Anda di halaman 1dari 8

Terbang Menuju Alloh

Terbang Menuju Alloh


23
Artinya: “Hai orang-orang yang beriman, bertaqwalah kepada Alloh
dan hendaklah setiap diri memperhatikan apa yang telah diperbuatnya
untuk hari esok (akhirat), dan bertaqwalah kepada Alloh, sesungguhnya
Alloh Maha Mengetahui apa yang kamu kerjakan” (QS. Al Hasyr: 18)

Oleh karenanya, menjadi wajib hukumnya bagi setiap muslim


untuk memanfaatkan setiap putaran waktunya dengan dzikrulloh
dalam rangka menyucikan hati karena hanya itulah cara satu-
satunya menjadikan hati menjadi fitrah kembali. Banyak sekali
cara untuk melaksanakan dzikir. Setiap perbuatan baik hakikatnya
adalah dzikir kepada Alloh. Namun, di antara sekian bentuk
kebaikan, tiada satu pun yang dapat mengimbangi dzikir dengan
lafadz Laa Ilaaha Illalloh. Itulah kalimat agung yang merupakan
bentuk dzikir dari sejak Nabi Adam hingga kini. Bahkan malaikat
Jibril pun mengatakan:

Artinya: “Aku tidak menurunkan kalimah yang lebih agung dari


kalimah Laa Ilaaha Illalloh, maka Talqinkanlah orang yang meninggal
diantaramu dengan kalimat Laa Ilaaha Illallah” (HR. Ahmad, Muslim,
dan Imam hadits yang empat)

Kalimah Laa Ilaaha Illalloh yang mana disebut hebat itu?


Tentunya bukan sembarang kalimat Laa Ilaaha Illalloh yang hampa
tanpa makna. Karena kalau yang demikian itu, orang kafir pun
bisa melakukannya. Kalimah Laa Ilaaha Illalloh yang dimaksud di
sini adalah kalimah Laa Ilaaha Illalloh yang telah tertanamkan
secara kokoh dalam hati sanubari oleh RUH yang dipercaya
Alloh untuk mengokohkannya. Proses menanamkan Laa Ilaaha
Illalloh oleh RUH yang suci itu yang disebut dengan talqin dzikir.

Mengapa Perlu Talqin Dzikir?


Berbagai pernyataan miring kerap terdengar oleh para
ikhwan TQN Pondok Pesantren Suryalaya dilontarkan sebagian
Lautan Tanpa Tepi
24
muslim yang belum mengerti tentang apa itu thoriqot. Perkataan
pedas tersebut bukan diucapkan kalangan awam saja, melainkan
ada juga yang dilontarkan oleh mereka yang sudah menyandang
predikat kyai.

Kenyataan ini tentu sangat memprihatinkan, karena me-


nunjukkan warisan pemahaman yang telah ditanamkan kuat
oleh penjajah untuk memecah ajaran Islam menjadi bagian-
bagian yang terpisah sampai ini, meskipun kita telah 61 tahun
menghirup udara kemerdekaan. Apa maksud penjajah memecah
ajaran Islam secara terpisah-pisah, khususnya menjauhkan umat
Islam dari ajaran tashowwuf? Hal itu mereka maksudkan agar
umat Islam hidupnya sengsara matinya celaka.

Dalam ilmu tashowwuf-lah kita akan mengenal bagaimana


cara mendekatkan diri kepada Alloh melalui proses penyucian
jiwa. Tentu saja proses tersebut ada caranya. Kalau sudah bicara
tentang metode/cara berarti kita masuk dalam dunia thoriqot.
Dengan kata lain, tashowwuf peninjauannya secara keilmuan,
sedangkan thoriqot merupakan aplikasi dari keilmuan itu. Salah
besar jika dikatakan memasuki dunia thoriqot adalah memasuki
wilayah baru dalam Islam. Thoriqot merupakan subsistem dari
tegaknya ajaran Islam yaitu bagian dari Rukun Ihsan. Rukun
inilah yang merupakan media bagi setiap muslim untuk belajar
mendekatkan diri kepada Alloh. Begitu pula yang diajarkan TQN
Pondok Pesantren Suryalaya adalah bagaimana setiap muslim
belajar mendekatkan diri kepada Alloh dengan melanggengkan
dzikrulloh.

Apabila dzikrulloh telah mendarah daging dalam kehidupan


setiap manusia, dimana pun dan kapan pun juga maut mengintai,
ia tidak akan pernah merasa khawatir dengannya karena ia yakin
telah pulang kepada Alloh dengan hati yang selamat dan sejahtera.
Seorang ahli dzikir tidak akan mengalami kesulitan ketika ajalnya
tiba. Justru kesulitan dalam sekarat itu terjadi karena tidak adanya
Laa Ilaaha Illallah dalam Ruhnya. Berbahagialah mereka yang telah
ditalqin Laa Ilaaha Illallah serta mengamalkannya dengan senantiasa
beramal sholeh, saat kematian menjemput ruhnya akan langsung

Terbang Menuju Alloh


25
menuju Alloh sehingga tidak akan mengalami masa menunggu
di alam kubur.

Pengertian yang berkembang di sebagian besar umat Islam


adalah bahwa talqin itu dilakukan saat sedang koma (sekarat),
bahkan sebagian di antaranya mentalqinkan saat jasadnya sudah
berada di liang lahat. Coba renungkan! Bagaimana mungkin orang
yang sekarat bisa mengikuti tuntunan yang diajarkan sedangkan
dirinya pun sedang sedang mengalami masa yang genting
terlebih lagi bagi yang sudah berada di liang lahat. Sedangkan
talqin itu harus ada interaksi antara yang mentalqinkan dan yang
ditalqin. Sabda Rosululloh saw:

Artinya: ”Talqinkanlah kepada orang yang akan mati, kalimah Laa


Ilaaha Illalloh” (HR. Ahmad, Muslim, serta Ahli hadits yang empat)

Jelaslah sudah, bahwa talqin untuk orang yang akan mati


bukan bagi orang yang tengah sekarat apalagi yang sudah dima-
sukkan ke liang lahat. Sedangkan waktu yang tepat untuk bersegera
meminta talqin dzikir kepada ahlinya hari ini. Mumpung dunia belum
hancur dan masih ada yang bisa mentalqinkan kalimah tauhid Laa
Ilaaha Illalloh. Jangan sampai, pada saat terjadi secara bersamaan,
kita baru sadar arti pentingnya menanamkan kalimat tauhid ke
dalam hati. Kalau sudah demikian, siapa yang mau mentalqin
kita? Firman Alloh SWT dalam surat Al An’am ayat 31:

Artinya: "Sungguh telah rugilah orang-orang yang mendustakan


pertemuan mereka dengan Tuhan; sehingga apabila kiamat datang
kepada mereka berkata: 'Alangkah besarnya penyesalan kami terhadap
kelalaian kami tentang kiamat itu!', sambil mereka memikul dosa-dosa

Lautan Tanpa Tepi


26
di atas punggungnya. Ingatlah, amat buruk apa yang mereka pikul itu."
(QS. Al An'am: 31)

Dzikrulloh Sumber Kekuatan


Jika kita sungguh-sungguh dalam mempelajari Al Qur'an
dan mengkajinya dengan seksama, maka akan kita dapati betapa
seriusnya Alloh menyuruh kita untuk berdzikir kepada-Nya.
Bagi orang yang berpikir hal ini tentunya menjadi sebuah bahan
renungan yang mendalam, apakah gerangan yang menjadikan
Alloh menyebutkan perintah berdzikir ini secara rinci dan
berulang-ulang. Tentu ada hal yang teramat sangat istimewa.

Seperti sudah kita ketahui bersama bahwa musuh nyata dan


terbesar bagi umat manusia yang beriman ialah syetan laknatulloh.
syetan memang licik dan lihai dalam menggoda manusia, ia tak
akan berhenti dan membiarkan manusia yang beriman untuk
mengingat Alloh barang sedetik pun. syetan akan terus membuat
tipu daya dan godaan untuk melalaikan kita dari mengingat
Alloh. Hal ini terjadi dalam segenap aspek kehidupan, tak hanya
yang menyangkut masalah duniawi tetapi juga ketika menyangkut
masalah ukhrowi.

Berkaca pada kenyataan ini, akhirnya ulama ahli tashowwuf


berijtihad untuk menciptakan gerakan dzikrulloh untuk memben-
tengi diri dari serangan syetan yang datang dari berbagai arah.
Ijtihad ini tentunya bukan sembarang ijtihad, namun ijtihad yang
didasarkan pada firman Alloh SWT dalam surat Al A'raf ayat 17:

Artinya: “Kemudian Aku akan mendatangi mereka dari muka dan dari
belakang mereka, dari kanan dan dari kiri mereka. Dan engkau tidak akan
mendapati kebanyakan mereka bersyukur (taat)” (QS. Al A'raf: 17)

Terbang Menuju Alloh


27
Membentengi diri dengan dzikrulloh akan membawa dam-
pak bagi terciptanya kehidupan yang tenteram, amam, dan damai.
Pribadi itulah yang dinamakan dengan "cageur bageur". Berlindung
dengan cara dzikrulloh, itulah sebaik-baiknya perlindungan dan
permohonan kekuatan. Karena dengannya berarti kita menyan-
darkan total kepada Yang Maha Perkasa, pencipta langit dan
bumi beserta seluruh isinya. Jika kita tidak bersandar kepada-
Nya, maka mau kepada siapa lagi kita akan berlindung? Dalam
sebuah hadits qudsi dinyatakan:

Artinya: “Laa Ilaha Illalloh itu Aku. Maka siapa masuk ke dalamnya maka
masuk ke dalam benteng-Ku. Barangsiapa masuk ke dalam benteng-Ku,
amanlah dari siksaan-Ku.” (Sirojut Tholibiin: 30)

Syetan pun bahkan dengan terang-terangan menyatakan


bahwa dirinya akan hancur dengan kalimah Laa ilaaha Illalloh
seperti yang disabdakan Nabi Muhammad saw dalam kitab
Faidhul Qodir:

Artinya: “Wajib bagi kamu sekalian berpegang teguh kalimah Laa


Ilaaha Illalloh dan mohon ampunan dengan kalimah itu, perbanyaklah
mengamalkan kedua-duanya. Maka sesungguhnya iblis berkata:’Aku
menghancurkan manusia dengan berbuat dosa-dosa. Dan mereka
menghancurkanku dengan kalimah Laa Ilaaha Illalloh dan istigfar’ ”.
(HR. Abi Ya’la dari Abu Bakar)

Lautan Tanpa Tepi


28
Mulailah Sekarang Juga
Kematian merupakan rahasia Alloh atas setiap makhluk-
Nya yang bernyawa. Kita tak akan pernah tahu, apakah kita
masih bisa menghirup udara sampai hari esok atau tidak. Oleh
karena itu, agar kita tidak mati konyol, bersegeralah untuk
mencari ampunan Alloh dengan cara melanggengkan dzikrulloh.
Dzikir yang telah dilaksanakan secara kontinu akan mengaki-
batkan tertanamnya perasaan selalu ingat kepada Alloh yang
kokoh di dalam hati. Paling tidak ada empat jaminan bagi orang
yang melanggengkan dzikrulloh. Selain memperoleh rohmat
Alloh, malaikat yang terus memintakan ampunan pada Alloh,
dikeluarkannya kita dari kegelapan kepada kehidupan yang
penuh dengan cahaya (kebaikan), juga dicap sebagai orang yang
beriman. Firman-Nya dalam Al Qur’an Surat Al Ahzab ayat 41-43:

Artinya: “Hai orang-orang yang beriman, berdzikirlah (dengan menyebut


nama) Alloh, dzikir yang sebanyak-banyaknya. Dan bertasbihlah kepada-
Nya di waktu pagi dan petang. Dialah yang memberi rahmat kepadamu
dan malaikat-Nya (memohon ampunan untukmu), supaya Dia menge-
luarkan kamu dari kegelapan kepada cahaya (yang terang). Dan adalah
Dia yang Maha Penyayang kepada orang-orang yang beriman.” (QS.
Al Ahzab: 41-43)

Orang beriman pasti yakin bahwa jaminan itu bukan sekadar


basa-basi yang sifatnya menghibur. Jaminan ini konkrit. Sebagai
contoh, jika hati kita sedang kacau balau, timbul rasa sumpek,
khawatir dan cemas, gelisah, gambaran kondisi hidup begitu gelap,
maka semuanya akan berbalik total menjadi serba menyenangkan
jika kita banyak melaksanakan dzikrulloh.

Terbang Menuju Alloh


29
Lautan Tanpa Tepi
30

Anda mungkin juga menyukai