Anda di halaman 1dari 14

OPTIMIS, IKHTIAR, TAWAKAL, RENDAH

HATI, HEMAT, DAN SEDERHANA


Makalah ini disusun untuk memenuhi salah satu tugas mata kuliah

Studi Materi PAI di SMP

Dipresentasikan pada hari Rabu 14 September 2022

Dosen Pengampu:
Afif Syaiful Mahmudin, M.Pd.I

Disusun Oleh :

1. Lailia Aurra S. M (201210212)


2. Lukluk Jannatul F (201210227)

JURUSAN PENDIDIKAN AGAMA ISLAM


FAKULTAS TARBIYAH DAN ILMU KEGURUAN
INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI PONOROGO
TAHUN 2022
A. PENDAHULUAN
Allah Swt. akan menguji hamba-Nya
yang beriman untuk mengetahui tingkat
kesabarannya. Ujian dari Allah Swt. tersebut bisa
berupa sakit, kesusahan, kelaparan, dan sebagainya.
Kesabaran seorang hamba dapat dilihat saat
menerima ujian tersebut. Jika ia tetap optimis dan
bersabar maka Allah Swt. akan memberikan pahala
berlipat ganda. Setiap ujian dari Allah Swt. bukan
untuk ditakuti, tetapi harus dihadapi dengan sikap
terbaik. Sikap terbaik dalam menghadapi ujian
tersebut adalah tetap optimis dan sabar. Setiap
manusia pasti pernah mengalami kebahagiaan dan
kesusahan. Keduanya memang diciptakan Allah
Swt. untuk menguji manusia. Cobaan dan ujian
yang diberikan Allah Swt. kepada hamba-Nya dapat
dijadikan sarana untuk mendekatkan diri kepada-
Nya.
Optimis, ikhtiar, dan tawakal merupakan
akhlak terpuji yang harus dimiliki setiap mukmin.
Ketiganya menjadi kunci meraih kesuksesan hidup,
baik di dunia maupun akhirat. Semua manusia pasti
ingin meraih kesuksesan tersebut. Oleh karena itu,
penting bagi kamu untuk mengamalkan ketiga sifat
mulia ini dalam kehidupan sehari-hari.

1
B. PEMBAHASAN
1. Optimis
Optimis merupakan keyakinan individu
untuk mendapatkan hasil yang baik dan
memiliki harapan yang positif saat dihadapkan
dengan berbagai kesulitan.1

ۤ ۤ

"Katakanlah, "Wahai hamba-hamba-Ku yang


melampaui batas terhadap diri mereka sendiri!
Janganlah kamu berputus asa dari rahmat Allah.
Sesungguhnya Allah mengampuni dosa-dosa
semuanya. Sungguh, Dialah Yang Maha
Pengampun, Maha Penyayang."
(QS. Az-Zumar 39: Ayat 53)

2. Ikhtiar
Ikhtiar merupakan usaha yang dilakukan
dengan segala daya upaya dan kemampuan
untuk mencapai hasil yang terbaik.2

"dan bahwa manusia hanya memperoleh apa


yang telah diusahakannya,"
(QS. An-Najm 53: Ayat 39)

"dan sesungguhnya usahanya itu kelak akan


diperlihatkan (kepadanya),"

1
Shahnaz dan Ratih, “Peranan Optimisme Terhadap Resiliensi Pada Mahasiswa Tingkat Akhir Yang
Mengerjakan Skripsi”, Jurnal Prosiding Konferensi Nasional Peniliti Muda Psikologi Indonesia, Vol 01 No 01
(2016), 35.
2
Mu’ammar, Skripsi: “Kajian Hadist Tentang Konsep Ikhtiar Dan Takdir Dalam Pemikiran Muhammad Al-
Ghazali Dan Nurcholish Madjid”, (Jakarta: UIN Syarif Hidayatullah, 2011), 37.

2
(QS. An-Najm 53: Ayat 40)

‫ٮ‬

"kemudian akan diberi balasan kepadanya


dengan balasan yang paling sempurna,"
(QS. An-Najm 53: Ayat 41)

"dan sesungguhnya kepada Tuhanmulah


kesudahannya (segala sesuatu),"
(QS. An-Najm 53: Ayat 42)

3. Tawakal
Tawakal adalah pasrah diri terhadap
kehendak Allah subhanahu wa ta'ala atas apa
yang telah dilakukan dengan usaha manusiawi
terlebih dahulu.3

ۤ“
ۤª
ۤ

ۤ
"Maka berkat rahmat Allah engkau
(Muhammad) berlaku lemah lembut terhadap
mereka. Sekiranya kamu bersikap keras dan
berhati kasar, tentulah mereka menjauhkan diri
dari sekitarmu. Karena itu maafkanlah mereka
dan mohonkanlah ampun untuk mereka, dan
bermusyawaralah dengan mereka dalam urusan
itu. Kemudian, apabila engkau telah
membulatkan tekad, maka bertawakkallah

3
Arifka, Skripsi: “Konsep Tawakal Dalam Perspektif M. Quraish Shihab”, (Aceh: UIN Raniry, 2017), 12.

3
kepada Allah. Sungguh, Allah mencintai orang
yang bertawakal."
(QS. Ali 'Imran 3: Ayat 159)

4. Rendah Hati
Rendah hati dalam bahasa Arab lebih
dikenal dengan istilah tawadhu, secara istilah
yang artinya menampakkan kerendahan hati
kepada sesuatu yang dianugerahkan.4

"Adapun hamba-hamba Tuhan Yang Maha


Pengasih itu adalah orang-orang yang berjalan
di bumi dengan rendah hati dan apabila orang-
orang bodoh menyapa mereka (dengan kata-kata
yang menghina), mereka mengucapkan,
"salam,""
(QS. Al-Furqan 25: Ayat 63)

5. Hemat dan Sederhana


Hemat merupakan suatu kegiatan di
mana tidak selalu memboroskan dengan cara
membeli atau membelanjakan barang-barang
yang perlu dibelanjakan. Sedangkan sederhana
merupakan sikap yang mengedepankan
kebijaksanaan dalam memenuhi kebutuhan
hidup.5 Dan orang yang sederhana tidak akan
berlebihan atau menghamba kepada materi.

4
Hapsah dan Sahal, “Pembentukan Karakter Rendah Hati Peserta Didik Dalam Al-Qur’an Surah Al-Furqan 63-
64 Kajian Ilmu Pendidikan Islam”, Jurnal Masagi, Vol 01 No 01 (2022), 5.
5
Suparno Ahmad, “Hikmah Pendidikan Agama Islam”, Yudistira (2009), 29.

4
ۤ ۤ
˜
"Sesungguhnya orang-orang yang pemboros itu
adalah saudara setan dan setan itu sangat ingkar
kepada Tuhannya."
(QS. Al-Isra' 17: Ayat 27)

C. ANALISIS ASPEK MODERASI BERAGAMA


1. Moderasi Tentang Optimis
Seorang siswa memperoleh nilai jelek
pada sebuah mata pelajaran, dia dapat
mengembangkan optimismenya dengan
berkeyakinan akan memperoleh nilai baik pada
tes selanjutnya dengan usaha berupa lebih tekun
belajar.
Sikap optimis telah dianjurkan bagi
setiap muslim. Sebuah hadits telah
membicarakan tentang sikap ini. “Dari Abu
Hurairah r.a., dia berkata: Rasulullah saw.
bersabda: 'Tidak ada rasa tiyarah (firasat buruk
dan kesialan), dan yang lebih baik dari itu
adalah rasa optimis.' Maka ditanyakanlah
kepada beliau: 'Apa yang dimaksud dengan rasa
optimis?' Beliau bersabda: 'Yaitu kalimat baik
yang sering didengar oleh salah seorang dari
kalian.'” (HR Ahmad)

2. Moderasi Tentang Ikhtiar


Salah satu yang harus dilakukan oleh
umat beragama dalam menghadapi musibah
yaitu dengan cara melakukan ikhtiar. Contohnya
seperti terkena penyakit penularan covid 19, dari
situ kita dianjurkan untuk ikhtiar dengan cara

5
melaksanakan protokol kesehatan, yaitu yang
pertama dengan melakukan 5 sehat 6 sempurna,
yang kedua sering memakai masker, yang ketiga
mencuci tangan, yang keempat menjaga jarak,
dan yang kelima selalu teratur dalam olahraga
termasuk istirahat yang cukup dan tidak panik.

3. Moderasi Tentang Tawakal


Seorang ayah bekerja keras agar
keluarga mereka mendapatkan penghidupan
yang layak. Namun sang ayah bertawakal
kepada Allah terkait seberapa besar banyaknya
rezeki yang akan diberikan oleh Allah. Dia
meyakini bahwa Allah adalah Zat Yang Maha
Pemberi Rezeki, Maha Pemurah, dan Maha
Kaya.
Sebuah hadits telah membicarakan
tentang tawakal yakni, "Sungguh seandainya
kalian bertawakal kepada Allah dengan sebenar-
benar tawakal, niscaya kalian akan diberi rezeki
sebagaimana rezekinya burung-burung. Mereka
berangkat pagi hari dalam keadaan lapar, dan
pulang sore hari dalam keadaan kenyang" (HR
Imam Ahmad, At-Tirmidzi, Al-Hakim, Ibnu
Hibban, dan Al-Mubarak dari Umar bin
Khathab).

4. Moderasi Tentang Rendah Hati


a. Mendahulukan orang lain.
Orang dengan sikap rendah hati
tidak ragu untuk memprioritaskan orang lain
dalam bertindak. Hal ini bukan untuk
menunjukan kepedulian mereka, karena

6
orang-orang tersebut benar-benar ingin
menolong sesama
b. Mau mendengarkan orang lain.
Orang dengan sikap rendah hati
tidak akan memotong pembicaraan orang,
melainkan akan mendengarkan orang
tersebut secara seksama, dan menunjukan
ketertarikan mereka akan topik terkait.

c. Mau belajar sesuatu yang baru.


Dikarenakan orang-orang dengan
sikap rendah hati menyadari segala
kekurangan yang mereka miliki, mereka
tidak segan untuk mencari ilmu baru, agar
mereka bisa menjadi pribadi yang lebih baik
dibanding sebelumnya.

5. Moderasi Tentang Hemat dan Sederhana


Hemat dan sederhana akan membuat
kehidupan manusia menjadi lebih tenang dan
tenteram. Jika kita mau berhemat dan hidup
sederhana, perasaan kita tidak akan mudah
terpengaruh oleh hal-hal serta keinginan-
keinginan yang tidak penting. Itulah sebabnya
mengapa Rasullullah saw. sangat mementingkan
kedua sikap ini dalam kehidupan sehari-hari.
Tampaknya kedua hal ini sangat sepele,
tetapi dampaknya sangat luar biasa. Contohnya
“Boros listrik dapat mengakibatkan krisis
energi, sedangkan boros air dapat
mengakibatkan krisis air”. Sungguh kehidupan
kita menjadi sangat terganggu jika di negeri kita
ini mengalami krisis energi dan air.

7
Kita dapat menghemat penggunaan
listrik dengan cara menggunakan seperlunya,
dan mematikannya pada saat tidak diperlukan.
Kita dapat melakukan penghematan air dengan
cara menggunakan air secukupnya dan hemat
pada saat kita sedang wudhu, mandi, cuci
tangan, mencuci pakaian, dan sebagainya.
Bukankah wudhu itu merupakan ibadah?
Mengapa harus berhemat air? Ternyata
pelajaran menghemat air ini sudah diajarkan
oleh Rasulullah saw. Seperti kisah berikut ini :
Waktu itu ada seorang sahabat yang
bernama Sa’d sedang berwudhu. Wudhunya
lama dan menghabiskan banyak air. Rasulullah
melihat hal ini, lalu beliau bertanya, “Mengapa
kamu berlebih-lebihan, Sa’d?” Sa’d menjawab,
“Maaf ya Rasul, apakah kalau wudhu juga
dilarang berlebih-lebihan?” Rasul menjelaskan,
“Ya, tidak boleh berlebih-lebihan, meskipun
engkau berwudhu di sungai yang mengalir
sekalipun.” (Hadis yang diriwayatkan oleh Ibnu
Majah).
Teladan Rasulullah dalam berhemat dan
mencintai lingkungan ini sungguh luar biasa.
Bila kita dapat meneladaninya, insya Allah
lingkungan ini akan menjadi lestari dan terjaga.
Dengan demikian manusia yang menghuni bumi
ini juga akan merasa lebih nyaman karena
sikapnya yang ramah terhadap lingkungan.
Contoh lain untuk melatih hidup hemat
adalah dengan rajin menabung mulai sekarang.
Dengan menabung kita akan mempunyai tata
kelola yang baik dalam mengatur kondisi
keuangan. Di samping itu, menabung dapat
8
memenuhi kebutuhan-kebutuhan di masa
mendatang.
Dampak positif lainnya adalah
berhematsebagai antisipasi ketika kita
membutuhkan biaya yang mendadak atau
lumayan besar. Jika terjadi hal yang demikian,
kita tidak perlu berhutang dan tidak dilanda rasa
gelisah. Bukankah perilaku hemat dan hidup
sederhana akan membantu dan meringankan kita
di masa depan?
Nah, jika sudah tahu akan pentingnya
hidup hemat dan sederhana, langkah terbaik kita
adalah segera menerapkan perilaku tersebut
dalam kehidupan sehari-hari. Di samping
memberi contoh sifat hemat, Rasulullah juga
memberikan teladan agar kita menjalani hidup
dengan kesederhanaan. Rasulullah bukan
seorang yang miskin, namun beliau menjalani
kehidupan dengan penuh kesederhanaan.
Pernyataan ini sesuai dengan Hadis berikut :
“Dari Abu Umamah ia berkata, “Pada
suatu hari di sisinya, sahabat Rasulullah saw.
memperbincangkan tentang dunia, maka
Rasulullah bersabda: “Tidakkah kalian
mendengar? Sesungguhnya sederhana dalam
berpakaian adalah bagian dari iman.”
Maksudnya adalah berpakaian apa adanya
dan pantas.” (H.R. Abu Dawud).

9
D. PENUTUP
Pendidikan agama islam adalah pendidikan
yang berdasarkan Al-Qur’an dan As Sunnah.
Didalamnya memuat tujuan keilmuan, selain itu
juga tujuan menjadi manusia sebagai khalifah
yang dapat menjalankan tugas dengan baik.
Sedangkan menurut muh fadhil al djamaly,
pendidikan islam adalah proses yang mengarahkan
manusia kepada kehidupan yang baik dan
menyangkut drajat kemanusiaan sesuai dengan
kamampuan dasar ( fitrah ) dan kemampuan
ajarannya ( pengaruh dari luar ). Pendidikan agama
merupakan usaha untuk memperkuat iman dan
ketaqwaan terhadap tuhan YME sesuai dengan
agama yang dianut oleh peserta didik yang
bersangkutan dengan memperhatikan tuntutan untuk
menghormati agama lain dalam hubungan
kerukunan antar umat beragama dalam masyarakat
untuk mewujudkan persatuan nasional, dan
merupakan salah satu hak peserta didik dan
mendapat pendidikan agama.

10
DAFTAR PUSTAKA

Arifka, Skripsi: “Konsep Tawakal Dalam Perspektif


M. Quraish Shihab”, (Aceh: UIN Raniry,
2017).
Hapsah dan Sahal, “Pembentukan Karakter Rendah
Hati Peserta Didik Dalam Al-Qur’an Surah
Al-Furqan 63-64 Kajian Ilmu Pendidikan
Islam”, Jurnal Masagi, Vol 01 No 01
(2022).
Mu’ammar, Skripsi: “Kajian Hadist Tentang
Konsep Ikhtiar Dan Takdir Dalam
Pemikiran Muhammad Al-Ghazali Dan
Nurcholish Madjid”, (Jakarta: UIN Syarif
Hidayatullah, 2011).
Shahnaz dan Ratih, “Peranan Optimisme Terhadap
Resiliensi Pada Mahasiswa Tingkat Akhir
Yang Mengerjakan Skripsi”, Jurnal
Prosiding Konferensi Nasional Peniliti
Muda Psikologi Indonesia, Vol 01 No 01
(2016).
Suparno Ahmad, “Hikmah Pendidikan Agama
Islam”, Yudistira (2009).

11
LAMPIRAN SCAN REFERENSI PRIMER

12
13

Anda mungkin juga menyukai