Anda di halaman 1dari 13

TUGAS MAKALAH

PENGEMBANGAN MATERI PAI


MENGANALISIS MATERI AKHLAK
KELAS 6 SEMESTER GANJIL

Dosen Pengampu: SALITO, M.Pd.I

Disusun Oleh:
Septiyah Wahyuni
Nim: 12201213
Kelas: 2F

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN AGAMA ISLAM


FAKULTAS TARBIYAH DAN ILMU KEGURUAN
INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI (IAIN) PONTINAK
TAHUN 2023 M/1444 H
KATA PENGANTAR

Assalamu’alaikum Warahmatullahi Wabarakatuh.

Syukur Alhamdulillah senantiasa kami haturkan kehadirat Allah SWT.


yang telah melimpahkan rahmat dan karunia-Nya, sehingga kami dapat
menyelesaikan tugas makalah ini guna memenuhi tugas kelompok untuk mata
kuliah “Pengembangan Materi PAI” ini dengan tepat waktu.
Sholawat teriring salam mari kita haturkan kepada baginda nabi kita
Muhammad Rasulullah Shallallahu ‘Alaihi Wasallam yang telah mengeluarkan
umat-Nya dari zaman kegelapan menuju zaman yang terang benderang.
Kami menyadari bahwa dalam penulisan makalah ini jauh dari sempurna
dikarenakan terbatasnya pengetahuan dan pengalaman yang kami miliki. Oleh
karena itu, kami mengharapkan segala bentuk saran dan masukan serta kritik yang
membangun dari berbagai pihak. Kami berharap semoga makalah ini dapat
memberi manfaat dan menambah wawasan luas bagi kita semua.

Pontianak, 15 Maret 2023

Penulis

i
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR..............................................................................................i

DAFTAR ISI............................................................................................................ii

BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang..............................................................................................1
B. Rumusan Masalah.........................................................................................1
C. Tujuan............................................................................................................1

BAB II PEMBAHASAN

A. Pengertian, dalil, contoh, dan hikmah dari Toleransi....................................2


B. Pengertian, dalil, contoh, dan hikmah dari Simpati......................................4
C. Pengertian, dalil, contoh, dan hikmah dari Berbaik Sangka.........................5

BAB III PENUTUP

A. Kesimpulan...................................................................................................8
B. Saran..............................................................................................................8

DAFTAR PUSTAKA...............................................................................................9

ii
BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Akhlak yang mulia merupakan cermin kepribadian seseorang, selain


itu akhlak yang mulia akan mampu mengantarkan seseorang kepada
martabat yang tinggi. Penilaian baik dan buruknya seseorang sangat
ditentukan melalui akhlaknya. Akhlak bukan saja merupakan tata aturan
atau norma perilaku yang mengatur hubungan antara sesama manusia,
tetapi juga norma yang mengatur hubungan antara manusia dengan Tuhan
dan bahkan dengan alam semesta. Dan juga akhlak dalam Islam bukanlah
moral yang conditional, tetapi akhlak yang benar-benar memiliki nilai
yang mutlak untuk memperoleh kebahagiaan di dunia dan akhirat kelak.\

B. Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang yang telah dipaparkan, maka dapat dibuat
perumusan masalah sebagai berikut;
1. Apa pengertian, dalil, contoh, dan hikmah dari toleransi?
2. Apa pengertian, dalil, contoh, dan hikmah dari simpati?
3. Apa pengertian, dalil, contoh, dan hikmah dari berbaik sangka?

C. Tujuan
Berdasarkan rumusan diatas, dapat dilihat bahwa tujuan penyusunan
makalah ini adalah untuk:
1. Untuk mengetahui apa pengertian, dalil, contoh, dan hikmah dari
toleransi.
2. Untuk mengetahui apa pengertian, dalil, contoh, dan hikmah dari
simpati.
3. Untuk mengetahui apa pengertian, dalil, contoh, dan hikmah dari
berbaik sangka.

1
BAB II

PEMBAHASAN

A. Toleransi
1. Pengertian Toleransi
Toleran secara bahasa berarti tenggang rasa. Secara istilah toleran
adalah tenggang rasa terhadap pendirian orang lain yang berbeda
dengan pendirian kita. Hal ini dilakukan karena manusia diciptakan
oleh Allah Swt. secara beragam dengan kelebihan dan kekuarangan.
Oleh sebab itu, kita diperintahkan oleh Allah Swt. untuk saling
menghargai kelebihan dan kekurangan yang ada. Islam juga
mengajarkan umatnya untuk saling menghargai antar pemeluk agama.
Jika ada orang yang tidak seagama sedang melaksanakan ibadah
menurut agamanya, harus dihargai dan dihormati kepercayaannnya.
Begitu pula sebaliknya, jika orang Islam sedang melaksanakan ibadah,
orang di luar Islam hendaknya bisa menghargai dan menghormati
kepercayaan orang Islam.
Karakter toleransi sangat penting dimiliki oleh setiap orang
terutama kita sebagai warga negara Indonesia. Dalam kehidupan
sangat membutuhkan karakter toleransi agar semua dapat berjalan
dengan damai dan rukun. Toleransi tidak hanya dalam hal agama saja
melainkan dari berbagai sudut pandang seperti kebudayaan, gender,
atau yang lainnya.
Toleransi mengarah kepada sikap terbuka dan mau mengakui
adanya berbagai macam perbedaan, baik dari sisi suku bangsa, warna
kulit, bahasa, adat-istiadat, budaya, bahasa, serta agama. Ini semua
merupakan fitrah dan sunnatullah yang sudah menjadi ketetapan Allah
SWT. Sesuai dengan firman Allah SWT. Q.S. Al-Hujurat :13.
2

‫ٰٓيَاُّيَها الَّناُس ِاَّنا َخ َلْقٰن ُك ْم ِّم ْن َذ َك ٍر َّو ُاْنٰث ى َو َجَع ْلٰن ُك ْم ُش ُعْو ًبا َّو َقَبۤا ِٕىَل ِلَتَع اَر ُفْو اۚ ِاَّن َاْك َر َم ُك ْم ِع ْنَد ِهّٰللا‬
‫َاْتٰق ىُك ْم ۗ ِاَّن َهّٰللا َع ِلْيٌم َخ ِبْير‬

Artinya: Wahai manusia! Sungguh, Kami telah menciptakan kamu dari


seorang laki-laki dan seorang perempuan, kemudian Kami jadikan
kamu berbangsa-bangsa dan bersuku-suku agar kamu saling mengenal.
Sesungguhnya yang paling mulia di antara kamu di sisi Allah ialah
orang yang paling bertakwa. Sungguh, Allah Maha Mengetahui,
Mahateliti.

Seluruh manusia tidak akan bisa menolak sunnatullah ini. Dengan


demikian, bagi manusia, sudah selayaknya untuk mengikuti petunjuk
Tuhan dalam menghadapi perbedaan-perbedaan itu. Toleransi antar
umat beragama yang berbeda termasuk ke dalam salah satu risalah
penting yang ada dalam system teologi Islam. Karena Tuhan senantiasa
mengingatkan kita akan keragaman manusia, baik dilihat dari sisi
agama, suku, warna kulit, adat istiadat, dan sebagainya.

2. Contoh sikap Toleransi


Berikut ini merupakan contoh yang bisa kita aplikasikan dari sikap
toleran antara lain:
a. Tidak membuat kebisingan yang mengganggu lingkungan
b. Saling menyayangi antar sesama.
c. Menghargai perbedaan
d. Tidak menjelek-jelekkan kekurangan teman
e. Tidak membanggakan diri atas kelebihan yang kita miliki
f. Menghargai pendapat teman
g. Tidak menyinggung perasaan teman
h. Tidak mengganggu tetangga yang sedang istirahat
3. Hikmah Toleransi
Berikut ini merupakan hikmah atau keuntungan yang bisa kita
rasakan dari sikap toleran antara lain:

a. Menciptakan ketenangan
b. Menciptakan keharmonisan dalam kehidupan bermasyarakat
c. Menimbulkan persatuan dan saling menghormati
d. Banyak memperoleh kemudahan
e. Mempererat tali persaudaraan
B. Simpati
1. Pengertian simpati
Simpati adalah suatu proses kejiwaan di mana
seorang individu merasa tertarik pada seseorang atau sekelompok
orang karena sikap, penampilan, wibawa, atau perbuatannya yang
sedemikian rupa. Mungkin karena kelebihan atau karena hal tertentu
sehingga ikut merasakan apa yang dialaminya. Orang yang memiliki
sikap simpati akan mudah tumbuh perilaku kerjasama, tolong–
menolong, serta perhatian terhadap apa yang menyebabkannya
bersimpati. Sesuai dengan firman Allah Swt. dijelaskan dalam Q.S.
Al-Maidah ayat 2:

‫َو َتَع اَو ُنو۟ا َع َلى ٱْلِبِّر َو ٱلَّتْقَو ٰى ۖ َو اَل َتَع اَو ُنو۟ا َع َلى ٱِإْل ْثِم َو ٱْلُع ْد َٰو ِن ۚ َو ٱَّتُقو۟ا ٱَهَّللۖ ِإَّن ٱَهَّلل َش ِد يُد ٱْلِع َقاِب‬...

Artinya: "...Dan tolong-menolonglah kamu dalam (mengerjakan)


kebajikan dan takwa, dan jangan tolong-menolong dalam berbuat dosa
dan pelanggaran. Dan bertakwalah kamu kepada Allah, sesungguhnya
Allah amat berat siksa-Nya."
(QS. Al Maidah: 2).

Surat Al Maidah ayat 2 juga menegaskan bahwa sikap saling


tolong menolong merupakan pondasi dalam membangun kerukunan
hubungan antar entitas masyarakat. Karena, tolong menolong
mencerminkan segala perilaku yang memberi manfaat pada orang lain.
Yakni, saling membantu

untuk meringankan beban orang lain dengan melakukan suatu tindakan


nyata. Begitupula dalam segi kemanusiaan, menolong merupakan
kesediaan seseorang dalam hal memberikan bantuan adalah yang
tergerak hatinya. Sebab, dalam diri manusia tersimpan rasa simpati
serta peduli terhadap orang lain.
2. Contoh sikap Simpati
a. Mendengarkan curahan hati teman hingga selesai.
b. Memosisikan diri kita dalam posisi orang lain yang kesusahan atau
gembira.
c. Jangan menyuruh orang lain melakukan sesuatu yang kita sendiri
malas atau tidak melakukannya.
d. Beri aksi nyata dengan menanyakan apa yang bisa kita lakukan
untuk membantu.

Jika tidak bisa memberikan apa yang diminta, cari alternatif lain atau
menanyakan apakah ada orang lain yang juga bisa ikut membantu.

3. Hikmah simpati
a. Melatih sikap kepedulian.
b. Memperkuat hubungan persaudaraan.
c. Terjalinnya hubugan yang harmonis dengan sesama.
d. Mengurangi jumlah kejahatan karena hubungan baik.
e. Mengamalkan perintah Allah Swt.
f. Terhindar dari permusuhan
C. Berbaik Sangka
1. Pengertian Berbaik Sangka (Husnuzan)
Kata husnuzan berasal dari bahasa Arab, yakni husnun dan
zhannun. Husnun artinya baik, sedangkan zhannun artinya sangkaan.
Jadi secara sedehana, husnuzhan, artinya adalah baik sangka. Baik
sangka adalah sebuah sikap yang menunjukkan ketiadaan kecurigaan
terhadap hal lain

di luar diri kita, disertai sikap memandang bahwa yang di luar diri kita
itu baik. Islam mengajarkan bahwa manusia itu pada asalnya adalah
baik karena Allah menciptakan manusia atas fitrah dengan tujuan
kebaikan.

Baik sangka merupakan sifat terpuji yang harus dimiliki oleh setiap
muslim. Dengan baik sangka setiap muslim dapat menjalani hidup
dengan tenang dan senang, karena tidak ada beban dan masalah yang
menghimpit pikiran dan perasaan. Sangat berbeda dengan orang yang
selalu punya prasangka buruk, hidupnya selalu resah, gelisah dan
tidak nyaman karena memikirkan hal jelek dari orang lain. Buruk
sangka dapat merusak pergaulan, menimbulkan fitnah dan
permusuhan. Setiap muslim senantiasa harus memiliki prasangka baik
kepada orang lain dan menjauhi prasangka jelek, karena buruk sangka
itu adalah dosa. Allah Swt. berfirman di dalam Q.S. Al-Hujurat 49:12

‫ٰٓيَاُّيَها اَّلِذ ْيَن ٰا َم ُنوا اْج َتِنُبْو ا َك ِثْيًرا ِّم َن الَّظِّۖن ِاَّن َبْع َض الَّظِّن ِاْثٌم َّو اَل َتَج َّسُسْو ا َو اَل َيْغ َتْب‬
‫َّبْعُض ُك ْم َبْعًض ۗا‬

Artinya:

Wahai orang-orang yang beriman! Jauhilah banyak dari prasangka,


sesungguhnya sebagian prasangka itu dosa dan janganlah kamu
mencari-cari kesalahan orang lain dan janganlah ada di antara kamu
yang menggunjing sebagian yang lain.
2. Contoh Perilaku Berbaik Sangka (Husnuzhan)
a. Berbaik sangka kepada Allah SWT., yaitu percaya bahwa Allah
SWT., tidak akan membebani hambanya sesuatu di luar batas
kemampuannya.

b. Berbaik sangka kepada diri sendiri, yaitu percaya diri bahwa kita
mampu melakukan suatu dengan baik dan yakin kita bisa
mengatasi masalah yang sedang dihadapi.
c. Berbaik sangka kepada orang lain, yaitu tidak menuduh orang
lain, tidak memfitnah orang lain, dan memeriksa kembali
kebenaran berita yang disampaikan orang lain.

3. Hikmah Berbaik Sangka (Husnuzhan)


a. Menjaga ukhuwah islamiyah serta persatuan dan kesatuan bangsa
b. Mengelola emosi dengan baik
c. Menghindarkan dari hal-hal buruk yang dapat ditimbulkan oleh
prasangka buruk seperti pertengkaran, permusuhan, dan rasa
malu.
BAB III

PENUTUP

A. Kesimpulan
1. Toleransi adalah sikap saling menghargai dan menghormati perbedaan
antarsesama manusia. Sesuai dengan firman Allah SWT. di Q.S. Al-
Hujurat ayat 13.
2. Simpati merupakan kecenderungan seseorang bisa merasakan apa yang
dirasakan oleh orang lain. Sesuai dengan firman Allah SWT. di Q.S. Al-
Maidah ayat 2.
3. Berbaik Sangka atau Huznudzon adalah sikap yang senantiasa
memandang diri sendiri, orang lain atau Allah SWT dengan pikiran atau
perkiraan atau sangkaan atau pendapat yang baik dan positif. Sesuai
dengan firman Allah SWT. di Q.S. Al-Hujurat ayat 12.

B. Saran
Dari pembahasan yag telah kami sajikan diatas, kami berharap
mudah-mudahan setelah kita mempresentasikan mengenai akhak terpuji
ini, agar bisa kita jadikan sebagai rujukan dalam melakukan pergaulan
dalam kehidupan baik berhubungan dengan Allah atau bergaul antar
sesama manusia, kemudian juga kami selaku pemakalah berharap kepada
segenap pembaca makalah ini, agar jangan mengambil rujukan hanya
terfokus kepada materi yang telah kami sajikan dalam makalah ini saja,
akan tetapi mari kita sama-sama aktif dalam mencari buku-buku dan
sumber lainnya yang membahas masalah akhlak terpuji ini secara
mendalam, sehingga lebih memantapkan pengetahuan kita mengenai
pembahasan akhlak terpuji tersebut.

DAFTAR PUSTAKA

Ghozaly, H. A.2018. Pendidikan Agama Islam Budi Pekerti. Jakarta: Pusat


Kurikulum dan Perbukuan, Balitbang, Kemendikbud.
Madani, T. D. 2019. Pendidikan Agama Islam Budi Pekerti. Penerbit Duta.
Nugraheni, B. R.2020. Kembangkan Toleransi Melaui Permainan Nasional.
Yogyakarta: CV.Resitasi Pustaka.
Yasir, M. 2014. Joernal Ushuluddin. In M. Yasir, Makna Toleransi Dalam Al-
Qur'an.
Yumansa, T. 2008. Akidah Dan Akhlak. Bandung: PT Grafindo Media Pratama.
9

Anda mungkin juga menyukai