DOSEN PEMBIMBING:
Suwito, S.Pd, M.Pd.I
DISUSUSUN OLEH:
Indah Triwahyuni Latifah (2103020017)
Segala puji bagi Allah yang maha megetahui dan maha bijaksana yang telah memberi petunjuk
agama yang lurus kepada hamba-Nya dan hanya kepada-Nya. Salawat serta salam semoga
tercurahkan kepada nabi Muhammad SAW yang membimbing umat nya degan suri tauladan
Nya yang baik .
Dan segala rasa syukur kehadiran Allah SWT yang telah memberikan anugerah, kesempatan
dan pemikiran kepada kami untuk dapat menyelesaikan makalah ini. Makalah ini merupakan
pengetahuan tentang konsep toleransi dalam agama islam. Semua ini di rangkup dalam
makalah agar pemahaman terhadap permasalahan lebih mudah di pahami dan lebih singkat dan
akurat .
Makalah ini dimulai dari pengantar yang merupakan apersepsi atas materi yang telah dan akan
dibahas dalam bab tersebut. Selanjutnya, membaca akan masuk pada inti pembahasaan dan di
akhiri dengan kesimpulan, saran dan makalah ini. Diharapkan pembaca dapat mengkaji
berbagai permasalahan tentang konsep aqidah islam,kami penyusun mengucapkan terimakasih
kepada semua pihak yang telah membantu proses pembuatan makalah ini. Semoga makalah ini
bermanfaaat bagi kita semua.
Terimakasih.
Penulis
2
DAFTAR ISI
3
BAB I
PENDAHULUAN
Sikap toleransi sangatlah penting sebagai alat pemersatu bangsa. Tanpa adanya
toleransi kehidupan yang penuh dengan kemajemukan dan perbedaan ini tidak akan pernah
bersatu. Indonesia merupakan salah satu negara dengan tingkat kemanjemukan yang
cukup tinggi. Suku, budaya yang cukup beragam dan bahasa daerah yang cukup banyak,
maka sangat dibutuhkan sikap toleransi yang diwujudkan dalam kehidupan berbangsa dan
bernegara di dalamnya. Setiap orang harus saling mengerti dan memahami akan arti
perbedaan. Namun fenomena yang terjadi akhir-akhir ini masih banyak terjadi gejolak
sosial yang timbul dari akibat kurang bisa menegakkan sikap toleransi, khususnya sikap
toleransi antarumat beragama. Toleransi merupakan bagian dari visi teologi islam
sejatinya harus dikaji secara mendalam dan diaplikasikan dalam kehidupan beragama
karena ia adalah suatu keniscayaan sosial bagi seluruh umat beragama dan merupakan
jalan bagi terciptanya kerukunan antarumat beragama.
Tidak bisa dipungkiri jika toleransi memegang peranan penting dalam menjaga
perdamaian. Tentu sikap toleransi ini sangat dibutuhkan di tengah masyarakat Indonesia
yang memiliki latar belakang budaya bangsa yang sangat beragam seperti agama, suku,
ras dan juga warna kulit.
Beberapa ahli juga memiliki pandangan tersendiri tentang toleransi ini. Menurut
Tilman, toleransi merupakan sikap untuk saling menghargai dengan tujuan untuk menjaga
perdamaian. Toleransi sendiri menjadi penting untuk diartikan, guna mengawal kerukunan
di tengah masyarakat majemuk seperti Indonesia. Dimana negara kita, adalah negara unik
dengan keberagaman budaya di dalamnya. Sebagai mayoritas, umat muslim sendiri
memiliki tanggung jawab memandu toleransi di negeri ini seperti halnya yang dibahas
pada buku Fikih Toleransi.
4
1.3 Manfaat Penelitian
1.3.1. Mengetahui definisi toleransi.
5
BAB II
PEMBAHASAN
2.1 Definisi Toleransi
Adanya toleransi antar umat beragama merupakan hal yang sangat penting, sebab
keberadaan toleransi dapat menciptakan kerukunan hidup antar umat beragama. Toleransi
merupakan awal adanya kerukunan, tanpa adanya toleransi tidak mungkin ada sikap saling
hormat-menghormati, kasihmengasihi dan gotong-royong antar umat beragama. Tetapi
pada masa sekarang ini toleransi sering disalah-artikan dengan mengakui kebenaran semua
agama, sehingga tidak jarang ada orang mengikuti perayaan keagamaan lain tanpa
diketahui, apakah itu acara biasa atau acara meriah dengan dalih toleransi. Islam
merupakan agama yang lengkap dan sempurna ajarannya meliputi seluruh aspek
kehidupan termasuk di dalamnya tentang hubungan antar manusia yang dapat menciptakan
kerukunan di antara mereka. Islam mengakui adanya titik temu yang bersifat esensial dari
berbagai agama, khususnya agama-agama Samawi yakni kepercayaan terhadap Tuhan
Yang Maha Esa.
Kata toleran berasal dan bahasa Inggris, kata sifat; artinya sabar; tolerance, kata
benda; artinya kesabaran atau kelapangan dada. Dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia
(KBBI), kata ‘toleran’ bersifat menenggang (menghargai, membiarkan, membolehkan),
pendirian (pendapat, pandangan, kepercayaan, kebiasaan, kelakuan dan sebagainya) yang
berbeda atau bertentangan dengan pendirian sendiri. Toleransi artinya; 1) sifat atau sikap
toleran, 2) batas ukur untuk penambahan atau pengurangan yang masih dibolehkan, 3)
penyimpangan yang masih dapat diterima dalam pengukuran kerja. Toleransi dalam
pengertian istilah umum adalah suatu sikap akhlak terpuji dalam pergaulan dimana antar
sesama manusia saling menghargai dalam batas-batas yang digariskan oleh Islam.
Toleransi atau as-samahah (arab) adalah konsep modern untuk menggambarkan sikap
saling menghormati dan saling bekerjasama diantara kelompok masyarakat yang berbeda-
beda baik secara etnis, bahasa, budaya, politik, maupun agama. Oleh karena itu toleransi
merupakan konsep yang bagus dan mulia yang sepenuhnya menjadi bagian organik dari
ajaran agama-agama termasuk agama islam.
Beberapa ahli juga memiliki pandangan tersendiri tentang toleransi ini. Menurut
Tilman, toleransi merupakan sikap untuk saling menghargai dengan tujuan untuk menjaga
perdamaian. Menurutnya, sebuah perdamaian tercipta dari sikap toleransi ini. Kemudian,
Max Isaac Dimont juga mengemukakan pendapatnya tentang toleransi ini. Toleransi
menurut Dimont adalah sikap untuk mengakui perdamaian dan tidak menyimpang dari
norma-norma yang diakui dan berlaku.
Toleransi juga memiliki makna sikap saling menghargai sekaligus menghormati atas
setiap tindakan orang lain. Adapun Friedrich Heiler mengatakan jika toleransi merupakan
sikap seseorang yang mengakui adanya pluralitas dalam agama serta menghargai pendapat
para pemeluk agama tersebut. Menurut Heiler, setiap pemeluk agama berhak menerima
perlakuan yang sama dari semua masyarakat.
6
Dalam konteks toleransi antar-umat beragama, islam memiliki konsep yang jelas.
“Tidak ada paksaan dalam agama, bagi kalian agama kalian, dan bagi kami agama kami”
adalah contoh populer dari toleransi dalam islam. Fakta-fakta historis itu menunjukan
bahwa masalah toleransi dalam islam bukanlah konsep asing atau ghorib. Toleransi adalah
bagian integral dari islam itu sendiri yang detail-detailnya kemudian dirumuskan oleh para
ulama dalam karya-karya tafsir mereka. Kemudian rumusan-rumusan ini disempurnakan
oleh para ulama dengan pengayaan-pengayaan baru sehingga pada akhirnya menjadi
praktik kesejahteraan dalam masyarakat islam.
Menurut Hikmat ibn Basyir ibn Yasin ‘Toleransi atau tasāmuḥ adalah kehalusan,
kelembutan dan kemudahan’. Ini bagian dari perbuatan iḥsān terhadap jiwa yang
melahirkan rasa cinta terhadap orang yang berbuat baik. Oleh karena itu, toleransi dapat
menciptakan cinta kasih dan menghilangkan rasa benci terhadap orang”.
Secara terminologi, menurut Umar Hasyim (1979: 22) toleransi yaitu pemberian
kebebasan kepada sesama manusia atau kepada sesama warga masyarakat untuk
menjalankan keyakinan atau mengatur hidupnya dan menentukan nasibnya masing-
masing, selama dalam menjalankan dan menentukan sikapnya itu tidak melanggar dan
tidak bertentangan dengan syarat-syarat atas terciptanya ketertiban dan perdamaian dalam
masyarakat.
Pendapat lain dikemukakan oleh W. J. S. Poerwadarminto (1986: 184) dalam Kamus
Umum Bahasa Indonesia, toleransi adalah sikap atau sifat menenggang berupa menghargai
serta memperbolehkan suatu pendirian, pendapat, pandangan, kepercayaan maupun yang
lainnya yang berbeda dengan pendirian sendiri. Dari beberapa definisi di atas penulis
menyimpulkan bahwa toleransi adalah suatu sikap atau sifat dari seseorang untuk
membiarkan kebebasan kepada orang lain serta memberikan kebenaran atas perbedaan
tersebut sebagai pengakuan hak-hak asasi manusia.
7
Artinya: “Di antara mereka ada orang-orang yang beriman kepada Al Quran, dan
di antaranya ada (pula) orang-orang yang tidak beriman kepadanya. Tuhanmu lebih
mengetahui tentang orang-orang yang berbuat kerusakan.” (QS Yunus : 40)
Artinya: “Jika mereka mendustakan kamu, maka katakanlah: "Bagiku pekerjaanku
dan bagimu pekerjaanmu. Kamu berlepas diri terhadap apa yang aku kerjakan dan
akupun berlepas diri terhadap apa yang kamu kerjakan". (QS Yunus : 41)
c. Surat Al Kahfi 29
Artinya: “Dan katakanlah: "Kebenaran itu datangnya dari Tuhanmu; maka
barangsiapa yang ingin (beriman) hendaklah ia beriman, dan barangsiapa yang ingin
(kafir) biarlah ia kafir". Sesungguhnya Kami telah sediakan bagi orang orang zalim itu
neraka, yang gejolaknya mengepung mereka. Dan jika mereka meminta minum,
niscaya mereka akan diberi minum dengan air seperti besi yang mendidih yang
menghanguskan muka. Itulah minuman yang paling buruk dan tempat istirahat yang
paling jelek.” (QS Al Kahfi : 29)
8
Artinya: “Dan orang-orang yang telah menempati kota Madinah dan telah beriman
(Anshor) sebelum (kedatangan) mereka (Muhajirin), mereka (Anshor) 'mencintai'
orang yang berhijrah kepada mereka (Muhajirin). Dan mereka (Anshor) tiada menaruh
keinginan dalam hati mereka terhadap apa-apa yang diberikan kepada mereka
(Muhajirin); dan mereka mengutamakan (orang-orang Muhajirin), atas diri mereka
sendiri, sekalipun mereka dalam kesusahan. Dan siapa yang dipelihara dari kekikiran
dirinya, mereka itulah orang orang yang beruntung.” (QS Al Hasyr : 9).
9
2.4 Toleransi Dalam Antar Umat Beragama
Toleransi ini menyangkut tentang keyakinan dan akidah. Loyalitas dan keyakinan
terhadap agama melahirkan dogma-dogma yang kebenarannya tidak dapat diganggu gugat
sekalipun bertentangan dengan rasio dan logika. Orang sering menganggap bahwa apa saja
yang datang dari agama bersifat mutlak, yang mana kebenaran harus disampaikan kepada
orang lain agar mereka tidak salah. Agama sebagai institusi yang berkaitan dengan
keyakinan sangat rentan terhadap intoleransi. Sebab, setiap pemeluk agama merasa dirinya
berkewajiban untuk menyiarkan agamanya kepada seluruh manusia.
Keyakinan bahwa agamanya yang benar sedangkan agama lain salah. Karena itu ia
memberikan petunjuk kepada orang lain seraya menyatakan kebenaran agama sendiri.
Selanjutnya timbul usaha-usaha agar menarik pemeluk agama lain. Azhar Basyir dalam
bukunya “Akidah Islam” (beragama secara dewasa) menyatakan bahwa toleransi
beragama dalam Islam bukan dengan cara mengidentikan bahwa semua agama sama
karena mengajarkan kepada kebaikan. Hal seperti ini dalam kacamata Islam sama sekali
tidak dapat diterima. Karena Islam secara tegas telah memberikan penegasan bahwa agama
yang benar di hadapan Allah hanyalah agama Islam.
Tetapi Islam juga mewajibkan kepada penganutnya untuk bersikap hormat terhadap
keyakinan agama lain dan berbuat baikserta berlaku adil terhadap penganut agama lain.
Harun Nasution dalam buku “Islam Rasional Gagasan dan Pemikiran” menyatakan bahwa
toleransi beragama akan terwujud jika meliputi hal berikut :
Pertama, mencoba melihat kebenaran yang ada diluar agama lain.
Kedua, memperkecil perbedaan yang ada diantara agama-agama.
Kerukunan dan toleransi yang diajarkan oleh Islam dalam kehidupan umat-umat
beragamabukanlah suatu toleransi yang bersifat pasif, tetapi aktif. Aktif dalam menghargai
dan menghormati keyakinan orang lain serta bersedia senantiasa untuk mencari titik
persamaan antar bermacam-macam perbedaan. Karena kemerdekaan beragama bagi
seorang muslim adalah suatu nilai hidup yang lebih tinggi daripada nilai jiwanya sendiri.
Perwujudan kerukunan dan toleransi dapat direalisasikan dengan;
Pertama, bahwa setiap penganut agama mengakui eksistensi agama-agama lain dan
menghormati segala hak asasi pengikutnya.
Kedua, dalam pergaulan bermasyarakat, tiap golongan umat beragama
menekannkan sikap saling mengerti, menghormati, dan menghargai. Sehingga kerukunan
dan toleransi ditumbuhkan oleh kesadaran yang bebas dari segala macam bentuk tekanan
atau terhindar dari pengaruh hipokrisi.
10
Toleransi agama merupakan fenomena yang tidak asing lagi di Negara kita dengan
berbagai agamanya dari Islam, Kristen, Katolik, Hindu, Budha, dan Konghucu. Contoh
dari toleransi agama adalah sebagai berikut :
1) Tidak memaksa dalam beragama
2) Menghormati keyakinan orang lain
11
4) Menumbuhkan Rasa Cinta dan Kasih Sayang
Manfaat toleransi selanjutnya adalah menumbuhkan rasa cinta dan kasih sayang. Ketika
seseorang menyadari suatu perbedaan, maka secara alamiah di dalam dirinya akan
tumbuh rasa cinta dan kasih sayang dengan orang-orang yang berbeda dengan dirinya.
Sebagai manusia, kita perlu memiliki rasa cinta dan kasih sayang antar makhluk hidup.
Sebab sekali lagi, kita tidak bisa hidup sendiri, melainkan sealu membutuhkan orang
lain. Dengan sikap cinta dan kasih sayang ini hubungan kita dengan orang lain akan
semakin baik.
5) Mengurangi Sifat Egois
Manfaat toleransi yang tak kalah penting adalah mengurangi sifat egois di dalam diri.
Sikap egois muncul karena perasaan paling unggul dan dominan daripada yang lain.
Jika seseorang sadar bahwa setiap orang memiliki kelebihan dan kekurangan, maka dia
semakin bia mengurangi sifat ego di dalam dirinya. Apalagi jika menyangkut perbedaan
suku, ras, agama, bahasa, dan yang lainnya. Maka sikap egois itu perlu ditekan bahkan
dihilangkan, agar perbedaan yang ada benar-benar menjadi anugerah dari Tuhan yang
sangat indah.
6) Mempermudah Proses Musyawarah
Manfaat toleransi juga sangat penting bagi proses musyawarah. Dengan menjunjung
tinggi toleransi, proses musyawarah akan berjalan sempurna tanpa muncul perpecahan.
12
BAB III
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
Toleransi atau as-samahah (arab) adalah konsep modern untuk menggambarkan sikap
saling menghormati dan saling bekerjasama diantara kelompok masyarakat yang berbeda-
beda baik secara etnis, bahasa, budaya, politik, maupun agama. Oleh karena itu toleransi
merupakan konsep yang bagus dan mulia yang sepenuhnya menjadi bagian organik dari
ajaran agama-agama termasuk agama islam.
3.2 Penutup
Demikian kesimpulan dan saran yang dapat penulis sampaikan secara sederhana di
akhir pembahasan makalah tersebut. Makalah ini belum memiliki kesempurnaan yang
secukupnya. Sehingga memerlukan penelitian yang lebih lagi karena makalah ini, masih
mempunyai kelemahan dan kekurangan. Segala kritikan dan masukan dari pembaca
amatlah perlu untuk penyempurnaan makalah tersebut. Bagi para peneliti yang lain agar
dapat meneruskan dan melakukan penelitian tersebut dengan sempurna lagi pada waktu
yang akan datang Ucapan syukur ke hadiran Allah karena dengan segala rahmatnya
penulisan makalah ini dapat diselesaikan.
13
DAFTAR PUSTAKA
Abdul Jamil Wahab, Harmoni di Negeri Seribu Agama, (Jakarta: PT Alex Media Komputindo,
2015)
Abudin Nata, Ilmu Pendidikan Islam, (Jakarta: Kencana, 2010), h. 34.
Ahmad Azhar Basyir, Akidah Islam (Beragama Secara Dewasa), (Yogyakarta: UII Press
2013), h.23Jurnal Humaniora, Vol II, No.3, (Jakarta: Yayasan Bina Darma, 2015),
h.222. 67
Harun Nasution, Islam Rasional Gagasan dan Pemikiran, (Bandung: Mizan, 2000), h.275. 64
M.
Jurnal Vijjacariya, Vol V No 1, (Banten: Sekolah Tinggi Agama Budha Negeri Sriwijaya,
2018),
Marcel A. Boisard, Humanisme Dalam Islam, terj. oleh M. Rasjidi, (Jakarta: Bulan Bintang,
1980), h. 187. 15
Muhammad Quthub, Integritas Individu dan Masyarakat, terj. oleh Kathur Suhardi, (Jakarta:
Mantiq, 1991), h. 151. 16
Nasir, Islam dan Kristen di Indonesia, (Jakarta: Media Dakwah, 1988), h.205. 65
Sarjuni, Didiek Ahmad Supadie, Pengantar Studi Islam, (Jakarta: Rajawali Press, 2011), h.57.
Somad dkk, Pendidikan Agama Islam, (Jakarta: Universitas Trisakti, 2007), h.152. 79
Susiyanto, Solidaritas Sosial Cina Muslim dan Non-Muslim dan Faktor-Faktor yang
mempengaruhinya, (Bengkulu: 2006)
Zainuddin al-Malibari, Irsyād al-‘Ibād ilā Sabīl al-Rasyād, (t. p.: Dar al-Nasyr, t. th.), h. 1
14