Anda di halaman 1dari 11

MAKALAH

TOLERANSI, DEMOKRASI, DAN BERFIKIR


KRITIS

Disusun guna memenuhi tugas mata pelajaran Pendidikan Agama


Islam

Guru PAI : Muhlis Nursahlan M.Pd.I

X TKRO 3
Disusun oleh :
KELOMPOK 5
1 Rangga Sena
2 Restu Nurgaluh
3 Rian Ardiansyah
4 Rifan Sowandana
5 Risan Nazmi
6 Riyan Ade Irmansyah

SMK NEGERI 2 CIAMIS


TAHUN PELAJARAN 2019/2020
Alamat : Jl. Sadananya No.21, Maleber, Kec. Ciamis, Kabupaten Ciamis, Jawa Barat
46214

Page | 1
Kata Pengantar

Assalamu’alaikum Wr. Wb.

Puji syukur saya panjatkan kehadirat Allah SWT yang telah


melimpahkan segala nikmat dan karunia-Nya sehingga saya
dapat menyelesaikan tugas ini tanpa halangan suatu apapun.

Adapun maksud dan tujuan kami membuat tugas ini


adalah memenuhi penugasan dari Bapak Muhlis Nursahlan
M.Pd.I sebagai Guru Mata Pelajaran Pendidikan Agama Islam.
Dalam tugas ini saya membahas mengenai Toleransi,
Demokrasi dan Berfikir Kritis

Semoga tugas ini bermanfaat bagi pembaca sebagai


referensi tambahan.

Wassalamu’alaikum Wr. Wb.

Ciamis, 4 Februari 2020

Page | 2
Daftar Isi

Cover ............................................................. 1
.................
Kata Pengatar ............................................................. 2
.................
Daftar Isi ............................................................. 3
.................
BAB I
............................................................. 4
Pendahuluan .................
BAB II
............................................................. 5
Pembahasan .................
BAB III
............................................................. 9
kesimpulan .................
Daftar Pustaka ............................................................. 10
.................

Page | 3
BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah


Dewasa ini, umat beragama dihadapkan pada beberapa
tantangan baru yang tidak jauh berbeda dengan yang pernah
dialami sebelumnya. Perbedaan agama adalah fenomena nyata
yang ada dalam kehidupan, karena itu toleransi antar umat
beragama sangat dibutuhkan.

Demikian juga sebaliknya, toleransi antar umat beragama


adalah cara agar kebebasan beragama dapat terlindungi dengan
baik. Kebebasan dan toleransi tidak dapat diabaikan. Namun
yang sering kali terjadi adalah penekanan dari salah satunya,
contohnya penekanan kebebasan yang mengabaikan toleransi
dan usaha untuk merukunkan dengan memaksakan toleransi
dengan membatasi kebebasan. Untuk dapat membandingkan
keduanya, pemahaman yang benar mengenai kebebasan
beragama dan toleransi antar umat beragama merupakan
sesuatu yang penting dalam kehidupan sehari-hari dalam
bermasyarakat.

B. Rumusan Masalah
1. Apa pengertian toleransi?
2. Bagaimana toleransi dalam pandangan Islam?
3. Bagaimanakah berfikir demokratis dalam beragama?
4. Apa saja manfaat-manfaat dari berfikir kritis?

Page | 4
5. Apa yang akan terjadi bila toleransi di dalam
masyarakat diabaikan?
C. Tujuan
1. Mengetahui pengertian dari toleransi.
2. Mengetahui toleransi dalam pandangan Islam.
3. Mengetahui batas toleransi dalam beragama.
4. Mengetahui manfaat dari berfikir demokratis
5. Mengetahui apa yang terjadi bila sikap toleransi tidak
diterapkan dalam masyarakat.
BAB II
PEMBAHASAN

A. Toleransi
Toleransi berasal dari bahasa Latin yaitu “tolerare” yang
berarti bertahan atau memikul. Menurut Kamus Umum Bahasa
Indonesia, toleransi berasal dari kata “toleran”, yang berarti
bersikap menghargai, membiarkan, dan membolehkan yang
berbeda atau yang bertentangan dengan pendiriannya. Toleransi
juga berarti batas ukur untuk penambahan atau pengurangan
yang masih diperbolehkan.

Menurut Siagian (1993) toleran diartikan dengan saling


memikul walaupun pekerjaan itu tidak disukai; atau memberi
tempat kepada orang lain, walaupun kedua belah pihak tidak
sependapat. (Ajat Sudrajat, 2008:138)

Dalam bahasa Arab, toleransi biasa disebut “ikhtimal”,


“tasamuh” yang artinya membiarkan sesuatu untuk dapat saling
mengizinkan dan saling memudahkan.

Toleransi menurut Syekh Salim bin Hilali memiliki


karakteristik sebagai berikut, yaitu antara lain:

1. Kerelaan hati karena kemuliaan dan kedermawanan

Page | 5
2. Kelapangan dada karena kebersihan dan ketaqwaan

3. Kelemah lembutan karena kemudahan

4. Muka yang ceria karena kegembiraan

5. Rendah diri dihadapan kaum muslimin bukan karena


kehinaan

6. Mudah dalam berhubungan sosial (mu'amalah) tanpa


penipuan dan kelalaian

7. Menggampangkan dalam berda'wah ke jalan Allah tanpa


basa basi

8. Terikat dan tunduk kepada agama Allah SWT tanpa rasa


keberatan.

Selanjutnya, menurut Salin al-Hilali karakteristik dalam toleransi


merupakan:

1. Inti Islam

2. Seutama iman,

3. Puncak tertinggi budi pekerti (akhlaq).

Kesalahan memahami arti toleransi dapat mengakibatkan


talbisul haqbil bathil (mencampuradukan antara hak dan bathil)
yakni suatu sikap yang sangat dilarang dilakukan oleh seorang
muslim, seperti halnya menikah antar agama dengan toleransi
sebagai landasannya. Sebagaimana yang telah dijelaskan diayat
Al-Quran dibawah ini, Allah SWT berfirman:

‫اْ لن ل دلينبدعنبداْلل لدهاَلعسبلتمبوُبماَاْعختبلببفاَ ل دلينبأأعوتتوُعاْاْلعدكتباَببلل َّادمنببععدد‬


‫ب‬ ‫ب‬ ‫ب‬
‫سيتعاَلعدحبساَدب‬ ‫ َّابماَبجاَء ت تهاَلعدعلعتمببعغيياَب بيع بنتعمبوُبمنبيعكتفعردبأ آبيدتلل لدهبفاَلنلل لده ب د‬
‫ب‬
“Sesungguhnya agama (yang diridhai) disisi Allah hanyalah
Islam. Tiada berselisih orang-orang yang telah diberi Al Kitab
kecuali sesudah datang pengetahuan kepada mereka karena

Page | 6
kedengkian (yang ada) di antara mereka. Barangsiapa yang kafir
terhadap ayat-ayat Allah maka sesungguhnya Allah sangat cepat
hisab-Nya”. (QS.Ali Imran: 19)

Toleransi dapat disimpulkan sebagai sikap menghargai dan


menghormati setiap orang yang berbeda-beda baik secara etnis,
ras, bahasa, budaya, politik, pendirian, kepercayaan maupun
tingkah laku.

B. Toleransi Dalam Pandangan Islam


Saling menghargai dalam iman dan keyakinan adalah
konsep Islam yang amat komprehensif. Konsekuensi dari prinsip
ini adalah lahirnya spirit taqwa dalam beragama. Karena taqwa
kepada Allah melahirkan rasa persaudaraan universal di antara
umat manusia. Abu Ju’la mengemukakan, “Al-khalqu kulluhum
‘iyālullāhi fa ahabbuhum ilahi anfa’uhum li’iyālihi” (“Semua
makhluk adalah tanggungan Allah, dan yang paling dicintainya
adalah yang paling bermanfaat bagi sesama tanggungannya”).

Selain itu, hadits Nabi tentang persaudaraan universal juga


menyatakan, “irhamuu man fil ardhi yarhamukum man fil samā”
(sayangilah orang yang ada di bumi maka akan sayang pula
mereka yang di langit kepadamu). Persaudaran universal adalah
bentuk dari toleransi yang diajarkan Islam. Persaudaraan ini
menyebabkan terlindunginya hak-hak orang lain dan diterimanya
perbedaan dalam suatu masyarakat Islam. Dalam persaudaraan
universal juga terlibat konsep keadilan, perdamaian, dan kerja
sama yang saling menguntungkan serta menegasikan semua
keburukan.

Contoh wujud toleransi Islam kepada agama lain


diperlihatkan oleh Umar ibn-al-Khattab. Umar membuat sebuah
perjanjian dengan penduduk Yerussalem, setelah kota suci itu
ditaklukan oleh kaum Muslimin. (Ajat Sudrajat,2008:141).

Page | 7
Saling tolong-menolong di antara sesama umat manusia
muncul dari pemahaman bahwa umat manusia adalah satu
kesatuan, dan akan kehilangan sifat kemanusiaannya bila
mereka menyakiti satu sama lain. Tolong-menolong, sebagai
bagian dari inti toleransi, menjadi prinsip yang sangat kuat di
dalam Islam.

Dalam konteks toleransi antar-umat beragama, Islam


memiliki konsep yang jelas.

‫ليككممنديِنكككمميولنيينديِنن‬
“Tidak ada paksaan dalam agama”, “Bagi kalian agama
kalian, dan bagi kami agama kami” (QS. Al-Kafirun:6)

Dalam hubungannya dengan orang-orang yang tidak


seagama, Islam mengajarkan agar umat Islam berbuat baik dan
bertindak adil. Selama tidak berbuat aniaya kepada umat Islam.
Al-Qur’an juga mengajarkan agar umat Islam mengutamakan
terciptanya suasana perdamaian, hingga timbul rasa kasih
sayang diantara umat Islam dengan umat beragama lain.
Kerjasama dalam bidang kehidupan masyarakat seperti
penyelenggaraan pendidikan, pemberantasan penyakit sosial,
pembangunan ekonomi untuk mengatasi kemiskinan, adalah
beberapa contoh kerja sama yang dilakukan antara umat Islam
dengan umat beragama lain. (Ajat Sudrajat,2008:145)

Namum perlu ditegaskan lagi, toleransi tidak dapat disama


artikan dengan mengakui kebenaran semua agama dan tidak
pula dapat diartikan kesediaan untuk mengikuti ibadat-ibadat
agama lain. Toleransi harus menerima apa saja yang dikatakan
orang lain asal bisa menciptakan kedamaian dan kebersamaan
(Ajat Sudrajat,

C. Bersikap Kritis

Page | 8
Bersikap kritis maksudnya dalam islam dimaknai sebagai pikiran
seseorang yang bukan sekedar berisi masa depan di dunia
melainkan juga di akhirat. Mereka yang dipandang kritis dan
cerdas oleh Rasulullah adalah mereka yang pikirannya kritis dan
melampaui urusan dunia menuju ke masa depan yakni akhirat.

Adapun hadis mengenai berpikir kritis tersebut, sebagai berikut:

ِّ‫ العكيَي س‬: ‫ عقاَعل‬، - ‫ صلى ا عليه وسلم‬- ‫ عن الننبيي‬، - ‫ رضي ا عنه‬- ‫ععنن أبي يعلى شداد بن أوس‬
‫س عمممنن عداعن‬
‫جسِّز عمنن أنتعبعع عننفعسسِّه عهواعهاَ عوعتمننى عععلى م‬
‫ا‬ ‫ عوععممعل لمعماَ بععد العمو م‬، ‫عننفعسسِّه‬
‫ والععاَ م‬، ‫ت‬

Dari Abu Ya’la yakni Syaddad Ibnu Aus, Rasulullah SAW bersabda
sebagai berikut: “Orang yang cerdas adalah orang yang mampu
mengintrospeksi dirinya & suka beramal untuk kehidupannya
setelah mati. Sedangkan orang yang lemah adalah orang yang
selalu mengikuti hawa nafsu & berharap pada Allah dengan
harapan yangkosong” [HR. At-Tirmizi dan beliau berkata: Hadis
Hasan]

D. Bersikap Demokrasi

Nilai-nilai demokratis seperti toleransi dan musyawarah banyak


disebutkan di dalam Al-Qur’an, seperti pasa surah Ali-Imran ayat
159, surah Al-Isra’ ayat 70, surah Al-Baqrah ayat 30, surah Al-
Hujurat ayat 13, surah As-Syura ayat 38 dan masih banyak lagi
lainnya.

Sementara itu, hadis yang berbicara mengenai sikap demokratis


tersebut salah satunya adalah sebagai berikut:

“Dari Abu Hurairah, Ia berkata bahwa aku tidak pernah melihat


seseorang yang lebih sering bermusyawarah dengan para
sahabat daripada Rasulullah SAW” [HR. At-Tirmizi]

BAB III
PENUTUP

Page | 9
A. Kesimpulan

1. Toleransi berasal dari bahasa Latin yaitu “tolerare” yang


berarti bertahan atau memikul. toleransi adalah sikap
menghargai dan menghormati setiap orang yang
berbeda-beda baik secara etnis, ras, bahasa, budaya,
politik, pendirian, kepercayaan maupun tingkah laku.

2. Islam mengajarkan agar umat Islam berbuat baik dan


bertindak adil. Selama tidak berbuat aniaya kepada
umat Islam. Al-Qur’an juga mengajarkan agar umat
Islam mengutamakan terciptanya suasana perdamaian,
hingga timbul rasa kasih sayang diantara umat Islam
dengan umat beragama lain.

3. umat Islam dilarang untuk memaksa pemeluk agama


lain untuk memeluk agama Islam secara paksa. Karena
tidak ada paksaan dalam agama. Sesuai dengan firman
Allah dalam Qs. Al-Baqoroh : 256

4. Manfaat yang diperoleh dari sikap toleransi adalah


Menghindari terjadinya perpecahan, memperkokoh
silaturahmi dan dapat menerima perbedaan. Akibat
apabila toleransi diabaikan adalah menimbulkan konflik
di dalam masyarakat semakin maraknya pelanggaran
HAM

5. Konflik dan maraknya pelanggaran HAM adalah Hal-hal


yang dapat terjadi apabila toleransi di dalam
masyarakat diabaikan

Page | 10
DAFTAR PUSTAKA

1. Dari Al-Qur’an
2. Buku paket PAI kelas XII
3. http://hilmanmuchsin.blogspot.com/2010/05/toleransi
-antar-umat-beragama-dalam.html
4. https://www.google.com/amp/s/www.kompasiana.com
/amp/lindha/59a2a3fbd59a261ddc327f02/demokrasi

Page | 11

Anda mungkin juga menyukai