Anda di halaman 1dari 10

MAKALAH

TATAKRAMA PERGAULAN

DISUSUN OLEH :

KELAS : IX. A

NAMA : - ALDI ARYA PRATAMA

- ASRIANI

SMP NEGERI 1 TIRAWUTA


TAHUN PELAJARAN 2020/2021
KATA PENGANTAR

Puji syukur kami panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Kuasa yang karena atas

perkenanan dan tuntunan-NYA telah memberikan hikmat serta kekuatan-Nya kepada kami

sehingga kami berhasil menyelesaikan Makalah ini tepat pada waktunya. Tanpa pertolongan-Nya

mungkin kami tidak akan sanggup menyelesaikan dengan baik.

Dengan membuat tugas ini kami diharapkan mampu untuk lebih memahami tentang

Tatakrama Pergaulan yang kami sajikan berdasarkan informasi dari berbagai sumber

Kami sadar, sebagai seorang Siswa yang masih dalam proses pembelajaran, penulisan

makalah  ini masih banyak kekurangannya. Oleh karena itu, kami sangat mengharapkan adanya

kritik dan saran yang bersifat positif, guna penulisan makalah yang lebih baik lagi di masa yang

akan datang.

Akhir kata, kami sampaikan terima kasih kepada semua pihak yang telah berperan serta

dalam penyusunan makalah  ini dari awal sampai akhir.


DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR ........................................................................................................

DAFTAR ISI ......................................................................................................................

BAB I PENDAHULUAN ..................................................................................................

A. Latar belakang ........................................................................................................

B. Permasalahan ..........................................................................................................

C. Tujuan .....................................................................................................................

BAB II PEMBAHASAN ....................................................................................................

A. Pengertian Tatakrama.............................................................................................
B. Pengertian Pergaulan .............................................................................................
C. Etika Dalam Pergaulan...........................................................................................
D. Bersikap Dalam Pergaulan.....................................................................................
E. Jenis-Jenis Pergaulan..............................................................................................
F. Dampak Dari Pergaulan..........................................................................................
G. Upaya Untuk Mewujudkan Pola Pergaulan Yang Sehat........................................
BAB III PENUTUP ............................................................................................................

A. Kesimpulan .............................................................................................................

B. Saran .......................................................................................................................

DAFTAR PUSTAKA .........................................................................................................


BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Pergaulan yang berarti hidup bermasyarakat perlu latihan sejak dini, bahkan sejak
seseorang mengenal orang lain di luar dirinya sendiri. Sejak usia anak-anak hingga menjadi
orang dewasa, bahkan orang tua sekalipun dalam kehidupannya tidak lepas dari apa yang
disebut dengan pergaulan. Ada 2 hal yang perlu diperhatikan dalam pergaulan, yaitu
kemungkinan diterima secara baik atau ditolak oleh kelompok, lingkungan, bahkan di dalam
masyarakat luas pada umumnya. Jika seseorang di dalam bergaul dapat diterima dengan baik
di dalam komunitasnya, maka seseorang itu akan lebih percaya diri, timbul semangat untuk
lebih berkarya dan berprestasi. Harga diri akan meningkat dengan sendirinya. Penghargaan
demi penghargaan akan diperoleh dan kepercayaan akan terus meningkat yang datang dari
komunitasnya. Meskipun demikian diperlukan pengendalian diri dengan: selalu
mendekatkan diri kepasa Tuhan Yang Maha Esa seraya memohon petunjuk-Nya agar selalu
diberikan bimbingan ke arah yang lebih baik.
Lingkungan masyarakat merupakan barometer/tolak ukur seseorang, apakah sikap, tutur
kata dan perilaku seseorang dapat diterima oleh masyarakat luas atau tidak sesuai dengan
norma dan tata nilai di dalam masyarakat itu sendiri.
Keterampilan bergaul dapat dilihat sejak kanak-kanak hingga dewasa. Ketika masih
kanak-kanak seseorang suka berkenalan dengan cara yang paling sederhana, yaitu tersenyum
dan menyapa kawan-kawan yang baru dijumpainya.  Ini merupakan awal terbentuknya rasa
percaya diri dengan dunia pergaulan dilingkungannya yaitu dunia anak. Sampai saatnya
seseorang memasuki dunia remaja dan dewasa, untuk belajar sesuai dengan usianya, karena
pergaulan akan membawa kesuksesan di masa yang akan datang.

B. Permasalahan
a. Apa Pengertian Tatakrama?
b. Apa Pengertian Pergaulan ?
c. Apa saja Etika Dalam Pergaulan?
d. Bagaimana cara Bersikap Dalam Pergaulan?
e. Apa saja Jenis-Jenis Pergaulan?
f. Apa Dampak Dari Pergaulan?
g. bagaimana Upaya Untuk Mewujudkan Pola Pergaulan Yang Sehat?

C. Tujuan
a. Mengetahui Pengertian Tatakrama
b. Mengetahui Pengertian Pergaulan
c. Untuk Mengetahui Apa saja Etika Dalam Pergaulan
d. Mengetahui Bagaimana cara Bersikap Dalam Pergaulan
e. Mengetahui saja Jenis-Jenis Pergaulan
f. Mengetahui Apa saja Dampak Dari Pergaulan
g. Mengetahui Upaya Untuk Mewujudkan Pola Pergaulan Yang Sehat
BAB II
PEMBAHASAN
A. Pengertian Tatakrama
Tata krama atau adat sopan santun atau yang biasa disebut etiket telah menjadi bahan
dalam hidup kita, ia telah menjadi persyaratan dalam hidup sehari-hari, malahan menjadi
meningkat dan sangat berperan untuk memudahkan manusia diterima di masyarakatnya.
Pada waktu anda masih kanak-kanak, secara tidak sadar orang tua anda telah melatih anda
agar menerima pemberian orang dengan tangan kanan,lalu mengucapkan terima kasih.
Tata krama adalah kebiasaan. Kebiasaan ini merupakan tata cara yang lahir dalam
hubungan antar manusia. Kebiasaan ini muncul karena adanya aksi dan reaksi dalam
pergaulan. Sebagai contoh, kalau orang indonesia setuju dengan apa yang dikemukakan ia
akan mengangguk- anggukan kepalanya. Sebaliknya di negeri lain ada yang menyatakan
setuju dengan menggeleng-gelengkan kepalanya.
a. Pentingnya Tata Krama
Orang tua anda juga melatih anda cara makan,minum, menyapa, memberi hormat,
berbicara, berpakaian, dan bersikap jika ada tamu yang datang kerumah anda. Lama
kelamaan prilaku anda terbentuk menjadi suatu kebiasaan, tanpa memikirkan
mengapa anda harus bertindak seperti yang demikian.
Tata krama yang semula berlaku dalam lingkungan terbatas, lama kelamaan dapat
merambat kelingkungan masyarakat yang lebih luas. Banyak manusia yang memiliki
jenis manusia tipe durian, yaitu orang yang penampilannya tidak menarik, kasar, dan
tidak mengundang simpati, namun berhati emas. Hatinya diliputi sifat-sifat terpuji,
seperti rendah hati, suka memaafkan, suka menolong, dan menghargai orang, serta
tidak menyakiti orang lain. Manusia tipe kedong-dong akan dijauhi orang setelah
merasakan betapa asam sifat-sifatnya.
Disinilah letak betapa pentingnya tata krama. Orang yang mengenal dan
menerapkannya akan melahirkan penampilan yang menarik seperti kulit
kedongdong,dan perhatian itu tepancar dari hati seperti isi durian.
1. Tata Krama Pergaulan Dengan Guru
Dalam tata krama masyarakat Jawa dikenal ungkapan ”Guru, ratu, wong atau
karo”. Ini mengandung arti bahwa guru, menurut urutan kata-katanya, adalah orang
yang pertama-tama harus dihormat, kemudian berturut-turut raja dan orang tua.
Agaknya ini tidaklah berlebihan, karena gurulah yang memberikan pengetahuan,
kepandaian, ketrampilan sebagai bekal hidup. Setiap guru selalu dengan ikhlas
berusaha agar anak didiknya menjadi orang yang berguna bagi dirinya sendiri maupun
bagi orang lain. Oleh karena itu, setiap mahasiswa hendaknya memiliki rasa hormat
kepada guru. Hal-hal yang perlu diperhatikan dalam pergaulan dengan
guru:Tunjukkanlah sikap hormat dan gunakanlah bahasa yang halus dan sopan, jika
sedang berhadapan / berbicara dengan guru. Jika perkuliahan sedang berlangsung,
curahkanlah seluruh perhatian kepada guru, janganlah berbuat gaduh atau bercakap-
cakap karena hal itu di samping mengganggu ketenangan, juga sangat menyinggung
perasaan guru. Pertanyaan atau tanggapan mengenai materi perkuliahan hendaknya
dikemukakan secara sopan, jangan sampai timbul kesan mahasiswa lebih tahu dari
guru atau mengajarinya. Usahakanlah untuk tidak keluar ruangan belajar (misalnya ke
kamar kecil). Kalaupun sangat terpaksa, minta izin terlebih dahulu pada waktu guru
tidak berbicara.
Saling berbisik terus menerus sambil masing-masing memandang pada guru pada
waktu guru sedang berbicara (misalnya menyajikan kuliah) juga dipandang kurang
sopan dan guru bisa tersinggung karenanya. Hendaklah sudah berada di dalam ruangan
sebelum guru datang masuk. Jika terlambat, mintalah maaf sambil memberikan alasan
yang tepat. Kerjakanlah setiap tugas dari guru dengan sebaik-baiknya.
2. Tata Krama Di Lingkungan Keluarga
Kita, manusia, diciptakan Tuhan melalui kedua orang tua kita, yaitu ayah dan
bunda. Oleh karena itu jika kita merasa senang atau bahagia dilahirkan ke dunia, maka
di samping bersyukur kepada Tuhan, kita pun berkewajiban untuk berterima kasih
kepada kedua orang tua kita. Perlu disadari secara mendalam bahwa orang tua bukan
saja melahirkan kita, melainkan juga dengan kasih sayang telah membesarkan dan
mendewasakan kita, memberikan kepada kita makanan, pakaian, pendidikan, menjaga
kesehatan, dan melindungi kita dari berbagai mara bahaya, betapapun besarnya resiko
bagi mereka. Kasih sayang dan pengorbanan itu dicurahkan dengan segala keikhlasan
demi kebahagian kita.
Oleh karena itu, wajarlah apabila kita selalu berterima kasih kepada orang tua.
Lalu apa yang harus kita lakukan sebagai tanda terima kasih? Bukan balas budi berupa
materi. Orang tua sudah merasa cukup bahagia apabila anaknya melakukan hal-hal
yang dapat menjamin masa depannya sendiri dengan baik, antara lain:
a. Mentaati segala nasihat, baik orang tua dan tidak membantahnya tanpa alasan
yang masuk akal. Setiap keberatan atas nasihat/saran orang tua dikemukakan
dengan baik-baik,
 Tidak melakukan hal-hal tercela, lebih-lebih yang dapat menimbulkan aib bagi
keluarga
b. Selalu bersikap dan berbahasa lembut kepada orang tua, saudara-saudara dan
orang lain,
c. Rajin belajar dan suka membantu orang tua di rumah,
d. Saling mengerti, saling menghargai dan saling menolong dengan saudara-
saudara, tidak pernah bersikap mau menang sendiri, mau kenyang sendiri, mau
menang sendiri tanpa memikirkan orang lain,
e. Memelihara kebersihan di dalam rumah dan menjaga keselamatan/keutuhan
barang-barang yang ada di rumah serta tidak meminjamkan barang apapun
kepada orang lain tanpa izin orang tua atau saudara yang memiliki barang,
f. Tidak menuntut sesuatu di luar kemampuan orang tua dll
B. Pengertian Pergaulan
Pergaulan merupakan jalinan hubungan sosial antara seseorang dengan orang lain
yang berlangsung dalam jangka relatif lama sehingga terjadi saling mempengaruhi
satu dengan lainnya. Pergaulan merupakan kelanjutan dari proses interaksi
sosial yang terjalin antara individu dalam lingkungan sosialnya. Kuat lemahnya suatu
interaksi sosial mempengaruhi erat tidaknya pergaulan yang terjalin. Seorang anak
yang selalu bertemu dan berinteraksi dengan orang lain dalam jangka waktu relatif
lama akan membentuk pergaulan yang lebih. Beda dengan orang yang hanya sesekali
bertemu atau hanya melakukan interaksi sosial secara tidak langsung.
C. Etika Dalam Pergaulan
Pergaulan adalah interaksi antarindividu dalam mengenal lingkungan sosialnya, bisa
bersifat luas yakni pergaulan dengan banyak orang atau sering bergaul dengan orang lain.
Pergaulan yang sehat adalah pergaulan yang mengarah kepada pembentukan kepribadian
yang sesuai dengan nilai dan norma sosial, kesusilaan dan kesopanan yang berlaku.
Etika pergaulan adalah sopan santun atau tata krama dalam pergaulan yang sesuai dengan
situasi dan keadaan serta tidak melanggar norma-norma yang berlaku baik norma agama,
kesopanan, adat, hukum dan lain-lain.
Dunia bergaul identic dengan dunia remaja pada umumnya. Sering kita dengar istilah
“kuper” atau kurang pergaulan. Remaja dianggap kuper apabila remaja tersebut kurang
bahkan kemungkinan sekali tidak pernah bergaul setidaknya dengan teman-teman sebaya,
di sekolah maupun dei luar sekolah sehingga menjadi bahan tertawaan karena ketinggalan
berita.
Dalam bergaul, kita juga sebaiknya pandai menempatkan diri dan dapat membedakan
bagaimana sikap kita terhadap orang yang lebih tua dan yang lebih muda. Orang yang lebih
tua atau yang dituakan harus kita hormati, yang sebaya harus dihargai dan yang lebih muda
harus kita sayangi.
Dalam etika pergaulan antar manusia perlu diperhatikan hal-hal sebagai berikut:
1. Siapa yang dihadapi (teman, guru, orang tua)
2. Dimana pergaulan itu berlangsung
3. Bagaimana cara bersikap
D. Bersikap Dalam Pergaulan
Agar terjadi hubungan yang selaras, serasi, sesuai dengan etika pergaulan, seseorang
perlu bersikap antara lain:
1. Perhatian terhadap orang lain.
2. Menghormati orang yang lebih tua atau yang dituakan, teman sebaya harus dihargai
dan yang lebih muda harus kita sayangi.
3. Mengetuk pintu jika akan memasuki suatu ruangan.
4. Memberi salam jika berjumpa seseorang.
5. Mohom maaf jika melakukan kesalahan.
6. Melakukan perintah dengan wajah cerah.
7. Dapat menempatkan diri.
8. Sanggup menyesuaikan diri dengan lingkungan.
9. Rendah hati dan tidak ingin menang sendiri.
10. Siap memberi bantuan sesuai dengan batas kemampuan.
11. Mengucapkan terima kasih jika menerima bantuan dari orang lain.
12. Tidak membeda-bedakan sesama dalam pergaulan.
E. Jenis-Jenis Pergaulan
Dunia pergaulan banyak jenisnya. Hal ini dipengaruhi beberapa faktor, yaitu faktor umur,
pekerjaan, keterikatan, lingkungan dan sebagainya.
1. Faktor umur
Faktor umur menentukan bentuk hubungan sosialisasi pelaku. Usia anak-anak
berbeda dengan usia remasa, usia dewasa, usia orang tua, usia lanjut dan sebaginya.
Dapat dikatakan baik, apabila bentuk pergaulan itu dilakukan oleh dan untuk umur
sebaya.
2. Faktor pekerjaan
Faktor pekerjaan berpengaruh juga terhadap bentuk pergaulan. Perilaku pergaulan
antara orang-orang kantor akan berbeda dengan orang-orang di lapangan, pekerja
pabrik, pekerja bangunan, pekerja di terminal dan sebagainya.
3. Faktor keterikatan
Faktor keterikatan, misalnya pelaku organisasi sosial, organisasi partai politik, peserta
didik tentu cara bergaulnya juga akan berbeda.
4. Faktor lingkungan
Pergaulan dalam lingkungan masyarakat yang macam pendidikan, kegiatan, status
sosialnya sangat berbeda-beda, dan heterogen memerlukan penyesuaian yang sangat
ekstra hati-hati.
F. Dampak Dari Pergaulan
Pergaulan adalah interaksi antarindividu dalam mengenal lingkungan sosialnya. Melalui
pergaulan diperoleh manfaat sebagai berikut:
1. Lebih mengenal nilai-nilai dan norma-norma sosial yang berlaku sehingga mampu
membedakan mana yang pantas dan mana yang tidak dalam melakukan sesuatu.
2. Lebih mengenal kepribadian masing-masing orang sekaligus menyadari bahwa
manusia memiliki keunikan yang masing-masing perlu dihargai.
3. Mampu menyesuaikan diri dalam berinteraksi dengan banyak orang sehingga mampu
meningkatkan rasa percaya diri.
4. Mampu membentuk kepribadian yang baik yang bisa diterima di berbagai lapisan
sehingga bisa tumbuh dan berkembang menjadi sosok individu yang pantas
diteladani.
Memilih pergaulan yang tepat memang tidaklah mudah, sebab kadangkala pergaulan
yang negatif justru lebih menyenangkan sehingga mudah terlena dan sulit menyadari
bahwa apa yang dilakukan menyimpang. Beberapa dampak negatif yang terbentuk
akibat pergaulan yang salah antara lain:        
1. Hilangnya semangat belajar dan cenderung malas serta menyukai hal-hal yang
melanggar norma sosial.
2. Suramnya masa depan akibat terjerumus dalam dunia kelam, misal: kecanduan
narkoba, terlibat dalam tindak kriminal dan sebagainya.
3. Dijauhi masyarakat sekitar akibat dari pola perilaku yang tidak sesuai dengan
nilai dan norma sosial yang berlaku.
4. Tumbuh menjadi sosok individu dengan kepribadian yang menyimpang.
G. Upaya Untuk Mewujudkan Pola Pergaulan Yang Sehat
Salah satu upaya untuk mewujudkan pola pergaulan yang sehat dan bermanfaat adalah
dengan berpegang pada prinsip sebagai berikut.
1. Jadilah Humas untuk Diri Sendiri
Langkah ini penting agar orang lain mengenal, mengetahui kemampuan dan prestasi
anda. Sebarkan informasi ini saat anda bertemu relasi baru tetapi buanglah jauh-jauh
sikap menyombongkan diri.
2. Bidik Sasaran yang Tepat
Saat butuh sesuatu anda haru tahu kemana mencari batuan. Pikirkan tujuan yang ingin
anda capai. Setelah itu buka daftar jaringan anda. Pilihlah relasi yang tepat yang bisa
memberi hasil cepat. Mengorek informasi juga butuh kesabaran.
BAB III
PENUTUP

A. Kesimpulan
Dari pembahasan di atas kami menyimpulkan:
1. Etika pergaulan adalah sopan santun atau tata krama dalam pergaulan yang sesuai
dengan situasi dan keadaan serta tidak melanggar norma-norma yang berlaku baik
norma agama, kesopanan, adat, hukum dan lain-lain.
2. Cara yang baik bersikap dalam pergaulan adalah bagaimana seseorang tersebut
mengutamakan perilaku yang sopan santun saat berhubungannya dengan setiap orang.
3. Dunia pergaulan banyak jenisnya. Hal ini dipengaruhi beberapa faktor, yaitu faktor
umur, pekerjaan, keterikatan, lingkungan dan sebagainya.
4. Dampak positif dari pergaulan adalah Mampu membentuk kepribadian yang baik yang
bisa diterima di berbagai lapisan sehingga bisa tumbuh dan berkembang menjadi sosok
individu yang pantas diteladani.
5. Dampak negatif dari pergaulan adalah tumbuh menjadi sosok individu dengan
kepribadian yang menyimpang.
6. Salah satu upaya untuk mewujudkan pola pergaulan yang sehat dan bermanfaat adalah
dengan jadilah humas untuk diri sendiri, membidik sasaran yang tepat, berbagi hal
yang menyenangkan, bersosialisasi, buang sikap angkuh, biarkan mereka bicara, buat
mereka merasa penting dan bergabunglah dalam berbagai kegiatan.

B. Saran
Dalam pergaulan kita seharusnyatidak membeda-bedakan sesama  manusia karena
semua manusia sama dan kita juga harus menjunjung tinggi asas kesopanan dan
kesusilaan sesuai dengan adat ketimuran dan diisi dengan kegiatan yang bermanfaat
untuk pertumbuhan dan perkembangan jasmani maupun rohani yang sehat.
DAFTAR PUSTAKA

http://afand.abatasa.com/post/detail/2543/etika-pergaulan-dalam-masyarakat

http://sriichwaniwidiyati.wordpress.com/2011/10/28/memelihara-etika-pergaulan

http://www.ciputra-uceo.net/blog/2015/6/18/etika-pergaulan

Anda mungkin juga menyukai