Anda di halaman 1dari 10

Pengertian dan Hikmah Iman kepada Hari Akhir – Secara umum, pengertian

hari akhir atau hari kiamat menurut agama Islam adalah hari hancurnya semua
alam semesta ini beserta seluruh kehidupan yang ada di dalamnya. Iman
kepada hari akhir adalah percaya dan meyakini bahwa seluruh alam, termasuk
dunia dan seisinya, akan mengalami kehancuran.
Bagi umat Islam, memercayai hari akhir merupakan rukun iman kelima. Umat
Islam wajib percaya dan yakin bahwa hari itu pasti akan datang. Kelak manusia
akan dibangkitkan kembali dari kubur untuk menerima pengadilan Allah SWT.

Dalil mengenai hari akhir tercantum dalam Al-Qur’an Surah Al-Hajj ayat ke-7
yang berbunyi sebagai berikut.

“Dan sesungguhnya, (hari) kiamat itu pasti datang terjadi, tidak ada keraguan
kepadanya. Dan sungguh, bahwasanya Allah SWT akan membangkitkan semua
orang yang ada di dalam kubur“.
Ayat ini menegaskan bahwa hari akhir itu bukanlah omong kosong, tetapi
kejadian yang benar adanya. Hanya saja, manusia tidak ada yang tahu waktu
terjadinya. Ini adalah rahasia Allah SWT dan hanya Dia sajalah yang tahu.
Ketika kiamat tiba, bumi akan hancur, semua makhluk mati, lalu Allah SWT
menghidupkan kembali manusia dari dalam kubur.
Lalu, apakah pengertian dari hari akhir? Apa sajakah tanda-tandanya menurut
Islam? Apa sajakah hikmah yang terkandung di dalamnya? Mari kita simak
konten edukasi dan materi pendidikan agama Islam tentang hari akhir yang
diambil dari berbagai sumber berikut. Etimologi dan Pengertian Hari Akhir
Al-Qiyāmah (hari kebangkitan) adalah kebangkitan seluruh umat manusia dari
Adam As hingga manusia terakhir. Ajaran ini sebenarnya diyakini oleh umat
tiga agama samawi, yaitu Islam, Kristen dan Yahudi. Al-Qiyāmah juga
merupakan nama surah ke-75 di dalam kitab suci Al-Qur’an.
Kalimat kiamat di dalam bahasa Indonesia berarti “hari kehancuran dunia”.
Kata ini diserap dari bahasa Arab yaum al-qiyamah, yang arti sebenarnya
adalah “hari kebangkitan umat”. Adapun kalimat hari kiamat (kehancuran alam
semesta beserta isinya) dalam bahasa Arab adalah as-saa’ah.
Menurut bahasa, yaum al-qiyamah berarti “hari kebangkitan umat”. Kalimat
tersebut terdiri atas tiga suku kata, yaitu: • Yaum (‫ )يوم‬berarti hari,
masa, atau periode;
* Qiyam (‫ )قيام‬berarti tegak, bangkit, dan berdiri;
* `Ummah (‫ )أمة‬berarti umat atau bangsa.
Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI) mendefinisikan kiamat berarti akhir
zaman (dunia seisinya rusak binasa dan lenyap). Berdasarkan definisi tersebut,
kiamat dapat diartikan sebagai proses berakhirnya keseluruhan alam semesta
beserta segala isinya.
Secara istilah, yaumul qiyamah sering diartikan hari kiamat (kehancuran alam
semesta beserta isinya). Yaumul qiyamah sama halnya dengan yawm ad-din
yang artinya suatu periode (masa) ketika terjadi kebangkitan sebuah
komunitas umat manusia, yang hidup berdasarkan dinullah (agama Allah SWT).
Serangkaian dari kisah ini menurut pemahaman umum adalah penghancuran
dari semua makhluk, kebangkitan makhluk yang telah mati, dan penghakiman
untuk seluruh makhluk. Tidak ada satu pun makhluk yang mengetahuinya,
tetapi Allah SWT memberikan tanda-tanda kecil dan tanda-tanda besar yang
akan terjadi mendekati waktu qiyamah (kehancuran). Setelah terjadi
kehancuran, para makhluk menjalani fase yawm al-mahsyar, yaitu hari
berkumpul di Padang Mahsyar. Fase selanjutnya adalah yawm ad-din, yaitu
hari penghakiman atau hari ketika Allah SWT memutuskan semua perbuatan
makhluk-Nya. Berdasarkan penjelasan di atas, dapat dijelaskan bahwa iman
kepada hari akhir adalah memercayai dan meyakini bahwa seluruh alam,
termasuk dunia dan seisinya, akan mengalami kehancuran. Hari akhir ditandai
dengan ditiupnya terompet Malaikat Israfil.
Hari akhir dapat dipahami sebagai hari berakhirnya kehidupan di dunia fana ini
dan memasuki awal kehidupan baru yang abadi di akhirat. Dijelaskan juga
bahwa pada hari itu daratan, lautan, dan benda-benda di langit porak-poranda.
Gunung-gunung meletus, hancur, dan berhamburan. Bumi berguncang dan
memuntahkan isi perutnya. Lautan meluap dan menumpahkan seluruh isinya.
Benda-benda yang ada di langit bergerak tanpa kendali. Bintang, planet, dan
bulan saling bertabrakan. Dengan demikian, mengimani hari akhir berarti
membenarkan dengan sepenuh hati bahwa setelah kehidupan di dunia ini akan
ada kehidupan lagi yang merupakan kehidupan yang sebenarnya dan bersifat
abadi. Pada saat itulah, manusia akan mendapatkan kepastian hidupnya,
berhasil dan berbahagia atau sebaliknya. Beriman kepada hari akhir juga harus
diikuti dengan beriman kepada kehidupan akhirat dan semua peristiwa yang
terjadi di dalamnya.
Dalil Hari Akhir
Salah satu dalil yang menjelaskan mengenai gambaran terjadinya hari akhir
ada di dalam Surah Al-Qari’ah ayat ke-1–11 yang berbunyi sebagai berikut.

Pengertian dan Hikmah Iman kepada Hari Akhir – Secara umum, pengertian
hari akhir atau hari kiamat menurut agama Islam adalah hari hancurnya semua
alam semesta ini beserta seluruh kehidupan yang ada di dalamnya. Iman
kepada hari akhir adalah percaya dan meyakini bahwa seluruh alam, termasuk
dunia dan seisinya, akan mengalami kehancuran.
Bagi umat Islam, memercayai hari akhir merupakan rukun iman kelima. Umat
Islam wajib percaya dan yakin bahwa hari itu pasti akan datang. Kelak manusia
akan dibangkitkan kembali dari kubur untuk menerima pengadilan Allah SWT.

Dalil mengenai hari akhir tercantum dalam Al-Qur’an Surah Al-Hajj ayat ke-7
yang berbunyi sebagai berikut.

“Dan sesungguhnya, (hari) kiamat itu pasti datang terjadi, tidak ada keraguan
kepadanya. Dan sungguh, bahwasanya Allah SWT akan membangkitkan semua
orang yang ada di dalam kubur“.
Ayat ini menegaskan bahwa hari akhir itu bukanlah omong kosong, tetapi
kejadian yang benar adanya. Hanya saja, manusia tidak ada yang tahu waktu
terjadinya. Ini adalah rahasia Allah SWT dan hanya Dia sajalah yang tahu.
Ketika kiamat tiba, bumi akan hancur, semua makhluk mati, lalu Allah SWT
menghidupkan kembali manusia dari dalam kubur.
Lalu, apakah pengertian dari hari akhir? Apa sajakah tanda-tandanya menurut
Islam? Apa sajakah hikmah yang terkandung di dalamnya? Mari kita simak
konten edukasi dan materi pendidikan agama Islam tentang hari akhir yang
diambil dari berbagai sumber berikut.
Etimologi dan Pengertian Hari Akhir
Dalil Hari Akhir
Nama-Nama Hari Kiamat dalam Al-Quran
Dua Macam Hari Kiamat
Hikmah Beriman kepada Hari Akhir
1. Bersikap Mawas Diri
2. Rendah Hati dan Tidak Sombong
3. Kesadaran untuk Taat Beribadah
4. Bertanggung Jawab
Rekomendasi Buku & Artikel Terkait
Kategori Ilmu Berkaitan Agama Islam
Materi Agama Islam

Etimologi dan Pengertian Hari Akhir


Al-Qiyāmah (hari kebangkitan) adalah kebangkitan seluruh umat manusia dari
Adam As hingga manusia terakhir. Ajaran ini sebenarnya diyakini oleh umat
tiga agama samawi, yaitu Islam, Kristen dan Yahudi. Al-Qiyāmah juga
merupakan nama surah ke-75 di dalam kitab suci Al-Qur’an.
Kalimat kiamat di dalam bahasa Indonesia berarti “hari kehancuran dunia”.
Kata ini diserap dari bahasa Arab yaum al-qiyamah, yang arti sebenarnya
adalah “hari kebangkitan umat”. Adapun kalimat hari kiamat (kehancuran alam
semesta beserta isinya) dalam bahasa Arab adalah as-saa’ah.
Menurut bahasa, yaum al-qiyamah berarti “hari kebangkitan umat”. Kalimat
tersebut terdiri atas tiga suku kata, yaitu:

* Yaum (‫ )يوم‬berarti hari, masa, atau periode;


* Qiyam (‫ )قيام‬berarti tegak, bangkit, dan berdiri;
* `Ummah (‫ )أمة‬berarti umat atau bangsa.
Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI) mendefinisikan kiamat berarti akhir
zaman (dunia seisinya rusak binasa dan lenyap). Berdasarkan definisi tersebut,
kiamat dapat diartikan sebagai proses berakhirnya keseluruhan alam semesta
beserta segala isinya.
Secara istilah, yaumul qiyamah sering diartikan hari kiamat (kehancuran alam
semesta beserta isinya). Yaumul qiyamah sama halnya dengan yawm ad-din
yang artinya suatu periode (masa) ketika terjadi kebangkitan sebuah
komunitas umat manusia, yang hidup berdasarkan dinullah (agama Allah SWT).
Serangkaian dari kisah ini menurut pemahaman umum adalah penghancuran
dari semua makhluk, kebangkitan makhluk yang telah mati, dan penghakiman
untuk seluruh makhluk. Tidak ada satu pun makhluk yang mengetahuinya,
tetapi Allah SWT memberikan tanda-tanda kecil dan tanda-tanda besar yang
akan terjadi mendekati waktu qiyamah (kehancuran).

Setelah terjadi kehancuran, para makhluk menjalani fase yawm al-mahsyar,


yaitu hari berkumpul di Padang Mahsyar. Fase selanjutnya adalah yawm ad-
din, yaitu hari penghakiman atau hari ketika Allah SWT memutuskan semua
perbuatan makhluk-Nya.

Berdasarkan penjelasan di atas, dapat dijelaskan bahwa iman kepada hari akhir
adalah memercayai dan meyakini bahwa seluruh alam, termasuk dunia dan
seisinya, akan mengalami kehancuran. Hari akhir ditandai dengan ditiupnya
terompet Malaikat Israfil.
Hari akhir dapat dipahami sebagai hari berakhirnya kehidupan di dunia fana ini
dan memasuki awal kehidupan baru yang abadi di akhirat. Dijelaskan juga
bahwa pada hari itu daratan, lautan, dan benda-benda di langit porak-poranda.
Gunung-gunung meletus, hancur, dan berhamburan. Bumi berguncang dan
memuntahkan isi perutnya. Lautan meluap dan menumpahkan seluruh isinya.
Benda-benda yang ada di langit bergerak tanpa kendali. Bintang, planet, dan
bulan saling bertabrakan.

Dengan demikian, mengimani hari akhir berarti membenarkan dengan


sepenuh hati bahwa setelah kehidupan di dunia ini akan ada kehidupan lagi
yang merupakan kehidupan yang sebenarnya dan bersifat abadi. Pada saat
itulah, manusia akan mendapatkan kepastian hidupnya, berhasil dan
berbahagia atau sebaliknya. Beriman kepada hari akhir juga harus diikuti
dengan beriman kepada kehidupan akhirat dan semua peristiwa yang terjadi di
dalamnya.
Dalil Hari Akhir
Salah satu dalil yang menjelaskan mengenai gambaran terjadinya hari akhir
ada di dalam Surah Al-Qari’ah ayat ke-1–11 yang berbunyi sebagai berikut.

“Demi malapetaka yang mendebarkan hati. Apakah malapetaka yang


mendebarkan hati itu? Sejauh mana yang kau ketahui tentang malapetaka
yang mendebarkan hati itu? Pada hari itu manusia bagai kelekatu (sejenis
serangga yang beterbangan mengerumuni lampu, terutama pada malam hari)
yang berterbangan. Dan, gunung-gunung berserpihan bagai bulu yang
dihambur-hamburkan. Barangsiapa yang berat timbangan amal kebaikanya,
dia akan berada dalam kehidupan yang menyenangkan. Adapun mereka yang
ringan timbangan amal kebaikannya, tempat pulangnya ke lembah hawiah.
Sampai di mana pengetahuanmu tentang hawiah itu? Itulah api neraka yang
sangat panas“.
Nama-Nama Hari Kiamat dalam Al-Quran
Ada beberapa nama hari akhir, sebagai tahapan manusia untuk menerima
ibadah dan amal yang mereka perbuat selama berada di dunia. Al-Qur’an
menyebutkan nama-nama lain untuk hari akhir ini, antara lain: Dua Macam
Hari Kiamat
Para ulama mengelompokkan hari kiamat menjadi dua macam, yaitu:
* Kiamat sugra (kiamat kecil), yaitu tanda-tanda kerusakan yang dialami
sebagian alam dan terjadi setiap waktu. Tanda-tanda kiamat sugra seperti
terjadinya bencana alam, gunung meletus, meninggalnya manusia karena sakit,
tsunami, banjir, tanah longsor, kebakaran hutan, dan sebagainya;
* Kiamat kubra (kiamat besar), yaitu terjadinya kematian dan kehancuran yang
menimpa seluruh alam semesta. Dunia porak-poranda, rusak, dan hancur.
Kehidupan manusia akan berganti dengan alam yang baru yakni alam akhirat.
Umat Islam meyakini bahwa hari akhir tidak akan terjadi, apabila masih ada
manusia yang mau menyebut nama Allah SWT. Namun, kehancuran dunia
terjadi ketika sudah tidak ada lagi orang-orang beriman di muka bumi, yang
tersisa hanya orang-orang jahat. Orang-orang akan kembali ke kondisi zaman
jahiliah. Berbagai fitnah akan menimpa seluruh umat manusia. Mereka berada
di bawah naungan rasa putus asa, kekacauan, musibah, kekafiran. Dunia porak-
poranda, rusak, dan hancur. Kehidupan manusia selanjutnya akan berganti
dengan alam yang baru, yaitu alam akhirat. Menurut syariat Islam, tidak ada
seorang pun yang mengetahui tentang datangnya hari kiamat, baik malaikat,
nabi, maupun rasul. Masalah ini adalah perkara yang gaib dan hanya Allah SWT
sajalah yang mengetahuinya. Sebagaimana yang disebutkan dalam ayat-ayat
Al-Quran dan hadis Muhammad Saw yang sahih,
Allah SWT berfirman:
“ Mereka bertanya kepadamu tentang kiamat: ‘Kapankah terjadinya?’
Katakanlah: ‘Sesungguhnya pengetahuan tentang hari Kiamat itu adalah pada
sisi Rabb-ku; tidak seorang pun yang dapat menjelaskan waktu kedatangannya
selain Dia. Kiamat itu sangat berat (huru-haranya bagi makhluk) yang di langit
dan di bumi. Kiamat itu tidak akan datang kepadamu, melainkan dengan tiba-
tiba’. Mereka bertanya kepadamu seakan-akan kamu benar-benar
mengetahuinya. Katakanlah: ‘Sesungguhnya pengetahuan tentang hari kiamat
itu adalah di sisi Allah SWT, tetapi kebanyakan manusia tidak mengetahui
(Surah Al-A’raaf ayat ke-187). ”

Juga dalam firman-Nya:


“ Manusia bertanya kepadamu tentang hari berbangkit. Katakanlah:
‘Sesungguhnya pengetahuan tentang hari berbangkit itu hanya di sisi Allah,’
dan tahukah kamu wahai (Muhammad), boleh jadi hari berbangkit itu sudah
dekat waktunya (Surah Al-Ahzaab ayat ke-63).
Muhammad Saw juga pernah ditanya oleh Malaikat Jibril yang datang dalam
wujud seorang Arab Badui. Jibril kemudian bertanya tentang waktu terjadinya
hari kiamat, tetapi Muhammad tidak mengetahui pula masalah tersebut.
Menurut eskatologi Islam, kiamat dikatakan akan terjadi pada hari Jumat dan
ada sejumlah tanda-tanda kiamat besar yang dijelaskan dari sejumlah hadis
dan Al-Qur’an.
Diriwayatkan pula oleh Hudzaifah bin Usaid Al-Ghifari r.a. bahwa Muhammad
Saw melihat kami sedang saling mengingat-ingat. Beliau kemudian bertanya,
“Apa yang sedang kalian ingat-ingat?” “Orang-orang menjawab, “Kami
mengingat-ingat hari kiamat”.
Beliau pun bersabda, “Hari itu tidak akan terjadi sebelum kalian melihat
sepuluh tanda, yaitu asap, Dajal, Ad-Dabbah, terbitnya matahari dari barat,
turunnya Isa bin Maryam As, Ya’juj dan Ma’juj, tiga gerhana (satu gerhana di
timur, satu gerhana di barat, dan satu gerhana di Jazirah Arab), yang terakhir
adalah suatu api yang keluar dari Yaman yang menghalau orang-orang ke
Padang Mahsyar” (H.R. Muslim).
Hikmah Beriman kepada Hari Akhir
Kewajiban beriman kepada hari akhir sudah diberitakan dalam Al-Qur’an dan
hadis. Namun, bisa dipertegas oleh dalil aqli (akal pikiran). Secara akal, kita bisa
berpikir bahwa segala sesuatu yang ada di alam dunia mengalami perubahan.
Setiap perubahan pastinya juga akan membutuhkan akhir.
Sesuatu yang berakhir mempunyai tanda-tanda yang diberitakan oleh Al-
Qur’an dan hadis, serta bisa diterima oleh akal. Keyakinan terhadap adanya
hari akhir akan memberikan hikmah atau efek yang sangat besar dalam
kehidupan manusia, paling tidak manusia akan merasa takut terhadap azab
yang akan diberikan Allah SWT setelah terjadinya hari akhir. Hal ini akan
membuat manusia selalu berhati-hati dalam bertindak dan akan selalu
memperbanyak amal ibadah sewaktu di dunia.
Menurut Nurhayati Rusdi, meyakini akan adanya hari pembalasan sebagai
rangkaian peristiwa yang harus dijalani setelah hari kiamat akan menimbulkan
kedisiplinan dan kewaspadaan, sebab seluruh amal tidak ada yang luput dari
pengawasan Allah SWT.
Berdasarkan pernyataan tersebut, dapat diketahui bahwa seseorang yang
beriman kepada hari akhir akan menimbulkan kedisiplinan dan berusaha
menjadi lebih baik karena tidak ada amal yang luput dari pengawasan Allah
SWT. Dalam hal ini, kedisiplinan yang dimaksud adalah kedisiplinan beribadah
kepada Allah SWT.
Menurut jumhur ulama, ibadah itu yang mencakup segala perbuatan yang
disukai dan diridai oleh Allah SWT, baik berupa perkataan maupun perbuatan,
baik terang-terangan maupun tersembunyi dalam rangka mengagungkan Allah
SWT dan mengharapkan pahala-Nya. Pengertian pahala tersebut termasuk
segala bentuk hukum, baik yang berupa ma’qulat al-ma’na (dapat dipahami
maknanya), seperti hukum yang menyangkut dengan muamalah pada
umumnya maupun yang berupa ghair ma’qulat al ma’na (tidak dapat dipahami
maknanya), seperti salat, baik yang berhubungan dengan anggota badan
(misalnya rukuk) maupun yang berhubungan dengan lidah (misalnya zikir dan
niat).
Pendidikan agama di sinilah berperan sebagai sarana transformasi
pengetahuan dalam aspek keagamaan (aspek kognitif), sarana transformasi
norma, serta nilai moral untuk membentuk sikap (aspek afektif). Selain itu,
pendidikan agama juga berperan dalam mengendalikan perilaku (aspek
psikomotorik), sehingga tercipta kepribadian manusia seutuhnya.
Pendidikan agama Islam diharapkan mampu menghasilkan manusia yang selalu
berupaya menyempurnakan iman, takwa, dan berakhlak mulia yang mencakup
etika, budi pekerti, atau moral sebagai perwujudan dari iman kepada hari
akhir.
Melalui keimanan dan keyakinan terhadap adanya hari akhir, manusia memiliki
harapan kehidupan yang kekal dan penuh dengan kenikmatan yang hakiki. Jika
memang manusia merasakan alam kubur sebelum hari akhir, kita
diperintahkan untuk berlindung kepada Allah SWT dari siksa kubur.
Pergunakanlah dunia yang dianugerahkan oleh Allah SWT untuk mencari
kenikmatan akhirat, yaitu surga. Kewajiban seorang mukmin adalah
memanfaatkan dunia ini untuk manfaat akhirat, bukan untuk kemaksiatan dan
kezaliman.
Adapun beberapa hikmah beriman kepada hari akhir adalah sebagai berikut. 1.
Bersikap Mawas Diri
Sebagai hamba Allah SWT di muka bumi, kita tidak boleh berperilaku semena-
semena dan mengikuti semua hawa nafsu kita. Mengapa? Semua yang kita
lakukan di dunia ini akan berakibat kepada kehidupan di alam akhirat. Inilah
yang menyebabkan kita harus bermawas diri.
2. Rendah Hati dan Tidak Sombong
Sehebat apapun manusia dan setinggi apa pun jabatannya, tak ada apa-apanya
jika dibandingkan dengan kebesaran dan kekuasaan Allah SWT. Semua
manusia akan hancur dan binasa. Ilmu, kekuasaan, dan harta yang dimiliki
manusia, semua itu hanyalah titipan atau amanah dari Allah SWT.
3. Kesadaran untuk Taat Beribadah
Surga dan neraka adalah tempat tinggal manusia di alam akhirat. Surga sebagai
balasan amal baik yang disediakan bagi hamba-Nya yang bertakwa, sedangkan
neraka sebagai balasan amal buruk yang disediakan bagi hamba-Nya yang
durhaka.
4. Bertanggung Jawab
Pada hari akhir, manusia akan diminta pertanggungjawaban atas segala
perbuatannya di dunia. Itu artinya bahwa kita harus bertanggung jawab atas
segala perbuatan yang kita lakukan di dunia, serta
mempertanggungjawabkannya di hadapan Allah SWT kelak di akhirat. Besar
atau sekecil apa pun amal perbuatan kita pasti akan mendapatkan balasannya
di akhirat nanti. Nah, itulah penjelasan singkat mengenai Pengertian dan
Hikmah Iman kepada Hari Akhir. Tidak ada seorang pun yang dapat
mengetahui waktu terjadinya kiamat. Namun yang pasti, kiamat akan terjadi
sewaktu-waktu nanti. Manusia hanya diberi informasi terkait tanda-tandanya
saja. Sebagai manusia, tugasnya hanya berbuat sebaik-baiknya dan bersiap
menghadapi hari akhir.

Anda mungkin juga menyukai