Anda di halaman 1dari 4

DIANTARA, PENCIPTAAN, MATI DAN HIDUP

Segala puji bagi Allah, Rabb semesta alam. Shalawat dan salam kepada Nabi kita
Muhammad SAW, keluarga dan sahabatnya, semoga senantiasa kita mengikuti sunnah Rasul
sehingga safaat nya akan menjadi pembimbing kita di hari akhir kelak. Seperti yang kita
rasakan keyakinan adanya ALLAH yang menciptakan langit dan bumi ini sudah ada. Sejak ruh
mengakui bahwa ALLAH adalah MAHA PENCIPTA diri manusia, di alam arwah sebelum
dilahirkan di muka bumi ini. Tetapi masalah utama, manusia mempunyai hijaab (dinding) yang
menutupi keyakinan iman tauhid pada penciptaan diri sendiri. Dalam surah Al A’raf surah ke 7
ayah 172 ALLAH berfirman : “ Dan (ingatlah) ketika Tuhanmu mengeluarkan dari sulbi (tulang
belakang) anak cucu Adam dan keturunan mereka dan ALLAH mengambil kesaksian terhadap

ruh mereka (seraya berfirman) :” Bukankah AKU ini TUHAN mu” Mereka menjawab ;” Betul
(ENGKAU TUHAN kami) kami bersaksi”(KAMI lakukan yang demikian itu) agar dihari kiamat
kamu tidak mengatakan “Sesungguhnya ketika itu kami lengah terhadap ini.” Sangat bagus
untuk perenungan bahwa ayat dalam Al Qur’an tepatnya dalam surat Al A’raf tersebut
menyebutkan masing-masing kita telah menjalani kesaksian untuk sebuah pengakuan pada
eksistensi keberadaan ALLAH MAHA PENCIPTA.

Sesungguhnya semua ruh anak Adam telah menerima pelajaran, pengakuan lalu
bersaksi pada pelalajaran dari ALLAH. Kemudian berjanji dan mengakui keberadaan ALLAH
adalah MAHA PENCIPTA nya. Dengan terang dan jelas setiap ruh menjawab pertanyaan ALLAH
dengan jawaban sebenarnya, bahwa ruh disifatkan ALLAH dengan berilmu,hidup,melihat,
mendengar,berkata-kata dan sebagainya. Ruh yang sudah berjanji itu diperintahkan turun
kedunia ini disertai dengan tubuh (jasmani) . Surah Al-Alaq surah ke 96 ayat 1 -5 “ Bacalah
dengan menyebut nama Tuhan mu yang menciptakan. DIA telah menciptakan manusia dari
segumpal darah. Bacalah dan Tuhanmulah Yang Maha Mulia.Yang mengajar manusia dengan
pena. DIA mengajarkan manusia yang tidak diketahuinya.”

Kira-kira saat janin berumur empat bulan dalam kandungan ibunya, ALLAH
memerintahkan pada Malaikat-NYA menghembuskan ruh itu kedalam jasad si bayi yang masih
didalam rahim ibu sehingga hiduplah anak itu dalam perut ibunya tersusunlah dua unsur, yaitu
jasmani dan rohani. Surah Al Insan surah ke 76 pada ayat 1 – 2 ALLAH berfirman “ Bukankah
pernah datang kepada manusia waktu dari masa, yang ketika itu belum merupakan sesuatu
yang dapat disebut?. Sungguh, KAMI telah menciptakan manusia dari setetes mani yang
bercampur yang KAMI hendak mengujinya (dengan perintah ataupun larangan) kerena itu
kami jadikan dia mendengar dan melihat.” Pada saat bayi itu terlahir ke dunia, bersihlah
jasadnya dengan air yang bersih, sehingga sianak bersih lahir dan bathin. Bersama ujian
pertama kali yang diterimanya pendengaran dan pengelihatan sehingga dia menangis
bersamaan dengan kegembiraan dan kerharuan orang tua yang telah dianugrahi titipan ALLAH
AL-KHOLIK.
Sebagai manusia yang mengandung keajaiban dan keindahan, kita datang kedunia fana
bersama ujian ujian yang dihadapi. Sebagian jiwa atau ruh ada yang menyimpang dan
mengingkari janji pada ALLAH?? Manusia semacam ini ruh maupun jiwanya tetutup oleh empat
pengaruh ; dunia, hawa nafsu, mahkluk, dan syetan. Sehingga menjadikannya sebagaimana
yang disebutkan dalam Al Quran sebagai manusia binatang atau lebih jahat dari bintang.
Melupakan bahwa kebenaran awal kita adalah manusia mati yang dihidupkan untuk beramal
didunia ini. Seperti disebutkan dalam surah Al Mulk ayat 2 ALLAH berfirman “ Yang
menciptakan mati dan hidup untuk menguji kamu manusia, siapa diantara kamu manusia yang
lebih baik amalnya. Dan DIA MAHA PERKASA, MAHA PENGAMPUN”

Dengan ingat akan mati, kita akan bersegera beramal dan tidak panjang angan-angan.
Sebuah ayat dalam Al Qur’an tepatnya dalam surat Al Mu’min menyebutkan bahwa masing-
masing kita akan menjalani kematian sebanyak dua kali dan kehidupan sebanyak dua kali.
Simak surat Al Mu’min 40 ayat 11 Allah Ta’ala berfirman, “Sesungguhnya orang-orang yang
kafir diserukan kepada mereka (pada hari kiamat): “Sesungguhnya kebencian Allah
(kepadamu) lebih besar daripada kebencianmu kepada dirimu sendiri karena kamu diseru
untuk beriman lalu kamu kafir”. Mereka menjawab: “Ya Tuhan kami Engkau telah mematikan
kami dua kali dan telah menghidupkan kami dua kali (pula), lalu kami mengakui dosa-dosa
kami. Maka adakah sesuatu jalan (bagi kami) untuk keluar (dari neraka)?” Perlu diketahui
sebagai tambahan referensi bahwa ayat ini serupa dengan ayat, Surah Al Baqarah [2]: ayat 28
“Mengapa kamu kafir kepada Allah, padahal kamu tadinya mati, lalu Allah menghidupkan
kamu, kemudian kamu dimatikan dan dihidupkan-Nya kembali, kemudian kepada-Nya-lah
kamu dikembalikan.”

Beberapa pendapat di kalangan ulama menafsiran yang dianggap kuat oleh Ibnul Jauzi
sebagai berikut: Kematian pertama adalah ketika dalam bentuk nuthfah (air mani), ‘alaqoh
(segumpal darah) dan mudgoh (sekerat daging). Selanjutnya adalah dihidupkan dalam rahim.
Lalu dimatikan lagi setelah hidup di dunia. Lalu akan dihidupkan lagi ketika dibangkitkan pada
hari kiamat. Penafsiran semacam ini dipilih oleh Ibnu ‘Abbas, Qotadah, Muqotil, Al Faro’,
Tsa’lab, Az Zujaj, Ibnu Qutaibah, dan Ibnul ‘Ambari. (Lihat Zaadul Masiir, 1/39, Mawqi’ At
Tafasir). Sedangkan Asy Syaukani memberikan penjelasan sedikit berbeda. Beliau
rahimahullah mengatakan, Yang dimaksud dulu kalian dalam keadaan mati adalah waktu
sebelum dicipta (belum ada). Karena boleh saja kita mengatakan mati pada sesuatu yang
belum ada karena sama-sama tidak memiliki indera. Kemudian yang dimaksud kalian lalu
dihidupkan adalah ketika diciptakan menjadi makhluk.

Selanjutnya kita dimatikan kedua kalinya adalah ketika ajal kalian itu datang (dan
dimasukkan dalam kubur). Kita dihidupkan kedua kalinya adalah ketika hari kiamat saat
dibangkitkan. Yang menafsirkan seperti ini adalah mayoritas sahabat dan ulama setelahnya.
Ibnu ‘Athiyah mengatakan bahwa penjelasan ini adalah penafsiran yang dimaksudkan dalam
ayat. (Fathul Qodir, 1/62, Mawqi’ Al Islam) Adh Dhohak menyebutkan perkataan Ibnu ‘Abbas
mengenai surat Al Mu’min ayat 11, Ibnu ‘Abbas mengatakan, “Dulu kalian berasal dari tanah
sebelum diciptakan. Inilah kematian pertama. Lalu kalian dihidupkan dan diciptakan.
Inilah kehidupan pertama. Kemudian kalian dimatikan kembali dan masuk ke alam kubur.
Inilah kematian kedua. Kemudian nanti kalian akan dibangkitkan pada hari kiamat.
Inilah kehidupan kedua. Itulah dua kematian dan dua kehidupan.” Hal ini sama maknanya
dengan surat Al Baqarah ayat 28. Penafsiran semacam ini diriwayatkan dari As Sudi dengan
sanadnya, dari Abu Malik, dari Abu Sholih, dari Ibnu ‘Abbas; juga diriwayatkan dari Murroh,
dari Ibnu Mas’ud dan dari beberapa sahabat. Begitu pula diriwayatkan dari Abul ‘Aliyah, Al
Hasan Al Bashri, Mujahid, Qotadah, Abu Sholihk, Adh Dhohak, ‘Atho’ Al Khurasani semacam ini
pula. (Tafsir Al Qur’an Al ‘Azhim, Ibnu Katsir, 1/331-332, Muassasah Al Qurthubah)

Penjelasan ini menunjukkan bahwa kita akan mengalami kematian kedua yang entah
kapan datangnya dan di mana datangnya. Kita pun harus yakin akan menghadapi kehidupan
kedua saat dibangkitkan. Sedangkan kematian pertama sudah kita lalui. Adapun kehidupan
pertama sedang kita jalani saat ini. Sungguh ayat-ayat berikut bisa sebagai renungan
berharga. Allah Ta’ala berfirman, “Katakanlah: “Sesungguhnya kematian yang kamu lari
daripadanya, maka sesungguhnya kematian itu akan menemui kamu, kemudian kamu akan
dikembalikan kepada (Allah), yang mengetahui yang ghaib dan yang nyata, lalu Dia beritakan
kepadamu apa yang telah kamu kerjakan”.” (QS. Al Jumu’ah [62] : 8). Kematian akan tetap
menghampiri seseorang, walaupun dia berusaha bersembunyi di dalam benteng yang kokoh.
Allah Ta’ala berfirman, “Di mana saja kamu berada, kematian akan mendapatkan kamu,
kendatipun kamu di dalam benteng yang tinggi lagi kokoh.” (QS. An Nisa’ [4] : 78). Jadi,
kematian (maut) adalah benar adanya. “Dan datanglah sakaratul maut dengan sebenar-
benarnya. Itulah yang kamu selalu lari daripadanya.” (QS. Qaaf [50] : 19)

Saat saya menulis ini mendengarkan surat Al Waqiah berserta artinya yang
memberikan perenungan bagi saya pada beberapa ayat ayat yang sering terlupa semoga
ALLAH tetap menjaga ayat ayat tersebut dihati kita semua, ayat ayat nya sebagai berikut;
57. KAMI telah menciptakan kamu, mengapa kamu tidak membenarkan hari berbangkit.
58. Maka adakah kamu perhatikan tentang benih manusia yang kamu pancarkan (anak-
anakmu)
59. Kamukah yang menciptakannya, ataukah KAMI penciptanya?
60. KAMI telah menentukan kematian masing masing kamu dan KAMI tidak lemah.
61. Untuk menggantikan kamu dengan orang orang yang seperti kamu di dunia ini dan
membangkitkan kamu kelak di akherat dalam keadaan yang tidak kamu ketahui.
62. Dan sungguh kamu telah mengetahui penciptaan yang pertama, mengapa kamu tidak
mengambil pelajaran?
63. Pernahkah kamu memperhatikan benih yang kamu tanam (anak-anakmu)
64. Kamukah yang menumbuhkannya atau atau KAMI yang menumbuhkannya?
65. Sekiranya KAMI kehendaki, niscaya KAMI hancurkan sampai lumat ; maka kamu akan
heran tercengang cengang.
66. Dengan penyesalan berkata;Sungguh kami benar benar menderita kerugian.
67. Bahkan kami tidak mendapatkan hasil apa pun

Penutup dari tulisan ini yang bukan akhir dari tulisan tulisan ini dengan dua hadits Nabi
Muhammad SAW. Semoga dapat mengambil hikmah dalam perjalanan umur kita di dunia fana
ini “ Bila seseorang telah meninggal / mati, terputuslah untuknya pahala segala amal kecuali
tiga hal yang akan tetap kekal; Shadaqah Jariyah, Ilmu yang bermanfaat dan Anak shaleh
yang senatiasa mendo’akannya.” Selalu mendo’akan orang tua kita karna do’a adalah hal yang
paling ditunggu didalam kubur mereka. Selanjutnya hadits Rasullah yang selalu kita lafadzkan
setelah takbir kita didalam sholat “Aku hadapkan wajahku kepada DIA yang telah menciptakan
langit dan bumi, aku condongkan kepada kebenaran, berserah diri kepada-NYA, aku tidak
termasuk orang-orang musyrik. Sesungguhnya shalatku, ibadahku, hidupku, matiku hanya
untuk ALLAH RABB Semesta alam. Tidak ada sekutu bagi-NYA, dengan itulah aku
diperintahkan, aku termasuk orang-orang yang berserah diri (muslim)”. Berdasarkan riwayat
dari Ahmad,Muslim dan at-Tirmizi, , dinyatakan shahih oleh at-Tirmizi, diriwayatkan dari Ali
bin Abi Thalib.

Akhirnya timbul beberapa pertanyaan pada saya, Apakah pada kematian kedua didalam
kubur. Ruh atau jiwa kita siap menghadapi Malaikat Munkar dan Nakir yang bertanya pada
kita; Siapakah Tuhanmu? Siapakah Nabimu? Apakah Agamamu? Apa Kiblatmu? Apa
Pemimpinmu? Dan Siapakah saudaramu?. Persiapan dan bekal apa yang akan kita bawa kelak,
berapa lama kita akan menunggu untuk dibangkitkan kembali. Karena kebangkitan kedua bagi
kita nanti adalah hari semua manusia bangkit kembali untuk memeprtanggung jawabkan
kesaksian dan pengakuan pada perjajian di kematian kita uang pertama. “Wahai jiwa yang
tenang! Kembalilah pada Tuhanmu dengan hati yan ridha dan diridhai-NYA. Maka masuklah ke
dalan golongan hamba-hamba-KU. Dan masuklah ke dalam syurga-KU”. Surah Al-Fajr ke 89
ayat 27-30. Apabila ruh tidak dapat menjawab atau salah jawaban, ruh tersebut terpaksa
berhenti di langit yang ruh nya tidak dapat menjawab dari pertanyaan Malaikat. Ruh itu akan
menunggu di langit sampai hari kiamat. Kepergian ruh ini akan kita bahas ditulisan
selanjutnya.

Anda mungkin juga menyukai