Anda di halaman 1dari 6

Tanggap Darurat Bencana Gunung Sinabung

Berakhir
Senin, 23 September 2013, 00:26 WIB
Komentar : 0
Antara//Septianda Perdana

Advertisement

Aktivitas kawah gunung Sinabung mengeluarkan debu vulkanik saat meletus di Desa Simpang Empat Kab Karo, Sumut,
Ahad (15/9).

A+ | Reset | A-

REPUBLIKA.CO.ID, KABANJAHE, SUMUT -- Pelaksanaan kegiatan tanggap darurat bencana alam


akibat letusan Gunung Sinabung di Kabupaten Karo, Provinsi Sumatera Utara, Ahad (23/9),
berakhir, karena itu para pengungsi diperbolehkan kembali ke rumah.
Koordinator Humas Penanggulangan Bencana Gunung Sinabung, Jhonson Tarigan mengatakan
pengungsi yang telah kembali tersebut, hingga kini tercatat sebanyak 10.543 orang dari jumlah
pengungsi seluruhnya mencapai 14.991 orang.
Jumlah para pengungsi yang masih tinggal di penampungan tercatat sebanyak 4.348 orang lagi
yang tinggal di 12 lokasi pengungsian di Kota Kabanjahe, Ibukota Kabupaten Karo.
"Pada hari Sabtu (21/9) sebanyak 5.000 pengungsi telah mulai kembali ke desa dan meninggalkan
lokasi penampungan di Kabanjahe," katanya.
Jhonson menyebutkan meskipun tanggap darurat telah berakhir, namun jika Gunung Sinabung
meletus lagi, maka tanggap darurat tersebut bisa diperpanjang lagi.

Penduduk yang diizinkan pulang ke desanya, yang berada diatas radius 3 kilometer dari kaki
Gunung Sinabung, sedangkan desa yang berada dibawah radius 3 kilometer dari Gunung Sinabung
itu tidak diperbolehkan warganya kembali dan masih tetap di lokasi penampungan di Kabanjahe.
"Masyarakat yang ada di desa tersebut, tidak boleh melakukan aktivitas dan harus menjauh dari
Gunung Sinabung untuk menjaga hal-hal yang tidak diingini," kata Kabid Humas pada Dinas
Kominfo Kabupaten Karo itu.
Enam Desa
Data yang diperoleh di Posko Bencana Sinabung mencatat ada enam desa di Kabupaten Karo,
yang masuk dalam radius 3 kilometer, yakni Desa Simacem, Desa Bekerah, Desa Singgaranggarang, dan Kuta Gugung berada di wilayah Kecamatan Naman Teran.
Desa Berastepu di Kecamatan Simpang Empat dan Desa Sukameriah di wilayah Kecamatan
Payung.
Untuk desa yang berada diatas radius 3 kilometer, yaitu Desa Susuk, Desa Kuta Mbaru, Desa
Temburun berada di wilayah Kecamatan Tiganderket, Desa Ujung Payung, Desa Cimbang berada di
wilayah Kecamatan Payung.
Desa Kuta Mbelin, Desa Tiga Pancur, Desa Kuta Tengah dan Desa Pintu Mbese di wilayah
Kecamatan Simpang Empat.
Letusan Gunung Sinabung yang kedua terjadi pada Selasa (17/9) sekitar pukul 12.13 WIB, dan
debu vulkanik bercampur asap tebal mencapai setinggi lima kilometer.
Sebelumnya, letusan pertama Gunung Sinabung, Ahad (15/9) sekitar pukul 02.51 WIB, dan tidak
ada korban jiwa dan luka-luka pada peristiwa tersebut.
Dengan meningkatnya aktivitas Gunung Sinabung tersebut, Pusat Vulkanologi dan Mitigasi Bencana
Geologi (PVMBG) telah meningkatkan statusnya dari Waspada (Level II) menjadi Siaga (Level III)
sejak pukul 03.00 WIB.

TEMPO.CO, Medan - Gunung Sinabung di Kabupaten Karo, Sumatera Utara, kembali meletus hari
ini Rabu, 24 September 2014, sekitar pukul 13.43 WIB. Kepala Badan Penangulangan Bencana
Daerah Kabupaten Karo, Subur Tarigan, mengatakan sebelum meletus hujan geremis mengguyur
Karo sejak pagi tadi.
Tarigan memastikan tidak ada korban jiwa dan kerusakan bangunan milik warga sekitar kaki
Sinabung termasuk penambahan pengungsi. "Pengungsi tidak bertambah akibat letusan Sinabung
hari ini," kata Subur Tarigan kepada Tempo. (Baca: Ancaman Letusan Sinabung Belum Hilang)
Pusat Vulkanologi Mitigasi Bencana Geologi Badan Geologi melaporkan bahwa letusan disertai
dengan awan panas guguran sejauh 2 kilometer dari puncak yang mengarah ke arah tenggara.
Lama erupsi 907 detik. Secara visual tidak terlihat karena tertutup oleh awan. Dari pukul 06.00 WIB12.00 WIB terjadi 44 kali gempa frekuensi rendah, 11 kali gempa hybrid, tremor menerus, dan 32
kali gempa guguran.
Kepala Pusat Data Informasi dan Humas Badan Nasional Penanggulangan Bencana Sutopo Purwo
Nugroho mengatakan erupsi yang terjadi tidak menambah jumlah pengungsi yang ada.
"Saat ini masih ada pengungsi 4.729 jiwa (1.440 kepala keluarga) yang tersebar di 17 titik
pengungsian. Sebanyak 17.506 jiwa (5.020 kepala keluarga) dari 21 desa telah dipulangkan ke
rumahnya," kata Sutopo. (Baca: Relokasi Pengungsi Sinabung Terganjal Masalah Lahan)
Letusan, kata Sutopo, tidak mengubah status Sinabung yakni siaga (level III). "Aktivitas kegempaan
masih terus tinggi, pembentukan dan guguran kubah lava masih berpotensi tinggi," ujar Sutopo.
Menurut Sutopo, pemerintah akan merelokasi pengungsi dari tiga desa, yaitu Desa Sukameriah,
Desa Bekerah, dan Desa Simacem. Ia berharap relokasi tak terganggu erupsi Sinabung.

Upaya Penanggulangan Meletusnya


Gunung Sinabung
OPINI | 25 November 2013 | 02:28

Dibaca: 2087

Komentar: 0

Gunung Sinabung meletus (Sumber: Reuters/Roni Bintang)

Seiring meningkatnya aktivitas semburan api (erupsi), Gunung Sinabung telah


mencapai status awas atau di level empat. Gunung yang tertidur selama
1600 tahun ini diperkirakan akan meletus. Keadaan ini membuat sebagian
besar masyarakat yang tinggal di Kabupaten Karo semakin cemas. Apalagi
ribuan warga telah diungsikan dari tempat tinggal mereka.
Sebelum kecemasan itu berubah mendatangkan bahaya bagi masyarakat, tanpa mengurangi rasa
duka bagi warga Karo, kita semua perlu banyak belajar tentang penanggulangan bencana alam.
Lebih dari itu dapat diterapkan dalam masa-masa sulit seperti ini.

Korban Gunung Sinabung yang mengungsi (Sumber: Antara/Septianda Perdana)

Secara alamiah Indonesia memiliki tingkat risiko bencana yang besar mulai
dari ujung barat sampai ujung timur. Bencana alam saja beragam jenis, yakni:
gempa bumi, tsunami, banjir, tanah longsor, dan gunung meletus. Ancaman
bencana ini kalau tidak ditanggulangi dapat mengakibatkan duka mendalam
sebagaimana yang pernah dialami, misalnya gempa-tsunami di Aceh (2004)
dan gempa bumi di Sumatera Barat (2009). Infrastruktur rusak berat, rumah
hancur, bahkan ribuan nyawa menghilang.

Dalam hal ini pemerintah telah berupaya membuat konsep tentang penanggulangan bencana
dengan lahirnya Undang-undang No. 24 Tahun 2007 tentang Penanggulangan Bencana (di sini).
Kemudian dilanjutkan dengan keluarnya Peraturan Pemreintah No. 23 Tahun 2008 tentang Peran
Serta Lembaga Internasional dan Lembaga Asing Non Pemerintah dalam Penanggulangan
Bencana dan Peraturan Presiden No. 8 Tahun 2008 tentang Badan Nasional Penanggulangan
Bencana.
BNPB dibentuk untuk mengambil alih tugas-tugas sektor atau dinas terkait, tetapi lebih banyak
sebagai koordinator dan implementator/fasilitator pada saat prabencana dan pemulihan (pasca
bencana) dan berfungsi komando pada saat tanggap darurat. Sejalan dengan hal tersebut,
Presiden RI memberikan arahan sebagai berikut: (1)Pada saat terjadi bencana
Bupati/Walikota adalah unsur Pemerintah yang paling bertanggung jawab untuk
penindak awal. (2) Gubernur merapat untuk memberikan dukungan. (3) Pemerintah pusat
merapat untuk memberikan bantuan yang bersifat ekstrim jika diperlukan. (4) Melibatkan TNI
dan Polri. (5) Penanganan bencana sedini mungkin.
Undang-undang No. 24 Tahun 2004 Pasal 26 ayat 1 menyatakan bahwa setiap orang berhak: a)
mendapatkan perlindungan sossial dan rasa aman, khususnya bagi kelompok masyarakat rentan
bencana; b) mendapatkan pendidikan, pelatihan, dan keterampilan dalam penyelenggaraan
penanggulangan bencana; c) mendapatkan informasi secara tertulis dan/atau lisan tentang
kebijakan penanggulangan bencana; d) berperan serta dalam perencaanaan, pengoperasian, dan
pemeliharaan program penyediaan bantuan pelayanan kesehatan termasuk dukungan psikososial;
e) berpartisipasi dalam pengambilan keputusan terhadap kegiatan penanggulangan bencana,
khususnya yang berkaitan dengan diri dan komunitasnya; dan f) melakukan pengawasan sesuai
dengan mekanisme yang diatur atas pelaksanaan penanggulangan bencana.
Pada ayat 2 ditandaskan bahwa: setiap orang yang terkena bencanan berhak mendapatkan
bantuan pemenuhan kebutuhan dasar. Kemudian ayat 3 menjelaskan bahwa: setiap orang
berhak untuk memperoleh ganti kerugian karena bencana yang disebabkan oleh
kegagalan konstruksi. Betapa menyedihkan apabila hak masyarakat korban bencana diabaikan.
Tempat tinggal menjadi sangat penting disiapakan, apabila ada rumah warga yang rusak akibat
bencana alam. Di Mentawai, hingga kini (sejak 2010) masih ada warga korban tsunami belum
mendapatkan tempat tinggal yang layak.
Sampai saat ini, tumpahan debu vulkanik Gunung Sinabung menyebabkan rusaknya lahan
pertanian dan perkebunan. Petani mengalami rugi besar. Kepala Dinas Pertanian Karo Agustoni
Tarigan mengatakan, erupsi Sinabung pada September dan Oktober lalu menyebabkan penurunan
hasil pertanian Karo terutama sayur-mayur hingga 30 persen. Penurunan produksi sayur dan
buah-buahan menyebabkan kerugian Rp 70 miliar (Tempo.co, 12/11/2013).
Karenanya pemerintah harus memberikan ganti rugi bagi petani. Sejauh ini, Badan Nasional
Penanggulangan Bencana (BNPB) mengirimkan logsitik senilai Rp3,93 miliar. Bantuan senilai
Rp2,8 miliar berupa 1.500 paket, family kit 1.500 paket, kidsware 1.500 paket, peralatan dapur
1.000 paket, masker 15.000 lembar, tenda gulung 2.000 lembar. Senilai Rp 1,13 miliar
berupa tenda pengunsi 20 unit, velbed 20 unit, genset 20 unit dan HT 5 unit. Tentu kebutuhan ini

belum cukup mengingat jumlah pengungsi yang kian bertambah dan kebutuhan pun makin
bertambah pula.
Kiranya hak-hak warga di daerah bencana diperhatikan lebih serius. Dalam hal ini pemerintahlah
yang bertanggung jawab penuh. Di samping ada pihak lain: asing, swasta dan segenap
masyarakat Indonesia.
Padang, 25 November 2013

Anda mungkin juga menyukai

  • Jurnal H22107034
    Jurnal H22107034
    Dokumen9 halaman
    Jurnal H22107034
    Rendi Adi Febrian
    Belum ada peringkat
  • Komponen Aktf Pasif
    Komponen Aktf Pasif
    Dokumen6 halaman
    Komponen Aktf Pasif
    Vidya Amalia Harnindra
    Belum ada peringkat
  • Teorema Thevenin Dan Norton
    Teorema Thevenin Dan Norton
    Dokumen5 halaman
    Teorema Thevenin Dan Norton
    Vidya Amalia Harnindra
    Belum ada peringkat
  • New E4
    New E4
    Dokumen5 halaman
    New E4
    Vidya Amalia Harnindra
    Belum ada peringkat
  • Thevenin Dan Norton
    Thevenin Dan Norton
    Dokumen4 halaman
    Thevenin Dan Norton
    Vidya Amalia Harnindra
    Belum ada peringkat
  • Analisis Data Geofisika
    Analisis Data Geofisika
    Dokumen65 halaman
    Analisis Data Geofisika
    Nuel Pratama Sitanggang
    Belum ada peringkat
  • Analisis Data Geofisika
    Analisis Data Geofisika
    Dokumen65 halaman
    Analisis Data Geofisika
    Nuel Pratama Sitanggang
    Belum ada peringkat
  • ANALISIS VEKTOR Dan Deret Fourier PDF
    ANALISIS VEKTOR Dan Deret Fourier PDF
    Dokumen38 halaman
    ANALISIS VEKTOR Dan Deret Fourier PDF
    Vidya Amalia Harnindra
    Belum ada peringkat
  • Jurnal Vdy
    Jurnal Vdy
    Dokumen6 halaman
    Jurnal Vdy
    Vidya Amalia Harnindra
    Belum ada peringkat
  • Difraksi Inteferensi
    Difraksi Inteferensi
    Dokumen21 halaman
    Difraksi Inteferensi
    Vidya Amalia Harnindra
    Belum ada peringkat
  • Resistivity Pada Geothermal
    Resistivity Pada Geothermal
    Dokumen11 halaman
    Resistivity Pada Geothermal
    Vidya Amalia Harnindra
    Belum ada peringkat
  • AGAMA kl3
    AGAMA kl3
    Dokumen3 halaman
    AGAMA kl3
    Vidya Amalia Harnindra
    Belum ada peringkat
  • Daya Elektrik
    Daya Elektrik
    Dokumen29 halaman
    Daya Elektrik
    Vidya Amalia Harnindra
    Belum ada peringkat
  • Tgs 2 Vidya
    Tgs 2 Vidya
    Dokumen7 halaman
    Tgs 2 Vidya
    Vidya Amalia Harnindra
    Belum ada peringkat
  • E8 Vdy
    E8 Vdy
    Dokumen4 halaman
    E8 Vdy
    Vidya Amalia Harnindra
    Belum ada peringkat
  • Praktikum
    Praktikum
    Dokumen8 halaman
    Praktikum
    Vidya Amalia Harnindra
    Belum ada peringkat
  • Diktat Fisika Dasar
    Diktat Fisika Dasar
    Dokumen90 halaman
    Diktat Fisika Dasar
    Efri Dwiyanto
    100% (2)
  • Keadaan Tunak
    Keadaan Tunak
    Dokumen8 halaman
    Keadaan Tunak
    Vidya Amalia Harnindra
    Belum ada peringkat
  • Magnetelurik - PDF Qwert
    Magnetelurik - PDF Qwert
    Dokumen6 halaman
    Magnetelurik - PDF Qwert
    SispantoLohorPaputungan
    Belum ada peringkat
  • Cerita Binatang
    Cerita Binatang
    Dokumen1 halaman
    Cerita Binatang
    Vidya Amalia Harnindra
    Belum ada peringkat
  • Resa kls2
    Resa kls2
    Dokumen14 halaman
    Resa kls2
    Vidya Amalia Harnindra
    Belum ada peringkat
  • Laporan Praktikum L2
    Laporan Praktikum L2
    Dokumen19 halaman
    Laporan Praktikum L2
    Vidya Amalia Harnindra
    100% (1)
  • Shafitri L8 Induksi Elektromagnetik
    Shafitri L8 Induksi Elektromagnetik
    Dokumen18 halaman
    Shafitri L8 Induksi Elektromagnetik
    Vidya Amalia Harnindra
    100% (1)
  • Perkembangan Perangkat Keras
    Perkembangan Perangkat Keras
    Dokumen43 halaman
    Perkembangan Perangkat Keras
    linkinun
    Belum ada peringkat
  • Bab 2 L7
    Bab 2 L7
    Dokumen10 halaman
    Bab 2 L7
    Vidya Amalia Harnindra
    Belum ada peringkat
  • 5 525638797042
    5 525638797042
    Dokumen15 halaman
    5 525638797042
    cessi69
    Belum ada peringkat
  • Daya Elektrik
    Daya Elektrik
    Dokumen29 halaman
    Daya Elektrik
    Vidya Amalia Harnindra
    Belum ada peringkat
  • Induksi Elektro
    Induksi Elektro
    Dokumen14 halaman
    Induksi Elektro
    Vidya Amalia Harnindra
    Belum ada peringkat
  • Term Ok Opel
    Term Ok Opel
    Dokumen5 halaman
    Term Ok Opel
    Vidya Amalia Harnindra
    Belum ada peringkat