Anda di halaman 1dari 11

Pendalaman Materi Akhlak di SMP

Makalah ini disusun untuk memenuhi salah satu tugas mata kuliah Materi PAI di
SMP

Dipresentasikan pada : Rabu, 21 September 2022

Disusun oleh : Kelompok 3/PAIG.G

1. Khafid Nur Abdullah_201210200


2. M. Awarul Haq Alfawwas_201210232

Dosen Pengampu :

Dr. Afif Syaiful Mahmudin, M.Pd.I

JURUSAN PENDIDIKAN AGAMA ISLAM

FAKULTAS TARBIYAH DAN ILMU KEGURUAN

INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI PONOROGO

SEPTEMBER 2022
A. PENDAHULUAN

Materi akhlak di setiap jenjang pendidikan itu sangatlah penting,


khususnya di jenjang SMP yang dimana masa-masa anak mulai
berkembang dari fase anak-anak menuju ke fase remaja. Yang dimana fase
ini pula anak mulai berkembang baik fungsi tubuh dan berkembangnya
pola pikir yang ingin lebih tahu dan ingin merasa ebih bebas. Oleh karena
itu tidak jarang kali para remaja bertindak tidak sesuai dengan aturan baik
aturan sosial, negara maupun agama dengan tujuan untuk merasakan
kebebasan dan keinginan mereka dalam ingin mengetahui sesuatu yang
baru.

Dengan penjelasan diatas maka peran orang tua dan guru dalam
mendidik anak dijenjang SMP sangatlah penting dalam membentuk sifat
yang memiliki budi pekerti yang baik. Dalam pembentukan sifat tersebut
baik orang tua dan guru harus menanamkan sifat dan akhlak terpuji,
seperti Jujur, Sopan, Santun, Malu dan Toleransi yang menjadi pokok
pelajaran di dalam kehidupan bermasyarakat dengan entaati norma-norma
yang ada. Tidak lupa juga orang tua dan guru harus bisa menjadi teman
bagi anak dengan tujuan supaya lebih dekat dengan anak dan dapat
menjadi tempat anak untuk pulang dan curhat akan masalah yang terjadi
pada dirinya kepada orang yang bisa mereka pecaya.

2
B. MATERI PAI di SMP
1. Jujur

Jujur adalah kesesuaian sikap antara perkataan dan perbuatan yang


sebenarnya. Apa yang diucapkan memang itulah yang sesungguhnya dan
apa yang diperbuat itulah yang sebenarnya. Kejujuran sangat erat
kaitannya dengan hati nurani. Kata hati nurani adalah sesuatu yang murni
dan suci. Hati nurani selalu mengajak kita kepada kebaikan dan kejujuran.
Namun, kadang, kita enggan mengikuti hati nurani. Bila kita melakukan
sesuatu yang tidak sesuai hati nurani, maka itulah yang disebut dusta.
Apabila kita katakan sesuatu yang tidak sesuai dengan kenyataan, itulah
yang dinamakan bohong. Dusta atau bohong merupakan lawan kata jujur.

Jujur itu penting. Berani jujur itu hebat. Sebagai makhluk sosial,
kita memerlukan kehidupan yang harmonis, baik, dan seimbang. Agar
tidak ada yang dirugikan, dizalimi dan dicurangi, kita harus jujur. Jadi,
untuk kehidupan yang lebih baik kuncinya adalah kejujuran. 1

2. Santun
Santun adalah berkata lemah lembut serta bertingkah laku halus
dan baik. Kesantunan seseorang akan terlihat dari ucapan dan tingkah
lakunya. Ucapannya lemah-lembut, tingkah lakunya halus serta menjaga
perasaan orang lain. Dari sini, dapat disimpulkan bahwa santun mencakup
dua hal, yakni santun dalam ucapan dan santun dalam perbuatan.
Allah Swt. memerintahkan kepada kita untuk bertutur kata yang
baik kepada manusia. Teman, kerabat, keluarga, Bapak/ Ibu Guru, dan
orang tua wajib diperlakukan dengan baik. Berkata dan berperilaku santun
kepada mereka akan membuat harga diri kita meningkat. Kita akan
dihargai dan dihormati ketika kita juga menghormati orang lain. Ibarat
sedang bercermin, ketika kita tersenyum, bayangan yang ada di cermin

1
Ahsan Muhammad, Sumiyati.”Pendidikan Agama Islam dan Budi Pekerti”. Jakarta:
Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan Kelas VII.(2017)

3
akan tersenyum kepada kita. Sebaliknya, kalau kita cemberut, bayangan
yang ada di cermin juga akan cemberut kepada kita. Sejatinya, kalau kita
bersikap baik kepada orang lain, sesungguhnya perbuatan baik itu akan
kembali kepada diri kita sendiri. Sebaliknya, ketika kita bersikap buruk
kepada orang lain, sesungguhnya perbuatan itu akan kembali kepada diri
sendiri. 2
Banyak manfaat yang bisa diperoleh dari sikap santun, di
antaranya, sebagai berikut.
a. Mudah diterima oleh orang lain. Sikap santun akan menjadikan
seseorang disenangi orang lain sehingga mudah diterima oleh
orang lain.
b. Menunjang kesuksesan. Banyak pengusaha sukses ditunjang
oleh sikap santun yang ditunjukkannya. Pembeli, pelanggan,
karyawan dan rekan sejawat akan senang bergaul dengannya.
Relasinya bertambah banyak sehingga akan menambah
kesuksesannya.
c. Dicintai Allah Swt. dan Rasul-Nya. Allah Swt. mencintai
hamba-Nya yang memiliki sikap santun. Rasulullah saw. juga
demikian, bahkan beliau juga memiliki sikap lemah lembut dan
santun yang luar biasa.

3. Malu

Malu adalah menahan diri dari perbuatan jelek, kotor, tercela, dan
hina. Sifat malu itu terkadang merupakan sifat bawaan dan juga bisa
merupakan hasil latihan. Namun demikian, untuk menumbuhkan rasa
malu, perlu usaha, niat, ilmu serta pembiasaan. Rasa malu merupakan
bagian dari iman karena dapat mendorong seseorang untuk melakukan
kebaikan dan mencegahnya dari kemaksiatan.

2
Ahsan Muhammad, Sumiyati.”Pendidikan Agama Islam dan Budi Pekerti”. Jakarta:
Kementerian Pendidikan dan Kebdayaan Kelas IX.(2018) hal.187-188.

4
Malu merupakan salah satu cabang iman. Seseorang malu untuk
mencuri jika ia beriman, malu berdusta jika ia beriman. Seorang wanita
malu membuka atau menunjukkan auratnya jika ia beriman. Jika sifat
malu berkurang dan mulai luntur, pertahanan diri dalam menghadapi
godaan nafsu mulai menipis. Malu merupakan salah satu benteng
pertahanan seseorang dalam menghindari perbuatan maksiat. Malu juga
merupakan faktor pendorong bagi seseorang untuk melakukan
kebaikan.3Ada beberapa manfaat dari sifat malu, di antaranya sebagai
berikut.

a. Mencegah dari perbuatan tercela. Seorang yang memiliki sifat


malu akan berusaha sekuat tenaga menghindari perbuatan
tercela, sebab ia takut kepada Allah Swt.
b. Mendorong berbuat kebaikan. Rasa malu kepada Allah Swt.
akan mendorong seseorang berbuat kebaikan. Sebab ia tahu
bahwa setiap perbuatan manusia akan dibalas oleh Allah Swt.
di akhirat kelak.
c. Mengantarkan seseorang menuju jalan yang diridai Allah Swt.
Orang-orang yang memiliki rasa malu akan senantiasa
melaksanakan perintah Allah Swt. dan menjauhi larangan-Nya.
4. Toleransi
a. Pengertian Toleransi
Kata “toleransi” berasal dari Bahasa Inggris “toleration”.
Akar kata itu diambil dari bahasa Latin “toleratio”.Arti paling
klasik (abad ke-16) kata “toleration” adalah “izin yang diberikan
oleh otoritas atau lisensi.” sedangkan toleransi secara etimologi
yang terdapat pada KBBI yaitu sesuatu yang bersifat atau bersikap
menenggang (menghargai) pendapat yang berbeda atau
bertentangan dengan pendiri sendiri. Sedangkan dalam khazanah
pemikiran islam, toleransi bisa disebut tasamuh. 4 Sedangkan

3
Ibid.,181-191.
4
Simarmata, Henry Thomas.”INDONESIA zamrud toleransi”. Jakarta Selatan:PSIK-
Indonesia.(2017)

5
Toleransi secara terminologi menurut Abu A’la Maumadi, yaitu
suatu sikap menghargai kepercayaan dan perbuatan orang lain
meskipun hal tersebut merupakan sesuatu kekeliruan menurut
pandangan kita.5
b. Toleransi dalam Kehidupan Sehari-hari
Untuk menjadi hamba Allah Swt. yang seperti itu, tidaklah
sulit, hanya perlu berlatih. Latihan yang paling sederhana adalah
memulai dari lingkungan sekitar, misalnya dalam keluarga mau
menghargai kesukaan anggota keluarga yang lain, dan di sekolah
seperti mau menghargai pendapat teman-teman saat berdiskusi
kelompok. Hal-hal seperti ini mungkin bagi kamu terlihat sepele,
akan tetapi apabila kamu biasakan dalam kehidupan sehari-hari,
kamu akan lebih mudah untuk bertoleransi dan menghargai
perbedaan dalam kehidupan bermasyarakat, berbangsa dan
bernegara.
c. Toleransi dan Kedamaian Negeri
Jika diri kita sudah terbiasa bertoleransi dan menghargai
perbedaan, kehidupan akan menjadi lebih tenang dan penuh
kedamaian. 6 Jadi bisa disimpulkan toleransi yaitu praktik
menghormati orang lain sambil terus mencari titik
temu.Sedemikian penting “toleransi”ini hingga perlu adanya upaya
pembibitan, penanaman, dan penyuburan tanah,“toleransi” ini
menjadi suatu sikap, budaya, dan juga upaya pewarisan. Toleransi
adalah tombak awal dalam kehidupa yang damai dalan bernegara,
dikarenakan didalam toleransi berisi tentang saling menghormati
dan saling mengerti antara satu sama lain. Jika toleransi ini
diterapkan oleh seluruh masyarakat maka tidak ada yang namanya
7
perselisihan, rasisme dan ketakutan di dalam negeri ini.

5
Rosyidi, Mohammad Fuad Al-Amin Mohammad.”Konsep Toleransi dalam islam dan
implementasinya di Masyarakat Indonesia.”Madaniyah, 9(2), 277-296.(2019)
6
Ibid.
7
Simarmata, Henry Thomas.”INDONESIA zamrud toleransi...................

6
C. Analisis Aspek Moderasi
1. Aspek Nilai Jujur
Abdurrahman Wahid atau Gus Dur pernah mengungkapkan
pendapatnya mengenai polisi. Menurut Gus Dur, di negeri ini hanya
ada tiga polisi yang jujur.“Pertama, patung polisi. Kedua, polisi tidur.
Ketiga, polisi Hoegeng (mantan Kapolri),” katanya mengutip buku
Mati Tertawa Bareng Gus Dur. Ungkapan tersebut bukan tanpa alasan.
Mantan Kapolri Hoegeng Imam Santoso dikenal sebagai sosok
teladan.
Hoegeng pernah merasakan godaan suap. Dia pernah dirayu
seorang pengusaha cantik keturunan Makassar-Tionghoa yang terlibat
kasus penyelundupan. Wanita itu meminta Hoegeng agar kasus yang
dihadapinya tak dilanjutkan ke pengadilan. Wanita ini pun berusaha
mengajak damai Hoegeng. Berbagai hadiah mewah dikirim ke alamat
Hoegeng. Tentu saja Hoegeng menolak mentah-mentah. Hadiah ini
langsung dikembalikan oleh Hoegeng.
Dari kisah diatas kita dapat memahami, bahwa kejujuran adalah
perbuatan yang mulia dan patut kita jadikan suri tauladan yang
baikdalam kehidupan sehari-hari. Jujur mempunyai arti kesesuaian
sikap antara perkataan dengan perbuatan, jadi jika kita melakukan
berbuat yang salah apapun itu maka kita harus mengakuinya.
Aspek kejujuran sangat penting baik di dalam lingkungan rumah,
lingkungan sekolah maupun di lingkungan masyarakat. Begitu juga
aspek Kejujuran juga harus diterapkan di lingkungan kita bekerja
seperti yang dicontohkan pada cerita diatas dikarenakan kejujuran
harus diutamakan dikarenakan jika sifat ketidakjujuran akan
menimbulkan konflik baik dari diri sendiri atau orang lain. 8

2. Aspek Nilai Santun

8
Ahsan Muhammad, Sumiyati.”Pendidikan Agama Islam dan Budi Pekerti”. Jakarta:
Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan Kelas VIII.(2017)

7
Berita hangat diperbincangkan sebuah video viral baru-baru ini
mengenai pengeroyokan seorang guru di SMK NU 03 Kaliwungu,
Kendal, Jawa Tengah. Siswa yang terlihat di sebuah video tampak
sedang mengeroyok seorang guru yang sedang mengajar. Video yang
sudah menyebar tersebut mendapat sorotan dari seluruh masyarakat
yang menontonnya. Ketika menonton video viral pengeroyokan ada
beberapa pertanyaan yang muncul, bagaimana bisa seorang siswa
mengeroyok guru yang sedang mengajar? Apakah siswa tidak
diajarkan sopan santun terhadap guru? Dianggap apa seorang guru
oleh siswa jaman sekarang ini?
Melihat kondisi demikian, lebih baik jika orang tua ikut berperan
dalam pembentukan etika pada anak. Dan orang tua dituntut untuk
mengajarkan nila-nilai tersebut. Membelajarkan anak tidak dapat
dilakukan dalam satu hari, namun proses demi proses sehingga
menghasilkan penerus bangsa yang paham akan budaya, tatakrama,
dan sopan santun.
Dari kisah diatas dapat kita pahami bahwa sikap sopan dan santun
itu sangat penting untuk dilakukan kepada orang yang lebih tua dari
kita khususnya orang tua, guru, dan lainnya. Sikap santun ialah
peratuan hidup bagi tingkah laku manusia yang timbul dari hasil
pergaulan dalam masyrakat dan dianggap sebagai tuntunan pergaulan
sehari-hari masyarakat tersebut.
Kita sebagai calon pendidik harus mendidik sifat karakter dari
peserta didik yang akan kita didik untuk senantiasa berkarakter sopan
santun, dengan cara memberikan atau mempraktekan dengan akhlak
mulia, budi pekerti yang baik dengan tujuan agar peserta didik
mengikuti apa yang kita lakukan. 9

3. Aspek Nilai Malu


Sebuah video diunggah akun Instagram @ndorobeii menjadi viral
dan sudah ditonton puluhan ribu kali. Video yang merupakan kiriman

9
Ibid.

8
orang yang tak disebutkan namanya menunjukkan dua remaja sedang
bermesraan di tempat umum. Tampak si cowok merangkul ceweknya
dari belakang saat keduanya duduk Video ini sepertinya diambil secara
diam-diam atau tidak sengaja hingga menunjukkan kemesraan dua
remaja tersebut.
Dari kasus diatas dapat dipahami bahwa perlunya sifat malu bagi
seluruh manusia baik laki-laki maupun wanita, karena sikap malu
adalah yang membedakan kita dengan makhluk lain seperti hewan.
Jika kita berbuat seenak kita tanpa adanya rasa malu, apa bedanya kita
dengan binatang. Oleh sebab itu kita harus memiliki sikap malu baik di
dalam rumah maupun di luar rumah.

4. Aspek Nilai Toleransi

Singkawang - Singkawang terkenal sebagai kota paling toleran di


Indonesia setelah Salatiga. Mari belajar soal toleransi di Singkawang,
dimana semua suku dan agama sama.Dalam laporan Indeks Kota
Toleran 2020 yang dirilis oleh Setara Institute, Singkawang
menduduki peringkat kedua kota paling toleran di Indonesia.
Singkawang hanya kalah dari Salatiga, namun berada di atas kota
Manado dan Tomohon.Tjhai Chui Mie, Wali Kota Singkawang
menyebut kunci dari toleransi di kota yang dipimpinnya adalah karena
semua suku dianggap sama kedudukannya, yaitu sama-sama makhluk
Tuhan.Di Singkawang, orang tidak dipandang apa sukunya, agamanya
apalagi etnisnya, tapi lebih ke perbuatan yang dia lakukan, pantas atau
tidak.

Dari kisah di atas dapat ditarik kesimpulan berupa sikap toleransi


sudah diterapkan yang dimana dengan menghormati, membantu antara
umat beragama, yang membuat tumbuhnya rasa kasih sayang dan
hormat mengormati. Dengan adanya sikap toleransi baik antara umat
beragama maupun antar bangsa dan negara membuat terciptanya rasa
aman, tentram dan tidak ada sikap rasis disekitar kita.

9
DAFTAR PUSTAKA

Ahsan Muhammad, Sumiyati.”Pendidikan Agama Islam dan Budi Pekerti”.


Jakarta: Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan Kelas VII.(2017)

Ahsan Muhammad, Sumiyati.”Pendidikan Agama Islam dan Budi Pekerti”.


Jakarta: Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan Kelas VIII.(2017)

Ahsan Muhammad, Sumiyati.”Pendidikan Agama Islam dan Budi Pekerti”.


Jakarta: Kementerian Pendidikan dan Kebdayaan Kelas IX.(2018)

Rosyidi, Mohammad Fuad Al-Amin Mohammad.”Konsep Toleransi dalam islam


dan implementasinya di Masyarakat Indonesia.”Madaniyah, 9(2), 277-296.
(2019)

Simarmata, Henry Thomas.”INDONESIA zamrud toleransi”. Jakarta


Selatan:PSIK-Indonesia.(2017)

10
LAMPIRAN SCAN REFRENSI PRIMER

11

Anda mungkin juga menyukai