Anda di halaman 1dari 5

TOLERANSI DALAM PERSPEKTIF AL-QURAN DAN SUNNAH

(Upaya Mewujudkan Tatanan Kehidupan yang Harmonis Ditengah Pluralisme)


Kemunduran dunia Islam yang masih terus berlangsung hingga saat ini, tidak dapat
dipungkiri, telahberdampak negatif terhadap kondisi umat Islam secara
internasional. Kaum muslim di berbagaibelahan dunia terus menjadi bulan-bulanan
para musuh Islam (baca: jaringan Zionis internasional danB a r a t ) , t a n p a m a m p u
memberikan perlawanan yang be rarti. Meski sejak paruh terakhir
a b a d keduapuluh penetrasi secara fisik (militer) terh adap wilayah-wilayah
Islam telah banyak menurunintensitasnya, namun tidak berarti umat Islam
dapat bernapas lega. Ini dikarenakan para musuhIslam telah menyiapkan bentukbentuk penjajahan baru (new imperialism) yang efeknya tidak kalahm e n g e r i k a n d a r i
peperangan secara fisik. Hegemoni di bidang ekonomi, politik,
b u d a ya , d a n pemikiran, yang terus dibangun oleh para penentang Islam
tersebut, hanyalah sebagian, untuksekedar menyebut contoh, dari bentuk-bentuk
konspirasi mutakhir untuk tetap memposisikan kaummuslim sebagai pihak yang inferior.
[1]
Terutama dalam bidang pemikiran, umat Islam pada saat sekarang tengah berada di
pusaran arusperang pemikiran (al-ghazwu al-fikriy) yang dahsyat. Jaringan
global musuh-musuh Islam gencarm e l a k u k a n u p a ya p e n c u c i a n o t a k
t e r h a d a p u m a t I s l a m d e n g a n c a r a m e n y e r a n g k o n s e p - konsep/ajaranajaran Islam di satu sisi, dan pada saat bers amaan mendesakkan konsepkonseppemikiran mereka. Targetnya adalah menjadikan umat Islam secara
perlahan-lahan terjauh, atausetidak-tidaknya mengalami pendangkalan pemahaman,
dari ajaran-ajaran agamanya.Salah satu aspek ajaran Islam yang pada saat ini
banyak mendapat sorotan tajam adalah konseptentang pluralisme dan
toleransi. Kaum Zionis dan Barat gencar mengkampanyekan bahwa
Islamadalah agama yang anti toleransi dan kemajemukan. Mereka juga berusaha keras
merusak citra Islamdengan mengembangkan opini bahwa Islam dan umat Islam
tidak menghargai kesetaraan hidup( e q u a l i t y o f l i f e ) d a n h a k - h a k a s a s i
m a n u s i a . U p a y a - u p a y a i n i s a n g a t m e m b a h a y a k a n k a r e n a dilakukan secara
sistematis dan berkelanjutan.Guna mengantisipasi dampak negatif dari gelombang
perang urat syaraf yang mencema skan ini,tentunya sangat diperlukan usaha
bersama segenap umat Islam untuk kembali berusaha menggaliserta menghayati
konsep Islam tentang toleransi yang kini sedang diusahakan untuk
dikaburkan.Umat Islam, terutama generasi muda, harus diberikan pemahaman yang
benar tentang konsepsi ini,sehingga ketidaktahuan atau keragu-raguan mereka tidak
menjadi sasaran empuk propaganda kejiZionis dan Barat. Dalam kerangka inilah tulisan
singkat ini dimaksudkan, atau, meminjam istilah Yusuf Q a r a d h a w i , i a d i t u j u k a n
u n t u k m e n j e l a s k a n k o n s e p s i ya n g s e b e n a r n ya ( t a u d h h a l h a q i q ) , menghilangkan keragu-raguan (izlah al-syubuht), serta meluruskan persepsi
yang keliru (tashhhal-afhm).[2]Dalam tulisan yang sangat sederhana berikut ini,
penulis berusaha mengelaborasi secara tematis konsep Islam tentang toleransi dan

pluralisme. Diawali dengan penjelasan seputar definisi, kemudiand i l a n j u t k a n


dengan upaya untuk mem buktikan bahwa Islam men erima pluralisme
s e k a l i g u s memberikan jalan keluar dalam mensikapinya, yaitu dengan prinsip toleransi
(tasmuh). Pada bagianakhir akan diuraikan secara komprehensif solusi dimaksud, sesuai
dengan perspektif yang dimajukanal-Quran dan sunnah.

Katakanlah: "Hai orang-orang yang kafir,


Aku tidak akan menyembah apa yang kamu sembah.
Dan kamu bukan penyembah Tuhan yang aku sembah.
Dan aku tidak pernah menjadi penyembah apa yang kamu sembah.
Dan kamu tidak pernah (pula) menjadi penyembah Tuhan yang aku sembah.
Untukmulah agamamu, dan untukkulah, agamaku".
Q.S Al Kafirrun ayat 1-6
Toleransi beragama dalam islam sudah diatur langsung oleh Al-Quran, toleransi disini
bukan berarti mencampuradukkan semua agama karena itu sudah jelas larangannya,
karena yang Baik / Halal itu sudah jelas dan yang Buruk / Haram juga sudah jelas.
Dalam surat Al Baqarah ayat 256:
Tidak ada paksaan untuk (memasuki) agama (Islam); sesungguhnya telah jelas jalan
yang benar daripada jalan yang sesat. Karena itu barangsiapa yang ingkar kepada
Thaghut dan beriman kepada Allah, maka sesungguhnya ia telah berpegang kepada
buhul tali yang amat kuat yang tidak akan putus. Dan Allah Maha Mendengar lagi Maha
Mengetahui.

Adanya kerjasama yang baik antar umat Islam dan umat beragama lainnya tidaklah
menjadi halangan dalam Islam. Kerjasama dalam bidang kehidupan masyarakat seperti
penyelenggaraan pendidikan, pemberantasan penyakit sosial, pembangunan ekonomi
untuk mengatasi kemiskinan adalah sebagian kecil bentuk kerjasama yang dapat
dilakukan. Keadaan demikian digambarkan dalam Al Quran surat At Taubat ayat 6.
Dan jika seorang diantara orang-orang musyrikin itu meminta perlindungan kepadamu,
maka lindungilah ia supaya ia sempat mendengar firman Allah, kemudian antarkanlah ia
ketempat yang aman baginya. Demikian itu disebabkan mereka kaum yang tidak
mengetahui.
Manfaat Toleransi Hidup Beragama Dalam Pandangan Islam
1. Menghindari Terjadinya Perpecahan
Bersikap toleran merupakan solusi agar tidak terjadi perpecahan dalam mengamalkan
agama. Sikap bertoleransi harus menjadi suatu kesadaran pribadi yang selalu dibiasakan
dalam wujud interaksi sosial. Toleransi dalam kehidupan beragama menjadi sangat
mutlak adanya dengan eksisnya berbagai agama samawi maupun agama ardli dalam
kehidupan umat manusia ini.
Dan Allah berfirman dalam Al-Quran:
Dan berpeganglah kamu semuanya kepada tali (agama) Allah, dan janganlah kamu
bercerai berai, dan ingatlah akan nikmat Allah kepadamu ketika kamu dahulu (masa
Jahiliyah) bermusuh-musuhan, Maka Allah mempersatukan hatimu, lalu menjadilah
kamu Karena nikmat Allah, orang-orang yang bersaudara; dan kamu Telah berada di
tepi jurang neraka, lalu Allah menyelamatkan kamu dari padanya. Demikianlah Allah
menerangkan ayat-ayat-Nya kepadamu, agar kamu mendapat petunjuk. (Al-Imran:103)
2. Memperkokoh Silaturahmi dan Menerima Perbedaan
Salah satu wujud dari toleransi hidup beragama adalah menjalin dan memperkokoh tali
silaturahmi antarumat beragama dan menjaga hubungan yang baik dengan manusia
lainnya. Pada umumnya, manusia tidak dapat menerima perbedaan antara sesamanya,
perbedaan dijadikan alasan untuk bertentangan satu sama lainnya. Perbedaan agama
merupakan salah satu faktor penyebab utama adanya konflik antar sesama manusia.
Merajut hubungan damai antar penganut agama hanya bisa dimungkinkan jika masingmasing pihak menghargai pihak lain. Mengembangkan sikap toleransi beragama, bahwa
setiap penganut agama boleh menjalankan ajaran dan ritual agamanya dengan bebas dan
tanpa tekanan. Oleh karena itu, hendaknya toleransi beragama kita jadikan kekuatan
untuk memperkokoh silaturahmi dan menerima adanya perbedaan. Dengan ini, akan
terwujud perdamaian, ketentraman, dan kesejahteraan.
Toleransi menurut Syekh Salim bin Hilali memiliki karakteristik sebagai berikut:

1.
2.
3.
4.
5.
6.
7.
8.

Kerelaan hati karena kemuliaan dan kedermawanan


Kelapangan dada karena kebersihan dan ketaqwaan
Kelemah lembutan karena kemudahan
Muka yang ceria karena kegembiraan
Rendah diri dihadapan kaum muslimin bukan karena kehinaan
Mudah dalam berhubungan sosial (muamalah) tanpa penipuan dan kelalaian
Menggampangkan dalam berdawah ke jalan Allah tanpa basa basi
Terikat dan tunduk kepada agama Allah Subhanahu wa Taala tanpa ada rasa
keberatan.

Hal Yang Dapat Membantu Sikap Toleransi


a. Menahan Angkara murka
Toleransi itu adalah kerelaan hati dan kelapangan dada bukan karena menahan,
kesempitan dan terpaksa sabar melainkan toleransi adalah bukti kebaikan hati, lahir, dan
batin.
Hanya saja toleransi tidak dapat dicapai kecuali melalui jembatan menahan angkara
murka dan berupaya sabar, bila seorang hamba dapat dengan mantap melewatinya, maka
dia akan memasuki pintu-pintu toleransi dengan pertolongan dan taufik dari Allah.
Allah taala berfirman memuji kaum mukminin,
(Yaitu) Orang-orang yang menafkahkan (hartanya) baik di waktu lapang maupun
sempit, dan orang-orang yang menahan amarah dan memaafkan (kesalahan) orang.
Allah menyukai orang-orang berbuat kebajikan ( Ali Imran: 134 )
Rasulullah SAW bersabda,
Artinya: Barangsiapa yang dapat menahan angkara murkanya padahal dia mampu
melampiaskannya, maka Allah akan memanggilnya di hadapan khalayak guna disuruh
memilih bidadari mana yang dia kehendaki untuk Allah nikahkan dengannya[Shahih
Al-Jami 6394 dan 6398]
b. Memaafkan dan Berlapang Dada
Para cendekiawan telah mengetahui dengan eksperimen dan realita yang ada, bahwa
seorang hamba bila dia melampiaskan kemarahan dirinya, maka dia akan hina dan
tergelincir, sementara pada sikap memaafkan dan berlapang dada terdapat kelezatan,
ketenangan, kemuliaan jiwa dan keagungan serta ketinggiannya yang tisak terdapat
sedikitpun pada sikap pembalasan dan pelampiasan angkara murka.
Rasulullah s.a.w. bersabda,

Artinya: Tidaklah shadaqah itu mengurangi harta benda, tidaklah Allah menambahkan
kepada seorang hamba dengan sikap pemaafnya kecuali kemuliaan dan tidaklah seorang
bertawadlu karena Allah melainkan Allah mengangkat (derajat) nya [Hadist Riwayat
Muslim 2588 dan lainnya]
c. Mengharapkan Apa yang Ada di Sisi Allah dan Berbaik Sangka Kepada Allah
Pengharapan adalah masalah yang urgen bagi muslim yang menempuh perjalanan
(menuju Allah) karena dia berkisar antara dosa yang diharapkan pengampunannya, aib
yang diharapkan perbaikannya, amal sholeh yang diharapkan diterima, istiqamah yang
diharapkan eksistensinya dan taqarrub kepada Allah serta kedudukan disisi-Nya yang
diharapkan tercapai. Barangsiapa yang mengharapkan apa yang ada di sisi-Nya maka dia
akan memaafkan orang lain, sebab Allah s.w.t. tidak akan menyia-nyiakan pahala orang
yang berbuat kebajikan.
Rasulullah s.a.w. bersabda,
Artinya: Ada seorang lelaki yang tidak berbuat kebajikan sama sekali, dulunya ia biasa
menghutangi orang lain, dia menyuruh utusannya: Ambillah yang mudah dan
tinggalkan yang kesulitan, maafkan semoga Allah memaafkan kita! Tatkala dia
meninggal, Allah bertanya: Apakah engkau pernah beramal kebaikan sedikitpun?
Jawabnya: Tidak ! Hanya saja saya memiliki seorang budak dan saya biasa
menghutangi orang, bila saya mengutusnya untuk menagih hutang saya perintah ia:
Ambillah apa yang lapang biarkan yang kesulitan dan maafkan semoga Allah
memaafkan kita Allah berfirman: Sungguh Aku telah memaafkanmu( Shahih Al-Jami
2074 )

Daftar pustaka
1. http://eyinn.wordpress.com/2012/05/28/53/
2. http://www.annaba-center.com/main/kajian/detail.php?detail=20090312204755
3.

Anda mungkin juga menyukai