Anda di halaman 1dari 14

HAKIKAT TOLERANSI DALAM ISLAM

i
KATA PENGANTAR
Bismillahirrohmanirrohiim
Segala puji bagi Alloh SWT, Tuhan semesta alam. Yang berkuasa atas langit
dan bumi ini. Dzat yang senantiasa memberikan kasih dan sayangnya tanpa perlu
imbalan sedikitpun. Dzat yang maha kaya yang tidak akan pernah miskin dan
kekurangan maka sudah sepantasnya manusi merendah dan memuji-Nya. Salawat serta
salam semoga tercurah dan tersampaikan kepada Nabi Muhammmad Saw, keluarganya,
sahabat-sahabatnya, serta umatnya.
Alhamdulillah atas ijin dan karunia Alloh. Makalah mengenai “Toleransi
menurut Pandangan Islam” dapat terselesaikan. Besar harapan kami semoga makalah ini
berguna dan dapat menjadi rujukan untuk mengetahui hakikat toleransi menurut islam.
Walaupun makalah ini penuh dengan kekurangan-kekurangan maka dari itu kami
memohon ampun kepada Alloh SWT atas segala bentuk kekurangan kami.
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR.........................................................................................
DAFTAR ISI..........................................................................................................
BAB 1 : PENDAHULUAN
1. Latar Belakang...........................................................................................
2. Rumusan Masalah.....................................................................................
3. Tujuan Penulisan.......................................................................................
BAB II : PEMBAHASAN
1. Pengertian Toleransi
1.1 Pengertian Toleransi Menurut Pandangan Islam...................................
2. Toleransi Dalam Islam
2.1 Toleransi Dalam Hal Sosial...................................................................
2.2 Toleransi Dalam Hal Sistem dan Prinsip Nilai Islam............................
3.
BAB III : PENUTUP
Kesimpulan.............................................................................................12
DAFTAR PUSTAKA.........................................................................................13
BAB I

PENDAHULUAN
1. Latar Belakang
Islam mengakui hak hidup agama-agama lain, dan membenarkan para pemeluk
agama lain tersebut untuk menjalankan ajaran agama masing-masing. Di sini, terdapat
dasar ajaran Islam mengenai toleransi beragama. Toleransi tidak diartikan sebagai sikap
masa bodoh terhadap agamanya, atau bahkan tidak perlu mendakwahkan ajaran
kebenaran yang diyakininya itu. Oleh karena itu, setiap orang yang beriman senantiasa
terpanggil untuk menyampaikan kebenaran yang diketahui dan diyakininya, tetapi harus
berpegang teguh pada etika dan tata krama sosial, serta tetap menghargai hakhak
individu untuk menentukan pilihan hidupnya masing-masing secara sukarela. Sebab,
pada hakikatnya hanya di tangan Tuhanlah pengadilan atau penilaian sejati akan
dilaksanakan
Sebuah toleransi sangatlah penting sebagai alat pemersatu. Tanpa adanya toleransi
kehidupan yang penuh dengan kemajemukan ini tidak akan bisa bersatu. Indonesia
sebuah Negara dengan kemajemukan kulturnya contohnya seperti agama. Maka sangat
membutuhkan sekali toleransi-toleransi di dalamnya. Setiap orang harus saling mengerti
akan orang yang lainnya. Namun sebuah fenomena hari ini masih banyak kekacauan
yang timbul akibat tidak beresnya toleransi. Maka disini kita akan membahas mengenai
toleransi yang harus dilakukan oleh seorang muslim.
2. Rumusan Masalah
1. Apa pengertian dari Toleransi?
2. Dalam masalah apa saja kita harus bertoleransi?
3. Tujuan Penulisan
1. Agar pembaca tidak salah memahami mengenai toleransi
2. Agar pembaca sadar dengan apa yang harus dilakukannya setelah
membaca makalah ini
BAB II
PEMBAHASAN
1. Pengertian Toleransi
1.1 Pengertian Toleransi Menurut Pandangan Islam
Pada dasarnya, kata toleransi sangat sulit untuk mendapatkan padangan katanya
secara tepat dalam bahasa Arab yang menunjukkan arti toleransi dalam bahasa Inggris.
Akan tetapi, kalangan Islam mulai membincangkan topik ini dengan istilah “tasamuh”.1
Dalam bahasa Arab, kata “tasamuh” adalah derivasi dari “samh” yang berarti “juud wa
karam wa tasahul”2 dan bukan “to endure without protest”3 (menahan perasaan tanpa
protes) yang merupakan arti asli kata-kata “tolerance”.
Dalam Islam, toleransi berlaku bagi semua orang, baik itu sesama umat muslim maupun
non-muslim. Yusuf al-Qardhawi dalam bukunya Ghair al-Muslimin fii al-Mujtama’ Al-
Islami menyebutkan ada empat faktor utama yang meyebabkan toleransi yang unik
selalu mendominasi perilaku umat Islam terhadap non-muslim, yaitu :4
1. Keyakinan terhadap kemuliaan manusia, apapun agamanya, kebangsaannya dan
kerukunannya.5
2. Perbedaan bahwa manusia dalam agama dan keyakinan merupakan realitas yang
dikehendaki Allah SWT yang telah memberi mereka kebebasan untuk memilih
iman dan kufur.6
3. Seorang muslim tidak dituntut untuk mengadili kekafiran seseorang atau
menghakimi sesatnya orang lain. Allah sajalah yang akan menghakiminya
nanti.7

1
Tasamuh adalah tasahul (kemudahan) atau ukuran perbedaan yang dapat ditolerir. Lihat kamus al-
Muhit, Oxford Study Dictionary English-Arabic, Beirut : Academia, 2008, p.1120.
2
Lihat Al-Mu’jam Al-Wasith, Misra : Maktabatu Al-Syuruq Al-Arabiyah, 2004, p. 447.
3
Makna kata “tolerance” lainnya adalah “the character, state, or quality of being tolerant” (karakter,
negara, atau kualitas menjadi toleran) dan indulgence or forbearance in judging the opinions” (kesabaran
dalam menilai pendapat). Lihat The New International Webster Comprehensive Dictionary Of The
English Language, Chicago : Trident Press International, 1996, p. 1320.
4
Yusuf al-Qardhawi, Ghair al-Muslimin fii al-Mujtama’ Al-Islami, Qahirah : Maktabah Al-Wahbah,
1992, p. 53-55.
5
Lihat QS. Al-Isra’ : 70
6
Lihat QS. Al-Khfi :29 dan QS. Hud : 118
7
Lihat QS. Al-Hajj : 68-69
4. Keyakinan bahwa Allah SWT memerintahkan untuk berbuat adil dan mengajak
kepada budi pekerti mulia meskipun kepada orang musyrik. Allah juga mencela
perbuatan dzalim meskipun terhadap kafir.8
Secara doktrinal, toleransi sepenuhnya diharuskan oleh Islam. Islam secara definisi
adalah agama yang damai, selamat dan menyerahkan diri. Definisi Islam yang demikian
seringkali dirumuskan dengan istilah “Islam agama rahmatan lil ‘aalamin” (agama
yang mengayomi seluruh alam). Artinya, Islam selalu menawarkan dialog dan toleransi
dalam bentuk saling menghormati bukan memaksa. Islam menyadari bahwa keragaman
umat manusia dalam beragama adalah kehendak Allah.9
2. Toleransi Dalam Islam
Dari Pengertian Diatas di dapatkan bahwa, Toleransi (Tasamuh) menurut islam
adalah bentuk kelonggaran, kelapangdadaan, kelembutan terhadap semua aspek sosial
kecuali terhadap Sistem dan Prinsip Nilai Islam.
2.1 Toleransi dalam Hal Sosial
Dalam hal ini islam tidak melarang untuk bertoleransi. Seperti halnya Rasullallah
SAW, di jamannya islam hidup berdampingan dengan kaum nasrani dan yahudi. Islam
menjamin kehidupan mereka dengan seadil-adil tentu tetap menggunakan dengan aturan
islam karena aturan ini tidak bisa ditoleransikan. Acuan Islam terhadap keadilan.
“Dan janganlah sekali-kali kebencianmu kepada suatu kaum karena mereka
menghalang-halangi kamu dari masjidil haram, mendorongmu berbuat aniaya kepada
mereka. Dan tolong menolonglah kamu dalam mengerjakan kebaikandan taqwa dan
jangan tolong-menolong dalam berbuat dosa dan kemaksiatan dan pelanggaran. Dan
bertaqwalah kamu kepada Allah. Sesungguhnya Allah amat berat siksa-Nya.” (Al-
Maidah: 2)
Pada saat itu islam pun sering melakukan perniagaan dengan orang Nasrani atau
yahudi. Dan hal ini seperti yang dicontohkan Nabi Saw., dalam jual beli
Dari Jabir bin Abdullah Radliyallahu 'anhu, bahwasanya Nabi Shallallahu 'alaihi
wa sallam pernah membeli onta dari dirinya, beliau menimbang untuknya dan
diberatkan (dilebihkan).
Dari Abu Sofwan Suwaid bin Qais Radliyallahu 'anhu dia berkata : "Saya dan
Makhramah Al-Abdi memasok (mendatangkan) pakaian/makanan dari Hajar, lalu Nabi
8
Lihat QS. Al-Ma’idah : 8
9
Lihat QS. Yunus : 99.
Shallallahu 'alaihi wa sallam mendatangi kami dan belaiu membeli sirwal (celana),
sedang aku memiliki tukang timbang yang digaji, maka Nabi Shallallahu 'alaihi wa
sallam memerintahkan tukang timbang tadi. Beliau bersabda: Timbanglah dan
lebihkan !"
Tolong menolong sesama, menjenguk orang sakit
“Menolong orang sakit yang masih hidup akan mendapatkan ganjaran pahala.”
(HR. Bukhari no. 2363 dan Muslim no. 2244). Dan banyak lagi
2.2 Toleransi dalam Hal Sistem dan Prinsip Nilai Islam
Islam merupakan agama yang fleksibel dalam bertoleransi semua bisa
bertoleransi kecuali dalam hal Nilai dan Prinsip yang telah ditentukan oleh Allah. Islam
tidak memaksa orang lain untuk mengikuti aturan islam namun Islam melindungi orang
yang tunduk terhadap aturan yang dibuat oleh Allah SWT. Dan dapat hidup
berdampingan jika orang kafir dan non islam tidak memerangi atau memusuhi islam.
“Allah tidak melarang kamu untuk berbuat baik dan  berlaku adil terhadap
orang-orang yang tiada memerangimu karena agama dan tidak (pula) mengusir kamu
dari negrimu. Sesungguhnya Allah menyukai orang-orang yang berlaku adil.” (8)
“Sesungguhnya Allah hanya melarang kamu menjadikan sebagai kawanmu orang-
orang yang memerangi kamu karena agama dan mengusir kamu dari negrimu dan
membantu (orang lain) untuk mengusirmu. Dan barangsiapa menjadikan mereka
sebagai kawan, maka mereka itulah orang-orang yang dhalim.” (Al-Mumtahanah: 8-9)
Ini beberapa hal yang tidak bisa di toleransikan oleh islam walaupun hanya
sedikit. Allah Ta'ala dalam firmanNya:
“Katakanlah: wahai orang-orang kafir, aku tidak menyembah apa yang kamu
sembah dan kalian tidak menyembah apa yang aku sembah dan aku tidak menyembah
apa yang kalian sembah dan kalian tidak menyembah apa yang aku sembah bagi kalian
agama kalian dan bagiku agamaku”. (Al-Kafirun: 1-6).
A. Sistem Nilai dalam islam
Islam merupakan agama yang berasal dari langit yang tidak bisa disejajarkan
dengan agama lain menganai kebenarannya. Karena agama ini tidak di ciptakan
oleh manusia melainkan oleh sang pemilik manusia itu sendiri.
a. Tauhid
Merupakan sikap meng-Esakan Allah secara utuh dan menyeluruh.
Contonya seorang muslim tidak bisa menganggap semua tuhan sama dan
menganggap keberadaan tuhan agama lain.
b. Ibadah
Dalam bahasa arab kata ini berasal dari kata abada yang berarti
menyembah. Tentu penyembahan ini harus jelas kepada siapa dan
dengan selera siapa. Menurut ahli ushul ibadah adalah Seluruh aspek
nama, yang jika dilakukan mendapat ridho Allah, baik berupa ucapan
maupun secara perbuatan. Baik secara terang-terangan maupun secara
sembunyi-sembunyi. Contohnya seorang muslim tidak bisa bertoleransi
dengan mengikuti cara ibadah agama lain maupun kut berpartisipasi di
dalamnya dalam bentuk apapun.

c. Qiyamah
Secara Nahwu berkedudukan sebagai mushdar atau kata benda abstrak,
yang di mustaq dari kata Qooma yang berarti berdiri, bangkit tegak.
Secara sepintas berarti hari dimana sebuah kebenaran hakiki tegak bukan
relative atas pandangan manusia. Contohnya seorang muslim tidak bisa
bertoleransi dengan kebenaran yang lain sama-sama akan tegak
melainkan hanya kebenaran islam lah yang tegak.
B. Prinsip Nilai dalam Islam
a. Tasdiq
Yang merupakan sifat membenarkan terhadap segala sesuatu yang
bersumber dari Allah, Rasul dan Ulil Amri. Kebenaran ini mutlak hanya
mengakui sebuah kebenara yang datang dari Allah. Contohnya seorang
muslim tidak bisa menganggap kebenaran agama lain sama dengan
kebenaran islam.
b. Tasyri
Sebuah aturan atau hukum yang dibuat oleh Allah yang harus dipatuhi
apapun bentuknya dimanapun dan bagaimanapun. Dan tidak bisa
disesuaikan atau ditoleransikan dengan agama lain. Contohnya seorang
muslim tidak bisa bertoleransi dengan hal yang melanggar aturan Islam.
c. Sirriyah
Menutup rahasia atau menyembunyikan sebuah hal tidak boleh diketahui
oleh orang non-muslim. Hal ini dilakukan oleh pada jaman Nabi
Muhammad SAW sebagai bentuk proteksi kaum muslimin dari siasat
atau rencana jahat yang dilakukan oleh orang kafir dan non muslim.
Contoh yang dilakukan pada saat itu adalah merahasiakan tempat
pendidikan (tarbiyah) dari kaum kafir.
Jika sebuah toleransi menyentuh ranah di atas maka islam tidak bisa bertoleransi
akan hal itu karena Kebenaran islam mutlak datangnya dari Allah dan tidak bersandar
kepada apapun.
“Kebenaran itu datangnya dari Tuhanmu. Maka janganlah engkau termasuk kalangan
orang yang bimbang.”( Al- baqarah :147 )
“Pada hari ini Aku sempurnakan bagi kalian agama kalian dan Aku lengkapi nikmatku
atas kalian dan Aku ridhoi islam sebagai agama kalian”.(Al-Maidah: 3)

3. Macam-macam Toleransi/Tasamuh

Toleransi / tasamuh terdiri dari dua macam yaitu : toleransi terhadap sesama
muslim dan toleransi terhadap selain muslim.

3.1 . Toleransi terhadap sesama muslim

merupakan suatu kewajiban, karena di samping sebagai tuntutan sosial juga


merupakan wujud persaudaraan yang terikat oleh tali aqidah yang sama. Bahkan dalam
hadits nabi dijelaskan bahwa seseorang tidak sempurna imannya jika tidak memiliki
rasa kasih sayang dan tenggang rasa terhadap saudaranya yang lain.

“Tidak sempurna iman seseorang di antara kamu, sehingga mencintai


saudaranya sebagaimana mencintai dirinya sendiri. ” (HR. Bukhari dan Muslim)

Sikap toleran dan baik hati terhadap sesama terlebih lagi dia seorang muslim
pada akhirnya akan membias kembali kepada kita yaitu banyak memperoleh kemudahan
dan peluang hidup karena adanya relasi, disamping itu Allah akan membalas semua
kebaikan kita di akhirat kelak.

3.2. toleransi terhadap non muslim

mempunyai batasan tertentu selama mereka mau menghargai kita, dan tidak
mengusir kita dari kampung halaman. Mereka pun harus kita hargai karena pada
dasarnya sama sebagai makhluk Allah SWT.
Bersikap tasamuh bukan berarti kita toleran terhadap sesuatu secara membabi
buta tanpa memiliki pendirian, tetapi harus dibarengi dengan suatu prinsip yang adil dan
membela kebenaran. Kita tetap harus tegas dan adil jika dihadapkan pada suatu masalah
baik menyangkut diri sendiri, keluarga ataupun orang lain. Walaupun keputusan
tersebut akan berakibat pahit pada diri sendiri. Dalam ajaran Islam  keadilan ditegakkan
tanpa memandang bulu baik rakyat jelata maupun raja harus tunduk kepada hukum dan
ajaran Allah SWT. Jika ia melanggar harus menerima segala konsekwensinya.

Bentuk- bentuk tasamuh dalam kehidupan bermasyarakat, antara lain :

1.Tidak menggangu ketenangan tetangga

Rasulullah SAW bersabda :

Demi Allah tidak beriman, Demi Allah tidak beriman, Demi Allah tidak beriman,. Saat
itu beliau ditanya “ Ya Rasullah siapakah yang tidak beriman itu “Rasulullah saw
Bersabda ‘ (yakni) orang yang tetangganya tidak merasa nyaman karena gangguannya.
(H.R. Bukhori)

Hadits tersebut  menjelaskan bahwa pengakuan iman seseorang tidak sempurna apabila
masih suka menganggu ketenagan tenangganya, baik dengan ucapan yang jelek maupun
perbuatan.

2.  Kerukunan antar umat islam

Saat ini dalam agama Islam berkembang berbagai macam paham dan aliran. Walaupun
demikian antara muslim yang satu dengan muslim yang lainnya tetap merupakan
saudara. Munculnya aliran yang berbeda-beda dari perbedaan penafsiran karena
penguasaan ilmu yang mendukung penafsiran itu berbeda. Akan tetapi umat Islam harus
menjunjung tinggi persaudaraan karena yang mengikat persaudaraan diatara mereka
adalah Islam. Dalam hadits Rasulullah SAW bersabda : “Perumpamaan orang Islam di
dalam sayang menyayangi dan kasih mengasihi adalah bagaikan satu tubuh yang
apabila ada salah satu anggota yang sakit maka anggota tubuh yang lain akan
merasakannya yaitu tidak bisa tidur dan merasa demam”(H.R. Muslim)

Salah satu wujud kerukunan adalah adanya kemauan untuk saling membantu, menolong
dan saling menghargai satu sama lain.

3. Kerukunan umat Islam dengan umat beragama lain

Islam merupakan agama yang mempunyai tolerasi tinggi terhadap golongan yang
beragama lain. Dakwah Islam tidak boleh dilaksanakan dengan cara kekerasan dan
paksaan akan tetapi harus dengan cara yang damai Firman Allah SWT dalam Q.S Al-
Baqarah : 256 yang artinya : “Tidak ada paksaan untuk (memasuki) agama (Islam);
Sesungguhnya Telah jelas jalan yang benar daripada jalan yang sesat. Karena itu
barangsiapa yang ingkar kepada Thaghutb dan beriman kepada Allah, Maka
Sesungguhnya ia Telah berpegang kepada buhul tali yang amat Kuat yang tidak akan
putus. dan Allah Maha mendengar lagi Maha Mengetahui.

4.  Menyukai sesuatu untuk tetangganya, sebagaimana ia suka untuk dirinya sendiri.

Rasulullah SAW bersabda : “Demi Dzat yang aku berada di dalam kekuasannya,
tidaklah seorang beriman sehingga ia menyukai buat tetangganya atau saudara sesuatu
yang ia sukai buat dirinya sendiri” (H.R. Muslim).

4. Manfaat dari Toleransi

Manfaat-manfaat yang diperoleh dari sikap toleransi antara lain:

4.1. Menghindari terjadinya perpecahan

Bersikap toleran merupakan solusi agar tidak terjadi perpecahan dalam mengamalkan
agama. Sikap bertoleransi harus menjadi suatu kesadaran pribadi yang selalu dibiasakan
dalam wujud interaksi sosial. Toleransi dalam kehidupan beragama menjadi sangat
mutlak adanya dengan eksisnya berbagai agama samawi maupun agama ardli dalam
kehidupan umat manusia ini.

Dalam kaitanya ini Allah telah mengingatkan kepada umat manusia dengan pesan
yang bersifat universal, berikut firman Allah SWT:

“Dia telah mensyari’atkan bagi kamu tentang agama apa yang telah diwasiatkan-Nya
kepada Nuh dan apa yang telah Kami wahyukan kepadamu dan apa yang telah Kami
wasiatkan kepada Ibrahim, Musa dan Isa yaitu : Tegakkanlah agama dan janganlah
kamu berpecah belah tentangnya. Amat berat bagi orang-orang musyrik agama yang
kamu seru mereka kepadanya. Allah menarik kepada agama itu orang yang
dikehendaki-Nya dan memberi petunjuk kepada -Nya orang yang kembali.”(As-
Syuro:13)

”Dan berpeganglah kamu semuanya kepada tali (agama) Allah, dan janganlah kamu
bercerai berai, dan ingatlah akan nikmat Allah kepadamu ketika kamu dahulu (masa
Jahiliyah) bermusuh-musuhan, Maka Allah mempersatukan hatimu, lalu menjadilah
kamu Karena nikmat Allah, orang-orang yang bersaudara; dan kamu Telah berada di
tepi jurang neraka, lalu Allah menyelamatkan kamu dari padanya. Demikianlah Allah
menerangkan ayat-ayat-Nya kepadamu, agar kamu mendapat petunjuk.” (Al-Imran:103)

Pesan universal ini merupakan pesan kepada segenap umat manusia tidak terkecuali,
yang intinya dalam menjalankan agama harus menjauhi perpecahan antar umat
beragama maupun sesama umat beragama.

4.2. Memperkokoh silaturahmi dan menerima perbedaan


Salah satu wujud dari toleransi hidup beragama adalah menjalin dan memperkokoh tali
silaturahmi antarumat beragama dan menjaga hubungan yang baik dengan manusia
lainnya. Pada umumnya, manusia tidak dapat menerima perbedaan antara sesamanya,
perbedaan dijadikan alasan untuk bertentangan satu sama lainnya. Perbedaan agama
merupakan salah satu faktor penyebab utama adanya konflik antar sesama manusia.

Merajut hubungan damai antar penganut agama hanya bisa dimungkinkan jika
masing-masing pihak menghargai pihak lain. Mengembangkan sikap toleransi
beragama, bahwa setiap penganut agama boleh menjalankan ajaran dan ritual agamanya
dengan bebas dan tanpa tekanan. Oleh karena itu, hendaknya toleransi beragama kita
jadikan kekuatan untuk memperkokoh silaturahmi dan menerima adanya perbedaan.
Dengan ini, akan terwujud perdamaian, ketentraman, dan kesejahteraan.

4.3. Memuaskan batin orang lain karena dapat mengambil haknya sebagaimana


mestinya.

4.4.Kepuasan batin yang tercermin dalam raut wajahnya menjadikan semakin


eratnya hubungan persaudaraan dengan orang lain.

4.5.Eratnya hubungan baik dengan orang lain dapat memperlancar terwujudnya


kerjasama yang baik dalam kehidupan bermasyarakat.

4.6. Dapat memperluas kesempatan untuk memperoleh rezeki karena banyak relasi.

5. Akibat Toleransi Diabaikan

Hal-hal yang dapat terjadi apabila toleransi di dalam masyarakat diabaikan adalah:

5.1.  Menimbulkan konflik di dalam masyarakat dikarenakan tidak adanya saling


menghormati satu sama lain.  Yang paling membahayakan dari konfllik adalah
menyebabkan lahirnya kekerasan dan adanya korban, dan hal ini dapat berpengaruh
pada keamanan dan stabilitas suatu negara.

5.2. Semakin maraknya pelanggaran HAM.  Hal ini disebabkan oleh reduksi
universalitas agama yang mengakibatkan agama tersekat dalam tempurung yang sempit
dan mewujudkan angan-angan tersendiri bagi pengikutnya bisa dalam bentuk fanatisme
sempit yang tidak rasional bahkan menimbulkan ketakutan terhadap agama atau
kelompok yang bisa terkespresi dengan perilaku melanggar HAM.

BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Islam adalah agama yang memiliki sikap toleransi yang tinggi dalam bentuk
ranah apapun kecuali yang bersifat Sistem dan Prinsip nilai itu sendiri. Adapun orang
islam yang tidak bertoleransi dalam aspek yang tidak menyentuh Sistem dan Prinsip
islam serta menegakan sebuah sistem dan nilai itu semena-mena itu bukanlah seorang
muslim.
DAFTAR PUSTAKA
Al-Muhit, Oxford Study Dictionary English-Arabic, Beirut : Academia, 2008.

Al-Mu’jam Al-Wasith, Misra : Maktabatu Al-Syuruq Al-Arabiyah, 2004.

Al-Qardhawi, Yusuf, Ghair al-Muslimin fii al-Mujtama’ Al-Islami, Qahirah : Maktabah


Al-Wahbah, 1992.

Misrawi, Zuhairi, Al-Qur’an Kitab Toleransi, Jakarta : Pustaka Oasis, 2007.

The English Language, Chicago : Trident Press International, 1996.

Thoha, Anis Malik, Tren Pluralisme Agama, Jakarta : Perspektif, 2005.

The New International Webster Comprehensive Dictionary Of The English

http://sharetikel.blogspot.co.id/2015/04/makalah-toleransi-dalam-islam.html
http://milakucaya.blogspot.co.id/p/toleransi-umat-beragama-dalam-islam.html
https://aljaami.wordpress.com/2011/03/31/toleransi-as-samahah-dalam-pandangan-
islam/

Anda mungkin juga menyukai