Anda di halaman 1dari 2

MEMPERSIAPKAN KEMATIAN HUSNUL KHOTIMAH

Peta perjalanan manusia dalam hidup ini, semuanya mengalami 5 fase


kehidupan; alam ruh, alam janin, alam dunia, alam kubur, alam akhirat.
Kelima fase alam itu pasti akan dilalui oleh semua manusia. Bagi kita orang
beriman, hidup ini adalah ujian begitu juga hal nya dengan kematian.
Sebagaimana Firman Alloh QS.( 67) Al – Muluk : 2

ALLADZII HOLAQOL MAUTA WAL HAYAATA LIYABLUWAKUM


AYYUKUM AHSANU ‘AMALA. WA HUWAL ‘AZIIZUL GOFUUR.

“(Dia lah Alloh)..Yang menjadikan mati dan hidup, supaya Dia menguji
kamu, siapa di antara kamu yang lebih baik amalnya. Dan Dia Maha Perkasa
lagi Maha Pengampun”.

Hidup bagi manusia berbeda dengan hidup bagi makhluk lain. Hidup di
dunia bagi manusia nanti harus dipertanggung jawabkan di akhirat. Semua yang
kita perbuat akan ditanya oleh Alloh swt.
Dalam sebuah Hadits Nabi saw bersabda:

“Tidaklah melangkah kaki seorang hamba pada hari kiamat kecuali akan
ditanya oleh Alloh tentang empat perkara; tentang umurnya dia habiskan
buat apa. Tentang hartanya, bagaimana cara memperolehnya dan digunakan
buat apa. Tentang ilmunya dia pergunakan buat apa. Dan tentang badannya
dia gunakan buat apa”. ( HR. Tirmidzi )

Bagi seorang muslim, kita jangan hanya memikirkan bagaimana caranya


hidup enak. Tapi kita pun harus memikirkan bagaimana caranya mati enak.
Hidup enak tidak perlu lagi dibahas, kita semua sudah mafhum. Tapi mati enak ini
yang perlu kita persiapkan. Kalau istilah populer dalam islam, mati enak adalah
kematian HUSNUL KHOOTIMAH.
Perlu kita ingat, Setiap yang berjiwa pasti akan mengalami mati. kematian
itu sifatnya pasti, hanya soal waktu saja. Kematian tidak mengikuti nomor antri
atau nomor urut. Tetapi kematian itu mengikuti nomor cabut dan nomor dudut.
Jadi kita jangan berfikir bahwa orang yang duluan lahir maka duluan pula
meninggalnya. Atau orang yang tua saja lah yang duluan meninggal dari pada yang
muda. Ajal tidak mengenal umur atau usia. Siapa saja yang ajalnya sampai maka
dialah yang akan meninggal duluan.
Kita tidak bisa menghindar dari kematian, kalau memang ajal sudah sampai.
Kita tidak bisa bersembunyi dari maut, meskipun kita berlindung di sebuah
banteng yang kokoh. Alloh swt menyampaikan dalam QS. (4) An – Nisaa : 78

AINA MAA TAKUUNU YUDRIKKUMUL MAUTU WA LAU


KUNTUM FII BURUJIN MUSYAYYADAH….

“Di mana saja kamu berada, kematian akan mendapatkan kamu, kendati pun
kamu di dalam benteng yang tinggi lagi kokoh…”.
Kita semua akan kembali pulang kepada Alloh ( mati ). Yang perlu kita
renungkan dan persiapkan adalah, bagaimana cara kita pulang kembali kepada
Alloh. Apakah cara yang baik ( HUSNUL KHOTIMAH). Ataukah cara yang
buruk ( SU’UL KHOTIMAH). Bila cara kita pulang ke pangkuan Alloh dengan
cara yang baik, maka tempat kembalinya adalah surga. Tetapi bila cara kita pulang
kepada Alloh dengan cara yang buruk maka tempat kembalinya adalah neraka.
Alloh swt menggambarkan betapa indahnya cara pulang yang baik dengan
segala penyambutan dan bahasa yang luar biasa dari Alloh swt. Coba kita perhatian
cara Alloh menyambut ruh orang beriman disaat dia meninggal dunia dengan
HUSNUL KHOTIMAH.
Firman Alloh swt, QS ( 89) Al- Fajri: 27 – 30

YAA AYYATUHAN NAFSUL MUTMAINNAH. IRJI’II ILAA ROBBIKI


ROODIATAN MARDIYYAH. FADHULII FII ‘IBAADII, WADHULII
JANNATII

“Wahai jiwa yang tenang. Kembalilah kepada Tuhanmu dengan hati


yang puas lagi diridai-Nya. Maka masuklah ke dalam golongan hamba-
hamba-Ku, dan masuklah ke dalam surga-Ku”.

Sebaliknya Alloh menggambarkan bagaimana cara pulangnya orang kafir


atau orang durhaka kepada Alloh. Sebagaimana firman Alloh QS. Az-zumar : 71

“Orang-orang kafir digiring ke neraka Jahanam berombong-rombongan.


Sehingga apabila mereka sampai ke neraka itu dibukakanlah pintu-pintunya
dan berkatalah kepada mereka penjaga-penjaganya: "Apakah belum pernah
datang kepadamu rasul-rasul di antaramu yang membacakan kepadamu
ayat-ayat Tuhanmu dan memperingatkan kepadamu akan pertemuan dengan
hari ini?" Mereka menjawab: "Benar (telah datang)". Tetapi telah pasti
berlaku ketetapan adzab terhadap orang-orang yang kafir”.

Kematian yang baik atau HUSNUL KHOTIMAH adalah dambaan semua


orang yang beriman. Kita semua berharap agar kematian kita ada dalam kebaikan.
Kita semua orang beriman akan mendapatkan kematian HUSNUL KHOTIMAH
apabila kita selalu membiasakan berbuat kebaikan dan amal sholeh sepanjang
hayat kita. Rasululloh saw mengajarkan kepada kita dzikir agar kita diwafatkan
dalam keadaan baik, dengan membawa iman dan Islam dalam dada kita.
Sebagaimana dzikir dan do’a yang biasa beliau bacakan :

YAA DZAL JALAALI WAL IKROOM, AMITNAA ‘ALAA DIINIL


ISLAAM

“Wahai Dzat yang Memiliki Keagungan dan Kemuliaan, wafatkanlah kami dalam
agama Islam”.

Mudah-mudahan kita semua bisa mendapatkan kematian HUSNUL KHOTIMAH.

YAA ALLOH BIHAA, YAA ALLOH BIHAA, YAA ALLOH BIHAA


YAA ALLOH BIHUSNIL KHOOTIMAH.

Aamiin yaa Robbal áalamiin…

Anda mungkin juga menyukai