Khutbah Pertama
الله َو ْح َد ُه ال َ َش ِري ْ َك
ُ َّ أ َ ْش َه ُد أ َ ْنال َ ِإل ََه ِإال.)ين َ ( َو َما أ َ ْر َسلْنَا َك ِإلَّا َر ْح َم ًة لِل َْعال َِم: وقال للنبي،واليقين
ِ ِ ال ّ َ ِذي َحبَانَا بِال ْ ِإي ْ َم،ِلله ال َْملِ ِك ال َْح ِ ّقال ُْمبِي ْ ِن
ان ِ اَل َْح ْم ُد
الر َدي ِ
َ ّ الشقَاء َو ِ َ ِ
َ ّ َون َ ُص ْو ُن بِه أنْفُ َسنَا م َن،ِالس َع َداء َ ِ ِ ِ
ُّ لنَك ُْو َن بِه م َن األبْ َر ِار،اءنَا بِا ِإل ْسال َ ِم القَ ِوي ْ ِم َوبِال ُْه َدي َ ل َُه َوأ َ ْش َه ُد أ ّ َن ُم.
َ
َ عبْ ُد ُه َو َر ُس ْول ُُه َج
َ ح ّ َم ًدا
َ ّ ِ ان ِإل َى ي َ ْو ِم
أ ّ َما بَ ْع ُد.الدي ْ ِن ٍ َو َم ْن تَب َِع ُه ْم ِب ِإ ْح َس، وأصحابه األخيار أجمعين، وعلي آله الطيبين،ٍ خاتم األنبياء والمرسلين،ح ّ َمد َ عل َى َس ِي ّ ِدنَا ُم َ ا َلل ّ َ ُه ّمَ َص ّ ِل.
Hadirin sidang Jumat yang dimuliakan oleh Allah Swt…
Pada kesempatan yang berbahagia ini, di hari jumat yang sangat cerah dan damai ini, izinkanlah
saya berwasiat, baik bagi diri saya sendiri, maupun bagi hadirin sekalian, untuk selalu dapat
meningkatkan keimanan dan ketakwaan diri kita kepada Allah Swt. Karena hanya dengan bekal
iman dan takwa sajalah, kita akan selamat, baik di dunia, maupun di akhirat.
Dalam khutbah Jum’at kali ini, saya ingin menyampaikan sebuah materi yang berkaitan dengan
akidah dan pemahaman kita tentang kebenaran ajaran Islam. Karenanya saya merasa perlu
untuk sedikit menyinggung kekeliruan-kekeliruan ajaran agama lain, utamanya ajaran Kristen,
karena agama yang satu inilah yang cukup memberikan penetrasi signifikan bagi kualitas
beragama umat Islam Indonesia.
Di sini saya ingin mengatakan, dalam memeluk agama Islam ini, sudahkah kita benar-benar
meyakini hakikat dan kebenaran risalah Islam? Apakah kita beragama Islam hanya karena
orangtua kita beragama Islam? Ataukah karena memang, kita telah menemui kebenaran dan
kesucian hanya ada di dalam Islam? Saya hanya ingin berkata, bagaimanakah sekiranya, jika
kita dilahirkan dalam sebuah keluarga yang bukan beragama Islam, akankah kita memeluk
agama ini? Akankah kita berupaya mencari kebenaran? Ataukah malah sebaliknya?
Inilah barangkali, materi yang ingin saya sampaikan, agar paling tidak, sejak sekarang,
keislamanan kita betul-betul tumbuh dari lubuk hati dan keyakinan kita sendiri, bukan karena
pengaruh orangtua, keluarga, teman, atau pergaulan dan lingkungan. Sebab, kalau keimanan
kita hanya berdasarkan orangtua, teman, pergaulan atau lingkungan, keimanan kita akan mudah
rapuh dan luntur, mudah terombang-ambing di saat badai datang menerpa. Ibarat sebuah
pohon, kalau akarnya kuat menghunjam ke dasar bumi, dia akan mampu berdiri dengan kokoh,
meski badai datang menerpa, meski gempa datang melanda. Karena di saat ini, ancaman
keimanan kaum muslimin semakin berat dan bertubi.
Fitnah yang di arahkan kepada Agama kita ada di mana-mana, entah itu berupa cemoohan,
penghinaan, bahkan intimidasi sangat sering kita jumpai di negeri kita Indonesia. Setelah Timor-
timur atau yang dikenal dengan Timor Leste lepas dari pangkuan Indonesia, Maluku mulai
menampakkan riak-riaknya. Dan kasus Ambon maupun Poso, masih berlarut, tak kunjung usai
hingga kini. Terkadang, agama yang diturunkan sebagai rahmatan lil’alamin ini begitu mudahnya
dijadikan alat politik, suatu ketika ia dijadikan tumbal dengan label Islam fundamentalis, Islam
identik dengan kekerasan, darah, pedang, dan terorisme. Di sisi lain, Ia kerap dijadikan
tunggangan politik, hanya untuk meraih dukungan mayoritas.
Cobaan dan fitnah-fitnah tersebut belum lagi selesai, umat ini sudah dihadapakan oleh sulitnya
memenuhi kebutuhan hidup, pada saat yang bersamaan, upaya pemurtadan dari kalangan
misionaris agama lain begitu gencar dan sistematis dengan berbagai kemudahan dan fasilitas
yang mereka tawarkan: uang, makanan, pakaian, obat-obatan maupun pekerjaan.
Dalam kondisi seperti ini, kalaulah bukan karena pertimbangan negeri akhirat, kalaulah bukan
karena mahalnya iman, kalaulah bukan karena demi mencapai ridha Allah, niscaya kita akan
mudah teromang-ambing dan tergelincir oleh derasnya ujian dan cobaan tadi.
Maka berdasarkan akal-lah kita akan berupaya melihat bukti-bukti kebenaran agama Islam
dibandingkan dengan agama yang lainnya.
Tidak ada satu agama pun di dunia ini, baik Kristen, Yahudi, Sinto, Hindu, Budha, maupun
Konghucu yang mengatur seluruh kehidupan manusia sampai kepada hal-hal yang paling kecil
dan rumit sekalipun, kecuali Islam. Islam sebagai rahmatan lil’alamin telah memberikan petunjuk
dan dan arahan sangat sempurna dalam berbagai lini kehidupan, mulai dari masalah perorangan
dan masyarakat, moril dan materil, ekonomi dan politik, hukum dan budaya, maupun
permasalahan nasional dan internasional, sampai kepada masalah yang dianggap ringan dan
sepele, semisal tidur, gunting kuku, dan buang hajat Semuanya ada diatur di dalam Islam.
Bagaimana dengan agama lain?
Jika kita menyingung agama Kristen, maka sudah dapat kita pastikan, bahwa agama yang satu
ini tidak mempunyai hukum syariat seperti agama Islam. Tidak ada dalam sejarah, bahwa umat
kristen memiliki produk hukum seperti umat Islam. Bagaimana bisa kaum kristiani mempunyai
kesempurnaan syariat dan hukum, kalau kitab injilnya sendiri baru ditulis 270 tahun sepeninggal
nabi Isa As. Menggunakan bahasa yunani lagi! bukan bahasa Asli nabi Isa As sebagai pembawa
risalahnya. Umat budha, hindu? Apalagi! Dulu di negeri kita, pernah marak dengan masalah
undang-undang perkawinan Islam, yang ditolak mentah-mentah oleh rekan-rekan non-Islam.
Mengapa mereka menolak, atau tidak mengusulkan undang-undang perkawinan ala agama
mereka? Bukan karena mereka tidak mau, tapi lebih karena mereka tidak memiliki undang-
undang perkawinan, pidana, maupun perdata dalam agama mereka.
Tetapi sebaliknya, Islam mengatur seluruh kebutuhan manusia, sejak dia lahir sampai dia
meningal dunia, bahkan sampai kehidupan setelah dunia ini.
Menurut ajaran Kristen, nabi Isa adalah Tuhan anak. Dan Allah tuhan Bapak, sedangkan malaikat
Jibril sebagai Roh Qudus, salah satu tuhan dari yang tiga atau trinitas, satu dalam tiga, tiga
dalam satu. Bagaimana bisa dikatakan tuhan itu tunggal kalau dia ada tiga? Kalau sistem
ketuhanan serumit itu dan tidak masuk akal, sangat bisa dipastikan ada tuhan yang otoritas atau
kesewenangannya terbatas atau dibatasi oleh tuhan lain, masuk akalkah ini?
Karenanya tidak mengherankan kalau ratusan ribu, bahkan jutaan orang-orang barat kini telah
memeluk agama Islam dengan kesadaran sendiri dan tanpa paksaan. Di Prancis saat ini, umat
Islam sudah berjumlah 7 juta jiwa, dan di Amerika Serikat agama Islam menjadi agama tercepat
kedua dalam hal pertumbuhannya.
Belum lagi masalah dosa warisan, bahwa setiap bayi yang lahir dari perut ibunya memiliki dosa
warisan dari Nabi Adam dan Hawa karena durhaka kepada Allah Swt dengan memakan buah
khuldi, hingga diturunkan ke bumi. Seorang anak yang tidak tahu-menahu, bukan karena
perbuatannya, telah ditimpakan dosa?! Berarti kalau anak kecil itu meninggal dunia, maka dia
akan masuk neraka, dimanakah keadlilan Tuhan? Sangat kontras dengan Islam, bahwa setiap
anak yang baru dilahirkan adalah suci sampai ia mencapai usia akil-balig.
Bernard Shaw berkata: "Saya menghormati agama Muhammad, karena vitalitasnya yang
mengagumkan. Agama Muhammad adalah satu-satunya agama yang jelas bagi saya. Saya telah
mempelajari kehidupan orang ini, orang yang sangat mengagumkan, diapun sangat jauh dari
sifat anti Kristus, dialah semestinya yang mendapat gelar Juru Selamat Kemanusiaan.
Ketujuh, Ajaran-ajarannya Terpelihara dari Perubahan
Ajaran-ajaran Islam dalam Al-Qur'an tetap atas dasar dan nash-nya yang semula sejak 14 abad
yang lalu, tanpa berganti satu hurup pun. sebagaimana yang dijanjikan oleh Allah Swt dalam Al-
Quran:
لحافطون له وإنا الذكر نزلنا نحن إنا
“Kamilah yang telah menurunkan Al-Quran dan kamilah yang akan menjaganya”
Hal ini diakui oleh para kritikus non Muslim. Profesor Reynold A. Nicholson dalam bukunya
"Literary History of the Arabs" pada halama 413 menyatakan:
"Al-Qur'an adalah suatu dokumen kemanusiaan yang luar biasa, menerangkan setiap phase
hubungan Muhammad dengan segala kejadian yang dihadapinya selama hidupnya, sehingga kita
mendapat bahan yang unik dan tahan uji keasliannya, sehingga kita dapat mengikuti
perkembangan Islam sejak permulaannya sampai sekarang. Semua itu tidak ada bandingannya
dalam agama-agama Buddha atau Kristen, maupun dalam agama-agama lainnya."
Islam adalah agama yang paling sempurna bagi kemanusiaan, dulu, sekarang dan yang akan
datang. Segi-segi itulah yang telah menarik beratus-ratus juta ummat manusia ke dalamnya dari
semua kalangan. Mereka semua yakin bahwa Islam adalah agama yang hak dan benar, jalan
hidup yang lurus yang seharusnya dilalui oleh manusia. Hal itu akan tetap menarik mereka di
waktu-waktu yang akan datang, para manusia yang jiwanya bersih dan ikhlas dalam mencari
kebenaran.
الله ال َْع ِظي ْ َم لِ ْي َولَك ُْم َولِ َسا ِئ ِر َ أَق ُْو ُل ق َْولِ ْي َهذَا َوأ َ ْستَ ْغ ِف ُر.ات َوال ِ ّذك ِْر ال َْح ِكي ْ ِم ِ َ َون َ َف َع ِن ْي َو ِإيَّاك ُْم ب َِما ِفي ْ ِه ِم َن اْآلي،آن ال َْع ِظي ْ ِم
ِ الله لِ ْي َولَك ُْم ِفي ال ْ ُق ْر
ُ ار َك
َ َب
الر ِحي ْ ُم
َّ ال ْ َغفُ ْو ُر ُه َو ِإن ّ َُه َاستَ ْغ ِف ُر ْو ُه
ْ ف ،ال ُْم ْسلِ ِمي ْ َن.
Khutbah kedua
فالصالة والسالم علي من نظر الي جماله تعالي بال سطر وال، الذي جعل الصالت مفتاحا لكل باب، الجبارالتواب،الحمد لله الملك الوهاب
عبْ ُد ُه َو َر ُس ْول ُُه ال َ الله َو ْح َد ُه ال َ َش ِري ْ َك ل َُه َوأ َ ْش َه ُد أ َ ّ َن ُم
َ ح ّ َم ًدا ُ َّ أ َ ْش َه ُد أ َ ْن ال َ ِإل ََه ِإال. حجاب وعلي جميع اآلل واألصحاب وكل وارث لهم الي يوم المآب
بعد أما .بعده نبي.
Hadirin sidang Jumat yang dimuliakan oleh Allah Swt...
Kita merasakan dalam kehidupan sehari-hari di Indonesia, munkarat masih sangat merajalela.
Tindak Kriminalitas, aksi pornografi dan pendidikan mesum kian semarak. Baik tabloid, majalah
dan CD-CD porno begitu mudahnya didapatkan, para selebritis dan artis yang ada cenderung
meniru gaya Inul, bahkan kian menjadi dan semakin parah.
Di sini saya hanya ingin mengatakan, bahwa membina diri, keluarga maupun keturunan kita di
jaman ini untuk menjadi manusia-manusia bertauhid dan berbudi luhur tidaklah semudah
membalikkan telapak tangan, tetapi membutuhkan usaha, upaya dan kegigihan. Kalaulah kita
mempunyai keturunan, marilah kita arahkan mereka untuk menjadi manusia-manusia yang
berbudi luhur dan selamat baik di dunia maupun di akhirat, namun bukan hanya dengan
menitipkannya di sekolah atau di pengajian, tetapi perlu adanya tindakan pro-aktif dari para
orang tua itu sendiri, sebab pengaruh orangtua atau keluarga sangatlah besar dalam membentuk
watak dan kepribadian anak. Masa depan anak dan keluarga baik di dunia maupun di akhirat,
merupakan tanggungjawab para pimpinan keluarga, karenanya Allah mengatakan:
)6 :(التحريم ن َ ًارا َوأ َ ْهلِيك ُْم أَنفُ َسك ُْم قُوا آمنُوا َ َ ال ّ َ ِذ
ين أَي ُّ َها يَا
“Wahai orang-orang yang beriman, jagalah dirimu dan keluargamu dari api neraka”.
َ ا َلل ّ َ ُه ّمَ َص ّ ِل َو َس ِل ّ ْم َوبَ ِار ْك.عل َي ْ ِه َو َس ِل ّ ُم ْوا تَ ْسلِي ْ ًما َ امن ُ ْوا َصل ُّ ْوا َ َ الله َو َمال َ ِئكَتَ ُه ي ُ َصل ُّ ْو َن
ح ّ َم ٍد َ آل َس ِي ّ ِدنَا ُم ِ عل َى َ ح ّ َم ٍد َو َ عل َى َس ِي ّ ِدنَا ُم َ يَا أيُّها َ ال ّ َ ِذي ْ َن َء،عل َى النَّب ِ ِّي َ ِإ ّ َن
اتِ َ ات َوال ُْم ْؤ ِم ِني ْ َن َوال ُْم ْؤ ِمن ِ غ ِف ْر لِل ُْم ْسلِ ِمي ْ َن َوال ُْم ْسلِ َم ْ ِن ا َلل ّ َ ُه ّمَ ا. ْ الدي
ّ ِ ان اِل َي ي َ ْو ِم ٍ عل َي ْ ِه َو َسل ّ َ َم َو َم ْن تَب َِع ُه ْم ِب ِإ ْح َس َ الله ُ اب َر ُس ْولِ َك َصلَّي ِ ح َ ادا ِتنَا أ َ ْص َ ع ْن َس َ َو ْار َض
ِ ِ ِ َ ِ ِ
َربَّنَا آتنَا في.ال ال ُْم ْسلمي ْ َن َوآمن ْ ُه ْم ف ْي أ ْو َطان ِه ْم ِ ِ َ ِ َ َ ِ ِ ِ ِ ِ َ
َ ا َلل ّ ُه َم أ ْصل ْح أ ْح َو. ا َلل ّ ُه ّمَ ِإن ّ َا ن َ ْسأل َُك م َن ال َْخي ْ ِر كُل ّه َما َعل ْمنَا من ْ ُه َو َما ل َْم ن َ ْعل َْم.اْأل َ ْحيَا ِء من ْ ُه ْم َواأل ْم َوات
َ ِ َ ْ ِ
الن ّ َِار َاب
َ عذ َ َو ِقنَا َح َسن َ ًة اآلخ َر ِة
ِ َو ِفي َح َسن َ ًة الدنْيَا.
ُّ
الله ال َْع ِظي ْ َم ي َ ْذك ُْرك ُْم وا ُر ك ذ
ْ َا
ف .ن َ ور َ ّ ك ذ
َ ت ُم
ُْ َ ْ َ ْ ُ َ ِ َ َ ك َ ّ لَع ل ُم ك ظ عِ ي ي غ
ْ ْب لا و َر
ِ ك ن ْم لا و ِ
ء آش ح ف
َ ْ لا ن
ِ ع ى ه ن يو
َََْ َْ ى ب رق
ُ ْ لا ي ِ
ذ آئ
ِ ت ي إ
ِ و انِ س ح إل
ِ ْ او لِ د ْع لِا
ب ُم ك رم ْ أي الله نَ إ
ِ ، ِ
الله َ َِعب
اد
َ ُ ُ َ َ ْ َ َ َ َ ْ َ ْ َ ْ ُُ َ َ ّ
َ َ َ
الصال َ ِة َ ّ َوأ ِق ِم.الله أك ْبَ ُرِ اسأل ُْو ُه ِم ْن ف َْضلِ ِه ي ُ ْع ِطك ُْم َول َِذك ُْر ْ ! َو
Mengenai Saya
Lihat profil lengkapku
KUMPULAN KHUTBAH
iposkan oleh Marhadi Muhayar, Lc., M.A. (Silahkan menukil dengan menyebut sumbernya) di JUMAT
Object 1
( َو َما: وقال للنبي،واليقين ِ ِ ال َّ ِذي َحبَانَا ِبال ْ ِإيْ َم،ِلله ال َْم ِل ِك ال َْح ِ ّقال ُْمبِيْ ِن
ان ِ اَل َْح ْم ُد
الله َو ْح َد ُه ال َ َش ِريْ َك ل َُه َوأ َ ْش َه ُد أ َ َّن
ُ َّ أ َ ْش َه ُد أ َ ْنال َ ِإل ََه ِإال.)ين
َ أ َ ْر َسلْنَا َك ِإلَّا َر ْح َم ًة لِل َْعال َِم
،الس َع َدا ِءُّ لِنَك ُْو َن ِب ِه ِم َن األَبْ َر ِار،اءنَا ِبا ِإل ْسال َ ِم القَ ِويْ ِم َو ِبال ُْه َدي َ عبْ ُد ُه َو َر ُس ْول ُُه َج َ ح َّم ًدا
َ ُم
ٍ خاتم األنبياء،ح َّمد َ عل َى َس ِيّ ِدنَا ُم َ ياَلل َّ ُه ّمَ َص ّ ِل َّ َون َ ُص ْو ُن ِب ِه أَنْفُ َسنَا ِم َن
َّ الش َقا ِء َو
. الر َد
ان ِإل َى ٍ َو َم ْن تَب َِع ُه ْم ِب ِإ ْح َس، وأصحابه األخيار أجمعين، وعلي آله الطيبين،والمرسلين
أ َ َّما َب ْع ُد.الديْ ِن
ّ ِ يَ ْو ِم.
Oleh karena itu, ketenangan dan kedamaian jiwa sangat diperlukan dalam hidup ini yang terasa
kian berat dihadapinya. Itu sebabnya, setiap orang ingin memiliki ketenangan jiwa. Dengan jiwa
yang tenang kehidupan ini dapat dijalani secara teratur dan benar sebagaimana yang
dikehendaki Allah dan Rasul-Nya. Untuk bisa menggapai ketenangan jiwa, banyak orang yang
mencapainya dengan cara-cara yang tidak Islami, sehingga bukan ketengan jiwa yang didapat
tapi malah membawa kesemrautan dalam jiwanya itu. Untuk itu, secara tersurat, Al-Qur’an
menyebutkan beberapa kiat praktis, yaitu:
1. Dzikrullah.
Dzikir kepada Allah Swt merupakan kiat untuk menggapai ketenangan jiwa, yakni dzikir dalam
arti selalu ingat kepada Allah dengan menghadirkan nama-Nya di dalam hati dan menyebut
nama-Nya dalam berbagai kesempatan. Bila seseorang menyebut nama Allah, memang
ketenangan jiwa akan diperolehnya. Ketika berada dalam ketakutan lalu berdzikir dalam bentuk
menyebut ta’awudz (mohon perlindungan Allah), dia menjadi tenang. Ketika berbuat dosa lalu
berdzikir dalam bentuk menyebut kalimat istighfar atau taubat, dia menjadi tenang kembali
karena merasa telah diampuni dosa-dosanya itu. Ketika mendapatkan kenikmatan yang
berlimpah lalu dia berdzikir dengan menyebut hamdalah, maka dia akan meraih ketenangan
karena dapat memanfaatkannya dengan baik dan begitulah seterusnya sehingga dengan dzikir,
ketenangan jiwa akan diperoleh seorang muslim, Allah berfirman yang artinya: (yaitu) orang-
orang yang beriman dan hati mereka menjadi tentram dengan mengingat Allah. Ingatlah hanya
dengan mengingat Allahlah hati menjadi tentram (13:28).
Untuk mencapai ketenangan jiwa, dzikir tidak hanya dilakukan dalam bentuk menyebut nama
Allah, tapi juga dzikir dengan hati dan perbuatan. Karena itu, seorang mu’min selalu berdzikir
kepada Allah dalam berbagai kesempatan, baik duduk, berdiri maupun berbaring.
Dengan memperhatikan betapa banyak bentuk pertolongan yang diberikan Allah kepada para
Nabi dan generasi sahabat dimasa Rasulullah Saw, maka sekarangpun kita harus yakin akan
kemungkinan memperoleh pertolongan Allah itu dan ini membuat kita menjadi tenang dalam
hidup ini. Namun harus kita ingat bahwa pertolongan Allah itu seringkali baru datang apabila
seorang muslim telah mencapai kesulitan yang sangat atau dipuncak kesulitan sehingga kalau
diumpamakan seperti jalan, maka jalan itu sudah buntu dan mentok. Dengan keyakinan seperti
ini, seorang muslim tidak akan pernah cemas dalam menghadapi kesulitan karena memang pada
hakikatnya pertolongan Allah itu dekat, Allah berfirman yang artinya: Apakah kamu mengira
bahwa kamu akan masuk syurga, padahal belum datang kepadamu (cobaan) sebagaimana
halnya orang-orang terdahulu sebelum kamu?. Mereka ditimpa oleh malapetaka dan
kesengsaraan, serta digoncangkan (dengan bermacam-macam cobaan) sehingga berkatalah
rasul dan orang-orang yang beriman: "bilakah datangnya pertolongan Allah?". Ingatlah,
sesungguhnya pertolongan Allah itu amat dekat (QS 2:214)
4. Bersyukur
Allah Swt memberikan kenikmatan kepada kita dalam jumlah yang amat banyak. Kenikmatan itu
harus kita syukuri karena dengan bersyukur kepada Allah akan membuat hati menjadi tenang,
hal ini karena dengan bersyukur, kenikmatan itu akan bertambah banyak, baik banyak dari segi
jumlah ataupun minimal terasa banyaknya. Tapi kalau tidak bersyukur, kenikmatan yang Allah
berikan itu kita anggap sebagai sesuatu yang tidak ada artinya dan meskipun jumlahnya banyak
kita merasakan sebagai sesuatu yang sedikit.
Apabila manusia tidak bersyukur, maka Allah memberikan azab yang membuat mereka menjadi
tidak tenang, Allah berfirman yang artinya: Dan Allah telah membuat suatu perumpamaan
(dengan) sebuah negeri yang dahulunya aman lagi tentram, rizkinya melimpah ruah dari
segenap tempat, tetapi (penduduk) nya mengingkari nikmat-nikmat Allah; karena itu Allah
merasakan kepada mereka pakaian kelaparan dan ketakutan, disebabkan apa yang selalu
mereka perbuat(QS 16:112).
أَق ُْو ُل ق َْولِ ْي َه َذا َوأ َ ْستَ ْغ ِف ُر.ات َوال ِ ّذك ِْر ال َْح ِكي ْ ِم ِ َ ب َِما ِفي ْ ِه ِم َن اْآلي َونَفَ َع ِن ْي َو ِإيَّاك ُْم،آن ال َْع ِظي ْ ِم
ِ الله لِ ْي َولَك ُْم ِفي الْقُ ْرُ ار َك َ َب
الر ِحي ْ ُم
َّ ِإن ّ َُه ُه َو ال ْ َغفُ ْو ُر ْ ف،الله ال َْع ِظي ْ َم لِ ْي َولَك ُْم َولِ َسا ِئ ِر ال ُْم ْسلِ ِمي ْ َن.
َاستَ ْغ ِف ُر ْو ُه َ
Khutbah kedua
فالصالة والسالم علي من نظر، الذي جعل الصالت مفتاحا لكل باب، الجبارالتواب،الحمد لله الملك الوهاب
َ أ َ ْش َه ُد أ َ ْنال.الي جماله تعالي بال سطر وال حجاب وعلي جميع اآلل واألصحاب وكل وارث لهم الي يوم المآب
أما بعد.عبْ ُد ُه َو َر ُس ْول ُُه ال نبي بعده َ الله َو ْح َد ُه ال َ َش ِري ْ َك ل َُه َوأ َ ْش َه ُد أ َ َّن ُم
َ ح َّم ًدا ُ َ ّ ِإل ََه ِإال.
Dengan berbekal jiwa yang tenang itulah, seorang muslim akan mampu menjalani kehidupannya
secara baik, sebab baik dan tidak sesuatu seringkali berpangkal dari persoalan mental atau jiwa.
Karena itu, Allah Swt memanggil orang yang jiwanya tenang untuk masuk ke dalam syurga-Nya,
Allah berfirman yang artinya: Hai jiwa yang tenang. Kembalilah kepada Tuhanmu dengan hati
yang puas lagi diridhai-Nya. Maka masuklah ke dalam jamaah hamba-hamba-Ku dan masuklah
ke dalam syurga-Ku (QS 89:27-30).
Akhirnya, menjadi tanggungjawab kita bersama untuk memantapkan ketenangan dalam jiwa kita
masing-masing sehingga kehidupan ini dapat kita jalani dengan sebaik-baiknya. wallahu a'lam.
َ اَلل ّ َ ُه ّمَ َص ّ ِل َو َس ِل ّ ْم َوبَ ِار ْك.امن ُ ْوا َصل ُّ ْوا َعل َي ْ ِه َو َس ِل ّ ُم ْوا تَ ْسلِي ْ ًما َ َ الله َو َمال َ ِئكَتَ ُه يُ َصل ُّ ْو َن
عل َى َ يَا أيُّها َ ال ّ َ ِذي ْ َن َء،عل َى النَّب ِ ِّي َ ِإ َّن
الله َعل َي ْ ِه َو َسل ّ َ َم َو َم ْن تَب َِع ُه ْم
ُ اب َر ُس ْولِ َك َصلَّي ِ ح َ ادا ِتنَا أ َ ْص
َ ع ْن َس َ ح َّم ٍد َو ْار َض َ آل َس ِي ّ ِدنَا ُم ِ عل َى َ ح َّم ٍد َوَ َس ِي ّ ِدنَا ُم
اَلل ّ َ ُه ّمَ ِإن ّ َا.ات ِ اتاْأل َ ْحيَا ِء ِمن ْ ُه ْم َواْأل َ ْم َو ِ َ ات َوال ُْم ْؤ ِم ِني ْ َن َوال ُْم ْؤ ِمنِ غ ِف ْر لِل ُْم ْسلِ ِمي ْ َن َوال ُْم ْسلِ َم ْ ن اَلل ّ َ ُه ّمَ ا ّ ِ ان اِل َي يَ ْو ِم
.ِ ْالدي ٍ ِب ِإ ْح َس
َربَّنَا آ ِتنَا ِفي.آمن ْ ُه ْم ِف ْي أ َ ْو َطا ِن ِه ْم ِ ال ال ُْم ْسلِ ِمي ْ َن َو َ َْم اَلل ّ َ ُه َم أ َ ْصلِ ْح أ َ ْح َو. علِ ْمنَا ِمن ْ ُه َو َما ل َْم ن َ ْعل َ ن َ ْسأَل َُك ِم َن ال َْخي ْ ِر ك ُ ِل ّ ِه َما
اب الن ّ َِار َ اآلخ َر ِة َح َسن َ ًة َو ِقنَا َع َذ ِ الدنْيَا َح َسن َ ًة َو ِفي. ُّ
ح َشآ ِء َوال ُْمنك َِر َوال ْبَ ْغ ِي ي َ ِع ُظك ُْم ل ََعلَّك ُْم ْ َع ِن الْف َ آئ ِذي الْقُ ْربَى َويَن ْ َهى ِ َان َو ِإيت ِ الله يَأ ْ ُم ُرك ُْم بِال َْع ْد ِل َوا ْ ِإل ْح َسَ ِإ َّن،الله ِ اد َ َِعب
الصال َ ِة ِ اسأَل ُْو ُه ِم ْن ف َْضلِ ِه ي ُ ْع ِطك ُْم َول َِذك ُْر
َ ّ َوأ َ ِق ِم.الله أَك ْبَ ُر ْ الله ال َْع ِظي ْ َم ي َ ْذك ُْرك ُْم َو َ فَا ْذك ُُروا.! تَ َذك َّ ُر ْو َن
KHUTBAH JUMAT (Sudah terujikah iman kita?)
SUDAH TERUJIKAH IMAN KITA?
Oleh: Marhadi Muhayar, Lc., M.A.
Khutbah Pertama
َم ْن ي َ ْه ِد،ع َمالِنَا ْ َ اتأِ َِالله ِم ْن ُش ُر ْو ِر أَنْفُ ِسنَا َو ِم ْن َس ِي ّئ ِ ح َم ُد ُه َون َ ْستَ ِعيْن ُ ُه َون َ ْستَ ْغ ِف ُر ْه َون َ ْستَ ْه ِدي ْ ِه َون َ ُعو ُذ ب ْ َ ِإ َّن ال َْح ْم َد ِلل ّ َ ِه ن
اَلل ّ َ ُه ّمَ َص ّ ِل.عبْ ُد ُه َو َر ُس ْول ُُه َ ح َّم ًدا َ أ َ ْش َه ُد أ َ ْن ال َ ِإل ََه ِإال ّ َ الله َوأ َ ْش َه ُد أ َ َّن ُم.الله َفال َ ُم ِض ّ َل ل َُه َو َم ْن يُ ْضلِ ْل َفال َ َها ِد َي ل َُه ُ
ام ِة َ َ اه ِإل َى ي َ ْو ِم ال ْ ِقي
ُ اهتَ َدى ب ُِه َد ْ حب ِِه َو َم ِن ْ عل َى آلِ ِه َو َص َ ح َّم ٍد َو َ و َس ِل ّ ْم َو َب ِار ْك َعل َى ُم. َ
ِ َ َ ِ ِ
الله َح ّ َق تُقَاته َوال َ تَ ُم ْوتُ ّ َن ِإال ّ َوأنتُ ْم ُّم ْسل ُم ْو َن َ امنُوا اتَّقُوا ء ن َ ْ ي ِ
ذ َ ّ ل ا َ اهُ َّ يَا أ.
ي
َ َ
الله ً ث ِمن ْ ُه َما ِر َجاال ً ك َ ِثي ْ ًرا َو ِن َس
آء َواتّ َ ُقوا َ ّ َاح َد ٍة َو َخل ََق ِمن ْ َها َز ْو َج َها َوب ِ سو َ ٍ َاساتّ َ ُق ْوا َربَّك ُُم ال ّ َ ِذ ْي َخل َ َقك ُْم ِ ّم ْن ن َ ْف َ
َ ُ ّ يَا أي ُّ َها الن
عل َيْك ُْم َر ِقيْبًا َ َان َ آءل ُْو َن ب ِِه َواْأل َ ْر َحا َم ِإ َّن
َ الله ك َ ال ّ َ ِذ ْي تَ َس.
الله َو َر ُس ْول َُه َف َق ْد َ ع َمالَك ُْم َوي َ ْغ ِف ْر لَك ُْم ُذن ُ ْوبَك ُْم َو َم ْن ي ُ ِط ِع ْ َ ي ُ ْصلِ ْح لَك ُْم أ.الله َوق ُْول ُْوا ق َْوال ً َس ِدي ْ ًدا
َ امنُوا اتّ َ ُقوا َ يَا أي ُّ َها ال ّ َ ِذي ْ َن َء
َ
أ َ ّ َمابَ ْع ُد؛.فَا َز ف َْو ًزا َع ِظي ْ ًما
ٍح َدث َة ْ ح َدثَاتُ َها َوك ّ َُل ُم ْ ور ُم ِ عل َي ْ ِه َو َسل ّ َ َم َو ّ َش َر األ ُ ُم َ ح َّم ٍد َصلَّى الله َ اله ْد ِي َه ْد ُي ُم َ َو َخي ْ َر،الله َ اب ُ َيث ِكت ِ َف ِإ ْن َخي ْ َر ال َْح ِد
عةٍ َضالَل َ ٌة َوك ّ َُل َضالَل َةٍ ِفي الن ّ َِار َ ع ٌة َوك ّ َُل ب ِْد َ ب ِْد.
2. Apakah manusia itu mengira bahwa mereka dibiarkan (saja) mengatakan: "Kami telah
beriman", sedang mereka tidak diuji lagi?
3. dan Sesungguhnya Kami telah menguji orang-orang yang sebelum mereka, Maka
Sesungguhnya Allah mengetahui orang-orang yang benar dan Sesungguhnya Dia mengetahui
orang-orang yang dusta.
Ayat ini menjelaskan kepada kita bahwa salah satu konsekuensi pernyataan iman kita adalah,
kita harus siap menghadapi ujian yang diberikan Allah Subhannahu wa Ta'ala kepada kita, untuk
membuktikan sejauh mana kebenaran dan kesungguhan kita dalam menyatakan iman, apakah
iman kita itu betul-betul bersumber dari keyakinan dan kemantapan hati, atau sekedar ikut-
ikutan serta tidak tahu arah dan tujuan, atau pernyataan iman kita didorong oleh kepentingan
sesaat, ingin mendapatkan kemenangan tetapi tidak mau menghadapi kesulitan seperti yang
digambarkan Allah Subhannahu wa Ta'ala dalam surat Al-Ankabut ayat 10:
ْ َ اء ن َ ْص ٌر ِم ْن َرِبّـ َِّك ل َيَقُول ّ َُن ِإن ّ َا كُن ّ َا َم َعك ُْم أ َ َول َي ْ َسالل ّ َ ُه بِأ
عل ََم ب َِما ِ آمن ّ َا بِالل ّ َ ِه َف ِإذَا أُو ِذ َي ِفي الل ّ َ ِه َج َع َل ِفتْن َ َة الن ّ َِاس ك ََعذ
َ َاب الل ّ َ ِه َول َ ِئ ْن َج ُ َُو ِم َن الن ّ َِاس َم ْن يَق
َ ول
)١٠( ين َ ور ال َْعال َِم
ِ ِفي ُص ُد
10. dan di antara manusia ada orang yang berkata: "Kami beriman kepada Allah", Maka apabila
ia disakiti (karena ia beriman) kepada Allah, ia menganggap fitnah manusia itu sebagai azab
Allah[1145]. dan sungguh jika datang pertolongan dari Tuhanmu, mereka pasti akan berkata:
"Sesungguhnya Kami adalah besertamu". Bukankah Allah lebih mengetahui apa yang ada dalam
dada semua manusia?
107. Sesungguhnya orang-orang yang beriman dan beramal saleh, bagi mereka adalah surga
Firdaus menjadi tempat tinggal. (Al-Kahfi 107).
Maka marilah kita bersiap-siap untuk menghadapi ujian berat yang akan diberikan Allah kepada
kita, dan bersabarlah kala ujian itu datang kepada kita. Allah memberikan sindiran kepada kita,
yang ingin masuk Surga tanpa melewati ujian yang berat.
Apakah kalian mengira akan masuk Surga sedangkan belum datang kepada kalian (cobaan)
sebagaimana halnya orang-orang terdahulu sebelum kalian? Mereka ditimpa malapetaka dan
kesengsaraan, serta digoncangkan (dengan bermacam-macam cobaan) sehingga berkatalah
Rasul dan orang-orang yang beriman bersama-nya: “Kapankah datangnya pertolongan Allah?”
Ingatlah, sesungguh-nya pertolongan Allah itu amat dekat”. (Al-Baqarah 214).
Rasulullah Shallallaahu alaihi wa salam mengisahkan betapa beratnya perjuangan orang-orang
dulu dalam perjuangan mereka mempertahankan iman mereka, sebagaimana dituturkan kepada
shahabat Khabbab Ibnul Arats Radhiallaahu anhu.
عل َى ِمفْ َر ِق َرأ ْ ِس ِه فَي َ ُش ُّق بِاثْنَي ْ ِن ُ ع ْن ِدي ْ ِن ِه َوي ُ ْو َض ُع ال ِْمن ْ َش
َ ار َ ام ِه ِم ْن ل َْح ٍم أ َ ْو
َ ع َص ٍب َما ي َ ْص ِرف ُُه َذلِ َك ِ َان َم ْن قَبْلَك ُْم ل َي ُ ْم َش ُط ب ِِم َش
ِ اط ال َْح ِدي ْ ِد َما ُد ْو َن ِع َظ َ لَقَ ْد ك
) (رواه البخاري. َما يَ ْص ِرف ُُه َذلِ َك َع ْن ِديْ ِن ِه.
... Sungguh telah terjadi kepada orang-orang sebelum kalian, ada yang di sisir dengan sisir besi
(sehingga) terkelupas daging dari tulang-tulangnya, akan tetapi itu tidak memalingkannya dari
agamanya, dan ada pula yang diletakkan di atas kepalanya gergaji sampai terbelah dua, namun
itu tidak memalingkannya dari agamanya... (HR. Al-Bukhari, Shahih Al-Bukhari dengan Fathul
Bari, cet. Dar Ar-Royyan, Juz 7 hal. 202).
Cobalah kita renungkan, apa yang telah kita lakukan untuk membuktikan keimanan kita? cobaan
apa yang telah kita alami dalam mempertahankan iman kita? Apa yang telah kita korbankan
untuk memperjuangkan aqidah dan iman kita? Bila kita memper-hatikan perjuangan Rasulullah
Shallallaahu alaihi wa salam dan orang-orang terdahulu dalam mempertahankan iman mereka,
dan betapa pengorbanan mereka dalam memperjuangkan iman mereka, mereka rela
mengorbankan harta mereka, tenaga mereka, pikiran mereka, bahkan nyawapun mereka
korbankan untuk itu. Rasanya iman kita ini belum seberapanya atau bahkan tidak ada artinya
bila dibandingkan dengan iman mereka. Apakah kita tidak malu meminta balasan yang besar dari
Allah sementara pengorbanan kita sedikit pun belum ada?
Hadirin sidang Jum’at yang dimuliakan Allah!
Ujian yang diberikan oleh Allah kepada manusia adalah berbeda-beda. Dan ujian dari Allah
bermacam-macam bentuknya, setidak-nya ada empat macam ujian yang telah dialami oleh para
pendahulu kita:
Yang pertama: Ujian yang berbentuk perintah untuk dilaksanakan, seperti perintah Allah kepada
Nabi Ibrahim Alaihissalam untuk menyembelih putranya yang sangat ia cintai. Ini adalah satu
perintah yang betul-betul berat dan mungkin tidak masuk akal, bagaimana seorang bapak harus
menyembelih anaknya yang sangat dicintai, padahal anaknya itu tidak melakukan kesalahan
apapun. Sungguh ini ujian yang sangat berat sehingga Allah sendiri mengatakan:
Sesungguhnya ini benar-benar suatu ujian yang nyata. (Ash-Shaffat 106).
Dan di sini kita melihat bagaimana kualitas iman Nabi Ibrahim Alaihissalam yang benar-benar
sudah tahan uji, sehingga dengan segala ketabahan dan kesabarannya perintah yang sangat
berat itupun dijalankan.
Apa yang dilakukan oleh Nabi Ibrahim Shallallaahu alaihi wa salam dan puteranya adalah
pelajaran yang sangat berat itupun dijalankannya.
Apa yang dilakukan oleh Nabi Ibrahim dan puteranya adalah pelajaran yang sangat berharga
bagi kita, dan sangat perlu kita tauladani, karena sebagaimana kita rasakan dalam kehidupan
kita, banyak sekali perintah Allah yang dianggap berat bagi kita, dan dengan berbagai alasan kita
berusaha untuk tidak melaksanakannya. Sebagai contoh, Allah telah memerintahkan kepada
para wanita Muslimah untuk mengenakan jilbab (pakaian yang menutup seluruh aurat) secara
tegas untuk membedakan antara wanita Muslimah dan wanita musyrikah sebagaimana
firmanNya:
[1232] Jilbab ialah sejenis baju kurung yang lapang yang dapat menutup kepala, muka dan
dada, dan atau menutup seluruh tubuh.
Namun kita lihat sekarang masih banyak wanita Muslimah di Indonesia khususnya tidak mau
memakai jilbab dengan berbagai alasan, ada yang menganggap kampungan, tidak modis, atau
beranggapan bahwa jilbab adalah bagian dari budaya bangsa Arab. Ini pertanda bahwa iman
mereka belum lulus ujian. Padahal Rasulullah Shallallaahu alaihi wa salam memberikan ancaman
kepada para wanita yang tidak mau memakai jilbab dalam sabdanya:
ت ْ َُت ُرؤ ُْو ُس ُه ّ َن ك َأ َ ْس ِن َم ِة ال ْب
ِ خ ٌ الئِ ام َت اليمِ م اتي
َ ٌ ْ ُ ٌ َ َ ٌ َ ار
ِ ع ات ي ِ
َاس ك اءسنِ و ،َاس نال اِه
ب نوبر
ٌ َ َ َ ّ َ َ ُْ ِ ْ َ ََِض ي ر قْب لا اب
ِ َ نذْ َ َأ ك اط
ٌ َ يسِ م ه عم م
ٌ
ْ َُ َ ْ َو
ق ا؛م ه رَ أ َم ل َار
ِ نال ل َ
َ ُ َ ْ ّ ِ ان ِم ْن أ ْه ِ ِصن ْ َف
) (رواه مسلم. ال َْمائل َة ال َ يَ ْد ُخل َْن ال َْجن َّ َة َوال َ يَجِ ْد َن ِريْ َح َها.
ِ ِ
“Dua golongan dari ahli Neraka yang belum aku lihat, satu kaum yang membawa cambuk seperti
ekor sapi, yang dengan cambuk itu mereka memukul manusia, dan wanita yang memakai baju
tetapi telanjang berlenggak-lenggok menarik perhatian, kepala-kepala mereka seperti punuk
unta, mereka tidak akan masuk Surga dan tidak akan mencium wanginya”. (HR. Muslim, Shahih
Muslim dengan Syarh An-Nawawi cet. Dar Ar-Rayyan, juz 14 hal. 109-110).
Yang kedua: Ujian yang berbentuk larangan untuk ditinggalkan seperti halnya yang terjadi pada
Nabi Yusuf Alaihissalam yang diuji dengan seorang perempuan cantik, istri seorang pembesar di
Mesir yang mengajaknya berzina, dan kesempatan itu sudah sangat terbuka, ketika keduanya
sudah tinggal berdua di rumah dan si perempuan itu telah mengunci seluruh pintu rumah.
Namun Nabi Yusuf Alaihissalam membuktikan kualitas imannya, ia berhasil meloloskan diri dari
godaan perempuan itu, padahal sebagaimana pemuda umumnya ia mempunyai hasrat kepada
wanita. Ini artinya ia telah lulus dari ujian atas imannya.
Sikap Nabi Yusuf Alaihissalam ini perlu kita ikuti, terutama oleh para pemuda Muslim di zaman
sekarang, di saat pintu-pintu kemaksiatan terbuka lebar, pelacuran merebak di mana-mana,
minuman keras dan obat-obat terlarang sudah merambah berbagai lapisan masyarakat, sampai-
sampai anak-anak yang masih duduk di bangku sekolah dasar pun sudah ada yang kecanduan.
Perzinahan sudah seakan menjadi barang biasa bagi para pemuda, sehingga tak heran bila
menurut sebuah penelitian, bahwa di kota-kota besar seperti Jakarta dan Surabaya enam dari
sepuluh remaja putri sudah tidak perawan lagi. Di antara akibatnya setiap tahun sekitar dua juta
bayi dibunuh dengan cara aborsi, atau dibunuh beberapa saat setelah si bayi lahir. Keadaan
seperti itu diperparah dengan semakin banyaknya media cetak yang berlomba-lomba
memamerkan aurat wanita, juga media elektronik dengan acara-acara yang sengaja dirancang
untuk membangkitkan gairah seksual para remaja. Pada saat seperti inilah sikap Nabi Yusuf
Alaihissalam perlu ditanamkan dalam dada para pemuda Muslim. Para pemuda Muslim harus
selalu siap siaga menghadapi godaan demi godaan yang akan menjerumuskan dirinya ke jurang
kemaksiatan. Rasulullah Shallallaahu alaihi wa salam telah menjanjikan kepada siapa saja yang
menolak ajakan untuk berbuat maksiat, ia akan diberi perlindungan di hari Kiamat nanti
sebagaimana sabdanya:
) (متفق عليه... الله
َ اف خ
ُ َ َ أ ي ِ
ن
ْ ِّإ ال
َ قف الم ج و ب ِ
ص نم
ََ ٍ َ َ َ ٍ ْ َ َُات
ذ ة َ أرام ه
ٌ َْ َُْ َتَب لط ٌ
ل ج رو
ُ ََ ... هُ
ُّ لظِ َ ال إ
ّ ِ ّ َ
ل ِ
ظ َ ال م و ي
َ َْ ِّ
ه ِ لظِ ي
ْ ِ
ف الله
ُ َسبْ َع ٌة ي ُ ِظل ُّ ُه ُم.
“Tujuh orang yang akan dilindungi Allah dalam lindungan-Nya pada hari tidak ada perlindungan
selain perlindunganNya, .. dan seorang laki-laki yang diajak oleh seorang perempuan terhormat
dan cantik, lalu ia berkata aku takut kepada Allah…” (HR. Al-Bukhari Muslim, Shahih Al-Bukhari
dengan Fathul Bari cet. Daar Ar-Rayyan, juz 3 hal. 344 dan Shahih Muslim dengan Syarh An-
Nawawi cet. Dar Ar-Rayaan, juz 7 hal. 120-121).
Yang ketiga: Ujian yang berbentuk musibah seperti terkena penyakit, ditinggalkan orang yang
dicintai dan sebagainya. Sebagai contoh, Nabi Ayyub Alaihissalam yang diuji oleh Allah dengan
penyakit yang sangat buruk sehingga tidak ada sebesar lubang jarum pun dalam badannya yang
selamat dari penyakit itu selain hatinya, seluruh hartanya telah habis tidak tersisa sedikitpun
untuk biaya pengobatan penyakitnya dan untuk nafkah dirinya, seluruh kerabatnya
meninggalkannya, tinggal ia dan isterinya yang setia menemaninya dan mencarikan nafkah
untuknya. Musibah ini berjalan selama delapan belas tahun, sampai pada saat yang sangat sulit
sekali baginya ia memelas sambil berdo’a kepada Allah:
“Dan ingatlah akan hamba Kami Ayuub ketika ia menyeru Tuhan-nya;” Sesungguhnya aku
diganggu syaitan dengan kepayahan dan siksaan”. (Tafsir Ibnu Katsir, Juz 4 hal. 51).
Dan ketika itu Allah memerintahkan Nabi Ayyub Alaihissalam untuk menghantamkan kakinya ke
tanah, kemudian keluarlah mata air dan Allah menyuruhnya untuk meminum dari air itu, maka
hilanglah seluruh penyakit yang ada di bagian dalam dan luar tubuhnya. (Tafsir Ibnu Katsir, Juz 4
hal. 52). Begitulah ujian Allah kepada NabiNya, masa delapan belas tahun ditinggalkan oleh
sanak saudara merupakan perjalanan hidup yang sangat berat, namun di sini Nabi Ayub
Alaihissalam membuktikan ketangguhan imannya, tidak sedikitpun ia merasa menderita dan
tidak terbetik pada dirinya untuk menanggalkan imannya. Iman seperti ini jelas tidak dimiliki
oleh banyak saudara kita yang tega menjual iman dan menukar aqidahnya dengan sekantong
beras dan sebungkus sarimi, karena tidak tahan menghadapi kesulitan hidup yang mungkin tidak
seberapa bila dibandingkan dengan apa yang dialami oleh Nabi Ayyub Alaihissalam ini.
Juga apa yang dialami oleh para shahabat tidak kalah beratnya, seperti apa yang dialami oleh
Yasir z dan istrinya Sumayyah dua orang pertama yang meninggal di jalan dakwah selama
periode Mekkah. Juga Bilal Ibnu Rabah Radhiallaahu anhu yang dipaksa memakai baju besi
kemudian dijemur di padang pasir di bawah sengatan matahari, kemudian diarak oleh anak-anak
kecil mengelilingi kota Mekkah dan Bilal Radhiallaahu anhu hanya mengucapkan “Ahad, Ahad”
(DR. Akram Dhiya Al-Umari, As-Siroh An-Nabawiyyah Ash-Shahihah, Juz 1 hal. 154-155).
Dan masih banyak kisah-kisah lain yang menunjukkan betapa pengorbanan dan penderitaan
mereka dalam perjuangan mempertahankan iman mereka. Namun penderitaan itu tidak sedikit
pun mengendorkan semangat Rasulullah dan para shahabatnya untuk terus berdakwah dan
menyebarkan Islam.
Musibah yang dialami oleh saudara-saudara kita umat Islam di berbagai tempat sekarang akibat
kedengkian orang-orang kafir, adalah ujian dari Allah kepada umat Islam di sana, sekaligus
sebagai pelajaran berharga bagi umat Islam di daerah-daerah lain. Umat Islam di Indonesia
khususnya sedang diuji sejauh mana ketahanan iman mereka menghadapi serangan orang-orang
yang membenci Islam dan kaum Muslimin. Sungguh menyakitkan memang di satu negeri yang
mayoritas penduduknya Muslim terjadi pembantaian terhadap kaum Muslimin, sekian ribu nyawa
telah melayang, bukan karena mereka memberontak pemerintah atau menyerang pemeluk
agama lain, tapi hanya karena mereka mengatakan: ( Laa ilaaha illallaahu ) الله
ُ َّ ال َ ِإل ََه ِإال, tidak jauh
berbeda dengan apa yang dikisahkan Allah dalam surat Al-Buruj ayat 4 sampai 8:
“Binasa dan terlaknatlah orang-orang yang membuat parit, yang berapi (dinyalakan dengan)
kayu bakar, ketika mereka duduk di sekitarnya, sedang mereka menyaksikan apa yang mereka
perbuat terhadap orang-orang yang beriman. Dan mereka tidak menyiksa orang-orang Mukmin
itu melainkan karena orang-orang Mukmin itu beriman kepada Allah Yang Maha Perkasa lagi
Maha Terpuji”.
Peristiwa seperti inipun mungkin akan terulang kembali selama dunia ini masih tegak, selama
pertarungan haq dan bathil belum berakhir, sampai pada saat yang telah ditentukan oleh Allah.
Kita berdo’a mudah-mudahan saudara-saudara kita yang gugur dalam mempertahankan aqidah
dan iman mereka, dicatat sebagai para syuhada di sisi Allah. Amin. Dan semoga umat Islam
yang berada di daerah lain, bisa mengambil pelajaran dari berbagai peristiwa, sehingga mereka
tidak lengah menghadapi orang-orang kafir dan selalu berpegang teguh kepada ajaran Allah
serta selalu siap sedia untuk berkorban dalam mempertahankan dan meninggikannya, karena
dengan demikianlah pertolongan Allah akan datang kepada kita, firman Allah.
“Hai orang-orang yang beriman, jika kamu menolong (agama) Allah, niscaya Dia akan
menolongmu dan meneguhkan kedudukanmu”. (Muhammad: 7).
Mudah-mudahan kita semua diberikan ketabahan dan kesabaran oleh Allah dalam menghadapi
ujian yang akan diberikan olehNya kepada kita. Amin.