panjang. Manusia akan melalui 7 tahap alam kehidupan sejak kelahirannya sebelum akhirnya
mendapat kemenangan berkesempatan bertemu dengan Allah di surga atau terpuruk dilembah
neraka.
Setiap tahap ditempuh dalam waktu yang berbeda-beda, mulai dari hitungan beberapa bulan
hingga ribuan tahun. Apa saja ketujuh alam kehidupan manusia yang akan di alami? Simak
penjelasannya.
1.Alam ruh
Hidup manusia dimulai dari alam ruh, waktu dimana Allah mengumpulkan semua ruh manusia
yang akan diturunkan kebumi. Kejadian ini dikisahkan dalam Al-Quran Surat Al-A’raf ayat 173:
“Dan (ingatlah), ketika Tuhanmu mengeluarkan keturunan anak-anak Adam dari sulbi mereka
dan Allah mengambil kesaksian terhadap jiwa mereka (seraya berfirman): “Bukankah Aku ini
Tuhanmu?” Mereka menjawab: “Betul (Engkau Tuhan kami), kami menjadi saksi”. (Kami
lakukan yang demikian itu) agar di hari kiamat kamu tidak mengatakan: “Sesungguhnya kami
(bani Adam) adalah orang-orang yang lengah terhadap ini (keesaan Tuhan)”
2.Alam Rahim
Setelah ruh membuat kesaksian tentang Allah maka setelah itu satu persatu ruh akan
dihembuskan kedalam rahim seorang ibu, sebagaimana dinyatakan dalam Al-Quran Surat Sajdah
ayat 9:
“Kemudian dibentukNya (janin dalam rahim) dan ditiupkan ke dalamnya sebagian dari ruhNya.”
Setelah itu mulailah manusia memasuki tahap alam kedua dari perjalanan hidupnya. Selama
kurang lebih 9 bulan manusia menetap dalam rahim ibu dan kemudian lahir ke dunia menjadi
seorang bayi.
3.Alam dunia
Setelah lahir ke dunia manusia mulai memasuki tahap ketiga dari hidupnya. Manusia hidup di
dunia dengan keberagaman umur, ada yang hidup hanya beberapa saat, ada juga yang hidup
puluhan tahun bahkan ada juga yang lebih dari 100 tahun.
4.Alam Kubur
Kematian seseorang adalah pemutus hubungan manusia dengan kehidupan dunia. Selama dalam
kubur, hanya akan ada amal baik atau buruk yang akan setia menemani hingga di alam kubur.
Kebaikan diyakini akan membawa kebahagian dan ketentraman dialam kubur. Sebaliknya
perbuatan buruk diyakini akan membawa kesengsaraan dialam kubur.
Alam kubur atau yang sering disebut alam barzakh ini adalah masa penantian akan datangnya
alam kebangkitan. Alam kubur akan penuh kesengsaraan bagi kaum pendosa namun penuh
kebahagiaan bagi orang beriman. Alam ini berakhir saat hari kiamat tiba.
5.Hari Kiamat
Peristiwa kiamat atau hari kebangkitan dimulai dengan tiupan sangkakala oleh malaikat Isrofil
yang diikuti hancurnya seluruh kehidupan di jagat raya. Lalu tiupan sangkakala yang kedua
semua mahluk yang pertama hidup sampai hari kiamat, akan dibangkitkan dan dikumpulkan di
padang mahsyar, seperti yang Allah firmankan dalam Al-Quran surat Az-Zumar ayat 68:
“Dan ditiuplah sangkakala, maka matilah siapa yang di langit dan di bumi kecuali siapa yang
dikehendaki Allah. Kemudian ditiup sangkakala itu sekali lagi, maka tiba-tiba mereka berdiri
menunggu (putusannya masing-masing).”
Hari hisab adalah dimana setiap orang diadili, ditimbang prbuatan baik dan buruknya dan tidak
ada satupun yang luput dari pemeriksaan. Orang yang semasa hidupnya selalu berbuat baik akan
menerima raport kehidupannya dengan tangan sebelah kanan. Sedangkan orang yang selalu
buruk maka ia akan menerima kitab raport dari arah belakang, sembari mengeluh dan berkeluh
kesah. Susana tersebut dilukiskan dalam Al-Quran Surat Al-Insyiqaq ayat 7-12.
7.Hari Pembalasan
Setelah setiap manusia menerima raport, manusia akan diperintahkan menempuh perjalanan
menuju tempat yang kekal abadi, yang sudah disiapkan untuk sejak dahulu kala. Orang raport
hijau dengan mudah dapat melalui lembah neraka. Mereka orang-orang baik ini akan sampai di
surga abadi dengan penuh kegembiraan disambut oleh penduduk surga dengan pesta
meriah,hidup kekal selamanya disana. Sebalikya, orang-orang dengan raport merah akan terjatuh
dan terpuruk dilembah neraka dan disiksa dengan siksaan yang amat pedih.
Cara hidup manusia di dunia akan menentukan kehidupan selanjutnya di alam lain. perbuatan
kebaikan akan memudahkan hidup di alam kubur dan di hari pembalasan kelak. Begitu juga
sebaliknya, keburukan akan membawanya pada kesengsaraan di alam kubur dan di alam akhirat
98 HADIS SOHIH BERKAITAN AKHIR ZAMAN
Selain dari buku yang disusun oleh Al Fadhil Ustaz Abu Ali al Banjari an Nadwi (Ahmad Fahmi
Zamzam) ditambah beberapa hadits yang terdapat dalam kitab as-Sunnah, alhamdullilah saya
mengumpulkan 98 tentang kondisi akhir zaman dari para perawi hadits shahih, diantara hadist-
hadits ini masih sebahagian kecil, bahkan mungkin masih banyak tentang hadits-hadits nubuat
akhir zaman ini. Maafkan apabila saya tidak dapat menemukan yang lainnya, karena
keterbatasan wawasan dan waktu saya. Adapun intisari dalam perkataan Rasulullah SAW dalam
as-Sunnah (hadits-hadits ini) sebagian besar telah tercermin dari situasi dan kondisi saat ini,
wallahu alam bishowab.
Adapun perkataan Rasulullah SAW berdasarkan beberapa hadits riwayat, kondisi di akhir zaman
diantara yaitu :
1. Takwa dan perpaduan asas keselamatan di akhir zaman
Dari Abi Nijih ‘Irbadh bin Sariyah r.a. ‘Rasullullah saw telah menasihati kami dengan satu
nasehat yang menggetarkan hati kami dan menitik air mata kami ketika mendengarnya, lalu kami
berkata, ‘Ya Rasulullah! Seolah-olah ini adalah nasihat yang terakhir, maka berilah pesan kepada
kami.’ Lalu baginda pun bersabda, ‘Aku berwasiat akan kamu supaya sentiasa bertakwa kepada
Allah swt. dan mendengar serta taat (kepada pemimpin) sekalipun yang memimpin kamu itu
hanya seorang hamba. Sesungguhnya sesiapa yang panjang umurnya diantara kamu pasti ia akan
melihat banyak perselisihan. Maka hendaklah kamu berpegang teguh dengan sunnahku dan
sunnah para khulafa ar Rasyidin al Mahdiyin (khalifah-khalifah yang mengetahui kebenaran dan
mendapat petunjuk ke jalan yang benar) dan gigitlah sunnah-sunnah itu dengan gigi geraham dan
jauhilah perkara-perkara yang baru (bid’ah) yang diada-adakan, kerana sesungguhnya tiap-tiap
bid’ah itu adalah sesat.’ (HR. Abu Daud dan Tirmizi)
Dari Tsauban r.a. Rasulullah saw. bersabda; ‘Hampir tiba suatu masa di mana bangsa-bangsa dan
seluruh dunia akan datang mengerumuni kamu bagaikan orang-orang yang hendak makan
mengerumuni talam hidangan mereka.’ Maka salah seorang sahabat bertanya, ’Apakah karena
jumlah kami sedikit pada masa itu?’ Nabi saw. menjawab, ‘Bahkan kamu pada hari itu banyak
sekali, tetapi kamu umpama buih di waktu banjir, dan Allah akan mencabut rasa takut terhadap
kamu dari hati musuh-musuh kamu, dan Allah akan mencampakkan ke dalam hati kamu
penyakit wahan. Seorang sahabat bertanya, ‘Apakah wahan itu hai Rasulullah?’ Nabi saww.
nenjawab, ‘Cinta pada dunia dan takut pada mati.’ (HR. Abu Daud)
Dari Abdullah bin Amr bin ‘Ash r.a. Rasulullah saw. bersabda, ‘Bahwasanya Allah swt. tidak
mencabut (menghilangkan) ilmu dengan sekaligus dari (dada) manusia, tetapi Allah swt.
menghilangkan ilmu itu dengan mematikan alim ulama. Maka apabila sudah ditiadakan alim
ulama, orang ramai akan memilih orang-orang yang jahil sebagai pemimpin mereka. Maka
apabila pemimpin yang jahil itu ditanya, mereka akan berfatwa tanpa ilmu pengetahuan. Mereka
sesat dan menyesatkan orang lain.’ (HR. Muslim)
Dari Abu Sa’id Al-Khudri r.a. Bahawasanya Rasulullah saw. bersabda, ‘Kamu akan mengikuti
jejak langkah umat-umat sebelum kamu, sejengkal demi sejengkal, sehasta demi sehasta,
sehingga jikalau mereka masuk ke lubang biawak pun kamu akan mengikuti mereka.’ Sahabat
bertanya, ‘Ya Rasulullah! Apakah Yahudi dan Nasrani yang kau maksudkan?’ Nabi saww.
menjawab, ‘Siapa lagi kalau bukan mereka’. (HR. Muslim)
Dari Miqdam bin Ma’dikariba r.a. Rasulullah saw. bersabda, ‘Hampir tiba suatu masa di mana
seorang lelaki yang sedang duduk bersandar di atas katilnya, lalu disampaikan orang kepadanya
sebuah hadis daripada hadisku maka ia berkata, ‘Pegangan kami dan kamu hanyalah kitabullah
(al-Quran) saja. Apa yang di halalkan oleh al-Quran kami halalkan. Dan apa yang ia haramkan
kami haramkan’. Kemudian Nabi saw. melanjutkan sabdanya, ‘Padahal apa yang diharamkan
oleh Rasulullah saw. samalah hukumnya dengan apa yang diharamkan oleh Allah swt.’ (HR.
Abu Daud)
7. Golongan yang senantiasa menang
Dari Mughirah bin Syu’ bah r.a. Rasulullah saw. bersabda, ‘Sentiasa di kalangan kamu ada
golongan yang berjaya (dalam perjuangan mereka), sehingga sampailah suatu saat yang
dikehendaki oleh Allah swt. Mereka sentiasa berjaya.’ (HR. Bukhari)
Dari Abu Hurairah r.a. Rasulullah saw. bersabda, ‘Umat ku akan ditimpa penyakit-penyakit yang
pernah menimpa umat-umat dahulu’. Sahabat bertanya, ‘Apakah penyakit-penyakit umat-umat
terdahulu itu?’ Nabi saww. menjawab, ‘penyakit-penyakit itu ialah : (1). hura-hura / senda gurau
(2). bermewah-mewah (3). menimbun harta sebanyak mungkin, (4). tipu menipu dalam merebut
harta benda dunia, (5) saling memarahi, (6) hasut menghasut sehingga jadi zalim menzalimi.’
(HR. Hakim)
Dari Abu Hurairah r.a. Bersabda Rasulullah saw, ‘Islam tersebar dalam keadaan asing. Dan ia
akan kembali asing. Maka beruntunglah orang-orang yang asing.’ (HR. Muslim)
Dari Ali bin Abi Thalib r.a. Rasulullah saw. berada di dalam masjid. Tiba-tiba datang Mus’ab
bin Umair r.a. dan tiada di atas badannya kecuali hanya sehelai selendang yang membalut
dengan kulit. Tatkala Rasulullah saww. melihat kepadanya baginda menangis dan meneteskan
air mata karena mengenangkan kemewahan Mus’ab ketika berada di Mekkah dahulu (karena
sangat dimanjakan oleh ibunya) dan karena memandang nasib Mus’ab sekarang (ketika berada di
Madinah sebagai seorang Muhajirin yang terpaksa meninggalkan segala harta benda dan
kekayaan di Mekkah). Kemudian Nabi Muhammad saww. bersabda, ‘Bagaimanakah keadaan
kamu pada suatu saat nanti, pergi di waktu pagi dengan satu pakaian, dan pergi di waktu petang
dengan pakaian yang lain pula. Dan bila diangkatkan satu hidangan diletakan pula satu hidangan
yang lain. Dan kamu menutupi (menghias) rumah kamu sepertimana kamu memasang kelambu
Ka’bah?’. Maka jawab sahabat, ‘Wahai Rasulullah, tentunya di waktu itu kami lebih baik
daripada di hari ini. Kami akan beribadat saja dan tidak usah mencari rezeki.’ Lalu Nabi saww.
bersabda, ‘Tidak! Keadaan kamu di hari ini adalah lebih baik daripada keadaan kamu di hari itu’.
(HR. Tirmizi)
Dari Abu Hurairah r.a. Rasulullah saw. bersabda, ‘Tidaklah akan terjadi kiamat, sehingga kaum
Muslimin memerangi kaum Yahudi sehingga kaum Yahudi itu bersembunyi di balik batu dan
pohon kayu, lalu batu dan pohon kayu itu berkata, (Hai orang Islam, inilah orang Yahudi ada
dibelakang saya. Kemarilah! Dan bunuhlah ia!’, kecuali pohon gharqad (semacam pohon pinus
yang berduri), kerana sesungguhnya pohon itu adalah dari pohon Yahudi (oleh sebab itulah ia
melindunginya)’. (HR. Bukhari dan Muslim)
12. Sifat Amanah akan hilang sedikit demi sedikit
Dari Huzaifah bin Al-Yaman r.a. Rasulullah saw. pernah memberitahu kami dua buah hadis
(mengenai dua kejadian yang akan berlaku). Yang pertama sudah saya lihat sedang yang kedua
saya menanti-nantikannya. Rasulullah saw. memberitahu bahwasanya amanat itu turun ke dalam
lubuk hati orang-orang tertentu. Kemudian turunlah al Quran. Maka orang-orang itu lalu
mengetahuinya melalui panduan al Quran dan mengetahuinya melalui panduan as-Sunnah.
Selanjutnya Rasulullah saw, menceritakan kepada kami tentang hilangnya amanah, lalu beliau
bersabda, ‘Seseorang itu tidur sekali tidur, lalu diambillah amanah itu dari dalam hatinya,
kemudian tertinggallah bekasnya seperti bekas yang ringan saja. Kemudian ia tertidur pula, lalu
diambillah amanah itu dari dalam hatinya, maka tinggallah bekasnya seperti lepuh di tangan
(mengelembung di tangan dari bekas bekerja berat seperti menggunakan kapak atau cangkul).
Jadi seperti bara api yang kau gilingkan dengan kakimu, kemudian mengelembunglah ia dan
engkau melihat ia meninggi, padahal tidak ada apa-apa.’ Ketika Rasulullah saww. menceritakan
hadits ini beliau mengambil sebiji batu kecil (batu kerikil) lalu menggilingkannya dengan
kakinya.
‘Kemudian pagi hari (jadilah) ramai ramai berjual beli, maka hampir tak seorangpun yang suka
menunaikan amanah, hingga terucap perkataan bahwa di kalangan Bani Fulan (di kampung
tertentu) itu ada seorang yang sangat baik memegang amanah, sangat terpercaya dan ramai orang
mengatakan, ‘Alangkah tekunnya dalam bekerja, alangkah indahnya pekerjaannya dan alangkah
cerdik pula otaknya.’ Padahal di dalam hatinya sudah tiada lagi keimanan sekali pun hanya
seberat timbangan biji sawi.’
‘Maka sesungguhnya telah tiba masanya saya pun tidak memperdulikan manakah di antara kamu
semua yang saya hendak bermubaya’ah (berjual beli). Jikalau ia seorang Islam, maka
agamanyalah yang akan mengembalikan kepadaku (maksudnya agamanyalah yang dapat
menahannya dari khianat).
Dan jikalau ia seorang Nasrani atau Yahudi, maka pihak yang bertugaslah yang akan
menggembalikannya kepadaku (maksudnya jika dia seorang Nasrani atau Yahudi maka orang
yang memegang kekuasaan/pemerintahlah yang dapat menbantu aku untuk mendapatkan semua
hak-hakku daripadanya). Ada pun pada hari ini maka saya tidak pernah berjual beli dengan kamu
semua kecuali dengan Fulan dan Fulan (orang-orang tertentu saja).’ (HR. Bukhari dan Muslim)
13. Orang yang baik berkurang sedang yang jahat bertambah banyak
Dari Aisyah r.a. Rasulullah saw. bersabda, ‘Tidak akan tiba hari kiamat sehingga anak menjadi
sumber kemarahan (bagi ibu bapanya) dan hujan akan menjadi panas (hujan akan berkurang dan
cuaca akan menjadi panas) dan akan bertambah banyak orang tercela dan akan berkurang orang
yang baik dan anak-anak menjadi berani melawan orang-orang tua dan orang yang jahat berani
melawan orang-orang baik.’ (HR. Thabrani)
Dari Abu Hurairah r.a. Rasulullah saw. bersabda, ‘Ada dua golongan yang akan menjadi
penghuni neraka yang belum lagi aku melihat mereka. Pertama, golongan (penguasa) yang
mempunyai cemeti-cemeti bagaikan ekor lembu yang digunakan untuk memukul orang. Kedua,
perempuan yang berpakaian tetapi bertelanjang, berlenggang lenggok waktu berjalan,
mengayun-ayunkan bahu. Kepala mereka (sanggul di atas kepala mereka) bagaikan punuk unta
yang senget. Kedua-dua golongan ini tidak akan masuk surga dan tidak akan dapat mencium bau
wanginya. Sesungguhnya bau wangi surga itu sudah tercium dari perjalanan yang sangat jauh
darinya.’. (HR. Muslim)
Dari Abu Hurairah r.a. Bersabda Rasulullah saw, ‘Akan datang suatu zaman seseorang tidak
memperdulikan dari mana ia mendapatkan harta, apakah dari sumber yang halal atau pun
haram.’(HR. Muslim)
Dari Abu Hurairah r.a. Rasulullah saw. bersabda, ‘Akan tiba suatu zaman, tidak ada seorang juga
pun kecuali ia terlibat dalam memakan harta riba. Kalau ia tidak memakan secara langsung, ia
akan terkena juga debu-debunya.’ (HR. Ibnu Majah)
Dari Abu Malik Al-Asy’ari r.a Rasulullah saw. bersabda, ‘Sesungguhnya ada sebahagian dari
umatku yang akan meminum khamar dan mereka menamanya dengan nama yang lain (mereka
meminum) sambil dialunkan dengan bunyi muzik dan suara artis-artis. Allah swt. akan
menenggelamkan mereka ke dalam bumi (dengan gempa) dan Allah swt. akan merobah mereka
menjadi kera atau babi.’ (HR. Ibnu Majah)
19. Perempuan lebih banyak daripada laki-laki
Dari Anas r.a. “Akan aku ceritakan kepada kamu sebuah hadits yang tidak ada orang lain yang
akan menceritakannya setelah aku. Aku mendengar Rasulullah saw. bersabda, ‘Di antara tanda
kiamat ialah sedikit ilmu, banyak kejahilan, berlaku banyak perzinaan, ramai kaum perempuan
dan sedikit kaum lelaki, sehingga nantinya seorang lelaki akan mengurus lima puluh orang
perempuan.” (HR. Bukhari dan Muslim)
20. Hamba menjadi tuan dan berlomba-lomba mendirikan bangunan pencakar langit
Dari Umar bin al-Khattab r.a. (dalam sebuah hadis yang panjang), kemudian Jibril bertanya
kepada Rasulullah saw., ‘Maka khabarkan kepada ku tentang hari qiamat?’. Lalu Nabi saw.
menjawab, ‘Orang yang ditanya tiada lebih mengetahui daripada orang yang bertanya.’ Maka
Jibrail lalu berkata, ‘Kalau begitu cuba khabarkan kepada ku tanda-tandanya.’ maka Nabi saww.
menjawab, ‘Bahwa hamba akan melahirkan tuannya dan engkau melihat orang berjalan tanpa
kasut dan orang yang bertelanjang lagi miskin yang hanya mengembala kambing itu berlumba-
lumba untuk membuat bangunan. (HR. Muslim)
Dari Anas r.a. Bersabda Rasulullah saww., ‘Akan ada di akhir zaman ahli ibadat yang jahil dan
ulama yang fasik’. (HR. Ibnu Ady)
22: Orang yang berpegang dengan agamanya seperti memegang bara api
Dari Anas r.a. Rasulullah saw. bersabda, ’Akan datang kepada umat ku suatu zaman di mana
orang yang berpegang kepada agamanya laksana menggenggam bara api.’
(HR. Tirmizi)
Dari Abu Hurairah r.a. Rasulullah saw. bersabda. ‘Akan datang kepada manusia tahun-tahun
yang tandus (kemarau panjang). Dan pada waktu itu orang yang berdusta dikatakan benar dan
orang yang benar dikatakan berdusta. Orang khianat akan disuruh memegang amanah dan orang
yang amanah dikatakan pengkhianat. Dan yang berpeluang bercakap hanyalah golongan
Ruwaibidhah’. Sahabat bertanya, ‘Apakah Ruwaibidhah itu hai Rasulullah?’ Nabi saw.
menjawab, ‘Orang yang kerdil (pen. penghasut) dan sebenarnya hina dan tidak mengerti urusan
orang banyak.’ (HR. Ibnu Majah)
Dari Abu Hurairah r.a., Rasulullah saw. bersabda, ‘Hari kiamat tidak akan terjadi sehingga
melimpah ruah harta benda dan timbul fitnah (ujian kepada keimanan) dan banyak berlaku ‘al-
Harj’’. Sahabat bertanya, ‘Apakah al-Hajr itu hai Rasulallah?’ Nabi saw. menjawab, ‘Peperangan
demi peperangan demi peperangan’. (HR. Ibnu Majah)
25. Waktu akan menjadi singkat
Dari Anas bin Malik r.a. Rasulullah saw. bersabda, ‘Tidak akan terjadi kiamat sehingga waktu
menjadi singkat maka setahun dirasakan seperti sebulan dan sebulan dirasakan seperti seminggu
dan seminggu dirasakan seperti sehari dan sehari dirasakan seperti satu jam dan satu jam
dirasakan seperti satu petikan ap’. (HR. Tirmizi)
Dari Ibnu Omar r.a. berkata: ‘Pada suatu masa dibawa ke hadapan Rasulullah saw. sepotong
emas. Dan emas itu adalah emas zakat yang pertama sekali dikutip. Emas itu telah dibawa oleh
Bani Sulaim dari tempat tambang (galian) mereka. Maka sahabat berkata: “Hai Rasulullah! Emas
ini adalah hasil dari galian kita’. Lalu Nabi saw. menjawab, ‘Nanti kamu akan dapati banyak
galian-galian (tambang), dan yang akan menguruskannya adalah orang-orang yang jahat.’ (HR.
Baihaqi)
Dari Abu Hurairah r.a. Bersabda Rasulullah saw, ‘Tak akan terjadi kiamat hingga Tanah Arab
(yang tandus itu) menjadi lembah yang subur dan dialiri sungai-sungai’. (HR. Muslim). (ket:
sekarang tanah Arab yang tandus mulai menghijau oleh pepohonan yang setiap hari disiram,
disediakan satu keran air untuk satu pohon)
Dari Abu Hurairah r.a. Rasulullah saw. bersabda, ‘Bersegeralah kamu beramal sebelum
menemui fitnah (ujian berat terhadap iman) seumpama malam yang sangat gelap. Seseorang
yang masih beriman di waktu pagi, kemudian pada waktu petang dia sudah menjadi kafir, atau
(Syak Perawi Hadits) seseorang yang masih beriman di waktu petang, kemudian pada esok
harinya, dia sudah menjadi kafir. Ia telah menjual agamanya dengan sedikit dari harta benda
dunia.’ (HR. Muslim)
Dari Ma’qil bin Yasar ra. Rasulullah saw bersabda, ‘Beribadat di saat-saat huru hara (dunia
kacau bilau) adalah seperti berhijrah kepadaku.’ (HR. Muslim)
Dari Abu Hurairah r.a. Rasulullah saw. bersabda, ‘Tidak terjadi hari kiamat sehingga Sungai
Furat (Sungai Euphrates yaitu sebuah sungai yang ada di lrak) menjadi surut airnya sehingga
nampak sebuah gunung emas. Ramai orang yang berperang untuk merebutkannya. Maka
terbunuh sembilan puluh sembilan dari seratus orang yang berperang. Dan masing-masing yang
terlibat berkata, ‘Mudah-mudahan akulah yang selamat itu.’ Di dalam riwayat lain disebutkan,
‘Sudah dekat suatu masa dimana sungai Furat akan menjadi surut airnya lalu nampak
perbendaharaan emas, maka barangsiapa yang hadir di situ janganlah ia mengambil sesuatupun
daripada harta itu.’ (HR. Bukhari dan Muslim)
Dari Salamah binti al-Hurr r.a. Rasulullah saw. bersabda, ‘Akan datang suatu zaman, orang
ramai berdiri tegak beberapa masa. Mereka tidak segera mulai shalat berjamaah karena tidak
mendapatkan orang yang dapat menjadi imam.’ (HR. Ibnu Majah)
Dari Sahl bin Saad as-Saaidi r.a. Rasulullah saw. bersabda, ‘Ya Allah! Jangan kau temukan aku
dan mudah-mudahan kamu (sahabat) tidak bertemu dengan suatu masa di mana para ulama
sudah tidak diikuti lagi, dan orang yang penyantun sudah tidak disegani lagi. Hati mereka seperti
hati orang Ajam (pada fasiknya), lidah mereka seperti lidah orang Arab (pada fasihnya).’ (HR.
Ahmad)
Dari Ali bin Abi Thalib r.a. Rasulullah saw. bersabda, ‘Sudah hampir sampai suatu masa di mana
tidak tinggal lagi daripada Islam ini kecuali hanya namanya, dan tidak tinggal daripada Al-Quran
itu kecuali hanya tulisannya. Masjid-masjid mereka terbangun indah, tetapi ia kosong daripada
hidayah. Ulama mereka adalah sejahat-jahat makhluk yang ada di bawah kolong (naungan)
langit. Dari mereka berawal fitnah, dan kepada mereka fitnah ini akan kembali.’ (HR. Baihaqi)
Dari Huzaifah bin al-Yaman r.a. Rasulullah saw. bersabda, ‘Islam akan luntur (lusuh) seperti
lusuhnya corak (warna-warni) pakaian (bila ia telah lama dipakai), sehingga (sampai suatu masa
nanti) orang sudah tidak mengerti apa yang dimaksudkan dengan puasa, dan apa yang
dimaksudkan dengan shalat dan apa yang dimaksudkan dengan nusuk (ibadat) dan apa yang
dimaksudkan dengan sedekah. Dan al-Quran akan dihilangkan kesemuanya pada satu malam
sahaja, maka (pada esok harinya) tidak tinggal dipermukaan bumi daripadanya walau pun hanya
satu ayat. Maka yang tinggal hanya beberapa kelompok daripada manusia, diantaranya orang-
orang tua, laki-laki dan perempuan. Mereka hanya mampu berkata, ‘Kami sempat menemui
nenek moyang kami memperkatakan kalimat “La ilaha illallah”, lalu kami pun mengatakannya
juga’. Maka berkata Shilah (perawi hadis dari Huzaifah), ‘Apa yang dapat dilakukan oleh La
ilaha illallah (apa gunanya La ilaha illallah) terhadap mereka, sedangkan mereka sudah tidak
memahami apa yang dimaksudkan dengan shalat, puasa, nusuk, dan sedekah?’ Maka Huzaifah
memalingkan muka darinya (Shilah yang bertanya). Kemudian Shilah mengulangi pertanyaan itu
tiga kali. Maka Huzaifah memalingkan mukanya pada setiap kali pertanyaan Shilah itu.
Kemudian Shilah bertanya lagi sehingga akhirnya Huzaifah menjawab, ‘Kalimat itu dapat
menyelamatkan mereka daripada api neraka’ (Huzaifah mengatakan jawapan itu tiga kali). (HR.
Ibnu Majah)
Dari Ibnu Omar r.a. Rasulullah saw. bersabda, ‘Wahai kaum Muhajirin, lima perkara kalau kamu
telah mengerjakannya, maka tiada kebaikan lagi bagi kamu. Dan aku berlindung dengan Allah
swt., semoga kamu tidak menemui masa itu. Perkara-perkara itu ialah :
1. Tiada terlihat (nampak) perzinaan pada suatu kaum sehingga mereka berani berterus terang
melakukannya, kecuali mereka akan ditimpa penyakit Tha’un yang cepat merebak di kalangan
mereka dan mereka akan ditimpa penyakit-penyakit yang belum pernah menimpa umat-umat
yang telah lalu.
2. Dan tiada mereka mengurangkan jumlah dan timbangan, kecuali mereka akan diberi bencana
dengan kemarau dan susah mencari rezeki dan kezaliman di kalangan pepimpin mereka.
3. Dan jika mereka menahan zakat harta benda akan ditahan untuk mereka air hujan dari langit.
Jikalau tak ada binatang (yang juga hidup diatas permukaan bumi ini) tentunya mereka tidak
akan diberi hujan oleh Allah swt.
4. Dan jika mereka mungkir akan janji Allah dan Rasulnya maka Allah akan menguasakan ke
atas mereka musuh mereka, maka musuh itu merampas sebahagian daripada apa yang ada di
tangan mereka.
5. Dan bila para pemimpin mereka tidak melaksanakan hukum Allah yang terkandung dalam al-
Quran dan tidak mau menjadikannya sebagai pilihan, maka (di saat ini) Allah akan menjadikan
peperangan di kalangan mereka sendiri,’ (HR. Ibnu Majah)
Dari Anas bin Malik r.a. Rasulullah saw. bersabda, ‘Tidak terjadi hari kiamat sehingga umat ku
bermegah-megah (dengan bangunan) masjid.’ (HR. Abu Daud)
Dari Abu Hurairah ra. Rasulullah saw. bersabda, ‘Akan timbul di akhir zaman orang-orang yang
mencari keuntungan dunia dengan menjual agama. Mereka menunjukkan kepada orang lain
pakaian yang dibuat daripada kulit kambing (berpura-pura zuhud dari dunia) untuk mendapat
simpati orang ramai, dan percakapan mereka lebih manis daripada gula. Padahal hati mereka
adalah hati serigala (mempunyai tujuan-tujuan yang jahat). Allah swt. berfirman kepada mereka,
‘Apakah kamu tertipu dengan kelembutanKu?, Ataukah kamu terlampau berani berbohong
kepadaKu?. Demi kebesaranKu, Aku bersumpah akan menurunkan suatu fitnah yang akan
terjadi di kalangan mereka sendiri, sehingga orang yang alim (cendikiawan) pun akan menjadi
bingung (dengan sebab fitnah itu).’(HR. Tirmizi)
Dari ‘Auf bin Malik r.a. Rasulullah saw. bersabda, ‘Umat Yahudi terpecah-belah menjadi 71
golongan, maka hanya satu golongan saja yang masuk surga dan yang 70 lagi akan masuk
neraka. Umat Nasrani telah berpecah-belah menjadi 72 golongan, maka 71 golongan masuk
neraka dan hanya satu golongan saja yang masuk surga. Demi Tuhan yang diriku didalam
kekuasaannya, umatku akan terpecah belah menjadi 73 golongan, hanya satu golongan sahaja
yang masuk surga dan 72 lagi akan masuk neraka. Sahabat bertanya, mana yang selamat?’ Nabi
saww. menjawab, ‘Mereka adalah jamaah’. (HR. Ibnu Majah)
Dari Abu Hurairah r.a.. Ia berkata bahwasanya Rasulullah saw. telah bersabda, ‘ Kaum Yahudi
telah terpecah menjadi tujuh puluh satu (71) golongan atau tujuh puluh dua (72) golongan, kaum
Nasrani telah terpecah menjadi tujuh puluh satu (71) atau tujuh puluh dua (72) golongan, dan
umatku akan terpecah menjadi tujuh puluh tiga (73) golongan.”
42. Datangnya zaman tak berhati nurani
Dari Hudzdaifah r.a. Ia berkata bahawasanya Rasulullah saw. bersabda, ‘Kelak akan kalian
temukan suatu zaman, dimana pada zaman tersebut tiada sesuatu-pun yang lebih sulit dari pada
tiga perkara, yaitu uang dirham yang halal, atau saudara yang setia, atau sunnah yang
diamalkan.” (HR. Thabrani).
Dari Abu Hurairah r.a. Nabi Muhammad saw. bersabda, ‘Akan datang kepada manusia suatu
zaman, di zaman tersebut seseorang tidak memperdulikan lagi harta yang di perolehnya, apakah
dari hasil yang halal ataukah dari hasil yang haram.” (HR. Bukhari).
44. Mandat di tangan orang yang bukan ahlinya, dan banyaknya orang yang menyia-nyiakan
amanat
Dari Abu Hurairah r.a. Ia berkata, ‘Ketika Rasulullah saw. sedang menyampaikan ceramahnya di
hadapan suatu kaum pada salah satu majelis, datanglah seseorang dari perkampungan arab.
Orang itu berkata, ‘Kapankah kiamat itu?’ Rasullullah saaw. terus bersabda, lalu sebagian kaum
berkata, ‘Beliau mendengar apa yang dikatakan olehnya, namun beliau benci terhadap apa yang
dikatakan itu.’ Dan sebagian dari mereka berkata, ‘Namun beliau tidak mendengarnya.’ Setelah
beliau selesai berbicara, maka beliau bersabda, ‘Di manakah gerangan yang orang yang bertanya
tentang kiamat ?’ Seseorang menyahut, ‘Saya, ya Rasulullah.’ Beliau bersabda, ’Apabila amanat
itu di sia-siakan, maka nantikanlah kiamat.’ Si penanya bertanya kembali, ‘Bagaimana menyia-
nyiakan amanat itu?’ Beliau bersabda, ‘Apabila perkara (urusan) diserahkan kepada selain
ahlinya, maka nantikanlah kiamat.’ (HR. Bukhari)
Dari Anas bin Malik r.a. Ia berkata bahwasanya Rasulullah saw bersabda,’ Sesungguhnya,
sebagian dari tanda-tanda kiamat adalah terangakatnya (hilangnya) ilmu, tetapnya kebodohan,
diminumnya khamar, tampaknya perzinaan, banyaknya wanita, dan sedikitnya laki-laki sampai
lima puluh wanita berbanding satu laki-laki.” (HR. Bukhari).
Dari Ibnu Abbas r.a. Ia berkata bahwasanya Rasulullah saw. bersabda,’Bencana agama ada tiga.
Yaitu ahli fiqh yang durhaka, imam yang zhalim, dan mujtahid yang bodoh (tidak mengerti
masalah agama).” (HR. Dailami).
“Kelak akan terjadi banyak fitnah. Pada zaman tersebut, banyak yang duduk lebih baik dari pada
orang yang berdiri, dan orang yang berdiri lebih baik dari pada orang yang berjalan, serta orang
yang berjalan lebih baik dari pada orang yang berlari.” (HR. Bukhari dan Muslim).
48. Datangnya masa yang penuh dengan penguasa zalim
Dari Abi Salalah r.a. Ia berkata bahwasanya Rasulullah saw. bersabda, ‘Kelak akan ada para
imam yang menguasai rezeki kalian. Mereka bebicara kepada kalian tetapi berdusta, Mereka
bekerja tetapi mencaci maki pekerjaan itu. Mereka selalu merasa tidak puas sebelum kalian
menganggap baik perbuatan buruk mereka dan membenarkan kedustaan mereka. Maka,
berikanlah kepada mereka perkara yang haq selagi mereka rela dengan perkara yang haq itu.
Siapa saja yang terbunuh demi mempertahankan perkara yang haq, maka ia mati syahid.” (HR.
Thabrani).
Dari Abu Hurairah r.a. Ia berkata bahwa Rasulullah saw. bersabda,‘Kiamat itu tidak terjadi
sampai ilmu dicabut, banyak hura-hura, waktu terasa berdekatan (terasa pendek), munculnya
fitnah-fitnah, banyaknya kekacauan yaitu pembunuhan, sehingga banyaknya harta benda
padamu, maka harta benda tersebut menjadi berlimpah ruah.’ (HR. Bukhari).
‘Sesungguhnya, diantara tanda-tanda kiamat adalah apabila salam penghormatan itu hanya
(diucapkan) kepada sahabat atau orang yang dikenalnya.’ Dalam riwayat yang lain, ‘Ucapan
salam seorang lelaki kepada lelaki (lain) tidak dijawab salamnya, kecuali kepada orang yang
sudah dikenal atau sahabat.’
‘Kalian akan menjumpai manusia bagaikan benda-benda logam, yaitu orang-orang yang terpilih
di zaman jahiliah, terpilih juga di zaman Islam (apabila mereka masuk Islam). Dan, kalian akan
menjumpai sebaik-baik manusia, yaitu orang yang paling benci terhadap Islam (sebelum mereka
masuk Islam), setelah masuk islam. Dan, kalian akan menjumpai seburuk-buruk manusia kelak
di hari kiamat di sisi Allah, yaitu orang-orang bermuka dua, dan kepada golongan yang lainnya
dengan muka yang lain.’ (HR. Bukhari dan Muslim).
‘Sesungguhnya, termasuk tanda-tanda kiamat ketika seorang lelaki melewati (masuk) masjid,
namun tidak melaksanakan shalat dua rakaat didalamnya.’ (HR. Ibnu Khuzaimah).
Dari Sa’ad bin Abi Waqqash r.a. Ia berkata bahwasanya Nabi saww. bersabda, ‘Aku meminta
tiga perkara kepada Tuhan, tapi dia memberiku hanya dua perkara dan yang satu perkara lagi
tidak dikabulkan. Aku meminta kepada Tuhanku hendaknya Dia tidak membinasakan umatku
dengan paceklik, maka dia memenuhi permintaanku itu. Aku meminta kepada-Nya untuk tidak
membinasakan umatku dengan tenggelam (banjir), maka dia memenuhi permintaanku. Aku
meminta kepada-Nya hendaknya dia tidak menjadikan peperangan diantara sesama mereka,
namun dia menolak permintaanku itu.’ (HR. Bukhari dan Muslim).
56. Orang menjadi terlena ketika dekat dengan penguasa dan memiliki banyak harta (lupa diri)
Dari Ubaid bin Umair r.a. Ia berkata bahwasanya Nabi saww. bersabda, ‘Tidaklah seseorang
semakin dekat kepada penguasa melainkan ia semakin jauh dari Allah swt., dan tidak sekali-kali
ia makin bertambah pengikutnya melainkan semakin bertambah pula setannya, serta tidak sekali-
kali ia semakin bertambah hartanya melainkan bertambah ketat pula perhitungan (hisab) nya.’
(HR. Ahmad).
‘Sesungguhnya, Dajjal akan keluar dan ia membawa air dan api. Adapun yang dilihat manusia
sebagai air, sebenarnya adalah api yang dapat membakar. Sedangkan yang dilihat manusia
sebagai api, sebenarnya adalah air tawar yang sejuk. Karena itu, barang siapa diantara kalian
sempat bertemu dengannya, maka hendaklah ia memilih yang terlihat sebagai api, sebab
sesungguhnya itu adalah air sejuk yang tawar lagi baik.’ (HR. Bukhari).
58. Munculnya orang mukmin yang tidak lebih mulia dari hewan
Dari Anas r.a. Ia berkata bahwa Rasulullah saww. bersabda, ‘Kelak akan datang suatu zaman
atas manusia, disaat itu ada orang mukmin lebih hina dari pada kambingnya.’ (HR. Ibnu Asakir).
Dari Anas r.a. Bahwasanya Rasulullah saw bersabda, ‘Celakalah umatku disebabkan ulama yang
buruk.’ (HR. Al-Hakim).
‘Celakalah orang-orang yang tidak memiliki pengetahuan tentang agama, dan celaka pulalah
orang yang mengetahui tetapi tidak mengamalkannya.’ (HR. Abu Nu’aim).
Dari Imran r.a. Ia berkata bahwasanya Nabi saw. bersabda, ‘Setiap manusia dimudahkan
menurut bakatnya masing-masing.’ (HR. Bukhari dan Muslim).
64. Suatu masa yang dipenuhi oleh orang-orang yang sibuk dengan urusan orang lain
Dari Abu Hurairah r.a. Nabi saw. bersabda, ‘Seseorang di antara kalian melihat kotoran yang
terdapat pada mata saudaranya, tetapi ia lupa akan kotoran yang terdapat pada matanya sendiri.”
(HR. Abu Nu’aim).
Dari Abu Said al-Khudry dan Anas bin Malik r.a. Rasulullah saw. bersabda, ‘Akan terjadi di
tengah umatku perselisihan dan perpecahan; yaitu kaum yang mereka itu indah dalam berbicara
dan buruk dalam beramal. Mereka membaca al-Qur’an, tidak melewati kerongkongannya,
mereka keluar dari Islam seperti keluarnya panah dari busurnya, tidak lagi kembali ke tempat
semula. Mereka adalah sejahat-jahat makhluk. Berbahagialah siapa yang memerangi mereka atau
yang diperangi. Kaum tersebut menyeru pada kitab Allah swt., padahal mereka sama sekali
bukan bagian darinya. Barang siapa yang memerangi mereka, maka Allah swt. berhak
menolongnya memerangi (kaum tersebut). Para sahabat bertanya, ‘Saww, apa tanda-tanda
mereka?’ Rasulullah saww. menjawab, ‘Kepalanya botak.’ (HR. Abu Dawud dan Ahmad).
66. Datangnya suatu kaum yang mengada-ngada dalam urusan agama (bid’ah)
Dari Abu Hurairah r.a. Ia berkata bahwasanya Rasulullah saw. bersabda: ‘Akan muncul di akhir
umat ini, manusia-manusia yang menyampaikan pada kalian sesuatu yang kalian serta bapak-
bapak kalian belum pernah mendengarnya (sesuatu yang baru dalam perkara Islam). karena itu,
berhati-hati dan hindarilah mereka.’ (HR. Bukhari dan Muslim).
67. Munculnya manusia yang lebih cinta dunia dan panjang angan-angan
Dari Abu Hurairah r.a. Ia berkata bahwasanya Rasulullah saw. bersabda, ‘Hati orang tua
senantiasa muda dalam dua perkara : cinta dunia dan panjang angan-angan.’ (HR. Bukhari).
Dari Anas bin Malik r.a. Ia berkata bahwasanya Rasulullah saw. bersabda,‘Tidaklah datang suatu
zaman pada kalian, kecuali orang-orang pada zaman tersebut lebih jahat dari orang-orang yang
ada pada zaman sebelum kalian’
Dari Abdullah bin Mas’ud r.a. Ia berkata bahwa Rasulullah saw. bersabda, ‘Malulah kalian
dengan sebenar-benar malu.’ Kami berkata, ’Ya Rasulullah, kami punya malu. Alhamdulillah.’
Rasulullah sawb. bersabda, “Bukan itu, akan tetapi malu kepada Allah swt. dengan sebenar-
benarnya malu. Yaitu kamu pelihara kepalamu dan apa yang menjadi isinya; kamu pelihara
perutmu dan apa yang di dalamnya; ingatlah olehmu kematian dan kemusnahan; dan barang
siapa yang menginginkan akhirat, maka ia tinggalkan perhiasan dunia. dan, barang siapa yang
melakukan itu, maka ia sungguh telah malu kepada Allah swt. dengan sebenar-benarnya malu.’
(HR. Tirmidzi).
Dari Abi ‘Abdi Robb r.a. Rasulullah saw. bersabda, ‘Tidak tersisa dari dunia ini kecuali cobaan
dan ujian.’ (HR.Ibnu Hibban).
Dari Mahmud bin Labid r.a. Ia berkata bahwasanya Nabi Muhammad saww. telah bersabda,
‘Dua perkara yang sangat dibenci manusia: kematian, padahal ia lebih baik bagi mukmin dari
pada ujian, dan sedikitnya harta, padahal ia menyebabkan sedikit hisab.’ (HR. Ahmad).
Dari Hudzaifah bin al-Yaman r.a. berkata, ‘Orang-orang bertanya kepada Rasulullah saww.
tentang kebaikan, sedangkan aku bertanya tentang kejahatan, karena takut hal itu menimpaku.’
Maka aku katakan, ‘Wahai Rasulullah saww. sesungguhnya dulu kita berada dalam kejahiliahan
(kebodohan) dan kejahatan. Lalu, Allah swt. mendatangkan pada kami kebaikan kebaikan
(Islam) ini, maka apakah setelah kebaikan ini akan datang kejahatan?’ Beliau menjawab, ‘Ya.’
Aku bertanya lagi, ‘Apakah setelah kejahatan itu akan muncul lagi kebaikan?’ Beliau menjawab,
‘Ya, tetapi di dalamnya terdapat noda.’ Aku bertanya lagi, ‘Noda apakah itu?’ Beliau menjawab,
‘Yaitu suatu kaum yang berpedoman bukan dengan pedomanku. Kamu tahu dari mereka dan
kamu ingkari.’ Aku bertanya lagi, ‘Lalu, apakah setelah kebaikan itu akan muncul lagi
kejahatan?’ Beliau menjawab, ‘Ya, yaitu para da’i (penyeru) kepada pintu-pintu jahannam.
maka, barang siapa yang memenuhi panggilan mereka, niscaya mereka akan dicampak-kan ke
dalam neraka jahannam itu.’ Aku bertanya lagi, ‘Wahai Rasulullah saww, gambarkanlah kepada
kami tentang mereka.’ Lalu, beliau menjawab, ‘Mereka adalah dari kalangan kita. Berkata
dengan bahasa kita.’ Aku bertanya, ‘Apa yang engkau perintahkan padaku jika hal itu
menimpaku?’ Beliau menjawab, ‘Berpegang teguhlah dengan jamaah muslimin, dan imam
mereka (kelompok yang berpegang teguh dengan al-Haq).’ Aku bertanya, ‘Jika mereka tidak
punya jama’ah dan tidak punya imam?’ Beliau menjawab, ‘Maka tinggalkan semua golongan itu,
walaupun kamu harus menggigit akar pohon sampai kamu mati, sedangkan kamu berada dalam
keadaan demikian.’ (HR. Bukhari).
93. Bila akhirat menjadi tujuan utama, urusan dunia pun menyertainya
‘Dan, barang siapa menjadikan akhirat keinginan (utamanya), niscaya Allah kumpulkan baginya
urusan hidupnya dan dijadikan kekayaan didalam hatinya dan didatangkan kepadanya dunia
bagaimanapun keadaanya (dengan tunduk).’(HR. Ibnu Majah).
Dari Abu Hurairah r.a. ‘Tidak akan datang hari kiamat….hingga manusia berlomba-lomba
meninggikan bangunan’ (HR. Bukhari)
Dari Abdullah bin Mas’ud r.a. Rasulullah saw. bersabda, ‘Dunia tidak akan hilang (kiamat)
sehingga bangsa Arab akan dikuasai oleh seorang lelaki dari keluargaku (ahlul baitku-
keturunanku) yang namanya sama dengan namaku.’ (HR. Tirmizi) (pen: Imam Mahdi namanya
sama dengan nabi Muhammad, Muhammad al-Mahdi)
Dari Huzaifah bin Asid Al-Ghifari ra. Datang kepada kami Rasulullah saw. dan kami pada waktu
itu sedang berbincang-bincang. Lalu beliau bersabda: ‘Apa yang kamu perbincangkan?’ Kami
menjawab, ‘Kami sedang berbincang tentang hari kiamat.’ Lalu Nabi saww. bersabda, ‘Tidak
akan terjadi hari qiamat sehingga kamu melihat sebelumnya sepuluh macam tanda-tandanya.’
Kemudian beliau menyebutkannya, ‘Asap, Dajjal, binatang melata, terbit matahari dari tempat
tenggelamnya, turunnya Isa bin Maryam a.s., Ya’juj dan Ma’juj, tiga kali gempa bumi, sekali di
timur, sekali di barat dan yang ketiga di Semenanjung Arab, yang paling akhir adalah api yang
keluar dari arah negeri Yaman yang akan menghalau manusia menuju Padang Mahsyar mereka.’
(HR. Muslim)
Keterangan :
Sepuluh tanda-tanda qiamat yang disebutkan Rasulullah Shallallahu ‘Alaihi wa Sallam dalam
Hadits ini adalah tanda-tanda qiamat yang besar yang akan terjadi ketika hampir tibanya hari
qiamat. Sepuluh tanda itu ialah :
1. Dukhan (asap) yang akan keluar dan mengakibatkan penyakit seperti selesma di kalangan
orang-orang yang beriman dan akan mematikan orang kafir.
2. Dajjal yang akan membawa fitnah besar yang akan menguji keimanan, sehingga banyak orang
yang akan tertipu dengan seruannya.
3. Binatang besar yang keluar dekat gunung Shafa di Makkah yang akan berbicara, manusia
sudah tidak mau lagi beriman kepada Allah Subhanahu wa Ta’ala.
4. Matahari akan terbit dari tempat tenggelamnya (barat). Maka waktu itu Allah Subhanahu wa
Ta’ala tidak lagi menerima iman orang kafir dan tidak menerima taubat dari orang yang berdosa.
6. Keluarnya bangsa Yajuj dan Ma’juj yang akan membuat kerusakan di permukaan bumi ini,
yaitu apabila mereka berhasil menghancurkan dinding yang dibuat dari besi bercampur tembaga
yang telah didirikan oleh Zul Qarnain bersama pengikut-pengikutnya pada zaman dahulu.
10. Api besar yang akan menghalau manusia menuju ke Padang Mahsyar. Api itu akan bermula
dari arah negeri Yaman.
Menurut pendapat Imam Ibnu Hajar al-Asqalani di dalam kitab Fathul Bari beliau mengatakan:
“Apa yang dapat dirajihkan (pendapat yang terpilih) dari kumpulan Hadits-Hadits Rasulullah
Shallallahu ‘Alaihi wa Sallam keluarnya Dajjal adalah yang mendahului segala tanda-tanda besar
yang mengakibatkan perubahan besar yang berlaku di permukaan bumi ini. Keadaan itu akan
diakhiri dengan kematian Nabi Isa Alaihissalam (setelah beliau turun dari langit). Kemudian
terbitnya matahari dari tempat tenggelamnya adalah permulaan tanda-tanda qiamat yang besar
yang akan merusakkan sistem alam cakrawala, kejadian ini akan diakhiri dengan terjadinya
peristiwa qiamat yang dahsyat itu. Barangkali keluarnya binatang yang disebutkan itu adalah
terjadi di hari yang matahari pada waktu itu terbit dari tempat tenggelamnya.”
1. Hendaklah kita senantiasa bermuhasabah (membuat perhitungan diri) dan membuat penelitian
terhadap diri kita masing-masing untuk meningkatkan amalan yang sudah ada dan menjauhkan
segala perkara-perkara yang tidak baik. Kita hendaklah menjauhkan diri dari golongan sesat
yang sifat-sifatnya telah diterangkan oleh Rasulullah Shallallahu ‘Alaihi wa Sallam di dalam
hadits-hadits yang telah kita sebutkan.
2. Hendaklah kita berpegang teguh kepada aqidah Ahlus Sunnah wal Jamaah, aqidah yang telah
menjadi pegangan para sahabat, tabi’in dan para ulama, baik salaf maupun khalaf yang datang
silih berganti dari zaman ke zaman karena golongan ini saja yang akan selamat dan akan
memasuki sorga. Golongan yang lain dari mereka akan menjadi penghuni Neraka.
3. Hendaklah kita berusaha mencari ilmu pengetahuan agama, terutama ilmu-ilmu yang di
istilahkan oleh para ulama’ sebagai “Ilmu Fardhu ‘Ain” kemudian disusul dengan “Ilmu Fardhu
Kifayah”. Setiap hari, kita sediakan waktu khusus untuk belajar ilmu syariat, terutama dari ulama
shaleh yang mewarisi tugas para Anbiya Alaihimussalam. Cari dan tuntutlah ilmu sebelum
diangkat (dihilangkan) oleh Allah Subhanahu wa Ta’ala dari permukaan bumi.
4. Hendaklah kita berusaha membersihkan hati dari sifat-sifat kotor dan senantiasa bermujahadah
untuk menghilangkan sifat-sifat tercela seperti “hubbud Dunia” (cinta kepada dunia) dan “takut
mati” yang menjadi sebab segala kelemahan kaum Muslimin dan sebab kemenangan musuh
terhadap kita. Untuk tujuan ini kita hendaklah mempelajari dan mendalami Ilmu Akhlak (Ilmu
Tasauf) serta menghayatinya di dalam kehidupan kita.
5. Hendaklah kita berhati-hati di dalam mencari nafkah kehidupan supaya kita terhindar dari
sumber-sumber yang tidak diridhai Allah Subhanahu wa Ta’ala. Hendaklah kita menjauhkan diri
dari harta-harta yang haram dan jangan melakukan kezaliman apapun terhadap hak milik orang
lain karena tubuh yang tumbuh dari makanan yang haram pasti akan dibakar api neraka.
6. Hendaklah kita memperhatikan masalah pendidikan keluarga, anak isteri dan famili kita. Dan
hendaklah kita memberikan waktu untuk mentarbiyah (mendidik) mereka dan berusaha supaya
mereka dapat mengikuti ajaran yang telah diberikan Rasulullah Shallallahu ‘Alaihi wa Sallam.
Jika kita tidak berbuat demikian, besar kemungkinan kita akan menjadi binasa dan terjerumus ke
dalam jurang kemaksiatan, yaitu apabila kita terpaksa memperturutkan kemauan mereka yang
tidak jarang berlawanan dengan kehendak agama.
7. Hendaklah kita memberikan waktu yang cukup setiap hari untuk membaca Al-Qur’anul
Karim. Bacalah Al-Qur’an sebelum diangkat dari permukaan bumi. Hendaklah kita membacanya
dengan baik, serta berusaha memahami kandungannya. Ia adalah teman kita di malam yang
sunyi dan wirid yang dibaca ketika manusia sedang sibuk dengan berbagai urusan di waktu sore
dan di waktu mereka nyenyak tidur di tengah malam.
8. Hendaklah kita memberikan sebagian dari rezeki yang dikaruniakan Allah Subhanahu wa
Ta’ala kepada kita untuk diberikan kepada keluarga kita yang memerlukannya dan orang lain
yang kurang berkemampuan, karena sedekah itu adalah sebagian dari bekal kita menjalani negeri
akhirat yang sangat jauh dan sulit itu. Semoga apa yang kita korbankan itu akan menjadi
hitungan dalam suratan kebaikan di akhirat kelak.
9. Hendaklah kita memahami Islam ini dengan bentuknya yang “Syumul” yang melengkapi
seluruh aspek kehidupan. Dengan itu kita hendaklah mengikuti dan melaksanakan ajaran Islam
di dalam semua lapangan kehidupan. Islam ketika berada di masjid, Islam ketika berada di
tengah masyarakat, Islam ketika benegara dan Islam di dalam semua lapangan kehidupan.
10. Yang terakhir, hendaklah kita·hidup untuk agama yang kita cintai ini. Kita menjadikan Islam
sebagai pilihan dan berjuang untuk menyiarkannya. Kita hendaklah memberi pengorbanan
sewajarnya untuk Islam di samping berusaha·dengan gigih memperjuangkan nya. Kita hendaklah
juga berhati-hati terhadap apa yang direncanakan oleh musuh-musuh Islam, apakah dari
golongan Yahudi atau pun dari golongan Nashrani dan dari golongan yang lain-lain. Dengan itu
kita akan dapat memelihara diri dari perangkap yang mereka pasang untuk menghancurkan umat
Islam. Inilah sepuluh intisari yang dapat saya tuliskan di sini yang merupakan sebagian dari
mutiara-mutiara yang terkandung di dalam hadits-hadits yang telah kita sebutkan. Mudah-
mudahan kita mendapat keberkatan darinya dan semoga Allah Subhanahu wa Ta’ala senantiasa
melimpahkan kepada kita, rahmat-Nya dan ampunan-Nya bagi segala dosa dan kesalahan.
Ya allah…semoga kita semua dimudahkan dalam mencari Kebun HIKMAH yaitu arti IKHLAS,
arti SABAR, arti MENCINTAI, arti MEMAAFKAN, arti TAWAKAL dan arti ADA DAN
TIADA KECUALI ILLAH dalam mencari redha Illahi pemilik napas panjang kami ketika kita
pulang, bukankah tak ada yang abadi dibumi ini, bahagia tak abadi, deritapun tak abadi dan
mudahkan ketika “s a k a r a t u l-m a u t” menjemput.
Nota:
24: تحذيب أطراف الحديث ص- رواه الديلمى- إذا ترك العبد الدعاء للوالدين فإنه ينقطع الرزق
Apabila seseorang meninggalkan doa kepada kedua ibu bapanya, terputuslah darinya rezeki.
*****************
Kata-Kata Hikmah :
Aku ingin melihat Allah SWT tetapi , keupayaan aku tidak mampu, namun aku mampu melihat
keagungan Ciptaan dan Kejadian Allah SWT.
Aku rindu mendengar kata-kata Allah SWT tetapi aku dapat mendengar kata-kataNya dalam Al-
Quran Al-Karim.
Aku ingin bersahabat dengan Allah SWT, maka aku hanya mampu bersahabat dengan Rasulullah
SAW dan juga Hadis-Hadis yang Baginda wariskan pada ulamak-ulamak.
******************
UJIAN ADALAH TARBIAH DARI ALLAH AZZAWAJAL
******************
من أراد أن يعلم منزلته عند هللا فلينظر كيف منزلة هللا من قلبه فإن هللا عزوجل ينزل العبد: سله َم صلهى ه
َ َّللاُ َعلَ ْي ِه َو ُ قَا َل َر
سو ُل ه
َ َِّللا
حيث أنزله العبد من نفسه,
m/s: 57 Tazkiyah Nufus:
"
Sesiapa yang hendak mengetahui kedudukannya di sisi Allah SWT, maka lihatlah kedudukan
Allah SWT di dalam hatinya. Sesungguhnya Allah SWT meletakkan kedudukan hambanya di
sisiNya sebagaimana hamba meletakkaNya di dalam dirinya."
Tazkiyah Nufus
Rasulullah s.a.w bersabda :
"Sesiapa yang berjalan untuk solat fardhu maka pahalanya seperti orang yang mengerjakan haji
dan jika ia berjalan untuk solat sunat maka pahalanya seperti orang yg mengerjakan umrah
sunat" H.R.Attabrani
******
Anas bin Malik yang menyatakan: Saya akan sampaikan hadits yang mungkin tidak ada yang
menyampaikannya seorang pun sepeninggalku. Saya mendengar Rasul SAW bersabda: di antara
tanda akhir jaman; sedikitnya ilmu, munculnya kebodohan, merajalela perzinahan, merebaknya
khamr, banyaknya kaum wanita sedikitnya pria, sehingga satu pria berbanding lima puluh
wanita. Hr. al-Bukhari.[1]
B. Syarah al-Hadits
1. َع ْن أَن َِس ب ِْن َما ِلكhadits ini diriwayatkan dari Aanas bin Malik.
Anas bin Malik urutan ke tiga dari sahabat yang banyak meriwayatkan hadist, Ia meriwayatkan
sebanyak 2.286 hadits. beliau adalah (Khadam) pelayan Rasulullah yang terpercaya, ketika ia
berusia 10 tahun, ibunya Ummu sulaiman membawanya kepada Rasulullah Shallallahu alaihi
wassalam untuk berkhidmat. Ayahnya bernama Malik bin an-Nadlr. Anas bin Malik tidak
berperang dalam perang Badar yang akbar, karena usianya masih sangat muda. Tetapi ia banyak
mengikuti peperangan lainnya sesudah itu. Pada hari hari terakhir masa kehidupannya, Anas
pindah ke Basrah, yang menjadikan satu satunya sahabat Nabi disana. Ia wafat pada tahun 93 H
dalam usia melampaui seratus tahun
Perkataan م ْنpada
ِ hadits ini berfungsi ت َ ْب ِعيضyang berarti “sebagian” atau “di antara”.
ِ أَ ْش َرmengandung arti syarat terjadinya saat kehancuran, yang difahami oleh
Sedangkan اط السها َع ِة
ulama sebagai tanda bakal terjadinya kiamat, atau tanda-tanda akhir zaman. Dengan demikian
tanda akhir zaman bukan hanya yang diungkapkan pada hadits ini belaka, masih banyak yang
lainnya. Adapun yang diungkapkan dalam hadits ini hanya sebagaiannya.
4. ظ َه َر ْال َج ْه ُل
ْ َأ َ ْن يَ ِق هل ْال ِع ْل ُم َوي
Mansur Ali Nashif,[2] mengomentari hadits ini dengan menyatakan bahwa di antara tanda akhir
zaman adalah hilangnya ilmu disebabkan kaum ulama banyak yang wafat, dan tidak ada yang
menggantikannya hingga kebodohan semakin merajalela yang berakibat manusia banyak yang
sesat. Abdurrahman Al-Banna,[3] berpendapat isyarat hadits adalah merajalelanya kebodohan di
kalangan umat, sehingga yang punya ilmu tidak nampak keilmuannya. Boleh jadi orang yang
tidak berilmu malah meraih kekuasaan, karena dipilih masyarakat. Sabda Rasul: ان ي ِقل العلمdalam
riwayat Muslim berbunyi: ان يرفع العلمsebagaimana riwayat Sa’id bin Abi Syaibah dan Hammam
sebagaimana dikutip dalam kitabul-Hudud, kitabul-Asyribah dan kitabun-Nikah riwayat Bukhari.
Perkataan ان يقلyang berarti menjadi sedikit, ada kemungkinan menunjukkan di permulaan akhir
zaman, yang kemudian lama kelamaan menjadi hilang ilmu itu sebagaimana ditandaskan ان يرفع.
Namun sebenarnya perkataan ان يقل العلمjuga bisa saja mem-punyai makna hilang ilmu.
Tanda yang pertama kehadiran akhir zaman ialah diangkatnya ilmu dan semakin nampaknya
kebodohan, sebagaimana dalam sabdanya: ظ َه َر ْال َج ْه ُل
ْ أ َ ْن َي ِق هل ْال ِع ْل ُم َو َيatau dalam redaksi lain berbunyi:
يرفع العلم يظهر الجهلPerkatan يرفع العلمilmu diangkat bisa berarti hakiki bisa juga berarti majazi.
Makna secara hakiki ialah Allah SWT mencabut ilmu dari dunia ini, hingga yang ada hanyalah
orang bodoh.
ض ا ْل ِع ْل َم ا ْنتِزَ اعًا َّ سلَّ َم يَقُو ُل ِإ َّن
ُ ّللاَ ََل يَ ْق ِب َ ّللاُ َعلَ ْي ِه َوَّ صلَّى َ ِّللا ُ س ِم ْعتُ َر
َّ سو َل َ : ّللاُ َع ْنهُ قَا َل
َّ ي َ ض ِ اص َر ِ ّللاِ ب ِْن َع ْم ِرو ب ِْن ْال َع
َّ عن َع ْب ِد
ْسئِلُوا فَأ َ ْفت َ ْوا بِغَي ِْر ِعل ٍم َ ً
ُ سا ُج َّهاَل ف ً اس ُر ُءو َّ َ َّ ْ َ َ َّ
ُ اء َحتى إِذا ل ْم يَت ُر ْك َعا ِل ًما ات َخذ الن َ ْ
ِ ْض العُل َم َ ْ ْ
ِ ض ال ِعل َم بِقب ْ ْ َ
ُ ِاس َول ِكن يَقب َّ
ِ عهُ ِمنَ الن ُ يَ ْنت َِز
* ضلُّواَ َضلُّوا َوأ َ َف
“Sesungguhnya Allah SWT tidak mencabut ilmu langsung dari manusia yang berilmu (menjadi
bodoh). Namun Ia mencabut ilmu dari dunia dengan meninggalnya ulama. Andaikata ulama
sudah tidak tersisa, maka kaum juhala (orang bodoh) diangkat masyarakat jadi pemimpinnya.
Jika masyarakat minta fatwa, maka juhala itu memberikan jawaban tanpa ilmu, yang akhirnya
mereka tersesat dan menyesatkan”. H.R. Mutafaq Alaih.[4]
Menurut hadits ini, pada suatu saat Allah SWT mencabut ilmu dengan mewafatkan kaum ulama.
Ulama merupakan lambang kemajuan ilmu. Tanpa ulama ilmu akan pudar. Jika ulama telah tiada
maka orang bodohlah yang menjadi pemimpin yang memfatwakan dengan kebodohan.
Akhirnya, manusia banyak yang sesat. Yang benar disingkirkan dan salah dipelihara. Yang benar
dianggap salah, yang salah dianggap benar. Mungkin saja, pada waktu itu banyak orang pintar,
orang cerdas di bidang pengatahun, seni dan teknologi, tapi bodoh di bidang aqidah dan
keimanan. Mungkin pula ada orang yang memiliki pengetahuan tentang al-Qur’an dan sunnah,
tapi tidak memiliki keberanian untuk menerangkannya, karena merasa takut kehilangan pengaruh
atau jabatan. Orang yang demikian tidak tergolong ulama, walau pun berilmu. Ulama adalah
orang yang berilmu dan pandai mengamalkannya serta tidak merasa takut oleh siapa pun selain
oleh Allah SWT. Firman-Nya:
ِإنه َما َي ْخشَى هللا ِم ْن ِع َبا ِد ِه ْالعُلَ َماؤُ ا ِإ هن هللا َع ِزي ٌْز َغفُ ْو ٌر
Berdasar ayat ini, yang takut kepada Allah itu adalah ulama. Oleh karena itu ulama hanya takut
oleh Allah dan tidak takut oleh yang lainnya. Jika ada orang yang takut oleh selain Allah, maka
tidak termasuk golongan ulama, walau pun berilmu. Tidak semua orang berilmu itu masuk
kategori ulama, tapi setiap ulama pasti berilmu. Orang yang berilmu dan hanya takut oleh Allah,
itulah ulama. Tampaknya bisa dibedakan antara ilmuwan dengan ulama. Siapa pun yang berilmu
bisa disebut ilmuwan, tapi belum tentu masuk ke kategori ulama yang diridlai Allah SWT.
Dengan demikian diangkatnya ilmu dan munculnya kebodohan sebagai tanda akhir zaman itu,
mungkin saja dalam kenyataannya masih banyak ilmuwan. Namun ilmuwan itu tidak bertindak
sebagai ulama, sehingga yang nampak dipermukaan adalah kebodohan. Tampaknya jika hal ini
terjadi, ulama dianggap sudah wafat, walau ilmuwan banyak yang hidup. Kalau sudah demikian,
maka kebenaran semakin tersembunyi kebathilan semakin nampak. Orang yang berbuat salah
bisa bebas dari hukuman, orang yang benar bisa dihukum, karena hakim yang berkuasa tidak
menjalankan dan tidak menegakkan kebenaran.
Hadits ini menandaskan bahwa dari tiga hakim hanya satu yang akan masuk surga yaitu yang
tahu betul tentang kebenaran dan menghukum dengan kebenaran tersebut. Sementara yang
lainnya menjadi ahli neraka, karena tidak menjalankan hukumnya berdasar kebenaran. Sungguh
sedikit jumlah orang yang berilmu dan mengamalkan ilmunya itu. Orang yang tidak menegakkan
kebenaran, walau dia berilmu adalah termasuk bodoh. Dengan demikian يظهر الجهلatau
munculnya kebodohan yang menjadi tanda akhir zaman itu bisa jadi kebodohan orang pinter.
Maksudnya banyak orang pinter, tapi bodoh dalam beramal.
Saat ini diakui bahwa ilmu pengetahuan dan teknologi itu semakin berkembang, tapi ternyata
masih banyak kema’siatan dan kemunkaran yang merajalela. Ahli hukum, sarjana hukum, juga
semakin bertambah jumlahnya, tapi banyak orang yang melanggar hukum, tidak mendapat
hukuman.
Tanda akhir zaman berikutnya ialah apabila perzinahan telah nampak dan merajalela,
sebagaimana diungkapkan dalam hadits ويظهر الزنا. Merajalelanya perzinahan disebabkan
berbagai faktor. Faktor yang paling dominan, tentu saja karena kurangnya kesadaran masyarakat
atas bahaya perzinahan, baik dari kesehatan maupun dari segi keimanan. Orang yang beriman
dan tetap dalam keimanannya tidak akan berzina. Indikasi keterlibatan remaja-remaja dalam
perilaku se*s bebas semakin terlihat. Setidaknya remaja yang sedang dimabuk kasmaran,
minimalnya mereka melakukan tindakan yang mengarah pada proses awal sebelum terjadi
penetrasi yang tidak layak mereka lakukan. Jangankan di usia remaja, anak yang baru menginjak
Sekolah Dasar saja sudah mengerti apa itu berpacaran, bahkan banyak dari anak SD tersebut
yang sudah belajar untuk memadu kasih, ya biarpun dalam istilahnya cinta monyet, tapi nantinya
juga akan menjurus pada yang tidak diharapkan, sungguh tragis. Adegan berciuman merupakan
bumbu dari berpacaran, kata mereka “berpacaran tanpa berciuman / cipokan akan terasa hambar
dan tidak mempunyai makna tersendiri”. Berawal dari adegan berciuman, pada umumnya para
remaja tidak bisa mengontrol diri karena mereka pada merasakan rangsangan yang sangat kuat
dari berciuman, saling raba-meraba dan akhirnya terjadi penetrasi. Siapa yang rugi? Pasti
kerugian akan diderita oleh sang wanita. Sungguh mengkhawatirkan pergaulan remaja di
Indonesia saat ini. Indikasi keterlibatan mereka dalam perilaku seks bebas semakin terlihat.
Minimal, mereka melakukan tindakan yang mengarah pada proses awal sebelum terjadi penetrasi
yang sangat tidak diharapkan.
Dikutip oleh Tempo dari Maria Ulfah Anshor, Ketua Komisi Perlindungan Anak Indonesia
(KPAI), mulainya berbagai adegan yang mengarah pada urusan seksual ini tidak lepas dari
aktivitas pacaran dini. Banyak remaja Indonesia sudah melakukan pacaran kala usia mereka 12
tahun. Usia ini adalah usia rata-rata remaja saat ini dalam melakukan pacaran. Menurut survey
kesehatan reproduksi yang dilakukan BKKBN, usia tersebut jauh berbeda dengan penelitian
yang dilakukan 10 tahun lalu. Anak kelas enam SD saat ini, sudah tidak segan lagi memadu
kasih.
Gawatnya lagi, perilaku tidak senonoh dilakukan para remaja yang berpacaran ini kala mereka
bertemu. Sekitar 92 persen remaja yang berpacaran, saling berpegangan tangan. Ada 82 persen
yang saling berciuman. Dan, 63 persen remaja yang berpacaran, tidak malu untuk saling meraba
(petting) bagian tubuh kekasih mereka yang seharusnya tabu untuk dilakukan. Ada perbedaan
gaya pacaran remaja sekarang dengan dulu. Remaja saat ini lebih permisif untuk melakukan apa
pun demi “cinta”. Semua aktivitas itu yang akhirnya memengaruhi niat untuk melakukan seks
lebih jauh. Menurut Maria, seks bebas ini membuat angka penderita HIV/AIDS di kalangan
remaja meningkat tajam. Ada peningkatan 700 persen dari jumlah antara tahun 2004 hingga
2010, dari awalnya 154 kasus menjadi 1.119 kasus. Diperkirakan, penyebab utama remaja
mengenal pornografi adalah dari teve, internet, dan kebebasan berlebihan yang diberikan pada
anak di lingkungan keluarga.[7] Pergaulan seks bebas di kalangan remaja Indonesia saat ini
memang sangatlah memprihatinkan. Berdasarkan beberapa data, di antaranya dari Komisi
Perlindungan Anak Indonesia (KPAI) menyatakan sebanyak 32 persen remaja usia 14 hingga 18
tahun di kota-kota besar di Indonesia (Jakarta, Surabaya, dan Bandung) pernah berhubungan
seks. Hasil survei lain juga menyatakan, satu dari empat remaja Indonesia melakukan hubungan
seksual pranikah dan membuktikan 62,7 persen remaja kehilangan perawan saat masih duduk di
bangku SMP, dan bahkan 21,2 persen di antaranya berbuat ekstrim, yakni pernah melakukan
aborsi. Aborsi dilakukan sebagai jalan keluar dari akibat dari perilaku seks bebas. Bahkan
penelitian LSM Sahabat Anak dan Remaja Indonesia (Sahara) Bandung antara tahun 2000-2002,
remaja yang melakukan seks pra nikah, 72,9% hamil, dan 91,5% di antaranya mengaku telah
melakukan aborsi lebih dari satu kali. Data ini didukung beberapa hasil penelitian bahwa terdapat
98% mahasiswi Yogyakarta yang melakukan seks pra nikah mengaku pernah melakukan aborsi.
Secara kumulatif, aborsi di Indonesia diperkirakan mencapai 2,3 juta kasus per tahun. Setengah
dari jumlah itu dilakukan oleh wanita yang belum menikah, sekitar 10-30% adalah para remaja.
Artinya, ada 230 ribu sampai 575 ribu remaja putri yang diperkirakan melakukan aborsi setiap
tahunnya. Sumber lain juga menyebutkankan, tiap hari 100 remaja melakukan aborsi dan jumlah
kehamilan yang tidak diinginkan (KTD) pada remaja meningkat antara 150.000 hingga 200.000
kasus setiap tahun.Selain itu survei yang dilakukan BKKBN pada akhir 2008 menyatakan, 63
persen remaja di beberapa kota besar di Indonesia melakukan seks pranikah. Dan, para pelaku
seks dini itu menyakini, berhubungan seksual satu kali tidak menyebabkan kehamilan.Sumber
lain juga menyebutkan tidak kurang dari 900 ribu remaja yang pernah aborsi akibat seks bebas
(Jawa Pos, 28-5-2001). Dan di Jawa Timur, remaja yang melakukan aborsi tercatat 60% dari
total kasus (Jawa Pos, 9-4-2005).[8] Perkumpulan Keluarga Berencana Indonesia (PKBI)
Jawa Barat mencatat 57% remaja Kota Bandung telah melakukan hubungan seksual di
luar nikah.[9] Pusat Pelayanan Terpadu Pemberdayaan Perempuan dan Anak (P2TP2A) Jawa
Barat mendapatkan temuan, 28 persen pekerja seks anak/remaja di Bandung Raya adalah pelajar
aktif atau masih bersekolah. Hal ini diungkapkan Wakil Ketua P2TP2A Provinsi Jawa Barat
Yeni Huriyani, yang ditemui pada acara Seminar Nasional & Call Paper Psikologi Unisba 2013
di Aula Unisba, Jalan Taman Sari, Rabu (4/9/2013) kemarin.Yeni mengatakan, para remaja yang
terjerumus perilaku negatif ini masih bersekolah seperti pelajar pada umumnya. Menurut Yeni,
pihak sekolah, bahkan orangtua mereka, mungkin tidak tahu aktivitas anak mereka di luar.
Ironisnya, perilaku mereka dipicu antara lain oleh gaya hidup.”Ada pergeseran dalam
lingkungan. Gaya hidup jadi berubah. Hanya karena ingin bisa nongkrong di kafe elite, jajan di
kafe elite, mereka seperti itu (jadi pekerja seks). Bahkan, ada yang ingin handphone bagus, lalu
janjian di luar sekolah,” katanya.[10]
khamr atau minuman keras, narkotik, dan sebangsanya serta perzinahan merajalela. Saat ini telah
nampak sehingga kedua perbuatan jahat ini mendapat legitimasi dan legalitas. Imam
Nawawi,[11] berpendapat bahwa yang dimaksud khamr diminum sebagai tanda akhir zaman
ialah merajalelanya para peminum sehingga berani secara terang-terangan. Tanda yang kedua
tibanya akhir zaman ialah apabila khamr telah menjadi minuman masyarakat, sebagaimana
ditegaskan dalam sabdanya. يشرب الخمرDalam riwayat Bukhari dan Muslim diterangkan bahwa
Umar Bin Khathab pernah berkhuthbah dan menagaskan: والخ َْمر َماخَا َم َر العَ ْقلKhamr ialah segala
sesuatu yang mengakibatkankan tertutupnya fungsi aqal fikiran.[12] Dengan demikian istilah
khamr itu mencakup segala minuman, obat-obatan baik yang dimakan atau disunti-kan, atau
dalam bentuk apapun yang bila digunakan mengakibatkan tidak berfungsinya akal, alias me-
mabukkan. Istilah yang digunakan sekarang adalah NAZA (Narkotik, Alkohol dan Zat Adiktif
lainnya). Istilah khamr merupakan kata jadian dari sifat bukan dari nama benda. Oleh karena itu
al-Qur’an maupun hadits tidak menyebutkan nama benda atau zatnya, melainkan sifatnya.
Dinamakan khamr, yang dalam bahasa aslinya berarti menutup, karena zat tersebut dapat
menutupi fungsi akal atau mempengaruhi-nya sehingga mengurangi kemampuan berfikir.[13]
Dengan demikian, ecstasy, heroin, narkotik, minuman keras, bius, dan zat adikitif lainnya
termasuk khamr. Abd Allah bin Baz dan Ulama Saudi lainnya di abad XX berpendapat bahwa
rokok termasuk khamr.
Diterangkannya, dari banyaknya kasus narkoba itu. Pecandu narkoba jenis sabu-sabu masih
mendominasi, disusul dengan ekstasi. “Untuk 2012 ini ada peningkatan pemakai narkoba di
Surabaya. Terbukti pengungkapan kasusnya meningkat hingga 50 % dan rata-rata mereka
memakai untuk bersenang-senang di tempat hiburan malam,” tambah Iskandar. Sementara itu
dari banyaknya tersangka, Iskandar mengatakan banyak pengguna yang masih berusia belia.
Yakni usia antara 15 – 19 tahun sebanyak 2 orang. Usia 20 – 24 tahun ada 11 orang dan usia 25 –
64 sebanyak 39 orang.[14]
Semakin sedikitnya kaum pria, karena banyak terjadi peperangan, dan kaum wanita semakin
banyak jumlahnya hingga satu pria berbanding lima puluh wanita. Sabda Rasul SAW: وتكثر النساء
ada kemungkinan disebabkan terjadinya banyak kekacauan yang menimbulkan peperangan
hingga kaum pria banyak yang terbunuh, karena mereka ahli perang beda lagi dengan wanita.
Namun pendapat ini perlu dipertimbangkan keabsahannya. Hadits Abi Musa dalam bab Zakat
diterangkan bahwa jumlah kaum wanita itu akan lebih banyak. Tidak diterangkan apa sebabnya,
melainkan hanya kepastian di akhir zaman. Mungkin saja pada satu saat Allah SWT
menakdirkan seperti itu, sehingga yang lahir ke dunia ini lebih banyak wanita dibanding pria.
Banyak kaum wanita juga ada kaitannya dengan semakin merajalelanya kebodoan dan
menurunnya ilmu pengetahuan. Sedangkan yang dimaksud dengan sabda Rasul لخمسينbisa
bermakna hakiki jumlahnya secara kuantitas demikian, bisa juga bermakna majazi. Dalam hadits
Abi Musa diterangkan bahwa nanti akan kau lihat seorang pria diikuti oleh empat puluh wanita.
Sabda Rasul SAW : القيمberarti orang yang betanggung jawab urusan wanita. Kita ketahui
bahwa kaum pria itu merupakan pemimpin bagi kaum wanita. Tanda akhir zaman berikutnya
adalah apabila jumlah wanita semakin banyak dan kaum pria semakin sedikit, sebagimana
diungkap dalam hadits:
(Semakin banyak kaum wanita dan semakin sedikit kaum pria, sehingga bagi lima puluh wanita
hanya satu yang menaji pemimpin).
Apakah yang dimaksud dengan banyaknya wanita sebagaimana diungkap dalam hadits itu
bermakna hakiki ataukah majazi, tentu diperlukan analisis khusus. Namun baik secara hakiki,
maupun majazi, saat ini telah terjadi. Menurut perhitungan statistik, telah jelas. Allah SWT
mungkin berkehandak demikian, kaum ibu sekarang ini lebih banyak melahirkan bayi wanita
dibanding pria. Apalagi di negeri yang berkecamuk peperangan; akan semakin mencolok
perbedaan jumlah pria dengan wanita itu. Namun bila yang dimaksud hadits tersebut adalah
jumlah wanita lebih banyak di banding pria secara kuantitas, nampaknya saat ini belum terjadi.
Dari data sensus penduduk dunia, jumlah laki-laki adalah sebesar 3.532.503.174 orang atau
sebesar 50.3%, sedangkan jumlah penduduk dunia wanita sebesar 3.485.040.790 atau sebesar
49.7% dari total penduduk 7.017.543.964. Tahun 2013 statistik.[15]
Data statisktik di atas mengisyaratkan bahwa ditinju dari perbandingan penduduk, dunia
maupun se Indonesia, belum menunjukkan akhir zaman. Namun kepastian bakal
sedikitnya jumlah pria di banding wanita di akhir zaman telah diakui secara ilmiyah.
VIVAnews – Proses evolusi kromosom Y, kromosom penentu jenis kelamin laki-laki, dianggap
tidak stabil. Peneliti genetika Universitas LaTrobe Australia, Profesor Jenny Graves
mengungkapkan, dalam waktu lima juta tahun ke depan, dampak evolusi kromosom itu bisa jadi
mengakibatkan punahnya jenis kelamin pria. Jenny mendasarkan pada perhitungan penyusutan
kromosom Y. Sekitar 166 juta tahun yang lalu, kromosom Y mempunyai 1.669 gen. Namun, hari
ini jumlahnya menyusut menjadi 45 gen saja. Artinya, per satu juta tahun, gen kromosom Y
hilang 9,8 gen. “Dengan perhitungan tersebut, kromosom Y akan punah dalam 4,6 juta tahun
yang akan datang, dan pria bisa punah,” jelas Profesor Jenny dalam presentasi seminar “Genom
Aneh pada Hewan, Jenis Kelamin dan Masa Depan Pria” di Kedubes Australia, Kuningan,
Jakarta, Rabu 21 Agustus 2013. Dia menyebutkan, penyebab merosotnya gen yakni mutasi,
pembatalan, dan penyisipan sel secara terus menerus dalam testis. Menurutnya tempat testis
berkembang menjadi lingkungan yang kurang baik bagi kromosom Y. Dalam evolusi itu, gen
potensial laki-laki yang dibawa oleh kromosom Y, banyak yang disalin ke kromosom X.
Akibatnya, jenis kelamin laki-laki bisa menyusut di masa depan.
Ia juga berspekulasi, bila nantinya manusia tidak punah, maka gen dan kromosom penentu jenis
kelamin baru akan berevolusi. “Ini proses yang alamiah. Mungkin nantinya akan mengarah pada
evolusi spesies hominid baru,” katanya.[16]
Ada kemungkinan pula, makna سا ُء َ ِ َوتَ ْكث ُ َرالنbanyak wanita itu secara majazi yang menunjukkan
kualitasnya, bila eksistensi kaum wanita lebih nampak di banding kaum pria. ِلل َخ ْم ِسيْنَ ا ْم َرأَة ً القَيِ ُم
ُالو ِحد
َ juga bisa berarti dari lima puluh manusia hanya satu yang memiliki kejantanan? Hanya
Allah dan Rasul-Nya yang mengetahui ta’wilnya. Namun yang jelas, saat ini banyak sekali kaum
pria yang tidak jantan. Banyak pula pria yang berpenampilan wanita. Banyak sekali pemimpin
yang hanya berusaha untuk disenangi atasannya. Banyak sekali orang yang tidak berani
mengemukakan pendiriannya di hadapan atasan. Orang yang demikian, tampaknya lebih tepat
dinamakan laki-laki tidak jantan, walau jenis kelaminnya pria. Dengan kata lain di akhir jaman,
banyak manusia yang kelaminnya jantan, tapi sikapnya betina. Kalau ketidakjantanan semacam
ini dimiliki oleh kaum cendikiawan, lebih berbahaya lagi, sebab mereka akan memberi fatwa
yang disesuaikan dengan kondisi dan situasi, walau bertentangan dengan akidahnya.
C. Beberapa Ibrah
1. Tanda-tanda akhir zaman cukup banyak yang diungkapkan dalam berbagai hadits, tapi empat
tanda akhir zaman yang diungkapkan dalam hadits ini merupakan sebagiannya. Ungkapan Rasul
SAW tersebut tentu saja merupakan kepastian yang tidak perlu diragukan. Dengan mengetahui
tanda akhir zaman tersebut bukan hanya sebagai pengetahuan, tapi sebagai peringatan. Setiap
muslim mesti mewaspadai sutau yang bakal terjadi, jangan sampai tertimpa dampak negatifnya.
2. Memperhatikan data yang ada berdasar hasil penelitian ilmiyah, jelaslah bahwa tanda akhir
zaman itu sudah nampak seperti (1) munculnya kebodohan di permukaan, sedangkan kecerdasan
semakin meredam. (2) merajalelanya perzinahan, ternyata bukan hanya di kalangan dewasa, tapi
juga di kalangan remaja bahkan anak-anak; (3) merajalelanya mabuk-mabukan, baik khamr
berupa minuman keras maupunj narkoba, bahkan sampai ke penjara dan aparat keamanan yang
terkena; (4) semakin sedikitnya kepemimpinan pria, atau eksistensinya di permukaan baik dunia
social, politik mapun perekonomian.
3. Jumlah manusia yang berjenis kelamin pria, saat ini memang masih lebih banyak di banding
kaum wanita. Artinya bila ditinjau dari jumlah atau kuantitas, belum menunjukkan akhir zaman.
Namun semakin lama semakin menipis, karena pengaruh kromosom. Walau secara jenis kelamin
pria masih banyak jumlahnya, tapi eksistensinya semakin menurun. Sama halnya jumlah
ilmuwan semakin bertambah, tapi yang berkuasa di permukaan banyak yang bukan ahlinya.
Tanda akhir zaman tidak bisa dihindari bakal terjadi, yang perlu diwaspadai adalah dampak
negatifnya. Oleh karena itu setiap umat Islam mesti berusaha saling mengingatkan sesamanya,
jangan sampai menjadi korban akhir zaman.
Hadits Pertama
( )صحيح البخاري
Sabda Rasulullah SAW: “Sungguh jika diantara kalian telah wafat, diperlihatkan padanya
tempatnya kelak setiap pagi dan sore, jika ia penduduk surga maka diperlihatkan bahwa ia
penduduk surga, jika ia penduduk neraka maka diperlihatkan bahwa ia penduduk neraka,
dan dikatakan padanya: inilah tempatmu. Demikian hingga kau dibangkitkan Allah di hari
kiamat” (Shahih Bukhari)
Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam bersabda bahwa barangsiapa yang telah wafat maka ia
akan melihat tempatnya kelak yang akan ia tempati, setiap pagi dan sore diperlihatkan
kepadanya, maka apabila ia akan menempati sorga maka ia akan melihat surga, namun apabila ia
akan menempati neraka maka ia akan melihat neraka di setiap pagi dan sore, dan jika hal itu
yang terjadi maka itu merupakan siksaan yang cukup tanpa ada siksaan kubur, begitupula jika ia
diperlihatkan surga di setiap pagi dan sore maka hal itu merupakan kenikmatan yang luhur
sebelum menempatinya. Maka fahami dan renungkanlah bahwa hal itu pasti akan datang kepada
kita, dan sungguh beruntung bagi mereka yang setiap pagi dan sorenya melihat surga yang akan
menjadi tempatnya kelak, maka hari-harinya semakin dekat dengan hari perjumpaannya dengan
Allah subhanahu wata’ala. Al Imam Ibn Hajar Al Asqalani dalam Fathul Bari bisyarh Shahih Al
Bukhari menjelaskan bahwa hadits ini mengandung makna yang sangat dalam dan memiliki
banyak makna, yang diantaranya adalah bahwa:
kehidupan setelah kehidupan telah jelas adanya dan dibuktikan dengan hadits ini, hadits
ini membuktikan bahwa ruh itu tetap hidup di alam kubur, karena yang wafat hanyalah
jasad. Hadits di atas menyebutkan bahwa akan diperlihatkan tempat seseorang kelak di
akhirat dan hal itu membutuhkan kehidupan, karena jika ruh telah meninggal maka apa
yang diperlihatkan tidak akan terlihat olehnya, maka ruh orang yang telah meninggal
akan tetap hidup sehingga ruh itu melihat apa yang diperlihatkan kepadanya kelak saat ia
dibangkitkan oleh Allah subhanahu wata’ala.
Maka keluhuran dan kemuliaan hadits ini mengingatkan kita, bahwa jika berada dalam
kemuliaan atau dalam kehinaan, di dalam kenikmatan atau dalam musibah, dan jika hadits ini
selalu kita ingat dan kita renungi, sebagaimana kita ketahui bahwa semua ucapan rasulullah
shallallahu ‘alaihi wasallam adalah mutiara-mutiara indah, dan jika kita berpegang teguh satu
dari mutiara-mutiar indah tersebut, berpegang dengan satu hadits ini, sungguh hal ini akan
menjadi obat di saat kita dalam keadaan sedih dan juga tidak akan membuat kita tertipu di saat
kita dalam kenikmatan dan akan membuat kita selalu bersyukur dengan berpegang pada hadits
ini, mengapa? karena kelak setelah kita wafat kita akan memiliki tempat keabadian, dimana di
saat berada di alam kubur Allah subhanahu wata’ala memperlihatkan kepada ruh kita di setiap
pagi dan sore tempat yang akan kita tempati kelak, surga atau neraka. Maka sungguh sangat
beruntung bagi orang-orang yang beriman, dan beruntunglah kita yang hadir di majelis ini karena
berada dalam tumpahan rahmat Allah subhanahu wata’ala.
Beruntunglah mereka yang meninggal dalam keadaan husnul khatimah, dan sangat beruntung
pula mereka yang memiliki keturunan yang shalih dan shalihah. Sebagaimana diriwayatkan
dalam Shahih Al Bukhari bahwa sayyidina Abdullah bin Abbas RA menjelaskan dimana ketika
datang seorang lelaki kepada Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam dan bertanya :
“wahai Rasulullah, ibuku telah wafat apakah akan bermanfaat baginya jika aku bersedekah
atas nama ibuku ?”, maka Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam menjawab :
“iya betul, hal itu bermanfaat bagi ibumu yang telah wafat”. Maka bersedekah atau melakukan
amal ibadah lainnya seperti bacaan Al qur’an atau yang lainnya yang dihadiahkan untuk yang
telah wafat, hal itu bermanfaat untuknya sebagaimana yang disabdakan oleh Rasulullah
shallallahu ‘alaihi wasallam. Dan hal ini menunjukkan suatu kemuliaan bahwa tidak terputus
kebaikan sebab kematian jika mempunyai kerabat, teman, atau keturunan yang shalih dan
shalihah yang mendoakannya.
Diriwayatkan di dalam Adab Al Mufrad oleh Al Imam Al Bukhari dalam Shahihnya bahwa Abu
Hurairah RA berkata bahwa ketika salah seorang yang telah wafat dimuliakan oleh Allah
subhanahu wata’ala, derajatnya diangkat oleh Allah setelah ia wafat, kemudian ruhnya bertanya
kepada Allah subhanahu wata’ala : “Wahai Allah, bagaimana aku bisa termuliakan sedangkan
aku telah wafat?”, padahal setelah wafat ia tidak bisa berbuat apa-apa, maka dikatakan kepada
ruh tersebut : “ anakmu telah memohonkan pengampunan kepada Allah atas dosa-dosamu”,
maka Allah menaikkan derajatnya di alam kuburnya, dan terlebih lagi kelak di akhiratnya.
Dan Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam bersabda diriwayatkan dalam Shahih Ibn Hibban
dan lainnya :
“Tiga doa yang mustajab yang tidak diragukan lagi yaitu doa orang tua terhadap anaknya,
doa orang yang terdzhalimi, dan doa orang yang bepergian”
Tiga doa yang pasti dikabulkan oleh Allah subhanahu wata’ala tanpa ada keraguan, yaitu adalah
doa orang tua terhadap anaknya, kedua doa orang yang terzhalimi, maka berhati-hati terhadap
orang yang dizhalimi karena jika ia berdoa kepada Allah subhanahu wata’ala maka sungguh
doanya akan dijawab oleh Allah, ketiga adalah doa orang yang dalam perjalanan, selama
perjalanannya bukan dalam maksiat maka doanya pasti dikabulkan oleh Allah subhanahu
wata’ala. Hadits ini menjelaskan bahwa yang dimaksud adalah doa seorang ayah kepada
anaknya, namun bagaimana dengan doa seorang ibu kepada anaknya?, maka tanpa keraguan
bahwa terlebih lagi doa seorang ibu akan dikabulkan oleh Allah subhanahu wata’ala, maka
selama seseorang mempunyai orang tua yang masih hidup selalulah memohon doa kepada
keduanya.
Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam bersabda diriwayatkan oleh Al Imam Al Bukhari dalam
kitab Adab Al Mufrad :
“Barangsiapa yang berbakti kepada kedua orang tuanya keberuntungan baginya, Allah
menambahkan usianya”
Dalam makna yang lain bahwa baginya kelak kemuliaan di surga, dan Allah menambahkan usia
untunknya. Bagaimana usia bisa bertambah, bukankan usia itu telah ditentukan oleh Allah
subhanahu wata’ala?, hal ini yang perlu kita fahami, banyak muncul pertanyaan mengenai
“takdir”, yang sebagian diantara kita terkadang merasa bingung akan hal tersebut. Memang
takdir tidak bisa berubah karena telah ditentukan oleh Allah subhanahu wata’ala, namun Allah
juga telah menentukan sejak manusia belum lahir bahwa si fulan jika ia berbuat hal ini maka
usianya sekian, rizkinya sekian, dan wafat dalam keadaan seperti ini, dan jika ia berbuat hal ini,
maka usianya sekian dan rizkinya sekian, dan wafat dalam keadaan seperti ini, dan juga jika ia
berbakti kepada orang tuanya maka usianya demikian, dan jika ia tidak berbakti kepada kedua
orang tuanya maka usianya sekian, maka hal itu telah ditentukan oleh Allah dan tidak akan bisa
dirubah lagi. Namun jika kita memilih jalan yang terbaik, maka tentunya masa depan kita akan
berubah ke arah yang lebih baik. Mereka yang selalu mengarah kepada jalan kebaikan maka
Allah subhanahu wata’ala akan memberikan takdir yang lebih baik daripada takdir yang ia
hadapi saat itu, maka selalulah berniat dengan niat yang ikhlas untuk membenahi keadaan agar
menjadi lebih baik dan semakin baik, maka takdir kita di hari esok akan semakin baik dan
semakin indah.
Hadits Kedua
()صحيح البخاري
“Sabda Rasulullah SAW: “Sungguh Allah SWT tidak menyiksa/murka dengan linangan
airmata, tidak pula dengan kesedihan hati, namun Allah bisa murka atau bisa mengasihani
sebab ini: seraya menunjuk lidah beliau SAW, dan sungguh mayyit disiksa sebab raungan
keluarganya atas kematiannya” (Shahih Bukhari)
Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam bersabda bahwa jika seorang hamba dicintai oleh Allah
subhanahu wata’ala, maka Allah berfirman kepada Jibril AS dalam hadits qudsi riwayat Shahih
Bukhari:
ب فُ ََل ًنا َّ َّاء َفيَقُو ُل ِإن
ُّ َّللاَ يُ ِح َّ ب فُ ََلنًا فَأ َ ِحبَّهُ فَيُ ِحبُّهُ ِجب ِْري ُل ث ُ َّم يُ َنادِي فِي ال
ِ س َم ُّ ع ْبدًا َدعَا ِجب ِْري َل فَقَا َل ِإنِي أ ُ ِح َّ َّللاَ ِإذَا أَح
َ َب َّ َِّإن
َ ْ َ ْ
ِ ض ُع لهُ القبُو ُل فِي ال ْر
ض َ ُ
َ اء ث َّم يُو َ َ َ
َّ فأ ِح ُّبوهُ فيُ ِحبُّهُ أ ْه ُل ال
ِ س َم َ
“ Sesungguhnya Allah Subhanahu wata’ala jika mencintai seorang hamba, maka Dia
memanggil malaikat Jibril dan berkata : “ Wahai Jibril, aku mencintai orang ini maka
cintailah dia!” Maka Jibrilpun mencintainya, lalu Jibril mengumumkannya kepada seluruh
penduduk langit dan berkata: “ Wahai penduduk langit, sesungguhnya Allah mencintai
orang ini, maka cintai pulalah dia oleh kalian semua, maka seluruh penduduk langit pun
mencintainya. Kemudian orang itu pun dicintai oleh segenap makhluk Allah di muka bumi
ini .”
Maka semua manusia sebelum mereka wafat, nama-nama mereka telah diserukan di kerajaan
alam semesta dan telah dikenang sebagai hamba yang dicintai Allah subhanahu wata’ala atau
hamba yang dimurkai-Nya. Namun bisa jadi dengan kehendak Allah Yang Maha Luhur dan
Maha Suci, seorang hamba bisa dirubah keputusan hidupnya dari kehinaan untuk mencapai
kemuliaan, dan hal itu tidaklah mustahil bagi Allah subhanahu wata’ala, karena alam semesta ini
adalah milik Allah subhanahu wata’ala. Allah subhanahu wata’ala mampu membolak-balikkan
kerajaan langit dan bumi ini dengan kehendak-Nya, untuk mencintai hamb-hambaNya si fulan
atau membenci si fulan.
Selanjutnya hadits Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam yang kita baca tadi, bahwa seseorang
yang menangisi orang yang telah wafat maka jenazah orang yang wafat itu tidak akan disiksa
oleh Allah subhanahu wata’ala, sebagian muslimin memahami bahwa menangisi orang yang
telah meninggal maka si mayyit akan disiksa, tidak demikian halnya bahkan sayyidina Abu Bakr
As Shiddiq menangis di depan jenazah sayyidina Muhammad shallallahu ‘alaihi wasallam,
begitu juga Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam dulu menangis di hadapan seorang bayi yang
telah wafat, begitu juga Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam mengalirkan air mata ketika
putrinya wafat. Maka Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam bersabda dan menjelaskan bahwa
Allah tidak akan menyiksa seorang yang telah meninggal karena tangisan orang-orang yang
ditinggalnya dan tidak juga Allah menyiksa atas kesedihan hati orang yang ditinggalnya , karena
sepantasnya seseorang bersedih jika ditinggal oleh kekasihnya, namun Allah subhanahu wata’ala
bisa murka terh
adap jenazah sebab ucapan mereka yang ditinggalkan atau mengasihinya . Para imam ahlu
hadits, diantaranya Al Imam Ibn Hajar Al Asqalni di dalam Fathul Bari bisyarh Shahih Al
Bukhari menjelaskan makna hadits ini adalah yang dimaksud bahwa lisan (ucapan) yang bisa
menjadikan jenazah disiksa adalah orang-orang yang melakukan niyahah (berteriak/meronta-
ronta) seakan tidak menerima takdi Allah subhanahu wata’ala, dan si mayyit semasa hidupnya
tidak mengajarkan kepada keluarganya bahwa menyesali takdir Allah adalah hal yang tercela,
maka Allah tampakkan kehinaan kepadanya dengan tangisan keluarganya atas meninggalnya,
maka dalam hal seperti ini jika semakin para keluarga dan kerabatnya menangis maka ia akan
semakin terhimpit dan tersiksa, karena ia tidak mengajarkan kepada mereka untuk menerima dan
bersabar atas takdir yang diberikan Allah kepada mereka. Maka dalam hadits tersebut tersimpan
satu kata dan menjadi dalil yang jelas bahwa Allah bisa menyayangi jenazah sebab ucapan atau
doa seseorang. Sebagian pendapat mengatakan bahwa orang yang telah meninggal maka
amalnya terputus dan tidak lagi bisa sampai kepadanya amal apapun, akan tetapi orang yang
masih hidup dapat menolong orang yang telah meninggal dengan doanya, hadits tadi merupakan
salah satu dalil akan hal ini, dimana seorang jenazah bisa disiksa atau disayangi oleh Allah sebab
lisan/ucapan orang yang hidup, jika orang yang masih hidup mendoakannya maka hal itu akan
bisa merubah keadaannya di dalam kubur. Adapun yang dimaksud ucapan orang yang masih
hidup akan menjadi musibah bagi jenazah di alam kuburnya adalah niyahah, seperti berkata
dengan berteriak sambil menangis : “jika si fulan tidak melakukan hal itu maka ia tidak akan
meninggal”, dan lainnya dari ucapan-ucapan yang menunjukkan penyesalan atas kematian
seseorang, hal itulah yang menjadikan si mayyit tersiksa di kuburnya. Namun sebagian ulama’
berpendapat bahwa selama si mayyit di masa hidupnya ia mengajarkan kepada keluarganya
untuk tabah dan sabar atas takdir Allah subhanahu wata’ala, maka ia tidak akan mendapatkan
kesulitan tersebut di kuburnya, namun yang akan mendapatkan kesulitan adalah keluarganya
yang masih hidup.
Sejak alam manusia masih berada di alam ruh sudah mengikat janji setia tentang tauhidullah QS.
7 : 172
Dan (ingatlah), ketika Tuhanmu mengeluarkan keturunan anak-anak Adam dari sulbi mereka
dan Allah mengambil kesaksian terhadap jiwa mereka (seraya berfirman): “Bukankah Aku ini
Tuhanmu?” Mereka menjawab: “Betul (Engkau Tuban kami), kami menjadi saksi”. (Kami
lakukan yang demikian itu) agar di hari kiamat kamu tidak mengata-kan: “Sesungguhnya kami
(bani Adam) adalah orang-orang yang lengah terhadap ini (keesaan Tuhan)”,
Bagi kaum muslimin harus bersyukur dan gembira, setelah ikrar ruh dimasukkan ke rahim ibu-
ibu muslimah, secara implisit ruh itu dimasukkan ke dalam rahim ibu-ibu muslimah dengan
sengaja agar selamat dunia akhirat, mau tidak ? Ada yang mau dan menerima menjadi muslim
beriman, ada yang menolak, menjadi muslim fasik (munafik). Padahal pada akhir ayat tersebut
disebutkan “Jangan sampai di hari qiamat kamu mengatakan kami lalai akan janji tersebut”.
Padahal Allah telah mengatur merealisasikan janji tersebut pada setiap shalat dalam baca’an Al
Fatihah.
“segala puji bagi Allah, Tuhan semesta alam. Maha Pemurah lagi Maha Penyayang, yang
menguasai di hari Pembalasan.” Ini adalah ikrar Tauhid.
Kemudian membaca “Dan hanya kepada Engkaulah Kami menyembah dan hanya kepada
engkaulah kami meminta pertolongan” Ini adalah ikrar kepatuhan di dalamnya mengandung
janji, tidak akan menyembah dan minta tolong kepada siapapun, kecuali hanya kepada Allah
saja. Setelah itu minta bimbingan kepada Allah agar istiqomah dan beriman
dan bahwa (yang Kami perintahkan ini) adalah jalanKu yang lurus, maka ikutilah dia, dan
janganlah kamu mengikuti jalan-jalan (yang lain)521, karena jalan-jalan itu mencerai beraikan
kamu dari jalanNya. Yang demikian itu diperintahkan Allah agar kamu bertakwa.
PerintahNya; hanya mengikuti apa yang ada dalam Al Qur’an, kalau ada ayat yang bersifat
umum, bisa mengikuti apa yang terdapat dalam hadits Nabi Saw. Dalam ayat ini cukup jelas
tidak boleh mengikuti masalah syariah dari produksi manusia, maka akan terjadi pecah belah
antara sesama muslim.
Qs. 4 : 69 :
Dan barangsiapa yang menta’ati Allah dan Rasul(Nya), mereka itu akan bersama-sama dengan
orang-orang yang dianugerahi ni’mat oleh Allah, yaitu : Nabi-nabi, para shiddiiqiin314, orang-
orang yang mati syahid, dan orang-orang saleh. Dan mereka itulah teman yang sebaik-baiknya.
Kemudian yang diminta jangan dimurkai (seperti penganut Yahudi).“ bukan (jalan) mereka yang
dimurkai” Benar-benar kami takut akan murka dan la’nat Allah, seperti yang telah ditimpakan
kepada kaum Yahudi. Qs. 5 : 60:
Katakanlah: “Apakah akan aku beritakan kepadamu tentang orang-orang yang lebih buruk
pembalasannya dari (orang-orang fasik) itu disisi Allah, yaitu orang-orang yang dikutuki dan
dimurkai Allah, di antara mereka (ada) yang dijadikan kera dan babi424 dan (orang yang)
menyembah thaghut ?”. Mereka itu lebih buruk tempatnya dan lebih tersesat dari jalan yang
lurus.
Juga di dalam beribadah kami mohon tidak tersesat seperti penganut Nashoro “dan bukan (pula
jalan) mereka yang sesat”
Sekian banyak umat tersesat di kala beribadah karena beranggapan yang dilakukannya adalah
baik dan benar, padahal bukan dari Allah dan Rasul, maka di akhirat timbul penyesalan, diduga
dia akan masuk syurga, bahkan sebaliknya neraka,
maka dia menjerit-jerit minta dikembalikan ke dunia akan beramal shalih sesuai perintah Allah
dan Rasul. Qs. 35 : 37
Dan mereka berteriak di dalam neraka itu : “Ya Tuhan kami, keluarkanlah kami niscaya kami
akan mengerjakan amal yang saleh berlainan dengan yang telah kami kerjakan”. Dan apakah
Kami tidak memanjangkan umurmu dalam masa yang cukup untuk berfikir bagi orang yang mau
berfikir, dan (apakah tidak) datang kepada kamu pemberi peringatan ? maka rasakanlah (azab
Kami) dan tidak ada bagi orang-orang yang zalim seorang penolongpun.
Setelah itu semua kembali ikrar penyaksian seperti di alam ruh di kala duduk bertasyahud,
karena sudah di alam dunia kesaksiannya selain kepada Allah Swt juga kepada Rasul, karena
Rasul yang akan menjelaskan firman-firman Allah kepada umat manusia. أَ ْش َهد ُ ا َ ْن َلَاِلَهَ اَِله هللاُ َوأ َ ْش َهد ُ ا َ هن
ُس ْولُه
ُ “ ُم َح همدًا َع ْبدُهُ َو َرAku bersaksi tiada Tuhan selain Allah dan aku bersaksi bahwa Muhammad
hamba dan RasulNya.”
ْ ُسانَ ِم ْن ن
ِ طفَة فَإِذَا ه َُو خ
ٌ َِصي ٌم ُمب
ين َ َخلَقَ اإل ْن
“Dia telah menciptakan manusia dari mani, tiba-tiba ia menjadi pembantah yang nyata.”
Pada ayat ini dijelaskan bahwa Allah menciptakan manusia dari nuthfah yang terkenal dalam
dunia kedokteran dengan istilah spermatozoon yang terdapat pada dirinya dan ovum yang
terdapat pada wanita.
“……Sesungguhnya Kami telah menjadikan kamu dari tanah, kemudian dari setetes mani,
kemudian dari segumpal darah, kemudian dari segumpal daging yang sempurna kejadiannya
dan yang tidak sempurna, agar Kami jelaskan kepada kamu dan Kami tetapkan dalam rahim,
apa yang Kami kehendaki sampai waktu yang sudah ditentukan, kemudian Kami keluarkan kamu
sebagai bayi, kemudian (dengan berangsur-angsur) kamu sampailah kepada kedewasaan, dan di
antara kamu ada yang diwafatkan dan (adapula) di antara kamu yang dipanjangkan umurnya
sampai pikun, supaya dia tidak mengetahui lagi sesuatupun yang dahulunya telah
diketahuinya….”
Pada ayat ini Allah s.w.t menerangkan proses kejadian manusia di dalam rahim ibunya dan
kehidupan manusia setelah ia lahir sampai mati sebagai berikut:
1. Allah telah menciptakan manusia pertama, yaitu Adam a.s, adalah dari tanah. Kemudian dari
Adam diciptakan istrinya Hawa, dari kedua jenis ini berkembang biak manusia dalam proses
yang banyak. Dan dapat pula berarti bahwa manusia diciptakan Allah berasal dari sel mani, yaitu
perkawinan sperma laki-laki dengan ovum di dalam rahim wanita. Kedua sel itu berasal dari
darah, darah berasal dari makanan yang dimakan manusia. Makanan manusia ada yang berasal
dari tumbuh-tumbuhan dan ada yang berasal dari binatang ternak atau hewan-hewan yang lain.
Semuanya itu berasal dari tanah sekalipun telah melalui beberapa proses. Karena itu tidaklah
salah jika dikatakan bahwa manusia itu berasal dari tanah.
2. Dalam ayat ini disebutkan bahwa manusia itu berasal dari “nuthfah”. Yang dimaksud dengan
“nuthfah” ialah setetes mani. Setetes mani laki-laki itu mengandung beribu-ribu sperma yang
tidak dapat dilihat dengan mata, tanpa menggunakan alat pembesar. Salah satu dari sperma ini
bertemu dengan ovum dalam rahim wanita dengan perantaraan persetubuhan yang dilakukan
oleh kedua jenis manusia itu. Pertemuan sperma dan ovum ini merupakan perkawinan yang
sebenarnya, dan pada waktu itulah terjadi proses pertama dari kejadian manusia yang serupa
terjadi pula pada binatang.
3. Sperma dan ovum yang telah menjadi satu itu bergantung pada dinding rahim si ibu dan setelah
beberapa lama berubah menjadi segumpal darah.
4. Dari segumpal darah berubah menjadi segumpal daging.
5. Kemudian ada yang menjadi segumpal daging yang sempurna, tidak ada cacad dan kekurangan
pada permulaan kejadiannya, dan ada pula yang menjadi segumpal daging yang tidak sempurna,
terdapat cacat dan kekurangan. Berdasarkan kejadian sempurna dan tidak sempurna inilah
menimbulkan perbedaan bentuk kejadian bentuk manusia, perbedaan tinggi dan pendeknya
manusia dan sebagainya. Proses kejadian “nuthfah” menjadi “’alaqah” adalah empat puluh hari,
dari “’alaqah” menjadi “mudghah” (segumpal daging) juga empat puluh hari. Kemudian setelah
lewat empat puluh hari sesudah ini, Allah s.w.t meniupkan ruh, menetapkan rezeki, amal,
bahagia dan sengsara, menetapkan ajal dan sebagainya, sebagaimana tersebut dalam hadits:
“Sesungguhnya awal kejadian seseorang kamu (yaitu sperma dan ovum) berkumpul dalam perut
ibunya selama 40 malam, kemudian menjadi segumpal darah selama itu (pula) lalu menjadi
segumpal daging selama itu (pula) kemudian Allah mengutus malaikat, setelah Allah meniupkan
ruh ke dalamnya. maka malaikat itu diperintahkan-Nya menulis empat kalimat, lalu malaikat itu
menuliskan rezekinya, ajalnya. amalnya, bahagia atau sengsara. (H.R. Bukhari dan Muslim)
6. Kemudian jika telah sampai waktunya, maka lahirlah bayi yang masih kecil itu dari dalam rahim
ibunya. Masa kandungan yang sempurna ialah sembilan bulan, tetapi jika Allah menghendaki
masa kandungan itu dapat berkurang menjadi enam bulan atau lebih dan ada pula yang lebih
dari sembilan bulan. Pada permulaan masa lahir itu manusia dalam keadaan lemah, baik jasmani
maupun rohaninya, lalu Allah menganugerahkan kekuatan kepadanya sedikit demi sedikit,
bertambah lama bertambah besar, hingga sampai masa kanak-kanak, kemudian sampai masa
dewasa. Pada masa manusia sempurna jasmani dan rohaninya, badannya sedang kuat,
pikirannya sedang berkembang, kemampuannya untuk mencapai sesuatu yang diingininya
sedang ada pula. Kemudian manusia menjadi tua, bertambah lama bertambah lemah, seakan-
akan kembali lagi kepada masa kanak-kanak dan menjadi pikun, akhirnya iapun meninggalkan
dunia yang fana ini; ada di antara manusia yang meninggal sebelum mencapai umur dewasa,
ada pula yang meninggal di waktu dewasa dan ada yang diberi Allah umur yang lanjut, sampai
tua bangka. Proses perkembangan manusia sejak lahir, menjadi dewasa dan menjadi tua ini
dilukiskan dalam firman Allah s.w.t.:
“Allah, Dialah yang menciptakan kamu dari keadaan lemah, kemudian Dia menjadikan (kamu)
sesudah keadaan lemah itu, menjadi kuat, kemudian Dia menjadikan (kamu) sesudah kuat itu
lemah (kembali) dan beruban. Dia menciptakan apa yang dikehendaki-Nya dan Dialah yang
Maha Mengetahui lagi Maha Kuasa. (Q.S. Ar Rum: 54)
َ َّْللاُ أَح
ُسن َ َام لَحْ ًما ث ُ هم أ َ ْنشَأْنَاهُ خ َْلقًا آخ ََر فَتَب
اركَ ه َ ظَ س ْونَا ْال ِع ْ ضغَةً فَ َخلَ ْقنَا ْال ُم
َ ضغَةَ ِع
َ ظا ًما فَ َك ْ طفَةَ َعلَقَةً فَ َخلَ ْقنَا ْالعَلَقَةَ ُم
ْ ُّث ُ هم َخلَ ْقنَا الن
َْالخَا ِلقِين
“Kemudian air mani itu Kami jadikan segumpal darah, lalu segumpal darah itu Kami jadikan
segumpal daging, dan segumpal daging itu Kami jadikan tulang belulang, lalu tulang belulang
itu Kami bungkus dengan daging. kemudian Kami jadikan dia makhluk yang (berbentuk) lain.
Maka Maha sucilah Allah, Pencipta yang paling baik.”
Pada ayat ini Allah s.w.t menjelaskan bahwa air mani itu Dia kembangkan dalam beberapa
minggu sehingga menjadi segumpal darah. Dari darah dijadikan segumpal daging, dan segumpal
daging itu ada bagian dalamnya yang Allah jadikan tulang belulang, dan ada bagian lain unsur
daging yang dijadikan daging. Kemudian tulang belulang itu Allah bungkus dengan daging,
laksana pakaian penutup tubuh, kemudian Allah jadikan makhluk yang (berbentuk) lain. Setelah
ditiupkan ruh kedalamnya, maka jadilah manusia yang sempurna, dapat berbicara, melihat,
mendengar, berpikir yang tadinya hanya merupakan benda mati saja. Maka Maha Suci Allah,
Pencipta Yang Paling Baik.
“Dia menciptakan kamu dari seorang diri kemudian Dia jadikan daripadanya isterinya dan Dia
menurunkan untuk kamu delapan ekor yang berpasangan dari binatang ternak. Dia menjadikan
kamu dalam perut ibumu kejadian demi kejadian dalam tiga kegelapan, yang (berbuat) demikian
itu adalah Allah, Tuhan kamu, Tuhan yang mempunyai kerajaan. tidak ada Tuhan selain dia,
maka bagaimana kamu dapat dipalingkan?”
Pada ayat ini Allah s.w.t menjelaskan bahwa Dia menciptakan manusia pada mulanya seorang
saja. Allah menciptakan manusia yang beraneka ragam warna dan bahasanya dari diri Adam.
Kemudian Allah menciptakan pasangannya Hawa. Kemudian Allah menjelaskan bahwa Dia pula
yang menciptakan delapan ekor binatang ternak yang berpasang-pasangan. Kambing sepasang,
biri-biri sepasang, unta sepasang dan sapi sepasang.
Sesudah itu Allah menjelaskan lebih jauh tentang kejadian manusia selanjutnya. Manusia
diciptakan dengan melalui proses kejadian demi kejadian. Proses kejadiannya yang pertama ialah
sebagai nutfah, sesudah itu ditempuhnya proses demi proses sebagaimana darah kental kemudian
sebagai janin. Pada saat sempurna menjadi janin itulah Allah menciptakan ruh di dalamnya
sehingga menjadilah makhluk hidup. Tanda-tanda kehidupannya dapat diketahui dari detak
jantungnya dengan menempelkan telinga ke perut sang ibu.
Di samping itu Allah s.w.t menjelaskan bahwa ketika bayi berada dalam kandungan ia berada
dalam tiga kegelapan, yaitu: 1) kegelapan rahim, 2) kegelapan plasenta (ari-ari), 3)
“Dialah yang menciptakan kamu dari tanah kemudian dari setetes mani, sesudah itu dari
segumpal darah, kemudian dilahirkannya kamu sebagai seorang anak, kemudian (kamu
dibiarkan hidup) supaya kamu sampai kepada masa (dewasa), kemudian (dibiarkan kamu hidup
lagi) sampai tua, di antara kamu ada yang diwafatkan sebelum itu. (kami perbuat demikian)
supaya kamu sampai kepada ajal yang ditentukan dan supaya kamu memahami(nya).”
Pada ayat ini Allah menjelaskan, bahwa Dia telah menjadikan manusia dari tanah, kemudian
menjadi setetes mani, dari setetes mani menjadi sesuatu yang melekat, dan segumpal darah
menjadi segumpal daging, kemudian dilahirkan ke dunia dalam bentuk manusia.
Para ahli tafsir menerangkan bahwa yang dimaksudkan dengan Allah s.w.t menjadikan manusia
dari tanah, maksudnya ialah Allah s.w.t menjadikan manusia dari saripati yang berasal dari
tanah. Seorang bapak dan seorang ibu memakan makanan yang berasal dari tanah, dari binatang
ternak dan dari tumbuh-tumbuhan. Binatang ternak memakan tumbuh-tumbuhan dan
berkembang dengan menggunakan zat-zat yang berasal dari tanah. Sebagaimana makanan yang
dimakan ibu atau bapak itu menjadi mani. Telur mani ibu bertemu dengan mani bapak dalam
rahim ibu, sehingga menjadi segumpal darah dan seterusnya. Sebagian ahli tafsir yang lain
berpendapat bahwa yang dimaksud dengan “Allah menciptakan manusia dari tanah, ialah bapak
manusia Adam diciptakan Allah s.w.t dari tanah.
Kemudian Allah s.w.t menerangkan bahwa manusia yang diciptakan-Nya dari tanah itu
mengalami hidup dalam tiga masa, yaitu:
1. Masa kanak-kanak.
2. Masa dewasa.
3. Masa tua.
Di antara manusia ada yang diwafatkan-Nya pada masa kanak-kanak, ada pula pada masa
dewasa dan ada yang diwafatkan setelah berusia lanjut. Ketentuan kapan seorang manusia
meninggal itu berada di tangan Allah semata.
Dalam era globalisasi dan informasi sudah saatnya bagi umat Islam untuk
berpikir kritis dan dinamis demi kemajuan Islam. Hal yang perlu dipahami
bahwa sesungguhnya Al Qur'an bukan hanya menerangkan ibadah saja,
tetapi lebih jauh dia juga menerangkan hal-hal yang berkaitan dengan ilmu
tingkat tinggi yang justru lebih lengkap dan sempurna. Akan tetapi selama
ini yang dipelajari para ilmuwan Muslim baru sebatas hal yang berkaitan
dengan ibadah, dikiranya Al Qur'an tidak mampu menerangkan hal-hal
berkaitan dengan segala yang ada di semesta. Padahal kalau Al Qur'an
dipahami dengan sungguh-sungguh maka akan muncul Sarjana-sarjana Al
Qur'an dari berbagai disiplin ilmu yang berkualitas tinggi dan handal.
Dengan begitu Ilmu Pengetahuan akan maju pesat sejalan dengan tingkat
kemampuan dalam pemahaman Al Qur'an oleh para pemeluk Islam atau
para Ilmuwan itu sendiri.
Misalnya tentang adanya masyarakat manusia di Planet lain di luar Bumi ini,
orang-orang barat begitu serius mengadakan penelitian dengan biaya yang
sangat mahal dan mereka yakin bahwa diluar Bumi ini pasti ada kehidupan
atau ada makhluk hidup. Padahal sebenarnya jauh-jauh sebelumnya Al
Qur'an telah memberikan informasi yang menunjukkan bahwa di Planet
selain Bumi ini juga telah berkembang masyarakat manusia seperti halnya di
Bumi ini. Sementara para ilmuwan muslim hanya bertindak selaku penonton
dan menunggu hasil penelitian orang Barat.
Memang ada juga ayat yang sudah jelas tanpa penjelasan misalnya ayat-
ayat muhkamat, namun biasanya hal-hal yang berkaitan dengan ilmu
pengetahuan atau ayat mutasabihat harus merangkaikan beberapa ayat
yang saling menerangkan. Sebagai bahan kajian tentang dabbah maka
perhatikan petunjuk Allah berikut:
Kalau kita perhatikan surat An-Nuur (24) ayat 45, cukup jelas dan tegas
bahwa diantara dabbah itu ada yang berjalan atas perutnya (ular, buaya,
cecak, kadal dan lain-lain), dan diantara dabbah itu juga ada yang berjalan
atas dua kaki (ayam, bebek, MANUSIA dan lain-lain) dan ada pula yang
berjalan dengan empat kaki (kerbau, sapi, kambing, unta dan lain-lain).
Meskipun hingga saat ini dengan ilmu pengetahuan yang ada belum
diketahui dengan pasti tentang keberadaan kehidupan di planet lain, namun
penjelasan dari ayat-ayat al-Qur'an diatas sangat logis dan bisa diterima.
Dan menurut saya, sebagai seseorang yang tertarik dengan masalah UFO
dan Alien, pembahasan mengenai Dabbah diatas menjadi titik terang bahwa
fenomena Alien adalah benar-benar nyata.
Suatu saat kami menemukan dari salah satu blog perkataan semacam ini:
“Bila kandungan isi hadits itu berhubungan dengan masalah ‘aqidah, misalnya tentang siksa
kubur, maka kita tidak boleh menyakini adanya siksa kubur tersebut dengan keyakinan 100%.
Sebab, derajat kebenaran yang dikandung oleh hadits ahad tidak sampai 100%.”
Inilah di antara aqidah menyimpang yang dimiliki sebuah kelompok yang terkenal selalu
menggembar gemborkan khilafah. Mereka tidak meyakini adanya siksa kubur. Mereka beralasan
bahwa riwayat mengenai siksa kubur hanya berasal dari hadits Ahad, sedangkan hadits Ahad
hanya bersifat zhon (sangkaan semata). Padahal aqidah harus dibangun di atas dalil qoth’i dan
harus berasal dari riwayat mutawatir. Itulah keyakinan mereka.
Sekarang yang kami pertanyakan, “Apakah betul riwayat mengenai siksa kubur tidak mutawatir
dan hanya berasal dari hadits Ahad?” Juga yang kami tanyakan, “Apakah pembicaraan mengenai
siksa kubur juga tidak ada dalam Al Qur’an?”
Pada tulisan singkat kali ini, kami akan membuktikan bahwa pembicaraan mengenai siksa kubur
sebenarnya disebutkan pula dalam Al Qur’an. Sehingga dengan sangat pasti kita dapat katakan
bahwa pembicaraan mengenai siksa kubur adalah mutawatir karena riwayat Al Qur’an adalah
mutawatir dan bukan Ahad.
Mari kita perhatikan penjelasan para pakar tafsir mengenai potongan ayat ini:
“Sebagian ulama berdalil dengan ayat ini tentang adanya adzab kubur. … Pendapat inilah yang
dipilih oleh Mujahid, ‘Ikrimah, Maqotil, Muhammad bin Ka’ab. Mereka semua mengatakan
bahwa ayat ini menunjukkan adanya siksa kubur di dunia.” (Al Jaami’ Li Ahkamil Qur’an,
15/319)
“Para ulama Syafi’iyyah berdalil dengan ayat ini tentang adanya adzab kubur. Mereka
mengatakan bahwa ayat ini menunjukkan bahwa siksa neraka yang dihadapkan kepada mereka
pagi dan siang (artinya sepanjang waktu) bukanlah pada hari kiamat nanti. Karena pada lanjutan
ayat dikatakan, “dan pada hari terjadinya Kiamat. (Dikatakan kepada malaikat): “Masukkanlah
Fir’aun dan kaumnya ke dalam azab yang sangat keras” [Berarti siksa neraka yang
dinampakkan pada mereka adalah di alam kubur]. Tidak bisa juga kita katakan bahwa yang
dimaksudkan adalah siksa di dunia. Karena dalam ayat tersebut dikatakan bahwa neraka
dinampakkan pada mereka pagi dan siang, sedangkan siksa ini tidak mungkin terjadi pada
mereka ketika di dunia. Jadi yang tepat adalah dinampakkannya neraka pagi dan siang di sini
adalah setelah kematian (bukan di dunia) dan sebelum datangnya hari kiamat. Oleh karena itu,
ayat ini menunjukkan adanya siksa kubur bagi Fir’aun dan pengikutnya. Begitu pula siksa kubur
ini akan diperoleh bagi yang lainnya sebagaimana mereka.” (Mafaatihul Ghoib, 27/64)
Ibnu Katsir –rahimahullah- mengatakan,
“Ayat ini adalah pokok aqidah terbesar yang menjadi dalil bagi Ahlus Sunnah wal Jama’ah
mengenai adanya adzab (siksa) kubur yaitu firman Allah Ta’ala,
Ibnul Qoyyim –rahimahullah- mengatakan, “Bukan hanya satu orang salaf namun lebih dari itu,
mereka berdalil dengan ayat ini tentang adanya siksa kubur.” (At Tafsir Al Qoyyim, hal. 358)
Begitu pula Ibnul Qoyyim –rahimahullah- menyebutkan ayat-ayat lain yang menunjukkan
adanya siksa kubur.
Kita dapat melihat pula dalam surat Al An’am, Allah Ta’ala berfirman,
Adapun perkataan malaikat (yang artinya), “Di hari ini kamu dibalas dengan siksa yang sangat
menghinakan”. Siksa yang sangat menghinakan di sini adalah siksa di alam barzakh (alam
kubur) karena alam kubur adalah alam pertama setelah kematian. (At Tafsir Al Qoyyim, hal. 358)
Begitu juga yang serupa dengan surat Al An’am tadi adalah firman Allah Ta’ala,
ُُولَ ْو ت ََرى إِ ْذ يَت ََوفهى الهذِينَ َكفَ ُروا ْال َم َالئِ َكةُ يَض ِْربُونَ ُو ُجوهَه
َ ق ِ اب ْال َح ِري َ َْم َوأ َ ْدب
َ ار ُه ْم َوذُوقُوا
َ َعذ
“Kalau kamu melihat ketika para malaikat mencabut jiwa orang-orang yang kafir seraya
memukul muka dan belakang mereka (dan berkata) : “Rasakanlah olehmu siksa neraka yang
membakar”, (tentulah kamu akan merasa ngeri).” (QS. Al Anfal: 50)
Siksa yang dirasakan yang disebutkan dalam ayat ini adalah di alam barzakh karena alam
barzakh adalah alam pertama setelah kematian. (At Tafsir Al Qoyyim, hal. 358)
Begitu pula Ibnu Abil ‘Izz –rahimahullah- ketika menjelaskan perkataan Ath Thohawi mengenai
aqidah Ahlus Sunnah wal Jama’ah yang meyakini adanya siksa kubur, selain membawakan surat
Al Mu’min sebagai dalil adanya siksa kubur, beliau –rahimahullah- juga membawakan firman
Allah Ta’ala,
Setelah membawakan ayat ini, Ibnu Abil ‘Izz mengatakan, “Ayat ini bisa bermakna siksa bagi
mereka dengan dibunuh atau siksaan lainnya di dunia. Ayat ini juga bisa bermakna siksa bagi
mereka di alam barzakh (alam kubur). Inilah pendapat yang lebih tepat. Karena kebanyakan dari
mereka mati, namun tidak disiksa di dunia. Atau ayat ini bisa bermakna siksa secara umum.”
(Syarh Al ‘Aqidah Ath Thohawiyah, 2/604-605)
Begitu juga dapat kita lihat dalam kitab Shahih (yaitu Shahih Muslim), terdapat hadits dari Al
Baroo’ bin ‘Aazib –radhiyallahu ‘anhu-. Beliau membicarakan mengenai firman Allah Ta’ala,
“Allah meneguhkan (iman) orang-orang yang beriman dengan ucapan yang teguh itu dalam
kehidupan di dunia dan di akhirat; dan Allah menyesatkan orang-orang yang zalim dan
memperbuat apa yang Dia kehendaki.” (QS. Ibrahim: 27)
ب ْالقَب ِْر
ِ عذَا ْ َنَزَ ل.
َ ت فِى
“Ayat ini turun untuk menjelaskan adanya siksa kubur.” (HR. Muslim)
Bahkan Ibnul Qoyyim –rahimahullah-, ulama yang sudah diketahui keilmuannya mengatakan
bahwa hadits yang menjelaskan mengenai siksa kubur adalah hadits yang sampai derajat
mutawatir. (Lihat At Tafsir Al Qoyyim, 359)
Inilah di antara kekeliruan dan penyimpangan kelompok yang selalu menggembar gemborkan
khilafah dalam setiap orasi mereka (dengan isyarat seperti ini mudah-mudahan kita tahu
kelompok tersebut). Mereka menolak adanya siksa kubur karena beralasan bahwa riwayat yang
menerangkan aqidah semacam ini adalah hadits ahad. Sedangkan hadits ahad tidak boleh
dijadikan rujukan dalam masalah aqidah karena aqidah harus 100 % qoth’i, tidak boleh ada zhon
(sangkaan) sedikit pun.
Sekarang kami tanyakan kepada mereka, “Bukankah Al Qur’an adalah mutawatir?! Lalu di
mana kalian meletakkkan ayat-ayat Al Qur’an yang menjelaskan mengenai siksa kubur [?]
Padahal pakar tafsir telah menjelaskan bahwa yang dimaksudkan dengan ayat-ayat yang kami
sebutkan di atas adalah mengenai siksa kubur.”
Lalu bagaimana dengan do’a berlindung dari adzab kubur yang dibaca ketika tasyahud akhir.
Dari Abu Hurairah, Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda,
Kalau memang mereka mengamalkan do’a ini, bagaimana mungkin berbeda antara perkataan
dan keyakinan[?] Sungguh sangat tidak masuk akal. Sesuatu boleh diamalkan namun tidak boleh
diyakini[!] Ini mustahil.
Semoga Allah memberikan taufik dan hidayah kepada saudara-saudara kami ini. Maksud tulisan
ini bukanlah menjelak-jelekkan mereka. Namun maksud kami adalah agar mereka yang telah
berpaham keliru ini sadar dan merujuk pada kebenaran. Itu saja yang kami inginkan dari lubuk
hati kami yang paling dalam.
Semoga tulisan ini bermanfaat bagi kaum muslimin. Semoga Allah selalu memberikan ilmu yang
bermanfaat, rizki yang thoyib, dan menjadikan amalan kita diterima di sisi-Nya. Innahu sami’un
qoriibum mujibud da’awaat. Alhamdulillahilladzi bi ni’matihi tatimmush sholihaat, wa
shallallahu ‘ala nabiyyina Muhammad wa ‘ala alihi wa shohbihi wa sallam.
Rujukan:
Catatan:
Dalam ilmu hadits, para ulama telah membagi hadits berdasarkan banyaknya jalan yang sampai
kepada kita menjadi dua macam yaitu hadits mutawatir dan hadits ahad.
Mutawatir secara bahasa berarti berturut-turut (tatabu’). Secara istilah, hadits mutawatir adalah
hadits yang diriwayatkan dari jalan yang sangat banyak sehingga mustahil untuk bersepakat
dalam kedustaan karena mengingat banyak jumlahnya dan kesholihannya serta perbedaan tempat
tinggal.
Ahad secara bahasa berarti satu (al wahid). Secara istilah, hadits ahad adalah hadits yang tidak
memenuhi syarat mutawatir.
Hadits ahad ada tiga macam yaitu hadits masyhur, aziz, dan ghorib.
Pertama, hadits masyhur yaitu hadits yang diriwayatkan oleh tiga orang atau lebih namun belum
mencapai derajat mutawatir.
Kedua, hadits aziz adalah hadits yang diriwayatkan oleh dua orang, walaupun berada dalam satu
thobaqoh (tingkatan)
Ketiga, hadits ghorib adalah hadits yang diriwayatkan oleh satu orang rowi. (Lihat Taisir
Mustholahul Hadits, hal. 19-20; Muntahal Amaniy, hal. 82; Min Athyabil Minnah, hal. 8-9)
Beberapa pertemuan yang lalu, telah kita bahas tentang tanda-tanda akan terjadinya Hari Kiamat,
dan kali ini kita masih dalam bahasan yang merupakan runtutan dari “Beriman Kepada Hari
Kiamat”, adalah kita sampai kepada Bab “Ahwalul Qiyamah” (Dahsyatnya Hari Kiamat).
Berbagai peristiwa yang sangat mengerikan akan dialami oleh orang-orang jahat ketika terjadi
Hari Kiamat. Seperti dijelaskan sebelum ini bahwa yang akan mengalami Hari Kiamat itu
hanyalah orang-orang jahat saja.
Dalam Hadits Riwayat Al Imãm Muslim no: 5066, dari Shohabat ‘Abdullõh bin ‘Amr bin Al
Ash رضي هللا عنه, bahwa beliau berkata,
ِ ش َر ِار ا ْل َخ ْل
ق ُه ْم َ ساعَةُ إِاله
ِ علَى الَ تَقُو ُم ال ه: اص َقَا َل
ِ َع ْم ِرو ب ِْن ا ْلع
َ َُّللاِ ْبن
ع ْب ُد ه
َ عن
Artinya:
“Kiamat tidak akan terjadi, kecuali pada orang-orang yang paling jahat.”
Karena orang-orang yang beriman akan ditiup angin yang berbau misk (minyak wangi kesturi)
dan semua orang yang ada iman di dadanya akan mati seketika. Seolah-olah mereka satu nyawa.
Hal ini telah kita bahas dalam kajian yang lalu, yakni dalam Hadits Riwayat Al Imãm Muslim
no: 327, dari Shohabat Abu Hurairoh رضي هللا عنه, beliau berkata bahwa Rosũlullõh صلى هللا عليه
وسلمbersabda,
Artinya:
“Sesungguhnya Allõh akan mengutus angin dari arah Yaman yang lebih halus dari pada
sutra, sehingga tidak ada seorang pun yang didalam hatinya terdapat iman seberat zarroh
(atom) kecuali akan direnggut nyawanya.”
Demikianlah kekuasaan Allõh سبحانه وتعالىyang Maha Hebat, mudah-mudahan kita tidak
mengalami berbagai fenomena tersebut.
“Ahwal” artinya “Dahsyat”, yaitu perkara-perkara yang sangat mengerikan ketika Hari Kiamat
terjadi. Bahasan ini merupakan bahasan transisi antara Alam Dunia dan Alam Akhirat.
Bahasan Alam Dunia sudah kita akhiri dengan kajian tentang Bab Tanda-Tanda Hari Kiamat.
Dan Bahasan Alam Akhirat akan kita mulai dengan Bab “Yaumul Ba’tsi” (Hari
Kebangkitan). Yaumul Ba’tsi itu akan tiba setelah terjadinya Kiamat dimana seluruh alam
semesta beserta isi-isinya hancur berantakan, rusak dan tidak lagi bernyawa. Allõh سبحانه وتعالى
bangkitkan manusia dan itu lah merupakan awal dari Hari Akhirat.
Sedangkan “Ahwalul Qiyamah” sebenarnya ada di ujung Alam Dunia dan di awal Hari
Akhirat.
Agar lebih jelas, kita renungkan terlebih dahulu apa yang disabdakan oleh Rosũlullõh صلى هللا عليه
وسلمdalam dua Hadits berikut ini :
Pertama, Hadits yang diriwayatkan oleh Al Imãm Muslim no: 2947 dari salah seorang Shohabat
bernama Abu Hurairoh رضي هللا عنه, bahwa Rosũlullõh صلى هللا عليه وسلمbersabda:
ع الش ْهم ِس ِم ْن َم ْغ ِر ِبهَا أ َ ِو ال ُّد َخانَ أ َ ِو ال هد هجا َل أ َ ِو الدها هبةَ أ َ ْو َخاصهةَ أَ َح ِد ُك ْم أ َ ْو أَ ْم َر ا ْل َعا هم ِة ِ َباد ُِروا ِباأل َ ْع َما ِل
َ ستًّا ُطلُو
Artinya:
“Bersegeralah beramal amalan yang shõlih, sebelum datang yang enam, yaitu terbitnya
matahari dari sebelah barat, munculnya asap, muncul Dajjal, muncul Ad Dãbbah atau
perkara khusus dari salah seorang dari kalian atau perkara umum.”
Perkara-perkara yang dimakudkan dalam Hadits tersebut akan menjadi penghalang bagi
seseorang untuk diterima amalannya. Karena seperti dibahas sebelum ini bahwa Matahari Terbit
dari sebelah Barat itu merupakan pertanda bahwa tidak ada lagi amalan yang bermanfaat
bagi manusia. Sudah tertutup taubat bagi manusia atau sudah tertutup bagi mereka itu untuk
kembali ke jalan yang benar.
Sudah tertutup ! Allõh سبحانه وتعالىdan Rosũl-Nya عليه وسلم صلى هللاsudah memberikan aba-aba
bahwa manusia punya masa-taubat, masa-perbaikan, dan itu adalah selama manusia hidup di
dunia dan apabila nyawa mereka belum sampai ke kerongkongan dan apabila Matahari belum
Terbit di sebelah Barat.
Jika dua tanda itu sudah dialami, maka tidak ada gunanya perbaikan (taubat) yang dilakukan oleh
manusia. Kalau masa-masa perbaikan sudah ditutup oleh Allõh سبحانه وتعالى, berarti tidak lagi
manusia punya peluang untuk beruntung setelah itu. Na’ũdzu billãhi min dzãlik.
Alhamdulillah, saat ini kita masih dalam keadaan sehat wal ‘afiyat. Sebelum Hari Kiamat tiba,
marilah setiap kita berlomba untuk menjalankan kebajikan sesuai dengan apa yang disyari’atkan
oleh Allõh سبحانه وتعالىdan apa yang dijelaskan oleh Rosũlullõh صلى هللا عليه وسلم.
Kedua,
Hadits yang diriwayatkan oleh Al Imãm At Turmudzy no: 2306, menurut Syaikh Nashiruddin Al
Albãny Hadits ini dho’ĩf, dimana Rosũlullõh صلى هللا عليه وسلمbersabda:
بادروا باألعمال سبعا هل تنظرون إال فقرا منسيا أو غنى مطغيا أو مرضا مفسدا أو هرما مفندا أو موتا مجهزا أو الدجال فشر
غائب ينتظر أو الساعة فالساعة أدهى وأمر
Artinya:
“Apakah kalian menunggu-nunggu sampai kalian menjadi orang miskin dan miskin itu
menjadikan kalian lupa, ataukah kalian tunda-tunda beramal sampai kalian menjadi kaya
dan kaya itu akan menutup hati kalian sehingga kalian menjadi melampaui batas, ataukah
sakit yang merusak, ataukah pikun atau mati atau Dajjal sejahat-jahat yang ditunggu, atau
Hari Kiamat dimana Hari Kiamat itu adalah sangat dahsyat dan mengerikan.”
Hadits diatas adalah dho’ĩf menurut Syaikh Nashiruddin Al Albãny رحمه هللا, namun demikian
diriwayatkan pula oleh Abu Ya’la Al Mũshiliy رحمه هللاdalam Musnad-nya no: 6542 dimana
pen-tahqiq-nya Syaikh Husain Salim Asãd mengatakan bahwa Sanad Hadits ini terdiri dari para
perowi yang tsĩqoh. Juga Al Imãm Hakim dalam Al Mustadrok no: 7906 dimana beliau رحمه هللا
mengatakan bahwa Hadits ini Shohĩh, memenuhi Syarat Al Imãm Al Bukhõry dan Al Imãm
Muslim رحمهما هللا, hanya saja mereka tidak mengeluarkannya. Dan Al Imãm Adz Dzahaby
mengomentarinya dengan mengatakan, “Jika Ma’mar mendengar dari Al Maqbury maka Hadits
ini Shohĩh, memenuhi syarat Al Bukhõry dan Muslim.”
Oleh karena itu Hadits diatas tersebut bisa dijadikan sebagai suatu bahan renungan buat diri kita,
yakni bahwa Allõh سبحانه وتعالىbisa menguji seseorang dengan kemiskinan, sehingga ia pun lalu
menjadi tidak sabar. Ia pun menjadi “ngoyo” (bekerja terus menerus untuk kepentingan
duniawinya), lalu setiap hari ia menjadi lupa, karena kemiskinan itu membawanya terseret
kepada berbagai perkara.
Atau Allõh سبحانه وتعالىmenguji seseorang dengan menjadi orang yang kaya, lalu kekayaannya
menjadikan ia melampaui batas. Karena banyak uang (harta) lalu ia belanjakan hartanya itu
dengan ma’shiyat.
Atau Allõh سبحانه وتعالىmenguji seseorang dengan sakit yang merusak. Penyakit di zaman
sekarang adalah mengerikan, misalnya kanker, dan sebagainya, yang semuanya itu adalah bagian
dari yang diisyaratkan oleh Rosũlullõh صلى هللا عليه وسلم, yaitu penyakit yang merusak. Sebelum
semuanya itu datang, mengapa kita tangguh-tangguhkan untuk beramal shõlih?
Berikutnya adalah Allõh سبحانه وتعالىmenguji seseorang dengan kepikunan. Orang menjadi
pikun. Orang tersebut tidak lagi tahu kapan waktu sholat, sudah tidak mengenal lagi orang-orang
disekitarnya misalnya cucunya, dan sebagainya. Apakah kita akan menunggu sampai pikun
terlebih dahulu barulah kita ini hendak beramal ? Padahal bila sudah pikun maka seseorang tidak
bisa lagi meningkatkan prestasi ibadahnya kepada Allõh سبحانه وتعالى.
Disamping itu, ada pula kematian yang mengintai kita setiap saat. Mau atau tidak mau, sadar
atau tidak sadar, suka atau tidak suka maka kematian itu adalah selalu mengintai setiap diri-diri
kita. Kita tidak tahu, umur kita ini sampai berapa, dan di bumi manakah kita akan mati.
Bukankah Allõh سبحانه وتعالىdan Rosũl-Nya عليه وسلم صلى هللاmemberikan aba-aba tentang hal
tersebut kepada kita? Apakah kita masih juga lalai? Ataukah seseorang itu terus-menerus lalai
dan menunda untuk beramal shõlih hingga menunggu munculnya Dajjal, atau Ad Dãbbah,
ataukah menunggu hingga terjadinya Hari Kiamat terlebih dahulu? Padahal Kiamat itu sangat
pedih dan sangat dahsyat?
Contoh tentang kedahsyatan Hari Kiamat misalnya dalam Al Qur’an Surat At Takwĩr (81) ayat
1 – 11:
Artinya:
Lalu dari Ayat 4 QS. At Takwĩr: “Dan apabila unta-unta yang bunting ditinggalkan (tidak
dipedulikan).”
Maksudnya: Binatang ternak yang biasanya sehari-harinya itu dijaga dan dipelihara, tetapi ketika
Hari Kiamat itu tiba maka tidak ada satupun orang yang akan peduli pada binatang ternak
peliharaannya, karena masing-masing orang akan sangat sibuk di kala itu untuk menyelamatkan
diri.
Lalu pada Ayat 7 QS. At Takwĩr: “Dan apabila ruh-ruh dipertemukan (dengan tubuh)”
Maksudnya: Apabila seseorang itu pelacur, maka ia pun akan dikumpulkan bersama sesama
pelacur. Apabila seseorang itu senang makan riba maka ia pun akan dikumpulkan dengan para
ahli riba. Dan apabila seseorang itu suka berbuat dzolim dan membunuh orang lain, maka ia pun
akan dikumpulkan beserta orang-orang dzolim dan para pembunuh.
Mudah-mudahan kita dikumpulkan dengan para orang-orang shõlih. Karena kita ingin menjadi
orang yang shõlih, maka hendaknya kita perbanyak berdo’a dan memohon kepada Allõh سبحانه
وتعالىagar kelak di Hari Kiamat kita dapat dikelompokkkan beserta dengan orang-orang yang
shõlih.
Bila kita renungkan, maka ayat-ayat terebut menjelaskan betapa dahsyatnya Hari Kiamat nanti.
Dalam Surat-Surat yang lain di dalam Al Qur’an, misalnya Surat Al Zalzalah (99) ayat 1 – 6,
juga digambarkan betapa dahsyatnya Hari Kiamat tersebut. Perhatikanlah firman Allõh سبحانه
وتعالىdalam QS. Al Zalzalah (99) ayat 1 – 6 tersebut:
Artinya:
(5) karena sesungguhnya Robb-mu telah memerintahkan (yang sedemikian itu) kepadanya.
(6) Pada hari itu manusia ke luar dari kuburnya dalam keadaan yang bermacam-macam,
supaya diperlihatkan kepada mereka (balasan) pekerjaan mereka.
Semua itu adalah Kekuasaan Allõh سبحانه وتعالىsebagai peringatan bagi kita semua, maka :
“Wahai orang-orang yang punya hati, wahai orang-orang yang punya akal, sadarlah.
Hendaknya kita semua kembali sadar bahwa Allõh سبحانه وتعالىlah Yang Maha Perkasa.”
Dan ayat-ayat tersebut juga merupakan peringatan bagi manusia apakah manusia akan tetap
dalam keadaan sombong, angkuh dan congkak melawan Allõh سبحانه وتعالىataukah tidak.
Artinya:
(9) maka waktu itu adalah waktu (datangnya) hari yang sulit,
ْ )ا ْل َحsebagaimana dalam QS
Hari Kiamat juga dikenal dengan sebutan “Al Hasroh” (س َر ِة
Maryam (19) ayat 39 berikut ini:
َ س َر ِة ِإ ْذ قُ ِض َي ْاأل َ ْم ُر َو ُه ْم فِي
َغ ْفلَ ٍة َو ُه ْم َال يُؤْ ِمنُون ْ َوأَنذ ِْر ُه ْم يَ ْو َم ا ْل َح
Artinya:
“Dan berilah mereka peringatan tentang hari penyesalan, (yaitu) ketika segala perkara telah
diputus. Dan mereka dalam kelalaian dan mereka tidak (pula) beriman.”
Artinya:
“Dan tidaklah Kami ciptakan langit dan bumi dan apa yang ada di antara keduanya, melainkan
dengan benar. Dan sesungguhnya saat (kiamat) itu pasti akan datang, maka maafkanlah
(mereka) dengan cara yang baik.”
Hari Kiamat juga dikenal dengan nama “At Taghõbun” ( )التَّغَابُ ِنsebagaimana dalam QS At
Taghõbun (64) ayat 9 :
Artinya:
“(Ingatlah) hari (yang di waktu itu) Allõh mengumpulkan kamu pada hari pengumpulan
(untuk dihisab), itulah hari (waktu itu) ditampakkan kesalahan-kesalahan. Dan barangsiapa
yang beriman kepada Allõh dan mengerjakan amal shõlih, niscaya Allõh akan menghapus
kesalahan-kesalahannya dan memasukkannya ke dalam surga yang mengalir di bawahnya
sungai-sungai, mereka kekal di dalamnya selama-lamanya. Itulah keberuntungan yang besar.”
Artinya:
“Hanyalah yang memakmurkan mesjid-mesjid Allõh ialah orang-orang yang beriman kepada
Allõh dan hari kemudian, serta tetap mendirikan shalat, menunaikan zakat dan tidak takut
(kepada siapapun) selain kepada Allõh, maka merekalah orang-orang yang diharapkan
termasuk golongan orang-orang yang mendapat petunjuk.”
Hari Kiamat juga disebut dengan “Yaum At Tanad ( )يَ ْو َم التَّنَا ِدsebagaimana dalam QS Ghofir /
Al Mu’min (40) ayat 32:
Artinya:
“Hai kaumku, sesungguhnya aku khawatir terhadapmu akan siksaan hari panggil-memanggil.”
Hari Kiamat juga disebut “Al Hãqqoh” (ُ )ا ْلحَاقَّةsebagaimana dalam QS Al Hãqqoh (69) ayat 1 –
2:
Artinya:
Yang paling sering Hari Kiamat juga disebut dengan “Al Qiyamah” ( )ا ْل ِقيَا َم ِةsebagaimana dalam
QS An Nisã’ (4) ayat 87:
Artinya:
“Allõh, tidak ada Tuhan (yang berhak disembah) selain Dia. Sesungguhnya Dia akan
mengumpulkan kamu di hari kiamat, yang tidak ada keraguan terjadinya. Dan siapakah orang
yang lebih benar perkataan-(nya) daripada Allõh.”
Dan masih banyak lagi nama-nama lain untuk penyebutan Hari Kiamat di dalam Al Qur’an
maupun Hadits, hingga mencapai tidak kurang dari 20 nama.
Hari Kiamat yang mempunyai nama-nama sebanyak tersebut diatas, semuanya bermakna:
dahsyat, mengerikan. Bermakna: tidak ada hari setelah hari itu, karena hari-dunia sudah
digulung dan ditukar dengan hari-hari yang lain. Dan in syã Allõh hal ini akan kita bahas
dalam bahasan tentang Hari Kebangkitan.
Dalam Surat Al Hajj (22) ayat 1 – 2, Allõh سبحانه وتعالىmenjelaskan kepada kita bahwa dunia
akan menjadi rusak dan penghuninya akan menjadi mati, sebagaimana firman-Nya berikut ini:
ِ ض ُع ُك ُّل ذَا
ت َح ْم ٍل َ ع هما أ َ ْر
َ َضعَتْ َوت َ ﴾ يَ ْو َم ت َ َر ْونَهَا تَ ْذ َه ُل ُك ُّل ُم ْر ِضعَ ٍة١﴿ ع ِة ش َْي ٌء ع َِظي ٌم
َ سااس اتهقُوا َربه ُك ْم إِنه َز ْل َز َلةَ ال ه
ُ يَا أَيُّهَا ال هن
﴾٢﴿ شدِي ٌد َ َِّللا َ َعذ
اب ه َ َارى َولَ ِكنهَ سك ُ َارى َو َما هُم ِب َ سك ُ اس َ َح ْملَهَا َوت َ َرى ال هن
Artinya:
(1) Hai manusia, bertakwalah kepada Robb-mu; sesungguhnya kegoncangan hari kiamat itu
adalah suatu kejadian yang sangat besar (dahsyat).
(2) (Ingatlah) pada hari (ketika) kamu melihat kegoncangan itu, lalailah semua wanita yang
menyusui anaknya dari anak yang disusuinya dan gugurlah kandungan segala wanita yang
hamil, dan kamu lihat manusia dalam keadaan mabuk, padahal sebenarnya mereka tidak
mabuk, akan tetapi azab Allõh itu sangat keras.
Dalam sebuah atsar, riwayat dari Shohabat ‘Ubay bin Ka’ab رضي هللا عنه, beliau mengatakan
bahwa:
إذ وقعت الجبال على وجه، فبينما هم كذلك، بينما الناس في أسواقهم إذ ذهب ضوء الشمس: ست آيات قبل يوم القيامة
، والطير، فاختلطت الدواب، والنس إلى الجن، ففزعت الجن إلى النس، واختلطت، واضطربت، فتحركت، األرض
وإذا العشار عطلت، » « انطلقت: قال، ) 5: وإذا الوحوش حشرت (التكوير، » فماجوا بعضهم في بعض، والوحوش
انطلقوا إلى، نحن نأتيكم بالخبر: ) « قالت الجن لإلنس6: وإذا البحار سجرت (التكوير، » « أهملها أهلها: ) قال4:(التكوير
وإلى، « فبينما هم كذلك إذ تصدعت األرض صدعة واحدة إلى األرض السابعة السفلى: قال، » البحر فإذا هو نار تأجج
فبينما هم كذلك إذ جاءتهم ريح فأماتتهم، السماء السابعة العليا
Artinya:
“Enam petaka menjelang terjadinya Kiamat: Ketika orang-orang asyik berjual-beli di pasar-
pasar mereka, tiba-tiba lenyaplah sinar matahari. Ketika mereka demikian, gunung pun
tertumpah bergoncang dan bercampur sehingga kalang kabutlah jin pada manusia dan
manusia pada jin. Hewan pun bercampur baur. Burung, binatang buas satu sama lain
memasuki yang lain.
“Dan apabila binatang buas dikumpulkan (QS. At Takwiir (81) ayat 5)”.
Beliau (‘Ubay bin Ka’ab )رضي هللا عنهberkata, “Bertolak dari tempat masing-masing.”
“dan apabila unta-unta yang bunting ditinggalkan (tidak diperdulikan), (QS. At Takwĩr (81)
ayat 4).”
Beliau (‘Ubay bin Ka’ab )رضي هللا عنهberkata, “Diabaikan oleh pemiliknya,”
Jin berkata, “Kami akan beritakan kepada kalian.” sehingga mereka (manusia) pergi ke laut,
tetapi ternyata api telah menyambut.”
Beliau (‘Ubay bin Ka’ab )رضي هللا عنهberkata, “Ketika mereka dalam keadaan demikian, bumi
pun menghentakkan kedalam lapisan bumi yang ketujuh dibawah dan melontarkan isinya ke
langit yang ketujuh diatas. Dan pada saat demikian, Allõh سبحانه وتعالىkirimkan kepada mereka
angin yang mematikan mereka.”
(Lihat Kitab “Al AHwaal” karya Imaam Ibnu Abi Ad Dun-ya رحمه هللا, halaman 23)
Dengan demikian maka dapatlah diambil kesimpulan sebagai berikut:
(– Perhatikanlah bukankah di zaman sekarang semakin banyak bertebaran pasar dan mall-mall,
yang semuanya merupakan tanda-tanda dekatnya Hari Kiamat; sementara itu dalam satu
lingkungan banyak didirikan masjid, bangunannya banyak dan megah tetapi isinya tidak ada –)
4. Jin akan merasa takut dan datang kepada manusia, dan manusia akan datang kepada jin
untuk minta tolong atas dahsyatnya Kiamat.
5. Binatang, burung dan binatang buas berlarian satu sama lain saling bertabrakan.
(– Manusia pada saat itu sudah tidak memikirkan binatang ternaknya ataupun pertaniannya,
karena masing-masing telah sibuk memikirkan dirinya sendiri –)
6. Lautan tumpah ke darat dan jin mengatakan agar manusia pergi ke lautan, tetapi ternyata
di lautan sudah menjadi api.
(–Ketika itu sudah terjadi satu demi satu,kemudian akan melayanglah bumi dan akhirnya amblas
ke bawah lapisan ke tujuh dan ada yang naik ke langit ke tujuh. Dan ketika itu, datang lah angin
yang menjadikan mereka semua mati –)
Itulah yang dijelaskan oleh salah seorang Shohabat, yang mana ia menerima berita tersebut dari
Rosũlullõh صلى هللا عليه وسلم, karena tidak mungkin ada ta’wĩl (interpretasi) dalam perkara-perkara
ghoib seperti hari Kiamat. Maka dari atsar tersebut, dapatlah kita bayangkan alangkah
dahsyatnya hari Kiamat nanti itu.
Dalam Hadits riwayat Al Imãm Ibnu Abi Ad Dunya, dari Shohabat ‘Uqbah bin Amir رضي هللا عنه,
dari Rosũlullõh صلى هللا عليه وسلمdimana beliau صلى هللا عليه وسلمbersabda:
: فينادي مناد: قال، فما تزال ترتفع حتى تمأل السماء، تطلع قبل الساعة عليكم سحابة سوداء مثل الترس من قبل المغرب
وإن الرجل ليلوط حوضه، إن الرجلين لينشران الثوب فما يطويانه، فوالذي نفسي بيده، إن أمر هللا قد أتى، يا أيها الناس
» والرجل ليحلب لقحته فما يشرب منها شيئا، فما يشرب
Artinya:
“Sebelum terjadi hari Kiamat akan muncul kepada kalian awan hitam muncul dari sebelah
Barat, naik membumbung ke atas sampai awan itu menutupi langit, lalu ada yang menyeru:
“Wahai manusia, janji Allõh tentang Hari Kiamat sudah datang. Maka demi Yang jiwaku
ditangan-Nya, sesungguhnya ada dua orang laki-laki yang melemparkan bajunya sampai
mereka tidak sempat lagi untuk melipatnya. Seseorang memelihara danau yang airnya untuk
ia minum, tetapi ia tidak sempat meminumnya. Seseorang memerah susu sapinya, tetapi ia
”tidak bisa meminumnya.
), halaman 25رحمه هللا (Lihat Kitab “Al AHwãl” karya Al Imãm Ibnu Abi Ad Dun-ya
Dalam Hadits Riwayat Al Imãm At Turmudzy no: 2430, di-shohĩhkan oleh Syaikh Nashiruddin
, beliau berkata:رضي هللا عنه Al Albãny, dari Shohabat ‘Abdullõh bin ‘Amr bin Al ‘Ash
جاء أعرابي إلى النبي صلى هللا عليه و سلم فقال ما الصور ؟ قال قرن ينفخ فيه
Artinya:
, beliau berkata:رضي هللا عنه Juga dalam salah satu atsar, dari Abu Hurairoh
عن أبي هريرة قال :بينا طائفة من أصحاب رسول هللا صلى هللا عليه وسلم عنده ،إذ قال رسول هللا « :إن هللا لما فرغ من
خلق السماوات واألرض خلق الصور فأعطاه إسرافيل ،فهو واضعه على فيه ،شاخص ببصره ينتظر متى يؤمر » ،قال أبو
هريرة :قلت :يا رسول هللا ،وما الصور ؟ قال « :هو قرن » ،قلت :وكيف هو ؟ قال « :عظيم » ،قال « :والذي نفسي
بيده ،إن عظم دارة فيه لعرض السماء واألرض ،ينفخ فيه ثالث نفخات ،فالنفخة األولى للفزع ،والنفخة الثانية نفخة
الصعق ،والنفخة الثالثة نفخة القيام لرب العالمين ،يأمر هللا إسرافيل بالنفخة األولى ،فيقول :انفخ نفخة الفزع ،فينفخ
نفخة الفزع ،فيفزع أهل السماوات واألرض إال من شاء هللا فيأمره فيمدها ويطيلها ،وال يفتر ،وهي التي يقول هللا عز وجل
:وما ينظر هؤالء إال صيحة واحدة ما لها من فواق وتسير الجبال فتكون كالسحاب ،ثم تكون سرابا ،فترجف األرض
بأهلها ،وهي التي يقول هللا :يوم ترجف الراجفة تتبعها الرادفة فتكون األرض كالسفينة الموبقة تضربها األمواج في البحر
،تكفأ بأهلها كالقنديل المعلق بالعرش ،فترجف األرض فتهيم الناس على وجهها ،وتذهل المراضع ،وتضع الحوامل ،
ويشيب الولدان ،وتطير الشياطين هاربة فتلقاها المالئكة ،تضرب وجوهها فترجع ،ويولى الناس مدبرين ،فينادي المنادي
،وهي التي يقول هللا :يوم التناد يوم تولون مدبرين ما لكم من هللا من عاصم ،فبينما هم على ذلك من الحال إذ نظروا إلى
األرض قد تصدعت من قطر إلى قطر ،فرأوا أمرا عظيما ،فأخذهم لذلك من الكرب ما هللا به عليم ،فينظرون إلى السماء ،
فإذا هي كالمهل ،خسف شمسها وقمرها ،وانتثرت نجومها ،ثم كشطت عنهم » ،قال رسول هللا صلى هللا عليه وسلم « :
األموات ال يعلمون بشيء من ذلك » قال أبو هريرة :فقلت :يا رسول هللا ،من استثنى هللا حين يقول :ففزع من في
السموات ومن في األرض إال من شاء هللا ؟ قال « :أولئك الشهداء ،هم أحياء عند ربهم يرزقون ،وقاهم هللا شر ذلك اليوم
،وأمنهم من عقابه ،وإنما يصل الفزع إلى األحياء ،وهو عذاب هللا يبعثه على شرار خلقه ،ثم يقول لسرافيل :انفخ نفخة
الصعق ،فينفخ نفخة الصعق ،فيصعق أهل السماء واألرض إال من شاء هللا » قال أبو هريرة :قلت :يا رسول هللا ،فمن
استثنى هللا حين نفخ في الصور ،فصعق من في السموات ومن في األرض إال من شاء هللا ؟ قال « :جبريل وميكائيل وحملة
العرش ،وملك الموت ،حتى إذا خمدوا جاء ملك الموت إلى الجبار فقال :يا رب :قد مات أهل األرض وأهل السماء ،فيقول
هللا وهو أعلم :من بقي ؟ فيقول :بقيت أنت يا رب ،الحي الذي ال يموت ،وبقي جبريل وميكائيل وحملة العرش ،وبقيت أنا
،فيقول هللا عز وجل :فليمت حملة العرش ،فيموتون ،ويأمر هللا العرش فيقبض الصور ،ثم يجيء ملك الموت إلى الجبار
فيقول :يا رب ،قد مات حملة العرش ،فيقول هللا وهو أعلم :من بقي ؟ ،فيقول :بقيت أنت يا رب ،الحي الذي ال تموت ،
وبقي جبريل وميكائيل ،وبقيت أنا ،فيقول هللا :فليمت جبريل وميكائيل ،فيموتان ،وينطق هللا العرش فيقول :يا رب ،
تميت جبريل وميكائيل ؟ فيقول هللا له :اسكت ،فإني كتبت الموت على من تحت عرشي ،ثم يجيء ملك الموت إلى الجبار
فيقول :يا رب ،مات جبريل وميكائيل ،فيقول هللا وهو أعلم :فمن بقي ؟ فيقول :بقيت أنت الحي الذي ال تموت ،وبقيت أنا
،فيقول هللا :أنت خلق من خلقي ،خلقتك لما قد ترى ،مت ثم ال تحيا ،قال :فإذا لم يبق إال هللا جل ثناؤه الواحد األحد
، أنا الجبار: ثم قال، ثم تلقفهما، ثم دحاها، طوى السماوات واألرض كطي السجل للكتاب، كان آخرا كما كان أوال، الصمد
فال، أال من كان لي شريكا فليأت: يقول ذلك ثم ينادي، هلل الواحد القهار: لمن الملك اليوم ؟ ثم يرد على نفسه: ثم ينادي
قال ذلك ثالثا، يأتيه أحد
Artinya:
“Ketika beberapa Shohabat berada dekat Rosũlullõh صلى هللا عليه وسلم, beliau صلى هللا عليه وسلم
bersabda:
“Sesungguhnya Allõh seusai menciptakan langit dan bumi, Allõh ciptakan sangkakala dan
diberikan kepada malaikat bernama Isrofil, lalu malaikat Isrofil memegang sangkakala itu dan
meletakkan pada mulutnya. Matanya membelalak melihat ke depan menunggu perintah kapan
saatnya sangkakala itu ditiup.”
Abu Hurairoh رضي هللا عنهberkata, “Aku berkata, “Ya Rosũlullõh, apa yang dimaksud dengan
Ats Tsũr?”
Beliau صلى هللا عليه وسلمmenjawab, “Dia adalah tanduk.”
Aku (Abu Hurairoh )رضي هللا عنهbertanya lagi, “Seperti apakah itu?”
Beliau صلى هللا عليه وسلمmenjawab, “Besar. Demi Yang jiwaku ditangan-Nya, sesungguhnya
besarnya sangkakala adalah seluas langit dan bumi. Akan ditiup 3 kali. Tiupan pertama
terjadi kepanikan. Tiupan kedua terjadi kemusnahan. Tiupan ketiga berdiri menghadap Robb
Penguasa semesta alam (Allõh )سبحانه وتعالى.”
“Allõh سبحانه وتعالىmenyuruh Isrofil pada tiupan pertama dan berfirman, “Tiuplah dengan tiupan
yang menyebabkan kepanikan dan kekalang-kabutan.”
Lalu (– sangkakala – pent.) ditiuplah, maka panik dan kalang kabutlah penghuni langit dan
bumi, kecuali yang Allõh سسسسسس سسسسسسkehendaki untuk diperintahkan agar
memanjang usianya. Dan inilah sebagaimana apa yang difirmankan Allõh ( سبحانه وتعالىQS.
Shõd (38) ayat 15), “Tidaklah yang mereka tunggu melainkan hanya satu teriakan saja yang
tidak ada baginya saat berselang.”
“Dan gunung-gunung berterbangan bagaikan awan, kemudian menjadi hancur berantakan dan
bumi pun memporak-porandakan penghuninya.” Dan itu adalah sebagaimana firman Allõh سبحانه
( وتعالىQS. An Nãziyat (79) ayat 6-7), “(6) (Sesungguhnya kamu akan dibangkitkan) pada
hari ketika tiupan pertama menggoncangkan alam, (7) tiupan pertama itu diiringi oleh tiupan
kedua.”
“Pada hari terjadinya Hari Kiamat yang diikuti oleh goncangan berikutnya, sehingga bumi
bagaikan perahu yang tertumpah dihempas badai di laut, memecahkan penghuninya
bagaikan lampu yang tergantung di arsy. Bumi bergoncang sehingga manusia tersungkur
diatas wajahnya, bayi-bayi ketakutan, orang-orang hamil keguguran, anak-anak beruban,
syaithoon lari berterbangan dihardik malaikat, dipukul wajahnya lalu kembali. Manusia lari
tunggang langgang. Penyeru pun menyeru.” Sebagaimana firman Allõh ( سبحانه وتعالىQS.
Ghofĩr (40) ayat 33), “(yaitu) hari (ketika) kamu (lari) berpaling ke belakang, tidak ada bagimu
seorangpun yang menyelamatkan kamu dari (azab) Allõh, dan siapa yang disesatkan Allõh,
niscaya tidak ada baginya seorangpun yang akan memberi petunjuk.”
“Ketika mereka dalam keadaan demikian, mereka melihat ke bumi, ternyata telah berantakan
lalu mereka melihat perkara yang sangat besar, mereka menjadi ketakutan dan akhirnya
musnah. Lalu mereka melihat ke langit, ternyata bagaikan logam yang meleleh. Langit
runtuh, matahari, bulan dan lain-lainnya hancur berantakan.”
Rosũlullõh صلى هللا عليه وسلمbersabda, “Orang yang sudah mati, tidak mengetahui hal itu sama
sekali.”
Abu Hurairoh رضي هللا عنهberkata, “Ya Rosũlullõh, siapakah orang-orang yang dikecualikan
oleh Allõh سبحانه وتعالىketika berfirman, “Dan (ingatlah) hari (ketika) ditiup sangkakala, maka
terkejutlah segala yang di langit dan segala yang di bumi, kecuali siapa yang dikehendaki
Allõh. Dan semua mereka datang menghadap-Nya dengan merendahkan diri. (QS An Naml
(27) ayat 87).”
Rosũlullõh صلى هللا عليه وسلمbersabda, “Mereka adalah syuhada. Mereka adalah hidup disisi
Allõh, diberi rizqy. Allõh lindungi mereka dari kejahatan hari ini, dan Allõh beri mereka rasa
aman dari siksa-Nya. Kepanikan itu hanya Allõh sampaikan pada orang yang masih hidup,
yaitu adzab Allõh yang Allõh akan bangkitkan pada orang-orang yang merupakan sejahat-jahat
makhluk.”
Kemudian Allõh سبحانه وتعالىberfirman pada Isrofil, “Tiuplah dengan tiupan yang mematikan.”
Sehingga matilah penghuni langit dan bumi, kecuali yang Allõh سبحانه وتعالىkehendaki.
Abu Hurairoh رضي هللا عنهberkata, “Aku bertanya, “Ya Rosũlullõh siapa yang dikecualikan oleh
Allõh سبحانه وتعالىketika sangkakala ditiup, sehingga menjadi musnahlah yang di langit dan yang
di bumi kecuali yang Allõh سبحانه وتعالىkehendaki?”
Rosũlullõh صلى هللا عليه وسلمbersabda, “Jibril, Mikail, Malaikat Pembawa ‘Arsy dan Malakul
Maut (Pencabut Nyawa).”
Sehingga apabila mereka semua sudah mati, Malakul Maut datang pada Allõh سبحانه وتعالىdan
berkata, “Ya Allõh, penghuni bumi sudah mati, juga penghuni langit.”
Maka Allõh سبحانه وتعالىberfirman dan Allõh سبحانه وتعالىMaha Mengetahui, “Siapa yang
tersisa?”
Maka Malakul Maut berkata, “Engkau ya Allõh Yang Maha Hidup, Yang tidak pernah akan
mati. Juga masih hidup Jibril, Mikail dan Malaikat Pembawa ‘Arsy dan aku.”
Maka Allõh سبحانه وتعالىberfirman, “Matilah Pembawa ‘Arsy.”
Maka matilah mereka.
Allõh سبحانه وتعالىmemerintahkan ‘Arsy untuk memegang sangkakala, kemudian Malakul Maut
datang kepada Allõh سبحانه وتعالىdan berkata, “Ya Allõh, telah mati Pembawa ‘Arsy.”
Maka berfirmanlah Allõh سبحانه وتعالىYang Maha Mengetahui, “Siapakah yang tersisa?”
Malakul Maut berkata, “Aku, ya Allõh Yang Maha Hidup dan tidak akan mati. Juga Jibril dan
Mikail, juga aku.”
Maka Allõh سبحانه وتعالىberfirman, “Matilah Jibril dan Mikail.”
Maka matilah keduanya.
Lalu ‘Arsy berkata, “Ya Allõh, telah Engkau matikan Jibril dan Mikail.”
Kemudian Allõh سبحانه وتعالىberfirman, “Diamlah, sesungguhnya Aku telah memerintahkan
untuk mati siapa saja yang berada dibawah ‘Arsy.”
Kemudian datanglah Malakul Maut kepada Allõh سبحانه وتعالىdan berkata, “Ya Allõh, Jibril dan
Mikail sudah mati.”
Dan Allõh سبحانه وتعالىberfirman dan Allõh سبحانه وتعالىlebih Maha Mengetahui, “Maka siapakah
yang tersisa?”
Malakul Maut berkata, “Engkau yang tersisa, wahai Yang Maha Hidup dan aku.”
Maka Allõh سبحانه وتعالىberfirman, “Kamu adalah makhluk dari makhluk yang Ku-ciptakan. Ku-
ciptakan kamu untuk mati seperti yang kamu lihat, kemudian tidak lagi hidup.”
Berkata Abu Hurairoh رضي هللا عنه, “Maka apabila tidak ada yang tersisa kecuali Allõh سبحانه
وتعالىYang Esa (Tunggal), tempat bergantung, maka Akhir adalah sebagaimana Awal,
dilipatlah langit dan bumi seperti dilipatnya halaman Kitab, kemudian membiarkannya,
kemudian menggulungnya dan berfirman, “Aku Yang Maha Perkasa, punya siapa Kerajaan
pada hari ini ?”
Kemudian membalas terhadap Diri-Nya sendiri, “Kepunyaan Allõh سبحانه وتعالىYang Esa
(Tunggal), Yang tak terkalahkan.”
Allõh سبحانه وتعالىmenyatakan itu dan menyeru, “Siapa yang menyekutukan Aku, maka
datangkanlah.”
Dan tidak ada satu pun yang mampu. Dikatakannya yang demikian itu tiga kali.”
Seluruh kisah ini diriwayatkan oleh Al Imãm Ibnu Abid Dun-ya رحمه هللاdalam Kitab “Al
AHwãLl” (Dahsyatnya Hari Kiamat), halaman 54. Itulah gambaran tentang dahsyatnya Hari
Kiamat.
Sebagai tambahan adalah apa yang dikatakan oleh para ‘Ulama Ahlus Sunnah :
فيصرخ عند ذلك صرخة لو: قال، يا ملك الموت مت موتا ال تحيا بعده أبدا: يقال له، بلغني أن آخر من يموت ملك الموت
لمن الملك اليوم هلل الواحد القهار: ثم يقول هللا عز وجل، ثم يموت، سمعها أهل السماوات وأهل األرض لماتوا فزعا
Artinya:
“Sampai padaku bahwa yang terakhir mati adalah Malaikat Pencabut Nyawa. Dikatakan
kepada malaikat itu: “Matilah kamu, yang tidak ada kehidupan setelahnya.” Kemudian ia
(Malaikat) itu pun menjerit yang kalaulah (suaranya) terdengar oleh penghuni langit dan bumi
maka mereka akan menjadi mati; kemudian dia (Malaikat) itu pun akan mati.
Kemudian Allõh سبحانه وتعالىberfirman: “Milik siapakah kerajaan pada hari ini? Milik Allõh
سبحانه وتعالىYang Esa lagi Maha Perkasa (QS. Ghofĩr (40) ayat 16)”
Lihat Kitab “Al AHwãl” karya Al Imãm Ibnu Abi Ad Dun-ya رحمه هللا, halaman 60)
Anas bin Mãlik رضي هللا عنهberkata, bahwa Rosũlullõh صلى هللا عليه وسلمbersabda:
: من هؤالء ؟ قيل: فقيل، فازدحموا على باب الجنة، إذا وقف العباد جاء قوم واضعي سيوفهم على رقابهم تقطر دماؤهم
الشهداء كانوا أحياء مرزوقين
Artinya:
“Jika suatu kaum berdiri dihadapan Allõh, maka akan ada suatu kaum yang meletakkan pedang
diatas pundak mereka bercucuran darah, mereka berdesak-desakan memasuki pintu surga.”
“Siapakah mereka yang hendak memasuki surga itu?”
Maka dikatakan: “Para Syuhada. Mereka hidup dan diberi rizqy oleh Allõh سبحانه وتعالى.”
(Lihat Kitab “Al AHwãl” karya Al Imãm Ibnu Abi Ad Dun-ya رحمه هللا, halaman 61)
Diriwayatkan oleh Shohabat Abu Hurairoh رضي هللا عنه, bahwa Rosũlullõh صلى هللا عليه وسلم
bersabda:
، ال ترى فيها عوجا، ) الجلد المدبوغ: ويمدها مد األديم العكاظي (األديم، ويسطحها، فيبسطها، تبدل األرض غير األرض
من كان، فإذا هم في هذه األرض المتبدلة في مثل مواضع األخرى، أثار) هللا الخلق زجرة واحدة: ثم يزجر (زجر، وال أمتا
ومن كان على ظهرها كان على ظهرها، في بطنها كان في بطنها
Artinya:
“Allõh akan tukar dengan bumi yang lain (– selain dari bumi yang sekarang ada ini –).
Dihamparkan, diratakan dan dipanjangkan seolah kulit yang disamak, tidak terlihat lekak-
lekuknya dimana manusia bisa bersembunyi. Kemudian Allõh goncangkan sekali lagi,
barangsiapa yang semula dibawah, digoncang ke atas lalu kembali ke bawah lagi; dan
barangsiapa yang semula diatas digoncang ke bawah lalu kembali ke atas lagi”.
(Lihat Kitab “Al AHwãl” karya Al Imãm Ibnu Abi Ad Dun-ya رحمه هللا, halaman 63)
Artinya:
“Bumi yang kita injak sekarang ini akan diubah oleh Allõh سبحانه وتعالى. Pada hari Kiamat
adalah buminya berasal dari perak dan langitnya adalah emas”
(Lihat Tafsir Al Baghowy tentang Tafsir QS. Ibrohĩm (14) ayat 14, juga Kitab “Al AHwãl”
karya Al Imãm Ibnu Abi Ad Dun-ya رحمه هللا, halaman 65)
Demikian terjemahan sekilas dari Kitab “Al Ahwãl”, tentang dahsyatnya hari Kiamat. Bahwa
tidak ada lagi ampun bagi orang yang berma’shiyat, tidak ada lagi perlawanan ataupun
kesombongan, karena pada saat itu sia-sia saja. Semuanya takluk dan tunduk pada Kekuasaan
Allõh سبحانه وتعالى. Jangankan manusia yang lemah ini, semua alam semesta akan hancur-lebur.
Ibroh (pelajaran)-nya dari kedahsyatan Kiamat ini adalah : “Bersegeralah kita untuk beramal
dengan amalan yang shõlih, yang benar, dan yang banyak. Jangan dihitung-hitung amalannya,
karena sebanyak apapun amal kita, tidak akan bisa “membeli” surga Allõh سبحانه وتعالى. Amalan-
amalan itu hanya sekedar merupakan sebab saja.”
Rosũlullõh صلى هللا عليه وسلمpun juga menjelaskan demikian, bahwa: Hanya Allõh سبحانه وتعالى
yang menjamin, dan memberikan kelebihan kepada Rosũlullõh صلى هللا عليه وسلمdengan kasih
sayang-Nya dan keutamaan Allõh سبحانه وتعالىkepada beliau صلى هللا عليه وسلم.
Hal ini adalah sebagaimana dalam Hadits Riwayat Al Imãm Muslim no: 2816, dari Shohabat
Abu Hurairoh رضي هللا عنه, bahwa Rosũlullõh صلى هللا عليه وسلمbersabda:
َّللاِ َوالَ أ َ ْنتَ قَا َل َوالَ أَنَا ِإاله أَ ْن يَتَغَ هم َدنِ َى ه
َُّللاُ ِب َرحْ َم ٍة ِم ْنه ُ قَالُوا يَا َر.س ِددُوا َوا ْعلَ ُموا أَنههُ لَ ْن يَ ْن ُج َو أ َ َح ٌد ِم ْن ُك ْم ِبعَ َم ِل ِه
سو َل ه َ قَ ِاربُوا َو
ْ ََوف
ض ٍل
Artinya:
“Bergegaslah (untuk beramal) dan istiqomahlah. Ketahuilah oleh kalian bahwa tidak
seorangpun dari kalian akan selamat disebabkan (semata-mata) karena amalannya”
Para Shohabat bertanya, “Ya Rosũlullõh, demikan pula engkau?”
Rosũlullõh صلى هللا عليه وسلمmenjawab, “Demikian pula aku, kecuali Allõh سبحانه وتعالىmemberi
padaku jaminan kasih sayang dan keutamaan.”
Sedangkan kita ini adalah manusia biasa, yang tidak punya jaminan.
Maka bagi kita adalah sangat rugi, apabila kita sudah diberi kesempatan dan peluang untuk
beramal shõlih tetapi tidak mau mengambil ibroh, maka jangan-jangan hati kita tertutup.
Na’ũdzu billãhi min dzãlik.
Demikianlah informasi tentang dahsyatnya hari Kiamat. Semoga bermanfaat bagi kita semua.
TANYA JAWAB
Pertanyaan:
Apakah Hari Kiamat merupakan bentuk murka Allõh سبحانه وتعالىkepada manusia, ataukah itu
merupakan bentuk kasih sayang-Nya kepada manusia ?
Jawaban:
Allõh سبحانه وتعالىberfirman dalam Al Qur’an, bahwa Allõh سبحانه وتعالىitu tidak boleh
dipertanyakan mengapa Allõh سبحانه وتعالىberbuat begini dan begitu. Mengapa Allõh سبحانه وتعالى
menciptakan manusia, mengapa Allõh سبحانه وتعالىmenciptakan dunia dan sebagainya. Adalah
tidak beradab apabila makhluk bertanya demikian kepada Allõh سبحانه وتعالى.
Justru kita ini yang akan ditanya oleh Allõh سبحانه وتعالى: Umurmu dikemanakan, kepemudaanmu
yang perkasa itu untuk apa, hartamu yang Allõh سبحانه وتعالىberi itu untuk apa saja. Darimanakah
harta tersebut dan dikeluarkan untuk apa, dan apakakah amalan dari ilmu yang telah kita
dapatkan (kita ketahui), dan sebagainya.
Maka justru yang perlu dipersiapkan adalah bahwa kita harus lulus dari pertanyaan Allõh سبحانه
وتعالىatas semua amanah yang Allõh سبحانه وتعالىberikan dan bekalkan kepada kita.
Adapun jawaban pertanyaan mengapa Allõh سبحانه وتعالىmenjadikan hari Kiamat dan seterusnya,
apakah itu merupakan rahmat ataukah adzab, maka di dalam Al Qur’an Allõh سبحانه وتعالى
berfirman dalam Surat Al Mulk (67) ayat 2 :
ُ ُيز ا ْلغَف
ور ُ ع َمالً َوه َُو ا ْلعَ ِز َ ْق ا ْل َم ْوتَ َوا ْل َحيَاةَ ِليَ ْبلُ َو ُك ْم أَيُّ ُك ْم أَح
َ ُسن َ َالهذِي َخل
Artinya:
“Yang menjadikan mati dan hidup, supaya Dia menguji kamu, siapa di antara kamu yang
lebih baik amalnya. Dan Dia Maha Perkasa lagi Maha Pengampun.”
Bahwa semua itu diciptakan sebagai ujian bagi kita manusia, apakah kita tergolong orang yang
bersyukurkah, atau tergolong orang yang kufur kepada Allõh سبحانه وتعالى. Apakah kita termasuk
orang yang meng-hamba kepada Allõh سبحانه وتعالى, ataukah kita termasuk orang yang
membangkang terhadap Syari’at Allõh سبحانه وتعالى.
Semua itu adalah karena hendaknya kita sadar atas tujuan penciptaan diri kita sebagai manusia
adalah sebagaimana firman Allõh سبحانه وتعالىdalam QS. Adz Dzãriyaat (51) ayat 56 :
Artinya:
“Dan Aku tidak menciptakan jin dan manusia melainkan supaya mereka menyembah (men-
tauhidkan)-Ku.”
Karena Tauhid-lah, maka semua yang ada ini Allõh سبحانه وتعالىciptakan, termasuk Hari Kiamat
nanti.
Pertanyaan:
Kami menangkap dari keterangan diatas bahwa Kiamat itu hanya untuk manusia. Sedangkan
makhluk Allõh سبحانه وتعالىselain manusia juga ada jin, syaithõn dan malaikat yang jumlahnya
bermilyar-milyar. Apakah makhluk selain manusia akan mengalami Kiamat juga ?
Jawaban :
Diatas sudah dijelaskan yakni dari Hadits Shohabat ‘Ubay bin Ka’ab رضي هللا عنه, diterangkan
bahwa semua makhluk Allõh سبحانه وتعالىketika Hari Kiamat seperti jin akan meminta
pertolongan kepada manusia dan manusia pun meminta kepada jin pertolongan. Berarti baik
manusia maupun jin, semua akan terkena Kiamat.
Juga dalam Hadits yang diriwayatkan oleh Abu Hurairoh رضي هللا عنه, seperti disampaikan diatas,
bahwa yang tersisa setelah hari Kiamat, tinggal empat malaikat, yaitu Jibril, Mikail, Malaikat
pemikul Arsy dan Malaikat Pencabut Nyawa. Tetapi akhirnya mereka pun juga akan dimatikan
oleh Allõh سبحانه وتعالىdan kemudian alam semesta ini akan digulung.
Lalu pada ahkirnya, Allõh سبحانه وتعالىbertanya kepada semua makhluk: “Siapakah sebenarnya
yang punya Kerajaan ini?”. Tidak ada yang menjawab.
Bahkan dalam akhir riwayat disebutkan, bahwa Allõh سبحانه وتعالىberfirman: “Siapa yang punya
sekutu, datangkanlah sekutumu itu kepada-Ku”.
Maka Kiamat itu terjadi bagi semua makhluk, termasuk jin, syaithõn dan para malaikat akan
hancur, dan tunduk kepada Kekuasaan Allõh سبحانه وتعالى.
Allõhu Akbar !
Pertanyaan:
Pada hari Kiamat semua makhluk akan dihancurkan oleh Allõh سبحانه وتعالى. Lalu surga dan
neraka itu termasuk makhluk atau bukan?
Jawaban:
Ahlus Sunnah wal Jamã’ah mengatakan bahwa Surga dan Neraka adalah makhluk. Dan itu
sudah Allõh سبحانه وتعالىciptakan. Selanjutnya terserah kepada Allõh سبحانه وتعالىuntuk menjadi
tempat bagi siapa yang beriman dan siapa yang kãfir.
Pertanyaan :
Dalil tentang Hari Kiamat akan terjadi pada hari Jum’at, mohon penjelasannya.
Jawaban:
Benar. Bahwa Alam semesta ini diciptakan pada Hari Jum’at dan akan Allõh سبحانه وتعالى
gulung (Kiamat) kelak pada hari Jum’at, sebagaimana diriwayatkan dalam Hadits Al Imãm
Abu Dãwud no: 1047, dari Shohabat Abu Hurairoh رضي هللا عنه, bahwa Rosũlullõh صلى هللا عليه
وسلمbersabda:
َو َما، ُساعَة َوفِي ِه تَقُو ُم ال ه، َ َوفِي ِه َمات، ع َل ْي ِه َ بَ َوفِي ِه تِي، َوفِي ِه أ ُ ْه ِب َط، ق آ َد ُم َ فِي ِه ُخ ِل، س يَ ْو ُم ا ْل ُج ُم َع ِة ُ ش ْم َخي ُْر يَ ْو ٍم َط َل َعتْ فِي ِه ال ه
ٌساعَة َ َوفِي ِه، س َ الن ْ ْ
ِ إِاله ال ِجنه َو، ع ِة شفقا ِمنَ ال ه
َ سا ً َ َ س ُ ش ْم ُ ْ
صبِ ُح َحتهى تَطل َع ال ه ْ ٌ
ْ ُ ِم ْن ِحينَ ت، ِم ْن دَابه ٍة إِاله َو ِه َي ُمسِي َخة يَ ْو َم ال ُج ُمعَ ِة
بَ ْل فِي ك ُِل: ُ فَقُ ْلت، سنَ ٍة يَ ْو ٌم َ ذَ ِلكَ فِي ك ُِل: ب ٌ قَا َل َك ْع، ِإاله أ َ ْع َطاهُ ِإيها َها، ًَّللاَ حَاجَةسأ َ ُل ه ْ َس ِل ٌم َوه َُو يُص َِلي ي ْ ع ْب ٌد ُمَ الَ يُصَا ِدفُهَا
َ
، سال ٍم َ َع ْب َد هللاِ ْبن َ ُ َ َ َ
َ ُ ث هم لقِيت: قا َل أبُو ه َُري َْرة. صدَقَ النبِ ُّي صلى هللا عليه وسلم ه َ َ َ
َ : فقا َل، ب الت ه ْو َراة َ َ َ
ٌ فق َرأ َك ْع: قَا َل، ُج ُمعَ ٍة
فَ َقا َل، فَأ َ ْخ ِب ْرنِي ِبهَا: ُ فَقُ ْلتُ لَه: َ قَا َل أَبُو ه َُر ْي َرة، ع ٍة ِه َي َ سا َ
َ ع ِل ْمتُ أَيهة َ قَ ْد: سالَ ٍم َ ُع ْب ُد هللاِ ْبن َ فَ َقا َل، ب ٍ فَ َح هدثْتُهُ ِب َمجْ ِلسِي َمع َك ْع
سو ُل هللاِ صلى َ َ ْ ْ
ُ َوق ْد قا َل َر، ع ٍة ِمن يَ ْو ِم ال ُج ُمعَ ِة َ سا َ آخ ُر
ِ ْف ِه َي ْ ُ َ ْ
َ َكي: ُ فقلت، ع ٍة ِمن يَ ْو ِم ال ُج ُمعَ ِة ْ َ سا َ آخ ُرِ ِه َي: سالَ ٍم َ ُع ْب ُد هللاِ ْبنَ
ِسو ُل هللا َ
ُ ألَ ْم يَقُ ْل َر: سالَ ٍم
َ ُع ْب ُد هللاِ ْبن َ
َ فقَا َل، ساعَة الَ يُص َِلي فِيهَا ُ َوتِ ْلكَ ال ه، س ِل ٌم َوه َُو يُص َِلي ْ ع ْب ٌد ُم ُ
َ الَ يُصَا ِدفهَا: هللا عليه وسلم
َ ه َُو ذَاك: قَا َل، َب َلى: ُ َفقُ ْلت: َقا َل، ص ِل َي َ صالَ ٍة َحتهى ُي َ صالَةَ فَ ُه َو ِفي سا َي ْنت َ ِظ ُر ال ه
ً س َمجْ ِل َ َ َم ْن جَ ل: صلى هللا عليه وسلم
Artinya:
“Sebaik-baik hari dimana matahari terbit adalah Hari Jum’at. Pada hari itu, Adam عليه السالم
diciptakan. Pada hari itu dia (Adam )عليه السالمditurunkan ke bumi. Pada hari itu dia (Adam
)عليه السالمdiampuni dari dosa-dosanya. Pada hari itu dia (Adam )عليه السالمmeninggal dunia.
Dan pada hari itu, Hari Kiamat akan terjadi. Tidak ada satu pun makhluk melata diatas muka
bumi, kecuali Allõh سسسسسس سسسسسسakan musnahkan, sejak fajar terbit hingga matahari
terbit kecuali jin dan manusia. Pada hari itu, terdapat satu saat, jika seorang hamba Muslim
tepat sholat, memohon pada Allõh سبحانه وتعالىkebutuhannya, kecuali Allõh سبحانه وتعالىakan
mengabulkannya.”
Ka’ab رضي هللا عنهberkata, “Apakah hal itu terjadi setiap tahun satu hari?”
Aku (Abu Hurairoh )رضي هللا عنهmenjawab, “Bahkan di setiap Jum’at.”
Beliau (Abu Hurairoh )رضي هللا عنهberkata, “Maka Ka’ab رضي هللا عنهmembaca Taurat dan
berkata, “Benarlah Nabi صلى هللا عليه وسلم.”
Abu Hurairoh رضي هللا عنهberkata, “Kemudian aku berjumpa dengan ‘Abdullõh bin Salam رضي
هللا عنه, maka aku ceritakan apa yang terjadi di majelisku dengan Ka’ab رضي هللا عنه.”
Maka berkata ‘Abdullõh bin Salam رضي هللا عنه, “Sungguh aku telah tahu, kapan saat itu.”
Abu Hurairoh رضي هللا عنهberkata, “Beritakanlah padaku.”
Maka menjawablah ‘Abdullõh bin Salam رضي هللا عنه, “Dia adalah di saat-saat akhir dari hari
Jum’at.”
Abu Hurairoh رضي هللا عنهberkata, “Bagaimana dia itu di akhir saat dari Hari Jum’at, sedangkan
Rosũlullõh صلى هللا عليه وسلمbersabda, “Tidaklah seorang hamba menepatinya dengan sholat
pada saat itu.”
Maka berkatalah ‘Abdullõh bin Salam رضي هللا عنه, “Tidakkah Rosũlullõh صلى هللا عليه وسلم
bersabda, “Barangsiapa duduk di suatu majelis, menunggu sholat maka dia berada dalam
sholat sehingga dia pun sholat?”
Abu Hurairoh رضي هللا عنهberkata, “Benar.”
Maka ‘Abdullõh bin Salam رضي هللا عنهberkata, “Itulah !”
Oleh karena itu Hari Jum’at sering disebut Sayyidul Ayyam (Tuan dari segala hari).
Jum’at berasal dari kata: Jamã’ah (– )جماعةYajma’u ( – )يجمعJam’an ()جمعا, yang artinya adalah
“Kumpulan”.
Disebut “Jum’at”, karena “Pada hari itu, kaum muslimin berkumpul di masjid untuk
melaksanakan sholat Jum’at”.
Dari sisi derajatnya, hari Jum’at adalah hari yang paling utama (afdhol), dan itu mencakup
semua perkara-perkara yang diamalkan oleh manusia, dari mulai Maghrib hari Kamis
sampai hari Jum’at Maghribnya lagi (24 jam). Amal-amalan termasuk afdhol bila dilakukan
oleh manusia pada hari Jum’at. Maka disebut sebagai Sayyidul Ayyam (Penghulu segala hari).
Pada hari Jum’at itu juga Allõh سبحانه وتعالىciptakan Nabi Adam, dan pada hari Jum’at pula
Allõh سبحانه وتعالىgulung alam semesta ini. Dan benar bahwa hari Kiamat akan terjadi pada
hari Jum’at.
Hari Jum’at juga merupakan waktu yang mustajab untuk berdo’a. Terutama Jum’at ba’da
sholat ‘Ashar, berdo’a pada saat tersebut akan sangat maqbul, sampai tibanya waktu
Maghrib. Tetapi sayang keutamaan waktu-waktu yang seperti itu, jarang dipergunakan oleh
manusia untuk berdo’a dan bermunajat kepada Allõh سبحانه وتعالى.
Sebagai catatan:
Karakter dari ‘Aqĩdah adalah Tauqifiyah, terpaku pada Wahyu. Sehingga bila kita terbiasa
berpikir dengan logika atau akal, maka akan kurang berkembang iman kita. Tetapi disitulah
letak ujiannya. Apakah kita beriman kepada Allõh سبحانه وتعالىataukah tidak, baik terhadap
perkara-perkara yang bisa diterima oleh akal manusia maupun terhadap sesuatu yang ghoib atau
tidak masuk akal manusia. Allõh سبحانه وتعالىakan menguji kita terhadap hal tersebut.
َ سولَهُ فَ َق ْد
ًض هل ض ََالال ُ َّللاَ َو َر
ص ه ِ سولُهُ أَ ْمرا ً أَن َيكُونَ لَ ُه ُم ا ْل ِخيَ َرةُ ِم ْن أ َ ْم ِر ِه ْم َو َمن يَ ْع َو َما كَانَ ِل ُمؤْ ِم ٍن َو َال ُمؤْ ِمنَ ٍة إِذَا قَضَى ه
ُ َّللاُ َو َر
ً ُّم ِبينا
Artinya:
“Dan tidaklah patut bagi laki-laki yang mu’min dan tidak (pula) bagi perempuan yang
mu’min, apabila Allõh dan Rosũl-Nya telah menetapkan suatu ketetapan, akan ada bagi
mereka pilihan (yang lain) tentang urusan mereka. Dan barangsiapa mendurhakai Allõh dan
Rosũl-Nya maka sungguhlah dia telah sesat, sesat yang nyata.”
Artinya, bila Allõh سبحانه وتعالىsudah menetapkan sesuatu, maka bagi kita orang yang beriman
tidak ada pilihan lain, kecuali kita beriman kepada Allõh سبحانه وتعالىdan semua yang berasal
dari Allõh سبحانه وتعالى.
Alhamdulillah, kiranya cukup sekian dulu bahasan kita kali ini, mudah-mudahan bermanfaat.
Kita akhiri dengan Do’a Kafaratul Majlis :
َس ْب َحانَكَ اللَّ ُه َّم َو ِب َح ْمدِكَ أ َ ْش َهدُ أ َ ْن َلَ ِإلَهَ ِإَلَّ أ َ ْنتَ أَ ْستَ ْغ ِف ُركَ َوأ َتُوبُ ِإلَيْك
ُ
َص َنا ًما فَنَ َظ ُّل لَهَا عَا ِك ِفين ْ َ (قَالُوا نَ ْعبُ ُد أ٧٠) َ( إِ ْذ قَا َل لبِي ِه َوقَ ْو ِم ِه َما ت َ ْعبُ ُدون٦٩) علَي ِْه ْم نَ َبأ َ إِب َْرا ِهي َمَ َواتْ ُل
َ( َقالُوا بَ ْل َو َج ْد َنا آبَا َء َنا َكذَ ِلك٧٣) َ( أ َ ْو يَ ْنفَعُونَ ُك ْم أ َ ْو يَض ُُّرون٧٢) َعون ُ س َمعُونَ ُك ْم ِإ ْذ تَ ْد
ْ ي
َ ل
ْ َ
ه ل
َ ا َ
ق (٧١)
بَّ عد ٌُّو ِلي إَِل َر َّ َ ْ َ ْ َ َ َ َ
َ ( ف ِإن ُه ْم٧٦) َ(أنت ُ ْم َوآبَا ُؤ ُك ُم الق َد ُمون٧٥) َ( قا َل أف َرأ ْيت ُ ْم َما ُكنت ُ ْم ت َ ْعبُ ُدون٧٤) َيَ ْفعَلُون
ْ
ينِ ش ِف ْ ضتُ فَ ُه َو َي ْ (و ِإذَا َم ِر َ ٧٩) ين ِ س ِقْ َ( َوالَّذِي ه َُو يُ ْط ِع ُمنِي َوي٧٨) ِين ِ (الَّذِي َخ َلقَنِي فَ ُه َو َي ْهد٧٧) َا ْلعَالَ ِمين
ب َه ْب ِلي ُح ْك ًما ِ ( َر٨٢) ين َ ْ َ ْ َ َّ
ِ (والذِي أط َم ُع أ ْن يَغ ِف َر ِلي خ ِطيئَتِي يَ ْو َم ال ِد َ ٨١) ين ِ ِ( َوالَّذِي يُ ِميتُنِي ث ُ َّم يُحْ ي٨٠)
(٨٣) ََوأَ ْل ِح ْقنِي ِبالصَّا ِل ِحين
Artinya :
RENUNGAN :
Maka ….
Sebelum kemurkaan itu Allòh timpakan pada mereka…
Ibrohim ‘Alaihissalam adalah manusia yang Allõh pilih untuk berada di tengah-
tengah mereka dan MELAKUKAN PERBAIKAN….
Berhala-berhala yang kalian sembah itu apakah mereka mendengar jika kalian
mengadu kepada mereka, pada saat kalian meminta dan mengajukan kebutuhan
kalian ?…
Atau sebaliknya…
Apakah benda-benda yang kalian anggap Tuhan itu mampu untuk menyingkap,
menjauhkan, mengangkat dan menghindarkan kalian dari bahaya ?…
Sejak saat itu, dia tidak pernah lepas dari membutuhkan Allõh…
Di dalam suatu Hadits yang berasal dari salah seorang Shohabat bernama Jãbir
bin ‘Abdillah rodhiyallõhu ‘anhu, sebagaimana dikeluarkan oleh al-Imām As
Suyūthi di dalam “Al Jami’ ash-Shoghīr” dan di-Hasan-kan oleh syaikh
Nashiruddin al-Albãni dalam “Shohīh Al-Jami’ ash-Shoghīr” nomor: 2409,
bahwa Rosūlullõh Sholallõhu ‘Alaihi Wassallam bersabda:
اإلنَّ ِس
ِ الجن و
ِ َّإَل عاصي، ِ َّإَل يعلَ ُم أنِي رسو ُل هللا، والرض
ِ السماء
ِ َ إِنَّهُ ليس شي ٌء بين.
Artinya :
“Sesungguhnya tidak ada apapun di langit dan di bumi, kecuali dia tahu
bahwa aku adalah utusan Allõh, kecuali yang berma’shiyat dari kalangan jin
dan manusia.”
Hadits ini dengan terang mengabarkan kepada kita bahwa Muhammad bin
‘Abdillah Sholallõhu ‘Alaihi Wassallam adalah utusan Allõh…
Yang Allõh utus…
Bukan sekedar untuk orang yang berada di Jazirah Arab….
Akan tetapi untuk semesta alam…
Bagaimana tidak….
Langit dan bumi itu bukan sekedar dihuni oleh manusia….
Akan tetapi dengan kekuasaan Allõh, maka mereka itu semua mengetahui bahwa
Nabi Muhammad adalah utusan Allõh…
Dengan hadits ini pula…
Kita mengetahui bahwa Islam adalah untuk segenap penghuni bumi…
Karena Allõh mengutus Nabi Muhammad untuk menjadi wujud rahmat dan kasih
sayang Allõh bagi semesta alam…
Maka….
Beriman kepada kerosūlan Muhammad Sallallahu Alaihi Wasallam…
Adalah semata-mata menjadi konsekwensi dari sikap membenarkan terhadap
kerosūlan itu…
Bahkan…
Bukanlah merupakan sesuatu yang aneh…
Jika pengorbanan melalui jiwa, raga dan harta menjadi taruhannya…
Untuk membuktikan keimanannya terhadap kerosūlan itu….
Pertanyaannya adalah…
“Apakah kita menjadi orang yang BERIMAN DENGAN SEKEDAR
MENCUKUPKAN ISLAM SEBAGAI PENGAKUAN, TANPA
EKSISTENSI….
Ataukah…
Marilah…
Setiap kita mencari jawabannya…
Semoga bermanfaat !
(164) Selektiflah
Pada zaman dahulu, ada seorang alim yang selalu menasehati sahabat-sahabatnya
dengan perkataan,
(Abu Nu’aim Al Asfahani, Hilyatul Auliya, jilid 8 halaman 72. Kata beliau,
“Pernyataan ini sering digunakan oleh Syaqiq bin Salamah dalam menasehati para
sahabatnya, sehingga karena seringnya maka para perawi keliru menganggapnya
sebagai Hadits.” Ibnul Jauzi, al Maudhu’at, jilid 1 halaman 275, dan kata beliau,
“Ini adalah bukan sabda Rosūlullòh sholallõhu ‘alaihi wassallam“)
قال الوزاعي رحمه هللا شكت النواويس ما تجد من نتن جيف الكفار فأوحى هللا إليها بطون علماء السوء
أنتن مما أنتم فيه
Artinya :
Al-Imam al-Auzã’i berkata:
“Peti mati mengadu tentang busuknya bau bangkai orang–orang kafir…
Maka Allõh Subhãnahu wa Ta’ãlã memberitahukan padanya…..
Bahwa….
Isi perut-perut ulama yang jahat adalah….
Lebih busuk dari apa yang kalian temui.”
Artinya :
Tuhan-tuhan fiktif itu pun tidak bisa menolak bahaya yang tertuju pada dirinya
sendiri….
Maka bagaimana pula akan sanggup melindungi selainnya???
Mereka hidup pun adalah karena Allòh yang menjadikan mereka hidup…
Sehingga wajar jika mereka tidak bisa memberi kehidupan pada selainnya, dan
tidak pula bisa mematikan….
Artinya :
“Dan (ingatlah) suatu hari (ketika) Allõh menghimpunkan mereka beserta apa
yang mereka sembah selain Allõh, lalu Allõh berkata (kepada yang disembah);
“Apakah kamu yang menyesatkan hamba-hamba-Ku itu, atau mereka sendirikah
yang sesat dari jalan (yang benar)?”
[QS. Al-Furqon (25) ayat 17]
س ْبحَانَكَ َما كَانَ يَنبَ ِغي َلنَا أَن نَّت َّ ِخذَ ِمن دُونِكَ ِم ْن أ َ ْول
ُ … َيا َءَِقَالُوا..
Artinya :
“Mereka (yang disembah itu) menjawab: “Maha Suci Engkau, tidaklah patut bagi
kami mengambil selain Engkau (sebagai) pelindung….”
[QS. Al-Furqon (25) ayat 18]
Wahai Manusia….
Pilihlah Allõh sebagai satu-satunya Tuhan untuk diibadahi…
Dan puaslah untuk menjadikan pedoman-Nya: Al-Qur’an dan penjelasannya yaitu
sunnah-sunnah Muhammad Sholallõhu ‘Alaihi Wasallam….
Sebagai pembimbing…
Sebagai penyuluh….
Sebagai pengarah kita sekalian….
Menuju keselamatan dan kebahagiaan yang Hakiki…
Artinya :
“Dan segala nikmat yang ada padamu (datangnya) dari Allõh, kemudian apabila
kamu ditimpa kesengsaraan, maka kepada-Nyalah kamu meminta pertolongan.”
[QS. An-Nahl (16) ayat 53]
BERIMAN kepada Allõh adalah PENYEBAB LURUSNYA CARA BERPIKIR
seorang manusia….
Dia sadar….
Bahwa hidup ini ciptaan Allõh….
Dia sadar….
Bahwa dia berada dalam kehidupan ini, adalah atas kehendak Allõh…..
Dia sadar…
Bahwa seluruh apa yang dirasakan, baik umur maupun raga yang sehat, rizqi yang
mudah dan lapang, serta kemampuan untuk beribadah, dan seterusnya….
Adalah berasal dari Allõh….
Adalah titipan yang esok akan Allõh tanyakan pada setiap yang pernah
merasakannya….
Dikemanakankah amanah itu digunakan ???….
Bahkan ironisnya…
Disaat dia susah….
Disaat dia lemah….
Disaat dia butuh….
Dia datang kepada Allõh…
Merengek….
Meminta….
Mengemis…
Kepada ALLÕH….
Karena dia butuh….
Akan tetapi setelah semua cita dan angannya diraih dan dirasakannya, bahkan
puaslah dia atasnya…
Lalu….
Seakan dia lupa….
Tidak ingat ada yang namanya Allõh….
Lalu….
Semua nikmat itu….
Dia atur sesuka hawa nafsunya..
Hingga ajal menjemput, menghampirinya….
Lalu…
Dia pun akan merasakan bukti atas apa yang Allõh janjikan….
Semua nikmat…
Pastilah akan ditanya….
Digunakan untuk apa oleh setiap diri kita….
( ۖ ون * لَ َع ِلي أ َ ْع َم ُل صَا ِل ًحا فِي َما ت َ َركْتُ ۚ ك َََّل ۚ إِنَّهَا َك ِل َمةٌ ه َُو َقائِلُهَا
ِ ُار ِجع
ْ ب ِ َحت َّ َٰى إِذَا جَا َء أ َ َح َد ُه ُم ا ْل َم ْوتُ قَا َل َر
َخ ِإلَ َٰى َي ْو ِم يُ ْب َعثُون
ٌ )و ِم ْن َو َرا ِئ ِه ْم َب ْر َز
َ
Artinya:
Yakni…
Beribadah kepada Allõh…
Mendekatkan diri kepada Allõh….
Mengejar apa yang ada di sisi Allõh….
Menghindar dari murka Allõh….
Menjauhkan diri dari apa-apa yang menjauhkan dirinya dari Allõh atau
mengundang murka Allõh….
Maka…
Penyesalan lah yang tiada berarti....
Maka…
Sebelum menyesal…
Bersegeralah untuk berbenah…
Karena semua itu pada hakekatnya….
Adalah untuk diri kita sendiri….
APLIKASINYA :
MENERIMA DARI ALLÕH saja….
MENERIMA DARI ROSŪLULLÕH sholalloohu ‘alaihi wassallam saja….
MENERIMA DARI MUKMININ saja…..
Dan TIDAK MENERIMA, TIDAK BERGABUNG, TIDAK MENOLONG,
TIDAK MENSUKSESKAN, dan TIDAK BERSAMA ORANG-ORANG
KAFIR….
Terbukti bahwa….
Ketika seorang musyrik meminta izin kepada Rosūlullòh sholallõhu ‘alaihi
wassallam untuk diikutsertakan dalam Perang Badar dan setelah kemudian
diketahui bahwa orang itu adalah musyrik maka Rosūl pun menyuruhnya untuk
pulang, dan menyatakan bahwa beliau tidak akan meminta pertolongan pada
orang musyrik :
Artinya :
Padahal….
Lambat laun….
Yang demikian itu akan menyampaikan pada NASIB seperti yang dialami
UMMAT SAAT INI…..
Maka wajarlah….
Kalau ia TAKUT BERESIKO dan HANYA MENCARI AMAN BAGI
DIRINYA SENDIRI…..
Allõhul musta’an.….
Artinya:
“Wahai orang orang yang beriman, jika kalian menolong Allõh maka niscaya
Allõh akan menolong kalian dan Allõh akan meneguhkan kaki kalian.” [QS.
Muhammad : 7]
Artinya:
“Jika Allõh menolong kalian maka tidak akan ada yang menjadi pemenang atas
kalian. Dan jika Allõh menghinakan kalian, maka siapa lagi yang akan bisa
menolong kalian setelah Allõh. Dan hanya kepada Allõh lah hendaknya orang
orang beriman bertawakkul.” [QS. Aali ‘Imron : 160]
Berarti…..
Jika ALLÕH MENOLONG….
Maka MESTINYA TIDAK PERLU KHAWATIR…..
Karena TIDAK AKAN ADA SIAPAPUN YANG AKAN MAMPU
MENGALAHKAN KITA…..
ْ ا ْف َعلُ ْوا ا ْل َخي َْر لَعَلَّ ُك ْم تُ ْف ِل ُح ْونَ ََ َٰٰۤيـاَيُّهَا ا َّل ِذ ْينَ َٰا َمنُ ْوا
ْ ار َكعُ ْوا َوا
س ُجد ُْوا َو ا ْعبُد ُْوا َربَّ ُك ْم و
BERUNTUNG seperti yang dipahami oleh para ahli tafsir adalah SURGA….
Ya….
Jika seseorang dimasukkan oleh Allõh ke dalam surga-Nya…
Maka…
Itulah KEBERUNTUNGAN yang HAKIKI….
Terkadang…
Bisa jadi orang mengatakan pada anda: “Beruntunglah Anda“…
Padahal jiwa anda menderita dan menjerit…
Karena sesuatu yang hanya anda yang bisa merasakannya….
Adapun….
Namun….
KEBAIKAN APA yang harus kita jadikan SEBAGAI TEBUSAN agar ALLÕH
MERIDHOI dan menghadiahkan keutamaan-Nya kepada kita ?
Ahli Tafsir Ibnu ‘Abbas rodhiyallõhu ‘anhu memberikan kejelasan kepada kita…
Bahwa ternyata KEBAIKAN itu adalah SILATURROHIM….
KEBAIKAN itu adalah AKHLAQ MULIA….
Bahkan adanya sikap tidak rela jika saudaranya dimurkai oleh Allõh akibat
kemungkaran yang diperbuatnya….
Dia pun tidak rela, jika ada pada saudaranya kesempatan untuk berbuat suatu
kebaikan, akan tetapi saudaranya itu tidak mengerjakannya…..
KEBAJIKAN dan KEBAIKAN yang harus ada, tumbuh pada setiap diri kita….
Bahkan TIDAK tinggal DIAM….
SENANTIASA BERUSAHA AGAR ORANG LAIN pun BERSAMANYA
DALAM mengerjakan berbagai KEBAIKAN….
(~ Ust. Achmad Rofi’i, Lc. M. M.Pd. ~)
Setiap kita…
Jika ditanya apa yang anda cari…
Apa yang anda kejar…
Apa yang anda inginkan…
Apa yang anda cita-citakan…
Dan apa yang menjadi visi hidup anda…
Semua mereka pasti menjawab : INGIN BERUNTUNG…
Bahkan….
Ingin terbebas dari segala makna rugi….
Tetapi….
Sadarkah kita….
Bahwa BUKAN AKAL yang menjadi sumber utama untuk memastikan akan
tercapainya keberuntungan yang kita kejar itu…..
Sadarkah kita…..
Bahwa BUKAN RASA, BUKAN KECENDERUNGAN yang menjadi petunjuk
yang benar atas jalan yang harus ditempuh menuju tercapainya makna
keberuntungan itu…..
Sadarkah kita…..
Bahwa PENGALAMAN dari orang ke orang BISA BERBEDA….
Bahwa PENGALAMAN BISA TIDAK BERLAKU dari zaman ke zaman lain….
Bahkan PENGALAMAN BISA BERUBAH, BISA BERBEDA dalam kondisi
dan situasi pola yang berbeda….
Yakinkah kita…
Bahwa bagi orang yang beriman…
Petunjuknya dalam hidup ini….
Dan agar hidup ini menjadi berarti….
Menjadi kesempatan menuju teraihnya keberuntungan….
Menjadi terbebas dari rugi dan petaka….
Tidak ada yang lain, kecuali RUMUS dan RESEP ILAHI…..
Tahukah Anda….
Bahwa agar “kalian selalu beruntung” di dalam al-Qur’an…
Ternyata…
11 kali kalimat itu lah (QS. Ali ‘Imran : 200) yang selalu berulang di dalam al-
Qur’an…
Maka….
Marilah kita selalu merujuk…
Membaca….
Melihat….
Memperhatikan…..
Kemudian meyakini….
Dan istiqomah dalam menjalani petunjuk al-Qur’an…
( َِّللا َ َّللاِ َوك َِرهُوا أ َ ْن يُجَا ِهدُوا ِبأ َ ْم َوا ِل ِه ْم َوأ َ ْنفُس ِِه ْم ِفي
َّ س ِبي ِل َّ سو ِل ُ ف َر َ فَ ِر َح ا ْل ُم َخ َّلفُونَ ِب َم ْق َع ِد ِه ْم ِخ ََل
َ ْ َ
َش ُّد ح ًَّرا ۚ ل ْو كَانُوا يَفق ُهون َ
َ ار َج َهنَّ َم أُ ) َوقَالُوا ََل تَ ْن ِف ُروا فِي ا ْلح َِر ۗ قُ ْل َن
Tidak sedikit dari umat ini yang tidak menyadari bahwa jihad adalah bagian dari
syariat….
Suka atau tidak suka…..
Dan bahwa harta dan nyawa adalah modalnya…..
Mereka berkata :
“Janganlah berjihad, karena cuaca sedang dingin“….
Apalagi jika terkena teriknya matahari….
Mereka akan berkata: “Sayangi dirimu dari cuaca yang panas“….
Merasa senang saat menyelisihi Rosūl adalah hasil dari gagal paham…..
Menghalangi orang lain dari menunaikan tuntunan Rosūl adalah hasil dari gagal
paham…..
Mengira bahwa teriknya matahari dan buruknya cuaca lebih ringan dari panasnya
jahanam itu adalah juga hasil dari gagal paham….
Orang munafik mengira bahwa Allõh bisa mereka jadikan objek tipudaya…..
Mereka kira bahwa Allõh tidak berdaya….
Mereka tidak tahu bahwa yang mereka miliki berupa tipudaya, pastilah dihadapan
Allõh tak akan mungkin berdaya….
“Dan janganlah kamu berhati lemah dalam mengejar mereka (musuhmu). Jika
kamu menderita kesakitan, maka ketahuilah mereka pun menderita kesakitan
(pula), sebagaimana yang kamu rasakan, sedang kamu masih dapat mengharapkan
dari Allah apa yang tidak dapat mereka harapkan. Allah Maha Mengetahui, Maha
Bijaksana.”
[QS. An-Nisa’ : 104]
Sedangkan…..
Kalian mengharapkan sesuatu yang abadi…..
Kalian mengharapkan rahmat Allõh…..
Allõh mengisyaratkan bahwa dalam jiwa umat Islam ada gejala ini….
Sadarkah kaum muslimin bahwa mereka menyandang predikat ini ???
Sadarkah apa yang menyebabkan mereka HINA ???
Adakah cita-cita untuk mengakhiri nasib bak hina ini ???
Maukah mereka BERKORBAN tuk sekedar TERHINDAR dari HINA ini ???
Siapapun yang beramal sebiji atom kebajikan, dia pasti akan melihatnya…..
Dan Allõh akan menukarnya dengan keutamaan-Nya……
Yang pasti, AKHIR dari TRANSAKSI kepedihan itu yang akan ALLÕH
BEDAKAN….
Antara HAMBA-Nya dan MUSUH-Nya…..
(153) Akhlak
Semua orang benci DUSTA. Semua orang suka KEJUJURAN. Tetapi hanya
MUSLIM yang MEYAKINI bahwa DUSTA ADALAH DOSA DAN PETAKA,
sedangkan KEJUJURAN adalah IBADAH DAN SURGA.
(152) Cita-Cita
َت تَجْ ِر ْي ِم ْن تَحْ تِهَا ْاَلَ ْن َٰه ُر ۗ َوالَّ ِذ ْينَ َك َف ُر ْوا يَت َ َمتَّعُ ْون
ٍ ت َجنه َّللاَ يُد ِْخ ُل الَّ ِذ ْينَ َٰا َمنُ ْوا َوع َِملُوا ال ه
ِ ص ِل َٰح اِنَّ ه
ْ ُ ََّويَأ ْ ُكلُ ْونَ َك َما تَأ ُك ُل ْاَلَ ْنعَا ُم َوالن
ار َمث ًوى لَّ ُه ْم ْ
“Dan sekiranya penduduk negeri beriman dan bertakwa, pasti Kami akan
melimpahkan kepada mereka berkah dari langit dan bumi, tetapi ternyata mereka
mendustakan (ayat-ayat Kami), maka Kami siksa mereka sesuai dengan apa yang
telah mereka kerjakan.” (QS. Al-A’raf 7: Ayat 96)
KEHIDUPAN YANG BAIK adalah ketika rizki didapat dari yang HALAL,
ketika jiwa penuh dengan QONA’AH (puas dengan apa yang diterima), ketika
hidup dalam ketaatan pada Allõh Subhãnahu wa Ta’ãlã serta adanya kelezatan
dalam beribadah pada-Nya, atau kehidupan dalam Syurga di esok hari. BUKAN
sekedar dalam KELAPANGAN DUNIA.
Renungkan firman Allõh dalam QS. An-Nahl/16: 97. Allõh Subhãnahu wa Ta’ãlã
berfirman:
َ َْم ْن ع َِم َل صَا ِل ًحـا ِم ْن ذَك ٍَر ا َ ْو ا ُ ْن َٰثى َوه َُو ُمؤْ ِمنٌ فَلَـنُحْ يِيَنَّ ٗه ح ََٰيوةً َطيِ َبةً ۚ َولَـنَجْ ِزيَـنَّ ُه ْم اَجْ َر ُه ْم ِباَح
س ِن َما كَانُ ْوا
َيَ ْع َملُ ْون
“Aku tidak menciptakan jin dan manusia melainkan agar mereka beribadah
kepada-Ku.” (QS. Az-Zariyat 51: Ayat 56)
Dari ummu Salamah رضي هللا عنها, salah seorang istri Rosũlullõh صلى هللا عليه وسلم,
bahwa Rosũlullõh صلى هللا عليه وسلمbersabda:
Artinya:
“Akan menjadi para Amir bagi kalian orang-orang yang kalian kenal dan kalian
ingkari, maka barangsiapa yang membenci (-- kedzoliman, kejahatan mereka –
pent.) itu (dengan hatinya) maka dia telah berlepas diri, dan barangsiapa yang
mengingkari dengan lisannya maka dia telah selamat. Akan tetapi barangsiapa
yang ridho (puas) dan mengikuti (maka ia telah bersalah dan terancam tidak
selamat).”
Para sahabat bertanya, “Ya Rosũlullõh, tidakkah kita memerangi mereka?”
Rosũlullõh صلى هللا عليه وسلمmenjawab, “Tidak, selama mereka sholat”.
Renungan :
Hadits ini memberikan pelajaran kepada kita agar menjadi RAKYAT YANG
PRO-AKTIF….
Menjadi RAKYAT YANG PEKA….
Menjadi RAKYAT YANG SENSITIF…
Rosũlullõh bahkan mengancam dengan isyarat, “Bahkan bagi mereka yang ridho
dan mengikuti…”, maka Rosũlullõh صلى هللا عليه وسلمisyaratkan bahwa rakyat yang
seperti ini justru terancam tidak selamat….
Sebelumnya sudah ada pernyataan dari Rosũlullõh صلى هللا عليه وسلمbahwa siapa
yang membenci (Amir yang dzolim itu) maka ia telah berlepas diri, dan siapa
yang mengingkari Amir yang demikian berarti dia telah selamat…
Sebaliknya kalau dia tidak mengingkari (Amir yang dzolim itu) karena ridho dan
mengikuti,
Berarti dia justru terancam sesat, dan celaka; karena tidak selamat….
Begitu juga kalau dia tidak membenci, dia ridho dan bahkan dia mengikuti (Amir
yang dzolim itu), maka seolah Rosũlullõh صلى هللا عليه وسلمmenyatakan bahwa
rakyat yang seperti ini seolah menyatu dengan kemunkaran, dia mendiamkan
kemunkaran…
Dan itu berarti kekacauan dan celaka…
Perlu perenungan….
Perlu hati yang lurus…..
Perlu bersih jiwa dari Hawa Nafsu…
Untuk sampai pada pemahaman yang benar….
Sehingga berkata dengan benar…
Bersikap dengan benar….
Serta mengajak orang dengan benar…
Bahkan….
Rosũlullõh صلى هللا عليه وسلمmemang menjawab pertanyaan Shohabatnya, “Apakah
kita perangi mereka ya Rosũl?”
Jawaban Rosũlullõh صلى هللا عليه وسلم, “Tidak, selama mereka sholat !”….
Ya, kita tidak memerangi mereka….
Kita harus patuhi tuntunan Rosũlullõh صلى هللا عليه وسلمuntuk tidak memerangi
Pemimpin yang tidak lagi mengenal mana yang ma’ruf (yang baik) dan mana
yang munkar (yang buruk)….
Namun…
Lalu, apakah sebagai rakyat kita cuma pasrah, serahkan jiwa dan raga pada Amir
yang seperti itu ???...
Toh pada akhirnya, Amir itu tidaklah diatas Syari’at….
Apalagi kalau Amir itu lah yang menghalalkan darah kaum Muslimin….
Mendukung orang-orang kãfir untuk memusnahkan kaum Muslimin….
Atau bahkan....
Bahwa dia adalah manusia yang paling JÃHIL (bodoh) dan paling ANIAYA....
Dinukil dari:
"Minhaj As Sunnah An Nabawiyyah" Jilid 4 halaman 373-374.
سولَهُ َولَ ْو كَانُوا آبَا َء ُه ْم أَ ْو أ َ ْب َنا َء ُه ْم أ َ ْو َّ اآلخ ِر يُ َوادُّونَ َم ْن حَا َّد
ُ َّللاَ َو َر َّ َل ت َ ِج ُد قَ ْو ًما يُؤْ ِمنُونَ ِب
ِ اَّللِ َوا ْل َي ْو ِم
ت تَجْ ِري ِم ْن تَحْ تِهَا َ
ٍ ِيرت َ ُه ْم أُولَئِكَ َكت َ َب فِي قُلُو ِب ِه ُم اإلي َمانَ َوأيَّ َد ُه ْم ِب ُروحٍ ِم ْنهُ َويُد ِْخلُ ُه ْم َج َّنا
َ عشَ إِ ْخ َوانَ ُه ْم أ َ ْو
ََّللاِ ُه ُم ا ْل ُم ْف ِل ُحون
َّ ب َ َّللاِ أََل ِإنَّ ِح ْز
َّ ب ُ ع ْنهُ أُولَ ِئكَ ِح ْزَ ع ْن ُه ْم َو َرضُوا َّ َار َخا ِل ِدينَ ِفيهَا َر ِض َي
َ َُّللا ُ ال ْنه
Artinya:
“Engkau (Muhammad) tidak akan mendapatkan suatu kaum yang beriman kepada
Allõh dan hari akhirat, saling berkasih-sayang dengan orang-orang yang
menentang Allõh dan Rosũl-Nya, sekalipun orang-orang itu bapaknya, anaknya,
saudaranya atau keluarganya. Meraka itulah orang-orang yang dalam hatinya
telah ditanamkan Allõh keimanan dan Allõh telah menguatkan mereka dengan
pertolongan yang datang dari-Nya. Lalu dimasukkan-Nya mereka ke dalam surga
yang mengalir di bawahnya sungai-sungai, mereka kekal di dalamnya. Allõh ridha
terhadap mereka dan mereka pun merasa puas terhadap (limpahan rahmat)-Nya.
Merekalah golongan Allõh (hizbullõh). Ingatlah, sesungguhnya golongan Allõh
itulah yang beruntung.”
Renungan :
Sejak dahulu kala dan terutama akhir-akhir ini….
Mereka yang memusuhi Allõh … سبحانه وتعالى.
Mereka yang memusuhi Rosũlullõh … صلى هللا عليه وسلم
Mereka yang memusuhi Al Islam…
Mereka yang memusuhi Al Qur’an…..
Mereka yang memusuhi orang-orang yang membenarkan Allõh … سبحانه وتعالى.
Mereka yang memusuhi orang-orang yang membenarkan Rosũlullõh صلى هللا عليه
… وسلم.
Mereka yang memusuhi orang-orang yang membenarkan Al Islam ….
Mereka yang memusuhi orang-orang yang membenarkan Al Qur’an ….
Dari berbagai penjuru….
telah terang dan jelas menampakkan permusuhan dan kebenciannya…
Akal sehat yang mana, yang mau mencintai orang / obyek yang dibenci dan
dimusuhi oleh “Yang diaku dicintainya (Allõh & سبحانه وتعالىRosũl-Nya صلى هللا
? ”)عليه وسلم
(144) Nelangsa
Artinya:
“Tidaklah dua ekor serigala yang sedang kelaparan dilepas pada seekor kambing
akan lebih rusak jika dibandingkan dengan ambisiusnya seseorang terhadap harta
dan kehormatan.”
Bahkan dia harus mempertanggungjawabkan apa yang pernah dia katakan dan apa
yang pernah dia perbuat…
Artinya:
Kata-kata apa yang sering terucap dari mulut kita, dalam keseharian kita, atau
bahkan sepanjang hidup kita…
Jika kita menghitung berapa kali suatu kata terucap di dalam Al Qur’an, tentu kita
akan mengetahui apa sebenarnya hikmah dan rahasia sedemikian rupa Allõh سبحانه
وتعالىmengulang kata-kata ini dengan sebanyak ini….
Ternyata kita akan temukan bahwa terbanyak kata yang terulang di dalam Al
Qur’an adalah lafadz: “( هللاALLÕH”)…
Kalau saja setiap muslim setiap hari membaca Al Qur’an, maka bisa dipastikan ia
akan mengucapkan lafadz “( هللاAllõh”) ini berkali-kali…
Bahkan lebih bermakna lagi dari itu adalah bahwa setelah kita sedemikian sering
membaca dalam Al Qur’an, setelah kita berusaha membiasakan memperbanyak
lafadz ini dalam keseharian kita, maka itu berarti bahwa Allõh سبحانه وتعالىitu
ma’bud….
Berarti seharusnya keseringan hidup kita, kebanyakan hidup kita adalah tidak lain
kecuali beribadah kepada Allõh سبحانه وتعالى.
Tentu diantara hikmah dan maknanya adalah kita disuruh bukan sekedar
mengingat lafadznya, namun justru lebih penting dari itu hendaknya seluruh
hidup kita atau mayoritas hidup kita adalah diisi dengan beribadah kepada Allõh
…سبحانه وتعالى.
Artinya:
Dengan demikian itu artinya setiap muslim harus menyadari dan menjadikan
tekad dalam hidupnya bahwa hidupnya adalah untuk beribadah kepada Allõh
…سبحانه وتعالى.
Dan diantara yang harus dia biasakan adalah seringlah mengingat Allõh سبحانه
وتعالىdalam setiap gerak dan diam kita….
Kaum Munãfiq…
Mereka adalah saudara bagi orang-orang kãfir….
Atau bahkan….
Siapakah yang sesungguhnya kita jadikan sebagai teman dan saudara di dalam
kehidupan dan keseharian kita ???
Jika jawabannya, yang dianggap teman dan saudara adalah dari kalangan
muslimun, mu’minun, dan shõlihun, maka kita adalah mu’min….
Dan sebaliknya, jika yang dianggap teman, saudara, penolong serta sahabat bagi
kita adalah dari kalangan orang-orang kãfir; maka kita harus segera memohon
ampunan kepada Allõh سبحانه وتعالى, dan memohon petunjuk Allõh ;سبحانه وتعالى
karena posisi yang demikian ini adalah justru rawan untuk berada di posisi
sebagai orang munãfiq…..
Demikian jelas, bahwa orang munãfiq adalah saudara bagi orang kãfir….
Kalau seseorang telah menyatakan syahadat bahwa tidak ada yang berhak
diibadahi dengan benar kecuali Allõh سبحانه وتعالى, dan bahwa Muhammad صلى هللا
عليه وسلمadalah utusan Allõh ;سبحانه وتعالىmaka merekat pada dirinya bahwa dia
bersaudara dengan muslim….
Dan sebaliknya, berarti orang kãfir bagi dia bukanlah dianggap sebagai
saudara….
Artinya:
Artinya:
“(Tentang setan), telah ditetapkan bahwa siapa yang berkawan dengan dia, maka
dia akan menyesatkannya, dan membawanya ke azab neraka.”
Agar mata kita benar-benar terang melihat mana yang benar dan mana yang
menyesatkan ….
Tidak sedikit orang yang pandangannya hanya sekedar dunia dan materi….
Dia bahkan lupa, apalagi menolak, menentang dan tidak meyakini tentang apa
yang ada di sisi Allõh سبحانه وتعالىadalah lebih baik…
Maka bagi mereka ini, terpeleset dan terperosok untuk menolong orang dzolim
adalah alternatif di dalam hidup mereka….
Padahal kalau saja mereka beriman kepada Allõh سبحانه وتعالى, maka sungguh apa
yang mereka upayakan itu justru akan menjerumuskan mereka sendiri ke dalam
rugi yang nyata….
Berimankah hamba-Nya... ?!
Bersyukurkah.... ?!
Taatkah... ?!
Atau justru...
Lagi-lagi kufur...
Lagi-lagi ma'shiyat...
Lagi-lagi menentang Allőh Penguasa alam semesta..
Hanya manusia yang karena hawa bisa jadi menguasai; dialah yang lalai.....
Dan bagi orang jãhil (bodoh), beserta teman-temannya dari kalangan orang-orang
kãfir,
atau dari kalangan orang-orang musyrikin...
Yang menganggap masih ada yang bisa menangkal bala'....
Menangkal rugi..
Menangkal bencana...
Menangkal marabahaya..
Selain daripada Allőh...
Ternyata...
Terbukti semua itu adalah PRASANGKA...
Saudara-saudaraku...
Banjir bandang belum seberapa bila dibanding dengan dahsyatnya Hari Kiamat...
Sungguh sejarah membuktikan bahwa tidak pernah berhasil orang yang sombong
terhadap Allőh....
Tidak ada...
dan tidak ada...
Artinya:
Artinya:
Dan mereka berkata: "Kami telah beriman kepada Allah dan rasul, dan kami
mentaati (keduanya)".
Kemudian sebagian dari mereka berpaling sesudah itu, sekali-kali mereka itu
bukanlah orang-orang yang beriman.
Dan apabila mereka dipanggil kepada Allah dan rasul-Nya, agar rasul
menghukum (mengadili) di antara mereka, tiba-tiba sebagian dari mereka
menolak untuk datang.
Tetapi jika keputusan itu untuk (kemaslahatan) mereka, mereka datang kepada
rasul dengan patuh.
Apakah (ketidak datangan mereka itu karena) dalam hati mereka ada penyakit,
atau (karena) mereka ragu-ragu ataukah (karena) takut kalau-kalau Allah dan
rasul-Nya berlaku zalim kepada mereka? Sebenarnya, mereka itulah orang-orang
yang zalim."
Renungan :
Artinya:
Renungan :
Akan tetapi....
5) LALAI akan APA YANG telah ALLŐH nyata BUKTIKAN pada orang-orang
yang memusuhi Allőh Subhãnahu wa Ta'ãlã...
Baik berupa bencana dan adzab...
Maka itu adalah bukti IMAN yang TAK BERDAYA....
Artinya:
"Berkata Iblis: "Aku sekali-kali tidak akan sujud kepada manusia yang Engkau
telah menciptakannya dari tanah liat kering (yang berasal) dari lumpur hitam yang
diberi bentuk"
Allah berfirman: "Keluarlah dari surga, karena sesungguhnya kamu terkutuk dan
sesungguhnya kutukan itu tetap menimpamu sampai hari Kiamat."
Renungan :
1) ALLŐH Subhãnahu wa Ta'ãlã adalah PENCIPTA MANUSIA.
2) Asal manusia adalah dari tanah liat.
3) Iblis MEMBANGKANG ALLŐH.
4) ALASAN IBLIS membangkang, tidak lain kecuali dari PRASANGKA bahwa
asal muasal dirinya adalah LEBIH MULIA dari asal muasal manusia.
5) Pembangkangan iblis menjadikannya berhak akan KUTUKAN (Rojīm dan
laknat) Allőh Subhãnahu wa Ta'ãlã hingga hari Kiamat.
6) Sujud (simbol dan atau makna ibadah) itu bukanlah hanya sekedar gerak fisik
dan ritual belaka, tetapi hakekatnya adalah KETUNDUKAN dan KEPATUHAN
pada PERINTAH SANG PENCIPTA, yakni ALLŐH Subhãnahu wa Ta'ãlã....
Bukan Ka'bah-nya...
Bukan Hajar Aswad-nya...
Bukan MANUSIA ADAM-nya...
7) SOMBONG itu adalah sikap AKU lah YANG LEBIH BERHAQ, BUKAN
KAMU....
Ada EGO...
Ada vonis berlandaskan PRASANGKA...
Dan ada PEMBANGKANGAN....
8) Sekedar berpikir bahwa itu DOSA dan atau HUKUM FIQIH, adalah awal
bersikap yang DANGKAL.
Harus tumbuh dari kita adalah DARI MANA dan DARI SIAPAKAH SUMBER
PERINTAH itu... ?
Semakin terasa Mulia dan Agung, maka semakin terasa BESAR GEMA dan
KHARISMA perintah itu...
9) Jika Allőh yang menutup pintu Hidayah, maka TIDAK akan ditemukan pintu
itu terbuka....
Dan jika Allőh MURKA, maka tidak akan ada kemampuan yang
menyebabkannya PADAM....
(137) Biarkanlah
( َف يَ ْعلَ ُمون َ َ)ذَ ْر ُه ْم يَأ ْ ُكلُوا َويَت َ َمتَّعُوا َويُ ْل ِه ِه ُم ْال َ َم ُل ۖ ف
َ س ْو
[Surat Al-Hijr : 3]
Artinya:
Renungan :
1) Allőh perintahkan Nabi dan orang beriman agar MEMBIARKAN orang Kafir
tenggelam dalam kenikmatan dunia dan berbagai angannya.
3) PANJANG ANGAN- ANGAN adalah selain sifat orang kãfir juga adalah sikap
yang menyebabkan pelakunya berhaq akan MURKA ALLŐH pada hari Kiamat.
Hanya karena iman kita yang sudah kurang SENSITIF saja yang menyebabkan
kita tidak menyadarinya.
5) BERIMAN pada ALLŐH dan HARI AKHIR adalah cerminan orang yang
selalu GIGIH mengabdi pada Allőh Subhãnahu wa Ta'ãlã. Demikian pula perlu
disadari akan hal yang sebaliknya.
Artinya:
( HR. Ibnu Majah nomor: 1339 dari Abu Hurairoh رضي هللا عنهdan Syaikh Al
Albãny menshohīhkannya)
Hikmah :
Semoga Allőh memberi kemudahan pada kita mnerima segala ibadah kita...
Menyempurnakan kekurangan kita...
Dan membebaskan kita dari ancaman adzab neraka...
Aamiiin...
Allőh berfirman:
[QS. Al-An'ãm:90]
Artinya:
"Mereka adalah orang-orang yang Allőh telah beri petunjuk, maka berqudwah lah
dengan hidayah mereka."
Renungan :
Dalam ayat sebelum ini, Allőh mengisyaratkan siapakah "mereka" yang
dimaksud...
Artinya, bahwa JALAN yang LURUS itu sama dengan MENGIKUTI AJARAN
dan SYARI'AT Rosūlullőh Sholallőhu 'alaihi wassallam...
Dan...
MENYELISIHI AJARAN dan SYARI'AT-nya adalah sama dengan
KESESATAN...
Petunjuk yang lurus, yang merupakan petunjuk para Nabi, termasuk didalamnya
Nabi Muhammad Sholallőhu 'alaihi wassallam adalah:
1) Berpegang teguh dengan dīn (agama) yang benar yang berasal dari Allőh
2) Memelihara dan menjaga ayat-ayat yang terkandung dalam Kitab Allőh (Al-
Qur'an)
3) Tegak menjalankan hukum/ syari'at-Nya
4) Mengikuti yang dihalalkan-Nya, serta menjauhi apa yang diharomkan-Nya
5) Mengamalkan apa yang diperintahkan Allőh Subhãnahu wa Ta'ãlã dan
menghindarkan diri dari apa yang dilarang-Nya
6) Meniti pola hidup yang telah "mereka" jalani
7) Berakhlaq dan berperilaku yang terpuji
Allőh berfirman:
(ض ِزينَةً لَهَا ِلنَ ْبلُ َو ُه ْم أَيُّ ُه ْم أَحْ س
ِ علَى ْال َ ْر
َ ع َم ًَل ََ ِإنَّا َجعَ ْلنَا َما
َ ُ)ن
[Surat Al-Kahfi : 7]
Artinya:
Renungan :
Bahkan...
Ada amalan yang mengundang murka Allőh Subhãnahu wa Ta'ãlã....
Sadarkah kita?....
Allőh berfirman:
(...اطينَ لَيُو ُحونَ إِلَ َٰى أَ ْو ِليَائِ ِه ْم ِليُجَا ِدلُو ُك ْم ۖ َوإ َّ )ن أ َ َط ْعت ُ ُمو ُه ْم إِنَّ ُك ْم لَ ُمش ِْركُونَ َِ َوإِنَّ ال
ِ َشي ْ
Artinya:
Renungan :
1) Syaithőn itu mempunyai wali-wali (yatu mereka yang loyal kepada syaithőn)
2) Wali Syaithőn adalah mereka yang selalu setia menyuarakan bisikan dan
inspirasi syaithőn;
3) Wali Syaithőn adalah mereka yang selalu mengajak kepada jalan yang
menyelisihi tuntunan Allőh Subhãnahu Wa Ta'ãlã dan Rosūl-Nya sholallőhu
'alaihi wasallam;
4) Wali Syaithőn adalah mereka yang selalu men-jidal, mendebat dan ataupun
menebar syubhat terhadap kebenaran yang berasal dari Allőh dan Rosūl-Nya;
5) Mereka yang hanyut dalam bisikan ajakan ataupun syubhat syaithőn, adalah
TERANCAM menjadi orang yang MUSYRIK.
6) SYIRIK THŐ'AH adalah seseorang yang MENYEKUTUKAN KETAATAN-
nya, dari ketaatan dan kepatuhan terhadap Allőh, menjadi ketaatan dan kepatuhan
terhadap syaithőn.
Artinya:
Renungan :
Sedangkan....
KESYIRIKAN dan KEDZOLIMAN lah pengundang PETAKA dan
KESENGSARAAN....
Artinya:
Renungan :
Maka....
Mengapakah kita yang berpeluang banyak dosa...
Masih TIDAK MAU MENGIKUTI WAHYU?...
Masih MENAMBAHI dari apa yang terdapat dalam WAHYU?...
Masih MENGURANGI apa yang terdapat dalam WAHYU?....
Masih MENCURIGAI WAHYU?....
Masih MENCURIGAI ORANG-ORANG YANG BERUSAHA MENGIKUTI
WAHYU?....
Masih MENCURIGAI ORANG-ORANG yang MENGAJARKAN WAHYU?...
Mengapakah...
Dan ada apakah kalian dengan dan TERHADAP WAHYU?...
Dan sebaliknya....
ORANG YANG MENYELISIHI DAN ATAU MENOLAK WAHYU ADALAH
ORANG YANG "BUTA"....
Yang BUTA adalah HATINYA...
Dan bukan buta MATA PENGLIHATAN-nya....
Duhai...
DIKEMANAKAN kah AKAL PIKIRAN ?
Artinya:
"Dan sungguh telah Kami tulis didalam Zabur sesudah (Kami tulis dalam) Lauh
Mahfuzh, bahwasanya bumi ini dipusakai hamba-hamba-Ku yang shőlih."
Renungan :
Karenanya...
Tidak sedikit pula kalangan yang NGOYO MERAIH BENDA di dunia ini....
Sembari dia LALAI....
Yang penting meraihnya...
Yang penting menguasainya...
Bila perlu, hingga tujuh generasi dari turunannya...
شه َْوةً ِم ْن َ الرجَا َل ِ َس َبقَ ُك ْم ِبهَا ِم ْن أ َ َح ٍد ِمنَ ا ْل َعا َل ِمينَ * ِإنَّ ُك ْم لَتَأْت ُون َ احشَةَ َما ِ ََولُو ًطا ِإ ْذ قَا َل ِلقَ ْو ِم ِه أَتَأْت ُونَ ا ْلف
َ َ َ َ
اب ق ْو ِم ِه إِ ََّل أ ْن قالُوا أ ْخ ِر ُجو ُه ْم ِم ْن ق ْريَ ِت ُك ْم ۖ إِنَّ ُه ْم َ َ س ِرفُونَ * َو َما كَانَ ج ََو ْ اء ۚ بَ ْل أ َ ْنت ُ ْم قَ ْو ٌم ُمِ س َ ُِون الن ِ د
َْف كَانَ ي َ
ك رْ ُ
ظ ْ
ن ا َ ف ۖ ا رطَ م
ً َ ِْم ْهي َ لعَ اَ نر َ
ط
ْ ْ َمَ أ و * َينرِِ باَ غ ْ
ل ا َن م
ِ ْت َ نَا
ك ُ هَ تَ أ ر م ا
َ ْ ِ َّ
َل إ ُ ه َ
ل ْ
ه َ أ و
َ ه
ُ انَ ي
ْ ج
َ نْ َ أ َ ف * َون َّر
ُ هطَ َ تي
َ ٌ َأُن
اس
ْ
عَاقِبَة ال ُمجْ ِر ِمين ُ
Artinya:
"Dan (Kami juga telah mengutus) Luth (kepada kaumnya). (Ingatlah) tatkala dia
berkata kepada mereka: "Mengapa kamu mengerjakan perbuatan keji (fãhisyah)
itu, yang belum pernah dikerjakan oleh seorangpun (di dunia ini) sebelummu?"
Sesungguhnya kamu mendatangi lelaki untuk melepaskan nafsu syahwatmu
(kepada mereka), bukan kepada wanita. Kamu ini benar-benar adalah kaum yang
melampaui batas.
Jawab kaumnya tidak lain hanyalah mengatakan: "Usirlah mereka (Luth dan
pengikut-pengikutnya) dari kotamu ini; sesungguhnya mereka adalah orang-orang
yang berpura-pura mensucikan diri".
Kemudian Kami selamatkan dia dan pengikut-pengikutnya, kecuali isterinya;
(karena) dia (istrinya) termasuk orang-orang yang tertinggal (dibinasakan).
Dan Kami turunkan kepada mereka hujan (batu); maka perhatikanlah bagaimana
kesudahan orang-orang yang berdosa itu."
Juga:
اج ُك ْم ۚ بَ ْل أ َ ْنت ُ ْم قَ ْو ٌم عَا ُدونَ * قَالُوا َ َأَتَأْت ُونَ الذُّك َْرانَ ِمنَ ا ْلعَالَ ِمينَ * َوتَذَ ُرونَ َما َخل
ِ ق لَ ُك ْم َربُّ ُك ْم ِم ْن أ َ ْز َو
َط لَتَكُونَنَّ ِمنَ ا ْل ُم ْخ َر ِجين
ُ لَئِ ْن لَ ْم تَ ْنت َ ِه يَا لُو
Artinya:
Renungan :
PELAKU PERBUATAN KEJI INI justru MENUDING sok suci pada orang yang
menasehatinya,
Bahkan MENGANCAM dengan MENGUSIR mereka dari tanah tumpah
darahnya....
PERBUATAN KEJI ini MENGUNDANG ADZAB DAHSYAT PENUH
MURKA dari Allőh Subhãnahu Wa Ta'ãlã....
Yaitu....
ALLŐH AKAN BALIK BUMI INI LALU MEREKA AKAN TERPENDAM DI
DALAMNYA...
Bahkan akan DILEMPARI BATU DARI NERAKA....
Artinya:
"Pada hari ketika muka mereka dibolak-balikkan dalam neraka, mereka berkata:
"Alangkah baiknya, andaikata kami taat kepada Allah dan taat (pula) kepada
Rasul".
Dan mereka berkata: "Ya Tuhan kami, sesungguhnya kami telah mentaati
pemimpin-pemimpin dan pembesar-pembesar kami, lalu mereka menyesatkan
kami dari jalan (yang benar).
Ya Tuhan kami, timpakanlah kepada mereka azab dua kali lipat dan kutuklah
mereka dengan kutukan yang besar".
Renungan :
MAU ???...
Kalau sudah Allőh adzab terlebih dahulu di dalam adzab neraka, BARU
MENYESAL ???...
(127) Konsisten
( علَي ِْه ُم ا ْل َم ََل ِئكَةُ أَ ََّل ت َ َخافُوا َو ََل تَحْ َزنُوا َوأ َ ْبش ُِروا ِبا ْل َجنَّ ِة الَّ ِتي َّ ِإنَّ الَّ ِذينَ َقالُوا َر ُّب َنا
ْ َّللاُ ث ُ َّم ا
َ ست َ َقا ُموا تَتَنَ َّز ُل
َع ُدونَ ) ُك ْنت ُ ْم ت ُو
Artinya:
Juga:
( اب ا ْل َجنَّ ِة َخا ِل ِدينَ ِفيهَا ْ َعلَي ِْه ْم َو ََل ُه ْم يَحْ َزنُونَ * أُو َٰلَ ِئكَ أ
ُ ص َح ٌ ست َ َقا ُموا فَ ََل َخ ْو
َ ف َّ ِإنَّ الَّ ِذينَ َقالُوا َر ُّب َنا
ْ َّللاُ ث ُ َّم ا
َج ََزا ًء بِ َما كَانُوا يَ ْع َملُون
Artinya:
Renungan :
Jangan PLINTAT-PLINTUT....
Jangan MENCLA-MENCLE...
Jangan PLIN-PLAN...
Dan jangan TENGOK KIRI DAN KANAN....
Karena...
JALAN LURUS itu BUKAN LEBIH DARI SATU....
Allőh Subhãnahu wa Ta'ãlã berfirman dalam QS. Fushshilat (41) ayat 20-23 :
َار ُه ْم َو ُجلُو ُد ُه ْم بِ َما كَانُوا يَ ْع َملُونَ * َو َقالُوا ِل ُجلُو ِد ِه ْم ِل َم ُ س ْمعُ ُه ْم َوأ َ ْبص َ ع َلي ِْه ْمَ َحت َّ َٰى إِذَا َما جَا ُءو َها ش َِه َد
ق ُك َّل ش َْيءٍ َوه َُو َخ َلقَ ُك ْم أ َ َّو َل َم َّر ٍة َوإِلَ ْي ِه ت ُْر َجعُونَ * َو َما ُك ْنت ُ ْم َ َّللاُ ا َّلذِي أ َ ْن َط
َّ علَ ْي َنا ۖ َقالُوا أ َ ْن َط َقنَا
َ ش َِه ْدت ُ ْم
َيرا ِم َّما تَ ْع َملُون َ َ َّنَ ُ ْ َ َ ْ َ َٰ ُ َ َ َ َ َ
ْ َستَتِ ُرونَ أن ي
ْ ْ َت
ً َِّللاَ َل يَ ْعل ُم َكث
َّ َار ُك ْم َوَل ُجلو ُد ُك ْم َول ِكن ظننت ْم أ ُ س ْمعُ ُك ْم َوَل أ ْبص َ عل ْي ُك ْم َ ش َه َد
* َس ِرين ْ َو َٰذَ ِل ُك ْم َظنُّ ُك ُم الَّذِي َظنَ ْنت ُ ْم ِب َر ِب ُك ْم أ ْردَا ُك ْم فأ
ِ صبَحْ ت ُ ْم ِمنَ ا ْل َخا َ َ َ
Artinya :
Renungan :
Akhir dari prasangka yang buruk dan salah ini akan justru menjerumuskan
mereka ke dalam api neraka...
Na'ūdzu billãhi min dzãlik...
اص قَا َل ِ ََّللاِ ب ِْن ع َْم ِرو ب ِْن ا ْلع َ ع َْن
َّ ع ْب ِد
عهُ ِم ْن ا ْل ِعبَا ِد َولَ ِك ْن
ُ ض ا ْل ِع ْل َم ا ْنتِ َزاعًا يَ ْنت َ ِزُ َّللاَ ََل يَ ْق ِب
َّ َّسلَّ َم يَقُو ُل ِإن َ علَ ْي ِه َو َّ صلَّى
َ َُّللا َ َِّللا
َّ سو َل ُ س ِم ْعتُ َر
َ
ْس ِئلُوا َفأ َ ْفتَ ْوا بِغَي ِْر ِعل ٍم َ ً
ُ سا ُجهَّاَل ف ً اس ُر ُءو َّ َ َ َّ
ُ ْق عَا ِل ًما اتخذ الن َ َ
ِ اء َحتى إِذا ل ْم يُب َّ َ ْ
ِ ْض العُل َم َ ْ
ِ ض ال ِعل َم بِقبْ ُ ِيَ ْقب
ضلُّوا َ
َ ضلُّوا َوأ َ َف
Renungan :
" لق ْد َخشِيتُ على، َما ِلي، ُأي َخدِيجَة ْ ) : َ قا َل ل َخدِيجَة. ع ُ ب عنهُ الرو َ فَ َز َّملوهُ حتَّى ذ َه. َز ِملُونِي َز ِملُونِي
َّ : ُ قالتْ َخدِيجَة، فأخبر َها ال َخبَ َر
فوهللاِ إنَّكَ لَت َ ِص ُل، فوهللاِ َل يُ ْخ ِزيكَ هللاُ أبدًا، أ َ ْبش ِْر، كَل َ . ( نفسِي
الحق
ِ ب َ
ِ ِ وت ُ ِعينُ على ن َوائ، ْف َ ضي ْ
َّ وتَق ِري ال، ِب ال َم ْعدُو َم َ
ُ وت َ ْكس، وتَحْ ِم ُل ال َك َّل،ق الحديث ُ وتص ُد، الرح َم
ِ
Dan pada saat diselimuti oleh Khodijah, beliau Sholallőhu 'alaihi wassallam
mengatakan, "Wahai Khodijah, apa yang terjadi pada diriku?... Aku takut terjadi
sesuatu pada diriku..."
Lalu Khodijah rhodiyallőhu 'anha seraya menyahut, "Tidak... Justru, demi Allőh,
Allőh sama sekali tidak akan menghinakanmu. Demi Allőh, engkau adalah orang
yang MENYAMBUNG SILATURROHIM, BENAR DALAM BERBICARA,
TAHAN UJI, MEMBANTU ORANG yang LEMAH, MENGHORMATI TAMU
& MENOLONG KEBENARAN."
Apakah karakter dan sifat ini telah ada, menjadi bakat setiap kita ?
Setelah menjadi Muslim, pastinya sifat dan karakter itu semestinya lebih dan
menonjol...
Akan tetapi...
Jika ada seorang Muslim yang justru tidak ada dari sikap-sikap diatas, berarti....
Kemanusiaannya telah tercemar,
sebelum ke-Islaman-nya.
(123) Mengolok-Olok?
ْ َسو ِل ِه ُك ْنت ُ ْم ت
( َستَه ِْزئ ُون َّ ِب ۚ قُ ْل أَب
ُ اَّللِ َوآ َياتِ ِه َو َر ُ سأ َ ْلت َ ُه ْم لَيَقُولُنَّ إِنَّ َما ُكنَّا َن ُخ
ُ َوض َونَ ْلع َ ) َولَئِ ْن
Artinya:
"Dan jika kamu tanyakan kepada mereka (tentang apa yang mereka lakukan itu),
tentulah mereka akan menjawab, "Sesungguhnya kami hanyalah bersenda-gurau
dan bermain-main saja". Katakanlah: "Apakah dengan Allah, ayat-ayat-Nya dan
Rasul-Nya kamu selalu berolok-olok?"
Renungan :
"Kalau kita jangan MEMBIKIN KUSUT diantara kita; kan SUDAH ADA
JALUR masing-masing...."
"UKHUWWAH di atas jalan ALLŐH tetap harus DIJAGA. Walau tetap harus
SALING BERPESANAN diantara kita...."
Yang pasti, setiap kita akan dimintai pertanggung-jawaban pada saat MULUT
DIBUNGKAM...
dan SELURUH TUBUH yang dimintai PERSAKSIAN...
Dan hati-hatilah MULUT kita, perbuatan dan sikap kita; termasuk JEMARI kita
yang kita suka mejet-mejet HP...
Semua itu akan dimintai PERTANGGUNGAN-JAWAB.
(122) Lalai
Artinya:
Renungan :
َ َُّللاَ يَ ْغ ِف ُر الذُّن
( وب ج َِميعًا ۚ إِنَّهُ ه َُو ُ َع َل َٰى أ َ ْنفُس ِِه ْم ََل ت َ ْقن
َّ طوا ِم ْن َرحْ َم ِة
َّ ََّّللاِ ۚ إِن ْ َ ِي الَّ ِذينَ أ
َ س َرفُوا َ قُ ْل يَا ِعبَاد
الر ِحي ُم
َّ ورُ ُ)ا ْلغَف
Artinya:
Renungan :
Seandainya kita adalah orang yang merasa dan mengaku "orang yang
BERLEBIHAN TERHADAP DIRINYA", dengan mengabaikan perintah Allőh,
dan atau justru terjerumus ke dalam larangan Allőh....
dalam bentuk kekufuran atau kefasikan atau ma'shiyat apa saja....
"Dan ikutilah sebaik-baik apa yang telah diturunkan kepadamu dari Tuhanmu
sebelum datang azab kepadamu dengan tiba-tiba, sedang kamu tidak
menyadarinya."
Renungan :
Sadarlah...
IKUTI ISLAM...
IKUTI AJARAN YANG BERASAL DARI ALLŐH...
IKUTI WAHYU...
IKUTI AL QUR'AN...
IKUTI MUHAMMAD ROSŪLULLŐH DENGAN SUNNAH-SUNNAHNYA...
[Surat Al-Qasas : 4]
Artinya:
Renungan :
Banyak yang TIDAK SADAR...
Bahwa FIR'AUN itu bukan sekedar PENGUASA,
tetapi PERUSAK BUMI...
Perilakunya SEWENANG-WENANG...
MEMECAH BELAH RAKYATNYA BERKEPING-KEPING....
Yang satu seolah dimuliakan, yang lain di hinakan....
Yang satu diangkat, yang lain dijatuhkan....
Yang satu diakui, yang lain diusir...
Yang laki-laki dibunuh, yang perempuan diberi kehidupan...
Yang laki-laki dijadikan seperti perempuan, yang perempuan dijadikan seperti
laki-laki....
Yang laki-laki tidak dikembangkan menjadi pemimpin dan ksatria, sementara
yang perempuan diusung agar memimpin dan berkuasa...
maka...
FIR'AUN adalah PERUSAK
(118) Masing-Masing
ُ َّللاِ َوه َُو َر ُّبنَا َو َر ُّب ُك ْم َولَ َنا أَ ْع َمالُ َنا َولَ ُك ْم أ َ ْع َمالُ ُك ْم َونَحْ نُ لَهُ ُم ْخ ِل
( َصون َّ )قُ ْل أَت ُحَاجُّونَ َنا ِفي
Artinya:
Renungan :
Jika kalian tetap di jalan itu maka kami akan tetap di jalan TAUHID.
Sudahkan kita berani berbeda karena memang keyakinan dan pedoman kita
berbeda ?
Artinya:
Renungan :
Telah berlalu pada ummat manusia berbagai kaum dan bersama itu pula telah
Allőh utus berbagai Nabi dan Rosūl....
Allőh Subhãnahu wa Ta'ãlã dengan Rohmat-Nya menghendaki agar manusia
selamat dan bahagia di dunia dan di Akherat....
Tetapi...
Dan aku akan mengatakan suatu hal pada kalian, hendaklah kalian menjaganya.
Rasulullah صلى هللا عليه وسلمbersabda: “Sesungguhnya Dunia itu untuk empat
orang :
Pertama,
seorang hamba yang dikarunia Allah harta dan ilmu, dengan ilmu ia bertakwa
kepada Allah dan dengan harta ia menyambung silaturrahim dan ia mengetahui
Allah memiliki hak padanya dan ini adalah tingkatan yang paling baik,
Kedua,
selanjutnya hamba yang diberi Allah ilmu tapi tidak diberi harta, niatnya tulus, ia
berkata: 'Andai saja aku memiliki harta, niscaya aku akan melakukan seperti
amalan si fulan', maka ia mendapatkan apa yang ia niatkan; pahala mereka berdua
sama,
Ketiga,
selanjutnya hamba yang diberi harta oleh Allah tapi tidak diberi ilmu, ia
melangkah serampangan tanpa ilmu menggunakan hartanya, ia tidak takut kepada
Rabb-nya dengan harta itu dan tidak menyambung silaturrahimnya serta tidak
mengetahui hak Allah padanya, ini adalah tingkatan terburuk,
Keempat,
selanjutnya orang yang tidak diberi Allah harta atau pun ilmu, ia bekata: 'Andai
aku punya harta tentu aku akan melakukan seperti yang dilakukan si fulan yang
serampangan mengelola hartanya', dan niatnya benar, dosa keduanya sama."
Al Imãm At Turnudzy berkata hadits ini hasan shohīh dan syaikh Nashiruddin Al
Albany juga men-shohīh-kannya.
Renungan :
HARTA, ILMU dan NIAT adalah begitu urgennya, sehingga memungkinkan kita
menjadi BERKEDUDUKAN MULIA dalam pandangan Allőh سبحانه وتعالى.
ُ ِسلَّ َم َقا َل َدعُونِي َما ت َ َر ْكت ُ ُك ْم إِنَّ َما َهلَكَ َم ْن كَانَ قَ ْبلَ ُك ْم ب
س َؤا ِل ِه ْم َ علَ ْي ِه َو َّ صلَّى
َ َُّللا َ ِ ع َْن أَبِي ه َُري َْرةَ ع َْن النَّبِي
ست َ َط ْعت ُ ْم ْ
ْ علَى أ َ ْنبِ َيائِ ِه ْم َف ِإذَا نَ َه ْيت ُ ُك ْم ع َْن ش َْيءٍ فاجْ تَنِبُوهُ َوإِذا أ َم ْرت ُ ُك ْم بِأ ْم ٍر فأت ُوا ِم ْنهُ َما ا
َ َ َ َ َ ْ َو
َ اختِ ََلفِ ِه ْم
10127: وأحمد2380 : ومسلم6744 رواه البخاري
Artinya:
Renungan :
هللا المستعان
ٌ ِسا ٌد َكب
يرا ِ ض ۚ إِ ََّل تَ ْفعَلُوهُ ت َ ُك ْن فِتْنَةٌ فِي ْال َ ْر
َ َض َوف ٍ ض ُه ْم أَ ْو ِل َيا ُء بَ ْع
ُ َوالَّ ِذينَ َك َف ُروا بَ ْع
Artinya:
" ومعنى قوله "إَل تفعلوه تكن فتنة في الرض وفساد كبير" أي إن لم تجانبوا المشركين وتوالوا
المر واختَلط المؤمنين بالكافرين فيقع بين الناس فساد.المؤمنين وإَل وقعت فتنة في الناس وهو التباس
منتشر عريض طويل.
: عن عبد هللا بن عمرو بن العاص رضي هللا تعالى عنه قال سمعت رسول هللا صلى هللا عليه وسلم يقول
( إن هللا َل يقبض العلم انتزاعا ينتزعه من العباد ولكن يقبض العلم بقبض العلماء حتى إذا لم يبق عالما
)اتخذ الناس رؤوسا جهاَلً فسئلوا فأفتوا بغير علم فضلوا وأضلوا
Artinya:
Dari 'Abdullőh Bin Amr Bin Al 'Ãsh رضي هللا عنه, beliau berkata : “Aku
mendengar Rosūlullőh صلى هللا عليه وسلمbersabda, “Sesungguhnya Allőh سبحانه
وتعالىtidak akan mencabut 'ilmu sekaligus dari manusia. Akan tetapi, Allőh
mencabut dan mengangkat 'ilmu itu dengan mewafatkan para Ulama.
Ketika tidak tersisa dari para Ulama, maka manusia mengambil pemimpin-
pemimpin yang jãhil. Maka mereka pun ditanya, lalu mereka berfatwa
tanpa 'ilmu, sehingga mereka sesat dan menyesatkan.” - (HR. Al Bukhőry
no: 100 dan HR. Muslim no: 2673)
Renungan :
Artinya:
Perhatikan :
Dari ‘Abdullooh bin Mas’uud رضي هللا عنهbahwa Nabi صلى هللا عليه وسلمbersabda,
Artinya:
(HR. Ibnu Maajah no: 2865, di-Shohiihkan oleh Syaikh Nashiruddin Al Albaany
رحمه هللاdalam Shohiih Sunnan Ibnu Maajah)
Artinya:
Nabi صلى هللا عليه وسلمtelah bersabda, “Mendengar dan taat itu wajib atas seorang
Muslim, baik dalam perkara yang dia suka, maupun yang dia benci; selama tidak
diperintah dengan ma’shiyat. Jika diperintah ma’shiyat, maka tidak ada
kewajiban untuk mendengar dan taat.”
(Hadits Riwayat Al Imaam Al Bukhoory no: 7144, dari ‘Abdullooh bin ‘Umar
)رضي هللا عنه
َاطينَ لَيُو ُحونَ ِإلَى أ َ ْو ِليَائِ ِه ْم ِليُجَا ِدلُو ُك ْم َو ِإ ْن أَ َط ْعت ُ ُمو ُه ْم ِإنَّ ُك ْم لَ ُمش ِْركُون َّ َو ِإنَّ ال:قال هللا تعالى
ِ َشي
Artinya:
dan jika kalian taati mereka maka sesungguhnya kalian benar-benar menjadi
orang-orang musyrik.”
(QS. Al An’aam (6) ayat 121)
Artinya:
(Hadits Riwayat Imaam Muslim no: 2540, dari Abu Hurairoh )رضي هللا عنه
Pada suatu hari muncullah seorang pemuda yang gagah perkasa, sehingga Abu
Hurairoh رضي هللا عنهmeriwayatkan bahwa para Shohabat berkata, “Seandainya
pemuda ini menjadikan kepemudaan dan kegagah-perkasaannya di jalan Allooh
سبحانه وتعالى.”
Didengarnya perkataan ini oleh Rosuulullooh صلى هللا عليه وسلم, lalu beliau صلى هللا
عليه وسلمbersabda,
Artinya:
“Dan apakah di jalan Allooh سبحانه وتعالىitu hanya orang yang terbunuh (--
syahiid -- pent.)?
Barangsiapa yang berupaya berbuat baik kepada kedua orangtuanya, maka dia di
jalan Allooh سبحانه وتعالى.
Dan barangsiapa yang berusaha untuk menafkahi keluarganya, maka dia di jalan
Allooh سبحانه وتعالى.
Dan barangsiapa berusaha untuk membersihkan hatinya (-- berusaha mencari
rizqy untuk mencukupi kebutuhan dirinya agar dia tidak meminta-minta kepada
orang -- pent.), maka dia di jalan Allooh سبحانه وتعالى.
Dan barangsiapa yang berusaha untuk berbanyak-banyak (-- tidak pernah
puas dengan apa yang dimilikinya, dan ingin selalu menambah dan
memperbanyak -- pent.), maka dia di jalan syaithoon.”
(Hadits Riwayat Imaam Al Baihaqy dalam “As Sunnan Al Kubro” no: 18280 dan
Al Imaam Ath Thobroony dalam “Al Mu’jam Al Ausath” no: 4214 dishohiihkan
oleh Syaikh Nashiruddin Al Albaany dalam “Silsilah Hadits Shohiih” no: 2232
dan 3248)
Artinya:
Nabi صلى هللا عليه وسلمbersabda, “Barangsiapa yang lupa suatu sholat atau
ketiduran, maka kaffaarotnya (penghapusnya) adalah sholat ketika dia
tersadar.”
(Hadits Riwayat Al Imaam Muslim no: 1600, dari Anas bin Maalik )رضي هللا عنه
َّع ْنهَا َف ْليُص َِلهَا ِإذَا ذَك ََر َها َف ِإن َ صَلَ ِة أ َ ْو
َ غفَ َل َّ ِإذَا َرقَ َد أ َ َح ُد ُك ْم ع َِن ال-صلى هللا عليه وسلم- َِّللا َّ سو ُل ُ قَا َل َر
َ َ
صَلة ِل ِذك ِْرى َ
َّ َّللاَ يَقُو ُل أقِ ِم ال
َّ
Artinya:
Rosuulullooh صلى هللا عليه وسلمbersabda, “Jika seorang dari kalian ketiduran
dari sholat, atau tidak sadar meninggalkannya, maka sholatlah ketika
menyadarinya,
كل عبادة لم يتعبد بها أصحاب رسول هللا صلى هللا عليه وعلى آله: قال حذيفة بن اليمان رضي هللا عنه
خذوا طريق من كان قبلكم،وسلم فَل تتعبدوا بها؛ فإن الول لم يدع لآلخر مقاَلً؛ فاتقوا هللا يا معشر القراء
Artinya:
Telah berkata Hudzaifah Ibnul Yaman رضي هللا عنه, “Setiap Ibadah yang tidak
pernah dikerjakan para Shohabat Rosuulullooh صلى هللا عليه وسلم, maka
jangan kalian beribadah dengannya,
Artinya:
Telah bersabda Rosuulullooh صلى هللا عليه وسلم, “Diberikan kepada seorang
Syahiid 6 perkara pada saat darah pertamanya tercurah:
من كثر ضحكه قلت هيبته ومن كثر مزاحه استخف به ومن أكثر من شيء عرف:قال عمر رضي هللا عنه
به ومن كثر كَلمه كثر سقطه ومن كثر سقطه قل حياؤه ومن قل حياؤه قل روعه ومن قل روعه مات قلبه
Artinya:
يا بني َل تكثر الضحك من غير عجب وَل تمشي من غير أرب وَل تسأل عما َل يعنيك وَل: قال لقمان َلبنه
تضيع مالك وتصلح مال غيرك فإن مالك ما قدمت ومال غيرك ما أخرت
Artinya:
كن بساما وَل تكن غضابا وكن نفاعا وَل تكن ضرارا وانزع عن: وقال موسى للخضر أوصني فقال
اللجاجة وَل تمش في غير حاجة وَل تضحك من غير عجب وَل تعير الخطائين بخطاياهم وابك على
خطيئتك يا ابن عمران
Artinya:
وفي صحف موسى عجبا لمن أيقن بالنار كيف يضحك عجبا لمن أيقن بالموت كيف يفرح عجبا لمن أيقن
بالقدر كيف ينصب عجبا لمن رأى الدنيا وتقلبها بأهلها كيف يطمئن إليها
Artinya:
Sungguh aneh orang yang meyakini adanya neraka, namun bagaimana dia masih
tertawa?
Sungguh aneh orang yang meyakini adanya kematian, namun bagaimana dia
masih bisa bersenang-senang?
Sungguh aneh orang yang meyakini takdir, namun bagaimana dia masih
bersantai-santai?
Sungguh aneh orang yang melihat dunia dan gelimangnya, namun bagaimana dia
masih merasa tentram?
(Dinukil dari Kitab "Faidhul Qodiir" karya Imaam Al Manaawy I/124)
أمير المؤمنين علي بن أبي طالب- لعنة هللا- لما ضرب ابن ملجم:عن عقبة بن أبي الصَّهباء قال
وما لي َل: ما يبكيك يا بني ؟ قال: فقال- ٍ وهو باك- رضوان هللا عليه دخل عليه الحسن رضوان هللا عليه
َل يضرك،ً احفظ عني أربعا ً وأربعا، وأنت في أول يوم من اآلخرة وآخر يوم من الدنيا ؟! قال يا بني،أبكي
وأوحش الوحشة، وأكبر الفقر الحمق، " أغنى الغنى العقل: وما هن يا أبَه ؟ قال: قال.ما عملت معهن
إياك، " يا بني: قال. يا أ َب ْه هذه الربع فأعطني الربع: قال. " وأكرم الحسب حسن ال ُخلق،العُجب
وإياك ومصادقة الحمق؛ فإنه يريد أن. ويبعد عليك القريب،ومصادقة الكذاب؛ فإنه يقرب عليك البعيد
فإنه، وإياك ومصادقة الفاجر. وإياك ومصادقة البخيل؛ فإنه يقعد عنك أحْ وج ما تكون إليه.ينفعك فيضرك
يبيعك بالتافه
Artinya:
Dari ‘Uqban bin Abi Ash Shohbaa’ رضي هللا عنه, berkata, “Ketika Ibnu Muljam (--
semoga Allooh SWT mengutuknya --) memukul ‘Aamiirul Mu’miniin Ali bin Abi
Tholib رضي هللا عنه, masuklah Hasan رضي هللا عنهpada beliau dalam keadaan
menangis, maka berkatalah Ali رضي هللا عنه, “Apa yang menyebabkanmu
menangis?”
Hasan رضي هللا عنهmenjawab, “Bagaimana aku tidak menangis, sedangkan ayahku
di hari pertama menuju akherat dan hari terakhir dari dunia (-- kematian --)?”
Ali رضي هللا عنهberkata, “Wahai anakku, ingatlah dariku 4 perkara, niscaya 4
perkara tidak akan membahayakanmu jika kamu mengetahuinya.”
Hasan رضي هللا عنهberkata, “Apakah itu wahai ayahku?”
Ali رضي هللا عنهmenjawab,
1. “Sekaya-kaya kekayaan adalah akal,
2. Seberat-seberat kemiskinan adalah dungu,
3. Sekejam-kejam kekerasan adalah ‘Ujub (Kagum diri),
4. Semulia-mulia keturunan adalah akhlaq yang baik.”
Hasan رضي هللا عنهberkata, “Wahai ayahku, ini adalah 4 perkara, berikan padaku 4
perkara yang lainnya.”
Ali رضي هللا عنهmenjawab, “Wahai anakku,
1. Hindarilah olehmu berteman dengan pendusta, sebab dia mendekatkan
yang jauh dan menjauhkan yang dekat,
2. Hindarilah olehmu berteman dengan orang dungu, sebab dia
menginginkan manfaat padamu lalu membahayakanmu,
3. Hindarilah olehmu berkawan dengan orang kikir, sebab dia akan
mendiamkan dari sesuatu yang kamu membutuhkannya
4. Hindarilah olehmu duduk dengan orang faasiq, sebab dia akan
menjualmu dengan harga yang hina.”
(Dinukil dari Kitab “Lubaabul ‘Aadaab” karya ‘Usaamah bin Mungqidz I/4)
فكلما ذهب، ابنَ آدم طأ الرض بقدمك فإنها عن قليل تكون قبرك؛ ابن آدم إنما أنت أيام:قال أبو الدرداء
يوم ذهب بعضك؛ ابن آدم إنك لم تزل في هدم عمرك منذ يوم ولدتك أمك
Artinya:
Artinya:
ابن عباس قال ما يأتى على الناس من عام إَل أحدثوا فيه بدعة وأماتوا:قال ابن عباس رضي هللا عنهما
فيه سنة حتى تحيى البدع وتموت السنن
Artinya:
‘Abdullooh bin ‘Abbas رضي هللا عنهberkata, “Tidaklah suatu tahun datang pada
manusia, kecuali mereka pada tahun itu mengada-ada perkara Bid’ah, dan
mematikan Sunnah, sehingga Bid’ah menjadi hidup dan Sunnah menjadi
mati.”
(Dinukil dari Kitab “As Sunnan Al Waaridatu Fil Fitany” karya Abu ‘Amr Ad
Daany III/612 no: 277)
عن الحسن ومسلم ابن أبي عمران قاَل قال سلمان أضحكني ثَلث وأبكاني ثَلث
قالوا وما هي يا سلمان قال أبكاني فراق الحبة محمد وحزبه وهول المطلع عند سكرة الموت وموقفي بين
يدي الرحمن َل أدري أساخط علي هو أم راض
قالوا وما أضحكك يا سلمان قال مؤمل الدنيا والموت يطلبه وغافل وليس بمغفول عنه وضاحك ملء فيه َل
يدري ما يفعل هللا به
Artinya:
Dari Al Hasan dan Muslim bin Abi ‘Imroon berkata, “Telah berkata Salman Al
Faarisy رضي هللا عنه:
3 perkara telah membuatku tertawa dan 3 perkara telah membuatku
menangis.”
عن عبد هللا بن مسعود أتاه رجل فقال يا أبا عبد الرحمن علمني كلمات جوامع نوافع فقال له عبد هللا
َلتشرك به شيئا وزل مع القرآن حيث زال ومن جاءك بالحق فاقبل منه وإن كان بعيدا بغيضا ومن جاءك
بالباطل فاردده عليه وإن كان حبيبا قريبا
Artinya:
Telah datang seseorang kepada ‘Abdullooh bin Mas’uud رضي هللا عنهlalu berkata,
“Wahai Abu ‘Abdurrohmaan, ajarilah aku kalimat yang padat tapi bermanfaat.”
Maka ‘Abdullooh bin Mas’uud رضي هللا عنهmenjawab:
1. Janganlah engkau menyekutukan Allooh سبحانه وتعالى
2. Selalu lah engkau bersama Al Qur’an dimanapun dan kapan pun
3. Barangsiapa yang datang kepadamu dengan kebenaran, maka terimalah
darinya, betapa pun orang itu sangat jauh dan dibenci. Dan barangsiapa
yang datang kepadamu dengan kebaathilan, maka tolaklah darinya, betapa
pun orang itu sangat dicinta dan dekat.”
(Dikutip dari “Shifatush Shofwah” no: I/419 karya Ibnul Jauzy )رحمه هللا
قال عبد هللا بن مسعود َل يبلغ عبد حقيقة اإليمان حتى يحل بذروته حتى يكون الفقر أحب إليه من الغنى
والتواضع أحب إليه من الشرف وحتى يكون حامده وذامه عنده سواء قال ففسرها أصحاب عبد هللا قالوا
حتى يكون الفقر في الحَلل أحب إليه من الغنى في الحرام والتواضع في طاعة هللا أحب إليه من الشرف
في معصية هللا وحتى يكون حامده وذامه عنده في الحق سواء
Artinya:
Berkata ‘Abdullooh bin Mas’uud رضي هللا عنه, “Tidak akan seorang hamba sampai
pada hakekat imaan sehingga menempati puncaknya (-- puncak imaan --), kecuali
:
1. Dia lebih mencintai faqiir, daripada mencintai kaya
2. Dia mencintai tawaadhu’, daripada kehormatan
3. Dia menganggap sama orang yang memuji dan mencelanya.”
(Dikutip dari “Shifatush Shofwah” no: I/417 karya Ibnul Jauzy )رحمه هللا
كتب معاوية إلى عائشة أم المؤمنين رضي هللا: عن عبد الوهاب ابن الورد عن رجل من أهل المدينة قال
عنها أن اكتبي إلي كتابا توصيني فيه وَل تكثري علي فكتبت عائشة رضي هللا عنها إلى معاوية سَلم
عليك أما بعد فإني سمعت رسول هللا صلى هللا عليه و سلم يقول من التمس رضاء هللا بسخط الناس كفاه
هللا مؤنة الناس ومن التمس رضاء الناس بسخط هللا وكله هللا إلى الناس والسَلم عليك
Artinya:
Dari ‘Abdul Wahaab bin Al Wirdh, dari seseorang diantara penghuni Madinah
berkata, “Mu’awiyyah رضي هللا عنهtelah menulis kepada ‘Aa’isyah رضي هللا عنها
(ummul mu’minin) :
“Tulislah padaku suatu tulisan yang didalamnya engkau menasehatiku dan jangan
engkau perbanyak.”
Maka ‘Aa’isyah رضي هللا عنهاpun menulis kepada Mu’awiyyah رضي هللا عنه
“Selamat atasmu:
Amma Ba’du,
Sungguh aku mendengar Rosuulullooh صلى هللا عليه وسلمbersabda, “Barangsiapa
mencari ridho Allooh سبحانه وتعالىdengan kemurkaan manusia, maka Allooh
سبحانه وتعالىakan cukupkan dia dari beban manusia. Dan barangsiapa yang
mencari ridho manusia dengan murka Allooh سبحانه وتعالى, maka Allooh
سبحانه وتعالىakan membiarkan dia tergantung pada manusia.
Wassalamu’alaika.”
(Hadits Riwayat Imaam At Turmudzy no: 2414, di-shohiihkan oleh Syaikh
Nashiruddin Al Albaany )رحمه هللا
عن علي الزدي قال سألت ابن عباس عن الجهاد فقال أَل أدلك على ماهو خير لك من الجهاد تبني مسجدا
تعلم فيه القرآن وسنن النبي صلى هللا عليه وسلم والفقه في الدين
Artinya:
Dari Al Azdy رحمه هللاberkata, “Aku bertanya kepada Ibnu Abbas رضي هللا عنه
tentang Jihad.”
Beliau رضي هللا عنهmenjawab, “Maukah kutunjukkan padamu sesuatu yang lebih
utama daripada Jihad?”
(Dari Kitab “Jaami’ Bayaanil ‘Ilmy” oleh Ibnu ‘Abdil Barr )رحمه هللا
أيها الناس لنتم أضل من أهل الجاهلية إن هللا تعالى قد جعل لحدكم الدينار ينفقه في: قال أبي أمامة
سبيل هللا بسبعمائة دينار والدرهم بسبعمائة درهم ثم إنكم صارون
Artinya:
Abu Umamah رضي هللا عنهberkata, “Wahai manusia, sesungguhnya kalian adalah
lebih sesat dibandingkan dengan kaum Jahiliyyah. Sesungguhnya Allooh سبحانه
وتعالىtelah menjanjikan salah seorang dari kalian 1 dinar yang diinfaqkan di
jalan Allooh سبحانه وتعالىuntuk dilipatgandakan menjadi 700 dinar. Dan
berinfaq 1 dirham dengan pahala 700 dirham.
عن أبي الدرداء قال َل تكون تقيا حتى تكون عالما وَل تكون بالعلم جميَل حتى تكون به عامَل
Artinya:
Abu Darda رضي هللا عنهberkata, “Engkau tidak akan menjadi orang yang
bertaqwa sehingga engkau menjadi orang yang ‘aalim. Dan engkau tidak
akan tampak indah (mulia) dengan ilmu itu sehingga engkau
mengamalkannya.”
(Dari Kitab “Jaami’ Bayaanil ‘Ilmy” karya Ibnu ‘Abdil Barr )رحمه هللا
اللهم إني أعوذ بك من جار السوء في دار: عن أبي هريرة أن النبي صلى هللا عليه و سلم كان يقول
المقاومة فإن جار البادي يتحول
Artinya:
Dari Abu Hurairoh رضي هللا عنه, bahwa Nabi صلى هللا عليه وسلمmembaca,
“Alloohumma inni ‘a’uudzu bika min jaarissuu’I fii daaril muqowwamati fa
inna jaarobaadii yatahawwalu (Ya Allooh, sungguh aku berlindung
kepadamu dari tetangga yang jelek, di negeri pemukimanku, sebab
sesungguhnya tetangga musafir pendatang itu adalah berpindah-pindah).”
(Hadits Riwayat Imaam Ibnu Hibban no: 1033, dan menurut Syu’aib Al
Arnaa’uth sanadnya adalah Hasan)
Artinya:
Dari ‘Abdullooh bin ‘Abbas رضي هللا عنهما, bahwa Rosuulullooh صلى هللا عليه وسلم
memohon perlindungan kepada Allooh سبحانه وتعالىuntuk Al Hasan dan Al Husein
رضي هللا عنهما, seraya bersabda, “Sesungguhnya bapak (-- Ibroohiim – عليه السالم
pent.) kalian memohon perlindungan kepada Allooh سبحانه وتعالىuntuk Isma’il عليه
السالمdan Ishaq عليه السالمdengan membaca “ ‘A’uudzu bikalimaatillaahit
taammat min kulli syaithoonin wa Haammaatin wa min kulli ‘aiinin
laammatin (Aku berlindung pada firman-firman Allooh سبحانه وتعالىyang
sempurna dari setiap syaithoon dan dari setiap yang berbisa serta dari setiap
‘aiin yang tercela).”
كان رسول هللا صلى هللا عليه و سلم يتعوذ من عين الجان وعين اإلنس فلما نزلت: عن أبي سعيد قال
المعوذتان أخذ بهما وترك ما سوى ذلك
Artinya:
Dari Abu Saa’id رضي هللا عنهberkata, “Rosuulullooh صلى هللا عليه وسلمberlindung
dari ‘aiin jin maupun ‘aiin manusia. Ketika Al Mu’awwidzataan (Al Qur’an
surat Al Falaq dan An Naas) turun, Rosuulullooh صلى هللا عليه وسلم
mencukupkan dengan keduanya dan meninggalkan dari selainnya.”
ُس َبقَتْهُ ا ْلعَ ْين َ قَا َل « ا ْلعَ ْينُ حَقٌّ َولَ ْو كَانَ ش َْى ٌء-صلى هللا عليه وسلم- اس ع َِن النَّ ِب ِى
َ سابَقَ ا ْلقَد ََر ٍ َّعب َ ع َِن اب ِْن
سلوا ُ ْ َ ْ
ِ سلت ُ ْم فاغ ْ َوإِذَا ا
ِ ست ُ ْغ
Artinya:
Dari Ibnu ‘Abbas رضي هللا عنه, dari Nabi صلى هللا عليه وسلم, beliau bersabda, “Al
‘Aiin (-- penyakit yang disebabkan oleh sorot pandang mata yang dengki –
pent.) adalah benar (kejadiannya). Seandainya ada sesuatu yang mendahului
takdir, maka ‘Aiin lah pendahulunya, dan jika kalian diminta untuk mandi
(-- sebagai obat bagi orang yang terkena ‘aiin-nya – pent.) maka mandi lah.”
(83) Nasehat Ali bin Abi Thoolib kepada 'Umar bin Al Khoththoob # 2
يا أمير المؤمنين إن يسرك أن تلحق بصاحبيك: عن علي بن أبي طالب كرم هللا وجهه أنه قال لعمر
فأقصر المل وكل دون الشبع وانكس اإلزار وارفع القميص واخصف النعل تلحق بهم
Artinya:
Dari Ali bin Abi Thoolib رضي هللا عنه, bahwa beliau berkata kepada ‘Umar رضي هللا
عنه:
“Wahai Amiirul Mu’miniin, jika engkau senang menyusul kedua Shohabatmu (--
maksudnya: Rosuulullooh صلى هللا عليه وسلمdan Abu Bakar As Siddiq – رضي هللا عنه
pent.) maka:
1. pendekkan angan-anganmu
2. makanlah tidak kenyang
3. tinggikan sarung (celana) (-- maksudnya: tidak isbal – pent.)
4. tinggikan baju (-- maksudnya: tidak isbal – pent.)
5. pendekkan langkah sandalmu,
niscaya engkau bisa menyusul mereka.”
(Dari Kitab “Mukhtashor Tariikh Dimasyqo” karya Ibnu Mandzuur )رحمه هللا
(82) Nasehat Ali bin Abi Thoolib kepada 'Umar bin Al Khoththoob # 1
َل تجعل يقينك شكا وَل علمك جهَل وَل: عظني يا أبا الحسن قال: قال عمر لعلي: عن ابن عباس قال
صدقت: ظنك حقا واعلم أنه ليس لك من الدنيا إَل ما أعطيت فأمضيت وقسمت فسويت ولبست فأبليت قال
يا أبا الحسن
Artinya:
Dari ‘Abdullooh bin ‘Abbas رضي هللا عنه, beliau berkata, “’Umar bin Al
Khoththoob رضي هللا عنهberkata kepada Ali رضي هللا عنه: “Berilah aku nasehat,
wahai Abul Hasan.”
Maka berkatalah Ali bin Abi Thoolib رضي هللا عنه,
“Janganlah jadikan yakinmu ragu. Janganlah jadikan ilmumu bodoh.
Janganlah jadikan prasangkamu benar. Dan ketahuilah, bahwa kamu tidak
berhak dari dunia ini kecuali dari apa yang diberikan kepadamu, lalu
engkau menerimanya, lalu engkau bagi, lalu engkau sama ratakan, lalu
engkau pakai, lalu rusak.”
Berkata ‘Umar bin Al Khoththoob رضي هللا عنه, “Benar engkau, wahai Abul
Hasan.”
(Dari Kitab “Mukhtashor Tariikh Dimasyqo” karya Ibnu Mandzuur )رحمه هللا
قال عبد هللا بن مسعود إني لبغض الرجل أن أراه فارغا ليس في شيء من عمل الدنيا وَل في عمل اآلخرة
Artinya:
‘Abdullooh bin Mas’uud رضي هللا عنهberkata, “Sungguh aku benci seorang yang
aku lihat menganggur, tidak bekerja dalam urusan dunia dan tidak bekerja
dalam urusan akhirat.”
(Dikutip dari “Shifatush Shofwah” no: I/414 karya Ibnul Jauzy )رحمه هللا
Artinya:
Dari Abu Saa'id Al Khudry dan Abu Hurairoh رضي هللا عنهما, bahwa Nabi صلى هللا
عليه وسلمbersabda, "Tidaklah rasa capai, sakit, bingung, sedih, luka dan
gundah menimpa seorang Muslim, hingga duri yang menusuknya, kecuali
Allooh سبحانه وتعالىhapuskan dengannya kesalahan-kesalahannya."
أن رسول هللا صلى هللا عليه و سلم نهى عن ثمن الكلب ومهر: عن أبي مسعود النصاري رضي هللا عنه
البغي وحلوان الكاهن
Artinya:
Dari Abu Mas'uud Al Anshoory رضي هللا عنه, bahwa Rosuulullooh صلى هللا عليه
وسلمmelarang:
1. Nilai jual beli anjing
2. Hasil honor pelacuran
3. Uang bayaran dukun
اللهم إني أعوذ بك من جار السوء في دار: عن أبي هريرة أن النبي صلى هللا عليه و سلم كان يقول
المقاومة فإن جار البادي يتحول
Artinya:
Dari Abu Hurairoh رضي هللا عنه, bahwa Nabi صلى هللا عليه وسلمberdo'a,"Ya Allooh,
aku berlindung kepada-Mu dari tetangga yang jelek di negeri pemukiman.
Sesungguhnya tetangga yang tidak tetap itu berpindah-pindah."
(Hadits Riwayat Imaam Ibnu Hibban no:1033, berkata Syaikh Syuaib Al
Arnaa'uth sanad hadits ini Hasan)
Artinya:
Berkata 'Utsman bin Affan رضي هللا عنه, "Seandainya hati-hati kita bersih,
maka dia tidak pernah akan merasa kenyang dengan firman Allooh سبحانه
وتعالى."
(76) Mujaahirun
Artinya:
Dari Abu Hurairoh رضي هللا عنهberkata, “Aku mendengar Rosuulullooh صلى هللا عليه
وسلمbersabda, ‘Setiap ummatku selamat kecuali Al Mujaahirin, dimana
termasuk bagian dari Mujaahirin adalah seseorang mengamalkan suatu
amalan di waktu malam, dimana pada waktu pagi Allooh سبحانه وتعالىtelah
tutupi aibnya, lalu orang itu mengatakan “Ya Fulan, tadi malam aku telah
berbuat begini dan begitu”; semalam Allooh سبحانه وتعالىtutupi aibnya, dan
di pagi hari dia singkap apa yang telah Allooh سبحانه وتعالىtutupi.”
Artinya:
Berkata Imaam ‘Abdullooh bin Al Mubaarok رحمه هللا, “Seorang mu’min mencari
permakluman, sedangkan seorang munafiq mencari cacat.”
(Dinukil dari Kitab “Ihya ‘Ulumuddiin” karya Imaam Al Ghodzaly )رحمه هللا
ْ « لَ ْو أَنَّ أَ َح َد ُه ْم إِذَا أ َ َرا َد أَ ْن يَأْتِ َى أ َ ْهلَهُ قَا َل بِا-صلى هللا عليه وسلم- َِّللا
س ِم َّ سو ُل ُ اس َقا َل َقا َل َر ٍ َّعب َ ع َِن اب ِْن
َ ُش ْي َطانَ َما َر َز ْقتَ َنا فَ ِإنَّهُ ِإ ْن يُقَد َّْر بَ ْينَ ُه َما َولَ ٌد فِى ذَ ِلكَ لَ ْم َيض َُّره
ٌش ْي َطان َّ ب ال
ِ َن
ِ ج و
َ َانطَ ي
ْ ش
َّ ال اَ نبْ َن
ِ ج َّللاِ اللَّ ُه َّم
َّ
أَبَدًا
Artinya:
Dari Ibnu Abbas رضي هللا عنه, beliau berkata bahwa Rosuulullooh صلى هللا عليه وسلم
bersabda:
“Seandainya seorang dari kalian ketika hendak mendatangi (berjima’) dengan
istrinya, lalu berdoa sebelumnya “Bismillaah Alloohumma jannibnaasy
syaithoona wa jannisbisy syaithoona maa rozaqtanaa (Dengan nama Allooh,
ya Allooh, jauhkanlah kami dari syaithoon dan jauhkan syaithoon dari apa
yang Engkau karuniakan pada kami)”.
Maka sesungguhnya, jika ditakdirkan dari keduanya itu anak maka syaithoon
tidak bisa membahayakannya selamanya.”
(Hadits Riwayat Imaam Al Bukhoory no: 7396 dan Imaam Muslim no: 3606)
ََّللاِ ا َّلذِى َل ْ ِ يَقُو ُل « َم ْن قَا َل ب-صلى هللا عليه وسلم- َِّللا
َّ س ِم َّ سو َل ُ س ِم ْعتُ َرَ يَقُو ُل- َعفَّان َ َعثْ َمانَ ا ْبن
ُ عن
ٍت لَ ْم ت ُِص ْبهُ فَجْ أَةُ َبَلَء َ َس ِمي ُع ا ْل َع ِلي ُم ثََل
ٍ ث َم َّرا ال ُو
ه و اء
َّ َ َ ِ َ َّ م س ال ى ف َ َل
ِ َ ِ ْ و ض رَ ل ا ىف
ِ ٌ ْ ِ ِ ْ َ َ َيض ُُّر
ء َى ش ه م س ا ع م
َ َ
َ ت ل ْم ت ُِص ْبهُ فجْ أةُ بََلَءٍ َحتَّى يُ ْمس
ِى َ ٍ ث َم َّرا َ
َ َص ِب ُح ثَلْ ُصبِ َح َو َم ْن َقالَهَا ِحينَ ي
ْ َُحتَّى ي
Artinya:
Dari ‘Utsman bin Affaan رضي هللا عنهberkata, “Aku mendengar Rosuulullooh صلى
هللا عليه وسلمbersabda, “Barangsiapa yang membaca “Bismillaahil ladzii laa
yadhurru ma’a ismihi syai’un fil ardhi wa laa fissamaa’i wa huwa as samii’u
al ‘aliimu (Dengan nama Allooh yang tidak akan dapat memberi bahaya
sesuatu apa pun bersama nama-Nya di bumi maupun di langit, dan Allooh
Maha Mendengar lagi Maha Mengetahui)” (3X),
maka dia tidak akan terkena Bala’ mendadak hingga pagi hari, dan barangsiapa
membacanya di pagi hari 3X, maka dia tidak akan dikenai bahaya mendadak
hingga petang hari.”
(Hadits Riwayat Imaam Abu Daawud no: 5090 dan Imaam At Turmudzy no:
3388)
س ِد ِه
َ َ َو َج ًعا َي ِج ُدهُ فِى ج-صلى هللا عليه وسلم- َِّللا َّ سو ِل ُ شكَا ِإلَى َرَ ُاص الثَّقَ ِف ِى أَنَّه
ِ عثْ َمانَ ب ِْن أ َ ِبى ا ْل َع
ُ ع َْن
.َِّللا
َّ س ِم ُ َّ َ َّ َ
َ على الذِى تَأل َم ِم ْن َج
ْ س ِدكَ َوق ْل بِا َ َ « ض َْع يَدَك-صلى هللا عليه وسلم- َِّللا َّ سو ُل َ َ َ
ُ فقا َل لهُ َر.سل َم َ ْ َ ُم ْنذُ أ
اَّللِ َوقُد َْرتِ ِه ِم ْن ش َِر َما أ َ ِج ُد َوأُحَا ِذ ُر
َّ ت أَعُوذُ ِبٍ س ْب َع َم َّراَ َوقُ ْل.ثََلَثًا
Artinya:
Dari ‘Utsman bin ‘Abil ‘Ash Tsaqoofy رضي هللا عنه, bahwa beliau mengadu kepada
Rosuulullooh صلى هللا عليه وسلمberkenaan dengan sakit yang dideritanya pada
tubuhnya.
Rosuulullooh صلى هللا عليه وسلمmenjawab kepadanya, “Letakkan tanganmu pada
bagian tubuhmu yang sakit, lalu bacalah “Bismillaah (Dengan nama Allooh)”
(3X), dan bacalah 7X “A’uudzubillaahi wa qudrotihi min syarri maa ajidu
wa uhaadziru (Aku berlindung kepada Allooh dan kekuasaan-Nya dari
kejahatan apa yang kualami dan aku menghindar darinya)”.
سيَكُونُ فِى أ ُ َّم ِتى َ « : َقا َل-صلى هللا عليه وسلم- َِّللا َّ سو ِل ُ س ِعي ٍد ا ْل ُخد ِْر ِى َوأَنَ ِس ب ِْن َمالِكٍ ع َْن َر َ ع َْن أ َ ِبى
ِ سنُونَ ا ْل ِقي َل َويُسِيئ ُونَ ا ْل ِف ْع َل َويَ ْق َر ُءونَ ا ْلقُ ْرآنَ َلَ يُجَا ِو ُز تَ َرا ِقيَ ُه ْم يَ ْم ُرقُونَ ِمنَ الد
ِين ِ ْف َوفُ ْرقَةٌ َق ْو ٌم يُح ْ
ٌ َاختَِل
َ
طوبَى ِل َم ْن قت َ َل ُه ْم ُ ق َوا ْل َخ ِليقَ ِةِ علَى فوقِ ِه ُه ْم ش َُّر ا ْل َخ ْلُ َ الر ِميَّ ِة َلَ يَ ْر ِجعُونَ َحتَّى َي ْرت َ َّدَّ َسه ِْم ِمن َّ ق ال َ ُم ُرو
سو َل ُ َ َ ر ا ي : وا ُ ل ا َ ق .» م ه ْ
ن م اَّلل
ْ ُ ِ ِ َّ ِ ْ ب ى َ لوَ أ ََان ك م
ُْ ه َ لَ تاَ ق ْ
ن م ٍء
َ ْ َى
ش ى ف ُ ه ْ
ن م واس ي َ لو
ِ ِ ُ ْ َ ِ َّ ِ ِ ِ َّللا ب ا َ ت ك ى َ
ل إ َون ع
ُ دْ َ ُ َوقَتَلُو
ي ه
ق َ
ُ « التَّحْ ِلي: سي َما ُه ْم قا َل ِ َّللاِ َما
َّ
Artinya:
Dari Shohabat Abu Saa’id Al Khudry رضي هللا عنه, bahwa Rosuulullooh صلى هللا عليه
وسلمbersabda, “Akan terjadi di tengah ummatku perselisihan dan
perpecahan; kaum yang mereka itu indah dalam berbicara dan buruk dalam
beramal. Mereka membaca Al Qur’an, tidak melewati kerongkongannya,
mereka keluar dari Islam seperti keluarnya panah dari busurnya, tidak lagi
kembali ke tempat semula. Mereka adalah sejahat-jahat makhluk. Berbahagialah
siapa yang memerangi mereka, atau yang diperangi. Kaum tersebut menyeru pada
Kitab Allooh سبحانه وتعالى, padahal mereka bukan sama sekali bagian darinya.
Barangsiapa yang memerangi mereka, maka Allooh سبحانه وتعالىberhak
menolongnya memerangi (kaum tsb).”
Para Shohabat bertanya, “Ya Rosuulullooh, apa tanda-tanda mereka?”
Rosuulullooh صلى هللا عليه وسلمmenjawab, “Kepalanya botak.”
(Hadits Riwayat Imaam Abu Daawud no: 4767, dan Imaam Ahmad no: 13338,
dan Syaikh Syu’aib Al Arnaa’uth berkata bahwa sanadnya shohiih)
Artinya:
Rosuulullooh صلى هللا عليه وسلمbersabda, “Tidak seorang pun yang Allooh سبحانه
وتعالىangkat dia sebagai pemimpin, kemudian ketika dia mati, dia dalam
keadaan curang (dzolim) terhadap rakyatnya; maka Allooh سبحانه وتعالى
haromkan baginya masuk surga.”
(Hadits Riwayat Imaam Muslim no: 380, dari Shohabat Ma’qil bin Yasaar Al
Muuzany )رضي هللا عنه
Artinya:
(Dinukil dari Kitab “Syarhus Sunnah” karya Imaam Al Baghowy )رحمه هللا
(68) Pasrah
Artinya:
Berkata sebagian Pendahulu Ummat (Salaf) :
“Islam itu tidak ajeg, kecuali diatas jembatan pasrah.”
(Dinukil dari Kitab “Syarhus Sunnah” karya Imaam Al Baghowy )رحمه هللا
(67) Berhati-hatilah
سيكون في آخر أمتي أناس يحدثونكم ما لم تسمعوا أنتم وَل: قال النبي صلى هللا عليه وعلى آله وسلم
آباؤكم؛ فإياكم وإياهم
Artinya:
Rosuulullooh صلى هللا عليه وسلمbersabda, “Akan muncul di akhir ummat ini,
manusia-manusia yang menyampaikan pada kalian sesuatu yang kalian serta
bapak-bapak kalian belum pernah mendengarnya (sesuatu yang baru dalam
perkara Islam). Karena itu, berhati-hati dan hindarilah mereka.”
(Hadits Riwayat Imaam Muslim no: 15, dari Shohabat Abu Hurairoh )رضي هللا عنه
Artinya:
Berkata Imaam Ahmad bin Hambal رحمه هللا, “Pokok-pokok Sunnah itu adalah:
(Dinukil dari “Syarah Ushuul I’tiqood Ahlis Sunnah Wal Jamaa’ah” karya Imaam
Al Laalika’I )رحمه هللا
Artinya:
Berkata Imaam Sofyan Ats Tsauury رحمه هللا: “Jika sampai padamu seseorang dari
Timur, sedangkan dia adalah Ahlus Sunnah, maka sampaikanlah salam (dariku).
Sebab sungguh Ahlus Sunnah telah menjadi orang-orang yang langka.”
(Dinukil dari “Syarah Ushuul I’tiqood Ahlis Sunnah Wal Jamaa’ah” karya Imaam
Al Laalika’I )رحمه هللا
Artinya:
(Dinukil dari Kitab “Al Bidaa’ An Nahyu ‘Anhaa", karya Imaam Ibnu Wadhdhoh
)رحمه هللا
Artinya:
Berkata Imaam Fudhoyl bin ‘Iyaadh رحمه هللا, “Sesungguhnya Allooh سبحانه وتعالى
memiliki hamba, yang karena mereka maka negeri ini menjadi hidup. Mereka itu
adalah Ahlus Sunnah.”
(Dinukil dari “Syarah Ushuul I’tiqood Ahlis Sunnah Wal Jamaa’ah” karya Imaam
Al Laalika’I )رحمه هللا
Artinya:
Berkata Sofyan Ats Tsaury رحمه هللا, “Bid’ah itu lebih dicintai oleh Iblis
daripada ma’shiyat; sebab ma’shiyat itu diampuni sedang Bid’ah itu tidak
diampuni.”
(Dinukil dari “Syarah Ushuul I’tiqood Ahlis Sunnah Wal Jamaa’ah” karya Imaam
Al Laalika’I )رحمه هللا
إذا رأيت رجَلً من أصحاب الحديث فكأني رأيت رجَلً من أصحاب: قال اإلمام الشافعي رحمه هللا تعالى
رسول هللا صلى هللا عليه وعلى آله وسلم
Artinya:
Imaam Asy Syaafi’iy رحمه هللاberkata: "Jika aku melihat seorang pengikut
Hadits maka seakan-akan aku melihat seorang shohabat Rosuulullooh صلى
هللا عليه وسلم.”
لن يصلح آخر هذه المة إَل بما صلح به أولها؛ فما لم يكن يومئذ دينا ً َل: قال اإلمام مالك رحمه هللا تعالى
يكون اليوم دينا
Artinya:
Imaam Maalik رحمه هللاberkata, “Akhir ummat ini tidak akan baik kecuali dengan
apa-apa yang membuat baik generasi pendahulunya. Maka apa-apa yang pada
hari itu (-- di zaman Rosuulullooh صلى هللا عليه وسلمdan para shohabatnya --)
bukan merupakan dien (ajaran Islam), maka pada suatu hari kapanpun
tidak bisa menjadi dien (ajaran Islam).”
Artinya:
Imaam Asy Syaafi’iy رحمه هللاberkata, “Setiap masalah yang aku bahas tetapi
menyelisihi Sunnah, maka aku ruju’ darinya di masa hidupku atau setelah
matiku.”
(Dinukil dari Kitab “Al Faqiih Wal Muttafaqqih” karya Al Imaam Al Khothib Al
Baghdady )رحمه هللا
أولها أن تكون له: "َل ينبغى للرجل أن ينصب نفسه للفتيا حتى يكون فيه خمس خصال:قال اإلمام أحمد
أن يكون له علم وحلم ووقار: والثانية،نية فإن لم تكن له نية لم يكن عليه نور وَل على كَلمه نور
، الكفايه وإَل مضغه الناس: الرابعة، أن يكون قويا على ماهو فيه وعلى معرفته: الثالثة،وسكينة
معرفة الناس:الخامسة
Artinya:
Berkata Imaam Ahmad bin Hanbal رحمه هللا, sebagaimana dinukil oleh Imaam Ibnu
Qoyyim رحمه هللا, “Seseorang dilarang berfatwa, kecuali jika memenuhi 5
perkara:
1. Memiliki niat dan sebab. Jika tidak memiliki itu, maka dia tidak akan memiliki
cahaya, baik pada dirinya maupun pada perkataannya.
2. Memiliki ilmu, kelembutan, tawaadhu’ dan ketenangan
3. Kuat dalam pendirian dan pengetahuannya
4. Memiliki kompetensi
5. Mengetahui keadaan orang."
(Kitab “’Iiqoodz Ulil Himamil Al ‘Aaliyah”)
َ القاضي َل: وقال، ع َمر بن عَبد العزيز رضي هللا عنه عن قاضي الكوفة
ُ سأل: قال، عن يحيى بن سعيد
يستشير ذوي، عالم بما كان قبله، حليم، عفيف: ينبغي أن يكون قاضيا حتى يكون فيه خمس خصال
َلَ يبالي بمَلمة الناس، اللباب
Artinya:
Dari Yahya bin Sa’iid رحمه هللا, beliau berkata, “’Umar bin ‘Abdul ‘Aziiz رضي هللا
عنهbertanya tentang hakim wilayah Kuufah dan berkata, “Seorang Qoodhi
(Pemutus Perkara) tidak boleh menjadi Qoodhi sehingga dia memenuhi 5
perkara:
1. Bersih hati
2. Lembut
3. ‘Aalim terhadap pejabat sebelumnya (-- berupa keputusan-keputusan yang
diputuskan oleh pejabat sebelumnya --)
4. Berkonsultasi pada ahli ‘ilmu
”5. Tidak peduli terhadap celaan manusia.
)رحمه هللا (Kitab “As Sunan Ash Shughro” no: 4504, karya Al Imaam Al Baihaqy
ذهب رجل إلى إبراهيم أين أدهم وقال له :يا أبا اسحق أنى مسرف على نفسي في ارتكاب المعاصي
فاعرض علي ما يكون لها زاجرا ومستنقذ قال :أن قبلت خمس خصال وقدرت عليها لم تضرك المعصية
ولم توبقك لذة ،قال :هات يا أبا اسحق قال :أما الولى فإذا أردت أن تعصى هللا عز وجل فَل تأكل من
رزقه قال فمن أين آكل وكل ما في الرض من رزقه ؟ قال :يأخذا أفيحسن بك أن تأكل رزقه وتعصيه ؟
قال َ :ل هات الثانية :قال وإذا أردت أن تعصيه فَل تسكن شيئا من بَلده قال :هذه اعظم من الولى يأخذا
إذا كان المشرق والمغرب وما بينهما ملك له فأين أسكن ؟ قال يأخذا أفيحسن بك أن تأكل رزقه وتسكن
بَلده وتعصيه ؟ قال :هات الثالثة :قال وإذا أردت أن تعصيه وأنت تحت رزقه وبَلده فانظر موضعا َل
يراك فيه فاعصه فيه قال يا إبراهيم ما هذا وهو يعلم السر و أخفي قال :يا هذا أفيحسن بك أن تأكل رزقه
وتسكن بَلده وتعصيه وهو يراك ويعلم ما تجاهر به ؟ قال َ :ل هات الرابعة قال :فإذا جاءك ملك الموت
ليقبض روحك فقل له أخرني حتى أتوب توبة نصوحا وأعمل هلل صالحا ،قال َ :ل يقبل مني قال :يأخذا
أفأنت إذا لم تقدر أن تدفع عنك الموت لتتوب وتعلم أنه إذا جاءك لم يكن له تأخير فكيف ترجو وجه
الخَلص ؟ قال :هات الخامسة قال :إذا جاءك الزبانية يوم القيامة ليأخذوك إلى النار فَل تذهب معهم قال
انهم َل يدعونني وَل يقبلون مني قال :فكيف ترجو النجاة أذن ؟ قال له يا إبراهيم حسبي حسبي ،أنا :
أستغفر هللا وأتوب إليه ولزم العبادة والدب مع هللا حتى فارق الدنيا
Artinya:
Seseorang menemui Ibrohim bin Adham lalu berkata, “Wahai Abu Ishaq,
sungguh aku orang yang berlebihan pada diriku dalam melakukan ma’shiyat.
Maka sampaikanlah padaku sesuatu yang dapat membuatku jera dan
”menyelamatkanku.
Ibrohim bin Adham menjawab, “Kalau kamu terima 5 perkara, dan kamu mampu
melakukannya, maka tidak mengapa berbuat ma’shiyat dan kepuasanmu tak akan
”membinasakanmu.
Orang itu berkata, “Darimana saya makan? Bukankah segala sesuatu yang ada di
”?سبحانه وتعالى muka bumi ini adalah rizqy dari Allooh
Kata Ibrohim bin Adham, “Yaa Fulan, pantaskah kamu memakan rizqy dari-Nya,
”?lalu kamu berma’shiyat pada-Nya
”Orang itu berkata lagi, “Sampaikanlah yang kedua.
Ibrohim bin Adham berkata, “Jika kamu akan berma’shiyat, maka jangan
”tinggal di bumi-Nya.
Orang itu berkata, “Ini lebih sulit dari yang pertama. Kalau seandainya Timur dan
Barat dan antara keduanya merupakan milik Allooh سبحانه وتعالى, maka dimana
aku akan tinggal?”
Ibrohim bin Adham berkata, “Yaa Fulan, pantaskah kamu makan rizqy dari-Nya,
kamu tinggal di bumi-Nya, lalu kamu berma’shiyat pada-Nya?”
Orang itu berkata lagi, “Sampaikan yang ketiga.”
Orang itu berkata, “Yaa Ibrohim, apa ini? Allooh سبحانه وتعالىitu Maha
Mengetahui yang tersembunyi dan apa yang kusembunyikan.”
Ibrohim bin Adham berkata, “Yaa Fulan, pantaskah, kamu makan dari rizqy-Nya,
kamu tinggal di bumi-Nya, kamu berma’shiyat dan Allooh سبحانه وتعالىmelihatmu
dan mengetahui perbuatanmu?”
Orang itu berkata lagi, “Tidak. Berikan padaku yang keempat.”
Ibrohim bin Adham berkata, “Jika datang padamu malakul maut untuk
mencabut nyawamu, maka katakan padanya, 'Tangguhkan aku hingga aku
bertaubat nasuuha dan beramal shoolih untuk Allooh 'سبحانه وتعالى.”
Ibrohim bin Adham berkata, “Jika datang padamu malaikat Zabaaniyah pada
hari Kiamat untuk menyeretmu ke neraka, maka jangan engkau ikuti dia.”
Orang itu berkata, “Malaikat itu tidak akan mungkin membiarkanku dan
menerima permintaanku.”
Ibrohim bin Adham berkata, “Bagaimana kamu berharap selamat kalaulah
demikian?”
Maka orang itu berkata, “Wahai Ibrohim, cukup… cukup.. Aku memohon
ampunan Allooh سبحانه وتعالى. Aku bertaubat pada-Nya. Senantiasa beribadah dan
berbuat baik pada Allooh سبحانه وتعالى, sehingga berpisah dari dunia ini.”
(Dinukil dari Kitab “Ma'a Allooh” karya Muhammad Al Ghozaly)
Artinya:
Artinya:
(Dinukil oleh Al Imaam Al Qudhoo’i dalam Musnad Asy Syihaab dari Shohabat
Anas bin Maalik )رضي هللا عنه
Artinya:
(Lihat Shohiih Al Jaami’ush Shoghiir no: 5669 dari Shohabat Abu Umaamah Al
Baahily )رضي هللا عنه
قال يوسف بن أسباط رحمه هللا إني لشتهى من هللا ثَلث خصال أن أموت حين أموت وليس في ملكي
درهم وَل يكون على دين وَل على عظمي لحم فأعطى ذلك كله
Artinya:
Berkata Imaam Yuusuf bin Asbaath رحمه هللا, “Sungguh aku sangat berkeinginan
dari Allooh سبحانه وتعالىtiga perkara:
1. Mati, sedang aku tidak mempunyai satu dirham pun
2. Tidak memiliki hutang
3. Tidak ada daging yang menempel pada tulangku.”
(Dinukil dari ‘Ihyaa’u ‘Uluumiddiini karya Imaam Al Ghozaaly )رحمه هللا
، وإن لم تسره فَل تغمه، إن لم تنفعه فَل تضره: ليكن حظ المؤمن منك ثَلث خصال:قال يحيى بن معاذ
وإن لم تمدحه فَل تذمه
Artinya:
Berkata Imaam Yahya bin Mu’adz رحمه هللا, “Hendaknya mu’min itu mendapatkan
darimu tiga perkara:
1. Jika kamu tidak bisa memberinya manfaat, maka janganlah memberinya
bahaya
2. Jika kamu tidak bisa memberinya bahagia, maka janganlah memberinya
gundah
3. Dan jika kamu tida memujinya, maka janganlah mencelanya.”
(Dinukil dari Kitab Ar Risaalah Al Qusyairiyyah, karya Imaam Al Qusyairy رحمه
)هللا
: إن أخذه من حله؟ فقال: فقيل. أن يأخذه من غير حله: في المال ثَلث خصال:-عليه السَلم- قال عيسى
تعالى- يشغله إصَلحه عن ذكر هللا: إن وضعه في حقه؟ فقال: فقيل.يضعه في غير حقه
Artinya:
قال بعضهم أجمع الفقهاء والعلماء على ثَلث خصال أنها إذا صحت ففيها النجاة وَل يتم بعضها إَل ببعض
اإلسَلم الخالص عن البدعة والهوى والصدق هلل تعالى في العمال وطيب المطعم
Artinya:
Para Fuqoha dan ‘Ulama bersepakat; ada tiga hal jika benar maka akan selamat,
dimana satu sama lain saling terkait:
1. Ber-Islam yang terbebas dari Bid’ah dan Hawa’.
2. Benar terhadap Allooh سبحانه وتعالىdalam berbagai amalan
3. Memakan makanan yang baik-baik.
(Dinukil dari ‘Ihyaa’u ‘Uluumiddiini karya Imaam Al Ghozaaly )رحمه هللا
وحب الراحة
ُّ ،وحب النوم
ُّ ،حب الطعام ُ
ُّ :ثَلث خصال ث القسوةَ في القلب
ُ ت ُْو ِر:عن عائشة رضي هللا عنها
Artinya:
Diriwayatkan dari ‘Aa’isyah رضي هللا عنها, “Tiga perkara penyebab kerasnya hati:
1. Hobby makan,
2. Hobby tidur,
3. Hobby istirahat.”
(Dinukil dari Kitab Jam’ul Jawaa’mi’, karya Imaam Jalaaluddin As Suyuuthy
)رحمه هللا
اإلخَلص والخشية وذكر هللا؛ فاإلخَلص يقود العبد: إن في الصََّلة ثَلث خصال:قال أحد العلماء العارفين
فك ُّل صَلة َل يكون فيها شيء، وذكر هللا ـ القرآن ـ يأمره وينهاه، والخشية تنهاه عن المنكر،إلى المعروف
من هذه الخَلل فليست بصَلة
Artinya:
Berkata seorang ‘Ulama:
“Sesungguhnya didalam sholat itu terdapat tiga karakter: Ikhlas, Takut dan
Ingat pada Allooh سبحانه وتعالى.
Ikhlas memandu seorang hamba pada suatu kebaikan dan takut melarangnya dari
kemunkaran, sedang dengan dzikir (ingat Allooh )سبحانه وتعالىakan memerintah
dan melarangnya. Maka setiap sholat yang tidak mengandung tiga perkara ini,
maka dia bukanlah sholat.” (Al Qur’an, “Minhaaj Hayaatin”)
سيبلى القرآن في صدور أقوام كما يبلى الثوب فيتهافت يقرؤونه َل يجدون له: عن معاذ بن جبل قال
شهوة وَل لذة يلبسون جلود الضأن على قلوب الذئاب أعمالهم طمع َل يخالطه خوف إن قصروا قالوا
سنبلغ وإن أساؤوا قالوا سيغفر لنا إنا َل نشرك باهلل شيئا
Artinya:
Berkata Mu’adz bin Jabbal رضي هللا عنه, “Al Qur’an akan rusak pada dada-
dada banyak kaum, sebagaimana rusaknya baju.
Artinya:
، َّللا عز وجل
َّ اإليمان بمعرفة: خمس خصال بها تمام العمل: َّللا
َّ َّللا الباجي الزاهد رحمه
َّ قال أبو عبد
فإن فقدت واحدة لم يرتفع العمل، وأكل الحَلل، والعمل على السنة، وإخَلص العمل هلل، ومعرفة الحق
Artinya:
Berkata Imaam Abu ‘Abdillah Al Baaji رحمه هللا, “Ada 5 perkara penyebab
sempurnanya amalan:
Artinya:
Imaam Ibnu Syihaab رحمه هللاberkata, “Ilmu itu adalah simpanan berharga.
Kuncinya adalah bertanya.”
مكحوَل يقول َل يأتي على الناس ما يوعدون حتى يكون عالمهم فيهم أنتن من جيفة حمار
Artinya:
Imaam Makhuul رحمه هللاberkata, “Tidak datang pada manusia apa yang dijanjikan
pada kalian, sehingga seorang ‘aalim ditengah-tengah mereka lebih busuk
daripada bangkai keledai.”
(Dinukil dari Kitab Hilyatul Auliyaa’)
ِ مجانبةُ أهل:غربة
وكف الذى. وحسن الدب،الريب ُ ثَلث خصال ليس معهن:قيل
Artinya:
Ada 3 sifat yang jika dimiliki seseorang, maka ia tidak akan terasing:
1. Menjauh dari orang yang meragukan (Jangankan orang yang jelas faasiq-nya,
yang tidak jelas faasiq-nya pun tidak didekatinya. Ia lebih suka bergaul dengan
orang yang shoolih)
2. Berakhlaq yang santun
3. Menghentikan perkara yang menimbulkan luka atau menyakiti orang lain
قال رسول هللا صلى هللا عليه و سلم استحيوا من هللا حق الحياء قال قلنا يا: عن عبد هللا بن مسعود قال
رسول هللا إنا نستحيي والحمد هلل قال ليس ذاك ولكن اَلستحياء من هللا حق الحياء أن تحفظ الرأس وما
وعى والبطن وما حوى ولتذكر الموت والبلى ومن أراد اآلخرة ترك زينة الدنيا فمن فعل ذلك فقد استحيا
من هللا حق الحياء
Artinya:
Dari ‘Abdullooh bin Mas’uud رضي هللا عنه, beliau berkata bahwa Rosuulullooh
صلى هللا عليه وسلمbersabda:
“Malu lah kalian dengan sebenar-benar malu.“
وإن كفر كفر؛ فإنه َل أسوة في الشر،أَل َل يقلدن أحدكم دينه رجَلً؛ إن آمن آمن
Artinya:
Jika dia beriman maka dia (ikut) beriman dan jika dia kaafir maka dia pun (ikut)
menjadi kaafir. Sesungguhnya, janganlah ikut-ikutan di dalam kejahatan.”
Artinya:
ُ
، وقول بَل طمع، عمل بَل عَلقة:ثَلث خصال َل يبلغ أحد حقيقة الزهد حتى يكون فيه:قال يحيى بن معاذ
وعز بَل رياسة
Artinya:
ست َّ ِة أ َ ْو ُج ٍه
ِ َو ِح ْر َمانُ ا ْل ِع ْل ِم يَكُونُ ِب:
ُّ أ َ َح ُد َها ت َ ْركُ ال.
سؤَا ِل
س ْم ِع ِ َع َد ُم إ ْلق
َّ اء ال َ ت َو ِ اإل ْنصَا
ِ سو ُء ُ الثَّانِي.
سو ُء ا ْلفَه ِْم ُ ث ُ الثَّا ِل.
ْ ْ
ع َد ُم ال ِحف ِظ َ الرابِ ُعَّ .
ِ ع َد ُم نَش ِْر ِه َوتَ ْع ِل
يم ِه َ س ُ ام
ِ َ
خ ا ْل،
ْ
ع َد ُم العَ َم ِل بِ ِه
َ ِس ُ ساد َّ ال
Artinya:
1. Tidak bertanya
2. Tidak mendengarkan dan memperhatikan dengan baik
3. Pemahaman yang buruk
4. Tidak menghafal
5. Tidak menyebarkan dan tidak mengajarkan ilmu
6. Tidak mengamalkan ilmu
(Dinukil dari Kitab “Ghidzaa’ul Albaab”)
Artinya:
dan dzikir itu menumbuhkan iman dalam hati sebagaimana air menumbuhkan
tanam-tanaman.”
(Diriwayatkan oleh Imaam Al Baihaqy رحمه هللاdalam Kitab “As Sunanul Kubro”)
Artinya:
Artinya:
Artinya:
Artinya:
Artinya:
سمعت رسول هللا صلى هللا عليه و سلم: سمعت معاوية على هذا المنبر يقول: عن أبي عبد رب يقول
لم يبق من الدنيا إَل بَلء وفتنة: يقول
Artinya:
Dari Abi ‘Abdi Robb رضي هللا عنهbahwa Rosuulullooh صلى هللا عليه وسلمbersabda :
“Tidak tersisa dari dunia ini kecuali cobaan dan ujian”
(Hadits Riwayat Imaam Ibnu Hibbaan رحمه هللاno: 690 dan Syaikh Syu'aib Al
Arna'uuth berkata sanadnya kuat)
اثنتان يكرههما بن آدم الموت والموت خير: عن محمود بن لبيد ان النبي صلى هللا عليه و سلم قال
للمؤمن من الفتنة ويكره قلة المال وقلة المال أقل للحساب
Artinya:
Dari Mahmuud bin Labiid رضي هللا عنهbahwa Nabi صلى هللا عليه وسلمtelah bersabda
:
Dua perkara yang dibenci manusia :
1. Kematian, padahal dia lebih baik bagi mu'min dari pada ujian
(Hadits Riwayat Imaam Ahmad رحمه هللا, dan Syaikh Syu'aib Al Arna'uuth berkata
sanadnya baik)
Artinya:
Berkata ‘Umar bin ‘Abdul ‘Aziiz رضي هللا عنه, “Sungguh beruntung orang yang
terjaga dari hawa nafsu, marah, rakus.”
Artinya:
Telah berkata Imaam Asy Syaafi’iy رحمه هللا, “Sebaik-baik ‘amalan adalah:
1. Dzikir / mengingat Allooh سبحانه وتعالى
2. Setia kawan
Artinya:
Berkata Imaam Al Hasan Al Bashry رحمه هللا, “Empat perkara jika ada pada
seseorang maka Allooh سبحانه وتعالىjaga dia dari syaithoon dan Allooh سبحانه
وتعالىharomkan api neraka untuknya:
(23) Keterpujian
Telah berkata Imaam Asy Syaafi’iy رحمه هللا, “Barangsiapa yang ingin Allooh
سبحانه وتعالىbuka hatinya untuk ‘ilmu,
maka :
1. Ber-kholwat-lah / bermunajat disaat sepi terhadap Allooh سبحانه وتعالى
2. Menyedikitkan makan
3. Tidak bergaul dengan orang bodoh
4. Tidak bergaul dengan ahli ‘ilmu yang tidak memiliki ‘adab dan keadilan
(Dinukil dari Kitab "Bustaanul Aarifiin")
Artinya:
Berkata Syaikh ‘Abdul Maalik Al Qoosim, “Aku heran pada orang yang lima
kali membasuh wajahnya setiap hari, memenuhi panggilan mu’adzdzin,
tetapi tidak mencuci hatinya sekalipun dalam satu tahun agar
menghilangkan kotoran ketergantungan terhadap dunia, kelamnya hati dan
buruknya akhlaq.”
(21) Qonaa'ah
Artinya:
Telah berkata Imaam Syaafi’iy رحمه هللا, “Barangsiapa yang dikuasai oleh nafsu
cinta dunia, niscaya dia akan berhamba kepadanya. Dan barangsiapa yang
Qonaa’ah (puas apa adanya), maka akan hilang darinya sikap tunduk pada
selain Allooh سبحانه وتعالى.”
Berkata Wahab bin Munabbih رحمه هللا, “Sendi Kekufuran itu ada empat:
1. Marah
4. Rakus (Tamak)
Artinya:
Telah berkata Imaam Asy Syaafi’iy رحمه هللا, “Simpanan yang paling
bermanfaat adalah taqwa. Dan simpanan yang mencelakakan adalah
permusuhan.”
Berkata Shohabat Sa’ad bin ‘Ubaadah رضي هللا عنه, “Dalam Islam, semua hari
adalah baik, hanya hari Jum’at memiliki keistimewaan tersendiri, antara
lain:
(17) Khuluuf
Dari ‘Abdullooh bin Mas’uud رضي هللا عنهbahwa Rosuulullooh صلى هللا عليه وسلم
bersabda, “Tidak seorang Nabi pun yang Allooh utus pada suatu kaum
sebelumku, kecuali dia mempunyai para penolong dan para shohabat dari
ummatnya, dimana mereka mengambil sunnahnya dan berpanutan pada
perintahnya. Kemudian, muncullah setelah mereka KHULUUF, dimana
mereka berkata apa yang tidak mereka kerjakan dan mengerjakan apa yang
mereka tidak diperintahkan.
Maka barangsiapa yang memerangi mereka dengan tangannya maka dia adalah
mu’min. Dan barangsiapa yang memerangi mereka dengan mulutnya, maka dia
adalah mu’min. Dan barangsiapa yang memerangi mereka dengan hatinya, maka
dia adalah mu’min. Dan tidak ada setelah itu iimaan walaupun hanya sebesar biji
sawit.”
(HR. Muslim no: 188)
“Ada lima perkara jika terdapat pada seseorang berarti dia adalah orang bodoh:
1. Marah dalam segala hal
Berkata Imaam Muhammad bin Idriis Abu ‘Abdillaah Asy Syaafi’iy رحمه هللا:
“Kebaikan dunia dan akhirat itu terdapat pada lima perkara:
1. Adanya rasa cukup dalam jiwa (kaya hati)
2. Menahan diri dari melukai orang lain
3. Mencari rizqi dari yang halaal
4. Berpakaian taqwa
5. Yakin terhadap Allooh سبحانه وتعالىdalam segala hal”.
2. Berakhlaq baik
3. Tidak faasiq
1. Panjang angan-angan
2. Sangat ambisius
3. Kikir yang sangat (bakhiil)
4. Kurang Waro’ (berhati-hati terhadap sesuatu yang tidak halal)
5. Lupa akhirat”.
(Dinukil dari Kitab “Iiqoodz Ulil Himaamil ‘Aaliyah”)
Maka aku katakan, “Wahai Rosuulullooh, sesungguhnya dulu kita berada dalam
kejahiliyahan (kebodohan) dan kejahatan, lalu Allooh datangkan pada kami
kebaikan (--Islam –pent) ini, maka apakah setelah kebaikan ini akan datang
kejahatan?” Beliau صلى هللا عليه وسلمmenjawab, “Ya.”
Aku bertanya lagi, “Apakah setelah kejahatan itu akan muncul lagi kebaikan?”
Beliau صلى هللا عليه وسلمmenjawab, “Ya. Tetapi di dalamnya terdapat noda.”
Aku bertanya lagi, “Noda apakah itu?”
Beliau صلى هللا عليه وسلمmenjawab, “Yaitu suatu kaum yang berpedoman bukan
dengan pedomanku. Kamu tahu dari mereka dan kamu ingkari.”
Aku bertanya lagi, “Lalu apakah setelah kebaikan itu akan muncul lagi
kejahatan?”
Beliau صلى هللا عليه وسلمmenjawab, “Ya. Yaitu para da’i (penyeru) kepada pintu-
pintu jahannam. Maka barangsiapa yang memenuhi panggilan mereka,
niscaya mereka akan mencampakkannya pada jahannam itu.”
Berkata Imaam Muhammad bin Idriis Abu ‘Abdillaah Asy Syaafi’iy رحمه هللا:
“Tidak mengetahui Riya’ kecuali orang mukhlis (-- orang yang ikhlas –
pent)”
(Dinukil dari Kitab “Bustaanul ‘Aarifiin”, karya Imaam An Nawaawy )رحمه هللا
4. Wanita muslimah aneh berada pada seorang laki-laki yang dzoolim lagi
berakhlaq buruk
5. Seorang muslim yang shoolih aneh berada pada seorang wanita yang
buruk dan buruk pula akhlaqnya
Berkata Imaam Sa’iid bin Yaziid Abu ‘Abdillah as Saajii r رحمه هللا:
“Lima perkara jika lima ini ada, maka pertanda bahwa ‘ilmu telah
sempurna dan amalan menjadi bermakna dan tidak sia-sia:
قال سئل رسول هللا صلى هللا عليه و سلم عن أكثر ما يدخل الناس الجنة ؟ فقال تقوى هللا: عن ابي هريرة
وحسن الخلق وسئل عن أكثر ما يدخل الناس النار فقال الفم والفرج
Artinya:
Dari Abu Hurairoh رضي هللا عنهberkata, bahwa Rosuulullooh صلى هللا عليه وسلم
ditanya tentang perkara yang terbanyak menyebabkan manusia masuk
kedalam surga, lalu beliau صلى هللا عليه وسلمmenjawab, “Bertaqwa kepada
Allooh dan ber-akhlaq yang baik.”
Artinya:
Dari Abu Hurairoh رضي هللا عنهberkata, telah bersabda Rosuululllooh صلى هللا عليه
وسلم:
“Lihatlah oleh kalian orang yang di bawah kalian dan jangan kalian lihat
orang yang di atas kalian. Yang demikian itu lebih dekat dari mengkufuri
nikmat Allooh.”
Artinya:
Artinya:
("Dzammun Nafsi wal Hawaa", karya Syaikh 'Abdul Haady Hasan Wahby)
قلت يا رسول هللا ما النجاة ؟ قال أمسك عليك لسانك وليسعك بيتك وآبك على: عن عقبة بن عامر قال
خطيئتك
Artinya:
Dari 'Uqbah bin 'Aamir رضي هللا عنهberkata, “Aku bertanya kepada Rosuulullooh
صلى هللا عليه وسلم, apakah An Najaat itu (selamat)?”
(Hadits Riwayat Imaam At Turmudzi no: 2406 dan kata beliau رحمه هللاhadits ini
adalah Hasan)
إن الشريعة مبناها وأساسها على الحكم: قال ابن قيم الجوزية في إعَلم الموقعين عن رب العالمين
ومصالح العباد في المعاش والمعاد وهي عدل كلها ورحمة كلها ومصالح كلها وحكمة كلها
Artinya:
Berkata ‘Ulama Ahlus Sunnah Wal Jama’ah yakni Ibnul Qoyyim رحمه هللا:
“Sesungguhnya Syari'at Islaam itu dasar dan bangunannya adalah diatas hikmah
dan untuk kebaikan manusia, baik dalam kehidupan didunia maupun di akherat.
Syari’at itu seluruhnya berupa keadilan dan kasih sayang, kebaikan dan
hikmah.”
(2) Du’a Hari ‘Arofah
َل إله إَل هللا وحده َل شريك له له الملك: خير الدعاء دعاء يوم عرفة وخير ما قلت أنا والنبيون من قبلي
وله الحمد وهو على كل شيء قدير
Artinya:
“Sebaik-baik du’a adalah du’a pada hari ‘Arofah, dan sebaik-baik apa yang aku
(Muhammad )صلى هللا عليه وسلمdan para Nabi sebelumku katakan adalah “Laa
Ilaaha Illalloohu Wahdahu Laa Syariikalahu, Lahul Mulku Walahul Hamdu
Wahuwa ‘Alaa Kulli Syai’in Qodiir” (artinya: Tidak ada yang berhak
diibadahi dengan sebenarnya, kecuali hanya Allooh dan tidak ada sekutu
bagi-Nya, milik-Nya segala Kerajaan dan Pujian dan Dia Maha Berkuasa
atas segala sesuatu)”
(Hadits Riwayat Imaam At Turmudzy no: 3585 dari ‘Amr bin Syu’aib dari
ayahnya dari kakeknya )رضي هللا عنهم
Dari Ibnu ‘Abbas رضي هللا عنه, Rosuulullooh صلى هللا عليه وسلمbersabda:
ََّللاِ َوَل
َّ سو َل ُ َقالُوا َيا َر. يَ ْعنِى أَيَّا َم ا ْلعَش ِْر. َّللاِ ِم ْن َه ِذ ِه الَيَّ ِامَّ ب إِلَىُّ َما ِم ْن أَيَّ ٍام ا ْلعَ َم ُل الصَّا ِل ُح فِيهَا أ َ َح
َ َ
ٍس ِه َو َما ِل ِه فلَ ْم يَ ْر ِج ْع ِم ْن ذ ِلكَ بِش َْىء
ِ َّللاِ إَِلَّ َر ُج ٌل َخ َر َج بِنَ ْف
َّ سبِي ِلَ َّللاِ َقا َل َوَلَ ا ْل ِجهَا ُد ِفى
َّ سبِي ِل َ ا ْل ِجهَا ُد فِى
(Hadits Riwayat Imaam Abu Daawud no: 2440, Imaam At Turmudzy no: 757 dan
Imaam Ibnu Maajah no: 1727)
TANDA-TANDA BESAR KIAMAT Oleh Dr. Yusuf bin Abdillah bin Yusuf al-Wabil
URUTAN TANDA-TANDA BESAR KIAMAT Kami belum pernah mendapatkan dalil yang
secara jelas menerangkan urutan tanda-tanda besar Kiamat berdasarkan kejadiannya. Semuanya
hanyalah diungkapkan dalam berbagai hadits tanpa urutan, karena urutan penyebutan di
dalamnya sama sekali tidak mengandung arti urutan di dalam kejadian. Ungkapan di dalamnya
Read more →
Read more →
Read more →
Read more →
Read more →
Pasal Pertama : Orang Yang Mengingkari Hadits-Hadits
Tentang Al-Mahdi Dan Bantahan Terhadap Mereka
Pasal Pertama AL-MAHDI Oleh Dr. Yusuf bin Abdillah bin Yusuf al-Wabil 7. Orang-Orang
yang Mengingkari Hadits-Hadits Tentang al-Mahdi dan Bantahan Terhadap Mereka Telah kami
ungkapkan sebelumnya hadits-hadits shahih yang merupakan dalil secara qath’i akan
kemunculan al-Mahdi di akhir zaman sebagai seorang hakim dan pemimpin yang adil. Demikian
pula kami telah menukil beberapa pendapat ulama yang
Read more →
Read more →
Read more →
Read more →
Pasal Kedua : 4e. Apakah Ibnu Shayyad Adalah Dajjal
Yang Sesungguhnya?
Pasal Kedua AL-MASIH AD-DAJJAL Oleh Dr. Yusuf bin Abdillah bin Yusuf al-Wabil e.
Apakah Ibnu Shayyad adalah Dajjal yang Sesungguhnya? Telah dijelaskan sebelumnya keadaan
Ibnu Shayyad dan pertanyaan Nabi kepadanya yang menunjukkan bahwa Nabi Shallallahu
‘alaihi wa sallam tidak mengatakan jati diri Ibnu Shayyad secara detail, karena beliau sama
sekali tidak mendapatkan wahyu bahwa dia