Kelompok : 1
Disusun Oleh :
1. Defa Erlangga
2. Hanif Naufal Moko Putra
3. Mohammad Oxyderokcylon Maran
4. M Irvin Delewarkhan
5. Sukmadinata
Guru Pengajar :
Oleh karena itu, untuk mewujudkan kerukunan hidup antar umat beragama yang
sejati, harus tercipta satu konsep hidup bernegara yang mengikat semua anggota kelompok
sosial yang berbeda agama guna menghindari ”ledakan konflik antarumat beragama yang
terjadi tiba-tiba”.
Makalah ini akan membahas tentang Mujahadah Nafs tentang kontrol diri yang perlu
dimiliki setiap umat muslim.
B. Rumusan Masalah
1. Apa pengertian Muzahadah Nafs?
2. Apa Perilaku yang Mencerminkan Sikap Mujahadah an-Nafs?
3. Hikmah atau Manfaat dari Sikap Mujahadah an-Nafs?
4. Apa Hikmah atau Manfaat dari Sikap Mujahadah an-Nafs?
C. Tujuan
Tujuan dari dibuatnya makalah ini adalah
1. Untuk memenuhi tugas mata pelajaran Pendidikan Agama Islam (PAI)
2. Menambah pengetahuan tentang akhlaqul karimah yaitu Mujahadah
3. Dapat menerapkan Mujahadah dalam kehidupan sehari-hari
4. Menjadi pribadi yang lebih Islami
BAB II
PEMBAHASAN
A. Pengertian
Mujahadah an-Nafs berasal dari bahasa Arab yang terdiri atas dua kata, yakni
mujahadah yang artinya kesungguhan dalam mengendalikan sesuatu dan an-Nafs yang
artinya diri pribadi. Jadi, mujahadah an-Nafs adalah kesungguhan dalam mengendalikan diri
pribadi atau sikap kontrol diri.
Sikap kontrol diri atau mujahadah an-Nafs adalah satu sikap yang diajarkan Islam
agar manusia mampu menjadi pribadi yang tidak selalu mengedepankan hawa nafsu dan
emosinya dalam menjalani kehidupan. Akan tetapi, mampu mengendalikan emosi dan hawa
nafsunya dengan selalu mengedepankan kejernihan hati dan pikiran serta perilaku mulia
yang dapat meninggikan derajatnya di hadapan Allah swt.
Artinya :
“Dan orang-orang yang berjihad untuk (mencari keridaan) Kami, Kami akan tunjukkan
kepada mereka jalan-jalan Kami. Dan sungguh, Allah beserta orang-orang yang berbuat
baik” (Q.S. Al-Ankabut (29): 69)
Artinya :
“Wahai anak-anakku! Pergilah kamu, carilah (berita) tentang Yusuf dan saudaranya dan
jangan kamu berputus asa dari rahmat Allah. Sesungguhnya yang berputus asa dari rahmat
Allah, hanyalah orang-orang yang kafir.” (Q.S. Yusuf (12): 87)