Anda di halaman 1dari 33

HAK-HAK UKHUWAH ISLAMIYAH

A. PENDAHULUAN

Tidak bisa di pungkiri bawasannya agama islam adalah agama yang sangat

sempurna meliputi seluru aspek kehidupan manusia, baik dari Aqidah, Ibadah,

Akhlaq, Mu’amalah dan lain sebagainya. Sebab agama islam adalah penutup

agama samawi yang langsung diturunkan dari Robb yang maha Sempurna kepada

utusanNya yang mulia yaitu Nabi Muhammad shallahu ‘alaihi wasallam dan Dia

sendirilah yang menyempurnakannya.

sebagaimana firmanNya:

‫يت لَ ُك ُم ٱِإۡل ۡس ٰلَ َم ِد ٗين ۚا‬


ُ ‫ض‬ ُ ‫ۡٱليَ ۡو َم َأ ۡك َم ۡل‬
ُ ۡ‫ت لَ ُكمۡ ِدينَ ُكمۡ َوَأ ۡت َمم‬
ِ ‫ت َعلَ ۡي ُكمۡ نِ ۡع َمتِي َو َر‬

“Pada hari ini telah Aku sempurnakan agama mu untuk mu dan telah Aku

cukupkan nikmat Ku bagi mu dan telah Aku ridhoi islam sebagai agama mu.”

(QS. Al-Ma’idah [5]: 3)

Dari ayat diatas dapat kita simpulkan bahwa agama islam adalah yang

sempurna. Diantara kesempurnaan agama islam yang tidak didapati di agama

yang lain adalah bahwa Allah menjadikan siapa saja yang memeluk agama islam

satu dengan yang lainnya sebagai saudara dan ini lebih dikenal dalam agama

islam dengan sebutan ukhuwah islamiyah, hal ini sebagaimana yang disebutkan

oleh Allah dalam firmanNya :

ْ ُ‫ُوا بَ ۡينَ َأ َخ َو ۡي ُكمۡۚ َوٱتَّق‬


َ‫واٱهَّلل َ لَ َعلَّ ُكمۡ تُ ۡر َح ُمون‬ ۡ ‫ة فََأ‬ٞ ‫ِإنَّ َما ۡٱل ُم ۡؤ ِمنُونَ ِإ ۡخ َو‬
ْ ‫صلِح‬

“Sesungguhnya orang-orang mukminitu bersaudara, karena itu

damaikanlah antara kedua saudara mu (yang berselisih) dan bertaqwalah kepada

Allah agar kamu mendapat rahmat.” (QS.Al-Hujurot [49]:10)

1
Oleh karena itu islam tidak mengenal siapapun mereka baik dari segi

bangsa, suku, ras maupun bahasa, sebab Allah sendiri yang telah menetapkan

bahwa ketika seorang itu mukmin maka dia adalah saudara bagi mukmin yang

lain.

Didalam berukhuwah kita juga harus mengetahui tuntunan-tuntunan islam

yang telah ditetapkan oleh Allah dan Rosul-Nya, yang mana hak-hak ukhuwah

islamiyah adalah salah satu hal yang harus kita ketahui. Kita percaya bahwa setiap

muslim terhadap muslim lainnya diharamkan darahnya, hartanya, dan

kehormatannya, kerena seorang muslim adalah saudara bagi muslim lainnya,

maka kita tidak boleh mendholiminya, merendahkannya, menyebarkan aibnya.

Maka sebaliknya seorang muslim itu harus berbuat baik kepada muslim yang

lainnya dengan memaafkannya, menolongnya ketika dalam kondisi membutuhkan

pertolongan, dan tidak lupa pula mendoakan untuknya kebaiakan. Dari sinilah

bahwa setiap muslim harus mengetahui hak-hak sesama muslim.

Namun seiring berjalannya waktu ada seorang muslim yang mengetahui

ilmu tersebut (tentang ukhuwah) namun tidak mau mengamalkannya, ada pula

seorang muslim yang tidak mengetahui ilmu tersebut akan tetapi ia acuh tak acuh

terhadap hal tersebut sehingga dia tidak mau mencari ilmu tersebut. Maka sudah

seharusnya kita sebagai muslim yang sejati kita harus mengamalkan ilmu tersebut

bila kita telah mengetahuinya ataupun mencari ilmu tentang hal tersebut manakala

kita tidak mengetahui ilmu tersebut agar kita mengetahui perintah dan larangan

dari Allah dan RosulNya.

Sehingga dari pemaparan di atas maka kami sebagai penulis menyusun

sebuah karya tulis yang berjudul “HAK-HAK UKHUWAH ISLAMIYAH”. Maka

2
dengan pembahsan ini penulis berharap supaya dapat membantu menyadarkan

kepada para pembaca dan terkhusus kepada kaum muslimin karena betapa

pentingnya seorang muslim harus mengetahui tentang ukhuwah islamiyah dan

mengamalkan hak-hak ukhuwah islamiyah, semoga karya tulis ini berguna

dan bermanfaat bagi penulis, pembaca, dan terkhusus bagi kaum muslimin pada

umumnya. Aamiin.

3
B. DEFINISI UKHUWAH

1. Ukhuwah Secara Bahasa

Kata ukhuwah berasal dari kata “‫ ”االخ‬dan jamaknya “‫ ”اخوة‬yang artinya

saudara sedangkan kata “‫وة‬uu‫ ”االخ‬artinya adalah persaudaraan.1 Dan kata “‫”االخ‬

secara umum dipakai juga untuk menyebut setiap orang yang menyertai orang

lain, baik dalam cinta, pekerjaan maupun agamanya, oleh karena itu al-quran

menyebutkan bahwa seorang nabi adalah al-akh bagi saudaranya, kaumnya, dan

bagi semua orang yang mereka dakwahi.

Allah SWT berfirman :

َ‫ُواٱهَّلل َ َما لَ ُكم ِّم ۡن ِإ ٰلَ ٍه غ َۡي ُر ۚ ٓۥهُ َأفَاَل تَتَّقُون‬ ۡ ‫ُود ۚا قَا َل ٰيَقَ ۡو ِم‬
ْ ‫ٱعبُد‬ ٗ ‫وِإلَ ٰى عَا ٍد َأخَاهُمۡ ه‬

“Dan kepada kaum ‘ad (kami utus) hud, saudara mereka, dia berkata,

‘wahai kaum ku! Sembahlah Allah! Tidak ada Robb (sesembahan) bagi mu selain

Dia. Maka mengapa kmu tidak bertaqwa?” (QS. Al-A’rof [7]:65)2

2. Ukhuwah Secara Istilah

Adapun secara istilah ukhuwah islamiyah adalah kekuatan iman dan

spiritual yang dikaruniakan Allah kepada hamba hambanya yang beriman dan

bertaqwa yang menumbuhkan perasaan kasih sayang, persaudaraan, kemuliaan,

dan rasa saling percaya terhadap saudara seaqidah.

Dengan demikian berukhuwah akan timbul sikap saling menolong, saling

pengertian, dan tidak mendzalimi harta maupun kehormatan orang lain. Yang

1
Ahmad Warson Munawwir, Kamus Al-Munawwir, hal.12.
2
Ahmad Najib Kholid, Urgensi Ukhuwah Islamiyah Dan Terapi Pecahan Umat, Karya Tulis, hal.7

4
semua itu muncul karena Allah semata dalil bahwa ukhuwah merupakan karunia

Allah adalah firman-Nya:

ۡ ‫ُوا نِ ۡع َمتَ ٱهَّلل ِ َعلَ ۡي ُكمۡ ِإ ۡذ ُكنتُمۡ َأ ۡعدَٓاءٗ فََألَّفَ بَ ۡينَ قُلُوبِ ُكمۡ فََأ‬
‫صبَ ۡحتُم‬ ْ ۚ ُ‫وا بِ َح ۡب ِل ٱهَّلل ِ َج ِميعٗ ا َواَل تَفَ َّرق‬
ْ ‫وا َو ۡٱذ ُكر‬ ْ ‫َص ُم‬ ۡ ‫َو‬
ِ ‫ٱعت‬

‫ ِإ ۡخ ٰ َو ٗنا‬u‫بِنِ ۡع َمتِ ِٓۦه‬

“Dan berpegang teguhlah kamu semuanya pada tali (agama) Allah, dan

janganla kamu bercerai-berai, dan ingatlah nikmat allah padamu ketika kamu

dahulu (masa jahiliyah) bermusuhan, lalu Allah mempersatukan hatimu sehingnga

dengan karunia-Nya kamu menjadi bersaudara.” (QS.Ali-Imron[3]:103)

Dan Allah juga menjelaskan dalam surat yang lain, sebagaimana firman-Nya:
ٰ ۡ ۡ
ِ ‫ض َج ِميعٗ ا َّمٓا َألَّفتَ بَ ۡينَ قُلُوبِ ِهمۡ َولَ ِك َّن ٱهَّلل َ َألَّفَ بَ ۡينَهُمۡۚ ِإنَّهۥُ ع‬
‫يم‬ٞ ‫َزي ٌز َح ِك‬ ِ ‫َوَألَّفَ بَ ۡينَ قُلُوبِ ِهمۡۚ لَ ۡو َأنفَقتَ َما فِي ٱَأۡل ۡر‬

“Dan dia (Allah) yang mempersekutukan hati mereka (orang-oramg

beriman).Walaupun kamu mengingfakan semua (kekayaan) yang berada di bumi,

niscaya kamu tidak dapat mempersekutukan hati mereka.Sungguh, Dia Maha

Perkasa lagi Maha Bijaksana.” (QS.Al-Anfal[8]:63)

Kenikmatan ukhuwah karena Allah yang berlandaskan iman dan takwa

inilah yang akan kekal sampai hari ahkir, Allah berfiman:

َ‫ض َع ُد ٌّو ِإاَّل ۡٱل ُمتَّقِين‬ ُ ‫ٱَأۡل ِخٓاَّل ُء يَ ۡو َمِئ ۢ ِذ بَ ۡع‬


ٍ ‫ضهُمۡ لِبَ ۡع‬

“Teman-teman karib pada hari itu saling bermusuhan satu sama lain,

kecuali mereka yang bertakwa.” (QS.Az-Zukhruf [43]:67)3

C. DASAR PERINTAH UKHUWAH ISLAMIYAH

Tidak asing lagi bagi kebanyakan orang telah mengetahui bawasannya di

dalam sebuah bangunan di situ terdapat sebuah pondasi atau dasar-dasar bangunan

yang di mana adanya semua itu sebuah bangunan bisa tegak dan kokoh.Begitu
3
Abu Ammar dan Abu Fati’ah Al-Adnani, Mizanul Muslim, jilid 1, hal.481.

5
juga dengan islam,islam juga memiliki pondasi atau dasar-dasar yang harus di

ketahui oleh seluruh umat islam sebelum menuju kepada islam secara kaffah,maka

dari situ islam telah menerangkan berbagai hal salah satunya yaitu ukhuwah

islamiyah dan ukhuwah islamiyah sendiri juga memiliki pondasi maupun dasar-

dasar di dalamnya.

1. Firman Allah Ta`ala:

ْ ُ‫ُوا بَ ۡينَ َأ َخ َو ۡي ُكمۡۚ َوٱتَّق‬


َ‫واٱهَّلل َ لَ َعلَّ ُكمۡ تُ ۡر َح ُمون‬ ۡ ‫ة فََأ‬ٞ ‫ِإنَّ َما ۡٱل ُم ۡؤ ِمنُونَ ِإ ۡخ َو‬
ْ ‫صلِح‬

“Sesungnguhnya orang-orang mukmin itu bersaudara karena itu

damaikanlah antara kedua seudaramu (yang berselisih) dan bertakwalah kepada

Allah agar kamu mendapat rahmat.”(QS.Al-Hujurat [49]:10)

Imam Al-Qurtubi berkata dalam kitabnya “Innamal mukminuna ikhwah”:

di dalam agama dan makhram bukan pada nasab, maka persaudaraan antara

muslim lebih kuat di banding persaudaraan pada nasab dikarenakan persaudaraan

antar nasab akan terputus dengan perbedaan agama dan persaudaraan antar

muslim tidak terputus dengan berbeda nasab.4

Dan Imam Ibnu Katsir berkata: “Semuanya adalah saudara seagama” sebagai

mana sabda Rasulullah SAW

‫المسلم اخو المسلم ال يظلمه والي‬

“Seorang muslim adalah saudara bagi muslim lainnya, tidak

menzhaliminya dan tidak melantarkannya.” (HR.Bukhori dan Muslim)

2. Hadits Rasulullah SAW

“Dari Abu Hurairah ra ia berkata, Rasulullah SAW bersabda, Janganlah

kalian saling mendengki, saling menipu, saling membenci, saling memutus


4
Imam Al-Qurthubi, Tafsir Al-Qurthubi, jilid 8, hal.212.

6
hubungan, dan jangan pula salah seorang dari kalian membeli barang yang sedang

ditawar oleh oarng lain, dan jadilah hamba-hamba Allah yang bersaudara.

Seorang musmim adalah saudara bagi muslim yang lain, oleh karena itu janganlah

menzhaliminya, melantarkannya, membohonginya, dan jangan pula menghinanya.

Takwa itu letaknya disini (sambil beliau menunjuk kearah dada tiga kali).Maka

cukuplah seorang muslim di kategorikan jahat jika ia menghina saudaranya

sesama muslim .Setiap muslim atas muslim lainnya adalah haram, baik darahnya,

hartanya maupun kehormatannya.” (HR.Muslim)

Hadits di atas menunjukan kepada kita perintah untuk berukhuwah yaitu

dalam sabda beliau “wakunuu ibadaallah ikhwana” dan jadilah kamu hamba-

hamba Allah yang bersaudara. Imam Ibnu Daqiq Al-Id berkomentar tentang

potongan hadits di atas adalah “Berintraksilah dan bergaullah dengan sesama

muslim seperti bergaul dengan saudara kandung sendiri dalam hal cinta,

kelembutan, kasih sayang, dan tolong-menolong dalam hal kebaikan dengan hati

yang tulus dan saling nasihat-menasihati dalam semua keadaan. Bahkan kita

mengetahui bahwa dalam beberapa keadaan terkadang saudara sesama muslim

hurus lebih di dahulukan dalam kecintaan, pertolongan, dan lain sebagainya”.5

Sedangkan syaikh Abdurrahman As-Sa`di menyebutkan dari potongan

hadits tersebut Rasulullah SAW bersabda “wakunuu ibadaallah ikhwana” dan

jadilah hamba-hamba Allah yang bersaudara. Orang-orang yang beriman harus

saling mencintai, dan tidak saling bermusuhan. Semuanya mesti berusaha untuk

memberikan keselamatan yang bersifat umum yang merupakan pilar agama dan

dunia mereka.

5
Abu Abdillah Said bin Ibrahim, Penjelasan Lengkap Hadits Arbai’in, terj. Abu Zaid Ar-Royani,
hal.369.

7
Jangan sampai orang yang terhormat berlaku sombong kepada orang yang

rendah dan jaganlah salah seorang di antara mereka merendahkan sesamanya,

karena darah mereka serta kedudukannya. Sesungguhnya perkara yang di jadikan

syarat dalam qishash adalah kesetaraan dalam hal agama, sehingga orang muslim

tidak dibunuh karena telah membunuh orang kafir, sebagaimana yang disebutkan

pada hadits di atas. Dan kesetaraan dalam hal kemerdekaan, sehingga seorang

yang merdeka tidak boleh di bunuh karena telah membunuh seorang budak.6

Rasulullah pun menganggap seluruh kaum muslimin laksana satu tubuh.

Beliau bersabda sebagaimana yang diriwayatkan oleh An-Nu`man bin Basir:

‫مثل المؤمنين في توادهم وترحمهم وتعاطفهم مثل الجسد اذا اشتكى منه عضو تداعى له سائر الجسم‬

‫بالسهروالحمى‬

“Perumpamaan kaum mukminin dalam saling mencintai, saling

menyayangi, dan saling mengasihi antar mereka adalah saksana satu tubuh, jika

salah satu anggotatubuh ada yang sakit maka yang lainnya akan ikut

merasakannya denagan sulit tidur dan demam.” (HR.Bukhori dan Muslim)

3.Perkataan Para Salaf

Ali bin Abi Tholib ra berkata:

‫ان من موجبات المغفرة ادخال السرور على اخيك المسلم‬

“Di antara persytaratan untuk memperoleh ampunan dari Allah adalah

memberikan kegembiraan kepada sesama muslim.”

Ada juga salah seorang sahabat ra berkata:

‫من اراد فضل العبدين فليصلح بين الناس وال يوقع بينهم العداوة والبغضاء‬

6
Abu Abdillah Said bin Ibrahim, Penjelasan Lengkap Hadits Arbai’in, terj. Abu Zaid Ar-Royani,
hal.372.

8
“Barangsiapa ingin mendapatkan karunua seperti yang di dapatkan oleh

para ahli ibadah, hendaklah dia menerbarkan kedamaian di antara manusia, tidak

membangkitkan permusuan dan kebencian di antara mereka.”7

Imam Asy-Syafi`i berkata:

‫ ويسد خلله ويغفرزلته‬, ‫من علمات الصادق في اخوة اخيه ان يقل علله‬

“Di antara tanda-tanda teman sejati adalah mau menerima cacat temannya,

menutupi kekurangannya dan memaafkan (kehilafannya).”8

D. URGENSI UKHUWAH ISLAMIYAH

Dari pembahasan di atas bawasannya ukhuwah islamiyah memiliki

kedudukan yang sagat penting karena hal itu berkaitan dengan keimanan dan

kecintaan seseorang dalam agama dan bukan cianta yang manusiawi. Seperti yang

di sabdakan oleh Nabi SAW:

‫اليؤمن احدكم حتى يحب الخيه ما يحب لنفسه‬

“Tidak beriman salah seorang di antara kalian sehingnga dia mencintai

kebaikan untuk saudaranya sebagaimana dia mencintai kebaikan untuk dirinya

sendiri.” (HR.Bukhori dan Muslim)

Dari hadits di atas Imam An-Nawawi menjelaskan bahwa seorang tidak

dianggap sempurna imannya jika tidak mencintai saudaranya seperti ia mencintai

dirinya sendiri, karena apabila seseoarang tidak mencintai saudaranya seperti ia

mencintai dirinya sendiri maka dia adalah orang yang dengki.9

7
Anas Ismail Abu Dawud, Bekal Seorang Da’I, terj. Tim Editor Insan Kamil, hal.56.
8
Ibid, 17.
9
Abu Abdillah Said bin Ibrahim, Penjelasan Lengkap Hadits Arbai’in, terj. Abu Zaid Ar-Royani,
hal.170.

9
Dari situ kita bisa mengetahui bawasannya ukhuwah islamiyah merupakan

ajaran islam yang juga ngak kalah penting dari berbagai macam ajaran-ajaran

dalam islam, karena ukhuwah islamiyah sendiri terlibat dalam kehidupan manusia

misalnya saling membantu, saling menasehati, saling menolong, saling

memaafkan, tidak menyebarkan aib saudaranya, tidak mengngunjing saudaranya

dan lain sebangainya. Maka ukhuwah islamiyah menepati kedudukan yang sangat

penting dalam islam hal ini telah banyak di jelaskan di dalam Al-Qur`an, Sunnah

dan perkataan para salaf.

E. HAK-HAK UKHUWAH ISLAMIYAH

Ukhuwah Islamiyah merupakan nikmat Allah yang di berikan kepada

hamban-Nya yang beriman.Nikmat ukhuwah Islamiyah ini tidak terbatasi oleh

negara, suku, maupun jenis kelamin dan juga tidak memandang kaya atau miskin,

berkuasa atau tidak berkuasa, berilmu atau tidak berilmu dan berbagai hal yang

berkaitan dengan keduniaan.Ia murni ikatan cinta karena Allah, oleh karena itu,

selama seseorang berpredikat muslim maka ia adalah ikhwah fillah yang layak

mendapat hak-hak persaudaraan yang perlu diperhatikan adalah:10

1. Berbuat Baik Terhadap Saudara Seiman.

Berbuat baik terhadap saudara seiman adalah merupakan hak yang harus

dilakukan terhadap saudara sesama muslim. Dan ini salah satu kewajiban yang

harus dilakukan dengan sebaik-baiknya, karena ketika ia yakin bahwa

menunaikan kewajiban dan hak-hak sesama muslim itu merupakan ibadah kepada

Allah dan sebagai suatu cara mendekatkan diri kepada-Nya. Sebab hak-hak
10
Abu Ammar dan Abu Fati’ah Al-Adnani, Mizanul Muslim, jilid 1, hal.5.

10
tersebut telah diwajibkan Allah kepada kaum muslimin untuk dilaksanakan dan

melaksanakannya merupakan bentuk ketaatan kepada Allah.

Diantara hak-hak untuk berbuat baik terhadap saudara seiman adalah:

a. Mengucapkan salam ketika bertemu dengan sesama muslim sebelum

berbicara dengannya.

Allah berfirman, “Dan apabila kamu dihormati dengan suatu (salam)

penghormatan maka balaslah penghormatan itu dengan yang lebih baik atau

balaslah (dengan yang serupa) dengannya.Sungguh Allah memperhitungkan

segala sesuatu.” (QS. An-Nisa’[4]: 86)

Dan Rasulullah juga bersabda, “Tidaklah kedua orang muslim bertemu

kemudian keduanya bersalaman, kecuali Allah mengampuni keduanya sebelum

berpisah.” (HR. Abu Dawud, Ibnu Majah, dan Tirmidzi)

b. Hedaklah mendoakan ketika bersin.

Sebagaimana sabda Rasulullah SAW: “Apabila seseorang dari kalian

bersin maka ucapkanlah padanya yarhamukallah. Apabila dia menjawab dengan

yarhamukallah maka hendaklah diucapkan padanya yahdikumullah wa yuslih ba

lakum.” (HR.Bukhari)

c. Menjenguknya bila sakit dan mendo’akan nya.

Rasulullah SAW bersabda, “sesungguhnya seorang muslim apabila

menjenguk saudaranya yang muslim, ia terus menerus di(antara) buah-buahan

surga sampai ia kembali.” Kemudian ditanyakan.“ wahai Rasulullah apakah itu

buah-buahan surga?” beliau menjawab, “yaitu buah-buahan yang telah

dipetik.”(HR.Muslim)

11
Dan Aisyah berkata, “Sesungguhnya Nabi SAW menengok sebagian

saudaranya lalu mengusap dengan tangan kanannya dan berdo’a,

‫اللهم رب الناس اذهب البأس اشف انت الشافي ال شفاء اال شفاؤك شفاء اليغادر سقما‬

“Ya Allah peliharalah manusia, hilangkanlah penyakit

ini.Sembuhkanlah.Engkaulah yang maha penyembuh tidak ada penyembuh

kecuali engkau, kesembuhan yang tidak meniggalkan penyakit.” (HR.Bukhari dan

Muslim)

d. Hendaklah menyaksikan jenazahnya apabila dia meninggal.

Sebagaimana sabda Rasulullah

‫ رد السالم وعيادة المريض واتباع الجنائز و اجابة الدعوة و‬,‫حق المسلم على مسلم خمس‬

‫تشميت العاطس‬

“Hak muslim atas muslim lain nya ada lima yaitu, manjawab salam,

menjengguknya bila sakit, mengatar jenazahnya, memenuhi undangannya, dan

mendo’akannya bila bersin.”(HR.Bukhari dan Muslim)

e. Menghormati yang tua dan menyayangi yang muda.

Rasulullah SAW bersabda, “bukanlah golongan kami orang yang tidak

menghormati yang tua dan tidak menyayangi yang muda.(HR.Abu Dawud&

Tirmidzi)

Inilah beberapa hal yang telah dijelaskan oleh Allah dan Rasul-Nya untuk

selalu berbuat baik kepada saudara sesama muslim. Janganlah sampai tidak

berbuat baik meskipun hanya seteguk air dan sebutir kurma.

2. Menutupi Aib Saudaranya.

12
Menutupi aib saudara seiman yang kita lihat berbuat maksiat adalah

haknya, selama ia tidak melakukan kemaksiatan tersebut terang-terangan. Dengan

menutupi kemaksiatannya diharapkan ia segera menuju pintu taubat, karena boleh

jadi bila kemaksiatan itu kita sebarkan justru ia semakin berani dalam melakuan

kemaksiatan .

Hadits-hadits Nabi yang menghasung menutupi aib saudaranya cukup

banyak, di antaranya ialah:

‫من ستر مسلما ستره هللا في الدنيا واالخرة‬

“Barangsiapa menutupi aib seorang muslim, maka Allah akan menutupi

aibnya baik di dunia maupaun di akhirat.” (HR.Muslim)

Imam An-Nawawi menjelaskan bahwa hadits di atas terdapat dalil

disunakannya menutupi aib sesamamuslim apabila seseorang melihatnya

melakuan perbuatan buruk. Allah Ta`ala berfrman:

ْ ُ‫ِإ َّن ٱلَّ ِذينَ يُ ِحبُّونَ َأن تَ ِشي َع ۡٱل ٰفَ ِح َشةُ فِي ٱلَّ ِذينَ َءا َمن‬
َ‫يم فِي ٱل ُّد ۡنيَا َوٱأۡل ٓ ِخ َر ۚ ِة َوٱهَّلل ُ يَ ۡعلَ ُم َوَأنتُمۡ اَل ت َۡعلَ ُمون‬ٞ ِ‫وا لَهُمۡ َع َذابٌ َأل‬

“Sesungguhnya orang-orang ingin agar (berita) perbuatan yang amat keji

itu tersiar di kalangan orang-orang yang beriman, bagi mereka azab yang pedih di

dunia dan di akhirat. Dan Allah mengetahui, sedang kamu tidak mengetahui.”

(QS.An-Nur[24]: 19)

Dan seorang yang terlanjur melakukan perbutan dosa seyoginya menutup

aib pribadinya, adapun terkait orang-orang yang meyaksikan perbuatan zina,

terdapat dua pendapat :

Pertama, meraka disunnahkan untuk merahasiakan.

Kedua, membuat kesaksian.

13
Sebagian ulama’ memberikan perincian, apabila dia memandang bahwa

membuat kesaksian ada maslahat,maka meraka harus membuat kesaksian.

Adapun apabila maslahatnya adalah Ketika dirahasiakan, maka meraka harus

merahasiakan.

Suatu Ketika ada sesorang laki-laki berkata kepada Ibnu Umar Ra.

“Bagaimana kamu mendengar Rasulullah SAW membahas tentang rahasia?”maka

Ibnu Umar mengatakan aku pernah mendengar Rasulullah SAWbersabda :

“Sesungguhnya Allah mendekatkan orang beriman dan meuntupinya (dari

pandangan manusia pada hari kiamat)kemudian Allah berfirman taukah kamu

dosamu yang ini dan dosamu yang ini?”orang itu menjawab, “Benar wahai

Rabbku”sehingga Ketika ia telah mengakui dosa-dosanya dan ia merasa bahwa

dirinya akan binasa, Allah berfirman, “aku telah menutupi dosa-dosamu didunia

maka pada hari ini aku mengampuni dosa-dosamu.”kemudian di berikan kitab

cacatan kepadanya ,sedang kan orang kafir dan orang-orang munafik.(kemudian

Rasulullah SAW membaca ayat )”dan para saksi akan berkata, “orang-orang

inilah yang telah berbohongkepada tuhan mereka.” Ingatlah,laknat

Allah(ditimpakan)kepada orang yang zhalim.”

Didalam hadist lain menjelaskan bahwa Rasullah SAW bersabda: “Wahai

orang beriman dengan lisanya namun belum beriman dengan hatinya,jaganlah

kalian menggunjing kaum muslimin !dan jaganlah mencari-cari aib saudaranya

semuslim!karena barang siapa mencari- cari aib saudaranya semuslim,niscaya

Allah akan mencari-cari aibnya.dan barang siapa yang aibnya dicari oleh Allah,

niscaya aib itu akan dinampakan-Nya,sekalipun ia berada dalam rumahnya.”

14
Abdullah bin Mas`ud berkata, “saya ingat tentang orang yang pertama kali

tanganya dipotong oleh nabi.suatu Ketika seorang pencuri di datangkan kepada

beliau,lalu beliau menjatuhkan hukuman potong tangan kepadanya,namun pada

wajah beliau nampak raut penyesalan. Para sahabat bertanya, “Wahai

Rasulullah ,Nampak anda tidak suka memotongnya ?” beliau menjawab, “Ya,

tetapi apa yang menghalangiku?kalian menjadi pemotong setan untuk mencelakan

saudara kalian.” para sahabat bertanya, “tidakkah engku memaafkanya

saja?”beliau bersabda apabila pengaduan pelanggaran telah sampai kepada

penguasa maka saksi harus ditegakkan .sesungguhnya Allah Maha pemaaf. Lalu

beliau membaca firman Allah,

ٞ ُ‫صفَح ُٓو ۗ ْا َأاَل تُ ِحبُّونَ َأن يَ ۡغفِ َر ٱهَّلل ُ لَ ُكمۡۚ َوٱهَّلل ُ َغف‬
‫ور َّر ِحي ٌم‬ ۡ َ‫وا َو ۡلي‬
ْ ُ‫َو ۡليَ ۡعف‬

“Dan hendkalah mereka memaafkan dan berlapang dada. Apakah kamu

tidak suka bahwa tidak suka bahwa Allah mengampuni mu? dan Allah maha

pengampun maha penyanyang.” (QS. An-Nur [24]: 22)” (HR.Al-Hakim)

3. Membela Saudaranya yang Digunjing .

Menggunjing dan merusak kehormatan saudara mukmin termasuk dosa

besar yang perlu di waspadai. Karena tanpa terasa seseorang dengan mudah

menggunjing saudaranya mukmin, bagi orang yang mendengar saudaranya

digunjing hendaknya dia mengingatkan gunjingan akan perbuatan tersebut,

jangan biarkan tanpa membela.

Dalil-dalil tentang hal ini antara lain, firman Allah :

َ‫وا لَنَٓا َأ ۡع ٰ َملُنَا َولَ ُكمۡ َأ ۡع ٰ َملُ ُكمۡ َس ٰلَ ٌم َعلَ ۡي ُكمۡ اَل ن َۡبتَ ِغي ۡٱل ٰ َج ِهلِين‬
ْ ُ‫ُوا ع َۡنهُ َوقَال‬
ْ ‫ُوا ٱللَّ ۡغ َو َأ ۡع َرض‬
ْ ‫َوِإ َذا َس ِمع‬

15
“Dan apabila mereka mendengar perkataan yang tidak bermanfaat, mereka

berpaling daripadanya dan mereka berkata: "Bagi kami amal-amal kami dan

bagimu amal-amalmu, kesejahteraan atas dirimu, kami tidak ingin bergaul dengan

orang-orang jahil".” (QS. Al-Qoshos [28]: 55)

Dari ayat diatas Allah telah menerangkan bahwa ketika ada seseorang

yang mendengar perkataan buruk(menggunjing) maka Allah memerintahkan

untuk berpaling darinya hal itu adalah salah satu cara membela orang yang

digunjing dengan tidak mendengarkan perkataan buruk(gunjingan). Allah juga

menjelaskan dalam firmanNya yang lain,

‫ك ٱل َّش ۡي ٰطَنُ فَاَل‬


َ َّ‫ث غ َۡي ِر ۚ ِهۦ َوِإ َّما يُن ِسيَن‬ ْ ‫ض ع َۡنهُمۡ َحتَّ ٰى يَ ُخوض‬
ٍ ‫ُوا فِي َح ِدي‬ ۡ ‫َوِإ َذا َرَأ ۡيتَ ٱلَّ ِذينَ يَ ُخوضُونَ فِ ٓي َءا ٰيَتِنَا فََأ ۡع ِر‬
ٰ
َ‫ت َۡقع ُۡد بَ ۡع َد ٱل ِّذ ۡك َر ٰى َم َع ۡٱلقَ ۡو ِمٱلظَّلِ ِمين‬

“Dan apabila kamu melihat orang-orang memperolok-olokkan ayat-ayat

Kami, maka tinggalkanlah mereka sehingga mereka membicarakan pembicaraan

yang lain. Dan jika syaitan menjadikan kamu lupa (akan larangan ini), maka

janganlah kamu duduk bersama orang-orang yang zalim itu sesudah teringat (akan

larangan itu).” (QS. Al-An’am [6] : 68)

Rosulullah SAW bersabda :

‫من رد عن عرض اخيه رد هللا عن وجهه النار يوم القيامة‬

“Barang siapa membela kehormatan saudarnya maka Allah akan

menjauhkan wajahnya dari neraka pada hatiri kiamat.” (HR. Tirmidzi)

Itban bin Malik (sahabat anshar peserta perang badar) mendatangi Nabi

dan berkata, “Ya Rosulullah mataku telah kabut sedangkan saya memimpin kaum

ku melaksanakan sholat. Apabila hujan turun, lembah yang memisahkan antara

aku dan mereka tergenang sehingga aku tak mampu mendatangi masjid untuk

16
sholat bersama mereka. Dan saya berharap wahai Rosulullah agar engkau

berkenan datang ke rumahku dan sholat disana agar nantinya aku jadikan sebagai

musholah.” Rosulullah SAW bersabd, “InsyaaAllah akan ku lakukan.” Itban pun

bercerita : maka pada pagi harinya ketika matahari sudah meninggi Nabi

berangkat bersama Abu bakar. Rosulullah meminta izin untuk masuk, maka

akupun mengizinknnya. Beliau tidak duduk sehingga beliau memasuki rumah.

Kemudian beliau berkata, “pada bagian mana engkau menginginkan ku untuk

melakukan sholat?” aku menunjukkan ke sebuah tempat dirumah ku. Rosulullah

pun berdiri lalu bertakbir, lalu kamipun berdiri dan bershof dibelakang beliau.

Beliau sholat dua rokaat lalu salam. Kami menahan belau dengan menyuguhkan

khazirah (tepung yang dimasak dengan lemak). Kami sengaja membuatnya untuk

beliau maka kaum lelaki yang baik-baik di daerah ini berkumpul, salah seorang

dari mereka berkata, “Mana Malik bin Dukaisyam(atau Ibnu Dukhsan)?” salah

seorang dari mereka menyebut, “dia itu orang munafiq, yang tidak mencintai

Allah dan RosulNya.” Maka Rosulullah bersabda, “Jangan berkata seperti itu,

tidaklah engkau melihat ia mengucapkan Laailaaha illa Allah dengan niat mencari

ridha Allah?” ia menjawab, “Allah dan RosulNya yang lebuh tau.” Itban berkata,

“kami melihat beliau mengerahkan nasehatnya untuk orang munafiq.” Rosulullah

bersabda, “sesungguhnya Allah mengharomkan neraka atas orang-orang yang

mengatakan Laailaaha illa Allah dengan nia mencari ridha Allah.” (HR.Bukhori)

Dalam kisah yang panjang Ka’ab bin Malik diantaranya bercerita,

“Rosulullah sambil duduk dihadapan banyak orang di tabuk bersabda, ‘ada apa

dengan Ka’ab bin Malik?’ seorang dari bani sakmah berkata, ‘wahai Rosulullah ia

tertahan oleh istri dan kebunnya.’ Mu’adz bin Jabl menyahutnya, ‘Alangkah

17
buruknya perkataan mu itu, Demi Allah wahai Rosulullah kami tidak pernah

melihat pada dirinya selain kebaikan.’ Rosulullah pun terdiam.” (HR. Muslim)

Begitulah Islam menghendaki rajutan ukhuwah tidak rusak gara-gara

sebagian muslim menggunjing sebagian muslim lainnya, meskipun yang

dibicarakan itu benar-benar terjadi.

4. Memaafkan Saudara Seiman.

Hak saling memaafkan saudara bila bisa terrealisasikan tentu akan

semakin mengokohkan ukhuwah. Diantara dalil-dalil keutamaan dan perintah

untuk saling memaafkan adalah sebagi berikut :

Allah berfirman,

uَ ‫ت َوٱَأۡل ۡرضُ ُأ ِع َّد ۡت لِ ۡل ُمتَّقِينَ ۞ٱلَّ ِذ‬


۞‫ين يُنفِقُونَ فِي ٱل َّسرَّٓا ِء‬ ُ ‫ارع ُٓو ْا ِإلَ ٰى َم ۡغفِ َر ٖة ِّمن َّربِّ ُكمۡ َو َجنَّ ٍة ع َۡر‬
ُ ‫ضهَا ٱل َّس ٰ َم ٰ َو‬ ِ ‫َو َس‬

َ‫اس َوٱهَّلل ُ يُ ِحبُّ ۡٱل ُم ۡح ِسنِين‬ ۡ ۡ ٰۡ


ِ ۗ َّ‫ضرَّٓا ِء َوٱل َك ِظ ِمينَٱلغ َۡيظَ َوٱل َعافِينَ ع َِن ٱلن‬
َّ ‫َوٱل‬

“Dan bersegeralah kamu kepada ampunan dari Tuhanmu dan kepada surga

yang luasnya seluas langit dan bumi yang disediakan untuk orang-orang yang

bertakwa. (yaitu) orang-orang yang menafkahkan (hartanya), baik di waktu lapang

maupun sempit, dan orang-orang yang menahan amarahnya dan memaafkan

(kesalahan) orang. Allah menyukai orang-orang yang berbuat kebajikan.” (QS.

Ali-Imron [3]:133-134)

ۡ
ِ َّ‫ ” َوٱل َعافِينَ ع َِن ٱلن‬memaafkan (kesalahan) orang dalam ayat
Maksud dari “‫اس‬

diatas mereka memaafkan yang di mendzolimi mereka, sehingga didalam diri

mereka tidak terdapat dendam terhadap siapapun dan ini merupakan sifat yang

paling terpuji.Karena Allah berfirman, “Allah menyukai orang-orang yang

berbuat kebajikan.”11
11
Imam Ibnu Katsir, Tafsir Ibnu Katsir, jilid 2, hal.215.

18
Didalam ayat yang lain Allah berfirman,

ْ ُ‫يل ٱهَّلل ۖ ِ َو ۡليَ ۡعف‬


‫وا‬ ِ ِ‫ض ِل ِمن ُكمۡ َوٱل َّس َع ِة َأن ي ُۡؤتُ ٓو ْا ُأوْ لِي ۡٱلقُ ۡربَ ٰى َو ۡٱل َم ٰ َس ِكينَ َو ۡٱل ُم ٰهَ ِج ِرينَ فِي َسب‬ ْ ُ‫َواَل يَ ۡأتَ ِل ُأوْ ل‬
ۡ َ‫وا ۡٱلف‬

‫َّحي ٌم‬ ٞ ُ‫صفَح ُٓو ۗ ْا َأاَل تُ ِحبُّونَ َأن يَ ۡغفِ َر ٱهَّلل ُ لَ ُكمۡۚ َوٱهَّلل ُ َغف‬
ِ ‫ور ر‬ ۡ َ‫َو ۡلي‬

“Dan janganlah orang-orang yang mempunyai kelebihan dan kelapangan

di antara kamu bersumpah bahwa mereka (tidak) akan memberi (bantuan) kepada

kaum kerabat(nya), orang-orang yang miskin dan orang-orang yang berhijrah

pada jalan Allah, dan hendaklah mereka memaafkan dan berlapang dada. Apakah

kamu tidak ingin bahwa Allah mengampunimu?Dan Allah adalah Maha

Pengampun lagi Maha Penyayang.” (QS.An-Nur [24]: 22)

Ayat ini berhubungan dengan sumpah Abu bakar bahwa dia tidak akan

memberi apapun kepaa kerabatnya ataupun orang lain yang terlibat dalam

menyiarkan berita bohong tentang diri ‘Aisyah. Maka turunlah ayat ini yang

melarang beliau melaksanakan sumpah itu dan menyuruh memaafkan dan

berlapang dada terhadap mereka sesudah mereka dapat hukuman atas perbuatan

mereka itu.12

Dalam sebuah hadits Rosulullah SAW menyebutkan keutamaan

memaafkan, beliau bersabda,

ّ
‫ ومن تواضع هللا رفعه‬,‫ وما زاد هللا عبدا بعوف اال عزا‬,‫ ما نقص مال من صدقة‬: ‫عليهن‬ ‫ثالث اقسم‬

“Tiga hal (yang ketika mengerjakannya tidak akan merugi) : Tidaklah

berkurang harta yang dishodaqohkan, dan tidaklah Allah menambah kepada

seorang hamba yang memaafkan kecuali kemulian dan barang siapa merendahkan

diri kepada Allah (kecuali) dinaikkan (derajatnya) olehNya.” (HR. Muslim)13

12
Ibid, jilid 5,187.
13
Imam Ibnu Katsir, Tafsir Ibnu Katsir, jilid 2, hal.215.

19
Oleh karena itu memaafkan saudara seiman atauoun orang lain itu

sangatlah diperintahkan oleh Allah kepada hamba-hambaNya, karena Allah

sendirilah maha pemaaf, maka kemudian bagaiamana dengan diri kita?

5. Menahan Diri Dari Membicarakan Aib Saudaranya Seiman.

Kewajiban menahan dari aib saudara terdiri dari beberapa hal yaitu :

a. Tidak menyebut aib saudaranya dengan lisan.

Bentuk nyata dari menyebut aib saudaranya dengan lisan adalah ghibah.

Ghibah yaitu menyebutkan aib yang ada pada saudaranya di belakang

punggungnya yaitu saat ia tidak berada dihadapan kita, sungguh Allah dan

RosulNya melarang hal ini. Diantar dalil-dalil tentang hal ini adalah firman Allah,

‫ض ُكم‬ ْ ‫ۖم َو اَل تَ َج َّسس‬ٞ ‫ض ٱلظَّنِّ ِإ ۡث‬


ُ ‫ُوا َواَل يَ ۡغتَب ب َّۡع‬ َ ‫يرا ِّمنَ ٱلظَّنِّ ِإ َّن بَ ۡع‬ ْ ‫ٱجتَنِب‬
ٗ ِ‫ُوا َكث‬ ْ ُ‫ٰيََٓأيُّهَا ٱلَّ ِذينَ َءا َمن‬
ۡ ‫وا‬

ْ ُ‫بَ ۡعض ًۚا َأيُ ِحبُّ َأ َح ُد ُكمۡ َأن يَ ۡأ ُك َل يَ ۡأ ُك َل لَ ۡح َم َأ ِخي ِه َم ۡي ٗتا فَ َك ِر ۡهتُ ُمو ۚهُ َوٱتَّق‬
ٞ ‫واٱهَّلل ۚ َ ِإ َّن ٱهَّلل َ تَو‬
‫يم‬ٞ ‫َّاب َّر ِح‬

“Hai orang-orang yang beriman, jauhilah kebanyakan purba-sangka

(kecurigaan), karena sebagian dari purba-sangka itu dosa. Dan janganlah mencari-

cari keburukan orang dan janganlah menggunjingkan satu sama lain. Adakah

seorang diantara kamu yang suka memakan daging saudaranya yang sudah mati?

Maka tentulah kamu merasa jijik kepadanya. Dan bertakwalah kepada Allah.

Sesungguhnya Allah Maha Penerima Taubat lagi Maha Penyayang.” (QS. Al-

Hujurot [49]: 12)

Dalam ayat ini, Allah SWT memberikan peringatan kepada orang-orang

yang beriman, supaya mereka menjauhkan diri dari perasangka buruk terhadap

orang-orang yang beriman dan jika mereka mendengar sebuah kalimat yang

keluar dari mulut saudaranya yang mukmin, maka kalimat itu diberi tanggapan

20
yang baiak, ditujukan kepada hal-hal yang baik dan jangan sekali-kali timbul

salah paham, apalagi menyelewengkannya sehingga menimbulkan fitnah dan

perasangka.

Sebab berburuk sangka terhadap orang mukmin itu merupakan suatu dosa

yang dimana Allah telah jelas-jelas melarangnya. Selanjutanya melarang kaum

mukminin untuk mencari-cari kesalahan orang lain. 14 Abu Hurairah RA

meriwayatkan sebuah hadits shohih sebagai berikut,

‫ وال تحسسوا وال تناجسوا وال تحاسدوا وال تباغضوا وال‬,‫اياكم والظن فان الظن اكذب الحديث‬

‫تدابروا وكونوا عباد اخوانا‬

“Jauhilah oleh mu berburuk sangka, sesunggunya berburuk sangka itu

termasuk perkataan yang paling dusta, dan janganlah mencari-cari kesalahan

orang lain, dan janganlah saling mendengki, membenci, atau memusuhi! Jadilah

hamba-hamba Allah yang bersaudara.” (Hr. Bukhori dan Muslim)

Dan Allah melarang pula menggibah atau menggunjing terhadap orang

lain, karena ialah menyebut-nyebut orang lain, menceritakan sesuatu tentangnya

kepada orang lain hal ini juga termasuk dosa yang telah dijelaskan oleh Allah dan

RosulNya, oleh karena itulah kita harus mengetahui tentang laranga tidak

menyebut aib saudaranya dengan lisan.

b. Tidak menyebut aib saudaranya dengan hati.

Artinya jangan sampai kita memiliki rasa buruk sangka dan iri dengki kepada

saudara kita, hal tersebut sangat di cela dan merusak ukhuwah, adapun dalil-dalil

tentang hal ini adalah,

Dari Haritsah bin Nu’man bahwa Rosulullah SAW bersabda,

14
Prof. H. Bustomi A. Gani DKK, Al-Qur’an Dan Tafsirnya, hal.434-436.

21
‫ثالث ال رمات ال مات الطيرة والحسد والسوء الظن فقال رجل وما يذهبهن يا رسول هللا ممن‬

‫ق واذا‬uu‫هن فيه؟ قال رسول هللا صلى هللا عليه وسلم "اذا حسدت فاستفر هللا واذا ظننت فال تحق‬

‫تظيرت فامض‬."

“Ada tiga perkara yang tidak terlepas dari umat ku. Yaitu anggapan sial

karena suatu ramalan, dengki dan berburuk sangka. Maka bertanyalah seorang

sahabat, ‘Ya Rosulallah apa yang dapat menghilangkan tiga perkara yang buruk

itu dari seseorang?’ Nabi menjawab, ‘apabila engakau hasad (dengki), maka

hendaklah engkau memohon ampun kepada Allah dan jika engkau mempunyai

buruk sangka jangan dinyatakan, dan bila engkau memandang sial karena suatu

amalan maka lanjutkan tujuan mu / jangan pedulikan.” (HR. Ath-Thobroni)15

Dari hadits lain Rosulullah bersabda,

‫رب اليكم دام االمم قبلكم الحسد والبغضاء‬

“Telah menjalar pada kalian penyakit umat-umat sebelum kalian, yaitu

dengki dan permusuhan. Ialah adalah mencukur yang mencukur agama, bukan

yang mencukur rambut.” (HR. Tirmidzi)

Didalam tafsir Al-Qurtubhi disebutkan, “hasad adalah dosa pertama yang

dengannya Allah di durhakai dilangit, juga dosa pertama kali yang dengannya

Allah didurhakai di bumi. Adapun dilangit adalah hasad iblis kepada Nabi Adam

‘alaihis salam, sedangkan di bumi adalah hasadnya Qobil terhadap Habil.”

c. Tidak berdebat kusir (Al-misa’/Al-jidal).

Debat kusir atau jidal adalah menyanggah kata-kata lawan bicara dalam

rangka mengalahkannya. Nabi SAW melarang kita untuk saling berdebat karena

debat biasanya hanya kan melahirkan kebencian antar saudara dan saling

menjatuhkan. Sebagaimana sabda Rosulullah SAW,


15
Prof. H. Bustomi A. Gani DKK, Al-Qur’an Dan Tafsirnya, hal.438.

22
‫ان زغيم ببيت في ربض الجنّة لمن ترك المراءوإن كان محقا وببيت في وسط الجنّة لمن ترك‬
ّ

‫الكذب وإن كان مازحا و ببيت في اعلى الجنّة لمن حسن خلقه‬

“Aku menjamin sebuah rumah di surga bagi siapa saja yang meninggalkan

perdebatan sekalipun ia benar, dan aku menjamin sebuah rumah di surga bagi

siapa saja yang meninggalkan dusta sekalipun bergurau dan aku menjamin sebuah

rumah di tempat yang tertinggi di surga bagi siapa saja yang berakhlaq mulia.”

(HR. Abu Dawud)

Maka kemudian ketika kita mempunyai ilmu yang luas janganlah

berbangga diri atas ilmu tersebut dengan mendebat saudara kita atau orang lain

karena Rosulullah SAW telah mengabarkan baha nerakalah tempatnya.

Sebagaiaman sabda Rosulullah SAW,

‫ فمن فعل ذلك‬,‫ وال لتخيروا به المجالس‬,‫ وال لتمروابه السفهاء‬,‫ال تعلموا العلم لتباهوابه العلماء‬

‫فالنار النار‬

“Janganlah kalian mempelajar ilmu hanya untuk berbangga dengan para

ulama’ cendekia, jangan pula bertujuan untuk mendebat orang-orang bodoh,

jangan pulan untuk mendebat kedudukan dalam forum. Barang siapa yang

melakukan dengan tujuan itu maka nerakalah tempatnya.” (HR. Ibnu Majah)

Maka Ibnu Mas’ud Ra berkata, “Janganlah kalian mempelajari ilmu untuk

tiga tujuan : mendebat orang-orang bodoh, mendebat para ulama’ yang pandai dan

untuk menarik perhatian manusia.”16

d. Tidak menyebarkan rahasia.

Menjaga rahasia saudara seiman merupakan hal yang sudah dijelaskan

oleh al-quran dan as-sunnah. Sebagaimana firman Allah,

ْ ُ‫ِإ َّن ٱلَّ ِذينَ يُ ِحبُّونَ َأن تَ ِشي َع ۡٱل ٰفَ ِح َشةُ فِي ٱلَّ ِذينَ َءا َمن‬
َ‫يم فِي ٱل ُّد ۡنيَا َوٱأۡل ٓ ِخ َر ۚ ِة َوٱهَّلل ُ يَ ۡعلَ ُم َوَأنتُمۡ اَل ت َۡعلَ ُمون‬ٞ ِ‫وا لَهُمۡ َع َذابٌ َأل‬
16
Dr. Said bin Ali Al-Qathani, Bahaya Lisan, hal.104.

23
“Sesungguhnya orang-orang yang ingin agar (berita) perbuatan yang amat

keji itu tersiar di kalangan orang-orang yang beriman, bagi mereka azab yang

pedih di dunia dan di akhirat. Dan Allah mengetahui, sedang, kamu tidak

mengetahui.” (QS. An-Nuur [24]:19)

Dan Rosulullah SAW bersabda,

ّ
‫ان من اشر الناس عند هللا منزلة يوم القيامة الرجل يقضي الى المرأة و تقضي اليه ث ّم ينشرسرّها‬

“Sesungguhnya diantara manusia yang paling jelek kedudukannya disisi

Allah pada hari kiamat adalah seorang laki-laki yang mendatangi istrinya dan

istrinya pun mendatanginya (jima’), kemudian ia menyebarkan luas rahasianya.”

(HR. Muslim)17

Allah SWT Maha Mengetahui hakikat dan rahasia suatu hal yang manusia

tidak mengetahuinya. Oleh karena itu, kembalikannya segala sesuatunya kepada

Allah SWT dan janganlah kita suka memperkatakan sesuau yang tidak

mengetahui sedikitpun seluk beluknya, terutama hal-hal yang menyangkut diri

atau keluarga Rosulullah SAW, karena demikian itu akan membawa kepada

kebinasaan.

6. Hak Untuk Didamaikan Saat Bertikai.

Apabila ada beberapa orang islam yang berselisih, bertikai, bertengkar,

maka menjadi kewajiban saudara seiman untuk mendamaikan, meredahkan

perselisihan dan menari jalan keluar yang bisa mempersatukan hati orang-orang

yang terlibat perselisihan.

Allah SWT berfirman,


ٰ ۡ ‫ُوف َأ ۡو‬
ِ ۚ َّ‫ح بَ ۡينَ ٱلن‬
‫اس‬ ِ ۢ َ ‫صل‬ ‫ص َدقَ ٍة َأ ۡو َم ۡعر ٍ ِإ‬
َ ِ‫ير ِّمن نَّ ۡج َو ٰىهُمۡ ِإاَّل َم ۡن َأ َم َر ب‬ ۡ ‫اَل‬
ٖ ِ‫خَي َر فِي َكث‬

17
Imam An-Nawawi, Riyadhus Shalihin, terj. Arif Rahman Hakim Lc, hal.372.

24
“Tidak ada kebaikan pada kebanyakan bisikan-bisikan mereka, kecuali

bisikan-bisikan dari orang yang menyuruh (manusia) memberi sedekah, atau

berbuat ma'ruf, atau mengadakan perdamaian di antara manusia.” (QS. An-Nisa’

[4]:114)

Allah SWT juga berfirman:

ْ ُ‫ُوا بَ ۡينَ َأ َخ َو ۡي ُكمۡۚ َوٱتَّق‬


َ‫واٱهَّلل َ لَ َعلَّ ُكمۡ تُ ۡر َح ُمون‬ ۡ ‫ة فََأ‬ٞ ‫ِإنَّ َما ۡٱل ُم ۡؤ ِمنُونَ ِإ ۡخ َو‬
ْ ‫صلِح‬

“Sesungguhnya orang-orang mukminitu bersaudara, karena itu

damaikanlah antara kedua saudara mu (yang berselisih) dan bertaqwalah kepada

Allah agar kamu mendapat rahmat.” (QS.Al-Hujurot [49]:10)

Dari Abu Hurairah Ra, bahwa Rosulullah SAW bersabda, “Setiap ruas

tulang manusia sebaiknya disedekahi (oleh pemiliknya) setiap hari (sebagai

pernyataan syukur kepada Allah). Dan macam sedekah itu banyak sekali,

diantaranya mendamaikan diantara dua orang yang bersengketa, membantu teman

ketika menaiki tunggangannya atau menaikkan barang temannya ke punggung

tunggangannya, ucapan yang baik, setiap langkah yang kamu ayunkan untuk

melakukan sholat adalah sedekah, dan meyingkirkan sesuatu yang mengganggu di

jalan juga sedekah.” (HR. Bukhori dan Muslim)

Hadits ini telah menjelaskan bahwa jalan kebaikan itu ada banyak dan

sangatlah mudah ditempuh bagi orang yang dimudahkan oleh Allah. Karenanya,

siapa yang mendamaikan diantara dua orang yang bertikai, maka ia termasuk

sedekah, menyingkirkan duri dari jalan merupakan sedekah, dan ucapan yang baik

pada saudara mu juga sedekah, dengan memberi kebahagiaan kepada mereka.

Begitu pula ketika seseorang keluar untuk melaksankan sholat adalah sedekah dan

semua ini merupakan karunia dari Allah.

25
Dalam hadits lain Rosulullah SAW bersabda, “Bukannya termasuk

pendusta, orang yang mendamaikan antara para manusia lalu ia menyampaikan

berita yang baik atau mengatakan sesuatu yang baik.” (HR. Bukhori Muslim)18

Oleh karena itu seorang yang mendamaikan orang lain dianjurkan untuk

menjauhi kedustaan. Namun, jika harus dilakukan maka lakukanlah dengan secara

tidak langsung agar tercipta kebaikan. Sebab, ketika orang tersebut menjadi baik

maka tidak akan menjadi dosa diantara dia dengan Allah, dan berdusta itu

dibolehkan jika mendatangkan kemaslahatan.

7. Hak Untuk Mendapatkan Nasehat dan Pengajaran.

Seorang muslim harus menjadi bagian dari orang-orang yang memberi

nasehat pada kebaikan bagi saudara yang lain dan mengajak mereka untuk saling

memberikan nasehat sehingga tercipta persaudaraan yang didasari oleh keimanan.

Allah SWT berfiman:

ُ َ‫ص ُح لَ ُكمۡ َوَأ ۡعلَ ُم ِمنَ ٱهَّلل ِ َما اَل ت َۡعلَ ُمون‬ ِ َ‫بَلِّ ُغ ُكمۡ ِر ٰ َس ٰل‬
َ ‫ت َربِّي َوَأن‬

“(Aku sampaikan kepadamu) dengan dibaca takhfif dan tasydid (amanat-

amanat Tuhanku dan aku memberi nasihat) maksudnya, aku menghendaki

kebaikan (kepadamu, dan aku mengetahui dari Allah apa yang tidak kamu

ketahui.” (QS. Al-A’rof [7]:62)

Ayat ini adalah sebagai pemberitahuan tentang Nuh As.

Allah berfirman:

ٌ ‫ص ٌح َأ ِم‬
‫ين‬ ِ َ‫ابَلِّ ُغ ُكمۡ ِر ٰ َس ٰل‬
ِ ‫ت َربِّي َوَأن َ۠ا لَ ُكمۡ نَا‬

“Aku menyampaikan amanat-amanah Tuhanku kepadamu dan aku

hanyalah pemberi nasihat yang terpercaya bagimu”.(QS.Al-A’raf[7]:68)


18
Imam An-Nawawi, Riyadhus Shalihin, terj. Arif Rahman Hakim Lc, hal.174.

26
Dan ini tentang Hud As.19

Allah berfirman,

ۡ ‫ص ۡو ْا بِٱلص َّۡب ِر َو ۡٱل َع‬


‫ص ِر‬ ِّ ‫اص ۡو ْا بِ ۡٱل َح‬
َ ‫ق َوتَ َوا‬ َّ ٰ ‫وا ٱل‬
ِ ‫صلِ ٰ َح‬
َ ‫ت َوتَ َو‬ ْ ُ‫وا َو َع ِمل‬
ْ ُ‫ِإ َّن ٱِإۡل ن ٰ َسنَ لَفِي ُخ ۡسرٍِإاَّل ٱلَّ ِذينَ َءا َمن‬

“Demi masa. Sesungguhnya manusia itu benar-benar dalam kerugian.

kecuali orang-orang yang beriman dan mengerjakan amal saleh dan nasehat

menasehati supaya mentaati kebenaran dan nasehat menasehati supaya menetapi

kesabaran.” (QS. Al-Ashr [103]:1-3)

Ini adalah dalil-dalil yang telah dijelaskan oleh Allah dalam Al-Quran,

adapun dalil-dalil dari hadits adalah sebagaimana sabda Rosulullah, “Agama itu

adalah nasihat.” kami bertanya, ‘untuk siapa?’ Beliau menjawab, “bagi Allah,

bagi kitabNya,bagi RosulNya, bagi pemimpin-pemimpin kaum muslimin, serta

bagi umat islam pada umumnya.” (HR. Muslim)

Hadits diatas telah menjelaskan kepada kita bahwa nasihat untuk Allah

adalah dengan mengikuti segala perintahNya, demi meraih rasa cinta dariNya.

sedangkan nasihat untuk kitabNya adalah dengan menebarkan berita-beritanya

dan membelanya, serta menyebarkan ajarannya kepada kaum muslimin.

sementara nasihat kepada RosulNya adalah dengan membenarkan berita yang ia

bawa dan bahwa beliau adalah orang yang jujur dan terpercaya, serta mengikuti

beliau dengan benar. selain itu juga memberi nasihat kepada para pemimpin kaum

muslimin dan para ulama’ kaum muslimin, serta seluruh kaum muslimin. Alasan

mendahulukan para imam dari pada kaum muslimin secara umum, karena ketika

para imam sudah baik maka umat pun akan baik.

Dari Jabir bin Abdullah Ra, dia berkata

19
Imam An-Nawawi, Riyadhus Shalihin, terj. Arif Rahman Hakim Lc, hal.135.

27
“Saya berbaiat kepada Rosulullah SAW untuk senantiasa menegakkan

sholat, menunaikan zakat, memberi nasihat kepada setiap muslim.” (HR. Bukhori

dan Muslim)20

Adapun etika yang perlu diperhatikan dalam menasehati sesama saudara

adalah :

a. Ikhlas dalam menasehati.

Artinya, hendaklah nasehat yang diberikan kepada saudarnya benar-benar

dalam rangka memperbaiki keadaannya, bukan karena ingin melampiaskan

kesalahannya, lalu mecelahnya atau ingin meninggikan kedudukannya terhadap

saudaranya tersebut dengan dalih menasehati. Sebagaimana yang dikatakan oleh

Al-Hakim adalah, “Orang yang cinta kepadamu itu adalah orang yanng mau

menasehati mu dan musuh mu adalah orang yang menemani mu dalam

mengumbar hawa nafsu.”

b. Dilakukan empat mata.

Imam Asy-Syafi’i bekata, “Barang siapa yang mengingatkan saudaranya

secara rahasia maka dia telah menasehati dan menuturinya. Dan barang siapa yang

menasehatinya dengan terang-terangan (didepan banyak orang) berarti dia telah

mencela dan menghinanya.”

c. Dilakukan dengan cara sebaik mungkin.

Maksudnya bila seseorang cukup dinasehati dnegan sindiran, maka tidak perlu

kita menasehatinya dengan terang-terangan, juga cara menyampaikan pilihlah

waktu yang tepat serta kalimat yang halus sehingga yang dapat nasehat tidak

merasa dilecehkan kehormatannya.

20
Imam An-Nawawi, Riyadhus Shalihin, terj. Arif Rahman Hakim Lc, hal.136.

28
8. Hak Untuk Didoakan

Doa merupakan hal yang tidak kalah penting dalam kehidupan manusia.

Karena dengan berdoa hal apapun yang terkadang tidak sampai kepada akal

manusia (tidak masuk akal) itu bisa terjadi, sebab jika seseorang itu sudah berdoa

dan memohon kepada Allah kemudian Allah Ridha dengannya dan Allah pun juga

bisa mengabulkan apapun yang telah diminta oleh hambaNya, sebagaimana

firmanNya,

ْ ُ‫ُوا لِي َو ۡلي ُۡؤ ِمن‬


َ‫وا بِي لَ َعلَّهُمۡ يَ ۡر ُش ُدون‬ ْ ‫اع ِإ َذا َدعَا ۖ ِن فَ ۡليَ ۡست َِجيب‬ ‫ۖ ُأ‬ َ َ‫َوِإ َذا َسَأل‬
ِ ‫ك ِعبَا ِدي َعنِّي فَِإنِّي قَ ِريبٌ ِجيبُ د َۡع َوةَ ٱل َّد‬

“Dan apabila hamba-hamba-Ku bertanya kepadamu tentang Aku, maka

(jawablah), bahwasanya Aku adalah dekat. Aku mengabulkan permohonan orang

yang berdoa apabila ia memohon kepada-Ku, maka hendaklah mereka itu

memenuhi (segala perintah-Ku) dan hendaklah mereka beriman kepada-Ku, agar

mereka selalu berada dalam kebenaran.” (QS. Al-Baqoroh [2]:186)

Allah juga menjelaskan dalam ayat yang lain. Sebagaimana firmanNya,

ۚۡ‫َوقَا َل َربُّ ُك ُم ۡٱدعُونِ ٓي َأ ۡستَ ِج ۡب لَ ُكم‬

“Dan Tuhanmu berfirman: "Berdoalah kepada-Ku, niscaya akan

Kuperkenankan bagimu.” (QS. Ghofir [40]:60)21

Maka dari itu kita sebagai seorang muslim jangan melupakan hak sesama

muslim untuk saling mendoakan. Karena ketika kita melihat atau mendengar

berita ataupun juga terjadi dilingkungan kita, seorang muslim yang telah

terdzolimi, telah di bantai, telah mengalami kerugian, kesusahan ataupun juga

dalam keadaan bahagia. Maka, ketika kita tidak bisa menolongnya dan

membantunya dengan harta, tenaga dan pikiran, hendaklah mendo’akan dengan

21
Anas Ismail Abu Dawud, Bekal Seorang Da’I, terj. Tim Editor Insan Kamil, hal.274.

29
sebaik-baiknya. Sebab ketika seorang muslim mendo’akan saudaranya tanpa

sepengetahuannya maka Allah akan mengabulkannya

Dari Abu Darda’ ra bahwa Rasulillah SAW bersabda:

“Do’a seorang muslim untuk saudaranya yang dilakukan tanpa

sepengetahuan orang yang yang di do’akanNya adalah do’a yang di kabulkan.

Pada kepalanya ada malaikat yang menjadi wakil baginya. Setiap kali dia berdo’a

untuk saudaranya dengan sebuah kebaikan, maka malaikat tersebut berkata:

aamiin dan engkau pun mendapatkan seperti dia dapatkan.” (HR. Muslim)

Itulah diantara dalil-dalil mendoakan saudaranya. Dan do’a ini tidak

terbatas ketika mereka masih hidup, bahkan sampai mereka mati sekalipun.

Diantara bentuk do’a saudara seiman yang telah mati adalah dengan

menyelamatkan jasadnya, memintakan ampun untuknya dan mendo’akanNya saat

ziarah kubur. Sebagaimana sabda Rasulullah SAW.

“Tidaklah ada seorang pun yang meninggal, lantas ia di sholatkan 100

orang dari umat Islam, masing-masing mereka meminta syafa’at baginya, kecuali

pasti mereka di beri izin oleh Allah untuk memberi syafa’at bagi orang yang

meninggal tersebut.”

Anas bin Malik ra, berkata “Janganlah kalian meremehkan do’a karna

tidak ada seorang pun yang binasa jika dia mau berdo’a.”

30
E. PENUTUP

1. Kesimpulan

a. Ukhuwah islamiyah adalah keterikatan hati dan ruh dengan ikatan

aqidah. Dia adalah keikhlasan semata-mata mengharap ridho Allah

dengan iman dan taqwa dari situ bisa menimbulkan perasaan kasih

sayang, persaudaraan, kemuliaan, dan rasa saling percaya terhadap

saudara se aqidah.

b. Ukhuwah islamiyah memiliki kedudukan yang sangat penting, yaitu

berkaitan dengan keimanan dan kecintaan seseorang.

31
c. Hak-hak ukhuwah islamiyah antara lain, yaitu berbuat baik terhadap

saudara seiman, menutup aib saudaranya, membela saudaranya yang

digunjing,memaafkan saudara seiman, menahan diri dari membicarakan

aib saudara seiman, hak untuk didamaikan saat bertikai, hak untuk

mendapatkan nasehat dan pengajaran, hak untuk didoakan.

Akhirnya selesailah penulisan karya tulis ini dengan pertolongan Allah

kemudian keteguhan kami, akan tetapi kami sadar bahwa kami bukan malaikat

tanpa sayap bukan pula siapa-siapa maka pastinya kami memiliki kesalahan

disana-sini.

Maka kritik dan saran kami sangat harapkan dari para pembaca untuk

perbaikan karya tulis kami ini.

Harapan kami semoga karya tulis ini dapat mencerahkan wawasan kami wabil

khusus dan kaum muslimin secara umum dalam memahami hak-hak ukhuwah

islamiyah.Semoga bermanfaat.Aamiin.

32
DAFTAR PUSTAKA

Al-Quran dan Terjemahan

Al-Adnani ,Abu Fatiah dan Abu Ammar, Mizanul Muslim, jilid.1 (Sukoharjo:
Cordova Mediatama, 2017)

Al-Qathani, Dr. Said bin Ali, Bahaya Lisan, Terj. Irwan Raihan, (Solo: Aqwam,
2013)

Anas Ismail Abu Dawud, Bekal Seorang Da’I, terj. Tim Editor Insan Kamil,
(Sukoharjo: Insan Kamil, )

Imam Al-Qurthubi, Tafsir Al-Qurthubi, jilid 8, (Beirut: Dar Al-Kotob Al-ilmiyah,


2010)

Imam An-Nawawi, Riyadhus Shalihin, terj. Arif Rahman Hakim Lc. (Sukoharjo:
Insan kamil, 2011)

Imam Ibnu Katsir, Tafsir Ibnu Katsir, jilid 2, (Kairo: Darul Atsar, 2009)

Imam Ibnu Katsir, Tafsir Ibnu Katsir, jilid 5, (Kairo: Darul Atsar, 2009)

Ibrahim,Abu Abdillah Said bin,Penjelasan Lengkap Hadits Arbai’in, terj. Abu


Zaid Ar-Royani, (Solo: Al-Wafi, 2019)

Kholid, Ahmad Najib, Urgensi Ukhuwah Islamiyah Dan Terapi Pecahan Umat,
Karya Tulis (Jombang: Baitul Amin, 2002)

Munawwir, Ahmad Warson,Kamus Al-Munawwir, (Surabaya: Pustaka Progresif,


1997)

A. Gani ,Prof. H. Bustomi DKK, Al-Qur’an Dan Tafsirnya, (Yogyakarta: PT.


Dana Bhakti Wakaf, 1991)

33

Anda mungkin juga menyukai