Anda di halaman 1dari 11

TAFSIR HADITS TENTANG TOLERANSI BERAGAMA

Disusun Guna Memenuhi Tugas


Mata Kuliah Tafsir Hadits Aqidah Akhlaq
Dosen Pengampu : Dr.Abdul Karim,SS.,MA.

Disusun oleh :
1. Alina Rahma Fawzia (2230110043)
2. Najwa Rizqiyana K (2230110044)
3. Arina Fazatin Nafala (2230110053)
4. Bimo Widjanarko (2230110054)

PROGRAM STUDI ILMU AL-QUR’AN DAN TAFSIR


FAKULTAS USHULUDDIN
INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI KUDUS
TAHUN 2022

I
KATA PENGANTAR

Puji syukur kehadirat Allah SWT atas segala rahmat dan karunia-Nya sehingga kami dapat
menyelesaikan makalah ini sesuai dengan waktunya.
Sholawat serta salam kami haturkan kepada junjungan kita Nabi Muhammad SAW,beserta
sahabatnya.
Kami berusaha menyusun makalah ini sedemikian rupa dengan harapan dapat membantu
membaca dalam memahami mata kuliah tafsir hadits dan aqidah akhlaq yang merupakan
judul dari makalah kami yaitu “TAFSIR HADITS TENTANG TOLERANSI
BERAGAMA”.
Penulis sangat berharap semoga makalah ini dapat menambah pengetahuan dan pengalaman
bagi pembaca. Bahkan, kami berharap lebih jauh lagi agar makalah ini bisa pembaca
praktikkan dalam kehidupan sehari-hari.
Penyusun merasa bahwa masih banyak kekurangan dalam penyusunan makalah ini karena
keterbatasan pengetahuan dan pengalaman penulis. Untuk itu, penulis sangat mengharapkan
kritik dan saran yang membangun dari pembaca demi kesempurnaan makalah ini.Akhir kata
kami ucakan terimakasih.
Kudus,25 November 2022

II
DAFTAR ISI

Contents
KATA PENGANTAR.............................................................................................................II
DAFTAR ISI.......................................................................................................................... III
BAB I.........................................................................................................................................1
PENDAHULUAN.....................................................................................................................1
A. Latar Belakang...................................................................................................................1
B. Rumusan Masalah..............................................................................................................1
C. Tujuan................................................................................................................................ 1
BAB II....................................................................................................................................... 2
PEMBAHASAN....................................................................................................................... 2
A. Pengertian Toleransi..........................................................................................................2
B. Analisis terhadap Toleransi dalam Islam...........................................................................2
C. Kaitan Toleransi dengan Sesama Muslim......................................................................... 3
D. Toleransi Antar Umat Beragama.......................................................................................4
E. Penegasan Tidak Ada Toleransi Akidah............................................................................4
F. Manfaat Toleransi Beragama............................................................................................. 5
BAB III......................................................................................................................................6
PENUTUP.................................................................................................................................6
A. Kesimpulan........................................................................................................................6
DAFTAR PUSTAKA...............................................................................................................7

III
BAB I

PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Manusia adalah makhluk individu sekaligus sebagai makhluk social. Sebagai makhluk
social tentunya manusia di tuntut untuk mampu berinteraksi dengan individu lain dalam rang
ka memenuhi kebutuhannya. Dalam menjalankan kehidupan social dalam masyarakat, seoran
g individu akan dihadapkan dengan kelompok-kelompok yang berbeda, salah satunya dalam
perbedaan agama.
Dalam rangka menjaga keutuhan dan persatuan dalam masyarakat maka diperlukan si
kap saling menghormati dan menghargai.Sehingga, gesekan-gesekan yang dapat menimbulka
n pertikaian dapat dihindari.Selain itu,masyarakat juga dituntut untuk saling menjaga hak dan
kewajiban diantara satu sama lain.
Dalam konteks toleransi antar beragama, islam memiliki konsep yang sangat jelas. "Ti
dak ada paksaan dalam agama". "bagimu Agamamu, bagiku agamaku" merupakan contoh po
pular dari toleransi dalam islam. Selain ayat-ayat itu banyak ayat lain yang tersebar dalam sur
at dan juga sejumlah hadits serta praktik toleransi dalam sejarah islam.Fakta-fakta historis itu
memajukan bahwa masalah toleransi dalam islam bukanlah konsep asing.
Menurut agama islam, toleransi bukan saja terhadap sesama manusia, tetapi juga alam
semesta, binatang, serta lingkungan hidup. Dengan cakupan toleransi yang luas maka tolerans
i antar umat beragama dalam islam merupakan perhatian yang penting dan serius. Karena tole
ransi beragama menyangkut keyakinan manusia yang sangat sensitive dan mudah menimbulk
an konflik. Oleh karena itu, makalah berikut ini akan mengulas pandangan islam terhadap tol
eransi dalam beragama.

B. Rumusan Masalah
1. Apa pengertian toleransi?
2. Bagaimana toleransi dalam islam?
3. Bagaimana toleransi yang terjadi terhadap sesama muslim?
4. Bagaimana toleransi dalam umat beragama?
5. Apakah manfaat dari bersikap toleransi?
C. Tujuan
1. Mengetahui pengertian toleransi
2. Mengetahui toleransi dalam islam
3. Mengetahui toleransi yang terjadi terhadap sesama muslim
4. Mengetahui toleransi dalam umat beragama
5. Mengetahui manfaat dari bersikap toleransi

IV
BAB II

PEMBAHASAN
A. Pengertian Toleransi
Dalam kamus besar bahasa Indonesia disebutkan bahwa arti kata Toleransi berarti sifa
t toleran.Kata toleran sendiri didefinisikan sebagai bersifat atau bersikap tenggang rasa (meng
hargai, membolehkan) pendirian (pendapat, atau keyakinan) yang berbeda atau bertentangan
dengan diri sendiri.
Toleransi merupakan kata serapan dari bahasa inggris "tolerance" berarti sabar dan kel
apang dada, adapun kata kerja transitifhya yaitu tolerate yang berarti sabar menghadapi atau
melihat dan tahan terhadap sesuatu, sementara kata sifatnya adalah toleray yang bersikap tole
ran, sabar terhadap sesuatu. Sedangkan menurut Abdul Malik Salman, kata tolerane berasal d
ari bahasa latin yang berarti berusaha tetap bertahan hidup tinggal atau berinteraksi dengan se
suatu yang seberamya tidak disukai.Dalam bahasa Arab, istilah yang lazim dipergunakan seb
agai padanan kata toleransi adalah samanah atau tasamuh, maka kata ini berkembang dan me
mpunyai arti sikap lapang dada atau terbuka dalam menghadapi perbedaan yang bersumber d
ari kepribadian yang mulia. Dengan demikian, makna kata tasamuh memiliki keutamaan, kar
ena melambangkan sikap pada kemudian diri dan keikhlasan.
Oleh karena itu, toleransi dalam konteks social budaya dan agama yang berarti sikap d
an perbuatan yang melarang adanya diskriminasi terhadap kelompok-kelompok yang berbeda
atau tidak dapat diterima oleh mayoritas dalam suatu masyarakat.Contohnya adalah toleransi
beragama dimana penganut agama satu dalam suatu masyarakat mengizinkan keberadaan aga
ma kainnya.

B. Analisis terhadap Toleransi dalam Islam


Toleransi merupakan sikap terbuka dan mau mengakui adanya berbagai macam
perbedaan, baik dari sisi suku bangsa, warna kulit, bahasa, adat istiadat, budaya, bahasa serta
agama, atau yang lebih popular dengan sebutan inklusivisme, pluralisme, dan
multikukuralisme. Hal ini sejalur dengan firman Allah SWT yang artinya "hai manusia
sesungguhnya kami menciptakan kamu dari seorang laki-laki dan seorang perempuan dan
menjadikan kamu berbangsabangsa dan bersuku-suku supaya kamu saling kenal-
mengenalSesungguhnya orang yang paling muda diantra kamu disisi Allah ialah orang yang
paling taqwa diantara kami. Sesungguhnya Allah maha mengetahui dan maha pengenal".
Seluruh manusia berada didalam lingkaran "sunnatullah" ayat ini mengindikasi bahwa
Allah SWT menciptakan adanya perbedaan dan penting untuk menghadapi dan menerima
perbedaan-perbedaan itu termasuk dalam hal teologis. Toleransi antar umat beragama yang
berbeda termasuk ke dalam salah satu kajian penting yang ada dalam system teologi islam.
Islam adalah agama yang sempurna dan memiliki sejumlah syarat yang sangat
menjujung tinggi sikap toleransi Firman Allah SWT:
‫هّٰلل‬
‫ا‬00‫ا َم لَ َه‬0‫ص‬ َ ِ‫ ُو ْث ٰقى اَل ا ْنف‬0‫ا ْل ُع ْر َو ِة ا ْل‬00‫س َك ِب‬ ْ ‫ت َويُْؤ ِم ۢنْ ِبا ِ فَقَ ِد ا‬
َ ‫ستَ ْم‬ ِ ‫ش ُد ِمنَ ا ْل َغ ِّي ۚ فَ َمنْ يَّ ْكفُ ْر بِالطَّا ُغ ْو‬ ُّ َ‫ٓاَل اِ ْك َراهَ فِى ال ِّد ْي ۗ ِن قَ ْد تَّبَيَّن‬
ْ ‫الر‬
‫س ِم ْي ٌع َعلِ ْي ٌم‬ ‫هّٰللا‬
َ ُ ‫َۗو‬

V
Artinya:”Tidak ada paksaan untuk (memasuki) agama (Islam),sesungguhnya telah jelas
jalan yang benar daripada jalan yang sesat. Karena itu barang siapa yang ingkar kepada
Thaght dan beriman kepada Alah, maka sesungguhnya in telah berpegang kepada bubul tali
yang amat kuat yang tidak akan putus. Dan Allah Maha Mendengar lagi Maha Mengetahui.
(QS.Al-Baqarah: 256).
Seruan ayat tersebut sebatas hanya ditunjukkan untuk orang-orang kafir. Jadi, kaum
muslimin tidak boleh memaksakan kehendak orang lain (selain islam) untuk masuk kedalam
agama islam.Sebab orang kafir dalam hal ini diberikan hak oleh Allah SWT untuk memilih
beriman kepada islam dan berhak pula untuk tidak mengimaninya.
Toleransi dalam beragama islam bukan berarti boleh atau bebas menganut agama
tertentu atau dengan bebasnya mengikuti ibadah dan ritualitas semua agama tanpa adanya
aturan yang mengikat. Akan tetapi, toleransi beragama harus dipahami sebagai bentuk system
dan tata cara peribadatannya dan memberikan kebebasan untuk menjalankan keyakinan
agama masing-masing.
Sikap penerimaan dan pengakuan terhadap yang lain sebagai ajaran toleransi yang
ditawarkan islam, sebagaimana disebutkan dalam hadis-hadits maupun ayat Al-qur'an cukup
rasional dan praktis. Namun, dalam hubungannya dengan keyakinan (aqidah) dan ibadah,
tidak bisa disamakan dan dicampur adukkan, yang berarti bahwa keyakinan islam kepada
Allah SWT tidak sama dengan keyakinan para penganut agama lain terhadap tuhan-tuhan
mereka, dan juga tata cara ibadahnya.Walaupun demikian, islam tetap melarang para
penganutnya mencela tuhan-tuhan dalam agama manapun. Oleh karena itu, kata tasamuh atau
toleransi dalam islam bukan sesuatu yang asing, tetapi sudah melekat sebagai ajaran inti
islam untuk dimplementasikan dalam kehidupan sejak agama islam itu lahir. Dalam konteks
inilah Rasulullah SAW pernah bersabda

VI
‫هللا ْال َح ِنيْــــــ ِف َّي ُة السَّـــم َْح ُة‬ ِ ‫َأ َحبُّ ال ِّدي‬
ِ ‫ْن ِإ َلى‬
“Agama yang paling dicintai di sisi Allah adalah agama yang lurus
dan toleran.”

Imam Ibnu Hajar Al-Asqalani ketika menjelaskan hadis ini. Beliau be


rkata: “Hadis ini diriwayatkan oleh Al-Bukhari pada Kitab Iman bab
Agama itu Mudah. Di dalam sahihnya secara Mu’allaq dengan tidak m
enyebutkan sanadnya karena tidak termasuk dalam kategori syarat-sy
arat hadis sahih menurut Imam Al-Bukhari. Akan tetapi beliau menye
butkan sanadnya secara lengkap dalam al-Adab al-Mufrad yang diriwa
yatkan dari sahabat Abdullah bin Abbas dengan sanad yang hasan. Se
mentara Syekh Nashruddin al-Albani mengatakan bahwa hadis ini adal
ah hadis yang kedudukannya adalah hasan lighairih.” Berdasarkan h
adis di atas, dapat dikatakan bahwa Islam adalah agama yang tolera
n,akan tetapi toleransi dalam Islam lebih dititikberatkan pada wila
yah muamalah.

C. Kaitan Toleransi dengan Sesama Muslim


Berkaitan dengan hubungan toleransi dengan pesaudaraan sesama muslim,dalam hal
ini Allah SWT berfirman:
َ‫صلِ ُح ْوا َبيْنَ اَ َخ َو ْي ُك ْم َواتَّقُوا هّٰللا َ لَ َعلَّ ُك ْم ت ُْر َح ُم ْون‬
ْ َ ‫اِنَّ َما ا ْل ُمْؤ ِمنُ ْونَ اِ ْخ َوةٌ فَا‬
Artinya:”orang-orang beriman itu sesungguhnya bersaudara sebab itu damaikanlah
(perbaikilah hubungan) antar kedua saudaramu itu dan takutlah terhadap Allah SWT, supaya
kamu mendapat rahmat”.(QS.Al Hujurat:10)
Dalam ayat ini Allah SWT menyatakan bahwa orang-orang mukmin bersaudara dan
memerintahkan untuk melakukan islah (mendamaikannya untuk perbaikan hubungan) jika
seandainya terjadi kesalahpahaman diantara mereka atau kelompok umat islam.
Untuk mengembangkan sikap toleransi secara umum, terlebih dahulu dengan
menyikapi (pendapat) yang mungkin. Sikap toleransi dimulai dengan cara membangun
kebersamaan atau keharmonisan dan menyadari adanya perbedaan dan bahwa semua adalah
saudara, maka akan timbul rasa kasih sayang, saling pengertian yang pada akhinya akan
bermuara pada sikap toleran. Dalam konteks pengalaman agama, Al-Quran secara tegas
memerintahkan orang-orang mukmin untuk kembali kepada Allah SWT dan sunnah
Rasulullah SAW.

D. Toleransi Antar Umat Beragama


Toleransi antar umat beragama dapat dimaknai sebagai suatu sikap untuk dapat hidup
bersama masyarakat yang menganut agama lain dengan memiliki kebebasan untuk
menjalankan prinsip-prinsip keagamaan (ibadah) masing-masing tanpa adanya paksaan dan
tekanan baik untuk beribadah maupun tidak beribadah dari satu pihak ke pihak lain. Sebagai
implementasinya dalam praktik kehidupan social dapat dimulai dari sikap kebersamaan
antara penganut keagamaan dalam kehidupan sehari-hari.

VII
Sikap toleransi antar umat beragama bisa dimulai dari hidup bertentangga baik
dengan tetangga yang seiman dengan kita maupun tidak. Sikap toleransi itu direfleksikan
dengan cara saling menghormati saling memulakan dan saling tolong-menolong.
Toleransi hak dan kewajiban dalam umat beragama telah tertanam dalam nilai-nilai
yang ada pada pancasila. Indonesia adalah Negara majemuk yang terdiri dari berbagai macam
etnis dan agama, tanpa adanya sikap saling menghormati antara hak dan kewajiban maka
akan dapat muncul berbagai macam gesekan-gesekan antar umat beragama.

E. Penegasan Tidak Ada Toleransi Akidah


Mengenai system keyakinan dan agama yang berbeda-beda. Al-Qur'an telah
menegaskan lewat salah satu suratnya yaitu surat al kafirun
‫ َواَل َأنَا عَابِ ٌد َما َعبَ ْدتُ ْم‬. ‫ َواَل َأ ْنتُ ْم عَابِدُونَ َما َأ ْعبُ ُد‬. َ‫ اَل َأ ْعبُ ُد َما تَ ْعبُدُون‬. َ‫ قُ ْل يَا َأيُّ َها ا ْل َكافِرُون‬.
‫ لَ ُك ْم ِدينُ ُك ْم َولِ َي ِدي ِن‬. ‫َواَل َأ ْنتُ ْم عَابِدُونَ َما َأ ْعبُ ُد‬

Artinya : "Katakanlah (Muhammad): ‘Wahai orang-orang kafir! Aku tidak akan menyembah
apa yang kamu sembah, dan kamu bukan penyembah apa yang aku sembah, dan aku tidak
pernah menjadi penyembah apa yang kamu sembah,Dan kamu tidak pernah (pula) menjadi
penyembah apa yang aku sembah, untukmu agamamu, dan untukku agamaku’.” (QS Al-
Kafirun: 1-6).
Ayat ini menegaskan, bahwa semua manusia menganut agama tunggal merupakan
keniscayaan.Sebaliknya,tidak mungkin mamasia menguat beberapa agama dalam waktu yang
sama atau mengamalkan ajaran dari berbagai agama secara simultan Oleh sebab itu, Al-
Qur'an menegaskan bahwa umat islam tetap berpegang teguh pada system ke-Esaan Allah
secara mutlak. Sedangkan orang kafir pada ajaran ketuhanan yang ditetapkan sendiri.
Dalam memahami toleransi, umat islam tidak boleh salah kaprah. Toleransi terhadap
non-muslim hanya boleh dalam aspek muamalah, tetapi tidak dalam hal aqidah dan ibadah.
Islam mengakui adanya perbedaan tetapi tidak boleh dipaksakan agar sama sesuatu yang jelas
berbeda.
Dalam sejarah islam, nabi Muhammad SAW merupakan teladan yang baik dalam
implementasi toleransi beragama dengan merangkul semua etnis dan apapun warna kulit dan
kebangsaannya. Kebersamaan merupakan salah satu prinsip yang diutamakan, terkait dengan
karakter modernisasi dalam islam. Dimana Allah SWT berkeinginan mewujudkan
masyarakat islam yang moderat sebagaimana firman Allah:
َ‫ةَ الَّتِ ْي ُك ْنت‬0َ‫ا ا ْلقِ ْبل‬00َ‫ا َج َع ْلن‬0‫ ِه ْيدًا ۗ َو َم‬0‫ش‬
َ ‫س ْو ُل َعلَ ْي ُك ْم‬
ُ ‫س َويَ ُك ْونَ ال َّر‬ ِ ‫ش َهد َۤا َء َعلَى النَّا‬ َ ‫َو َك ٰذلِ َك َج َع ْل ٰن ُك ْم اُ َّمةً َّو‬
ُ ‫سطًا لِّتَ ُك ْونُ ْوا‬
‫هّٰللا‬ ‫هّٰللا‬
‫ ْي َع‬0‫ض‬ ِ ُ‫انَ ُ لِي‬00‫ا َك‬00‫دَى ُ ۗ َو َم‬0‫رةً اِاَّل َعلَى الَّ ِذيْنَ َه‬0 َ 0‫انَتْ لَ َكبِ ْي‬00‫ ۗ ِه َواِنْ َك‬0‫ب ع َٰلى َعقِبَ ْي‬ُ ِ‫ ْو َل ِم َّمنْ يَّ ْنقَل‬0‫س‬
ُ ‫ ُع ال َّر‬0ِ‫َعلَ ْي َهٓا اِاَّل لِنَ ْعلَ َم َمنْ يَّتَّب‬
‫س لَ َر ُء ْوفٌ َّر ِح ْي ٌم‬ ‫هّٰللا‬
ِ ‫اِ ْي َمانَ ُك ْم ۗ اِنَّ َ ِبالنَّا‬
Artinya:”Dan demikian (pula) kami telah menjadikan kamu (urat isham) umat yang adil dan
pihan agar kamu menjadi saksi atas perbuatan manusia dan agar Rasul menjadi saksi atas
perbuatan kamu. Kami tidak menjadikan kiblat yang (dahulu) kamu (berkiblat) kepadanya
melainkan agar Kami mengetahui siapa yang mengikuti Rasul dan siapa yang berbalik ke
belakang. Sungguh, (pemindahan kiblat) itu sangat berat, kecuali bagi orang yang telah diberi

VIII
petunjuk oleh Allah. Dan Allah tidak akan menyia-nyiakan imanmu. Sungguh, Allah Maha
Pengasih, Maha Penyayang kepada manusia.”.(QS.Al Baqarah:143)

F. Manfaat Toleransi Beragama


a. Menghindari perpecahan
Bersikap toleran merupakan solusi agar tidak terjadi perpecahan dalam mengamalkan
agama, sikap bertoleran harus menjadi suatu kesadaran pribadi yang selalu dibiasakan dalam
wujud interaksi social.
b. Memperkokoh tali silahturahmi
Salah satu wujud dari toleransi hidup beragama adalah menjalin dan memperkokoh
tali silahturahmi antar umat beragama dan menjaga hubungan yang baik. Merajut hubungan
damai antar penganut agama hanya bisa dimungkinkan jika masing- masing pihak saling
menghargai pihak lain. Mengembangkan sikap toleran beragama, bahwa setiap penganut
agama boleh menjalankan ajaran dan ritual agamanya dengan bebas dan tanpa tekanan.

BAB III

PENUTUP

Kesimpulan
Berdasarkan apa yang sudah dijelaskan pada pembahasan, maka dapat dikemukakan
beberapa kesimpulan, antara lain:
IX
1. Toleransi adalah sikap memberikan kemudahan, berlapang dada, dan menghargai orang
lain yang berbeda dengan kita.
2. Islam merupakan agama yang menjadikan sikap toleransi sebagai bagian yang terpenting,
sikap ini lebih banyak teraplikasi dalam wilayah interaksi social sebgaimana yang
ditunjukkan Rasulullah SAW.
3. Sikap toleransi dalam beragama adalah menghargai keyakinan agama lain dengan tidak
bersikap menyamakan keyakinan agama laim dengan keyakinan islam itu sendiri.

DAFTAR PUSTAKA

Luqman, Muhammad Terjemah Al- adab Al- Mufrad Imam Bukhari ,India
Sahiron Syamsudin, Metodologi Penelitian Living Quran dan Hadis, Yogyakarta;Teras,2007
Casram, Membangun sikap Toleransi beragama dalam masyarakat plural, Wawasan;2016
X
Daya, Burhanuddin. Hubungan Antar Agama di Indonesia, Ulumul Qur‟an, No. 4, Vol. IV,
1993.
Munawir, Imam. Sikap Islam Terhadap Kekerasan Damai, Toleransi dan Solidaritas, Bina
Ilmu, Cet I, Surabaya, 1984.
Basyir, Ahmad Azhar Refleksi atas Persoalan Ke-Islaman Seputar Filsafat Hukum, Politik,
Ekonomi, Penerbit Mizan, Cet I, Bandung, 1993.
Hasanuddin, A.H. Cakrawala Kuliah Agama, Al Ikhlas, Surabaya, 1402 H.
Hasyim, Umar. Toleransi dan Kemerdekaan Beragama Dalam Islam Sebagai Dasar Menuju
Dialog dan Kerukunan Antar Agama, PT Bina Ilmu, Surabaya, 1978.
Al-Qur'an dan Terjemahannya, Mahkota, Surabaya, 1989.
Al-Khatib al-Baghdadi, Ahmad Ibn Ali, Tarikh Baghdad, Beirut Daar al-Kutub al-Ilmiyah,
1417 H.
AL-Hikmah: Jurnal Studi Agama-Agama/Vol. 2, No. 2, 2016
Al-Mubarakfurry, Shaffty al-Raman, Al-Rahiiq a-Makhtum, Riyadh, Maktabah Daar al-
Salam, 1412 H.
Al-Suyuti, Jalalluddin Abdurrahman Abu Bakar, Al Jami As-Shoghir, juz II, Darul Fikri,
Bairut, TT.
Arifin, Bey. Hidup Sebelum Mati, Kinta, Cet III, Jakarta, 1992.
Departemen Agama RI., Dinamika Kerukunan Hidup Baragama Di Daerah, Proyek
Pembinaan Kerukunan Hidup Beragama, Depag RI, Jakarta, 1979/1980.
M. Wahid Nur Tualeka_Kajian Kritis Tentang Toleransi Beragama dalam Islam

XI

Anda mungkin juga menyukai