Anda di halaman 1dari 12

BAB 1

1.1LATAR BELAKANG

Al-Qur’an telah mendeklarasikan dirinya sebagai hudan li al-nas

(pentunjuk bagi segenap umat manusia), bayyinatin min Al-huda (penjelasan

dari petunjuk) dan Al-furqan (pembeda/pemisah). Sebagai petunjuk (huda) ,

al-Qur’an telah menjelaskan tentang konsep dan tata cara hidup yang lurus.

Al-Qur’an menjelaskan dengan gamblang tentang konsep hidup, baik konsep

hidupnya orang-orang yang telah diberi nikmat yang harus diikuti, maupun

konsep hidupnya orang-orang yang dimurkai dan berada dalam kesesatan

yang harus dijauhi.3 Dengan penjelasan Al-Qur’an tersebut, manusia dapat

menempuh jalan hidup yang benar-benar diridhai oleh Allah Swt, yaitu al-sirat

al-mustaqim (jalan yang lurus).

Meskipun Islam agama damai, tetapi pada kenyataannya Islam tidak

pernah terhindar dari upaya-upaya melecehkannya. Berbicara mengenai

pelecehan tidak akan pernah ada habisnya dari waktu ke waktu. Sebab, di

masa kini semakin banyak kasus pelecehan yang terjadi hingga menjadi isu

global yang tidak pernah berakhir. Pelecehan didefinisikan sebagai suatu pola

perilaku menyerang yang tampak bertujuan tidak baik terhadap orang yang

menjadi sasarannya, biasanya memiliki tujuan untuk mengancam atau

mengintimidasi target utamanya. Hal ini tidak hanya terjadi di masa modern,

tetapi juga pada masa diturunkannya Al - Qur’an yaitu di zaman Rasulullah.


Peristiwa pengeboman-pengeboman, konflik umat Islam dengan non muslim,

bahkan dengan umat Islam sendiri, seperti yang terjadi di beberapa negara

seperti Filipina, Maluku (Indonesia), Thailand, India dan Pakistan, selalu

dijadikan alasan untuk membenci dan menghujat Islam. Tampaknya di awal

abad ke-21 ini, Islam menjadi agama yang paling dikorbankan citranya

disebabkan oleh peristiwa-peristiwa kekerasan yang dilakukan oleh orang-

orang yang beragama Islam. Citra Islam sebagai agama yang mentolerir

kekerasan pun mendominasi pikiran banyak orang di dunia ini.

Di Indonesia sendiri, isu penistaan agama menjadi pembahasan yang tidak

pernah selesai setelah pidato Gubernur DKI Jakarta Basuki Tjahaya Purnama

diunggah ke media sosial, dan diyakini telah melecehkan al-Qur’an atas

komentarnya seputar surah al-Maidah ayat 51. Berbagai respon pun

bermunculan, baik yang menganggap adanya penistaan dalam kalimat yang

disampaikan Gubernur tersebut maupun yang menganggap tidak. Perdebatan

kemudian menjadi semakin liar setelah pihak yang menyatakan tidak ada

penistaan berani angkat bicara dan akhirnya mereka juga dituduh menistakan

agamanya sendiri.
BAB 2

1.2 PENGERTIAN SYAJA’AH

Bukhari Umar mengatakan bahwa, seseorang yang berilmu bukanlah

sekedar tahu tanpa amal, melainkan mengamalkannya. Sebab pada hakikatnya,

orang yang tahu adalah orang yang mengamalkan ilmunya.

Pada kali ini, membahas sebuah materi yang membahas tentang akhlak

terpuji yaitu “Syaja’ah”. Dalam keilmuan Islam, syajaah berasal dari kata

syaju’a-yasju’u-syaja’atan (‫ )شجع – يشجع – شجاعة‬yang secara bahasa artinya

berani, benar, dan gagah. Sedangkan menurut istilah pengertian syajaah

adalah keteguhan hati, kekuatan pendirian untuk membela dan

mempertahankan kebenaran secara terpuji dengan rasa percaya diri yang besar.

Syaja'ah secara terminologi berarti berani karena benar, berani

mengungkapkan sesuatu karena ada dasar hukumnya.

Syaja’ah dapat dibagi menjadi dua macam.

1) Syaja’ah harbiyyah, yaitu keberanian yang kelihatan atau tampak,

misalnya keberanian dalam medan tempur di waktu

perang.

2) Syaja’ah nafsiyyah, yaitu keberanian menghadapi bahaya atau

penderitaan dan menegakkan kebenaran.


Munculnya sikap syaja’ah tidak terlepas dari keadaan-keadaan sebagai

berikut.

1) Berani membenarkan yang benar dan berani mengingatkan yang salah.

2) Berani membela hak milik, jiwa dan raga dalam kebenaran.

3) Berani membela kesucian agama dan kehormatan bangsa.

Dari dua macam syaja’ah di atas, maka syaja’ah dapat dituangkan dalam

beberapa bentuk, yakni.

1) Memiliki daya tahan yang besar untuk menghadapi kesulitan,

penderitaan dan mungkin saja bahaya dan penyiksaan karena ia

berada di jalan Allah Swt.

2) Berterus terang dalam kebenaran dan berkata benar di hadapan penguasa

yang zalim.

3) Mampu menyimpan rahasia, bekerja dengan baik, cermat dan penuh

perhitungan.

4) Berani mengakui kesalahan

5) Bersikap obyektif terhadap diri sendiri.

6) Menahan nafsu di saat marah

Ada tujuh faktor yang menyebabkan seseorang memiliki keberanian, yaitu:

rasa takut kepada Allah, lebih mencintai akhirat daripada dunia, tidak takut
mati, tidak ragu-ragu, tidak menomor satukan kekuatan materi, tawakal dan

yakin akan pertolongan Allah, dan merupakan hasil pendidikan.

Beberapa bentuk Syaja'ah yang disebutkan oleh Al-Quran:

1. Syaja'ah (berani) menghadapi musuh dalam peperangan (jihad fi

sabilillah);

2. Syaja'ah (berani) menyatakan kebenaran (kalimatu al-Haq);

3. Syaja'ah (berani) untuk mengendalikan diri ketika marah.

Dalam mengatakan kebenaran membutuhkan sikap amar ma'ruf nahyi

munkar. Amar ma'ruf artinya perintah kepada kebaikan dan nahyi munkar

artinya melarang/mencegah keburukan. Sehingga Amar ma'ruf nahyi munkar

adalah memerintah kepada kebaikan dan mencegah atau melarang berbuat

keburukan. Amar ma'ruf nahyi munkar merupakan cita-cita dan nilai luhur

dari umat manusia. Apabila tidak ada amar ma'ruf nahyi munkar maka tidak

akan ada ketaatan kepada Allah SWT. Apabila tidak ada ketaatan kepada

Allah SWT, maka azab Allah akan datang menghampiri. Oleh karena itu, kami

akan membahas mengenai kasus pelecehan Al-Qur'an surat Al - Maidah ayat

51 yang dilakukan oleh Basuki Tjahaya Purnama.


BAB 3

1.3PENJELASAN KASUS

Masih ingat di benak kita, pelecehan Al-Quran yang dilakukan oleh Basuki

Tjahaja Purnama atau yang kerap disapa Ahok pada September 2016 saat ia

berpidato di Pulau Pramuka, Kepulauan Seribu sebagai bentuk kunjungan

resminya. Dalam pidatonya, ia mengatakan, "Jadi jangan percaya sama orang,

kan bisa saja dalam hati kecil Bapak-Ibu nggak bisa pilih saya ya kan?

Dibohongi pakai Surat Al-Maidah 51, macam-macam itu. Itu hak Bapak-Ibu

ya. Jadi kalau Bapak-Ibu perasaan nggak bisa kepilih nih, karena saya takut

masuk neraka karena dibodohin gitu ya, nggak apa-apa." Di mana isi surat Al-

Maidah ayat 51 sendiri sebagai berikut.

ُ ‫ٰۤيـاَيُّ َها الَّ ِذيْنَ ا َمنُ ْوا َل تَت َّ ِخذُوا ْال َي ُه ْو َد َوا لنَّص ٰۤرى اَ ْو ِل َيا ٓ َء ۘ َب ْع‬
‫ض ُه ْم اَ ْو ِل َيا ٓ ُء َب ْعض ۗ َو َم ْن يَّت ََولَّ ُه ْم ِم ْن ُك ْم فَ ِا نَّه‬

ٰ ‫ّللاَ َل َي ْهدِى ْالقَ ْو َم ال‬


‫ظ ِل ِم ْي‬ ٰ ‫ِم ْن ُه ْم ۗ ا َِّن‬

"Wahai orang-orang yang beriman! Janganlah kamu menjadikan orang

Yahudi dan Nasrani sebagai pemimpin(mu); mereka satu sama lain saling

melindungi. Barang siapa di antara kamu yang menjadikan mereka pemimpin,

maka sesungguhnya dia termasuk golongan mereka. Sungguh, Allah tidak

memberi petunjuk kepada orang-orang yang zalim." (QS. Al-Ma'idah 5: Ayat

51)
Tentu saja pidato tersebut dengan cepat menyebar melalui kanal YouTube

Pemprov DKI dan media sosial karena mengandung kontroversi luas terutama

bagi kalangan masyarakat Muslim di Indonesia. Di mana isi pidato tersebut

sangat bertolak belakang pada isi surat Al-Maidah ayat 51 dan secara tidak

langsung ia mengatakan bahwa orang Indonesia tidak boleh dibohongi oleh

orang-orang yang menggunakan surah tersebut supaya tidak memilih orang

non-Muslim sebagai pemimpin mereka. Pernyataan kontroversial ini pun

melatar belakangi dua aksi protes massa besar-besaran terhadap Ahok, yakni

Aksi 4 November (411) dan Aksi 2 Desember (212) yang keduanya terjadi di

tahun 2016 untuk menuntut penahanannya atas tuduhan menista, menghujat,

dan melecehkan Al-Qur'an. Istilah "penista agama" pun menjadi populer sejak

kasus ini menjadi viral di publik.

Pada bulan Oktober 2016, beberapa tokoh dan kelompok melaporkan Ahok

untuk kasus penistaan agama. Ketua MUI Ma'ruf Amin menyatakan bahwa

pernyataan kontroversial Ahok memiliki konsekuensi hukum, apakah

penghujatan terhadap Al-Qur'an atau penghujatan tentang ulama. Al-Qur'an

sendiri menyatakan bahwa siapa saja yang mendustakan atau menghujat kitab

suci Al-Quran, termasuk pernyataan bahwa Al -Maidah ayat 51 merupakan

alat kebohongan yang digunakan oleh para penceramah, dikutuk sebagai

"kafir". Menurut beberapa mazhab Islam, seperti mazhab Syafi'i dan Hanafi,
setiap penistaan agama atau serangan dari non-Muslim terhadap Islam sebagai

agama bisa dijatuhi hukuman mati.

Setelah sebuah permintaan maafnya kepada komunitas Muslim, Ahok

mengungkapkan sebuah rencana kontroversial di Jakarta ketika ia akan

menamai sebuah hotspot wifi "Al Maidah 51" dengan kata sandi "kafir". Pada

4 November 2016, Gerakan Nasional Pengawal Fatwa Majelis Ulama

Indonesia (GNPF-MUI) mengadakan demonstrasi besar-besaran di Jakarta

yang dihadiri oleh ratusan ribu orang dari berbagai organisasi massa untuk

membawa kasus penistaan ke pengadilan. Karena lambatnya kemajuan dalam

penyelidikan, terdapat aksi protes lebih besar ini diprakarsai oleh pemimpin

FPI Habib Rizieq Shihab di Monumen Nasional (Monas), Jakarta pada tanggal

2 Desember 2016 yang kemudian menjadi peristiwa bersejarah dari Gerakan

212 (Aksi 212) sebagai salah satu pertemuan massa muslim terbesar yang

diklaim bahwa gerakan tersebut dihadiri oleh jutaan Muslim dari berbagai

penjuru Indonesia. Presiden Joko Widodo disertai dengan para menteri dan

Kepala Polri Tito Karnavian juga turut menghadiri acara tersebut. Proses

persidangan kasus penistaan agama secara resmi dimulai pada 13 Desember

2016 di Pengadilan Negeri Jakarta Pusat. Ratusan aparat dikerahkan untuk

menjaga demonstrasi di depan gedung pengadilan demi alasan keamanan.


Anehnya selama persidangan berlangsung, terdapat beberapa orang dan

organisasi masa yang tidak sejalan dengan pendapat Ahok dan justru

ditangkap dan dibubarkan oleh pihak kepolisian.

Pertama, seorang dosen Buni Yani terlibat dalam kasus tersebut setelah

videonya yang diunggah di Facebook menjadi viral dan ia akhirnya

menjatuhkan hukuman satu setengah tahun penjara.

Kedua, seorang musisi dan politisi terkenal Ahmad Dhani juga dilaporkan ke

polisi karena tweetnya bahwa pihak yang mendukung seorang penghujat

terhadap agama sebagai orang keji yang patut diludahi. Hal ini yang kemudian

ditafsirkan sebagai penghinaan terhadap kelompok pendukung Ahok,

kemudian Dhani dijatuhi hukuman penjara 18 bulan dalam kasus ini. Dhani

juga pernah mempertanyakan perlakuan berbeda yang diterapkan antara

dirinya dan Ahok, sewaktu ia harus ditahan di penjara dan Ahok berada dalam

Mako Brimob.

Ketiga, pada bulan Mei 2017, sebuah kelompok Islam garis keras Hizbut

Tahrir Indonesia dibubarkan secara tiba-tiba oleh pihak pemerintah tanpa

pemberitahuan formal atau proses legal yang memadai, yang kemudian

mengarah ke revisi UU Ormas yang ditentang oleh beberapa partai politik.

Selama persidangan, Menteri Dalam Negeri Tjahjo Kumolo memutuskan

bahwa Ahok diizinkan untuk mencalonkan diri dalam pemilihan gubernur

2017 meskipun ada tekanan besar dari komunitas Muslim untuk


mendiskualifikasi dia dari pemilihan karena telah menyakiti perasaan orang-

orang Islam atas hujatannya terhadap sebuah ayat kitab suci.

Selama proses penyelidikan yang berlanjut, Ahok ditolak beberapa kali

saat kunjungan kampanyenya di beberapa daerah di Jakarta. Pada Wawancara

dengan media Australia, ABC News, Ahok menyatakan bahwa dia tidak

memiliki niat untuk menyerang para pemilih Muslim dan mengklaim

penyelidikan itu adalah strategi politik yang digunakan oleh lawan-lawannya

untuk mengalahkannya Ahok dan Djarot Saiful Hidayat bersaing dengan putra

mantan Presiden Agus Harimurti Yudhoyono-Sylviana Murni dan mantan

Menteri Pendidikan Anies Rasyid Baswedan-Sandiaga Salahudin Uno dalam

pemilihan gubernur. Pada akhirnya, Ahok-Djarot kalah dari Anies-Sandi yang

terpilih untuk jabatan gubernur.

Pada tanggal 9 Mei 2017, setelah pemilihan gubernur, hakim memutuskan

Ahok terbukti bersalah atas kasus penistaan agama dan menjatuhkan hukuman

dua tahun penjara, sementara jaksa penuntut memutuskan untuk hukuman

penjara satu tahun dengan dua tahun masa percobaan. Selama persidangan

vonis, seorang pendukung Ahok Veronica Koman membuat pernyataan

ofensif di depan gedung pengadilan dengan mengatakan bahwa rezim Joko

Widodo lebih kejam daripada masa sebelumnya.


Pada 2 Desember 2018, "kelompok alumni" gerakan 212 (atau Alumni

212) berkumpul kembali dalam pertemuan massal di Monas, Jakarta untuk

memperingati dua tahun peringatan setelah peristiwa besar pada tahun 2016.

Selain orang dan organisasi yang terlibat sebelumnya, pada bulan Agustus

2019, Veronica Koman, yang menyampaikan kritik tajam terhadap

pemerintah ketika mendukung Ahok dalam hukuman persidangan, didakwa

oleh kepolisian Indonesia karena menyebarkan hoax di media sosial yang

memprovokasi insiden kekerasan di Papua pada Agustus 2019. Setelah pergi

ke luar negeri, Koman telah menjadi buronan dan target "Red Notice" Interpol

oleh pemerintah Indonesia atas kasus kejahatannya.


DAFTAR PUSTAKA

Rina Atriana, Aditya Mardiastuti. 2017. “Hakim : Ahok merendahkan surat


Al-Maidah 51”, https://news.detik.com/berita/d-3496149/hakim-ahok-
merendahkan-surat-al-maidah-51, diakses pada 28 Agustus 2022 pukul 13.00.

Ronald F. Clayton. 2019. “Makalah Pendidikan Agama Islam Materi Syaja’ah


(Berani Membela Kebenaran)”, https://pdfcoffee.com/makalah-pendidikan-
agama-islam-materi-syajax27ah-berani-membela-kebenaran-pdf-free.html,
diakses pada 27 Agustus 2022 pukul 20.00.

Anda mungkin juga menyukai