PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang Masalah
Islam adalah agama rahmatal lil’alamin, yaitu suatu agama yang memberikan
kesejukan, kedamaian, keselamatan, dan kesejahteraan tidak hanya kepada
pemeluknya, tetapi juga kepada umat lain, bahkan kepada seluruh makhluk dan
alam semesta. Agama Islam mengakui keberagaman agama yang dianut oleh
manusia, karena itu agama Islam tidak hanya mengajarkan tata cara hubungan
sesama umat Islam, tetapi juga hubungan dengan umat beragama lain. Indonesia
mempunyai banyak kepulauan yang pastinya juga mempunyai beraneka ragam
agama dan budaya. Agama yang diakui di negara indonesia adalah agama Islam,
Kristen protestan, Hindu, Buddha, Kristen Katolik dan Konghuchu.
Dari ke-6 agama tersebut kita harus rukun karena kita diciptakan sebagai
makhluk sosial yang membutuhkan orang lain dari politik maupun material,
maupun spiritual. Tidak akan tercipta kesinambungan antar agama apabila tidak
terwujudnya kerukunan antar umat beragama. Masalah akan terus timbul dan
perdebatan terjadi dimana- mana. Oleh karena itu kerukunan sangat diperlukan
dalam kehidupan sehari- hari. Tapi perlu dingat satu hal tentang paduan kita yaitu
“lakum dinukum waliyadin” ~ Bagimu agamamu dan bagiku agamaku. Q.S. Al-
Kafirun: 6.
Namun kerukunan antar umat beragama di Indonesia dinilai masih banyak
menyisakan masalah. Kasus-kasus yang muncul terkait masalah kerukunan
beragama pun belum bisa terhapus secara tuntas. Kasus Ambon, Kupang, Poso,
forum-forum islam ekstrimis dan lainnya menyisakan masalah ibarat api dalam
sekam yang sewaktu-waktu siap membara dan memanaskan suasana di
sekelilingnya. Hal ini mengindikasikan bahwa pemahaman masyarakat tentang
kerukunan atar umat beragama perlu ditinjau ulang. Dikarenakan banyaknya
ditemukan ketidak adanya kerukunan antar agama, yang menjadikan adanya
saling permusuhan, saling merasa ketidak adilan.
Maka dari itulah pentingnya kerukunan umat beragama, agar semua
masyarakat yang mengalami dan tidak mengalami efek negative dari ketidak
rukunan agama bahwa kerukunan agama itu sangatlah penting. Oleh karena itu,
untuk mewujudkan kerukunan hidup antar umat beragama yang sejati, harus
tercipta satu konsep hidup bernegara yang mengikat semua anggota kelompok
sosial yang berbeda agama guna menghindari ”ledakan konflik antarumat
beragama yang terjadi tiba-tiba”. Makalah ini akan membahas tentang pentingnya
menciptakan kerukunan antar umat beragama dilingkungan masyarakat.
1.2 Permasalahan
1
Pemahaman islam yang masih sempit menjadi salah satu bibit munculnya
permusuhan terhadap sesamanya. Apakah permusuhan sesama manusia
merupakan sikap yang dibenarkan oleh islam?
Ada perbedaan yang mendasar antara umat yang berbeda agama didunia
(pluralitas agama), namun apakah antara keduanya tidak saling memerlukan?
1.3 Tujuan
1.4 Manfaat
Manfaat yang dapat diperoleh dari menciptakan suasana rukun antar umat
beragama dilingkungan masyarakat yaitu dengan rasa aman, nyaman dan
sejahtera.
2
BAB II
ISLAM AGAMA RAHMATAN LIL ALAMIN
3
amanat Allah telah dapat mentaati dan menjalankan aturan-aturan ajaran Islam dengan
benar dan khaffah.
Fungsi Islam juga sebagai rahmat dan bukan sebagai agama pembawa
bencana, dijelaskan oleh Allah dalam Alqur’an surat Al Anbiya’: 170 yang
artinya:”Dan tidaklah Kami mengutus kamu Muhammad, melainkan untuk menjadi
rahmat sebagai semesta alam.” Sedangkan bentuk-bentuk kerahmatan Allah pada
ajaran Islam itu adalah:
1. Islam menunjukan Manusia jalan hidup yang benar.
2. Islam menghormati dan menghargai semua manusia sebagai hamba Allah,
baik mereka muslim maupaun non muslim.
3. Islam mengatur pemanfaatan alam secara baik dan professional.
4. Islam memberikan kebebasan kepada manusia untuk menggunakan potensi
yang diberikan oleh Allah secara tanggung jawab, dll.
4
BAB III
UKHUWAH
5
manusia harus dapat memposisikan atau memandang orang lain dengan penuh
rasa kasih sayang, selalu melihat kebaikannya bukan kejelekannya.
Ukhuwah Insaniyah ini harus dilandasi oleh ajaran bahwa semua orang
umat manusia adalah makhluk Allah, sekalipun Allah memberikan kebebasan
kepada setiap manusia untuk memilih jalan hidup berdasarkan atas
pertimbangan rasionya. Jika ukhuwah insyaniyah tidak dilandasi dengan
ajaran agama keimanan dan ketaqwaan, maka yang akan muncul adalah jiwa
kebinatangan yang penuh keserakahan dan tak kenal halal dan haram bahkan
dapat bersikap kanibal terhadap sesama.
3. Ukhuwah Wathoniyah
Yaitu persaudaraan yang diikat oleh jiwa nasionalisme tanpa
membedakan agama, suku, warna kulit, adat istiadat dan budaya dan aspek-
aspek yang lainnya. Semua itu perlu untuk dijalin karena kita sama-sama satu
bangsa yaitu Indonesia. Mengingat pentingnya menjalin hubungan kebangsaan
ini Rosulullah bersabda “Hubbui wathon minal iman”, artinya: Cinta sesama
saudara setanah air termasuk sebagian dari iman.
Sebagai seorang muslim, harus berupaya semaksimal mungkin untuk
mengaktualisasikan ketiga macam ukhuwah tersebut dalam kehidupan sehari-
hari. Apabila ketiganya terjadi secara bersama, maka ukhuwah yang harus kita
prioritaskan adalah ukhwah Islamiyah, karena ukhuwah ini menyangkut
kehidupan dunia dan akherat.
4. Ukhuwah ‘ubudiyyah, ialah persaudaraan yang timbul dalam lingkup sesama
makhluk yang tunduk kepada Allah.
8
Tentunya dengan metode yang teratur dan sistematis, baik melalui dakwal bil
lisan, dakwal bil hal dan dakwal bil qolam.
2. Berusaha meningkatkan frekuensi silaturrahmi, saling mengunjungi, saling
bertegur sapa baik dalam forum formal maupun informal terutama kepada
mereka yang memutuskan hubungan baik dengan kita. Silaturrahmi ini di
samping dapat merajut ukhuwah, juga banyak segi manfaatnya bagi pelaku
silaturahm, sebagaimana di sabdakan oleh rosulullah SAW yang artinya:
“Barang siapa yang ingi dilapangkan rizqinya dan di panjangkan umumnya
maka yang senang silaturahmi”.
3. Memperbanyak dialog internal maupun antar umat beragama untuk
menyamakan persepsi terhadap setiap permasalahan yang fundamental dalam
arti mencari persamaan bukan perbedaa, untuk mengantisipasi terhadap
perbedaan pendapat yang mengarah pada konflik kontroversial, menahan diri
dari komentar-komentar yang belum jelas, tidak mudah emosional dan
senantiasa mengedepankan rasional dan pertimbangan akal sehat dan pada
akhirnya tercipta budaya dialog yang sehat yang mengarah mempererat tali
ukhuwah dan terciptanya kerukunan.
4. Meningkatkan lembaga-lembaga lintas organisasi dan lembaga-lembaga
pemerintahan untuk terus menerus melakukan berbagai macam kegiatan yang
berorientasi pada upaya merajut simpul ukhuwah agar tercapai tatanan
masyarakat penuh kerukunan dan kedamaian sebagaimana yang kita cita-
citakan bersama.
5. Menghimbau kepada semua umat manusia terutama umat Islam untuk
berupaya semaksimal mungkin meningkatkan kualitas iman dan takwanya,
karena iman dan takwanya berkulitas dan sempurna, maka mereka mempunyai
kecenderungan untuk melakukan kebaikan dan kebenaran termasuk dalam hal
mengaktualisasi ukhuwah dalam kehidupan sehari-hari.
9
BAB IV
KERUKUNAN DAN KEBERSAMAAN DALAM PLURALITAS
AGAMA
10
Bila dilihat, eksistensi manusia dalam kerukunaan dan kebersamaan ini,
diperoleh pengertian bahwa arti sesungguhnya dari manusia bukan terletak pada
akunya, tetapi pada kitanya atau pada kebersamaannya. Kerukunan dan
kebersamaan ini bukan hanya harus tercipta intern seagama tetapi yang lebih
penting adalah ”antar umat beragama didunia” (pluralitas Agama).
Kerukunan dan kebersamaan yang didambakan dalam islam bukanlah
yang bersifat semu, tetapi yang dapat memberikan rasa aman pada jiwa setiap
manusia. Oleh karena itu langkah pertama yang harus dilakukan adalah
mewujudkannya dalam setiap diri individu, setelah itu melangkah pada keluarga,
kemudian masyarakat luas pada seluruh bangsa di dunia ini dengan demikian
pada akhirnya dapat tercipta kerukunan, kebersamaan dan perdamaian dunia.
Itulah konsep ajaran Islam tetang “Kerukunaan Antar Umat Beragama”,
kalaupun kenyataannya berbeda dengan realita, bukan berarti konsep ajarannya
yang salah, akan tetapi pelaku atau manusianya yang perlu dipersalahkan dan
selanjutnya diingatkan dengan cara-cara yang hasanah dan hikmah.
11
menjadikan mereka sebagai kawan, maka mereka itulah orang-orang yang
zalim”.
2. Kufur Zimmy
Dalam suatu perintah Islam, tidaklah akan memaksa masyarakat untuk
memeluk Islam dan Islam hanya dismpaikan melalui dakwah (seruan) yang
merupakan kewajiban bagi setiap muslim berdasarkan pemikiran wahyu yang
menyatakan : “Tidak ada paksaan untuk memasuki agama Islam”. Kufur
Zimmy adalah sekelompok individu bukan Islam, akan tetapi mereka tidak
membenci Islam, t\idak membuat kerusakan, dan tidak menghalangi dakwah
Islam. Mereka harus dihormati oleh pemerintah Islam dan diperlakukan seperti
umat Islam dalam pemerintahan serta berhak diangkat sebagai tentara dalam
melindungi daerah Darul Muslim. Adapun agama dan keyakinan Kufur
Zimmy adalah diserahkan kepada mereka sendiri dan umat Islam tidak
diperbolehkan mengganggu keyakinan mereka. Adapaun pemikiran Alqur’an
mengenai Kufur Zimmy seperti dalam surat Al Muntahanah: 8 yang artinya:
“Allah tiada melarang kamu untuk berbuat baik dan berlaku adil terhadap
orang-orang yang tiada memerangimu karena agama dan tidak (pula)
mebgusir kamu dari negerimu. Sesungguhnya Allah menyukai orang-orang
yang berlaku adil.”
3. Kufur Musta’man
Kufur Musta’man adalah pemeluk agama lain yang meminta
perlindungan keselamatan dan keamanan terhadap diri dan hartanya. Kepada
mereka pemerintah Islam tidak memberlakukan hak dan hukum negara. Diri
dan harta kaum musta’man harus dilindungi dari segala kerusakan dan
kebinasaan serta bahaya laiinya, selama mereka di bawah perlindungan
pemerintah Islam.
4. Kufur Mu’ahadah
Kufur Mu’ahadah adalah negara bukan Negara Islam yang membuat
perjanjian damai dengan pemerintah Islam, baik disertai perjanjian tolong-
menolong dan bela-membela atau tidak.
13
BAB V
PENUTUP
5.1 Kesimpulan
Dari makalah yang berjudul “Kerukunan Antar Umat Beragama” ini
dapat diambil kesimpulan:
1. Islam menghormati dan menghargai semua manusia sebagai hamba Allah, baik
mereka muslim maupun nonmuslim.
2. Dalam agama Islam mewajibkan penganutnya untuk menjaga kerukunan
antarumat beragama.
3. Umat Islam diwajibkan untuk memelihara ukhuwah islamiyah.
4. Perbedaan merupakan suatu kenikmatan dari Allah SWT yang patut di
syukuri, karena dengan perbedaan, manusia dapat lebih menghargai hidup dan
memperkuat persatuan dan kesatuan suatu bangsa.
5.2 Saran
1. Jalinlah persaudaraan sesama umat beragama dan antarumat beragama, yang
merupakan salah satu cara bertakwa kepada Allah SWT.
2. Sebagai umat beragama, harus bisa memahami perbedaan guna mencapau
kerukunan dan kebersamaan sebagai sesama manusia.
14
DAFTAR PUSTAKA
Tim Dosen Agama Islam ITS. Materi Kuliah Pendidikan Agama Islam. 2005.
Surabaya: ITS Pers.
Ardian, H., & Carasidi, T. (2013, mei 7). MAKALAH PENDIDIKAN AGAMA ISLAM.
Retrieved from kerukunan antar umat beragama:
http://henoardian.blogspot.co.id/
Cahyaningsih, A. (n.d.). KERUKUNAN ANTAR UMAT BERAGAMA. Retrieved from
http://staff.uny.ac.id/sites/default/files/PAI%20Kerukunan%20Hidup%20Umat
%20Beragama-%20Diskusi%20Mahaiswa.pdf
Firdhauz, A., & dkk. (2015, februari 10). Makalah Kerukunan Antar Umat Beragama.
Retrieved from shuthajhi: http://shuthajhi.blogspot.co.id/2015/02/makalah-
kerukunan-antar-umat-beragama.html
Lukman, R. (n.d.). KERUKUNAN ANTAR UMAT BERAGAMA. Retrieved from
https://www.academia.edu/6846681/KERUKUNAN_ANTAR_UMAT_BERA
GAMA
15