Anda di halaman 1dari 5

Pada kesempatan yang mulia ini, kami selaku khatib mengajak

kepada hadirin sekalian, marilah kita senantiasa meningkatkan


keimanan dan ketakwaan kita kepada Allah SWT, takwa dalam arti
senantiasa berupaya dan berusaha untuk selalu menghadirkan Allah
dalam setiap situasi dan kondisi dengan cara selalu berzikir dan
melaksanakan segala perintahNya. Takwa dalam arti senantiasa
melibatkan Allah dalam setiap persoalan yang kita hadapi dengan
cara berdoa, memohon pertolongan dan bermunajat kepadaNya.

“Hai orang-orang yang beriman, bertakwalah kepada Allah sebenar-


benar takwa kepada-Nya; dan janganlah sekali-kali kamu mati
melainkan dalam keadaan beragama Islam.” (Al-Quran, Surat Ali
Maasyiral muslimin rakhimakumullah!
Imran, ayat 102)
Hadirin Jamaah Shalat Jumat yang insya Allah selalu berada dalam
naungan rahmat dan hidayah Allah SWT. Tak henti-hentinya kita Tidak lupa pula, shalawat serta salam semoga selalu tercurah tak
panjatkan puja dan puji syukur kepada Allah SWT, atas limpahan henti-hentinya kepada manusia yang paling mulia akhlaqnya, yang
karunia yang teramat besar yang Allah berikan kepada hamba- paling baik budi pekertinya, Khatamun Nabiyyiin, Nabi Muhammad
hamba-Nya, yaitu nikmat iman dan Islam; Semoga kita selalu SAW beserta keluarga dan para sahabatnya. Dan semoga kita selaku
termasuk yang mendapatkan hidayah-Nya serta berada dalam ummatnya, mendapatkan syafa’at beliau di yaumus syafa’at kelak.
keadaan Iman dan Islam hingga akhir hayat kita. Aamiin Allahumma aamiin.
Jamaah salat Jumat yang dirahmati Allah SWT

Dalam Khutbah Jumat yang singkat ini, mari kita merenung sejenak
“Bagaimana kamu ingkar kepada Allah, padahal kamu (tadinya)
tentang apa yang terjadi di sekitar kita, di mana kita sedang
mati, lalu Dia menghidupkan kamu, kemudian Dia mematikan
menjalani masa pandemi Covid 19 yang sudah berjalan lebih dari
kamu lalu Dia menghidupkan kamu kembali. Kemudian kepada-
setahun. Sudah banyak orang yang meninggal, dan tidak sedikit di
Nyalah kamu dikembalikan.”
antara mereka adalah Saudara kita, tidak heran jika tiba tiba

Dalam Tafsir Ibnu Katsir, dijelaskan bahwa ayat ini menjelaskan


akan kekuasaan Allah dan sungguh aneh orang yang ingkar kepada
Allah sementara manusia awalnya tiada, lalu Allah menciptakannya
mendengar sahabat kita meninggal dunia. Siapa pun, kapan pun
di muka bumi ini. Ayat ini juga menunjukkan bahwa kita semua
atau di mana saja bisa meninggal dunia tanpa ada yang bisa
pasti mati. Dan kita semua pasti akan dibangkitkan kembali setelah
mengira-ngira ajal itu tiba.
kematian itu.

“Setiap yang bernyawa akan merasakan mati.”


Jamaah shalat Jumat yang dirahmati Allah SWT

Kematian adalah sesuatu yang pasti kita hadapi. Dan yang menjadi
Maka apa saja kewajiban kita dalam mengisi kehidupan ini sebagai
gerbang dari kehidupan dunia menuju kehidupan akhirat adalah
persiapan diri kita sebelum menghadapi kematian? Tentunya ada
kematian.
banyak hal. Namun setidaknya ada tiga hal yang akan kita bahas
pada kesempatan ini. 
Maasyiral muslimin rakhimakumullah!

Dalam Surat Al-Baqarah ayat 28, Allah berfirman:


Pertama, dengan beramal sebaik mungkin. Dalam surat Al-Mulk Beramal sebaik mungkin juga berarti bahwa amal tersebut kita
ayat 1-2, Allah berfirman: lakukan dengan seikhlas mungkin, semaksimal mungkin dan dengan
sesempurna mungkin. Baik dalam interaksi kita kepada Allah
maupun kepada sesama manusia. Dan dalam setiap amal kita
tanamkan dalam diri kita bahwa bisa jadi ini adalah amal terakhir
kita.
“1. Mahasuci Allah yang menguasai (segala) kerajaan, dan Dia
Mahakuasa atas segala sesuatu. 2. Yang menciptakan mati dan Maasyiral muslimin rakhimakumullah!

hidup, untuk menguji kamu, siapa di antara kamu yang lebih baik
Yang kedua, adalah dengan menyiapkan amal yang terus mengalir
amalnya. Dan Dia Mahaperkasa, Maha Pengampun.”
pahalanya. Di antara yang dapat kita persiapkan adalah dengan

Maasyiral muslimin rakhimakumullah! memperbanyak amal jariyah, ilmu yang bermanfaat, serta mendidik
anak kita menjadi anak yang saleh/sholehah yang dapat mendoakan
Seperti apakah amalan yang terbaik itu? Salah satu indikatornya kita kelak. Sebagaimana hadits Rasulullah SAW.
adalah, amal yang dilakukan dengan istiqamah. Dalam hadis riwayat
Abu Hurairah, Rasulullah SAW bersabda:

“sesungguhnya sebaik-baik amal adalah yang rutin dikerjakan,


meskipun itu sedikit.”
“Diriwayatkan oleh Abu Hurairah, bahwa Rasulullah SAW bersabda: menjawab: Allah akan memberikan taufiq padanya untuk
Jika manusia mati, maka terputuslah amalnya kecuali tiga perkara, melaksanakan amal shalih sebelum dia meninggal.” (HR. Ahmad
sedekah jariyah, ilmu yang diambil manfaatnya, dan anak shalih dan Tirmidzi)
yang selalu mendo`akan orang tuanya.” (HR. Muslim).
Selain berusaha dengan segenap amal saleh untuk mencapai husnul
Yang ketiga, selalu berdoa agar diberikan husnul khatimah. Apakah khatimah, kita juga harus selalu berdo’a agar Allah mewafatkan kita
itu husnul khatimah? Di antara tanda utama husnul khatimah ialah dalam keadaan husnul khatimah.
apabila seseorang mengucap kalimat laa ilaaha illallaah di akhir
hayatnya. Dalam sebuah hadith shahih yang diriwayatkan oleh Abu Maasyiral muslimin rakhimakumullah!

Dawud, Rasulullah SAW bersabda:


Akhirnya, semoga kita mampu menjadi hamba Allah yang berhasil
dalam mempersiapkan kehidupan kita,  yang mampu meningkatkan
keimanan dan ketakwaan kita kepada Allah SWT. dari waktu ke
waktu dan semoga Allah menjadikan kita sebagai orang-orang yang
“Barangsiapa yang akhir hayatnya mengucapkan ‘Laa ilaaha illallaah’
wafat dalam keadaan husnul khatimah. Aamiin ya robbal ‘alamiin.
maka dia akan masuk Surga.”

Indikator lainnya dari seorang yang husnul khatimah adalah ia


mengerjakan pekerjaan baik di akhir hidupnya.

Rasulullah SAW bersabda: “Apabila Allah menghendaki kebaikan


kepada seseorang, maka Allah akan membuatnya beramal. Para
sahabat bertanya; Bagaimana membuatnya beramal? beliau

Anda mungkin juga menyukai