OLEH :
1. A. KHAIRULLAH
2. ANNISA YULIANTI
3. ERZANTIA MUSIVA
4. FATMA SARI
5. RISKY HAYATI
6. YULIA SAFARINA
KELAS XI IPS 1
SMAN 1 AMUNTAI
“Dan jika kamu (tetap) dalam keraguan tentang al-Qur'an yang Kami wahyukan
kepada hamba Kami (Muhammad), buatlah satu surat (saja) yang semisal al-Qur'an
itu dan ajaklah penolong-penolongmu selain Allah, jika kamu orang-orang yang
memang benar. (23). Maka jika kamu tidak dapat membuat(nya) dan pasti kamu
tidak akan dapat membuat(nya), peliharalah dirimu dari neraka yang bahan
bakarnya manusia dan batu, yang disediakan bagi orang-orang yang kafir (24) “.
TAFSIRANNYA
(23). (Dan jika kamu (tetap) dalam keraguan tentang apa yang Kami wahyukan
kepada hamba Kami) ; yakni al-Qur’an yang diturunkan oleh Allah kepada
Muhammad Shallallâhu 'alaihi wasallam . (Maka buatlah satu surat (saja) yang
semisal al-Qur'an itu) ; Allah Ta’ala menantang mereka untuk membuat satu surat
saja semisal surat apa saja yang ada di dalam al-Qur’an, meskipun kecil (sedikit).
(Dan ajaklah para syuhada’ kamu) ; yakni, orang-orang yang bersaksi untukmu
bahwa apa yang kamu buat itu adalah semisal al-Qur’an. (selain Allah, jika kamu
orang-orang yang memang benar). [Zub].
(24). (Maka jika kamu tidak dapat membuat [nya] ) ; yakni jika kamu tidak kuat
untuk itu dan telah kentara ketidakmampuanmu. (dan pasti kamu tidak akan dapat
membuat(nya), maka peliharalah dirimu dari neraka) ; yaitu dengan beriman kepada
Allah, kitab-kitabNya, Rasul-RasulNya dan menjalankan semua kewajiban yang
diembankan olehNya serta menjauhi semua larangan-laranganNya. Dan ini
merupakan hal-hal yang ghaib, yang diberitakan oleh al-Qur’an sebelum terjadi,
karena (realitasnya) belum pernah terjadi penentangan oleh seorangpun dari orang-
orang kafir pada periode kenabian, periode setelahnya hingga saat ini. (yang bahan
bakarnya [ ; )]الوقودkata الوقودmaknanya adalah ( الحطبkayu bakar), yakni api ini
berbahan bakar manusia dan batu, lalu dinyalakan sebagaimana sesuatu yang
dimaksudkan untuk dibakar dengannya. Dari Abu Hurairah radhiallaahu 'anhu, dia
berkata: Rasulullah Shallallâhu 'alaihi wasallam bersabda: “Tidak ada seorang
nabipun dari para nabi melainkan diberikan kepadanya semisal ayat-ayat yang
karenanya manusia beriman, dan sesungguhnya yang telah diberikan kepadaku
adalah wahyu yang diwahyukan oleh Allah kepadaku; maka aku berharap menjadi
(nabi) yang paling banyak pengikutnya diantara mereka (para nabi) pada hari
Kiamat”. (manusia dan batu, yang disediakan bagi orang-orang yang kafir) ; [Zub]
PETUNJUK AYAT
Menguatkan akan kelemahan manusia untuk membuat satu surat saja semisal
surat-surat yang ada dalam al-Qur’an al-Karim setelah berlangsung selama 1406
tahun. Tantangan untuk itu tetap berlaku namun belum ada mereka yang mampu
membuat satu surat saja semisal surat-surat yang ada dalam al-Qur’an tersebut Hal
ini (sebagai bukti kebenaran dari) firmanNya: “dan pasti kamu tidak akan dapat
membuat(nya)”.
Api neraka dapat dijauhi dengan keimanan dan amal yang shalih. Dalam
hadits yang shahih, nabi Shallallâhu 'alaihi wasallam bersabda:”dan jauhilah api
neraka, meskipun dengan sebelah buah kurma”. [Ays]
(Diambil dari Kitab Zubdatut Tafsir Min Fathil Qadiir (disingkat : Zub), karya DR.
Muhammad Sulaiman al-Asyqar dan kitab Aysarut Tafaasiir li Kalaamil ‘Aliyyil
Kabiir (disingkat: Ays), karya Syaikh Abu Bakar al-Jazairi).
Kedua
Kelompok yang memburu dunia dengan meninggalkan akhirat. Namun nasib mereka
malang, dunia yang dikejar tidak dapat, akhirat yang ditinggal hilang. Tepat sekali
Hasan Al-Banna menggambarkan kelompok ini dalam sebuah bait sya’irnya:
نرقع دنيانا بتمزيق ديننا * وال ديننا يببقى وال ما نرقع
“kita tambal dunia kita dengan merobek agma. agama kita hilang, duniapun tidak
tertolong”
Ketiga
Kelompok yang menjadikan dunia ibarat ladang untuk bercocok tanam, sedang
hasilnya akan dipetik nanti di akhirat. Kehidupan di dunia ini tidak lebih ibarat
permainan dan senda gurau sebagaimana yang dinyatakan oleh Allah SWT:
ََو َما ْال َحيَاةُ ال ُّد ْنيَا ِإاَّل لَ ِعبٌ َولَ ْه ٌو َولَل َّدا ُر اآْل ِخ َرةُ خَ ْي ٌر لِلَّ ِذينَ يَتَّقُونَ أَفَاَل تَ ْعقِلُون
“tiadalah hidup di dunia ini melainkan pemainan dan senda gurau belaka.
sesungguhnya kampung akhirat lebih baik bagi orang-orang yang bertaqwa. maka
tidakkah kamu memahaminya?” (q.s. al-an’am 6:32)
Mereka tidak menyia-nyiakan hidup di dunia karena mereka yakin, untuk mencapai
akhirat haruslah melalui dunia. Mereka berpedoman pada firman Allah SWT:
… ك ِمنَ ال ُّد ْنيَا َ َصيب ِ َس ن َ ك هَّللا ُ ال َّدا َر اآْل ِخ َرةَ َواَل تَ ْن
َ َوا ْبت َِغ فِي َما َءاتَا
“Dan carilah pada apa-apa yang telah dianugerahkan Allah kepadamu (kebahagian)
untuk kehidupan di akhirat, jangan lupa bagianmu di dunia…) Q.S. Al-Qashash
28:77)
1) Tujuan Hidup
Tujuan hidup seorang mukmin adalah ibadah kepada Allah SWT. Segala sesuai yang
dilakukan di atas permukaan bumi ini adalah semata-mata untuk mencari keridhaan
Allah SWT. Dalam hal ini Allah berfirman:
َ ت ْال ِج َّن َواإْل ِ ْن
س إِاَّل لِيَ ْعبُدُو ِن ُ َو َما خَ لَ ْق
“aku tidak menciptakan jin dan manusia, melainkan supaya mereka beribadah
kepada-ku” (q.s. adz-dzariyat 51:56)
5) Hakikat Jahiliyah
Tantangan-tantangan yang datang dari jahiliyah abad 20 dan sekarang memasuki
abad 21 tambah lama tambah kuat. Oleh sebab itu seorang Muslim haruslah ikut
mempelajari ideologi jahiliyah, sistem jahiliyah, strategi dan metode yang mereka
gunakan untuk melumpuhkan Islam, supaya umat Islam dapat membentengi diri dan
malah mengalahkan para pendukung kejahiliyahan dengan senjata mereka sendiri.
Rasulullah. SAW menyatakan:
من تعام لغة قوم سلم من مكرهم
“barangsiapa yang mempelajari bahasa suatu kaum, dia akan selamat dari makar
mereka”. (h.r. abu na’im).
KATA PENGANTAR
Penyusun
KESIMPULAN
Setelah memahami bacaan di atas, dalam hidup ini, seorang muslim haruslah
memiliki sikap-sikap berikut ini:
1) Selalu konsisten beramal dalam Islam, karena iman itu bukan hanya
tamani (angan-angan), tetapi sesuatu yang mesti dibuktikan dalam karya nyata.
2) Selalu memperhatikan kepentingan umat Islam, karena umat Islam itu
seperti satu batang tubuh yang satu sama lain sangat toleran dan solider. Juga ibarat
sebuah bangunan yang saling topang menopang. Kesulitan kaum muslimin harus
dipikirkan oleh umat islam secara bersama-sama. Siapa yang tidak mementingkan
urusan kaum Muslimin bukanlah termasuk golongan mereka. Rasulullah SAW
bersabda:
من لم يهتم بأمر المسلمين فليس منهم
“siapa yang tidak mementingkan (tidak mau tau) dengan urusan kaum muslimin,
bukanlah dia termasuk golongan mereka”. (h.r. hakim)
3) Mulia dengan kebenaran dan percaya bahwa pertolongan Allah akan
diberikan kepada orang-orang yang menolong agama-Nya. Seorang mukmin harus
berani menegakkan kebenaran dalam siatuasi macam apapun .
4) Bertolong-tolongan meningggikan kalimat Allah dengan sesama kaum
muslimin dalam jama’ah yang diridhai oleh Allah SWT, karena tugas amar ma’ruf
nahi munkar adalah tugas besar yang tidak mungkin dilaksanakan seorang dirit anpa
bantuan orang lain. Allah SWT berfirman:
َوتَ َعا َونُوا َعلَى ْالبِرِّ َوالتَّ ْق َوى َواَل تَ َعا َونُوا َعلَى اإْل ِ ْث ِم َو ْال ُع ْد َوا ِن
“bertolong-tolonganlah kamu dalam kebaikan dan ketaqwaan, dan janganlah kamu
bertolong-tolongan dalam dosa dan permusuhan” (q.s. al-maidah 5:2).