Anda di halaman 1dari 15

MATERI PEMBAHASAN AGAMA ISLAM KELOMPOK 11

“IMAN KEPADA HARI AKHIR”

1. Pengertian Hari Kiamat

Hari kiamat adalah hari Kehancuran alam semesta beserta segala kehidupan yang berada
di alam semesta serta dibangkitkannya orang yang sudah meninggal untuk dihisab amal
dan perbuatannya.

Hari kiamat merupakan istilah yang berasal dari bahasa Arab yaumul qiyamah yang
berarti hari akhir. Secara istilah, kiamat adalah kehancuran alam semesta beserta segala
kehidupan yang berada di alam semesta serta dibangkitkannya orang yang sudah
meninggal untuk dihisab amal dan perbuatannya.

Seperti yang kita ketahui hari kiamat merupakan salah satu rukun iman yang sudah
dipakai diimani oleh kaum muslim hari dimana semua kehidupan makhluk ciptaan Allah
SWT akan berakhir sudah pasti akan terjadi. Pada hal tersebut Allah akan menunjukkan
kejadian kejadian luar biasa bagi alam semesta. Tidak ada manusia yang mengetahui
pasti kapan hari kiamat akan terjadi dan hanya Allah SWT yang mengetahuinya seperti
pada Q.S. Al A’raf ayat 187. ( sumber : https://saintif.com/hari-kiamat/ )

2. Proses kejadian Hari Kiamat

( sumber : https://mantrasukabumi.pikiran-rakyat.com/khazanah/pr-
20675125/mengerikan-ternyata-begini-proses-terjadinya-kiamat-menurut-alquran?
page=4 )

1. Tiupan Sangkakala pertama, seluruh makhluk hancur

Saat sangkakala pertama ditiup malaikat Israfil, seluruh makhluk hancur kecuali malaika


Israfil sendiri. Berkenaan hal ini Allah berfirman dalam QS Al-Haqqah: 13-16.

Artinya:

“Maka apabila sangkakala ditiup sekali tiup, dan diangkatlah bumi dan gunung-gunung,
lalu dibenturkan keduanya sekali benturan. Maka pada hari itu terjadilah hari kiamat, dan
terbelahlah langit, karena pada hari itu langit menjadi rapuh.”

2. Tiupan sangkakala kedua, seluruh yang mati dibangkitkan

Saat sangkakala kedua ditiup, seluruh makhluk yang mati dibangkitkan untuk menunggu
keputusan Allah terhadap mereka. Allah berfirman dalam QS Al-Zumar: 68.

Artinya:
“Dan ditiuplah sangkakala, maka matilah siapa yang di langit dan di bumi kecuali siapa
yang dikehendaki Allah. Kemudian ditiup sangkakala itu sekali lagi maka tiba-tiba
mereka berdiri menunggu (putusannya masing-masing).”

Lalu bagaimana keadaan manusia begitu dihidupkan kembali. Allah menggambarkan


dalam QS Al-Qamar: 7-8.

Artinya:

“Pandangan mereka tertunduk, ketika mereka keluar dari kuburan, seakan-akan mereka
belalang yang beterbangan, dengan patuh mereka segera datang kepada penyeru itu.
Orang-orang kafir berkata, “Ini adalah hari yang sulit.”

3. Manusia digiring ke Mahsyar

Setelah manusia dibangkitkan, mereka kemudian digiring ke mahsyar (tempat berkumpul


untuk menghadapi pengadilan Ilahi) dengan diiringi malaikat. Allah berfirman dalam QS
Qaf : 21.

Artinya:

“Dan datanglah tiap-tiap diri, bersama dengan dia seorang malaikat penggiring dan
seorang malaikat penyaksi.”

4. Manusia diadili oleh Allah

Setelah manusia berkumpul di Mahsyar, lali mereka diadili oleh Allah SWT terhadap


perbuatan mereka selama di duni, seperti firman Allah yaitu QS Al-Nur: 24.

Artinya:

“Pada hari (ketika), lidah, tangan dan kaki mereka menjadi saksi atas mereka terhadap
apa yang dahulu mereka kerjakan.”

Manusia dimasukan ke dalam Surga atau Neraka. Setelah Allah mengadili perbuatan


manusia, maka mereka akan digiring ke tempat yang sesuai dengan perbuatan dan amal
mereka, apakah ke Surga atau ke Neraka. Allah menggambarkan hal ini dalam firman-
Nya yaitu QS Al-A'raf: 8-9.

Artinya:

“Timbangan pada hari itu (menjadi ukuran) kebenaran. Maka barangsiapa berat
timbangan (kebaikan)nya, mereka itulah orang yang beruntung, dan barangsiapa ringan
timbangan (kebaikan)nya, maka mereka itulah orang yang telah merugikan dirinya
sendiri, karena mereka mengingkari ayat-ayat Kami.”
3. Kebangkitan manusia dari alam kubur

SUMBER: http://repository.radenintan.ac.id/8485/1/SKRIPSI%20SITI%20AISAH.pdf

A. Definisi Hari Kebangkitan


Menurut bahasa seperti yang telah dikemukakan pada bab sebelumnya bahwa hari
kebangkitan memiliki tiga nama, Yaumul Ba’tsi (hari kebangkitan), Yaumul Ma’ad
(hari kembali), Yaumul Nusyur (hari bangkit), namun yang sering dikenal ialah
Yaumul Ba’tsi. Al-Ba’atsa dalam al Qamus al Qawim artinya arsala (mengutus),
ba’atsallahul mauta artinya Allah mengeluarkan orang-orang mati dari kubur dalam
keadaan hidup.
Hari kebangkitan atau al ba’ats adalah saat di mana segala yang mati hidup
kembali. Mereka dikeluarkan dari alam kubur untuk dihisab seluruh amalnya
dihadapan Allah.
Secara teologis hari kebangkitan ialah satu fase terhakhir dari hidup manusia. Hari
kebangkitan terjadi hanya satu kali dan menandakan akan dimulainya alam yang
besar dan agung dari seluruh tingkatan alam semesta. Hari kebangkitan akan datang
tiba-tiba, pada saat itu seluruh manusia akan dihidupkan kembali dan diadili sesuai
dengan perbuatan yang mereka lakukan selama di dunia.
Kebangkitan adalah keniscayaan, dan tidak dapat dihindari. Karena realistis
semesta dalam kehidupan ini tidaklah tetap. Itulah ketetapan Allah yang menjadi
dasar kehidupan dunia.
Menurut Syaikh Umar Sulaiman al Asyqar, yang di maksud al Ba’ats ialah tempat
kembalinya badan dan dan dihidupkannya manusia kembali ketika Allah
memerintahkan Israfil untuk meniup Sangkakala yang kedua, maka ruhruh kembali
pada jasadnya dan manusia berdiri menghadap Allah.
Dari beberapa definisi yang telah disebutkan, yakni tentang hari kebangkitan,
maka jelaslah bagi manusia bahwa ada suatu hari yang menjadi penentu atas
perbuatan yang telah kita lakukan yang menunjukan apakah ia masuk surga atau
neraka. Untuk itu manusia wajib beriman atas adanya hari kebangkitan dan selalu
berbuat kebaikan agar mendapatkan kenikmatan di akhirat kelak.

B. Gambaran Hari Kebangkitan


Setelah peniupan sangkakala yang pertama, hancurlah seluruh alam semesta dan
matilah seluruh makhluk yang benyawa kecuali yang dikehendaki oleh Allah seperti
jasadnya para nabi dan rasul yang masih tetap terjaga dan utuh. Semua tulang
belulang dan anggota badan manusia hancur, kecuali satu tulang yaitu tulang ekor.
dari tulang ekor inilah Allah menyatukan bagianbagian tubuh manusia yang telah
hancur.
Allah telah membuat perumpaan tentang kebangkitan manusia dari alam kubur,
seperti tanah mati yang disiram hujan lebat, maka dengan seketika tumbuhlah
rumput-rumput diatasnya. Seperti itulah manusia akan dibangkitkan dari alam kubur.
Bahwasannya setiap tulang ekor yang dimiliki manusia tidak bisa hancur oleh
apapun. Ketika Allah menyiramnya dengan air hujan maka tumbuhlah manusia dari
alam kuburnya seperti sediakala.
Maka ketika Israfil meniup sangkakala yang kedua kembalilah seluruh ruh-ruh
kepada jasadnya dan bangkitlah seluruh manusia dari alam kubur dengan sangat cepat
untuk menghadap Tuhan mereka dan untuk menjalani pengadilan amal. Manusia
dibangkitkan dengan keadaan yang baru dan sifat yang baru sesuai dengan perbuatan
semasa di dunia. Maka manusia mulai memasuki alam akhirat, dan di alam ini
manusia akan kekal selamanya. Terkumpulah pada hari tersebut seluruh manusia
yang pernah hidup di alam dunia, dari manusia pertama hingga manusia terakhir,
sehingga tidak setapak bumi pun yang kosong. Penuh sesak, semua makhluk berdiri
tegak tak bergerak menunggu hasil dari perbuatannya masing-masing di bawah terik
matahari yang didekatkan jaraknya dengan manusia. Seluruh permukaan bumi seakan
menjadi api, sehingga manusia meminta segera dimasukkan dalam nereka karena
tidak tahan dengan panasnya matahri.
C. Perumpamaan Hari Kebangkitan
Allah SWT berfirman dalam QS. Fathir : 9
“Dan Allah, Dialah yang mengirimkan angin; lalu angin itu menggerakkan awan,
Maka Kami halau awan itu kesuatu negeri yang mati lalu Kami hidupkan bumi
setelah matinya dengan hujan itu. Demikianlah kebangkitan itu.”
Dalam ayat ini Allah memberikan gambaran peristiwa dibangkitkannya manusia
dari alam kubur. Melalui ayat ini juga Allah menunjukan tentang adanya hari
kembali. Hari kembali adalah dihidupkannya bumi setelah matinya. Allah
mengingatkan kepada hamba-Nya untuk merenungi makna dari ayat di atas. Karena
sesungguhnya dahulu bumi itu gersang, tidak ada satu pun tumbuhan yang tumbuh.
Lalu Allah mengirimkan awan yang membawa air dan menurunkan air itu ke bumi
maka hiduplah bumi itu dan menumbuhkan berbagai macam tumbuhan. Demikian
pula jasad-jasad manusia, jika Allah hendak membangkitkan dan mengeluarkannya.
Allah menurunkan hujan dari bawah „Arsy yang merata ke seluruh bumi. Kemudian
jasad - jasad itu keluar dari dalam kuburnya seperti biji yang tumbuh dari tanah.
Dalam sebuah hadits disebutkan “setiap anak adam akan binasa, kecuali tulang
ekornya. Darinya ia diciptakan dan darinya pula ia akan disusun (dihidupkan
kembali ).
Sebuah hadits yang diriwayatkan dari Abu Ruzain al Uqaili bahwa ia bertanya
kepada Rasulullah tentang bagaimana cara Allah menghidupkan orang mati dan apa
tanda-tandanya pada makhluk. Rasulullah menjawab “Wahai Abu Ruzain, pernahkah
engkau melalui sebuah lembah kaummu yang gersang, kemudian kamu melaluinya
kembali dalam keadaan subur dan menghijau?” kemudian Abu Ruzain menjawab
“pernah”. Rasulullah berkata “ begitulah Allah menghidupkan orang yang sudah mati
“.
Dalam tafsir Al Misbah dijelaskan adanya persamaan pergerakan awan dengan
hari kebangkitan, adalah bahwa pada pergerakan awan itu terjadi penghimpunan
partikel-partikel air yang kemudian mejadi hujan, sedangkan pada hari kebangkitan
akan terjadi penghimpunan manusia dan Allah menggiring dan menggerakan manusia
menuju Padang Mahsyar untuk mendapatkan balasan dari Allah ditempatkan disurga
atau di neraka.
Ayat –ayat sebelumnya telah menegaskan tentang kebenaran janji Allah, serta
ketidaksamaan siapa yang percaya dan durhaka dalam balasan dan ganjaran yang
akan mereka terima di hari Akhir. Dan di ayat 9 ini membuktikan keniscayaan hari
kebangkitan itu dengan sebuah perumpaan. Ayat menyatakan bahwa janji Allah
pastilah benar dan Allah maha kuasa yang dapat mengirimkan angin dan
menggerakan awan ke suatu negeri yang gersang dan turunlah hujan kemudian
tumbuhlah tumbuhan di tanah yang gersang tersebut sebuah perumpaan bagi hari
kebangkitan manusia dari tanah kelak.
Menurut Imam Ibnu Katsir menjelaskan tentang hari kebangkitan sering kali
disandarkan pada bukti dihidupkannya kembali bumi setelahnya mati, bumi yang
pada mulanya gersang tanpa tanaman kemudian Allah menurunkan hujan dan bumi
kembali subur serta tumbuhlah tanaman-tanaman seperti yang dijelaskan pada
permulaan surat al Hajj ayat 526 Artinya:
“Hai manusia, jika kamu dalam keraguan tentang kebangkitan (dari kubur), Maka
(ketahuilah) Sesungguhnya Kami telah menjadikan kamu dari tanah, kemudian dari
setetes mani, kemudian dari segumpal darah, kemudian dari segumpal daging yang
sempurna kejadiannya dan yang tidak sempurna, agar Kami jelaskan kepada kamu
dan Kami tetapkan dalam rahim, apa yang Kami kehendaki sampai waktu yang sudah
ditentukan, kemudian Kami keluarkan kamu sebagai bayi, kemudian (dengan
berangsur- angsur) kamu sampailah kepada kedewasaan, dan di antara kamu ada yang
diwafatkan dan (adapula) di antara kamu yang dipanjangkan umurnya sampai pikun,
supaya Dia tidak mengetahui lagi sesuatupun yang dahulunya telah diketahuinya. dan
kamu Lihat bumi ini kering, kemudian apabila telah Kami turunkan air di atasnya,
hiduplah bumi itu dan suburlah dan menumbuhkan berbagai macam tumbuh-
tumbuhan yang indah. Ayat ini sebagai bukti yang Allah tunjukkan untuk orang-
orang yang tidak percaya akan hari kebangkitan dan menganggap hari kebangkitan
mustahil terjadi serta tulang belulang yang telah menjadi tanah tidak mungkin bisa
bersatu kembali seperti manusia sediakala. Oleh karena itu dengan ayat ini Allah
menunjukkan bukti adanya hari kiamat dan hari kebangkitan dengan dua peristiwa
yang pertama melalui kejadian diri mereka sendiri, mulai dari dalam kandungan,
tumbuh dewasa dan kemudian mati.
Dan peristiwa yang kedua dengan bumi yang tandus dan kering kemudian Allah
turunkan hujan sehingga tumbuhlah tanaman-tanaman dengan bermacammacam
warna sehingga menutupi permukaan tanah yang semula tandus. Maka inilah
kekuasaan Allah untuk menciptakan dan membangkitkan makhluknya. Sesungguhnya
penciptaan ulang adalah hal yang sangat mudah bagi Allah.
Manusia dibangkitkan melalui tulang belulangnya dan mereka berkata: "Apakah
bila Kami telah menjadi tulang belulang dan benda-benda yang hancur, apa benar-
benarkah Kami akan dibangkitkan kembali sebagai makhluk yang baru?"(QS. al Isra
ayat 49). Kata Kholqan adalah bentuk mashdar dari khalaqa –yakhliku kholqan yang
berarti membuat, menjadikan dan menciptakan. Kata khalqan yang pada mulanya
berarti ciptaan berubah menjadi makhluk. Oleh karena itu semua ciptaan Allah
disebut sebagai makhluk. Dalam ayat ini kata khalqan ditambahkan dengan isim fa‟il
yang berarti “yang baru”. Maka Kholqan Jadiidan bermakna makhluk yang baru.
Maksud dari ayat ini adalah semua mahkluk pada hari kiamat, setelah menjadi
tulangbelulang yang hancur akan dibangkitkan kembali seperti makhluk yang baru.
Kaum musyrikin yang mengingkari hari kebangkitan tidak percaya bahwa tulang-
belulang mereka akan dibangkitkan kembali. Karena menurut mereka tulang belulang
yang sudah hancur dan bercampur dengan bumi tidak akan bisa menjadi makhluk
kembali. Pendapat mereka ini disebabkan mereka menolak kerasulan Nabi
Muhammad saw. Serta mereka menyamakan kemampuan mereka dengan kekuasaaan
Allah.
Pada ayat-ayat sebelumnya Allah telah menjelaskan terhadap Rasul tentang
keingkaran kaum musyrikin Mekkah terhadap keEsaan Allah dan kerasulan Nabi
Muhammad. Maka pada ayat ini Allah menjelaskan keingkaran mereka kepada hari
kiamat dan hari kebangkitan serta pembalasan terhadap semua amal perbuatan
mereka selama di dunia.30 Allah menjelaskan juga pada Surat An Nazi‟at ayat 10-
12 : (orang-orang kafir) berkata: "Apakah Sesungguhnya Kami benar-benar
dikembalikan kepada kehidupan semula. Apakah (akan dibangkitkan juga) apabila
Kami telah menjadi tulang belulang yang hancur lumat? mereka berkata: "Kalau
demikian, itu adalah suatu pengembalian yang merugikan". Kata Nakhiratun terambil
dari kata nakhara yang berarti lubang yang dalam sehingga bila ditiup angin terdengar
suara berdesing keluar darinya. Jika tulang belulang dilukiskan dengan kata tersebut,
maka yang dimaksud adalah kerapuhannya sehingga tersentuhn sedikit saja ia hancur,
bahkan tanpa disentuh pun ia akan lumat denngan sendirinya.
Kaum musyrikin dan orang-orang yang mengingkari hari kebangkitan tidak
percaya akan dibangkitkannya manusia yang tulang belulangnya sudah hancur.
Mereka tidak percaya adakah yang dapat membangkitkan tulang belulang yang sudah
bercampur menjadi tanah.
Apabila kami benar-benar akan dikembalikan hidup dan dibangkitkan kembali
pada hari kiamat, maka pastilah kami akan sangat merugi karena telah mendustakan
berita yang dibawa Muhammad. Oleh karena itu kami akan ditimpa segala apa yang
pernah dikatakan Nabi Muhammad. Perkataan yang mereka ucapkan bertujuan untuk
mengejek dan menghina Nabi Muhammad. Kemudian Allah membantah perkataan
mereka pada ayat selanjutnya.
Allah berfirman surat Yasiin ayat 78-79 : dan ia membuat perumpamaan bagi
kami; dan Dia lupa kepada kejadiannya; ia berkata: "Siapakah yang dapat
menghidupkan tulang belulang, yang telah hancur luluh?"Katakanlah: "Ia akan
dihidupkan oleh Tuhan yang menciptakannya kali yang pertama. dan Dia Maha
mengetahui tentang segala makhluk. Kemudian Allah membantah segala keingkaran
kaum musyrikin terhadap hari kebangkitan dalam Surat al Qiyamah ayat 3-4.
Artinya:
“Apakah manusia mengira, bahwa Kami tidak akan mengumpulkan (kembali)
tulang belulangnya? Bukan demikian, sebenarnya Kami Kuasa menyusun (kembali)
jari jemarinya dengan sempurna.”
Ayat ini diungkapkan dengan sebuah pertanyaan yang mengandung makna agar
manusia memikirkan persoalan mati dan adanya hari kebangkitan dengan sungguh-
sungguh.34 Diriwayatkan bahwa ayat ke 3 dan 4 turun dikarenakan ulah dua orang
yang bernama Adiyy bin Abi Rabi‟ah bersama Akhnasy bin Syraiq. Adiyy pernah
menjumpai Rasulullah dengan bertanya “hai Muhammad tolong ceritakan kepadaku
kapan datang hari kiamat dan bagaimana keadaan manusia saat itu?” Rasulullah
menceritakan dengan apa adanya. Adiyy menjawab “Demi Allah andaikata aku
melihat dengan mata kepalaku sendiri akan hari itu, aku juga tidak akan
membenarkan ucapanmu itu dan aku juga tidak percaya kepada mu dan kepada hari
kiamat itu. Apakah mungkin Muhammad Allah sanggup mengumpulkan kembali
tulang belulang manusia. Kemudian turunlah ayat ke 4 dan menegaskan kekuasaan
Allah sebagai jawaban terhadap pertanyaan Adiyy bin Rabi‟ah dan orang-orang yang
besikap seperti dia.
D. Peristiwa Hari Kebangkitan
Maka mereka akan bertanya: "Siapa yang akan menghidupkan Kami kembali?"
Katakanlah: "Yang telah menciptakan kamu pada kali yang pertama". Lalu mereka
akan menggelenggelengkan kepala mereka kepadamu dan berkata: "Kapan itu (akan
terjadi)?" Katakanlah: "Mudah-mudahan waktu berbangkit itu dekat", Yaitu pada hari
Dia memanggil kamu, lalu kamu mematuhi-Nya sambil memuji-Nya dan kamu
mengira, bahwa kamu tidak berdiam (di dalam kubur) kecuali sebentar saja(QS. al
Isra ayat 51-52) Ayat ini berhubungan erat dengan ayat sebelumnya bahwa Allah
sangat mampu untuk membangkitkan manusia dan menngembalikan tulang belulang
yang sudah hancur menjadi seperti semula. Dalam ayat ini Allah memerintahkan
Rasul untuk memberikan jawaban dan menerangkan kapada kaum musyrikin Mekkah
bahwa Allah berkuasa untuk membangkitkan manusia seperti saat pertama kali
manusia diciptakan. Akan tetapi mereka tetap menolak. Bahkan mereka
mempertanyakan kapan terjadinya hari kiamat dan hari kebangkitan. 35 Ibid. h. 441
59 Pada ayat selanjutnya dijelaskan bahwa hari kebangkitan adalah hari ketika Allah
memanggil semua manusia, lalu mereka akan mematuhi panggilan tersebut. Lalu
mereka bangkit dari kuburnya dengan memuji-Nya yang telah membangkitan mereka
sesuai dengan janji yang telah ditetapkan. Seperti yang telah dijelaskan sebelumnya,
bahwa ayat-ayat ini sangat berhubungan erat dengan ayat sebelumnya surat al Isra
ayat 49, yang menceritakan bahwa Allah sangat berkuasa untuk membangkitkan
manusia dan mengumpulkan tulang belulang yang telah hancur menjadi mahkluk
sedia kala. Peristiwa ini juga dijelaskan dalam surat Qaaf ayat 41- 42: Artinya: “Dan
dengarkanlah (seruan) pada hari penyeru (malaikat) menyeru dari tempat yang dekat.
(yaitu) pada hari mereka mendengar teriakan dengan sebenarbenarnya Itulah hari ke
luar (dari kubur)”. Pada saat dibangkitkan dari kubur, mereka mengira bahwa mereka
hidup di dunia tidak lama, tetapi hanya sebentar saja. Seperti dalam firman Allah
surat an Nazi‟at ayat 46 : Artinya: “Pada hari mereka melihat hari berbangkit itu,
mereka merasa seakan-akan tidak tinggal (di dunia) melainkan (sebentar saja) di
waktu sore atau pagi hari”. Allah juga berfirman dalam surat An-Naba ayat 38, 39,40,
Artinya: “Bagaimana suasana pada saat hari kebangkitan, pada hari, ketika ruh dan
Para Malaikat berdiri bershaf- shaf, mereka tidak berkata-kata, kecuali siapa yang
telah diberi izin kepadanya oleh Tuhan yang Maha Pemurah; dan ia mengucapkan
kata yang benar. Itulah hari yang pasti terjadi. Maka Barangsiapa yang menghendaki,
niscaya ia menempuh jalan kembali kepada Tuhannya. Sesungguhnya Kami telah
memperingatkan kepadamu (hai orang kafir) siksa yang dekat, pada hari manusia
melihat apa yang telah diperbuat oleh kedua tangannya; dan orang kafir
berkata:"Alangkah baiknya Sekiranya dahulu adalah tanah".” Wahbah Zuhaili
menafsirkan, pada hari kiamat keagungan Allah akan dapat dilihat oleh seluruh
makhluk. Bahkan seluruh malaikat tidak mampu berbicara pada hari tersebut. Kecuali
dengan dua syarat, yang pertama diizinkan dengan syafaat dan yang kedua berkata
benar, sebagaimana firman Allah: Artinya: “Pada hari itu tidak berguna syafa'at,
kecuali (syafa'at) orang yang Allah Maha Pemurah telah memberi izin kepadanya,
dan Dia telah meridhai perkataannya”. (Thahaa: 109) kemudian di ayat 40 Allah
menegaskan kepada penduduk Mekkah dan orangorang kafir, sesungguhnya Allah
memperingati akan datangnya azab yang sudah dekat. Hari tersebut akan datang
dalam waktu dekat, karena sesuatu yang akan datang itu adalah dekat. Maksudnya
dalam waktu dekat ialah bahwa setiap orang akan melihat perbuatan baik dan
buruknya selama hidup di dunia, yang di jelaskan dalam surat an Nazi‟at ayat 46:37

4. Perhitungan amal manusia

Sumber : https://kumparan.com/berita-hari-ini/arti-yaumul-hisab-hari-perhitungan-
seluruh-amalan-manusia-1unVcn8CH6k/full

Kelak setelah terjadinya kiamat, manusia akan dipertemukan dengan yaumul hisab.
Setiap manusia akan dimintai pertanggungjawabannya oleh Allah SWT atas segala amalan yang
pernah dilakukan semasa hidupnya.
Proses setelah terjadinya hari kiamat akan melalui beberapa tahap. Hingga sampailah
pada hari di mana manusia berkumpul di Padang Mahsyar untuk dihitung amalnya atau dikenal
dengan yaumul hisab.
Di sinilah nasib manusia akan ditentukan. Jika lebih berat amal baiknya, balasan yang
akan diterima berupa surga. Sebaliknya, jika amalan buruk lebih berat, neraka dengan segala
azab yang sangat pedih adalah balasannya.
Lantas apa itu Yaumul Hisab? Berikut penjelasan lengkapnya.
Arti Yaumul Hisab
Secara bahasa, kata “hisab” (‫ )الحساب‬berarti menghitung. Sementara arti lengkap yaumul
hisab adalah hari perhitungan di mana Allah memperlihatkan kepada hamba-Nya tentang
amalan-amalan mereka. Allah SWT berfirman:
)26( ‫) ثُ َّم إِ َّن َعلَ ْينَا ِح َسابَهُ ْم‬25( ‫إِ َّن إِلَ ْينَا ِإيَابَهُ ْم‬
“Sungguh, kepada Kami-lah mereka kembali. Kemudian sesungguhnya (kewajiban) Kami-lah
membuat perhitungan atas mereka.” (QS. Al-Ghasyiyah: 25 – 26)
Ketika itu amalan baik serta amalan buruk yang telah dilakukan seseorang di dunia akan
diperlihatkan dan diperhitungkan. Tujuannya untuk menentukan apakah seseorang berhak
mendapatkan keridhoan Allah atau justru kemurkaan dari-Nya.
Umat Nabi Muhammad SAW memang umat terakhir yang muncul di dunia. Namun,
manusia adalah umat pertama yang akan dihisab oleh Allah. Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa
sallam bersabda:
‫نَحْ نُ اآل ِخرُونَ السَّابِقُونَ يَوْ َم ْالقِيَا َم ِة‬
“Kita adalah orang-orang yang belakangan, namun terdahulu pada hari kiamat.
Amalan Pertama yang Dihisab
1. Sholat
Amalan yang pertama kali dihisab adalah sholat karena berkaitan dengan hak Allah SWT.
Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda:
‫خَس َر‬ ْ ‫ت فَقَ ْد أَ ْفلَ َح َوأَ ْن َج َح َوإِ ْن فَ َسد‬
َ َ‫َت فَقَ ْد خ‬
ِ ‫اب َو‬ ْ ‫صلُ َح‬ َ ‫إِ َّن أَو ََّل َما يُ َحا َسبُ بِ ِه ْال َع ْب ُد يَوْ َم ْالقِيَا َم ِة ِم ْن َع َملِ ِه‬
َ ‫صالَتُهُ فَإ ِ ْن‬
“Sesungguhnya amalan hamba yang pertama kali dihisab pada hari kiamat adalah sholatnya. Jika
sholatnya baik maka dia pasti beruntung. Namun jika rusak sholatnya maka dia pasti merugi.”
2. Masalah Darah
Sedangkan amalan yang kedua berkaitan dengan hak sesama manusia, yaitu hubungan manusia
satu dengan manusia lainnya selama di dunia. Rasulullah shallallahu ‘alaihi wassalam bersabda:
‫اس يَوْ َم ْالقِيَا َم ِة فِى ال ِّد َما ِء‬ َ ‫أَ َّو ُل َما يُ ْق‬
ِ َّ‫ضى بَ ْينَ الن‬
“Yang pertama kali diadili di antara manusia pada hari kiamat adalah tentang urusan darah.”

(Sumber: https://muslim.okezone.com/read/2020/08/12/330/2261182/7-perkara-ditanya-allah-ke-
manusia-di-yaumul-hisab-ini-rinciannya?page=2)

Hisab memiliki dua pengertian menurut istilah akidah, pertama al - 'aradh (penampakan
dosa dan pengakuan) dan munaqasyah (diperiksa secara sungguh - sungguh).
Ibnu Taimiyah menyatakan bahwa hisab dapat dimaksudkan sebagai perhitungan antara
amal kebajikan dan amal keburukan, dan di dalamnya terkandung pengertian munaqasyah
dengan maksud pengertian pemaparan dan pemberitahuan amalan terhadap pelakunya. Dalam Al
- Qur'an surat an - Nahl (16) ayat 93 yang artinya, "...Tetapi kamu pasti akan ditanya tentang apa
yang telah kamu kerjakan."
Berikut 7 perkara yang akan ditanyakan oleh Allah Subhanahu Wa Ta'ala saat Yaumul Hisab.
1. Tentang agama dan Alqur'an
Islam adalah agama yang diridhai oleh Allah. Ketauhid-an akan dijadikan patokan dari segala
amal perbuatan yang ada. Apabila ia tidak mengimani Allah dan Alqur'an, maka manusia tidak
akan selamat untuk sampai ke surga. Hal ini terdapat dalam Alqur'an Surat Az-Zukhruf (43) ayat
43 - 44 yang artinya,
"Maka berpegang teguhlah engkau kepada (agama) yang telah diwahyukan kepadamu. Sungguh,
engkau berada di jalan yang lurus. Dan sungguh, Alqur'an itu benar - benar suatu peringatan
bagimu dan bagi kaummu, dan kelak kamu akan diminta pertanggungjawaban.
2. Tentang kekafiran dan kesyirikan
Manusia yang tidak mempercayai adanya Allah dan merupakan penyembah berhala, mereka
akan mendapat azab yang pedih dikarena kekafiran dan kesyirikannya. Allah pasti akan
menanyakan tentang kedua hal tersebut.
Hal ini terdapat dalam Alqur'an surat An-Nahl (16) ayat 56 yang artinya, "Dan mereka
menyediakan sebagian dari rezeki yang telah Kami Berikan kepada mereka, untuk berhala -
berhala yang mereka tidak mengetahui (kekuasaannya). Demi Allah, kamu pasti akan ditanyai
tentang apa yang telah kamu ada - adakan."
Baca juga:  Ini Dosa bagi Perempuan yang Mengumbar Aurat dan Berpakaian Ketat
Kemudian, Allah menghinakan mereka sebagaimana dalam Alqur'an surat An-Nahl (16) ayat 27
yang artinya,
"Kemudian Allah Menghinakan mereka pada hari kiamat, dan Berfirman, "Di manakah sekutu -
sekutu-Ku itu yang (karena membelanya) kamu selalu memusuhi mereka (nabi - nabi dan orang
yang beriman)?" Orang-orang yang diberi ilmu berkata, "Sesungguhnya kehinaan dan azab pada
hari ini ditimpakan kepada orang yang kafir."
3. Tentang kebohongan mereka
Manusia yang tidak mengimani Allah sebagai Tuhan Yang Agung, mereka menganggap bahwa
para malaikat adalah perempuan. "Orang - orang musyrik jahiliyah mengatakan malaikat itu
perempuan," ujar Ustadz Abdul Somad dalam sebuah ceramahnya yang dikutip pada Rabu
(12/8/2020).
Allah juga menerangkan bahwa manusia yang menganggap malaikat sebagai anak perempuan-
Nya, mereka telah berdosa besar. Hal ini terkandung dalam Alqur'an Surah Al-Isra (17) ayat 40
yang artinya,
"Maka apakah pantas Tuhan Memilihkan anak laki - laki untukmu dan Dia mengambil anak
perempuan dari malaikat? Sungguh, kamu benar - benar mengucapkan kata yang besar
(dosanya)."
4. Tentang kenikmatan di dunia
 
Pada hari itu, manusia akan ditanyakan untuk apa harta yang diberikan kepadanya. Apakah
mereka menghambur - hamburkan, bermegah - megahan, atau untuk sesuatu hal yang
bermanfaat.
Alqur'an surat At-Takatsur (102) ayat 8 menerangkan yang artinya, "kemudian kamu benar -
benar akan ditanya pada hari itu tentang kenikmatan (yang megah di dunia itu)."
Diriwayatkan oleh Abu Hurairah Radhiyallahu 'Anhu, bahwa Rasulullah Shallallahu 'Alaihi
Wasallam bersabda, "Hal pertama yang akan ditanyakan pada hari kiamat adalah kenikmatan di
dunia, dan seorang hamba akan ditanya, "Bukankah Kami telah menyehatkan badanmu dan
melepaskan dahagamu dengan air yang dingin?" (HR. At - Tirmidzi)
5. Tentang janji-janji dan kesepakatan
 
Sesungguhnya, segala janji dan kesepakatan akan dimintai pertanggung jawaban. Alqur'an surat
Al - Isra (17) ayat 34 menjawab yang artinya,
"Dan janganlah kamu mendekati harta anak yatim, kecuali dengan cara yang lebih baik
(bermanfaat) sampai dia dewasa, dan penuhilah janji, karena janji itu pasti diminta
pertanggungjawabannya."
6. Tentang penyesatan terhadap orang lain
Selama hidup, sebagai manusia yang bertakwa haruslah pandai dalam memilih pemimpin atau
karibnya. Karena apabila pemimpin atau karibnya tersebut berbuat semena-mena dan
pengikutnya tidak mengetahui, maka mereka telah menyesatkan pengikutnya.
Alqur'an Surat Al-Isra (17) ayat 36 menerangkan yang artinya, "Dan janganlah kamu mengikuti
sesuatu yang tidak kamu ketahui. Karena pendengaran, penglihatan, dan hati nurani, semua itu
akan dimintai pertanggungjawaban."
Lalu dalam Alqur'an surat Al-'Ankaabut (29) ayat 13, Allah berfirman yang artinya, "Dan
mereka benar-benar akan memikul dosa-dosa mereka sendiri, dan dosa-dosa yang lain bersama
dosa mereka, dan pada hari kiamat mereka pasti akan ditanya tentang kebohongan yang selalu
mereka ada-adakan."
7. Ilmu pengetahuan, penglihatan dan hati
Segala sesuatu yang ada dalam tubuh makhluk bernyawa, pasti akan dimintai
pertanggungjawaban, untuk apa mereka menggunakannya.
Alqur'an surat Al-Isra (17) ayat 36 menerangkan yang artinya, "Dan janganlah kamu mengikuti
sesuatu yang tidak kamu ketahui. Karena pendengaran, penglihatan, dan hati nurani, semua itu
akan dimintai pertanggungjawaban."
Dalam buku Detik - Detik Menjelang Hisab karya Junaidi Ahmad, Ibnu Katsir menjelaskan
bahwa, "Qatadah berkata, "Jangan katakan "Aku melihat", padahal engkau tidak melihatnya;
atau "Aku mendengar", padahal engkau tidak mendengarnya; atau "Aku mengerti", padahal
engkau tidak mengerti. Sesungguhnya Allah akan menanyakan itu semua padamu."
Dalam tafsir Ibnu Katsir di atas, Allah melarang perkataan tanpa dasar ilmu pengetahuan, apalagi
jika perkataan itu didasari oleh prasangka yang hanya khayalan atau imajinasi belaka.
Allah berfirman dalam Al - Qur'an surat Al - Hujurat (49) ayat 12 yang artinya, "Wahai orang -
orang yang beriman! Jauhilah banyak dari prasangka, sesungguhnya sebagian dari prasangka itu
dosa.."
Manusia yang cerdas adalah manusia yang pandai mempersiapkan kematiannya. Sebelum nyawa
sampai kerongkongan, kembalilah kepada Allah dengan sungguh - sungguh. Niscaya, akan
selamat saat hari perhitungan tiba.
(Sumber: https://www.dream.co.id/orbit/2-cara-perhitungan-amal-manusia-di-hari-kiamat-kelak-
170113l.html)

Ada 2 cara perhitungan amal manusia kelak di hari kiamat yang perlu kita ketahui agar kita
selalu menabung amal baik sebagai bekal kehidupan akhirat kelak.

Layaknya pengadilan di dunia, Allah juga memiliki pengadilan untuk memperhitungkan seluruh
amal manusia. Ternyata, ada beberapa cara Allah dalam menghitung amal manusia.
Sebagaimana yang ada dalam kitab " Bahjatunnufuus" dimana ada dua cara perhitungan amal
manusia, yaitu:

1. Dengan cara sembunyi-sembunyi

Perhitungan amal ini dilakukan secara sembunyi-sembunyi di Mahkamah Illahi. Seluruh


kesalahan dan dosa-dosa yang sekiranya dapat membinasakan, maka Allah akan
menyembunyikannya di balik tirai.

Oleh karena itu, beruntunglah seorang hamba yang telah disucikan oleh Allah dari segala dosa
yang sudah dilakukannya. Karena Allah telah memaafkannya sementara mereka sendiri tidak
mengetahuinya.

2. Dengan cara terang-terangan

Semua amal baik dan buruk, baik dosa besar ataupun kecil akan dihadapkan pada mereka yang
melakukannya. Semua itu akan diperhitungkan dengan begitu teliti sehingga tidak akan ada dosa
atau kebaikan sebesar dzarah sekalipun yang terlewatkan.

Apabila kita ingin jenis pengadilan yang pertama dimana semua kesalahan dan dosa kita ditutupi
oleh Allah maka Rasulullah pun bersabda, tidaklah seseorang yang menutupi aib manusia
lainnya di dunia melainkan Allah akan menutupi aibnya di hari akhir kelak yaitu yaumul hisab
dan dalilnya.

5. Tanda-tanda kiamat

SUMBER: https://www.merdeka.com/trending/perbedaan-kiamat-sugra-dan-kubra-
beserta-tandanya-yang-perlu-dipahami-kln.html?page=6
Perbedaan kiamat sugra dan kubra secara umum dapat diketahui pada QS.
Qiyamah. Perbedaannya yang jelas yakni mengenai ruang lingkupnya. Perbedaan kiamat
sugra dan kubra ini dapat diamati dengan kiamat sugra yang sering terjadi di sekeliling
kita.
Kiamat sugra ini merupakan kiamat yang sering dikaitkan dengan meninggalnya
seseorang. Sementara itu, secara umum kiamat kubra dapat dikatakan dengan kiamat
besar yang menjadi penanda akhir kehidupan seluruh manusia di dunia.

Perbedaan kiamat sugra dan kubra dapat dilihat dari tanda-tandanya. Tanda-tanda dari
kiamat sugra ini sangatlah banyak dan bahkan telah terjadi sejak zaman Rasulullah SAW dan
para sahabat.

Datangnya dan wafatnya Rasulullah juga merupakan salah satu tanda-tanda kiamat kecil
yang ada. Berikut beberapa tanda-tanda kiamat sugra berdasarkan Alquran dan hadist.

1. Munculnya banyak pembunuhan.


2. Waktu yang terasa semakin singkat.
3. Berlomba-lomba meninggikan bangunan.
4. Sering terjadi bencana alam yang meliputi tanah longsor, gempa, dan sebagainya.
5. Bulan sabit yang terlihat besar.
6. Munculnya gaya hidup mewah dan manja di kalangan umat Islam.
7. Negara Arab yang menjadi padang rumput dan terdapat sungai.
8. Manusia yang mewarnai rambut dengan cat hitam.
9. Orang baik yang senantiasa berkurang.
10. Orang jahat yang senantiasa bertambah.
11. Adanya pria yang menyerupai wanita dan sebaliknya.

Sementara itu, perbedaan kiamat sugra dan kubra juga dapat dilihat dari tanda-tanda kiamat
kubra yang lebih dahsyat daripada kiamat sugra sebagai hari akhir umat manusia di bumi. Sesuai
dengan hadist, Rasulullah pernah mengatakan sebagaimana berikut ini.

“Tidak akan terjadi hari kiamat sehingga kamu melihat sebelumnya sepuluh macam tanda-
tandanya, asap, dajjal, binatang besar, matahari yang terbit dari tempat tenggelamnya, turunnya
Isa bin Maryam Alaihisalam, adanya Ya’juj dan Ma’juj, tiga kali gempa bumi yang ada di timur,
barat, dan Semenanjung Arab, serta api yang keluar dari arah negeri Yaman yang akan membuat
manusia ke Padang Mahsyar mereka.” (HR. Muslim).

Berdasarkan dari sabda Rasulullah SAW, tanda-tanda kiamat kubra yakni sebagai berikut,

1. Munculnya asap.
2. Munculnya Dajjal sebagai musuh terakhir umat manusia.
3. Munculnya binatang besar.
4. Matahari yang terbit dari arah barat.
5. Turunnya Nabi Isa AS sebagai penyelamat umat manusia.
6. Adanya suku Ya’juj dan Ma’juj yang merusak kehidupan di bumi.
7. Tiga peristiwa penenggelaman bumi.
8. Munculnya api yang mengumpulkan manusia.

Agar senantiasa selamat dari bencana akhir zaman, ada baiknya kita senantiasa
memperbanyak amalan dan berbuat baik kepada sesame. Selain itu, perbanyak doa dan dzikir
dengan niat untuk meminta keselamatan kepada Allah SWT dari hari akhir. Berikut doanya.
“Astaghfirullahal ‘adzim li waliwa lidayya wa lilmukminina wal mukminati wal muslimina
wal muslimati al ahyaa I minhum wal amwati.”

Artinya:
“Saya memohon ampun kepada Allah Yang Maha Agung untuk diriku, kedua orangtuaku, untuk
orang-orang mukmin laki-laki dan perempuan, orang-orang muslim laki-laki dan perempuan,
baik yang masih hidup ataupun yang sudah meninggal.”

Itulah perbedaan kiamat sugra dan kubra yang perlu diketahui untuk meningkatkan iman
dan takwa sebagai umat Islam.

Anda mungkin juga menyukai