I.
PENDAHULUAN
2
metode yang lain. Penyebaran titik imajinasinya lebih
renggang dengan resolusi yang rendah dan bentuk
penyebarannya menyamping. Jumlah titik-titik imajinasi
pada metode Wenner adalah 28 titik dengan 7 kolom ke
samping dan 7 baris ke bawah. Kedalaman konfigurasi
elektroda pada metode ini adalah 7 baris ke bawah [3].
Jika diasumsikan bumi bersifat homogeny isotropis,
maka tahanan jenis yang terukur merupakan tahanan jenis
yang sebenarnya tidak bergantung spasi elekrodenya. Pada
kenyataannya, bumi terdiri atas lapisan lapisan dengan
tahanan jenis berbeda-beda sehingga potensial yang terukur
merupakan pengatuh dari lapisan-lapisan tersebut dan tidak
hanya dari satu lapisan, terutama untuk spasi electrode
yang lebar.Pengukuran resistivitas batuan dilakukan
dengan menganggap bumi sebagai suatu medium yang
homogen isotropis. Pada kenyataannya, bumi tersusun atas
komposisi batuan yang bersifat heterogen anisotropis.
Akibatnya objek batuan yang tidak homogen beragam
memberikan harga resistivitas yang beragam. Sehingga
resistivitas yang digunakan adalah resistivitas semu.
Beberapa hal yang mempengaruhi nilai resistivitas semu
batuan di antaranya ialah ukuran butir penyusun batuan,
komposisi mineral batuan, kandungan air, kelarutan garam,
dan kepadatan batuan [4].
Nilai perhitungan resistivitas semu bawah
permukaan tergantung pada faktor konfigurasi yang
digunakan. Hal ini berkaitan dengan model penjalaran
listrik di bawah permukaan bumi yang bergantung dengan
posisi masing-masing elektroda [5].
3
Fungsi dari resistivitymeter untuk mengukur nilai
resistansi pada tanah, elektroda untuk konduktor, kabel
untuk menghubungkan antara resistivitymeter dengan
elektroda atau sebagai medium penghantar listrik dari alat
resistivity ke elektroda, palu untuk memaku elektroda ke
dalam tanah, rollmeter untuk mengukur panjang lintasn,
GPS untuk menentukan titik koordinat lintang dan bujur.
II.2
Tahap Persiapan
Tahap persiapan yaitu meliputi studi literatur
penyerapan semua referensi yang berkaitan dengan
peneitian, pengumpulan informasi geologi wilayah yang
akan dijadikan tempat penelitian, simulasi pengukuran,
studi penggunaan software yaitu uji coba software yang
akan digunakan, serta perencanaan dan persiapan
penelitian.
2.3 Tahap Pengambilan Data
Tahap selanjutnya adalah tahap pengambilan data di
lapangan. Dengan konfigurasi yang digunakan pada
percobaan ini adalah konfigurasi Wenner. Tahap
pengambilan data pada metode geolistrik mempunyai
beberapa tahap pelaksanaan, tahap pertama ialah
penentuan titik sounding pada peta lapangan. Pada
umunya, sebelum melakukan pengukuran geolistrik di
lapangan, peta lapangan yang akan disurvei perlu dipelajari
terlebih dahulu agar dapat menentukan posisi yang teapt
untuk titik-titik sounding.
Tahap kedua ialah penempatan titik sounding di
lapangan. Pada tahap ini, titik-titik sounding yang telah
ditentukan pada peta lapangan di cari posisinya secara teapt
di lapangan. Berdasarkan referensi-seferensi yang didapat
di lapangan dengan batuan kompas. Letak titik-titik
tersebut mestinya akan dapat ditentukan dengan teapt dan
lurus.
Tahap ketiga ialah pengambilan data. Pada titik
sounding ditentukan bentangan elektroda berupa garis lurus
dengan titik sounding merupakan titik tengah. Elektroda di
sejajarkan dalam suatu garis lurus seperti pada gambar 3.
Kemudian diatur peralatan untuk pengukuran sedemikian
rupa sehingga mempermudah pelaksanaan pengukuran
nantinya. Pertama diukur posisi awal dengan menggunakan
GPS untuk menentukan posisi terhadapgaris lintang dan
garis bujur, kemudian dilakukan pengukuran geolistrik.
Ditentukan C1, P1, P2 dan C2 dengan jarak 0.5 meter lalu
diinjeksikan arus dari resistivitymeter. Sampai ujung
lintasan di ganti jarak elektroda sejauh 1,5 meter; 2,5 meter
dan 3,5 meter.
4
didapatkan nilai resistivitas batuan pada tiap lintasan
dengan nilai error pada saat pengukuran disampaikan pada
halaman yang terlampir.
Terdapat lima lintasan yang digunakan pada
percobaan ini, lintasan pertama dan ketiga sepanjang 50
meter, lintasan kedua 51 meter, lintasan keempat 29 meter
dan lintasan kelima 22 meter. Panjang lintasan ini
disesuaikan dengan lokasi pengambilan data. Pada lintasan
pertama dan ketiga dilakukan 356 kali pengambilan data,
pada lintasan kedua dilakukan 364 kali pengambilan data,
pada lintasan,keempat dilakukan 188 kali pengambilan
data dan pada lintasan kelima dilakukan 132 kali
pengambilan data dengan empat macam panjang a yaitu
0,5meter; 1,5 meter; 2,5 meter dan 3,5 meter.
Data yang didapatkan diolah menggunakan software
Res2Dinv untuk mendapatkan tampilan 2D kontur
resistivitas dari lapisan bawah permukaan tanah. Hasil
pengolahan data terdapat pada gambar 6 sampai gambar
10. Pada hasil olahan Res2Dinv terdapat tiga gambar
penampang. Penampang pertama menunjukkan kontur
resistivitas semu hasil pengukuran, penampang kedua
menujukkan kontur resistivitas semu dari hasil dan
penampang ketiga menunjukkan inverse model resistivity
section yang menggambarkan kontur resistivitas
sebenarnya. Resistivitas semu sendiri merupakan nilai
tahanan yang diperoleh dari pengukuran beda potensial di
sekitar tempat arus diinjeksikan, dimana nilai resisitivitas
yang diperoleh merupakan nilai resistivitas yang mewakili
nilai resisitivitas seluruh lapisan yang sangat dipengaruhi
oleh jenis batuan atau bahan bahan yang berada di bawah
permukaan tanah.
Dari hasil pengolahan data pada gambar 6 sampai
gambar 10, penampang gambar menunjukkan perbedaan
pada setiap linenya. Selanjutnya dilakukan interpretasi data
untuk menentukan pendugaan adanya perbedaan nilai
resistivitas di bawah permukaan tanah. Pada pengolahan
data hasil res2dinv yang baik memiliki eror yang tidak
lebih dari 10%. Interpretasi ini didasarkan pada
karakteristik atau kecenderungan harga resistivitas yang
diperoleh dari pemodelan yang menggunakan software
Res2Dinv dan nilai resistivitas pengukuran yang telah
tersedia sebagai acuan.
Selesai Percobaan
Gambar 5. Flowchart
III.
5
kedalaman penetrasi 2,15 m memiliki kisaran nilai
reistivitas antara 3,0 m 9 sampai 27604 m. Hasil
tersebut dilakukan dengan iterasi ke 17 dan memiliki nilai
error 6,7%. Lapisan berwarna biru dengan nilai resistivitas
berkisar 3.09 m 41,6 m dapat diduga sebagai air
permukaan. Dan lapisan yang berwarna hijau sampai
kuning kemerahan dengan nilai resistivitas 153 m sampai
7526 m diduga lapisan berupa shale, sandstone atau
limestone. Dan pada lapisan atau daerah yang berwarna
merah tua keunguan memiliki nilai resistivitas yang sangat
tinggi yaitu 7526 m sampai 27604 m diduga berupa
diorite, marble atau basalt dan merupakan anomaly benda
arkeologi dimulai dari kedalaman penetrasi 1,73 m
kebawah.
KESIMPULAN
[3]
[4]
[5]
[6]