Anda di halaman 1dari 5

Khutbah Pertama:

،‫ وسيئات أعمالنا‬،‫شرور أنفسنا‬


ِ ‫ ونعو ُذ باهللِ من‬،‫ نحم ُده ونستعينُه ونستغفرُه َونَتُوبُ ِإلَ ْي ِه‬،‫إن الحمد هلل‬
‫ وأشه ُد‬،‫ك له‬ ْ ‫ وأشه ُد‬،‫ ومن يضلِلْ فال هادي له‬،‫من يه ِده هللا فال مض َّل له‬
َ ‫أن ال إله إال هللا وحده ال شري‬
‫ ال نبي معده‬.‫أن محمداً عبده ورسوله‬.
َ‫ق تُقَاتِ ِه َواَل تَ ُموتُ َّن ِإاَّل َوَأ ْنتُ ْم ُم ْسلِ ُمون‬
َّ ‫يَا َأيُّهَا الَّ ِذينَ آ َمنُوا اتَّقُوا هَّللا َ َح‬
،‫األمور محدثاتُها‬
ِ ‫ وش َّر‬،‫ي محمد صلى هللا عليه وسلم‬ ُ ‫وخير الهدي هد‬
َ ،‫فإن أصدق الحديث كتابُ هللا‬
‫ وك َّل ضاللة في النار‬،ٌ‫ وك َّل بدعة ضاللة‬،ٌ‫وك َّل محدثة بدعة‬.
‫ فقد فاز المتقون‬،‫ أًوصيكم ونفسي بتقوى اهلل‬،‫معاشر المسلمين‬
Ayyuhal mukminun, rahimakumullah
Sesungguhnya Allah menjadikan orang-orang yang beriman itu bersaudara. Yaitu bersaudara dalam
agama.

‫خ َو ٌة‬ َ ُ ‫ِإ ن ََّما ال ُْمْؤ ِمن‬


ْ ‫ون ِإ‬
“Orang-orang beriman itu sesungguhnya bersaudara.” [Quran Al-Hujurat: 10]
Persaudaraan karena keimanan ini kedudukannya sangat agung di sisi Allah Azza wa Jalla.
Persaudaraan karena keimanan adalah naungan yang luas yang menaungi orang-orang yang beriman
kepada Allah dan hari akhir. Hidup di zaman apapun mereka. Berada dimanapun mereka dengan
berbagai macam etnik, bahasa, dan nasab. Persaudaraan karena keimanan adalah ikatan Allah yang
kuat.
Di antara konsekuensi persaudaraan karena keimanan adalah orang-orang beriman diperintahkan untuk
saling berlemah lembut dan Bersatu. Mereka dilarang dari segala sesuatu yang dapat menyebabkan
perpecahan. Allah Ta’ala berfirman,

‫ون‬
ِ ‫َاعبُ ُد‬ ِ ‫ِإ َّن َه ِذ ِه ُأ َّمتُك ُْم ُأ َّم ًة َو‬
ْ ‫اح َد ًة َوَأنَا َربُّك ُْم ف‬
“Sesungguhnya (agama Tauhid) ini adalah agama kamu semua; agama yang satu dan Aku adalah
Tuhanmu, maka sembahlah Aku.” [Quran Al-Anbiya: 92]
Demikian juga dengan firman-Nya,

ً ‫ِحبْ ِل الل َّ ِه َج ِم‬


‫يعا َوال تَ َف َّرقُوا‬ َ ‫اعتَ ِص ُموا ب‬
ْ ‫َو‬
“Dan berpeganglah kamu semuanya kepada tali (agama) Allah, dan janganlah kamu bercerai berai.”
[Quran Ali Imran: 103]
Dan Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda,

ْ ‫اد الل َّ ِه ِإ‬


‫خ َوانًا‬ َ َ‫َوك ُونُوا ِعب‬
“Jadilah kalian hamba-hamba Allah yang bersaudara.” [Muttafaqun ‘alaihi].
Karena itu, mari kita tingkatkan ketakwaan kita kepada Alah. Tempuhlah jalan-jalan yang dapat
membuat kita saling berlemah-lembut dan saling bersatu. Upayakan cara-cara yagn dapat membuat kita
Bersatu dan saling berkasih sayang. Karena orang-orang yang beriman itu ibarat satu jasad. Kalau
anggota badan yang lain merasakan sakit, maka satu badan bisa menjadi demam dan tak bisa tidur
karenanya.
Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda,

ِ َ‫المْؤ ِم َن ِلل ُْمْؤ ِم ِن ك َال ْبُنْي‬


‫ان يَ ُش ُّد بَ ْع ُض ُه بَ ْع ًضا‬ ُ َّ‫ِإ ن‬
“Sesungguhnya orang-orang yang beriman itu ibarat satu bangunan. Yang satu bagiannya menguatkan
bagian yang lain.”
Ayyuhal mukminun,..
Sesungguhnya Allah menyariatkan kepada kita ajaran-ajaran yang dapat menyatukan hati kita dan
membuat kita saling berlemah lembut. Seperti Allah menyariatkan adanya hak antara yang satu dan
yang lain di tengah-tengah kita. Yang harus dipenuhi pihak lainnya. Tujuannya adalah agar kita
merasakan persaudaraan, kedekatan, dan saling berkasih sayang.
Hak mendasar antara sesama muslim adalah bersihnya hati antara sesama. Hendaknya sesama muslim
terdapat perasaan menginginkan kebaikan untuk satu dengan yang lainnya. Nabi shallallahu ‘alaihi wa
sallam bersabda,

‫نفس ِه‬
ِ ‫ب ِل‬ ِ ‫ب ِل‬
ُّ ‫جار ِه ما يُ ِح‬ ِ ُ‫ ال ي‬، ‫والذي نفْ ِسي بِي ِد ِه‬
َّ ‫ؤم ُن عبدٌ حتى يُ ِح‬
“Demi Dzat yang jiwaku berada di tangan-Nya, tidak beriman (dengan sempurna) seorang hamba di
hingga ia mencintai kebaikan untuk tetangganya sebagaimana ia mencintai kebaikan untuk dirinya.”
Maksud dari tidak beriman salah seorang di antara kalian adalah kalian tidak merealisasikan
konsekuensi kewajiban iman sampai kalian suka saudara muslim kalian mendapatkan kebaikan seperti
kalian juga menyukainya. Allah Ta’ala memuji keadaan suatu kaum,

‫ج َع ْل ِفي ُقل ُو ِبنَا ِغلًّا‬


ْ َ‫ان َوال ت‬
ِ ‫يم‬ َ ‫غ ِف ْر لَنَا َولِِإ ْخ َوا ِننَا ال َّ ِذ‬
َ ‫ين َسبَقُونَا ِباِإل‬ َ ‫اءوا ِم ْن َب ْع ِد ِه ْم يَقُول‬
ْ ‫ُون َربَّنَا ا‬ َ ‫َوال َّ ِذ‬
ُ ‫ين َج‬
ٌ‫وف َر ِحيم‬
ٌ ‫آمنُوا َربَّنَا ِإ ن ََّك َر ُء‬
َ ‫ين‬َ ‫لِل َّ ِذ‬
Dan orang-orang yang datang sesudah mereka (Muhajirin dan Anshor), mereka berdoa: “Ya Rabb
kami, beri ampunlah kami dan saudara-saudara kami yang telah beriman lebih dulu dari kami, dan
janganlah Engkau membiarkan kedengkian dalam hati kami terhadap orang-orang yang beriman; Ya
Rabb kami, Sesungguhnya Engkau Maha Penyantun lagi Maha Penyayang”. [Quran Al-Hadid: 10]

Terdapat suatu hadits yang merangkum hak-hak sesama muslim. Hadits diriwayatkan oleh Imam
Muslim dalam shahihnya dari Abu Hurairah radhiallahu ‘anhu, Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam
bersabda,
‫ع َو ِة‬
ْ ‫اع ال َْجنَاِئ ِز َوِإ َجابَ ُة ال َّد‬ ِ ‫اد ُة ال َْم ِر‬
ُ َ‫يض َواتِّب‬ َّ ‫ َر ُّد‬: ‫عل َى ال ُْم ْسلِ ِم َخ ْم ٌس‬
َ َ‫السل َا ِم َو ِعي‬ َ ‫َح ُّق ال ُْم ْسلِ ِم‬
ِ ‫يت ال َْع‬
‫اط ِس‬ ُ ‫َوتَ ْش ِم‬
“Hak muslim terhadap muslim lainnya ada lima: membalas ucapan salamnya, mengunjungi mereka
saat sakit, mengantar jenazahnya, memenuhi undangannya, dan menjawab bersinnya.”
Hadits ini merupakan hadits pokok dalam pembahasan hak sesama muslim. Ketika seseorang
mengamalkan hadits, artinya ia telah mempraktikkan kecintaan di hatinya dan mewujudkan
persaudaraan keimanan. Di antara hak muslim terhadap muslim lainnya adalah mengucapkan salam
padanya saat berjumpa. Ucapan salam adalah sapaan dalam Islam. yang fungsinya menumbuhkan
kecintaan dan menguatkan rasa persaudaraan di antara sesama muslim.
Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda,

‫السال َم‬ ُ ‫أدلُّك ُْم عل َى شي ٍء إذا ف ََعلْتُ ُم‬


َّ ‫وه تَحابَبْتُ ْم؟ أف ُْشوا‬ ُ ‫ َأوال‬،‫ وال تُْؤ ِمنُوا حتَّى تَحابُّوا‬،‫الجن َّ َة حتَّى تُْؤ ِمنُوا‬
َ ‫ُون‬
َ ‫ال تَ ْد ُخل‬
‫بيْنَك ُْم‬
“Kalian tidak akan masuk ke dalam surga sampai kalian beriman. Dan kalian tidak beriman (dengan
sempurna) sampai kalian saling mencintai. Maukah kalian kuberitahu tentang sesuatu yang kalau kalian
lakukan pastilah kalian akan saling mencintai? Sebarkan salam di antara kalian.”
Karena itu, marilah kita sebarkan salam hingga salam itu benar-benar tampak di masyarakat. Kita
ucapkan kepada orang-orang yang kita kenal dan tak kita kenal. Kita ucapkan kepada orang yang
menjawabnya maupun tak menjawabnya. Karena mengucapkan salam itu berpahala. Dan yang terbaik
adalah orang yang mengucapkannya terlebih dahulu.
Kemudian hak muslim atas muslim lainnya adalah saat ia bersin kemudian memuji Allah kita jawab
dengan yarhamukallah. Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda,

:‫َال ل َُه يَ ْر َح ُم َك الل َّ ُه َفل ْيَقُ ْل‬ ِ ‫وه َأ ْو َص‬


َ ‫ َفِإذَا ق‬، ‫ يَ ْر َح ُم َك الل َّ ُه‬: ‫احبُ ُه‬ ُ ‫ َول ْيَقُ ْل ل َُه َأ ُخ‬، ‫ ال َْح ْم ُد لِل َّ ِه‬: ‫ِإ ذَا َع َط َس َأ َح ُدك ُْم َفل ْيَقُ ْل‬
‫يَ ْه ِديك ُُم الل َّ ُه َويُ ْصلِ ُح بَالَك ُْم‬
“Kalau kalian bersin, ucapkanlah, ‘Alhamdulillah’. Lalu orang yang mendengarnya mengucapkan
‘yarhamukallah (semoga Allah merahmatimu)’. Apabila ada yang mengatakan yarhamukallah padamu,
balaslah dengan ucapan ‘yahdikumullah wa yushlihu balakum (semoga Allah memberimu petunjuk dan
mebaguskan keadaanmu)’.
Di antara hak muslim terhadap muslim lainnya adalah menjenguk mereka tatkala mereka sakit.
Menghibur mereka. Dan menanyakan apa yang mereka butuhkan. Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam
bersabda,

ُ ‫اد َأ َخ‬
‫اه ال ُْم ْسلِ َم ل َْم يَ َز ْل ِفي ُخ ْرف َِة ال َْجن َّ ِة َحتَّى يَ ْرجِ َع‬ َ ‫ِإ نَّ ال ُْم ْسلِ َم ِإ ذَا َع‬
“Sesungguhnya seorang muslim ketika membesuk saudaranya muslim (yang sakit), dia sedang panen
di surga sampai dia pulang.” [HR. Muslim]
Selama ia membesuk saudaranya sesama muslim yang sedang sakit, ia sedang memanen buah-buah di
surga. Memetic kebaikan-kebaikannya. Mendapatkan keberkahannya dan kelezatannya. Hingga ia
pulang. Ini benar-benar karunia yang besar.
Hak muslim lainnya adalah memenuhi undangannya. Dalam Shahih Muslim terdapat hadits yang
diriwayatkan oleh Abu Hurairah radhiallahu ‘anhu, Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda,

‫ورسولَه‬
َ َ‫الدعو َة فقد عصى اهلل‬
َّ ‫ومن لم ُي ِج ِب‬
“Siapa yang tidak memenuhi undangan, maka dia telah bermaksiat kepada Allah dan Rasul-Nya.”
Dan lebih ditekankan lagi undangan pernikahan. Kemudian hak sesama muslim ini tidak terputus
dengan kematian. Bahkan setelah wafat pun mereka masih memiliki hak. Yaitu jenazahnya diurus dan
diiringi sampai dimakamkan.
Ayyuhal mukminun,
Bertakwalah kepada Allah. Jagalah hak-hak ini. Praktikkan ini di tengah masyarakat kita dan terus
menjaga hal tersebut.

‫اللهم أعنا على ذكرك وشكرك وحسن عبادتك‬,


‫ فاستغفروه؛ إنه هو الغفور الرحيم‬,‫ وأستغفر الله لي ولكم‬,‫أقول هذا القول‬.
Khutbah Kedua:

َ‫ َوَأ ْشهَ ُد َأ ْن اَل ِإل ٰـهَ ِإاَّل هللاُ َوحْ َدهُ اَل َش ِر ْيك‬،‫ضى‬ َ َ‫اَ ْل َح ْم ُد هَّلِل ِ َح ْمدًا َكثِيْراً طَيِّبا ً ُمب‬
َ ْ‫اركا ً فِ ْي ِه َك َما يُ ِحبُّ َربُّنَا َويَر‬
‫َأ َّما بَ ْع ُد‬. َ‫صحْ بِ ِه َأجْ َم ِع ْين‬ َ ‫ َوَأ ْشهَ ُد َأ َّن ُم َح َّمدًا َع ْب ُدهُ َو َرسُوْ لُهُ؛‬،ُ‫لَه‬
َ ‫صلَّى هللاُ َو َسلَّ َم َعلَ ْي ِه َو َعلَى آلِ ِه َو‬
‫ اِتَّقُوْ ا هللاَ تَ َعالَى‬:ِ‫ِعبَا َد هللا‬
Ibadallah,
Bertakwalah kepada Allah. Ketauhilah kadar minimal yang harus kita jaga dari hak saudara kita adalah
tidak mengganggu mereka. Dari Abu Dzar, ia pernah bertanya kepada Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa
sallam tentang amalan-amalan kebajikan. Lalu orang tersebut bertanya,

‫اس َفإ َِّنها صدق ٌة ِم ْنكَ َعلَى‬


ِ ‫الن‬ ُ ‫ ت‬: َ‫ْعمل؟ قَال‬
َّ ‫َك ُّف َش َّر َك َعن‬ ِ ‫ض ال‬
ِ ‫إن َض ُع ْف ُت َع ْن َب ْع‬
ْ ‫أيت‬َ ‫أر‬َ
ِ ‫َن‬
َ‫فسك‬
Aku bertanya lagi, “Wahai Rasulullah, apa pendapat anda bila aku tidak mampu melakukan sebagian
amalan?” Beliau menjawab, “Engkau tahan kejahatanmu (perbuatan jelekmu) dari orang-orang maka
hal itu merupakan sedekah darimu untuk dirimu.” [HR. al-Bukhari dan Muslim]
Apabila Anda tidak mampu menunaikan hak orang lain dan berbuat baik kepada mereka, maka
minimal yang perlu Anda jaga adalah jangan menyakiti dan mengganggu mereka. Baik dengan lisan
maupun anggota badan. Jangan hasad kepada mereka. Jangan meremehkan dan merendahkan mereka.
‫‪Jangan memandang mereka dengan pandangan yang buruk. Jangan mengganggu jiwa, harta, dan‬‬
‫‪kehormatan mereka. Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda,‬‬
‫حرام ما ُل ُه ِ‬
‫وع ْر ُض ُه و َد ُم ُه‬ ‫ٌ‬ ‫المسلم‬
‫ِ‬ ‫المسلم على‬
‫ِ‬ ‫كل‬
‫ُّ‬
‫”‪“Setiap muslim atas muslim lainnya haram diganggu harta, kehormatan, dan darahnya.‬‬
‫‪Bertakwalah kepada Allah. Bergaullah dengan orang-orang sebagaimana engkau senang diperlakukan‬‬
‫‪oleh orang lain. Karena hal ini menjadi sebab memasukkan seseorang ke dalam surga.‬‬

‫صلُّوا َعلَ ْي ِه َو َسلِّ ُموا تَ ْسلِيما ً‬ ‫ون َعلَى النَّبِ ِّي يَا َأيُّهَا الَّ ِذ َ‬
‫ين آ َمنُوا َ‬ ‫ُصلُّ َ‬
‫‪ِ .‬إ َّن هَّللا َ َو َماَل ِئ َكتَهُ ي َ‬
‫ك َح ِم ْي ٌد‬ ‫صلَّي َ‬
‫ْت َعلَى ِإب َْرا ِه ْي َم َو َعلَى آ ِل ِإ ْب َرا ِه ْي َم ِإنَّ َ‬ ‫صلِّ َعلَى ُم َح َّم ٍد َو َعلَى ِ‬
‫آل ُم َح َّم ٍد َك َما َ‬ ‫اَللَّهُ َّم َ‬
‫ك‬ ‫آل ِإ ْب َرا ِه ْي َم ِإنَّ َ‬
‫ت َعلَى ِإ ْب َرا ِه ْي َم َو َعلَى ِ‬ ‫ار ْك َ‬ ‫ار ْك َعلَى ُم َح َّم ٍد َو َعلَى ِ‬
‫آل ُم َح َّم ٍد َك َما بَ َ‬ ‫َم ِج ْي ٌد‪َ ،‬وبَ ِ‬
‫‪َ .‬ح ِم ْي ٌد َم ِج ْي ٌد‬

‫الد ْي َن‪ ،‬اَلل ّ ٰ ُه َ ّم ا ْن ُص ْر َم ْن َن َص َر ِد ْي َنكَ‬


‫الم ْس ِل ِم ْي َن‪ ،‬اَلل ّ ٰ ُه َ ّم ا ْن ُص ْر َم ْن َن َص َر ِ ّ‬
‫َام َو ُ‬ ‫اَلل ّ ٰ ُه َ ّم أَ ِع َ ّز ا ِإل ْسل َ‬
‫ك َت َابكَ َو ُس َ ّن َة َن ِب ِ ّيكَ ُم َح َ ّم ٍد َصلَّى اهللُ َعل َْي ِه َو َسلّ ََم‪ ،‬اَلل ّ ٰ ُه َ ّم ا ْن ُص ْر إ ِْخ َوا َن َنا ُ‬
‫الم ْس ِل ِم ْي َن‬ ‫َو ِ‬
‫كانٍ‬ ‫ك ِ ّل َم َ‬ ‫‪،‬الم ْس َت ْض َع ِف ْي َن ِفي ُ‬ ‫ُ‬
‫ك َما َر َ ّب َيا َنا ِص َغ ً‬
‫ارا‬ ‫َر َ ّب َنا اغْ ِف ْر َل َنا َو ِل َوا ِل َد ْي َنا َو ْ‬
‫ار َح ْم ُه َما َ‬
‫اما‬ ‫اج َع ْل َنا ِلل ُْم َ ّت ِق َ‬
‫ين إ َِم ً‬ ‫اج َنا َوذ ِ ُّر َيّا ِت َنا ق َ ُّر َة أَ ْع ُي ٍن َو ْ‬
‫َر َ ّب َنا َه ْب َل َنا ِم ْن أَ ْز َو ِ‬
‫ُوب َنا َب ْع َد ِإ ْذ َه َد ْي َت َنا َو َه ْب َل َنا ِم ْن ل َُد ْنكَ َر ْح َم ًة ۚ إ َ ِّنكَ أَ ْن َت ال َْو َ ّه ُ‬
‫اب‬ ‫َر َ ّب َنا لَا ت ُِز ْغ ُقل َ‬
‫َيا ُم َق ِلّ َب ال ُْقل ُْو ِب‪ ،‬ث ِ َّب ْت َق ْل ِب ْي َعلَى ِد ْي ِنكَ‬

‫اف َوال ِْغ َنى‬ ‫ال َلّ ُه َ ّم إ ِ ِّني أَ ْس َألُكَ ا ْل ُه َدى َو ُ ّ‬


‫الت َقى َوال َْع َف َ‬
‫الن ِار‬ ‫اآلخ َر ِة َح َس َن ًة َو ِق َنا َع َذ َ‬
‫اب َ ّ‬ ‫الد ْن َيا َح َس َن ًة َو ِفي ِ‬‫‪.‬ر َ ّب َنا آ ِت َنا ِفي ُ ّ‬ ‫َ‬

‫إن هللاَ يَْأ ُم ُر بِ ْال َع ْد ِل َواإْل حْ َس ِ‬


‫ان َوِإ ْيتَا ِء ِذي ْالقُرْ بَى ويَ ْنهَى َع ِن الفَحْ َشا ِء َو ْال ُم ْن َك ِر َوالبَ ْغ ِي‪،‬‬ ‫بَا َد هللاِ‪َّ ،‬‬
‫يَ ِعظُ ُك ْم لَ َعلَّ ُك ْم تَ َذ َّكر ُْو َن‪ .‬فَاذ ُكرُوا هللاَ ْال َع ِظ ْي َم يَ ْذ ُكرْ ُك ْم َولَ ِذ ْك ُر هللاِ َأ ْكبَ ُر‬

Anda mungkin juga menyukai