Khutbah 1
ibrahim waala ali ibrahim amma badu faya ibadallah usikum wanafsiy
Segala puji bagi Allah, Tuhan semesta alam. Dialah raja dari segala raja,
Salawat dan salam semoga tetap tercurah kepada baginda Nabi Muhammad
shallallahu ‘alaihi wa salam, karena atas perjuangan beliau, keluarga, sahabat, dan
para tabi’in yang telah mengantarkan umat manusia dari zaman jahilia, zaman
kebodohan menuju ke zaman yang penuh dengan ilmu pengetahuan dan penuh
dengan cahaya kebenaran dan semoga kita tetap menjadi pengikutnya yang setia
sebab yang mengantar manusia menuju kehidupan abadi yakni alam akhirat.
Kematian juga merupakan pemusnah semua kenikmatan dan pemutus segala nafsu
syahwat.
Perlu kita ketahui bahwa keberadaan kita di dunia ini hanyalah sementara.
negeri orang dan pada saatnya nanti ia akan kembali dengan membawa apa yang
telah ia cari dan ia kumpulkan selama berada di perantauan. Sama halnya dengan
manusia yang hidup di dunia ini pada saatnya nanti akan kembali menghadap
Allah dengan membawa amal perbuatan telah kita kumpulkan di dunia yang akan
ematian itu merupakan peristiwa yang pasti dialami oleh setiap makhluk yang
bernyawa yang diciptakan oleh Allah Subhanahu wa Ta’ala, baik itu manusia,
hewan, jin, setan, bahkan malaikat sekalipun akan mengalami yang namanya
berbunyi:
Artinya: “Tiap-tiap yang berjiwa akan merasakan mati. Kemudian hanyalah kepada Kami
Firman Allah tersebut di atas telah memberikan kita pemahaman bahwa kita
manusia yang mempunyai jiwa atau ruh pasti akan merasakan mati walaupun kita
sendiri tidak mengetahui kapan dan di mana kematian itu akan mendatangi kita.
Oleh karena kematian itu datangnya secara tiba-tiba maka kita harus
Ketika ajal kita telah tiba dan malaikat Izrail telah siap untuk mencabut
nyawa kita maka kita tidak akan bisa menunda kematian kita walau hanya sedetik
saja, sebagaimana firman Allah dalam Al-Qur’an surah Yunus ayat 49 yang
berbunyi:
Artinya: Tiap-tiap umat mempunyai ajal. Apabila telah datang ajal mereka, maka mereka
Artinya: Dialah Yang menciptakan kamu dari tanah, kemudian Dia menetapkan ajal
Khutbah 2
waantum muslimun
Ma’asyral Muslimin Wal Muslimat Rahimakumullah
Berbicara tentang kematian tentunya tak lepas dari yang namanya sakaratul
maut. Sakaratul maut adalah saat-saat pencabutan nyawa seorang manusia oleh
Malaikat Izrail. Saat-saat sakaratul maut ini merupakan saat yang paling
menyakitkan yang belum pernah dirasakan manusia selama hidup di dunia. Rasa
sakit ketika sakaratul maut kira-kira seperti tiga ratus kali pukulan pedang,
sebagaimana yang disebutkan Imam Suyuthi dalam kitab Syarhus Shuudur, dari
sakaratul maut, beliau bersabda: “Sakitnya kira-kira tiga ratus kali pukulan
pedang”. Bisa kita bayangkan bagaimana sakitnya, jangankan tiga ratus kali
sekali pukulan pedang saja sudah sangat sakit apalagi tiga ratus kali, naudzubillahi
minzalik.
Pertanyaan besar bagi kita semua, sudah siapkah kita bila saat ini malaikatul
maut datang mencabut nyawa kita? Sudah siapkah kita untuk terbaring sendiri,
berbalut kain kafan di dalam lubang yang berukuran satu kali satu setengah
meter? Tentunya yang dapat menjawab pertanyaan ini hanyalah diri kita sendiri.
Sebagai kesimpulan ceramah saya adalah kita sebagai manusia yang dicipkan
oleh Allah Subhanahu wa Ta’ala., dan suatu saat kita akan kembali kepada-Nya,
marilah kita senantiasa meningkatkan iman dan taqwa kita kepada Allah sehingga
ketika kematian itu datang kita masih dalam keadaan Muslim, karena Allah
sendiri menginginkan kita manusia khususnya kita umat Islam ketika kita kembali
pada-Nya, kita masih memegang teguh agama kita yakni agama Islam,
sebagaimana firman-Nya dalam Al-Qur’an surah al-Imran ayat 102, yang
berbunyi:
Artinya: Hai orang-orang yang beriman, bertakwalah kepada Allah sebenar-benar takwa
semoga dapat bermanfaat bagi kita semua, khusunya bagi kami dan seluruh
hadirin yang hadir pada hari ini. Alhaqqu mirrabbi walatakunanna minal
mumtarin. Ada benarnya itu datangnya dari Allah Subhanahu wa Ta’ala dan bila
ada kekurangan itu semata-mata datangnya dari diri kami sebagai makhluk Tuhan
yang tak luput dari salah dan khilaf. Kepada Allah saya mohon ampun dan kepada