di timur Indonesia, Islam di Sulawesi cepat berkembang seperti di daerah-daerah lain.
Berikut ini adalah sejarah masuk dan
berkembangnya Islam di Sulawesi Masuknya Islam di Sulawesi tidak terlepas dari peranan Sunan Giri di Gresik. Hal ini karena Sunan Giri menyelenggarakan pesantren yang didatangi oleh santri dari luar Jawa, seperti Ternate dan Hitu. Disamping itu, beliau mengirimkan murid- muridnya ke Madura, Sulawesi, dan Nusa Tenggara. Pada abad ke-15, yaitu pada masa pemerintahan Raja Gowa ke- 12 bernama I Monggorai Dg Mammeta Karaeng Bonto Langkasa Tunijallo (1565-1590) dialah yang memberikan fasilitas bagi para pedagang- pedagang muslim untuk bermukim di sekitar istana kerajaan. Para pedagang juga diberi kemudahan untuk mendirikan masjid di Kampung Mangallekana. Ini merupakan masjid tertua yang pernah berdiri di Sulsel. Khatib Sulaiman yang menyebarkan Islam di Tanah Luwu berhasil mengislamkan Datu Luwu La Patiware Dg Parrebung, kemudian diberi gelar Sultan Muhammad. Khatib Sulaeman menyebarkan agama lebih menekankan pada pengetahuan tauhid, yang diajarkan kepada masyarakat yang berkaitan pada kepercayaan Dewa Seuwae. Sebagai ganti Dewa Seuwae masyarakat diajarkan untuk mempercayai adanya Allah SWT. Khatib Suleman meninggal di Luwu Utara dan dimakamkan di Desa Patimang sehingga juga disebut Dato Patimang. Pengaruh Islam semakin kuat setelah Malaka direbut oleh Portugis pada tahun 1511 M. Setelah jatuhnya Malaka ketangan Portugis, semakin banyak kerajaan Islam di Pulau Jawa dan sekitarnya. Kerajaan di pesisir pantai di Pulau Jawa, Kalimantan, Sulsel dan Maluku mulai berinteraksi dengan pedagang- pedagang Melayu yang beragama Islam. Berdirinya kerajaan-kerajaan di pesisir Pulau Jawa sekitar tahun 1500-1550 M berlangsung secara bertahap dan didahului oleh proses islamisasi yang berkesinambungan di kalangan masyarakat. WASSALAMUALAIKUM ….