Dosen Pengampu:
Afif Syaiful Mahmudin, M.Pd.I
Disusun Oleh :
1
B. PEMBAHASAN
1. Optimis
Optimis merupakan keyakinan individu
untuk mendapatkan hasil yang baik dan
memiliki harapan yang positif saat dihadapkan
dengan berbagai kesulitan.1
ۤ ۤ
2. Ikhtiar
Ikhtiar merupakan usaha yang dilakukan
dengan segala daya upaya dan kemampuan
untuk mencapai hasil yang terbaik.2
1
Shahnaz dan Ratih, “Peranan Optimisme Terhadap Resiliensi Pada Mahasiswa Tingkat Akhir Yang
Mengerjakan Skripsi”, Jurnal Prosiding Konferensi Nasional Peniliti Muda Psikologi Indonesia, Vol 01 No 01
(2016), 35.
2
Mu’ammar, Skripsi: “Kajian Hadist Tentang Konsep Ikhtiar Dan Takdir Dalam Pemikiran Muhammad Al-
Ghazali Dan Nurcholish Madjid”, (Jakarta: UIN Syarif Hidayatullah, 2011), 37.
2
(QS. An-Najm 53: Ayat 40)
ٮ
3. Tawakal
Tawakal adalah pasrah diri terhadap
kehendak Allah subhanahu wa ta'ala atas apa
yang telah dilakukan dengan usaha manusiawi
terlebih dahulu.3
ۤ“
ۤª
ۤ
ۤ
"Maka berkat rahmat Allah engkau
(Muhammad) berlaku lemah lembut terhadap
mereka. Sekiranya kamu bersikap keras dan
berhati kasar, tentulah mereka menjauhkan diri
dari sekitarmu. Karena itu maafkanlah mereka
dan mohonkanlah ampun untuk mereka, dan
bermusyawaralah dengan mereka dalam urusan
itu. Kemudian, apabila engkau telah
membulatkan tekad, maka bertawakkallah
3
Arifka, Skripsi: “Konsep Tawakal Dalam Perspektif M. Quraish Shihab”, (Aceh: UIN Raniry, 2017), 12.
3
kepada Allah. Sungguh, Allah mencintai orang
yang bertawakal."
(QS. Ali 'Imran 3: Ayat 159)
4. Rendah Hati
Rendah hati dalam bahasa Arab lebih
dikenal dengan istilah tawadhu, secara istilah
yang artinya menampakkan kerendahan hati
kepada sesuatu yang dianugerahkan.4
4
Hapsah dan Sahal, “Pembentukan Karakter Rendah Hati Peserta Didik Dalam Al-Qur’an Surah Al-Furqan 63-
64 Kajian Ilmu Pendidikan Islam”, Jurnal Masagi, Vol 01 No 01 (2022), 5.
5
Suparno Ahmad, “Hikmah Pendidikan Agama Islam”, Yudistira (2009), 29.
4
ۤ ۤ
˜
"Sesungguhnya orang-orang yang pemboros itu
adalah saudara setan dan setan itu sangat ingkar
kepada Tuhannya."
(QS. Al-Isra' 17: Ayat 27)
5
melaksanakan protokol kesehatan, yaitu yang
pertama dengan melakukan 5 sehat 6 sempurna,
yang kedua sering memakai masker, yang ketiga
mencuci tangan, yang keempat menjaga jarak,
dan yang kelima selalu teratur dalam olahraga
termasuk istirahat yang cukup dan tidak panik.
6
orang-orang tersebut benar-benar ingin
menolong sesama
b. Mau mendengarkan orang lain.
Orang dengan sikap rendah hati
tidak akan memotong pembicaraan orang,
melainkan akan mendengarkan orang
tersebut secara seksama, dan menunjukan
ketertarikan mereka akan topik terkait.
7
Kita dapat menghemat penggunaan
listrik dengan cara menggunakan seperlunya,
dan mematikannya pada saat tidak diperlukan.
Kita dapat melakukan penghematan air dengan
cara menggunakan air secukupnya dan hemat
pada saat kita sedang wudhu, mandi, cuci
tangan, mencuci pakaian, dan sebagainya.
Bukankah wudhu itu merupakan ibadah?
Mengapa harus berhemat air? Ternyata
pelajaran menghemat air ini sudah diajarkan
oleh Rasulullah saw. Seperti kisah berikut ini :
Waktu itu ada seorang sahabat yang
bernama Sa’d sedang berwudhu. Wudhunya
lama dan menghabiskan banyak air. Rasulullah
melihat hal ini, lalu beliau bertanya, “Mengapa
kamu berlebih-lebihan, Sa’d?” Sa’d menjawab,
“Maaf ya Rasul, apakah kalau wudhu juga
dilarang berlebih-lebihan?” Rasul menjelaskan,
“Ya, tidak boleh berlebih-lebihan, meskipun
engkau berwudhu di sungai yang mengalir
sekalipun.” (Hadis yang diriwayatkan oleh Ibnu
Majah).
Teladan Rasulullah dalam berhemat dan
mencintai lingkungan ini sungguh luar biasa.
Bila kita dapat meneladaninya, insya Allah
lingkungan ini akan menjadi lestari dan terjaga.
Dengan demikian manusia yang menghuni bumi
ini juga akan merasa lebih nyaman karena
sikapnya yang ramah terhadap lingkungan.
Contoh lain untuk melatih hidup hemat
adalah dengan rajin menabung mulai sekarang.
Dengan menabung kita akan mempunyai tata
kelola yang baik dalam mengatur kondisi
keuangan. Di samping itu, menabung dapat
8
memenuhi kebutuhan-kebutuhan di masa
mendatang.
Dampak positif lainnya adalah
berhematsebagai antisipasi ketika kita
membutuhkan biaya yang mendadak atau
lumayan besar. Jika terjadi hal yang demikian,
kita tidak perlu berhutang dan tidak dilanda rasa
gelisah. Bukankah perilaku hemat dan hidup
sederhana akan membantu dan meringankan kita
di masa depan?
Nah, jika sudah tahu akan pentingnya
hidup hemat dan sederhana, langkah terbaik kita
adalah segera menerapkan perilaku tersebut
dalam kehidupan sehari-hari. Di samping
memberi contoh sifat hemat, Rasulullah juga
memberikan teladan agar kita menjalani hidup
dengan kesederhanaan. Rasulullah bukan
seorang yang miskin, namun beliau menjalani
kehidupan dengan penuh kesederhanaan.
Pernyataan ini sesuai dengan Hadis berikut :
“Dari Abu Umamah ia berkata, “Pada
suatu hari di sisinya, sahabat Rasulullah saw.
memperbincangkan tentang dunia, maka
Rasulullah bersabda: “Tidakkah kalian
mendengar? Sesungguhnya sederhana dalam
berpakaian adalah bagian dari iman.”
Maksudnya adalah berpakaian apa adanya
dan pantas.” (H.R. Abu Dawud).
9
D. PENUTUP
Pendidikan agama islam adalah pendidikan
yang berdasarkan Al-Qur’an dan As Sunnah.
Didalamnya memuat tujuan keilmuan, selain itu
juga tujuan menjadi manusia sebagai khalifah
yang dapat menjalankan tugas dengan baik.
Sedangkan menurut muh fadhil al djamaly,
pendidikan islam adalah proses yang mengarahkan
manusia kepada kehidupan yang baik dan
menyangkut drajat kemanusiaan sesuai dengan
kamampuan dasar ( fitrah ) dan kemampuan
ajarannya ( pengaruh dari luar ). Pendidikan agama
merupakan usaha untuk memperkuat iman dan
ketaqwaan terhadap tuhan YME sesuai dengan
agama yang dianut oleh peserta didik yang
bersangkutan dengan memperhatikan tuntutan untuk
menghormati agama lain dalam hubungan
kerukunan antar umat beragama dalam masyarakat
untuk mewujudkan persatuan nasional, dan
merupakan salah satu hak peserta didik dan
mendapat pendidikan agama.
10
DAFTAR PUSTAKA
11
LAMPIRAN SCAN REFERENSI PRIMER
12
13