan itu mampu mendatangkan


kebaikan dan manfaat yang kalian cari dan kalian harapkan ?…

Atau sebaliknya…

Apakah benda-benda yang kalian anggap Tuhan itu mampu untuk menyingkap,
menjauhkan, mengangkat dan menghindarkan kalian dari bahaya ?…

Ternyata kebodohan kaum Ibrohim ‘Alaihissalam terungkap dari jawaban


mereka…

Mereka tidaklah paham tentang itu…


Tidaklah mengkritisi sebelum itu…
Tidaklah pernah meneliti sebelum itu…

Bahkan tidak pula mengkaji…


Karena apa yang mereka lakukan selama ini…Bagi setiap orang yang meyakini
keberadaan dan kedahsyatannya…

Nabi Ibrohim ‘Alaihissalam mengajarkan…


Bahwa siapa pun orangnya…
Jangankan orang biasa…
Bahkan setingkat Nabi pun, sebagaimana dirinya (Ibrohim ‘Alaihissalam) masih
butuh dan bermohon agar Allõh senantiasa memberinya ILMU…

Ilmu yang dengannya seseorang tahu…


Mana yang benar, mana yang salah…
Mana yang haq, mana yang bathil…
Mana yang boleh, mana yang dilarang…
Mana yang patut, mana yang tidak patut…
Mana yang hina, mana yang mulia…

ILMU lah yang memberitahukan kepada kita…


Tentang siapa kita…
Tentang apa yang harus kita lakukan…
Tentang apa akibat jika kita melakukan sesuatu…
Bahkan ilmu lah yang menjelaskan kepada kita…
Tentang bagaimana menjalani hidup menuju selamat dan bahagia dengan sangat
terang dan jelas…

Nabi Ibrohim ‘Alaihissalam adalah Nabi utusan Allõh…


Pilihan Allõh…
Tentu adalah manusia yang bermartabat…
Manusia yang tinggi…
Manusia yang mulia…
Manusia yang luhur…
Jika dibandingkan dengan umatnya…
Maka pastilah Allõh akan tempatkan ia pada kedudukan yang patut, layak bahkan
mulia sesuai dengan statusnya sebagai nabi dan rosūl di Hari Akherat kelak….

Tetapi betapa pun demikian…


Nabi Ibrohim ‘Alaihissalam mengajarkan bahwa…
Nabi Ibrohim tetap berdoa memohon…
Meminta kepada Allòh…
Agar beliau digolongkan bersama orang-orang yang shõlih…

Jika Nabi Ibrohim ‘Alaihissalam saja demikian….


Maka bukankah kita lebih butuh ?
Bukankah kita lebih patut berdoa daripada beliau ?

Sungguh tidak tahu diri…


Dan tidak sadar tentang diri lah orang-orang yang tidak memohon, meminta serta
menyadari butuhnya setiap diri mereka terhadap Allõh Subhãnahu wa Ta’ãlã…

Jangankan di Hari Akhir…


Bahkan manusia sejak dicipta menjadi calon manusia…

Sejak saat itu, dia tidak pernah lepas dari membutuhkan Allõh…

(~ Ust. Achmad Rofi’i, Lc.M.M.Pd. ~)

(165) Kerosuulan Nabi Muhammad Sholalloohu 'Alaihi Wassallam

Di dalam suatu Hadits yang berasal dari salah seorang Shohabat bernama Jãbir
bin ‘Abdillah rodhiyallõhu ‘anhu, sebagaimana dikeluarkan oleh al-Imām As
Suyūthi di dalam “Al Jami’ ash-Shoghīr” dan di-Hasan-kan oleh syaikh
Nashiruddin al-Albãni dalam “Shohīh Al-Jami’ ash-Shoghīr” nomor: 2409,
bahwa Rosūlullõh Sholallõhu ‘Alaihi Wassallam bersabda:

‫اإلنَّ ِس‬
ِ ‫الجن و‬
ِ ‫ َّإَل عاصي‬، ِ‫ َّإَل يعلَ ُم أنِي رسو ُل هللا‬، ‫والرض‬
ِ ‫السماء‬
ِ َ‫ إِنَّهُ ليس شي ٌء بين‬.
Artinya :
“Sesungguhnya tidak ada apapun di langit dan di bumi, kecuali dia tahu
bahwa aku adalah utusan Allõh, kecuali yang berma’shiyat dari kalangan jin
dan manusia.”

Hadits ini dengan terang mengabarkan kepada kita bahwa Muhammad bin
‘Abdillah Sholallõhu ‘Alaihi Wassallam adalah utusan Allõh…
Yang Allõh utus…
Bukan sekedar untuk orang yang berada di Jazirah Arab….
Akan tetapi untuk semesta alam…

Bagaimana tidak….
Langit dan bumi itu bukan sekedar dihuni oleh manusia….
Akan tetapi dengan kekuasaan Allõh, maka mereka itu semua mengetahui bahwa
Nabi Muhammad adalah utusan Allõh…
Dengan hadits ini pula…
Kita mengetahui bahwa Islam adalah untuk segenap penghuni bumi…
Karena Allõh mengutus Nabi Muhammad untuk menjadi wujud rahmat dan kasih
sayang Allõh bagi semesta alam…

Hanya satu dari dua pilihan…


Beriman dan membenarkan kerosūlan Muhammad Sholallõhu ‘Alaihi
Wassallam…
Berikutnya, konsekwen dengan hakikat makna keimanan itu…

Ataukah tidak beriman dan tidak membenarkan kerosūlan Nabi Muhammad


Sholallõhu ‘Alaihi Wassallam lalu konsekwensinya adalah….
Siap dengan ancaman Allõh dan murka-Nya, kalau tidak di dunia…
Maka setelah manusia itu mati…
Pastilah akan terbukti akibat dari sikapnya itu….

Bagi yang beriman dan membenarkan kerosūlan Muhammad Sholallõhu ‘Alaihi


Wassallam…
Maka yang harus dia sadari adalah…
Bahwa dia harus membenarkan bahwa Muhammad adalah manusia pilihan…
Yang Allõh pilih atas kehendak dan putusan-Nya….
Yang mana Muhammad Rosūlullõh adalah keturunan Arab…
Bahkan dari Quraisy….
Bahkan dari turunan ‘Ismail ‘alaihissalām…
Dan berarti menjadi cucu dari ‘Ibrohim ‘alaihissalām…

Beriman kepada kerosūlan Muhammad Sholallõhu ‘Alaihi Wasallam berarti


membenarkan dengan seyakin-yakinnya bahwa yang diterima oleh Rosūlullõh
adalah wahyu yang disampaikan oleh Jibril ‘alaihissalãm dari Allõh….
Dan itu adalah benar….
Tidak ada keraguan sedikitpun….
Begitupun dengan penjelasan, baik berupa perkataan — perbuatan ataupun
sesuatu yang menjadi sikap Rosūlullõh…
Pada hakekatnya adalah wahyu yang menjelaskan al-Qur’an…

Bagi yang beriman kepada kerosūlan Muhammad Sholallõhu ‘Alaihi Wasallam


akan menjadi berarti dan bermanfaat bagi dirinya…
Jika keimanan itu dibuktikan dengan ittiba’….
Dan mengikuti apa saja yang shohīh dari Nabi Muhammad Sholallõhu ‘Alaihi
Wasallam…

Apakah masuk diakal/rasional…


Ataukah tidak masuk diakal/ irrasional…

Apakah sesuai dengan kemauan dan kehendaknya….


Ataukah tidak sesuai dengan kemauan dan kehendaknya….

Atau apakah disepakati, disetujui dan diridhoi oleh manusia….


Ataukah tidak disepakati, tidak disetujui dan tidak diridhoi oleh manusia….

Maka….
Beriman kepada kerosūlan Muhammad Sallallahu Alaihi Wasallam…
Adalah semata-mata menjadi konsekwensi dari sikap membenarkan terhadap
kerosūlan itu…

Bahkan…
Bukanlah merupakan sesuatu yang aneh…
Jika pengorbanan melalui jiwa, raga dan harta menjadi taruhannya…
Untuk membuktikan keimanannya terhadap kerosūlan itu….

Karena yang demikian itu…


Telah tergores di dalam sejarah…
Bahwa pengikut-pengikut Nabi Muhammad…
Adalah mereka yang mengikuti seluruh gerak dan jejak, langkah Nabi
Muhammad Sholallõhu ‘Alaihi Wasallam…
Baik dalam suka…
Maupun dalam duka…
Baik dalam keadaan sempit…
Maupun dalam keadaan lapang…

Bahkan tidaklah Islam sampai kepada hati kita…


Tanpa pengorbanan mereka para pengikut setia Nabi Muhammad Sholallõhu
‘Alaihi Wasallam…

Pertanyaannya adalah…
“Apakah kita menjadi orang yang BERIMAN DENGAN SEKEDAR
MENCUKUPKAN ISLAM SEBAGAI PENGAKUAN, TANPA
EKSISTENSI….

Ataukah…

BERIMAN DENGAN SEGENAP PENGAKUAN YANG DIBUKTIKAN


DALAM SELURUH EKSISTENSI KEHIDUPANNYA…???”

Marilah…
Setiap kita mencari jawabannya…

Semoga bermanfaat !

(~ Ust. Achmad Rofi’i, Lc.M.M.Pd. ~)

(164) Selektiflah

Pada zaman dahulu, ada seorang alim yang selalu menasehati sahabat-sahabatnya
dengan perkataan,

“Janganlah kalian duduk bersama setiap orang alim….


Kecuali orang alim yang mengajak kalian dari lima perkara menuju kepada
lima perkara :

1) Dari ragu kepada yakin,


2) Dari permusuhan kepada nasehat,
3) Dari sombong kepada tawadhu / rendah hati,
4) Dari riya’ kepada ikhlas,
5) Dari rasa cinta kepada rasa takut.”

(Abu Nu’aim Al Asfahani, Hilyatul Auliya, jilid 8 halaman 72. Kata beliau,
“Pernyataan ini sering digunakan oleh Syaqiq bin Salamah dalam menasehati para
sahabatnya, sehingga karena seringnya maka para perawi keliru menganggapnya
sebagai Hadits.” Ibnul Jauzi, al Maudhu’at, jilid 1 halaman 275, dan kata beliau,
“Ini adalah bukan sabda Rosūlullòh sholallõhu ‘alaihi wassallam“)

(163) Bau Busuk

‫قال الوزاعي رحمه هللا شكت النواويس ما تجد من نتن جيف الكفار فأوحى هللا إليها بطون علماء السوء‬
‫أنتن مما أنتم فيه‬

Artinya :
Al-Imam al-Auzã’i berkata:
“Peti mati mengadu tentang busuknya bau bangkai orang–orang kafir…
Maka Allõh Subhãnahu wa Ta’ãlã memberitahukan padanya…..
Bahwa….
Isi perut-perut ulama yang jahat adalah….
Lebih busuk dari apa yang kalian temui.”

(Ihya Ulumuddin 1 / 63)

(162) Tuhan Fiktif

Allõh Subhãnahu wa Ta’ãlã berfirman:

َ َ‫َواتَّ َخذُوا ِمن دُونِ ِه آ ِلهَةً ََّل يَ ْخلُقُون‬


‫ش ْيئ ًا َو ُه ْم يُ ْخلَقُونَ َو ََل يَ ْم ِلكُونَ ِلَنفُس ِِه ْم ض ًَّرا َو ََل نَ ْفعًا َو ََل يَ ْم ِلكُونَ َم ْوتًا‬
ً ‫َو ََل َحيَاةً َو ََل نُش‬
‫ُورا‬

Artinya :

“Namun mereka mengambil tuhan-tuhan selain Dia (untuk disembah), padahal


mereka (tuhan-tuhan itu) tidak menciptakan apa pun, bahkan mereka sendiri
diciptakan dan tidak kuasa untuk (menolak) bahaya terhadap dirinya dan tidak
dapat (mendatangkan) manfaat serta tidak kuasa mematikan, menghidupkan, dan
tidak (pula) membangkitkan.”
[QS. Al-Furqon (25) ayat 3]

Pada saat di dunia…


Mereka yang tidak beriman kepada Allõh…
Mereka yang menjadikan selain Allõh sebagai Tuhan bagi mereka, padahal itu
semua tidak pantas diangkat menjadi Tuhan; karena itu semua merupakan sesuatu
yang tercipta dan bukan Pencipta….

Tidaklah semua itu bisa memberikan kebaikan pada dirinya….


Bagaimana dapat memberi pada yang lain….

Tuhan-tuhan fiktif itu pun tidak bisa menolak bahaya yang tertuju pada dirinya
sendiri….
Maka bagaimana pula akan sanggup melindungi selainnya???

Mereka hidup pun adalah karena Allòh yang menjadikan mereka hidup…
Sehingga wajar jika mereka tidak bisa memberi kehidupan pada selainnya, dan
tidak pula bisa mematikan….

Bagi orang yang berakal…


Sungguh sia-sia mempertuhankan sesuatu yang tidak pantas untuk dijadikan
“Tuhan”….
Betapa bahagianya menjadi seorang Muslim yang memiliki Allõh yang
Mencipta….

Bahkan yang Mengatur semesta alam ini….

Mereka yang memilih tuhan-tuhan fiktif itu…


Bersikukuh untuk tetap menjadikan selain Allõh sebagai Tuhan…
Karena mereka belum merasakan gelapnya kuburan…
Pedihnya azab…
Dahsyatnya kiamat…
Dan penyesalan tiada arti….
Ketika mereka dimasukkan ke dalam jahanam….

Mereka tidak tahu atau bahkan mereka tidak mau tahu..


Bahwa kelak pada hari kiamat, Allõh akan bangkitkan tuhan-tuhan fiktif itu, yang
pernah mereka jadikan sebagai Tuhan ketika di dunia….

Kalau saja mereka tahu….


Bahwa ternyata tuhan-tuhan fiktif yang pernah mereka jadikan Tuhan itu akan
Allõh bangkitkan pula….
Bahkan bukan sekedar itu….
Allõh Yang Maha Kuasa akan menjadikan mereka bisa berbicara dan menjawab
pertanyaan Allõh…

‫سبِي َل‬ َ ‫ضلَ ْلت ُ ْم ِعبَادِي َٰ َهؤ ََُل ِء أَ ْم ُه ْم‬


َّ ‫ضلُّوا ال‬ ْ َ ‫َّللاِ فَيَقُو ُل أَأَنت ُ ْم أ‬ ِ ‫َويَ ْو َم يَحْ ش ُُر ُه ْم َو َما يَ ْعبُ ُدونَ ِمن د‬
َّ ‫ُون‬

Artinya :

“Dan (ingatlah) suatu hari (ketika) Allõh menghimpunkan mereka beserta apa
yang mereka sembah selain Allõh, lalu Allõh berkata (kepada yang disembah);
“Apakah kamu yang menyesatkan hamba-hamba-Ku itu, atau mereka sendirikah
yang sesat dari jalan (yang benar)?”
[QS. Al-Furqon (25) ayat 17]

Mereka mengatakan, “Ya Allõh, bukan…


Bukan kami yang menyesatkan mereka…
Justru mereka sendiri yang memilih untuk menjadi orang-orang yang sesat.…”
Mereka selanjutnya justru bertasbih mensucikan Allõh

‫س ْبحَانَكَ َما كَانَ يَنبَ ِغي َلنَا أَن نَّت َّ ِخذَ ِمن دُونِكَ ِم ْن أ َ ْول‬
ُ ‫… َيا َءَِقَالُوا‬..

Artinya :
“Mereka (yang disembah itu) menjawab: “Maha Suci Engkau, tidaklah patut bagi
kami mengambil selain Engkau (sebagai) pelindung….”
[QS. Al-Furqon (25) ayat 18]

Wahai Manusia….
Pilihlah Allõh sebagai satu-satunya Tuhan untuk diibadahi…
Dan puaslah untuk menjadikan pedoman-Nya: Al-Qur’an dan penjelasannya yaitu
sunnah-sunnah Muhammad Sholallõhu ‘Alaihi Wasallam….
Sebagai pembimbing…
Sebagai penyuluh….
Sebagai pengarah kita sekalian….
Menuju keselamatan dan kebahagiaan yang Hakiki…

Dan janganlah sekali-kali memilih “TUHAN yang BUKAN TUHAN“…

(~ Ustadz Achmad Rofi’i, Lc.M.M.Pd. ~)

(161) Segala Nikmat Adalah Anugrah Allõh

Allõh Subhãnahu wa Ta’ãlã berfirman:

( َ‫س ُك ُم الض ُُّّر فَ ِإلَ ْي ِه تَجْ أ َ ُرون‬ َّ َ‫) َو َما ِب ُك ْم ِم ْن ِن ْع َم ٍة فَ ِمن‬


َّ ‫َّللاِ ۖ ث ُ َّم ِإذَا َم‬

Artinya :

“Dan segala nikmat yang ada padamu (datangnya) dari Allõh, kemudian apabila
kamu ditimpa kesengsaraan, maka kepada-Nyalah kamu meminta pertolongan.”
[QS. An-Nahl (16) ayat 53]
BERIMAN kepada Allõh adalah PENYEBAB LURUSNYA CARA BERPIKIR
seorang manusia….

Dia sadar….
Bahwa hidup ini ciptaan Allõh….

Dia sadar….
Bahwa dia berada dalam kehidupan ini, adalah atas kehendak Allõh…..

Dia sadar…
Bahwa seluruh apa yang dirasakan, baik umur maupun raga yang sehat, rizqi yang
mudah dan lapang, serta kemampuan untuk beribadah, dan seterusnya….
Adalah berasal dari Allõh….

Sudah merupakan suatu kemestian….


Setelah pengakuan itu….
Seyogyanya….
Dia mensyukuri nikmat-nikmat tersebut….

NIKMAT-NIKMAT itu adalah AMANAH…

Adalah titipan yang esok akan Allõh tanyakan pada setiap yang pernah
merasakannya….
Dikemanakankah amanah itu digunakan ???….

Bagi orang yang pandai untuk menunaikan amanah….


Maka pastilah dia akan berbahagia….

Tetapi bagaimanakah dengan orang yang dia luput menunaikannya ?


Diawali dengan dia adalah buta, tak berilmu….
Bahkan sampai dengan dia mengingkari….
Bahwa semua itu milik Allõh, dan berasal dari Allõh….
Maka merugilah atas mereka itu…

Bahkan ironisnya…
Disaat dia susah….
Disaat dia lemah….
Disaat dia butuh….
Dia datang kepada Allõh…
Merengek….
Meminta….
Mengemis…
Kepada ALLÕH….
Karena dia butuh….

Akan tetapi setelah semua cita dan angannya diraih dan dirasakannya, bahkan
puaslah dia atasnya…

Lalu….
Seakan dia lupa….
Tidak ingat ada yang namanya Allõh….

Lalu….
Semua nikmat itu….
Dia atur sesuka hawa nafsunya..
Hingga ajal menjemput, menghampirinya….

Lalu…
Dia pun akan merasakan bukti atas apa yang Allõh janjikan….

Wahai saudaraku se-Iman dan se-Islam….


Semua nikmat….
Bukan milik siapa-siapa….
Melainkan milik Allõh semata….

Semua nikmat…
Pastilah akan ditanya….
Digunakan untuk apa oleh setiap diri kita….

Maka dari itu….

Sebelum kita menyesal dan menderita….


Marilah seluruh nikmat itu….
Kita gunakan untuk bermanfaat terhadap diri sendiri…
Bahkan kebaikan itu akan menjadi bertambah bagi kita….
Jika kita berbagi dengan sesama….

Karena Allõh tidak butuh kepada kita…


Justru kitalah yang membutuhkan segalanya dari Allõh…

(~ Ust. Achmad Rofi’i, Lc. M. M.Pd. ~)

(160) Penyesalan Tiada Arti

Allõh Subhãnahu wa Ta’ãlã berfirman:

( ۖ ‫ون * لَ َع ِلي أ َ ْع َم ُل صَا ِل ًحا فِي َما ت َ َركْتُ ۚ ك َََّل ۚ إِنَّهَا َك ِل َمةٌ ه َُو َقائِلُهَا‬
ِ ُ‫ار ِجع‬
ْ ‫ب‬ ِ ‫َحت َّ َٰى إِذَا جَا َء أ َ َح َد ُه ُم ا ْل َم ْوتُ قَا َل َر‬
َ‫خ ِإلَ َٰى َي ْو ِم يُ ْب َعثُون‬
ٌ ‫)و ِم ْن َو َرا ِئ ِه ْم َب ْر َز‬
َ

Artinya:

(99) “(Demikianlah keadaan orang-orang kafir itu), hingga apabila datang


kematian kepada seseorang dari mereka, dia berkata, Ya Tuhanku, kembalikanlah
aku (ke dunia),”
(100) “agar aku dapat berbuat kebajikan yang telah aku tinggalkan. Sekali-kali
tidak! Sungguh itu adalah dalih yang diucapkannya saja. Dan di hadapan mereka
ada barzakh-barzakh sampai pada hari mereka dibangkitkan.”
[QS. Al-Mu’minun (23) ayat 99 – 100]

Tidak sedikit dari manusia….


Bahkan muslim sekalipun….
Yang mengira bahwa hidup ini menjadi sempurna dengan ANGAN-ANGAN….

Demikian tinggi angan-angan itu, hingga mengakibatkan dirinya lalai dari


mengerjakan apa yang menjadi misi di dalam hidupnya….

Yakni…
Beribadah kepada Allõh…
Mendekatkan diri kepada Allõh….
Mengejar apa yang ada di sisi Allõh….
Menghindar dari murka Allõh….
Menjauhkan diri dari apa-apa yang menjauhkan dirinya dari Allõh atau
mengundang murka Allõh….

Tidak sedikit yang menganggap bahwa tingginya kedudukan….Atau bahwa


lapangnya rizqi…
Atau bahwa kepandaian dan kemampuannya…
Akan bisa menghindarkan dirinya dari kematian…
Padahal tidak ada seorangpun yang bisa menaklukkan atau mempercepat
kematian….

Bagaimanakah jika kematian menghampirinya dengan tiba-tiba???…


Lalu dia masih dalam keadaan jauh dari Allõh ???….
Tidak punya bekal menuju kehidupan abadi di Hari Akhir nanti ???…

Maka…
Penyesalan lah yang tiada berarti....

Harus menjadi pelajaran…


Jika datang kepada mereka kematian yang menjemput dengan tiba-tiba…
Lalu mengetahui sebenarnya apa yang Allõh beritakan sebelumnya…
Barulah dia tersadar dan menyesal akan kehidupannya selama ini…
Kemudian mengadu dan meminta kepada Allōh :
“Ya Allõh, kembalikanlah aku untuk hidup kembali di dunia…
Aku pasti akan beramal yang baik-baik yang mengundang ridho-Mu dan cinta-
Mu….
Dulu aku lalai….
Aku tidak percaya dan lalai terhadap peringatan-Mu dan berbuat yang merugikan
diriku sendiri….
Duhai ya Allõh….
Kembalikanlah aku ke dunia….
Agar aku sejenak dapat memperbaiki diri….”
Sungguh..
Penyesalan itu lalu menjadi tiada arti apa-apa baginya…

Maka…

Sebelum menyesal…
Bersegeralah untuk berbenah…
Karena semua itu pada hakekatnya….
Adalah untuk diri kita sendiri….

(~ Ust. Achmad Rofi’i, Lc. M. M.Pd. ~)


(159) Boikot Produk Yahudi Zionis Israel

WALA dan BARO’ adalah…


Bagian dari KONSEKWENSI TAUHID…
Bagian dari konsekwensi AQĪDAH….
Karena LÃ ILÃHA ILALLÕH itu ISI nya adalah MENYATAKAN “TIDAK /
BERLEPAS DIRI / BERBEBAS DIRI dari apa saja SELAIN ALLÕH” dan
HANYA MENERIMA / MEYAKINI / MEMBENARKAN “SATU YANG
TIDAK ADA DUANYA, “SATU YANG TIDAK ADA SEKUTU BAGI-Nya”,
“SATU YANG TIDAK BOLEH KITA MENENTANG-Nya”…
DIA adalah ALLÕH Subhãnahu wa Ta’ãlā….

APLIKASINYA :
MENERIMA DARI ALLÕH saja….
MENERIMA DARI ROSŪLULLÕH sholalloohu ‘alaihi wassallam saja….
MENERIMA DARI MUKMININ saja…..
Dan TIDAK MENERIMA, TIDAK BERGABUNG, TIDAK MENOLONG,
TIDAK MENSUKSESKAN, dan TIDAK BERSAMA ORANG-ORANG
KAFIR….

Jadi LĀ ILÃHA ILALLÕH mutlak harus ADA KONSEKWENSI nya….


Sebagaimana orang yang membeli barang….
Maka dia memilikinya, kemudian otomatis menjaganya….
Adapun RESIKO adalah merupakan sesuatu hal yang rasional sebagai
KONSEKWENSI PILIHAN-nya, yaitu membeli….

Perlu disadari bahwa…


Seandainya tidak bekerja pada perusahaan Yahudi tadi ia TIDAK BERADA
DALAM KATEGORI DARURAT atau TIDAK MENYEBABKANNYA MATI,
maka jawabannya adalah TIDAK BEKERJA disitu….
Ini sikap Muslim yang memiliki prinsip Al Wala wal Baro…..
Ini sikap Muslim yang MENGEDEPANKAN KONSEKWENSI TAUHID (LĀ
ILÃHA ILALLÕH)…..
Tapi kalau yang ada adalah sebaliknya, maka yang terjadi juga sebaliknya….

Kalau baginya TIDAK TERMASUK DARURAT….


Maka HARUS ADA UPAYA NYATA….
DIMULAI DARI KEMARIN, atau kalau tidak berarti DIMULAI DARI HARI
INI….
Oleh SETIAP PRIBADI MUSLIM / KELOMPOK-KELOMPOK/ KOMUNITAS
MUSLIM….
Untuk MEMULAI SECARA BERTAHAP untuk BERLEPAS DIRI DARI
MEREKA (Yahudi / orang-orang kafir)….
Untuk TIDAK BERGANTUNG PADA MEREKA….
Dengan menjadikan YAKIN, SABAR, QONA’AH, ULET dan KERJA KERAS
demi MENUJU KEMANDIRIAN MUSLIM….
HARUS DIINGAT jika dahulu kala Rosūlullõh sholallòhu ‘alaihi wassallam
bekerjasama dengan Yahudi, Maka itu BUKAN DALAM POSISI ROSŪL
DIDIKTE OLEH YAHUDI (atau menjadi objek eksploitasi mereka)…..

Terbukti bahwa….
Ketika seorang musyrik meminta izin kepada Rosūlullòh sholallõhu ‘alaihi
wassallam untuk diikutsertakan dalam Perang Badar dan setelah kemudian
diketahui bahwa orang itu adalah musyrik maka Rosūl pun menyuruhnya untuk
pulang, dan menyatakan bahwa beliau tidak akan meminta pertolongan pada
orang musyrik :

ٍ‫فارج ْع فلن أستعين َبمشرك‬


ِ

Artinya :

“Aku tidak akan meminta tolong pada orang musyrik”


(Hadits Riwayat Muslim no: 1817, dari ‘Aa’isyah rodhiyallõhu ‘anha)

Demikianlah sikap Rosūlullõh sholallõhu ‘alaihi wassallam….


SEJAK AWAL bersabda, “AKU TIDAK AKAN MEMINTA TOLONG PADA
ORANG MUSYRIK“….
Sedangkan musyrik itu adalah bagian dari kekufuran dan orang kafir….

Itu adalah karena Rosūlullõh sholallõhu ‘alaihi wassallam MEMILIKI IZZAH


(KEMULIAAN & HARGA DIRI MUSLIM)….

Ini BERBEDA dengan MUSLIM ZAMAN SEKARANG…..


Yang tidak sedikit dari mereka yang bekerjasama dengan Yahudi / orang kafir itu
adalah karena SEMATA-MATA KEBUTUHAN HIDUPNYA….
Ingin senang…
Ingin punya mobil…
Ingin punya rumah….
Ingin punya status….
Dan lain sebagainya….
Yang menyebabkan dalam posisi demikian itu, MEREKA MENERIMA DI-
DIKTE ORANG YAHUDI / orang kafir…

Padahal….

Lambat laun….
Yang demikian itu akan menyampaikan pada NASIB seperti yang dialami
UMMAT SAAT INI…..

Mungkin sekarang “ENAK” BERSAMA DENGAN ORANG KAFIR….


Tapi…
Hendaknya DISADARI…
Bahwa ANDA, ANAK KETURUNAN ANDA, KELUARGA ANDA, BANGSA
ANDA AKAN SEMAKIN TERGANTUNG PADA ORANG KAFIR…
SEMAKIN TIDAK MANDIRI…
DAN SEMAKIN HILANGLAH HARGA DIRI MUSLIM…
TERMASUK AGAMA ANDA DINISTAKAN PUN, ANDA TAK BISA
BERBUAT APA-APA….

KUALITAS MUSLIM ZAMAN DAHULU….


Bukan mereka tidak bisa hidup bersenang-senang dan bermegah-megahan….
Akan tetapi….
MEREKA YAKIN…
Bahwa DUNIA INI BUKAN TEMPAT BERSENANG-SENANG….
Akan tetapi….
Tempat bersibuk diri dalam amal shōlih….
Tempat beribadah pada Allõh…
Dan tempat untuk MENYEBARKAN ISLAM KE SEANTERO DUNIA….

BERBEDA dengan MUSLIM ZAMAN SEKARANG….


Dimana yang dicari adalah KESENANGAN DAN KEMEGAHAN DUNIA….
Adapun URUSAN MENYEBARKAN ISLAM, ITU URUSAN ORANG
LAIN….

Maka wajarlah….
Kalau ia TAKUT BERESIKO dan HANYA MENCARI AMAN BAGI
DIRINYA SENDIRI…..
Allõhul musta’an.….

Padahal Allõh berfirman:

(‫ص ْر ُك ْم َويُثَ ِبتْ أ‬


ُ ‫َّللاَ َي ْن‬ ُ ‫) ْقدَا َم ُك ْم ََ َيا أ َ ُّيهَا ا َّل ِذينَ آ َمنُوا ِإ ْن ت َ ْن‬
َّ ‫ص ُروا‬

Artinya:

“Wahai orang orang yang beriman, jika kalian menolong Allõh maka niscaya
Allõh akan menolong kalian dan Allõh akan meneguhkan kaki kalian.” [QS.
Muhammad : 7]

Allõh pun berfirman dalam ayat yang lain :

( ‫َّللاِ َف ْليَت َ َو َّك ِل‬


َّ ‫علَى‬ ُ ‫ب لَ ُك ْم ۖ َوإِ ْن يَ ْخذُ ْل ُك ْم فَ َم ْن ذَا الَّذِي يَ ْن‬
َ ‫ص ُر ُك ْم ِم ْن بَ ْع ِد ِه ۗ َو‬ َ ‫َّللاُ فَ ََل‬
َ ‫غا ِل‬ ُ ‫إِ ْن يَ ْن‬
َّ ‫ص ْر ُك ُم‬
َ‫)ا ْل ُمؤْ ِمنُون‬

Artinya:
“Jika Allõh menolong kalian maka tidak akan ada yang menjadi pemenang atas
kalian. Dan jika Allõh menghinakan kalian, maka siapa lagi yang akan bisa
menolong kalian setelah Allõh. Dan hanya kepada Allõh lah hendaknya orang
orang beriman bertawakkul.” [QS. Aali ‘Imron : 160]

Berarti…..
Jika ALLÕH MENOLONG….
Maka MESTINYA TIDAK PERLU KHAWATIR…..
Karena TIDAK AKAN ADA SIAPAPUN YANG AKAN MAMPU
MENGALAHKAN KITA…..

(~ Ust. Achmad Rofi’i, Lc. M. M.Pd. ~)

(158) Agar Selalu Beruntung #2 : Kebajikan & Keberuntungan

Allõh Subhãnahu Wa Ta’ãlã telah berfirman di dalam surat Al Hajj ayat 77 :

ْ ‫ا ْف َعلُ ْوا ا ْل َخي َْر لَعَلَّ ُك ْم تُ ْف ِل ُح ْونَ ََ َٰٰۤيـاَيُّهَا ا َّل ِذ ْينَ َٰا َمنُ ْوا‬
ْ ‫ار َكعُ ْوا َوا‬
‫س ُجد ُْوا َو ا ْعبُد ُْوا َربَّ ُك ْم و‬

“Wahai orang-orang yang beriman! Rukuklah, sujudlah, dan sembahlah


Tuhanmu; dan berbuatlah kebaikan agar kamu beruntung.” (QS. Al-Hajj (22):
Ayat 77)

Wahai orang-orang yang beriman…


Rukuklah kalian…
Sujudlah kalian…
Beribadahlah kalian kepada Allõh…
Dan…
Kerjakanlah kebajikan…
Mudah-mudahan kalian beruntung…

BERUNTUNG seperti yang dipahami oleh para ahli tafsir adalah SURGA….

Ya….
Jika seseorang dimasukkan oleh Allõh ke dalam surga-Nya…
Maka…
Itulah KEBERUNTUNGAN yang HAKIKI….

Manusia berusaha berdagang….


Lalu dia terbebas dari rugi…
Modalnya kembali….
Bahkan beruntung mungkin berlipat ganda…
Lalu dengan itu,
dia menjadi senang, kaya dan terhormat di mata manusia….
Beruntung karena dia mendapatkan apa yang dicita-citakannya…
Lalu orang-orang pun memeluknya dan mengucapkan selamat atas keberhasilan
dan kesuksesannya itu, seraya mengatakan: “Beruntunglah anda“….

Dalam lika-liku kehidupan…


Orang pun terkadang menghadapi kesulitan…
Kebuntuan….
Bahkan ancaman marabahaya….
Lalu dia terbebas dari musibah yang menimpa bahkan teman dan atau
tetangganya….
Dia sendiri segar bugar…
Dia sendiri sehat wal afiyat….
Bahkan terlepas dari marabahaya itu…
Maka….
Orang-orang pun mengatakan padanya: “Beruntunglah anda“…

Terkadang…
Bisa jadi orang mengatakan pada anda: “Beruntunglah Anda“…
Padahal jiwa anda menderita dan menjerit…
Karena sesuatu yang hanya anda yang bisa merasakannya….

Ada penderitaan yang mungkin sangat mendalam yang anda alami….


Tetapi…
Orang lain tak tahu…
Dan mereka tetap mengatakan pada anda: “Beruntunglah anda“…

“Beruntunglah anda” seperti ungkapan di atas…


Belumlah tentu menjadi keberuntungan yang sesungguhnya….

Adapun….

KEBERUNTUNGAN SESUNGGUHNYA adalah….


Jika saat manusia MATI….
Maka usianya ditutup dengan HUSNUL KHOTIMAH…..
KEBERUNTUNGAN SESUNGGUHNYA adalah….
Pada saat selama di kuburannya….
Yang dia nikmati adalah NIKMAT KUBUR….

KEBERUNTUNGAN SESUNGGUHNYA adalah…..


Keadaan yang dirasakan esok di Hari Kiamat…
Dimana kemudahan yang senantiasa dialaminya di Padang Mahsyar….
Dia tidak kepanasan saat Hisab….
Karena Hisab dan perhitungan amalan pun dipermudah baginya….
Disaat haus,
Telaga Rosul pun menjadi penghilang dahaganya….
KEBERUNTUNGAN SESUNGGUHNYA adalah….
Saat manusia saling balas dan saling qishos….
Dia justru terbebas dari tuntutan….

Dan KEBERUNTUNGAN SESUNGGUHNYA adalah….


Dia selamat saat menyeberangi Siroth yang mencekam….

KEBERUNTUNGAN HAKIKI adalah….


SURGA yang diraihnya karena keutamaan Allõh yang dihadiahkan untuknya….

Namun….

KEBAIKAN APA yang harus kita jadikan SEBAGAI TEBUSAN agar ALLÕH
MERIDHOI dan menghadiahkan keutamaan-Nya kepada kita ?

Inilah rahasia yang seharusnya setiap manusia berlomba dengan segala


kesadaran….

Ahli Tafsir Ibnu ‘Abbas rodhiyallõhu ‘anhu memberikan kejelasan kepada kita…
Bahwa ternyata KEBAIKAN itu adalah SILATURROHIM….
KEBAIKAN itu adalah AKHLAQ MULIA….

Bahkan ada pula ulama lain yang mengatakan bahwa….


KEBAIKAN itu adalah ZAKAT yang DITUNAIKAN….
Dan KEBAIKAN itu adalah melakukan AMAR MA’RUF dan NAHI
MUNKAR…

Ternyata KEBAJIKAN itu adalah….


Upaya setiap kita untuk selalu baik terhadap sesama….
Akhlak yang baik….
Tidak melakukan sesuatu yang membuat cerai berai dan permusuhan….
Bahkan mempererat ukhuwah,
bukan saja dengan perilaku,
akan tetapi juga dengan finansial yang Allõh amanahkan kepadanya…..

Bahkan adanya sikap tidak rela jika saudaranya dimurkai oleh Allõh akibat
kemungkaran yang diperbuatnya….
Dia pun tidak rela, jika ada pada saudaranya kesempatan untuk berbuat suatu
kebaikan, akan tetapi saudaranya itu tidak mengerjakannya…..

Inilah kemuliaan dan keluhuran yang Islam usung sepanjang masa….

KEBAJIKAN dan KEBAIKAN yang harus ada, tumbuh pada setiap diri kita….
Bahkan TIDAK tinggal DIAM….
SENANTIASA BERUSAHA AGAR ORANG LAIN pun BERSAMANYA
DALAM mengerjakan berbagai KEBAIKAN….
(~ Ust. Achmad Rofi’i, Lc. M. M.Pd. ~)

(157) Agar Selalu Beruntung #1

Allõh Subhãnahu wa Ta’ãlã berfirman:

( َ‫َّللاَ لَعَلَّ ُك ْم تُ ْف ِل ُحون‬ ُ ِ‫صابِ ُروا َو َراب‬


َّ ‫طوا َواتَّقُوا‬ ْ ‫)يَا أَيُّهَا ا َّل ِذينَ آ َمنُوا ا‬
َ ‫صبِ ُروا َو‬

“Wahai orang-orang yang beriman! Bersabarlah kamu dan kuatkanlah


kesabaranmu dan tetaplah bersiap siaga (di perbatasan negerimu) dan bertakwalah
kepada Allah agar kamu beruntung.” [QS. Ali ‘Imran : 200]

Agar kalian selalu beruntung…..


Ya, agar kalian selalu beruntung…..

Setiap kita…
Jika ditanya apa yang anda cari…
Apa yang anda kejar…
Apa yang anda inginkan…
Apa yang anda cita-citakan…
Dan apa yang menjadi visi hidup anda…
Semua mereka pasti menjawab : INGIN BERUNTUNG…
Bahkan….
Ingin terbebas dari segala makna rugi….

Tetapi….

Tahukah kita apa yang harus dilakukan…..


Agar keberuntungan dan keuntungan dapat kita raih dengan hakiki dan penuh
cinta dan ridho Allah ???

Sadarkah kita….
Bahwa BUKAN AKAL yang menjadi sumber utama untuk memastikan akan
tercapainya keberuntungan yang kita kejar itu…..

Sadarkah kita…..
Bahwa BUKAN RASA, BUKAN KECENDERUNGAN yang menjadi petunjuk
yang benar atas jalan yang harus ditempuh menuju tercapainya makna
keberuntungan itu…..

Sadarkah kita…..
Bahwa PENGALAMAN dari orang ke orang BISA BERBEDA….
Bahwa PENGALAMAN BISA TIDAK BERLAKU dari zaman ke zaman lain….
Bahkan PENGALAMAN BISA BERUBAH, BISA BERBEDA dalam kondisi
dan situasi pola yang berbeda….
Yakinkah kita…
Bahwa bagi orang yang beriman…
Petunjuknya dalam hidup ini….
Dan agar hidup ini menjadi berarti….
Menjadi kesempatan menuju teraihnya keberuntungan….
Menjadi terbebas dari rugi dan petaka….
Tidak ada yang lain, kecuali RUMUS dan RESEP ILAHI…..

Tahukah Anda….
Bahwa agar “kalian selalu beruntung” di dalam al-Qur’an…
Ternyata…
11 kali kalimat itu lah (QS. Ali ‘Imran : 200) yang selalu berulang di dalam al-
Qur’an…

Menunjukkan sesuatu yang harus kita ketahui….


Kemudian…

Kita harus berusaha untuk menjalaninya….


Dan menitinya dengan penuh keyakinan dan kesabaran…..

Maka….
Marilah kita selalu merujuk…
Membaca….
Melihat….
Memperhatikan…..
Kemudian meyakini….
Dan istiqomah dalam menjalani petunjuk al-Qur’an…

Agar kalian selalu beruntung….

(~ Ust. Achmad Rofi’i, Lc. M. M.Pd. ~)

(156) Karunia Paham

Allõh Subhãnahu wa Ta’ãlã berfirman:

( ِ‫َّللا‬ َ ‫َّللاِ َوك َِرهُوا أ َ ْن يُجَا ِهدُوا ِبأ َ ْم َوا ِل ِه ْم َوأ َ ْنفُس ِِه ْم ِفي‬
َّ ‫س ِبي ِل‬ َّ ‫سو ِل‬ ُ ‫ف َر‬ َ ‫فَ ِر َح ا ْل ُم َخ َّلفُونَ ِب َم ْق َع ِد ِه ْم ِخ ََل‬
َ ْ َ
َ‫ش ُّد ح ًَّرا ۚ ل ْو كَانُوا يَفق ُهون‬ َ
َ ‫ار َج َهنَّ َم أ‬ُ ‫) َوقَالُوا ََل تَ ْن ِف ُروا فِي ا ْلح َِر ۗ قُ ْل َن‬

Orang-orang yang ditinggalkan (tidak ikut berperang), merasa gembira dengan


duduk-duduk diam sepeninggal Rosūlullõh. Mereka tidak suka berjihad dengan
harta dan jiwa mereka di jalan Allõh dan mereka berkata, Janganlah kamu
berangkat (pergi berperang) dalam panas terik ini. Katakanlah (Muhammad), Api
neraka Jahanam lebih panas, jika mereka mengetahui.” [QS. At-Taubah : 81]
Diantara umat tidak sedikit yang tidak sadar bahwa bersenang-senang saat
menyelisihi Rosūl dan syariatnya adalah sesuatu yang merugikan…..

Tidak sedikit dari umat ini yang tidak menyadari bahwa jihad adalah bagian dari
syariat….
Suka atau tidak suka…..
Dan bahwa harta dan nyawa adalah modalnya…..

Mereka berkata :
“Janganlah berjihad, karena cuaca sedang dingin“….
Apalagi jika terkena teriknya matahari….
Mereka akan berkata: “Sayangi dirimu dari cuaca yang panas“….

Pernahkah kita merasakan panasnya api dunia ???

Jika jawabannya bahwa api dunia adalah panas,


maka jahanam adalah lebih panas,
bahkan jauh amat sangat panas dibanding api dunia….

Kembali kita diuji tentang kepahaman……

Merasa senang saat menyelisihi Rosūl adalah hasil dari gagal paham…..
Menghalangi orang lain dari menunaikan tuntunan Rosūl adalah hasil dari gagal
paham…..
Mengira bahwa teriknya matahari dan buruknya cuaca lebih ringan dari panasnya
jahanam itu adalah juga hasil dari gagal paham….

Berapa banyak orang gagal paham….


Berapa banyak orang yang tidak paham atau salah paham…..
Betapa besarnya nilai “paham“…..
Paham adalah diantara karunia Allõh yang terbesar…..

Maka jangan jemu dan bosan….


Apalagi terputus memohon agar Allōh karuniakan dan anugerahi kita dengan
“paham yang benar“….

(~ Ust. Achmad Rofi’i, Lc. M. M.Pd. ~)

(155) Mohonkan Ampun Untuk Kami

Allõh Subhãnahu wa Ta’ãlã berfirman:

َ ‫سنَتِ ِه ْم َما َلي‬


( ‫ْس فِي‬ ِ ‫ست َ ْغ ِف ْر َل َنا ۚ َيقُو ُلونَ ِبأ َ ْل‬ ْ ‫ش َغ َلتْ َنا أ َ ْم َوالُ َنا َوأَ ْهلُو َنا َفا‬َ ‫ب‬ِ ‫سيَقُو ُل َلكَ ا ْل ُم َخ َّلفُونَ ِمنَ ْالَع َْرا‬ َ
َ ُ
ً ِ‫َّللاُ بِ َما تَ ْع َملونَ خب‬
‫يرا‬ ْ َ َ َ َ
َّ َ‫ش ْيئ ًا إِ ْن أ َرا َد بِ ُك ْم ض ًَّرا أ ْو أ َرا َد بِ ُك ْم نفعًا ۚ بَ ْل كَان‬ َ َ ُ ُ ُ
ِ َّ َ‫)قلوبِ ِه ْم ۚ ق ْل ف َم ْن يَ ْم ِلكُ ل ُك ْم ِمن‬
َ ‫َّللا‬
“Orang-orang Badui yang tertinggal (tidak turut ke Hudaibiyah) akan berkata
kepadamu, Kami telah disibukkan oleh harta dan keluarga kami, maka
mohonkanlah ampunan untuk kami. Mereka mengucapkan sesuatu dengan
mulutnya apa yang tidak ada dalam hatinya. Katakanlah, Maka siapakah yang
dapat menghalang-halangi kehendak Allah jika Dia menghendaki bencana
terhadap kamu atau jika Dia menghendaki keuntungan bagimu? Sungguh, Allah
Maha Mengetahui dengan apa yang kamu kerjakan.” [QS. Al-Fath : 11]

Dalam suasana yang riuh….


Tidak lama akan muncullah sosok yang mengatakan:
“Berikanlah permakluman kepada kami…”

Beribadah kepada Allõh adalah suatu hal yang biasa….


Tapi itu memang di sela kesibukan kami….
Tapi jika kami harus meninggalkan kesibukan kami….
Maka kami akan katakan: “Maaf kami sibuk....”

Sadarkah bahwa saat sibuk, Allõh tahu….


Saat tidak sibuk, Allõh pun tahu….
Sebagaimana saat sibuk tidak patut untuk menjadi alasan sibuk, Allõh juga
mengetahui….

Sadarkah bahwa yang memiliki bahaya adalah Allõh….


Yang memiliki manfaat adalah Allõh….
Adakah yang mampu menghalangi sampainya keduanya atau salah satu dari
keduanya, jika Allõh menghendaki ??

Jangan kalian kira…..


Jika kalian beralasan dengan sesuatu yang tidak patut menjadi alasan, maka Allõh
pasti tahu ucapan kalian….
Putih hati kalian ataukah hitamnya, Allõh tahu….
Siapa yang berhak dari kalian mendapat manfaat…..
Siapa diantara kalian yang berhak mendapatkan bahaya, Allõh lah yang
mengetahui….

Orang munafik mengira bahwa Allõh bisa mereka jadikan objek tipudaya…..
Mereka kira bahwa Allõh tidak berdaya….
Mereka tidak tahu bahwa yang mereka miliki berupa tipudaya, pastilah dihadapan
Allõh tak akan mungkin berdaya….

(~ Ust. Achmad Rofi’i, Lc. M. M.Pd. ~)

(154) Takut Luka

Allõh Subhãnahu wa Ta’ãlã berfirman:


َّ َ‫اء ا ْلقَ ْو ِم ۖ إِ ْن تَكُونُوا تَأْلَ ُمونَ َف ِإنَّ ُه ْم َيأْلَ ُمونَ َك َما تَأْلَ ُمونَ ۖ َوتَ ْر ُجونَ ِمن‬
( ‫َّللاِ َما ََل‬ ِ َ‫َو ََل ت َ ِهنُوا فِي ا ْبتِغ‬
‫ع ِلي ًما َح ِكي ًما‬ َّ َ‫)يَ ْر ُجونَ ۗ َوكَان‬
َ ُ‫َّللا‬

“Dan janganlah kamu berhati lemah dalam mengejar mereka (musuhmu). Jika
kamu menderita kesakitan, maka ketahuilah mereka pun menderita kesakitan
(pula), sebagaimana yang kamu rasakan, sedang kamu masih dapat mengharapkan
dari Allah apa yang tidak dapat mereka harapkan. Allah Maha Mengetahui, Maha
Bijaksana.”
[QS. An-Nisa’ : 104]

Syaikh Abdurrahman as-Sa’di rohimahullõh di dalam tafsirnya mengatakan:

“Jangan kalian melemah….


Jangan kalian malas dalam berjihad menghadapi orang-orang kafir…..”

Jika kalian merasakan kepedihan…..


Sungguh mereka orang kafir pun merasakan kepedihan itu….

Yang berbeda adalah…


Mereka mencari dunia…..
Mencari materi…..
Mencari status….
Mencari sesuatu yang akan mereka tinggalkan…..

Sedangkan…..
Kalian mengharapkan sesuatu yang abadi…..
Kalian mengharapkan rahmat Allõh…..

Hina itu adalah rendah…..


Kedudukan hina itu artinya adalah tercela, buruk dan tidak baik….

Allõh mengisyaratkan bahwa dalam jiwa umat Islam ada gejala ini….
Sadarkah kaum muslimin bahwa mereka menyandang predikat ini ???
Sadarkah apa yang menyebabkan mereka HINA ???
Adakah cita-cita untuk mengakhiri nasib bak hina ini ???
Maukah mereka BERKORBAN tuk sekedar TERHINDAR dari HINA ini ???

Bahkan sadarkah bahwa MISI ROSŪL dahulu adalah menjadikan KALIMAH


ALLÕH itu yang TERTINGGI ???

Sadarkah bahwa “mereka yang berpredikat mendapatkan ridho Allõh”


rodhiyallõhu ‘anhum adalah karena mereka itu telah merelakan harta dan jiwanya,
agar mereka tidak menjadi kaum yang Hina ???
Agar Islam tidak hina ????
Bahkan agar “Lā Ilaha Ilallõh” menjadi yang paling mulia ????
Sakit yang membahayakan adalah sakit yang tidak dirasakan oleh
penderitanya…..
Bahkan lebih parah…..
Menuding orang sakit dan dirinya bebas dari sakit, dan hanya orang lain yang
perlu disembuhkan dari sakit…..

Kemenangan itu adalah karunia Allõh….


Kejayaan itu adalah anugerah Allõh……
Kalahnya orang kafir adalah karena keperkasaan Allõh….
Orang-orang kafir menjadi penghuni jahanam adalah karena keadilan Allõh….
Siapapun kita tak akan mampu membalas budi anugrah karunia dan kemuliaan
Allõh….

Siapapun yang beramal sebiji atom kebajikan, dia pasti akan melihatnya…..
Dan Allõh akan menukarnya dengan keutamaan-Nya……

Sayang disayang kita sering memandang kelezatan, kenikmatan kebahagiaan itu


hanya yang ada di depan mata……
Dan kerap kali melupakan apa yang Allõh janjikan lebih baik dan lebih abadi…..

Yang harus selalu diingat jika kalian merasa pedih….


Maka orang-orang kafir pun jangan dikira mereka tidak merasakan pedih….

Yang pasti, AKHIR dari TRANSAKSI kepedihan itu yang akan ALLÕH
BEDAKAN….
Antara HAMBA-Nya dan MUSUH-Nya…..

(~ Ust. Achmad Rofi’i, Lc. M. M.Pd. ~)

(153) Akhlak

Sekedar akhlak dan perilaku, siapapun mungkin merealisasikannya; tetapi


KETERPUJIAN dan KEMULIAAN menurut Allõh Subhãnahu wa Ta’ãlã
HANYA ADA DALAM ISLAM.

Semua orang benci DUSTA. Semua orang suka KEJUJURAN. Tetapi hanya
MUSLIM yang MEYAKINI bahwa DUSTA ADALAH DOSA DAN PETAKA,
sedangkan KEJUJURAN adalah IBADAH DAN SURGA.

Nabi Muhammad sholallõhu ‘alaihi wassallam didustakan oleh orang-orang kafir,


tapi beliau TERPUJI MENURUT ALLÕH.

Perhatikan firman Allõh Subhãnahu wa Ta’ãlã:

(‫يم‬ ٍ ُ‫)وإِنَّكَ لَعَ َل َٰى ُخل‬


ٍ ‫ق ع َِظ‬ َ
“Dan sungguh engkau ya Muhammad berada di atas akhlak yang agung.” [Surat
Al-Qalam : 4]

(~ Ust. Achmad Rofi'i, Lc.M.M.Pd. ~)

(152) Cita-Cita

Cita-cita penyebab manusia bergegas dan berlomba. Apakah cita-cita kita?


Tidakkah kita belajar dari cita-cita Nabi Yusuf ‘alaihissalaam “Ya Allõh
MATIKANLAH AKU DALAM KEADAAN MUSLIM dan masukkanlah aku ke
dalam kalangan orang-orang yang sholih.”

Perhatikan firman Allõh Subhãnahu wa Ta’ãlã:

( ‫ض أَ ْنتَ َو ِل ِيي فِي ال ُّد ْنيَا‬


ِ ‫ت َو ْال َ ْر‬
ِ ‫اوا‬
َ ‫س َم‬
َّ ‫اط َر ال‬ ِ ‫علَّ ْمت َ ِني ِم ْن تَأ ْ ِوي ِل ْالَحَادِي‬
ِ ‫ث ۚ َف‬ َ ‫ب قَ ْد آت َ ْيتَنِي ِمنَ ا ْل ُم ْل ِك َو‬ِ ‫َر‬
ْ ْ َ
َ‫س ِل ًما َوأل ِحقنِي بِالصَّا ِل ِحين‬ َّ ْ
ْ ‫)واآل ِخ َر ِة ۖ ت َ َوفنِي ُم‬ َ

“Tuhanku, sesungguhnya Engkau telah menganugerahkan kepadaku sebagian


kekuasaan dan telah mengajarkan kepadaku sebagian takwil mimpi. (Wahai
Tuhan) Pencipta langit dan bumi, Engkaulah pelindungku di dunia dan di akhirat,
wafatkanlah aku dalam keadaan muslim dan gabungkanlah aku dengan orang
yang saleh.” [Surat Yusuf (12) : 101]

(~ Ust. Achmad Rofi'i, Lc.M.M.Pd. ~)

(151) Iman dalam Hidup Manusia

Sekedar nyawa dikandung badan, makan, minum dan bersenang-senang itu


bahkan binatang merasakannya. Akan tetapi ber-ISLAM lah JATI DIRI
MANUSIA yang SEBENARNYA.

Renungkan QS. Muhammad/47: 12.


Allõh Subhãnahu wa Ta’ãlã berfirman:

َ‫ت تَجْ ِر ْي ِم ْن تَحْ تِهَا ْاَلَ ْن َٰه ُر ۗ َوالَّ ِذ ْينَ َك َف ُر ْوا يَت َ َمتَّعُ ْون‬
ٍ ‫ت َجنه‬ ‫َّللاَ يُد ِْخ ُل الَّ ِذ ْينَ َٰا َمنُ ْوا َوع َِملُوا ال ه‬
ِ ‫ص ِل َٰح‬ ‫اِنَّ ه‬
ْ ُ َّ‫َويَأ ْ ُكلُ ْونَ َك َما تَأ ُك ُل ْاَلَ ْنعَا ُم َوالن‬
‫ار َمث ًوى لَّ ُه ْم‬ ْ

“Sungguh, Allah akan memasukkan orang-orang yang beriman dan mengerjakan


kebajikan ke dalam surga yang mengalir di bawahnya sungai-sungai. Dan orang-
orang yang kafir menikmati kesenangan (dunia), dan mereka makan seperti
hewan makan; dan (kelak) nerakalah tempat tinggal bagi mereka.” (QS.
Muhammad 47: Ayat 12)

(~ Ust. Achmad Rofi'i, Lc.M.M.Pd. ~)


(150) Keberkahan atau Kebinasaan

Kunci KEBERKAHAN adalah IMAN dan TAQWA. Sebaliknya pengundang


PETAKA dan ADZAB adalah KUFUR dan MENDUSTAKAN KEBENARAN
ISLAM.

Renungkan QS. Al-A’rof/7: 96.


Allõh Subhãnahu wa Ta’ãlã berfirman:

‫ض َو َٰلـ ِك ْن َكذَّبُ ْوا َفا َ َخ ْذ َٰن ُه ْم ِب َما كَانُ ْوا‬


ِ ‫س َما ِٰٓء َو ْاَلَ ْر‬ َ ‫َولَ ْو ا َنَّ ا َ ْه َل ا ْلقُ َٰ ٰٓرى َٰا َمنُ ْوا َواتَّقَ ْوا َلـفَتَحْ نَا‬
ٍ ‫علَي ِْه ْم َب َر َٰك‬
َّ ‫ت ِمنَ ال‬
َ‫سبُ ْون‬ِ ‫يَ ْك‬

“Dan sekiranya penduduk negeri beriman dan bertakwa, pasti Kami akan
melimpahkan kepada mereka berkah dari langit dan bumi, tetapi ternyata mereka
mendustakan (ayat-ayat Kami), maka Kami siksa mereka sesuai dengan apa yang
telah mereka kerjakan.” (QS. Al-A’raf 7: Ayat 96)

(~ Ust. Achmad Rofi'i, Lc.M.M.Pd. ~)

(149) Kualitas Hidup

KEHIDUPAN YANG BAIK adalah ketika rizki didapat dari yang HALAL,
ketika jiwa penuh dengan QONA’AH (puas dengan apa yang diterima), ketika
hidup dalam ketaatan pada Allõh Subhãnahu wa Ta’ãlã serta adanya kelezatan
dalam beribadah pada-Nya, atau kehidupan dalam Syurga di esok hari. BUKAN
sekedar dalam KELAPANGAN DUNIA.

Renungkan firman Allõh dalam QS. An-Nahl/16: 97. Allõh Subhãnahu wa Ta’ãlã
berfirman:

َ ْ‫َم ْن ع َِم َل صَا ِل ًحـا ِم ْن ذَك ٍَر ا َ ْو ا ُ ْن َٰثى َوه َُو ُمؤْ ِمنٌ فَلَـنُحْ يِيَنَّ ٗه ح ََٰيوةً َطيِ َبةً ۚ َولَـنَجْ ِزيَـنَّ ُه ْم اَجْ َر ُه ْم ِباَح‬
‫س ِن َما كَانُ ْوا‬
َ‫يَ ْع َملُ ْون‬

“Barangsiapa mengerjakan kebajikan, baik laki-laki maupun perempuan dalam


keadaan beriman, maka pasti akan Kami berikan kepadanya kehidupan yang baik
dan akan Kami beri balasan dengan pahala yang lebih baik dari apa yang telah
mereka kerjakan.” (QS. An-Nahl 16: Ayat 97)

(~ Ust. Achmad Rofi'i, Lc.M.M.Pd. ~)

(148) Misi Hidup Manusia

MASIH BANYAK manusia yang belum SADAR bahwa sesungguhnya hidupnya


untuk menjadi HAMBA bagi ALLÕH Subhãnahu wa Ta’ãlã dan bukan menjadi
hamba bagi KEMAUANNYA.
Renungkan QS. Adz-Dzariyat/51:56, Allõh Subhãnahu wa Ta’ãlã berfirman:

ِ ْ ‫َو َما َخلَ ْقتُ ا ْل ِجنَّ َو‬


َ ‫اَل ْن‬
‫س ا ََِّل ِليَ ْعبُد ُْو ِن‬

“Aku tidak menciptakan jin dan manusia melainkan agar mereka beribadah
kepada-Ku.” (QS. Az-Zariyat 51: Ayat 56)

(~ Ust. Achmad Rofi'i, Lc.M.M.Pd. ~)

(147) Tidak Sekedar "Inggih Sumuhun"

Dari ummu Salamah ‫رضي هللا عنها‬, salah seorang istri Rosũlullõh ‫صلى هللا عليه وسلم‬,
bahwa Rosũlullõh ‫ صلى هللا عليه وسلم‬bersabda:

ْ َ ‫ َو َم ْن أ َ ْنك ََر فَقَ ْد أ‬،‫ئ‬


‫ َولَ ِك ْن َم ْن َر ِض َي‬،‫سلَ َم‬ َ ‫ فَ َم ْن ك َِر َه َفقَ ْد بَ ِر‬، َ‫علَ ْي ُك ْم أ ُ َم َرا ُء فَت َ ْع ِرفُ ْونَ َوت ُ ْن ِك ُر ْون‬ ْ ُ‫إِنَّهُ ي‬
َ ‫ست َ ْع َم ُل‬
َ ‫ َلَ َما‬:َ‫ أََلَ نُ َقاتِلُو ُه ْم؟ َقال‬:‫ َقالُوا‬.‫َوتَابَ َع‬
‫صلَّ ْوا‬

[HR. Muslim no: 1854 (63)]

Artinya:

“Akan menjadi para Amir bagi kalian orang-orang yang kalian kenal dan kalian
ingkari, maka barangsiapa yang membenci (-- kedzoliman, kejahatan mereka –
pent.) itu (dengan hatinya) maka dia telah berlepas diri, dan barangsiapa yang
mengingkari dengan lisannya maka dia telah selamat. Akan tetapi barangsiapa
yang ridho (puas) dan mengikuti (maka ia telah bersalah dan terancam tidak
selamat).”
Para sahabat bertanya, “Ya Rosũlullõh, tidakkah kita memerangi mereka?”
Rosũlullõh ‫ صلى هللا عليه وسلم‬menjawab, “Tidak, selama mereka sholat”.

Renungan :

Hadits ini memberikan pelajaran kepada kita agar menjadi RAKYAT YANG
PRO-AKTIF….
Menjadi RAKYAT YANG PEKA….
Menjadi RAKYAT YANG SENSITIF…

Menjadi RAKYAT YANG TIDAK “INGGIH SUMUHUN”….


Menjadi RAKYAT YANG TIDAK HANYA SEKEDAR MENERIMA APA
ADANYA….
Namun…
Menjadi RAKYAT YANG BERSPIRIT UNTUK TERWUJUDNYA
PERBAIKAN….
Menjadi RAKYAT YANG MENGINGINKAN MA’RUF DAN
MENGINGKARI KEMUNKARAN….
Dengan kata lain….

Hadits ini mendidik agar Muslim MENJADI ORANG YANG TIDAK


SEKEDAR BERPANGKU TANGAN….
Tidak hanya sekedar memasrahkan nasibnya terhadap kebijakan para Amir dan
para Penguasa….
Yang bahkan terhadap mereka (para Penguasa itu) justru berhak untuk dikenalkan
apa itu ma’ruf, dan apa itu munkar…
Sehingga mereka (para Penguasa itu) dapat menjadikan ma’ruf tadi sebagai dasar
untuk berpijak di dalam kekuasaannya;
Sebagaimana mereka mengetahui munkar sebagai hal yang harus dibasmi,
dicegah dan ditindak ….

Menjadi rakyat tidaklah hanya sekedar ma’mum secara membabi buta….


Tetapi dia haruslah menjadi RAKYAT YANG KRITIS…

Rosũlullõh bahkan mengancam dengan isyarat, “Bahkan bagi mereka yang ridho
dan mengikuti…”, maka Rosũlullõh ‫ صلى هللا عليه وسلم‬isyaratkan bahwa rakyat yang
seperti ini justru terancam tidak selamat….

Sebelumnya sudah ada pernyataan dari Rosũlullõh ‫ صلى هللا عليه وسلم‬bahwa siapa
yang membenci (Amir yang dzolim itu) maka ia telah berlepas diri, dan siapa
yang mengingkari Amir yang demikian berarti dia telah selamat…

Sebaliknya kalau dia tidak mengingkari (Amir yang dzolim itu) karena ridho dan
mengikuti,
Berarti dia justru terancam sesat, dan celaka; karena tidak selamat….
Begitu juga kalau dia tidak membenci, dia ridho dan bahkan dia mengikuti (Amir
yang dzolim itu), maka seolah Rosũlullõh ‫ صلى هللا عليه وسلم‬menyatakan bahwa
rakyat yang seperti ini seolah menyatu dengan kemunkaran, dia mendiamkan
kemunkaran…
Dan itu berarti kekacauan dan celaka…

Perlu perenungan….
Perlu hati yang lurus…..
Perlu bersih jiwa dari Hawa Nafsu…
Untuk sampai pada pemahaman yang benar….
Sehingga berkata dengan benar…
Bersikap dengan benar….
Serta mengajak orang dengan benar…

Dan itu semua adalah TAUFIQ dari ALLÕH ‫… سبحانه وتعالى‬.

Oleh karena itu,


Hadits ini janganlah sekedar dibaca terjemahannya secara sekilas…
Melainkan harus penuh perenungan dan penghayatan….
Penuh pemahaman dan do’a…
Sehingga Allõh ‫ سبحانه وتعالى‬memberi taufiq pada kita…
Yang berujung pada selamat di dunia dan di Hari Akhir nanti….

Bahkan….
Rosũlullõh ‫ صلى هللا عليه وسلم‬memang menjawab pertanyaan Shohabatnya, “Apakah
kita perangi mereka ya Rosũl?”
Jawaban Rosũlullõh ‫صلى هللا عليه وسلم‬, “Tidak, selama mereka sholat !”….
Ya, kita tidak memerangi mereka….
Kita harus patuhi tuntunan Rosũlullõh ‫ صلى هللا عليه وسلم‬untuk tidak memerangi
Pemimpin yang tidak lagi mengenal mana yang ma’ruf (yang baik) dan mana
yang munkar (yang buruk)….

Namun…

Apatah kita tetap menjadi orang yang cerdas….


Manakala merekalah yang memerangi rakyatnya….
MEREKA YANG MEMERANGI….

Lalu, apakah sebagai rakyat kita cuma pasrah, serahkan jiwa dan raga pada Amir
yang seperti itu ???...
Toh pada akhirnya, Amir itu tidaklah diatas Syari’at….
Apalagi kalau Amir itu lah yang menghalalkan darah kaum Muslimin….
Mendukung orang-orang kãfir untuk memusnahkan kaum Muslimin….

Maka bukanlah disikapi lagi sebagai “Muslim yang Fãsiq”….


Akan tetapi harusnya disikapi sebagai “Muslim tadinya, lalu sekarang menjadi
Munãfiq (Nifaq yang besar)”….
Atau bahkan….
Jangan-jangan...
Jangan-jangan bisa jadi telah keluar dari Islam (Murtad) ?...
Na’ũdzu billãhi min dzãlik….

‫وهللا أعل ُم بالـصـواب‬

Semoga Allõh ‫ سبحانه وتعالى‬senantiasa melindungi kaum Muslimin….

(~ ust. Achmad Rofi'i, Lc.M.M Pd ~)

(146) Jaahil yang Tidak Disadari

Telah berkata Syaikhul Islam Ibnu Taimiyyah rohimahullõh,

"Barangsiapa yang mempermasalahkan kaum mu'minin atas dosa yang mereka


lakukan...
Sementara dia tidak mempermasalahkan orang-orang kãfir maupun orang-orang
munãfiq atas kekufuran dan kemunãfiqan mereka...

Atau bahkan....

Justru menyanjung orang-orang kãfir dan munãfiq itu, serta memuji-muji


mereka...

Maka sungguh yang demikian itu merupakan indikasi...

Bahwa dia adalah manusia yang paling JÃHIL (bodoh) dan paling ANIAYA....

Sekalipun kebodohan dan kedzolimannya itu belum membawa dia pada


kekufuran dan kemunãfiqan."

Dinukil dari:
"Minhaj As Sunnah An Nabawiyyah" Jilid 4 halaman 373-374.

(~ Ust. Achmad Rofi'i, Lc.M.M.Pd ~)

(145) Kelompok Allooh lah yang Akan Menang

Allõh ‫ سبحانه وتعالى‬berfirman :

‫سولَهُ َولَ ْو كَانُوا آبَا َء ُه ْم أَ ْو أ َ ْب َنا َء ُه ْم أ َ ْو‬ َّ ‫اآلخ ِر يُ َوادُّونَ َم ْن حَا َّد‬
ُ ‫َّللاَ َو َر‬ َّ ‫َل ت َ ِج ُد قَ ْو ًما يُؤْ ِمنُونَ ِب‬
ِ ‫اَّللِ َوا ْل َي ْو ِم‬
‫ت تَجْ ِري ِم ْن تَحْ تِهَا‬ َ
ٍ ‫ِيرت َ ُه ْم أُولَئِكَ َكت َ َب فِي قُلُو ِب ِه ُم اإلي َمانَ َوأيَّ َد ُه ْم ِب ُروحٍ ِم ْنهُ َويُد ِْخلُ ُه ْم َج َّنا‬
َ ‫عش‬َ ‫إِ ْخ َوانَ ُه ْم أ َ ْو‬
َ‫َّللاِ ُه ُم ا ْل ُم ْف ِل ُحون‬
َّ ‫ب‬ َ ‫َّللاِ أََل ِإنَّ ِح ْز‬
َّ ‫ب‬ ُ ‫ع ْنهُ أُولَ ِئكَ ِح ْز‬َ ‫ع ْن ُه ْم َو َرضُوا‬ َّ ‫َار َخا ِل ِدينَ ِفيهَا َر ِض َي‬
َ ُ‫َّللا‬ ُ ‫ال ْنه‬

[QS. Al Mujãdalah (58) ayat 22]

Artinya:

“Engkau (Muhammad) tidak akan mendapatkan suatu kaum yang beriman kepada
Allõh dan hari akhirat, saling berkasih-sayang dengan orang-orang yang
menentang Allõh dan Rosũl-Nya, sekalipun orang-orang itu bapaknya, anaknya,
saudaranya atau keluarganya. Meraka itulah orang-orang yang dalam hatinya
telah ditanamkan Allõh keimanan dan Allõh telah menguatkan mereka dengan
pertolongan yang datang dari-Nya. Lalu dimasukkan-Nya mereka ke dalam surga
yang mengalir di bawahnya sungai-sungai, mereka kekal di dalamnya. Allõh ridha
terhadap mereka dan mereka pun merasa puas terhadap (limpahan rahmat)-Nya.
Merekalah golongan Allõh (hizbullõh). Ingatlah, sesungguhnya golongan Allõh
itulah yang beruntung.”

Renungan :
Sejak dahulu kala dan terutama akhir-akhir ini….
Mereka yang memusuhi Allõh ‫… سبحانه وتعالى‬.
Mereka yang memusuhi Rosũlullõh ‫… صلى هللا عليه وسلم‬
Mereka yang memusuhi Al Islam…
Mereka yang memusuhi Al Qur’an…..
Mereka yang memusuhi orang-orang yang membenarkan Allõh ‫… سبحانه وتعالى‬.
Mereka yang memusuhi orang-orang yang membenarkan Rosũlullõh ‫صلى هللا عليه‬
‫… وسلم‬.
Mereka yang memusuhi orang-orang yang membenarkan Al Islam ….
Mereka yang memusuhi orang-orang yang membenarkan Al Qur’an ….
Dari berbagai penjuru….
telah terang dan jelas menampakkan permusuhan dan kebenciannya…

Wajar kalau seorang muslim tidak ber-simpatik…


Apalagi bersahabat…
Apalagi menggantungkan hidup dan nasibnya kepada mereka….

Bukankah dalam ayat diatas, Allõh ‫ سبحانه وتعالى‬telah menegaskan bahwa…


BUKAN….
Sungguh BUKAN ORANG YANG BERIMAN, orang yang menjalin kasih
sayang dan cinta kasih terhadap orang-orang kafir….

BUKAN BAGIAN DARI BUKTI IMAN…


Bahkan bukan bagian dari bukti cinta kepada Allõh ‫ سبحانه وتعالى‬dan Rosũl-Nya
‫… صلى هللا عليه وسلم‬
menjadikan musuh-Nya dan penentang-Nya sebagai orang yang dicintai….

Akal sehat yang mana, yang mau mencintai orang / obyek yang dibenci dan
dimusuhi oleh “Yang diaku dicintainya (Allõh ‫ & سبحانه وتعالى‬Rosũl-Nya ‫صلى هللا‬
‫? ”)عليه وسلم‬

Akan tetapi sungguh aneh…


Ada orang yang mengaku beriman….
Akan tetapi….
Dalam kenyataannya….
Ia berkasih sayang dan bahkan mencintai orang yang menjadi MUSUH dari “yang
diaku dicintainya (Allõh ‫ & سبحانه وتعالى‬Rosũl-Nya ‫…”)صلى هللا عليه وسلم‬.

Itu hanyalah bentuk PENGAKUAN CINTA YANG PALSU…

(~ Ust. Achmad Rofi’i, Lc.M.M.Pd. ~)

(144) Nelangsa

Terdapat dalam suatu sabda Rosũlullõh ‫ صلى هللا عليه وسلم‬:


ِ ‫علَى ا ْل َما ِل َوالش ََّر‬
‫ف ِلدِينِ ِه‬ َ ‫ص ا ْل َم ْر ِء‬ َ ‫غنَ ٍم ِبأ َ ْف‬
ِ ‫س َد لَهَا ِم ْن ِح ْر‬ ِ ‫ان أ ُ ْر‬
َ ‫سَلَ فِى‬ ِ َ‫َما ِذئْب‬
ِ َ‫ان جَائِع‬

[At Turmudzy, Sunan At Turmudzy, Riyaadh: Al Ma’aarif, I, 1417 H, 534


no: 2376]

Artinya:

“Tidaklah dua ekor serigala yang sedang kelaparan dilepas pada seekor kambing
akan lebih rusak jika dibandingkan dengan ambisiusnya seseorang terhadap harta
dan kehormatan.”

Manusia berkejar-kejaran, dan berlomba….

Terkadang dia lalai, dia lupa, terkadang dia sadar…

Terkadang dia tega, bahkan untuk menginjak, menyikut, menyakiti, menganiaya


saudaranya …

Yang penting dia yang harus menang…


Yang penting orang lain terkesampingkan…
Yang penting rekening dia gendut…
Yang penting dia meraih apa yang dia cita-citakan….
Yang penting dia kenyang….
Yang penting dia terhormat….

Tidak lagi berpikir bahwa dia akan mati…


Di dunia ini pasti tidak lama…
Dia harus menghadap Penciptanya…

Bahkan dia harus mempertanggungjawabkan apa yang pernah dia katakan dan apa
yang pernah dia perbuat…

Kalau saja manusia menyadari…

Maka sungguh dia akan ngeri, takut dan membelalak…


Karena Allõh ‫ سبحانه وتعالى‬berfirman:

٢٩) ‫س ْل َطانِيَ ْه‬ َ ‫َما أ َ ْغنَى‬


َ َ‫( َهلَك‬٢٨) ‫عنِي َما ِليَ ْه‬
ُ ‫عنِي‬

[QS. Al Haqqoh ayat 28-29]

Artinya:

(28) “Hartaku sama sekali tidak berguna bagiku. “


(29) “Kekuasaanku telah hilang dariku.”
Tiadalah berguna baginya harta, kekuasaan, status maupun kehormatan…
Di Hari semua itu menjadi binasa….

Kalaulah akhir dari suatu perjalanan, ternyata itulah yang didapat…


Harta tidak dibawa…
Kekuasaan juga dia harus melepasnya….
Yang harus dihadapi adalah Allõh ‫ سبحانه وتعالى‬yang menciptakannya,
Yang membuatnya berawal dari lemah lalu perkasa, lalu dia menjadi lemah
kembali…
Allõh ‫ سبحانه وتعالى‬yang akan mempertanyakan-nya…
Hanya orang yang tidak beriman lah yang tidak takut menghadapi Hari Ini
(Akhirat)….

Sangat mudah bagi Allõh ‫ سبحانه وتعالى‬untuk menghinakan orang itu…

Betapapun kadang manusia menjadi lupa …


Karena asyiknya di dunia menjadi orang yang terhormat….

‫َلَ َح ْو َل َوَلَ قُ هوة َ إَِله بِ ه‬


ِ‫اَّلل‬

(~ Ust. Achmad Rofi'i, Lc.M.M.Pd. ~)

(143) Sadarkah Kita?

Kata-kata apa yang sering terucap dari mulut kita, dalam keseharian kita, atau
bahkan sepanjang hidup kita…

Jika kita menghitung berapa kali suatu kata terucap di dalam Al Qur’an, tentu kita
akan mengetahui apa sebenarnya hikmah dan rahasia sedemikian rupa Allõh ‫سبحانه‬
‫ وتعالى‬mengulang kata-kata ini dengan sebanyak ini….

Ternyata kita akan temukan bahwa terbanyak kata yang terulang di dalam Al
Qur’an adalah lafadz: ‫“( هللا‬ALLÕH”)…

Berapa kali lafadz ‫“( هللا‬Allõh”) ini diulang di dalam Al Qur’an?

Ternyata tidak kurang dari 2.697 kali…

Subhãnallõh, maka ini adalah sekaligus menjadi pelajaran…

Kalau saja setiap muslim setiap hari membaca Al Qur’an, maka bisa dipastikan ia
akan mengucapkan lafadz ‫“( هللا‬Allõh”) ini berkali-kali…

Dan apa maknanya?


Artinya adalah diantaranya bahwa seorang muslim hendaknya yang sering terucap
dari mulutnya adalah lafadz ini: ‫“( هللا‬Allõh”).

Atau dengan kata lain itu adalah dzikrullõh (mengingat Allõh)….

Sering-seringlah mengingat Allõh ‫…سبحانه وتعالى‬..

Bahkan lebih bermakna lagi dari itu adalah bahwa setelah kita sedemikian sering
membaca dalam Al Qur’an, setelah kita berusaha membiasakan memperbanyak
lafadz ini dalam keseharian kita, maka itu berarti bahwa Allõh ‫ سبحانه وتعالى‬itu
ma’bud….

Allõh ‫ سبحانه وتعالى‬adalah yang kita ibadahi…..

Ibadah artinya adalah taat…

Berarti seharusnya keseringan hidup kita, kebanyakan hidup kita adalah tidak lain
kecuali beribadah kepada Allõh ‫سبحانه وتعالى‬.

Apa arti kita banyak mengulang lafadz ini?

Tentu diantara hikmah dan maknanya adalah kita disuruh bukan sekedar
mengingat lafadznya, namun justru lebih penting dari itu hendaknya seluruh
hidup kita atau mayoritas hidup kita adalah diisi dengan beribadah kepada Allõh
‫…سبحانه وتعالى‬.

Sesuai dengan firman Allõh ‫ سبحانه وتعالى‬:

َ‫ب ا ْل َعالَ ِمين‬


ِ ‫اي َو َم َما ِتي ِ ََّّللِ َر‬ ُ ُ‫قُ ْل ِإنَّ صََل ِتي َون‬
َ ‫س ِكي َو َمحْ َي‬

[QS. Al An’aam (6) ayat 162]

Artinya:

“Katakanlah (Muhammad),“Sesungguhnya salatku, ibadahku, hidupku dan


matiku hanyalah untuk Allõh, Tuhan seluruh alam.”

Dengan demikian itu artinya setiap muslim harus menyadari dan menjadikan
tekad dalam hidupnya bahwa hidupnya adalah untuk beribadah kepada Allõh
‫…سبحانه وتعالى‬.

Dan diantara yang harus dia biasakan adalah seringlah mengingat Allõh ‫سبحانه‬
‫ وتعالى‬dalam setiap gerak dan diam kita….

(~ Ust. Achmad Rofi'i, Lc.M.M.Pd.~)


(142) "Saudara" Orang Kafir

Kaum Munãfiq…
Mereka adalah saudara bagi orang-orang kãfir….

Orang munãfiq adalah bukan saudara bagi muslim…


Betapapun dia ‘casing’-nya, berpenampilan muslim….
Betapapun dia hidup di tengah muslimin….
Betapapun dia seolah lebih shõlih, atau sama shõlihnya jika dibanding dengan
muslimin…..

Atau bahkan….

Betapapun orang munãfiq itu berbicara semanis madu….


Tetapi dia demikianlah keadaan sebenarnya…..

Orang munãfiq adalah senantiasa menampakkan keimanan dan keshõlihan…


Padahal di dalam hati mereka terkandung kekufuran dan kebusukan…

Maka kembalilah kepada setiap kita untuk berintrospeksi….

Siapakah yang sesungguhnya kita jadikan sebagai teman dan saudara di dalam
kehidupan dan keseharian kita ???

Jika jawabannya, yang dianggap teman dan saudara adalah dari kalangan
muslimun, mu’minun, dan shõlihun, maka kita adalah mu’min….

Dan sebaliknya, jika yang dianggap teman, saudara, penolong serta sahabat bagi
kita adalah dari kalangan orang-orang kãfir; maka kita harus segera memohon
ampunan kepada Allõh ‫سبحانه وتعالى‬, dan memohon petunjuk Allõh ‫;سبحانه وتعالى‬
karena posisi yang demikian ini adalah justru rawan untuk berada di posisi
sebagai orang munãfiq…..

Na’ũdzu billãhi min dzãlik.

Demikian jelas, bahwa orang munãfiq adalah saudara bagi orang kãfir….

Adalah menjadi suatu kaidah yang sangat mendasar….


Bahkan sebetulnya dia adalah akar daripada “Lã Ilãha Ilallõh”….

Kalau seseorang telah menyatakan syahadat bahwa tidak ada yang berhak
diibadahi dengan benar kecuali Allõh ‫سبحانه وتعالى‬, dan bahwa Muhammad ‫صلى هللا‬
‫ عليه وسلم‬adalah utusan Allõh ‫ ;سبحانه وتعالى‬maka merekat pada dirinya bahwa dia
bersaudara dengan muslim….
Dan sebaliknya, berarti orang kãfir bagi dia bukanlah dianggap sebagai
saudara….

Kita hendaknya mempelajari, menghayati dan merenungkan firman Allõh ‫سبحانه‬


‫ وتعالى‬dalam QS. Al Hasyr (59) : 11, maka dengan terang Allõh ‫سبحانه وتعالى‬
menjelaskan kepada kita tentang identitas orang-orang munãfiq.
Allõh ‫ سبحانه وتعالى‬berfirman,

ِ ‫إلخ َوانِ ِه ُم الَّ ِذينَ َكفَ ُروا ِم ْن أ َ ْه ِل ا ْل ِكتَا‬


‫ب لَئِ ْن أ ُ ْخ ِرجْ ت ُ ْم َلنَ ْخ ُرجَ نَّ َمعَ ُك ْم َوَل‬ ْ َ‫أَلَ ْم ت َ َر إِلَى ا َّل ِذينَ نَافَقُوا َيقُولُون‬
َ‫ش َه ُد ِإنَّ ُه ْم لَكَا ِذبُون‬ ُ ‫نُ ِطي ُع ِفي ُك ْم أ َ َحدًا أ َ َبدًا َو ِإ ْن قُو ِت ْلت ُ ْم َلنَ ْن‬
َّ ‫ص َرنَّ ُك ْم َو‬
ْ ‫َّللاُ َي‬

[QS. Al Hasyr (59) : 11]

Artinya:

“Apakah engkau tidak memperhatikan orang-orang munafik yang berkata kepada


saudara-saudaranya yang kafir di antara Ahli Kitab, ‘Sungguh, jika kamu diusir
niscaya kami pun akan keluar bersama kamu; dan kami selama-lamanya tidak
akan patuh kepada siapa pun demi kamu, dan jika kamu diperangi pasti kami akan
membantu kamu.’ Dan Allah menyaksikan, bahwa mereka benar-benar
pendusta.”

Allõh ‫ سبحانه وتعالى‬pun berfirman,

َ ‫علَ ْي ِه أَنَّهُ َم ْن ت َ َوَل ُه فَأَنَّهُ يُ ِض ُّلهُ َو َي ْهدِي ِه ِإلَى‬


‫عذَاب‬ َ ‫ير َِ ُك ِت‬
َ ‫ب‬ ِ ‫س ِع‬
َّ ‫ال‬

[QS. Al Hajj (22) : 4]

Artinya:

“(Tentang setan), telah ditetapkan bahwa siapa yang berkawan dengan dia, maka
dia akan menyesatkannya, dan membawanya ke azab neraka.”

Ayat ini memberitakan kepada mereka yang senantiasa bergandeng-tangan dan


menolong orang-orang dzolim, yang mengira bahwa jika mereka menolong orang
dzolim, mensukseskan orang dzolim, berada disekitar orang dzolim; mereka akan
memperoleh kejayaan….

Padahal Allõh ‫ سبحانه وتعالى‬berfirman, “Kutiba ‘alayhi annahu man tawalahu fa


annahu yudhilluhu wa yahdĩhi ila ‘azhãbis-sa’ĩr”….

Allõh ‫ سبحانه وتعالى‬telah catat…


Allõh ‫ سبحانه وتعالى‬telah tetapkan kepada siapa yang menjadikan orang dzolim,
apalagi orang kãfir sebagai teman dekat atau pemimpin…
Maka sungguh dia akan menjadi orang yang akan disesatkan….
Karena yang menjadi teman dekat, teman setia orang dzolim dan orang kãfir;
maka sahabatnya itu akan membawa dia menuju kepada adzab yang pedih…..

Na’ũdzu billãhi min dzãlik.

Betapa kita butuh hidayah dan bimbingan Allõh ‫… سبحانه وتعالى‬..

Agar mata kita benar-benar terang melihat mana yang benar dan mana yang
menyesatkan ….

Tidak sedikit orang yang pandangannya hanya sekedar dunia dan materi….

Dia bahkan lupa, apalagi menolak, menentang dan tidak meyakini tentang apa
yang ada di sisi Allõh ‫ سبحانه وتعالى‬adalah lebih baik…

Maka bagi mereka ini, terpeleset dan terperosok untuk menolong orang dzolim
adalah alternatif di dalam hidup mereka….

Padahal kalau saja mereka beriman kepada Allõh ‫سبحانه وتعالى‬, maka sungguh apa
yang mereka upayakan itu justru akan menjerumuskan mereka sendiri ke dalam
rugi yang nyata….

Jangankan di akherat, di dunia pun dia akan mulai merasakannya….

Karena Allõh ‫ سبحانه وتعالى‬menegaskan betapa PENOLONG ORANG DZOLIM


itu sesungguhnya adalah TERTIPU….

(~ Ust. Achmad Rofi'i, Lc.M.M.Pd. ~)

(141) INNÃ LILLÃHI WA INNÃ ILAIHI RŐJI'UŪN

Musibah berupa banjir bandang di Garut...


Kembali mengingatkan kita, bahkan mengingatkan manusia...
Bahwa air adalah merupakan bagian dari tentara Allőh Subhãnahu wa Ta'ãlã...
Dia bergerak karena perintah Allőh...

Allőh perintahkan tentara-Nya, karena Allőh mengingatkan hamba-Nya...

Berimankah hamba-Nya... ?!
Bersyukurkah.... ?!
Taatkah... ?!

Atau justru...
Lagi-lagi kufur...
Lagi-lagi ma'shiyat...
Lagi-lagi menentang Allőh Penguasa alam semesta..

Seluruh alam jagad raya ini tunduk pada aturan Allőh..


Tidak ada yang bergerak, kecuali atas instruksi dari Pencipta-Nya...

Hanya manusia yang karena hawa bisa jadi menguasai; dialah yang lalai.....

Seolah Allőh tidak Melihat...


Seolah Allőh buta
Seolah Allőh tidak berdaya...

1437 tahun yang lalu, melalui Rosūl-Nya Muhammad Sholallőhu 'alaihi


wassallam
Telah diberitahukan....
Telah diceritakan....
Telah dikhobarkan...
Tentang berbagai peristiwa, agar akal manusia menjadi tunduk kepada Allőh...

Dan bukan justru menentang...


Bukan justru membangkang...

Bagi orang yang berakal, berbahaya menentang Allőh Subhãnahu wa Ta'ãlã...

Dan bagi orang jãhil (bodoh), beserta teman-temannya dari kalangan orang-orang
kãfir,
atau dari kalangan orang-orang musyrikin...
Yang menganggap masih ada yang bisa menangkal bala'....
Menangkal rugi..
Menangkal bencana...
Menangkal marabahaya..
Selain daripada Allőh...

Ternyata...
Terbukti semua itu adalah PRASANGKA...

Saudara-saudaraku...

IMAN yang bisa menggerakkan nurani kita sebagai manusia...


IMAN yang bisa menggerakkan kita akan kemana jalur perjalanan kita...

Dunia memang terkadang membuat kita lalai dan terbuai...


Sehingga lupa bahwa kenikmatan yang ada di dalamnya adalah ujian...
Kenikmatan yang ada di dunia ini adalah tidak pernah lepas dari keluh dan kesah,
resiko dan gundah serta galau...
IMAN akan mampu menentramkan, membahagiakan,
bahkan menjamin rasa aman..

Tidak mungkin Allőh menganiaya hamba-Nya yang setiap saat mengakui


kesalahan dan dosa...
lalu kembali kepada Allőh, bermunajat kepada Allőh...

Mengakui kesalahan dan dosanya...


Mengejar ketertinggalan di masa lalu karena dosa yang telah menyelimuti...
Berencana dan bergegas memperbaiki diri di sisa usianya...

Sungguh manakah yang bisa menggetarkan sikap yang mulia itu...

Banjir bandang belum seberapa bila dibanding dengan dahsyatnya Hari Kiamat...

Dahsyatnya manusia menghadapi tuntutan pertanggungan jawab Robbul 'Ãlamīn


atas apa yang telah dia nikmati pada saat dia menghirup udara di dunia....

Semua akan ditanya...


Karena semua adalah Milik-Nya...
Dan semua adalah AMANAH di tangan kita....

Marilah kita SADAR...


Allőh menjanjikan keberuntungan bagi orang yang beriman....
Allőh menjanjikan rasa aman, tentram dan bahagia, bahkan hakiki...
Jangankan di dunia....
Di hari yang abadi,
Allőh hanya pilih yang berhak atas itu semua adalah hamba-Nya yang taat dan
patuh pada-Nya....

Dan jikalau sebaliknya....


Maka....
Bukan sekedar bencana dan derita yang dia rasakan di dunia...
Bahkan di hari yang tak berujung akan penuh dengan duka dan siksa...

Karena seorang mengira bahwa dia akan memperdaya Allőh...


dengan cara lalai...
dengan cara ma'shiyat...
dengan cara meninggalkan apa yang diperintah-Nya...
dengan cara melanggar apa yang dilarang-Nya...
dengan cara menantang....
dengan cara memusuhi.....
atau dengan cara memerangi....

Sungguh sejarah membuktikan bahwa tidak pernah berhasil orang yang sombong
terhadap Allőh....
Tidak ada...
dan tidak ada...

Hanya saja mengapa...


Mata kita tertutup,
dan hati kita lalai...
Minat kita tidak punya ketertarikan untuk membaca sejarah...

Sejarah yang memenuhi hari-hari di masa lampau...


Seharusnya menjadi pelajaran bagi hamba-Nya yang beriman....
yang ingin masih punya harapan di masa depan...

ِ ‫َص ِه ْم ِعب َْرةٌ ِلُو ِلي ْال َ ْلبَا‬


‫ب‬ ِ ‫ ۗ لَقَ ْد كَانَ فِي َقص‬...

[Surat Yusuf : 111]

Artinya:

"Sesungguhnya pada kisah-kisah mereka itu terdapat pengajaran bagi orang-orang


yang mempunyai akal..."

Banjir, badai, kebakaran, tanah longsor, tsunami, dan sejenisnya....


dan atau lebih dahsyat darinya....
adalah sudah Rosūlullőh Sholallőhu 'alaihi wassallam aba-abakan:
"Jangan ma'shiyat kepada Allőh....
Jangan kufur kepada Allőh....
Taatlah kepada Allőh..

Semua kebaikan, Rosūlullőh Sholallőhu 'alaihi wassallam telah tunjukkan....

Semua pelanggaran telah Allőh ancam setiap pelakunya dengan siksa...

Namun syaithőn dianggap pandai telah memperdaya...


Sehingga dia lupa...
Seolah dia (manusia) yang menentukan bahagia dan selamatnya...

Semoga kejadian demi kejadian menjadikan kita pandai mengambil pelajaran...

Wassalamu'alaikum Warohmatullőhi Wabarokãtuh,

(~ Ust. Achmad Rofi'i, Lc.M.M.Pd ~)

(140) Kebenaran Penyebab Kepatuhan

‫سو ِل َوأ َ َط ْعنَا‬ ُ ‫الر‬ َّ ِ‫يم * َويَقُولُونَ آ َمنَّا ب‬


َّ ِ‫اَّللِ َوب‬ ٍ ‫ستَ ِق‬ْ ‫َّللاُ َي ْهدِي َم ْن يَشَا ُء إِلَ َٰى ِص َراطٍ ُم‬َّ ‫ت ۚ َو‬ ٍ ‫ت ُمبَيِنَا‬ ٍ ‫لَقَ ْد أ َ ْن َز ْلنَا آ َيا‬
َٰ َٰ
‫سو ِل ِه ِليَحْ ُك َم بَ ْي َن ُه ْم ِإذَا‬ َّ ‫ق ِم ْن ُه ْم ِم ْن بَ ْع ِد ذَ ِلكَ ۚ َو َما أُولَئِكَ ِبا ْل ُمؤْ ِمنِينَ * َو ِإذَا ُدعُوا ِإلَى‬
ُ ‫َّللاِ َو َر‬ ٌ ‫ث ُ َّم يَت َ َولَّ َٰى فَ ِري‬
ْ ‫ق يَأْت ُوا ِإلَ ْي ِه ُم ْذ ِعنِينَ * أَفِي قُلُو ِب ِه ْم َم َرضٌ أ َ ِم‬
َ‫ارتَابُوا أَ ْم يَ َخافُون‬ ُّ ‫ق ِم ْن ُه ْم ُم ْع ِرضُونَ * َو ِإ ْن يَك ُْن لَ ُه ُم ا ْل َح‬ ٌ ‫فَ ِري‬
َّ َ َٰ ُ
َ‫سولهُ ۚ بَ ْل أولئِكَ ُه ُم الظا ِل ُمون‬ ُ َ
ُ ‫علي ِْه ْم َو َر‬َ ُ‫َّللا‬
َّ ‫يف‬َ ‫أ َ ْن يَ ِح‬

[Surat An-Nur : 46 - 50]

Artinya:

"Sesungguhnya Kami telah menurunkan ayat-ayat yang menjelaskan. Dan Allah


memimpin siapa yang dikehendaki-Nya kepada jalan yang lurus."

Dan mereka berkata: "Kami telah beriman kepada Allah dan rasul, dan kami
mentaati (keduanya)".

Kemudian sebagian dari mereka berpaling sesudah itu, sekali-kali mereka itu
bukanlah orang-orang yang beriman.

Dan apabila mereka dipanggil kepada Allah dan rasul-Nya, agar rasul
menghukum (mengadili) di antara mereka, tiba-tiba sebagian dari mereka
menolak untuk datang.

Tetapi jika keputusan itu untuk (kemaslahatan) mereka, mereka datang kepada
rasul dengan patuh.

Apakah (ketidak datangan mereka itu karena) dalam hati mereka ada penyakit,
atau (karena) mereka ragu-ragu ataukah (karena) takut kalau-kalau Allah dan
rasul-Nya berlaku zalim kepada mereka? Sebenarnya, mereka itulah orang-orang
yang zalim."

Renungan :

1) Ayat-ayat sudah Allőh turunkan.


2) Seseorang berada di jalan yang lurus adalah kehendak Allőh...
3) Diantara manusia ada yang MENYIKAPI SYARI'AT itu dengan KEIMANAN
DAN KETAATAN...
Namun, diantara mereka juga bahkan ada yang murtad kembali pada TIDAK
BERIMAN....
4) MURTAD karena saat mereka diseru untuk BERHUKUM dengan HUKUM
ALLŐH,
justru sebagian mereka itu MENENTANG....
5) Karena mereka TIDAK MEMILIKI KEBENARAN, penyebab mereka
semakin membangkang....
6) PENYAKIT HATI atau KERAGUAN atau BURUK SANGKA mereka bahwa
Allőh Subhãnahu wa Ta'ãlã akan berbuat DZOLIM terhadap mereka, itu lah
penyebab mereka semakin dzolim...
7) DZOLIM karena tidak memposisikan hati mereka dalam IMAN kepada
Allőh...
DZOLIM karena tidak memposisikan hidup mereka dalam THŐ'AH kepada
Allőh....
8) Sedemikian sistematis Allőh telah sajikan PEDOMAN ini....

TUNTUNAN terlebih dahulu...


Menyusul SERUAN agar dipatuhi....
Berikutnya adalah JANJI dan ANCAMAN...
Dan pada akhirnya adalah KEUTAMAAN atau KEADILAN....

9) HAWA NASFU yang terpedaya SYAITHŐN lah yang telah mencenderungkan


seseorang untuk BERPALING...
Untuk MENYELEWENG....
Bahkan untuk KUFUR pada TUNTUNAN yang sebenarnya merupakan
ROHMAT Allőh bagi mereka....

#SERINGLAH SETIAP KITA BERINTROSPEKSI

(~ Ust. Achmad Rofi'i, Lc.M.M.Pd. ~)

(139) Makar yang Menggelepar

ُ َ‫ف ِم ْن فَ ْوقِ ِه ْم َوأَتَا ُه ُم ا ْل َعذ‬


( ‫اب ِم ْن‬ ُ ‫س ْق‬
َّ ‫علَي ِْه ُم ال‬ َّ ‫قَ ْد َمك ََر الَّ ِذينَ ِم ْن قَ ْب ِل ِه ْم فَأَتَى‬
َ ‫َّللاُ بُ ْنيَانَ ُه ْم ِمنَ ا ْلقَ َوا ِع ِد فَ َخ َّر‬
َ‫شعُ ُرون‬ْ ‫ْث ََل َي‬ ُ ‫) َحي‬

[Surat An-Nahl : 26]

Artinya:

"Sesungguhnya ORANG-ORANG yang sebelum mereka telah MENGADAKAN


MAKAR, maka Allah menghancurkan rumah-rumah mereka dari fondasinya, lalu
atap (rumah itu) jatuh menimpa mereka dari atas, dan datanglah AZAB itu kepada
mereka DARI TEMPAT YANG TIDAK MEREKA SADARI."

Renungan :

1) JARANG DISADARI bahwa Allőh Subhãnahu wa Ta'ãlã memberitau ummat


Muhammad sholallőhu 'alaihi wassallam, bahwa ORANG-ORANG KÃFIR itu
karena bencinya pada Allőh dan pada Rosūl, termasuk pada Islam dan kaum
Muslimin, maka mereka itu BERMAKAR.

2) MAKAR mereka itu bukan hanya sekarang....


Tapi sejak dahulu kala...

Bukan hanya yunior...


Bahkan sudah senior...
(~ dalam berbuat makar ~)...
Karena mereka itu juga mempelajari ADA APA DALAM ISLAM...

3) SEJARAH menjadi BUKTI bahwa MAKAR mereka itu justru


KEHANCURAN bagi mereka sendiri....

Bukan mereka menjatuhkan Allőh Subhãnahu wa Ta'ãlã...


Namun malah MEREKA lah yang TERPENDAM oleh peradaban dan
kebanggaan mereka sendiri...

4) KECANGGIHAN ORANG-ORANG KÃFIR itu sejak dahulu kala...


Dan akan seperti dahulu, mereka BERBANGGA dengan KECANGGIHAN
mereka...

Akan tetapi....

Mereka TIDAK BERKUTIK untuk memprediksi ADZAB yang ALLŐH hadirkan


ke hadapan mereka....

5) LALAI akan APA YANG telah ALLŐH nyata BUKTIKAN pada orang-orang
yang memusuhi Allőh Subhãnahu wa Ta'ãlã...
Baik berupa bencana dan adzab...
Maka itu adalah bukti IMAN yang TAK BERDAYA....

Dan melalui MEDIA MEREKA....


TIDAK SEDIKIT MUSLIMIN dibuat TAK BERDAYA....

IBROH INI UNTUK MENJADI IBROH....

(~ Ust. Achmad Rofi'i, Lc.M.M.Pd. ~)

(138) Iblis Terkutuk

َ َّ‫اخ ُر ْج ِم ْنهَا فَ ِإنَّكَ َر ِجي ٌم * َو ِإن‬


( َ‫علَ ْيك‬ ْ َ‫ون * قَا َل ف‬ ْ ‫ص ْلصَا ٍل ِم ْن َح َم ٍإ َم‬
ٍ ُ‫سن‬ ْ َ ‫قَا َل لَ ْم أَك ُْن ِل‬
َ ‫س ُج َد ِلبَش ٍَر َخ َل ْقتَهُ ِم ْن‬
ِ ‫)اللَّ ْعنَةَ إِلَ َٰى يَ ْو ِم الد‬
‫ِين‬

[Surat Al-Hijr : 33 - 35]

Artinya:

"Berkata Iblis: "Aku sekali-kali tidak akan sujud kepada manusia yang Engkau
telah menciptakannya dari tanah liat kering (yang berasal) dari lumpur hitam yang
diberi bentuk"
Allah berfirman: "Keluarlah dari surga, karena sesungguhnya kamu terkutuk dan
sesungguhnya kutukan itu tetap menimpamu sampai hari Kiamat."

Renungan :
1) ALLŐH Subhãnahu wa Ta'ãlã adalah PENCIPTA MANUSIA.
2) Asal manusia adalah dari tanah liat.
3) Iblis MEMBANGKANG ALLŐH.
4) ALASAN IBLIS membangkang, tidak lain kecuali dari PRASANGKA bahwa
asal muasal dirinya adalah LEBIH MULIA dari asal muasal manusia.
5) Pembangkangan iblis menjadikannya berhak akan KUTUKAN (Rojīm dan
laknat) Allőh Subhãnahu wa Ta'ãlã hingga hari Kiamat.

6) Sujud (simbol dan atau makna ibadah) itu bukanlah hanya sekedar gerak fisik
dan ritual belaka, tetapi hakekatnya adalah KETUNDUKAN dan KEPATUHAN
pada PERINTAH SANG PENCIPTA, yakni ALLŐH Subhãnahu wa Ta'ãlã....

Bukan Ka'bah-nya...
Bukan Hajar Aswad-nya...
Bukan MANUSIA ADAM-nya...

7) SOMBONG itu adalah sikap AKU lah YANG LEBIH BERHAQ, BUKAN
KAMU....

Ada EGO...
Ada vonis berlandaskan PRASANGKA...
Dan ada PEMBANGKANGAN....

8) Sekedar berpikir bahwa itu DOSA dan atau HUKUM FIQIH, adalah awal
bersikap yang DANGKAL.

Harus tumbuh dari kita adalah DARI MANA dan DARI SIAPAKAH SUMBER
PERINTAH itu... ?

Semakin terasa Mulia dan Agung, maka semakin terasa BESAR GEMA dan
KHARISMA perintah itu...

9) Jika Allőh yang menutup pintu Hidayah, maka TIDAK akan ditemukan pintu
itu terbuka....

Dan jika Allőh MURKA, maka tidak akan ada kemampuan yang
menyebabkannya PADAM....

SEMOGA HIDAYAH ALLŐH ADALAH CAHAYA PENERANG HIDUP


KITA

(~ Ust. Achmad Rofi'i, Lc. M.M.Pd ~)

(137) Biarkanlah

( َ‫ف يَ ْعلَ ُمون‬ َ َ‫)ذَ ْر ُه ْم يَأ ْ ُكلُوا َويَت َ َمتَّعُوا َويُ ْل ِه ِه ُم ْال َ َم ُل ۖ ف‬
َ ‫س ْو‬
[Surat Al-Hijr : 3]

Artinya:

"BIARKANLAH mereka (di dunia ini) makan dan bersenang-senang dan


dilalaikan oleh angan-angan (kosong), maka kelak mereka akan mengetahui
(akibat perbuatan mereka."

Renungan :

1) Allőh perintahkan Nabi dan orang beriman agar MEMBIARKAN orang Kafir
tenggelam dalam kenikmatan dunia dan berbagai angannya.

Walaupun yang demikian itu, kita TELAH BERUPAYA MENDA'WAHI


MEREKA.

2) Sifat LALAI tenggelam dalam dunia dengan berbagai kesenangan dan


kelezatannya; yang melalaikan akan IBADAH sebagai tugas utamanya, termasuk
lalai untuk MELANJUTKAN PERJUANGAN ROSŪLULLŐH sholallőhu 'alaihi
wassallam adalah merupakan TASYABBUH terhadap ORANG-ORANG KÃFIR.

3) PANJANG ANGAN- ANGAN adalah selain sifat orang kãfir juga adalah sikap
yang menyebabkan pelakunya berhaq akan MURKA ALLŐH pada hari Kiamat.

4) Jika ALLŐH Subhãnahu wa Ta'ãlã MEMBERI PEMBIARAN pada kita, itu


artinya Allőh sudah mulai murka pada kita.

Hanya karena iman kita yang sudah kurang SENSITIF saja yang menyebabkan
kita tidak menyadarinya.

5) BERIMAN pada ALLŐH dan HARI AKHIR adalah cerminan orang yang
selalu GIGIH mengabdi pada Allőh Subhãnahu wa Ta'ãlã. Demikian pula perlu
disadari akan hal yang sebaliknya.

SEMOGA MENJADI PELAJARAN

(~ Ust. Achmad Rofi'i, Lc.M.M.Pd ~)

(136) Bulan yang Penuh Keutamaan

Bulan yang penuh keutamaan mulai kita masuki...

Rosūlullőh ‫ صلى هللا عليه وسلم‬bersabda:


ٌ ‫واب ال َّن ِار فلم يُفتَحْ منها‬
‫باب‬ ُ َ‫وغلقت أب‬ ِ ُ‫ت الشَّياطينُ و َمردة‬
ِ ‫الج ِن‬ ِ ‫ص ِفد‬ َّ ‫إذا كانَت‬
ُ َ‫أو ُل ليل ٍة من ر َمضان‬
‫وَّلل عتقا ُء‬
ِ َّ ‫أقصر‬
ِ ‫اغي الش َِّر‬
َ ‫الخير أقبِ ْل ويا ب‬
ِ ‫باغي‬
َ ‫باب ونادى منا ٍد يا‬ َ َّ
ٌ ‫أبواب الجن ِة فلم يُغلقْ منها‬
ُ ‫وفُتِحت‬
ِ ‫منَ النَّ ِار وذ ِلك في‬
‫كل ليل ٍة‬

Artinya:

"Jika malam pertama bulan Romadhőn tiba, maka :

(1) Syaithon dan para pembangkang dari kalangan jin dibelenggu,


(2) Pintu syurga dibuka dan tidak ada satu pun yang ditutup,
(3) Pintu neraka ditutup dan tidak ada satupun yang dibuka,
(4) Dan ada penyeru yang menyeru: 'Wahai pencari kebajikan, SAMBUTLAH....
Dan wahai pencari keburukan BERHENTILAH,

(5) Allőh memberi kesempatan bagi hamba-Nya untuk BEBAS DARI


ANCAMAN ADZAB NERAKA dan itu SETIAP MALAM.

( HR. Ibnu Majah nomor: 1339 dari Abu Hurairoh ‫ رضي هللا عنه‬dan Syaikh Al
Albãny menshohīhkannya)

Hikmah :

Mari kita berlomba dalam BERBAGAI KETAATAN...

Semoga Allőh memberi kemudahan pada kita mnerima segala ibadah kita...
Menyempurnakan kekurangan kita...
Dan membebaskan kita dari ancaman adzab neraka...
Aamiiin...

(~ Ust. Achmad Rofi'i, Lc. M.M.Pd. ~)

(135) Contohlah Mereka

Allőh berfirman:

َّ ‫ ۗ أُو َٰلَ ِئكَ الَّ ِذينَ َهدَى‬....)


(‫َّللاُ ۖ فَبِ ُهدَا ُه ُم ا ْقت َ ِد ْه‬

[QS. Al-An'ãm:90]

Artinya:

"Mereka adalah orang-orang yang Allőh telah beri petunjuk, maka berqudwah lah
dengan hidayah mereka."

Renungan :
Dalam ayat sebelum ini, Allőh mengisyaratkan siapakah "mereka" yang
dimaksud...

"Mereka" adalah orang-orang yang telah dikaruniai oleh Allőh Subhãnahu wa


Ta'ãlã berupa Kitab, Hukum dan kenabian....
"Mereka" adalah para Nabi dan para Rosūl...
"Mereka" adalah orang-orang yang Allőh nyatakan diatas petunjuk Allőh yang
benar...
Pada giliran berikutnya, Rosūl Sholallőhu 'alaihi wassallam diperintahkan Allőh
agar mengikuti "mereka"...
Dan sebagai ummatnya, kita diperintahkan oleh Allőh untuk mengikuti Nabi
Muhammad Sholallőhu 'alaihi wassallam...

Artinya, bahwa JALAN yang LURUS itu sama dengan MENGIKUTI AJARAN
dan SYARI'AT Rosūlullőh Sholallőhu 'alaihi wassallam...

Dan...
MENYELISIHI AJARAN dan SYARI'AT-nya adalah sama dengan
KESESATAN...

Petunjuk yang lurus, yang merupakan petunjuk para Nabi, termasuk didalamnya
Nabi Muhammad Sholallőhu 'alaihi wassallam adalah:
1) Berpegang teguh dengan dīn (agama) yang benar yang berasal dari Allőh
2) Memelihara dan menjaga ayat-ayat yang terkandung dalam Kitab Allőh (Al-
Qur'an)
3) Tegak menjalankan hukum/ syari'at-Nya
4) Mengikuti yang dihalalkan-Nya, serta menjauhi apa yang diharomkan-Nya
5) Mengamalkan apa yang diperintahkan Allőh Subhãnahu wa Ta'ãlã dan
menghindarkan diri dari apa yang dilarang-Nya
6) Meniti pola hidup yang telah "mereka" jalani
7) Berakhlaq dan berperilaku yang terpuji

Inilah KUNCI KEUNGGULAN Rosūlullőh, sehingga beliau Sholallőhu 'alaihi


wassallam mencapai derajat tertinggi dan terkemuka di segenap Nabi dan Rosūl,
serta menjadi penghulu bagi segenap orang-orang yang bertaqwa...

Oleh karena itu....


Jika kita berangan-angan untuk meraih apa yang "mereka" raih....
maka...
MENITI JALAN "MEREKA" adalah HARGA MATI...

(~ Ust. Achmad Rofi'i, Lc. M. M. Pd ~)

(134) Ujian, Sadarkah?

Allőh berfirman:
(‫ض ِزينَةً لَهَا ِلنَ ْبلُ َو ُه ْم أَيُّ ُه ْم أَحْ س‬
ِ ‫علَى ْال َ ْر‬
َ ‫ع َم ًَل ََ ِإنَّا َجعَ ْلنَا َما‬
َ ُ‫)ن‬

[Surat Al-Kahfi : 7]

Artinya:

"Sesungguhnya Kami telah menjadikan apa yang di bumi sebagai perhiasan


baginya, agar Kami menguji mereka, siapakah diantara mereka yang terbaik
perbuatannya."

Renungan :

1) segala sesuatu di DUNIA ini adalah PERHIASAN....


2) Bumi dan isinya adalah UJIAN dan BALÃ' untuk kita; akankah kita menjadi
lebih mulia ataukah justru semakin terhina?
3) Hidup ini untuk BERLOMBA dalam menggapai LULUS UJIAN...
4) Amalan-amalan kita itu bertingkat-tingkat....

Ada amalan yang terbaik...


Ada amalan yang sekedar baik....
Ada amalan yang buruk...

Bahkan...
Ada amalan yang mengundang murka Allőh Subhãnahu wa Ta'ãlã....

Sadarkah kita?....

(~ Ust. Achmad Rofi'i, Lc.M.M.Pd. ~)

(133) Wahyu Syaithőn

Allőh berfirman:

(...‫اطينَ لَيُو ُحونَ إِلَ َٰى أَ ْو ِليَائِ ِه ْم ِليُجَا ِدلُو ُك ْم ۖ َوإ‬ َّ ‫)ن أ َ َط ْعت ُ ُمو ُه ْم إِنَّ ُك ْم لَ ُمش ِْركُونَ َِ َوإِنَّ ال‬
ِ َ‫شي‬ ْ

[Surat Al-An'am : 121]

Artinya:

"...Sesungguhnya syaitan itu membisikkan kepada kawan-kawannya agar mereka


membantah kamu; dan jika kamu menuruti mereka, sesungguhnya kamu tentulah
menjadi orang-orang yang musyrik."

Renungan :
1) Syaithőn itu mempunyai wali-wali (yatu mereka yang loyal kepada syaithőn)
2) Wali Syaithőn adalah mereka yang selalu setia menyuarakan bisikan dan
inspirasi syaithőn;
3) Wali Syaithőn adalah mereka yang selalu mengajak kepada jalan yang
menyelisihi tuntunan Allőh Subhãnahu Wa Ta'ãlã dan Rosūl-Nya sholallőhu
'alaihi wasallam;
4) Wali Syaithőn adalah mereka yang selalu men-jidal, mendebat dan ataupun
menebar syubhat terhadap kebenaran yang berasal dari Allőh dan Rosūl-Nya;
5) Mereka yang hanyut dalam bisikan ajakan ataupun syubhat syaithőn, adalah
TERANCAM menjadi orang yang MUSYRIK.
6) SYIRIK THŐ'AH adalah seseorang yang MENYEKUTUKAN KETAATAN-
nya, dari ketaatan dan kepatuhan terhadap Allőh, menjadi ketaatan dan kepatuhan
terhadap syaithőn.

(~ Ust. Achmad Rofi'i, Lc. M. M. Pd. ~)

(132) Pengundang Petaka

( َ‫َّللاِ بَ ْغتَةً أ َ ْو َجه َْرةً َه ْل يُ ْهلَكُ إِ ََّل ا ْلقَ ْو ُم ال َّظا ِل ُمون‬


َّ ‫اب‬ َ ‫)قُ ْل أ َ َرأ َ ْيت َ ُك ْم إِ ْن أَتَا ُك ْم‬
ُ َ‫عذ‬

[Surat Al-An'am : 47]

Artinya:

"Katakanlah: "Terangkanlah kepadaku jika datang siksaan Allah kepadamu


dengan sekonyong-konyong, atau terang-terangan, maka adakah yang dibinasakan
(Allah) selain dari orang yang zalim?"

Renungan :

Bisa jadi ADZAB Allőh itu datangnya dengan TIBA-TIBA...


Atau...
Bahkan dengan NYATA DAN TERANG akan DITIMPAKAN....
Tetapi Allőh tidak akan membinasakan kecuali ORANG-ORANG yang
DZOLIM....

Maka barangsiapa yang beriman, TAKUTLAH...


Lalu...
PATUHILAH Allőh...

Jika TAKUT dan PATUH itu LENYAP....


Maka itu merupakan sebuah tantangan terhadap YANG MAHA TAK
TERKALAHKAN...
Jadi...
IMAN lah yang MENGAKIBATKAN KESELAMATAN dan
KETENTRAMAN....

Sedangkan....
KESYIRIKAN dan KEDZOLIMAN lah pengundang PETAKA dan
KESENGSARAAN....

(~ Ust. Achmad Rofi'i, Lc. M. M.Pd ~)

(131) Manusia dan Wahyu

َ ‫َّللا َو ََل أَ ْعلَ ُم ا ْلغَي‬


(‫ْب َو ََل أ‬ ِ َّ ُ‫َن أَتَّبِ ُع إِ ََّل َما يُوح ََٰى إِلَ َّي ۚ قُلَِقُو ُل لَ ُك ْم إِ ِني َملَكٌ ۖ إ ََقُ ْل ََل أَقُو ُل لَ ُك ْم ِع ْندِي َخ َزائِن‬ْ ْ
َ‫ير ۚ أ َ َف ََل تَتَفَك َُّرون‬‫ص‬ ‫ب‬
َ ْ
‫ل‬ ‫ا‬
ُ ِ َ َٰ َ‫و‬ ‫ى‬ ‫م‬ ْ
‫ع‬ َ ْ
‫ال‬ ‫ي‬ ‫و‬ َ
ِ ْ ‫ت‬‫س‬ ‫ي‬
َ ‫ل‬ْ ‫) َه‬

[Surat Al-An'am : 50]

Artinya:

"Katakanlah: "Aku tidak mengatakan kepadamu, bahwa perbendaharaan Allah


ada padaku, dan tidak (pula) aku mengetahui yang ghaib dan tidak (pula) aku
mengatakan kepadamu bahwa aku seorang malaikat. Aku tidak mengikuti kecuali
apa yang diwahyukan kepadaku. Katakanlah: "Apakah sama orang yang buta
dengan yang melihat?" Maka apakah kamu tidak memikirkan(nya)?"

Renungan :

Jangankan selain Rosūl....

Rosūl sholallőhu 'alaihi wassallam saja...


Beliau tidak mengatakan : "AKU MEMILIKI SIMPANAN ALLŐH"

Jangankan selain Rosūl....

Rosūlullőh sholallőhu 'alaihi wassalam saja...


Beliau TIDAK MEMILIKI PENGETAHUAN TERHADAP YANG GHOIB...

Jangankan selain Rosūl...

Rosūlullőh sholallőhu 'alaihi wassallam saja...


Beliau mengatakan: "AKU BUKAN MALAIKAT"....

Rosūlullőh sholallőhu 'alaihi wassallam yang MA'SHUM (terjaga dari dosa)...


Beliau HANYA lah MENGIKUTI WAHYU....

Maka....
Mengapakah kita yang berpeluang banyak dosa...
Masih TIDAK MAU MENGIKUTI WAHYU?...
Masih MENAMBAHI dari apa yang terdapat dalam WAHYU?...
Masih MENGURANGI apa yang terdapat dalam WAHYU?....
Masih MENCURIGAI WAHYU?....
Masih MENCURIGAI ORANG-ORANG YANG BERUSAHA MENGIKUTI
WAHYU?....
Masih MENCURIGAI ORANG-ORANG yang MENGAJARKAN WAHYU?...

Mengapakah...
Dan ada apakah kalian dengan dan TERHADAP WAHYU?...

Padahal WAHYU itu...


Dari ALLŐH Subhãnahu wa Ta'ãlå....

Apa yang kalian akan tuduhkan kepada YANG BERFIRMAN?....

SAMAKAH ORANG YANG "BUTA" DENGAN ORANG YANG "MELIHAT"


?...
Orang yang BERPEGANG TEGUH PADA WAHYU ADALAH ORANG
YANG "MELIHAT"...

Dan sebaliknya....
ORANG YANG MENYELISIHI DAN ATAU MENOLAK WAHYU ADALAH
ORANG YANG "BUTA"....
Yang BUTA adalah HATINYA...
Dan bukan buta MATA PENGLIHATAN-nya....

Duhai...
DIKEMANAKAN kah AKAL PIKIRAN ?

‫َل حول وَل قوة إَل باهلل‬

(~ Ust. Achmad Rofi'i, Lc. M. M. Pd ~)

(130) Pewaris Bumi

(‫الذك ِْر أَنَّ ْال َ ْرضَ َي ِرثُهَا‬


ِ ‫ور ِم ْن َب ْع ِد‬ َّ ‫ِي الصَّا ِل ُحونَ َولَ َق ْد َكت َ ْبنَا ِفي‬
ِ ُ‫الزب‬ َ ‫)ع َباد‬
ِ

[Surat Al-Anbiya' : 105]

Artinya:

"Dan sungguh telah Kami tulis didalam Zabur sesudah (Kami tulis dalam) Lauh
Mahfuzh, bahwasanya bumi ini dipusakai hamba-hamba-Ku yang shőlih."
Renungan :

Tidak sedikit kalangan mengira...


Bahwa bumi ini...
Dan atau langit dan jagat raya ini...
Terjadi dengan sendirinya...
Dan tidak ada yang memiliki dan menguasainya....

Karenanya...

Mereka SALING BEREBUT untuk menjadi pemilik dan penguasanya dengan


cara apapun...

Tidak sedikit kalangan yang berambisi...


Untuk memusnahkan penghuni bumi lainnya...
Agar HANYA DIA yang boleh menikmatinya....

Tidak sedikit pula kalangan yang NGOYO MERAIH BENDA di dunia ini....
Sembari dia LALAI....
Yang penting meraihnya...
Yang penting menguasainya...
Bila perlu, hingga tujuh generasi dari turunannya...

Padahal segenap benda itu...


Ada yang mengawasi dan mengaturnya...

KETAHUI dan SADARI...


Bahwa BUMI dengan apa yang terkandung di dalamnya....
Dan apa yang terdapat di permukaannya...
Serta apa yang ada di atasnya...
HANYA akan ALLŐH wariskan pada HAMBA-HAMBA-NYA YANG
SHŐLIH...

(~ Ust. Achmad Rofi'i, Lc. M. M. Pd. ~)

(129) Perbuatan Keji ini adalah Isrof, Ijrom dan 'Ady

‫شه َْوةً ِم ْن‬ َ ‫الرجَا َل‬ ِ َ‫س َبقَ ُك ْم ِبهَا ِم ْن أ َ َح ٍد ِمنَ ا ْل َعا َل ِمينَ * ِإنَّ ُك ْم لَتَأْت ُون‬ َ ‫احشَةَ َما‬ ِ َ‫َولُو ًطا ِإ ْذ قَا َل ِلقَ ْو ِم ِه أَتَأْت ُونَ ا ْلف‬
َ َ َ َ
‫اب ق ْو ِم ِه إِ ََّل أ ْن قالُوا أ ْخ ِر ُجو ُه ْم ِم ْن ق ْريَ ِت ُك ْم ۖ إِنَّ ُه ْم‬ َ َ ‫س ِرفُونَ * َو َما كَانَ ج ََو‬ ْ ‫اء ۚ بَ ْل أ َ ْنت ُ ْم قَ ْو ٌم ُم‬ِ ‫س‬ َ ِ‫ُون الن‬ ِ ‫د‬
َ‫ْف كَان‬َ ‫ي‬ َ
‫ك‬ ‫ر‬ْ ُ
‫ظ‬ ْ
‫ن‬ ‫ا‬ َ ‫ف‬ ۖ ‫ا‬ ‫ر‬‫ط‬َ ‫م‬
ً َ ِْ‫م‬ ‫ْه‬‫ي‬ َ ‫ل‬‫ع‬َ ‫ا‬َ ‫ن‬‫ر‬ َ
‫ط‬
ْ ْ َ‫م‬َ ‫أ‬ ‫و‬ * َ‫ين‬‫ر‬ِِ ‫ب‬‫ا‬َ ‫غ‬ ْ
‫ل‬ ‫ا‬ َ‫ن‬ ‫م‬
ِ ْ‫ت‬ َ ‫ن‬‫َا‬
‫ك‬ ُ ‫ه‬َ ‫ت‬َ ‫أ‬ ‫ر‬ ‫م‬ ‫ا‬
َ ْ ِ َّ
‫َل‬ ‫إ‬ ُ ‫ه‬ َ
‫ل‬ ْ
‫ه‬ َ ‫أ‬ ‫و‬
َ ‫ه‬
ُ ‫ا‬‫ن‬َ ‫ي‬
ْ ‫ج‬
َ ‫ن‬ْ َ ‫أ‬ َ ‫ف‬ * َ‫ون‬ ‫َّر‬
ُ ‫ه‬‫ط‬َ َ ‫ت‬‫ي‬
َ ٌ َ‫أُن‬
‫اس‬
ْ
‫عَاقِبَة ال ُمجْ ِر ِمين‬ ُ

[Surat Al-A'rőf ayat 80 - 84]

Artinya:
"Dan (Kami juga telah mengutus) Luth (kepada kaumnya). (Ingatlah) tatkala dia
berkata kepada mereka: "Mengapa kamu mengerjakan perbuatan keji (fãhisyah)
itu, yang belum pernah dikerjakan oleh seorangpun (di dunia ini) sebelummu?"
Sesungguhnya kamu mendatangi lelaki untuk melepaskan nafsu syahwatmu
(kepada mereka), bukan kepada wanita. Kamu ini benar-benar adalah kaum yang
melampaui batas.
Jawab kaumnya tidak lain hanyalah mengatakan: "Usirlah mereka (Luth dan
pengikut-pengikutnya) dari kotamu ini; sesungguhnya mereka adalah orang-orang
yang berpura-pura mensucikan diri".
Kemudian Kami selamatkan dia dan pengikut-pengikutnya, kecuali isterinya;
(karena) dia (istrinya) termasuk orang-orang yang tertinggal (dibinasakan).
Dan Kami turunkan kepada mereka hujan (batu); maka perhatikanlah bagaimana
kesudahan orang-orang yang berdosa itu."

Juga:

‫اج ُك ْم ۚ بَ ْل أ َ ْنت ُ ْم قَ ْو ٌم عَا ُدونَ * قَالُوا‬ َ َ‫أَتَأْت ُونَ الذُّك َْرانَ ِمنَ ا ْلعَالَ ِمينَ * َوتَذَ ُرونَ َما َخل‬
ِ ‫ق لَ ُك ْم َربُّ ُك ْم ِم ْن أ َ ْز َو‬
َ‫ط لَتَكُونَنَّ ِمنَ ا ْل ُم ْخ َر ِجين‬
ُ ‫لَئِ ْن لَ ْم تَ ْنت َ ِه يَا لُو‬

[Surat Asy-Syu'arő ayat 165 - 167]

Artinya:

"Mengapa kamu mendatangi jenis lelaki di antara manusia,


dan kamu tinggalkan isteri-isteri yang dijadikan oleh Tuhanmu untukmu, bahkan
kamu adalah orang-orang yang melampaui batas".
Mereka menjawab: "Hai Luth, sesungguhnya jika kamu tidak berhenti, benar-
benar kamu termasuk orang-orang yang diusir."

Renungan :

PERBUATAN KEJI ini telah DIHAPUS sejak KEROSŪLAN MUHAMMAD


Sholallőhu 'Alaihi Wassallam...

Kekejian ini BARU MUNCUL sejak masa KAUM NABI LUTH...


Kekejian ini belum pernah ada sebelum itu...
PELAKU KEKEJIAN ini oleh TUHAN SEMESTA ALAM disebutnya sebagai
MUSRIF (berlebih-lebihan), MUJRIM (orang yang berdosa) dan 'ÃDY
(melampaui batas)....

PELAKU PERBUATAN KEJI INI justru MENUDING sok suci pada orang yang
menasehatinya,
Bahkan MENGANCAM dengan MENGUSIR mereka dari tanah tumpah
darahnya....
PERBUATAN KEJI ini MENGUNDANG ADZAB DAHSYAT PENUH
MURKA dari Allőh Subhãnahu Wa Ta'ãlã....
Yaitu....
ALLŐH AKAN BALIK BUMI INI LALU MEREKA AKAN TERPENDAM DI
DALAMNYA...
Bahkan akan DILEMPARI BATU DARI NERAKA....

KEKEJIAN ini adalah SEX YANG MENYIMPANG....

Dimana perjodohan bukan lah antara Laki-Laki dan Perempuan...


Akan tetapi MEREKA MEROBAHNYA menjadi PEREMPUAN DENGAN
PEREMPUAN, dan LAKI-LAKI DENGAN LAKI-LAKI...

Marilah kita cegah dengan iman, ilmu, dan nahi mungkar....


SAYANGILAH DIRI DAN UMMAT MANUSIA...

(~ Ust. Achmad Rofi'i, Lc. M. M. PD. ~)

(128) Penyesalan Orang yang Tidak Mentaati Rosũl

َ ‫وَل * َوقَالُوا َربَّ َنا إِنَّا أ َ َط ْع َنا‬


‫سا َدتَنَا‬ َ ‫س‬ ُ ‫الر‬َّ ‫َّللاَ َوأ َ َط ْع َنا‬
َّ ‫ب ُو ُجو ُه ُه ْم فِي ال َّن ِار َيقُولُونَ يَا لَ ْيتَنَا أ َ َط ْع َنا‬ ُ َّ‫يَ ْو َم تُقَل‬
‫يرا‬ ِ ‫يَل * َربَّنَا آتِ ِه ْم ِض ْعفَي ِْن ِمنَ ا ْلعَذَا‬
ً ‫ب َوا ْلعَ ْن ُه ْم لَ ْعنًا َك ِب‬ َ َ ‫َو ُكبَ َرا َءنَا َفأ‬
َّ ‫ضلُّونَا ال‬
َ ‫س ِب‬

[Surat Al-Ahzab ayat 66 - 68]

Artinya:

"Pada hari ketika muka mereka dibolak-balikkan dalam neraka, mereka berkata:
"Alangkah baiknya, andaikata kami taat kepada Allah dan taat (pula) kepada
Rasul".
Dan mereka berkata: "Ya Tuhan kami, sesungguhnya kami telah mentaati
pemimpin-pemimpin dan pembesar-pembesar kami, lalu mereka menyesatkan
kami dari jalan (yang benar).
Ya Tuhan kami, timpakanlah kepada mereka azab dua kali lipat dan kutuklah
mereka dengan kutukan yang besar".

Renungan :

MAU ???...

Kalau sudah Allőh adzab terlebih dahulu di dalam adzab neraka, BARU
MENYESAL ???...

TIDAK SEDIKIT orang yang mengatakan, "Susah-susah amat.... KITA TA'ATI


saja PEMBESAR DAN PEMIMIPIN kita.... Kan mereka yang akan
mempertanggung-jawabkan perkara kita dihadapan Allőh pada HARI
PEMBALASAN?....
TAQLID itu memang PRAKTIS dan MUDAH...
TAQLID itu memang TIDAK RUWET...
TAQLID itu TINGGAL IKUT, lalu AMAN...
TAQLID itu TIDAK PERLU BELAJAR....

TAPI, renungkan AKIBATNYA...

(~ Ust. Achmad Rofi'i, Lc. M. M. Pd ~)

(127) Konsisten

( ‫علَي ِْه ُم ا ْل َم ََل ِئكَةُ أَ ََّل ت َ َخافُوا َو ََل تَحْ َزنُوا َوأ َ ْبش ُِروا ِبا ْل َجنَّ ِة الَّ ِتي‬ َّ ‫ِإنَّ الَّ ِذينَ َقالُوا َر ُّب َنا‬
ْ ‫َّللاُ ث ُ َّم ا‬
َ ‫ست َ َقا ُموا تَتَنَ َّز ُل‬
َ‫ع ُدون‬َ ‫) ُك ْنت ُ ْم ت ُو‬

[Surat Fussilat ayat 30]

Artinya:

"Sesungguhnya orang-orang yang mengatakan: "Tuhan kami ialah Allőh"


kemudian mereka meneguhkan pendirian mereka, maka malaikat akan turun
kepada mereka dengan mengatakan: "Janganlah kamu takut dan janganlah merasa
sedih; dan gembirakanlah mereka dengan jannah (surga) yang telah dijanjikan
Allőh kepadamu".

Juga:

( ‫اب ا ْل َجنَّ ِة َخا ِل ِدينَ ِفيهَا‬ ْ َ‫علَي ِْه ْم َو ََل ُه ْم يَحْ َزنُونَ * أُو َٰلَ ِئكَ أ‬
ُ ‫ص َح‬ ٌ ‫ست َ َقا ُموا فَ ََل َخ ْو‬
َ ‫ف‬ َّ ‫ِإنَّ الَّ ِذينَ َقالُوا َر ُّب َنا‬
ْ ‫َّللاُ ث ُ َّم ا‬
َ‫ج ََزا ًء بِ َما كَانُوا يَ ْع َملُون‬

[Surat Al-Ahqaf ayat 13 - 14]

Artinya:

"Sesungguhnya orang-orang yang mengatakan: "Tuhan kami ialah Allőh",


kemudian mereka tetap istiqamah maka tidak ada kekhawatiran terhadap mereka
dan mereka tiada (pula) berduka cita.
Mereka itulah penghuni-penghuni surga, mereka kekal di dalamnya; sebagai
balasan atas apa yang telah mereka kerjakan."

Renungan :

Di Dunia anda akan BEBAS dari TAKUT MENGHADAPI MASA DEPAN....


Bahkan bebas dari SEDIH SAAT ANDA INGAT MASA LALU...
Bahkan KEDUANYA akan anda raih di akherat lebih sempurna...
Semuanya anda dapat raih dengan KONSISTEN...
Nyatakan dengan HATIMU, dengan LISANMU dan dengan BUKTI NYATA
AMALMU....
Bahwa hanya ALLŐH adalah TUHAN-mu...

Jangan PLINTAT-PLINTUT....
Jangan MENCLA-MENCLE...
Jangan PLIN-PLAN...
Dan jangan TENGOK KIRI DAN KANAN....

Karena...
JALAN LURUS itu BUKAN LEBIH DARI SATU....

(~ Ust. Achmad Rofi'i, Lc. M. M. Pd ~)

(126) Prasangka Penyebab Rugi

Allőh Subhãnahu wa Ta'ãlã berfirman dalam QS. Fushshilat (41) ayat 20-23 :

‫َار ُه ْم َو ُجلُو ُد ُه ْم بِ َما كَانُوا يَ ْع َملُونَ * َو َقالُوا ِل ُجلُو ِد ِه ْم ِل َم‬ ُ ‫س ْمعُ ُه ْم َوأ َ ْبص‬ َ ‫ع َلي ِْه ْم‬َ ‫َحت َّ َٰى إِذَا َما جَا ُءو َها ش َِه َد‬
‫ق ُك َّل ش َْيءٍ َوه َُو َخ َلقَ ُك ْم أ َ َّو َل َم َّر ٍة َوإِلَ ْي ِه ت ُْر َجعُونَ * َو َما ُك ْنت ُ ْم‬ َ ‫َّللاُ ا َّلذِي أ َ ْن َط‬
َّ ‫علَ ْي َنا ۖ َقالُوا أ َ ْن َط َقنَا‬
َ ‫ش َِه ْدت ُ ْم‬
َ‫يرا ِم َّما تَ ْع َملُون‬ َ َ َّ‫ن‬َ ُ ْ َ َ ْ َ َٰ ُ َ َ َ َ َ
ْ َ‫ستَتِ ُرونَ أن ي‬
ْ ْ َ‫ت‬
ً ِ‫َّللاَ َل يَ ْعل ُم َكث‬
َّ ‫َار ُك ْم َوَل ُجلو ُد ُك ْم َول ِكن ظننت ْم أ‬ ُ ‫س ْمعُ ُك ْم َوَل أ ْبص‬ َ ‫عل ْي ُك ْم‬ َ ‫ش َه َد‬
* َ‫س ِرين‬ ْ ‫َو َٰذَ ِل ُك ْم َظنُّ ُك ُم الَّذِي َظنَ ْنت ُ ْم ِب َر ِب ُك ْم أ ْردَا ُك ْم فأ‬
ِ ‫صبَحْ ت ُ ْم ِمنَ ا ْل َخا‬ َ َ َ

Artinya :

(20) "Sehingga apabila mereka sampai ke neraka; pendengaran, penglihatan, dan


kulit mereka menjadi saksi terhadap apa yang telah mereka lakukan.
(21) Dan mereka berkata kepada kulit mereka, " Mengapa kamu menjadi saksi
terhadap kami?"
(Kulit) mereka menjawab, "Yang menjadikan kami dapat berbicara adalah Allőh,
yang (juga) menjadikan segala sesuatu dapat berbicara, dan Dia lah yang
menciptakan kamu yang pertama kali dan hanya kepada-Nya kamu
dikembalikan."
(22) Dan kamu tidak dapat bersembunyi dari kesaksian pendengaran, penglihatan
dan kulitmu terhadapmu; bahkan KAMU MENGIRA ALLŐH TIDAK
MENGETAHUI banyak tentang APA YANG KAMU LAKUKAN.
(23) Dan ITU ADALAH DUGAANMU yang telah KAMU SANGKAKAN
TERHADAP TUHAN-MU, (DUGAAN itu) telah MEMBINASAKAN KAMU,
sehingga jadilah kamu termasuk orang yang merugi."

Renungan :

Orang kãfir mengira bahwa prasangka mereka adalah benar.

Mereka mengira bahwa di dunia ini boleh semau sendiri....


Mereka mengira bahwa mereka tidak akan dibangkitkan setelah mereka mati....
Mereka mengira bahwa tubuh mereka, pendengaran mereka, penglihatan mereka;
bahkan kulit mereka akan menjadi hancur, punah; lalu tidak bisa berbicara...
Mereka mengira bahwa kehidupan di dunia ini tidak akan pernah dimintai
pertanggungjawaban....
Mereka mengira bahwa surga itu mereka yang menentukan....
Mereka mengira bahwa apa yang mereka sembunyikan di dalam dada mereka
adalah suatu kebenaran...
Mereka mengira bahwa perbuatan mereka, ulah mereka, makar mereka, rencana
jahat mereka, kedzoliman mereka tidaklah diketahui oleh Allőh Subhãnahu wa
Ta'ãla...

Akhir dari prasangka yang buruk dan salah ini akan justru menjerumuskan
mereka ke dalam api neraka...
Na'ūdzu billãhi min dzãlik...

Maka ambillah ibroh,


Wahai kaum Muslimin...
Dan jangan mengambil ibroh dari orang kãfir...

Jadikanlah Al Qur'an dan Sunnah Muhammad Rosūlullőh sholallőhu 'alaihi


wassallam sebagai sumber panduan dan pembimbing hidup yang lurus dan yang
pasti akan membuat kita selamat...

(~ Ust. Achmad Rofi'i, Lc. M.M.Pd ~)

(125) Akibat Kebodohan

‫اص قَا َل‬ ِ َ‫َّللاِ ب ِْن ع َْم ِرو ب ِْن ا ْلع‬ َ ‫ع َْن‬
َّ ‫ع ْب ِد‬
‫عهُ ِم ْن ا ْل ِعبَا ِد َولَ ِك ْن‬
ُ ‫ض ا ْل ِع ْل َم ا ْنتِ َزاعًا يَ ْنت َ ِز‬ُ ‫َّللاَ ََل يَ ْق ِب‬
َّ َّ‫سلَّ َم يَقُو ُل ِإن‬ َ ‫علَ ْي ِه َو‬ َّ ‫صلَّى‬
َ ُ‫َّللا‬ َ ِ‫َّللا‬
َّ ‫سو َل‬ ُ ‫س ِم ْعتُ َر‬
َ
ْ‫س ِئلُوا َفأ َ ْفتَ ْوا بِغَي ِْر ِعل ٍم‬ َ ً
ُ ‫سا ُجهَّاَل ف‬ ً ‫اس ُر ُءو‬ َّ َ َ َّ
ُ ‫ْق عَا ِل ًما اتخذ الن‬ َ َ
ِ ‫اء َحتى إِذا ل ْم يُب‬ َّ َ ْ
ِ ‫ْض العُل َم‬ َ ْ
ِ ‫ض ال ِعل َم بِقب‬ْ ُ ِ‫يَ ْقب‬
‫ضلُّوا‬ َ
َ ‫ضلُّوا َوأ‬ َ َ‫ف‬

"Dari 'Abdullah bin 'Amr bin Al 'Ãsh, beliau berkata:


"Aku mendengar Rosūlullőh shollallőhu 'alaihi wasallam bersabda:
"Sesungguhnya Allőh tidak akan mencabut 'ilmu begitu saja dari manusia, akan
tetapi Allőh mencabut 'ilmu dengan cara mewafatkan para 'ulama, sehingga bila
tidak lagi tersisa seorang 'ãlim pun maka manusia akan mengangkat pemimpin
dari kalangan orang-orang bodoh, kemudian ketika mereka (pemimpin itu)
ditanya maka mereka berfatwa tanpa 'ilmu, sehingga menyebabkan mereka sendiri
sesat dan menyesatkan orang lain."
(~ HR Al Bukhőry no: 86 dan Muslim nomor: 2673 ~)

Renungan :

KEBODOHAN adalah SUMBER PETAKA.


Kebodohan telah menjadikan tuannya sebagai korban...
Karena bukannya menyelamatkan...
Malah menyesatkan...

Kebodohan telah menyebabkan korban terhadap orang lain,


karena orang lain juga menjadi disesatkan...

Orang yang bodoh,


betapapun niat baiknya tidak dapat diharapkan terjadi perbaikan...
Bahkan yang pasti adalah bukan memperbaiki,
akan tetapi justru merusak...

Bukan saja sekedar merusak bumi seisinya,


akan tetapi bahkan merusak akheratnya...

Jika manusia sesat...


Berarti dia celaka...
Jika dia celaka...
Dunia sengsara,
Akherat pun neraka...

(~ Ust. Achmad Rofi'i, Lc. M. M. Pd ~)

(124) Krisis Akhlaq

" ‫ لق ْد َخشِيتُ على‬، ‫ َما ِلي‬، ُ‫أي َخدِيجَة‬ ْ ) : َ‫ قا َل ل َخدِيجَة‬. ‫ع‬ ُ ‫ب عنهُ الرو‬ َ ‫ فَ َز َّملوهُ حتَّى ذ َه‬. ‫َز ِملُونِي َز ِملُونِي‬
َّ : ُ‫ قالتْ َخدِيجَة‬، ‫فأخبر َها ال َخبَ َر‬
‫ فوهللاِ إنَّكَ لَت َ ِص ُل‬، ‫ فوهللاِ َل يُ ْخ ِزيكَ هللاُ أبدًا‬، ‫ أ َ ْبش ِْر‬، ‫كَل‬ َ . ( ‫نفسِي‬
‫الحق‬
ِ ‫ب‬ َ
ِ ِ‫ وت ُ ِعينُ على ن َوائ‬، ‫ْف‬ َ ‫ضي‬ ْ
َّ ‫ وتَق ِري ال‬، ‫ِب ال َم ْعدُو َم‬ َ
ُ ‫ وت َ ْكس‬، ‫ وتَحْ ِم ُل ال َك َّل‬،‫ق الحديث‬ ُ ‫ وتص ُد‬، ‫الرح َم‬
ِ

Artinya & Renungan

Sepulangnya Rosūlullőh Sholallőhu 'alaihi wassallam dari Gua Hira menerima


Wahyu, beliau pulang ke rumahnya dan mengatakan kepada Khodījah
rhodiyallőhu 'anha -- istrinya, "Selimuti aku, selimuti aku..."

Dan pada saat diselimuti oleh Khodijah, beliau Sholallőhu 'alaihi wassallam
mengatakan, "Wahai Khodijah, apa yang terjadi pada diriku?... Aku takut terjadi
sesuatu pada diriku..."
Lalu Khodijah rhodiyallőhu 'anha seraya menyahut, "Tidak... Justru, demi Allőh,
Allőh sama sekali tidak akan menghinakanmu. Demi Allőh, engkau adalah orang
yang MENYAMBUNG SILATURROHIM, BENAR DALAM BERBICARA,
TAHAN UJI, MEMBANTU ORANG yang LEMAH, MENGHORMATI TAMU
& MENOLONG KEBENARAN."

Hadits yang diriwayatkan dari 'Ã'isyah rhodhiyallőhu 'anha, dan diriwayatkan


oleh Al Imãm Al Bukhőry no: 4953 ini, menampakkan kepada kita bahwa inilah
KARAKTER MANUSIA PILIHAN, bahkan sebelum menjadi Nabi & Rosūl.
Kita telah menjadi Muslim sekian lama...

Apakah karakter dan sifat ini telah ada, menjadi bakat setiap kita ?

Setelah menjadi Muslim, pastinya sifat dan karakter itu semestinya lebih dan
menonjol...
Akan tetapi...
Jika ada seorang Muslim yang justru tidak ada dari sikap-sikap diatas, berarti....
Kemanusiaannya telah tercemar,
sebelum ke-Islaman-nya.

(~ Ust. Achmad Rofi'i, Lc.M.M.Pd. ~)

(123) Mengolok-Olok?

ْ َ‫سو ِل ِه ُك ْنت ُ ْم ت‬
( َ‫ستَه ِْزئ ُون‬ َّ ِ‫ب ۚ قُ ْل أَب‬
ُ ‫اَّللِ َوآ َياتِ ِه َو َر‬ ُ ‫سأ َ ْلت َ ُه ْم لَيَقُولُنَّ إِنَّ َما ُكنَّا َن ُخ‬
ُ َ‫وض َونَ ْلع‬ َ ‫) َولَئِ ْن‬

[Surat At-Tawbah : 65]

Artinya:

"Dan jika kamu tanyakan kepada mereka (tentang apa yang mereka lakukan itu),
tentulah mereka akan menjawab, "Sesungguhnya kami hanyalah bersenda-gurau
dan bermain-main saja". Katakanlah: "Apakah dengan Allah, ayat-ayat-Nya dan
Rasul-Nya kamu selalu berolok-olok?"

Renungan :

BESAR RESIKO MENGOLOK-OLOK ALLŐH dan ROSŪLULLŐH dan atau


ISLAM itu, sedemikian rupa bisa MENGELUARKAN seseorang DARI ISLAM-
nya....

Tapi di negara seperti Indonesia ini, paling tergantung NIAT si pelakunya....


ALLŐH MAHA MENGETAHUI APA YANG DIRAHASIAKAN....
MENGOLOK-OLOK ATAU BUKAN, yang pasti ALLŐH yang akan
membalasnya...
Tidak di dunia ini ya paling di Akhirat....

"Urusan demikian paling YANG BERWENANG lah yang MENGUSUTNYA...."

"Kalau kita jangan MEMBIKIN KUSUT diantara kita; kan SUDAH ADA
JALUR masing-masing...."

"UKHUWWAH di atas jalan ALLŐH tetap harus DIJAGA. Walau tetap harus
SALING BERPESANAN diantara kita...."
Yang pasti, setiap kita akan dimintai pertanggung-jawaban pada saat MULUT
DIBUNGKAM...
dan SELURUH TUBUH yang dimintai PERSAKSIAN...
Dan hati-hatilah MULUT kita, perbuatan dan sikap kita; termasuk JEMARI kita
yang kita suka mejet-mejet HP...
Semua itu akan dimintai PERTANGGUNGAN-JAWAB.

‫وهللا أعلم بالصواب‬

(~ Ust. Achmad Rofi'i, Lc. M.M.Pd. ~)

(122) Lalai

ِ ‫َّللاِ ۚ َو َم ْن يَ ْف َع ْل َٰذَ ِلكَ فَأُو َٰلَئِكَ ُه ُم ا ْل َخا‬


(‫س ُرونَ ََيَا أَيُّهَا ا َّل ِذينَ آ َمنُوا ََل ت ُ ْل ِه ُك ْم أَ ْم َوالُ ُك ْم َو ََل أَ ْو ََل ُد ُك ْم ع‬ َّ ‫) ْن ِذك ِْر‬

(QS Al Munafiqūn ayat 9)

Artinya:

"Hai orang-orang beriman, janganlah HARTAMU dan ANAK-ANAKMU


MELALAIKAN KAMU dari mengingat Allah. Barangsiapa yang berbuat
demikian maka mereka itulah orang-orang yang merugi."

Renungan :

Bisa dibayangkan kah? ...

Allőh mengajak agar kita BERUNTUNG.....


Tapi....
Tidak sedikit manusia yang justru lebih memilih RUGI....

SEKEDAR MENGINGAT ALLŐH....


Berapa banyak dari kita justru LALAI....

Kita harus SADAR....


Di dunia ini banyak hal yang menyebabkan kita menjadi lalai dan jauh dari
Allőh...
Dia yang kita CINTAI dan menyebabkan kita "bahagia"....
Tapi dibalik itu semua...
Jika kita tidak pandai,
maka kita akan terbuai lalu kita lupa akan Allőh

HARTA dan ANAK ...


Keduanya bisa membuat kita lupa bahkan jauh dari Allőh....
Maka SADARILAH SELALU akan langkah kita,
menjauhkan ataukah mendekatkan kita pada Allőh ?

(~ Ust. Achmad Rofi'i, Lc. M.M.Pd. ~)

(121) Larangan Putus Asa dari Rohmat Allőh

َ ُ‫َّللاَ يَ ْغ ِف ُر الذُّن‬
( ‫وب ج َِميعًا ۚ إِنَّهُ ه َُو‬ ُ َ‫ع َل َٰى أ َ ْنفُس ِِه ْم ََل ت َ ْقن‬
َّ ‫طوا ِم ْن َرحْ َم ِة‬
َّ َّ‫َّللاِ ۚ إِن‬ ْ َ ‫ِي الَّ ِذينَ أ‬
َ ‫س َرفُوا‬ َ ‫قُ ْل يَا ِعبَاد‬
‫الر ِحي ُم‬
َّ ‫ور‬ُ ُ‫)ا ْلغَف‬

[Surat Az-Zumar : 53]

Artinya:

"Katakanlah: "Hai hamba-hamba-Ku yang malampaui batas terhadap diri mereka


sendiri, JANGANLAH KAMU BERPUTUS ASA DARI RAHMAT ALLAH.
Sesungguhnya Allah mengampuni dosa-dosa semuanya. Sesungguhnya Dialah
Yang Maha Pengampun lagi Maha Penyayang."

Renungan :

Seandainya kita adalah orang yang merasa dan mengaku "orang yang
BERLEBIHAN TERHADAP DIRINYA", dengan mengabaikan perintah Allőh,
dan atau justru terjerumus ke dalam larangan Allőh....
dalam bentuk kekufuran atau kefasikan atau ma'shiyat apa saja....

Maka jangan panik...


Jangan putus asa....
Jangan putus harapan....

SEGERALAH MENGHADAP ALLŐH yang MAHA PENGAMPUN...


Atas SEGALA DOSA APAPUN....

Kita butuh untuk menyadari kesalahan dan dosa kita...


Kita dilarang putus asa dari kasih sayang Allőh...

Yakinlah bahwa dengan Maha kasih dan Maha sayang-Nya,


Allőh akan mengampuni SEGALA DOSA KITA....

(~ Ust. Achmad Rofi'i, Lc. M. M.Pd. ~)

(120) Kita Tinggal Mengikuti

(‫سنَ َما أ ُ ْن ِز َل ِإلَ ْي ُك ْم ِم ْن َر ِب ُك ْم ِم ْن قَ ْب ِل أَ ْن َيأ‬


َ ْ‫َوات َّ ِبعُوا أَح‬ ْ َ ‫اب َب ْغتَةً َوأَ ْنت ُ ْم ََل ت‬
َ ْ َ‫شعُ ُرون‬ ُ َ‫) ِت َي ُك ُم ا ْل َعذ‬

[Surat Az-Zumar : 55]


Artinya:

"Dan ikutilah sebaik-baik apa yang telah diturunkan kepadamu dari Tuhanmu
sebelum datang azab kepadamu dengan tiba-tiba, sedang kamu tidak
menyadarinya."

Renungan :

Sadarlah...

ADZAB ALLŐH itu bisa saja menjemput anda TIBA TIBA...


Tanpa ANDA MENYADARINYA dan MEMPERHITUNGKAN
SEBELUMNYA....

Anda ingin terbebas dari ancaman itu?


Anda ingin tenang dari ancaman itu?
Anda ingin selamat?
Anda ingin berakhir dari hidup ini dengan tenang dan penuh kebaikan?
Anda ingin hidup tenang dan tentram?

IKUTI ISLAM...
IKUTI AJARAN YANG BERASAL DARI ALLŐH...
IKUTI WAHYU...
IKUTI AL QUR'AN...
IKUTI MUHAMMAD ROSŪLULLŐH DENGAN SUNNAH-SUNNAHNYA...

ALLŐH YANG MEMBERI GARANSINYA PADA ANDA....

(~ Ust. Achmad Rofi'i, Lc. M.M.Pd. ~)

(119) Karakter Perusak

ْ َ‫ف َطا ِئفَةً ِم ْن ُه ْم يُذَ ِب ُح أ َ ْبنَا َء ُه ْم َوي‬


( ‫ستَحْ ِيي‬ ْ َ ‫ست‬
ُ ‫ض ِع‬ ِ ‫ض َو َج َع َل أ َ ْهلَهَا‬
ْ َ‫شيَعًا ي‬ ِ ‫إِنَّ فِ ْرع َْونَ ع َََل فِي ْالَ ْر‬
َ‫س ِدين‬ ِ ‫سا َء ُه ْم ۚ إِنَّهُ كَانَ ِمنَ ا ْل ُمف‬
ْ َ ِ‫)ن‬

[Surat Al-Qasas : 4]

Artinya:

"Sesungguhnya FIR'AUN telah berbuat sewenang-wenang di muka bumi dan


MENJADIKAN PENDUDUKNYA BERPECAH-BELAH, dengan MENINDAS
SEGOLONGAN DARI MEREKA, menyembelih anak laki-laki mereka dan
membiarkan hidup anak-anak perempuan mereka. Sesungguhnya Fir'aun
termasuk orang-orang yang berbuat kerusakan."

Renungan :
Banyak yang TIDAK SADAR...
Bahwa FIR'AUN itu bukan sekedar PENGUASA,
tetapi PERUSAK BUMI...

Perilakunya SEWENANG-WENANG...
MEMECAH BELAH RAKYATNYA BERKEPING-KEPING....
Yang satu seolah dimuliakan, yang lain di hinakan....
Yang satu diangkat, yang lain dijatuhkan....
Yang satu diakui, yang lain diusir...
Yang laki-laki dibunuh, yang perempuan diberi kehidupan...
Yang laki-laki dijadikan seperti perempuan, yang perempuan dijadikan seperti
laki-laki....
Yang laki-laki tidak dikembangkan menjadi pemimpin dan ksatria, sementara
yang perempuan diusung agar memimpin dan berkuasa...

maka...
FIR'AUN adalah PERUSAK

(~ Ust. Achmad Rofi'i, Lc. M.M.Pd. ~)

(118) Masing-Masing

ُ ‫َّللاِ َوه َُو َر ُّبنَا َو َر ُّب ُك ْم َولَ َنا أَ ْع َمالُ َنا َولَ ُك ْم أ َ ْع َمالُ ُك ْم َونَحْ نُ لَهُ ُم ْخ ِل‬
( َ‫صون‬ َّ ‫)قُ ْل أَت ُحَاجُّونَ َنا ِفي‬

[Surat Al-Baqarah : 139]

Artinya:

"Katakanlah: "Apakah kamu memperdebatkan dengan kami tentang Allah,


padahal Dia adalah Tuhan kami dan Tuhan kamu; bagi kami amalan kami, dan
bagi kamu amalan kamu dan hanya kepada-Nya kami mengikhlaskan hati".

Renungan :

Jika manusia menolak diseru untuk meyakini ISLAM sebagai PEDOMAN


HIDUP, dan tetap pada KESYIRIKAN DAN KEKUFURANnya, maka
PILIHANNYA adalah: BAGI KALIAN AMALAN KALIAN DAN BAGI KAMI
JUGA AMALAN KAMI.

Jika kalian tetap di jalan itu maka kami akan tetap di jalan TAUHID.

Sudahkan kita berani berbeda karena memang keyakinan dan pedoman kita
berbeda ?

(~ Ust. Achmad Rofi'i, Lc. M. M.Pd. ~)


(117) Adzab Allőh Mana yang Anda Suka

‫ض‬ َ ‫ص ْيحَةُ َو ِم ْن ُه ْم َم ْن َخ‬


َ ‫س ْفنَا ِب ِه ْال َ ْر‬ َّ ‫َاصبًا َو ِم ْن ُه ْم َم ْن أ َ َخذَتْهُ ال‬
ِ ‫علَ ْي ِه ح‬ َ ‫فَك ًَُّل أ َ َخ ْذ َنا ِبذَ ْن ِب ِه ۖ فَ ِم ْن ُه ْم َم ْن أ َ ْر‬
َ ‫س ْلنَا‬
ْ ُ ْ َ ُ َ َٰ ْ َّ َ‫َو ِم ْن ُه ْم َم ْن أ َ ْغ َر ْقنَا ۚ َو َما كَان‬
َ ‫َّللاُ ِليَظ ِل َم ُه ْم َول ِك ْن كَانوا أنف‬
َ‫س ُه ْم َيظ ِل ُمون‬

[Surat Al-Ankabut : 40]

Artinya:

"Maka masing-masing (mereka itu) Kami siksa disebabkan dosanya, maka


diantara mereka ada yang Kami timpakan kepadanya HUJAN BATU KERIKIL
dan diantara mereka ada yang ditimpa SUARA KERAS YANG
MENGGUNTUR, dan diantara mereka ada yang Kami BENAMKAN KE
DALAM BUMI, dan diantara mereka ada yang Kami TENGGELAMKAN, dan
Allah sekali-kali tidak hendak menganiaya mereka, akan tetapi MEREKA LAH
YANG MENGANIAYA DIRI MEREKA SENDIRI."

Renungan :

Telah berlalu pada ummat manusia berbagai kaum dan bersama itu pula telah
Allőh utus berbagai Nabi dan Rosūl....
Allőh Subhãnahu wa Ta'ãlã dengan Rohmat-Nya menghendaki agar manusia
selamat dan bahagia di dunia dan di Akherat....

Tetapi...

Karena manusia menolak Rohmat Allőh...


menolak pedoman Utusan Allőh....
Dan MEMPERTUHANKAN KEHENDAKNYA,
maka MURKA DAN PETAKA yang Allőh RASAKAN pada mereka.

(~ Ust. Achmad Rofi'i, Lc. M.M.Pd. ~)

(116) Yang Manakah Kita ?

‫سلَّ َم َيقُو ُل‬


َ ‫علَ ْي ِه َو‬ َّ ‫صلَّى‬
َ ُ‫َّللا‬ َ ِ‫َّللا‬َّ ‫سو َل‬ ُ ‫س ِم َع َر‬ َ ُ‫ي رضي هللا عنه أَنَّه‬ ُّ ‫ عن أبي َك ْبشَةَ الَنَّ َم ِار‬:
َ
،‫ َويَ ْعلَ ُم ِ ََّّللِ ِفي ِه َحقًّا‬،ُ‫ َويَ ِص ُل فِي ِه َر ِح َمه‬،ُ‫َّللاُ َم ًاَل َو ِع ْل ًما ف ُه َو يَت َّ ِقي فِي ِه َربَّه‬ َ
َّ ُ‫ع ْب ٍد َر َزقه‬ َ : ‫إِنَّ َما ال ُّد ْنيَا ِل َ ْربَعَ ِة نَفَ ٍر‬
‫ض ِل ال َمنَ ِاز ِل‬ َ ‫فَ َهذَا ِبأ َ ْف‬،
َ ُ َ
‫ لَ ْو أنَّ ِلي َم ًاَل لَعَ ِم ْلتُ بِعَ َم ِل ف ََل ٍن ف ُه َو بِنِيَّتِ ِه‬:ُ‫ق النِيَّ ِة يَقُول‬ َ ْ
ُ ‫َّللاُ ِع ْل ًما َولَ ْم يَ ْر ُزقهُ َم ًاَل ف ُه َو صَا ِد‬ َّ ُ‫ع ْب ٍد َر َزقَه‬ َ ‫َو‬
‫س َوا ٌء‬ َ َ ُ َ ‫فَأ‬،
‫ا‬‫م‬ ُ
‫ه‬ ‫ر‬ ْ‫ج‬
ْ ُ َ ْ
‫ َو ََل يَ ِص ُل فِي ِه‬،ُ‫ ف ُه َو يَ ْخبِط فِي َما ِل ِه بِغَي ِْر ِعل ٍم ََل يَت َّ ِقي فِي ِه َربَّه‬،‫َّللاُ َم ًاَل َول ْم يَ ْر ُزقهُ ِعل ًما‬ ْ َ َّ ُ‫ع ْب ٍد َر َزقَه‬ َ ‫َو‬
َّ‫ لَ ْو أَن‬:ُ‫َّللاُ َم ًاَل َو ََل ِع ْل ًما فَ ُه َو يَقُول‬َّ ُ ‫ه‬ ْ
‫ق‬ ُ
‫ز‬ ‫ر‬‫ي‬
َ
ْ ْ ‫م‬ َ ‫ل‬ ٍ
‫د‬ ‫ب‬
ْ ‫ع‬
َ ‫و‬ ، ‫ل‬
َ ِ ِ َ ‫از‬ َ ‫ن‬ ‫م‬ ‫ال‬ ‫ث‬
ِ ‫ب‬
َ ْ
‫خ‬ َ ‫أ‬‫ب‬
ِ ‫ا‬ َ ‫ذ‬ ‫ه‬
َ َ ‫ف‬ ،‫ا‬ ًّ
‫ق‬ ‫ح‬ َ ‫ه‬
ِ ‫ي‬ ‫ف‬
ِ ِ ‫َّلل‬
ِ
َّ ُ ‫م‬ َ ‫ل‬ ‫ع‬
ْ ‫ي‬
َ َ
‫َل‬ ‫و‬ ُ
َ َ ‫َر ِح‬
، ‫ه‬ ‫م‬
‫س َوا ٌء‬ َ َ َ ُ
َ ‫ ِلي َم ًاَل لعَ ِملتُ فِي ِه بِعَ َم ِل فَل ٍن ف ُه َو بِنِيَّتِ ِه ف ِو ْز ُر ُه َما‬. ْ َ
‫ وصححه‬، " ‫سنٌ ص َِحي ٌح‬ َ ‫ِيث َح‬ ٌ ‫ " َهذَا َحد‬: ‫( وقال الترمذي‬18031) ‫ وأحمد‬، (2325) ‫رواه الترمذي‬
‫اللباني في "صحيح سنن الترمذي‬
Artinya:

Dari Abu Kabsyah Al Anmari ia mendengar ‫ صلى هللا عليه وسلم‬bersabda:


"Tiga Hal, aku bersumpah atasnya dan aku akan mengatakan suatu hal
pada kalian, hendaklah kalian menjaganya."

Rasulullah ‫ صلى هللا عليه وسلم‬bersabda:


(1) "Tidaklah harta seorang berkurang karena sedekah,
(2) Tidaklah seseorang diperlakukan secara lalim lalu ia bersabar,
melainkan Allah akan menambahkan kemuliaan untuknya, dan
(3) Tidaklah seorang hamba membuka pintu meminta-minta, melainkan
Allah akan membukakan pintu kemiskinan untuknya -- atau kalimat
sepertinya.”

Dan aku akan mengatakan suatu hal pada kalian, hendaklah kalian menjaganya.
Rasulullah ‫ صلى هللا عليه وسلم‬bersabda: “Sesungguhnya Dunia itu untuk empat
orang :

Pertama,

seorang hamba yang dikarunia Allah harta dan ilmu, dengan ilmu ia bertakwa
kepada Allah dan dengan harta ia menyambung silaturrahim dan ia mengetahui
Allah memiliki hak padanya dan ini adalah tingkatan yang paling baik,

Kedua,

selanjutnya hamba yang diberi Allah ilmu tapi tidak diberi harta, niatnya tulus, ia
berkata: 'Andai saja aku memiliki harta, niscaya aku akan melakukan seperti
amalan si fulan', maka ia mendapatkan apa yang ia niatkan; pahala mereka berdua
sama,

Ketiga,

selanjutnya hamba yang diberi harta oleh Allah tapi tidak diberi ilmu, ia
melangkah serampangan tanpa ilmu menggunakan hartanya, ia tidak takut kepada
Rabb-nya dengan harta itu dan tidak menyambung silaturrahimnya serta tidak
mengetahui hak Allah padanya, ini adalah tingkatan terburuk,

Keempat,

selanjutnya orang yang tidak diberi Allah harta atau pun ilmu, ia bekata: 'Andai
aku punya harta tentu aku akan melakukan seperti yang dilakukan si fulan yang
serampangan mengelola hartanya', dan niatnya benar, dosa keduanya sama."

Al Imãm At Turnudzy berkata hadits ini hasan shohīh dan syaikh Nashiruddin Al
Albany juga men-shohīh-kannya.
Renungan :

HARTA, ILMU dan NIAT adalah begitu urgennya, sehingga memungkinkan kita
menjadi BERKEDUDUKAN MULIA dalam pandangan Allőh ‫سبحانه وتعالى‬.

(~ Ust. Achmad Rofi'i, Lc. M.M.Pd. ~)

(115) Kunci Hindari Petaka

ُ ِ‫سلَّ َم َقا َل َدعُونِي َما ت َ َر ْكت ُ ُك ْم إِنَّ َما َهلَكَ َم ْن كَانَ قَ ْبلَ ُك ْم ب‬
‫س َؤا ِل ِه ْم‬ َ ‫علَ ْي ِه َو‬ َّ ‫صلَّى‬
َ ُ‫َّللا‬ َ ِ ‫ع َْن أَبِي ه َُري َْرةَ ع َْن النَّبِي‬
‫ست َ َط ْعت ُ ْم‬ ْ
ْ ‫علَى أ َ ْنبِ َيائِ ِه ْم َف ِإذَا نَ َه ْيت ُ ُك ْم ع َْن ش َْيءٍ فاجْ تَنِبُوهُ َوإِذا أ َم ْرت ُ ُك ْم بِأ ْم ٍر فأت ُوا ِم ْنهُ َما ا‬
َ َ َ َ َ ْ ‫َو‬
َ ‫اختِ ََلفِ ِه ْم‬
10127: ‫ وأحمد‬2380 : ‫ ومسلم‬6744 ‫رواه البخاري‬

Artinya:

Telah menceritakan kepada kami Ismail: Telah menceritakan kepadaku Malik,


dari Abu Zinad, dari Al A'raj, dari Abu Hurairah, dari Nabi sholallõhu ‘alaihi
wassallam, beliau bersabda: “Biarkanlah apa yang akau tinggalkan untuk
kalian, hanyasanya orang-orang sebelum kalian binasa, karena mereka
gemar bertanya dan menyelisihi Nabi mereka; jika aku melarang kalian dari
sesuatu maka jauhilah, dan apabila aku perintahkan kalian dengan sesuatu
maka kerjakanlah semampu kalian.”

Renungan :

Tidak mudah TIDAK MENYELISIHI NABI Dan TIDAK NGEYEL itu....


Sebagaimana...
Tidak mudah MENDAPAT TAUFIQ untuk SENANTIASA menapaki HIDUP ini
SESUAI dengan TUNTUNAN NABI....
Karenanya....
Kebanyakan manusia menjadi TERSESAT.....

‫هللا المستعان‬

(~ Ust. Achmad Rofi'i, Lc. M.M.Pd. ~)

(114) Bergandeng Tangan dalam Merusak

ٌ ِ‫سا ٌد َكب‬
‫يرا‬ ِ ‫ض ۚ إِ ََّل تَ ْفعَلُوهُ ت َ ُك ْن فِتْنَةٌ فِي ْال َ ْر‬
َ َ‫ض َوف‬ ٍ ‫ض ُه ْم أَ ْو ِل َيا ُء بَ ْع‬
ُ ‫َوالَّ ِذينَ َك َف ُروا بَ ْع‬

Artinya:

“Adapun orang-orang yang kafir, sebagian mereka menjadi pelindung bagi


sebagian yang lain. Jika kamu (hai para muslimin) tidak melaksanakan apa
yang telah diperintahkan Allah itu, niscaya akan terjadi kekacauan di muka
bumi dan kerusakan yang besar.” - [QS. Al-Anfal (8) : 73]
Renungan :

Ibnu Katsĩr ‫رحمه هللا‬

dalam tafsirnya berkata :

" ‫ومعنى قوله "إَل تفعلوه تكن فتنة في الرض وفساد كبير" أي إن لم تجانبوا المشركين وتوالوا‬
‫ المر واختَلط المؤمنين بالكافرين فيقع بين الناس فساد‬.‫المؤمنين وإَل وقعت فتنة في الناس وهو التباس‬
‫منتشر عريض طويل‬.

Jika kalian TIDAK MENJAUHI MUSYRIKIN, jika kalian TIDAK LOYAL


PADA MU'MININ, maka FITNAH pastilah akan MENIMPA manusia, perkara
menjadi bias dan mu'min akan bercampur baur dengan orang-orang kafir;
sehingga mengakibatkan di tengah manusia terjadi kerusakan yang tersebar,
merebak dan dalam waktu yang lama

(~ Ust. Achmad Rofi'i, Lc. M.M.Pd. ~)

(113) Sesat Menyesatkan

: ‫عن عبد هللا بن عمرو بن العاص رضي هللا تعالى عنه قال سمعت رسول هللا صلى هللا عليه وسلم يقول‬
( ‫إن هللا َل يقبض العلم انتزاعا ينتزعه من العباد ولكن يقبض العلم بقبض العلماء حتى إذا لم يبق عالما‬
‫)اتخذ الناس رؤوسا جهاَلً فسئلوا فأفتوا بغير علم فضلوا وأضلوا‬

Artinya:

Dari 'Abdullőh Bin Amr Bin Al 'Ãsh ‫رضي هللا عنه‬, beliau berkata : “Aku
mendengar Rosūlullőh ‫ صلى هللا عليه وسلم‬bersabda, “Sesungguhnya Allőh ‫سبحانه‬
‫ وتعالى‬tidak akan mencabut 'ilmu sekaligus dari manusia. Akan tetapi, Allőh
mencabut dan mengangkat 'ilmu itu dengan mewafatkan para Ulama.
Ketika tidak tersisa dari para Ulama, maka manusia mengambil pemimpin-
pemimpin yang jãhil. Maka mereka pun ditanya, lalu mereka berfatwa
tanpa 'ilmu, sehingga mereka sesat dan menyesatkan.” - (HR. Al Bukhőry
no: 100 dan HR. Muslim no: 2673)

Renungan :

'Ulama Ahlus Sunnah yang faqīh 'ilmu-nya, mereka adalah PENJAGA....


'Ulama adalah PEMIMPIN,
'Ulama adalah MUFTI (yang mengeluarkan Fatwa)....
Ummat menjadi KACAU, TERSESAT, bahkan KEHANCURAN DUNIA
semakin menjemput adalah pada saat GHOIB-nya 'ULAMA.....

(~ Ust. Achmad Rofi'i, Lc. M.M.Pd. ~)

(112) Semakin Kufur Semakin Merusak


ُ ‫ع َربَّهُ ۖ ِإنِي أ َ َخ‬
(‫اف أ‬ َ ‫َن يُبَ ِد َل دِينَ ُك ْم أَ ْو أَ ْن يُ ْظ ِه َر فِي ْال َ ْرض ََ َوقَا َل فِ ْرع َْونُ ذَ ُرونِي أ َ ْقت ُ ْل ُمو‬
ُ ‫س َٰى َو ْليَ ْد‬ ْ ِ
‫سا َد‬َ ‫)ا ْلف‬
َ

Artinya:

"Dan berkatalah Fir'aun (kepada pembesar-pembesarnya): "Biarkanlah aku


membunuh Musa dan hendaklah ia memohon kepada Tuhannya, karena
sesungguhnya aku khawatir dia akan menukar agamamu atau menimbulkan
kerusakan di muka bumi" - [QS. Ghafir (40) : 26]

Perhatikan :

Namanya KUFUR itu, bukan melahirkan rasa aman, apalagi toleransi....


Justru mendatangkan rasa takut,
walaupun dia "TUHANNYA" sekalipun.....
Gejala takut itu hingga tampak dari membabi buta dari BURUK SANGKA,
HINGGA MEMBUNUH Nabi sekalipun....
SEMAKIN KUFUR SEMAKIN MERUSAK.....
tetapi TIDAK TERASA....

(~ Ust. Achmad Rofi'i, Lc. M.M.Pd. ~)

(111) Ketaatan Yang Tidak Mutlak

Dari ‘Abdullooh bin Mas’uud ‫ رضي هللا عنه‬bahwa Nabi ‫ صلى هللا عليه وسلم‬bersabda,

: ُ‫ع ْن َم َوا ِقي ِتهَافَقُ ْلت‬


َ َ‫صَلَة‬
َّ ‫ويُؤ َِخ ُرو َنال‬،
َ ‫ع ِة‬ َ َ‫سنَّة‬
َ ‫و َي ْع َملُونَ ِبا ْل ِب ْد‬، ُّ ‫رجَالٌيُ ْط ِفئ ُو َنال‬،‫ِي‬
ِ ‫ورك ُْم َب ْعد‬ َ ‫س َي ِليأ ُ ُم‬
َ
‫اَّلل‬ ْ َ َ ْ َ ُ
َ َّ ‫ ِل َمنعَصَى‬،‫سأل ِنييَاا ْب َنأ ِمعَ ْب ٍد َك ْيفتَفعَلُ؟َلَطاعَة‬ ُ َ َ ْ َ َ َ ْ َ ‫س‬
ْ َ ‫ ت‬: ‫ َك ْيفأفعَلُ؟قا َل‬،‫إِنأد َْر ْكت ُ ُه ْم‬،ِ‫وَلهلل‬ ُ ‫ار‬ َ َ‫ي‬

Artinya:

“Akan mengurusi perkara kalian orang-orang setelah aku, dimana mereka


memadamkan sunnah, mereka mengerjakan Bid’ah, mereka mengakhirkan sholat
dari waktu-waktunya.”
Lalu aku (‘Abdullooh bin Mas’uud ‫ )رضي هللا عنه‬bertanya, “Wahai Rosuulullooh,
jika aku mengalami zaman mereka, bagaimanakah aku harus berbuat?”
Rosuulullooh ‫ صلى هللا عليه وسلم‬menjawab, “Wahai Ibnu ummi ‘abdin, engkau
bertanya apa yang harus engkau perbuat? Tidak ada ketaatan terhadap
siapapun yang berma’shiyat pada Allooh ‫سبحانه وتعالى‬.”

(HR. Ibnu Maajah no: 2865, di-Shohiihkan oleh Syaikh Nashiruddin Al Albaany
‫ رحمه هللا‬dalam Shohiih Sunnan Ibnu Maajah)

(110) Tidak Wajib Taat Dalam Ma'shiyat


‫ ما لم‬،‫ فيما أحب وكره‬،‫ السمع والطاعة على المرء المسلم‬: ‫قال النبي صلى هللا عليه وعلى آله وسلم‬
‫ فإذا أمر بمعصية؛ فَل سمع وَل طاعة‬،‫يؤمر بمعصية‬

Artinya:

Nabi ‫ صلى هللا عليه وسلم‬telah bersabda, “Mendengar dan taat itu wajib atas seorang
Muslim, baik dalam perkara yang dia suka, maupun yang dia benci; selama tidak
diperintah dengan ma’shiyat. Jika diperintah ma’shiyat, maka tidak ada
kewajiban untuk mendengar dan taat.”

(Hadits Riwayat Al Imaam Al Bukhoory no: 7144, dari ‘Abdullooh bin ‘Umar
‫)رضي هللا عنه‬

(109) Wahyu Syirik

َ‫اطينَ لَيُو ُحونَ ِإلَى أ َ ْو ِليَائِ ِه ْم ِليُجَا ِدلُو ُك ْم َو ِإ ْن أَ َط ْعت ُ ُمو ُه ْم ِإنَّ ُك ْم لَ ُمش ِْركُون‬ َّ ‫ َو ِإنَّ ال‬:‫قال هللا تعالى‬
ِ َ‫شي‬

Artinya:

Allooh ‫ سبحانه وتعالى‬berfirman, “Dan sesungguhnya syaithoon-syaithoon itu


memberikan wahyunya kepada para walinya, agar mereka mendebat kalian;

dan jika kalian taati mereka maka sesungguhnya kalian benar-benar menjadi
orang-orang musyrik.”
(QS. Al An’aam (6) ayat 121)

(108) Cacian Terhadap Shohabat Rosuulullooh

َّ‫صحَا ِبى فَ َوالَّذِى نَ ْفسِى ِب َي ِد ِه لَ ْو أَن‬


ْ َ ‫س ُّبوا أ‬
ُ َ ‫صحَا ِبى َلَ ت‬ْ َ ‫س ُّبوا أ‬
ُ َ ‫ َلَ ت‬-‫صلى هللا عليه وسلم‬- ِ‫َّللا‬ َّ ‫سو ُل‬ ُ ‫قَا َل َر‬
َُ‫ق ِمثْ َل أ ُ ُح ٍد ذَ َه ًبا َما أَد َْركَ ُم َّد أَ َح ِد ِه ْم َوَلَ نَ ِصيفه‬َ ‫أ َ َح َد ُك ْم أنف‬
َ ْ َ

Artinya:

Rosuulullooh ‫ صلى هللا عليه وسلم‬telah bersabda, “Janganlah kalian mencaci


shohabat-shohabatku! Janganlah kalian mencaci shohabat-shohabatku!
Demi yang jiwaku di tangan-Nya, seandainya seorang dari kalian berinfaq
emas sebesar gunung Uhud, maka tidak akan menyamai satu raupan (--
tangan -- pent.) bahkan tidak setengahnya.”

(Hadits Riwayat Imaam Muslim no: 2540, dari Abu Hurairoh ‫)رضي هللا عنه‬

(107) Wujud Lain Dari Thooghuut

Pada suatu hari muncullah seorang pemuda yang gagah perkasa, sehingga Abu
Hurairoh ‫ رضي هللا عنه‬meriwayatkan bahwa para Shohabat berkata, “Seandainya
pemuda ini menjadikan kepemudaan dan kegagah-perkasaannya di jalan Allooh
‫سبحانه وتعالى‬.”
Didengarnya perkataan ini oleh Rosuulullooh ‫صلى هللا عليه وسلم‬, lalu beliau ‫صلى هللا‬
‫ عليه وسلم‬bersabda,

‫َّللا َو َم ْن‬ َ ‫علَى ِعيَا ِل ِه فَ ِفى‬


ِ َّ ‫س ِبي ِل‬ َ ‫سعَى‬ َ ‫َّللاِ َو َم ْن‬ َ ‫علَى َوا ِل َد ْي ِه َف ِفى‬
َّ ‫س ِبي ِل‬ َ ‫سعَى‬ َ ‫َّللاِ إَِلَّ َم ْن قُتِلَ؟ َم ْن‬
َّ ‫س ِبي ُل‬
َ ‫َو َما‬
‫ان‬ َ
ِ ‫ش ْيط‬ َّ ‫سبِي ِل ال‬ َ ُ َّ َ
َ ‫على التكَاث ِر ف ُه َو فِى‬ َ ‫سعَى‬ ْ
َ ‫َّللاِ َو َمن‬
َّ ‫سبِي ِل‬ َ َّ
َ ‫س ِه ِليُ ِعفهَا ف ِفى‬ ْ
ِ ‫على نف‬َ َ َ ‫سعَى‬ َ

Artinya:

“Dan apakah di jalan Allooh ‫ سبحانه وتعالى‬itu hanya orang yang terbunuh (--
syahiid -- pent.)?
Barangsiapa yang berupaya berbuat baik kepada kedua orangtuanya, maka dia di
jalan Allooh ‫سبحانه وتعالى‬.
Dan barangsiapa yang berusaha untuk menafkahi keluarganya, maka dia di jalan
Allooh ‫سبحانه وتعالى‬.
Dan barangsiapa berusaha untuk membersihkan hatinya (-- berusaha mencari
rizqy untuk mencukupi kebutuhan dirinya agar dia tidak meminta-minta kepada
orang -- pent.), maka dia di jalan Allooh ‫سبحانه وتعالى‬.
Dan barangsiapa yang berusaha untuk berbanyak-banyak (-- tidak pernah
puas dengan apa yang dimilikinya, dan ingin selalu menambah dan
memperbanyak -- pent.), maka dia di jalan syaithoon.”

Dan dalam riwayat yang lain: “… di jalan Thooghuut.”

(Hadits Riwayat Imaam Al Baihaqy dalam “As Sunnan Al Kubro” no: 18280 dan
Al Imaam Ath Thobroony dalam “Al Mu’jam Al Ausath” no: 4214 dishohiihkan
oleh Syaikh Nashiruddin Al Albaany dalam “Silsilah Hadits Shohiih” no: 2232
dan 3248)

(106) Qodho Sholat Yang Benar

َ ‫ارتُهَا أ َ ْن يُص َِل َيهَا إِذَا ذ َم ْن نَس‬


-‫صلى هللا عليه وسلم‬- ‫ِى قَا َل النَّ ِب ُّى‬ َ ‫صَلَةً أ َ ْو نَا َم‬
َ َّ‫ع ْنهَا فَ َكف‬ َ ََ ‫ك ََر َها‬

Artinya:

Nabi ‫ صلى هللا عليه وسلم‬bersabda, “Barangsiapa yang lupa suatu sholat atau
ketiduran, maka kaffaarotnya (penghapusnya) adalah sholat ketika dia
tersadar.”

(Hadits Riwayat Al Imaam Muslim no: 1600, dari Anas bin Maalik ‫)رضي هللا عنه‬

Dalam riwayat lain:

َّ‫ع ْنهَا َف ْليُص َِلهَا ِإذَا ذَك ََر َها َف ِإن‬ َ ‫صَلَ ِة أ َ ْو‬
َ ‫غفَ َل‬ َّ ‫ ِإذَا َرقَ َد أ َ َح ُد ُك ْم ع َِن ال‬-‫صلى هللا عليه وسلم‬- ِ‫َّللا‬ َّ ‫سو ُل‬ ُ ‫قَا َل َر‬
َ َ
‫صَلة ِل ِذك ِْرى‬ َ
َّ ‫َّللاَ يَقُو ُل أقِ ِم ال‬
َّ
Artinya:

Rosuulullooh ‫ صلى هللا عليه وسلم‬bersabda, “Jika seorang dari kalian ketiduran
dari sholat, atau tidak sadar meninggalkannya, maka sholatlah ketika
menyadarinya,

sebab Allooh ‫ سبحانه وتعالى‬berfirman, “Tegakkanlah sholat agar mengingat Aku”.”


(Hadits Riwayat Al Imaam Muslim no: 1601, dari Anas bin Maalik ‫)رضي هللا عنه‬

(105) Ambillah Jalan Orang Shoolih Sebelum Kalian

‫ كل عبادة لم يتعبد بها أصحاب رسول هللا صلى هللا عليه وعلى آله‬: ‫قال حذيفة بن اليمان رضي هللا عنه‬
‫ خذوا طريق من كان قبلكم‬،‫وسلم فَل تتعبدوا بها؛ فإن الول لم يدع لآلخر مقاَلً؛ فاتقوا هللا يا معشر القراء‬

Artinya:

Telah berkata Hudzaifah Ibnul Yaman ‫رضي هللا عنه‬, “Setiap Ibadah yang tidak
pernah dikerjakan para Shohabat Rosuulullooh ‫صلى هللا عليه وسلم‬, maka
jangan kalian beribadah dengannya,

sebab generasi awal tidak meninggalkan kesempatan kepada generasi berikutnya,


maka bertaqwalah kepada Allooh ‫ سبحانه وتعالى‬wahai segenap para Pembaca.
Ambillah oleh kalian jalan orang shoolih sebelum kalian.”
(Dari Kitab “Al Amru Bil Ittiba’ Wan Nahyu ‘Anil Ibtida’” karya Al Imaam As
Suyuuthy ‫)رحمه هللا‬

(104) Keutamaan Syahiid

َ ‫ستَّ ِخصَا ٍل ِع ْن َد أ َ َّو ِل قَ ْط َر ٍة ِم ْن د َِم ِه يُ َكفَّ ُر‬


‫ع ْنهُ ُك ُّل َخ ِطيئَ ٍة‬ ِ ‫سلَّ َم يُ ْع َطى الش َِّهي ُد‬
َ ‫علَ ْي ِه َو‬ َ ‫قَا َل النَّ ِب ُّي‬
َّ ‫صلَّى‬
َ ُ‫َّللا‬
َ‫ب ا ْلقَب ِْر َويُ َحلَّى ُحلَّة‬ َ َ
َ ‫ع ْال ْكبَ ِر َو ِم ْن‬ َ ْ ْ ْ َّ ْ
ُ ‫َويُ َرى َم ْقعَ َدهُ ِم ْن ال َجن ِة َويُ َز َّو‬
ِ ‫عذا‬ ِ ‫ين َويُ َؤ َّمنُ ِم ْن الف َز‬ ِ ‫ور ال ِع‬ ِ ‫ج ِم ْن ال ُح‬
‫ان‬ ِْ
ِ ‫اإلي َم‬

Artinya:

Telah bersabda Rosuulullooh ‫صلى هللا عليه وسلم‬, “Diberikan kepada seorang
Syahiid 6 perkara pada saat darah pertamanya tercurah:

1. Dihapuskan seluruh kesalahannya


2. Diperlihatkan tempat duduknya didalam surga
3. Dijodohkan dengan bidadari
4. Diberi rasa aman dari ketakutan pada hari Kiamat
5. Diberi rasa aman dari adzab kubur
6. Diberi hiasan dengan hiasan iimaan
(Hadits Riwayat Imaam Ahmad no: 17783 dari Qois Al Judzaamy ‫رضي هللا عنه‬
Menurut Syaikh Syu’aib Al Arnaa’uth Hadits ini Hasan)
(103) Akibat Banyak Tertawa

‫ من كثر ضحكه قلت هيبته ومن كثر مزاحه استخف به ومن أكثر من شيء عرف‬:‫قال عمر رضي هللا عنه‬
‫به ومن كثر كَلمه كثر سقطه ومن كثر سقطه قل حياؤه ومن قل حياؤه قل روعه ومن قل روعه مات قلبه‬

Artinya:

Berkata 'Umar bin Khoththoob ‫رضي هللا عنه‬:


"Barangsiapa yang banyak tertawa, maka akan sedikit wibawanya.
Barangsiapa yang banyak guraunya, maka dengannya dia akan rendah.
Barangsiapa yang memperbanyak sesuatu, maka dengannya dia dikenal.
Barangsiapa yang banyak berbicara, maka akan banyak salahnya.
Barangsiapa yang banyak salahnya, maka akan berkurang malunya.
Barangsiapa yang berkurang malunya, maka akan berkurang pula waro' (kehati-
hatian dalam hidup)-nya.
Barangsiapa yang bekurang waro'-nya, maka akan mati hatinya."
(Diriwayatkan oleh Al Imaam Al Baihaqy dalam Kitab "Syu'abul 'Iimaan" no:
5019)

(102) Diantara Wasiat Luqmaanul Hakiim pada Putranya

‫ يا بني َل تكثر الضحك من غير عجب وَل تمشي من غير أرب وَل تسأل عما َل يعنيك وَل‬: ‫قال لقمان َلبنه‬
‫تضيع مالك وتصلح مال غيرك فإن مالك ما قدمت ومال غيرك ما أخرت‬

Artinya:

Telah berpesan Luqmaanul Hakiim pada putranya:


"Wahai anakku, jangan engkau memperbanyak tertawa tanpa kekaguman.
Jangan engkau berjalan pada jalannya.
Jangan engkau bertanya tentang perkara yang tidak berguna untukmu.
Jangan engkau sia-siakan hartamu, sedangkan engkau memperbaiki harta orang
lain.
Sesungguhnya hartamu adalah apa yang engkau segerakan, dan harta selainmu
adalah apa yang engkau akhirkan."
(Dinukil dari Kitab "Faidhul Qodiir" karya Imaam Al Manaawy I/124)

(101) Pesan Khidir untuk Musa ‫عليه السَلم‬

‫ كن بساما وَل تكن غضابا وكن نفاعا وَل تكن ضرارا وانزع عن‬: ‫وقال موسى للخضر أوصني فقال‬
‫اللجاجة وَل تمش في غير حاجة وَل تضحك من غير عجب وَل تعير الخطائين بخطاياهم وابك على‬
‫خطيئتك يا ابن عمران‬

Artinya:

Telah berkata Musa ‫ عليه السالم‬terhadap Khidir, "Berilah aku pesan."


Maka Khidir berkata,
"Jadilah engkau orang yang suka tersenyum, dan jangan menjadi orang yang
pemarah.
Jadilah engkau orang yang banyak memberi manfaat, dan jangan menjadi orang
yang menjadi sumber bahaya (madhorot).
Cabutlah sifat membangkang, dan jangan engkau berjalan tanpa keperluan.
Jangan engkau tertawa tanpa kekaguman.
Jangan engkau mempermalukan orang yang salah karena kesalahan mereka.
Menangislah terhadap kesalahanmu, wahai putra 'Imron."
(Dinukil dari Kitab "Faidhul Qodiir" karya Imaam Al Manaawy I/124)

(100) Aneh Pada 4 Perkara

‫وفي صحف موسى عجبا لمن أيقن بالنار كيف يضحك عجبا لمن أيقن بالموت كيف يفرح عجبا لمن أيقن‬
‫بالقدر كيف ينصب عجبا لمن رأى الدنيا وتقلبها بأهلها كيف يطمئن إليها‬

Artinya:

Sungguh aneh orang yang meyakini adanya neraka, namun bagaimana dia masih
tertawa?
Sungguh aneh orang yang meyakini adanya kematian, namun bagaimana dia
masih bisa bersenang-senang?
Sungguh aneh orang yang meyakini takdir, namun bagaimana dia masih
bersantai-santai?
Sungguh aneh orang yang melihat dunia dan gelimangnya, namun bagaimana dia
masih merasa tentram?
(Dinukil dari Kitab "Faidhul Qodiir" karya Imaam Al Manaawy I/124)

(99) Menangis dari 4 Perkara

‫ أمير المؤمنين علي بن أبي طالب‬- ‫ لعنة هللا‬- ‫ لما ضرب ابن ملجم‬:‫عن عقبة بن أبي الصَّهباء قال‬
‫ وما لي َل‬:‫ ما يبكيك يا بني ؟ قال‬:‫ فقال‬- ٍ‫ وهو باك‬- ‫رضوان هللا عليه دخل عليه الحسن رضوان هللا عليه‬
‫ َل يضرك‬،ً‫ احفظ عني أربعا ً وأربعا‬،‫ وأنت في أول يوم من اآلخرة وآخر يوم من الدنيا ؟! قال يا بني‬،‫أبكي‬
‫ وأوحش الوحشة‬،‫ وأكبر الفقر الحمق‬،‫ " أغنى الغنى العقل‬:‫ وما هن يا أبَه ؟ قال‬:‫ قال‬.‫ما عملت معهن‬
‫ إياك‬،‫ " يا بني‬:‫ قال‬.‫ يا أ َب ْه هذه الربع فأعطني الربع‬:‫ قال‬. " ‫ وأكرم الحسب حسن ال ُخلق‬،‫العُجب‬
‫ وإياك ومصادقة الحمق؛ فإنه يريد أن‬.‫ ويبعد عليك القريب‬،‫ومصادقة الكذاب؛ فإنه يقرب عليك البعيد‬
‫ فإنه‬،‫ وإياك ومصادقة الفاجر‬.‫ وإياك ومصادقة البخيل؛ فإنه يقعد عنك أحْ وج ما تكون إليه‬.‫ينفعك فيضرك‬
‫يبيعك بالتافه‬

Artinya:

Dari ‘Uqban bin Abi Ash Shohbaa’ ‫رضي هللا عنه‬, berkata, “Ketika Ibnu Muljam (--
semoga Allooh SWT mengutuknya --) memukul ‘Aamiirul Mu’miniin Ali bin Abi
Tholib ‫رضي هللا عنه‬, masuklah Hasan ‫ رضي هللا عنه‬pada beliau dalam keadaan
menangis, maka berkatalah Ali ‫رضي هللا عنه‬, “Apa yang menyebabkanmu
menangis?”
Hasan ‫ رضي هللا عنه‬menjawab, “Bagaimana aku tidak menangis, sedangkan ayahku
di hari pertama menuju akherat dan hari terakhir dari dunia (-- kematian --)?”
Ali ‫ رضي هللا عنه‬berkata, “Wahai anakku, ingatlah dariku 4 perkara, niscaya 4
perkara tidak akan membahayakanmu jika kamu mengetahuinya.”
Hasan ‫ رضي هللا عنه‬berkata, “Apakah itu wahai ayahku?”
Ali ‫ رضي هللا عنه‬menjawab,
1. “Sekaya-kaya kekayaan adalah akal,
2. Seberat-seberat kemiskinan adalah dungu,
3. Sekejam-kejam kekerasan adalah ‘Ujub (Kagum diri),
4. Semulia-mulia keturunan adalah akhlaq yang baik.”

Hasan ‫ رضي هللا عنه‬berkata, “Wahai ayahku, ini adalah 4 perkara, berikan padaku 4
perkara yang lainnya.”
Ali ‫ رضي هللا عنه‬menjawab, “Wahai anakku,
1. Hindarilah olehmu berteman dengan pendusta, sebab dia mendekatkan
yang jauh dan menjauhkan yang dekat,
2. Hindarilah olehmu berteman dengan orang dungu, sebab dia
menginginkan manfaat padamu lalu membahayakanmu,
3. Hindarilah olehmu berkawan dengan orang kikir, sebab dia akan
mendiamkan dari sesuatu yang kamu membutuhkannya
4. Hindarilah olehmu duduk dengan orang faasiq, sebab dia akan
menjualmu dengan harga yang hina.”

(Dinukil dari Kitab “Lubaabul ‘Aadaab” karya ‘Usaamah bin Mungqidz I/4)

(98) Bagian dari Hidup

‫ فكلما ذهب‬،‫ ابنَ آدم طأ الرض بقدمك فإنها عن قليل تكون قبرك؛ ابن آدم إنما أنت أيام‬:‫قال أبو الدرداء‬
‫يوم ذهب بعضك؛ ابن آدم إنك لم تزل في هدم عمرك منذ يوم ولدتك أمك‬

Artinya:

Berkata Abud Darda ‫رضي هللا عنه‬,


“Wahai anak Adam, injaklah bumi dengan kakimu. Sesungguhnya kuburanmu
hanya sedikit.
Wahai anak Adam, sesungguhnya hidupmu adalah hari-hari. Setiap pergi
satu hari, berarti pergi pula bagian dari harimu.

Wahai anak Adam, sesungguhnya engkau dalam keadaan menghancurkan


umurmu, sejak dilahirkan oleh ibumu.”
(Dinukil dari Kitab “Al Jauhar An Naqi Al Multaqith Min Zuhdil Baihaqy” I/28)

(97) Hidup adalah Menit dan Detik

‫ إن الحياة دقائق وثوان‬... ... ‫دقات قلب المرء قائلة له‬


‫ فالذكر لإلنسان عمر ثاني‬... ... ‫فارفع لنفسك بعد موتك ذكرها‬
‫تذكرة المتقين‬
Artinya:

Detak jantung seseorang mengatakan bahwa,


“Sesungguhnya hidup hanyalah menit dan detik.
Maka, tinggikanlah sebutan dirimu setelah matimu.

Sebab sebutan bagi seseorang adalah umur kedua.”


(Dinukil dari Kitab “Tadzkirotul Muttaqin” I/173)

(96) Jiwa Tokoh

‫الرجَا ِل‬ ُ ‫ب ْالَحْ َوا ِل ت ُ ْع َر‬


ِ ‫ف ج ََوا ِه ُر‬ ِ ُّ‫ ِفي تَقَل‬: ‫اء‬ ُ ‫قَا َل َب ْع‬
ِ ‫ض ا ْل ُح َك َم‬

Artinya:

Seorang sastrawan berkata, “Melalui berbagai gejolak kehidupan, akan diketahui


kesatriaan seseorang.”
(Dinukil dari Kitab “’Aadaabud Dunya Wad Diin” I/298)

(95) Menghidupkan Bid'ah dan Mematikan Sunnah

‫ ابن عباس قال ما يأتى على الناس من عام إَل أحدثوا فيه بدعة وأماتوا‬:‫قال ابن عباس رضي هللا عنهما‬
‫فيه سنة حتى تحيى البدع وتموت السنن‬

Artinya:

‘Abdullooh bin ‘Abbas ‫ رضي هللا عنه‬berkata, “Tidaklah suatu tahun datang pada
manusia, kecuali mereka pada tahun itu mengada-ada perkara Bid’ah, dan
mematikan Sunnah, sehingga Bid’ah menjadi hidup dan Sunnah menjadi
mati.”

(Dinukil dari Kitab “As Sunnan Al Waaridatu Fil Fitany” karya Abu ‘Amr Ad
Daany III/612 no: 277)

(94) Tertawalah dan Menangislah

‫عن الحسن ومسلم ابن أبي عمران قاَل قال سلمان أضحكني ثَلث وأبكاني ثَلث‬
‫قالوا وما هي يا سلمان قال أبكاني فراق الحبة محمد وحزبه وهول المطلع عند سكرة الموت وموقفي بين‬
‫يدي الرحمن َل أدري أساخط علي هو أم راض‬
‫قالوا وما أضحكك يا سلمان قال مؤمل الدنيا والموت يطلبه وغافل وليس بمغفول عنه وضاحك ملء فيه َل‬
‫يدري ما يفعل هللا به‬

Artinya:

Dari Al Hasan dan Muslim bin Abi ‘Imroon berkata, “Telah berkata Salman Al
Faarisy ‫ رضي هللا عنه‬:
3 perkara telah membuatku tertawa dan 3 perkara telah membuatku
menangis.”

Mereka berkata, “Apa itu, wahai Salman?”


Salman ‫ رضي هللا عنه‬berkata, “Membuatku menangis:
1. Berpisah dengan orang-orang yang kucintai, Muhammad ‫ صلى هللا عليه وسلم‬dan
pengikutnya
2. Dahsyatnya saat sakarotul maut.
3. Berdiriku di hadapan Allooh ‫سبحانه وتعالى‬, sedangkan aku tidak tahu, marahkah
Allooh ‫ سبحانه وتعالى‬padaku atau ridho’.
Mereka berkata, “Dan apa yang membuatmu tertawa, wahai Salman?”
Salman ‫ رضي هللا عنه‬menjawab, “
1. Berangan-angan panjang dalam urusan dunia, padahal mati sedang
menjemputnya
2. Lalai, padahal dia tidak dilalaikan
3. Tertawa memenuhi mulutnya, sedangkan dia tidak tahu apa yang akan Allooh
‫ سبحانه وتعالى‬perbuat padanya.”
(Dari Kitab “Thobaqootusy Syaafi’iyyatil Kubro” karya Imaam Taajuddiin As
Subki ‫)رحمه هللا‬

(93) Tiga Jalan Selamat

‫عن عبد هللا بن مسعود أتاه رجل فقال يا أبا عبد الرحمن علمني كلمات جوامع نوافع فقال له عبد هللا‬
‫َلتشرك به شيئا وزل مع القرآن حيث زال ومن جاءك بالحق فاقبل منه وإن كان بعيدا بغيضا ومن جاءك‬
‫بالباطل فاردده عليه وإن كان حبيبا قريبا‬

Artinya:

Telah datang seseorang kepada ‘Abdullooh bin Mas’uud ‫ رضي هللا عنه‬lalu berkata,
“Wahai Abu ‘Abdurrohmaan, ajarilah aku kalimat yang padat tapi bermanfaat.”
Maka ‘Abdullooh bin Mas’uud ‫ رضي هللا عنه‬menjawab:
1. Janganlah engkau menyekutukan Allooh ‫سبحانه وتعالى‬
2. Selalu lah engkau bersama Al Qur’an dimanapun dan kapan pun
3. Barangsiapa yang datang kepadamu dengan kebenaran, maka terimalah
darinya, betapa pun orang itu sangat jauh dan dibenci. Dan barangsiapa
yang datang kepadamu dengan kebaathilan, maka tolaklah darinya, betapa
pun orang itu sangat dicinta dan dekat.”

(Dikutip dari “Shifatush Shofwah” no: I/419 karya Ibnul Jauzy ‫)رحمه هللا‬

(92) Iman dan Akhlaq Terpuji

‫قال عبد هللا بن مسعود َل يبلغ عبد حقيقة اإليمان حتى يحل بذروته حتى يكون الفقر أحب إليه من الغنى‬
‫والتواضع أحب إليه من الشرف وحتى يكون حامده وذامه عنده سواء قال ففسرها أصحاب عبد هللا قالوا‬
‫حتى يكون الفقر في الحَلل أحب إليه من الغنى في الحرام والتواضع في طاعة هللا أحب إليه من الشرف‬
‫في معصية هللا وحتى يكون حامده وذامه عنده في الحق سواء‬
Artinya:

Berkata ‘Abdullooh bin Mas’uud ‫رضي هللا عنه‬, “Tidak akan seorang hamba sampai
pada hakekat imaan sehingga menempati puncaknya (-- puncak imaan --), kecuali
:
1. Dia lebih mencintai faqiir, daripada mencintai kaya
2. Dia mencintai tawaadhu’, daripada kehormatan
3. Dia menganggap sama orang yang memuji dan mencelanya.”

(Dikutip dari “Shifatush Shofwah” no: I/417 karya Ibnul Jauzy ‫)رحمه هللا‬

(91) Mencari Ridho Allooh atau Ridho Manusia

‫ كتب معاوية إلى عائشة أم المؤمنين رضي هللا‬: ‫عن عبد الوهاب ابن الورد عن رجل من أهل المدينة قال‬
‫عنها أن اكتبي إلي كتابا توصيني فيه وَل تكثري علي فكتبت عائشة رضي هللا عنها إلى معاوية سَلم‬
‫عليك أما بعد فإني سمعت رسول هللا صلى هللا عليه و سلم يقول من التمس رضاء هللا بسخط الناس كفاه‬
‫هللا مؤنة الناس ومن التمس رضاء الناس بسخط هللا وكله هللا إلى الناس والسَلم عليك‬

Artinya:

Dari ‘Abdul Wahaab bin Al Wirdh, dari seseorang diantara penghuni Madinah
berkata, “Mu’awiyyah ‫ رضي هللا عنه‬telah menulis kepada ‘Aa’isyah ‫رضي هللا عنها‬
(ummul mu’minin) :
“Tulislah padaku suatu tulisan yang didalamnya engkau menasehatiku dan jangan
engkau perbanyak.”
Maka ‘Aa’isyah ‫ رضي هللا عنها‬pun menulis kepada Mu’awiyyah ‫رضي هللا عنه‬
“Selamat atasmu:
Amma Ba’du,
Sungguh aku mendengar Rosuulullooh ‫ صلى هللا عليه وسلم‬bersabda, “Barangsiapa
mencari ridho Allooh ‫ سبحانه وتعالى‬dengan kemurkaan manusia, maka Allooh
‫ سبحانه وتعالى‬akan cukupkan dia dari beban manusia. Dan barangsiapa yang
mencari ridho manusia dengan murka Allooh ‫سبحانه وتعالى‬, maka Allooh
‫ سبحانه وتعالى‬akan membiarkan dia tergantung pada manusia.

Wassalamu’alaika.”
(Hadits Riwayat Imaam At Turmudzy no: 2414, di-shohiihkan oleh Syaikh
Nashiruddin Al Albaany ‫)رحمه هللا‬

(90) Lebih Baik daripada Jihad

‫عن علي الزدي قال سألت ابن عباس عن الجهاد فقال أَل أدلك على ماهو خير لك من الجهاد تبني مسجدا‬
‫تعلم فيه القرآن وسنن النبي صلى هللا عليه وسلم والفقه في الدين‬

Artinya:
Dari Al Azdy ‫ رحمه هللا‬berkata, “Aku bertanya kepada Ibnu Abbas ‫رضي هللا عنه‬
tentang Jihad.”
Beliau ‫ رضي هللا عنه‬menjawab, “Maukah kutunjukkan padamu sesuatu yang lebih
utama daripada Jihad?”

Aku mengatakan, “Tentu.”


Beliau ‫ رضي هللا عنه‬berkata, “Engkau bangun masjid, lalu engkau ajari ilmu
waris (faro’idh) didalamnya, juga sunnah dan pemahaman tentang dienul
Islam.”

(Dari Kitab “Jaami’ Bayaanil ‘Ilmy” oleh Ibnu ‘Abdil Barr ‫)رحمه هللا‬

(89) Keutamaan Infaq

‫ أيها الناس لنتم أضل من أهل الجاهلية إن هللا تعالى قد جعل لحدكم الدينار ينفقه في‬: ‫قال أبي أمامة‬
‫سبيل هللا بسبعمائة دينار والدرهم بسبعمائة درهم ثم إنكم صارون‬

Artinya:

Abu Umamah ‫ رضي هللا عنه‬berkata, “Wahai manusia, sesungguhnya kalian adalah
lebih sesat dibandingkan dengan kaum Jahiliyyah. Sesungguhnya Allooh ‫سبحانه‬
‫ وتعالى‬telah menjanjikan salah seorang dari kalian 1 dinar yang diinfaqkan di
jalan Allooh ‫سبحانه وتعالى‬untuk dilipatgandakan menjadi 700 dinar. Dan
berinfaq 1 dirham dengan pahala 700 dirham.

Namun walau demikian, kalian tetap enggan.”


(Dari Kitab “Kanzul Ummal” oleh Al Muttaqii Al Hindy no: 44238)

(88) Ketaqwaan dan Keilmuan Seseorang

‫عن أبي الدرداء قال َل تكون تقيا حتى تكون عالما وَل تكون بالعلم جميَل حتى تكون به عامَل‬

Artinya:

Abu Darda ‫ رضي هللا عنه‬berkata, “Engkau tidak akan menjadi orang yang
bertaqwa sehingga engkau menjadi orang yang ‘aalim. Dan engkau tidak
akan tampak indah (mulia) dengan ilmu itu sehingga engkau
mengamalkannya.”

(Dari Kitab “Jaami’ Bayaanil ‘Ilmy” karya Ibnu ‘Abdil Barr ‫)رحمه هللا‬

(87) Berlindung dari Tetangga yang Buruk

‫ اللهم إني أعوذ بك من جار السوء في دار‬: ‫عن أبي هريرة أن النبي صلى هللا عليه و سلم كان يقول‬
‫المقاومة فإن جار البادي يتحول‬
Artinya:

Dari Abu Hurairoh ‫رضي هللا عنه‬, bahwa Nabi ‫ صلى هللا عليه وسلم‬membaca,
“Alloohumma inni ‘a’uudzu bika min jaarissuu’I fii daaril muqowwamati fa
inna jaarobaadii yatahawwalu (Ya Allooh, sungguh aku berlindung
kepadamu dari tetangga yang jelek, di negeri pemukimanku, sebab
sesungguhnya tetangga musafir pendatang itu adalah berpindah-pindah).”

(Hadits Riwayat Imaam Ibnu Hibban no: 1033, dan menurut Syu’aib Al
Arnaa’uth sanadnya adalah Hasan)

(86) Imunisasi dari Al 'Aiin # 2

َ ‫سنَ َوا ْل ُح‬


َّ‫س ْينَ َو َيقُو ُل ِإن‬ َ ‫س َّل َم يُ َع ِوذُ ا ْل َح‬
َ ‫ع َل ْي ِه َو‬
َ ُ‫َّللا‬ َ ‫ع ْن ُه َما َقا َل كَانَ ال َّن ِب ُّي‬
َّ ‫ص َّلى‬ َ ُ‫َّللا‬
َّ ‫اس َر ِض َي‬ َ ‫ع َْن اب ِْن‬
ٍ َّ‫عب‬
َ ‫ان َو َها َّم ٍة َو ِم ْن ك ُِل‬
‫عي ٍْن‬ َ
ٍ ‫ش ْيط‬ َ ‫َّللاِ التَّا َّم ِة ِم ْن ك ُِل‬ َّ ‫ت‬ ُ
ِ ‫ق أعُوذ بِ َك ِل َما‬َ َ ‫سحَا‬ ْ ‫س َما ِعي َل َو ِإ‬ْ ِ‫أَبَا ُك َما كَانَ يُعَ ِوذ بِهَا إ‬
ُ
‫ََل َّم ٍة‬

Artinya:

Dari ‘Abdullooh bin ‘Abbas ‫رضي هللا عنهما‬, bahwa Rosuulullooh ‫صلى هللا عليه وسلم‬
memohon perlindungan kepada Allooh ‫ سبحانه وتعالى‬untuk Al Hasan dan Al Husein
‫رضي هللا عنهما‬, seraya bersabda, “Sesungguhnya bapak (-- Ibroohiim ‫– عليه السالم‬
pent.) kalian memohon perlindungan kepada Allooh ‫ سبحانه وتعالى‬untuk Isma’il ‫عليه‬
‫ السالم‬dan Ishaq ‫ عليه السالم‬dengan membaca “ ‘A’uudzu bikalimaatillaahit
taammat min kulli syaithoonin wa Haammaatin wa min kulli ‘aiinin
laammatin (Aku berlindung pada firman-firman Allooh ‫ سبحانه وتعالى‬yang
sempurna dari setiap syaithoon dan dari setiap yang berbisa serta dari setiap
‘aiin yang tercela).”

(Hadits Riwayat Imaam Al Bukhoory no: 3371)

(85) Imunisasi dari Al 'Aiin # 1

‫ كان رسول هللا صلى هللا عليه و سلم يتعوذ من عين الجان وعين اإلنس فلما نزلت‬: ‫عن أبي سعيد قال‬
‫المعوذتان أخذ بهما وترك ما سوى ذلك‬

Artinya:

Dari Abu Saa’id ‫ رضي هللا عنه‬berkata, “Rosuulullooh ‫ صلى هللا عليه وسلم‬berlindung
dari ‘aiin jin maupun ‘aiin manusia. Ketika Al Mu’awwidzataan (Al Qur’an
surat Al Falaq dan An Naas) turun, Rosuulullooh ‫صلى هللا عليه وسلم‬
mencukupkan dengan keduanya dan meninggalkan dari selainnya.”

(Hadits Riwayat Imaam An Nasaa’I no: 5494, dishohiihkan oleh Syaikh


Nashiruddin Al Albaany ‫)رحمه هللا‬
(84) Obat Al 'Aiin

ُ‫س َبقَتْهُ ا ْلعَ ْين‬ َ ‫ قَا َل « ا ْلعَ ْينُ حَقٌّ َولَ ْو كَانَ ش َْى ٌء‬-‫صلى هللا عليه وسلم‬- ‫اس ع َِن النَّ ِب ِى‬
َ ‫سابَقَ ا ْلقَد ََر‬ ٍ َّ‫عب‬ َ ‫ع َِن اب ِْن‬
‫سلوا‬ ُ ْ َ ْ
ِ ‫سلت ُ ْم فاغ‬ ْ ‫َوإِذَا ا‬
ِ ‫ست ُ ْغ‬

Artinya:

Dari Ibnu ‘Abbas ‫رضي هللا عنه‬, dari Nabi ‫صلى هللا عليه وسلم‬, beliau bersabda, “Al
‘Aiin (-- penyakit yang disebabkan oleh sorot pandang mata yang dengki –
pent.) adalah benar (kejadiannya). Seandainya ada sesuatu yang mendahului
takdir, maka ‘Aiin lah pendahulunya, dan jika kalian diminta untuk mandi
(-- sebagai obat bagi orang yang terkena ‘aiin-nya – pent.) maka mandi lah.”

(Hadits Riwayat Imaam Muslim no: 5831)

(83) Nasehat Ali bin Abi Thoolib kepada 'Umar bin Al Khoththoob # 2

‫ يا أمير المؤمنين إن يسرك أن تلحق بصاحبيك‬: ‫عن علي بن أبي طالب كرم هللا وجهه أنه قال لعمر‬
‫فأقصر المل وكل دون الشبع وانكس اإلزار وارفع القميص واخصف النعل تلحق بهم‬

Artinya:

Dari Ali bin Abi Thoolib ‫رضي هللا عنه‬, bahwa beliau berkata kepada ‘Umar ‫رضي هللا‬
‫عنه‬:
“Wahai Amiirul Mu’miniin, jika engkau senang menyusul kedua Shohabatmu (--
maksudnya: Rosuulullooh ‫ صلى هللا عليه وسلم‬dan Abu Bakar As Siddiq ‫– رضي هللا عنه‬
pent.) maka:
1. pendekkan angan-anganmu
2. makanlah tidak kenyang
3. tinggikan sarung (celana) (-- maksudnya: tidak isbal – pent.)
4. tinggikan baju (-- maksudnya: tidak isbal – pent.)
5. pendekkan langkah sandalmu,
niscaya engkau bisa menyusul mereka.”
(Dari Kitab “Mukhtashor Tariikh Dimasyqo” karya Ibnu Mandzuur ‫)رحمه هللا‬

(82) Nasehat Ali bin Abi Thoolib kepada 'Umar bin Al Khoththoob # 1

‫ َل تجعل يقينك شكا وَل علمك جهَل وَل‬: ‫ عظني يا أبا الحسن قال‬: ‫ قال عمر لعلي‬: ‫عن ابن عباس قال‬
‫ صدقت‬: ‫ظنك حقا واعلم أنه ليس لك من الدنيا إَل ما أعطيت فأمضيت وقسمت فسويت ولبست فأبليت قال‬
‫يا أبا الحسن‬

Artinya:

Dari ‘Abdullooh bin ‘Abbas ‫رضي هللا عنه‬, beliau berkata, “’Umar bin Al
Khoththoob ‫ رضي هللا عنه‬berkata kepada Ali ‫رضي هللا عنه‬: “Berilah aku nasehat,
wahai Abul Hasan.”
Maka berkatalah Ali bin Abi Thoolib ‫رضي هللا عنه‬,
“Janganlah jadikan yakinmu ragu. Janganlah jadikan ilmumu bodoh.
Janganlah jadikan prasangkamu benar. Dan ketahuilah, bahwa kamu tidak
berhak dari dunia ini kecuali dari apa yang diberikan kepadamu, lalu
engkau menerimanya, lalu engkau bagi, lalu engkau sama ratakan, lalu
engkau pakai, lalu rusak.”

Berkata ‘Umar bin Al Khoththoob ‫رضي هللا عنه‬, “Benar engkau, wahai Abul
Hasan.”
(Dari Kitab “Mukhtashor Tariikh Dimasyqo” karya Ibnu Mandzuur ‫)رحمه هللا‬

(81) Anti Pengangguran

‫قال عبد هللا بن مسعود إني لبغض الرجل أن أراه فارغا ليس في شيء من عمل الدنيا وَل في عمل اآلخرة‬

Artinya:

‘Abdullooh bin Mas’uud ‫ رضي هللا عنه‬berkata, “Sungguh aku benci seorang yang
aku lihat menganggur, tidak bekerja dalam urusan dunia dan tidak bekerja
dalam urusan akhirat.”

(Dikutip dari “Shifatush Shofwah” no: I/414 karya Ibnul Jauzy ‫)رحمه هللا‬

(80) Diantara Penghapus Dosa

‫سلَّ َم قَا َل َما‬


َ ‫ع َل ْي ِه َو‬ َّ ‫ص َّلى‬
َ ُ‫َّللا‬ َ ِ ‫س ِعي ٍد ا ْل ُخد ِْري ِ َوع َْن أَبِي ه َُري َْرةَ ع َْن النَّبِي‬
َ ‫عن أبي مسعود النصاري ع َْن أَبِي‬
ُ‫َّللا‬ َ ‫ب َو ََل َه ٍم َو ََل ُح ْز ٍن َو ََل أَذًى َو ََل‬
َّ ‫غ ٍم َحتَّى الش َّْو َك ِة يُشَا ُكهَا ِإ ََّل َكفَّ َر‬ َ ‫ب َو ََل َو‬
ٍ ‫ص‬ ٍ ‫ص‬ ْ ‫يب ا ْل ُم‬
َ َ‫س ِل َم ِم ْن ن‬ ُ ‫يُ ِص‬
َ
‫بِهَا ِم ْن َخطايَا ُه‬

Artinya:

Dari Abu Saa'id Al Khudry dan Abu Hurairoh ‫رضي هللا عنهما‬, bahwa Nabi ‫صلى هللا‬
‫ عليه وسلم‬bersabda, "Tidaklah rasa capai, sakit, bingung, sedih, luka dan
gundah menimpa seorang Muslim, hingga duri yang menusuknya, kecuali
Allooh ‫ سبحانه وتعالى‬hapuskan dengannya kesalahan-kesalahannya."

(Hadits Riwayat Imaam Al Bukhoory no: 5642 dan 5643)

(79) Honor Pelacur dan Dukun

‫ أن رسول هللا صلى هللا عليه و سلم نهى عن ثمن الكلب ومهر‬: ‫عن أبي مسعود النصاري رضي هللا عنه‬
‫البغي وحلوان الكاهن‬

Artinya:
Dari Abu Mas'uud Al Anshoory ‫رضي هللا عنه‬, bahwa Rosuulullooh ‫صلى هللا عليه‬
‫ وسلم‬melarang:
1. Nilai jual beli anjing
2. Hasil honor pelacuran
3. Uang bayaran dukun

(Hadits Riwayat Imaam Al Bukhoory no: 2122)

(78) Berlindung dari Tetangga yang Buruk

‫ اللهم إني أعوذ بك من جار السوء في دار‬: ‫عن أبي هريرة أن النبي صلى هللا عليه و سلم كان يقول‬
‫المقاومة فإن جار البادي يتحول‬

Artinya:

Dari Abu Hurairoh ‫رضي هللا عنه‬, bahwa Nabi ‫ صلى هللا عليه وسلم‬berdo'a,"Ya Allooh,
aku berlindung kepada-Mu dari tetangga yang jelek di negeri pemukiman.
Sesungguhnya tetangga yang tidak tetap itu berpindah-pindah."
(Hadits Riwayat Imaam Ibnu Hibban no:1033, berkata Syaikh Syuaib Al
Arnaa'uth sanad hadits ini Hasan)

(77) Cinta Al Qur'an

‫ لو طهرت قلوبنا ما شبعت من كَلم ربنا‬:‫وقال عثمان بن عفان‬

Artinya:

Berkata 'Utsman bin Affan ‫رضي هللا عنه‬, "Seandainya hati-hati kita bersih,
maka dia tidak pernah akan merasa kenyang dengan firman Allooh ‫سبحانه‬
‫وتعالى‬."

(Dinukil dari "Al 'Aadaab Al Islaamiyyah Linnaasyi'ah" karya Muhammad Khoyr


Faathimah)

(76) Mujaahirun

َ‫سلَّ َم َيقُو ُل ُك ُّل أ ُ َّمتِي ُمعَافًى إِ ََّل ا ْل ُمجَا ِه ِرين‬


َ ‫علَ ْي ِه َو‬ َّ ‫صلَّى‬
َ ُ‫َّللا‬ َ ِ‫َّللا‬
َّ ‫سو َل‬ ُ ‫س ِم ْعتُ َر‬ َ ‫عن أَبَي ه َُري َْرةَ يَقُو ُل‬
ُ‫علَ ْي ِه فَ َيقُو َل َيا فُ ََلنُ ع َِم ْلت‬
َ ُ‫َّللا‬ َ ‫صبِ َح َوقَ ْد‬
َّ ُ‫ست َ َره‬ ْ ُ‫ع َم ًَل ث ُ َّم ي‬ َّ ‫َوإِنَّ ِم ْن ا ْل ُمجَا َه َر ِة أ َ ْن يَ ْع َم َل‬
َ ‫الر ُج ُل بِاللَّ ْي ِل‬
ُ‫ع ْنه‬ َّ ‫ستْ َر‬
َ ِ‫َّللا‬ ِ ‫ِف‬ ُ ‫صبِ ُح يَ ْكش‬ ْ ُ‫ست ُُر ُه َربُّهُ َوي‬ْ َ‫ا ْلبَ ِارحَةَ َكذَا َو َكذَا َوقَ ْد بَاتَ ي‬

Artinya:

Dari Abu Hurairoh ‫ رضي هللا عنه‬berkata, “Aku mendengar Rosuulullooh ‫صلى هللا عليه‬
‫ وسلم‬bersabda, ‘Setiap ummatku selamat kecuali Al Mujaahirin, dimana
termasuk bagian dari Mujaahirin adalah seseorang mengamalkan suatu
amalan di waktu malam, dimana pada waktu pagi Allooh ‫ سبحانه وتعالى‬telah
tutupi aibnya, lalu orang itu mengatakan “Ya Fulan, tadi malam aku telah
berbuat begini dan begitu”; semalam Allooh ‫ سبحانه وتعالى‬tutupi aibnya, dan
di pagi hari dia singkap apa yang telah Allooh ‫ سبحانه وتعالى‬tutupi.”

(Hadits Riwayat Imaam Al Bukhoory no: 6069)

(75) Menyikapi Kesalahan

‫قال ابن المبارك المؤمن يطلب المعاذير و المنافق يطلب العثرات‬

Artinya:

Berkata Imaam ‘Abdullooh bin Al Mubaarok ‫رحمه هللا‬, “Seorang mu’min mencari
permakluman, sedangkan seorang munafiq mencari cacat.”
(Dinukil dari Kitab “Ihya ‘Ulumuddiin” karya Imaam Al Ghodzaly ‫)رحمه هللا‬

(74) Imunisasi Generasi Dari Syaithoon

ْ ‫ « لَ ْو أَنَّ أَ َح َد ُه ْم إِذَا أ َ َرا َد أَ ْن يَأْتِ َى أ َ ْهلَهُ قَا َل بِا‬-‫صلى هللا عليه وسلم‬- ِ‫َّللا‬
‫س ِم‬ َّ ‫سو ُل‬ ُ ‫اس َقا َل َقا َل َر‬ ٍ َّ‫عب‬ َ ‫ع َِن اب ِْن‬
َ ُ‫ش ْي َطانَ َما َر َز ْقتَ َنا فَ ِإنَّهُ ِإ ْن يُقَد َّْر بَ ْينَ ُه َما َولَ ٌد فِى ذَ ِلكَ لَ ْم َيض َُّره‬
ٌ‫ش ْي َطان‬ َّ ‫ب ال‬
ِ ‫َن‬
ِ ‫ج‬ ‫و‬
َ َ‫ان‬‫ط‬َ ‫ي‬
ْ ‫ش‬
َّ ‫ال‬ ‫ا‬َ ‫ن‬‫ب‬ْ ‫َن‬
ِ ‫ج‬ ‫َّللاِ اللَّ ُه َّم‬
َّ
‫أَبَدًا‬

Artinya:

Dari Ibnu Abbas ‫رضي هللا عنه‬, beliau berkata bahwa Rosuulullooh ‫صلى هللا عليه وسلم‬
bersabda:
“Seandainya seorang dari kalian ketika hendak mendatangi (berjima’) dengan
istrinya, lalu berdoa sebelumnya “Bismillaah Alloohumma jannibnaasy
syaithoona wa jannisbisy syaithoona maa rozaqtanaa (Dengan nama Allooh,
ya Allooh, jauhkanlah kami dari syaithoon dan jauhkan syaithoon dari apa
yang Engkau karuniakan pada kami)”.

Maka sesungguhnya, jika ditakdirkan dari keduanya itu anak maka syaithoon
tidak bisa membahayakannya selamanya.”
(Hadits Riwayat Imaam Al Bukhoory no: 7396 dan Imaam Muslim no: 3606)

(73) Kiat Menghindar Dari Bala'

َ‫َّللاِ ا َّلذِى َل‬ ْ ِ‫ يَقُو ُل « َم ْن قَا َل ب‬-‫صلى هللا عليه وسلم‬- ِ‫َّللا‬
َّ ‫س ِم‬ َّ ‫سو َل‬ ُ ‫س ِم ْعتُ َر‬َ ‫ يَقُو ُل‬- َ‫عفَّان‬ َ َ‫عثْ َمانَ ا ْبن‬
ُ ‫عن‬
ٍ‫ت لَ ْم ت ُِص ْبهُ فَجْ أَةُ َبَلَء‬ َ َ‫س ِمي ُع ا ْل َع ِلي ُم ثََل‬
ٍ ‫ث َم َّرا‬ ‫ال‬ ‫ُو‬
‫ه‬ ‫و‬ ‫اء‬
َّ َ َ ِ َ َّ ‫م‬ ‫س‬ ‫ال‬ ‫ى‬ ‫ف‬ َ ‫َل‬
ِ َ ِ ْ ‫و‬ ‫ض‬ ‫ر‬َ ‫ل‬ ‫ا‬ ‫ى‬‫ف‬
ِ ٌ ْ ِ ِ ْ َ َ ‫َيض ُُّر‬
‫ء‬ ‫َى‬ ‫ش‬ ‫ه‬ ‫م‬ ‫س‬ ‫ا‬ ‫ع‬ ‫م‬
َ َ
َ ‫ت ل ْم ت ُِص ْبهُ فجْ أةُ بََلَءٍ َحتَّى يُ ْمس‬
‫ِى‬ َ ٍ ‫ث َم َّرا‬ َ
َ َ‫ص ِب ُح ثَل‬ْ ُ‫صبِ َح َو َم ْن َقالَهَا ِحينَ ي‬
ْ ُ‫َحتَّى ي‬

Artinya:

Dari ‘Utsman bin Affaan ‫ رضي هللا عنه‬berkata, “Aku mendengar Rosuulullooh ‫صلى‬
‫ هللا عليه وسلم‬bersabda, “Barangsiapa yang membaca “Bismillaahil ladzii laa
yadhurru ma’a ismihi syai’un fil ardhi wa laa fissamaa’i wa huwa as samii’u
al ‘aliimu (Dengan nama Allooh yang tidak akan dapat memberi bahaya
sesuatu apa pun bersama nama-Nya di bumi maupun di langit, dan Allooh
Maha Mendengar lagi Maha Mengetahui)” (3X),

maka dia tidak akan terkena Bala’ mendadak hingga pagi hari, dan barangsiapa
membacanya di pagi hari 3X, maka dia tidak akan dikenai bahaya mendadak
hingga petang hari.”
(Hadits Riwayat Imaam Abu Daawud no: 5090 dan Imaam At Turmudzy no:
3388)

(72) Meruqyah Diri Sendiri

‫س ِد ِه‬
َ َ‫ َو َج ًعا َي ِج ُدهُ فِى ج‬-‫صلى هللا عليه وسلم‬- ِ‫َّللا‬ َّ ‫سو ِل‬ ُ ‫شكَا ِإلَى َر‬َ ُ‫اص الثَّقَ ِف ِى أَنَّه‬
ِ ‫عثْ َمانَ ب ِْن أ َ ِبى ا ْل َع‬
ُ ‫ع َْن‬
.ِ‫َّللا‬
َّ ‫س ِم‬ ُ َّ َ َّ َ
َ ‫على الذِى تَأل َم ِم ْن َج‬
ْ ‫س ِدكَ َوق ْل بِا‬ َ َ‫ « ض َْع يَدَك‬-‫صلى هللا عليه وسلم‬- ِ‫َّللا‬ َّ ‫سو ُل‬ َ َ َ
ُ ‫ فقا َل لهُ َر‬.‫سل َم‬ َ ْ َ ‫ُم ْنذُ أ‬
‫اَّللِ َوقُد َْرتِ ِه ِم ْن ش َِر َما أ َ ِج ُد َوأُحَا ِذ ُر‬
َّ ‫ت أَعُوذُ ِب‬ٍ ‫س ْب َع َم َّرا‬َ ‫ َوقُ ْل‬.‫ثََلَثًا‬

Artinya:

Dari ‘Utsman bin ‘Abil ‘Ash Tsaqoofy ‫رضي هللا عنه‬, bahwa beliau mengadu kepada
Rosuulullooh ‫ صلى هللا عليه وسلم‬berkenaan dengan sakit yang dideritanya pada
tubuhnya.
Rosuulullooh ‫ صلى هللا عليه وسلم‬menjawab kepadanya, “Letakkan tanganmu pada
bagian tubuhmu yang sakit, lalu bacalah “Bismillaah (Dengan nama Allooh)”
(3X), dan bacalah 7X “A’uudzubillaahi wa qudrotihi min syarri maa ajidu
wa uhaadziru (Aku berlindung kepada Allooh dan kekuasaan-Nya dari
kejahatan apa yang kualami dan aku menghindar darinya)”.

(Hadits Riwayat Imaam Muslim no: 5867)

(71) Sedikit Bekerja, Banyak Bicara

‫سيَكُونُ فِى أ ُ َّم ِتى‬ َ « : ‫ َقا َل‬-‫صلى هللا عليه وسلم‬- ِ‫َّللا‬ َّ ‫سو ِل‬ ُ ‫س ِعي ٍد ا ْل ُخد ِْر ِى َوأَنَ ِس ب ِْن َمالِكٍ ع َْن َر‬ َ ‫ع َْن أ َ ِبى‬
ِ ‫سنُونَ ا ْل ِقي َل َويُسِيئ ُونَ ا ْل ِف ْع َل َويَ ْق َر ُءونَ ا ْلقُ ْرآنَ َلَ يُجَا ِو ُز تَ َرا ِقيَ ُه ْم يَ ْم ُرقُونَ ِمنَ الد‬
‫ِين‬ ِ ْ‫ف َوفُ ْرقَةٌ َق ْو ٌم يُح‬ ْ
ٌ َ‫اختَِل‬
َ
‫طوبَى ِل َم ْن قت َ َل ُه ْم‬ ُ ‫ق َوا ْل َخ ِليقَ ِة‬ِ ‫علَى فوقِ ِه ُه ْم ش َُّر ا ْل َخ ْل‬ُ َ ‫الر ِميَّ ِة َلَ يَ ْر ِجعُونَ َحتَّى َي ْرت َ َّد‬َّ َ‫سه ِْم ِمن‬ َّ ‫ق ال‬ َ ‫ُم ُرو‬
‫سو َل‬ ُ َ َ ‫ر‬ ‫ا‬ ‫ي‬ : ‫وا‬ ُ ‫ل‬ ‫ا‬ َ ‫ق‬ .» ‫م‬ ‫ه‬ ْ
‫ن‬ ‫م‬ ‫اَّلل‬
ْ ُ ِ ِ َّ ِ ْ ‫ب‬ ‫ى‬ َ ‫ل‬‫و‬َ ‫أ‬ َ‫َان‬ ‫ك‬ ‫م‬
ُْ ‫ه‬ َ ‫ل‬َ ‫ت‬‫ا‬َ ‫ق‬ ْ
‫ن‬ ‫م‬ ٍ‫ء‬
َ ْ ‫َى‬
‫ش‬ ‫ى‬ ‫ف‬ ُ ‫ه‬ ْ
‫ن‬ ‫م‬ ‫وا‬‫س‬ ‫ي‬ َ ‫ل‬‫و‬
ِ ِ ُ ْ َ ِ َّ ِ ِ ِ ‫َّللا‬ ‫ب‬ ‫ا‬ َ ‫ت‬ ‫ك‬ ‫ى‬ َ
‫ل‬ ‫إ‬ َ‫ون‬ ‫ع‬
ُ ‫د‬ْ َ ُ ‫َوقَتَلُو‬
‫ي‬ ‫ه‬
‫ق‬ َ
ُ ‫ « التَّحْ ِلي‬: ‫سي َما ُه ْم قا َل‬ ِ ‫َّللاِ َما‬
َّ

Artinya:

Dari Shohabat Abu Saa’id Al Khudry ‫رضي هللا عنه‬, bahwa Rosuulullooh ‫صلى هللا عليه‬
‫ وسلم‬bersabda, “Akan terjadi di tengah ummatku perselisihan dan
perpecahan; kaum yang mereka itu indah dalam berbicara dan buruk dalam
beramal. Mereka membaca Al Qur’an, tidak melewati kerongkongannya,
mereka keluar dari Islam seperti keluarnya panah dari busurnya, tidak lagi
kembali ke tempat semula. Mereka adalah sejahat-jahat makhluk. Berbahagialah
siapa yang memerangi mereka, atau yang diperangi. Kaum tersebut menyeru pada
Kitab Allooh ‫سبحانه وتعالى‬, padahal mereka bukan sama sekali bagian darinya.
Barangsiapa yang memerangi mereka, maka Allooh ‫ سبحانه وتعالى‬berhak
menolongnya memerangi (kaum tsb).”
Para Shohabat bertanya, “Ya Rosuulullooh, apa tanda-tanda mereka?”
Rosuulullooh ‫ صلى هللا عليه وسلم‬menjawab, “Kepalanya botak.”

(Hadits Riwayat Imaam Abu Daawud no: 4767, dan Imaam Ahmad no: 13338,
dan Syaikh Syu’aib Al Arnaa’uth berkata bahwa sanadnya shohiih)

(70) Harom Masuk Surga

‫ قال النبي صلى هللا عليه وعلى آله وسلم‬:


‫ إَل حرم هللا عليه الجنة‬،‫ يموت يوم يموت وهو غاش لرعيته‬،‫ما من عبد يسترعيه هللا رعية‬

Artinya:

Rosuulullooh ‫ صلى هللا عليه وسلم‬bersabda, “Tidak seorang pun yang Allooh ‫سبحانه‬
‫ وتعالى‬angkat dia sebagai pemimpin, kemudian ketika dia mati, dia dalam
keadaan curang (dzolim) terhadap rakyatnya; maka Allooh ‫سبحانه وتعالى‬
haromkan baginya masuk surga.”

(Hadits Riwayat Imaam Muslim no: 380, dari Shohabat Ma’qil bin Yasaar Al
Muuzany ‫)رضي هللا عنه‬

(69) Menyikapi Risaalah

‫قال اإلمام الزهري رحمه هللا تعالى‬:


‫من هللا الرسالة وعلى الرسول البَلغ وعلينا التسليم‬

Artinya:

Berkata Imaam Az Zuhry ‫رحمه هللا‬:


“Risaalah ini berasal dari Allooh ‫سبحانه وتعالى‬. Kewajiban Rosuulullooh ‫صلى هللا‬
‫ عليه وسلم‬adalah menyampaikan. Kewajiban kita adalah pasrah.”

(Dinukil dari Kitab “Syarhus Sunnah” karya Imaam Al Baghowy ‫)رحمه هللا‬

(68) Pasrah

‫وقال بعض السلف‬:


‫قدم اإلسَلم َل تثبت إَل على قنطرة التسليم‬

Artinya:
Berkata sebagian Pendahulu Ummat (Salaf) :
“Islam itu tidak ajeg, kecuali diatas jembatan pasrah.”

(Dinukil dari Kitab “Syarhus Sunnah” karya Imaam Al Baghowy ‫)رحمه هللا‬

(67) Berhati-hatilah

‫ سيكون في آخر أمتي أناس يحدثونكم ما لم تسمعوا أنتم وَل‬: ‫قال النبي صلى هللا عليه وعلى آله وسلم‬
‫آباؤكم؛ فإياكم وإياهم‬

Artinya:

Rosuulullooh ‫ صلى هللا عليه وسلم‬bersabda, “Akan muncul di akhir ummat ini,
manusia-manusia yang menyampaikan pada kalian sesuatu yang kalian serta
bapak-bapak kalian belum pernah mendengarnya (sesuatu yang baru dalam
perkara Islam). Karena itu, berhati-hati dan hindarilah mereka.”

(Hadits Riwayat Imaam Muslim no: 15, dari Shohabat Abu Hurairoh ‫)رضي هللا عنه‬

(66) Pokok-Pokok Ahlus Sunnah

‫قال اإلمام أحمد بن حنبل؛ إمام أهل السنة رحمه هللا‬:


‫ التمسك بما كان عليه أصحاب رسول هللا صلى هللا عليه وعلى آله وسلم واَلقتداء‬:‫أصول السنة عندنا‬
‫ وكل بدعة فهي ضَللة‬،‫ وترك البدع‬،‫بهم‬

Artinya:

Berkata Imaam Ahmad bin Hambal ‫رحمه هللا‬, “Pokok-pokok Sunnah itu adalah:

1. Berpegang-teguh pada apa yang para Shohabat diatasnya, dan menjadikan


mereka sebagai panutan.
2. Meninggalkan ke-Bid’ahan karena setiap ke-Bid’ahan itu adalah kesesatan.

(Dinukil dari “Syarah Ushuul I’tiqood Ahlis Sunnah Wal Jamaa’ah” karya Imaam
Al Laalika’I ‫)رحمه هللا‬

(65) Salam untuk Ahlus Sunnah

‫قال سفيان الثوري رحمه هللا تعالى‬:


‫إذا بلغك عن رجل بالمشرق؛ أنه صاحب سنة فابعث إليه بالسَلم؛ فقد قل أهل السنة‬

Artinya:

Berkata Imaam Sofyan Ats Tsauury ‫رحمه هللا‬: “Jika sampai padamu seseorang dari
Timur, sedangkan dia adalah Ahlus Sunnah, maka sampaikanlah salam (dariku).
Sebab sungguh Ahlus Sunnah telah menjadi orang-orang yang langka.”
(Dinukil dari “Syarah Ushuul I’tiqood Ahlis Sunnah Wal Jamaa’ah” karya Imaam
Al Laalika’I ‫)رحمه هللا‬

(64) Sedihnya Seorang Imaam

‫عن عبد هللا بن المبارك – رحمه هللا – قال‬:


‫اعلم – أي أخي – أن الموت اليوم كرامة لكل مسلم لقي هللا على السنة؛ فإنا هلل وإنا إليه راجعون؛ فإلى‬
‫ وإلى هللا نشكو عظيم ما حل بهذه المة‬،‫ وظهور البدع‬،‫ وقلة العوان‬،‫ وذهاب اإلخوان‬،‫هللا نشكو وحشتنا‬
‫ وظهور البدع‬،‫ وأهل السنة‬،‫من ذهاب العلماء‬

Artinya:

Imaam ‘Abdullooh bin Mubaarok ‫ رحمه هللا‬berkata,


“Ketahuilah olehmu, bahwa mati pada hari ini adalah kemuliaan bagi setiap
Muslim, karena dia menemui Allooh ‫ سبحانه وتعالى‬diatas Sunnah. Akan tetapi,
innaa Lillaahi wa innaa illaihi rooji’uun, kepada Allooh ‫ سبحانه وتعالى‬kami
mengadu atas kecemasan kami karena perginya para ikhwaan (saudara
seperjuangan), sedikitnya penolong, dan munculnya ke-Bid’ahan. Kita mengadu
kepada Allooh ‫سبحانه وتعالى‬, betapa besar perkara yang menimpa ummat ini, karena
perginya para ‘Ulama dan Ahlus Sunnah dan nampaknya ke-Bid’ahan.”

(Dinukil dari Kitab “Al Bidaa’ An Nahyu ‘Anhaa", karya Imaam Ibnu Wadhdhoh
‫)رحمه هللا‬

(63) Penghidup Negeri

‫قال الفضيل بن عياض رحمه هللا تعالى‬:


‫إن هلل عبادا ً يحيي بهم البَلد؛ وهم أصحاب السنة‬

Artinya:

Berkata Imaam Fudhoyl bin ‘Iyaadh ‫رحمه هللا‬, “Sesungguhnya Allooh ‫سبحانه وتعالى‬
memiliki hamba, yang karena mereka maka negeri ini menjadi hidup. Mereka itu
adalah Ahlus Sunnah.”

(Dinukil dari “Syarah Ushuul I’tiqood Ahlis Sunnah Wal Jamaa’ah” karya Imaam
Al Laalika’I ‫)رحمه هللا‬

(62) Kekasih Iblis

‫قال سفيان الثوري رحمه هللا تعالى‬:


‫ والبدعة َل يتاب منها‬،‫ المعصية يتاب منها‬،‫البدعة أحب إلى إبليس من المعصية‬

Artinya:
Berkata Sofyan Ats Tsaury ‫رحمه هللا‬, “Bid’ah itu lebih dicintai oleh Iblis
daripada ma’shiyat; sebab ma’shiyat itu diampuni sedang Bid’ah itu tidak
diampuni.”

(Dinukil dari “Syarah Ushuul I’tiqood Ahlis Sunnah Wal Jamaa’ah” karya Imaam
Al Laalika’I ‫)رحمه هللا‬

(61) Pengikut Hadiits

‫ إذا رأيت رجَلً من أصحاب الحديث فكأني رأيت رجَلً من أصحاب‬: ‫قال اإلمام الشافعي رحمه هللا تعالى‬
‫رسول هللا صلى هللا عليه وعلى آله وسلم‬

Artinya:

Imaam Asy Syaafi’iy ‫ رحمه هللا‬berkata: "Jika aku melihat seorang pengikut
Hadits maka seakan-akan aku melihat seorang shohabat Rosuulullooh ‫صلى‬
‫هللا عليه وسلم‬.”

(Dinukil dari Kitab “Syarof Ashaabil Hadiits” karya Al Imaam Al Khothiib Al


Baghdaady ‫)رحمه هللا‬

(60) Islam Palsu

‫ لن يصلح آخر هذه المة إَل بما صلح به أولها؛ فما لم يكن يومئذ دينا ً َل‬: ‫قال اإلمام مالك رحمه هللا تعالى‬
‫يكون اليوم دينا‬

Artinya:

Imaam Maalik ‫ رحمه هللا‬berkata, “Akhir ummat ini tidak akan baik kecuali dengan
apa-apa yang membuat baik generasi pendahulunya. Maka apa-apa yang pada
hari itu (-- di zaman Rosuulullooh ‫ صلى هللا عليه وسلم‬dan para shohabatnya --)
bukan merupakan dien (ajaran Islam), maka pada suatu hari kapanpun
tidak bisa menjadi dien (ajaran Islam).”

(Dinukil dari Kitab “Syarof Ashaabil Hadiits” karya Al Imaam Al Khothiib Al


Baghdaady ‫)رحمه هللا‬

(59) Ruju'nya Imaam Asy Syaafi'iy

‫قال اإلمام الشافعي رحمه هللا تعالى‬:


‫كل مسألة تكلمت فيها بخَلف السنة؛ فأنا راجع عنها؛ في حياتي وبعد مماتي‬

Artinya:
Imaam Asy Syaafi’iy ‫ رحمه هللا‬berkata, “Setiap masalah yang aku bahas tetapi
menyelisihi Sunnah, maka aku ruju’ darinya di masa hidupku atau setelah
matiku.”

(Dinukil dari Kitab “Al Faqiih Wal Muttafaqqih” karya Al Imaam Al Khothib Al
Baghdady ‫)رحمه هللا‬

(58) Kriteria Mufti (Pemberi Fatwa)

‫ أولها أن تكون له‬:‫ "َل ينبغى للرجل أن ينصب نفسه للفتيا حتى يكون فيه خمس خصال‬:‫قال اإلمام أحمد‬
‫ أن يكون له علم وحلم ووقار‬:‫ والثانية‬،‫نية فإن لم تكن له نية لم يكن عليه نور وَل على كَلمه نور‬
، ‫ الكفايه وإَل مضغه الناس‬:‫ الرابعة‬، ‫ أن يكون قويا على ماهو فيه وعلى معرفته‬:‫ الثالثة‬،‫وسكينة‬
‫ معرفة الناس‬:‫الخامسة‬

Artinya:

Berkata Imaam Ahmad bin Hanbal ‫رحمه هللا‬, sebagaimana dinukil oleh Imaam Ibnu
Qoyyim ‫رحمه هللا‬, “Seseorang dilarang berfatwa, kecuali jika memenuhi 5
perkara:

1. Memiliki niat dan sebab. Jika tidak memiliki itu, maka dia tidak akan memiliki
cahaya, baik pada dirinya maupun pada perkataannya.
2. Memiliki ilmu, kelembutan, tawaadhu’ dan ketenangan
3. Kuat dalam pendirian dan pengetahuannya
4. Memiliki kompetensi
5. Mengetahui keadaan orang."
(Kitab “’Iiqoodz Ulil Himamil Al ‘Aaliyah”)

(57) Kriteria Seorang Hakim

َ‫ القاضي َل‬: ‫ وقال‬، ‫ع َمر بن عَبد العزيز رضي هللا عنه عن قاضي الكوفة‬
ُ ‫ سأل‬: ‫ قال‬، ‫عن يحيى بن سعيد‬
‫ يستشير ذوي‬، ‫ عالم بما كان قبله‬، ‫ حليم‬، ‫ عفيف‬: ‫ينبغي أن يكون قاضيا حتى يكون فيه خمس خصال‬
‫ َلَ يبالي بمَلمة الناس‬، ‫اللباب‬

Artinya:

Dari Yahya bin Sa’iid ‫رحمه هللا‬, beliau berkata, “’Umar bin ‘Abdul ‘Aziiz ‫رضي هللا‬
‫ عنه‬bertanya tentang hakim wilayah Kuufah dan berkata, “Seorang Qoodhi
(Pemutus Perkara) tidak boleh menjadi Qoodhi sehingga dia memenuhi 5
perkara:

1. Bersih hati
2. Lembut
3. ‘Aalim terhadap pejabat sebelumnya (-- berupa keputusan-keputusan yang
diputuskan oleh pejabat sebelumnya --)
4. Berkonsultasi pada ahli ‘ilmu
‫”‪5. Tidak peduli terhadap celaan manusia.‬‬
‫)رحمه هللا ‪(Kitab “As Sunan Ash Shughro” no: 4504, karya Al Imaam Al Baihaqy‬‬

‫‪(56) Sempitnya Dunia‬‬

‫ذهب رجل إلى إبراهيم أين أدهم وقال له ‪ :‬يا أبا اسحق أنى مسرف على نفسي في ارتكاب المعاصي‬
‫فاعرض علي ما يكون لها زاجرا ومستنقذ قال ‪ :‬أن قبلت خمس خصال وقدرت عليها لم تضرك المعصية‬
‫ولم توبقك لذة ‪ ،‬قال ‪ :‬هات يا أبا اسحق قال ‪ :‬أما الولى فإذا أردت أن تعصى هللا عز وجل فَل تأكل من‬
‫رزقه قال فمن أين آكل وكل ما في الرض من رزقه ؟ قال ‪ :‬يأخذا أفيحسن بك أن تأكل رزقه وتعصيه ؟‬
‫قال ‪َ :‬ل هات الثانية ‪ :‬قال وإذا أردت أن تعصيه فَل تسكن شيئا من بَلده قال ‪ :‬هذه اعظم من الولى يأخذا‬
‫إذا كان المشرق والمغرب وما بينهما ملك له فأين أسكن ؟ قال يأخذا أفيحسن بك أن تأكل رزقه وتسكن‬
‫بَلده وتعصيه ؟ قال ‪ :‬هات الثالثة ‪ :‬قال وإذا أردت أن تعصيه وأنت تحت رزقه وبَلده فانظر موضعا َل‬
‫يراك فيه فاعصه فيه قال يا إبراهيم ما هذا وهو يعلم السر و أخفي قال ‪ :‬يا هذا أفيحسن بك أن تأكل رزقه‬
‫وتسكن بَلده وتعصيه وهو يراك ويعلم ما تجاهر به ؟ قال ‪َ :‬ل هات الرابعة قال ‪ :‬فإذا جاءك ملك الموت‬
‫ليقبض روحك فقل له أخرني حتى أتوب توبة نصوحا وأعمل هلل صالحا ‪ ،‬قال ‪َ :‬ل يقبل مني قال ‪ :‬يأخذا‬
‫أفأنت إذا لم تقدر أن تدفع عنك الموت لتتوب وتعلم أنه إذا جاءك لم يكن له تأخير فكيف ترجو وجه‬
‫الخَلص ؟ قال ‪ :‬هات الخامسة قال ‪ :‬إذا جاءك الزبانية يوم القيامة ليأخذوك إلى النار فَل تذهب معهم قال‬
‫انهم َل يدعونني وَل يقبلون مني قال ‪ :‬فكيف ترجو النجاة أذن ؟ قال له يا إبراهيم حسبي حسبي ‪ ،‬أنا ‪:‬‬
‫أستغفر هللا وأتوب إليه ولزم العبادة والدب مع هللا حتى فارق الدنيا‬

‫‪Artinya:‬‬

‫‪Seseorang menemui Ibrohim bin Adham lalu berkata, “Wahai Abu Ishaq,‬‬
‫‪sungguh aku orang yang berlebihan pada diriku dalam melakukan ma’shiyat.‬‬
‫‪Maka sampaikanlah padaku sesuatu yang dapat membuatku jera dan‬‬
‫”‪menyelamatkanku.‬‬

‫‪Ibrohim bin Adham menjawab, “Kalau kamu terima 5 perkara, dan kamu mampu‬‬
‫‪melakukannya, maka tidak mengapa berbuat ma’shiyat dan kepuasanmu tak akan‬‬
‫”‪membinasakanmu.‬‬

‫”‪Lalu orang tadi berkata, “Coba sampaikanlah padaku.‬‬


‫‪Ibrohim bin Adham menjawab, “Adapun yang pertama, jika kamu mau‬‬
‫‪, maka janganlah kamu memakan‬سبحانه وتعالى ‪berma’shiyat pada Allooh‬‬
‫”‪rizqy yang berasal dari-Nya.‬‬

‫‪Orang itu berkata, “Darimana saya makan? Bukankah segala sesuatu yang ada di‬‬
‫”?سبحانه وتعالى ‪muka bumi ini adalah rizqy dari Allooh‬‬
‫‪Kata Ibrohim bin Adham, “Yaa Fulan, pantaskah kamu memakan rizqy dari-Nya,‬‬
‫”?‪lalu kamu berma’shiyat pada-Nya‬‬
‫”‪Orang itu berkata lagi, “Sampaikanlah yang kedua.‬‬

‫‪Ibrohim bin Adham berkata, “Jika kamu akan berma’shiyat, maka jangan‬‬
‫”‪tinggal di bumi-Nya.‬‬
Orang itu berkata, “Ini lebih sulit dari yang pertama. Kalau seandainya Timur dan
Barat dan antara keduanya merupakan milik Allooh ‫سبحانه وتعالى‬, maka dimana
aku akan tinggal?”
Ibrohim bin Adham berkata, “Yaa Fulan, pantaskah kamu makan rizqy dari-Nya,
kamu tinggal di bumi-Nya, lalu kamu berma’shiyat pada-Nya?”
Orang itu berkata lagi, “Sampaikan yang ketiga.”

Ibrohim bin Adham berkata, “Jika engkau akan berma’shiyat, sedangkan


engkau menikmati rizqy-Nya, tinggal di bumi-Nya, maka carilah tempat
yang Allooh ‫ سبحانه وتعالى‬tidak melihatmu, maka lakukanlah ma’shiyat
disitu.”

Orang itu berkata, “Yaa Ibrohim, apa ini? Allooh ‫ سبحانه وتعالى‬itu Maha
Mengetahui yang tersembunyi dan apa yang kusembunyikan.”
Ibrohim bin Adham berkata, “Yaa Fulan, pantaskah, kamu makan dari rizqy-Nya,
kamu tinggal di bumi-Nya, kamu berma’shiyat dan Allooh ‫ سبحانه وتعالى‬melihatmu
dan mengetahui perbuatanmu?”
Orang itu berkata lagi, “Tidak. Berikan padaku yang keempat.”

Ibrohim bin Adham berkata, “Jika datang padamu malakul maut untuk
mencabut nyawamu, maka katakan padanya, 'Tangguhkan aku hingga aku
bertaubat nasuuha dan beramal shoolih untuk Allooh ‫'سبحانه وتعالى‬.”

Orang itu berkata, “Tidak mungkin ia menerima permintaan itu dariku.”


Ibrohim bin Adham berkata, “Yaa Fulan, jika kamu tidak mampu menolak
kematian untuk bertaubat dan kamu tahu jika dia datang padamu tidak mungkin
menangguhkan ajalmu, maka bagaimana kamu berharap untuk menghindar?”
Orang itu berkata, “Berikan yang kelima.”

Ibrohim bin Adham berkata, “Jika datang padamu malaikat Zabaaniyah pada
hari Kiamat untuk menyeretmu ke neraka, maka jangan engkau ikuti dia.”

Orang itu berkata, “Malaikat itu tidak akan mungkin membiarkanku dan
menerima permintaanku.”
Ibrohim bin Adham berkata, “Bagaimana kamu berharap selamat kalaulah
demikian?”

Maka orang itu berkata, “Wahai Ibrohim, cukup… cukup.. Aku memohon
ampunan Allooh ‫سبحانه وتعالى‬. Aku bertaubat pada-Nya. Senantiasa beribadah dan
berbuat baik pada Allooh ‫سبحانه وتعالى‬, sehingga berpisah dari dunia ini.”
(Dinukil dari Kitab “Ma'a Allooh” karya Muhammad Al Ghozaly)

(55) Senantiasa Muda

ِ ‫ير شَابًّا فِي اثْنَتَي ِْن فِي ُح‬


ُ ‫ب ال ُّد ْن َيا َو‬
‫طو ِل‬ ُ ‫ْالَ َم ِل ََل يَ َزا ُل قَ ْل‬
ِ ِ‫ب ا ْل َكب‬
Artinya:

Hati orangtua senantiasa muda dalam dua perkara:


1. Cinta dunia,
2. Panjang angan-angan
(Hadits Riwayat Imaam Al Bukhoory no: 6420 dari Shohabat Abu Hurairoh ‫رضي‬
‫)هللا عنه‬

(54) Menikahi Wanita Kaya

‫ من تزوج غنية كان له منها خمس خصال‬:


‫مغاَلة الصداق‬
‫وتسويف الزفاف‬
‫وفوت الخدمة‬
‫وكثرة النفقة‬
‫وإذا أراد طَلقها لم يقدر خوفا على ذهاب مالها‬

Artinya:

Berkata Imaam Al Ghozaly ‫ رحمه هللا‬dalam Kitabnya Ihyaa' 'Ulumuddiin,


"Barangsiapa menikahi wanita kaya, maka dia akan dihadapkan pada lima
perkara:
1. Berlebihan dalam mahar
2. Mengundurkan walimah
3. Kehilangan khidmat
4. Besar nafaqohnya
5. Dan jika hendak menceraikannya, maka dia khawatir terhadap kepergian
hartanya."

(53) Generasi Berikutnya Tidak Sebaik Generasi Pendahulu

Rosuulullooh ‫ صلى هللا عليه وسلم‬bersabda:

‫َل يأتي عليكم زمان إَل وهو شر من الذي كان قبلكم‬

Artinya:

“Tidaklah datang suatu zaman pada kalian, kecuali orang-orang pada


zaman tersebut lebih jahat dari orang-orang yang ada pada zaman sebelum
kalian.”

(Dinukil oleh Al Imaam Al Qudhoo’i dalam Musnad Asy Syihaab dari Shohabat
Anas bin Maalik ‫)رضي هللا عنه‬

(52) Obat Sakit


Rosuulullooh ‫ صلى هللا عليه وسلم‬bersabda:

‫داووا مرضاكم بالصدقة‬

Artinya:

“Obatilah orang sakit dari kalian dengan shodaqoh.”

(Lihat Shohiih Al Jaami’ush Shoghiir no: 5669 dari Shohabat Abu Umaamah Al
Baahily ‫)رضي هللا عنه‬

(51) Menjelang Kematian

‫قال يوسف بن أسباط رحمه هللا إني لشتهى من هللا ثَلث خصال أن أموت حين أموت وليس في ملكي‬
‫درهم وَل يكون على دين وَل على عظمي لحم فأعطى ذلك كله‬

Artinya:

Berkata Imaam Yuusuf bin Asbaath ‫رحمه هللا‬, “Sungguh aku sangat berkeinginan
dari Allooh ‫ سبحانه وتعالى‬tiga perkara:
1. Mati, sedang aku tidak mempunyai satu dirham pun
2. Tidak memiliki hutang
3. Tidak ada daging yang menempel pada tulangku.”
(Dinukil dari ‘Ihyaa’u ‘Uluumiddiini karya Imaam Al Ghozaaly ‫)رحمه هللا‬

(50) Orang Lain Darimu

،‫ وإن لم تسره فَل تغمه‬،‫ إن لم تنفعه فَل تضره‬:‫ ليكن حظ المؤمن منك ثَلث خصال‬:‫قال يحيى بن معاذ‬
‫وإن لم تمدحه فَل تذمه‬

Artinya:

Berkata Imaam Yahya bin Mu’adz ‫رحمه هللا‬, “Hendaknya mu’min itu mendapatkan
darimu tiga perkara:
1. Jika kamu tidak bisa memberinya manfaat, maka janganlah memberinya
bahaya
2. Jika kamu tidak bisa memberinya bahagia, maka janganlah memberinya
gundah
3. Dan jika kamu tida memujinya, maka janganlah mencelanya.”
(Dinukil dari Kitab Ar Risaalah Al Qusyairiyyah, karya Imaam Al Qusyairy ‫رحمه‬
‫)هللا‬

(49) Riskannya Harta

:‫ إن أخذه من حله؟ فقال‬:‫ فقيل‬.‫ أن يأخذه من غير حله‬:‫ في المال ثَلث خصال‬:-‫عليه السَلم‬- ‫قال عيسى‬
‫تعالى‬- ‫ يشغله إصَلحه عن ذكر هللا‬:‫ إن وضعه في حقه؟ فقال‬:‫ فقيل‬.‫يضعه في غير حقه‬
Artinya:

‘Iisa ‫ عليه السالم‬berkata, “Pada harta itu terdapat tiga hal:


1. Mengambilnya bukan dari yang semestinya,
dan jika berasal dari yang semestinya maka,
2. Membelanjakannya bukan pada tempatnya,
dan jika membelanjakannya pada tempatnya, maka
3. Mengelolanya akan melalaikan dari mengingat Allooh ‫سبحانه وتعالى‬.”
(Dinukil dari Al Aadaabusy Syar’iyyah, karya Imaam Ibnu Muflih Al Maqdisy )

(48) Kunci Selamat

‫قال بعضهم أجمع الفقهاء والعلماء على ثَلث خصال أنها إذا صحت ففيها النجاة وَل يتم بعضها إَل ببعض‬
‫اإلسَلم الخالص عن البدعة والهوى والصدق هلل تعالى في العمال وطيب المطعم‬

Artinya:

Para Fuqoha dan ‘Ulama bersepakat; ada tiga hal jika benar maka akan selamat,
dimana satu sama lain saling terkait:
1. Ber-Islam yang terbebas dari Bid’ah dan Hawa’.
2. Benar terhadap Allooh ‫ سبحانه وتعالى‬dalam berbagai amalan
3. Memakan makanan yang baik-baik.
(Dinukil dari ‘Ihyaa’u ‘Uluumiddiini karya Imaam Al Ghozaaly ‫)رحمه هللا‬

(47) Pengeras Hati

‫وحب الراحة‬
ُّ ،‫وحب النوم‬
ُّ ،‫حب الطعام‬ ُ
ُّ :‫ثَلث خصال‬ ‫ث القسوةَ في القلب‬
ُ ‫ ت ُْو ِر‬:‫عن عائشة رضي هللا عنها‬

Artinya:

Diriwayatkan dari ‘Aa’isyah ‫رضي هللا عنها‬, “Tiga perkara penyebab kerasnya hati:
1. Hobby makan,
2. Hobby tidur,
3. Hobby istirahat.”
(Dinukil dari Kitab Jam’ul Jawaa’mi’, karya Imaam Jalaaluddin As Suyuuthy
‫)رحمه هللا‬

(46) Sholat dan Kehidupan

‫ اإلخَلص والخشية وذكر هللا؛ فاإلخَلص يقود العبد‬:‫ إن في الصََّلة ثَلث خصال‬:‫قال أحد العلماء العارفين‬
‫ فك ُّل صَلة َل يكون فيها شيء‬،‫ وذكر هللا ـ القرآن ـ يأمره وينهاه‬،‫ والخشية تنهاه عن المنكر‬،‫إلى المعروف‬
‫من هذه الخَلل فليست بصَلة‬

Artinya:
Berkata seorang ‘Ulama:
“Sesungguhnya didalam sholat itu terdapat tiga karakter: Ikhlas, Takut dan
Ingat pada Allooh ‫سبحانه وتعالى‬.

Ikhlas memandu seorang hamba pada suatu kebaikan dan takut melarangnya dari
kemunkaran, sedang dengan dzikir (ingat Allooh ‫ )سبحانه وتعالى‬akan memerintah
dan melarangnya. Maka setiap sholat yang tidak mengandung tiga perkara ini,
maka dia bukanlah sholat.” (Al Qur’an, “Minhaaj Hayaatin”)

(45) Al Qur'an yang Disalahgunakan

‫ سيبلى القرآن في صدور أقوام كما يبلى الثوب فيتهافت يقرؤونه َل يجدون له‬: ‫عن معاذ بن جبل قال‬
‫شهوة وَل لذة يلبسون جلود الضأن على قلوب الذئاب أعمالهم طمع َل يخالطه خوف إن قصروا قالوا‬
‫سنبلغ وإن أساؤوا قالوا سيغفر لنا إنا َل نشرك باهلل شيئا‬

Artinya:

Berkata Mu’adz bin Jabbal ‫رضي هللا عنه‬, “Al Qur’an akan rusak pada dada-
dada banyak kaum, sebagaimana rusaknya baju.

Mereka membacanya, sedang mereka tidak merasakan keasyikan dan


kelezatannya, mereka memakai kulit-kulit domba diatas hati serigala.
Pekerjaan mereka rakus, tidak tercampur rasa takut.
Jika mereka kurang dalam beramal, mereka mengatakan, “Kita akan
sampai.”

Dan Jika mereka berbuat buruk, mereka mengatakan, “Kita akan


diampuni, karena kita tidak menyekutukan Allooh ‫ سبحانه وتعالى‬dengan apa
pun.”

(Sunan Ad Daarimy no: 3346)

(44) Bahaya 'Ulama Suu'

ٍ‫ قَا َل ُم َح َّم ُد ْبنُ َوضَّاح‬:


َ ُ ُ
‫ و‬، ‫َي ق َّرائِ ِه ْم َوفقهَا ِئ ِه ْم‬ َ
ْ ‫على يَد‬َ ‫س َرائِي َل‬ ُ ْ‫َت‬ َ َ َّ َ ُ ُ
ْ ِ‫َي ق َّرائِ ِه ْم َوفقهَا ِئ ِه ْم ََإِن َما هلك بَنو إ‬ َ ُ‫ستَ ْه ِلكُ َه ِذ ِه ْال ُ َّمة‬
ْ ‫علَى يَد‬ َ

Artinya:

Berkata Imaam Muhammad bin Wadhdhooh ‫رحمه هللا‬:


“Binasanya Bani Isroo’il itu tidak lain kecuali oleh para Pembaca dan para
Fuqoha (‘Ulama) dari mereka.
Dan ummat ini akan binasa juga diatas para Pembaca dan para Fuqohanya
(‘Ulamanya).”

(Dinukil dari Kitab “Al Bidaa’ no: 153)


(43) Sempurnanya Suatu 'Amalan

، ‫َّللا عز وجل‬
َّ ‫ اإليمان بمعرفة‬: ‫ خمس خصال بها تمام العمل‬: ‫َّللا‬
َّ ‫َّللا الباجي الزاهد رحمه‬
َّ ‫قال أبو عبد‬
‫ فإن فقدت واحدة لم يرتفع العمل‬، ‫ وأكل الحَلل‬، ‫ والعمل على السنة‬، ‫ وإخَلص العمل هلل‬، ‫ومعرفة الحق‬

Artinya:

Berkata Imaam Abu ‘Abdillah Al Baaji ‫رحمه هللا‬, “Ada 5 perkara penyebab
sempurnanya amalan:

1. Beriman dengan pengetahuan terhadap Allooh ‫سبحانه وتعالى‬


2. Mengetahui Al Haq (kebenaran)
3. Ikhlas dalam beramal
4. Beramal diatas As Sunnah
5. Memakan makanan yang halal
Jika salah satu dari lima perkara itu hilang, maka amalan tidak akan diangkat.”

(42) Pentingnya Bertanya

‫ العلم خزانة مفاتحها المسألة‬: ‫ابن شهاب‬

Artinya:

Imaam Ibnu Syihaab ‫ رحمه هللا‬berkata, “Ilmu itu adalah simpanan berharga.
Kuncinya adalah bertanya.”

(41) Busuknya Seorang 'Ulama

‫مكحوَل يقول َل يأتي على الناس ما يوعدون حتى يكون عالمهم فيهم أنتن من جيفة حمار‬

Artinya:

Imaam Makhuul ‫ رحمه هللا‬berkata, “Tidak datang pada manusia apa yang dijanjikan
pada kalian, sehingga seorang ‘aalim ditengah-tengah mereka lebih busuk
daripada bangkai keledai.”
(Dinukil dari Kitab Hilyatul Auliyaa’)

(40) Tiga Sifat Agar Tidak Aneh

ِ ‫ مجانبةُ أهل‬:‫غربة‬
‫وكف الذى‬.‫ وحسن الدب‬،‫الريب‬ ُ ‫ ثَلث خصال ليس معهن‬:‫قيل‬

Artinya:

Ada 3 sifat yang jika dimiliki seseorang, maka ia tidak akan terasing:
1. Menjauh dari orang yang meragukan (Jangankan orang yang jelas faasiq-nya,
yang tidak jelas faasiq-nya pun tidak didekatinya. Ia lebih suka bergaul dengan
orang yang shoolih)
2. Berakhlaq yang santun
3. Menghentikan perkara yang menimbulkan luka atau menyakiti orang lain

(39) Hakekat Malu

‫ قال رسول هللا صلى هللا عليه و سلم استحيوا من هللا حق الحياء قال قلنا يا‬: ‫عن عبد هللا بن مسعود قال‬
‫رسول هللا إنا نستحيي والحمد هلل قال ليس ذاك ولكن اَلستحياء من هللا حق الحياء أن تحفظ الرأس وما‬
‫وعى والبطن وما حوى ولتذكر الموت والبلى ومن أراد اآلخرة ترك زينة الدنيا فمن فعل ذلك فقد استحيا‬
‫من هللا حق الحياء‬

Artinya:

Dari ‘Abdullooh bin Mas’uud ‫رضي هللا عنه‬, beliau berkata bahwa Rosuulullooh
‫ صلى هللا عليه وسلم‬bersabda:
“Malu lah kalian dengan sebenar-benar malu.“

Kami bertanya, “Ya Rosuulullooh, kami punya malu. Alhamdulillah.”


Rosuulullooh ‫ صلى هللا عليه وسلم‬bersabda, “Bukan itu, akan tetapi malu kepada
Allooh ‫ سبحانه وتعالى‬dengan sebenarnya itu adalah:
1) Kamu pelihara kepalamu dan apa yang menjadi isinya
2) Kamu pelihara perutmu dan apa yang ditampungnya
3) Ingatlah olehmu kematian dan kemusnahan
4) Dan barangsiapa yang menginginkan akherat, maka dia tinggalkan perhiasan
dunia
Dan barangsiapa yang melakukan itu, maka dia sungguh telah malu kepada
Allooh ‫ سبحانه وتعالى‬dengan sesungguhnya.”
(Hadits Riwayat Imaam At Turmudzy no: 2458, dihasankan oleh Syaikh
Nashiruddin Al Albaany)

(38) Jangan Taqliid

‫ وإن كفر كفر؛ فإنه َل أسوة في الشر‬،‫أَل َل يقلدن أحدكم دينه رجَلً؛ إن آمن آمن‬

Artinya:

Berkata 'Abdullooh bin Mas'uud ‫رضي هللا عنه‬:


“Janganlah seseorang ber-taqliid (mengekor) dalam perkara dien-nya
(agamanya) pada orang lain.

Jika dia beriman maka dia (ikut) beriman dan jika dia kaafir maka dia pun (ikut)
menjadi kaafir. Sesungguhnya, janganlah ikut-ikutan di dalam kejahatan.”

(37) Ciri-Ciri Orang 'Aalim


ْ َ‫عش ََرةُ أ‬
‫شيَا َء‬ َ ‫ يُ َرا ُد ِل ْلعَا ِل ِم‬:
ُ‫شيَة‬ ْ ‫ ا ْل َخ‬،
ُ‫ َوالنَّ ِصيحَة‬،
ُ‫شفَقَة‬ َّ ‫ َوال‬،
‫ َواَلحْ تِ َما ُل‬،
‫صب ُْر‬ َّ ‫ َوال‬،
‫ َوا ْل ِح ْل ُم‬،
‫ض ُع‬ُ ‫ َوالت َّ َوا‬،
‫اس‬ ِ َّ‫ َوا ْل ِعفَّةُ ع َْن أ ْم َوا ِل الن‬،
َ
ِ ُ ‫علَى النَّ َظ ِر فِي ا ْل ُكت‬
‫ب‬ َ ‫ َوالد ََّوا ُم‬،
ِ ‫َوت َ ْركُ ا ْل ِحجَا‬
‫ب‬

Artinya:

Seorang 'aalim itu adalah :


1. Takut pada Allooh ‫سبحانه وتعالى‬
2. Memberi nasihat
3. Sayang
4. Tahan uji
5. Shobar
6. Lembut
7. Tawaadhu'
8. Bersih hati terhadap harta orang
9. Selalu membaca Kitab
10. Meninggalkan pembatas dengan manusia
(Dinukil dari Kitab “Ghidzaa’ul Albaab”)

(36) Hakekat Zuhud

ُ
،‫ وقول بَل طمع‬،‫ عمل بَل عَلقة‬:‫ثَلث خصال‬ ‫ َل يبلغ أحد حقيقة الزهد حتى يكون فيه‬:‫قال يحيى بن معاذ‬
‫وعز بَل رياسة‬

Artinya:

Berkata Yahya bin Mu’adz ‫رحمه هللا‬:


“Tidaklah seseorang sampai pada Zuhud yang sebenarnya hingga pada dirinya
terdapat 3 sifat:
1. Bekerja tanpa keterkaitan (bekerja tanpa mengharap penilaian manusia)
2. Berkata tanpa rakus (berkata tanpa mengharapkan perkara duniawi yang lebih)
3. Mulia tanpa ambisi (mulia walau tanpa jabatan duniawi)

(35) Penghalang 'Ilmu

‫ست َّ ِة أ َ ْو ُج ٍه‬
ِ ‫ َو ِح ْر َمانُ ا ْل ِع ْل ِم يَكُونُ ِب‬:
ُّ ‫ أ َ َح ُد َها ت َ ْركُ ال‬.
‫سؤَا ِل‬
‫س ْم ِع‬ ِ َ‫ع َد ُم إ ْلق‬
َّ ‫اء ال‬ َ ‫ت َو‬ ِ ‫اإل ْنصَا‬
ِ ‫سو ُء‬ ُ ‫ الثَّانِي‬.
‫سو ُء ا ْلفَه ِْم‬ ُ ‫ث‬ ُ ‫ الثَّا ِل‬.
ْ ْ
‫ع َد ُم ال ِحف ِظ‬ َ ‫الرابِ ُع‬َّ .
ِ ‫ع َد ُم نَش ِْر ِه َوتَ ْع ِل‬
‫يم ِه‬ َ ‫س‬ ُ ‫ام‬
ِ َ
‫خ‬ ‫ ا ْل‬،
ْ
‫ع َد ُم العَ َم ِل بِ ِه‬
َ ‫ِس‬ ُ ‫ساد‬ َّ ‫ال‬

Artinya:

Perkara yang menghalangi ilmu :

1. Tidak bertanya
2. Tidak mendengarkan dan memperhatikan dengan baik
3. Pemahaman yang buruk
4. Tidak menghafal
5. Tidak menyebarkan dan tidak mengajarkan ilmu
6. Tidak mengamalkan ilmu
(Dinukil dari Kitab “Ghidzaa’ul Albaab”)

(34) Dampak Buruk Menyanyi

ِ ‫اإلي َمانَ فِى ا ْلقَ ْل‬


‫ب‬ ِ ُ‫الذك ُْر يُ ْن ِبت‬
ِ ‫ع َو‬ َّ ‫ب َك َما يُ ْن ِبتُ ا ْل َما ُء‬
َ ‫الز ْر‬ َ ‫ ا ْل ِغنَا ُء يُ ْن ِبتُ النِفَا‬: ‫سعُو ٍد قَا َل‬
ِ ‫ق فِى ا ْلقَ ْل‬ ْ ‫ع َِن اب ِْن َم‬
َ ‫َك َما يُ ْنبِتُ ا ْل َما ُء الز ْر‬
‫ع‬ َّ

Artinya:

Berkata 'Abdullooh bin Mas'uud ‫رضي هللا عنه‬:

“Menyanyi itu menumbuhkan kemunafikan dalam hati sebagaimana air


menumbuhkan tanam-tanaman;

dan dzikir itu menumbuhkan iman dalam hati sebagaimana air menumbuhkan
tanam-tanaman.”
(Diriwayatkan oleh Imaam Al Baihaqy ‫ رحمه هللا‬dalam Kitab “As Sunanul Kubro”)

(33) Tahapan 'Ilmu

‫ب‬َ ِ‫ستَّ َم َرات‬ ِ ‫ َوا ْعلَ ْم أَنَّ ِللتَّ َعلُّ ِم‬:


‫سؤَا ِل‬ ُّ ‫سنُ ال‬ ْ ‫ أ َ َّولُهَا ُح‬:
ِ‫س ِت َماع‬
ْ ‫ت َواَل‬ ِ ‫اإل ْنصَا‬ ِ ُ‫سن‬ ْ ‫ ثَا ِنيهَا ُح‬.
‫سنُ ا ْلفَه ِْم‬ ْ ‫ ثَا ِلثُهَا ُح‬.
ُ ‫ َرا ِبعُهَا ا ْل ِح ْف‬،
‫ظ‬
‫سهَا الت َّ ْع ِلي ُم‬ُ ‫ام‬ ِ ‫َخ‬
‫سهَا َو ِه َي الث َّ َم َرةُ ا ْلعَ َم ُل ِب ِه َو ُم َراعَاةُ ُحدُو ِد ِه‬ ُ ‫سا‬
‫د‬ ِ َ

Artinya:

Mendapatkan 'ilmu itu dengan enam tahapan :


1. Bertanya yang baik
2. Mendengarkan dan memperhatikan dengan baik
3. Memahami dengan baik
4. Menghafalkan
5. Mengajarkan
6. Mengamalkan
(Dinukil dari Kitab “Ghidzaa’ul Albaab”)

(32) Malu dan Kematangan Sosial

ً ‫استحي أن ينظر إلي ذو عينين وأنا أكل فَل أعطيه شيئا‬

Artinya:

Berkata orang shoolih zaman dahulu :


“Saya malu jika ada dua mata melihat saya sedang makan, lalu saya tidak
memberinya sesuatu.”

(31) Sholaahhuddiin dan Palestine

‫قال صَلح الدين اليوبي‬:


‫إني لستحيي من هللا أن أضحك وفي القدس صليبي واحد‬

Artinya:

Telah berkata Sholaahhuddiin Al Ayyuuby ‫رحمه هللا‬:


“Sungguh aku malu pada Allooh ‫ سبحانه وتعالى‬untuk tertawa padahal di Baitul
Maqdiis masih ada seorang Nashroony.”

(30) Lima Tanda Orang Sengsara

‫رحمه هللا‬- ‫يقول الفضيل بن عياض‬-:


،‫ والرغبة في الدنيا‬،‫ وقلة الحياء‬،‫ القسوة في القلب وجمود العين‬:‫وطول المل خمس من عَلمات الشقوة‬

Artinya:

Telah berkata Al Fudhoil Bin 'Iyaadh ‫رحمه هللا‬:


Ada lima tanda orang yang sengsara :

1) Hati yang keras membatu


2) Mata yang tidak pernah menangis
3) Sedikit malu
4) Cinta dunia
5) Panjang angan-angan

(29) Perkataan "Saya Tidak Tahu"


‫ويقول علي ابن أبي طالب –رضي هللا عنه‬-:
‫ َل أعلم‬:‫ وَل يستحي من إذا سئل عما َل يعلم أن يقول‬،‫َل يستحي من يعلم أن يتعلم‬

Artinya:

Telah berkata 'Ali Bin Abii Thoolib ‫ رضي هللا عنه‬:


“Orang yang mengetahui, tidak malu untuk belajar dan mencari tahu serta
tidak malu jika dia ditanya tentang masalah yang tidak diketahui untuk
mengatakan ‘Saya tidak tahu’.”

(28) Karakteristik Dunia

‫ سمعت رسول هللا صلى هللا عليه و سلم‬: ‫ سمعت معاوية على هذا المنبر يقول‬: ‫عن أبي عبد رب يقول‬
‫ لم يبق من الدنيا إَل بَلء وفتنة‬: ‫يقول‬

Artinya:

Dari Abi ‘Abdi Robb ‫ رضي هللا عنه‬bahwa Rosuulullooh ‫ صلى هللا عليه وسلم‬bersabda :
“Tidak tersisa dari dunia ini kecuali cobaan dan ujian”

(Hadits Riwayat Imaam Ibnu Hibbaan ‫ رحمه هللا‬no: 690 dan Syaikh Syu'aib Al
Arna'uuth berkata sanadnya kuat)

(27) Perkara Yang Dibenci Manusia

‫ اثنتان يكرههما بن آدم الموت والموت خير‬: ‫عن محمود بن لبيد ان النبي صلى هللا عليه و سلم قال‬
‫للمؤمن من الفتنة ويكره قلة المال وقلة المال أقل للحساب‬

Artinya:

Dari Mahmuud bin Labiid ‫ رضي هللا عنه‬bahwa Nabi ‫ صلى هللا عليه وسلم‬telah bersabda
:
Dua perkara yang dibenci manusia :
1. Kematian, padahal dia lebih baik bagi mu'min dari pada ujian

2. Sedikit harta, padahal dia menyebabkan sedikit hisab

(Hadits Riwayat Imaam Ahmad ‫رحمه هللا‬, dan Syaikh Syu'aib Al Arna'uuth berkata
sanadnya baik)

(26) Kunci Keberuntungan

‫ والطمع‬، ‫ والغضب‬، ‫ قد أفل َح َم ْن ع ُِص َم من الهوى‬: ‫عمر بنُ عبد العزيز‬


ُ

Artinya:
Berkata ‘Umar bin ‘Abdul ‘Aziiz ‫رضي هللا عنه‬, “Sungguh beruntung orang yang
terjaga dari hawa nafsu, marah, rakus.”

(Dinukil dari Kitab “Hilyatul Auliyaa”)

(25) 'Amalan Terbaik

‫ وقال الشافعي رضي هللا تعالى عنه ورحمه‬:


‫ أفضل العمال ثَلثة‬:
‫ذكر هللا تعالى‬
‫ومواساة الخوان‬
‫وإنصاف الناس من نفسك‬

Artinya:

Telah berkata Imaam Asy Syaafi’iy ‫رحمه هللا‬, “Sebaik-baik ‘amalan adalah:
1. Dzikir / mengingat Allooh ‫سبحانه وتعالى‬
2. Setia kawan

3. Adil terhadap diri sendiri

(Dinukil dari Kitab “Bustaanul Aarifiin”)

(24) Pelindung dari Syaithoon

َ ‫ َم ْن ملك نف‬: ‫وحرمه على النار‬


، ‫سه عن َد الرغبة‬ َّ ، ‫ أرب ٌع من كُنَّ فيه عصمه هللا من الشيطان‬: ‫وقال الحسن‬
‫ب‬
ِ ‫ والغض‬، ‫ والشهو ِة‬، ‫والرهبة‬

Artinya:

Berkata Imaam Al Hasan Al Bashry ‫رحمه هللا‬, “Empat perkara jika ada pada
seseorang maka Allooh ‫ سبحانه وتعالى‬jaga dia dari syaithoon dan Allooh ‫سبحانه‬
‫ وتعالى‬haromkan api neraka untuknya:

1. Menjaga mulutnya, dalam keadaan suka


2. Menjaga mulutnya, dalam keadaan benci (tidak suka)
3. Mengendalikan hawa nafsunya
4. Mengendalikan amarahnya
(Dinukil dari Kitab “Hilyatul Auliyaa’”)

(23) Keterpujian

‫وقال الشافعي رضي هللا تعالى عنه‬:


‫من أحب أن يفتح هللا قلبه ويرزقه العلم فعليه بالخلوة وقلة الكل وترك مخالطة السفهاء وبعض أهل العلم‬
‫الذين ليس معهم إنصاف وَل أدب‬
Artinya:

Telah berkata Imaam Asy Syaafi’iy ‫رحمه هللا‬, “Barangsiapa yang ingin Allooh
‫ سبحانه وتعالى‬buka hatinya untuk ‘ilmu,

maka :
1. Ber-kholwat-lah / bermunajat disaat sepi terhadap Allooh ‫سبحانه وتعالى‬
2. Menyedikitkan makan
3. Tidak bergaul dengan orang bodoh
4. Tidak bergaul dengan ahli ‘ilmu yang tidak memiliki ‘adab dan keadilan
(Dinukil dari Kitab "Bustaanul Aarifiin")

(22) Mencuci Hati

‫قال عبدالملك القاسم‬


‫ وَل يغسل قلبه مرة في السنة ليزيل ما‬،‫عجبت لمن يغسل وجهه خمس مرات في اليوم مجيبا ً داعي َّللا‬
‫ ومنكر الخَلق‬،‫ وسواد القلب‬،‫علق به من أدران الدنيا‬

Artinya:

Berkata Syaikh ‘Abdul Maalik Al Qoosim, “Aku heran pada orang yang lima
kali membasuh wajahnya setiap hari, memenuhi panggilan mu’adzdzin,
tetapi tidak mencuci hatinya sekalipun dalam satu tahun agar
menghilangkan kotoran ketergantungan terhadap dunia, kelamnya hati dan
buruknya akhlaq.”

(Dinukil dari Kitab “Husnul Khuluq”)

(21) Qonaa'ah

‫ وعن الشافعي رحمه هللا تعالى قال‬:


‫من غلبت عليه شدة الشهوة لحب الدنيا لزمته العبودية لهلها ومن رضي بالقنوع زال عنه الخضوع‬

Artinya:

Telah berkata Imaam Syaafi’iy ‫رحمه هللا‬, “Barangsiapa yang dikuasai oleh nafsu
cinta dunia, niscaya dia akan berhamba kepadanya. Dan barangsiapa yang
Qonaa’ah (puas apa adanya), maka akan hilang darinya sikap tunduk pada
selain Allooh ‫سبحانه وتعالى‬.”

(Dinukil dari Kitab "Bustaanul Aarifiin")

(20) Sendi Kekufuran

‫ قال وهب بن منبه‬:


‫للكفر أربعة أركان الغضب والشهوة والخرق والطمع‬
Artinya:

Berkata Wahab bin Munabbih ‫رحمه هللا‬, “Sendi Kekufuran itu ada empat:
1. Marah

2. Syahwat (Hawa Nafsu)

3. Mencampuradukkan antara Haq dan Baathil

4. Rakus (Tamak)

(Dinukil dari Kitab “Ihyaa Ulumiddiin”)

(19) Sebaik-baik Simpanan / Tabungan

‫ وقال الشافعي رضي هللا تعالى‬:


‫أنفع الذخائر التقوى وأضرها العدوان‬

Artinya:

Telah berkata Imaam Asy Syaafi’iy ‫رحمه هللا‬, “Simpanan yang paling
bermanfaat adalah taqwa. Dan simpanan yang mencelakakan adalah
permusuhan.”

(Dinukil dari Kitab "Bustaanul Aarifiin")

(18) Karakteristik Hari Jum'at

‫قال سعد بن عبادة‬:


‫ خمس خصال من خصائص يوم الجمعة‬:
‫فيه خلق هللا آدم‬،
‫وفيه أهبط من الجنة إلى الرض‬،
‫وفيه توفي‬
‫وفيه ساعة َل يسأل العبد فيها شيئا ً إَل أعطاه إياه ما لم يسأل إثما ً أو قطيعة رحم‬،
‫وفيه تقوم الساعة‬

Berkata Shohabat Sa’ad bin ‘Ubaadah ‫رضي هللا عنه‬, “Dalam Islam, semua hari
adalah baik, hanya hari Jum’at memiliki keistimewaan tersendiri, antara
lain:

1. Pada hari itu, Allooh ‫ سبحانه وتعالى‬ciptakan Adam ‫عليه السالم‬


2. Pada hari itu, Allooh ‫ سبحانه وتعالى‬turunkan Adam ‫ عليه السالم‬dari surga ke bumi
3. Pada hari itu, Allooh ‫ سبحانه وتعالى‬wafatkan Adam ‫عليه السالم‬
4. Pada hari itu, tidaklah ada seorang yang bermohon (berdo’a) kepada Allooh
‫سبحانه وتعالى‬, kecuali Allooh ‫ سبحانه وتعالى‬akan kabulkan, selama dia tidak meminta
perbuatan dosa dan memutus silaturrohim
5. Pada hari itu, akan terjadi hari Kiamat.
(Dinukil dari Kitab “Irsyaadul Ibaad ilaa Sabiilil Rosyaad”)

(17) Khuluuf

َّ‫َّللاُ فِى أ ُ َّم ٍة قَ ْب ِلى إَِل‬


َّ ُ‫ َقا َل « َما ِم ْن نَبِ ٍى بَعَثَه‬-‫صلى هللا عليه وسلم‬- ِ‫َّللا‬ َّ ‫سو َل‬ ُ ‫سعُو ٍد أَنَّ َر‬
ْ ‫َّللاِ ب ِْن َم‬
َّ ‫ع ْب ِد‬ َ ‫ع َْن‬
َ‫وف يَقُولُون‬ٌ ُ‫ف ِم ْن بَ ْع ِد ِه ْم ُخل‬ َ
ُ ُ‫سنَّتِ ِه َويَ ْقتَ ُدونَ ِبأ ْم ِر ِه ث ُ َّم إِنَّهَا ت َ ْخل‬ ْ
ُ ‫َاب يَأ ُخذُونَ ِب‬ٌ ‫صح‬ َ ُ
ْ ‫كَانَ لَهُ ِم ْن أ َّمتِ ِه ح ََو ِاريُّونَ َوأ‬
ْ‫سانِ ِه فَ ُه َو ُمؤْ ِمنٌ َو َمن‬ ُ ٌ‫ن‬ ْ‫ؤ‬ َ ُ َ ْ َ
َ ‫َما َلَ يَ ْفعَلُونَ َو َي ْفعَلُونَ َما َلَ يُؤْ َم ُر ف َمن جَاه َده ْم بِ َي ِد ِه ف ُه َو ُم ِم َو َمن جَاه َده ْم بِ ِل‬
َ ْ َ‫ون‬
‫ان َحبَّةُ َخ ْر َد ٍل‬ِ ‫اإلي َم‬ ِ َ‫ْس َو َرا َء ذَ ِلكَ ِمن‬َ ‫جَا َه َد ُه ْم بِ َق ْلبِ ِه فَ ُه َو ُمؤْ ِمنٌ َولَي‬

Dari ‘Abdullooh bin Mas’uud ‫ رضي هللا عنه‬bahwa Rosuulullooh ‫صلى هللا عليه وسلم‬
bersabda, “Tidak seorang Nabi pun yang Allooh utus pada suatu kaum
sebelumku, kecuali dia mempunyai para penolong dan para shohabat dari
ummatnya, dimana mereka mengambil sunnahnya dan berpanutan pada
perintahnya. Kemudian, muncullah setelah mereka KHULUUF, dimana
mereka berkata apa yang tidak mereka kerjakan dan mengerjakan apa yang
mereka tidak diperintahkan.

Maka barangsiapa yang memerangi mereka dengan tangannya maka dia adalah
mu’min. Dan barangsiapa yang memerangi mereka dengan mulutnya, maka dia
adalah mu’min. Dan barangsiapa yang memerangi mereka dengan hatinya, maka
dia adalah mu’min. Dan tidak ada setelah itu iimaan walaupun hanya sebesar biji
sawit.”
(HR. Muslim no: 188)

(16) Ciri Orang Bodoh

“Ada lima perkara jika terdapat pada seseorang berarti dia adalah orang bodoh:
1. Marah dalam segala hal

2. Percaya pada setiap orang

3. Berkata tanpa manfa’at

4. Memberi nasehat tidak pada tempatnya

5. Tidak dapat mengetahui dan membedakan siapa musuh dan siapa


kawan”.

(Dinukil dari Kitab “Iiqoodz Ulil Himaamil ‘Aaliyah”)

(15) Kebaikan Dunia dan Akhirat

Berkata Imaam Muhammad bin Idriis Abu ‘Abdillaah Asy Syaafi’iy ‫رحمه هللا‬:
“Kebaikan dunia dan akhirat itu terdapat pada lima perkara:
1. Adanya rasa cukup dalam jiwa (kaya hati)
2. Menahan diri dari melukai orang lain
3. Mencari rizqi dari yang halaal
4. Berpakaian taqwa
5. Yakin terhadap Allooh ‫ سبحانه وتعالى‬dalam segala hal”.

(14) Harusnya Ada Pada Seorang Sahabat / Kawan Baik

Berkata Imaam Al Ghodzaaly ‫ رحمه هللا‬:


“Orang yang diutamakan boleh menjadi seorang sahabat (kawan baik) adalah
yang memiliki lima karakter:
1. Berakal (pintar)

2. Berakhlaq baik

3. Tidak faasiq

4. Tidak melakukan kebid'ahan

5. Tidak ambisius terhadap dunia.”

(Dinukil dari Kitab “Ihyaa u ‘Uluumiddiin”)

(13) Akibat Ambisi Terhadap Harta

Telah berkata Imaam Sofyaan Ats Tsauury ‫رحمه هللا‬:


“Tidak berkumpul harta pada seseorang di zaman ini kecuali dia akan
memiliki 5 sifat:

1. Panjang angan-angan
2. Sangat ambisius
3. Kikir yang sangat (bakhiil)
4. Kurang Waro’ (berhati-hati terhadap sesuatu yang tidak halal)
5. Lupa akhirat”.
(Dinukil dari Kitab “Iiqoodz Ulil Himaamil ‘Aaliyah”)

(12) Para Da'i Penyeru ke Pintu-Pintu Jahannam

ُ‫سلَّ َم ع َْن ا ْل َخي ِْر َو ُك ْنت‬ َ ‫علَ ْي ِه َو‬ َّ ‫ص َّلى‬


َ ُ‫َّللا‬ َ ِ‫َّللا‬
َّ ‫سو َل‬ ُ ‫سأَلُونَ َر‬ ُ َّ‫ان يَقُو ُل كَانَ الن‬
ْ َ‫اس ي‬ ِ ‫عن ُحذَ ْيفَةَ ْبنَ ا ْليَ َم‬
‫َّللاُ ِب َهذَا ا ْل َخي ِْر فَ َه ْل‬ َّ ‫َّللاِ ِإنَّا ُكنَّا ِفي جَا ِه ِل َّي ٍة َوش ٍَر َفجَا َء َنا‬
َّ ‫سو َل‬ ُ ‫سأَلُهُ ع َْن الش َِّر َم َخافَةَ أ َ ْن يُد ِْر َك ِني فَقُ ْلتُ َيا َر‬ ْ َ‫أ‬
َ َ ْ ُ َ َ ْ ُ َ
‫بَ ْع َد َهذا ال َخي ِْر ِم ْن ش ٍَر قا َل نَعَ ْم قلتُ َو َه ْل بَ ْع َد ذ ِلكَ الش َِّر ِم ْن َخي ٍْر قا َل نَعَ ْم َوفِي ِه َد َخنٌ قلتُ َو َما َد َخنُهُ قا َل ق ْو ٌم‬ ْ َ
‫ب َج َه َّن َم‬ ِ ‫ف ِم ْن ُه ْم َوت ُ ْن ِك ُر قُ ْلتُ فَ َه ْل بَ ْع َد ذَ ِلكَ ا ْل َخي ِْر ِم ْن ش ٍَر قَا َل نَ َع ْم ُدعَاةٌ ِإلَى أَب َْوا‬ ُ ‫يَ ْه ُدونَ ِبغَي ِْر َه ْد ِيي ت َ ْع ِر‬
ْ ُ
ُ‫سنتِنا قلت‬َ َ ْ َ َّ َ ْ َ َ َ َ
ِ ‫َّللاِ ِصف ُه ْم لنا فقا َل ُه ْم ِم ْن ِجل َدتِنا َويَت َ َكل ُمونَ ِبأل‬ ْ َّ ‫سو َل‬ ُ ‫َم ْن أَجَابَ ُه ْم إِلَ ْيهَا قَذَفُوهُ فِيهَا قلتُ يَا َر‬
ْ ُ
‫س ِل ِمينَ َو ِإ َما َم ُه ْم قُ ْلتُ فَ ِإ ْن لَ ْم يَك ُْن لَ ُه ْم َج َماعَةٌ َو ََل ِإ َما ٌم‬ ْ ‫فَ َما تَأ ْ ُم ُرنِي ِإ ْن أَد َْر َكنِي ذَ ِلكَ قَا َل ت َ ْل َز ُم َج َماعَةَ ا ْل ُم‬
َ
َ‫على ذ ِلك‬ َ ْ َ ْ
َ َ‫شج ََر ٍة َحتَّى يُد ِْركَكَ ال َم ْوتُ َوأنت‬ َ ‫ص ِل‬ ْ َ ‫ق ُكلَّهَا َولَ ْو أَ ْن تَعَضَّ بِأ‬ َ ‫قَا َل فَا ْعت َ ِز ْل تِ ْلكَ ا ْل ِف َر‬
Artinya:

Dari Hudzaifah bin Al Yamaan ‫ رضي هللا عنه‬berkata, “ Orang-orang bertanya


pada Rosuulullooh ‫ صلى هللا عليه وسلم‬tentang kebaikan, sedangkan aku
bertanya tentang kejahatan, karena takut hal itu menimpaku."

Maka aku katakan, “Wahai Rosuulullooh, sesungguhnya dulu kita berada dalam
kejahiliyahan (kebodohan) dan kejahatan, lalu Allooh datangkan pada kami
kebaikan (--Islam –pent) ini, maka apakah setelah kebaikan ini akan datang
kejahatan?” Beliau ‫ صلى هللا عليه وسلم‬menjawab, “Ya.”
Aku bertanya lagi, “Apakah setelah kejahatan itu akan muncul lagi kebaikan?”
Beliau ‫ صلى هللا عليه وسلم‬menjawab, “Ya. Tetapi di dalamnya terdapat noda.”
Aku bertanya lagi, “Noda apakah itu?”
Beliau ‫ صلى هللا عليه وسلم‬menjawab, “Yaitu suatu kaum yang berpedoman bukan
dengan pedomanku. Kamu tahu dari mereka dan kamu ingkari.”

Aku bertanya lagi, “Lalu apakah setelah kebaikan itu akan muncul lagi
kejahatan?”
Beliau ‫ صلى هللا عليه وسلم‬menjawab, “Ya. Yaitu para da’i (penyeru) kepada pintu-
pintu jahannam. Maka barangsiapa yang memenuhi panggilan mereka,
niscaya mereka akan mencampakkannya pada jahannam itu.”

Aku bertanya lagi, “Wahai Rosuulullooh, gambarkanlah kepada kami tentang


mereka.”
Lalu beliau ‫ صلى هللا عليه وسلم‬menjawab, “Mereka adalah dari kalangan kita.
Berkata dengan bahasa kita.”
Aku bertanya, “Apa yang kau perintahkan padaku, jika hal itu menimpaku?”
Beliau ‫ صلى هللا عليه وسلم‬menjawab, “Berpegang teguhlah dengan jama’ah
muslimin, dan Imaam mereka (-- kelompok yang berpegang teguh dengan Al Haq
– pent).”
Aku bertanya, “Jika mereka tidak punya jama’ah dan tidak punya Imaam?”
Beliau ‫ صلى هللا عليه وسلم‬menjawab, “Maka tinggalkan semua golongan itu,
walaupun kamu harus menggigit akar pohon sampai kamu mati, sedangkan kamu
berada dalam keadaan demikian.”
(Hadits Shohiih Riwayat Imaam Al Bukhoory no: 3606)

(11) Cara Mengetahui Riya'

Berkata Imaam Muhammad bin Idriis Abu ‘Abdillaah Asy Syaafi’iy ‫رحمه هللا‬:
“Tidak mengetahui Riya’ kecuali orang mukhlis (-- orang yang ikhlas –
pent)”

(Dinukil dari Kitab “Bustaanul ‘Aarifiin”, karya Imaam An Nawaawy ‫)رحمه هللا‬

(10) Enam Perkara Aneh dalam Enam Perkara


“Ada enam perkara dia aneh dalam enam perkara:
1. Masjid aneh di tengah-tengah orang yang tidak sholat didalamnya

2. Mushaaf aneh di rumah suatu kaum yang tidak membacanya

3. Al Qur’an aneh pada orang yang faasiq

4. Wanita muslimah aneh berada pada seorang laki-laki yang dzoolim lagi
berakhlaq buruk

5. Seorang muslim yang shoolih aneh berada pada seorang wanita yang
buruk dan buruk pula akhlaqnya

6. Seorang ‘aalim aneh di tengah suatu kaum yang tidak mendengarkan


pada petuahnya.”

(Dinukil dari Kitab “Iiqoodz Ulil Himaamil ‘Aaliyah”)

(9) Ciri Kesempurnaan Amal

Berkata Imaam Sa’iid bin Yaziid Abu ‘Abdillah as Saajii r ‫رحمه هللا‬:
“Lima perkara jika lima ini ada, maka pertanda bahwa ‘ilmu telah
sempurna dan amalan menjadi bermakna dan tidak sia-sia:

1. Mengenali Allooh ‫سبحانه وتعالى‬


2. Mengenali kebenaran
3. Tulus beramal karena Allooh ‫سبحانه وتعالى‬
4. Beramal sesuai Sunnah
5. Tidak makan, kecuali dari yang halaal”.

(8) Perkara Penyebab Masuk Surga atau Masuk Neraka

‫ قال سئل رسول هللا صلى هللا عليه و سلم عن أكثر ما يدخل الناس الجنة ؟ فقال تقوى هللا‬: ‫عن ابي هريرة‬
‫وحسن الخلق وسئل عن أكثر ما يدخل الناس النار فقال الفم والفرج‬

Artinya:

Dari Abu Hurairoh ‫ رضي هللا عنه‬berkata, bahwa Rosuulullooh ‫صلى هللا عليه وسلم‬
ditanya tentang perkara yang terbanyak menyebabkan manusia masuk
kedalam surga, lalu beliau ‫ صلى هللا عليه وسلم‬menjawab, “Bertaqwa kepada
Allooh dan ber-akhlaq yang baik.”

Dan ditanya tentang perkara terbanyak yang menyebabkan manusia masuk


neraka, lalu beliau ‫ صلى هللا عليه وسلم‬menjawab, “Mulut dan kemaluan.”

(Hadits Shohiih Riwayat Imaam At Turmudzy no: 2004)


(7) Agar tidak mengkufuri nikmat Allooh

‫ظ ُروا ِإلَى َم ْن‬ ْ َ‫ظ ُروا ِإلَى َم ْن أ‬


ُ ‫سفَ َل ِم ْن ُك ْم َوَلَ تَ ْن‬ ُ ‫ ا ْن‬-‫صلى هللا عليه وسلم‬- ِ‫َّللا‬ َّ ‫سو ُل‬ُ ‫ع َْن أ َ ِبى ه َُري َْرةَ قَا َل قَا َل َر‬
ِ‫َّللا‬ َ
َّ ‫ه َُو فَ ْوقَ ُك ْم فَ ُه َو أَجْ د َُر أ َ ْن َلَ تَزد َُروا نِ ْع َمة‬
ْ

Artinya:

Dari Abu Hurairoh ‫ رضي هللا عنه‬berkata, telah bersabda Rosuululllooh ‫صلى هللا عليه‬
‫وسلم‬:
“Lihatlah oleh kalian orang yang di bawah kalian dan jangan kalian lihat
orang yang di atas kalian. Yang demikian itu lebih dekat dari mengkufuri
nikmat Allooh.”

(Hadits Riwayat Imaam Muslim no: 7619)

(6) Orang ber-'ilmu dan ber-'imaan

‫ قال ابن القيم رحمه هللا تعالى‬:


,‫ هو العلم واَليمان‬,‫ ونال به العبد الرفعة في الدنيا واآلخرة‬,‫ وحصلته القلوب‬,‫أفضل ما اكتسبته النفوس‬
‫ { وقال الذين أوتوا العلم واَليمان لقد لبثتم في كتاب هللا الى يوم‬:‫ولهذا قرن هللا سبحانه بينهما في قوله‬
‫{ يرفع هللا الذين آمنوا منكم والذين أوتوا العلم‬:‫ وقوله‬.56 ‫البعث فهذا يوم البعث}الروم‬
11‫درجات}المجادلة‬

Artinya:

Berkata Ibnul Qoyyim Al Jauziyyah ‫رحمه هللا‬:


Sebaik-baik apa yang diraih oleh jiwa dan hati adalah apa yang diraih oleh
seorang hamba berupa ketinggian derajat di dunia dan di akhirat, yaitu berupa
‘ilmu dan ‘imaan. Oleh karena itu, Allooh ‫ سبحانه وتعالى‬mendampingkan “Dan
orang-orang yang diberi ‘ilmu dan ‘imaan berkata (kepada orang kaafir),
‘Sungguh kalian telah berdiam (dalam kubur) sesuai ketetapan Allooh ‫سبحانه‬
‫ وتعالى‬sampai hari kebangkitan, maka inilah hari kebangkitan itu” [QS. Ar
Ruum (30) ayat 56] dengan “Allooh akan mengangkat orang-orang yang
beriman dari kalian dan orang-orang yang diberi ‘ilmu beberapa derajat”
[QS Al Mujaadalah (58) ayat 11]

(“Al Fawaa’id”, karya Ibnul Qoyyim Al Jauziyyah)

(5) Haq Allooh dalam ketaatan

ٍ ُ ‫حقُّ هللاِ تَعَالَى فِي ال َّطاع ِة ستَّةُ أ‬:


‫ وهي‬،‫مور‬
1 ‫اإلخَلص فِي العم ِل‬.
ُ
ُ
2 ‫والنَّصيحَة هللِ في ِه‬.
3 ‫سو ِل في ِه‬ َّ ُ‫و ُمتابعَة‬.
ُ ‫الر‬
4 ‫حسان في ِه‬
ِ ‫اإل‬ ْ ‫ش ُهو ُد َم‬
ِ ‫ش َه ِد‬ ُ ‫و‬.
5 ‫علَي ِه‬ َ ِ‫ش ُهو ُد ِمنَّ ِة هللا‬ ُ ‫و‬.
َ
ِ َ‫قصير ِه ِفي ِه بَ ْع َد ذ ِلك‬
6 ‫كل ِه‬ ِ َ ‫وشُهو ُد ت‬.

Artinya:

“Haq Allooh ‫ سبحانه وتعالى‬dalam ketaatan itu ada 6, yaitu:

1. Ikhlash dalam beramal


2. Menasehati Allooh ‫ سبحانه وتعالى‬di dalamnya
3. Mengikuti Rosuulullooh ‫ صلى هللا عليه وسلم‬dalam ta'at
4. Mempersaksikan unsur kebajikan di dalamnya
5. Mempersaksikan karunia Allooh ‫ سبحانه وتعالى‬padanya
6. Mempersaksikan kekurangan dirinya dalam ta'at kepada Allooh ‫سبحانه وتعالى‬.”

("Dzammun Nafsi wal Hawaa", karya Syaikh 'Abdul Haady Hasan Wahby)

(4) An Najaat (Selamat)

‫ قلت يا رسول هللا ما النجاة ؟ قال أمسك عليك لسانك وليسعك بيتك وآبك على‬: ‫عن عقبة بن عامر قال‬
‫خطيئتك‬

Artinya:

Dari 'Uqbah bin 'Aamir ‫ رضي هللا عنه‬berkata, “Aku bertanya kepada Rosuulullooh
‫صلى هللا عليه وسلم‬, apakah An Najaat itu (selamat)?”

Beliau ‫ صلى هللا عليه وسلم‬menjawab: “Hendaknya kamu kendalikan mulutmu,


cukupkan rumahmu dan tangisilah kesalahanmu.”

(Hadits Riwayat Imaam At Turmudzi no: 2406 dan kata beliau ‫ رحمه هللا‬hadits ini
adalah Hasan)

(3) Syari'at Islaam

‫ إن الشريعة مبناها وأساسها على الحكم‬: ‫قال ابن قيم الجوزية في إعَلم الموقعين عن رب العالمين‬
‫ومصالح العباد في المعاش والمعاد وهي عدل كلها ورحمة كلها ومصالح كلها وحكمة كلها‬

Artinya:

Berkata ‘Ulama Ahlus Sunnah Wal Jama’ah yakni Ibnul Qoyyim ‫ رحمه هللا‬:

“Sesungguhnya Syari'at Islaam itu dasar dan bangunannya adalah diatas hikmah
dan untuk kebaikan manusia, baik dalam kehidupan didunia maupun di akherat.
Syari’at itu seluruhnya berupa keadilan dan kasih sayang, kebaikan dan
hikmah.”
(2) Du’a Hari ‘Arofah

‫ َل إله إَل هللا وحده َل شريك له له الملك‬: ‫خير الدعاء دعاء يوم عرفة وخير ما قلت أنا والنبيون من قبلي‬
‫وله الحمد وهو على كل شيء قدير‬

Artinya:

“Sebaik-baik du’a adalah du’a pada hari ‘Arofah, dan sebaik-baik apa yang aku
(Muhammad ‫ )صلى هللا عليه وسلم‬dan para Nabi sebelumku katakan adalah “Laa
Ilaaha Illalloohu Wahdahu Laa Syariikalahu, Lahul Mulku Walahul Hamdu
Wahuwa ‘Alaa Kulli Syai’in Qodiir” (artinya: Tidak ada yang berhak
diibadahi dengan sebenarnya, kecuali hanya Allooh dan tidak ada sekutu
bagi-Nya, milik-Nya segala Kerajaan dan Pujian dan Dia Maha Berkuasa
atas segala sesuatu)”

(Hadits Riwayat Imaam At Turmudzy no: 3585 dari ‘Amr bin Syu’aib dari
ayahnya dari kakeknya ‫)رضي هللا عنهم‬

(1) Keutamaan 10 Hari Awal Dzul Hijjah

Dari Ibnu ‘Abbas ‫رضي هللا عنه‬, Rosuulullooh ‫ صلى هللا عليه وسلم‬bersabda:

َ‫َّللاِ َوَل‬
َّ ‫سو َل‬ ُ ‫ َقالُوا َيا َر‬.‫ يَ ْعنِى أَيَّا َم ا ْلعَش ِْر‬. ‫َّللاِ ِم ْن َه ِذ ِه الَيَّ ِام‬َّ ‫ب إِلَى‬ُّ ‫َما ِم ْن أَيَّ ٍام ا ْلعَ َم ُل الصَّا ِل ُح فِيهَا أ َ َح‬
َ َ
ٍ‫س ِه َو َما ِل ِه فلَ ْم يَ ْر ِج ْع ِم ْن ذ ِلكَ بِش َْىء‬
ِ ‫َّللاِ إَِلَّ َر ُج ٌل َخ َر َج بِنَ ْف‬
َّ ‫سبِي ِل‬َ ‫َّللاِ َقا َل َوَلَ ا ْل ِجهَا ُد ِفى‬
َّ ‫سبِي ِل‬ َ ‫ا ْل ِجهَا ُد فِى‬

“Tidaklah ada hari-hari beramal yang di dalamnya paling dicintai oleh


Allooh kecuali hari-hari ini (sepuluh hari bulan Dzul Hijjah)”.

Para shohabat bertanya: “Ya Rosuulullooh, bagaimana dengan jihad fisabilillah?”


Rosuulullooh ‫ صلى هللا عليه وسلم‬menjawab: “Bahkan dari jihad sekalipun.
Kecuali seseorang keluar (berjihad) dengan jiwa, harta dan jiwanya dan
tidak kembali sedikit pun dari itu”.

(Hadits Riwayat Imaam Abu Daawud no: 2440, Imaam At Turmudzy no: 757 dan
Imaam Ibnu Maajah no: 1727)

TANDA-TANDA BESAR KIAMAT Oleh Dr. Yusuf bin Abdillah bin Yusuf al-Wabil
URUTAN TANDA-TANDA BESAR KIAMAT Kami belum pernah mendapatkan dalil yang
secara jelas menerangkan urutan tanda-tanda besar Kiamat berdasarkan kejadiannya. Semuanya
hanyalah diungkapkan dalam berbagai hadits tanpa urutan, karena urutan penyebutan di
dalamnya sama sekali tidak mengandung arti urutan di dalam kejadian. Ungkapan di dalamnya

Read more →

Pasal Pertama : Al-Mahdi


Pasal Pertama AL-MAHDI Oleh Dr. Yusuf bin Abdillah bin Yusuf al-Wabil Pada akhir zaman
akan keluar seorang laki-laki dari kalangan Ahlul Bait, Allah akan mengokohkan agama Islam
dengannya, dia akan menjadi pemimpin selama tujuh tahun. Bumi akan dipenuhi dengan
keadilan sebagaimana sebelum-nya dipenuhi dengan kezhaliman. Semua umat merasakan
kenikmatan pada masanya dengan kenikmatan yang belum

Read more →

Pasal Pertama : Dalil-Dalil dari as-Sunnah Yang


Menunjukkan Akan Kedatangan al-Mahdi
Pasal Pertama AL-MAHDI Oleh Dr. Yusuf bin Abdillah bin Yusuf al-Wabil 3. Dalil-Dalil dari
as-Sunnah yang Menunjukkan Akan Kedatangannya Telah diriwayatkan berbagai hadits shahih
yang menunjukkan akan munculnya al-Mahdi. Di antara hadits-hadits ini ada yang khusus
menyebutkan tentang al-Mahdi, ada juga yang hanya menyebutkan sifat-sifatnya.[1] Di sini kami
akan menjelaskan sebagian hadits-haditsnya, dan hal itu

Read more →

Pasal Pertama : Dalam Shahiih al-Bukhari Dan Shahiih


Muslim Yang Memiliki Keterkaitan al-Mahdi
Pasal Pertama AL-MAHDI Oleh Dr. Yusuf bin Abdillah bin Yusuf al-Wabil 4. Sebagian Hadits
Dalam Shahiih al-Bukhari dan Shahiih Muslim yang Memiliki Keterkaitan dengan al-Mahdi a.
Diriwayatkan dari Abu Hurairah Radhiyallahu anhu, beliau berkata, “Rasulullah Shallallahu
‘alaihi wa sallam bersabda: ‫ َوإِ َما ُم ُك ْم ِم ْن ُك ْم؟‬،‫ْف أ َ ْنت ُ ْم إِذَا نَزَ َل اِ ْبنُ َم ْريَ َم فِ ْي ُك ْم‬
َ ‫‘ َكي‬Bagaimanakah keadaan kalian
ketika putera Maryam

Read more →

Pasal Pertama : Kemutawatiran Hadits-Hadits Tentang al-


Mahdi
Pasal Pertama AL-MAHDI Oleh Dr. Yusuf bin Abdillah bin Yusuf al-Wabil 5. Kemutawatiran
Hadits-Hadits Tentang al-Mahdi Hadits-hadits yang telah kami sebutkan sebelumnya juga yang
tidak kami nukil pada pembahasan ini -khawatir terlalu panjang- menunjukkan bahwa hadits-
hadits yang menerangkan al-Mahdi memiliki derajat mutawatir ma’nawi (mutawatir secara
makna) dan hal itu telah dinyatakan oleh para imam. Pada

Read more →
Pasal Pertama : Orang Yang Mengingkari Hadits-Hadits
Tentang Al-Mahdi Dan Bantahan Terhadap Mereka
Pasal Pertama AL-MAHDI Oleh Dr. Yusuf bin Abdillah bin Yusuf al-Wabil 7. Orang-Orang
yang Mengingkari Hadits-Hadits Tentang al-Mahdi dan Bantahan Terhadap Mereka Telah kami
ungkapkan sebelumnya hadits-hadits shahih yang merupakan dalil secara qath’i akan
kemunculan al-Mahdi di akhir zaman sebagai seorang hakim dan pemimpin yang adil. Demikian
pula kami telah menukil beberapa pendapat ulama yang

Read more →

Pasal Pertama : Hadits Tidak Ada Al-Mahdi Kecuali ‘Isa


Bin Maryam Dan Bantahannya
Pasal Pertama AL-MAHDI Oleh Dr. Yusuf bin Abdillah bin Yusuf al-Wabil 8. Hadits ‫ي إَِله‬ ُّ ‫َلَ َم ْه ِد‬
‫سـى ْبنُ َم ْريَ َم‬
َ ‫( ِع ْي‬Tidak Ada al-Mahdi Kecuali ‘Isa bin Maryam) dan Bantahannya Sebagian orang
yang mengingkari hadits-hadits tentang al-Mahdi berhujjah dengan hadits yang diriwayatkan
oleh Ibnu Majah, juga al-Hakim dari Anas bin Malik Radhiyallahu anhu, bahwa Rasulullah
Shallallahu ‘alaihi

Read more →

Pasal Kedua : Al-Masih Ad-Dajjal


Pasal Kedua AL-MASIH AD-DAJJAL Oleh Dr. Yusuf bin Abdillah bin Yusuf al-Wabil 1.
Makna al-Masiih Abu ‘Abdillah al-Qurthubi rahimahullah menyebutkan dua puluh tiga pendapat
tentang asal kata tersebut [1]. Sementara penulis kitab al-Qaamuus melanjutkan-nya menjadi
lima puluh pendapat.”[2] Lafazh ini dimutlakkan untuk orang yang benar, juga dimutlakkan
untuk orang yang sesat lagi pendusta. Al-Masih ‘Isa

Read more →

Pasal Kedua : Apakah Dajjal Masih Hidup (Sekarang Ini)?


Dan Apakah Dia Sudah Ada Pada Zaman Nabi ?
Pasal Kedua AL-MASIH AD-DAJJAL Oleh Dr. Yusuf bin Abdillah bin Yusuf al-Wabil 4.
Apakah Dajjal Masih Hidup (Sekarang Ini)? Dan Apakah Dia Sudah Ada Pada Zaman Nabi
Shallallahu ‘alaihi wa Sallam? Sebelum menjawab dua pertanyaan ini, hendaknya kita
mengetahui keadaan Ibnu Shayyad, apakah dia Dajjal atau bukan? Jika Dajjal itu bukan Ibnu
Shayyad, apakah dia

Read more →
Pasal Kedua : 4e. Apakah Ibnu Shayyad Adalah Dajjal
Yang Sesungguhnya?
Pasal Kedua AL-MASIH AD-DAJJAL Oleh Dr. Yusuf bin Abdillah bin Yusuf al-Wabil e.
Apakah Ibnu Shayyad adalah Dajjal yang Sesungguhnya? Telah dijelaskan sebelumnya keadaan
Ibnu Shayyad dan pertanyaan Nabi kepadanya yang menunjukkan bahwa Nabi Shallallahu
‘alaihi wa sallam tidak mengatakan jati diri Ibnu Shayyad secara detail, karena beliau sama
sekali tidak mendapatkan wahyu bahwa dia

Anda mungkin juga menyukai