Menjadi
Manusia
Mulia
Pustaka Muslim
2
Judul buku
Menjadi Manusia Mulia
Buku Saku Mahasiswa Muslim
Penyusun
Abu Muslih
Muroja'ah
Ustadz Muhammad Subhan Khadafi,Lc.
Penerbit
Forum Kajian Islam Mahasiswa Yogyakarta
bekerjasama dengan
Pustaka Muslim
www.muslim.or.id
Cetakan I, 1428 H
3
Daftar Isi
Mutiara Nasihat
Urgensi Risalah
Percikan Ruhiyah
Siapakah manusia paling mulia ?
Berangkat dari ilmu
Tholabul 'ilmi adalah jihad
Siapakah yang terbaik amalnya ?
Ajaklah manusia ke jalan Rabbmu
Di balik gegap gempita gerakan Islam
Sabarlah saudaraku !
Nasihat Ibnul Qayyim
Beragam rintangan menghadang
Bimbingan Praktis
Lelaki Wajib Shalat Berjama'ah di Masjid
Saudariku, Berjilbablah sesuai ajaran Nabimu !
4
Mutiara Nasihat
URGENSI RISALAH
5
Allah ta'ala berfirman,
أمموممنن مكاَمن ممنيتتاَ فمأمنحيم نيييمناَهه مومجمعنلمناَ لمهه هنوُتراً يمنمششيِ بششه شفيييِ اًل ينياَ ش
س مكممينن
َس بشمخاَشرجج شمنيمها ش ظ ش
ممثَميلههه فيِ اًلظلهمماَت لمني م
“Apakah orang yang telah menjadi mati (hatinya) kemudian
Kami hidupkan dia, dan Kami curahkan cahaya untuk menyinari
jalannya di tengah umat manusia sama keadaannya dengan orang
lain sepertinya yang terus berada dalam kegelapan dan tidak bisa
keluar darinya.” (QS. Al-An’aam : 122).”." (Majmu’ Fatawa,
19/99 dan 93 dinukil dari Ma’alim Ushul Fiqih ‘inda Ahlis
Sunnah wal Jama'ah, DR. Muhammad bin Husain Al-Jizani
hal. 78)
6
Percikan Ruhiyah
9
wa sallam bersabda,"Barangsiapa yang dikehendaki baik oleh
Allah maka akan dipahamkan dalam hal agama." (HR. Bukhari)
10
Dengan demikian jihad itu ada dua macam; (pertama) Jihad
dengan tangan dan persenjataan, jihad semacam ini bisa
diikuti oleh beragam orang. Yang kedua adalah berjihad
dengan argumen dan keterangan (dari Al-Qur'an dan As-
Sunnah); dan ini merupakan kategori jihad yang hanya bisa
dilakukan oleh pengikut Rasul kalangan khusus. Inilah
jihad para imam (ulama). Ia merupakan jihad paling utama
diantara dua macam jihad tersebut. Inilah jihad yang
dikobarkan oleh Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam di
Mekah, jihad dengan bersenjatakan ayat-ayat Al-Qur'an.
Mu'adz bin Jabal radhiyallahu'anhu berkata,"Wajib atas kalian
menuntut ilmu (agama). Mempelajari ilmu karena Allah adalah
khasyah (rasa takut). Mengajarkannya dinilai ibadah. Saling
mengingatkan tentang ilmu adalah tasbih, dan membahas
persoalan ilmu termasuk jihad." (lihat Muqaddimah Al-'Ilmu,
fadhluhu wa syarafuhu, Syaikh 'Ali bin Hasan)
13
Mengajak umat manusia untuk mentauhidkan Allah
adalah tugas mulia yang diemban oleh para Rasul
‘alaihimush shalatu was salaam dan juga jalan hidup orang-
orang yang mengikuti mereka dengan baik. Apabila
seorang hamba telah mengenal sesembahannya, mengenal
Nabinya, dan mengenal hakikat ajaran agamanya, dan
Allah pun telah mengaruniakan kepadanya taufik
(pertolongan) sehingga bisa mengamalkan ajaran itu maka
kewajibannya sekarang adalah berupaya menyelamatkan
saudara-saudaranya yang lain; yaitu dengan cara
mendakwahi mereka agar mengikuti tuntunan Allah ‘azza
wa jalla.
15
(HR. Tirmidzi, dihasankan oleh Syaikh Al-Albani dalam
Shahihul Jaami' : 5219)1
1
Lihat Minhaaj Al-Firqah An-Naajiyah, hal. 7
2
Imam Nawawi mengatakan : (hadits ini) diriwayatkan oleh Abu
Dawud dan Tirmidzi. Beliau (Tirmidzi) menilainya ‘Hadits hasan
shahih’. Pentakhrij Ad Durrah As Salafiyah menyebutkan bahwa
derajat hadits ini : shahih. Hadits ini dikeluarkan oleh Ahmad
(4/126), Abu Dawud (4607), Tirmidzi (2676), Al Haakim (1/174),
Ibnu Hibaan (1/179) serta dinyatakan shahih oleh Al Albani dalam
Shahihul Jaami’ hadits no. 2549 (lihat Ad Durrah As Salafiyyah Syarh
Al Arba’in An Nawawiyah, cet. Markaz Fajr lith Thab’ah hal. 199)
16
Kebenaran hanya satu. Janganlah tertipu dengan
ungkapan,"Tidak mengapa kita berbeda. Toh niat kita sama,
yaitu memperjuangkan Islam. Seperti halnya 2 sisi rel kereta api
yang terpisah namun menuju ke arah yang sama." Duhai,
saudaraku buanglah jauh-jauh perumpamaan itu. Ingatlah
perumpamaan Nabi yang mulia. Tatkala beliau membuat
sebuah garis lurus di atas tanah dan kemudian menorehkan
garis-garis lain yang bercabang ke arah kanan dan kiri.
Beliau menunjuk satu garis lurus itu seraya membacakan
ayat,"Dan bahwasanya yang Kami perintahkan adalah mengikuti
jalanku yang lurus ini, ikutilah ia dan janganlah kalian mengikuti
jalan-jalan yang lain. Karena hal itu akan memecah belah kalian
dari jalan-Nya." (QS. Al-An'aam : 153) (HR. Ahmad dan An-
Nasa'i)3
3
Lihat Minhaaj Al-Firqah An-Naajiyah, hal. 7
17
jama'ahnya menurut tarbiyah yang diajarkan Nabi
shallallahu 'alaihi wa sallam. Inilah akibat tindakan
menyimpang dari petunjuk para sahabat dan ulama salaf
(terdahulu) dalam hal ilmu, amal dakwah dan jihad.
SABARLAH SAUDARAKU !
20
membuat anda bisa melihat seolah-olah anda sedang
berada di hadapan Allah…
3. Senantiasa menjaga nikmat Allah yang dilimpahkan
kepadamu dan mengingat-ingat perbuatan baik-Nya
kepadamu ….
apabila engkau berlimpah nikmat
maka jagalah,
karena maksiat akan membuat nikmat hilang
lenyap……………………………………………
barangsiapa tidak mau bersyukur dengan nikmat
yang diberikan Allah kepadanya maka dia akan
disiksa dengan nikmat itu sendiri
4. Merasa takut kepada Allah dan khawatir tertimpa
hukuman-Nya
5. Mencintai Allah … karena seorang kekasih tentu
akan mentaati sosok yang dikasihinya…. Karena
sesungguhnya perbuatan maksiat itu hanya akan
muncul disebabkan lemahnya rasa cinta
6. Menjaga kemuliaan dan kesucian diri serta
memelihara kehormatan dan kebaikannya …. Sebab
perkara-perkara inilah yang akan bisa membuat
dirinya merasa mulia dan rela meninggalkan
berbagai perbuatan maksiat….
7. Memiliki kekuatan ilmu tentang betapa buruknya
dampak perbuatan maksiat serta jeleknya akibat
yang ditimbulkannya dan juga bahaya yang timbul
sesudahnya yaitu berupa muramnya wajah,
kegelapan hati, sempitnya hati dan gundah gulana
yang menyelimuti diri. …karena dosa-dosa itu akan
membuat hati menjadi mati…
21
8. Memupus buaian angan-angan yang tak ada
gunanya. Hendaknya setiap insan menyadari bahwa
dia tidak akan tinggal selamanya di alam dunia. Dan
mestinya dia sadar kalau dirinya hanyalah
sebagaimana tamu yang singgah di sana, dia akan
segera berpindah darinya. Sehingga tidak ada
sesuatupun yang akan mendorong dirinya untuk
semakin menambah berat beban tanggungan dosa.
Hal itu dikarenakan dosa-dosa itu jelas akan
membahayakan dirinya dan sama sekali tidak akan
memberikan manfaat apa-apa
9. Hendaknya ia menjauhi sikap berlebihan dalam hal
makan, minum dan berpakaian. Karena
sesungguhnya besarnya dorongan untuk berbuat
maksiat hanyalah muncul dari akibat berlebihan
dalam perkara-perkara tadi. Dan diantara sebab
terbesar yang menimbulkan bahaya bagi diri seorang
hamba adalah…. waktu senggang dan lapang yang
dimilikinya….Karena jiwa manusia tidak akan
pernah mau duduk diam tanpa ada
kegiatan….sehingga apabila dia tidak disibukkan
dengan hal-hal yang bermanfaat maka tentulah dia
akan disibukkan dengan hal-hal yang berbahaya
baginya
10. Sebab terakhir adalah sebab yang merangkum sebab-
sebab di atas… yaitu kekokohan pohon keimanan
yang tertanam kuat di dalam hati…. Kesabaran
hamba untuk menahan diri dari perbuatan maksiat
itu sangat tergantung pada kekuatan imannya.
Semakin kokoh imannya maka kesabarannya pun
akan semakin kuat…dan apabila imannya melemah
22
maka sabarnya pun melemah…. Barangsiapa
menyangka bahwa dia akan sanggup meninggalkan
berbagai macam penyimpangan dan perbuatan
maksiat tanpa dibekali keimanan yang kokoh maka
sungguh dia telah keliru
(lihat 'Asyru nashaa'ih libnil Qayyim li shabri 'anil ma'shiyah,
www.ar.islamhouse.com)
4
Menganggap dosa tidak merusak iman
5
Menganggap manusia dipaksa oleh Allah
23
14. Godaan syaitan
15. Rayuan hawa nafsu
16. Bisikan syahwat
17. Dosa-dosa kecil
18. Terlena dengan hal-hal yang mubah sampai
melalaikan yang wajib
19. Asyik mengerjakan sesuatu yang kurang penting
dan lalai dari yang lebih penting
20. Teror dan intimidasi iblis dan bala tentaranya
25
Menitalah perlindungan kepada Allah agar selamat dari
godaan syaithan. Allah ta'ala berfirman yang artinya,"Dan
jika kamu ditimpa sesuatu godaan syaitan Maka berlindunglah
kepada Allah (Maksudnya: membaca A'udzubillahi minasy-
syaithaanir-rajiim)." (QS. Al-A'raaf : 200) Allah ta'ala
berfirman,"Dan jika syetan mengganggumu dengan suatu
gangguan, Maka mohonlah perlindungan kepada Allah.
Sesungguhnya Dia-lah yang Maha mendengar lagi Maha
mengetahui." (QS. Fushshilat : 36)
27
Bimbingan Praktis
28
itu sudah gugur dengan sebab shalatnya kelompok yang
pertama.” (Syarhu Shalatil jama’ah, hal. 14-15)
6
lihat Sifat Shalat Nabi shallallahu 'alaihi wa sallam, terjemah dari
Ash-Shalah, Shifatu Shalati Nabi shallallahu 'alaihi wa sallam dan
Wujubu adaa’i shalati fil jama’ah, hal. 24-25, penerbit Ditjen
Kelembagaan Agama Islam Departemen Agama RI bekerjasama
dengan Al-Haramain Islamic Foundation Perwakilan Jakarta
Indonesia
29
khauf dengan berjama’ah, dan membolehkan melakukan gerakan
di dalam shalat yang tidak boleh dilakukan tanpa udzur, seperti
membelakangi kiblat atau gerakan-gerakan di luar shalat. Ulama
sepakat bahwa gerakan-gerakan ini dan demikian juga
memisahkan diri dari imam sebelum imam mengucapkan salam,
tidak boleh dilakukan tanpa ada udzur. Kesemuanya kalau
dilakukan tanpa udzur, maka akan membatalkan shalat.
Seandainya shalat jama’ah tidak wajib, niscaya mereka telah
melakukan sesuatu yang berbahaya yaitu melakukan hal-hal yang
membatalkan shalat dan meninggalkan kewajiban mengikuti
shalat hanya karena mengamalkan sesuatu yang sunnah. Di sisi
lain, sangat mungkin sekali mereka melaksanakan shalat secara
sendiri-sendiri dengan sempurna. Hal ini menunjukkan wajibnya
shalat jama’ah.” (Tamamul Minnah, hal. 276-277)7
7
dinukil dari Ensiklopedi Fatwa Syaikh Albani, hal. 132-133
Penerbit Pustaka As-Sunnah
30
melakukannya ? Beliau menerangkan bahwa alasannya
-wallahu a’lam- adalah karena tidak diperbolehkan
menghukum dengan api (membakar orang) kecuali Allah
saja. Dan penunjukan wajib ini semakin diperkuat dengan
adanya seorang lelaki buta yang meminta izin kepada Nabi
shallallahu 'alaihi wa sallam untuk tidak ikut shalat jama’ah di
masjid. Maka Nabi bertanya kepadanya, “Apakah kamu
mendengar seruan (adzan) ?” Dia menjawab, “Iya.” Maka Nabi
pun memerintahkan kepadanya, “Kalau begitu maka penuhilah
panggilan itu.” (HR. Muslim (653,255) dari Abu Hurairah
dan lelaki buta tersebut adalah Ibnu Ummi Maktum) (lihat
Syarhu Shalatil Jama’ah, hal. 15) Nah, di dalam hadits orang
buta ini Nabi telah dengan tegas memerintahkannya untuk
tetap datang ke masjid. Dan berdasarkan kaidah ushul fikih
perintah itu menunjukkan wajibnya sesuatu yang
diperintahkan, kecuali apabila ada dalil lain yang
memalingkannya dari hukum asal.
8
diambil dari Meraih berkah dengan Shalat Berjama’ah penerbit
Pustaka At-Tazkia, hal. 22-23 karya Syaikh DR. Sa’id bin Wahf Al-
Qahthani dengan sedikit perubahan
32
seperti Ibnul Qayyim, Syaikh Al-Albani dan Syaikh bin Baz
rahimahumullah) Syaikh Sa’id Al-Qahthani hafizhahullah
mengatakan,“Dalil ini menunjukkan, shalat jama’ah itu adalah
fardhu ‘ain. Penulis (Syaikh Sa’id, red) mendengar Syaikh Abdul
Aziz bin Abdullah bin Baz berkata, “Makna tidak sah shalatnya
adalah tidak sempurna shalatnya. Mayoritas ulama berpendapat
tentang sahnya shalat walaupun sendirian.” (lihat Meraih
berkah dengan Shalat Berjama’ah, hal. 24)
SAUDARIKU,
BERJILBABLAH SESUAI AJARAN NABIMU
!
35
2. Bukan busana perhiasan yang justeru menarik
perhatian seperti yang banyak dihiasi dengan gambar
bunga apalagi yang warna-warni, atau disertai gambar
makhluk bernyawa, apalagi gambarnya lambang partai
politik !!! Ini bahkan bisa menimbulkan perpecahan
diantara sesama muslimin. Sadarlah saudariku
muslimah...
37
Info
Pusat buku dan perlengkapan muslim
38
Pasang Iklaaaan di sini !!!!
39
Pasang Iklaaaan di sini !!!!
40
Pasang Iklaaaan di sini !!!!
41
42