Anda di halaman 1dari 15

BAB 1

PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang Masalah
Islam adalah agama rahmatal lil’alamin, yaitu suatu agama yang memberikan
kesejukan, kedamaian, keselamatan, dan kesejahteraan tidak hanya kepada
pemeluknya, tetapi juga kepada umat lain, bahkan kepada seluruh makhluk dan
alam semesta. Agama Islam mengakui keberagaman agama yang dianut oleh
manusia, karena itu agama Islam tidak hanya mengajarkan tata cara hubungan
sesama umat Islam, tetapi juga hubungan dengan umat beragama lain. Indonesia
mempunyai banyak kepulauan yang pastinya juga mempunyai beraneka ragam
agama dan budaya. Agama yang diakui di negara indonesia adalah agama Islam,
Kristen protestan, Hindu, Buddha, Kristen Katolik dan Konghuchu.
Dari ke-6 agama tersebut kita harus rukun karena kita diciptakan sebagai
makhluk sosial yang membutuhkan orang lain dari politik maupun material,
maupun spiritual. Tidak akan tercipta kesinambungan antar agama apabila tidak
terwujudnya kerukunan antar umat beragama. Masalah akan terus timbul dan
perdebatan terjadi dimana- mana. Oleh karena itu kerukunan sangat diperlukan
dalam kehidupan sehari- hari. Tapi perlu dingat satu hal tentang paduan kita yaitu
“lakum dinukum waliyadin” ~ Bagimu agamamu dan bagiku agamaku. Q.S. Al-
Kafirun: 6.
Namun kerukunan antar umat beragama di Indonesia dinilai masih banyak
menyisakan masalah. Kasus-kasus yang muncul terkait masalah kerukunan
beragama pun belum bisa terhapus secara tuntas. Kasus Ambon, Kupang, Poso,
forum-forum islam ekstrimis dan lainnya menyisakan masalah ibarat api dalam
sekam yang sewaktu-waktu siap membara dan memanaskan suasana di
sekelilingnya. Hal ini mengindikasikan bahwa pemahaman masyarakat tentang
kerukunan atar umat beragama perlu ditinjau ulang. Dikarenakan banyaknya
ditemukan ketidak adanya kerukunan antar agama, yang menjadikan adanya
saling permusuhan, saling merasa ketidak adilan.
Maka dari itulah pentingnya kerukunan umat beragama, agar semua
masyarakat yang mengalami dan tidak mengalami efek negative dari ketidak
rukunan agama bahwa kerukunan agama itu sangatlah penting. Oleh karena itu,
untuk mewujudkan kerukunan hidup antar umat beragama yang sejati, harus
tercipta satu konsep hidup bernegara yang mengikat semua anggota kelompok
sosial yang berbeda agama guna menghindari ”ledakan konflik antarumat
beragama yang terjadi tiba-tiba”. Makalah ini akan membahas tentang pentingnya
menciptakan kerukunan antar umat beragama dilingkungan masyarakat.

1.2 Permasalahan

1
Pemahaman islam yang masih sempit menjadi salah satu bibit munculnya
permusuhan terhadap sesamanya. Apakah permusuhan sesama manusia
merupakan sikap yang dibenarkan oleh islam?
Ada perbedaan yang mendasar antara umat yang berbeda agama didunia
(pluralitas agama), namun apakah antara keduanya tidak saling memerlukan?

1.3 Tujuan

Tujuan dari pembuatan makalah ini antara lain:


1. Mewujudkan kesadaran dan menjalin hubungan pribadi yang akrab dalam
menghadapi masalah bersama.
2. Memberikan informasi kepada pembaca tentang pentingnya kerukunan antar
umat beragama.
3. Memotivasi dan mendinamisasikan umat beragama khususnya umat islam
agar dapat ikut serta dalam upaya menjalin tali silaturahmi.

1.4 Manfaat

Manfaat yang dapat diperoleh dari menciptakan suasana rukun antar umat
beragama dilingkungan masyarakat yaitu dengan rasa aman, nyaman dan
sejahtera.

Agama Islam mengakui keberagaman agama yang dianut oleh manusia,


karena itu agama Islam tidak hanya mengajarkan tata cara hubungan sesama umat
Islam, tetapi juga hubungan dengan umat beragama lain.

2
BAB II
ISLAM AGAMA RAHMATAN LIL ALAMIN

Setiap agama di dunia kebanyakan mengambil nama dari penemunya atau


tempat
dimana agama tersebut dilahirkan dan dikembangkan, sebagaimana agama Nasrani
yang mengambil nama dari tempat Nazareth, agama Budha yang berasal dari nama
pendirinya Budha Gautama. Tetapi tidaklah demikian untuk agama Islam, agama
Islam tidak mempunyai hubungan dengan orang, tempat, atau masyrakat tertentu
dimana agama ini dilahirkan atau disiarkan.
Agama Islam adalah agama yang allah turunkan sejak manusia pertama,yaitu
Nabi Adam as kemudian Allah turunkan secara berkesinambungan kepada Nabi atau
Rosul berikutnya. Akhir dari penurunan agama Islam itu terjadi pada masa kerosulan
Muhammad Saw pada abat ke VII masehi.
Ketika Islam mulai disampaikan oleh Rosulullah Saw kepada masyarakat
Arab, beliau mengajak masyarakat untuk menerima dan mentaati ajaran Islam,
tanggapan yang mereka sampaikan pada Rosulullah adalah sikap heran dan aneh.
Islam dianggapnya sebagai ajaran yang menyimpang dari tradisi leluhur yang telah
mendarah daging bagi masyrakat Arab, yang telah mereka taati secara turun menurun,
dan mereka tidak mau tahu apakah tradisi tersebut salah atau benar, di dalam hadist
(Qs. Al Baqarah : 170) juga digambarkan bahwa “Islam datangnya dianggap asing
dan akan kembali diaggap asing, namun berbahagialah orang yang dianggap asing
tersebut”.
Kata Islam berarti damai, selamat, selamat, penyerahan diri, tunduk dan patuh.
Pengertian tersebut menunjukan bahwa agana Islam adalah agama yang mengandung
ajaran untuk menciptakan kedamaian, kerukunan, keselamatan, dan kesejahteraan
bagi kehidupan umat manusia pada khususnya dan semua makhluk Allah pada
umumnya, bukan untuk mendatangkan dan membuat bencana atau kerusakan di muka
bumi.
Fungsi Islam sebagai Agama Rahmatan Lil Alamin tidak tergantung pada
peneriman atau penilaian manusia, substansi rahmat terletak pada fungsi ajaran
tersebut,dan fungsi itu baru akan terwujud dan dapat dirasakan oleh manusia sendiri
maupun oleh makhluk-makhluk yang lain , apabila manusia sebagai pengemban

3
amanat Allah telah dapat mentaati dan menjalankan aturan-aturan ajaran Islam dengan
benar dan khaffah.
Fungsi Islam juga sebagai rahmat dan bukan sebagai agama pembawa
bencana, dijelaskan oleh Allah dalam Alqur’an surat Al Anbiya’: 170 yang
artinya:”Dan tidaklah Kami mengutus kamu Muhammad, melainkan untuk menjadi
rahmat sebagai semesta alam.” Sedangkan bentuk-bentuk kerahmatan Allah pada
ajaran Islam itu adalah:
1. Islam menunjukan Manusia jalan hidup yang benar.
2. Islam menghormati dan menghargai semua manusia sebagai hamba Allah,
baik mereka muslim maupaun non muslim.
3. Islam mengatur pemanfaatan alam secara baik dan professional.
4. Islam memberikan kebebasan kepada manusia untuk menggunakan potensi
yang diberikan oleh Allah secara tanggung jawab, dll.

4
BAB III
UKHUWAH

1.1 Pengertian Ukhuwah


Makna ukhuwah berarti persaudaraan, yang maksudnya adanya perasaan
simpati dan empati antara dua orang atau lebih. Masing-masing pihak memiliki
satu kondisi atau perasaan yang sama, baik sama suka maupun duka, baik senang
maupun sedih. Jalinan perasaan ini menimbulkan sikap timbal balik untuk saling
membantu bila pihak lain menglami kesulitan, dan sikap saling membagi
kesenangan. Ukhuwah yang perlu kita jalin bukan hanya intern seagama saja
akan tetapi yang lebih penting lagi adalah antar umat beragama.

1.2 Macam-macam Ukhuwah


1. Ukhuwah Islamiyah
Yaitu persaudaraan yang berlaku antar sesama umat Islam atau
persaudaraan yang diikat oleh aqidah/keimanan, tanpa membedakan golongan
selama aqidahnya sama maka itu adalah saudara kita dan harus kita jalin
dengan sebaik-baiknya. Sebagaimana dijelaskan Allah SWT dalam Alqur’an
surat Al Hujarat : 10, yang artinya: “Sesungguhnya orang-orang yang beriman
itu adalah saudara, oleh karena itu peralatlah simpul persaudaraan diantara
kamu, dan bertaqwalah kepada Allah, mudah-mudahan kamu mendapatkan
rahmatnya “.
Dari ayat di atas jelas bahwa kita sesama umat islam ini adalah saudara,
dan wajib menjalin terus persaudaraan di antara sesama umat Islam dan
marilah yang mana saudara kita jadikan saudara dan janganlah saudara kita
anggap sebagai musuh,hanya karna masalah masalah-masalah sepele yang
tidak berarti.yang pada akhirnya mengancam ukhuwah Islamiyah yang pada
akhirnya dapat melumpuhkan kerukunan dan keutuhan bangsa.
2. Ukhuwah Insaniyah/Basyariyah
Yaitu persaudaraan yang berlaku pada semua manusia secara universal
tanpa membedakan ras, agama, suku dan aspek-aspek kekhususan lainnya.
Persaudaraan yang di ikat oleh jiwa kemanusiaan, maksudnya kita sebagai

5
manusia harus dapat memposisikan atau memandang orang lain dengan penuh
rasa kasih sayang, selalu melihat kebaikannya bukan kejelekannya.
Ukhuwah Insaniyah ini harus dilandasi oleh ajaran bahwa semua orang
umat manusia adalah makhluk Allah, sekalipun Allah memberikan kebebasan
kepada setiap manusia untuk memilih jalan hidup berdasarkan atas
pertimbangan rasionya. Jika ukhuwah insyaniyah tidak dilandasi dengan
ajaran agama keimanan dan ketaqwaan, maka yang akan muncul adalah jiwa
kebinatangan yang penuh keserakahan dan tak kenal halal dan haram bahkan
dapat bersikap kanibal terhadap sesama.
3. Ukhuwah Wathoniyah
Yaitu persaudaraan yang diikat oleh jiwa nasionalisme tanpa
membedakan agama, suku, warna kulit, adat istiadat dan budaya dan aspek-
aspek yang lainnya. Semua itu perlu untuk dijalin karena kita sama-sama satu
bangsa yaitu Indonesia. Mengingat pentingnya menjalin hubungan kebangsaan
ini Rosulullah bersabda “Hubbui wathon minal iman”, artinya: Cinta sesama
saudara setanah air termasuk sebagian dari iman.
Sebagai seorang muslim, harus berupaya semaksimal mungkin untuk
mengaktualisasikan ketiga macam ukhuwah tersebut dalam kehidupan sehari-
hari. Apabila ketiganya terjadi secara bersama, maka ukhuwah yang harus kita
prioritaskan adalah ukhwah Islamiyah, karena ukhuwah ini menyangkut
kehidupan dunia dan akherat.
4. Ukhuwah ‘ubudiyyah, ialah persaudaraan yang timbul dalam lingkup sesama
makhluk yang tunduk kepada Allah.

1.3 Urgensi Ukhuwah


Di tengah-tengah kehidupan Zaman modern, yang cenderung individulis
dan materilis ini, persaudaraan atau ukhuwah menjadi hal yang sangat urgen
untuk dibangun demi terciptanya tatanan masyarakat yang rukun dan damai.
Urgensi ukhuwah itu diantaranya:
1. Ukhuwah menjadi pilar kekuatan islam.
Rosulullah SAW bersabda: “Al Islamu ya’lu wala yu’la alaih”, artinya
Islam itu agama yang tinggi tidak ada yang lebih tinggi dari Agama Islam.
Ketinggian dan kehebatan Islam itu akan menjadi realita manakala umat Islam
mampu menegakkan ukhuwah terhadap sesamanya, memperbanyak persmaan
6
dan memperkecil perbedaan. Jika umat Isam sering bermusuhan maka Islam
akan lemah dan tidak mempunyai kekuatan.
2. Ukhuwah merupakan bagian terpenting dari iman.
Iman tidak akan sempurna tanpa disertai dengan ukhuwah dan ukhuwah
tidak akan bermakna tanpa dilandasi keimanan. Manakala ukhuwah lepas
kendali iman, maka yang menjadi perekatnya adalah kepentingan pribadi,
kelompok kesukuan, maupun hal-hal lain yang bersifat materi yang semuanya
itu bersifat semu dan sementara.
3. Ukhuwah merupakan benteng dalam menghadapi musuh Islam.
Orang-orang non Islam mempunyai misi yang sama yaitu memusuhi
dan menghancurkan Islam,dan mereka selalu bersama-sama antara yang satu
dengan yang lain. Realitanya seperti sekarang ini Islam selalu “diobok obok”
dan selalu di kambing hitamkan oleh mereka. Oleh karena itu umat Islam
jangan mudah terpengaruh dan jangan mudah terprofokasi dengan mereka kita
harus menghadapi dengan barisan ukhuwah yang rapi dan teratur, jika kita
bermusuhan maka mereka akan mudah memecah belah dan menghancurkan
Islam.
4. Ukhuwah yang solid,dapat memudahkan membangun masyarakat madani.
Masyarakat madani adalah masyarakat yang ideal yang memiliki
karakteristik dan mejujung tinggi kedamaian, kerukunan, dan saling tolong
menolong. Nilai-nilai tersebut akan mudah terwujud manakala manusia
memiliki ketulusan dan kemauan yang tinggi untuk merajut dan membangun
simpul ukhuwah yang sudah terpoyak.

1.4 Hal-hal yang Dapat Menghancurkan Ukhuwah Islam


Dalam situasi dan kondisi seperti sekarang ini, menjalin ukuwah memang
tidaklah semudah membalikkan kedua telapak tangan, mengingat banyak masalah
yang dapat menghancurkan ukhuwah Islam tentunya membutuhkan perjuangan
dan proses yang panjang di bawah ini adalah contoh masalah yang dapat
menghacurkan ukhuwah Islam diantaranya:
1. Pemahaman Islam yang tidak komperehensif dan kaffah.
Berbagai pertentangan atau permusuhan diantara sesama yang sering
terjadi adalah dikarenakan oleh pemahaman umat Islam sendiri yang masih
dangkal. Umat Islam masih parsial dalam mengkaji Islam belum integral,
7
belum kaffah, sehingga mereka cenderung untuk mencari perbedaan-
perbedaan yang tidak prinsip dari kesamaannya. Karena pemahaman Islam
yang masih sempit inilah yang menjadi salah satu embrio atau bibit munculnya
permusuhan terhadap sesama umat beragama.
2. Ta’asub atau fanatisme yang berlebihan.
Sikap fanatik yang berlebihan dengan mengagung-agungkan
kelompokya, menganggap kelompoknya paling benar, paling baik dan
meremehkan kelompok lain, padahal masih satu agama itu pun merupakan
perbuatan tidak terpuji dan tidak dibenarkan dalam islam, karena dapat
merusak tali ukhuwah.
3. Suka bermusuhan antar umat beragama.
Ini adalah merupakan masalah yang dapat menghancurkan ukhuwah
Islam yang sangat berbahaya, jika dala hati manusia sudah dirasuki sifat hasut,
dengki, iri hati maka yang ada dalam hatinya hanyalah dendam dan
permusuhan. Jika hal ini kita akhiri maka ukhuwah akan damai dan tentram.
4. Kurangnya toleransi atau tasamuh.
Kurangnya sikap toleransi atau sikap saling menghargai dan
menghormati terhadap peredaan-perbedaan pendapat yang terjadi, sehingga
menutup pintu dialog secara terbuka dan kreatif, juga dapat penghalang dalam
merajut kembali ukhuwah. Oleh karena itu perlu kita optimalkan secara terus
menerus untuk mengembangkan sikap toleransi tersebut dalam kehidupan
sehari-hari.

1.5 Upaya dalam Mewujudkan Ukhuwah


Ukhuwah sebagai rahmat dan karunia dari Allah SWT, harus terus
menerus di upayakan penerapannya dalam kehidupan umat maanusia dalam
rangka mewujudkan kerukunan dan perdamaian di muka bumi. Hal ini akan dapat
tercipta manakala ukhuwah atau persaudaraan dapat di wujudkan.
Adapun langkah-langkah konkret yang harus kita lakukan dalam
mewujudkan ukhuwah atau persaudaraan adalah sebagai berikut:
1. Secara terus-menerus melakukan kegiatan dakwah Islamiah terhadap umat
Islam, tentang pentingnya menjalin ukhuwah terhadap sesamanya dan
menjelaskan pada mereka tentang bahayanya jika kita saling bermusuhan.

8
Tentunya dengan metode yang teratur dan sistematis, baik melalui dakwal bil
lisan, dakwal bil hal dan dakwal bil qolam.
2. Berusaha meningkatkan frekuensi silaturrahmi, saling mengunjungi, saling
bertegur sapa baik dalam forum formal maupun informal terutama kepada
mereka yang memutuskan hubungan baik dengan kita. Silaturrahmi ini di
samping dapat merajut ukhuwah, juga banyak segi manfaatnya bagi pelaku
silaturahm, sebagaimana di sabdakan oleh rosulullah SAW yang artinya:
“Barang siapa yang ingi dilapangkan rizqinya dan di panjangkan umumnya
maka yang senang silaturahmi”.
3. Memperbanyak dialog internal maupun antar umat beragama untuk
menyamakan persepsi terhadap setiap permasalahan yang fundamental dalam
arti mencari persamaan bukan perbedaa, untuk mengantisipasi terhadap
perbedaan pendapat yang mengarah pada konflik kontroversial, menahan diri
dari komentar-komentar yang belum jelas, tidak mudah emosional dan
senantiasa mengedepankan rasional dan pertimbangan akal sehat dan pada
akhirnya tercipta budaya dialog yang sehat yang mengarah mempererat tali
ukhuwah dan terciptanya kerukunan.
4. Meningkatkan lembaga-lembaga lintas organisasi dan lembaga-lembaga
pemerintahan untuk terus menerus melakukan berbagai macam kegiatan yang
berorientasi pada upaya merajut simpul ukhuwah agar tercapai tatanan
masyarakat penuh kerukunan dan kedamaian sebagaimana yang kita cita-
citakan bersama.
5. Menghimbau kepada semua umat manusia terutama umat Islam untuk
berupaya semaksimal mungkin meningkatkan kualitas iman dan takwanya,
karena iman dan takwanya berkulitas dan sempurna, maka mereka mempunyai
kecenderungan untuk melakukan kebaikan dan kebenaran termasuk dalam hal
mengaktualisasi ukhuwah dalam kehidupan sehari-hari.

9
BAB IV
KERUKUNAN DAN KEBERSAMAAN DALAM PLURALITAS
AGAMA

4.1 Pengertian Kerukunan Menurut Islam


Kerukunan dalam Islam diberi istilah “tasamuh” atau toleransi. Sehingga
yang dimaksud toleransi adalah kerukunan social kemasyarakatan, bukan dalam
hal akidah Islamiyah (keimanan), karena akidah telah digariskan secara jelas dan
tegas dalam Alqur’an dan Hadits. Dalam hal akidah atau keimanan seorang
muslim hendaknya meyakini bahwa Islam adalah satu-satunya agama dan
keyakinan yang dianutnya sesuai dengan firman Allah SWT dalam surat Al
Kafirun ayat 1-6 sebagai berikut:

Pada era globalisasi sekarang ini, umat beragama dihadapkan kepada


serangkaian tantangan baru yang tidak terlalu berbeda dengan yang pernah
dialami sebelumnya. Pluralitas merupakan hukum alam (sunnatulah) yang mesti
terjadi dan tidak mungkin terelakkan. Hal itu sudah merupakan kodrati dalam
kehidupan dalam QS. Al Hujarat: 13, Allah menggambarkan adanya indikasi
yang cukup kuat tentang pluralitas tersebut.
Namun, pluralitas tidak semata menunjukkan pada kenyataan adanya
kemajemukan, tetapi lebih dari itu adanya ketrlibatan akti terhadap kenyataan
adanya pluralitas tersebut. Pluralitas agama dapat kita jumpai dimana-mana,
seprti di dalam masyarakat tertentu, di kantor tempat bekerja dan di perguruan
tinggi tempat belajar dll. Seseorang baru dikatakan memiliki sikap keterlibatan
aktif dalam pluralitas apabila dia dapat berinteraksi secara positif dalam
lingkungan kemajemukan. Pemahaman pluralitas agama menuntut sikap pemeluk
agama untuk tidak hanya mengakui keberadaan dan hak agama lain,tetapi juga
harus terlibat dalam usaha memahami perbedaan dan persamaan guna mencapai
kerukunaan dan kebersamaan.

10
Bila dilihat, eksistensi manusia dalam kerukunaan dan kebersamaan ini,
diperoleh pengertian bahwa arti sesungguhnya dari manusia bukan terletak pada
akunya, tetapi pada kitanya atau pada kebersamaannya. Kerukunan dan
kebersamaan ini bukan hanya harus tercipta intern seagama tetapi yang lebih
penting adalah ”antar umat beragama didunia” (pluralitas Agama).
Kerukunan dan kebersamaan yang didambakan dalam islam bukanlah
yang bersifat semu, tetapi yang dapat memberikan rasa aman pada jiwa setiap
manusia. Oleh karena itu langkah pertama yang harus dilakukan adalah
mewujudkannya dalam setiap diri individu, setelah itu melangkah pada keluarga,
kemudian masyarakat luas pada seluruh bangsa di dunia ini dengan demikian
pada akhirnya dapat tercipta kerukunan, kebersamaan dan perdamaian dunia.
Itulah konsep ajaran Islam tetang “Kerukunaan Antar Umat Beragama”,
kalaupun kenyataannya berbeda dengan realita, bukan berarti konsep ajarannya
yang salah, akan tetapi pelaku atau manusianya yang perlu dipersalahkan dan
selanjutnya diingatkan dengan cara-cara yang hasanah dan hikmah.

4.2 Pandangan Islam Tehadap Pemeluk Agama Lain


1. Darul Harbi (daerah yang wajib diperangi)
Islam merupakan agama rahmatan lil-‘alamin yang memberikan makna
bahwa perilaku Islam terhadap nonmuslim dituntut untuk kasih sayang dengan
memberikan hak dan kewajiban yang sama seperti halnya penganut islam
sendiri dan tidak saling mengganggu dalam hal kepercayaan. Islam membagi
daerah (wilayah) berdasarkan agamanya atas Darul Muslim dan Darul Harbi.
Darul Muslim adalah suatu daerah yang didiami oleh masyarakat muslim dan
diberlakukan hokum Islam. Sedangkan Darul Harbi adalah suatu wilayah yang
penduduknya memusuhi Islam. Penduduk Darul Harbi selalu mengganggu
penduduk Darul Muslim, menghalangi dakwah Islam, bahkan melakukan
penyerangan terhadap Darul Muslim. Menghadapi penduduk Darul Harbi yang
demikian, umat Islam wajib melakukan jihad melawannya, seperti
difirmankan dalam Alqur’an surat Al Mumtahanah: 90 yang artinya:
“Sesungguhnya Allah hanya melarang kamu menjadikan sebagai kawanmu
orang-orang yang memerangi kamu karena agama dan mengusir kamu dari
negarimu, dan membantu (orang lain) untuk mengusirmu. Dan barang siapa

11
menjadikan mereka sebagai kawan, maka mereka itulah orang-orang yang
zalim”.
2. Kufur Zimmy
Dalam suatu perintah Islam, tidaklah akan memaksa masyarakat untuk
memeluk Islam dan Islam hanya dismpaikan melalui dakwah (seruan) yang
merupakan kewajiban bagi setiap muslim berdasarkan pemikiran wahyu yang
menyatakan : “Tidak ada paksaan untuk memasuki agama Islam”. Kufur
Zimmy adalah sekelompok individu bukan Islam, akan tetapi mereka tidak
membenci Islam, t\idak membuat kerusakan, dan tidak menghalangi dakwah
Islam. Mereka harus dihormati oleh pemerintah Islam dan diperlakukan seperti
umat Islam dalam pemerintahan serta berhak diangkat sebagai tentara dalam
melindungi daerah Darul Muslim. Adapun agama dan keyakinan Kufur
Zimmy adalah diserahkan kepada mereka sendiri dan umat Islam tidak
diperbolehkan mengganggu keyakinan mereka. Adapaun pemikiran Alqur’an
mengenai Kufur Zimmy seperti dalam surat Al Muntahanah: 8 yang artinya:
“Allah tiada melarang kamu untuk berbuat baik dan berlaku adil terhadap
orang-orang yang tiada memerangimu karena agama dan tidak (pula)
mebgusir kamu dari negerimu. Sesungguhnya Allah menyukai orang-orang
yang berlaku adil.”
3. Kufur Musta’man
Kufur Musta’man adalah pemeluk agama lain yang meminta
perlindungan keselamatan dan keamanan terhadap diri dan hartanya. Kepada
mereka pemerintah Islam tidak memberlakukan hak dan hukum negara. Diri
dan harta kaum musta’man harus dilindungi dari segala kerusakan dan
kebinasaan serta bahaya laiinya, selama mereka di bawah perlindungan
pemerintah Islam.
4. Kufur Mu’ahadah
Kufur Mu’ahadah adalah negara bukan Negara Islam yang membuat
perjanjian damai dengan pemerintah Islam, baik disertai perjanjian tolong-
menolong dan bela-membela atau tidak.

4.3 Kerukunan Intern Umat Islam


Kerukunan intern umat Islam di Indonesia harus berdasarkan atas semangat
ukhuwah Islamiyah (persaudaraan sesama muslim) sesuai dengan firman-Nya
12
dalam surat Al-Hujurat: 10. Kesatuan dan persatuan intern umat Islam diikat oleh
kesamaan akidah (keimanan), akhlak, dan sikap beragamanya didasarkan atas
Alqur’an dan Al-Hadits.
Adanya perbedaan di antara umat Islam adalah rahmat asalkan perbedaan
pendapat itu tidak membawa perpecahan dan permusuhan.

4.4 Kerukunan Antar Umat Beragama Menurut Islam


Kerukunan umat Islam dengan penganut agama lainnya telah jelas
disebutkan dalam Alqur’an dan Al-hadits. Hal yang tidak diperbolehkan adalah
dalam masalah akidah dan ibadah, seperti pelaksanaan sosial, puasa dan haji,
tidak dibenarkan adanya toleransi, sesuai dengan firman-Nya dalam surat Al
Kafirun: 6, yang artinya: “Bagimu agamamu, bagiku agamaku.”

13
BAB V
PENUTUP

5.1 Kesimpulan
Dari makalah yang berjudul “Kerukunan Antar Umat Beragama” ini
dapat diambil kesimpulan:
1. Islam menghormati dan menghargai semua manusia sebagai hamba Allah, baik
mereka muslim maupun nonmuslim.
2. Dalam agama Islam mewajibkan penganutnya untuk menjaga kerukunan
antarumat beragama.
3. Umat Islam diwajibkan untuk memelihara ukhuwah islamiyah.
4. Perbedaan merupakan suatu kenikmatan dari Allah SWT yang patut di
syukuri, karena dengan perbedaan, manusia dapat lebih menghargai hidup dan
memperkuat persatuan dan kesatuan suatu bangsa.

5.2 Saran
1. Jalinlah persaudaraan sesama umat beragama dan antarumat beragama, yang
merupakan salah satu cara bertakwa kepada Allah SWT.
2. Sebagai umat beragama, harus bisa memahami perbedaan guna mencapau
kerukunan dan kebersamaan sebagai sesama manusia.

14
DAFTAR PUSTAKA

Tim Dosen Agama Islam ITS. Materi Kuliah Pendidikan Agama Islam. 2005.
Surabaya: ITS Pers.
Ardian, H., & Carasidi, T. (2013, mei 7). MAKALAH PENDIDIKAN AGAMA ISLAM.
Retrieved from kerukunan antar umat beragama:
http://henoardian.blogspot.co.id/
Cahyaningsih, A. (n.d.). KERUKUNAN ANTAR UMAT BERAGAMA. Retrieved from
http://staff.uny.ac.id/sites/default/files/PAI%20Kerukunan%20Hidup%20Umat
%20Beragama-%20Diskusi%20Mahaiswa.pdf
Firdhauz, A., & dkk. (2015, februari 10). Makalah Kerukunan Antar Umat Beragama.
Retrieved from shuthajhi: http://shuthajhi.blogspot.co.id/2015/02/makalah-
kerukunan-antar-umat-beragama.html
Lukman, R. (n.d.). KERUKUNAN ANTAR UMAT BERAGAMA. Retrieved from
https://www.academia.edu/6846681/KERUKUNAN_ANTAR_UMAT_BERA
GAMA

15

Anda mungkin juga menyukai