Khutbah I
سلِْينَ وَ َعلَى
َ شرَفِ اْل َأنْبِيَاءِ وَاْل ُم ْر
ْ سلَِّمْ َعلَى َأ
َ اَ َّللهُمََّ صَلَِّ َو.ُس ْوُلهُ َمنْ لَا نَبِيَّ َبعْدَه
ُ شهَدُ أَنَّ ُمحَمَّدًا عَبْدُهُ وَ َر
ْ وََأ،ُشرِيْكَ َله
َ َوَحْدَهُ ال
. َسِل ُم ْون
ْ ُِال وََأنْتُمْ م
َّ يَا أَُّيهَا النَّاسُ اتَّ ُقوْا اهللَ حَقَّ تُقَاِتهِ َولَا َت ُموْتُنَّ إ.ِبِسْمِ اهللِ الرَّ ْح َمنِ الرَّحِيْم
Hadirin jamaah Jumat rahimakumullāh,
Kami berwasiat kepada pribadi kami sendiri, juga kepada para hadirin sekalian, marilah kita tingkatkan takwa kita
kepada Allah subhânahu wa ta’âlâ dengan selalu menjalankan perintah-perintah-Nya dan menjauhi segala larangan-
larangan-Nya.
Hadirin jamaah Jumat rahimakumullāh,
Di tengah krisis multidimensi yang menimpa bangsa kita ini, mulai dari krisis moral, krisis ideologi, krisis ekonomi,
dan lain sebagainya, marilah renungkan firman Allah berikut ini:
سرًا
ْ ُسرِ ي
ْ ُ إِنَّ مَعَ اْلع، سرًا
ْ ُسرِ ي
ْ َُفإِنَّ مَعَ اْلع
Artinya:
“Sesungguhnya bersama kesulitan, ada kemudahan. Sesungguhnya bersama kesulitan, ada kemudahan.”
(QS As-Syarh/94: 5-6)
1
Di ayat ini, Allah mengulangi tentang kebersamaan antara kesulitan pasti akan ada kemudahan, itu pasti. Bahkan
Allah mengulangi sampai dua kali. Kita tidak boleh meragukan firman Allah ini. Dalam sebuah hadits qudsi, sebagaimana
yang diriwayatkan oleh Ibnu Abbas radliyallâhu anh, Allah berfirman:
Maksudnya, jika kita tidak yakin bahwa Allah bisa menyelesaikan masalah kita, maka masalah kita pun tidak akan
kelar. Apabila kita yakin bahwa Allah bisa menyelesaikan urusan kita yang menurut ukuran kita itu sangat rumit, Allah
pun akan menyelesaikan problem tersebut dengan skenarionya yang indah.
Maka yang patut kita panjatkan kepada Allah bukan kalimat “Ya Allah, masalahku sungguh besar.” Bukan. Namun,
dengan kalimat “Hai masalah! Allah-ku Maha Besar.” Seberapa besar masalah kita, Allah lebih agung daripada masalah
kita.
سرًا
ْ ُجرٍ لَ َطلََبهُ الْيُسْرُ حَتَى يَدْخُلَ َعلَْيهِ وَلنْ َي ْغلِبَ عُسْرٌ ي
ْ سرُ فِيْ ُح
ْ ُوَالَّذِيْ نَفْسِيْ بِيَدِهِ َلوْ كَانَ اْلع
Artinya:
“Demi Allah, seandainya kesulitan, keterpurukan, kegagalan itu berada dalam suatu lubang, pasti kemudahan akan
mencarinya hingga bisa merangsek masuk. Dan kesulitan tidak akan bisa mengalahkan kemudahan. Dalam arti,
kemudahan pasti akan menang.”
Mari kita bangun optimisme, sembari sambil membenahi kekurangan-kekurangan yang ada pada diri kita, kita
evaluasi sikap kita, kinerja kita, dengan tetap mengutamakan doa, munajat kepada Allah subhânahu wa ta’âlâ yang rajin,
shalat malam, supaya masalah kita diselesaikan oleh Allah dengan cara-Nya yang indah, insyaallah kita akan diberikan
jalan keluar dari aneka krisis tersebut.
Rasulullah shallalâhu alaihi wa sallam bersabda :
2
َِأفْضَلُ اْلعِبَادَةِ ِإنْتِظَارُ الْ َفرَج
Artinya:
“Sebaik-baik ibadah adalah menanti kegembiraan.”
Yang dimaksud Rasulullah shallalâhu alaihi wa sallam kira-kira adalah optimisme menyambut datangnya
kebahagiaan itu merupakan ibadah yang agung. Bagaimana kalau tidak agung apabila semua umat muslim di muka bumi
ini berputus asa, tidak ada yang mau berusaha. Padahal putus asa merupakan suatu hal yang harus kita hindari. Lawan
kata putus asa adalah optimisme, keyakinan yang tangguh.
Pesan Nabi Ya’qub kepada anak-anaknya yang disebutkan dalam al-Quran:
ََولَا تَْي َأسُوا ِمنْ رَ ْوحِ ا َّللهِ ِإَّنهُ لَا يَْي َأسُ ِمنْ رَ ْوحِ ا َّللهِ ِإلَّا الْقَوْمُ اْلكَاِفرُون
Artinya:
“Janganlah kalian berputus asa dari rahmat Allah. Sesungguhnya yang berputus asa dari rahmat Allah, hanyalah
orang-orang kafir.”
(QS Yusuf/12: 87)
Dengan demikian, ada beberapa pelajaran yang perlu kita petik dari khutbah kali ini: Pertama, semua orang akan
dipenuhi rasa jika tidak sedang bahagia, maka dia sedang berduka. Jika bahagia, sikapnya harus bersyukur, jika berduka
harus bersabar.
Kedua, berdoa atau memohon kepada Allah dengan penuh optimisme itu sangat penting.
Dalam cerita Nabi Yunus saat dia ditelan oleh ikan, berkat doa yang ia panjatkan, Allah kemudian mengabulkan.
Dzin Nun atau yang terkenal dengan nama Nabi Yunus pun akhirnya bisa keluar dari perut ikan. Sabda Rasulullah yang
diriwayatkan oleh Said bin Abi Waqash adalah:
ْ ُلَمْ يَ ْدعُ ِبهَا رَجُلٌ م. َ لَا إَِلهَ ِإلَّا َأنْتَ سُْبحَانَك َِإنِّيْ كُنْتُ ِمنَ الظَّاِلمِْين:ِح ْوت
ٌسلِم ُ دَ ْعوَةُ ذِي ا ُّلن ْونِ إِذَا دَعَا رََّبهُ وَ ُهوَ فِيْ بَ ْطنِ اْل
Ketiga, pentingnya berhusnudhan kepada Allah ta’âlâ. Berprasangka baik merupakan kunci kebahagiaan.
Keempat, bagi orang yang sedang dirundung duka, penuh cobaan hidup, hendaknya memperbanyak dzikir, doa,
dan bertaubat kepada Allah.
Semoga kita tergolong orang-orang yang diberikan anugerah bisa mensyukuri aneka macam nikmat Allah. Andai
saja kita diberi cobaan, semoga kita dianugerahi sabar dan optimisme serta pribadi yang selalu dekat kepada Allah baik
dalam keadaan suka maupun duka.
. إنه هو الرب التواب الرؤوف الرحيم. وجعلين واياكم مبا فيه من اآليات والذكر احلكيم،بارك اهلل ىل ولكم فى القرأن العظيم
3
Khutbah II
صَلَّى اهللُ َعلَْيهِ َوسَلِّمْ وَ َعلَى آلِ سَيِّدِناَ ُمحَمَّدٍ وَ َعلَى َانْبِيآئِكَ وَ ُرسُلِكَ َومَآلِئ َكةِ ْاملُقَرَّبِْينَ وَارْضَ ا َّللهُمَّ َعنِ اْ ُخللَفَاءِ الرَّاشِدِْينَ أَبِى
لصحَاَبِة وَالتَّاِبعِْي َن وَتَاِبعِي التَّاِبعِْينَ َلهُمْ ِباِحْسَانٍ ِالَىَيوِْم الدِّْي ِن وَارْضَ عَنَّا َم َعهُمْ ِبرَ ْحمَتِكَ يَا
ِيِة ا َّ
َب ْك ٍر وَ ُعمَر وَعُْثمَان وَ َعلِى وَ َعنْ بَقَّ
شرِكِيْنَ
لشرْكَ وَْاملُ ْ
سِلمِْينَ وَأَذِلَّ ا ِّ
سِلمَاتِ اَالَحْيآءُ مِْنهُمْ وَاْ َالْموَاتِ اللهُمَّ أَعِزَّ اْ ِإلسْالَمَ وَْاملُ ْ
سِلمِْينَ وَْاملُ ْ
َاللهُمَّ اغِْفرِْلْل ُم ْؤمِنِْينَ وَْا ُمل ْؤمِنَاتِ وَْاملُ ْ
لدنْيَا حَسََنةً َوفِيْ اْآل ِخرَةِ حَسََنةً َوقِنَا عَذَابَ النَّارِ .رَبَّنَا َظَلمْنَا َانْفُسَنَا
عآمةً يَا رَبَّ ْالعَاَلمِْينَ .رَبَّنَا آتِناَ فِيْ ا ُّ
سِلمِْي َن َّ
ْالُبلْدَانِ ْاملُ ْ
سرِْينَ .عِبَادَاهللِ ! إِنَّ اهللَ َي ْأ ُم ُرنَا ِب ْالعَدْ ِل وَاْ ِإلحْسَا ِن وَإِيْتآءِ ذِي ْال ُقرْبىَ ويَْنهَى عَ ِن
وَاإنْ لَمْ َتغِْفرْ لَنَا وََترْ َحمْنَا لََن ُك ْونَنَّ ِمنَ اْخلَا ِ
4