Contohnya di Sekolah
By
Admin
Apakah menurut anda sopan santun itu penting disekolah? Dan apa manfaat yang
anda dapatkan setelah berperilaku sopan santun?. Oke pada artikel kali ini, kita
akan membahas lebih jauh lagi tentang manfaat yang akan kita dapatkan setelah
kita berperilaku sopan santun baik kepada guru ataupun kepada orang lain
disekolah.
Sopan santun merupakan sebuah perilaku atau etika yang mencermnkan sikap
seseorang dengan orang lain dengan maksud dan tujuan untuk menghormati
seorang tersebut dengan bersikap yang baik dan lemah lembut. Diindonesia sendiri
sering terjadi kekerasan antara pelajar dengan pelajar ataupun pelajar dengan gutu
gara-gara hal yang sepele dan berakibat buruk bagi nama sekolah dan pelajar atau
guru tersebut. Oleh karna itu, anda semua haruslah sadar bahwa banyak sekali
manfaat yang dapat kita dapatkan dari bersikap sopan santun.
3. Menunjang kesuksesan
Tahukah anda bahwa sifat sopan santun
adalah sifat bagi orang yang sukses? Jawabannya tentu saja iya, sebab kebanyakan
orang sukses di dunia adalah orang yang menjujung tinggi sifat kesopanan mereka.
Oleh karna itu, sifat sopan santun sangat baik dan bermanfaat bagi para pelajar
zaman sekarang terutama bagi para pelajar yang sambil bekerja.
Dari manfaat yang didapat dari Sopan santun lalu bagaimana menerapkan hal
tersebut di lingkungan sekloah. berikut adalah contoh sopan santun yang baik bagi
pelajar.
Terimakasih sudah mengunjungi situs kami. Jika terdapat kesalahan penulisan pada
artikel atau link rusak, menampilkan iklan tidak pantas dan masalah lainnya, mohon
laporkan kepada Admin Web (Pastikan memberitahukan link Artikel yang
dimaksud). Atau bagi anda yang ingin memberikan kritik dan saran silahkan
kirimkan pesan melalui kontak form di halaman Contact Us.
4 Etika Komunikasi yang Baik – Etiket, Teknik,
dan Implementasinya
Sponsors Link
Sebagai makhluk sosial, kita tentu tahu bahwa etika adalah termasuk hal mendasar dalam kehidupan manusia.
Terlebih lagi kita sebagai orang Indonesia yang sedari kecil sudah biasa diajari tentang sopan santun, tata
krama, dan adat kebiasaan. Mengenai bagaimana harus bersikap dengan orang lain, dan sebagainya.
ads
Etika sendiri merupakan cabang utama ilmu filsafat yang mempelajari mengenai nilai-nilai mengenai benar,
salah, baik, buruk, dan tanggung jawab yang menjadi standar dan penilaian moral dalam masyarakat atau publik.
Etika berasal dari bahasa Yunani kuno, yaitu ethikos yang berarti timbul dari kebiasaan. (Baca juga: Pengantar
Ilmu Komunikasi)
1. Prof. DR. Franz Magnis Suseno : “Ilmu yang mencari orientasi atau ilmu yang mmberikan arah dan pijakan
dalam tindakan manusia.”
2. James J. Spillane SJ : “Etika adalah mempertimbangkan dan memperhatikan tingkan laku manusia dalam
mengambil suatu keputusan yang berkaitan dengan moral, yang mana lebih mengarah pada penggunaan akal
budi manusia untuk menentukan benar atau salah.”
3. Maryani dan Ludigdo : “Seperangkat norma, aturan, atau pedoman yang mengatur segala perilaku manusia,
baik yang harus dilakukan dan yang harus ditinggalkan, yang dianut oleh sekelompok masyarakat.
Jenis-Jenis Etika
Setelah memahami mengenai pengertian etika, selanjutnya kita perlu memahami apa saja jenis-jenis etika.
Secara garis besar, etika dibagi ke dalam dua jenis, yaitu:
Etika Umum
Sesuai dengan namanya, etika umum adalah etika yang membahas mengenai kondisi dasar dan umum tindakan
manusia secara etis. Standar bertindak secara etis ini yang kemudian dijadikan acuan untuk manusia dalam
bertindak dan bertingkah laku. Etika umum telah diterapkan sebagai tolak ukur secara umum dalam menilai baik
atau buruk dan benar atau salah suatu hal atau tindakan. Beberapa standar yang termasuk etika umum
adalah adat istiadat yang berlaku, norma masyarakat, dan norma agama.
Etika Khusus
Aliran Etika
Selain terbagi menjadi dua jenis, etika juga terbagi ke dalam empat aliran. Aliran-aliran etika yaitu:
1. Deontologis, adalah etika yang memandang bahwa nilai dari sebuah tindakan tidak dilihat dari tercapainya
tujuan, namun dari niat baik yang mendorong seseorang untuk melakukan tindakan tersebut.
2. Teologis. Berbeda dengan etika deontologis yang tidak mementingkan tujuan, etika ini intinya adalah tujuan atau
akibat dari sesuatu. Jadi etika ini menyatakan bahwa walaupun manusia sudah memilliki niat baik dalam
bertindak, tetap saja harus diiringi dengan tujuan akhir yang baik juga.
3. Egoisme. Dalam egoisme, manusia memiliki kecenderungan untuk mempertahankan diri dengan hal-hal yang
menguntungkan bagi dirinya sendiri dan tidak mempedulikan orang lain. Egoisme adalah mementingkan
kepentingan dan urusan pribadi diatas kepentingan orang lain, untuk mengejar tujuan pribadi.
4. Utilitarisme. Diambil dari kata latin utilis yang artinya bermanfaat, utilitarisme adalah tindakan yang dilakukan
manusia untuk memberi manfaat kepada orang lain, baik di sekitarnya maupun cakupan masyarakat yang lebih
luas lagi.
Baca juga: Komunikasi Massa
Etika sendiri merupakan nilai dan norma yang berlaku untuk dijadikan pandangan dan standar manusia dalam
bertindak dan bertingkah laku. Dalam kaitannya dengan komunikasi, etika komunikasi mencakup segala nilai dan
norma yang menjadi standar dan acuan manusia dalam berkomunikasi dengan orang lain. Etika komunikasi
menilai mana tindakan komunikasi yang baik dan buruk berdasarkan standar yang berlaku.
Karena komunikasi merupakan salah satu hal yang krusial dalam kehidupan manusia, maka penting bagi kita
untuk memahami mengenai etika komunikasi. Tanpa adanya etika komunikasi, dapat terjadi hal-hal yang tidak
diinginkan seperti kesalahpahaman, pertengkaran, perselisihan, dan lain sebagainya. Selain itu, etika komunikasi
yang tidak diketahui dan diterapkan akan menyebabkan hubungan kita dengan orang lain jadi buruk. Tentunya
itu akan berakibat tidak baik, karena bagaimanapun juga kita adalah makhluk sosial yang selalu membutuhkan
dan dibutuhkan orang lain.
Guna menghindari terjadinya hal-hal seperti itu, kita akan membahas lebih lanjut mengenai etika komunikasi apa
saja yang penting dan mendasar dalam kehidupan sehari-hari.
Etika dalam komunikasi ada beragam dan tentunya tidak akan cukup jika dibahas semua disini. Pada tulisan ini,
kita akan membahas beberapa etika dalam komunikasi yang sering kita lakukan dan temui sehari-hari. (Baca
juga: Komunikasi Antar Budaya)
a.Memulai Pembicaraan
Dalam keseharian, tentunya kita pernah bertemu dengan keadaan yang membuat kita harus atau ingin memulai
pembicaraan dengan orang lain. Namun ada hal-hal yang harus diperhatikan, yaitu:
Apakah dia terlihat sedang sibuk atau terburu-buru? Kalau iya, mungkin kita harus mencoba berbicara lain kali.
Karena nanti kita justru akan mengganggu orang itu dan membuatnya tidak nyaman.
Sapa lah lawan bicara anda dengan ramah dan sopan, namun tidak terkesan dibuat-buat. Kita bisa mengajukan
pertanyaan basa-basi untuk pembuka seperti apa kabar, mau kemana, dari mana, dan semacamnya.
Kebanyakan orang mengasumsikan komunikasi selalu berkaitan dengan bicara, padahal tidak hanya itu.
Mendengarkan juga salah satu bagian dari komunikasi, dan hal ini sangat penting untuk dilakukan. Ketika kita
terlalul sibuk bicara dan tidak memperhatikan apa yang diucapkan lawan bicara, kita seperti tidak
menghargainya.
Hal yang pertama harus dilakukan adalah menatap lawan bicara kita. Jangan sampai kita malah melihat ke arah
yang lain dan membuat lawan bicara terganggu atau merasa tidak diperhatikan. Jika kesulitan menatap langsung
pada mata lawan bicara, kita bisa melihat ke arah garis tengah antara kedua matanya (yang sejajar dengan
hidung).
2. Jaga intonasi dan kecepatan bicara.
Bicaralah dengan suara yang stabil, tidak terlalu pelan atau terlalu tinggi. Keduanya bisa menyebabkan orang
salah mengerti dan tidak paham apa yang kita bicarakan. Selain itu, bicaralah dengan kecepatan normal supaya
dapat disimak dengan baik.
3. Lontarkan pertanyaan.
Sekali lagi, jangan hanya sibuk bicara dan tidak menyimak apa yang dibicarakan lawan bicara kita.
Dengarkanlah baik apa yang dikatakan lawan bicara, dan sahutilah dengan melontarkan pertanyaan atau
pernyataan.
Karena komunikasi lewat media kebanyakan mengandalkan tulisan, kita harus lebih berhati-hati dengan gaya
bahasa yang kita tulis. Apakah sudah tepat, atau seperti orang marah? Selain itu, penggunaan tanda baca juga
sangat penting terutama tanda seru. Sebaiknya kita meminimalisir penggunaan tanda seru atau huruf besar
semua, karena cenderung membuat orang berpikir kalau kita marah.
Menelpon memang terdengar suara, namun mimik dan ekspresi wajah tidak dapat terlihat. Karena itu kita perlu
mengatur intonasi suara kita ketika sedang menelpon. (Baca juga: Teori Ilmu Komunikasi)
Komunikasi lewat media memungkinkan kita untuk berpikir sedikit lebih lama mengenai apa yang akan kita
komunikasikan. Gunakan kesempatan itu untuk mengkomunikasikan hal-hal dengan lebih baik dan menyortir
kalimat yang tidak patut. Tidak perlu terburu-buru, orang juga tahu kalau mengetik itu membutuhkan waktu lebih
lama daripada bicara langsung. Tapi jangan juga membiarkan pesan orang tidak dibalas lama, karena itu akan
membuat orang bertanya-tanya dan salah paham.
4.Menyambut Tamu
Berikut hal-hal yang perlu diperhatikan dalam menyambut tamu:
Meskipun berada di rumah sendiri, dalam menyambut tamu kita seharusnya memakai pakaian yang pantas.
Tentu tidak akan enak dilihat tamu jika kita hanya berpakaian daster atau baju yang kotor.
2. Menyuguhkan minuman.
Terkadang tamu akan bilang tidak usah jika ditawari minuman, namun meski begitu kita perlu menyediakannya.
Bisa jadi si tamu malu atau basa-basi saja. Tidak perlu memaksakan menyuguhkan yang berlebihan, namun
setidaknya minuman yang minimal ada.
Tamu bertandang ke rumah kita dengan menempuh perjalanan dan menyisihkan waktunya untuk bertemu kita.
Karena itu, sampaikanlah ungkapan penghargaan kita pada tamu karena telah berkunjung.
Teknik Komunikasi yang Baik
Sebagai hal yang selalu dilakukan dalam kehidupan sehari-hari, komunikasi harus dilakukan dengan baik.
Berikut adalah beberapa teknik komunikasi yang baik:
Komunikasi intinya adalah menyampaikan pesan kepada lawan bicara, dan tugas kita adalah bagaimana agar
pesan tersebut sampai sesuai dengan keinginan kita. Yang paling penting adalah bicara apa yang kita
maksudkan dengan jelas, supaya tidak ada kesalahpahaman. (Baca juga: )
Seperti yang telah diulas sebelumnya, mendengarkan adalah hal yang sangat penting dalam komunikasi. Tanpa
kita berusaha mendengarkan baik, komunikasi yang terjalin tidak akan efektif. Kita tidak memperhatikan apa
yang dibicarakan orang lain dan membuat komunikasi jadi terhambat.
Kita berkomunikasi dengan lawan bicara, maka kita harus perhatikan lawan bicara kita. Dengan begitu, lawan
bicara merasa dihargai dan komunikasi berjalan lebih lancar. Kalau sudah begitu, hubungan yang terjalin dengan
lawan bicara pun akan terus terjalin dengan baik.
Dalam berkomunikasi, kita tidak dapat terhindar dari adanya kesalahpahaman. Kesalahpahaman bisa terjadi
karena berbagai hal, misalnya gangguan lingkungan atau ketidakfokusan kita dalam menyimak. Karena itu, perlu
dikonfirmasikan langsung hal yang disalahpahami guna meluruskan keadaan.
Seperti yang dibahas sebelumnya, komunikasi bukan hanya soal bicara atau verbal. Ada juga aspek-aspek
komunikasi non-verbal dan justru peranannya jauh lebih besar dibanding komunikasi verbal. Contoh dari
komunikasi non-verbal adalah gestur tubuh, mimik wajah, penampilan, tanda baca, dan lain sebagainya.
Etiket Komunikasi
Etiket dikenal juga sebagai tata krama, yang mengatur sikap dan tindakan manusia dalam bergaul dengan
manusia lain berdasarkan standar sopan santun dan adab. Etiket sebenarnya secara sadar atau tidak sudah
banyak kita pelajari dan pahami sedari kecil. Namun untuk lebih jelasnya lagi, berikut adalah contoh dari etiket
komunikasi:
Demikian pembahasan mengenai etika komunikasi. Semoga tulisan ini dapat berguna bagi anda yang mencari
informasi mengenai etika, etika komunikasi, etiket, etika dalam komunikasi, teknik komunikasi yang baik, dan
manfaat etika komunikasi.
MODAL PEMBENTUKAN KARAKTER
MELALUI BUDAYA 5S (SENYUM,
SALAM, SAPA, SOPAN DAN SANTUN)
14 JUNI 2017 BY ANISAKNURULMUVIT
Akhir-akhir ini dunia pendidikan selalu berbicara tentang pendidikan karakter dalam kegiatan belajar-
mengajar. Apa itu Pendidikan Karakter ???
Karakter bangsa merupakan aspek penting dari kualitas SDM karena kualitas kerakter bangsa
menentukan kemajuan suatu bangsa. Karakter yang berkualitas perlu dibentuk dan dibina sejak dini
serta berkelanjutan. Menurut KBBI (kamus Besar Bahasa Indonesia) yang dimaksud dengan karakter
adalah tabiat (sifat-sifat kejiwaan, akhlak atau budi pekerti yang membedakan seseorang dengan yang
lain) atau dapat pula dikatakan karakter menyangkut moral yaitu menyangkut ajaran tentang baik
buruk yang diterima umum baik dalam bentuk perbuatan, sikap, akhlak, budi pekerti, maupun susila.
2. Tujuan Pendidikan
Tujuan pendidikan karakter adalah untuk meningkatkan mutu penyelenggaran dan hasil pendidikan
yang mengarah pada pencapaian pembentukan karakter dan akhlak mulia peserta didik secara utuh
terpadu dan seimbang. Melalui pendidikan karakter diharapkan peserta didik mampu secara mandiri
meningkatkan dan menggunakan pengetahuannya, mengkaji dan menginternalisasikan serta
mempersonalisasikan nilai-nilai karakter dan akhlak mulia tersebut sehingga terwujud dalam
kehidupan sehari-hari.
Tingkat pendidikan sekolah dasar merupakan masa-masa yang paling tepat untuk menanamkan
pendidikan karakter. Pendidikan dasar merupakan pendidikan lanjutan dari pendidikan keluarga,
karena itu kerjasama antara sekolah dengan keluarga merupakan hal yang sangat penting. Karakter
anak sangat dipengaruhi oleh lingkungan sekitar tempat anak tinggal. Untuk itu, sekolah tidak akan
berhasil mengembangkan pendidikan karakter tanpa peran aktif orang tua. Komunikasi antara sekolah
dan orang tua dapat dilaksanakan dengan pertemuan wali murid, majalah sekolah, dan sebagainya.
Yang paling utama dari semuanya adalah peran pendidik itu sendiri, pendidik adalah model utama
untuk peserta didik. Letak keberhasilan pendidikan karakter ada pada pendidik. Diperlukan pendidik
berkarakter untuk menghasilkan peserta didk yang berkarakter sesuai dengan tujuan yang diharapkan.
Dewasa ini dapat sama-sama kita ketahui bahwa kondisi karakter peserta didik di sekolah masa
sekarang sangatlah memprihatinkan, baik secara emosional, tindakan, maupun perilaku sosial mereka.
Selain itu, yang membuat kita miris adalah pola tingkah laku anak dalam pergaulannya, baik dengan
pergaulan anak dengan temannya disekolah maupun di rumah. Bisa kita ambil contoh di sekolah, saat
anak ditegur oleh guru kerena mereka melakukan kesalahan, meraka malah cenerung melawan kepada
guru dengan tindakan-tindakan yang kurang pantas. Selain itu, juga dapat dilihat saat anak SD bergaul
dengan teman sebayanya di sekolah, anak juga cenderung mengeluarkan ucapan-ucapan kasar yang
kurang enak di dengar. Diluar lingkungan sekolah pun perilaku anak malah lebih parah, anak
cenderung bila berpergian jarang yang menyalami atau berpamitan dengan orang tuanya, atau bahkan
memanggil kakak atau orang yang lebih tua hanya dengan sebutan nama saja.
Dalam fenomena ini jelas bahawa karakter peserta didik dimasa sekarang masih jauh dari kesan baik.
Bagaimana nantinya nasib Negara ini bila moral yang dimiliki oleh generasi penerus bangsa buruk.
Buruknya karater peserta didik mungkin dikarenakan oleh kurangnya penanaman karakter yang baik
dari pihak terdekat mereka seperti dari orang tua atau keluarga maupun dari guru di sekolah. Selain
itu, perkembangan teknologi imformasi yang cepat dan tingginya dampak negatif arus globalisasi juga
penyumbang terbesar dalam pembentukan perkembangan karakter yang buruk bagi peserta didik.
Karakter anak yang buruk tersebut harus segara di ubah oleh guru maupun keluarga anak. Guru
sebagai seorang pendidik sudah seharusnya mengarahkan dan membimbing anak untuk merubah
sikap yang kurang baik menjadi lebih baik lagi.
Budaya 5S adalah budaya untuk membiasakan diri agar selalu senyum, salam, sapa, sopan dan santun
saat berinteraksi dengan orang lain. Budaya 5S ini terdiri dari:
1) SENYUM, menggarakkan sedikit raut muka serta bibir agar orang lain atau lawan bicara merasa
nyeman melihat kita ketika berjumpa
2) SALAM, salam yang dilakukan dengan ketulusan mampu mencairkan suasana kaku, salam dalam
hal ini bukan hanya berararti berjabat tangan saja, namun seperti megucapkan salam menurut agama
dan kepercayaan masing-masing
3) SAPA, tegur sapa ramah yang kita ucapkan membuat suasana menjadi akrab dan hangat, sehingga
lawan bicara kita merasa hargai. “apa kabar hari ini ? / ada yang bisa saya bantu”, atau dengan kata
hangat dan akrab lainnya. Dengan kita menyapa orang lain maka orang itu akan merasa dihargai. Di
dalam salam dan sapa akan memebrikan nuansa tersendiri
4) SOPAN, sopan ketika duduk, sopan santun ketika lewat didepan orang tua, sopan santun kepada
guru, sopan santun ketika berbica maupun ketika berinteraksi dengan orang lain; 5) SANTUN, adalah
sifat yang dimiliki olah orang yang istimewa, yaitu orang-orang yang mendahulukan kepentingan
orang lain daripada kepentingan dirinya, orang-orang yang mengalah memberikan haknya untuk
kepentingan orang lain semata-mata untuk kebaikan. sopan santun, yaitu merupakan gerak, kata atau
tindakan kita untuk menghargai orang lain. Dengan cara gerak tindakan dan ucapan yang sopan dan
santun kita akan membuat orang lain merasa di hargai dan dihormati
Sebelum menerapkan kepada peserta didik di sekolah, tentu guru-guru harus memberi contoh terlebih
dahulu dengan memperaktekkannya dengan sesama rekan guru tersebut. Dengan guru
mempraktekkannya peserta didik akan melihat dan mencontohnya, dan tentunya guru juga harus
mensosialisasikan budaya 5S ini cara mensosialisasikannya bisa dengan berbagai macam cara, mulai
dengan mengatakan kepada peserta didik tentang budaya 5S ini, dapat juga membuat semacam poster
yang diletakkan didekat taman tempat peserta didik bermain atau dalam kelas. Selain itu dapat juga
ditulis ditempat duduk peserta didik tepatnya dihalaman sekolah sehingga ketika peserta didik
beristirahat mereka dapat membaca tersebut dan secara tidak langsung budaya tersebut dapat
diinternalisasi kepada masing-masing peserta didik begitupun dengan warga sekolah lainnya. Selain
itu, wujud kongkrit pengimplementasian lima nilai ini yaitu ketika pegi hari ketika peserta didik
masuk ke gerbang sekolah, semua guru sudah berjejer menyambut kedatangan peserta didik dengan
memberikan senyuman, sapaan, salam, sopan dan santun kepada peserta didik ataupun orang tua/wali
murid yang mengantar peserta didik ke sekolah. dengan demikian, melalui penginternalisasian nilai-
nilai tersebut kepada seluruh warga sekolah secara tidak langsung karakter peserta didik dapat
dibentuk kearah yang lebih baik lagi.
Budaya 5S (senyum, salam, sapa, sopan dan santun) di sekolah merupakan cita-cita iklim dan budaya
di lingkungan sekolah. Namun, hal tersebut tidak selalu sesuai dengan harapan sekolah yang
memajang tulisan tersebut. Tidak semua warga sekolah mengindahkan keinginan tersebut. Tidak
hanya siswa, bahkan guru maupun pegawai juga mengacukan budaya tersebut. Sehingga lambat laun
budaya 5S pun akan luntur. Dalam pembentukan karakter siswa melalui penerapan pendidikan
berbasis karakter khususnya dengan membudayakan budaya 5S ini di sekolah, diharapkan seluruh
pihak-pihak terkait seperti orang tua, guru, maupun warga sekitar turut berpartisispasi untuk
membantu dan mendukung implementasi budaya 5S ini, sehingga karakter siswa dapat diarahkan dan
dibentuk kearah yang lebih baik lagi.