Anda di halaman 1dari 6

[3/6 08.

42] Ainizzun: Jika dikaji dari segi nahwu, ukhuwah Islamiyah adalah dua kata yang berjenis
mawshuf atau kata yang disifati (ukhuwah) dan shifat atau kata yang mensifati (Islamiyah). Sehingga,
ukhuwah Islamiyah seharusnya dimaknai sebagai persaudaraan yang berdasarkan dengan nilai-nilai
Islam.

[3/6 08.43] Ainizzun: Ukhuwah Islamiyah tidak sekedar persaudaraan dengan sesama orang Islam saja,
tetapi juga persaudaraan dengan setiap manusia meskipun berbeda keyakinan dan agama, asalkan
dilandasi dengan nilai-nilai keislaman, seperti saling mengingatkan, saling menghormati, dan saling
menghargai.

[3/6 08.43] Ainizzun: Implementasi Ukhuwah Islamiyah

Revitalisasi makna ukhuwah Islamiyah tersebut merupakan sebuah pencerahan terutama ketika jaman
ini sudah didominasi oleh sikap radikal dan agresif meski itu dalam bidang agama dan keyakinan.
Peristiwa saling menyerang dan merugikan dalam internal agama meski berbeda paham sudah sangat
sering dijumpai di negeri ini, negeri yang katanya paling religius dan memiliki norma paling halus di
antara negeri lain.

Hanya karena berbeda penafsiran dari ayat Al Qur’an dan Hadits, tak jarang suatu kelompok menjelek-
jelekkan kelompok lain, bahkan sampai keluar kata “kafir dan sesat”. Tidak hanya sampai itu, kebencian
terhadap kelompok lain yang sejatinya masih seagama itu juga disebarkan ke kalangan awam. Terlebih
lagi kebencian terhadap kalangan agama lain, yang seringkali disertai argumentasi yang berasal dari
fantasi sendiri sehingga menjadi bumbu penyedap yang pada akhirnya virus kebencian tersebut benar-
benar menyebar.

[3/6 08.44] Ainizzun: Indonesia, 90% lebih penduduknya beragama Islam. Kondisi ini membuat Indonesia
menajdi negara yang penduduk Islamnya terbanyak sedunia. Di dalam agama Islam itu sendiri, tidak
dapat dipungkiri dan sudah menjadi sunnatulah, bahwa terdapat bermacam penafsiran terhadap teks Al
Qur’an dan Hadits sebagai sumber hukum Islam. Pada akhirnya muncul berbagai paham dan madzhab
dalam Islam. Hal ini pun sudah diprediksi oleh Nabi Muhammad SAW bahwa Islam akan terpecah
menjadi 73 golongan (Sunan al-Tirmîdzî [2565]).

Kondisi yang mustahil untuk dihindari ini mestinya disikapi dengan bijak, terlebih lagi Islam adalah
agama yang tidak hanya sekedar membuat pengikutnya selamat di akhirat, tetapi juga di dunia. Islam
berasal dari kata “salimu” yang artinya selamat, bahkan Nabi Muhammad SAW mempertegas orang
tidak dikatakan beragama Islam jika orang yang berada di sekitarnya belum selamat dari mulut, tangan,
dan sikapnya. Pemaknaan ini yang juga mempertegas bahwa Islam adalah rahmat untuk seluruh alam.
Revitalisasi makna Ukhuwah Islamiyah tersebut seharusnya menjadi spirit baru dalam kehidupan
beragama, sehingga agama menjadi sebuah institusi yang menyejukkan, bukan institusi yang menebar
virus kebencian. Di satu sisi, keteguhan dalam memegang prinsip dan tafsir yang diyakini adalah penting,
tetapi di sisi lain, keteguhan tersebut tidak menjadi kebenaran ketika disertai dengan sikap memaksa,
mengkafirkan, menyesatkan, dan menyebarkan kebencian. Pada taraf inilah, ukhuwah (persaudaraan)
dengan orang Islam tidak menjadi ukhuwah Islamiyah, ketika disertai dengan sikap saling merugikan dan
mendhalimi. Tetapi, ketika persaudaraan dengan orang lain meskipun berbeda keyakinan, pada saat itu
juga persaudaraan itu menjadi ukhuwah Islamiyah.

Implementasi dari ukhuwah Islamiyah ini memang harus benar-benar ditegakkan. Ditegakkan bukan
hanya sekedar simbol dan semboyan. Tetapi juga harus berusaha diinternalisasikan kepada seluruh
orang Islam. Seringkali penulis masih menemui kondisi yang tidak mencerminkan ukhuwah Islamiyah
meskipun sesama orang Islam sendiri. Padahal, seluruh pimpinan ormas-ormas Islam di Indonesia
mencontohkan kerukunan dan persaudaraan yang tinggi, misalkan antara para petinggi di PBNU dan PP
Muhammadiyah. Pada taraf ini, persaudaraan sudah terjalin dengan baik.

Namun, satu hal yang tertinggal, bahwa internalisasi nilai ukhuwah Islamiyah tersebut juga harus sampai
pada tingkat “akar rumput”, misalkan tingkat desa. Hal yang seringkali terjadi adalah pada tingkat atas
sudah dapat mengimplementasikan ukhuwah Islamiyah dengan baik sedangkan pada tingka “akar
rumput” belum mampu melaksanakannya. Kondisi ini harus menjadi perhatian khusus.

Selain itu, bagaimana ukhuwah Islamiyah ini bisa terimplementasikan dengan baik tidak hanya sekedar
ketika bertemu dengan orang yang berlainan pemahaman, tetapi juga ketika tidak bertemu sekalipun.
Masih banyak majelis-majelis yang membicarakan kejelekan saudara Islam dan menjatuhkannya meski
hanya persoalan perbedaan pemahaman. Ini menjadi PR besar untuk semua umat Islam di Indonesia.

Pada konteks eksternal, ukhuwah Islamiyah inter keyakinan dan agama ini juga masih harus ditingkatkan
demi kemaslahatan. Sikap saling menghargai dan menghormati baik itu ketika berada “di depan”
maupun ketika berada “di belakang” harus lebih ditingkatkan dengan memahamkan masyarakat bahwa
berbeda itu bukan berarti lawan, karena semua manusia adalah makhluk Tuhan yang memiliki hak asasi
dalam beragama. Sikap ukhuwah ini tentunya tetap disertai dengan sikap keteguhan dan memegang
prinsip dan keyakinan sebagai jati diri beragama.

[3/6 08.45] Ainizzun: Faktor yang bisa mendorong terbentuknya Ukhuwah Islamiyah antara umat muslim
adalah karena memiliki iman dan keyakinan kepada Allah SWT. Karena pada dasarnya tingkat tertinggi
dari sebuah persahabatan dalam Ukhuwah Islamiyah adalah semata-mata karena Allah SWT dan untuk
Allah SWT bukan untuk meraih suatu jabatan tertentu, mendapatkan keuntungan tertentu dalam
jangkauan waktu pendek maupun dalam jangkauan waktu yang panjang pula serta bukan pula untuk
mencari materi maupun hal lainnya.

[3/6 08.47] Ainizzun: menjelaskan tentang Ukhuwah Islamiyah sebagai berikut.

1. Surat Al-Maidah Ayat 48

2. Hadist Riwayat Bukhari dan Muslim Lainnya

Dari Abu Hamzah, Anas bin Mâlik Radhiyallahu ‘anhu, dari Nabi Shallallahu ‘alaihi wa sallam, beliau
bersabda, “Tidak sempurna iman seseorang di antara kalian hingga ia mencintai untuk saudaranya
segala apa yang ia cintai untuk dirinya sendiri berupa kebaikan.”

3. Hadist Riwayat Bukhari dan Muslim

Dalam riwayat Bukhari dan Muslim dari Ibnu Umar RA, Rasulullah Muhammad SAW bersabda, “Seorang
Muslim bersaudara dengan Muslim lainnya. Dia tidak menganiaya, tidak pula menyerahkannya (kepada
musuh). Barangsiapa yang memenuhi kebutuhan saudaranya, Allah akan memenuhi pula kebutuhannya.
Barangsiapa yang melapangkan dan seorang Muslim suatu kesulitan, Allah akan melapangkan baginya
satu kesulitan pula dan kesulitan-kesulitan yang dihadapinya di hari kemudian. Barangsiapa yang
menutup aib seorang Muslim, Allah akan menutup aibnya di hari kemudian.”

4. Surat Al-Hujurat Ayat 10

5. Surat Ali Imran Ayat 103

[3/6 08.48] Ainizzun: Hakikat Ukhuwah Islamiyah

1. Nikmat Allah

‫َص ُموْ ا بِ َح ْب ِل هّٰللا ِ َج ِم ْيعًا َّواَل تَفَ َّرقُوْ ا َۖو ْاذ ُكرُوْ ا نِ ْع َمتَ هّٰللا ِ َعلَ ْي ُك ْم ِا ْذ ُك ْنتُ ْم اَ ْعد َۤا ًء فَاَلَّفَ َب ْينَ قُلُوْ بِ ُك ْم فَاَصْ بَحْ تُ ْم بِنِ ْع َمتِ ٖ ٓه اِ ْخ َوانً ۚا َو ُك ْنتُ ْم ع َٰلى َشفَا ُح ْف َر ٍة‬
ِ ‫َوا ْعت‬
َّ ٰ ‫هّٰللا‬
َ‫ك يُبَيِّنُ ُ لَ ُك ْم ا ٰيتِ ٖه لَ َعل ُك ْم تَ ْهتَ ُدوْ ن‬ ٰ
َ ِ‫ار فَا َ ْنقَ َذ ُك ْم ِّم ْنهَا ۗ كَذل‬
ِ َّ‫ِّمنَ الن‬

Artinya

Allah SWT berfirman yang tertuang di dalam Al-Quran surat Al-Imran ayat 103:
“Dan berpeganglah kamu semuanya kepada tali (agama) Allah, dan janganlah kamu bercerai-berai, dan
ingatlah akan nikmat Allah kepadamu ketika dahulu (masa Jahiliyah) bermusuh-musuhan, maka Allah
mempersatukan hatimu, lalu menjadilah kamu karena nikmat Allah orang yang bersaudara; dan kamu
telah berada di tepi jurang neraka, lalu Allah menyelamatkan kamu daripadanya. Demikianlah Allah
menerangkan ayat ayat-Nya kepadamu, agar kamu mendapat petunjuk.” (qs. Ali Imrân [3]: 103)

2. Merupakan Arahan Rabbani


‫ٰ هّٰللا‬
ِ ‫ض َج ِم ْيعًا َّمٓا اَلَّ ْفتَ بَ ْينَ قُلُوْ بِ ِه ْم َول ِك َّن َ اَلَّفَ بَ ْينَهُ ۗ ْم اِنَّهٗ ع‬
‫َز ْي ٌز َح ِك ْي ٌم‬ ِ ْ‫َواَلَّفَ بَ ْينَ قُلُوْ بِ ِه ۗ ْم لَوْ اَ ْنفَ ْقتَ َما فِى ااْل َر‬

Artinya

“Dan Yang mempersatukan hati mereka (orang-orang yang beriman). Walaupun kamu membelanjakan
(kekayaan) yang berada di bumi, niscaya kamu tidak dapat mempersatukan hati mereka, akan tetapi
Allah telah mempersatukan hati mereka. Sesungguhnya Dia Maha Perkasa lagi Maha Bijaksana.” (QS. Al-
Anfal [8]: 63)

3. Diumpamakan Sebagai Tali Tasbih

َ‫ْض َع ُد ٌّو اِاَّل ْال ُمتَّقِ ْين‬ ُ ‫ۗ اَاْل َ ِخاَّل ۤ ُء يَوْ َم ِٕى ۢ ٍذ بَ ْع‬
ٍ ‫ضهُ ْم لِبَع‬

Artinya:

“Teman-teman akrab pada hari itu sebagiannya menjadi musuh bagi sebagian yang lain kecuali orang-
orang yang bertaqwa.” (QS. Az-Zukhruf [43]: 67)

4. Merupakan Cermin Dari Kekuatan Iman

َ‫اِنَّ َما ْال ُمْؤ ِمنُوْ نَ اِ ْخ َوةٌ فَاَصْ لِحُوْ ا بَ ْينَ اَخَ َو ْي ُك ْم َواتَّقُوا هّٰللا َ لَ َعلَّ ُك ْم تُرْ َح ُموْ ن‬

Artinya;
“Sesungguhnya orang-orang mu’min adalah bersaudara karena itu damaikanlah antara kedua
saudaramu dan bertakwalah kepada Allah supaya kamu mendapat rahmat.” (QS. Al-hujurat [49]: 10).

[3/6 08.49] Ainizzun: cara mewujudkan Ukhuwah Islamiyah.

1. Taaruf

Taaruf memiliki sebuah makna yaitu untuk saling mengenal. Hal ini tidak terbatas pada fisik maupun
identitas ringkas. Namun melalui taaruf akan bisa lebih mengenal banyak hal seperti latar belakang
pendidikan, budaya, keagamaan, pemikiran, ide cita-cita dan juga masalah kehidupan.

2. Tafahum

Berikutnya ada tafahum yang memiliki arti untuk saling memahami kelebihan dan kekurangan. Dalam
tafahum juga ada saling memahami kelemahan dan kekuatan dari masing-masing pihak. Ketika dalam
kehidupan yang terdapat banyak sekali perbedaan. Ukhuwah Islamiyah sudah ada tafahum, maka segala
bentuk kesalahpahaman akan lebih mudah untuk dihindari.

3. Ta’awun

Lalu ada ta’awun yang memiliki arti saling menolong. Dengan menerapkan sikap saling menolong ini
tentunya akan terbentuk suatu kerja sama yang begitu baik.

4. Takaful

Terakhir ada takaful yang memiliki arti saling memberikan suatu jaminan. Sesama umat muslim memang
harus bisa memberikan rasa aman kepada sesama agar bisa sama-sama terhindar dari adanya rasa
kekhawatiran serta rasa kecemasan. Jaminan di sini bisa diartikan seperti pertolongan kepada seseorang
yang sedang mengalami masalah dalam kehidupannya.

[3/6 08.49] Ainizzun: Syarat Ukhuwah Islamiyah

Untuk bisa menegakkan Ukhuwah ada beberapa syarat yang harus diperhatikan. Beberapa syarat
tersebut adalah sebagai berikut.

Hendaknya Ukhuwah tersebut diiringi dengan adanya bimbingan Islam yang benar.

Hendaknya Ukhuwah tersebut dijalankan sesuai dengan bimbingan Islam yang benar.
Hendaknya Ukhuwah tersebut memang benar-benar dilandasi oleh adanya keikhlasan karena aallah dan
dibangun di atas Al-Qiaran serta Sunah Rasulullah SAW.

[3/6 08.50] Ainizzun: Manfaat Adanya Ukhuwah Islamiyah

Ketika sesama umat muslim menjalankan Ukhuwah Islamiyah, maka akan ada beberapa manfaat yang
akan didapatkan. Agar lebih jelas lagi, maka Anda perlu mengetahui tentang manfaat menjalankan
Ukhuwah Islamiyah, seperti penjelasan di bawah ini bisa membantu.

1. Mendapatkan Rasa Manis Serta Lezatnya Iman

Jika dalam kehidupan ini kita menjalankan dan menerapkan Ukhuwah Islamiyah. Tentunya kita akan
mendapatkan rasa manis serta lezatnya iman.

Bahkan Rasulullah SAW pernah bersabda jika ada tiga perkara jika didapatkan, maka orang tersebut bisa
merasakan manisnya iman. Pertama, dia mencintai Allah dan rasulnya melebihi dari pada kecintaan
kepada selain keduanya. Kedua, dia mencintai saudaranya, dan dia tidaklah mencintainya melainkan
karena Allah. Ketiga, dia membenci untuk kembali kepada kekufuran sebagaimana dia membenci untuk
dilemparkan ke dalam api neraka. (HR. Bukhari dan Muslim)

[3/6 08.50] Ainizzun: 2. Akan Dapat Perlindungan Allah

Dengan menjalankan Ukhuwah Islamiyah tentunya kita juga akan mendapatkan perlindungan dari Allah.
Hal ini juga sudah disebutkan dalam hadist Qudsi, Nabi Muhammad SAW juga pernah bersabda,
“Sesungguhnya Allah berfirman pada hari kiamat, ‘Dimanakah orang-orang yang mencintai karena
kemuliaan-Ku? Pada hari ini aku akan menaungi mereka pada suatu hari yang tidak ada naungan kecuali
naungan-Ku.’”(HR. Muslim).

3. Diantarkan Ke Surga

Mencintai yang semata-mata karena Allah SWT akan bisa mendatangkan keimanan yang begitu kuat
sehingga mampu mengantarkan ke dalam surga.

Anda mungkin juga menyukai