Ukhuwah Islamiyah
Ukhuwah berarti “persaudaraan”, terambil dari akar kata yang pada mulanya berarti
“memperhatikan”. Artinya persaudaraan mengharuskan adanya perhatian semua pihak yang
merasa bersaudara. Istilah ukhuwah islamiyah ini perlu ditinjau maknanya, agar tidak
mengalami kerancuan . Kata Islamiyah yang dirangkaikan dengan kata ukhuwah dipahami
sebagai “persaudaraan yang bersifat islami atau yang diajarkan oleh Islam”. Makna ukhuwah
menurut Imam Hasan Al Banna: Ukhuwah Islamiyah adalah keterikatan hati dan jiwa satu
sama lain dengan ikatan aqidah.
Artinya: “Dan berpeganglah kamu semuanya kepada tali (agama) Allah, dan janganlah kamu
bercerai-berai, dan ingatlah akan nikmat Allah kepadamu ketika dahulu (masa Jahiliyah)
bermusuh-musuhan, maka Allah mempersatukan hatimu, lalu menjadilah kamu karena
nikmat Allah orang yang bersaudara; dan kamu telah berada di tepi jurang neraka, lalu Allah
menyelamatkan kamu daripadanya. Demikianlah Allah menerangkan ayat-ayat-Nya
kepadamu, agar kamu mendapat petunjuk”. (Q.S. Ali Imron:103)
Artinya: “Teman-teman akrab pada hari itu sebagiannya menjadi musuh bagi sebagian
yang lain kecuali orang-orang yang bertaqwa”. (Q.S.Az-Zukhruf :67)
Abu Hurairah r.a., dari Nabi Muhammad saw., beliau bersabda, “Barangsiapa menghilangkan
kesusahan seorang muslim, niscaya Allah akan menghilangkan satu kesusahannya di hari
kiamat. Barang siapa menutupi aib di hari kiamat. Allah selalu menolong seorang hamba
selama dia menolong saudaranya.” (H.R. Muslim).
Perjuangan Islam tidak akan tegak tanpa adanya ukhuwah islamiyah. Ukhuwah
islamiyah akan melahirkan rasa kesatuan dan menenangkan hati manusia. Banyak
persaudaraan lain yang bukan karena islam dan persaudaraan itu tidak akan kuat dikalangan
umat dewasa ini terjadi disebabkan mereka tidak memenuhi persyaratan ukhuwah, yaitu
kurangnya mendekatkan diri kepada Allah dengan ibadah yang bersungguh-sungguh.
Oleh karena itu untuk mencapai nikmatnya ukhuwah, perlu kita ketahui beberapa proses
terbentuknya ukhuwah Islamiyah antara lain :
1. Melaksanakan proses Ta’aruf
Ta’aruf adalah saling mengenal. Saling mengenal antara kaum muslimin ialah wujud
nyata ketaatan kepada Allah SWT . Interaksi dapat membuat ukhuwah lebih solid kekal.
2. Melaksanakan proses Tafahum
Tafahum adalah saling memahami. Hendaknya seorang muslim memperhatikan keadaan
saudaranya agar bisa bersegera memberikan pertolongan sebelum saudaranya meminta.
3. Melakukan At-Ta’aawun
Ta’awun adalah saling membantu dalam kebaikan dan meninggalkan kemungkaran.
4. Melaksanakan proses Takaful
Muncul setelah proses ta’awun berjalan. Rasa sedih dan senang diselesaikan bersama.
Ukhuwah Insaniyah
Ukhuwah insaniyah dilandasi oleh ajaran bahwa semua umat manusia adalah makhluk
Allah SWT. Sekalipun Allah SWT memberikan petunjuk kebenaran melalui ajaran islam,
tetapi tetap saja Allah SWT memberikan kebebasan pada umat manusia mau mengikuti atau
tidak. Manusia diberikan kebebasan memilih jalan hidupnya sendiri. Karena itu manusia
tidak diciptakan satu umat saja, padahal jika mau Allah SWT bisa saja menciptakan satu
golongan. Tetapi nyatanya tidak. Allah menciptakan kita dari berbagai golongan, tujuannya
tidak lain adalah sebagai ujian untuk kita
Prinsip kebebasan ini terbukti menghalangi pemaksaan suatu agama oleh otoritas
manusia manapun. Artinya islam adalah agama yang tidak memaksa kehendak, yang tidak
mengajarkan pemaksaan. Bahkan Rasulullah SAW juga dilarang akan hal itu
[10:99] Dan jikalau Tuhanmu menghendaki, tentulah beriman semua orang yang di muka
bumi seluruhnya. Maka apakah kamu (hendak) memaksa manusia supaya mereka menjadi
orang-orang yang beriman semuanya ?
[18:29] Dan katakanlah: "Kebenaran itu datangnya dari Tuhanmu; maka barangsiapa yang
ingin (beriman) hendaklah ia beriman, dan barangsiapa yang ingin (kafir) biarlah ia kafir".
Sesungguhnya Kami telah sediakan bagi orang orang zalim itu neraka, yang gejolaknya
mengepung mereka. Dan jika mereka meminta minum, niscaya mereka akan diberi minum
dengan air seperti besi yang mendidih yang menghanguskan muka. Itulah minuman yang
paling buruk dan tempat istirahat yang paling jelek.
Perbedaan adalah sesuatu hal yang pasti terjadi dan tidak dapat kita hindari. Yang perlu kita
lakukan adalah menghargai perbedaan itu saling toleransi dan peduli satu sama lain. Saling
membantu dalam masalah muamalah dan tidak mencampur adukkan makna toleransi dengan
hal aqidah.
Islam sendiri menghargai adanya perbedaan dan keberagaman. Bahkan jauh sebelum
adanya istilah multikultural, secara konseptual maupun dalam realitas sejarah, Islam adalah
agama yang telah mengenal keberagaman dalam masyarakat multikultur . Sejak awal
penciptaan, memang Allah SWT tidak hanya menetapkan manusia dalam satu golongan saja ,
tidak hanya satu umat saja. Padahal apabila Allah menghendaki itu bisa saja terjadi. Namun
Allah SWT hendak menguji kita semua dengan keberagaman tersebut. Hal ini telah
dijelaskan dalam potongan ayat Q.S. Al Maidah ayat 48
.....
Dari ayat tersebut kita bisa menarik bahwa Allah SWT sengaja tidak menjadikannya satu
umat saja sebagai ujian terhadap kita, ujian untuk taat dan bertakwa serta berlomba berbuat
kebaikan.
Selain itu, islam pun juga tidak pernah mengajarkan pemaksaaan agama.
Q.S Al Baqarah ayat 256
[2:256] Tidak ada paksaan untuk (memasuki) agama (Islam); sesungguhnya telah jelas jalan
yang benar daripada jalan yang sesat. Karena itu barangsiapa yang ingkar kepada Thaghut
dan beriman kepada Allah, maka sesungguhnya ia telah berpegang kepada buhul tali yang
amat kuat yang tidak akan putus. Dan Allah Maha Mendengar lagi Maha Mengetahui.
Islam memang agama yang tidak pernah memaksakan kehendak, agama yang
felksibel dan islam adalah agama yang sangat menghargai perbedaan, agama universal yang
menjunjung tinggi nilai-nilai kemanusiaan, persamaan hak dan mengakui adanya keragaman
dan kemajemukan. Multikultural menurut Islam adalah sebuah aturan Allah SWT
(sunnatullah) yang tidak akan berubah, juga tidak mungkin dilawan atau diingkari. Setiap
orang akan menghadapi kemajemukan di manapun dan dalam hal apapun. Hal ini
menggambarkan bahwa Islam sangat menghargai multikultural karena Islam adalah agama
yang dengan tegas mengakui perbedaan setiap individu untuk hidup bersama dan saling
menghormati satu dengan yang lainnya. Allah SWT menciptakan manusia dengan
bermacam-macam perbedaan supaya bisa saling berinteraksi mengenal antara satu dengan
yang lainnya.
[30:22] Dan di antara tanda-tanda kekuasaan-Nya ialah menciptakan langit dan bumi dan
berlain-lainan bahasamu dan warna kulitmu. Sesungguhnya pada yang demikan itu benar-
benar terdapat tanda-tanda bagi orang-orang yang mengetahui.
[49:13] Hai manusia, sesungguhnya Kami menciptakan kamu dari seorang laki-laki dan
seorang perempuan dan menjadikan kamu berbangsa-bangsa dan bersuku-suku supaya kamu
saling kenal-mengenal. Sesungguhnya orang yang paling mulia diantara kamu disisi Allah
ialah orang yang paling taqwa diantara kamu. Sesungguhnya Allah Maha Mengetahui lagi
Maha Mengenal.
2.2 Dari ayat ayat diatas, kita semestinya lebih menyadari bahwa perbedaan juga merupakan
anugerah dari Allah SWT yang harus kita syukuri dan kita hargai. Terutama sebagai
warga negara Indonesia. Negara kita tercinta ini juga terdapat keberagaman dan
multikulturalisme. Pada dasarnya, multikulturalisme yang terbentuk di Indonesia
merupakan akibat dari kondisi sosial-kultural maupun geografis yang begitu beragam dan
luas..Dalam konsep multikulturalisme, terdapat kaitan yang erat bagi pembentukan
masyarakat yang berlandaskan Bhinneka Tunggal Ika serta mewujudkan suatu
kebudayaan nasional yang menjadi pemersatu bagi bangsa Indonesia.
Perbedaan budaya dan suku seperti yang terjadi Indonesia tentu akan melahirkan
bermacam budaya yang ada di masyarakat yang menjadi kekayaan bangsa, namun jika
perbedaan tidak dikelola dengan baik, akan menjadi masalah yang akan menimbulkan
kerugian bagi umat manusia. Di satu sisi multikultural masyarakat dapat menjadi kekuatan
jika dikelola dengan baik dan profesional, namun jika tidak, perbedaan cara pandang antar
individu bangsa yang multikultural ini akan menjadi faktor penyebab disintegrasi bangsa dan
konflik yang berkepanjangan.
Dalam prakteknya sering kita jumpai hal seperti itu. Konflik dan juga ketegangan timbul
antar intern umat beragama, antar umat beragama maupun antara umat dan pemerintah.
Beberapa faktornya adalah:
Perbedaan agama yang terjadi di antara umat manusia ialah konsekuensi dari kebebasan yang
diberikan Allah SWT, maka semestinya perbadaan tidak menjadi penghalang bagi manusia
untuk saling berinteraksi sosial , saling membantu, sepanjang masih dalam kawasan
kemanusiaan. Sehingga dengan begitu masalah masalah sosial antar umat tetap terjaga.
Namun perlu ditegaskan bahwa islam hanya memperbolehkan hal ini dalam urusan
muamalah saja, sebatas hubungan sosial, dan jika sudah menyangkut masalah aqidah maka
tidak diperkenankan saling mencampuri dan memaksakan. Seperti tertuang dalam
Q.S Al Kafirun ayat 6
Kebersamaan dalam multikulturalisme adalah hal yang harus kita jaga. Umat islam
adalah umat terbaik yang diciptakan Allah SWT dalam kehidupan ini. Kebaikan tersebut
dapat ditunjukkan dalam komitmennya untuk beribahad pada Allah SWT dan berlaku sosial .
Dalam Alquran disebut “hablum minallah hablum minannas”. Sehingga hal ini menjadi
tanggung jawab kita sebagai umat muslim untuk menjaga keseimbangan antara hubungan
vertical dan horizontal. Kebersamaan dalam multikulturalisme juga merupakan sesuatu hal
yang harus kita jaga sebagai wujud hubungan sosial. Tanggung jawab tersebut dapat meliputi
menjalin silaturahmi, memberi kan sedekah dari sebagian harta, menjenguk masyarakat yang
sedang sakit , memberi bantuan yang kesulitan, dll.
[3:104] Dan hendaklah ada di antara kamu segolongan umat yang menyeru kepada yang
ma'ruf dan mencegah dari yang munka; merekalah orang-orang yang beruntung.