Anda di halaman 1dari 19

Hukum beriman kepada hari akhir adalah wajib dan kedudukannya dalam agama

adalah merupakan salah satu rukun iman yang enam. Sering sekali Allah SWT
menggabungkan antara iman kepada Allah SAW dengan beriman dengan hari akhir,
iman dengan awal kehidupan dan iman dengan tempat kembali. Karena barangsiapa
yang tidak beriman dengan hari akhir maka dia tidak mungkin beriman kepada Allah
taala.
Sesungguhnya orang-orang yang tidak beriman dengan hari akhir niscaya dia tidak
akan beramal. Karena tidaklah seseorang itu beramal melainkan karena dia berharap
akan kemuliaan hari akhir dan karena takut azab dan siksaan, kalau dia tidak beriman
dengan hari akhir maka dia menjadi seperti orang yang Allah SWT kisahkan :
“Dan mereka berkata : "Kehidupan ini tidak lain hanyalah kehidupan di dunia saja, kita
mati dan kita hidup dan tidak ada yang akan membinasakan kita selain masa." ( QS Al-
Jatsiyah : 24)
Baca Juga Bukti-Bukti Keniscayaan Hari Akhir Menurut Al-Qur'an AsySyaikh
Muhammad bin Shalih Al ‘Utsaimin dalam bukunya berjudul "Ada Apa Setelah
Kematian, Menelusuri Kejadian-kejadian di Hari Kiamat" mengatakan dinamakan
dengan hari akhir karena sudah tidak ada hari lagi sesudahnya dan ini adalah tahapan
akhir yang dialami manusia. Menurutnya, manusia itu mengalami lima tahapan
kehidupan: Tahapan ketidakadaan, tahapan di alam rahim, alam dunia, alam barzakh,
dan kemudian alam akhirat.
1. Tahapan ketiadaan
adalah sebagaimana ditunjukkan oleh firman Allah taala: “Bukankah telah datang
atas manusia satu waktu dari masa, sedang dia ketika itu belum merupakan
sesuatu yang dapat disebut?” ( QS AlInsan :1) Allah SWT juga berfirman: “Wahai
manusia jika kamu ragu kepada hari kebangkitan maka sesungguhnya Kami
telah menjadikan kamu dari tanah, kemudian dari setetes air mani, kemudian
dari segumpal darah kemudian dari segumpal daging yang sempurna
kejadiannya dan yang tidak sempurna. Agar Kami jelaskan kepadamu dan kami
tetapkan dalam rahim apa yang Kami kehendaki sampai waktu yang sudah
ditentukan, kemudian Kami keluarkan kamu sebagai bayi kemudian kamu
menjadi dewasa. Dan di antaramu ada yang diwafatkan dan ada yang
dipanjangkan umurnya hingga pikun supaya dia tidak mengetahui lagi
sesuatupun yang telah dia ketahui dahulu. Dan kamu lihat bumi itu kering dan
apabila Kami turunkan air dari atasnya hiduplah bumi itu dan suburlah
menumbuhkan berbagai macam tumbuhan yang indah.” ( QS AlHajj : 5) Baca
Juga Menghadapi Datangnya Hari Akhir, Apa yang Harus Dipersiapkan?

2. Adapun tahapan alam rahim,


sebagaimana firman Allah Taala: “Dia telah menciptakan kalian dalam perutperut
ibuibu kalian kejadian demi kejadian dalam tiga kegelapan”. ( QS AzZumar : 6)

3. Adapun tahapan kehidupan dunia,


sebagaimana firman Allah SWT: "Dan Allah telah mengeluarkan kalian dari
perutperut ibu-ibu kalian dalam keadaan tidak mengetahui segala sesuatu dan
Dia menjadikan bagimu pendengaran, penglihatan dan hati agar kalian
bersyukur.” ( QS. AnNahl ; 78)

Dan pada tahapan inilah yang menentukan bahagia dan celakanya, dan
merupakan negeri ujian dan cobaan. Sebagaimana firman Allah SWT: “Dialah
yang telah menciptakan kematian dan kehidupan agar menguji kalian siapa di
antara kalian yang paling bagus amalannya.” ( QS. AlMulk ; 2)
4. Adapun tahapan alam barzakh, Allah SWT berfirman tentangnya: “Dan dari
belakang mereka ada barzakh (pembatas) sampai hari kebangkitan.” ( QS Al-
Mu’minun ; 100)

5. Adapun tahapan kehidupan akhirat adalah tahapan tujuan dan ujung dari
semuanya. Allah SWT berfirman setelah menyebutkan tahapantahapan
kehidupan manusia: “Dan sesungguhnya setelah itu kalian akan menjadi mayit
kemudian nanti di hari kiamat kalian akan dibangkitkan.” ( QS AlMukminun ; 16)
12 Tahapan Hari Kiamat, Lengkap dengan
Penjelasan dan Dalil-dalilnya

1. Kehidupan Kuburan atau Barzakh

Tahap hari kiamat yang pertama adalah tahap dari kematian manusia di dunia sampai mereka
dibangkitkan setelah kiamat disebut kehidupan kubur. Kehidupan ini disebut juga “kehidupan
barzakh atau dunia barzakh” karena mengungkapkan masa peralihan antara dunia dan akhirat.
Barzakh berarti kelemahan, penghalang, atau tirai antara dua hal.

Tidak perlu memasukkan jenazah seseorang ke dalam kubur untuk menjalani kehidupan di
dalam kubur. Apakah orang mati dimasukkan ke dalam kubur atau tubuhnya dimakan binatang
buas atau dimakan ikan di laut atau dibakar menjadi abu, kehidupannya di kuburan dimulai.

Surat ‘Abasa Ayat 21

‫ُثَّم َأَم اَت ُه ۥ َفَأْق َبَر ُهۥ‬


Artinya: Kemudian Dia mematikannya dan memasukkannya ke dalam kubur,

Surat ‘Abasa Ayat 22

‫ُثَّم ِإَذ ا َش ٓاَء َأنَش َر ُهۥ‬


Artinya: Kemudian bila Dia menghendaki, Dia membangkitkannya kembali.

Nabi kita Hazrat Muhammad SAW juga menggambarkan kehidupan di kuburan sebagai
"perhentian pertama akhirat" dalam sebuah hadits . (Tirmidzi, Zuhd, 5). Dalam hadits lain, nabi
kita Hazrat Muhammad (SAW) mengatakan: "Kuburan adalah taman dari taman surga atau
lubang dari lubang Neraka" , (Tirmizi, Qiyama, 26).

Hadits ini menyatakan bahwa akan ada siksaan atau pahala dalam kehidupan di alam kubur.

2. Terompet
Terompet adalah alat yang ditiup oleh malaikat Hazrat Israfel untuk memulai kiamat dan setelah
kiamat untuk membangkitkan manusia dan mengumpulkan mereka di tempat berkumpul.
Menurut apa yang dikatakan ayat-ayat Al-Qur'an kepada kita Hazrat Israfil akan meniup
sangkakala dua kali.

Pada tiupan pertama segala yang ada di bumi dan di langit, kecuali yang Allah kehendaki, akan
terguncang karena takut dan mati dan kiamat akan terjadi. Dengan tiupan kedua, semuanya
akan dibangkitkan dan akan berlari menuju Tuhannya untuk berkumpul di tempat berkumpul.
Mari kita berikan salah satu ayat ini sebagai contoh:

Surat Yasin Ayat 51

‫َو ُنِفَخ ِفى ٱلُّص وِر َفِإَذ ا ُهم ِّم َن ٱَأْلْج َداِث ِإَلٰى َر ِّب ِهْم َي نِس ُلوَن‬
Artinya: Dan ditiuplah sangkalala, maka tiba-tiba mereka keluar dengan segera dari kuburnya
(menuju) kepada Tuhan mereka.

3. Qiyama (Kiamat)

Qiyama memiliki dua arti: yang pertama adalah kehancuran tatanan di alam semesta,
segalanya terbalik, kehancuran segalanya dan akhir dunia. Yang kedua adalah kebangkitan
orang mati dan perjalanan mereka menuju tempat berkumpul. Qiyama dalam pengertian
pertama akan dimulai dengan peniupan terompet pertama oleh Hazrat Israfel, dalam pengertian
kedua dengan peniupan kedua.

Jadi qiyama adalah peristiwa yang sangat penting yang melibatkan kematian semua manusia
dan kebangkitan mereka. Ayat-ayat Alquran menginformasikan kepada kita tentang hal itu.
Allah menyatakan yang berikut dalam salah satu ayat tentang qiyama:

Surat al-Hajj 1-2


‫َٰٓي‬
‫َأُّيَه ا ٱلَّن اُس ٱَّت ُقو۟ا َر َّب ُك ْم ۚ ِإَّن َز ْلَز َلَة ٱلَّس اَع ِة َش ْى ٌء َع ِظ يٌم‬
Artinya: 1. Hai manusia, bertakwalah kepada Tuhanmu; sesungguhnya kegoncangan hari
kiamat itu adalah suatu kejadian yang sangat besar (dahsyat).
‫َيْو َم َت َر ْو َن َه ا َت ْذ َه ُل ُك ُّل ُمْر ِض َع ٍة َع َّم ٓا َأْر َض َع ْت َو َت َض ُع ُك ُّل َذ اِت َح ْم ٍل َح ْم َلَه ا َو َت َر ى‬
‫ٱلَّن اَس ُس َٰك َر ٰى َو َم ا ُهم ِبُس َٰك َر ٰى َو َٰل ِكَّن َع َذ اَب ٱِهَّلل َش ِديٌد‬
Artinya: 2. (Ingatlah) pada hari (ketika) kamu melihat kegoncangan itu, lalailah semua wanita
yang menyusui anaknya dari anak yang disusuinya dan gugurlah kandungan segala wanita
yang hamil, dan kamu lihat manusia dalam keadaan mabuk, padahal sebenarnya mereka tidak
mabuk, akan tetapi azab Allah itu sangat kerasnya.

3 dari 5 halaman

Tahapan Hari Kiamat dalam Islam

4. Kebangkitan setelah kematian

Al-Quran menerangkan bahwa kebangkitan mungkin terjadi. Dikenal juga dengan nama Yaumul
ba’ats, hari kebangkitan adalah bagian dari kehidupan setelah mati. Dalam Agama Islam,
kehidupan selanjutnya akan dijalani setelah malaikat Israfil meniupkan sangkakala yang
pertama, dan semua makhluk akan binasa. Kemudian, ia akan meniupkan untuk yang kedua
kalinya, sehingga semua makhluk akan hidup kembali tanpa terkecuali.

Pada saat itu, manusia dibangkitkan dari alam kubur atau alam barzakh. Ruh-ruh yang bangkit
ini akan bersatu kembali dengan jasadnya, dan akan dikumpulkan di tempat luas bernama
Padang Mahsyar.

Surat Al-Ahqaf Ayat 33

‫َأَو َلْم َي َر ْو ۟ا َأَّن ٱَهَّلل ٱَّل ِذى َخ َل َق ٱلَّس َٰم َٰو ِت َو ٱَأْلْر َض َو َلْم َيْع َى ِبَخ ْلِقِه َّن ِبَٰق ِد ٍر َع َلٰٓى َأن‬
‫ُيْح ِۦَى ٱْل َمْو َتٰى ۚ َب َلٰٓى ِإَّن ُه ۥ َع َلٰى ُك ِّل َش ْى ٍء َق ِديٌر‬
Artinya: Dan apakah mereka tidak memperhatikan bahwa sesungguhnya Allah yang
menciptakan langit dan bumi dan Dia tidak merasa payah karena menciptakannya, kuasa
menghidupkan orang-orang mati? Ya (bahkan) sesungguhnya Dia Maha Kuasa atas segala
sesuatu.
5. Berkumpul setelah Kebangkitan

Tahap hari kiamat yang selanjutnya adalah berkumpulnya manusia ke tempat berkumpulnya
setelah kebangkitan untuk hisab dan mempertemukan mereka. Tempat berkumpulnya manusia
disebut Tempat Berkumpul. Ada banyak ayat dalam Al-Qur'an tentang berkumpul. Berikut ayat-
ayat yang menerangkannya.

Surat Saba Ayat 40


‫َٰٓل‬
‫َو َيْو َم َيْح ُشُر ُه ْم َج ِميًع ا ُثَّم َي ُقوُل ِلْل َم ِئَك ِة َأَٰٓه ُؤ ٓاَل ِء ِإَّي اُك ْم َك اُنو۟ا َيْع ُبُدوَن‬
Artinya: Dan (ingatlah) hari (yang di waktu itu) Allah mengumpulkan mereka semuanya
kemudian Allah berfirman kepada malaikat: "Apakah mereka ini dahulu menyembah kamu?".

Dinyatakan dalam sebuah hadits Nabi Muhammad SAW bahwa tempat berkumpul akan
menjadi tempat datar yang mulus, laki-laki akan dikirim ke tempat berkumpul dalam keadaan
telanjang, bertelanjang kaki, tidak bersunat dan tidak bercela; sementara manusia menunggu di
tempat berkumpul, matahari akan mendekat dan mereka akan berkeringat, pada hari itu
manusia akan dikirim ke tempat berkumpul dalam tiga kelompok; berjalan kaki, mengendarai
dan merangkak menghadap ke bawah. (Bukhari, Riqaq, 44-45.)

6. Yaumul Hisab

Dalam tahap yaumul hisab, setiap orang akan menerima Buku Amal, di mana dicatat perbuatan
baik dan buruk yang dilakukan manusia di dunia, akan diberikan kepada manusia di tempat
berkumpul untuk perhitungan. Yaumul hisab adalah peristiwa di mana manusia satu per satu
akan dipanggil dan diperlihatkan segala amal perbuatan mereka selama di dunia.

Kitab Amal akan diberikan kepada penghuni surga dari sisi kanan dan penghuni neraka dari sisi
kiri atau dari belakang. Menerima Kitab dari sisi kanan menandakan kabar gembira bahwa
hisab akan mudah dan menerimanya dari sisi kiri menandakan hisab yang sulit.

Surat Al-Kahfi Ayat 49


‫َو ُو ِض َع ٱْل ِك َٰت ُب َفَت َر ى ٱْلُمْج ِر ِميَن ُم ْش ِفِقيَن ِم َّم ا ِفيِه َو َي ُقوُلوَن َٰي َو ْي َلَتَن ا َم اِل َٰه َذ ا ٱْل ِك َٰت ِب اَل‬
‫ُيَغ اِد ُر َص ِغيَر ًة َو اَل َك ِبيَر ًة ِإٓاَّل َأْح َص ٰى َه اۚ َو َو َج ُدو۟ا َم ا َع ِم ُلو۟ا َح اِض ًر اۗ َو اَل َي ْظ ِلُم َر ُّب َك َأَح ًدا‬
Artinya: Dan diletakkanlah kitab, lalu kamu akan melihat orang-orang bersalah ketakutan
terhadap apa yang (tertulis) di dalamnya, dan mereka berkata: "Aduhai celaka kami, kitab
apakah ini yang tidak meninggalkan yang kecil dan tidak (pula) yang besar, melainkan ia
mencatat semuanya; dan mereka dapati apa yang telah mereka kerjakan ada (tertulis). Dan
Tuhanmu tidak menganiaya seorang juapun".

4 dari 5 halaman

Tahapan Hari Kiamat dalam Islam

7. Perhitungan

Setelah manusia menerima kitab-kitabnya di akhirat, Allah akan mulai membuat perhitungan
sesuai dengan catatan-catatan dalam kitab-kitab itu, tidak ada seorang pun yang diperlakukan
tidak adil. Ada banyak ayat dalam Al-Qur'an yang berkaitan dengan masalah ini. Beberapa di
antaranya adalah sebagai berikut:

Surat Al-Mu’min Ayat 17

‫ٱْلَيْو َم ُتْج َز ٰى ُك ُّل َن ْف ٍۭس ِبَم ا َك َسَب ْت ۚ اَل ُظ ْل َم ٱْلَيْو َم ۚ ِإَّن ٱَهَّلل َس ِر يُع ٱْلِح َس اِب‬
Artinya: Pada hari ini tiap-tiap jiwa diberi balasan dengan apa yang diusahakannya. Tidak ada
yang dirugikan pada hari ini. Sesungguhnya Allah amat cepat hisabnya.

Nabi Muhammad SAW juga menerangkan bahwa manusia pasti akan ditanya tentang lima hal
berikut pada hari kiamat:

a. Di mana mereka menghabiskan hidup mereka,

b. Di mana mereka menghabiskan masa mudanya,

c. Di mana mereka mendapatkan properti mereka,


d. Di mana mereka membelanjakan hartanya,

e. Apakah mereka menerapkan apa yang mereka ketahui atau tidak.

8. Mizan

Mizan, yang artinya timbangan dan timbangan, adalah ukuran keadilan Tuhan yang menimbang
amal perbuatan setiap orang di akhirat mengikuti hisab. Namun, sifat aslinya dan bagian
dalamnya tidak bisa diketahui oleh laki-laki. Itu tidak menyerupai timbangan atau alat pengukur
atau penimbangan lainnya di dunia.

Setelah ditimbang amalnya, mereka yang amal baiknya lebih berat dari amal buruknya akan
mencapai keselamatan dan mereka yang amal baiknya lebih ringan akan masuk Neraka dan
menderita siksaan di sana. Orang-orang mukmin yang masuk Neraka akan dikeluarkan dari
Neraka dan dikirim ke Surga setelah mereka menjalani hukuman yang memperhitungkan
kesalahan mereka.

Surat Al-Anbiya Ayat 47

‫َو َن َضُع ٱْلَم َٰو ِز يَن ٱْلِقْس َط ِلَيْو ِم ٱْلِقَٰي َم ِة َفاَل ُتْظ َلُم َن ْف ٌس َش ْي ًٔـ اۖ َو ِإن َك اَن ِم ْثَق اَل َح َّب ٍة ِّم ْن‬
‫َخ ْر َد ٍل َأَت ْي َن ا ِبَه اۗ َو َك َف ٰى ِبَن ا َٰح ِس ِبيَن‬
Artinya: Kami akan memasang timbangan yang tepat pada hari kiamat, maka tiadalah
dirugikan seseorang barang sedikitpun. Dan jika (amalan itu) hanya seberat biji sawipun pasti
Kami mendatangkan (pahala)nya. Dan cukuplah Kami sebagai pembuat perhitungan.

9. Sirat

Sirat digunakan untuk mengartikan jembatan atau jalan yang melintasi Neraka. Setiap orang,
baik yang beriman maupun yang tidak beriman, akan melintasi jembatan ini. Jembatan yang
membentang dari Neraka ke Surga ini sebenarnya adalah jembatan yang dibangun manusia
selama hidupnya di dunia dengan iman dan amal saleh. Perbuatan manusia di dunia ini datang
sebagai jembatan di depannya di akhirat.
Disebutkan dalam hadits Nabi SAW bahwa sesuai dengan perbuatan mereka sebagian orang
mukmin akan melintasinya seperti kilat, sebagian seperti angin, dan sebagian merayap, bahwa
semua orang kafir dan sebagian mukmin yang dosanya tidak terhapuskan. diampuni akan
dilempar ke Neraka. Mereka yang melintasi Shirat akan masuk surga. (Bukhari, Riqaq, 52.)

5 dari 5 halaman

Tahapan Hari Kiamat dalam Islam

10. Api Penyucian (Araf)

Araf adalah nama yang diberikan untuk kastil dan menara tinggi yang memisahkan Surga dan
Neraka. Dengan kata lain, Araf adalah zona penyangga antara Surga dan Neraka, yang
memisahkan keduanya. Ada beberapa perselisihan tentang siapa yang akan menjadi orang
Araf, berikut ini dinyatakan dalam ayat Al-Qur'an tentang orang-orang Araf::

Surat Al-A’raf Ayat 46


‫اًّۢل‬
‫َو َبْي َن ُهَم ا ِحَج اٌب ۚ َو َع َلى ٱَأْلْع َر اِف ِر َج اٌل َيْع ِر ُفوَن ُك ِبِس يَم ٰى ُهْم ۚ َو َن اَد ْو ۟ا َأْص َٰح َب ٱْلَج َّن ِة‬
‫َأن َس َٰل ٌم َع َلْي ُك ْم ۚ َلْم َي ْد ُخ ُلوَها َو ُه ْم َي ْط َمُع وَن‬
Artinya: Dan di antara keduanya (penghuni surga dan neraka) ada batas; dan di atas A'raaf itu
ada orang-orang yang mengenal masing-masing dari dua golongan itu dengan tanda-tanda
mereka. Dan mereka menyeru penduduk surga: "Salamun 'alaikum". Mereka belum lagi
memasukinya, sedang mereka ingin segera (memasukinya).

Namun, Araf bukanlah tempat tinggal tetap. Setelah membuat orang-orang Araf menunggu di
sana untuk sementara waktu, Allah akan membuat keputusan untuk mereka dan mengirim
mereka ke surga dengan restunya.

11. Neraka
Neraka adalah tempat siksaan dimana orang kafir akan tinggal terus menerus dan dimana
orang beriman berdosa akan dihukum dan tinggal sementara sesuai dengan dosanya. Ketika
kita melihat semua ayat tentang Neraka dalam Al-Qur'an, kita memahami makna berikut ini
secara singkat: Meskipun hukuman api merupakan hukuman utama di neraka, itu adalah
tempat hukuman yang luas di mana, semua jenis penderitaan, rasa sakit, siksaan yang
mempengaruhi semua perasaan manusia hadir.

Surat Al-Kahfi Ayat 29


‫َّٰظ‬
‫َو ُقِل ٱْلَح ُّق ِمن َّر ِّب ُك ْم ۖ َفَم ن َش ٓاَء َفْل ُيْؤ ِمن َو َم ن َش ٓاَء َفْل َي ْك ُف ْر ۚ ِإَّن ٓا َأْع َت ْد َن ا ِلل ِلِميَن َن اًر ا‬
‫َأَح اَط ِبِهْم ُس َر اِد ُقَه اۚ َو ِإن َيْس َت ِغيُثو۟ا ُيَغ اُثو۟ا ِبَم ٓاٍء َك ٱْلُمْه ِل َي ْش ِو ى ٱْلُو ُج وَهۚ ِبْئ َس‬
‫ٱلَّش َر اُب َو َس ٓاَء ْت ُمْر َت َفًقا‬
Artinya: Dan katakanlah: "Kebenaran itu datangnya dari Tuhanmu; maka barangsiapa yang
ingin (beriman) hendaklah ia beriman, dan barangsiapa yang ingin (kafir) biarlah ia kafir".
Sesungguhnya Kami telah sediakan bagi orang orang zalim itu neraka, yang gejolaknya
mengepung mereka. Dan jika mereka meminta minum, niscaya mereka akan diberi minum
dengan air seperti besi yang mendidih yang menghanguskan muka. Itulah minuman yang paling
buruk dan tempat istirahat yang paling jelek.

12. Surga

Surga adalah suatu tempat di akhirat yang dihiasi dengan berbagai nikmat dan di dalamnya
orang beriman akan hidup abadi. Ketika kita mempelajari Al-Qur'an, kita melihat bahwa Al-
Qur'an menggambarkan surga dan penduduk surga sebagai berikut:

Surga adalah suatu tempat yang luasnya seluas langit dan bumi; dan tempat di mana tidak ada
panas yang berlebihan maupun dingin yang berlebihan. Ada sungai air bersih, sungai susu
murni dan madu murni, mata air segar dengan aroma jahe dan minuman yang meninggalkan
aroma kesturi setelah diminum.

Surga dan kehidupan di sana adalah abadi dan penghuni surga akan tinggal disana selamanya.
Apa yang membuat Firdaus Firdaus dan apa yang membuat kehidupan di sana berharga
adalah fakta bahwa itu abadi dan abadi. Jika surga bersifat sementara dan fana seperti dunia ini
dan jika ada kematian di sana, itu tidak akan memiliki nilai apapun meskipun semua keindahan
dan berkahnya bermanfaat.
Surat Al-Baqarah Ayat 25
‫َّٰن‬
‫ٱَّلِذيَن َء اَم ُنو۟ا َو َع ِم ُلو۟ا ٱلَّٰص ِلَٰح ِت َأَّن َلُهْم َج ٍت َت ْج ِر ى ِمن َت ْح ِتَه ا ٱَأْلْن َٰه ُر ۖ ُك َّلَم ا‬ ‫َو َب ِّش ِر‬
‫َٰش‬
‫ِم ْن َه ا ِمن َث َمَر ٍة ِّر ْز ًقاۙ َقاُلو۟ا َٰه َذ ا ٱَّلِذى ُر ِز ْق َن ا ِمن َقْب ُلۖ َو ُأُتو۟ا ِبِهۦ ُم َت ِبًه اۖ َو َلُهْم‬ ‫ُر ِز ُقو۟ا‬
‫ِفيَه ٓا َأْز َٰو ٌج ُّم َط َّهَر ٌةۖ َو ُه ْم ِفيَه ا َٰخ ِلُدوَن‬
Artinya: Dan sampaikanlah berita gembira kepada mereka yang beriman dan berbuat baik,
bahwa bagi mereka disediakan surga-surga yang mengalir sungai-sungai di dalamnya. Setiap
mereka diberi rezeki buah-buahan dalam surga-surga itu, mereka mengatakan: "Inilah yang
pernah diberikan kepada kami dahulu". Mereka diberi buah-buahan yang serupa dan untuk
mereka di dalamnya ada isteri-isteri yang suci dan mereka kekal di dalamnya.

Ayat Al Quran tentang Kematian beserta arti dan tafsir:

1. Tiap Jiwa Akan Mati

Artinya: Tiap-tiap yang berjiwa akan merasakan mati. Kami akan menguji kamu
dengan keburukan dan kebaikan sebagai cobaan (yang sebenar-benarnya).
Dan hanya kepada Kamilah kamu dikembalikan. (QS. Al Anbiya: 35)

Artinya: Tiap-tiap yang berjiwa akan merasakan mati. Kemudian hanyalah


kepada Kami kamu dikembalikan. (QS. Al Ankabut: 57).

Tafsir: Ibnu Katsir dalam tafsirnya menjelaskan bahwa kematian di mana pun
kalian berada, maut pasti akan mendapati kalian. Maka jadilah kalian orang-
orang yang selalu berada dalam ketaatan kepada Allah di mana pun kalian
berada, sesuai dengan apa yang diperintahkan Allah kepada kalian.

Karena sesungguhnya hal ini lebih baik bagi kalian, sebab maut pasti akan
menjemput kalian tanpa bisa dielakkan.

2. Manusia Tidak Bisa Lari dari Kematian


“Katakanlah, “Sesungguhnya kematian yang kamu lari dari padanya, ia pasti
menemui kamu, kemudian kamu akan dikembalikan kepada (Allah), yang
mengetahui yang gaib dan yang nyata, lalu Dia beritakan kepadamu apa
yang telah kamu kerjakan.” (Q.S. Al-Jumu’ah : 8).

Semakna dengan firman Allah Swt. yang disebutkan di dalam surat An-Nisa,
yaitu:
Artinya: Di mana saja kamu berada, kematian akan mendapatkan kamu, kendati
pun kamu di dalam benteng yang tinggi lagi kokoh. (QS. An-Nisa: 78).

Tafsir: Makna yang dimaksud ialah setiap orang pasti akan mati, tiada sesuatu
pun yang dapat menyelamatkan dia dari kematian, baik dia ikut dalam berjihad
ataupun tidak ikut berjihad. Karena sesungguhnya umur manusia itu ada
batasnya dan mempunyai ajal yang telah ditentukan serta kedudukan yang telah
ditetapkan baginya.

3. Kematian Merupakan Ujian

Artinya: Dia (Allah) Yang menjadikan mati dan hidup, supaya Dia menguji kamu,
siapa diantara kamu yang lebih baik amalnya. Dan Dia Maha Perkasa lagi
Maha Pengampun. (QS. Al Mulk: 2).

Tafsir: Ibnu Katsir menjelaskan makna ayat tersebut yakni bahwa Allah-lah yang
menciptakan makhluk dari tiada menjadi ada untuk menguji mereka, siapakah di
antara mereka yang paling baik amal perbuatannya.

4. Kematian Tidak Dapat Ditunda atau Dimajukan

Artinya: Tiap-tiap umat mempunyai ajal. Apabila telah datang ajal mereka, maka
mereka tidak dapat mengundurkannya barang sesaatpun dan tidak (pula)
mendahulukan(nya). (QS. Yunus: 49)

Tafsir: Setiap generasi mempunyai batas usia yang telah ditentukan bagi
mereka, dan apabila batas usia itu telah habis masanya: Maka mereka tidak
dapat mengundurkannya barang sesaat pun dan tidak (pula) mendahulukannya.

5. Manusia Tidak Tahu Kapan dan di Mana Akan Mati


Artinya: Sesungguhnya Allah, hanya pada sisi-Nya sajalah pengetahuan tentang
Hari Kiamat; dan Dia-lah Yang menurunkan hujan, dan mengetahui apa yang
ada dalam rahim. Dan tiada seorangpun yang dapat mengetahui (dengan pasti)
apa yang akan diusahakannya besok. Dan tiada seorangpun yang dapat
mengetahui di bumi mana dia akan mati. Sesungguhnya Allah Maha
Mengetahui lagi Maha Mengenal. (QS. Luqman: 34)

Tafsir: Apa yang disebutkan oleh ayat ini merupakan kunci-kunci kegaiban yang
hanya Allah sendirilah yang mengetahuinya. Maka tiada seorang pun yang dapat
mengetahuinya kecuali setelah ia diberi tahu oleh Allah Swt. tentangnya.
Pengetahuan mengenai saat hari kiamat tiada seorang pun dari kalangan nabi
yang diutus atau malaikat yang terdekat mengetahuinya.

6. Malaikat Maut Datang Mencabut Nyawa

Artinya: Katakanlah: “Malaikat maut yang diserahi untuk mencabut nyawamu


akan mematikanmu, kemudian hanya kepada Tuhanmulah kamu akan
dikembalikan”. (QS. As Sajdah: 11)

Tafsir: Makna lahiriah ayat menunjukkan bahwa malaikat maut tersebut adalah
malaikat yang tertentu di antara malaikat-malaikat lainnya. Disebutkan di dalam
sebuah hadis yang menyebutkan bahwa para pembantu malaikat maut
mencabut roh dari semua bagian tubuh. Dan manakala roh telah sampai di
tenggorokan orang yang bersangkutan, barulah malaikat maut yang
mencabutnya.

7. Sakaratul Maut datang Tak Terduga

Artinya: Dan datanglah sakaratul maut dengan sebenar-benarnya. Itulah perkara


yang kamu selalu lari daripadanya. (QS. Qaf: 19)

Tafsir: Inilah hal yang kamu tidak dapat melarikan diri darinya yakni kematian
dan tidak dapat pula mengelak darinya. Kematian yang kamu selalu lari darinya
dan menjauh darinya, kini telah datang menjemput dirimu.

8. Kematian Itu Mengerikan


Artinya: Sekali-kali tidak. Apabila nafas seseorang telah sampai ke
kerongkongan (26), dan dikatakan kepadanya: “Siapakah yang bisa
menyembuhkan?” (27), dan orang yang tengah sekarat itu meyakini bahwa
sesungguhnya itu adalah waktu perpisahannya (dengan dunia) (28), dan
bertautlah betis dengan betis lainnya (saat ruh dicabut) (29), kepada
Tuhanmulah pada hari itu kamu akan digiring (30). (QS. Qaf: 26-30)

Tafsir: Allah SWT menceritakan keadaan saat meregang nyawa dan hal-hal
mengerikan yang terjadi di dalamnya, semoga Allah meneguhkan kita dengan
kalimah yang teguh.

9. Tak Seorang pun Dapat Mempertahankan Rohnya

Artinya: Maka mengapa ketika nyawa sampai di kerongkongan, padahal kami


ketika itu melihat, dan Kami lebih dekat kepadanya daripada kamu. Tetapi kamu
tidak melihat, maka mengapa jika kamu tidak dikuasai (oleh Allah)? Kamu
tidak mengembalikan nyawa itu (kepada tempatnya) jika kamu adalah
orang-orang yang benar? (Al-Waqi'ah: 83-87).

Tafsir: Ayat-ayat ini menjelaskan betapa ngerinya kalau nyawa manusia sudah
sampai di tenggorokannya. Keluarga-keluarga yang hadir datang hanya untuk
melihat dan menyaksikan peristiwa tersebut sebagai pertemuan terakhir.

Dalam peristiwa tersebut, keluarganya tidak dapat menyaksikan malaikat yang


mencabut nyawa saudaranya, padahal ia berada di sebelahnya. Keadaan ini
menggambarkan bahwa setiap insan tidak dapat mempertahankan rohnya dari
malaikat maut. Ini suatu bukti bahwa baik roh maupun jasad bukan milik
manusia.

10. Kematian Itu Mutlak

Artinya: Dan Dialah Penguasa mutlak atas semua hamba-Nya, dan diutus-Nya
kepadamu malaikat-malaikat penjaga, sehingga apabila kematian datang kepada
salah seorang di antara kamu, malaikat-malaikat Kami mencabut nyawanya, dan
mereka tidak melalaikan tugasnya. (QS. Al An'am: 61).

Tafsir: Dialah Penguasa mutlak atas semua hamba-Nya, dan diutus-Nya


kepadamu, wahai manusia, malaikat-malaikat yang berfungsi sebagai penjaga,
sehingga apabila kematian datang kepada salah seorang di antara kamu, dan itu
berarti usai sudah tugas malaikat penjaga tersebut, maka utusan-utusan Kami,
yaitu malaikat-malaikat, mencabut nyawanya, dan mereka, yakni para malaikat
tersebut, tidak akan pernah melalaikan tugasnya

11. Kematian Sudah Ditetapkan

Artinya: Allah menggenggam jiwa seseorang ketika matinya dan menggenggam


jiwa seseorang yang belum mati di waktu tidurnya. Maka Dia menahan jiwa
seseorang yang ajal kematiannya telah tiba dan Dia melepaskan jiwa yang
lain sampai waktu yang ditetapkan. Sesungguhnya pada yang demikian itu
terdapat tanda-tanda kekuasaan Allah bagi kaum yang berfikir. (QS. Az Zumar:
42)

Tafsir: Karena Nabi Muhammad dinyatakan tidak bertanggung jawab atas


kesesatan manusia, ayat ini menegaskan bahwa hanya Allah saja yang
bertanggung jawab dan menggenggam hidup manusia, semenjak kehidupan
dunia sampai ke kehidupan akhirat.

Hanya Allah-lah yang memegang nyawa seseorang pada saat kematiannya dan
nyawa seseorang yang belum mati ketika dia tidur, maka Dia tahan nyawa orang
yang telah Dia tetapkan kematiannya ketika dia mati, dan Dia lepaskan nyawa
yang lain sampai waktu yang ditentukan ketika dia tidur. Sungguh, pada yang
demikian itu terdapat tanda-tanda kebesaran Allah bagi kaum yang mau berpikir.

12. Kematian Tidak Bisa Ditangguhkan

Artinya: Dan Allah sekali-kali tidak akan pernah menangguhkan (kematian)


seseorang apabila telah tiba waktu kematiannya. Dan Allah Maha Mengenal apa
yang kamu kerjakan. (QS. Al Munafiqun: 11)

Tafsir: Allah tidak akan menunda kematian seseorang apabila waktu


kematiannya telah datang dengan memperpanjang hidupnya. Dan Allah
Mahateliti dengan cermat tentang apa yang kamu kerjakan.

13. Orang yang Mati di Jalan Allah itu Tetap Hidup dan Dapat Kenikmatan
Artinya: Dan janganlah kamu mengatakan tentang orang-orang yang gugur di
jalan Allah, (bahwa mereka itu) mati. Bahkan (sebenarnya) mereka itu hidup,
hanya saja kamu tidak menyadarinya. (QS. Al Baqarah: 154)

Tafsir: Di antara cobaan yang dihadapi orang mukmin dalam mempertahankan


keimanan mereka adalah berperang melawan kaum kafir. Dan jangan-lah kamu
mengatakan bahwa orang-orang yang terbunuh di jalan Allah, mereka telah mati.
Sebenarnya mereka hidup, tetapi kamu tidak menyadari-nya. Mereka hidup di
alam yang lain. Mereka mendapat kenikmatan yang demikian besar dari Allah.

14. Orang Beriman Diwafatkan Dalam Keadaan Baik

Artinya: Yaitu orang-orang yang diwafatkan oleh para malaikat dalam keadaan
baik. Para malaikat itu berkata (kepada mereka): “Salaamun ‘alaikum, masuklah
kamu ke dalam surga itu disebabkan apa yang telah kamu kerjakan”. (QS. An
Nahl: 32)

Tafsir: Mereka yang mendapat anugerah dari Allah berupa surga-surga adalah
orang yang diwafatkan oleh para malaikat dalam keadaan berbuat baik. Di
akhirat mereka, yakni para malaikat, mengatakan kepada mereka, "Sala mun
'alaikum; keselamatan, kesejahteraan, dan kedamaian bagi kalian! Masuklah ke
dalam surga yang telah Allah siapkan untuk kamu karena apa yang telah kamu
kerjakan berupa amal-amal baik di dunia."

15. Semua yang Bernyawa akan Mati ataz Izin Allah

Artinya: Dan setiap yang bernyawa tidak akan mati kecuali dengan izin Allah,
sebagai ketetapan yang telah ditentukan waktunya. Barangsiapa menghendaki
pahala dunia, niscaya Kami berikan kepadanya Pahala (Dunia) itu, dan barang
siapa menghendaki Pahala Akhirat, Kami berikan (pula) kepadanya pahala
(akhirat) itu, dan Kami akan memberi balasan kepada orang-orang yang
bersyukur. (QS. Ali Imran: 145)

Tafsir: Allah menyatakan, "Semua yang bernyawa tidak akan mati melainkan
dengan izin-Nya, tepat pada waktunya sesuai dengan yang telah ditetapkan-
Nya." Artinya: persoalan mati itu hanya di tangan Tuhan, bukan di tangan siapa-
siapa atau di tangan musuh yang ditakuti. Ini merupakan teguran kepada orang-
orang mukmin yang lari dari medan Perang Uhud karena takut mati, dan juga
merupakan petunjuk bagi setiap umat Islam yang sedang berjuang di jalan Allah.
Demikian kumpulan ayat Al Quran tentang kematian yang patut direnungkan
Muslim agar terus beribadah dan beramal baik.
Kebenaran , Kepercayaan dan Fanatisme

Allah berfirman dalam urat Saba’ ayat 25 :

Qul yajma’u bainanā rabbunā ṡumma yaftaḥu bainanā bil-ḥaqq, wa huwal-


fattāḥul-‘alīm. “Katakanlah, “Kamu tidak akan dimintai tanggung jawab atas
apa yang kami kerjakan dan kami juga tidak akan dimintai tanggung jawab atas
apa yang kamu kerjakan.”

Menurut Quraish, ayat tersebut menjelaskan setiap orang silahkan


melaksanakan apa yang diperintahkan oleh agama dan pikirannya. Setiap orang
harus mengakui itu yang benar dan masuk dalam keyakinan diri tidak dalam
keyakinan orang lain. Jadi, tidak bisa diputuskan siapa yang benar atau salah,
karena keputusan tesebut ada pada Tuhan di akhirat nanti.
“Nabi pernah berucap, bantulah saudaramu baik dia benar maupun dia menganiaya. Lalu
sahabatnya tanya, “Bagaimana wahai Nabi? Kalau yang teraniaya wajar, kalau yang
menganiaya apa kita juga harus bantu?” Lalu nabi menjawab, “Bantulah dia dengan
luruskan dia, jangan biarkan dia melakukan penganiayaan,” ujar dia.

Anda mungkin juga menyukai