Anda di halaman 1dari 2

Assalamu alaikum warrahmatullahi wabarakatuh

Alhamdulillahirrabil alamin, wabihinasta’inu waala umuridunya waddin, asyhaduala

ilaahailallah wahdahula syarikalah waasyhaduana Muhammadan abduhu warasuluhu laa


nabiya ba’da.

 Segala puji bagi Allah, Tuhan semesta alam. Dialah raja dari segala raja, Dialah yang
menghidupkan dan mematikan manusia dan semua makhluknya, juga Dialah yang menguasai
hari pembalasan. Tiada sekutu baginya.

Salawat dan salam semoga tetap tercurah kepada baginda Nabi Muhammad shallallahu

‘alaihi wa salam, karena atas perjuangan beliau, keluarga, sahabat, dan para tabi’in yang telah
mengantarkan umat manusia dari zaman jahilia, zaman kebodohan menuju ke zaman yang
penuh dengan ilmu pengetahuan dan penuh dengan cahaya kebenaran dan semoga kita tetap
menjadi pengikutnya yang setia hingga akhir zaman.

Penonton yang saya hormati

Pada kesempatan kali ini saya akan menyampaikan ceramah singkat yang berjudul
“Kematian”.

Kematian, yang dikenal sebagai berpisahnya ruh dari badan, merupakan sebab yang
mengantar manusia menuju kehidupan abadi yakni alam akhirat. dan Kematian juga
merupakan pemusnah semua kenikmatan dan pemutus segala nafsu syahwat.Perlu kita
ketahui bahwa keberadaan kita di dunia ini hanyalah sementara. Kehidupan kita itu
diibaratkan seperti seorang perantau yang pergi merantau ke negeri orang dan pada saatnya
nanti ia akan kembali dengan membawa apa yang telah ia cari dan ia kumpulkan selama
berada di perantauan. Sama halnya dengan manusia yang hidup di dunia ini, pada saatnya
nanti akan kembali menghadap Allah , dengan membawa amal perbuatan yang telah kita
kumpulkan di dunia yang akan kita pertanggungjawabkan di hadapan Allah swt.

Kematian itu merupakan peristiwa yang pasti dialami oleh setiap makhluk yang bernyawa
yang diciptakan oleh Allah Subhanahu

wa Ta’ala. Sebagaimana Firman Allah dalam surah al-Ankabut ayat 57 yang berbunyi:”
Kullu nafsin żā`iqatul-maụt, ṡumma ilainā turja'ụn”.

Artinya: “Tiap-tiap yang berjiwa akan merasakan mati. Kemudian hanyalah kepada Kami
kamu dikembalikan.”

Firman Allah tersebut telah memberikan kita pemahaman bahwa kita manusia yang
mempunyai jiwa atau ruh pasti akan merasakan kematian walaupun kita sendiri tidak
mengetahui kapan dan di mana kematian itu akan mendatangi kita. Oleh karena kematian itu
datangnya secara tiba-tiba maka kita harus mempersiapkan diri dengan cara senantiasa
meningkatkan kualitas ibadah kita kepada Allah agar pada saat kematian  itu datang maka
kita telah siap dan insya Allah kita akan mati dalam keadaan husnul khatimah.

Penonton yang saya hormati


Ketika ajal kita telah tiba dan malaikat Izrail telah siap untuk mencabut nyawa kita maka kita
tidak akan bisa menunda kematian kita walau hanya sedetik saja, sebagaimana firman Allah
dalam Al-

Qur’an surah Yunus ayat 49 yang artinya : ” Bagi setiap umat mempunyai ajal (batas waktu).
Apabila ajalnya tiba, mereka tidak dapat meminta penundaan atau percepatan sesaat pun”.
Firman Allah tersebut sangatlah jelas karena ketika Allah menciptakan manusia Allah juga
telah menentukan ajalnya pula.

Berbicara tentang kematian tentunya tak lepas dari yang namanya sakaratul maut. Sakaratul
maut adalah saat-saat pencabutan nyawa seorang manusia oleh Malaikat Izrail. Saat-saat
sakaratul maut ini merupakan saat yang paling menyakitkan yang belum pernah dirasakan
manusia selama hidup di dunia. Rasa sakit ketika sakaratul maut kira-kira seperti tiga ratus
kali pukulan pedang, sebagaimana yang disebutkan Imam Suyuthi dalam kitab Syarhus
Shuudur, dari Hasan, sesungguhnya Nabi Muhammad Saw. menyebutkan tentang sakitnya
sakaratul maut, beliau bersabda:

“Sakitnya kira-kira tiga ratus kali pukulan pedang”. Bisa kita bayangkan bagaimana sakitnya,
jangankan tiga ratus kali sekali pukulan pedang saja sudah sangat sakit apalagi tiga ratus kali.

Penonton yang saya hormati

bagaimanakah cara kita menyikapi kematian itu sendiri?

Kita sebagai seorang mukmin tentu beriman dan yakin dengan adanya hari setelah kematian.

Kita juga yakin dan beriman bahwasanya hanya ada dua nasib yang dialami oleh manusia
setelah kematiannya, yaitu manusia yang bernasib celaka dan manusia yang bernasib
beruntung.

Nasib kita setelah kematian itu ditentukan saat kita masih hidup. Dan apa yang akan kita
peroleh setelah kematian adalah hasil dari apa yang kita lakukan semasa kita hidup di dunia.

 Allah subhanahu wata'ala berfirman : “fa may ya'mal miṡqāla żarratin khairay yarah wa may
ya'mal miṡqāla żarratin syarray yarah”. maka barang Siapa yang mengerjakan kebaikan
seberat zarah, dia akan melihat (balasan)-nya. dan barang Siapa yang mengerjakan kejahatan
seberat zarah, dia akan melihat (balasan)-nya. [QS. Al-Zalzalah ayat 7-8]

Sebagai kesimpulan ceramah saya adalah kita sebagai manusia yang diciptakan oleh Allah
Subhanahu wa Ta’ala. dan suatu saat kita akan kembali kepada-Nya, marilah kita senantiasa
meningkatkan iman dan taqwa kita kepada Allah sehingga ketika kematian itu datang kita
masih dalam keadaan Muslim, karena Allah sendiri menginginkan kita manusia khususnya
kita umat Islam ketika kita kembali pada-Nya, kita masih memegang teguh agama kita yakni
agama Islam. Demikianlah ceramah yang dapat saya sampaikan pada kesempatan ini, semoga
dapat bermanfaat bagi kita semua, khususnya bagi diri saya sendiri dan seluruh penonton
yang hadir pada hari ini. Ada benarnya itu datangnya dari Allah Subhanahu wa Ta’ala dan
bila ada kekurangan itu semata-mata datangnya dari diri saya sendiri. Sekian wassalam

Anda mungkin juga menyukai