Anda di halaman 1dari 13

MAKALAH

PENDIDIKAN AGAMA ISLAM


“TOLERANSI”
Dosen Pengampu : Erman Adia Kusuma

DISUSUN OLEH :
KELOMPOK 5
1. Sri Rizky Rahayu
2. Mohamad Rizki
3. Nashwah Harizatunnisa
4. Nurul Amanda
5. Muhamad Reza Pahlefi
6. Shabrina Alif Nur Imani
7. Siti Adroviatul Awiah Nur
8. Alfiana Rosya
9. Anjar Ahmad M

FAKULTAS PSIKOLOGI
KELAS B

UNIVERSITAS TEKNOLOGI NUSANTARA


2023
KATA PENGANTAR

Puji syukur kami haturkan kehadirat Allah SWT yang telah melimpahkan rahmat dan
hidayah-Nya sehingga kami bisa menyelesaikan makalah Pendidikan Agama Islam tentang
“Toleransi”.
Tidak lupa juga kami mengucapkan terima kasih kepada semua pihak yang telah turut
memberikan kontribusi dalam penyusunan makalah ini. Tentunya, tidak akan bisa maksimal
jika tidak mendapat dukungan dari berbagai pihak.
Sebagai penyusun, kami menyadari bahwa masih terdapat kekurangan, baik dari
penyusunan maupun tata bahasa penyampaian dalam makalah ini. Oleh karena itu, kami
dengan rendah hati menerima saran dan kritik dari pembaca agar kami dapat memperbaiki
makalah ini.
Kami berharap semoga makalah yang kami susun ini memberikan manfaat dan juga
inspirasi untuk pembaca.

Indonesia, Maret 2023

Penyusun Makalah
KELOMPOK 5

I
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR................................................................................................................i
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang...............................................................................................................1
B. Rumusan Masalah..........................................................................................................1
C. Tujuan Penulisan Makalah.............................................................................................1
BAB II PEMBAHASAN
A. Pengertian Toleransi...................................................................................................... 2
B. Toleransi dalam Islam....................................................................................................2
C. Tujuan Toleransi............................................................................................................4
D. Bentuk-bentuk Toleransi................................................................................................5
E. Manfaat Toleransi...........................................................................................................6
F. Point Toleransi Menurut Islam.......................................................................................7
G. Jenis-jenis Toleransi.......................................................................................................8
H. Faktor Pendorong Toleransi...........................................................................................8
I. Faktor Penghambat Toleransi.........................................................................................8
BAB III PENUTUP
A. Kesimpulan.....................................................................................................................9
B. Saran...............................................................................................................................9
DAFTAR PUSTAKA..............................................................................................................10
BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Toleransi dalam Islam adalah topik yang penting ketika dihadapkan pada situasi saat ini ketika
Islam dihadapkan pada banyaknya kritikan bahwa Islam adalah agama intoleran,diskriminatif
dan ekstrem. Islam dituduh tidak memberikan ruang kebebasan beragama,kebebasan
berpendapat, sebaliknya Islam sarat dengan kekerasan atas nama agama sehingga jauh dari perdamaian,
kasih sayang dan persatuan. Padahal dalam konteks toleransi antar-umat beragama, Islam memiliki
konsep yang jelas.“Tidak ada paksaan dalam agama” , “Bagi kalian agama kalian, dan bagi kami agama
kami” adalah contoh populer dari toleransi dalam Islam.Dari latar belakang tersebut penulis menulis
makalah ini dengan judul “Toleransi” agar dapat menjadi referensi dan memperkuat toleransi kita
menurut Islam.

B. Rumusan Masalah
Pada pembahasan ini kami memberi rumusan masalah sebagai berikut :
1. Apa pengertian toleransi?
2. Bagaimana toleransi dalam pandangan Islam ?
3. Apa tujuan toleransi ?
4. Apa saja bentuk-bentuk toleransi ?
5. Apa saja manfaat toleransi ?
6. Apa poin toleransi menurut Islam ?
7. Apa saja jenis-jenis toleransi ?
8. Apa yang menjadi faktor pendorong toleransi ?
9. Apa yang menjadi faktor penghambat toleransi ?

C. Tujuan Penulisan Makalah

Adapun tujuan dari penulisan makalah ini adalah :


1. Untuk mengetahui makna toleransi
2. Untuk memahami makna toleransi dalam Islam
3. Agar mengetahui tujuan toleransi
4. Agar mengetahui bentuk-bentuk toleransi
5. Untuk memahami manfaat toleransi
6. Untuk memahami point toleransi menurut Islam
7. Untuk mengetahui jenis-jenis toleransi
8. Agar mengetahui faktor pendorong toleransi
9. Agar mengetahui faktor penghambat toleransi

1
BAB II
PEMBAHASAN

A. Pengertian Toleransi
Toleransi berasal dari bahasa Latin yaitu “tolerare” yang berarti bertahan atau memikul. Menurut
Kamus Umum Bahasa Indonesia, toleransi berasal dari kata “toleran”, yang berarti bersifat atau
bersikap menenggang (menghargai, membiarkan, membolehkan), pendirian (pendapat,
pandangan, kepercayaan, kebiasaan, dan sebagainya) yang berbeda dan atau yang bertentangan
dengan pendiriannya. Toleransi juga berarti batas ukur untuk penambahan atau pengurangan yang
masih diperbolehkan. Toleran diartikan dengan saling memikul walaupun pekerjaan itu tidak
disukai; atau memberi tempat kepada orang lain, walaupun kedua belah pihak tidak sependapat.
Dalam bahasa Arab, toleransi biasa disebut “tasamuh”, sikap saling menghormati dan saling
bekerjasama di antara kelompok-kelompok masyarakat yang berbeda baik secara etnis,bahasa,
budaya, politik, maupun agama. Toleransi, karena itu, merupakan konsep agung dan mulia yang
sepenuhnya menjadi bagian organik dari ajaran agama-agama, termasuk agama Islam.

B. Toleransi Dalam Pandangan Islam


Saling menghargai dalam iman dan keyakinan adalah konsep Islam yang amat
komprehensif. Konsekuensi dari prinsip ini adalah lahirnya spirit taqwa dalam beragama. Karena
taqwa kepada Allah melahirkan rasa persaudaraan universal di antara umat manusia. Abu Ju’la
dengan amat menarik mengemukakan, “Semua makhluk adalah tanggungan Allah,dan yang paling
dicintainya adalah yang paling bermanfaat bagi sesama tanggungannya”.
Selain itu, hadits Nabi tentang persaudaraan universal juga menyatakan, “irhamuu man filardhi
yarhamukum man fil samā” (sayangilah orang yang ada di bumi maka akan sayang pula mereka
yang di langit kepadamu). Persaudaran universal adalah bentuk dari toleransi yang diajarkan Islam.
Persaudaraan ini menyebabkan terlindunginya hak-hak orang lain dan diterimanya
perbedaan dalam suatu masyarakat Islam. Dalam persaudaraan universal juga terlibat konsep
keadilan, perdamaian, dan kerja sama yang saling menguntungkan serta menegasikan
semua keburukan.
Fakta historis toleransi juga dapat ditunjukkan melalui Piagam Madinah. Piagam ini
adalah satu contoh mengenai prinsip kemerdekaan beragama yang pernah dipraktikkan oleh Nabi
Muhamad SAW pada awal pembangunan Negara Madinah. Di antara butir-butir yang menegaskan
toleransi beragama adalah sikap saling menghormati di antara agama yang ada dan tidak saling
menyakiti serta saling melindungi anggota yang terikat dalam Piagam Madinah.
Contoh lain wujud toleransi Islam kepada agama lain diperlihatkan oleh Umar bin
Khattab. Umar membuat sebuah perjanjian dengan penduduk Yerussalem, setelah kota suci itu
ditaklukan oleh kaum Muslimin.
2
Di sini, saling tolong-menolong di antara sesama umat manusia muncul dari pemahaman bahwa
umat manusia adalah satu kesatuan, dan akan kehilangan sifat kemanusiaannya bila mereka
menyakiti satu sama lain. Tolong-menolong, sebagai bagian dari inti toleransi, menjadi
prinsip yang sangat kuat di dalam Islam.
Namun, prinsip yang mengakar paling kuat dalam pemikiran Islam yang mendukung sebuah
teologi toleransi adalah keyakinan kepada sebuah agama fitrah, yang tertanam di dalam diri
semua manusia, dan kebaikan manusia merupakan konsekuensi alamiah dari prinsip ini.
Dalam konteks toleransi antar-umat beragama, Islam memiliki konsep yang jelas. “Tidak ada
paksaan dalam agama”, “Bagi kalian agama kalian, dan bagi kami agama kami” (QS. Al-Kafirun:6)
adalah contoh populer dari toleransi dalam Islam.
Dalam hubungannya dengan orang-orang yang tidak seagama, Islam mengajarkan agar umat
Islam berbuat baik dan bertindak adil. Selama tidak berbuat aniaya kepada umat Islam. Al-Qur’an
juga mengajarkan agar umat Islam mengutamakan terciptanya suasana perdamaian, hingga
timbul rasa kasih sayang diantara umat Islam dengan umat beragamalain. Kerjasama dalam bidang
kehidupan masyarakat seperti penyelenggaraan pendidikan, pemberantasan penyakit sosial,
pembangunan ekonomi untuk mengatasi kemiskinan, adalah beberapa contoh kerja sama yang
dilakukan antara umat Islam dengan umat beragama lain.
Namun perlu ditegaskan lagi, toleransi tidak dapat di sama artikan dengan mengakui
kebenaran semua agama dan tidak pula dapat diartikan kesediaan untuk mengikuti ibadat-ibadat
agama lain. Toleransi harus dibedakan dari komfromisme, yaitu menerima apa saja yang dikatakan
orang lain asal bisa menciptakan kedamaian dan kebersamaan.
Toleransi menurut Syekh Salim bin Hilali memiliki karakteristik sebagai berikut, yaitu antara
lain :
1. Kerelaan hati karena kemuliaan dan kedermawanan.
2. Kelapangan dada karena kebersihan dan ketaqwaan
3. Kelemah lembutan karena kemudahan
4. Muka yang ceria karena kegembiraan
5. Rendah diri di hadapan kaum muslimin bukan karena kehinaan
6. Mudah dalam berhubungan sosial (mu’amalah) tanpa penipuan dan kelalaian
7. Menggampangkan dalam berda’wah ke jalan Allah tanpa basa basi
8. Terikat dan tunduk kepada agama Allah SWT tanpa rasa keberatan
Selanjutnya, menurut Salin al-Hilali karakteristik tersebut merupakan :
1. Inti Islam
2. Seutama iman
3. Puncak tertinggi budi pekerti (akhlaq).

3
Dalam konteks ini Rasulullah SAW bersabda, yang artinya: “Sebaik-baik orang adalah yang
memiliki hati yang mahmum dan lisan yang jujur”, ditanyakan: “Apa hati yang
mahmum itu?” Jawabnya : “Adalah hati yang bertaqwa, bersih tidak ada dosa, tidak ada sikap
melampui batas dan tidak ada rasa dengki”. Ditanyakan: “Siapa lagi (yang lebih baik) setelah itu?”.
Jawabnya : “Orang-orang yang membenci dunia dan cinta akhirat”. Ditanyakan :“Siapa
lagi setelah itu?”. Jawabnya: “Seorang mukmin yang berbudi pekerti luhur.”
Dasar-dasar al-Sunnah (Hadis Nabi) tersebut dikemukakan untuk menegaskan bahwa
toleransi dalam Islam itu sangat komprehensif dan serba-meliputi, baik lahir maupun batin.
Toleransi karena itu tak akan tegak jika tidak lahir dari hati dari dalam. Ini berarti toleransi bukan
saja memerlukan kesediaan ruang untuk menerima perbedaan, tetapi juga memerlukan pengorbanan
material maupun spiritual, lahir maupun batin. Di sinilah, konsep Islam tentang toleransi (as-
samahah) menjadi dasar bagi umat Islam untuk melakukan mu’amalah (hablumminan nas) yang
ditopang oleh kaitan spiritual kokoh (hablum minallāh)
Kesalahan memahami arti toleransi dapat mengakibatkan talbisul haqbil bathil
(mencampur adukan antara hak dan bathil) yakni suatu sikap yang sangat dilarang dilakukan oleh
seorang muslim, seperti halnya menikah antar agama dengan toleransi sebagai
landasannya.
Sebagaimana yang telah dijelaskan di ayat Al-Quran ini, Allah SWT berfirman: “Sesungguhnya
agama (yang di ridhai) disisi Allah hanyalah Islam. Tiada berselisih orang-orang yang
telah diberi Al Kitab kecuali sesudah datang pengetahuan kepada mereka karena kedengkian (yang
ada) di antara mereka. Barang siapa yang kafir terhadap ayat-ayat Allah maka sesungguhnya Allah
amat sangat cepat hisab Nya”. (QS. Ali Imran : 19)
Secara umum, konsep tasamuh mengandung makna kasih sayang (ar-Rahmah), keadilan (al-
‘Adalah), keselamatan (al-salam), dan ketauhidan (al-Tauhid). Konsep-konsep dasar inilah
yang mengikat makna tasamuh dalam Islam. Dan masing-masing konsep tidak dapat dipisahkan
karena semuanya memiliki makna yang saling terkait. Konsep tersebut merupakan ciri khas Islam
yang mampu membedakan toleransi perspektif Islam dengan lainnya. Oleh karena itu, hendaknya
pendidikan toleransi beragama diarahkan kepada konsep-konsep dasar (perspektif Islam) tersebut.

C. Tujuan Toleransi

a. Meningkatkan Rasa Persaudaraan. Sikap ini adalah sikap yang terdapat pada
toleransi yang mampu membangkitkan kasih sayang dalam dirinya, sehingga
timbul perasaan rasa persaudaraan kepada anak-anak bangsa dalam hidup
bermasyarakat.
b. Meningkatkan Rasa Nasionalisme. Sikap ini adalah sebagai sikap yang berfifat
positif dan dapat diterapkan dalam kehidupan sehari-hari yang akan berdampak
pada nasionalisme.

4
c. Meningkatkan Kekuatan Iman hal ini merupakan dalam sikap toleransi yang
mampu menghormati antar agama lain dalam bentuk keyakinan seseorang
sehingga seseorang akan terhubung dengan kepercayaan ydan keyakinan iman
yang kuat.
d. Memudahkan Mencapai Mufakat dalam hal ini adalah salah satu sikap yang
sangat penting ketika akan mempertimbangkan untuk mencapai tujuan yang akan
dicapai sehingga akan timbul rasa saling menghormati perbedaan satu sama lain.
e. Memudahkan Pembangunan Negara dalam hal ini adalah salah satu sikap
dengan masing-masing individu yang akan memudahkan proses pembangunan
suatu negara dengan gagasan negara lebih kuat.

D. Bentuk-bentuk Toleransi
Toleransi / tasamuh terdiri dari dua macam yaitu : toleransi terhadap sesama muslim dan toleransi
terhadap selain muslim.

• Toleransi terhadap sesama muslim merupakan suatu kewajiban, karena di samping


sebagai tuntutan sosial juga merupakan wujud persaudaraan yang terikat oleh tali aqidah
yang sama. Bahkan dalam hadits nabi dijelaskan bahwa seseorang tidak sempurna iman
nya jika tidak memiliki rasa kasih sayang dan tenggang rasa terhadap saudaranya yang
lain.“Tidak sempurna iman seseorang di antara kamu, sehingga mencintai
saudaranya sebagaimana mencintai dirinya sendiri. ” (HR. Bukhari dan Muslim).
Sikap toleran dan baik hati terhadap sesama terlebih lagi dia seorang muslim pada
akhirnya akan membias kembali kepada kita yaitu banyak memperoleh kemudahan dan
peluang hidup karena adanya relasi, disamping itu Allah akan membalas semua kebaikan
kita di akhirat kelak.
• Adapun toleransi terhadap non muslim mempunyai batasan tertentu selama mereka
mau menghargai kita, dan tidak mengusir kita dari kampung halaman. Mereka pun harus
kita hargai karena pada dasarnya sama sebagai makhluk Allah SWT. Bersikap tasamuh
bukan berarti kita toleran terhadap sesuatu secara membabi buta tanpa memiliki pendirian,
tetapi harus dibarengi dengan suatu prinsip yang adil dan membela kebenaran.
Kita tetap harus tegas dan adil jika dihadapkan pada suatu masalah baik
menyangkut diri sendiri, keluarga ataupun orang lain. Walaupun keputusan tersebut akan
berakibat pahit pada diri sendiri. Dalam ajaran Islam keadilan ditegakkan tanpa
memandang bulu baik rakyat jelata maupun raja harus tunduk kepada hukum dan ajaran
Allah SWT. Jika ia melanggar harus menerima segala konsekuensinya.
Bentuk- bentuk tasamuh dalam kehidupan bermasyarakat, antara lain :

• Tidak menggangu ketenangan tetangga. Rasulullah SAW bersabda :Demi Allah tidak
beriman, Demi Allah tidak beriman, Demi Allah tidak beriman,. Saat itu beliau ditanya “
Ya Rasullah siapakah yang tidak beriman itu “Rasulullah saw Bersabda ‘(yakni) orang
yang tetangganya tidak merasa nyaman karena gangguannya. (H.R. Bukhori).

5
Hadits tersebut menjelaskan bahwa pengakuan iman seseorang tidak sempurna
apabila masih suka menganggu ketenangan tetangganya, baik dengan ucapan yang jelek maupun
perbuatan.

• Kerukunan antar umat islam. Saat ini dalam agama Islam berkembang berbagai
macam paham dan aliran. Walaupun demikian antara muslim yang satu dengan muslim
yang lainnya tetap merupakan saudara. Munculnya aliran yang berbeda-beda dari
perbedaan penafsiran karena penguasaan ilmu yang mendukung penafsiran itu berbeda.
Akan tetapi umat Islam harus menjunjung tinggiP persaudaraan karena yang
mengikat persaudaraan diatara mereka adalah Islam. Dalam hadits Rasulullah SAW
bersabda : “Perumpamaan orang Islam di dalam sayang menyayangi dan kasih mengasihi
adalah bagaikan satu tubuh yang apabila ada salah satu anggota yang sakit maka anggota
tubuh yang lain akan merasakan nya yaitu tidak bisa tidur dan merasa demam”
(H.R. Muslim). Salah satu wujud kerukunan adalah adanya kemauan untuk saling
membantu, menolong dan saling menghargai satu sama lain.
• Kerukunan umat Islam dengan umat beragama lain. Islam merupakan agama
yang mempunyai tolerasi tinggi terhadap golongan yang beragama lain. Dakwah
Islam tidak boleh dilaksanakan dengan cara kekerasan dan paksaan akan tetapi harus
dengan cara yang damai Firman Allah SWT dalam Q.S Al-Baqarah : 256 yang artinya :
“Tidak ada paksaan untuk (memasuki) agama (Islam); Sesungguhnya Telah jelas jalan yang
benar daripada jalan yang sesat. Karena itu barang siapa yang ingkar kepadaThaghutb dan
beriman kepada Allah, Maka Sesungguhnya ia Telah berpegang kepada buhul tali yang
amat Kuat yang tidak akan putus. dan Allah Maha mendengar lagi Maha
Mengetahui.
• Menyukai sesuatu untuk tetangganya, sebagaimana ia suka untuk dirinya sendiri.
Rasulullah SAW bersabda : “Demi Dzat yang aku berada di dalam kekuasannya, tidaklah
seorang beriman sehingga ia menyukai buat tetangganya atau saudara sesuatu yang ia sukai
buat dirinya sendiri” (H.R. Muslim)

E. Manfaat dari Toleransi


Manfaat-manfaat yang diperoleh dari sikap toleransi antara lain :
1. Menghindari terjadinya perpecahan.
Bersikap toleran merupakan solusi agar tidak terjadi perpecahan dalam mengamalkan
agama. Sikap bertoleransi harus menjadi suatu kesadaran pribadi yang selalu dibiasakan
dalam wujud interaksi sosial. Toleransi dalam kehidupan beragama menjadi sangat mutlak
adanya dengan eksisnya berbagai agama samawi maupun agama ardli dalam kehidupan umat
manusia ini. Dalam kaitanya ini Allah telah mengingatkan kepada umat manusia dengan pesan
yang bersifat universal, berikut firman Allah SWT: “Dia telah mensyari’atkan bagi kamu
tentang agama apa yang telah diwasiatkan-Nya kepada Nuh dan apa yang telah
Kami wahyukan kepadamu dan apa yang telah Kami wasiatkan kepada Ibrahim, Musa
dan Isa yaitu : Tegakkanlah agama dan janganlah kamu berpecah belah tentangnya. Amat berat
bagi orang-orang musyrik agama yang kamu seru mereka kepadanya. Allah menarik kepada
agama itu orang yang dikehendaki-Nya dan memberi petunjuk kepada -Nya orang yang
kembali.” (As-Syuro:13).

6
”Dan berpeganglah kamu semuanya kepada tali (agama) Allah, dan janganlah
kamu bercerai berai, dan ingatlah akan nikmat Allah kepadamu ketika kamu dahulu
(masaJahiliyah) bermusuh-musuhan, Maka Allah mempersatukan hatimu, lalu menjadilah
kamu Karena nikmat Allah, orang-orang yang bersaudara; dan kamu Telah berada di tepi jurang
neraka, lalu Allah menyelamatkan kamu dari padanya. Demikianlah Allah menerangkan ayat-
ayat-Nya kepadamu, agar kamu mendapat petunjuk.” (Al-Imran:103).
Pesan universal ini merupakan pesan kepada segenap umat manusia tidak terkecuali, yang
intinya dalam menjalankan agama harus menjauhi perpecahan antar umat beragama maupun
sesama umat beragama.
2. Memperkokoh silaturahmi dan menerima perbedaan.
Salah satu wujud dari toleransi hidup beragama adalah menjalin dan memperkokoh tali
silaturahmi antar umat beragama dan menjaga hubungan yang baik dengan manusia
lainnya.Pada umum nya, manusia tidak dapat menerima perbedaan antara sesamanya,
perbedaan dijadikan alasan untuk bertentangan satu sama lainnya. Perbedaan agama merupakan
salah satu faktor penyebab utama adanya konflik antar
pihak menghargai pihak lain. Mengembangkan sikap toleransi beraga sesama manusia.
Merajut hubungan damai antar penganut agama hanya bisa dimungkinkan jika masing-masing-
masing, bahwa setiap penganut agama boleh menjalankan ajaran dan ritual agamanya dengan
bebas dan tanpa tekanan. Oleh karena itu, hendaknya toleransi beragama kita jadikan kekuatan
untuk memperkokoh silaturahmi dan menerima adanya perbedaan. Dengan ini, akan
terwujud perdamaian, ketentraman, dan kesejahteraan.
3. Memuaskan batin orang lain karena dapat mengambil haknya sebagaimana mestinya.
4. Kepuasan batin yang tercermin dalam raut wajahnya menjadikan semakin eratnya hubungan
persaudaraan dengan orang lain.
5. Eratnya hubungan baik dengan orang lain dapat memperlancar terwujudnya kerjasama yang
baik dalam kehidupan bermasyarakat.
6. Dapat memperluas kesempatan untuk memperoleh rezeki karena banyak relasi.

F. Poin Toleransi Menurut Islam


a. Menghargai perbedaan: Islam mendorong umatnya untuk menghargai perbedaan,
termasuk perbedaan dalam keyakinan agama, suku, ras, budaya, dan lain-lain
b. Kesetaraan: Islam mengajarkan bahwa semua manusia, tanpa terkecuali, memiliki hak
yang sama.
c. Keadilan: Islam menganjurkan umatnya untuk bersikap adil terhadap orang lain,
termasuk orang yang berbeda pandangan atau keyakinan.
d. Kerjasama: Islam mendorong umatnya untuk bekerja sama dengan orang-orang dari
latar belakang yang berbeda untuk mencapai tujuan yang sama.
e. Berdialog: Islam menganjurkan umatnya untuk selalu terbuka dalam berdialog dan
berbicara dengan orang-orang yang berbeda pandangan atau keyakinan.
f. Tidak memaksakan: Islam tidak mengajarkan umatnya untuk memaksakan pandangan
atau keyakinan kepada orang lain.
g. Toleransi sebagai nilai dasar: Toleransi dalam Islam dianggap sebagai nilai dasar yang
penting untuk dipegang oleh setiap umat Islam.
7
G. Jenis-jenis Toleransi

a) Toleransi Negatif
Toleransi negatif adalah bentuk toleransi individu atau kelompok terhadap keyakinan
individu atau kelompok lain yang berbeda, dengan tidak melakukan apa-apa
meskipun tidak menyetujui isi atau ajaran kelompok lain.
b) Toleransi Positif
Menghargai pemeluk atau penganut paham lain meski tidak menyetujui isi ajarannya
merupakan bentuk toleransi positif
c) Toleransi Ekumenis
Toleransi ini adalah toleransi yang menghargai semua bentuk perbedaan, baik itu isi
ajaran dan toleransi antar pemeluknya.

H. Faktor Pendorong Toleransi

a. Faktor pertama adalah kesadaran dalam beragama. Agama mengajarkan hal hal yang
baik dan orang yang beragama akan berperilaku sebisa mungkin sesuai dengan ajaran
agamanya.
b. Faktor kedua adalah seringnya mengikuti kegiatan sosial. Dengan kegiatan sosial,
kita diajarkan untuk saling menolong, menghargai & menyebarkan kasih sayang serta
kepedulian terhadap orang lain.
c. Faktor ketiga adalah kebijakan peraturan yang dibuat pemerintah. Kerukunan agama
tidak hanya karena agama saja, tetapi pemerintah juga memfasilitasi peraturan yang
mendorong kerukunan umat beragama

I. Faktor Penghambat Toleransi

a. Faktor pertama adalah semangat kekeluargaan yang menurun. Sifat kekeluargaan


yang menurun akan mengubah seseorang menjadi individualistis yaitu yang lebih
mementingkan diri sendiri.
b. Faktor kedua adalah fanatisme agama. Cinta pada suatu agama memang boleh, tetapi
juga tidak boleh berlebihan. Jika berlebihan, kita tidak akan menghargai perbedaan
dan menutup diri terhadap kebenaran lain

8
BAB III
PENUTUP

A. Kesimpulan

1. Toleransi adalah sikap saling menghormati dan saling bekerjasama di antara


kelompok-kelompok masyarakat yang berbeda baik secara etnis, bahasa,
budaya, politik, maupun agama
2. Toleransi (as-samahah) menjadi dasar bagi umat Islam untuk melakukan
mu’amalah (hablum minan nas) yang ditopang oleh kaitan spiritual kokoh (hablum
minallāh).
3. Toleransi dibedakan menjadi 2 yaitu :
• Toleransi terhadap sesama muslim
• Toleransi terhadap non muslim
4. Toleransi mempunyai manfaat yang baik bagi kehidupan

B. Saran

1. Sebaiknya kita lebih toleran dalam kehidupan sehari-hari


2. Sebaiknya kita dapat melakukan toleransi yang benar sesuai Islam

9
DAFTAR PUSTAKA

Shihab, M. Quraish. Toleransi dalam Islam. Jakarta: Lentera Hati. 2003


Sarifandi Suja’i. Sikap Toleransi Beragama Jama’ah Salafi. Pekanbaru: Media Komunikasi Umat
Beragama. 2014
Gramedia. Toleransi Dalam Islam. https://www.gramedia.com/best-seller/toleransi-dalam-
islam/amp/ . Diakses pada 29 Maret 2023
Kementerian Agama Republik Indonesia. Toleransi Beragama.
https://kemenag.go.id/read/toleransi-beragama-01ax3 . Diakses pada 29 Maret 2023

10

Anda mungkin juga menyukai